KAJIAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM PERATURAN MENTERI AGAMA (PERMENAG) NOMOR 2 TAHUN 2008 KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA
Disampaikan Oleh: Prof. Dr.H. Abuddin Nata, MA. (Guru Besar Ilmu Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Dekan Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
1
KAJIAN KURIKULUM PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM PERATURAN MENTERI AGAMA (PERMENAG) NOMOR 2 TAHUN 2008 KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA
A.Kurikulum PAI dalam Permenag No. 2 Tahun 2008 Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagaimana dimuat dalam Peraturan Menteri Agama (Permenag) Nomor 2 Tahun 2008 yang berjudul Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah terdiri dari enam bab dengan perincian sebagai berikut. Bab I, berkenaan dengan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah, yang terdiri dari 1)Al-Qur’an-Hadis (memahami, menghafal, menulis dan memahami surat-surat pendek dalam al-Qur’an:alFatihah, al-Naas, sampai dengan al-Duha’ dan menghafal, memahami arti, dan mengamalkan hadis-hadis pilihan tentang akhlak dan amal salih); 2)Akidah-Akhlak (mengenal dan meyakini rukun iman mulai dari iman kepada Allah sampai denga iman kepada qada dan qadar melalui pembiasaan dan mengucapkan kalimat-kalimat thayyibah, pengenalan, pemahaman sederhana, dan penghayatan terhadap rukun iman dan al-asma alhusna, serta pembiasaan dalam pengamalan akhlak terpuji dan ada Islami serta menjauhi akhlak tercela dalam perilaku sehari-hari; 3)Fikih (mengenal dan melaksanakan hukum Islam yang berkaitan dengan ruun Islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan thaharah, shalat, puasa, zakat sampai dengan pelaksanaan ibadah haji, seerta ketentuan makanan dan minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dalam pinjam meminjam), , 4)Sejarah Kebudayaan Islam (mengenal, mengidentifikasi, meneladani dan mengambil ibrah dari sejarah Arab pra-Islam, sejarah Rasulullah SAW, Khulafaurrasyidin, serta perjuangan tokoh-tokoh agama Islam di daerah masing-masing, dan 5)Bahasa Arab (a)menyimak:memahami wacana lisan dalam bentuk paparan dan dialog tentang perkenanan dan hal-hal yang ada di lingkungan rumah maupun madrasah; (b)berbicara:mengungkapkan makna secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenanalan dan hal-hal yang ada di lingkungan rumah maupun madrasah; (c)membaca:membaca dan memahami makna wacana tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan dan hal-hal yang ada di lingkungan rumah maupun madrasah; dan (d)menulis:menuliskan kata, ungkapan, dan teks fungsional pendek sederhana dengan ejaan dan tanda baca yang tepat. Bab II, berkenaan dengan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Bahasa Arab Madrasah Tsanawiyah, yang terdiri dari 1)Al-Qur’an-Hadis 2
(a.memahami dan mencintai al-Qur’an dan hadis sebagai pedoman hidup umat Islam, b.meningkatkan pemahaman al-Qur’an, al-Fatihah dan surat pendek pilihan melalui upaya penerapan cara membacanya, menangkap maknanya, memahami kandungan isinya, dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan, dan c.menghafal dan memakami makna hadishadis yang terkait dengan tema isi kandungan surat atau ayat sesuai dengan tingkat perkembangan anak); 2)Akidah-Akhlak (a.meningkatkan pemahaman dan keyakinan terhadap rukun iman melalui pembuktian dengan dalil naqli dan aqli, serta pemahaman dan penghayatan terhadap asma al-husna dengan menunukkan ciri-citi/tanda-tanda perilaku seseorang dalam fenomena kehidupan dan pengamalannya dalam kehidupan sehari-hari, dan b. membiasakan akhlak terpuji seperti ikhla, taat, khauf, taubat, tawakal, ikhtiar, sabar, syukur, qana’ah, tawadlu’, husn al-dzann, tasamuh, ta’awun, berilmu, kreatif, produktif, dan pergaulan remaja, serta menghindari akhlak tercela, seperti riya, nifaq, ananiah, putus asa, marah, tamak, takabur, hasad, dendam, ghibah, fitnah, dan namimah); 3)Fikih (memahami ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah mahdah dan mu’alah serta dapat mempraktikan dengan benar dalam kehidupan sehari-hari); 4)Sejarah Kebudayaan Islam (a.meningkatkan pengenalan dan kemampuan mengambil ibrah terhadap peristiwa penting sejarah kebudayaan Ilam mulai perkembangan masyarakat Islam pada masa Nabi Muhammad SAW dan para khulafaurrasyidin, Bani Umaiyah, Abbasiyah, Al-Ayyubiyah sampai dengan perkembangan Islam di Indonesia, b.mengapresiasi fakta dan makna peristiwa-persistiwa bersejarah dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, c. meneladani nilai-nilai dan tokoh-tokoh yang berprestasi dalam peristiwa sejarah; dan 5)Bahasa Arab (a)menyimak:memahami wacan lisan melalui kegiatan mndengarkan (berbentuk gagasan atau dialog sederhana) tentang identitas diri, rumah, keluarga, menanyakan alamat, jam, aktivitas di madrasah, di rumah, profesi, cita-cita, kegiatan keagamaan dan lingkungan sekitar kita; (b)berbicara:mampu mengungkap pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman serta informasi melalui kegiatan bercerita dan bertanga jawab tentang identitas diri, rumah, profesi, cita-citam kegiatan keagamaaan, dan lingkungan sekitar kita; (c)membaca:mampu memahami berbagai teks tulisan dalam bentuk gagasan atau dialog sederhana, melalui kegiatan memmbaca, menganalisis dan menemukan pokok pikiran tentang identitas diri. Rumak, keluarga, menanyakan alamat, jam, aktivitas di madrasah, di rumah, profesi, cita-cita, kegiatan keagamaan, dan lingkungan sekitar kita; dan ; dan (d)menulis:(mampu mengungkapkan pikiran, gagasan, perasaan, pengalaman dan informasi melalui kegiatan menulis pikiran tentang identitas diri, rumah, keluarga, menanyakan alamat, jam, aktivitas di madrasah, di rumah, profesi, cita-cita, kegiatan keagamanaan dan lingkungan sekitar kita). Bab III, berkenaan dengan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Bahasa Arab Madrasah Aliyah, yang terdiri dari 1)Al-Qur’an-Hadis (memahmi isi pokok al-Qur’an, fungsi, dan bukti-bukti kemurniannya, istilah-istilah hadis, fungsi hadis 3
