KAJIAN PENATAAN RUANG DALAM KELAS DI TAMAN KANAK – KANAK ISLAM TUGASKU STUDI KASUS : TK ISLAM TUGASKU JL. PULOMAS JAYA NO. 2 JAKARTA TIMUR
Byantara Pradhana Indrabrata | 4 TB 01 | 21310494
PENDAHULUAN
Berdasarkan program 2 Depdikbud, “Taman kanakkanak merupakan lembaga pendidikan yang sebagai usaha untuk mengembangkan seluruh segi kepribadian anak dan juga yang menjembatani pendidikan dalam keluarga ke pendidikan. Taman kanak-kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan prasekolah yang membantu perkembangan jasmani dan rohani anak didik diluar lingkungan keluarga sebelum mulai memasuki pendidikan dasar. Maka sangatlah penting bila taman kanak – kanak di design dengan nuansa yang nyaman dan bertema anak – anak. Meski begitu masih banyak anak anak yang merasa kurang betah berada di dalam kelas. Jika ditinjau dari penataan kelas yang cukup tematik, seharusnya anak – anak menjadi nyaman dan betah ketika berada di dalam kelas.
LATAR BELAKANG
Di latar belakangi hal tersebut, dimana pada saat ini minat belajar anak-anak kian menurun, terutama pada anak usia dini (TK). Maka penulis menyusun sebuah penulisan ilmiah yang berjudul, “Kajian Penataan Ruang Dalam Kelas di Taman KanakKanak Islam Tugasku”
MANFAAT DAN TUJUAN PENELITIAN Adapun manfaat dari penelitian ini , adalah sebagai berikut : Mengetahui penataan ruang yang baik untuk anak. Mengetahui penerapan teori dan penataan yang terbentuk pada ruang kelas TK. Tujuan dari penulisan ini adalah sebagai berikut : Mengetahui pentingnya nilai estetik dalam ruang kelas. Mengetahui penataan ruang kelas TK yang terbentuk terkait dengan kebutuhan anak. Mengetahui tolak ukur yang baik dalam merancang interior kelas pada TK.
BATASAN MASALAH
Dalam penulisan ilmiah ini, penulis membatasi batasan masalah pada bagaimana penataan ruang kelas TK A dan TK B pada TK Tugasku
KAJIAN PUSTAKA
“Kajian Penataan Ruang Dalam di Taman KanakKanak”
Kajian : Kegiatan yang meliputi mencari,membaca teoriteori yang relevan dengan penelitian Penataan : Proses, cara, perbuatan menata Ruang : yang berbatas atau terlingkung oleh bidang /ruang secara konstan melingkupi keberadaan kita. Dalam : kata depan yauntuk menandai tempat yang mengandung isi
Sehingga “Kajian Penataan Ruang Dalam Kelas” adalah hasil kajian terhadap hubungan penataan , variabel, dan unsur ruang dalam kelas pada taman kanak-kanak
Diagram 2.1 Lingkungan yang mempengaruhi perkembangan anak Sumber : Jurnal Sriti Mayangsari
Teori –Teori Tentang Anak Dan Penataan Ruang Teori Tentang Penataan Ruang : Penyelesaian interior (finishing) berpengaruh sangat besar terhadap anakanak dari pada desain bangunan secara keseluruhan. Demikian pula jenis bahan-bahan yang di gunakan dalam penyelesaian interior dapat menentukan respon anak-anak terhadap interior. Penyelesaian interior tersebut, antara lain meliputi tekstur, lantai, plafon, dinding, tanda dan seni, serta perabot (Olds,2001:231). Selain penataan ruang yang meliputi fokus pada furniture dan peletakannya, warna juga merupakan elemen penting dalam penataan ruang dalam kelas untuk anak-anak. Seperti yang di katakan John Ombased Simonds, warna membantu segi visualisasi dan kesan psikolog untuk penampilan karakteristik suatu ruang.Warna yang bersifat menarik perhatian, memberi kesan menggairahkan, merangsang otak, agresif, berani dan perkasa(Laksmiwati, 1989).
