KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
UNIVERSITAS SURABAYA LEMBAGA PENELITIAN
Kajian Semester Sisipan Universitas Surabaya oleh : Sugata Pikatan
Proyek Pusbangdaya No : IS-97315 Surat Tugas No : 15/ST-315/Pusbangdaya/VIII/1997
Abstrak : Universitas Surabaya sudah memutuskan untuk membuka program semester sisipan. Kajian pelaksanaannya dilakukan terhadap berbagai macam aspek. Hal penting yang dapat disimpulkan adalah bahwa semester sisipan lebih baik dilaksanakan di antara semester genap-gasal ditinjau dari efektivitas pembelajaran dan efisiensi pengelolaannya karena dapat dilakukan secara terpadu dengan semester normal.
Oktober 1997
i
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
ii
DAFTAR ISI Judul
i
Daftar Isi
ii
Pengantar
iii
BAB I
BAB II
BAB III
Kajian pada aspek jenis matakuliah, kemampuan dan beban mahasiswa
1
I.1. Aspek jenis matakuliah dan kemampuan mahasiswa
1
I.2. Aspek beban mahasiswa
2
Kajian pada aspek kalender akademik
4
II.1. Umum
4
II.2. Penjadwalan kuliah
5
II.3. Alternatif
6
Kajian pada aspek sarana pendukung
9
III.1. Aspek kapasitas kelas
9
III.2. Aspek dosen pengajar III.2.1. Beban mengajar
9
III.2.1. Keterkaitan dengan jadwal evaluasi
9
III.3. Aspek biaya operasional dan kompensasi BAB IV
BAB V
10
Desain teknis beberapa alternatif IV.1. Semester sisipan genap gasal
11
IV.2. Semester sisipan gasal genap
14
Kesimpulan dan saran
16
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
iii
PENGANTAR
Universitas Surabaya telah memutuskan untuk menyelenggarakan semester sisipan (tersip) di antara dua semester formal di dalam satu tahun akademik. Tujuan diadakannya tersip ini adalah bagai badik bermata dua : 1. dalam jangka pendek : membantu mahasiswa lemah agar dapat sesegera mungkin mengulang matakuliah yang gagal pada semester-semester sebelumnya. 2. dalam jangka panjang : membantu mahasiswa cerdas agar dapat lulus lebih cepat daripada waktu normal. Keputusan ini tentu saja memerlukan desain teknis pelaksanaan, terutama dari segi administrasinya, yang harus dikaji secara terinci dan hati-hati mengingat tersip ini merupakan aktivitas baru di lingkungan Universitas Surabaya. Hal yang harus digarisbawahi di sini adalah bahwa definisi semester yang sudah baku tetap berlaku dalam program tersip ini, yakni tersip harus mencakup siklus kegiatan akademik baku (kuliah dan ujian-ujian), menerapkan sistem SKS, dan hal-hal lain yang dapat disetarakan dengan semester normal. Kajian ini dilakukan terhadap berbagai aspek, yakni : aspek jenis matakuliah, kemampuan mahasiswa, kalender akademik, penyediaan tenaga dosen dan biaya operasional. Di bagian akhir kemudian disusun rangkuman kajian berbagai aspek tadi yang diikuti dengan saran-saran tentang teknisnya. Mudah-mudahan kajian ini bermanfaat dan tepat-guna dalam menunjang keputusan penyelenggaraan tersip di sektor pembelajaran Universitas Surabaya.