terhadap al-Quran, pembagian hadis ditinjau dari segi kuantitas dan kualitasnya, serta memahai dan mengamalkan ayat-ayat al-Qur;an dan hadis tentang manusia dan tanggung jawabnya di muka bumi, demokrasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi); 2)Akidah-Akhlak (a.memahami istilah-istilah akidah, prinsip-prinsip, aliran-aliran dan metode peningkatan kualitas akidah serta meningkatkan kualitas keimanan melalui pemagaman dan penghayatan asma al-husna serta penerapan perilaku bertauhid dalam kehidupan, dan b.memahami istilah-istilah akhlak dan tasawuf, menerapkan metde peningkatan kualitas akhlak, serta membiasakan perilaku terpuji dan menghindari perilaku tercela); 3)Fikih (memahami dan menerapkan sumber hukum Islam dan hukum taklifi, prinsip-prinsip ibadah dan syari’at Islam, fikih ibadah, muamalah, munakahat, mawaris, jinayat, siyasah, serta dasar-dasar istinbath dan kaidah usul fikih); 4)Sejarah Kebudayaan Islam (a.memahami dan mengambil ibrah sejarah dakwah Nabi Muhammad pada periode Makkah dan periode Madinah, masalah kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW wafat, perkembangan Islam pada abad klasik.zaman keemasan (650-1250 M.), abad pertengahan/zaman kemunduran (1250-1800 M.), masa modern/zaman kebangkitan (1800sekarang), serta perkembangan Islam di Indonesia dan dunia, b.mengapresiasi fakta dan makna peristiwa-peristiwa bersejarah dan mengaitkannya dengan fenomena kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni, dan c. meneladani tokoh-tokoh Islam yang berprestasi dalam perkemabnagn sejarah kebudayaan/peradaban Islam; dan 5)Bahasa Arab (a)menyimak:memahami wacan lisan berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisahkisah Islam, kebudayaan Islam, budaya Arab dan hari-hari besar Islam; (b)berbicara:mampu mengungkapan perasaan lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, parisiwasat, kisahkisah Islam, budaya Araab, dan hari-hari besar Islam (c)membaca: memabaca dan memahami makna wacana tertulis paparan dan dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, pariwisata, kisah-kisah Islam, kebudayaan Islam, budaya Arab dan hari-hari besar Islam; (b)menulis:mampu mengungkapan secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang perkenalan, kehidupan keluarga, hobi, pekerjaan, remaja, kesehatan, fasilitas umum, parisiwasat, kisahkisah Islam, budaya Araab, dan hari-hari besar Islam; 6. Bahasa Arab (Program Bahasa Arab)(a)menyimak:memahami wacan lisan berbentuk paparan atau dialog tentang identitas diri, kehidupan madrasah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, layanan uum, dan pekerjaan, (b)berbicara:mampu mengungkapan perasaan lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang identitas diri, kehidupan madrasah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, layanan uum, dan pekerjaan, (c)membaca: memabaca dan memahami makna wacana tertulis paparan dan dialog tentang identitas diri, kehidupan madrasah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, layanan uum, dan 4
pekerjaan,(b)menulis:mampu mengungkapan secara tertulis berbentuk paparan atau dialog tentang identitas diri, kehidupan madrasah, kehidupan keluarga, kehidupan sehari-hari, hobi, wisata, layanan uum, dan pekerjaan. Bab III, berkenaan dengan Standar Kompetensi Lulusan Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan Bahasa Arab Madrasah Aliyah Progran Keagamaan, yang terdiri dari: 1)Akhlak (memahami istilah-istilah akhlak dan tasawuf, menerapkan metode peningkatan kualitas akhlak, dan membiasakan perilaku terpuji serta menghindari perilaku tercela; 2)Sejarah Kebudayaan Islam (a.memahami dan mengambil ‘ibrah sejarah dakwah Nabi Muhammad pada periode Mekkah dan Madinah, masalah kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW wafat, perkembangan Islam pada abad pertengahan/zaman kemunduran (1250-1800 M), masa modern/zaman kebangkitan (1800-sekarang), serta pekembangan Islam di Indonesia dan di dunia; b,,mengapresiasi fakta dan makna peristiwa-peristiwa bersejarah dan mengaitkannnya dengan fenomena kehidupan sosial, budaya, politik, ekonomi, iptek dan seni; dan c.meneladani tokoh-tokoh yang berprestasi dalam perkembangan sejarah kebudayaan/peradaban Islam; 3)Bahasa Arab (a.menyimak:memahami wacana lisan berbentuk paparan dan dialog tentang madrasah, masjid, muslim, pekerjaan, al-Qur’an akarim, kehidupan beragama, akhlak mulia,kegiatan mengajar, ilmu pengetahuan, perdagangan, rekreasi, dunia Arab, bahasa Arab dan masyarakat, b.berbicara secara lisan dalam bentuk paparan atau dialog tentang madrasah, masjid, muslim, pekerjaan, al-Qur’an al-katim, kehidupan beragama, akhlak mulia, kegiatan mengajarm ilmu pengetahuan, perdagangan, rekreasi, dunia Arab, bahasa dan masyarakat Arab; c. membaca dan memahami wacana tertulis dalam berbentuk paparan dan dialog tentang madrasah, masjid, muslim, pekerjaan, al-Qur’an a-karim, kehidupan beragama, akhlak mulia,kegiatan mengajar, ilmu pengetahuan, perdagangan, rekreasi, dunia Arab, bahasa Arab dan masyarakat, d.menulis mengungkapkan secara tertulis dalam bentuk paparan atau dialog tentang madrasah, masjid, muslim, pekerjaan, al-Qur’an al-katim, kehidupan beragama, akhlak mulia, kegiatan mengajarm ilmu pengetahuan, perdagangan, rekreasi, dunia Arab, bahasa dan masyarakat Arab; 4). Tafsir (a.memahami pokok-pokok ilmu tafsir serta ilmu-ilmu yang dapat membantu dan diperlukan dalam memahami dan menafsirkan al-Qur’an, sehingga dapat dijadikan bekal dasar dalam memahami ayat-ayat al-Qur;an, serta dijadikan fondasi untuk melanjutkan penddikan ke jenjang yang lebih tinggi; b. memahami ayat-ayat al-Qur;an tentang:makanan yang halal, sehat dan bergizi, bahaya minuman keras, pendayagunaan akal pikiran, pentingnya pengembangan ilmu, dan pemanfaatan alam semesta bagi kehidupan manusia, tata cara penyelesaian perselisihan, musyarawah dan ta’aruf dalam kehidupan, kepemimpinan, syarat-syarat, tugas dan tanggung jawab pemimpin, pembinaan pribadi dan keluarga, serta pembinaan masyarakat secara umum; 5).Hadis (a. memahami imu hadis dan sejarahnya, sejarah penghimpunan dan pembukuan hadis, cara menerima dan menyampaikan hadis, pembagian hadis, ilmu jarh wa ta’dil, generasi perawawi hadis dan 5