Standar Ruang Dalam Oleh U.S General Services Administration (GSA) Dalam buku Child Care center Design Guide, terdapat teori dan standar penataan ruang dalam yang relevan dengan pengaplikasiannya pada sekolah taman kanakkanak. Pedoman dan pengaplikasiannya memilki target yang sama yaitu menciptakan ruang untuk anak yang baik.
SKALA UNSUR ARSITEKTURAL FINISHING INTERIOR WARNA DAN TEKSTUR
METODE PENELITIAN DAN TINJAUAN KHUSUS
STUDI KASUS Dalam penelitian ini , penulis mengambil studi kasus di Taman Kanak-Kanak Tugasku.
• Sejarah TK Islam Tugasku
Sekolah Islam Tugasku adalah sekolah islam bertaraf nasional. Sekolah ini bernaung dibawah yayasan Tugasku yang didirikan pada tanggal 29 Agustus tahun 1984 di Jakarta. Sekolah memulai kegiatannya pada tahun ajaran 1985/1986 hingga tahun pelajaran 2002/2003, bertempat di jalan Latuharhari No. 10, Menteng, Jakarta Pusat. Pada tahun pelajaran 2003/2004, tepatnya pada 16 Juli 2003, sekolah Sekolah Islam Tugasku menempati area baru yang lebih reprenstatif, diJalan Pulomas Jaya No. 2, Jakarta Timur. Luas sekolah ini adalah 4.500 m2.
Batasan Sekolah Tugasku
: TK B1 & B2
: TK A1 & A2 Playgroup
ANALISA
DAN
PEMBAHASAN
: TK B1 & B2
: TK A1 & A2
Analisa Penataan Ruang Kelas
Penataan ruang kelas yang akan dianalisa adalah kelas TK A& B, hal yang di analisa meliputi area aktifitas, warna, dan dekorasi pada dinding dan plafon kelas. Selain itu warna dan letak furnitur juga akan di analisa pada kelas TK A & B. Analisa penataan ruang kelas di evaluasi kesesuaiannya dengan teori-teori yang di jelaskan dalam kajian pustaka, yaitu tinjauan mengenai unsur dan prinsip perancangan interior (Laksmiwati, 1989), dan tinjauan finishing interior di TK (Olds, 2001). Analisa yang di lakukan pada kelas TK A & B mencakup analisa tata letak, warna, furniture dan dekorasi kelas yang di jabarkan sebagai berikut :
1. Warna Pada TK A dan B di TK Tugasku, Penggunaan warna menyala seperti orange, kuning, merah dan hijau muda yang di terapkan pada kelas baik di furnitur maupun hiasan kelas. Warna-warna tersebut merupakan warna yang menarik perhatian peserta didik. Penggunaan komposisi warna yang hangat dan kontras memberikan suasana hangat dan meriah pada ruang
Pada Sekolah John Septimus Roe Anglican Community School, padu padan warnawarna hidup di selaraskan pada warna furniture dan dinding. Pada interior kelas di JSRACS menggunakan warna yang senada dengan finishing dinding dan plafon yakni menggunakan warna yang menyerupai warna kayu plywood.
Pada ruang kelas Educational Center, penggunaan material yang sama seperti sekolah JSRACS juga di terapkan. Pemggunaan material Plywood memberikan kesan soft pada furniture.
Tekstur Pada sekolah tugasku untuk furniture bangku dan rak penyimpanan mainan menggunakan material plastic yang menggunakan sistem knocked down. Material plastic ini memilki tekstur yang cukup ramah dengan anak-anak. Sedangkan untuk meja belajarnya menggunakan material fiber yang di lapis kayu pada bagian pinggirnya.
Pada sekolah John Septimus Roe Anglican Community School, penggunaan material pada furniturnya hampir semuanya menggunakan material formaldehydefree Plywood . Material ini merupakan material yang aman bagi peserta didik terkait dengan isu non-toxic material. Material plywood ini memiliki permukaan yang halus sehingga aman saat di terapkan pada furniture kelas.
