KAJIAN SEMIOTIKA PAKAIAN ADAT PONORAGAN (PAKAIAN WAROK PONOROGO)
SKRIPSI
Oleh : AGUNG NURDIANTO 07340039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011
KAJIAN SEMIOTIKA PAKAIAN ADAT PONORAGAN (PAKAIAN WAROK PONOROGO)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Derajat Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh : AGUNG NURDIANTO 07340039
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA DAN DAERAH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG 2011
i
LEMBAR PERSETUJUAN
Skripsi yang berjudul “Kajian Semiotika Pakaian Adat Ponoragan (Pakaian Warok Ponorogo) ” ini telah disetujui oleh Dosen Pembimbing pada tanggal 11 April 2011.
Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Arif Budi Wurianto, M.Si.
Drs. Joko Widodo, M.si.
ii
LEMBAR PENGESAHAN
Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Pendidikan Bahasa dan Seni Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Diajukan untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Tanggal 2 Mei 2011
Mengesahkan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang Dekan,
Drs. H. Fauzan, M.Pd.
Dewan Penguji, 1. Drs. Sudjalil. M.Si., M.Pd.
(
)
2. Purwati Anggraini. S.S., M.Hum.
(
)
3. Drs. Joko Widodo, M.Si.
(
)
4. Dr. Arif Budi Wurianto, M.Si.
(
)
iii
SURAT PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama NIM Program studi Jurusan Fakultas
: Agung Nurdianto : 07340039 : Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah : Pendidikan Bahasa dan Seni : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
Dengan ini menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa: 1. Tugas akhir dengan judul “Kajian Semiotika Pakaian Adat Ponoragan (Pakaian Warok Ponorogo)” adalah hasil karya saya dan dalam naskah tugas akhir ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik disuatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, baik sebagian ataupun kesdeluruhan, kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam sumber kutipan dan daftar. 2. Apabila ternyata didalam naskah tugas akhir ini dibuktikan terdapat unsurunsur PLAGIAT, saya bersedia TUGAS AKHIR INI DIGUGURKAN dan GELAR AKADEMIK YANG SAYA PEROLEH DIBATALKAN, serta diproses sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. 3. Tugas akhir ini dapat dijadikan sumber pustaka yang merupakan HAK BEBAS ROYALTI NON EKSKLUSIF. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya untuk digunakan sebagaimana mestinya.
Malang, 11 April 2011 Yang Menyatakan,
Agung Nurdianto
iv
MOTTO DAN PESEMBAHAN Belajar adalah seni, aku belajar kreatif penuh suka cita Belajar adalah ibadah, aku belajar serius penuh kecintaan Belajar adalah aktualisasi, aku belajar keras penuh semangat Belajar adalah amanah, aku belajar benar penuh tanggung jawab Belajar adalah rahmat, aku belajar tulus penuh syukur
Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada orangorang yang selalu memberikan kasih sayang…
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur Alhamdulillah penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan Rahmat, Taufik, Karunia, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga penilis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang judul ”Kajian Semiotika Pakaian Adat Ponoragan (Pakaian Warok Ponorogo)”. Sholawat serta salam semoga senantiasa terlimpahkan terhadap junjungan Nabi Muhammad SAW, yang telah menunjukkan jalan terang dan senantiasa dinantikan syafaatnnya nanti di yaumul qiyamah. Penulis menyadari, skripsi yang disusun bukan merupakan suatu yang instant melainkan buah dari suatu proses yang relatif panjang. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang. Penulis sadar, bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, baik bantuan yang berupa moril maupun spritiuil yang penulis dapat. Penulis menyampaikan rasa terima kasih dan rasa hormat atas segala bimbingan, pengarahan, serta dorongan yang telah diberikan kepada: 1.
Dr. Muhadjir Effendy, M.AP., selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang.
2.
Drs. H. Fauzan M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang
3.
Dr. Arif Budi Wurianto, M.Si., selaku pembimbing I yang tak kenal lelah untuk selalu memberikan bimbingan, arahan, penjelasan, masukan, saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran.