kitab-kitab hadis, dan kitab-kitab hadis, b. memahami al-hadis tentang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, kebesaran da kekuasaan Allah, nikmat Allah, kewajiban dan tanggung jawab manusia serta pembagian ilmu pengetahuan dan teknologi), 6.Fikih (a.memahami ilmu usul fikih, smber hukum Islam yang mutaffaq alaihi maupun yang mukhtalaf dan kaidah-kaidah usul fikih serta mampu mempraktikannya, b. memahami dan menerapkan sumber hukum Islam dan hukum taklifi, prinsip-prinsip ibadah dan syari’at dalam Islam, fikih ibadah, mu’amalat, munakahat, mawaris, jinayat, siyasah, serta dasar istinbath dan kaidah ushul fikih); dan 7)Ilmu Kalam (a.memahami istilah-istilah akidah, prinsip-prinsip, aliran-aliran dan metode peningkatan kualitas akidah serta meningkatkan kualitas keimanan melalui pemahaman dan penghayatan asma al-husna serta penerapan perilaku bertauhid dalam kehidupan, dan b.memahami ilmu kalam, fungsi dan peranannya dalam kehidupan, aliranaliran dan tokoh-tokoh yang berperan dalam pengembangan serta berbagai pandangannya bdengan ilmu kalam. Bab V, berkenaan dengan Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah, Madrasah Tsanawiyah, dan Madrasah Aliyah, yang terdiri dari 1)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah: a.Mata Pelajaran (1.Pendidikan Agama Islam:a.Al-Qur’an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, 2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia, 4)Bahasa Arab; 5)Matematika; 6)Ilmu Pengetahuan Alam; 7)Ilmu Pengetahuan Sosial; 8)Seni Budaya dan Keterampilanl dan 9)Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan), b. Muatan Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan ketentuan, kelas I, II, masing-masing 31 jam, kelas III, 33 jam, dan kelas IV, V dan VI masing-masing 39 jam; 2)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Tsanawiyah: A. Mata Pelajaran 1.Pendidikan Agama Islam (a.Al-Qur’an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam), 2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia, 4)Bahasa Arab; 5.Bahasa Inggris; 6)Matematika; 7)Ilmu Pengetahuan Alam; 8)Ilmu Pengetahuan Sosial; 9)Seni Budaya; 10)Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan), dan 11. Keterampilan/TIK; b. Muatan Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan ketentuan, kelas VII. VIII, dan IX, masing-masing 42 jam; 3)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Aliyah A. Mata Pelajaran 1.Pendidikan Agama Islam (a.Al-Qur’an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam), 2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia, 4)Bahasa Arab; 5.Bahasa Inggris; 6)Matematika; 7. Fisika; 8. Biologi, 9.Kimia; 10.Sejarah; 11.Geologi, 12.Ekonomi; 13.Sosiologi; 14.Seni Budaya; 15.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan), 16.Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan 17 Keterampilan/Bahasa Asing; b. Muatan Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan ketentuan, semester I, dan II , masing-masing 46 jam; 4)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Aliyah Program IPA A. Mata Pelajaran 1.Pendidikan Agama Islam (a.Al-Qur’an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam), 2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia, 4)Bahasa Arab; 5.Bahasa Inggris; 6)Matematika; 7. Fisika; 8. 8.Kimia; 9. Biologi, 10.Sejarah; 11. Seni Budaya; 12.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan), 13.Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan 6
174Keterampilan/Bahasa Asing; b. Muatan Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan ketentuan, Kelas XI semester I, dan II , Kelas XII, semester 1 dan 2, masing-masing 45 jam; 5)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Aliyah Program IPS A. Mata Pelajaran 1.Pendidikan Agama Islam (a.Al-Qur’an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam), 2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia, 4)Bahasa Arab; 5.Bahasa Inggris; 6)Matematika; 7.Sejarah; 8. Geografi, 9.Ekonomi, 10.Sosiologi, 11. Seni Budaya; 12.Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan), 13.Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan 174Keterampilan/Bahasa Asing; b. Muatan Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan ketentuan, Kelas XI semester I dan II, Kelas XII, semester 1 dan 2, masing-masing 45 jam; 6)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Aliyah Program Bahas: A. Mata Pelajaran 1.Pendidikan Agama Islam (a.Al-Qur’an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam), 2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia, 4)Bahasa Arab; 5.Bahasa Inggris; 6.Bahasa Asing; 7)Matematika; 8.Sasatra Indonesia; 9.Antropologi; 10.Sejarah; 11. Seni Budaya; 12.Pendidikan Jasman; Olahraga dan Kesehatan), 13.Teknologi Informasi dan Komunikasi; dan 14Keterampilan/Bahasa Asing; b. Muatan Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan ketentuan, Kelas XI semester I dan II, Kelas XII, semester 1 dan 2, masing-masing 45 jam; 7)Tabel Struktur Kurikulum Madrasah Aliyah Program Keagamaan A. Mata Pelajaran 1.Pendidikan Agama Islam (a.akhlak dan b. Sejarah Kebudayaan Islam), 2.Pendidikan Kewarganegaraan, 3)Bahasa Indonesia, 4)Bahasa Arab; 5.Bahasa Inggris; 6Matematika; 7Seni Budaya; 8.Pendidikan Jasmani; Olahraga dan Kesehatan; 9. Tafsir; 10.Hadis; 11. Fikih; 12.Ilmu Kalam; 13. Teknologi Informasi dan Komunikasi, dan 14.Keterampilan Olahraga dan Kesehatan), b. Muatan Lokal, dan C.Pengembangan diri, dengan ketentuan, Kelas XI semester I dan II, Kelas XII, semester 1 dan 2, masing-masing 45 jam; Bab VI, berkenaan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD) Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab Madrasah Ibtidaiyah, yang memuat tentang: b.latar belakang tentang perlunya Pendidikan Agama Islam degan mengacu pada UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional; b. Tujuan dari masingmasing mata pelajaran: 1)Al-Qur’an-Hadis, 2), Fikih, 3)Akidah Akhlak, 4)Sejarah Kebudayaan Islam; 5)Bahasa Arab; c. Ruang Lingkup dari masing-masing mata pelajaran agama Islam tersebut yang pada dasarnya sama dengan deskripsi yang terdapat dalam struktur kurikulum; dan d.Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk masing-masing mata pelajaran agama Islam tersebut yang disusun sesuai dengan hakikat dari standar kompetensi dan kompetensi dasar tersebut.1
1
Lihat Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008 tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standarisasi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta:Depag, 2008), hal. 1 sd.447.
