KAJIAN SEDIMENTASI DI BENDUNGAN PRIJETAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI AVSWAT
JURNAL ILMIAH TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun Oleh: LUDVI MASITOH NIM. 115060407111023 - 64
UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK MALANG 2016
KAJIAN SEDIMENTASI DI BENDUNGAN PRIJETAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI AVSWAT
JURNAL TEKNIK PENGAIRAN KONSENTRASI SISTEM INFORMASI SUMBER DAYA AIR Diajukan untuk memenuhi persyaratan Memperoleh gelar Sarjana Teknik
Disusun Oleh: LUDVI MASITOH NIM. 115060407111023-64
Dosen Pembimbing I
Dosen Pembimbing II
Dr. Runi Asmaranto, ST.,MT NIP.19710830 200012 1 001
Emma Yuliani, ST.,MT.,Ph.D NIP.19750723 200003 2001
KAJIAN SEDIMENTASI DI BENDUNGAN PRIJETAN DENGAN MENGGUNAKAN APLIKASI AVSWAT 1
2
2
Ludvi Masitoh , Runi Asmaranto , Emma Yuliani 1 Mahasiswa Program Sarjana Teknik Jurusan Pengairan Universitas Brawijaya 2
Dosen Teknik Pengairan Fakultas Teknik Universitas Brawijaya 1
[email protected] ABSTRAK
Bendungan Prijetan dibangun pada tahun 1906 dengan fungsi tunggal (single purpose) yakni untuk irigasi. Bendungan ini mengairi 4600 ha sawah. Memiliki kapasitas 3 tampungan efektif 9.730.000 m dengan luas daerah aliran sungai 24,78 km2. Adanya erosi yang terjadi di DAS, mempengaruhi kapasitas tampungan efektif waduk akibat adanya sedimentasi hasil erosi. Studi ini bertujuan untuk mengetahui besarnya laju erosi yang terjadi di DAS Prijetan. Sehingga nantinya akan diketahui kelas bahaya erosi yang terjadi di DAS Prijetan dan mengetahui laju sedimentasi di Bendungan Prijetan dengan alat bantu pemodelan AVSWAT 2000. Salah satu kemampuan AVSWAT adalah untuk memprediksi erosi dan sedimentasi yang ada di DAS Prijetan. Besarnya debit pada DAS Prijetan mulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2014 sebesar 518,521 m3/dt, laju erosi rata –rata sebesar 8,881 ton/ha/th atau sekitar 0,7149 mm/th dan sedimen sebesar 86,433 ton/th. Berdasarkan Kelas Bahaya Erosi, DAS Prijetan memiliki Kelas Sangat Ringan sebesar 30,1% (727,392 ha), Kelas Ringan sebesar 53,3% (1287,403 ha) dan Kelas Sedang sebesar 16,6% (400,167 ha). Kata Kunci: Aliran Waduk Prijetan, Erosi, Sedimentasi ABSTRACT Prijetan dam was built in 1906 with a single function which is for irrigation. This dam to irrigate 4600 ha of rice fields. Having an effective storage capacity 9.73 million m3 with an area of 24.78 km2 watershed. Their erosion in the watershed, affect the effective storage capacity of reservoirs due to sedimentation of erosion. This study aims to determine the magnitude of the rate of erosion in the watershed Prijetan. So it will be known class of erosion that occurs in the watershed Prijetan and knowing the rate of sedimentation in the dam Prijetan with modeling tools AVSWAT 2000. One AVSWAT ability is to predict erosion and sedimentation in the watershed Prijetan. The amount of discharge at watershed Prijetan from 2001 to 2014 amounted to 518.521 m3 / sec, average erosion rate of 8.881 tonnes / ha / yr, or about 0.7149 mm / yr and sediment of 86.433 tons / year. Based Erosion Hazard Class, DAS Prijetan have a Class Very Mild 30,1% (727.392 ha), Lightweight amounted to 53.3% (1287.403 ha) and Class Average 16.6% (400.167 ha). Keywords: Flow Reservoir Prijetan, Erosion, Sedimentation
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2001 endungan ini mengairi 4600 Ha sawah, dengan memiliki kapasitas tampungan efektif 3 9.730.000 m dengan luas daerah aliran
pengendapan karena terjadinya perubahan muka air. Sehingga kajian mengenai erosi dan sedimentasi yang terjadi di DAS Prijetan sangat diperlukan untuk memaksimalkan isi tampungan pada bendungan tersebut.