4.
Drs. Joko Widodo, M.Si., selaku pembimbing II yang juga telah banyak memberikan bimbingan, penjelasan, masukan, saran dan motivasi dalam penyusunan skripsi ini dengan penuh kesabaran.
5.
Drs. Djoko Asihono., selaku dosen wali yang telah memberikan bimbingan dan motivasi kepada penulis selama perjalanan menempuh studi.
vi
6.
Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Malang yang telah mentransfer ilmu yang sangat bermanfaat sebagai bekal untuk melanjutkan pengembaraan intelektual.
7.
Ibunda tercinta Siti Ruliyah, yang telah mengorbankan segalanya untuk mendidik, merawat, menjaga, dan membesarkan anakmu ini dengan penuh kasih sayang yang begitu tulus sampai saat ini. Maafkan anakmu jika selama ini banyak berbuat kesalahan, anakmu ini tidak akan mampu membalas semua apa yang telah engkau berikan.
8.
Ayahnda tercinta Wijiyanto, yang telah mencurahkan perhatian untuk mendidik, merawat menjaga, dan membesarkan anakmu ini dengan penuh kasih sayang yang begitu tulus sampai saat ini. Maafkan anakmu ini jika selama ini banyak berbuat kesalahan, anakmu ini tidak akan mampu membalas semua apa yang telah engkau berikan.
9.
Adik yang tersayang Alvina Rahma Fitria jadilah anak yang saleha. Belajarlah setinggi mungkin. Kakak menyayangimu.
10. Semua saudara dan keponakan, yang telah memberikan semangat dan motifasi untuk belajar. 11. Sahabat-sahabat terbaik (Mas Bayu, Mas Fian, Mas Aril, Mas Pras, Mbak Mala, Mbak Fenti, Mbak Rizky, Mbak Vina, Mbak Titik) dan seluruh temanteman tercinta Jurusan Bahtera ‘A angkatan 2007 yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan motifasi, pengalaman luar biasa serta membagi kebahagiaan, serta turut andil dalam penulisan skripsi ini. Maafkan segala kekurangan dan kelalaianku selama kita bersama. Kalian semua luar biasa. 12. Bapak–bapak dan mas-mas di PSG Rayon 44 UMM terimakasih telah memberikan kesempatan untuk belajar bersama dari pengalaman yang sangat luar biasa. 13. Teman-teman fungsionaris HMJ BAHTERA, Periode 2009-2010, terimakasih atas kerjasamanya.
vii
14. Teman-teman KKN 06 2010, dan teman-teman PPL SMA N 1 Malang 2010 kita adalah tim yang terhebat. 15. Seseorang yang pernah singgah dalam palung hatiku, terimakasih telah mengajarkan arti cinta dan kesetiaan. 16. Teman-teman Alumni MAN 1 Ponorogo 17. Teman-teman di jalan Margo Basuki 54 B (Mas Andi, Mas Pri, Mas Iwan, Alif, Dimas dst) trimakasih telah menjadikan aku bagian dari keluarga di Malang. 18. Teman-teman baru yang telah memberi warna dan pengetahuan baru, 19. Semua pihak-pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu secara tidak langsung membantu penulis dalam menyusun skripsi ini. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi penulisan selanjutnya, karena tanpa saran dan kritik tidak akan mungkin mencapai kesempurnaan. Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari Allah SWT. Akhir kata penulis mohon maaf apabila masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan,. Amin
Malang, 11 April 2011 Penulis,
Agung Nurdianto
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................
ii
LEMBAR PENGESAHAN .........................................................................
iii
SURAT PERNYATAAN ............................................................................
iv
MOTTO DAN PESEMBAHAN .................................................................
v
KATA PENGANTAR .................................................................................
vi
DAFTAR ISI ...............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .......................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiii
DAFTAR BAGAN ......................................................................................
xiv
ABSTRAK ...................................................................................................
xv
GLOSARIUM ............................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................
10
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................