Penulis, Sugata Pikatan
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
1
BAB I
Kajian pada aspek jenis matakuliah, kemampuan dan beban mahasiswa Oleh karena program tersip ini dalam jangka panjang bertujuan ganda dengan sasaran kelompok mahasiswa yang amat berbeda karakteristiknya, maka perlu dilakukan pembedaan jalur kelompok mahasiswa, sekaligus penentuan jenis matakuliah yang ditawarkan pada semester sisipan ini untuk masing-masing kelompok. I.1. Aspek jenis matakuliah dan kemampuan mahasiswa Sesuai dengan tujuannya, program tersip terbagi menjadi dua jalur kelompok mahasiswa. 1. Jalur mahasiswa lemah Program tersip membantu mereka agar mereka dapat segera mengulang matakuliah yang tidak lulus di semester-semester sebelumnya. Hal ini terutama dikaitkan dengan core-course yang dimiliki oleh jurusan atau fakultas yang biasanya juga terkait dengan prasyarat yang dibuat dalam kurikulumnya. Sebelum mereka lulus pada matakuliahmatakuliah ini mereka tidak mungkin dapat melanjutkan program studinya dengan baik. Oleh sebab itu matakuliah yang ditawarkan pada tersip untuk kelompok mahasiswa ini seyogyanya hanya meliputi : - matakuliah inti (core-course) yang menjadi prasyarat - matakuliah dasar keahlian yang menjadi prasyarat 2. Jalur mahasiswa cerdas Program tersip membantu mereka untuk menambah SKS kumulatif sehingga mereka dapat lulus sarjana dengan waktu yang lebih cepat. Walaupun jumlah jam tatap muka pada tersip tetap sama dengan jumlah jam tatap muka pada semester normal, tidak dianjurkan untuk menawarkan matakuliah-matakuliah komprehensif yang memerlukan waktu pengendapan yang relatif lama. Kriteria komprehensif ini termasuk pelajaranpelajaran praktikum.
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
2
Jadi sebaiknya jenis matakuliah yang ditawarkan pada tersip untuk kelompok mahasiswa ini meliputi : - matakuliah keterampilan, contoh : matakuliah bahasa, program komputer, dll. - matakuliah dasar umum I.2. Aspek beban mahasiswa Aspek ini juga perlu diperhitungkan untuk memperbesar peluang keberhasilan mahasiswa Normalnya seorang mahasiswa dapat diharapkan belajar selama waktu yang setara dengan 18-20 satuan kredit semester (SKS) per minggu, yakni selama 54-60 jam per minggu. Dalam sistem kredit semester 1 SKS setara dengan 3 jam, yaitu 1 jam kegiatan tatap muka dengan dosen, 1 jam kegiatan terstruktur, dan 1 jam kegiatan mandiri. Jika yang bersangkutan mampu belajar tiap hari selama 6 hari per minggu, itu berarti ia harus menyediakan waktu 9-10 jam per hari untuk keperluan kuliahnya. Pada tersip hitungan kesetaraan SKS harus dilakukan secara harian. Dari perhitungan di atas, kemampuan belajar 9 jam per hari membatasi mahasiswa normal untuk mengambil matakuliah yang setara dengan 3 SKS per harinya, atau matakuliah yang berbobot total 6 SKS per minggu pada semester normal (3 jam/hari × 28 hari = 6 jam/minggu × 14 minggu = 84 jam). Oleh karena tersip ini bersifat membantu, bukan pemegang peran utama dalam program studi, sudah selayaknya batasan maksimum jumlah SKS yang boleh diambil mahasiswa lebih kecil daripada kesetaraan kondisi normal di atas. Jumlah SKS yang logis adalah 4 SKS. Mahasiswa cerdas dapat mengambil manfaat dari 4 SKS yang dapat diambilnya tiap tersip sepanjang waktu studinya. Ada 3 buah tersip yang dialaminya selama 3 tahun masa studi, sehingga SKS yang dapat dikumpulkan melalui program tersip ini berjumlah : 3 × 4 SKS = 12 SKS. Jumlah ini cukup penting mengingat jumlah SKS total yang harus dicapainya selama studi adalah 144-152 SKS, sehingga distribusi beban per semester normalnya menjadi lebih masuk akal, yakni 22 SKS untuk program studi 144 SKS yang dapat diselesaikannya dalam 6 semester dan 20 SKS untuk program studi 152 SKS yang dapat diselesaikannya dalam 7 semester. Kebijakan universitas tentang tugas akhir dan kerja praktek yang beban SKS-nya tidak diperhitungkan dalam rencana studi mahasiswa sudah tidak diperlukan lagi, apalagi kebijakan itu sebetulnya sama sekali tidak berdasar
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
3
mengingat tugas akhir dan kerja praktek itu memiliki bobot riel yang cukup besar, yakni sekitar 3-6 SKS untuk tugas akhir dan 2 SKS untuk kerja praktek.