Pada Educational Center, penggunaan material tidak seragam. Dikarenakan tiap kelas memiliki tema yang berbeda, penggunaan material disesuaikan dengan tema kelas tersebut. Namun pada ruang utama dan ruang lainnya pada Educational Center juga menggunakan material yang sama seperti yang digunakan pada sekolah John Septimus Roe Anglican Community school, yaitu material formaldehyde- free Plywood
Skala Pada TK Tugasku, furniture yang terdapat pada ruang kelas memiliki ukuran yang sudah sesuai dengan rekomendasi Depdikbud yakni : Meja anak berukuran p = 120 cm, l = 75 cm, dan t = 47-50 cm. Kursi anak berukuran p = 32-35 cm, l = 27-30 cm, t = 30 cm. Ukuran yang di terapkan merupakan standar yang baik di terapkan pada furniture TK.
Pada sekolah John Septimus Roe Anglican Community School, penggunaan ukuran yang bersifat intim dengan pengguna nya( peserta didik) juga di terapkan pada rak mainan, meja dan kursi belajar.
Pada Educational Center, penggunaan ukuran yang bersifat intim dengan pengguna nya( peserta didik) juga di terapkan pada meja dan kursi belajar.
Unsur Arsitektural Pada sekolah tugasku unsur arsitektural pada ruang kelas di terapkan pada dekorasi dinding dan adanya zona aktif dan pasif dalam kelas. Pada dekorasi dinding, TK Tugasku menggunakan papan riplek yang di tempel karton berwarna dan karya-karya gambar peserta didik dan juga karya imajinatif dari karton berwarna yang di bentuk bermacam bentuk.
Pada ruang kelas TK Tugasku terbentuk Zonasi kegiatan yang di bagi menjadi 2, Zona Aktif dan Zona Pasif. Pada zona aktif terdapat meja dan bangku sebagai elemen pendukung aktifitas mereka seperti menulis dan menggambar.
Pada sekolah John Septimus Roe Anglican Community School, dekorasi dinding tidak banyak dilakukan namun penggunaan padu padan warna pada 1 bidang dinding membuat ruang kelas memiliki keseimbangan dengan warna lain yang berasal dari materialnya masing-masing.
Terdapat Zonasi aktif dan pasif pada JSRACS yang di batasi dengan space(jarak) dan karpet yang di lengkapi bantal warna warni yang di sediakan guna menekakan fungsi dari zona pasif tersebut sebagai zona istirahat (biasanya di gunakan untuk napping-time)
Pada JSRACS , plafon yang terdapat dalam kelas memiliki tipe drop ceiling yang di kombinasikan dengan warna dan coak berbentuk bidang persegi panjang. Pada drop ceiling tersebut di pasang skylight pada poros tengah plafon. Skylight ini berfungsi sebagai pencahayaan alami ke dalam ruangan sehingga memungkinkan adanya penghematan energy pada siang hari.
Pada Educational Center, dekorasi dinding memiliki peran yang sangat penting, hal ini dikarenakan tiap ruang pada Educational Center ini memiliki tema yang berbeda, sebagai contoh, pada ruang utama Educational center yang menggunakan tema farming yang lebih mendalam dari pada ruang lain yang menggunakan tema sama.
Terdapat Zonasi aktif dan pasif pada Educational Center. Perbedaan antar zona di tandai dengan perbedaan tema dari ruaang kelas yang lain.
Finishing Furniture Pada sekolah Tugasku finishing furniture utama seperti meja,bangku dan rak mainan menggunakan material ringan seperti plastic dengan sistem knocked-down. Selain sebagai fungsinya yang fleksibel dan pilihan warna yang beragam, penggunaan material plastic untuk furniture bangku dan meja di tujukan untuk mencapai tingkat keamanan bagi penggunanya.