11
1.4
Manfaat Penelitian.............................................................................
11
1.5
Penegasan Istilah ...............................................................................
12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ....................
14
2.1
Konsep-Konsep Penelitian.................................................................
14
2.1.1 Konsep Kebudayaan ................................................................
14
2.1.2 Konsep Budaya Etnik dan Sub Etnik ........................................
15
2.1.3 Konsep Pakaian Adat sebagai Aspek Budaya ............................
17
2.1.4 Konsep Budaya Ponoragan .......................................................
19
2.1.5 Konsep Folklor .........................................................................
21
2.1.5 Tinjauan Penelitian Terdahulu ..................................................
24
ix
2.2
Landasan Teori..................................................................................
25
2.2.1 Konsep Semiotika Pierce ..........................................................
25
2.2.2 Semiotika Budaya .....................................................................
27
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................
31
3.1
Paradigma Penelitian .........................................................................
31
3.2
Metode Penelitian ..............................................................................
32
3.3
Lokasi Penelitian ...............................................................................
34
3.4
Data dan Sumber Data Penelitian ......................................................
35
3.4.1 Data Penelitian ........................................................................
35
3.4.2 Sumber Penelitian .....................................................................
35
Teknik Penelitian ..............................................................................
37
3.5.1 Teknik Pengumpulan Data ........................................................
37
3.5.2 Teknik Pengolahan Data ...........................................................
39
3.5.3 Teknik Keabsahan Data ............................................................
39
BAB 1V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ...................................
42
3.5
4.1 Bentuk Pakaian Adat Ponoragan (Icon, Indeks, Simbol) sebagai Identitas Sub Kultur Ponorogo Jwa Timur ..............................
42
4.2 Fungsi Pakaian Adat Ponoragan (Ekonomi, Sosial, Budaya) bagi Masyarakat Sub Kultur Ponorogo Jawa Timur..............................
80
4.3 Temuan Makna Semiotis Pakaian Adat Ponoragan sebagai Identitas Sub Kultur Ponorogo Jawa Timur (religius, sosial dan estetik) ..................................................................
89
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................
95
5.1
Kesimpulan .......................................................................................
95
5.2
Saran ................................................................................................
97
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................
99
LAMPIRAN ................................................................................................
101
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Trikotomi Ikon/Indeks/Simbol Peirce ............................................
26
Tabel 3.1Teknik Penelitian ...........................................................................
40
Tabel 4.2 Klasifikasi Data Pakaian Adat Ponoragan .....................................
51
xi
DAFTAR GAMBAR
4.1 Pakaian Priyayi/kebesaran Wong (orang) Ponorogo ................................
43
4.2 Pakaian Keseharian Wong (orang) Ponorogo ..........................................
44
4.3 Pakaian Penari Kolor Sakti ......................................................................
46
4.4 Pakaian Warok Muda ..............................................................................
47
4.5 Pakaian Warok Tua .................................................................................
48
4.6 Hem dan Rompi Putih ............................................................................
52
4.7 Koloran ...................................................................................................
53
4.8 Baju wakthung ........................................................................................
54
4.9 Chinde warna merah ...............................................................................
55
4.10 Stagen ..................................................................................................
55
4.11 Iket Modhang ........................................................................................
56
4.12 Baju penadhon ......................................................................................
57
4.13 Kaos Putih.............................................................................................
58
4.14 Udheng Gadhung Melati Mondholan.....................................................
59
4.15 Sabuk othok ..........................................................................................
60
4.16 Teken/tongkat .......................................................................................
61
4.17 Jarit latar ireng ......................................................................................
64
4.18 Srempang ..............................................................................................
66
4.19 Keris Gabelan .......................................................................................
67
4.20 Sandal Kosek ........................................................................................
68
4.21 Jam Kantong ........................................................................................
69
4.22 Epek Timang .........................................................................................
73
4.23 Kegiatan Budaya pada bulan Suro .........................................................
87
4.24 Pakaian Adat Ponoragan yang digunakan dalam Pernikahan .................
88
xii
DAFTAR BAGAN
Bagan 4.1 Simpulan Icon Pakaian Adat Ponoragan .......................................