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
4
BAB II
Kajian pada aspek kalender akademik II.1. Umum Kalender akademik Universitas Surabaya berawal dari awal September sampai dengan akhir Agustus. Semester gasal berakhir pada akhir bulan Februari dan semester genap dimulai pada awal Maret. Dari waktu 6 bulan (26 minggu) pada masing-masing semester, persiapan dan pelaksanaan pembelajaran riel hanya 20 minggu, yang terdiri dari : 1 minggu perwalian, 14 minggu kuliah, 4 minggu ujian, dan 1 minggu tenang. Sisa 6 minggu inilah yang dimaksudkan menjadi inti dari kegiatan tersip. Tabel II-1 : Kalender akademik per semester Waktu
Kegiatan
1 minggu
Perwalian
7 minggu
Kuliah I
2 minggu
Ujian Tengah Semester
7 minggu
Kuliah II
1 minggu
Minggu Tenang
2 minggu
Ujian Akhir Semester
6 minggu
Waktu sela : koreksi ujian; persiapan semester depan; dll
Waktu sela di antara semester gasal ke genap sudah mencakup 10 hari liburan Natal dan Tahun Baru. Pada tahun 1997 dan beberapa tahun mendatang, terdapat pula 10 hari liburan Idul Fitri dalam waktu sela ini. Ini berarti bahwa waktu sela efektif tinggal 3 minggu, sehingga amat riskan jika kegiatan tersip diadakan pada pergantian semester gasal ke genap. Pilihan terbaik kemudian jatuh pada tersip pergantian semester genap ke gasal, yakni pada akhir tahun akademik. Walaupun pada saat-saat itu selalu diselenggarakan kegiatan mahasiswa baru, seperti penataran P4, Opspek, dan sebagainya, alokasi waktu, ruang dan tenaga pengajar masih dapat diatur. Dalam kajian ini kedua kemungkinan waktu penyelenggaraan program tersip di atas disajikan bersama untuk dijadikan alternatif satu terhadap lainnya. Apalagi Universitas Surabaya sudah memutuskan untuk mengadakan semester perbaikan pada waktu
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
5
sela antara semester gasal dan genap tahun ajaran 1997/1998, dengan risiko penundaan awal semester genap selama dua minggu. II.2. Penjadwalan kuliah Untuk menghitung berapa lama kegiatan tersip dapat dilaksanakan, dipetakan 3 macam pola penjadwalan matakuliah berdasarkan jumlah SKS-nya : matakuliah 4 SKS, matakuliah 3 SKS, dan matakuliah 2 SKS. Peta masing-masing pola dengan kuliah per hari 2 jam tatap muka dapat dilihat pada 3 tabel berikut. TABEL II-2a : Penjadwalan matakuliah pola 4 SKS Minggu ke
Hari Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
I
Registrasi Tersip
1
2
3
4
II
5
6
7
8
9
10
III
11
12
13
14
IV
15
16
17
18
19
20
V
21
22
23
24
25
26
VI
27
28
UAS
Evaluasi Semester Sisipan
VII
UTS
KHS
Perwalian Semester Gasal
Jumlah jam tatap muka pada semester normal : 4 jam/minggu ×14 minggu = 56 jam Jumlah jam tatap muka pada semester sisipan : 2 jam/hari × 28 hari = 56 jam Tabel II-2b : Penjadwalan matakuliah pola 3 SKS Minggu ke
Hari Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
I
Registrasi Tersip
1
2
3
II
4
5
6
7
8
III
9
10
11
IV V
15
16
VI
20
21
VII
Evaluasi Semeter Sisipan
Sabtu
UTS
12
13
14
17
18
19 UAS
KHS
Perwalian Semester Gasal
Jumlah jam tatap muka pada semester normal : 3 jam/minggu ×14 minggu = 42 jam Jumlah jam tatap muka pada semester sisipan : 2 jam/hari × 21 hari = 42 jam
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
6
Tabel II-2c : Penjadwalan matakuliah pola 2 SKS Minggu ke
Hari Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
I
Registrasi Tersip
1
2
II
3
4
5
III
6
7
IV
8
9
10
V
11
12
13
VI
14
UTS
UAS Evaluasi Semester Sisipan
VII
Sabtu
KHS
Perwalian Semester Gasal