sungai 24,78 km . Namun, daya guna bendungan ini sudah mulai berkurang akibat adanya erosi tanah yang terjadi di DAS Prijetan yang nantinya akan menjadi inflow di Bendungan Prijetan. Erosi tanah merupakan kejadian alam yang pasti terjadi dipermukaan daratan bumi. Besarnya erosi sangat tergantung dari faktor-faktor alam ditempat terjadinya erosi tersebut,akan tetapi saat ini manusia juga berperan penting atas terjadinya erosi. Peningkatan sedimentasi di waduk mengakibatkan berkurangnya kapasitas tampungan efektif di waduk. Hal ini menyebabkan berkurangnya usia guna waduk dan mengganggu manfaat dari waduk itu sendiri. Penelitian ini akan mengkaji besarnya erosi dan sedimentasi yang terjadi di DAS Prijetan. Hasil prediksi di peroleh dengan menggunakan model AVSWAT (Arc View Soil And Water Assessment Tool) 2000 yang telah banyak diaplikasikan pada beberapa DAS di Indonesia. Penggunaan model AVSWAT 2000 penting dilakukan mengingat terbatasnya ketersediaan data sedimen dan erosi di DAS Prijetan, sehingga hasil analisisnya akan dapat bermanfaat dalam pengelolaan DAS Prijetan.
1.3 Tujuan dan Manfaat 1. Untuk mengetahui besarnya laju erosi yang terjadi di sub-DAS Prijetan menggunakan metode estimasi MUSLE. 2. Untuk mengetahui kelas bahaya erosi yang terjadi di DAS Prijetan. 3. Untuk mengetahui laju sedimentasi di Bendungan Prijetan. Adapun manfaat dari studi ini adalah : 1. Memperkenalkan teknologi Sistem Informasi Geografis (SIG) dan Model SWAT (Soil and Water Assesment Tools). 2. Sebagai bahan pembanding bagi instansi terkait dalam menanganani masalah erosi dan sedimentasi pada suatu waduk.
2
1.2 Identifikasi Masalah Berkurangnya usia guna bendungan menjadi permasalahan yang sangat penting. Salah satu hal yang mempengaruhi usia guna bendungan adalah terjadinya erosi akibat sedimentasi. Sedimentasi di bendungan ini berasal dari hulu sungai yang mengakibatkan terjadinya gerakan sedimen dan perpindahan daerah
DASAR TEORI 2.1 Tipe-Tipe Erosi Berdasarkan bentuknya erosi dibedakan menjadi 7 tipe, diantaranya yaitu: a. Erosi percikan (splash erosion) adalah terlepas dan terlemparnya partikelpartikel tanah dari massa tanah akibat pukulan butiran air hujan secara langsung. b. Erosi aliran permukaan (overland flow erosion) akan terjadi hanya dan jika intensitas dan/atau lamanya hujan melebihi kapasitas infiltrasi atau kapasitas simpan air tanah. c. Erosi alur (rill erosion) adalah pengelupasan yang diikuti dengan pengangkutan partikel-partikel tanah oleh aliran air larian yang terkonsentrasi di dalam saluran-saluran air. d. Erosi parit/selokan (gully erosion) membentuk jajaran parit yang lebih dalam dan lebar dan merupakan tingkat lanjutan dari erosi alur.