62
Bagan 4.2 Simpulan Indeks Pakaian Adat Ponoragan ....................................
70
Bagan 4.3 Simpulan Simbol Pakaian Adat Ponoragan ..................................
79
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Panduan Wawancara .................................................................. 101 Lampiran 2 Data Informan Penelitian............................................................
102
Lampiran 3 Data Hasil Wawancara ...............................................................
109
Lampiran 4 Data Legenda ............................................................................ 121 Lampiran 5 Data Gambar .............................................................................. 140
xiv
ABSTRAK Agung Nurdianto, 07340039 “Kajian Semiotika Pakaian Adat Ponoragan (Pakaian Warok Ponorogo)”. Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Malang. Pembimbing (1) Dr. Arif Budi Wurianto, M.Si (2) Drs. Joko Wododo, M.Si. Kata kunci : Semiotika, Pakaian Adat Penelitian ini dilatarbelakangi oleh keunikan pakaian adat Ponorogo yang mempunyai ciri khas yang berbeda dengan pakaian adat di Jawa pada umumnya. Pakaian adat Ponorogo disebut dengan pakaian Warok. Keberadaan pakaian adat Ponorogo mempunyai nilai semiotis. Keunikan tersebut yang menjadi ketertarikan peneliti untuk melakukan penelitian. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi (1) bentuk pakaian adat ponoragan (Icon, Indeks, Simbol) sebagai identitas sub kultur Ponorogo Jawa Timur (2) fungsi pakaian adat Ponoragan (ekonomi, sosial, politik, budaya) bagi masyarakat sub kultur Ponorogo Jawa Timur (3) temuan makna dalam pakaian adat Ponoragan (religius, sosial, estetik) sebagai identitas sub kultur Ponorogo Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan paradigma etnometodologi yang menggunakan dunia akal sehat dari kehidupan sehari-hari. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan metode penelitian deskriptif. Peneliti menganalisis data yang berupa kata-kata dan pernyataan informan maupun dokumentasi yang terkait dengan pakaian adat Ponoragan. Adapun data dalam penelitian ini yaitu bagian-bagian terperinci dari pakaian adat Ponoradan mulai penutup kepala sampai alas kaki. Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pakaian adat Ponoragan atau pakaian Worok tidak hanya sekedar pakaian yang berfungsi sebagai penutup badan tetapi mempunyai strata, fungsi dan makna yang mendalam. Ragam pakain adat Ponoragan mempunyai staratifikasi sosial sebagai penanda kedudukan pemakainya yang terbagi menjadi (1) berdasarkan stratifikasi sosial dalam masyarakat Ponorogo (2) versi pemerintahan daerah Ponorogo (3) pakaian adat Ponoragan pada masa kerajaan Bantarangin. Setiap kelengkapan pakaian adat Ponorogo mulai dari penutup kepala hingga alas kaki mempunyai icon, indeks dan simbol sebagai falsafah hidup masyarakat Ponorogo. Filosofis yang terkandung berupa ajaran-ajaran kebaikan dan kesopanan yang diambil dari karakteristik seorang Warok sebagai identitas masyarakat Ponorogo. Pakaian adat Ponoragan mempunyai multifungsi yaitu ekonomi sebagai cindra mata yang dapat menjadi peluang usaha, sosial sebagai interaksi dengan keluarga, masyarakat, dan pemerintah daerah, politik sebagai media pemerintah daerah untuk membangun Ponorogo dan budaya sebagai pelestaraian dan penanaman nilai-nilai kearifan lokal. Pakaian adat Ponorogo juga mempunyai makna religius terkait dengan hubungan manusia dengan Sang Pencinpta, sosial untuk menanamkan nilai-nilai etika serta estetik yang mempunyai nilai keindahan, kebesaran dan kemuliaan.