Jumlah jam tatap muka pada semester normal : 2 jam/minggu ×14 minggu = 28 jam Jumlah jam tatap muka pada semester sisipan : 2 jam/hari × 14 hari = 28 jam Tabel IIc masih dapat divariasi dengan kombinasi Selasa-Kamis-Sabtu agar distribusi kepadatan kuliah dapat lebih merata. Kesamaan yang dimiliki ketiga pola itu adalah : 1. Masa registrasi dilakukan 2 hari pada awal minggu pertama. 2. Seluruh kuliah dilaksanakan dalam waktu 6 minggu. 3. Ujian dilakukan serentak pada hari Sabtu minggu ke 3 (UTS) dan hari Sabtu minggu ke 6 (UAS). Setiap kali kuliah tatap muka diadakan selama 2 jam dimaksudkan untuk efisiensi sekaligus efektivitas perkuliahan yang diberikan. Tatap muka selama 1 jam kurang efisien, sebaliknya 3 jam tatap muka tidak efektif karena sudah terjadi kelelahan fisik baik pada dosen pengajar maupun mahasiswanya. Alokasi waktu di atas hanya dapat dilakukan pada waktu sela antara semester genap ke gasal. Keuntungan yang dapat diambil dari penjadwalan tersebut adalah dimungkinkannya administrasi tersip dipadukan dengan administrasi semester normal, sehingga tidak memerlukan pengelolaan yang terpisah. II.3. Alternatif Penyelenggaraan tersip pada peralihan semester gasal ke genap, seperti yang akan dilaksanakan pada tahun ajaran 1997/1998 ini, memaksa seluruh kegiatan tersip berjalan lebih cepat, yakni 4 minggu. Tersip akan dimulai begitu UAS semester gasal berakhir,
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
7
dan berjalan sampai perwalian semester genap berlangsung. Dengan adanya overlapping kegiatan tersip dengan semester genap ini, pemaduan administrasi tersip dan semester normal menjadi tidak mungkin. Dengan demikian tersip harus dikelola secara terpisah. Penjadwalan kuliah pada tersip gasal-genap ini tentu berbeda dengan tabel II-2 di atas. Tabel II-3 berikut memetakan jadwal kuliah yang bebannya 4 SKS, 3 SKS, dan 2 SKS. Pada kasus kuliah berbobot 4 SKS dan 3 SKS terpaksa ada hari-hari yang jam kuliahnya 3 jam/hari karena pendeknya waktu yang tersedia. Hal ini tentu saja akan berpengaruh pada efektivitas proses perkuliahannya. TABEL II-3a : Penjadwalan matakuliah pola 4 SKS Hari
Minggu ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
I
1*
2*
3*
4*
5*
6*
II
7
8
9
10
11
UTS
III
12*
13*
14*
15*
16*
17*
IV
18
19
20
21
22
UAS
* : 3 jam/hari ; lainnya 2 jam/hari
Jumlah jam tatap muka pada semester normal : 4 jam/minggu ×14 minggu = 56 jam Jumlah jam tatap muka pada semester sisipan : 3 jam/hari × 12 hari + 2jam/hari × 10 hari = 56 jam TABEL II-3b : Penjadwalan matakuliah pola 3 SKS Hari
Minggu ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
Sabtu
I
1
2
3
4
5
6
II
7
8
9
10*
III
11
12
13
14
IV
17
18
19
20*
UTS 15
16 UAS
* : 3 jam/hari ; lainnya 2 jam/hari
Jumlah jam tatap muka pada semester normal : 3 jam/minggu ×14 minggu = 42 jam Jumlah jam tatap muka pada semester sisipan : 3 jam/hari × 2 hari + 2jam/hari × 18 hari = 42 jam
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
8
TABEL II-3c : Penjadwalan matakuliah pola 2 SKS Hari
Minggu ke
Senin
Selasa
Rabu
Kamis
Jumat
I
1
2
3
4
5
II
6
III
8
IV
13
7 9
10 14
Sabtu
UTS 11
12 UAS
Jumlah jam tatap muka pada semester normal : 2 jam/minggu ×14 minggu = 28 jam Jumlah jam tatap muka pada semester sisipan : 2 jam/hari × 14 hari = 28 jam Dari penjadwalan di atas tampak bahwa registrasi harus dilakukan pada akhir UAS semester gasal sebelum tersip ini dimulai. Pada minggu ke IV tersip ini perwalian semester genap sudah berlangsung, sehingga hasil tersip tidak ikut dipakai sebagai dasar pengambilan SKS mahasiswa pada semester genap. Demikian pula seluruh administrasi program ini harus dilaksanakan terpisah dari semester normal karena ketidakcocokan jadwal tersebut.
