Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
Kajian Perspektif Gender -Janaba
KAJIAN PERSPEKTIF GENDER PADA POLA ASUH ORANG TUA BAGI PERKEMBANGAN ANAK DI DESA BATU MERAH KOTA AMBON Janaba Rengiwur, Hendra Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Tarbiah IAIN Ambon Email:
[email protected] ABSTRAK Anak merupakan anugrah terbesar yang patut disyukuri maka sudah selayaknya diberikan pola asuh yang baik oleh orang tua, namun masih saja ditemukan orang tua yang memperlakukan anak secara berbeda-beda. hal ini akan berdampak buruk bagi anak di masa emas perkembangannya yakni pada usia 4 hingga 6 tahun. Penelitian ini bertujuan untuk 1. Memperoleh gambaran tentang bentuk pola asuh yang dilakukan oleh orang tua di RT 001 dan 002 RW 08 Desa Batu Merah Kota Ambon sudah perspektif gender 2. Mendapatkan gambaran tentang perkembangan anak di RT 001 dan 002 RW 08 Desa Batu Merah Kota Ambon 3. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis metode penelitian observasi, arjinya peneliti mengamati dan menganalisi pemaparan yang disampaikan oleh subyek secara objektif. Penelitian ini bertempat di RT 001 dan 002 RW 08 Desa Batu Merah Kota Ambon dan berlangsung sejak Juni - September 2015. Penentuan Subyek diperoleh dengan metode sampel kelompok (cluster sampling) dan dipilih menggunakan rumus Slovin. Terpilih orang tua sebanyak 16 pasang dan anak usia 4-6 tahun sebanyak 17 anak. Data penelitian diperoleh melalui angket, wawancara, dan observasi. Teknik analisis data dilakukan secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Pola asuh yang dilakukan orang tua di RT 001 dan RT 002 RW 08 desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota belum perspektif gender; Perkembangan anak di RT 001 dan RT 002 RW 08 desa Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota Ambon terdapat 3 anak yang perkembangannya Kata Kunci: Gender, Pola Asuh Orang Tua, Perkembangan Anak.
masyarakat. Masyarakat yang berperadaban
Pendahuluan Keberadaan perguruan tinggi merupakan salah
satu
ABSTRACT The family becomes the external environment and the first known residence by a child from birth. The child is a gift to be grateful it as a form of love and responsibility in carrying out the mandate of Allah, it should be given a good upbringing by parents, but still found parents who treat children differently, it would be bad for children in golden age period of development, at age 4 to 6 years. This study aimed to 1. Obtain an overview of the form of parenting was done by parents in RT 001 and 002 RW 08 Batu Merah village, Ambon City has a gender perspective 2. Obtain an overview of child development at 001 and 002 RT 001 and 002 RW 08 Batu Merah village, Ambon 3. This study used a qualitative approach to the type of observational research method, it means that researchers observe and analyze the explanation which presented by the subject objectively. This study took place, in RT 001 and 002 RW 08 Batu Merah village, Ambon and started from June to September 2015. The determination of subjects obtained by the method of sample group (cluster sampling) and selected using Slovin pattern. Chosen as many as 16 pairs of parents and children aged 4-6 years as many as 17 children. Data were obtained through questionnaires, interviews, and observations. Technique data analysis was done descriptively. The results showed that parenting of the parents at RT 001 and 002 RW 08 Batu Merah Village, Siimau District, Ambon has not been a gender perspective yet; Development of children in the RT 001 and RT 002 RW 08 Batu Merah village, Siimau district, Ambon, there are 3 children whose development are at dubious category and 3 children development experience divergence; Keywords: Gender, parenting of the parents, child development.
pertanda
peradaban
suatu
cenderung mengembangkan berbagai institusi yang mampu menggali, mengembangkan, mengalihkan, dan menerapkan pengetahuan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
Kajian Perspektif Gender -Janaba
yang diperlukan untuk memajukan masyakarat
menghadapinya maka perlu sumber daya
tersebut. Dalam hal ini, perguruan tinggi adalah
manusia yang memiliki keunggulan dan
institusi
berkualitas.
yang
mempunyai
kedudukan
terpenting. Dengan demikian perguruan tinggi, pengembangan pengetahuan, pembangunan masyarakat merupakan suatu mata rantai yang tidak dapat dipisahkan.1 perguruan
tinggi
dilakukan dengan mempertimbangkan aspek relevansi antara program pengembangan dan tuntutan perubahan masyarakat, hubungan timbal balik antara kedua aspek tersebut mengisyaratkan dinamika perubahan yang semakin kompleks. Sebagai agen perubahan, perguruan tinggi dituntut untuk memainkan fungsi kontrol terhadap dinamika masyarakat yang terus berkembang, sementara masyarakat memberikan umpan balik bagi pengembangan perguruan tinggi.2 Memasuki perkembangan zaman yang semakin canggih dan semakin kompleks sehingga daya saing antar liilusan perguruan tinggi yang semakin luar biasa maka terjadi banyak perubahan dalam kehidupan masyarakat sebagai akibat langsung dari era sehingga
terjadi
proses
transforrnasi secara fundamental dalam semua dimensi kehidupan. Hal tersebut melahirkan berbagai tantangan yang sangat serius berupa kompetisi
global,
(IAIN)
Ambon, merupakan salah satu perguruan tinggi Islam negeri yang sementara transfornasi pengembangan lembaga menuju Universitas
Pengembangan
globalisasi,
Institut Agama Islam Negeri
dan
agar
mampu
Islam Negeri. Oleh karena itu dibutuhkan beberapa strategi untuk tetap mempertahankan eksistensinya dengan melihat sumber daya yang ada baik dari segi sarana prasarana maupun manusianya. Dalam pengembangan lembaga khususnya di IAIN pada proses transfornasi menuju UIN harus melihat konteks perubahan-perubahan yang terjadi begitu cepat, baik pada tingkat konsep dan paradigma Perguruan tinggi. Selain itu, pengembangan IAIN harus mempertimbangkan perubahan dan transisi sosial, ekonomi dan politik nasional dan global. Tulisan ini mencoba mengkaji perubahan-perubahan yang dapat ditempuh IAIN dalam perspektif paradigma baru Perguruan Tinggi yang telah dirumuskan baik pada tingkat pendidikan nasional maupun internasional. Tulisan ini juga berusaha menawarkan sejumlah peluang dan alternatif yang dapat ditempuh IAIN bukan hanya
untuk
survive,
tetapi
untuk
mengembangkan dirinya menjadi Perguruan Tinggi yang dapat memberikan competitive
Sonhadji, A. 2012. Manusia, Teknologi, dan Pendidikan Menuju Peradaban Baru. (Malang: UM advantage kepada mahasiswanya. Press.) Hal. 1 16 2Super User. Pengembangan Lembaga Perguruan Tinggi Rumusan Masalah Agama Islam. online di http://fai.uniga.ac.id/index.php/ioomla-pagesAdapun masalah yang diangkat dalam iii/category-list/46-artikel-2. di akses pada tanggal 4 penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Meio2015 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
Kajian Perspektif Gender -Janaba
1. Apakah bentuk pola asuh yang dilakukan
asuh pada tumbuh kembang anak yang
oleh orang tua di RT 001 dan 002 RW 08
diterapkan di rumah. 2. Bagi instansi terkait
Desa Batu Merah Kota Ambon sudah
dapat dijadikan tolak ukur guna rancangan
perspektif gender?
program serta pembinaan dan sosialisasi
2. Bagaimana perkembangan anak di RT
kepada masyarakat terkait perspektif gender
001 dan 002 RW 08 Desa Batu Merah
pada pola asuh orang tua bagi tumbuh kembang
Kota Ambon?
anak di kota ambon Umumnya dan khususnya
Apa saja faktor-faktor yang menjadi ke'ndala pola asuh bagi perkembangan anak yang dilakukan orang tua di RT 001 dan 002 RW 08
di RT 001 dan 002 RW 08 Desa Batu Merah 3. Bagi peneliti sebagai bentuk implementasi ilmu dalam bidang penelitian guna mengkaji permasalahan sosial pendidikan dimasyarakat
Desa Batu Merah Kota Ambon?
sekaligus memberikan solusi guna penyelesaian Tujuan dan Manfaat Penelitian
masalah.