xv
ABSTRACT Agung Nurdianto, 07340039 “Semiotic view of Ponorogo Custom Dress (Warok Ponorogo Dress). Indonesia and Regional Language Education Literature Study Program. Faculty of Education and Teacher Training. University of Muhammadiyah Malang. Advisors: (1) Dr. Arif Budi Wurianto, M.Si (2) Drs. Joko Wododo, M.Si. Keywords: Semiotic, Custom dress This research based on the uniqueness of Ponorogo Custom Dress which has different characteristic with common Java Custom dress. Ponorogo custom dress called as Warok Dress. The existence of Ponorogo Custom dress had semiotic value. The uniqueness made the researcher got interested in doing research. The research aimed to identify: (1) Ponorogo custom dress form (Icon, Index, Symbol) as sub culture identity of Ponorogo region, East Java; (3) Ponorogo custom dress function (economic, social, politic, culture) as sub culture identity of Ponorogo region, East Java; (3) meaning found in Ponorogo custom dress (religious, social, aesthetic as sub culture identitiy of Ponorogo region, East Java The research used etnomethodology which used senses from daily life. Approach used in this research were qualitative with descriptive research method. The writer analyzed data consisted of words and informer statement or documentation related with Ponorogo custom dress. Data in this research were detail part of Ponorogo custom dress from hat to shoe. The research showed that Ponorogo custom dress or Warok was not only a body-cover dress, but had social stratification as signs for the user, divided into: (1) according to social stratification of Ponorogo people; (2) Ponorogo regional government version; (3) Ponorogo custom dress in Bantarangin Kingdom era. All the equipment of Ponorogo custom dress from hat to shoe had icon, idex and symbol as philosophy of Ponorogo society. Philosophy included were good morality and politeness tken from Warok characters as Ponorogo people identity. Ponorogo custom dress has multifunction, in economic as souvenir to be business chance, social as interaction with family, society, and regional government, politic as government regional government media to build Ponorogo and culture as reservation and local wisdom value. Ponorogo custom dress also has religious meaning related with human relations with The Creator, social meaning to plant aesthetical value which has beauty, greatness, and glory.
xvi
GLOSARIUM
Agung
:
Besar
Baju penadhon
:
Baju yang menyerupai baju taqwa dengan warna hitam dan aksen merah.
Baju wakthung
:
Baju dengan model berlubang dibagian belakang bawah yang berfungsi untuk tempat keris
Chinde warna merah
:
Kain ubet yang berwarna merah
Epek Timang
:
Ikat pinggang yang dibuat dari kain bludru warna hitam dihiasai dengan monte warna kuning emas
Elok
:
Indah
Gadung Melathi
:
Motif batik pada ikat kepala
Iket Modhang
:
Ikat kepala warna coklat yang dikenakan oleh warok tua
Jalal
:
Kemuliyaan
Jam Kantong
:
Jam berbentuk bulat dimasukkan ke dalam saku atas yang rantai pengikatnya pada lubang buah baju bagian atas
Jarit latar ireng
:
Kain bermotif batik dengan warna dasar hitam, dengan guratan/corak warna coklat sedangkan motif batik tidak ditentukan
Jingkrak-jingkrak
:
Melompat-lompat
Keris Gabelan
:
Senjata berbentuk keris yang bagian atas rangkanya berbentuk pendek dan tumpul dan berasal dari desa gabel.
Koloran
:
Benang katun (lawe) berwarna putih yang dikepang ,sepanjang2 meter dengan garis tengah kurang lebih 3 cm kedua unjungnya benang terurai.
Mondholan
:
Bentuk mengepal pada iket kepala
xvii
Priyayi
:
Kaum bangsawan, golongan ningrat
Reyog
:
Kesenian yang berbentuk kepala harimau dan dadak merak dengan iringan tari dan gamelan asli ponorogo
Sabuk othok
:
Ikat pinggang yang terbuat dari kulit berwarna hitam, lebar kurang lebih 10 cm
Sandal Kosek
:
Alas kaki berbentuk jepit/srampat yang terbuat dari kulit
Sangkan paraning dumadi
:
Tuhan (Sumber dari segala sesuatu).