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
9
BAB III
Kajian pada aspek sarana pendukung III.1. Aspek kapasitas kelas Oleh karena program tersip dilakukan secara maraton dalam tempo 6 minggu, ada kemungkinan terjadi kesulitan dalam transfer pengajaran jika kelaskelasnya dibuat besar-besar. Belum lagi kesulitan menepati jadwal evaluasi yang ketat, kelas kecil akan sangat membantu dosen pengajar dalam kecepatan proses evaluasi pembelajaran matakuliahnya. Kelas kecil dapat memuat mahasiswa sampai dengan 30 orang. III.2. Aspek dosen pengajar III.2.1. Beban mengajar Oleh karena adanya perbedaan jadwal registrasi antara jalur mahasiswa cerdas dan jalur mahasiswa lemah, perhitungan beban mengajar dosen dapat diatur sebagai berikut. Dosen yang mengajar di jalur mahasiswa cerdas beban mengajarnya dapat diperhitungkan bersama-sama dengan bebannya di semester genap. Sedangkan dosen yang mengajar di jalur mahasiswa lemah bebannya diperhitungkan bersama-sama dengan beban mengajarnya di semester gasal yang akan datang. Dengan demikian perhitungan beban mengajar para dosen tiap semester tetap terkontrol dengan baik. Beban mengajar dosen pada program tersip perlu dibatasi, mengingat beban mengajar di semester gasal di sebagian besar fakultas lebih besar daripada beban di semester genap. Para dosen yang mengajar di tersip masih perlu menyisihkan waktu untuk persiapan kuliah semester gasal. Belum lagi kalau yang bersangkutan terlibat dalam kegiatan-kegiatan mahasiswa baru, seperti penataran P4, opspek, dan sebagainya. Oleh sebab itu jumlah matakuliah atau kelas paralel yang dapat diasuhnya sebaiknya 2 atau 3 kelas, seperti mahasiswanya yang maksimum hanya boleh mengambil 4 SKS atau 2 matakuliah saja. Jadi seorang dosen hanya dianjurkan menanggung beban sekitar 6 SKS. III.2.2. Keterkaitan dengan jadwal evaluasi Oleh karena keberhasilan program tersip ini harus didukung oleh penjadwalan yang amat ketat, fakultas-fakultas tidak dianjurkan memanfaatkan tenaga do-
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
10
sen luar biasa yang pada umumnya tidak dapat diharapkan kesanggupannya mematuhi jadwal kuliah dan proses evaluasi seketat itu. Dengan keterbatasan jumlah tenaga dosen tetap serta batasan beban masing-masing dosen, jumlah kelas paralel pada program tersip perlu dibatasi sampai dengan 3 kelas paralel. Artinya jika ada matakuliah berbobot 2 SKS, ketiga kelas paralelnya dapat ditangani oleh seorang dosen saja. III.3. Aspek biaya operasional dan kompensasi Jika rata-rata dosen pengajar berpangkat III/D dengan honorarium Rp. 20.050,00∗ per jam tatap muka, matakuliah berbobot 4 SKS (setara dengan 56 jam tatap muka) memerlukan biaya untuk pengajar sebesar : 56 × Rp. 20.050,00 = Rp. 1.122.800,00, atau Rp. 9.400,00 per SKS per mahasiswa. Honorarium mengajar untuk kepangkatan