7
B. Analisa Kelebihan Berdasarkan paparan tersebut di atas, maka Peraturan Menteri Agama No.2 Tahun 2008 tentang Kurikulum PAI pada Madrasah memiliki beberapa kelebihan sebagai berikut. Pertama, telah memenuhi kebutuhan kurikulum untuk tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah, baik program IPA, IPS, Bahasa dan Agama. Dengan demikian kurikulum tersebut dapat dikatakan sudah lengkap, dan digunakan sebagai acuan dalam menyusun silabus yang berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Madrasah Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah, baik negeri maupun swasta, yakni madrasah dalam pengertian sekolah umum yang berciri khas agama Islam. Kedua, standar kompetensi lulusan untuk seluruh mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI), untuk Madrasah sebagai sekolah umum yang berciri khas keislaman, yakni memuat mata pelajaran Al-Qur’an-Hadis, Akidah-Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, dan Madrasah Aliyah Program Keagamaan, yaitu Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, Tafsir, Hadis, Fikih dan Ilmu Kalam sudah dirumuskan dengan cara cukup sistemati, saling berkaitan, sesuai dengan tingkatannya. Ketiga, terdapat perbedaan standar kompetensi yang (clear cut) dan jelas untuk setiap tingkat atau jenjang pendidikan, yakni Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah. Yakni bahwa ruang lingkup dan tingkat kesulitan mata pelajaran mengalami perbedaan sesuai dengan tingkatan dan jenjang tersebut. Keempat, bahwa seluruh mata pelajaran agama Islam pada Madrasah tersebut ditujukan selain untuk memberikan pemahaman, wawasan tentang ajaran Islam, juga dalam rangka menghayati dan mengamalkan ajaran Islam tersebut, sehingga pendidikan agama Islam tersebut akan nampak dalam sikap, ucapan dan perbuatan peserta didik sehari-hari. Kelima, bahwa mata pelajaran al-Qur’an-Hadis, Akidah Akhlak, Fikih, Sejarah Kebudayaan Islam dan Bahasa Arab ada pada seluruh kelas pada tingkat Ibtidaiyah, dan Tsanawiyah, dan Aliyah, dengan menggunakan pendekatan integrated. Sedangkan pada Madrasah Aliyah Program Keagamaan terdiri dari mata pelajaran Akhlak, Sejarah Kebudayaan Islam, Bahasa Arab, Tafsir, Hadis, Fikih, dan Ilmu Kalam, dengan pendekatan separated, yakni diberikan per-bidang studi atau permata kuliah. Hal ini dilakukan, karena pada Madrasah Aliyah Program Keagamaan, selain tujuannya untuk membentuk manusia yang mengusai ilmu pengetahuan, teknologi dan keterampilan yang religious (berjiwa dan berkarakter agama) dan berakhlak mulia, sebagaimana pada Madrasah Umum berciri khas agama, juga untuk menjadi seorang ahli ilmu agama Islam yang kelak dapat memasuki fakultas-fakultas agama pada Perguruan Tinggi Agama, seperti STAIN, IAIN dan UIN. 8
Bahwa penyusunan kurikulum PAI pada Madrasah sudah memenuhi ketentuan sebagaimana diatur dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional, khususnya tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang antara lain perlu adanya Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada setiap mata pelajaran. Seluruh mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI)n untuk tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah, baik progra agama, dan program bahasa sudah ditetapkan SK-PD-nya.
C. Analisa Kekurangan Adapun kekurangan yang terdapat pada Peraturan Menteri Agama No. 2 Tahun 2008 tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Madrasah tersebut antara lain: Pertama, belum memuat tentang prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu :1)berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya; 2)beragam dan terpadu; 3)tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; 4)relevan dengan kebutuhan kehidupan; 5)menyeluruh dan berkesinambungan; 6)belajar sepanjang hayat; dan 7)seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.2 Prinsip ini belum disebutkan secara ekspilis, namun dalam pelaksanaannya sudah tercermin dalam kurikulum tersebut. Kedua, belum mencantumkan tentang acuan operasional penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yaitu: 1)peningkatan iman dan takwa dan akhlak mulia; 2)peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik; 3)keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan; 4)tuntutan pembangunan daerah dan nasional; 5)tuntutan dunia kerja; 6)perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni; 7)agama; 8)dinamika perkembangan global; 9)persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan; 10)kondisi sosial budaya masyarakat setempat; 11)kesetaraan jender, dan 12)karakteristik satuan pendidikan.3 Ketiga, telah terjadi pergeseran dalam penggunaan konsep kurikulum dari yang semula menggunakan pendekatan subject mater kepada pendekatan yang berbasis sistem dan proses yang berbasis pada peserta didik. Pasal 1 ayat (19) Undang Nomor 20 Tahun 2003 tengang kurikulum dinyatakan sebagai rencana pengajaran yang memuat tentang tujuan, isi, bahan ajar,
2
Lihat Kasful Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2011), cet. II, hal. 11-12. 3 Lihat Kasful Anwar dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2011), cet. II, hal. 15-17
9
cara/metode pembelajaran.4 Namun dalam prakteknya dalam Permenag Nomor 2 Tahun 2008 yang dilakukan adalah menetapkan standar kompetensi lulusan dan stanfar isi, komponen mata pelajaran, kelas dan alokasi waktunya, standar kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD), dan Silabus yang memuat: 1)lembaran identitas nama mata pelajaran; 2)standar kompetensi dan kompetensi dasar; 3)merumuskan indikator pencapaian kompetensi; 4)mengidentifikasi materi pokok/pembelajaran; 5)mengembangkan kegiatan pembelajaran; 6)penentuan jenis penilaian, 7)menentukan alokasi waktu; dan 8)menentukan sumber belajar. Dengan demikian, saat ini telah terjadi pengembangan tentang konsep kurikulum. Di masa sekarang kurikulum adalah kumpulan dari 1)standar kompetensi lulusan; 2)standar isi, 3)komponen mata pelajaran; 4)standar kompetensi dan kompetensi dasar; dan 5)Silabus yang selain memiliki 8 komponen sebagaimana tersebut di atas. Keempat, kurikulum tersebut belum sepenuhnya mengemban misi pendidikan agama Islam, yaitu: 1) menjaga akidah peserta didik; 2)menjaga dan memelihara nilai-nilai ajaran Islam sebagaimana terkandung dalam al-Qur’an dan al-Sunnah5; 3)menyatukan kesatuan iman, ilmu dan amal dalam kehidupan; 4)membentuk kesalihan individual dan kesalihan sosial; 5)menjadi landasan moral dan etika dalam pembangunan Iptrk dan budaya, serta aspek kehidupan lainnya; 6)mengandung entitas-entitas yang bersifat rasional dan supra rasional; 7)berusaha menggali, mengembangkan dan mengambil ibrah dari sejarah dan kebudayaan (peradaban) Islam dan (8)mengandung pemaknaan dan penafsiran yang beragam, sehingga menimbulkan sikap terbuka dan toleran atau semangat ukhuwah Islamiyah.6 Kelima, Pendidikan Agama Islam belum sepenuhnya dapat mencegah timbulnya tandatanda zaman yang dapat membawa pada kehancuran, yaitu: 1)meningkatnya kekerasan di kalangan remaja; 2)penggunaan bahasa dan kata-kata yang memburuk; 3)pengaruh peer-group yang kuat dalam kekerasan; 4)meningkatnya perilaku merusak diri:penyalah-gunaan narkoba, al-kohol dan seks bebas; 5)semakin kaburnya pedoman moral baik buruk; 6)menurunnya etos kerja; 7)semakin rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru; 8)rendahnya rasa tanggung jawab individu dan warga negara; 9)membudanya ketidak-jujuran, dan 10)adanya rasa saling curiga dan kebencian di antara sesama.7
4
Lihat John D.Mc. Neil, Kurikulum Sebuah Pengantar Komprehensif, (Jakarta:Wirasari, 1988), cet. I, hal. 34-54; Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1997), cet. I, hal. 4-7; dan S. Nasution, Pengembangan Kurikulum, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 1993), cet. I, hal. 9-12. 5 Second in importance and in sheer numbers to Prophetic Hadits comes a body of reports attributed to the succession of spiritual descendents of the Prophet known to Muslim, Lihat John Renard, Seven Door to Islam, (Berkeley, Los Angeles, London:University of California Press, 1966), First Edition, 6 Lihat Muhaimin, Nuansa Baru Pendidikan Islam:Mengurai Benang Kusut Dunia Pendidikan, (Jakarta:Grafindo Persada, 2006), cet. I, hal. 102. 7 Lihat Zubaedi, Disain Pendidikan Karakter, (Jakarta:Prenada Media Group, 2011), cet. I, hal. 69.
10
Keenam, Pendidikan Agama Islam belum sepenuhnya dapat mengatasi penyakit mental (mental block), antara lain: 1)suka mengeluh; 2)memiliki virus mersusak; 3)konflik batin; 4)tidak ada perubahan dalam kehidupan, dan 5)tidak berani mengambil resiko. Hal ini disebabkan karena: 1)bad image (pandangan yang buruk), 2)bad experience (pengalaman yang buruk); 3) bad environment (lingkungan yang buruk); 4)bad reference (rujukan yang buruk), dan 5)bad education (pendidikan yang buruk). Sedangkan virus-virus perusak: 1)blame (menyalahkan diri); 2)exuce (mencari-cari kesalahan); 3)justified (mencari-cari pembenaran); 4)prestige (menjaga imaje); 5)lazy (malas), 6)afraid (takut mengambil resiko), 7)waiting (banyak menunggu); 8)unconfident (tidak percaya diri).8 Ketujuh, Pendidikan Agama Islam belum menjadi fondasi yang paling kokoh dan kemantapan yang paling luhur, kekayaan yang paling tinggi, sumber kesempurnaan manusia yang paling tinggi, yaitu manusia yang mempersatikan dirinya dengan realitas terakhir, Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT. Pendidikan Agama Islam sekarang cenderung mengutamakan formalitas, ritualistik, simbolistik, logo yang kaku, kulit luar, kosong. Yaitu keberagamaan yang ekstrinsik yang digunakan manusia untuk menutup-nutupi keburukannya, harga diri, status dan kebutuhan sesaat lainnya. It is just something to use, but not t olife. Yaitu agama yang intrinsik, inpiratif, transformatif, substantif dan efektif, memadukan antara dimensi fikih, filsafat dan tasawuf, agam yang dapat menunjang kesehatan jiwa dan kedamaian masyarakat, agam yang dianggap sebagai comprhehensive commitment, dan driving integrating motive, yang mengatur seluruh hidup seseorang. Agama yang diterima sebagai faktor pemandu (unifying factor). Cara beragama seperti ini terhunjam ke dalam diri penganutnya.9 Kedelapan, Pendidikan Agama Islam (PAI) yang terdapat dalam kurikulum tersebut masih mencerminkan sebagai Ulum al-Din (Ilmu-ilmu Agama) yang antara satu dan lainnya cenderung tidak harmonis, bahkan saling bertentangan, dan kurang responsif terhadap dinamika kehidupan masyarakat. Pendidikan Agama Islam (PAI) sekarang sudah bergerak kepada al-Fikr al-Islamiy (Pemikiran Islam), yang selain berupaya mempertemukan, mendialogkan, dan mengharmoniskan antara satu dan lainnya, juga berupa memahami filosofi dan tujuan dari masing-masing mata pelajaran agama Islam tersebut, serta menghubungkan dan mendialogkannya dengan berbagai problema yang terdapat dalam ruang publik; dan juga telah bergerak ke arah Islamic Studi (Kajian Islam), yang selain membangun hubungan di antara ilmu agama dengan ilmu agama, dan ilmu agama dengan ilmu umum sehingga tidak ada lagi dikhotomi, juga sudah langsung berani mengakses pada sumber utama ajaran Islam, al-Qur’an
8 9
Lihat Zubaedi, Disain Pendidikan Karakter, (Jakarta:Prenada Media Group, 2011), cet. I, hal. 69. Lihat Jalaluddin Rachmat, Islam Alternatif, (Bandung:Mizan,. 1991), cet. I, hal. 26.
11
dan al-Sunnah, menjawab berbagai isu kontemporer, dan melakukan reformulasi, revitalisasi dan rekontruksi.10 Kesembilan, Pendidikan Agama Islam yang diajarkan sekarang belum dapat menjadi sumber nilai, sumber etika, dan pandangan hidup. Agama belum dapat menjadi 1)faktor kreatif yang mendorong manusia melakukan kerja produktif, 2)faktor inovatif yang mendasari cita-cta dan amal perbuatan manusia dalam seluruh aspek kehidupannya; 3)faktor sublimatif, yang dapat meningkatkan dan mengkuduskan fenomena kegiatan manusia tidak hanya sebagai hak keagamaan, tetapi juga yang berdimensi keduniaan; dan 4)faktor integratif, yang dapat mempersatukan sikap dan pandangan manusia serta aktivitasnya baik secara individual maupun kolektif dalam menghadapi berbagai tantangan hidup.11
D. Rekomendasi dan Saran-saran Berdasarkan analisa terhadap kelebihan dan kelemahan kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagaimana tersebut di atas, maka disampaikan rekomendasi dan saran-saran sebagai berikut. Pertama, perlu adanya perubahan definisi kurikulum yang disesuaikan dengan yang selama ini digunakan, agar tidak terjadi kerancuan atau kesalahan di kalangan para ahli dalam menggunakan konsep kurikulum tersebut, yakni dari yang semula sebagai rencana pengajaran yang berisi tujuan, bahan ajar/materi ajar, metode atau cara mengajaran, sumber belajar dan evaluasi, menjadi: 1)Standar kompetensi lulusan; 2)standar isi; 3)struktur kurikulum; 4)standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD), dan 5)silabus yang selain memuat tentang 1)SK2)KD, 3)indikator kompetensi, 4)bahan ajaran, 5)metode pembelajaran, 6)jenis penilaian, 7)alokasi waktu, dan 8)sumber belajar. Kedua, topik pembahasan yang terdapat dalam mata pelajaran Pendidikan Agama (Qur’an Hadis, Fikih, dan Akidah-Akhlak)12 hendaknya lebih dikaitkan secara ekspilisit dengan
10
Lihat Imam Suprayogo, Mari Menjadikan Perguruan Tinggi sebagai Basis Pengembangan Peradaban Islam, dalam Laode M. Kamaluddin, (ed.), on Islamic Civilization Menyalakan Kembali Lentera Beradaban Islam yang Sempat Padam, (Jakarta:Unissula Republikata, 2010), cet. I, hal. 633-641; Abuddin Nata, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta:Prenada Media Group, 2012), cet. I, hal. 67-80; Abuddin Nata, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (JakartaRajaGrafindo Persada, 2012), hal. 80-89. 11 Lihat J. Suyuthi Pulungan, Universalisme Islam, (Jakarta:Moyo Segoro Agung, 2002), cet.I, hal. 63. 12 Ajaran Akhlak dalam Islam sangat jelas dan mendapatkan perhatian yang jelas serta contoh yang amat gamblang, sebagaimana diperlihatkan oleh perhatian Rasulullah pada ummatnya, kasih sayang pada kaum mu’minin, memberikan bimbingan dan ajaran yang baik, menunjukkan kepada cara membersihkan diri dan menyucikan hati, serta mengikatkan diri mereka agar mencintai kebaikan dan keutamaan, memperkuat semangat, mengeragkan segala daya, dan berpegang teguh pada kebaikan yang berkelanjutan dalam melakukan kebaikan,
12
hal-hal yang diperintahkan agama (amar ma’ruf) dan hal-hal yang dilarang agama (nahi munkar). Hal-hal yang terkait dengan amar ma’ruf di antaranya (1)etos kerja, (2)disiplin, (3)taat hukum, (4)toleransi, (5)menyayangi manusia dan segenap makhluk lainnya, (6)memelihara kebersihan, (7)memelihara jiwa, (8)memelihara agama, (9)memelihara akal, (10) memelihata harta dan (1)memelihara keturunan13, (11)kerukunan hidup beragama, (12)pandangan multikultural, (13)peduli pada kaum dhu’afa, dan (14)kewirausahaan. Sedangkan hal-hal yang terkait dengan nahi munkar, di antaranya (1)memberantas penyalahgunaan narkoba, (2)memberantas meminum al-kohol, (3)mencegah terjadinya tawuran, (4)mencegah kriminalitas, (5)mencegah pelacuran, (6) mencegah konflik antara suku, ras dan agama, (7)mencegah premanisme, (8)mencegah radikalisme, (9)mencegah penipuan, (10)memberantas seks bebas, (11)memberantas korupsi, (12)memberantas perdagangan manusia, (13) mencegah praktek mony laundry, (14) mencegah pornografi, (15)mencegah perdagangan senjata gelap, dan (16)mencegah praktek aborsi (pengguguran kandungan), dan sebagainya. Dengan cara demikian, agama langsung terasa lebih responsif dalam menjawab berbagai masalah aktual dan krusial. Ketiga, menggunakan model pembelajaran yang bersifat emansipatoris dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. 1)kodifikasi, yakni memperkenalkan konsepkonsep agama dengan cara mengajak yang bersangkutan menemukan konsep-konsep tersebut dengan usaha sendiri, membaca buku, berita, dan sebagainya; 2)diskusi, yakni mendiskusikan berbagai masalah tersebut dari segi keagamaan, dan 3)sosialisasi, demontrasi dan pemecahan masalah terhadap masalah-masalah tersebut. Keempat, menerapkan model pendidikan holistik yang berbasis karakter, yang dilakukan dengan tahap 1)melatih para guru agar dapat menjadi guru yang ramah dan penyayang; 2)menyediakan alat bantu mengajar yang sesuai dengan perkembangan siswa; 3)mengajak para siswa untuk melakukan refleksi; 4)mengintegrasikan kurikulum, yakni eksplorasi aspek kurikulum dirancang untuk menciptakan dan meningkatkan keingintahuan untuk belajar dengan mengintegrasikan aspek kognitif, afektif, psikomotorik, sosial, fisik dan pengembangan moral sebagai dasar untuk eksplorasi; dan 5)menggali nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat dalam materi pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, pendidikan jasmani, ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, sejarah dan sastra.14 menegakkan segala perintah Allah, mengatur kehidupan agar menempuh jalan yang sempurna, menjauhi dorongan syahwat. Lihat Mahmud Syaltout, Min Taujihat al-Islam, (Mesir: Dar al-Qalam, 1966), cet. III, hal. 309 13 Lihat al-Syathibi, al-Muwafaqat fi Ushul al-Ahkam, (Mesir: Dar al-Rosyad al-Haditsah, tp. Th.), 15-18; Said Hawa, Al-Islam, (Jakarta:Gema Insani Press, 1993), cet. I, hal. 277-285. Lihat pula Mahmud Syatout, Al-Islam Aqidah wa Syari’ah, (Mesir: Dar al-Qalam, 1966), cet. I, hal. 399-404. 14 Lihat Nanik Rubiyanti dan Dany Haryanto, Strategi Pembelajaran Holistik di Sekolah, hal. 49-50; lihat pula Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta:Prenada Medio Group, 2011), cet. I, hal, 2630297; Lihat pula John P. Miller, dkk., Holistic Learning and Spirituality in
13
Kelima, merevitalisasi peran sekolah dalam pendidikan agama dengan cara: 1)merumuskan dan mempraktrekkan nilai-nilai budaya sekolah; 2)mempraktekkan budaya keagamaan (religiositas); 3)menyelenggarakan berbagai kegiatan tradisi keagamaan; 4)mengintegrasikan kerjasama yang efektif antara sekolah dengan keluarga dan masyarakat; 5)memasukan misi pendidikan karakter pada seluruh kegiatan yang diselenggarakan di sekolah; dan 6)menyamakan persepsi antara kepala sekolah, pengawas, guru, karyawan, dan orang tua murid tentang pendidikan agama. Keenam, memperluas peran dan fungsi agama, yakni menjadikan agama tidak hanya sebagai lambang kesalihan individual, tetapi juga sebagai lambang kesalihan sosial, dengn memadukan peran amar ma’ruf nahi munkar agama, peran sebagai faktor inovatif, kreatif, sublimatig, integratif, inspiratif, transformatif dan efektif. Agama bukan hanya digunakan sebagai perisai untuk menutup praktek kebusukan, tetapi segapa energi yang mengarahkan dan memandu perjalanan hidup manusia, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.15
E. Penutup Berdasarkan uraian dan analisa sebagaimana tersebut di atas, dapat dikemukakan beberapa catatan penutup sebagai berikut. Pertama, dilihat dari segi cakupan dan sistematikanya, Kurikulum Pendidikan Agama Islam (PAI) sebagaimana terdapat dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 telah cukup baik, yakni sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (Permendiknas) Nomor 6 Tahun 2007 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kedua, cakupan kurikulum PAI dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tersebut telah mencakup mata pelajaran agama Islam untuk tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah, dan Aliyah sebagai Sekolah Umum yang berciri khas agama Islam, termasuk pula di dalamnya kurikulum PAI untuk Madrasah Aliyah program bahasa dan program agama. Sedangkan sistematikanya meliputi (1)Standar Kompetensi Lulusan (SKL); (2)standar isi, (3)struktur mata pelajaran untuk tingkat Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah dengan penyebarannya pada setiap kelas dan alokasi waktunya; (4)Standar kompetensi (SK); (5)Kompetensi Dasar (KD); dan (6)Silabus yang memuat: a)Standar Kompetensi (SK), b)Kompetensi Dasar (KD), c)indikator Education, (New York:State University of New York Press, 2005), First Edition, hal. 2. Lihat pula Azkia Muharom Albantani, “Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah”, Arabiyat : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, Vol. 2, No. 2, 2015, hal. 179. 15 Lihat Ziauddin Ahmad, Influence of Isam on World Civilization, (Delhi:Adam Publishers & Distributors, 2001), cet. Im hal. 1-18;
14
kompetensi, d)bahan/materi ajar, e)pengembangan metode pembelajaran, f)sumber belajar, g)alokasi waktu dan h)pengembangan penilaian. Ketiga, Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kurikulum PAI belum memuat tentang prinsip-prinsip yang harus dipedomani dalam menyusun silabus yang berbasis pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, serta langkah-langkah yang harus ditempuh dalam proses penyusunan silabus tersebut, yakni dengan melakukan analisis kekuatan dan kelemahannya yang terdapat di sekolah tersebut, dan tim penyusun, yakni unsur kepala sekolah, Komite Madrasah, Guru, nara sumber dan dinas pendidikan, atau Kantor Kementerian Agama tingkat Kabupaten/Kota atau Propinsi. Keempat, pelaksanaan Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kurikulum (Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi PAI) di Madrasah harus diikuti dengan pengembangan strategi dan model pembelajaran yang efektif, yaitu model pembelajaran yang 1)melibatkan peserta didik melalui penggunaan metode dan pendekatan pembelajaran yang berbasis pada peserta didik, yakni dengan penggunaan metode diskusi, penugasan, peragaan, teladan, pembiasaan, pemecahan masalah (problem solving), contextual teaching learning (CTL), partisipatif learning, cooperatif learning, dan sebagainya; 2)menumbuhkan minat dan partisipasi peserta didik, 3)membangun motivasi belajar peserta didik yang kuat; 4)memperhatikan bakat dan perbedaan peserta didik; dan 5)menggunakan berbagai media pembelajaran yang merangsan dan menarik belajar yang kuat. Hal ini perlu dilakukan agar pendidikan agama Islam (PAI) di PAI tidak terjebak pada pengajaran PAI yang hanya menghasilkan orang-orang yang mengetahui dalil-dalil hukum dan wawasan agama Islam, namun tidak memiliki penghayatan yang mendalam, tidak mendarah daging dan tidak mengamalkan ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari yang tercermin pada pola pikir, sikap dan perbuatan yang Islami. Dengan demikian, setiap siswa akan memeliki comprehensive commitment (komitmen yang utuh dan lengkap ) tentang agama, menjadikan agama sebagai driving integrating motive (yang menumbuhkan dorongan untuk menyatukan dirinya pada aturan agama, dan unifying factor (faktor pemersatu dirinya dengan agama). Kelima, pelaksanaan Peraturan Menteri Agama Nomor 2 Tahun 2008 tentang Kurikulum (Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi) PAI di Madrasah harus bergerak dari paradigma Ulum al-Din ke al-Fikr al-Islami dan Islamic Studies (Kajian Islam) dengan menggunakan pendekatan pembelajaran holistik yang berbasis karakter, yakni melihat ilmu agama Islam sebagai sebuah kesatuan yang utuh serta memiliki hububungan substansial dengan ilmu umum dalam rangka menumbuhkan sikap dan karakter keagamaan yang kuat (religiousitas); pembelajaran emansipatoris yang dimulai dengan tahap kodifikasi, diskusi, peragaan dan sosialisasi terharap isu-isu kontemporer tentang berbagai masalah yang memerlukan jawaban dari agama Islam. Dengan cara demikian, setiap peserta didik tidak terjebak pada pengusaan 15
ilmu agama Islam hanya dari segi tekstualnya saja sebagaimana terdapat di dalam al-Qur’an dan al-hadis melainkan diikuti dengan wawasan dan penalaran yang kuat tentang agama Islam, serta kemampuan mengkomunikasikan dan mengkontekstualisasikannya dengan berbagai masalah dalam kehidupan, melalui tahapan objektivasi, yakni bergerak dari teks ke konteks. Keenam, guna mendukung berbagai pendekatan dan metode pembelajaran yang efekif, holistik, emansipatoris dan kontekstual sebagaimana tersebut di atas, maka perlu didukung oleh penciptaan kultur keagamaan (religious culture) yang kuat, dukungan kemauan dan komitmen yang kuat dari selurus sivitas sekolah (Kepala Sekolah, Guru, Staff, Siswa), kerjasama yang baik dengan orang tua dan masyarakat, dukungan media dan sarana pembelajaran yang memadai, serta mengembangkan madrasah/sekolah berbasis pesantren.
16
Daftar Pustaka Ahmad, Ziauddin, Influence of Islam on World Civilization, (Delhi:Adam Publishers & Distributors, 1996), First Edition. Albantani, Azkia Muharom, “Implementasi Kurikulum 2013 pada Pembelajaran Bahasa Arab di Madrasah Ibtidaiyah”, Arabiyat : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban, Vol. 2, No. 2, 2015. Anwar, Kasful dan Hendra Harmi, Perencanaan Sistem Pembelajaran Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung:Alfabeta, 2011), cet. II. Departemen Pendidikan Nasional, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, ) (Jakarta:Depdiknas, 2003). Departemen Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, (Jakarta:Depdiknas, 2005), cet. I. Departemen Agama, Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2008, tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah, (Jakarta:Depag, 2008), cet. I. Hawa, Said, Al-Islam, (terj.), Abdul Hayyie al-Kattani, dkk, dari judul asli al-Islam, (Jakarta:Gema Insani Press, 2004), cet. I. Rahmat, Jalaluddin, Islam Alternatif, (Bandung:Mizan, 1991), cet. I. Sukmadinata, Nana Syaodih, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek, (Bandung:Remaja Rosdakarya, 1997), cet. I. Pulungan, J. Suyuthi, Universalisme Islam, (Jakarta:Moyo Segoro Agung, 2002), cet. I. Kamaluddin, Laode M., (ed.), On Islamic Civilization Menyalakan Kembali Lentera Peradaban Islam yang Sempat Padam, (Jakarta: Republikata, 2010), cet. I. Koesoema, Doni, A., Pendidikan Karakter, Strategi Pendidikan Anak di Zaman Global, (Jakarta:Grasindo, 2007), cet. I.
17
Renard, John, Seven Door to Islam, Spirituality and The Religious Life of Muslim, (Berkeley, Los Angeles, London:University of California Press, 1996), cet. I. Syaltout, Mahmud, al-Islam Aqidah wa Syari’ah, (Mesir: Dar al-Qalam, 1966), cet. III. --------, Min Taujihat al-Islam, (MesirL Dar al-Qalam, 1966), cet. III. Al-Syathibi, al-Muwafaqat fi Ushul al-Ahkam, al-Mujallid Al-Awwal, (Mesir: Dar al-Rosyad alHaditsah, tp.th). Miller, John P., dkk., Holistic Learning and Spirituality in Education, (New York:State University of New York Press, 2005), First Edition. Nasution, S., Pengembangan Kurikulum, (Bandung:Citra Aditya Bakti, 1993), cet. I. Nata, Abuddin, Studi Islam Komprehensif, (Jakarta:Prenada Media Group, 2012), cet. I. ------, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta:RajaGrafindo Persada, 2012), cet. I. Neil, John D. Mc., Kurikulum sebuah Pengantar Komprehensif, (terj.) Subandiah, (Jakarta:Wira Sari, 1988), cet. I. Yamin, Moh., Panduan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Panduan Lengkap Tata Kelola Kurikulum Efektif, (Jogjakarta:Diva Press, 2012), cet. I. Zubaedi, Desain Pendidikan Karakter Konsepsi dan Aplikasinya dalam Lembaga Pendidikan, (Jakarta:Prenada Media Group, 2011), cet. I.
18