e. Erosi tebing sungai (streambank erosion) adalah erosi yang terjadi akibat pengikisan tebing oleh air yang mengalir dari bagian atas tebing atau oleh terjangan arus sungai yang kuat terutama pada tikungan-tikungan. f. Erosi internal (internal or subsurface erosion) adalah proses terangkutnya partikel-partikel tanah ke bawah masuk ke celah-celah atau pori-pori akibat adanya aliran bawah permukaan. g. Tanah longsor (land slide) merupakan bentuk erosi dimana pengangkutan atau gerakan massa tanah yang terjadi pada suatu saat dalam volume yang relatif besar. (Sumber : Suripin, 2004). 2.2 Kelas Bahaya Erosi Kelas bahaya erosi diperoleh dengan cara membandingkan tingkat erosi pada suatu unit lahan dengan kedalaman efektif. Klasifikasi kelas bahaya erosi dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1. Kelas Bahaya Erosi Erosi
Kelas Bahaya Erosi (ton/ha/tahun)
Solum Tanah
I(<15)
Dalam (>90)
SR
Sedang (60-90)
II(1560)
III(60180)
IV(180 -480)
V(>48 0)
R
S
B
SB
R
S
B
SB
SB
Dangkal (30-60)
S
B
SB
SB
SB
Sangat Dangkal (<30)
B
SB
SB
SB
SB
Sumber: Utomo, 1994 Keterangan: SR : Sangat Ringan SB : Sangat Berat R : Ringan B : Berat S : Sedang
2.3 Model Prediksi Erosi (MUSLE) Mengingat bahwa nilai pengangkutan sedimen (Sediment Delivery Ratio = SDR) tidak menentu dan harganya bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya, Williams (1975) melakukan modifikasi USLE dengan mengganti faktor R dengan faktor aliran. Dengan cara baru ini, yang selanjutnya dinamai Modifikasi USLE (MUSLE), Modified Universal Soil Loss Equation (Williams, 1995) sed 11,8.(Qsurf .q peak .areahru ) 0,56 .KUSLE .CUSLE .PUSLE .LSUSLE .CRFG
dimana: sed = hasil sedimen per hari (ton) Qsurf =volume aliran limpasan permukaan (mm/hari) Qpeak = debit puncak limpasan (m3/dt) Areahru= luas hru (ha) KUSLE = faktor erodibilitas tanah USLE CUSLE =faktor (pengelolaan) cara bercocok tanam USLE LSUSLE = faktor topografi USLE CRFG = faktor pecahan batuan kasar Metodologi Penelitian 3.1 Lokasi Studi Lokasi Daerah studi ini terletak di Sub DAS Prijetan tepatnya di DAS Bengawan Solo Hilir. Dengan luas DAS 2485,44 Ha. Studi ini dilakukan pada program inspeksi besar balai keamanan bendungan yang berlokasi di Desa Mlati, Kecamatan Kedungpring, Kabupaten Lamongan, Provinsi Jawa Timur. Secara astronomis lokasi studi terletak pada koordinat 7°13'15"S dan 112°12'56"E.Secara administratif terletak di Kabupaten Lamongan. Adapun batasbatas administratif dari lokasi studi adalah sebagai berikut : Sebelah Utara : Laut Jawa Sebelah Selatan :Kab.Mojokerto dan Kab. Jombang Sebelah Barat : Kabupaten Tuban Sebelah Timur : Kabupaten Gresik