dosen yang lebih tinggi dan biaya operasional lainnya dengan demikian dipastikan tidak akan melebihi Rp. 25.000,00 per SKS per mahasiswa. Mengingat UPP mahasiswa tahun 1997/1998 rata-rata di atas Rp. 1.200.000,00+ dengan maksimum matakuliah sebanyak 24 SKS, atau Rp. 50.000,00 per SKS per mahasiswa, maka tidak berlebihan jika biaya per SKS per mahasiswa pada program tersip juga disamakan dengan program semester normal tersebut. Dalam hal ini lembaga dapat menarik keuntungan 50% dari biaya registrasi program tersip. Oleh karena itu kelas yang terisi 20 orang masih layak untuk dibuka pada program tersip. Bagi mahasiswa lemah biaya ini amat menguntungkan, karena pada semester normal dimana SKS maksimum yang boleh mereka ambil di bawah 24 SKS membuat biaya per SKS menjadi lebih mahal. Sedangkan bagi mahasiswa cerdas mereka akan mengambil keuntungan dari memendeknya waktu studi dengan distribusi SKS per semester yang lebih ringan sehingga membuka peluang bagi mereka untuk berprestasi lebih baik.
∗ +
SK Yayasan nomor : 046/YUS/SK/X/1997 SK Rektor nomor :
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
11
BAB IV
Desain teknis beberapa alternatif
IV.1. Semester sisipan genap-gasal Seperti yang telah disinggung pada bagian depan, keuntungan penjadwalan tersip pada peralihan semester genap ke gasal adalah : - terjaganya efektivitas pembelajaran dengan penjadwalan maksimal 2 jam/hari untuk tiap mata kuliah. - efisiensi administrasi seluruh kegiatan tersip karena dapat digabungkannya ke dalam administrasi semester normal. - hasil belajar tersip dapat dipakai untuk menentukan pengambilan SKS semester normal sesudahnya. Agar program tersip ini dapat dikelola secara terpadu dengan program semester normal, kegiatan persiapan sebelum tersip dan pelaksanaan evaluasi pasca tersip harus mematuhi jadwal yang ketat. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa pengaturan terhadap penjadwalan administratif. Persiapan sebelum masa registrasi tersip tergantung pada jalur programnya yang terkait dengan sasaran kelompok mahasiswa. 1. Jalur mahasiswa cerdas Pada jalur ini program tersip dapat direncanakan secara lebih dini. Jumlah kelas dan matakuliah pada jalur ini sudah dapat ditentukan jauh sebelum UAS semester genap berlangsung, misalnya pada awal semester genap serentak dengan registrasi program semester normalnya. Jika nantinya ternyata masih terdapat kursi kosong pada suatu matakuliah, mahasiswa boleh mendaftar pada saat 2 hari registrasi awal minggu pertama tersip di atas. Agar tujuan program jangka panjang tersip ini tercapai, yakni memperpendek masa studi, mahasiswa kelompok cerdas pada jalur ini diberi syarat registrasi berupa IPS dan IPK yang tinggi. Jalur mahasiswa lemah tidak boleh mengambil matakuliah-matakuliah yang dibuka khusus untuk jalur mahasiswa cerdas.