Pada sekolah John Septimus Roe Anglican Community School, sebagian besar furniture menggunakan material yang ramah lingkungan seperti material EcoPlyywood .Finishing furniture utama seperti bangku dan meja di buat menggunakan material yang sama ,akan tetapi pada bangku peserta didik menggunakan tambahan material besi ringan yang Rounded Curved dan karet pada bagian bawah. Penggunaan besi ringan dan karet di tujukan agar bangku itu sendiri memiliki durabilitas yang lama.
Pada ruang kelas di JSRACS terdapat rak buku yang memiliki bentuk unik. Rak buku tersebut berbentuk potongan-potongan puzzle yang memiliki warna yang sama dengan material sekitarnya. Rak buku tersebut memiliki roda pada tiap ujung sisi bawahnya, yang membuat rak buku ini mudah di pindahkan. Selain itu denga bentuknya yang melengkung-lengkung, dapat dimanfaatkan sebagai bangku ataupun sarana bermain anak di dalam kelas.
Pada Educational Center, sebagian besar furniture menggunakan material yang sama seperti sekalah JSRACS, yaitu material Eco-Plyywood. Finishing furniture utama seperti bangku dan meja di buat menggunakan material yang sama. Penggunaan material yang sama juga diterapkan pada furniture pendukung seperti pada ruang utama Educational Center.
KESIMPULAN Aktifitas yang di lakukan anak-anak di sekolah merupakan pelajaran yang mereka akan ingat selalu dan menjadi media pembentuk karakter anak tersebut.aktifitas yang mereka lakukan sebagain besar berada di dalam kelas. Tentunya kelas itu sendiri harus menjadi “rumah kedua” para peserta didik. Tingkat kenyamanan dan keamanan merupakan salah satu faktor yang dapat membuat betah peserta didik saat berada di kelas. Upaya untuk mencapai tingkat nyaman dan aman dalam kelas adalah dengan menggunakan furnitur yang “bersahabat” dan penggunaan warna yang menarik bagi peserta didik. Disini peran arsitektur di butuhkan untuk mencapai tingkat aman dan nyaman di dalam kelas tersebut. Seperti misalnya penerapan teori interior pada penataan ruang dan dekorasi pendukung dalam ruang.
John Septimus Roe Anglican Community School (JSRACS) dan Educational Center merupakan contoh TK yang memiliki banyak penghargaan baik dari kategori interior maupun design public. Sekolah ini merupakan sebuah tolak ukur yang baru dalam mendesain sebuah bangunan public khususnya anak-anak. Tidak hanya mementingkan bentuk, tapi fungsi dan pengaruhnya terhadap lingkunga sudah di terapkan pada sekolah John Septimus Roe Anglican Community School (JSRACS) dan Educational Center. Penggunaan material yang eco-friendly dan penerapan teori interior dan standar-standar (oleh GSA) sudah di terapkan pada sekolah ini. John Septimus Roe Anglican Community School (JSRACS) dan Educational Center berbicara bagaimana menciptakan ruang yang baik untuk anak-anak namun tidak meninggalkan teori dan standar-standar yang harus di gunakan dalam sebuah perancangan. Penggunaan material yang ramah lingkungan, teknologi yang dapat menghemat energy(dalam kasus ini, sekolah JSRACS ini menggunakan skylight), dan pemilihan warna dan furniture yang tepat merupakan satu tolak ukur baru untuk banganan baru kedepannya.
Saran saran penulis adalah kita sebgai pelaku jasa konstruksi baiknya lebih mengedepankan aspek-aspek yang perlu di utamakan dalam sebuah percancangan. Dengan adanya isu global (global warming,dan lain-lain) yang semakin menjadi dewasa ini, sudah saatnya mempadupadankan teknologi dan kreatifitas tanpa melupakan teori dan standar-standar yang di tetapkan pada bagunan sehingga memiliki nilai fungsi dan pengaruh yang baik terhadap lingkungan. Penggunaan material yang ramah lingkungan pada finishing interior maupun interior merupakan sebuah pilihan yang perlu di pertimbangkan dalam proses perancangan.