3.2 Data-data yang di Perlukan 1. Data curah hujan harian tahun 2001 s.d 2014 2. Peta rupa bumi digital Indonesia skala 1 : 25.000 yang mencakup seluruh areal Sub-DAS Prijetan yang bersumber dari BAKORSURTANAL. 3. Peta jenis tanah dan kedalaman solum tanah untuk areal Sub-DAS Prijetan. 4. Peta tataguna lahan Sub-DAS Prijetan. 3.3 Langkah-langkah Studi 1. Pengolahan DEM Pengolahan DEM dalam studi ini bertujuan untuk mendapatkan representasi topologi bumi dalam bentuk DEM berformat grid/cell atau juga bisa disebut grid elevasi yang selanjutnya akan digunakan dalam pemodelan DAS dan analisa kemiringan lereng (grid kemiringan lereng). DEM berformat grid bisa diperoleh dari proses konversi topologi bumi dengan data dasar peta topografi digital yang diperoleh dari BAKOSURTANAL dengan skala 1:25000. 2. Deliniasi DAS Deliniasi DAS atau biasa disebut penelusuran batas DAS dilakukan dengan bantuan extensions AVSWAT 2000. Pada tahapan ini, theme grid yang sudah diidentifikasi dimasukkan ke dalam DEM setup. mendefinisikan sungai dan outlet dalam DEM. Proses ini akan menghasilkan theme stream (sungai) dan theme outlet (outlet sub DAS). 3. Pengolahan Peta Tataguna Lahan dan Jenis Tanah Pendefinisian jenis Tataguna Lahan yang ada di DAS dan jenis tanah yang ada di DAS. 4. Pengolahan HRU Menjalankan menu HRU Distribution dari toolbar AVSWAT 2000 untuk memproses distribusi Hydrologic Response Unit dari setiap sub DAS, sehingga akan dihasilkan database tabel Distrswat yang berisi informasi
penyebaran distribusi tataguna lahan dan jenis tanah pada DAS dan sub-DAS. 5. Pengolahan Database AVSWAT 2000 Memasukan titik lokasi stasiun hujan, stasiun temperatur,data hujan, data kelembapan,suhu dan radiasi matahari.memasukan parameterparameter nilai faktor jenis tanah dan tanaman. 6. Running Simulation Output dari Model ini merupakan respon hidrologi pada 3 tingkatan, yaitu di tingkat HRU, rata-rata sub-DAS dan hasil penelusuran di outlet Sub-DAS. 7. Analisa Hasil Simulasi Mendapatkan hasil keluaran berupa nilai debit, erosi dan sedimen tiap-tiap sub DAS. Melakukan pengecekan hasil konsentrasi sedimen bulanan hasil simulasi dengan perhitungan konsentrasi sedimen bulanan hasil pengamatan. Mengkoreksi kesalahan-kesalahan apabila hasil yang didapat jauh dari hasil pengamatan di lapangan. Melakukan kalibrasi sehingga hasil running simulasi mendekati dengan hasil kenyataan di lapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Tahapan Pengolahan Data 4.1.1 Penentuan Batas DAS dan Pembuatan DEM AVSWAT 2000 Penentuan batas DAS pada studi ini menggunakan bantuan software ArcView GIS 3.3. Dalam menentukan batas DAS pada ArcView GIS 3.3 dibutuhkan beberapa extension sebagai alat bantu antara lain, Spatial Ana- lyst, 3D Analyst, Xtools dan AVSWAT 2000. 4.1.2 Pengolahan Data Hujan Data hujan yang digunakan dalam studi ini adalah data hujan stasiun-stasiun hujan di daerah kecamatan kedungpring. Banyaknya stasiun hujan yang digunakan
berjumlah 2 stasiun hujan. Dengan jangka waktu 14 tahun yakni antara 2001-2014. -Stasiun Prijetan +50 -Stasiun Kedungpring +25 4.1.3 Uji Konsistensi Data-data hujan harian tiap-tiap stasiun selama 14 tahun terlebih dahulu diuji kekonsistenan datanya dengan teknik kurva massa ganda seperti yang dijelaskan dalam bab kajian pustaka. Uji ini bertujuan untuk membandingkan data dari stasiun yang diamati dengan stasiun sekitarnya.