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
12
2. Jalur mahasiswa lemah Pada jalur ini program tersip baru dapat direncanakan setelah Ujian Akhir Semester genap usai, karena ada kemungkinan matakuliah yang akan diulang sedang diambil di semester genap. Hal ini membawa konsekuensi pengelolaan UAS semester genap, yaitu untuk matakuliah inti dan matakuliah dasar keahlian yang akan ditawarkan pada tersip evaluasinya harus selesai sebelum UAS berakhir. Untuk itu UAS matakuliah-matakuliah tersebut harus dilaksanakan pada awal-awal masa UAS. Mahasiswa mendaftar pada hari pertama minggu pertama tersip. Jumlah kelas dan matakuliah yang dibuka untuk mahasiswa lemah ini baru dapat diketahui pada hari kedua registrasi tersip. Saat itulah mahasiswa menyelesaikan pembayaran biaya kuliah yang diambilnya. Agar tujuan jangka pendek tersip ini tercapai, yakni menolong mahasiswa lemah agar tidak terhambat studinya, diberikan syarat registrasi bahwa mereka yang akan mengikuti program tersip ini memang akan mengulang matakuliah yang gagal pada tahun akademik sebelumnya. Evaluasi tersip dilaksanakan dalam 3 hari kerja setelah Ujian Akhir Tersip berakhir, sehingga Kartu Hasil Studi (KHS) tersip dapat diterbitkan bersama-sama dengan KHS semester genap agar dapat digunakan mahasiswa untuk menentukan rencana studi semester gasal berikutnya. KHS semester genap dan semester sisipan itu dapat dibuat baik secara terpisah maupun sebagai satu kesatuan. 1. Administrasi Fakultas Administrasi yang dilakukan oleh fakultas bersifat akademik. Semua fakultas diharapkan sudah menentukan matakuliah-matakuliah program tersip baik untuk jalur A (mahasiswa cerdas) maupun jalur B (mahasiswa lemah) sebelum program ini mulai dilaksanakan. Jalur A : -
Pendaftaran tersip kepada dosen wali bersamaan dengan masa perwalian semester genap.
-
Dosen wali melihat IPS dan IPK semester gasal pendaftar : IPS ≥ 2,5 dan IPK ≥ 2,5.
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
-
13
Fakultas mengumumkan jumlah kelas yang dibuka berdasarkan banyaknya pendaftar pada akhir masa perwalian. Setiap kelas berisi antara 20-30 orang mahasiswa. Tiap matakuliah maksimum dibuka 3 kelas paralel.
-
Jumlah kelas ini tidak dapat diubah lagi. Jika masih terdapat kursi kosong (belum memenuhi kapasitas kelas), dapat diisi melalui pendaftaran pada awal minggu pertama tersip.
Jalur B : -
Pendaftaran kepada dosen wali dilakukan pada hari pertama registrasi tersip setelah UAS semester genap berakhir.
-
Fakultas mengolah hasil pendaftaran pada siang hari pertama, kemudian mengumumkannya kepada mahasiswa pada sore hari : matakuliah, kelas paralel dan daftar peserta yang dibuka untuk program tersip. Setiap kelas berisi 20-30 orang mahasiswa. Tiap matakuliah maksimum dibuka 3 kelas paralel.
-
Fakultas juga mengumumkan matakuliah, kelas paralel, dan daftar peserta jalur A yang sudah diperbaiki pada saat yang sama dengan jalur B.
-
Mahasiswa melakukan pembayaran biaya program pada hari kedua masa registrasi tersip.
2. Administrasi Universitas Administrasi pendaftaran program tersip Universitas menerima hasil registrasi program tersip dari fakultas : -
sebagian besar jalur A diterima pada akhir masa perwalian semester genap.
-
jalur B dan sebagian kecil (perbaikan) jalur A pada sore hari pertama registrasi program tersip.
Administrasi pembayaran Peserta jalur A sudah dapat membayar biaya program tersip pada saat UAS semester genap berlangsung. Seluruh peserta tersip, jalur A maupun B, diharuskan melunasi biaya program selambat-lambatnya pada siang hari kedua registrasi tersip. Keterlambatan berarti pencoretan dari daftar peserta. -
Biro keuangan dan kasir menerima daftar peserta pada pagi hari kedua registrasi.
-
Kasir menerima pembayaran para peserta program tersip pada hari kedua tersebut.
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
-
14
Biro keuangan melaporkan peserta yang telah melunasi biaya program kepada BAR sehingga daftar presensi sudah dapat diterbitkan dan dipakai keesokan harinya.