Srawung
:
Bergaul atau berinteraksi
Srempang
:
Kelengkapan pakaian adat Ponoragan yang terbuat
dari
kulit
berwarna
hitam
yang
mempunyai fungsi sebagai tempat senjata berupa keris. Stagen
:
Kain ubet yang mempunyai warna coklat lereng (bergaris-gari) putih, panjang kurang lebih 4 meter dan lebar 10 cm
Teken
:
Tongkat yang teruat dari bahan kayu / bambo
Udheng
:
Ikat kepala
Warok
:
Tokoh masyarakat yang dituakan khususnya dalam paguyuban reyog. Seorang warok juga tokoh yang disegani oleh masyarakat
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Taufik. (2005). Sejarah Lokal di Indonesia. Yogyakarta: Gadja Mada University. Amier, Petro. 2010. Kumpulan Penelitian Sejarah. (Online) (file://localhost/I:/sktipsi%202/sejarah-pakaian-adat-tolaki.html) diakses pada tanggal 12 Febuari 2011. Aminuddin. 1988. Semantik: Pengantar Studi tentang Makna. Bandung: Sinar Baru. Barth, Fredrik. 1988. Kelompok Etnik dan Batasanya. Jakarta : Universitas Indonesia Press Condronegoro, Mari S. 1995. Busana Adat Kraton Yogyakarta. Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nusantara. Danadjaja, James. 1986. Folklor Indonsia. Jakarta : Utama Grafiti. Dewantara, Ki Hajar. 1994. ”Kebudayaan”. Penerbit Majelis Luhur Persatuan Tamansiswa; Yogyakarta. Endraswara, Suwardi. 2009. Metodologi Penelitian Folklor. Yogyakarta: Media Pressindo. Furchan, Arief. 1992. Pengantar Metode Penelitian Kualitatif. Surabaya : Penerbit Usaha Nasional. Hartoto. 11 April 2009. Penelitian Deskriptif. (Online) (http://www.penalaranunm.org/index.php/component/?taks=user.profile danuser=70) diakses pada tanggal 12 Febuari 2011. Hasiymi, Ali. 29 Januari 2008. Dasar-dasar Penelitian, (Online) (file://localhost/D:/My%20Documents/data%20skripsi/konsep-konsepdasar-penelitian-bagian-1.html) diakses pada tanggal 12 Febuari 2011. Hussin, Sabree. 03 Febuarai 2011. Konsep-konsep Asas Hubungan Etnik, (Online) (http:// hubungan etnik.blogspot.com/search/label/konsep-konsep asas hubungan etnik) diakses pada tanggal 12 Febuari 2011. Kamal P, Musthafa. Dkk. 2000. Ilmu Budaya Dasar. Yogyakarta : Citra Karsa Mandiri. Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Radar Jaya Offset.
99
100
Maleong, Lexy. 2004. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung PT Remaja Rosdakarya Pateda, Mansoer, Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta. Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Ponorogo.2004 , Pedoman Dasar Kesenian Reog Ponorogo dalam Pentas Budaya Bangsa. Prasetijo, Adi.01 April 2008. Konsep Kebudayaan menurut Greertz, (Online). (http//prasetijo.wordpress/2008/04/01/konsep-kebudayaan-menurutgreertz ) diakses pada tanggal 12 Febuari 2011. Purba, Amir. 2006, Pengantar Ilmu Komunikasi. Medan : Pustaka Press. Sachari, Agus. 2005. Pengantar Metodologi Penelitian Budaya Rupa. Jakarta: Erlangga Sobur, Alex. 2004. Semiotika Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya. Stiyono, Eko.2007. Simbolisme dalam Ukiran Gunungan ”Kayon” Wayang Kulit (telaah Semiotika Budaya). Malang: Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP-UMM Sutarto, Ayu dan Setia Yuana S. 2004, Pendekatan Kebudayaan dalam Pembangunan Provinsi Jawa Timur. Surabaya: Kelompok Peduli Budaya dan Wisata daerah Jawa Timur.