dijelaskan pada gambar berikut ini : Koordinat : XPR = 634936,4700 YPR = 9198309,75000 Kecamatan : Kedungpring Nama Stasiun : Prijetan Elevasi : 53
Tabel 1 Uji Konsistensi Stasiun Hujan Prijetan
4.1.5 Tataguna Lahan dan Jenis Tanah Kondisi sebaran tata guna lahan dan jenis tanah di wilayah DAS Prijetan disajikan dalam tabel dan gambar berikut ini :
Tahun
kedungpring
pridjetan
Σ pridjetan rata2 pembanding Σ Pembanding
2001
89
121
121
89,00
89,00
2002
88
71
192
88,00
177,00
2003
114
140
332
114,00
291,00
2004
66
77
409
66,00
357,00
2005
132
72
481
132,00
489,00
2006
114
86
567
114,00
603,00
2007
72
78
645
72,00
675,00
2008
134
95
740
134,00
809,00
2009
56
72
812
56,00
865,00
2010
115
80
892
115,00
980,00
2011
83
108
1.000
83,00
1.063,00
2012
60
108
1.108
60,00
1.123,00
2013
93
129
1.237
93,00
1.216,00
Sumber : Pengolahan Data
Tanggal
2001
2002
2003
2004
2005
1 2 3 4
0 0 0 0
0 42 4 2
4 20 17 0
27 0 0 0
0 0 0 0
Tabel 2 Sebaran Tataguna Lahan Sub DAS Prijetan No
Peruntukan
Luas (Ha)
Luas (KM)
Luas (%)
1 2 3 4 5 6 7 8
Pemukiman Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan Kebun Semak Belukar Ladang Tanah Kosong/Padang Rumput Danau/Bendungan Total
49,495 9,671 194,059 448,698 597,157 807,89 227,343 209,419 2478,563
0,49495 0,09671 1,9405 4,48698 5,97157 8,0789 2,27343 2,09419 24,7856
1,945765 0,380189 7,628909 17,63932 23,47562 31,76002 8,93738 8,232746 100
Sumber : Hasil Analisa Spasial AVSWAT 2000
Tabel 3 Sebaran Jenis Tanah Sub DAS Prijetan No
Nama Jenis Tanah 1 Regosol 2 Latosol Total
Luas (Ha) 1951,081 527,482
2478,563
Luas (KM²)
Luas (%)
19,51081 78,71823311 5,27482 21,28176689 24,78563 100
Sumber : Hasil Analisa Spasial AVSWAT 2000
Gambar 1 Grafik Uji Konsistensi Data Stasiun Hujan Prijetan
4.1.4 Pengolahan Data Hujan untuk Input Data AVSWAT 2000 Input data hujan dalam AVSWAT 2000 digunakan untuk mem-peroleh nilai-nilai statistik presipitasi, standart deviasi dan kepencengan, probabilitas, dan curah hujan maksimum. Untuk maksud diatas, terlebih dahulu data hujan dikelompokkan dalam susunan bulan selama jangka waktu 14 tahun seperti
4.1.6 Penentuan Klasifikasi Tanah dan Curve Number (CN) Nilai Curve Number (CN) atau bilangan kurva air limpasan ditentukan berdasarkan dua parameter fisik dari sub DAS, yaitu kondisi jenis tanah dan jenis penutup lahan. Dari kondisi jenis tanah akan didapatkan klasifikasi kelompok tanah menurut SCS (Hydrology Soil Group) .
Tabel 4 CN untuk masing-masing penutup lahan. No
Tataguna Lahan
1 2 3 4 5 6 7
Pemukiman Sawah Irigasi Sawah Tadah Hujan Kebun Semak Belukar Ladang Tanah Kosong/Padang Rumput
A 49 58 58 43 35 59 39
Nilai CN B C 64 79 69 77 69 77 65 76 56 70 74 82 61 74
D 84 80 80 82 77 86 80
Sumber : (1) Peta tataguna lahan DAS Prijetan (2) Nilai SCS Curve Number kondisi kelembaban awal II, dari tabel crop dan tabel urban AVSWAT 2000, tabel 2.1, 2.2, 2.3.