Administrasi evaluasi - Evaluasi UAS genap matakuliah yang termasuk program tersip jalur B dilaksanakan secepatnya dan diumumkan sebelum UAS genap berakhir. - Hasil evaluasi program tersip untuk semua jalur diterbitkan pada saat yang sama dengan KHS semester genap. Hasil ini dapat dicantumkan pada KHS semester genap atau dibuat secara terpisah. IV.2. Semester sisipan gasal-genap Semester sisipan ini dilakukan pada peralihan semester gasal ke genap, seperti semester perbaikan (dengan sasaran kelompok mahasiswa lemah) yang akan dilaksanakan tahun ajaran 1997/1998 ini. Semester perbaikan tersebut diambil sebagai contoh dalam penjadwalan administrasi berikut : Tanggal
Keterangan
22-1-1998
pengumuman kelulusan mataujian semester gasal yang ditawarkan dalam semester perbaikan.
23/24-1-1998
pendaftaran semester perbaikan disertai pembayaran SPPnya.
26-1-1998
pengumuman jadwal kuliah dan DPT semester perbaikan
9-2 s/d 7-3-1998
kuliah semester perbaikan (21-2 : UTS ; 7-3 : UAS)
9-3 s/d 14-3-1998
evaluasi (14-3 : KHS diterbitkan)
Semua proses administrasinya menyerupai jalur mahasiswa lemah pada semester sisipan genap-gasal, kecuali beberapa hal yang menyengkut singkatnya waktu penyelenggaraannya, yaitu : - pembayaran SPP dilakukan bersama-sama dengan registrasi pada akhir UAS semester gasal. Khusus untuk tahun ajaran 1997/1998 semuanya itu kebetulan dapat dilakukan setelah UAS dan sebelum liburan Idul Fitri yang membatasi semester normal dengan semester sisipan.
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
-
15
hasil evaluasi tersip ini tidak dapat diterbitkan bersama-sama dengan KHS semester gasal, sehingga jadwal evaluasinya (penyerahan nilai akhir) dapat sedikit longgar.
KAJIAN SEMESTER SISIPAN – UNIVERSITAS SURABAYA
16
BAB V
Kesimpulan dan saran
Hasil kajian berbagai aspek di atas dapat dirangkum menjadi beberapa hal penting sebagai berikut : 1. Dalam satu tahun akademik program tersip lebih baik diselenggarakan pada waktu sela 6 minggu di antara semester genap dan semester gasal, dengan pertimbangan efektivitas perkuliahan dan efisiensi administrasinya. 2. Pengelolaan tersip dibagi menjadi dua jalur, berdasarkan sasaran kelompok mahasiswa peserta program : jalur A (mahasiswa cerdas) dan jalur B (mahasiswa lemah). Jalur A : registrasi mahasiswa, matakuliah yang dibuka, dan dosen pengajarnya ditentukan di awal semester genap. Jika ada kursi kosong mahasiswa masih dapat mendaftar pada awal minggu pertama tersip. Jalur B : registrasi mahasiswa, matakuliah yang dibuka, dan dosen pengajarnya ditentukan sesudah UAS genap berakhir. 3. Untuk efisiensi pelaksanaannya, setiap matakuliah dibuka maksimum 3 kelas paralel. 4. Jumlah SKS maksimal yang dapat diambil mahasiswa pada program tersip adalah 4 SKS. 5. Biaya per SKS per mahasiswa sekitar Rp. 50.000,00. 6. Perhitungan beban dosen pengajar dilakukan berdasarkan jalur program tersip yang diajarnya. Beban dosen maksimum pada program tersip adalah 6 SKS. Jalur A : beban dosen dihitung bersama-sama dengan bebannya di semester genap. Jalur B : beban dosen dihitung bersama-sama dengan bebannya di semester gasal yang akan datang. 7. Tidak perlu diadakan manajemen terpisah untuk program tersip ini. Pengelolaannya dapat diintegrasikan ke dalam manajemen program semester normal dengan menambahkan sebuah sektor pekerjaan baru.