Tujuan penelitian ini antara lain
1.
Memperoleh gambaran tentang bentuk pola asuh yang dilakukan oleh orang tua di RT 001 dan 002 RW 08 Desa Batu Merah Kota Ambon sudah perspektif gender
2.
Mendapatkan
gambaran tentang perkembangan anak di RT 001 dan 002 RW 08 Desa Batu Merah'Kota Ambon
3.
Mengetahui faktor-faktor yang
menjadi kendala pola asuh yang dilakukan bagi perkembangan anak oleh orang tua di RT 001 dan 002 RW 08 Desa Batu Merah Kota Ambon. Manfaat Teoritis secara teoritis hasil penelitian ini dapat menjadi sumber rujukan bagi orang tua dan instansi terkait tentang pemahaman perspektif gender pola asuh orang tua bagi perkembangan anak di kota ambon pada umumnya dan khususnya di RT 001 dan
KAJIAN TEORI Konsep Gender Kata gender berasal dari bahasa inggris berarti jenis kelamin. Namun jenis kelamin di sini bukan seks secara biologis, melainkan sosial budaya dan psikologis. Dalam Webstr's New Word Dictionary sebagaimana dikutip Esha, gender diartikan sebagai perbedaan yang tampak antara laki-laki dan perempuan dilihat dari segi nilai dan tingkah laku, Pada prinsipnya,
konsep gender memfokuskan
perbedaan peranan antara laki-laki dengan perempuan, yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan norma sosial dan nilai sosial budaya masyarakat yang bersangkutan. Jadi gender bukan bicara perbedaan jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan melainkan peranan yang dimainkan oleh laki-laki dan
002 RW 08 Desa Batu Merah Kota Ambon. Manfaat Praktis 1. Bagi orang tua dapat
Ghufron Maba.tt, Kamus Leigkap Inggris Indonesia, (Surabaya: Terbit Terang) him. 121 di jadikan bahan refleksi diri sejauh mana pola 4 Mudjia Rahardjo, Relung-Relung Bahasa, (Yogyakarta: Adilya Media.2002) him. 137 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1 829-8169
perempuan dalam hidup bermasyarakat. Berkaitan denga penjelasan ini, adalah
Kajian Perspektif Gender -Janaba.
berdiri sendiri.
Hetherington dan Parks
menjelaskan bahwa pola asuh dapat diartikan
menarik apa yang dijelaskan oleh Sumbulah,
sebagai interaksi antara dua dimensi perilaku
bahwa istiah gender mempunyai beberapa
orang tua. Dimensi pertama adalah hubungan
variasi makna, yaitu gender sebagai istilah
emosional antara orang tua dan anak. Dimensi
asing, gender sebagai fenomena sosial budaya,
kedua adalah cara-cara orang tua dalam
gender sebagai suatu kesadaran sosial, gender
mengontrol perilaku anak. Orang tua adalah
sebagai persoalan sosial, dan gender sebagai
setiap orang yang bertanggung jawab dalam
sudut pandang.
suatu keluarga atas rumah tangga yang dalam
Berdasarkan pengertian dari beberapa
kehidupan sehari-hari di sebut dengan ayah dan
ahli yang telah dikemukakan maka dapat di
ibu. Sedangkan orang tua karir adalah orang tua
simpulkan bahwa pengertian gender adalah
yang memiliki pekerjaan tetap di luar rumah
perbedaan perilaku antara laki-laki dan
selain mengurusi kewajiban rumah tangganya,
perempuan yang dikonstruksikan secara sosial,
sedangkan orang tua non karir adalah orang tua
yakni perbedaan yang bukan kodrat dan bukan
yang memiliki pekerjaan tidak tetap di luar
ketentuan Tuhan melainkan diciptakan oleh
rumah atau hanya mengurusi pekerjaan rumah
manusia melalui proses sosial dan kultural
tangganya.
berupa peranan yang dimainkan oleh laki-laki
Menurut Gunarsa pola asuh adalah suatu
dan perempuan dalam hidup bermasyarakat.
gaya mendidik, yang dilakukan oleh orang tua
Sedangkan perspektif gender adalah sudut
untuk membimbing dan mendidik anak-
pandang yang dipakai ketika melakukan
anaknya dalam proses interaksi yang bertujuan
penelitian yang berfungsi untuk memahami
untuk memperoleh suatu peilaku yang
gejala sosial
diinginkan.
budaya. Gender dijadikan
perspektif dengan asumsi bahwa di dalam
Menurut Baldwin pola asuh merupakan
masyarakat ada perbedaan peran menurut jenis
sebagai didikan dimana orang tua seing
kelamin.
berembuk mengenai tindakan-tindakan yang
Pola Asuh Pola berarti gambaran yang dipakai untuk
harus diambil, menerangkan alasan-alasan daripada
peraturan,
menjawab
kepada
memberi contoh. Sedangkan asuh berarti menjaga, merawat, mendidik anak kecil atau memimpin, membantu, melatih supaya dapat
6 Hetherington dan Parks, Dikutip oleh D.Dianasari", Hubungan antara Kedemokrasian Pola Asuh Orang Tua dengan Kompetensi Sosial pada Remaja, (Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada Yogyakarta 2000), hal.42 3 Umi Sumbulah, Studi tentang Sensivitas Gender UIIS 7 Gunarsa Singgih. D, 1990, Psikologi Anak dan Malang, dalam Ulul Albab (jurnal studi Islam, sains dan Remaja, Jakarta: Gunung Mulia, hal 5 teknologi STAIN Malang, Vol.3 No.2 : 126 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
pertanyaan-pertanyaan
anak
dan
bersikap
toleran.
Kajia/i Perspektif Gender -Janaba
pengambilan keputusan. Diana Baumind mendefinisikan Pola asuh orang tua terkait
Dai beberapa pendapat ahli tersebut
pengambilan keputusan menjadi tiga tipe, yaitu
dapat disimpulkan bahwa pola asuh orang tua
pola asuh otoriter mempunyai karakteristik
merupakan pola interaksi orang tua selama
dimana orang tua yang membuat semua
melakukan kegiatan pengasuhan berupa sikap
keputusan, anak harus tunduk, patuh, dan tidak
yang dapat dilihat dari berbagai segi antara lain
boleh bertanya,
cara orang tua mendidik, membimbing,
karakteristik dimana pengawasan orangtua
menerapkan aturan dan disiplin, membeikan
yang ekstra ketat terhadap tingkah laku anak-
hadiah dan penghargaan, hukuman, serta cara
anak, tetapi mereka juga mendorong anak
menunjukkan kekuasaannya, perhatian. dan
untuk membicarakan apa yang ia inginkan
tanggapan atas keinginan anak serta cara
dalam pengambilan keputusan dan Permisif
berhubungan dan berkomunikasi dengan anak
terbagi
baik secara langsung maupun tidak langsung.
kurangnya kemampuan pengendalian diri anak
Aspek-aspek yang menjadi Indikator dalam
karena orang tua cenderung membiarkan
pola asuh orang tua perspektif gender
anaknya berprilaku sesuai keinginannya agar
meliputi
dituruti, anak dibiarkan bebas dan bersikap
Nilai anak Yaitu terkait dengan cara
atas
demokratis mempunyai
Permisif indulgent yakni
orang tua memperlakukan anak-anaknya baik
semaunya
sendri.
Permisif indifferent
dari sisi psikologi, ekonomi, dan sosial;
mempunyai ciri orang tua sangat tidak terlibat
Pembagian tugas pengasuhan Yaitu meliputi
dalam kehidupan anak, sehingga anak
bagaimana cara ayah dan ibu dalam membagi
cenderung tidak percaya diri dan memiliki
dan bekerjasama dalam mengasuh anak;
pengendalian diri yang buruk.
Perlakuan teknis pengasuhan Yaitu berkaitan
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pola
dengan cara orang tua dalam membagi tugas-
Asuh Orang Tua
tugas rumah tangga kepada anak-anaknya;
Beberapa faktor yang mempengaruhi
Harapan tentang masa depan Yaitu terkait
pola asuh menurut Edward10, yakni: Tingkat
dengan bagaimana orang tua memberi
pendidikan dan pengetahuan orang tua serta
kesempatan
pengalaman sangat
perkembangan
dan
memberi potensi
dukungan anak-anaknya;
berpengaruh
dalam
mengasuh anak, Lingkungan, budaya, Stress
Pengambilan keputusan. Yaitu pembagian
ibu dalam menjalankan pola asuh, hubungan
wewenang antara ayah dan ibu dan proses
suami istri yang kurang harmonis, Aktivitas ibu
Edwards dalam Herlina, 2013, Thesis: Hubungan Pola Abu Ahmadi, 1999, Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, hal.260 Asuh Keluarga dengan Kemandirian Perawatan Diri Anak Usia Sekolah di Keluarga Cisalak Pasar Neneng Anggriany&Yulianti Dwi Astuti, Psikologika, Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Nomor 16 tahun VIII Juli 2003 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
Kajian Perspektif Gender -Janaba
sangat mempengaruhi hubungan dengan
berdampak kepada kemampuan ibu dalam
anggota keluarga terutama anak, faktor usia
memberikan pola asuh secara bahagia;
karena terlalu muda ataupun tua, menyebabkan
Aktifitas ibu sangat mempengaruhi hubungan
tidak dapat menjalankan peran secara optimal.
dengan anggota keluarga terutama anak-
Pola asuh keluarga lebih banyak
anaknya.
dipegang oleh ibu dirumah, namun terdapat
Perkembangan Anak
beberapa faktor yang mempengaruhi pola asuh
Pengertian
yaitu;
Tingkat Pendidikan dan pengetahuan
perkembangan
adalah
bertambahnya kemampuan dan struktur dan
orang tua serta pengalaman sangat berpengaruh
fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola
dalam mengasuh anak, seperti: terlibat aktif
yang teratur,
dalam pendidikan anak, mengamati segala
diramalkan sebagai
sesuatu dengan berorientasi pada masalah anak,
diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ,
selalu berupaya menyadiakan waktu untuk
dan sistemnya yang terorganisasi. Menurut F. J.
anak-anak dan menilai perkembangan fungsi
Monks pengertian perkembangan merujuk
keluarga
anak;
kepada suatu proses kearah yang lebih
mempengaruhi
sempuma dan tidak dapat di ulang kembali.
dalam
Lingkungan,
keperawatan
banyak
dapat diperkirakan, hasil
dari
dan proses
perkembangan anak, maka tidak mustahil jika
Pendapat lain di sampaikan oleh Reni Akbar
lingkungan ikut serta mewarnai pola-pola
Hawadi bahwa perkembangan secara luas
pengasuhan yang diberikan orangtua terhadap
merujuk kepada keseluruhan proses dari
anaknya. Anak juga seringkali mengamati
potensi yang di miliki individu dan tampil
perilaku orang lain, kemudian menjadi ciri
dalam kualitas kemampuan, sifat dan ciri-ciri
kebiasaan atau
yang baru.
kepribadiannya;
Budaya,
orangtua sering mengikuti cara-cara yang
Dari beberapa pengertian tersebut dapat
dilakukan masyarakat dalam mengasuh anak,
di simpulkan bahwa perkembangan tidak
karena dianggap dianggap berhasil dalam
terbatas pada pengertian pertumbuhan yang
mendidik anak dan diharapkan anak dapat
semakin membesar, melainkan di dalamnya
diterima masyarakat dengan baik. Orangtua
juga terkandung serangkaian perubahan yang
juga menjadikan pedoman praktik pengasuhan
berlangsung secara terus-menerus dan bersifat
dari
tetap dari fungsi-fungsi jasmaniah dan rohaniah
orangtua mereka sendiri,
strategi
penyelesaian masalah yang dimiliki dalam
yang dimiliki individu menuju ke tahap
menghadapi permasalahan anak; Hubungan
kematangan melalui pertumbuhan.
suami-istri
yang
kurang
harmonis
akan
Teori mengenai perkembangan berkisar kepada persoalan yang berhubungan dengan
"Kartika Sari O.V. (2006). Faktor-faktor yang pengaruh pembawaan dan lingkungan hidup berhubungan dengan pola Pengasuhan dan Kemandirian anak sekolah dasar. Jakarta, Skripsi, Keperawatan UI Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1 829-8169
bagi perkembangan indiviu.
Kajian Perspektif Gender -Janaba
masa timbulnya pengamatan indera, yang
Teori Nativisme berasal dari kata nativis yang berarti pembawaan. Menurut teoi ini
kemudian disusul oleh ingatan, fantasi dan akhirnya muncul masa intelektual.14
anak sejak lahir telah membawa sifat-sifat dan
Teori Konvergensi yang dikemukakan
dasar-dasar tertentu. Sifat dan dasar-dasar yang
oleh Stren menyatakan bahwa manusia dalam
dibawa sejak lahir itu dinamakan sifat-sifat
perkembangan hidupnya dipengaruhi oleh
pembawaan. Menurut teori ini sifat bawaan
bakat/pembawaan dan lingkungan atau oleh
mempunyai
dasar dan ajar. Manusia lahir dengan membawa
peranan
penting
bagi
perkembangan individu dan tidak ada pengaruh
unsur tertentu dan akan berkembang karena
dengan pendidikan dan faktor lingkungan.
pengaruh lingkungan. Usaha yang dilakukan
Teoi ini didukung oleh Schopenhoure dan
agar unsur yang baik dapat berkembang hingga
Lombrose.
batas maksimum dan unsur yang jelek dapat
Teori Empirisme menyatakan bahwa manusia tidak memiliki pembawaan. Seluruh
ditekan hingga tidak dapat berkembang.15 Pada
dasarnya
manusia
dalam
perkembangan hidupnya sejak lahir hingga
kehidupannya mengalami berbagai tahapan
dewasa ditentukan oleh faktor dai luar yakni
perkembangan dan setiap tahap mempunyai ciri
lingkungan hidup dan pendidikan. Pendapat ini
tertentu. Santrok dan Yuss'en mengelompokkan
didukung oleh John Locke. Ia menyatakan
tahap perkembangan anak berdasarkan waktu-
bahwa anak lahir seperti kertas putih yang
waktu yang dilalui ke dalam lima tahap yakni
belum mendapat coretan sedikitpun. Akan
tahap pranatal (saat dalam kandungan), tahap
dijadikan apa kertas itu tergantung kepada yang
bayi, tahap kanak-kanak awal, tahap anak akhir
menulisnya. Pernyataan ini dikenal dengan
dan tahap anak remaja.1
teori tabularasa.13
Tahap-tahap
Teori Rekapitulasi menyatakan bahwa
perkembangan
afektif
manusia merupakan perpaduan dari tugas-tugas
perkembangan individu merupakan ulangan
perkembangan dan
dari perkembangan jenisnya. Teori ini
Perkembangan afektif suatu tahap dapat
dikemukakan oleh Stanley Hall berdasar teori
berpengaruh secara positif maupun negatif
Hachel
terhadap tahap berikutnya.
dalambidang biologi.
Pengaruh
pandangan Stanley Hall menimbulkan adanya pandangan bahwa fungsi psikis timbul secara
tugas-tugas
sosial.
Perkembangan kognitif menurut teori Piaget terbagi dalam 4 tahap perkembangan.17
berturut-turut dalam waktu-waktu yang tertentu 14 Op.cit. h. 35 15 Op.cit. h. 36 16 Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2007), 2 Mustakim dan Abdul Wahab, (2010), Psikologi Perkembangan Peserta Cet. 15, Jakarta Universitas Terbuka, h. 1.9 Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta: h. 33 1 3 Ibid. 33 "Ibid. h. 1.15 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
pula. Misalnya pada masa anak kecil adalah
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
Tahap sensori motor
Kajian Perspektif Gender -Janaba
(0-2 tahun). Kegiatan
anak bukan saja dapat dididik tetapi harus
intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya
dididik, diasah dan dibina karena kodratnya
mencangkup gejala yang diteima secara
membutuhkan pembinaan dan pendidikan.
langsung melalui indra. Tahap praoperasional
Faktor lingkungan yang dapat berpengaruh
(2-7 tahun). Pada tahap ini perkembangan
dikelompokkan menjadi tiga yaitu pranatal,
sangat pesat. Lambang-lambang bahasa yang
kelahiran, dan pascanatal.
dipergunakan untuk menunjukkan benda-benda
Tes Perkembangan
nyata bertambah dengan pesatnya. Keputusan
Tes perkembangan anak adalah suatu tes
yang diambil hanya berdasarkan intuisi, bukan
atau prosedur pemeriksaan yang dilakukan
berdasarkan analisis rasional. Tahap konkret
untuk mengetahui kemampuan dasar anak. Ada
(7-11
tahun). Kemampuan berpikir logis
berbagai macam jenis tes perkembangan
muncul pada tahap ini. Mereka dapat berpikir
diantaranya tes IQ (Intelegensi Questions), Tes
secara sistematis untuk mencapai pemecahan
Prestasi, Tes Psikomotorik, Tes Proyeksi, Tes
masalah. Tahap formal operasional (11-15
Perilaku Adaptif, Kuesioner Pra Skrining
tahun). Tahap ini ditandai dengan pola berpikir
Perkembangan dan lain sebagainya.
orang dewasa. Dengan demikian dapat
Menurut Frankerburg yang di kutip oleh
dinyatakan bahwa menekuni tugasnya untuk
Soetjiningsih
mengasuh, membimbing dan mendidik,
perkembangan
anaknya, orang tua sebaliknya memahami teori
kepribadian/tingkah laku sosial, Motorik halus,
piaget dan tahap-tahap perkembangan ankak.
Motorik Kasar, dan bahasa. Aspek-aspek
Dengan demikian orang tua memiliki landasan
perkembangan tersebut merupakan modifikasi
untuk
dari tes perkembangan yang ditemukan oleh
mengembangkan
harapan-harapan
realistik mengenai prilaku anaknya.
terdapat anak
empat
aspek meliputi
Frankerburg, yang dikenal dengan Kuesioner
Pola perkembangan secara normal antara
Pra Skrining Perkembangan (KPSP), yaitu
anak yang satu dengan yang lainnya pada
salah satu test yang sering digunakan untuk
akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi
menilai perkembangan anak mulai usia 1 bulan
oleh interaksi banyak faktor. Untuk dapat
sampai 6 tahun. Perkembangan yang dinilai
berkembang dengan baik maka dibutuhkan
meliputi
dukungan dari lingkungan sekitar anak. Anak
motorik halus, motorik kasar dan bahasa pada
bukanlah makluk yang dapat berkembang
anak.
perkembangan personal sosial,
terlepas dari pengaruh lingkungan. Langeveld
Tes perkembangan yang dilakukan dalam
pernah menyatakan bahwa manusi adalah
penelitian ini berupa Kuesioner Pra Skrining
animal educandum artinya manusia itu
Perkembangan atau di kenal dengan tes KPSP
binatang yang dapat dididik. Oleh karena itu
adalah alat/instrumen yang digunakan untuk
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Kajian Perspektif Gender -Janaba
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
mengetahui perkembangan anak normal atau
nilai kritis \Wo.
* = iTal
ada penyimpangan. tes ini bukanlah tes diagnostik atau tes IQ. Kuesioner Pra Skrining
Keterangan tj = besaran sampel, N = besaran
Perkembangan memenuhi semua persyaratan
populasi e = nilai kritis (batas ketelitian) yang
yang diperlukan untuk metode skrining yang
dinginkan.
baik. Tes ini mudah dan cepat (15-29 menit),
Instrumen yang digunakan adalah peneliti
dapat diandalkan dan menunjukkan validitas
sendiri yang secara langsung mengumpulkan
yang tinggi. Dai beberapa penelitian yang
data, Angket, Wawancara,
pernah dilakukan ternyata Kuesioner Pra
dengan tes KPSP. Observasi dan Dokumentasi
Skrining Perkembangan secara efektif dapat
digunakan sebagai bukti data penelitian.
mengidentifikasikan antara 85-100% bayi dan
Prosedur penelitian ini
anak-anak prasekolah
persiapan,
yang mengalami
keterlambatan perkembangan. Penilaian
tahap
yang di lakukan
terdii
dari
tahap
pelaksanaan,
dan
tahap
analisis.
Kuesioner Pra Skrining
Terkait
dengan
instrumen
yang
Perkembangan ini menilai perkembangan anak
digunakan
dalam empat faktor diantaranya penilaian
interpretasi mengacu kepada tabel interpretasi
tehadap personal sosial, motorik kasar, motorik
berikut ini.
berupa
angket
maka
hasil
halus, dan bahasa, dengan persyaratan tes ada
Tabel. 1
lembar formulir dan alat bantu atau peraga
Interpretasi Interval Skor pada Masing-
seperti, manik- manik, kubus warna merah
Masing Kategori
kuning hijau dan biru, permaianan anak bola kecil, bola tenis kertas dan pensil.
Kategori No
Interval
Kategori (-) (+)
Metode Penelitian
Sangat
Penelitian ini menggunakan pendekatan
1,00 -
kualitatif dengan jenis metode penelitian
Tidak
observasi, artinya peneliti mengamati dan
1,75
mencatat paparan yang terjadi pada subyek-
1,76 -
Setuju Tidak
2,50
Setuju
secara objektif. Lokasi di RT 001 dan 002 RW
2
08 Desa Batu Merah Kota Ambon dan
Sangat Setuju
Setuju
2,51 -
berlangsung sekitar 4 bulan terhitung sejak Juni
Setuju
Tidak Setuju
3,26 -
Sangat
Sangat Tidak
4,00
Setuju
Setuju
3,25
- September 2015. Subyek dalam penelitian ini adalah orang tua karir dan non karir yang memiliki anak usia 4-6 tahun. Berdomisili di RT 001 dan 002 RW 08 Desa Batu Merah Kota
Sedangkan
Ambon. Subyek diperoleh dengan metode sampel kelompok
(cluster sampling)' dan
dipilih menggunakan rumus Slovin dengan
untuk
penilaian
perkembangan anak yang diberikan tes pada 10 item mengacu pada pedoman beikut ini.
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
Kajian Perspektif Gender -Janaba
Tabel. 2
5 5 3-3:
-r*3
Kategori Tahap Perkembangan pada Anak No
Interval
■ Kl 001 L
Tahap perkembangan Oh H
1
<6
Penyimpangam (P)
2
7-8
Meragukan (M)
3
9-10
Normal (N)
S
3 ■ RTOm P as RT 002 L
Karir
Non Karir
■ RT 002 P
Jenis Pekerjaan Orang Tua
Hasil dan Pembahasan
Gambar 4.1.
Responden yang dipilih berupa anak dengan rentang usia 4 hingga 6 tahun yang berdomisili di kedua RT tersebut. Sebaran responden seperti tampak pada Tabel 4.1.
Sebaran Jenis Pekerjaan Orang Tua Berdasarkan data yang tampak pada gambar 4.1. dapat diuraikan bahwa untuk jenis pekerjaan orang tua di RT 001 sebanyak 5
Berikut.
pasang orang tua atau sebesar 62,5% dan non
Tabel 4.1 Sebaran Responden di RT 001 dan 002 berdasarkan usia anak Rentang Usia Anak (tahun)
RT 001
37,5%. Dengan jumlah total orang tua sebanyak 8 pasang. Adapun di RT 002 terdapat
RT 002
EPL
4
karir sebanyak 3 pasang orang tua atau sebesar
3 pasang orang tua yang berkarir atau sebesar 37,5% dan sebanyak 5 pasang orang tua yang
1
tidak berkarir atau sebesar-62,5%.
4.5
Dengan demikian berdasarkan analisis data
5
tersebut lebih banyak orang tua yang berkarir di
5.5
RT 001 di bandingkan dengan RT 002,
6
2
1
1
sebaliknya di RT 002 lebih banyak orang tua
Jumlah
yang non karir atau tidak bekerja dan hanya
Sumber: Data Hasil Observasi Tahun 2015
berdiam diri di rumah.
Pekerjaan
Pembahasan Terkait Pola Asuh Orang Tua
Pada penelitian ini, variabel pekerjaan orang tua dibedakan menjadi karir (Pekerjaan
pada perkembangan anak Perspektif Gender
tetap) dan non karir (bekerja secara tidak tetap
Guna mendapatkan tanggapan orang tua
atau separoh waktu). Sebaran jenis pekerjaan
dalam hal ini orang tua karir dan non karir pada
orang tua di kedua RT di tunjukkan oleh
RT 001 dan RT 002 terkait bentuk pola asuh
gambar 4.1 berikut ini.
yang diterapkan pada anak usia 4 hingga 6 tahun yang perspektif gender dalam penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
Kajian Perspektif Gender -Janaba
ini dikelompokkan atas 5 aspek yakni Nilai,
yang sama disampaikan oleh salah satu
Pembagian Tugas, Perlakuan Teknis, Harapan
pasangan orang tua non kair dari RT 002
Masa Depan, dan Pengambilan Keputusan.
menyatakan bahwa "anak pertama mereka
Nilai merupakan sesuatu yang dijunjung
berjenis kelamin perempuanan. Kehadiran
tinggi oleh manusia karena mengandung makna
anak pertama begitu membahagiakan, namun
kebaikan, keluhuran, kemuliaan dan sebaginya
kehadiran anak laki-laki selalu mereka
sehingga dapat diyakini dan dijadikan pedoman
harapkan guna melengkapi kebahagiaan
dalam hidup.18 Pada indikator nilai anak secara
keluarga
psikologi tanggapan yang dibeikan orang tua
mengindikasikan bahwa memiliki anak laki-
Berdasarkan data di dua lokasi penelitian
laki menjadi hal utama dibandingkan dengan
tersebut dapat diketahui bahwa orang tua karir
anak perempuan dalam keluarga ini.
kecilnya".
Pendapat
ini
maupun non karir di RT 001 dan RT 002
Menaggapi pernyataan positif bahwa
memberi rata-rata tanggapan pada kategori
anak perempuan secara psikologis lebih dekat
setuju unutk pernyataan positif. Pernyataan
dengan orang tua dan banyak menyita waktu
positif yang dimaksud adalah anak laki-laki
dan biaya, dibenarkan oleh pasangan orang tua
dapat menjadi kebanggaan dan menjadi teman
non karir di RT
bermain bagi orang tua, dan anak perempuan
berpendapat
secara psikologis lebih dekat dengan orang tua
perempuan butuh waktu lebih dan biaya
dan banyak menyita waktu dan biaya.
banyak dibandingkan dengan anak laki-laki
bahwa
002. tersebut. Mereka "mengasuh
anak
Menurut pendapat salah satu orang tua
karena anak perempuan mestinya selalu
karir di RT 001 bahwa "sesuai budaya dan
terlihat bersih dan cantik, serta terampil
tradisi masyarakat setempat hanya anak laki-
mengerjakan pekerjaan rumah. Hal ini
laki
membutuhkan perhatian khusus dari orang tua
yang meneruskan nama keluarga
sedangkan tidak untuk anak perempuan.
dan biaya perawatan yang besar, berbeda
Dengan demikian menjadi suatu kebanggaan
dengan mengurus anak laki-laki yang
bagi pqsangan orang tua yang dianugrahi
keperluannya lebih sedikit dibanding anak
anak laki-laki dalam keluarganya". Selain itu
perempuan. Anak perempuan memiliki
juga "anak laki-laki dapat menemani orang tua
perasaan yang lemah-lembut sehingga mereka
bermain sepak bola, playstation, dan balapan
cenderung
sepeda bersama dan permaian lainya yang
dibandingkan dengan anak laki-laki yang
mungkin tidak bisa dilakukan ketika orang tua
terkesan cuek dan kurang menunjukkan
hanya memiliki anak perempuan". Pendapat
perhatian dan kasih sayangnya kepada orang tua".
1 8 Umar Tirtaraharja dan La Sulo, (2005), Pengantar Pendidikan Cet. Kedua Edisi Revisi, Jakarta PT Rineka Cipta. hal. 21 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
dekat
dengan orang tua
Kajian Perspektif Gender -Janaba
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
Orang tua karir maupun non karir di RT 001 dan RT
002 rata-rata memberikan
benih kemungkinan untuk bergaul, berinteraksi dan berkomunikasi dengan orang lain. Pada
tanggapan pada kategori tidak setuju bahkan
hakikatnya
sangat tidak setuju untuk pernyataan negatif
meneima satu sama lain. Pada aspek nilai anak
berupa anak laki-laki tidak dapat memperkuat
secara sosial rata-rata tanggapan orang tua kair
kasih sayang suami istri dan anak perempuan
di RT 001 dan RT 002 dan non kair di RT 001
tidak memberikan masalah bagi orang tua. Hal
tidak setuju pada pernyataan negatif dan setuju
yang melatarbelakangi ketidaksetujuan atas
pada pernyataan positif. Orang tua berpendapat
pernyataan tersebut diungkapkan salah satu
demikian selain dilatarbelakangi oleh profesi
orang tua karir di RT 002. Menurut orang tua
mereka yang bekerja, serta pendapat yang
bahwa "anak laki-laki sangat diharapkan
disampaikan oleh salah satu orang tua bahwa
kehadirannya dalam keluarga,
jika anak perempuan bekerja dan tidak cepat
dengan
terkandung unsur
memberi
dan
demikian keberadaannya mampu memperkuat
menikah tetapi terlebih dahulu menyiapkan dii
kasih sayang orang tua sebaliknya anak
dalam bimbingan keluarga merupakan hal yang
perempuan dianggap sebagai mahluk yang
baik sebelum tiba saat dan waktu yang tepat
lemah sehingga memberikan banyak masalah
untuk
bagi orang tua".
keberhasilan orang tua karena memiliki anak
Berdasarkan hasil analisis tanggapan dan
menikah
dan
menjadi
tolak
ukur
perempuan yang didik dengan baik ahlaknya,
wawancara yang disampaikan menunjukkan
cantik parasnya, memiliki pekerjaan yang baik
bahwa rata-rata orang tua karir dan non karir di
sehingga martabat keluarga menjadi baik di
RT 001 dan RT 002 secara psikologi orang tua
mata masyarakat.
mengaggap nilai anak laki-laki lebih dapat
Respon sangat setuju disampaikan oleh
membanggakan dan mempererat hubungan
rata-rata orang tua non karir di RT 002. Hal ini
orang tua dibanding anak perempuan, begitu
dipengaruhi oleh kondisi sosial masyarakat di
juga anak perempuan memiliki rasa kasih
lingkungan setempat jika memiliki anak
sayang yang besar bagi keluarga tetapi dapat
perempuan yang telah dewasa agar cepat-cepat
memberikan banyak masalah bagi orang tua
dinikahkan, tidak perlu bekerja karena nan tiny a
karena dianggap lemah dan tidak bisa
beban hidup anak perempuan tersebut menjadi
melindungi dirinya sendiri.
tanggung jawab laki-laki atau calon suaminya
Setiap bayi yang lahir dikaruniakan
kelak. Sehingga anak laki-laki jangan cepat
potensi sosialitas. Demikian kata M. J.
menikah tetapi terlebih dahulu mempersiapkan
Langeveld dalam Umar T.19 Pernyataan
masa
tersebut diartikan bahwa setiap anak dikanuniai
bertanggungjawab dalam keluarga. Pendapat
depannya
karena
ia
yang
tersebut sebagaimana diungkapkan oleh Umar Ibid, hal 18 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
Kajian Perspektif Gender -Janaba
T. bahwa pembentukan atau pengubahan nilai
tangga daripada anak laki-laki, karena anak
dalam diri seseorang dapat dilakukan dengan
perempuan nantinya mengurus suami dan anak
berbagai cara seperti pembiasaan, internalisasi
jika telah berkeluarga. Hal ini mengindikasikan
nilai melalui ganjaran, hukuman, modeling atau
bahwa tanggapan yang diberikan orang tua
keteladanan dan sebaginya."
terkait pola asuh nilai anak pada aspek
Orang
tua
dan ' 002
ekonomi belum sepenuhnya perspektif gender.
berpendapat bahwa memiliki anak baik laki-
Becker mengemukakan bahwa anak dipandang
laki maupun perempuan sama nilainya secara
sebagai sumberdaya yang sangat berharga dan
ekonomi karena akan memerlukan biaya yang
tahan lama. Secara alami anak memiliki nilai
sama dalam
dan orang tua
psikis dan nilai matei sehingga orangtua
berharap anak perempuan dan laki-laki sama-
menganggap anak merupakan nilai investasi di
sama dapat membantu orang tua mereka
masa depan yang efisien. Investasi pada anak
nantinya.
tua juga
diwujudkan dengan pengasuhan yang baik,
RT
semakin
perawatan, sekolah dan pemenuhan makan
banyak jumlah anak pasti memerlukan biaya
anak yang baik. Penilaian orangtua akan
yang lebih besar dan semakin sedikit perhatian
mempengaruhi cara mereka memperlakukan
dan waktu yang dapat diberikan pada masing-
anak dan perlakuan mereka terhadap anak
masing anak. Menurut pendapat salah satu
sebaliknya akan mempengaruhi penilaian anak
orang tua non karir di RT 001 bahwa semua
terhadap orangtua.
pada
baik
001
mengurusnya
Ketidaksetujuan
didasarkan
anak
di
orang
pendapat
laki-laki
bahwa
perempuan
Selain aspek nilai, Pembagian tugas
mempunyai nilai yang sama bagi orang tuanya,
menjadi bagian yang penting dipahami oleh
maka sudah seharusnya diberikan hak dan
orang tua. Alasan yang diberikan oleh salah
kewajiban yang sama sehingga tidak perlu
satu orang tua bahwa "mengasuh anak sudah
dibedakan satu dengan yang lain. Tanggapan
menjadi tanggungjawab bersama antara kedua
tersebut
yang.
orang tua dan tidak semestinya dibedakan
diutarakan oleh orang tua non karir di RT 002
berdasarkan jenis kelamin. Misal seorang ibu
bahwa
aspek
yang melahirkan dan menyusui anak secara
orang tua
kodrati tidak dapat digantikan oleh ayah". Hal
laki-laki
ini mengindikasikan bahwa rata-rata orang tua
sedangkan anak perempuan tidak wajib tetapi
karir di RT 001 dan RT 002 serta non kair di
jika dibutuhkan dapat juga membantu. Anak
RT 002 telah memiliki pemahaman yang maju
perempuan
dan moderen terkait pembagian tugas orang tua
dipertegas
memberikan
ekonomi merupakan
maupun
91
dengan
contoh
bantuan
dalam
secara biaya kepada tanggungjawab
lebih
dituntut
anak
dapat
membantu
orang tua menyelesaikan pekerjaan rumah Hurlock, E. B. 1997. Perkembangan Anak Edisi 6 Jilid 2. (MM Tjandrasa: Penerjemah).. Jakarta: Erlangga. Ibid h. 151 Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Kajian Perspektif Gender -Janaba
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
dalam mengasuh anak. Tugas mengasuh anak
keluarga dan semestinya masing-masing bagian
semestinya dilakukan bersama-sama oleh orang
dari anggota keluarga dapat membantu
tua tanpa membedakan satu sama lain dan
menyelesaikan tugas dan urusan keluarga
dapat dilakukan secara proposional.
sesuai dengan kemampuan dan kesanggupan
Tanggapan berbeda justru dibeikan oleh
yang dimiliki tanpa dikaitkan dengan jenis
orang tua non karir di RT 001 yang setuju
kelamin. Dengan demikian anak akan belajar
terhadap peryataan positif bahwa jika anak
mandiri dan dan bertanggung jawab serta tidak
hendak mandi maka ibu yang wajib
terus bergantung kepada orang tua dalam
membantunya, ibu yang harus memasak dan
menyelesaikan permasalahan dalam keluarga.
mencuci di rumah, serta bila anak sakit ibu
Harapan
Masa
Depan.
Terdapat
yang harus menjaga dan merawatnya dan
tanggapan pada kategori sangat setuju dan tidak
pekerjaan ini bukan menjadi tugas ayah.
setuju.
Tanggapan ini mengindikasikan bahwa rata-
oleh orang tua non karir di RT 001 dan karir di
rata orang tua non karir di RT 001 masih
RT 002. Pendapat ini didasarkan oleh sistem
berpandangan secara tradisional sehingga
yang dianut masyarakat serta pengalaman yang
membedakan tugas pengasuhan anak secara
sering menjadi
ekstrim dimana ibu yang memegang peranan
umum. Alasan yang mendasari pendapat ini
penting dalam hal mengurus anak dan
disampaikan oleh salah satu orang tua bahwa
menyelesaikan pekerjaan di rumah dan bukan
setempat bahwa
menjadi tugas seorang ayah, sehingga seorang
meneruskan
ayah tidak perlu membantu.
berdasarkan tradisi budaya yang di anut dan
Perlakuan teknis. Alasan yang diberikan
Pendapat
sangat
setuju
kasus di
disampaikan
masyarakat secara
"anak laki-laki yang nanti
nilai
dan
nama
keluarga
jika memiliki anak perempuan maka di masa
orang tua bahwa anak perempuan sebaiknya
depan
tinggal dirumah karena dikhawatirkan jika
perhatian dan kasih sayangnya tetap sama
keluar rumah akan berdampak kurang baik bagi
kepada orang tuanya berbeda dengan anak
keamanannya sehingga merusak nama baik dan
laki-laki yang jika telah menikah dan memiliki
martabat keluarga. Anak perempuan yang
keluarga kadang lupa dengan orang tuanya".
memiliki tugas utama menyelesaikan pekerjaan
Sebaliknya kelompok yang tidak setuju yaitu
di rumah dan bukan menjadi tugas bagi anak
orang tua karir di RT 001 dan non karir di RT
laki-laki. Adapun tanggapan yang diberikan
002. Pendapat ini didasarkan pada kesadaran
oleh orang tua karir di RT 002 bahwa mereka
orang tua bahwa anak laki-laki maupun
tidak setuju dengan pernyataan positif maupun
perempuan hendaknya diberi kesempatan dan
negatif dikarenakan orang tua dan anak
peluang
merupakan
perhatian, kasih sayang, mewariskan nama dan
satu kesatuan berupa anggota
walaupun
yang
telah
sama
menikah
karena
rasa
tetapi
aman,
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Kajian Perspektif Gender -janaba
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
nilai keluarga dapat dilakukan oleh anak
otoriter dan keras kepala.
perempuan maupun anak laki-laki. Dan ini
Selain itu untuk pernyataan pola asuh
menjadi tantangan bagi orang tua guna
orang tua secara permisif misalnya ketika anak
mempersiapkan anak-anaknya menjadi pribadi
laki-lakinya bertengkar dengan temannya maka
yang bertanggungjawab bagi keluarganya di
orang tua akan membela anaknya, jika anak
masa mendatang. Sehingga kelompok kedua
perempuan
yang tidak setuju telah menerapkan pola asuh
tuanya akan menuruti keinginan anaknya dan
yang persprektif gender jauh labih baik
orang tua akan selalu membantu anak laki-
sedangkan kelompok pertama yang setuju
lakinya
dengan pernyataan yang diberikan masih
Pernyataan
menerapkan pola pengasuhan tradisional bagi
tidak setuju oleh rata-rata orang tua pada RT
anaknya di masa yang akan datang.
001
Pengambilan keputusan. mendasari
pemahaman
mengambil
keputusan
Pendapat yang
orang
tua
secara
dalam otoriter
suka jajan
bila
dan
maka
menemui
ini
kesulitan
direspon
RT 002.
sebagai
dengan
Pendapat
orang
belajar. tanggapan
yang
sempat
diungkapkan oleh salah satu orang tua non karir di RT 002 bahwa "orang tua dapat memberikan
bantuan,
perhatian
dan
kasih
disampaikan oleh salah satu orang tua karir di
sayang
RT 001, bahwa "orang tua merupakan wall
semua anak, dan tidak perlu berlebihan atau
dari anak yang bertanggungjawab memutuskan
cenderung
hanya
apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan oleh
sehingga
berakibat
anak,
mandiri, manja, tergantung dengan orang tua,
yang
karena anak dianggap sebagai orang belum
sendiri
mampu
maka
memutuskan
semua
keputusan
hidupnya bagi
anak
yang
sama
dan
berimbang
kepada
salah
anak
kepada
satu
tersebut
anak tidak
keras kepala dan susah diatur yang berakibat pada
suka
berbuat
semaunya
sendiri".
diatur oleh orang tua". Misalnya orang tua
Pendapat ini menunjukkan bahwa orang tua
selalu
dalam
mengontrol
dilakukan
anak
semua
kegiatan
perempu'annya
yang
setiap
saat
mengambil
demokratis.
Anak
keputusan yang
dibesarkan
secara dengan
sehingga tidak salah bergaul dan terpengaruh
segala
lingkungan
yang
anak
keputusan secara permisif akan memiliki kesan
perempuan
harus
semua perintah
bahwa segala sesuatu itu mudah, karenanya dia
tidak
baik,
mengikuti
dan
kemudahan
dan larangan yang ditetapkan orang tua tanpa
akan
kecuali.
masalah. Pada
Orang
memperlakukan
tua
yang
pengambilan
sangat terpukul jika dihadapkan pada kondisi ini jika anak
tidak
diarahkan dengan baik oleh orang tua maka
Perlakuan ini akan berkesan dalam jiwa anak
anak cenderung akan memberontak dan tidak
sebagai
terkontrol.
dasar.
secara
akan
hal
otoriter.
persepsi
anaknya
otoriter
dalam
Sebagai
dampaknya
anak akan berkembang sebagai anak yang Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Berdasarkan hasil analisis dan pendapat
Kajian Perspektif Gender -Janaba
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
yang diperoleh maka dapat dinyatakan bahwa
ditunjukkan pada gambar 4.2. dapat dikatakan
pola asuh orang tua berdasarkan indikator
bahwa di RT 001 dai 8 anak yang menjadi
pengambilan keputusan yakni ada yang otoriter
subyek 1 orang perkembangannya meragukan
dan juga demokratis. Pengasuhan anak yang
dan
ideal diharapkan dapat mengambil keputusan
sedangkan di RT 002 dari 8 anak yang
secara demokratis. Pola asuh demokratis adalah
dijadikan
pola asuh yang bersifat rasional dalam
penyimpangan, 2 anak berada pada kategori
pengambilan keputusan. Orang tua dalam
perkembangannya meragukan dan 4 anak
melakukan atau memutuskan suatu putusan
berkembang dengan normal.
7
anak perkembangannya normal,
subyek
3
anak mengalami
selalu tidak ragu-ragu dalam mengendalikan
Perkembangan masing-masing anak
anak mereka, lebih mempriorotaskan anak,
membutuhkan waktu yang berbeda-beda
bersikap realistis terhadap kemampuan anak,
sehingga dibutuhkan ketekunan dan kesabaran
tidak berharap memberikan kebebasan kepada
orang tua dalam mengasuh anaknya. Misalnya
anak untuk memilih dan melakukan suatu
anak laki-laki lebih menyukai musik dan anak
tindakan, dan pendekatannya kepada anak yang
perempuan memilih olah raga, maka orang tua
bersifat hangat membuat anak merasa nyaman,
dap->t menyesuaikan pola asuhnya dengan
dan dapat belajar dengan baik.
minat dan bakat anak tersebut.
Dengan demikian berdasarkan data hasil analisi
pada kelima indikator tersebut
Data hasil wawancara dan observasi menunjukkan
bahwa
anak
yang
ditemukan bahwa pola asuh orang tua belum
perkembangannya meragukan dan mengalami
perspektif gender.
penyimpangan teridentifikasi pada indikator
Data perkembangan anak di lokasi penelitian
prilaku sosial berupa anak tidak terbiasa
sebagimana ditunjukkan pada gambar 4.2
membensihkan tangan sebelum dan setelah
berikut ini.
makan, belum dapat mandi dan memakai baju sendiri serta tidak bisa terlepas dari orang
-?
* 10
U
h
RT DOT
^
Analisis
Data
anak tidak dapat mengendarai sepeda roda tiga.
Perkembangan
Ketidakmapuan
anak
ini
disebabkan
karena karena faktor kurangnya sarana yang
Anak Perkembangan anak merupakan sebuah proses yang kontinu sejak dari konsepsi sampai dewasa. 304 I
tidak mampu menggambar sesuai contoh yang ditunjukkan dan indikator motorik kasar yakni
KATEGORI PERKEMBANGAN ANAK
Gambar 4.2.
tuanya. Untuk indikator motorik halus anak
Berdasarkan
data
analisis
yang
disiapkan orang tua dan kepedulian serta ketekuan dari orang tua untuk mengontrol perkembangan
anaknya,
dan
ketersediaan
waktu, dalam hal ini sarana perlu di siapkan
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon
Kajian Perspektif Gender -Janaba
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1 829-8169
berupa alat tubs dan sepeda bagi anak untuk
semestinya orang tua memberikan pola asuh
bermain. Faktor lain juga berupa tingkat
yang baik pula.
pendidikan, pengetahuan dan keterampilan
Kesimpulan
orang tua yang masih kurang sehingga sulit
Berdasarkan hasil analisis data dan
memperlakukan anak sesuai kebutuhannya.
pembahasan terkait perspektif gender pada pola
Hal ini didukung oleh teori empiisme
asuh orang tua bagi perkembangan anak, maka
menyatakan bahwa manusia tidak memiliki
dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
pembawaan. Seluruh perkembangan hidupnya
1.
Bahwa Pola asuh yang dilakukan orang
sejak lahir hingga dewasa ditentukan oleh
tua di RT 001 dan RT 002 RW 08 desa
faktor dari luar yakni lingkungan hidup dan
Batu Merah Kecamatan Sirimau Kota
pendidikan.
Ambon indikator berupa nilai anak,
Pada indikator bahasa anak mengalami
pembagian tugas, perlakuan teknis,
kesulitan untuk berkomunikasi menggunakan
harapan masa depan dan pengambilan
bahasa indonesia yang baik dan benar. Hal ini
keputusan belum perspektif gender
disebabkan karena faktor lingkungan barupa
2.
Perkembangan anak di RT 001 dan RT
orang tua yang tidak membiasakan anak
002 RW 08 desa Batu Merah Kecamatan
berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia,
Sirimau Kota Ambon ditemukan bahwa
dan kondisi masyarakat sekitar yang terbiasa
terdapat 3 anak yang perkembangannya
berkumunikasi dengan dialek setempat. Teori
berada pada kategori meragukan dan 3
konvergensi
anak anak perkembangannya mengalami
yang
dikemukakan
menyatakan
bahwa
perkembangan
hidupnya
oleh
manusia
Stren
penyimpangan.
dalam oleh
Faktor-faktor menjadi kendala pola asuh
Manusia
bagi perkembangan anak yang dilakukan orang
lahir dengan membawa _nsure tertentu dan
tua di RT 001 dan 002 RW 08 Desa Batu
akan berkembang karena pengaruh lingkungan.
Merah Kota Ambon berupa faktor budaya dan
bakat/pembawaan
Berdasarkan
dan
dipengaruhi
lingkungan.
hasil
analisis
dan
model yang diadopsi secara turun temurun;
pembahasan tersebut maka orang tua sebagai faktor
utama
memberikan
sangat . berperan
pengasuhan
sarana yang disiapkan orang tua dan Faktor
anaknya. Jika dalam pengasuhannya orang tua
kepedulian serta ketekuan dari orang tua untuk
memperlakukan
dan
tidak
mengontrol perkembangan anaknya, Faktor
yang
baik
ketersediaan waktu, Serta faktor tingkat
seperti makan yang bergizi, istirahat yang
pendidikan, pengetahuan dan keterampilan
cukup, kasih sayang dan perhatian yang
orang tua yang masih kurang sehingga sulit
kontinu untuk anaknya maka hal tersebut akan
mengarahkan anak untuk berkembang sesuai
berdampak buruk bagi perkembangan anak
usianya.
tersebut. Jika orang tua berharap memiliki anak
Saran dan Rekomendasi
yang dapat berkembang dengan baik sesuai
1. Kepada pemerintah atau lembaga terkait
memberikan
tahap
berbeda,
baik
interaksi dalam keluarga; Faktor kurangnya
bagi
anak
yang
dalam
Faktor lingkuang berupa komunikasi dan
pemenuhan
perkembangannya
sarana
maka
sudah
Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAINAmbon
untuk dapat membeikan pelatihan atau
Kajian Perspektif Gender -Janaba
Jurnal Fikratuna Volume 7, Nomor 2, Juli-Desember 2015 ISSN: 1829-8169
sosialiasai kepada orang tua secara khusus dan masyarakat secara umum tentang pola
Penerjemah). Jakarta: Erlangga. Hetherington dan Parks, 2000, Dikutip oleh
asuh orang tua dan perkembangan anak
D.Dianasari",
yang
Kedemokrasian Pola Asuh Orang Tua
persprktif
gender,
sehingga
Hubungan
antara
diharapkan orang tua dapat memiliki
dengan Kompetensi Sosial pada Remaja,
keterampilan
Yogyakarta, Skripsi Fakultas Psikologi
serta
kesadaran
untuk
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta,
mengasuh anaknya dengan baik. 2. Kepada orang tua diharapkan dapat mempelajari,
memahami
mengimplementasikan
dan
pengetahuan
dan
keterampilannya terkait pola asuh dan perkembanagn anak yang perspektif
hal.42 Maba, tt, Ghufron, Kamus Lengkap Inggris Indonesia, Surabaya Terbit Terang, him. 121 Mulyani Sumantri dan Nana Syaodih (2007),
gender, serta tidak membedakan anak
Perkembangan Peserta Cet. 15, Jakarta
berdasarkan jenis kelamin tetapi semestinya
Universitas Terbuka, h. 1.9
anak diperlakukan sama. Akan jauh lebih baik jika orang tua selalu mengontrol perkembangan anaknya secara berkala sehingga jika
ada masalah terkait
perkembangan anak dapat segera di atasi.
Mustakim dan Abdul Wahab, (2010), Psikologi Pendidikan, Jakarta, Rineka Cipta: h. 33 Rahardjo Mudjia,
2002, Relung-Relung
Bahasa, Yogyakarta Aditya Media, him. 137 Singgih. D, Gunarsa, 1990, Psikologi Anak dan Remaja, Jakarta: Gunung Mulia, hal 5
Daftar Pustaka
Sumbulah Umi, Studi tentang Sensivitas
Abu Ahmadi, 1999, Psikologi Sosial, Jakarta: Rineka Cipta, hal.260
jurnal studi Islam, sains dan teknologi
Anggriany Neneng & Astuti Yulianti Dwi, 2003, Psikologika, Nomor 16 tahun VIII Juli 2003
STAIN Malang, Vol.3 No.2 : 126 V. Kartika Sari O., 2006,. Faktor-faktor yang berhubungan dengan pola Pengasuhan
Alfiasari. 2008. Pengasuhan: Peran Strategis Orangtua dan Komunitas. Departemen
Gender UIIS Malang, dalam Ulul Albab
Ilmu
Bogor.
Keluarga
dan
dan Kemandirian anak sekolah dasar. Jakarta, Skripsi Keperawatan UI Tirtaraharja
Umar
dan
La
Sulo,
2005,
Konsumen, Fakultas Ekologi Manusia,
Pengantar Pendidikan Cet. Kedua Edisi Revisi,
Institut Pertanian Bogor.
Jakarta PT Rineka Cipta. Hal. 21
Edwards dalam Herlina,
2013,
Thesis:
Hubungan Pola Asuh Keluarga dengan Kemandirian Perawatan Diri Anak Usia Sekolah di Keluarga Cisalak Pasar Kecamatan Cimanggis Kota Depok. Hurlock, E. B. 1997. Perkembangan Anak Edisi
6 Jilid
2.
(MM Tjandrasa: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat IAIN Ambon