4.2 Pembahasan Hasil Pemodelan AVSWAT 2000 Dalam perhitungan prediksi ini yang ingin di dapatkan adalah nilai keluaran berupa debit,erosi, dan sedimen pada setiap titik outlet. Dimana faktor – faktor yang mempengaruhi nilai tersebut dalam perhitungan kali ini berdasarkan input adalah jenis tanah, tata guna lahan dan curah hujan. Perkiraan hasil sedimen di DAS Prijetan dengan model SWAT diperhitungkan dari erosi yang terjadi di unit lahan HRU, kemudian erosi yang terjadi di setiap unit lahan HRU tersebut akan di bawa oleh limpasan permukaan sampai ke anak sungai utama sebagai erosi masing- masing sub DAS, di-mana sebagian akan terdeposisi di cekungan – cekungan permukaan lahan, besarnya sedimen yang berasal dari erosi tersebut kemudian mengalami proses transportasi sedimen melalui anak sungai (tributary channel) sebelum akhirnya sampai ke sungai utama (main chan-nel). Dalam proses transportasi sedimen di anak sungai dan sungai utama tersebut besarnya desposisi dan degradasi sedimen di sungai akan diperhitungkan.Simulasi hasil pemodelan Avswat 2000 yang dilakukan adalah menggunakan tata guna lahan eksisting yang menghasilkan: 1. Fase di Lahan : Erosi 2. Fase di Sungai : Sedimen
Tabel 5 Rekapitulasi Nilai Sedimentasi Th 2001-2014 TAHUN 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014
LUAS (Ha) 2478,562 2478,562 2478,562 2478,562 2478,562 2478,562 2478,562 2478,562 2478,562 2478,562 2478,562 2478,562 2478,562 2478,562 Total
EROSI (mm/tahun) TOTAL RATA-RATA 0,543 0,0175 0,462 0,0250 0,875 0,0280 0,537 0,0173 0,752 0,0243 0,846 0,0273 0,538 0,0174 1,14 0,0368 1,023 0,0330 0,569 0,0184 0,987 0,0318 0,507 0,0164 0,762 0,0246 0,467 0,0151 10,0080 0,7149
Erosi
dan
SEDIMEN (ton/ha/th) TOTAL RATA-RATA 301,576 10,019 474,483 15,306 535,539 17,275 329,399 10,626 461,735 14,895 520,320 16,785 330,265 10,654 698,996 22,548 629,719 20,314 348,407 11,239 605,532 19,533 310,612 10,020 467,900 15,094 5555,584 179,212 1025,486 86,433
Sumber : Hasil Perhitungan
Gambar 2 Grafik Debit (Flow_In) tahun 2001-2014
Gambar 2 Grafik Erosi (Syld) tahun 20012014
Gambar 3 Grafik Sedimen (Sed_In) tahun 2001-2014
akan didapakan kapasitas aktif tampungan waduk seperti terdapat pada tabel 7 berikut ini :
4.3 Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk Berdasarkan data debit yang diperoleh dari hasil Running AVSWAT 2000 maka
Tabel 7 Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk Th.2001 Inflow
Inflow
Outflow
Outflow
Kekurangan
Kelebihan
Volume
Limpahan
(supply)
( m3 )
(demand)
( m3 )
(deficit)
(excess)
(kom.)
(spillout)
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
Jan.
8,30245 5,82793 3,25708 2,60132 2,96561 3,67309 4,07584 1,419265 1,088008 3,236219 8,41164 4,1632
21519950,4
3,0639
7941507,624
13578442,78
Penuh
13578442,78
15105994,56
3,0639
7941507,624
7164486,936
Penuh
7164486,936
8442351,36
3,0639
7941507,624
500843,736
Penuh
500843,736
6742621,44
3,0639
7941507,624
-1198886,184
7686861,12
3,0639
7941507,624
-254646,504
9520649,28
3,0639
7941507,624
1579141,656
10564577,28
3,0639
7941507,624
2623069,656
3678734,88
3,0639
7941507,624
-4262772,744
2820116,736
3,0639
7941507,624
-5121390,888
8388279,648
3,0639
7941507,624
446772,024
Penuh
446772,024
21802970,88
3,0639
7941507,624
13861463,26
Penuh
13861463,26
10791014,4
3,0639
7941507,624
2849506,776
Tahun
Bulan
[1]
Feb. Mar. Apr. Mei Thn. 2001
Jun. Jul. Agt. Sept. Oct. Nop. Des.
Jumlah
= 49,0217 ( m 3 /dt)
Rerata
=
-1198886,184 -254646,504 Penuh Penuh -9384163,632
Penuh
Kapasitas waduk yang dibutuhkan =
3 4,0851 ( m /dt)
2623069,656
-4262772,744
Total Spilout
=
2849506,776
9384163,632
m3
41024585,16
m3
Sumber : Hasil Perhitungan Tabel 8 Perhitungan Kapasitas Tampungan Waduk Th.2001 Inflow
Inflow
Outflow
Outflow
Kekurangan
Kelebihan
Volume
Limpahan
(supply)
( m3 )
(demand)
( m3 )
(deficit)
(excess)
(kom.)
(spillout)
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
[7]
[8]
[9]
[10]
Jan.
2,57125 1,08523 1,78214 2,59779 3,12442 2,03716 4,24742 2,26477 1,00266 5,63009 4,20148 6,11095
6664680
2,2910
5938168,32
726511,68
Penuh
726511,68
2812916,16
2,2910
5938168,32
-3125252,16
4619306,88
2,2910
5938168,32
-1318861,44
6733471,68
2,2910
5938168,32
795303,36
Penuh
795303,36
8098496,64
2,2910
5938168,32
2160328,32
Penuh
2160328,32
Tahun
Bulan
[1]
Feb. Mar. Apr. Me i Thn. 2014
Jun. Jul. Agt. Sept. Oct. Nop. Des.
5280318,72
2,2910
5938168,32
11009312,64
2,2910
5938168,32
5870283,84
2,2910
5938168,32
-67884,48 -3339273,6
-3125252,16 -4444113,6
-657849,6
-657849,6 5071144,32
Penuh
5071144,32
-67884,48
2598894,72
2,2910
5938168,32
14593193,28
2,2910
5938168,32
8655024,96
Penuh
8655024,96
10890236,16
2,2910
5938168,32
4952067,84
Penuh
4952067,84
15839582,4
2,2910
5938168,32
9901414,08
Penuh
Jumlah
= 36,6554 ( m 3 /dt)
Rerata
=
3 3,0546 ( m /dt)
-3339273,6
Kapasitas waduk yang dibutuhkan = Total Spilout
=
9901414,08
4444113,6
m3
32261794,56
m3
Sumber : Hasil Perhitungan Maka dengan diketahuinya tampungan efektif waduk pada kedua tahun tersebut, dapat dihitung pengurangan tampungan waduk dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2014. Hasil perhitungan diatas akan penulis bandingkan dengan hasil perhitungan kapasitas tampungan waduk aktif eksisting. Kedua tabel Pengurangan tampungan efektif waduk tersebut akan ditabelkan sebagai berikut :
Tabel 9 Tabel Tinjauan Tampungan Efektif Waduk Tinjauan
Tampungan
Tahun 2001
9.384.163
m3
Tahun 2014
4.444.113
m3
Berkurang (13 tahun)
4.940.050
m3
Luas DAS
24,78
km2
Pengurangan per tahun
380,004
Laju Kehilangan DAS
0,000015 0,015335
m3 m/tahun mm/tahun
Sumber : Perhitungan Data
Tabel 10 Tabel Tinjauan Tampungan Efektif Waduk eksisting
Sumber : Perhitungan Data
Hal ini dapat di gambarkan dengan lengkung kapasitas sebagai berikut :
Gambar 4 : Studi Lengkung Kapasitas Tahun 2001 (Sumber, Laporan Inspeksi Besar Bendungan Prijetan).
Dari gambar di atas dapat kita lihat bahwa dengan elevasi crest pelimpah +49.90 menghasilkan tampungan efektif sebesar 9.730.000 m3. Sehingga dapat kita lihat perbedaan antara hasil AVSWAT dengan data (eksisting) adalah sebagai berikut : Tabel 11 Selisih Tampungan Efektif Waduk AVSWAT dengan eksisting Tinjauan Tahun 2001
Selisih Tampungan 345.837
3
m
3
Tahun 2014
59.956
m
Berkurang (13 tahun)
285.881
m3
Luas DAS
-
km2
Pengurangan per tahun
21,990 0,000001
m3 m/tahun
0,00089
mm/tahun
Laju Kehilangan DAS
Sumber: Hasil Perhitungan
Dari tabel diatas dapat kita lihat bahwa selisih dari hasil AVSWAT
dengan perhitungan data (eksisting) tidak jauh berbeda, yakni sebesar ± 5% . PENUTUP 5.1 Kesimpulan 1. Besarnya laju sedimentasi pada Waduk Prijetan sebesar 0,01533 mm/tahun. Sehingga untuk volume tampungan mati selama 13 tahun didapatkan sebesar 4.940.050 m3 . 2. Dari hasil Running AVSWAT 2000 untuk pendugaan jumlah erosi dan sedimen mulai tahun 2001-2014 di sub-DAS Prijetan adalah sebagai berikut: a. Nilai rata-rata erosi sebesar 0,7149 mm/tahun atau sebesar 8,881 ton/ha/tahun b. Nilai rata-rata sedimen sebesar 86,433 ton/ha/th 3. Dari luas DAS seluas 2478,562 Ha, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa luas (Ha) untuk kelas bahaya erosi sedang adalah seluas 400,167 Ha atau sebesar 16,6%, untuk kelas bahaya erosi ringan adalah seluas 1287,403 Ha atau sebesar 53,3% dan untuk kelas bahaya erosi sangat ringan adalah seluas 727,392 Ha atau sebesar 30,1%. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2001. Kajian Erosi dan Sedimentasi pada DAS Teluk Balikpapan Kalimantan Timur. http://www.crc.uri.edu/download/TE02_13-I_Kajian_Erosi_Teluk_BPN-1.pdf (diakses September 2015) Anonim. 2013. Analisis Erosi dan Sedimentasi Lahan di SUB DAS Panasen Kabupaten Minahasa. http://download.portalgaruda.org/article.p hp?article=108074&val=1013 (diakses September 2015). Arsyad, Sitanala. 2000. Konservasi Tanah dan Air. Bogor. IPB Press. Asdak, Chay. 2002. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Bisri, Mohammad, Dr.H.MS. 2009. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Malang : C.V.Asrori. Nasrully, Ahmad. 2008. Aplikasi Model SWAT (SOIL AND WATER ASSESMENT TOOLS) Untuk Analisis Debit di Sub DAS Lesti. Skripsi Tidak Diterbitkan. Malang: Program Sarjana Teknik Pengairan Universitas Brawijaya. Prahasta, Eddy. 2002. Konsep-konsep Dasar Sistem Informasi Geografis. Bandung : Informatika. Prahasta, Eddy. 2002. Sistem Informasi Geografis: Tutorial ArcView. Bandung : Informatika. S.L Neitsch, et al., 2002. Soil and Water Assesment Tool Theoretical Documentation version 2000. Grassland, Soil and Water Research Laboratory. Agricultural Research Service. Temple, Texas. Balckland Research Center. Texas Agricultural Experiment Station. Temple, Texas. Published 2002 by Texas Water Resources Institute, College Station, Texas. http://www.brc.tamus.edu/swat/. Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Model Statistik Untuk Analisa Data Jilid 1 dan 2. Nova. Bandung. Sumarto,CD. 1995. Hidrologi Teknik, Jakarta : Erlangga. Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi