Skripsi
KAJIAN KINERJA JARINGAN IRIGASI TETES UNTUK BUDIDAYA BUNGA KASTUBA ( Euphorbia phulcherrima) DENGAN SISTEM HIDROPONIK DI PT SAUNG MIRWAN BOGOR
Oleh: LENI ANDRIANI F14103028
2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR KAJIAN KINERJA JARINGAN IRIGASI TETES UNTUK BUDIDAYA BUNGA KASTUBA ( Euphorbia phulcherrima) DENGAN SISTEM HIDROPONIK DI PT SAUNG MIRWAN BOGOR
SKRIPSI Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA TEKNOLOGI PERTANIAN Pada Departemen Teknik Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor Oleh: LENI ANDRIANI F14103028 Dilahirkan pada tanggal 19 Oktober 1985 Di Sumedang Lulus Pada Tanggal 5 Juni 2007
Menyetujui, Bogor, Juni 2007
Ir. Prastowo, M.Eng Pembimbing Akademik
Mengetahui,
DR. Ir. Wawan Hermawan, MS Ketua Departemen Teknik Pertanian
Leni Andriani. F14103028. Kajian Kinerja Jaringan Irigasi Tetes Untuk Budidaya Bunga Kastuba (Euphorbia phulcherrima) Dengan Sistem Hidroponik Di PT Saung Mirwan Bogor. Di bawah bimbingan : Prastowo
RINGKASAN
Tanaman Kastuba (Euphorbia phulcherrima) merupakan tanaman hortikultura yang bernilai estetis dan juga bernilai ekonomi tinggi. Pemenuhan kebutuhan air tanaman pada tanaman Kastuba merupakan salah satu faktor penting karena pemberian air yang tepat dan optimum serta pengelolaan irigasi yang baik akan menciptakan pertumbuhan tanaman yang optimum sehingga hasil produksi pertanian yang maksimal dapat dicapai. Namun saat ini ketersediaan air untuk pemenuhan kebutuhan air tanaman sangat terbatas. Kondisi ini mendorong upaya penghematan dan peningkatan efisiensi penggunaan air pada bidang pertanian. Salah satu sistem irigasi yang memberikan nilai efisiensi dan efektivitas yang tinggi dalam pemberian air bagi tanaman adalah sistem irigasi tetes. Irigasi tetes merupakan salah satu sistem irigasi yang mempunyai nilai efisiensi yang relatif tinggi (95%) dalam pemberian air untuk tanaman. Namun dalam prakteknya, efisiensi pemberian air dengan sistem irigasi tetes hanya sekitar 70%80%. Efisiensi pemberian air yang rendah menunjukkan kinerja jaringan irigasi tetes yang kurang baik. Oleh karena itu untuk mengetahui layak tidaknya suatu jaringan irigasi tetes maka perlu dilakukan pengkajian terhadap kinerja jaringan irigasi tetes. Untuk mengetahui kinerja jaringan irigasi tetes perlu dilakukan analisis terhadap parameter kebutuhan air tanaman, koefisien keseragaman irigasi, efisiensi irigasi, dan biaya irigasi. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan kajian kinerja jaringan irigasi tetes untuk budidaya Bunga Kastuba (Euphorbia phulcherrima) dengan sistem hidroponik di PT Saung Mirwan. Parameter yang diamati adalah kebutuhan air tanaman, koefisien keseragaman irigasi, efisiensi irigasi, dan biaya irigasi. Penelitian ini dilakukan di PT Saung Mirwan yang berlokasi di Desa Sukamanah, Kecamatan Megamendung, Bogor. Penelitian dilakukan dari bulan Juli – Agustus 2006 dan dilanjutkan pada bulan Mei 2007. Metode pengumpulan data meliputi : 1) Pengukuran suhu dan kelembaban dalam rumah plastik, 2) Pengukuran debit penetes dan pipa lateral, 3) Pengukuran sifat fisik dan kimia larutan nutrisi yang terdiri dari EC, pH, dan suhu larutan, 4) Pengukuran kebutuhan air tanaman aktual (ETa), 5) Pengumpulan data jaringan irigasi tetes, dan 6) Pengumpulan data iklim Ciawi. Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain electrical conductance meter (EC meter), pH meter, thermometer, stopwatch, gelas ukur, plastik untuk menampung air, pita ukur, dan tali. Kondisi lokasi penelitian secara geografis terletak antara 54-106oBT dan 4 – o 6 LS dengan ketinggian 670 mdpl, topografi berbukit-bukit, datar, dan miring. Jenis tanah di lokasi ini adalah latosol kecoklatan dan curah hujan tahunan
mencapai 2766 mm/tahun. Rumah plastik tempat penelitian memiliki tipe piggy back dengan luas 246 m2. Komponen irigasi tetes yang digunakan di lokasi penelitian antara lain pipa utama dengan diameter 2 inchi, pipa manifold dengan diameter 32 mm, pipa lateral diameter 16 mm, selang dripper 5mm, penetes tipe regulating stick, tangki larutan nutrisi, pompa hisap dan pompa tekan, tangki penampung air (reservoir), dan komponen pendukung lainnya. Dalam satu manifold terdapat 10 pipa lateral, dan dalam satu lateral terdapat 100-125 penetes. Jarak pusat nutrisi ke lahan ± 54 m dengan kemiringan meningkat. Kebutuhan air tanaman aktual (ETa) lebih rendah dari kebutuhan air tanaman teoritis (ETc) . Kebutuhan air tanaman aktual (ETa) berkisar antara 0.19 – 0.49 l/tan/hari sedangkan kebutuhan air tanaman teoritis (ETc) berkisar antara 0.345 – 0.801 l/tan/hari. Kebutuhan air tanaman acuan (ETo) berkisar antara 2.14.88 mm/hari. Kebutuhan air tanaman maksimum terjadi pada akhir fase generatif atau pembungaan. Koefisien keseragaman terdiri dari keseragaman larutan nutrisi dan keseragaman debit. Keseragaman larutan nutrisi pada pipa manifold meliputi keseragaman EC sebesar 99.3%, keseragaman pH sebesar 98.1%, dan keseragaman suhu sebesar 97.1%. Keseragaman larutan nutrisi pada pipa lateral meliputi keseragaman EC berkisar antara 92.5-99.5%, kesergaman pH berkisar antara 99.1-99.6%, dan keseragaman suhu berkisar antara 82.7-99.3%. Keseragaman debit pada pipa manifold sebesar 84.4%, keseragaman debit pada pipa lateral berkisar antara 49.51%-89.01%. Efisiensi distribusi berkisar antara 49.48%-88.97%. Efisiensi penyimpanan air irigasi pada aplikasi 1 (pagi) berkisar antara 13-51 % dan pada aplikasi 2 (siang) berkisar antara 16-76%. Biaya investasi irigasi per meter persegi rumah plastik adalah Rp.37421,- dan biaya irigasi sebesar Rp.12.02,-/l atau Rp. 832.34,/tan.
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama lengkap Leni Andriani, dilahirkan di Sumedang pada tanggal 19 Oktober 1985. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara pasangan Bapak Winata dengan Ibu Nurmala. Penulis memulai pendidikan di Taman Kanakkanak Merpati pada tahun 1990, kemudian melanjutkan ke SDN Ciuyah II pada tahun 1991 dan lulus pada tahun 1997. Penulis menamatkan sekolah lanjutan tingkat pertama pada tahun 2000 di SLTPN 3 Cimalaka. Pada tahun 2003 penulis lulus dari SMUN 1 Sumedang. Lulus dari SMU penulis mendapat undangan seleksi masuk IPB (USMI) dan diterima di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Selama belajar di Institut Pertanian Bogor, penulis aktif dalam berbagai organisasi antara lain BEM FATETA (2004-2005) dan Himpunan Mahasiswa Teknik Pertanian (HIMATETA) pada tahun 2005-2006. Pada tahun 2005 penulis lolos dalam Program Kreatifitas Mahasiswa (PKM) dan pada tahun 2006 penulis memilih bagian Teknik Tanah dan Air sebagai spesifikasi keilmuannya. Penulis melaksanakan Praktek Lapang pada tahun 2007 di Dinas Pengairan Kota Bandung dengan judul ” Pengelolaan Sumber Daya Air di DAS Cikapundung Bandung” dan menyelesaikan tugas akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana dengan judul ” Kajian Kinerja Jaringan Irigasi Tetes Untuk Budidaya Bunga Kastuba (Euphorbia phulcherrima) Dengan Sistem Hidroponik Di PT Saung Mirwan Bogor”, di bawah bimbingan Ir.Prastowo, MEng.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan
skripsi dengan judul ” Kajian Kinerja Jaringan Irigasi Tetes Untuk Budidaya Bunga Kastuba (Euphorbia phulcherrima) Dengan Sistem Hidroponik Di PT Saung Mirwan Bogor”. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat agar memperoleh gelar Sarjana Teknologi Pertanian di Departemen Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan semua pihak, oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.
Bapak Ir. Prastowo, MEng selaku dosen pembimbing akademik yang telah membantu, membimbing dan mengarahkan penulis dalam penyusunan skripsi ini
2.
Dr. Ir. Nora H. Pandjaitan, DEA dan Yudi Chadirin, STP, MAgr atas kesediaanya menjadi dosen penguji dalam ujian akhir skripsi dan atas saran serta masukkannya dalam penulisan skripsi ini.
3.
Orang tua, seluruh keluarga dan saudara (Teteh, Aa, Via, Amel, Wildhan, Dhea), serta my Toto_Chan yang telah memberikan doa, kasih sayang, dan semangat dalam bentuk moril maupun materi kepada penulis
4.
Bapak Hendrayana yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di PT Saung Mirwan serta seluruh staf dan karyawan PT Saung Mirwan yang telah membantu penelitian ini
5.
Teman teman TEP 40, khususnya TTA 40 (Ei, Neu-neu, Dhiaz, Wie, Nda)
6.
Seluruh pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis. Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari
kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan dan perbaikan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan memberikan informasi bagi penulis khususnya dan bagi pembaca lain pada umumnya.
Bogor, Juni 2007
Penulis i
DAFTAR ISI
Halaman KATA PENGANTAR .....................................................................................
i
DAFTAR TABEL ........................................................................................... ii DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... iii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... iv I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................... 1 B. Tujuan ............................................................................................ 2 II. TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 3 A. Irigasi Tetes .................................................................................... 3 B. Kebutuhan Air Tanaman ................................................................ 6 C. Efisiensi Irigasi .............................................................................. 8 D. Koefisien Keseragaman Irigasi ...................................................... 10 E. Larutan Nutrisi ............................................................................... 12 F. Biaya Irigasi ................................................................................... 14 G. Tanaman Kastuba ........................................................................... 15 III. METODE PENELITIAN ..................................................................... 17 A. Waktu dan Tempat ......................................................................... 17 B. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 17 C. Metode Pengumpulan data ............................................................. 19 D. Metode Analisis data ...................................................................... 19 E. Bahan dan Alat ............................................................................... 20 IV. KONDISI LOKASI PENELITIAN ..................................................... 21 A. Iklim dan Letak Geografis ............................................................. 21 B. Rumah Plastik ................................................................................ 21 C. Jaringan Irigasi Tetes ..................................................................... 22 V. HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................ 23 A. Kebutuhan Air Irigasi..................................................................... 24 1. Kebutuhan Air Tanaman Teoritis ............................................ 24 2. Kebutuhan Air Tanaman Aktual .............................................. 25 B. Koefisien Keseragaman Irigasi ...................................................... 28 1. Keseragaman Larutan Nutrisi Pada Pipa Manifold .................. 28 ii
2. Keseragaman Larutan Nutrisi Pada Pipa lateral....................... 30 3. Keseragaman Debit Lateral Pada Pipa Manifold ..................... 32 4. Keseragaman Debit Penetes Pada Pipa Lateral ........................ 33 C. Efisiensi Irigasi .............................................................................. 36 1. Efisiensi Distribusi ................................................................... 36 2. Efisiensi Penyimpanan Air Irigasi ........................................... 37 D. Kinerja Teknis Irigasi Tetes ........................................................... 39 E. Biaya Irigasi ................................................................................... 39 VI. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 41 A. Kesimpulan .................................................................................... 41 B. Saran............................................................................................... 42 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 43 LAMPIRAN ..................................................................................................... 45
iii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Kinerja Dari Berbagai Penetes .........................................................
6
Tabel 2. Rasio Transmisi Puncak (Tr) Untuk Tekstur Tanah dan Kedalaman Perakaran Tanaman yang Berbeda ................................................... 10 Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Variasi Penetes (v) Berdasarkan Jenis Penetes ....................................................................................
11
Tabel 4. Standar Kualitas Air Untuk Tanaman Hidroponik Dan Perkebunan ...............................................................................
13
Tabel 5. Kebutuhan Air Tanaman ..................................................................
26
Tabel 6. Sifat Fisik Dan Kimia Larutan Nutrisi Pada Pipa Manifold ............
29
Tabel 7. Koefisien Keseragaman Larutan Nutrisi Pada Pipa Lateral.............
30
Tabel 8. Keseragaman Debit Penetes Pada Pipa Lateral................................
33
Tabel 9. Nilai Efisiensi Distribusi ..................................................................
36
Tabel 10. Efisiensi Penyimpanan Air ..............................................................
37
Tabel 11. Karakteristik Media Tanam Arang Sekam.......................................
38
Tabel 12. Rekapitulasi Kinerja Teknis Jaringan Irigasi Tetes PT Saung Mirwan ............................................................................
39
Tabel 13. Biaya Irigasi Tetes Untuk Rumah Plastik Seluas 2112 m2 ..............
40
iv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Komponen Irigasi Tetes Pada Pipa Utama Sampai Manifold ......
6
Gambar 2. Tanaman Kastuba .........................................................................
15
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian ....................................................
18
Gambar 4. Penampang Melintang Rumah Plastik Saung Mirwan .................
23
Gambar 5. Kebutuhan Air Tanaman ..............................................................
25
Gambar 6. Grafik Perbandingan Antara Rasio ETa/ETc Terhadap Umur .... Tanaman ......................................................................................
27
Gambar 7. Perbandingan Jumlah Kebutuhan Air Tanaman Teoritis Terhadap Kebutuhan Air Tanaman Aktual Selama Fase Generatif ............. 28 Gambar 8. Perbandingan Rata-rata EC Larutan Nutrisi Pada Penetes Terhadap EC Ideal........................................................................
31
Gambar 9. Perbandingan Rata-rata pH Larutan Nutrisi Pada Penetes Terhadap pH Ideal ........................................................................
31
Gambar 10. Perbandingan Rata-rata Suhu Larutan Nutrisi Pada Penetes Terhadap Suhu Ideal ....................................................................
31
Gambar 11. Grafik Variasi Debit Pipa Lateral.................................................
32
Gambar 12. Variasi Rata-rata Debit Penetes Dalam Satu Lateral ...................
34
Gambar 13. Lumut Pada Pipa ..........................................................................
35
v
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1.
Denah Lokasi Penelitian .......................................................... 45
Lampiran 2.
Skema Jaringan Irigasi Tetes di PT Saung Mirwan ................ 46
Lampiran 3.
Skema Titik Pengamatan ......................................................... 47
Lampiran 4.
Komponen Irigasi Tetes Di PT Saung Mirwan ....................... 48
Lampiran 5.
Data Iklim Bulan Juli-Agustus 2006 ....................................... 49
Lampiran 6.
Daftar Suhu dan Kelembaban Di Dalam Rumah Plastik ......... 50
Lampiran 7.
Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Teoritis ........... 53
Lampiran 8.
Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman Aktual ................ 54
Lampiran 9.
Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman Teoritis Per Tanaman............................................................................ 55
Lampiran 10. Hasil Perhitungan Keseragaman Larutan Nutrisi Pada Pipa Manifold ................................................................. 56 Lampiran 11. Hasil Perhitungan Keseragaman pH Larutan Nutrisi Pada Pipa Lateral..................................................................... 57 Lampiran 12. Hasil Perhitungan Keseragaman EC Larutan Nutrisi Pada Pipa Lateral..................................................................... 59 Lampiran 13. Hasil Perhitungan Keseragaman Suhu Larutan Nutrisi Pada Pipa Lateral..................................................................... 61 Lampiran 14.
Hasil Perhitungan Keseragaman Debit Lateral Pada Pipa Manifold ......................................................................... 63
Lampiran 15.a. Hasil Perhitungan Keseragaman Debit Penetes Pada Pipa Lateral Ulangan1 ............................................................ 64 Lampiran 15.b. Hasil Perhitungan Keseragaman Debit Penetes Pada Pipa Lateral Ulangan2 ............................................................ 65 Lampiran 16.a. Nilai EC Masuk ...................................................................... 66 Lampiran 16.b. Rasio Kebutuhan Leaching (LR) ............................................ 66 Lampiran 16.c. Hasil Perhitungan (1/(1-LR)) .................................................. 67 Lampiran 17.a. Hasil Perhitungan Efisiensi Penyimpanan Aplikasi 1 ............ 68 Lampiran 17.b. Hasil Perhitungan Efisiensi Penyimpanan Aplikasi 2 ............ 73 Lampiran 18.
Komponen Dan Biaya Irigasi Tetes Untuk 4 Rumah Plastik . 78
Lampiran 19.
Perhitungan Biaya Irigasi ....................................................... 79
vi
I. PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Industri hortikultura, khususnya tanaman hias memiliki prospek yang
cerah karena potensi serta peluang pasar dalam dan luar negeri masih luas. Selain itu kebutuhan masyarakat akan bunga berkualitas tinggi terus meningkat. Tanaman Kastuba (Euphorbia phulcherrima) merupakan tanaman hortikultura yang bernilai estetis dan juga bernilai ekonomi tinggi. Tanaman Kastuba sangat peka terhadap suhu dan kekurangan air, oleh karena itu dalam pertumbuhannya bunga ini perlu perlakuan dan kondisi khusus yang sesuai. Agar tidak kekurangan air, maka pemenuhan kebutuhan air tanaman bagi Tanaman Kastuba perlu diperhatikan. Pemenuhan kebutuhan air tanaman merupakan salah satu faktor yang penting karena pemberian air yang tepat dan optimum serta pengelolaan irigasi yang baik akan menciptakan pertumbuhan tanaman yang optimum sehingga hasil produksi pertanian yang maksimal dapat dicapai. Namun saat ini ketersediaan air untuk pemenuhan kebutuhan air tanaman sangat terbatas, selain itu adanya penggunaan air di bidang lain yang semakin meningkat. Kondisi ini mendorong upaya penghematan dan peningkatan efisiensi penggunaan air pada bidang pertanian. Salah satu cara dalam rangka peningkatan efisiensi penggunaan air tersebut adalah mengembangkan alternatif teknologi irigasi yang hemat air. Salah satu sistem irigasi yang memberikan nilai efisiensi dan efektivitas yang tinggi dalam pemberian air bagi tanaman adalah irigasi tetes. Irigasi tetes merupakan salah satu sistem irigasi yang mempunyai nilai efisiensi yang relatif tinggi (95%) dalam pemberian air untuk tanaman, karena irigasi tetes hanya memberi air di daerah perakaran secara perlahan menggunakan penetes sehingga dapat mengurangi kehilangan air akibat perkolasi. Namun dalam prakteknya, irigasi tetes hanya memberikan efisiensi pemberian air sekitar 70-80% yang disebabkan adanya ketidakseragaman dalam pemberian larutan nutrisi dan penjadwalan irigasi yang kurang baik.
1
Efisiensi pemberian air yang rendah menunjukkan kinerja jaringan irigasi yang kurang baik. Oleh karena itu untuk mengetahui layak tidaknya suatu jaringan irigasi tetes maka perlu dilakukan pengkajian terhadap kinerja jaringan irigasi tetes. Untuk mengetahui kinerja jaringan irigasi tetes perlu dilakukan analisis terhadap beberapa parameter, diantaranya kebutuhan air tanaman, koefisien keseragaman irigasi, dan efisiensi irigasi. Efisiensi irigasi akan mempengaruhi biaya irigasi. Efisiensi irigasi yang rendah berpengaruh terhadap biaya operasional irigasi sehingga biaya irigasi akan meningkat, apalagi ditambah dengan tingginya biaya investasi untuk irigasi tetes. Oleh karena itu analisis biaya irigasi juga perlu dilakukan. Penggunaan sistem irigasi tetes memerlukan dukungan ketepatan pemilihan jenis tanaman, masa tanam, teknologi, manajemen, dan pengaturan penjadwalan pengoperasian irigasi agar penggunaannya tetap memberikan keuntungan dari komoditas yang diusahakan. Pemilihan komoditas harus memperhatikan nilai ekonomi dan peluang pasar dari komoditas yang akan diusahakan.
B. Tujuan Penelitian Melakukan kajian kinerja jaringan irigasi tetes untuk budidaya Bunga Kastuba dengan sistem hidroponik di PT Saung Mirwan yang meliputi parameter kebutuhan air tanaman , koefisien keseragaman irigasi, efisiensi irigasi tetes, dan biaya irigasi.
2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A.
Irigasi Tetes Irigasi tetes merupakan sistem pemberian air irigasi yang pemberian air
irigasinya dilakukan dengan kecepatan lambat dari suatu nozel yang diletakkan pada permukaan tanah. Sedangkan menurut Hansen (1979), irigasi tetes adalah sistem pemberian air pada tanaman secara langsung ke daerah perakaran dengan alat pengeluaran yang disebut penetes yang mengeluarkan air hanya beberapa liter per jam. Dari penetes air menyebar secara menyamping dan tegak oleh gaya kapiler tanah yang diperbesar pada arah gerak vertikal oleh gaya gravitasi. Pemberian air irigasi dengan cara membasahi daerah perakaran bertujuan untuk membasahi keseluruhan lahan sehingga dapat mengurangi penguapan air secara berlebihan dan efisiensi pemakaian air dapat mencapai 100%. Sistem irigasi pada prinsipnya terdiri dari tiga sub unit sistem jaringan irigasi yaitu (Prastowo dan Liyantono, 2002): 1.
Sub sistem pengembangan sumber air antara lain sungai, danau, air tanah, mata air dan rawa
2.
Sub sistem penyaluran yaitu jaringan saluran (saluran terbuka atau pipa) yang membawa air dari sumbernya ke lahan yang akan diairi.
3.
Sub sistem aplikasi irigasi yaitu penerapan teknologi pemberian atau aplikasi air ke lahan pertanian. Dalam aplikasi di lapangan, nilai efisiensi irigasi tetes yang relatif tinggi
hanya dapat tercapai apabila memenuhi 2 persyaratan (Prastowo dan Liyantono, 2002), yaitu : jaringan irigasi tetes yang dibangun dapat memberikan air secara seragam dan pengoperasian jaringan irigasi tetes dilakukan dengan jadwal yang tepat Beberapa kelebihan irigasi tetes (Prastowo dan Liyantono, 2002), antara lain: 1.
Efisiensi dalam pemakaian air irigasi relatif paling tinggi dibandingkan dengan sistem irigasi lain
3
2.
Pada beberapa jenis tanaman tertentu, kondisi tanaman yang tidak terbasahi akan mencegah penyakit leaf burn (daun terbakar). Selain itu kegiatan budidaya secara manual dapat terus berjalan walaupun kegiatan irigasi sedang berlangsung
3.
Sistem irigasi tetes dapat menekan aktivitas organisme pengganggu tanaman karena daerah yang terbasahi hanya di sekitar daerah perakaran saja.
4.
Sistem irigasi tetes dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi pemberian pupuk dan pestisida karena pemberiannya dapat diberikan bersamaan dengan air irigasi dan hanya diberikan di daerah perakaran saja
5.
Pemberian air yang kontinyu dapat mengurangi resiko penumpukan garam dan unsur-unsur beracun lainnya di daerah perakaran tanaman. Walaupun memiliki beberapa keuntungan dalam operasional, namun
sistem irigasi tetes memiliki beberapa kelemahan, antara lain: 1.
Investasi yang dikeluarkan cukup tinggi dan dibutuhkan teknik yang relatif tinggi dalam desain, instalasi dan pengoperasian sistem
2.
Penyumbatan penetes yang disebabkan oleh faktor fisik, kimia, dan biologi air yang dapat mengurangi efisiensi dan kinerja sistem.
3.
Pada daerah perakaran yang tidak terbasahi berpotensi terjadi penumpukan garam Menurut Keller dan Bleisner (1990), komponen irigasi tetes terdiri dari:
1.
Penetes merupakan komponen yang menyalurkan air dari pipa lateral ke tanah sekitar tanaman secara sinambung dengan debit yang rendah dan tekanan mendekati tekanan atmosfer
2.
Pipa lateral merupakan tempat penetes. Biasanya pipa lateral terbuat dari pipa PVC atau PE dengan diameter 12.7 mm ( ½ inchi) – 38.1mm (1 ½ inchi)
3.
Pipa sub utama, merupakan pipa yang menyalurkan air ke pipa lateral. Pipa sub utama atau manifold biasanya terbuat dari pipa PVC dengan diameter 50.8 mm (2 inchi) – 76.2mm (3 inchi)
4
4.
Pipa utama, merupakan komponen yang menyalurkan air ke pipa-pipa sub utama atau manifold. Biasanya pipa utama terbuat dari PVC atau paduan antara asbes dan semen
5.
Pompa dan tenaga penggerak, merupakan komponen yang berfungsi mengangkat air dari sumber yang kemudian mengalirkannya ke jaringan perpipaan
6.
Komponen pendukung terdiri dari katup-katup, pengatur tekanan, pengatur debit, tangki bahan kimia, sistem pengontrol dan komponen lainnya. Berdasarkan cara penempatan penetes pada pipa lateral, penetes
dibedakan atas dua bagian yaitu penetes tipe line source dan penetes tipe point source. Macam penetes point source antara lain long path, source orrifice, vortex, dan pressure compensanting. Tipe line source antara lain porous pipe, double walled pipe, soaker hose dan porousplastic tubes. Selain itu penetes juga dapat dibedakan berdasarkan mekanisme penetes dalam menyebarkan tekanan. Penetes tipe orrifice menyebarkan tekanan secara individual ataupun seri sedangkan tipe vortex memberi efek pusaran. Penetes tipe compensating dapat mengalirkan air pada selang tekanan yang cukup besar pada saluran lateral. Penetes tipe flushing memberikan efek aliran membilas untuk membersihkan debit pembuka pada saat sistem dioperasikan, tipe continous flushing memungkinkan partikel padat yang besar berjalan secara kontinyu selama sistem dioperasikan sehingga mengurangi kebutuhan akan penyaringan halus sedangkan tipe multi outlet dapat memberikan air pada 2 titik atau lebih dengan penambahan selang kecil (Keller dan Bleisner,1990). Penetes harus menghasilkan aliran yang relatif kecil dan debit yang mendekati konstan. Agar tidak terjadi penyumbatan pada penetes maka penampang aliran perlu diperbesar. Aliran dapat diatur secara manual atau dipasang secara otomatis sesuai dengan debit yang diinginkan dalam waktu tertentu dan air dapat diberikan apabila kelembaban tanah menurun. Kinerja dari beberapa tipe penetes dapat dilihat pada Tabel 1.
5
Tabel 1. Kinerja dari berbagai penetes Jenis Penetes Botton dripper Pot dripper Wood pecker dripper Pot line dripper Pressure Compensaty dripper Regulating stick Micro spray
Kapasitas (l/jam) 2,4,8 2,4,8 1,2,3,4 1,2 2,4,8 0,5,2 6,9
Tekanan Kerja (psi) 10 10 10 10 20-45 20 20
Sumber : PT Daya Sentosa Rekayasa dalam Cahyadi (1997)
Gambar komponen irigasi berdasarkan literatur dapat disajikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Komponen Irigasi Tetes Pada Pipa Utama Sampai Manifold Sumber : Jensen (1983) Jenis penetes yang digunakan di PT Saung Mirwan adalah regulating stick dengan kapasitas 2 l/jam. Beberapa faktor yang mempengaruhi rancangan irigasi tetes yaitu sumber air, kemiringan lahan, karakteristik tanah / media tanam, dan pertumbuhan tanaman.
B. Kebutuhan Air Tanaman Kebutuhan air tanaman adalah banyaknya air yang dibutuhkan untuk menggantikan kehilangan air melalui evapotranspirasi pada tanaman. Hasil maksimum tanaman adalah hasil dari tanaman yang cukup air, terbebas dari penyakit, tumbuh pada kondisi lahan yang tidak terganggu dan berproduksi penuh dalam kondisi lingkungan yang paling sesuai. (Doorenbos dan Pruit, 1977)
6
Kebutuhan air tanaman akan berbeda berdasarkan perbedaan unsurunsur yang mempengaruhi evapotranspirasi tanaman. Tanaman berumur panjang akan lebih banyak membutuhkan air dibanding dengan tanaman yang umurnya lebih pendek. Doorenbos dan Pruitt (1977) mengemukakan bahwa besarnya evapotranspirasi tanaman (ETc) dapat ditentukan dengan menggunakan datadata iklim dan koefisien tanaman yang dibudidayakan. Perhitungan evapotranspirasi tanaman dapat dilakukan melalui tiga tahap: 1.
Pendugaan evapotranspirasi tanaman acuan (ETo) Metode yang digunakan untuk pendugaan ETo diantaranya : metode
Radiasi, metode Penman, metode Blaney-Criddle, dan metode panci evaporasi. Pemilihan metode dilakukan terutama berdasarkan data iklim yang tersedia dan ketelitian yang diinginkan. Pada penelitian ini digunakan metode Radiasi karena dibandingkan dengan metode lain, metode ini lebih baik dengan kemungkinan kesalahan 20% pada kondisi ekstrim panas. Bila digunakan di daerah khatulistiwa, metode Radiasi memberikan hasil yang memuaskan
(Doorenbos
dan
Pruitt,
1977).
Rumus
perhitungan
evapotranspirasi acuan dengan menggunakan metode Radiasi adalah: ETo
= c ( W x Rs )........................................................................(1)
Rs
= (0.25 + 0.50 n/N) Ra..........................................................(2)
dimana: ETo
: Evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)
Ra
: Radiasi ekstraterestrial (mm/hari) yang tergantung pada bulan dan lintang
Rs
: Radiasi matahari (mm/hari)
N
: Lama penyinaran matahari maksimum (jam/hari) yang tergantung pada bulan dan lintang
n
: Rata-rata lama penyinaran matahari aktual (jam/hari)
W
: Faktor pembobot berdasarkan suhu udara dan latitude
7
c
: Faktor penyesuaian berdasarkan kelembaban rata-rata dan kecepatan angin. Pada rumah plastik c diganti dengan k yang merupakan kemampuan atap rumah plastik dalam mentransmisikan cahaya. Besarnya nilai k tergantung bahan atap rumah plastik.
2.
Penentuan Koefisien Tanaman (kc) Koefisien tanaman (kc) besarnya dapat tergantung pada jenis dan
tingkat pertumbuhan tanaman. Koefisien tanaman dapat ditentukan dari hasil penelitian langsung dengan lysimeter atau dapat diduga dengan metode yang dianjurkan oleh Doorenbos dan Pruitt (1977). 3.
Penghitungan Evapotranspirasi Tanaman (ETc) Evapotranspirasi tanaman dihitung dengan menggunakan persamaan
berikut: ETc = ETo x kc.................................................................................(3) dimana : ETc
: Evapotranspirasi tanaman (mm/hari)
ETo
: Evapotranspirasi tanaman acuan (mm/hari)
Kc
: Koefisien tanaman
C.
Efisiensi Irigasi
1.
Efisiensi Penyaluran Efisiensi penyaluran merupakan perbandingan antara jumlah air yang
sampai di lahan dengan total air yang diberikan. Efisiensi penyaluran dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 4. Ec =
Wf x100% .............................................................................(4) Wr
Dimana : Ec
: Efisiensi penyaluran irigasi (%)
Wf
: Jumlah air yang sampai di lahan pertanian (liter)
Wr
: Total air yang diberikan (liter)
8
2.
Efisiensi Distribusi
Efisiensi distribusi (Es) pada jaringan irigasi tetes dipengaruhi oleh nilai keseragaman penyebaran, kebutuhan leaching (LR) dan nilai rasio transpirasi (Tr). Nilai keseragaman penyebaran dipengaruhi oleh kemampuan penetes, makin tinggi nilai keseragaman penyebaran air dari penetes maka makin tinggi efisiensi dari sistem irigasi tersebut. Apabila perkolasi yang tidak terhindarkan lebih kecil atau sama dengan kebutuhan leaching (Tr ≤ 1.00/(1.0-LR)), nilai efisiensi distribusi sama dengan nilai keseragaman penyebaran (Es = Eu), sedangkan apabila perkolasi yang tidak dapat terhindarkan lebih besar dari kebutuhan leaching (Tr ≥ 1.00/(1.0-LR)) maka nilai efisiensi
distribusi irigasi tetes dapat
diperoleh dari persamaan (Keller dan Bleisner,1990): Es
=
EU ……………………………………………..(5) Tr (1.0 − LR)
dimana: Es
: Efisiensi distribusi
EU
: Koefisien keseragaman irigasi (%)
Tr
: Rasio transmisi
LR
: Kebutuhan leaching LR
=
ECw .................................……………………......(6) 2 xmaksECe
dimana: LR
: Rasio kebutuhan leaching
ECw : Konduktivitas elektrik air irigasi (mS/cm) ECe
: Konduktivitas elektrik ekstraksi air jenuh tanaman tertentu (mS/cm) Nilai Tr (rasio transmisivitas) ditentukan berdasarkan kedalaman
perakaran dan tekstur tanah. Nilai Tr dapat dilihat pada Tabel 2.
9
Tabel 2. Rasio Transmisi Puncak (Tr) untuk Tekstur Tanah dan Kedalaman Perakaran Tanaman yang Berbeda Kedalaman Perakaran (m)
Tekstur Tanah Sangat Kasar
Kasar
Sedang
Halus
Dangkal (<0.8)
1.10
1.10
1.05
1.00
Sedang (0.8-1.5
1.10
1.05
1.00
1.00
Dalam (1.5)
1.05
1.00
1.00
1.01
Sumber: Keller dan Bleisner,1990
3.
Efisiensi Penyimpanan Air
Efisiensi penyimpanan adalah persentase air yang benar-benar bermanfaat untuk tanaman dari sejumlah air yang disediakan atau dialirkan. Efisiensi penyimpanan air dapat dihitung dengan persamaan berikut: Ea =
Ws x100% ................................................................................(7) Wf
dimana: Ea
: Efisiensi penyimpanan air (%)
Ws
: Air yang ditampung dalam daerah perakaran selama pemberian air irigasi (liter)
Wf
: Air yang disalurkan ke lahan pertanian (liter) Dari hasil penelitian sebelumnya, efisiensi penyaluran air sistem irigasi
tetes
di Taman Buah Mekarsari adalah 94.41%. Sedangkan dari hasil
penelitian di PT Joro Bandung, efisiensi penyimpanan irigasi tetes untuk budidaya tomat berkisar 73.99-79.09%. Menurut teori irigasi tetes dapat memberikan efisiensi yang cukup besar ( ≥ 95%).
D.
Koefisien Keseragaman Irigasi
Efisiensi distribusi air ditentukan oleh keseragaman penyebaran air dari tiap penetes. Efisiensi irigasi tergolong sangat tinggi jika keseragaman atau nilai EU lebih besar 98%. Nilai keseragaman penyebaran irigasi tetes dapat diketahui dengan persamaan berikut (Keller dan Bleisner,1990) : EU
[
]
= 100 1.0 − 1.27(v / N −0.5 )(qn / qa) ......................................(8)
10
dimana: EU
: Keseragaman penyebaran penetes (%)
v
: Koefisien variasi penetes
qn
: Debit penetes minimum (liter/jam)
qa
: Debit penetes rata-rata (liter/jam)
N
: Jumlah minimum penetes tiap tanaman v
=
((q12 + q 2 2 + q32 + ... + qn 2 ) − (n.qa 2 )) /(n − 1) ..............(9) qa
dimana: v
: Koefisien variasi penetes
q1, q2, q3,...qn : Debit pada tiap penetes qa
: Debit rata-rata penetes
n
: Jumlah sampel penetes
Tabel 3. Klasifikasi Koefisien Variasi Penetes (v) Berdasarkan Jenis Penetes Kualitas
Drip dan Spray
Line Source Turbing
V < 0.005
V < 0.1
Cukup baik
0.05 < v < 0.097
0.1 < v < 0.2
Kurang baik
0.07 < v < 0.11
-
Buruk
0.11 < v < 0.15
0.2 < v < 0.3
0.15 < v
0.3 < v
Baik
Sangat buruk Sumber : Keller dan Bleisner,1990
Koefisien keseragaman penyebaran irigasi tetes (EU) adalah evaluasi kualitatif dari variasi aliran penetes. Nilai koefisien keseragaman diatas 98% (perbandingan debit maksimum dan debit minimum kurang dari 1.1) adalah sangat baik. Jika nilai berkisar 95% - 98% (perbandingan debit maksimum dan debit minimum antara 1.1 – 1.2) maka masih dapat diterima. Jika nilai koefisien kesergaman dibawah 95% (perbandingan debit maksimum dan debit minimum lebih dari 1.2) maka desain harus diubah, misalnya dengan cara memperpendek panjang pipa atau memperbesar diameter pipa (Nakayama dan Bucks, 1986). Dari hasil penelitian sebelumnya untuk Bunga Krisan sistem hidroponik menggunakan irigasi tetes di PT Saung Mirwan diperoleh nilai EU antara
11
91.97-95.84% untuk manifold satu, 93.42-96.12% untuk manifold dua, 94.75-96.64% untuk manifold tiga, dan 94.86-95.95% untuk manifold empat (Indrianti, 1997) Keseragaman larutan nutrisi dihitung dengan menggunakan persamaan koefisien keseragaman statistika ( Nakayama dan Bucks, 1986) seperti berikut:
Sq )..................................................................(10) q
Us
= 100 X (1-
Sq
2 ⎛ ( ΣX ) ⎜ ΣX 2 − n =⎜ ⎜ n −1 ⎜ ⎝
0.5
⎞ ⎟ ⎟ ...........................................................(11) ⎟ ⎟ ⎠
dimana: Us
: Koefisien keseragaman statistika
Sq
: Standar deviasi
q
: Rata-rata (mean) kelompok data
X
: Data yang diketahui
n
: Jumlah data Hasil penelitian sebelumnya di PT Joro didapat koefisien keseragaman
EC pada tiap lateral antara 71.45-89.28% , keseragaman pH tiap lateral antara 95.41-97.81% , dan keseragaman suhu tiap lateral antara 95.4598.53% (Gina, 2005)
E. Larutan Nutrisi
Larutan nutrisi tanaman merupakan bahan – bahan yang diserap oleh tanaman dan berisi satu atau lebih unsur esensial yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Faktor yang mempengaruhi kualitas larutan nutrisi adalah : 1.
Konduktivitas Listrik (electrical conductivity / EC)
Konduktivitas listrik (electrical conductivity / EC) atau kemampuan untuk mengantarkan ion-ion listrik yang terkandung didalam larutan ke akar tanaman. Konduktivitas listrik merupakan parameter yang menunjukkan konsentrasi ion-ion yang terlarut dalam larutan. Semakin banyak ion yang
12
terlarut maka semakin tinggi konduktivitas larutan nutrisi tersebut. Hal ini mempengaruhi metabolisme tanaman yaitu kecepatan fotosintesis tanaman, aktifitas enzim, dan potensi penyerapan ion-ion larutan oleh akar sehingga mempengaruhi absorbsi. Faktor yang mempengaruhi respon tanaman terhadap EC yaitu : varietas tanaman, usia, tahap pertumbuhan tanaman, faktor iklim seperti suhu, RH, intensitas cahaya, pengaruh ion-ion tertentu, dan faktor tanah Menurut Hessayon (1993) dalam www.kebonkembang.com (2007), apabila EC Tanaman Kastuba dijaga pada kisaraan 1.5 – 2 mS/cm maka tanaman Kastuba akan tumbuh dengan baik tanpa efek negatif. EC tanamn Kastuba harus dipertahankan agar kurang dari 2 mS/cm, tetapi EC kurang dari 1.2 mS/cm menunjukkan tanaman Kastuba harus diberi pupuk. 2.
Derajat Keasaman / Basa (pH)
pH merupakan kepanjangan dari pandus hidrogennii (potential hydrogen) yaitu nilai dari 1-14 yang menunjukkan asam atau basa dari suatu larutan. Kemasaman larutan dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman dengan dua cara yaitu mempengaruhi persediaan nutrisi dan penyerapan nutrisi oleh akar tanaman. Umumnya tanaman hidroponik tumbuh dengan baik pada kisaran pH 6.0-6.5 karena dalam kondisi tersebut tanaman dapat menyerap unsur hara lebih banyak sehingga mampu tumbuh pesat dan cepat menghasilkan buah. Tabel 4. Standar kualitas air untuk tanaman hidroponik dan perkebunan Electrical conductivity EC X 10 -3 (millimhos)
Total larutan garam(ppm)
Kandungan Sodium (%)
SAR (sodium absorption ratio)
pH
0.25
175
20
3
6.5
Bagus
0.25 - 0.75
175 - 525
20 - 40
3-5
6.5 - 6.8
Diijinkan
0.75 - 2.0
525 - 1400
40 - 60
5 - 10
6.8 - 7.0
Diharapkan
2.0 - 3.0
1400 - 2100
60 - 80
10 - 15
7.0 - 8.0
Tidak cocok
>3.0
>2100
>80
>15
>8.0
Kualitas
Sangat bagus
Sumber : www. Kebonkembang.com (2007)
13
3.
Suhu Larutan Nutrisi (T)
Suhu larutan nutrisi berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman. Setiap tanaman mempunyai rentang temperatur tertentu yang menjadi syarat tumbuhnya. Di bawah rentang tersebut proses-proses penting untuk pertumbuhan tanaman akan terhenti akibatnya sel-sel tanaman rusak. Sedangkan kondisi temperatur di atas rentang akan menyebabkan enzim menjadi tidak aktif sehingga proses untuk pertumbuhan juga akan terhenti. Tanaman Kastuba menyukai suhu antara 20-21.1oC. Jika suhu di atas 21.1oC atau di bawah 18.3oC proses blooming (perubahan warna daun menjadi merah) akan tertunda. Pada malam hari tanaman Kastuba tumbuh baik pada suhu 12.8-15.6oC. Jika di luar kisaran itu maka blooming terhambat. Suhu yang tinggi pada Tanaman Kastuba akan menyebabkan warna merah pada daun tidak bertahan lama.
F.
Biaya Irigasi
Biaya irigasi adalah biaya yang dihitung berdasarkan biaya pemasangan komponen irigasi dan biaya operasional. Menurut Pramudya dan Dewi (1992), biaya alat pertanian terdiri atas dua komponen yaitu biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya yang termasuk biaya tetap adalah biaya penyusutan, biaya bunga modal dan asuransi, biaya pajak dan biaya gudang, sedangkan yang termasuk biaya tidak tetap adalah biaya bahan bakar (listrik), biaya perbaikan dan pemeliharaan, serta biaya operator. Biaya penyusutan dapat dihitung dengan persamaan : D = (P-S) X crf...............................................................................(12) dimana: D
: Biaya penyusutan( Rp/tahun)
P
: Harga awal (Rp.)
S
: Harga akhir (Rp)
crf
: capital recorfery factor (A/P,I,N) Biaya total adalah biaya yang diperlukan suatu alat pertanian untuk
setiap jam kerjanya. Biaya total dihitung dengan persamaan:
14
B=
BT + BTT …………………………………………………(13) X
Biaya pokok adalah biaya yang diperlukan suatu alat pertanian untuk setiap produk. Biaya air irigasi dihitung dengan persamaan: BP =
BT BTT …………………………………………….....(14) + Xk k
dimana: BP
: Biaya pokok (Rp/tahun)
BT
: Biaya tetap (Rp/tahun)
BTT
: Biaya tidak tetap (Rp/jam)
X
: Perkiraan jam kerja (jam/tahun)
k
: Kapasitas sistem irigasi (liter/jam)
G. Tanaman Kastuba
Tanaman Kastuba berasal dari Meksiko. Umumnya, tanaman ini ditanam sebagai tanaman hias di pekarangan dan di taman-taman. Tanaman Kastuba termasuk divisi: Magnoliaphytae, kelas : Magnoliapsida, ordo : Malphigiates, family : Euphorbiaceae, genus : Euphorbia, spesies : Euphorbia phulcherrima. Tanaman Kastuba bisa ditemukan pada 1-1400 m dpl, tetapi untuk mendapatkan warna daun yang cerah lebih cocok jika ditanam pada ketinggian 600 m dpl. Perdu tegak dengan tinggi 1.5-4 m ini mempunyai batang berkayu, bercabang, dan bergetah seperti susu.
Gambar 2. Tanaman Kastuba Daunnya tunggal, bertangkai, tangkai daun yang muda berwarna merah clan hijau setelah tua, letaknya tersebar. Helaian daun bentuknya bulat telur
15
sampai elips memanjang, yang besar umumnya mempunyai 2-4 lekukan, ujung clan pangkal runcing, pertulangan menyirip, panjang 7-15 cm, lebar 2.5-6 cm, dan bagian bawah mempunyai rambut halus. Bunga majemuk berbentuk cawan dalam susunan yang khas disebut cyathium, keluar dari ujung tangkai. Pohon merah memiliki banyak varietas yang berasal dari Eropa dan merupakan hasil pemuliaan. Hasilnya, tanaman menjadi lebih pendek, daun lebih lebar, dengan warna daun pelindung yang bermacam-macam, seperti merah menyala, pink, atau putih. Tanaman ini merupakan tanaman rumah yang favorit selama hari Natal karena daun bunganya yang berwarna merah menyala. Tanaman Kastuba menyukai kondisi hangat, toleran terhadap sinar matahari, media tanam harus dijaga agar tetap lembab dan perlu pengkabutan pada saat berbunga. EC tanaman Kastuba harus berada pada kisaran 1.5 – 2 mS/cm, EC terlalu tinggi menyebabkan pertumbuhan terhambat. Agar daunnya berwarna merah maka tanaman Kastuba perlu penggelapan (penutupan dengan plastik mulsa berwarna hitam) dari pukul 17.00-06.00 WIB. Suhu yang diijinkan pada sing hari adalah 20-21.1oC dan pada malam hari tidak boleh kurang dari 15.6oC. Pemberian air pada tanaman Kastuba dilakukan apabila tanah atau media tanamnya kering. Pemberian air tersebut dilakukan sampai ada air yang keluar dari lubang drainase (lubang pot). Hartley (1992) dalam Gina (2006) menyatakan bahwa intensitas cahaya 4000-6000 foot candles (Fc) mencukupi untuk pertumbuhan vegetatif tanaman Kastuba. Namun pada umumnya kondisi dalam rumah plastik tidak selalu sama setiap hari. Hal ini menyebabkan terjadinya variasi intensitas cahaya antara 1000 Fc pada hari yang terik dan 2000 Fc pada hari yang berawan. Media tanam yang paling banyak digunakan saat ini adalah media yang merupakan gabungan antara peat moss dan bahan lain seperti perlite, vermiculit, serbuk gergaji atau bahkan pasir (Hartley dalam Gina 2006). Campuran peat dan vermiculit sering digunakan sebagai media tanam tanaman Kastuba karena memiliki sifat fisik yang baik seperti aerasi dan kapasitas menahan air yang optimum.
16
III. METODE PENELITIAN
A.
Tempat dan Waktu
Penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu tahap pertama pengamatan lapang (penelitian awal) pada bulan Juli - Agustus 2006 dan tahap kedua pada bulan Mei 2007. Penelitian dilaksanakan di PT Saung Mirwan, Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor.
B.
Kerangka Pemikiran Penelitian
Kerangka pemikiran dari penelitian ini disajikan pada Gambar 2, dengan penjelasan sebagai berikut : untuk mengetahui kinerja jaringan irigasi tetes maka perlu dilakukan analisis terhadap beberapa parameter yang menentukan layak tidaknya teknologi ini diterapkan. Parameter tersebut adalah satuan kebutuhan air tanaman, keseragaman larutan nutrisi, keseragaman debit, efisiensi irigasi dan biaya irigasi. Keseragaman larutan nutrisi meliputi keseragaman EC, pH, dan suhu larutan nutrisi sedangkan keseragaman debit meliputi keseragaman debit penetes pada pipa lateral dan keseragaman debit lateral pada pipa manifold. Efisiensi irigasi terdiri dari efisiensi penyaluran, efisiensi distribusi dan efisiensi penyimpanan, namun yang akan dianalisis dalam penelitian ini hanya efisiensi distribusi dan efisiensi penyimpanan. Kebutuhan air tanaman teoritis (ETc) dipengaruhi oleh evapotranspirasi tanaman acuan (ETo) dan koefisien tanaman (kc). ETo ditentukan berdasarkan data iklim seperti suhu, kelembaban, lama penyinaran matahari, dan letak lintang. Sifat fisik dan kimia larutan nutrisi (pH, EC, dan suhu) menentukan
keseragaman larutan nutrisi yaitu keseragaman pH,
keseragaman EC, dan keseragaman suhu. Sedangkan keseragaman debit baik debit penetes maupun debit lateral dipengaruhi oleh jumlah pemberian air irigasi. Keseragaman debit menentukan efisiensi distribusi, sedangkan kebutuhan air tanaman aktual menentukan efisiensi penyimpanan air irigasi. Biaya irigasi ditentukan berdasarkan biaya investasi dan biaya operasional irigasi.
17
Pengumpulan Data Iklim: -
Suhu udara Kelembaban udara Lama penyinaran matahari Letak lintang Radiasi matahari
Analisis Data
Interpretasi Hasil Analisis Data
ETo
Evapotranspirasi tanaman (ETc)
Koefisien tanaman (kc) Sifat fisik dan kimia larutan nutrisi: - pH larutan - EC larutan - Suhu larutan Jumlah pemberian air irigasi: - Volume air irigasi dan drainase pada media tanam - Debit lateral - Debit penetes -
Keseragaman larutan nutrisi: - Keseragaman EC - Keseragaman pH - Keseragaman suhu - Keseragaman debit lateral - Keseragaman debit penetes
Efisiensi Distribusi
Kebutuhan air tanaman aktual
Efisiensi Penyimpanan Air Irigasi
Biaya investasi irigasi tetes Biaya operasional dan pemeliharaan irigasi tetes
Kinerja teknis jaringan irigasi tetes
Biaya irigasi
Gambar 3. Kerangka Pemikiran Penelitian 18
C.
Metode Pengumpulan Data
1.
Pengukuran suhu setempat pada jaringan irigasi yang meliputi pengukuran suhu harian dan kelembaban harian di dalam rumah plastik dilakukan setiap hari.
2.
Pengukuran jumlah air yang diberikan pada setiap tanaman contoh diukur dengan menampung air yang keluar dari penetes dengan gelas ukur selama proses penyiraman. Pengukuran dilakukan setiap hari selama fase generatif, begitu juga volume air irigasi yang keluar atau terbuang dari tiap pot tanaman contoh ditampung dalam plastik.
3.
Pengukuran debit penetes dilakukan dengan cara menampung air yang keluar melalui penetes dalam plastik selama 5 menit. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali ulangan. Setelah itu diukur EC, pH dan suhu untuk menentukan keseragaman larutan nutrisi pada pipa lateral.
4.
Pengukuran debit tiap lateral selama satu menit yang dilakukan tiga kali ulangan, kemudian diukur EC, pH dan suhu larutan untuk menentukan keseragaman larutan nutrisi pada pipa manifold.
5.
Pengumpulan data jaringan irigasi tetes
6.
Pengumpulan data iklim di daerah Ciawi, Bogor
D.
Metode Analisis Data
1.
Perhitungan kebutuhan air tanaman Perhitungan kebutuhan air tanaman terdiri atas perhitungan kebutuhan air
tanaman teoritis dan kebutuhan air tanaman aktual. Kebutuhan air tanaman teoritis dihitung berdasarkan nilai evapotranspirasi tanaman (ETc) yang dilakukan dengan menggunakan metode Radiasi sedangkan kebutuhan air tanaman aktual dihitung berdasarkan jumlah pemakaian air oleh tanaman selama periode pertumbuhan. Kemudian dilakukan perbandingan antara kebutuhan air tanaman teoritis dan kebutuhan air tanaman aktual. Kebutuhan air tanaman teoritis dihitung dengan persamaan (1), (2), dan (3). 2.
Keseragaman irigasi tetes terdiri atas: a. Keseragaman air irigasi dan nutrisi yang dihitung dengan persamaan (8), dan (9)
19
b. Keseragaman nilai konduktivitas larutan nutrisi
(EC), pH, dan suhu
larutan nutrisi dihitung dengan menggunakan persamaan (10) dan (11) 3.
Efisiensi Distribusi Mengevaluasi efisiensi distribusi air irigasi dengan menggunakan persamaan
(5) dan (6) 4.
Efisiensi penyimpanan air irigasi Mengevaluasi jumlah penyimpanan air oleh tanaman selama periode
pertumbuhan. Efisiensi penyimpanan air dihitung dengan menggunakan persamaan (7) 5.
Penghitungan biaya komponen jaringan irigasi tetes dan biaya irigasi tetes
dilakukan menggunakan persamaan (12), (13) dan (14)
E.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan adalah Tanaman Kastuba, larutan nutrisi A dan B, zat pengatur tumbuh (ZPT), pestisida sedangkan alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah electrical conductance meter (EC meter), pH meter, termometer, stopwatch, gelas ukur, plastik untuk menampung air, pita ukur, dan tali.
20
IV. KONDISI LOKASI PENELITIAN
A. Iklim dan Letak Geografis
Penelitian dilaksanakan di PT Saung Mirwan yang secara administratif termasuk ke dalam Desa Sukamanah, Kecamatan Mega Mendung, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi kebun terletak di kaki Gunung Pangrango dengan ketinggian 670 mdpl, berjarak 5 km ke arah Selatan Jalan Gadog dan sekitar 20 km dari Kota Bogor. Secara geografis Desa Sukamanah terletak antara 54-106o BT dan 4-6o LS serta mempunyai topografi berbukit-bukit, datar, dan miring dengan jenis tanah latosol kecoklatan. Suhu tertinggi yang dicapai dalam rumah plastik adalah 32º C pada siang hari dan suhu terendah 20o C pada pagi hari dengan suhu rata-rata 25.5ºC. Kelembaban nisbi udara dapat mencapai titik tertinggi yaitu 92% dan titik terendah 72%. Curah hujan tahunan mencapai 2766 mm/tahun. B.
Rumah Plastik
Rumah
plastik
merupakan
tempat
pembudidayaan
tanaman
secara
hidroponik. Tujuan dari penggunaan rumah plastik adalah untuk mempermudah pengaturan iklim dalam rumah plastik sesuai dengan kebutuhan dan syarat hidup untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang optimal dari tanaman yang dibudidayakan. Luas rumah plastik yang ada di PT Saung Mirwan adalah 4 Ha dari luas lahan secara keseluruhan yang dimiliki oleh perusahaan yaitu 11 Ha. Seluruh rumah plastik memiliki tipe piggy back dan dibangun dengan posisi melintang dari utara ke selatan menurut garis kontur, dengan tujuan agar seluruh bagian rumah plastik mendapat penyinaran matahari pada pagi hingga sore hari. Satu unit rumah plastik terdiri dari dua atap. Untuk satu atap memiliki ukuran lebar 6-6.5 meter dan panjang bervariasi yaitu 36, 44, 56, dan 60 meter. Rumah plastik yang digunakan untuk penelitian memiliki ukuran 44 m x 6 m, sehingga luasnya 264 m2. Pondasi rumah plastik di PT Saung Mirwan terbuat dari batu kali setempat dengan ukuran pondasi 0.5 x 0.5 x 0.8 m. Sedangkan kerangkanya terbuat dari besi stal dan dindingnya ditutup menggunakan bahan kasa nyamuk terbuat dari nilon berwarna hijau tua dengan diameter lubangnya ± 1
21
mm. Bahan atap rumah plastik di PT Saung Mirwan adalah plastik ultra violet (UV) yang memiliki karakteristik 12%. Ini berarti plastik tersebut dapat mentransmisikan cahaya ke dalam rumah plastik sebesar 88 %. Penampang melintang rumah plastik Saung Mirwan dapat dilihat pada Gambar 4. C. Jaringan Irigasi Tetes
Sumber air yang dipakai untuk tanaman Kastuba berasal dari sumur bor dengan kedalaman 100 meter. Air dari sumur dipompa ke atas torn (tangki ukuran 1000 liter) menggunakan pompa Robin. Kemudian air dialirkan ke tangki nutrisi berukuran 3000 liter melalui pipa PVC ukuran 2 inchi. Di dalam tangki nutrisi ini air dicampur dengan larutan nutrisi A dan B sebanyak 10 liter (masing-masing 5 liter). Kemudian air yang sudah dicampur nutrisi disaring melalui disc filter untuk selanjutnya dipompa ke lahan menggunakan pompa Ebara 3 KW dengan tekanan 3.5 psi dan pipa PVC ukuran 1 inchi. Jarak pemompaan dari nutrisi ke lahan ± 54 meter dengan kemiringan meningkat. Komponen irigasi di lahan terdiri dari pipa manifold yang terbuat dari bahan
polyethilen (PE) dengan ukuran 32 mm, pipa lateral terbuat dari bahan PE dengan ukuran 16 mm, selang dripper terbuat dari bahan PE ukuran 5 mm, dan penetes tipe regulating stick. Pipa manifold pada lahan penelitian memiliki panjang 6 meter, sedangkan pipa lateral memiliki panjang 40 meter dan berjumlah 10 buah. Tanaman Kastuba yang ditanam di lahan penelitian berjumlah 1020 tanaman. Tanaman tersebut ditanam pada pot dengan ukuran diameter 15 cm, sehingga jumlah penetes yang digunakan sekitar 1020 buah penetes.
22
Gambar 4. Penampang Melintang Rumah Plastik Saung Mirwan
23
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Kebutuhan Air Irigasi 1.
Kebutuhan Air Tanaman Teoritis (ETc)
Kebutuhan air tanaman merupakan jumlah air yang dibutuhkan tanaman untuk tumbuh normal. Faktor yang mempengaruhi kebutuhan air tanaman adalah iklim, jenis tanaman dan umur tanaman. Untuk menghitung kebutuhan air tanaman teoritis (ETc) digunakan metode Radiasi karena metode ini cocok diterapkan di daerah khatulistiwa dan memberikan ketelitian yang besar dibanding dengan metode lain. Kebutuhan air tanaman teoritis (ETc) dalam rumah plastik sangat dipengaruhi oleh intensitas cahaya, kelembaban, suhu dalam rumah plastik, lama penyinaran matahari dan tahap perkembangan tanaman. Semakin tinggi suhu, intensitas matahari yang diteruskan dan lama penyinaran matahari maka semakin besar kebutuhan air tanaman. Kebutuhan air tanaman dihitung berdasarkan nilai ETo dan kc. Pendugaan ETo diawali dengan menghitung nilai Rs berdasarkan nilai radiasi ekstraterestrial (Ra) dan lama penyinaran matahari maksimum (N) berdasarkan letak lintang dan bulan serta menentukan nilai penyinaran matahari aktual (n) berdasarkan data dari BMG Stasiun Citeko. Nilai n dapat dilihat pada Lampiran 5. Besarnya radiasi yang diserap rumah plastik tergantung bahan atap yang digunakan pada rumah plastik tersebut. Bahan atap rumah plastik yang digunakan di lokasi penelitian adalah plastik UV 12 % sehingga cahaya matahari yang dapat masuk ke dalam rumah plastik adalah 88 %. Suhu dan kelembaban dalam rumah plastik diukur setiap hari dari pukul 07.00-15.00 WIB yang diukur setiap satu jam sekali. Data suhu dan kelembaban dapat dilihat pada Lampiran 6. Suhu dan ketinggian digunakan untuk menentukan faktor pembobot (w) yang diperoleh dengan menginterpolasi nilai w pada tabel hubungan
antara
faktor
pembobot
(w)
dengan
suhu
dan
ketinggian
(Doorenbos,1977). Selanjutnya ETo ditentukan dengan memplotkan hasil perhitungan w.Rs dengan RH dan kecepatan angin. Kelembaban yang digunakan adalah high (>70%) sesuai RH hasil pengukuran, sedangkan kecepatan angin yang dipakai adalah 0-2 m/s. Data kecepatan angin tersebut berdasarkan data dari BMG
24
pada Lampiran 5, karena kecepatan angin tidak diukur secara langsung di lokasi penelitian. Hasil perhitungan kebutuhan air tanaman teoritis (ETc) disajikan pada Lampiran 7. Pengukuran hanya dilakukan pada saat tanaman Kastuba mengalami fase generatif sehingga ETc tidak dapat dibandingkan nilainya berdasarkan fase pertumbuhan.
Kebutuhan Air Tanaman (mm/hari)
6,00 5,00 4,00 ETc
3,00
ETo
2,00 1,00 0,00 1
3
5
7
9
11 13 15 17 19 21 23 25 27
Waktu Pengukuran (Hari ke-)
Gambar 5 Kebutuhan Air Tanaman Kebutuhan air tanaman teoritis (ETc) pada fase generatif berkisar antara 2.1 – 4.88 mm/hari. ETc maksimum dicapai menjelang akhir fase generatif yaitu sebesar 4.88 mm/hari. Pada tahap ini tanaman membutuhkan air dalam jumlah yang lebih banyak dibanding dengan tahap pertumbuhan yang lain karena air tersebut banyak digunakan untuk pertumbuhan dan pembesaran bunga. Pada tanaman Kastuba tahap pembungaan terjadi pada saat blooming atau perubahan warna pada daun tanaman Kastuba. Dari hasil penelitian sebelumnya di PT Saung Mirwan, ETc untuk Bunga Krisan berkisar antara 0.54 – 5.78 mm/hari (Indrianti,1997). ETc Krisan dengan ETc tanaman Kastuba tidak berbeda jauh karena keduanya memiliki divisi yang sama yaitu Magnoliaphytae. ETc tanaman Kastuba berada dalam kisaran ETc Bunga Krisan. 2.
Kebutuhan Air Tanaman Aktual
Kebutuhan air tanaman aktual adalah jumlah air yang benar-benar terpakai oleh tanaman selama masa pertumbuhannya. Kebutuhan air tanaman aktual
25
dihitung berdasarkan volume air yang diberikan dikurangi volume air yang terbuang. Kebutuhan air tanaman Kastuba dapat dilihat pada Lampiran 8. Jumlah air yang dibutuhkan oleh tanaman Kastuba selama fase generatif / pembungaan berkisar antara 4.82 – 12.86 l/tan. Rata-rata jumlah kebutuhan air tanaman aktual (ETa) pada tanaman Kastuba selama fase generatif adalah 7.89 l/tan. Sedangkan jumlah kebutuhan air tanaman secara teoritis (ETc) adalah 12.86 l/tan. Kebutuhan air setiap tanaman bervariasi tergantung tingkat pertumbuhan masing-masing tanaman, tingkat produktivitas masing-masing tanaman dan tingkat keseragaman penyerapan air serta larutan nutrisi media tanam. Kebutuhan air tanaman teoritis (ETc) lebih besar dari kebutuhan air tanaman aktual (ETa). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Kebutuhan Air Tanaman Tanggal 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006
Kebutuhan Air Tanaman Teoritis (l/tan/hari) 0.741 0.448 0.345 0.448 0.551 0.586 0.431 0.517 0.655 0.414 0.419 0.362 0.448 0.465 0.586 0.500 0.672 0.551 0.689 0.551 0.706 0.655 0.793 0.793 0.801 0.793 0.655
Kebutuhan Air Tanaman Aktual (l/tan/hari) 0.491 0.190 0.292 0.220 0.382 0.297 0.243 0.261 0.282 0.228 0.217 0.288 0.318 0.379 0.220 0.328 0.441 0.233 0.227 0.326 0.249 0.297 0.338 0.347 0.418 0.383 -
Selisih (l/tan/hari) 0.250 0.258 0.053 0.228 0.170 0.289 0.188 0.256 0.373 0.186 0.202 0.074 0.130 0.086 0.366 0.172 0.231 0.318 0.462 0.225 0.457 0.358 0.455 0.446 0.383 0.410 -
Keterangan : tanda (-) tidak ada data
26
Dari Tabel 5 didapat bahwa kebutuhan air tanaman teorotis (ETc) berkisar antara 0.345-0.801 l/tan/hari sedangkan kebutuhan air tanaman aktual (ETa) berkisar antara 0.190-0.491 l/tan/hari. Kebutuhan air tanaman teoritis (ETc) lebih besar dari kebutuhan air tanaman aktual (ETa) menunjukkan air yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan (tanaman kekurangan air). Kekurangan air akan menyebabkan tanaman stress yang selanjutnya mempengaruhi pertumbuhan tanaman dan produktivitas tanaman. Kekurangan air menyebabkan pertumbuhan tanaman buruk akibatnya tanaman mudah terserang penyakit. Selain itu kekurangan air juga menyebabkan tahap pembungaan tidak seragam, pada tanaman Kastuba proses blooming akan terhambat. Kebutuhan air tanaman aktual seharusnya sama dengan kebutuhan air tanaman teoritis (ETa = ETc), namun hasil perhitungan menunjukkan bahwa kebutuhan air tanaman aktual lebih kecil dari kebutuhan air tanaman teoritis
1,00 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 99 10 0 10 1 10 2 10 3 10 4 10 5 10 6 10 7 10 8 10 9 11 0 11 1 11 2 11 3 11 4 11 5 11 6 11 7 11 8 11 9 12 0 12 1 12 2 12 3 12 4 12 5
Rasio ETa/ETc
(ETa<ETc). Hal ini dapat dilihat pada Gambar 6.
Umur tanaman (hari ke-)
Gambar 6 Grafik Perbandingan Antara Rasio ETa/ETc Terhadap Umur Tanaman Garis pada Gambar 6 menunjukkan rasio ETa/ETc = 1 yang artinya kebutuhan air tanaman aktual sama dengan kebutuhan air tanaman teoritis. Pada Gambar 6. rasio ETa/ETc berada di bawah garis yang menunjukan bahwa rasio ETa/ETc lebih kecil dari 1 atau ETa lebih kecil dari ETc. Apabila ETa lebih kecil dari ETc maka tanaman akan kekurangan air.
27
Jumlah Kebutuhan Air (l/tan)
18 16 14 12 10
ETa
8
ETc
6 4 2 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Tanaman Contoh
Gambar 7. Perbandingan Jumlah Kebutuhan Air Tanaman Teoritis Terhadap Kebutuhan Air Tanaman Aktual Selama Fase Generatif Gambar 7 menunjukan bahwa jumlah air yang terpakai selama fase generatif lebih kecil dari jumlah air yang dibutuhkan tanaman secara teoritis. Hal ini disebabkan air yang diberikan banyak yang terbuang sehingga air yang terpakai oleh tanaman sedikit. Selain itu suhu dan kelembaban rumah plastik juga mempengaruhi rendahnya jumlah air yang terpakai oleh tanaman. Jumlah air yang diberikan kepada tanaman harus sesuai dengan kebutuhan tanaman tersebut karena apabila terjadi kekurangan atau kelebihan akan mengganggu pertumbuhan tanaman.
B.
Koefisien Keseragaman Irigasi
1.
Koefisien Keseragaman Larutan Nutrisi Pada Pipa Manifold
Koefisien keseragaman larutan nutrisi pada pipa manifold merupakan keseragaman larutan nutrisi yang meliputi keseragaman EC, pH dan suhu pada setiap lateral dalam satu manifold. Sifat fisik dan kimia larutan nutrisi yang meliputi konduktivitas elektrik (EC), derajat keasaman / basa larutan nutrisi (pH), dan suhu larutan nutrisi akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Pada tanaman Kastuba EC yang ideal antara 1.5-2 mS/cm, pH ideal antara 6-6.5 dan suhu 6570oF (18.3-21.1oC). Hasil pengukuran EC, pH dan suhu pada tiap lateral dapat dilihat pada Tabel 7.
28
Tabel 6. Sifat Fisik dan Kimia Larutan Nutrisi Pada Pipa Manifold Lateral 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
EC (mS/cm) 1.31 1.31 1.32 1.32 1.31 1.31 1.31 1.31 1.32 1.29
pH 6.61 6.58 6.57 6.53 6.64 6.82 6.67 6.75 6.92 6.82
Suhu (oC) 25.73 25.77 25.80 26.03 25.13 24.60 24.63 24.47 24.03 24.43
Pada Tabel 6 diperoleh bahwa EC hasil pengukuran pada setiap pipa lateral lebih rendah dari EC ideal yang dibutuhkan tanaman Kastuba, sedangkan pH dan suhu larutan nutrisi lebih tinggi. Hal ini disebabkan oleh pencampuran larutan nutrisi yang kurang baik. Karena pembuatan pupuk dilakukan sendiri oleh PT Saung Mirwan maka dalam pembuatan pupuk tersebut unsur-unsur yang dicampurkan jumlahnya tidak tepat dengan yang dibutuhkan oleh tanaman Kastuba. Selain itu pengadukan pupuk tidak dilakukan secara sempurna sampai semua unsur terlarut dan mencapai EC, pH, serta suhu yang dibutuhkan tanaman Kastuba. Nilai EC, pH, dan suhu larutan nutrisi yang tidak sesuai dengan yang dibutuhkan oleh tanaman akan mempengaruhi penyerapan unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Unsur-unsur tersebut tidak mudah diserap oleh tanaman. Selain itu EC, pH, dan suhu yang terlalu tinggi atau terlalu rendah akan mengganggu pertumbuhan tanaman. Keseragaman EC pada pipa manifold adalah 99.34 %, keseragaman pH pada pipa manifold adalah 98.06 % sedangkan keseragaman suhu pada pipa manifold adalah 97.13 %. Keseragaman EC, pH dan suhu larutan nutrisi hasil pengukuran lebih besar dari 95 %. Hal ini menunjukkan bahwa infrastruktur jaringan irigasi tetes tersebut sudah baik dalam mendistribusikan larutan nutrisi ke tanaman. Ini artinya masing-masing tanaman memperoleh EC, pH dan suhu dalam jumlah yang sama walaupun jumlah yang diberikan tidak sesuai dengan kebutuhan tanaman. Keseragaman EC, pH dan suhu larutan nutrisi pada pipa lateral dapat dilihat pada Lampiran 10.
29
2.
Koefisien Keseragaman Larutan Nutrisi Pada Pipa Lateral
Walaupun keseragaman larutan nutrisi pada pipa manifold sudah baik, tetapi apabila keseragaman larutan nutrisi pada pipa lateral kurang baik maka larutan nutrisi tidak akan terdistribusikan dengan baik ke tanaman. Oleh karena itu keseragaman larutan nutrisi pada pipa lateral perlu dianalisis. Keseragaman larutan nutrisi pada pipa lateral merupakan keseragaman larutan nutrisi yang diukur pada setiap penetes dalam satu lateral. Hasil perhitungan menunjukkan keseragaman larutan nutrisi (EC, pH, dan suhu ) lebih besar dari 95 %. Data hasil pengukuran EC, pH dan suhu pada penetes dapat dilihat pada Lampiran 11,12 dan 13. Keseragaman EC, pH dan suhu pada pipa lateral disajikan dalam Tabel 7. Tabel 7. Koefisien Keseragaman Larutan Nutrisi Pada Pipa Lateral Lateral 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keseragaman EC (%) 95.07 98.01 94.81 92.87 92.49 98.94 99.46 93.94 95.48 98.65
Keseragaman pH (%) 99.36 99.40 99.28 98.89 99.64 99.62 99.63 99.57 99.11 99.09
Keseragaman Suhu (%) 98.73 99.15 82.71 98.94 99.32 99.19 97.59 98.91 97.33 99.19
Seperti halnya pada keseragaman larutan nutrisi pada pipa manifold, nilai keseragaman EC, pH dan suhu larutan nutrisi pada pipa lateral lebih besar dari 95 %, sehingga jaringan irigasi tetes tersebut dapat dikatakan sudah baik dalam mendistribusikan larutan nutrisi sehingga setiap tanaman dapat memperoleh larutan nutrisi yang seragam. Namun EC, pH dan suhu larutan nutrisi pada penetes dalam satu lateral tidak sesuai dengan EC, pH dan suhu ideal yang dibutuhkan oleh tanaman Kastuba. Hal tersebut dapat dilihat pada Gambar 8, 9, dan 10.
30
1,60 1,40 EC (Ms/cm)
1,20 1,00 EC Larutan
0,80
EC Ideal
0,60 0,40 0,20 0,00 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lateral ke-
Gambar 8. Perbandingan Rata-rata EC Larutan Nutrisi Pada Penetes Terhadap EC Ideal 7,60 7,40 7,20 pH
7,00 pH Larutan
6,80
pH Ideal
6,60 6,40 6,20 6,00 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lateral ke-
Gambar 9. Perbandingan Rata-rata pH Larutan Nutrisi Pada Penetes Terhadap pH Ideal 27 24 suhu (o C)
21 18 15
Suhu larutan
12
Suhu ideal
9 6 3 0 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lateral ke-
Gambar 10. Perbandingan Rata-rata Suhu Larutan Nutrisi Pada Penetes Terhadap Suhu Ideal
31
Dari Gambar 8, 9, dan 10 dapat dilihat bahwa EC larutan pada penetes lebih rendah dari EC ideal untuk tanaman Kastuba, sedangkan pH dan suhu larutan pada penetes lebih tinggi dari pH dan suhu ideal untuk tanaman Kastuba.
3.
Koefisien Keseragaman Debit Lateral Pada Pipa Manifold
Keseragaman debit air irigasi merupakan salah satu parameter penting yang harus diperhatikan dalam budidaya tanaman secara hidroponik. Selain itu keseragaman debit juga menentukan tingkat efektivitas dan efisiensi pemberian air irigasi. Keseragaman debit lateral pada pipa manifold merupakan keseragaman dari debit yang diukur pada setiap pipa lateral dalam satu manifold. Data debit pipa lateral dapat dilihat pada Lampiran 14. Keseragaman debit lateral pada pipa manifold adalah 84.4%. Keseragaman debit lateral pada pipa manifold kecil dan kurang dari 95 %. Menurut literatur keseragaman kurang dari 95% menunjukkan desain jaringan irigasi tetes kurang baik. Untuk mendapatkan keseragaman yang lebih besar desain harus diubah misalnya dengan memperpendek pipa lateral atau memperbesar diameter pipa lateral. Salah satu penyebab adanya ketidakseragaman debit lateral pada pipa manifold adalah kebocoran pada sambungan antara pipa lateral dengan pipa manifold, selain itu sebagian sambungan tersebut sudah rusak. 0,250
Debit (l/det)
0,200
0,150
Ulangan 1 Ulangan 2 Ulangan 3
0,100
0,050
0,000 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Lateral
Gambar 11 Grafik Variasi Debit Pipa Lateral
32
Dari Gambar 11 diperoleh besarnya debit pipa lateral sangat bervariasi setiap ulangan. Debit maksimum pipa lateral adalah 0.190 l/det pada ulangan 1, 0.163 l/det ulangan 2 dan 0.205 l/det pada ulangan 3. Sehingga rata-rata debit maksimum adalah 0.186 l/det. Sedangkan debit minimum pipa lateral adalah 0.047 l/det pada ulangan 1, 0.078 l/det pada ulangan 2, dan 0.077 pada ulangan 3. Sehingga rata-rata debit minimum adalah 0.067 l/det. Selisih debit maksimum dan minimum yang besar mengakibatkan keseragaman debit kecil. 4.
Koefisien Keseragaman Debit Penetes Pada Pipa Lateral
Keseragaman debit penetes pada pipa lateral merupakan keseragaman debit yang diukur pada penetes dalam satu lateral. Pengukuran keseragaman debit penetes pada pipa lateral dilakukan dalam dua kali ulangan. Data debit penetes pada ulangan 1 dan 2 dapat dilihat pada Lampiran 15. Pada ulangan 1 pengukuran debit penetes dilakukan 10 lateral sedangkan pada ulangan 2 hanya pada 8 lateral. Hal ini disebabkan tanaman Kastuba di lahan penelitian mengalami toxic akibat dosis ZPT terlalu tinggi dan waktu pemberiannya yang tidak tepat sehingga banyak tanaman mati. Oleh karena itu lateral 7 dan 8 tidak dipakai karena tanamannya mati. Karena lateral 7 dan 8 tidak berfungsi maka debit penetes pada ulangan ke-2 lebih besar dari ulangan ke-1 dan rata-rata keseragaman debit penetes pada pipa lateral ulangan 2 lebih kecil dari ulangan 1. Keseragaman debit penetes pada pipa lateral ulangan 1 dan 2 dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Keseragaman Debit Penetes Pada Pipa Lateral Lateral EU Penetes Ulangan 1 (%) EU Penetes Ulangan 2 (%) 1 60.56 67.29 2 78.42 79.76 3 98.26 76.56 4 62.30 78.12 5 69.49 46.20 6 70.71 66.84 7 69.20 8 74.80 9 63.51 69.81 10 52.82 59.28 Tabel 8. menunjukkan bahwa koefisien keseragaman penetes pada pipa lateral ulangan 1 berkisar antara 52.82%-98.26 % sedangkan pada ulangan 2 koefisien keseragaman debit penetes pada pipa lateral antara 79.76%-46.20%. Sehingga koefisien keseragaman debit penetes pada pipa lateral berkisar antara
33
49.51%-89.01%. Keseragaman debit penetes pada pipa lateral kecil dan kurang dari 95%. Hal ini menunjukkan desain jaringan irigasi harus diperbaiki atau diubah. Rendahnya keseragaman debit penetes pada pipa lateral disebabkan variasi debit penetes tersebut besar. Variasi debit penetes sepanjang pipa lateral dapat dilihat pada Gambar 12.
Debit Emiter (l/det)
0,0025 0,0020 0,0015 0,0010 q Emiter
0,0005
0, 5 2, 5 4, 5 6, 5 8, 5 10 ,5 12 ,5 14 ,5 16 ,5 18 ,5 20 ,5 22 ,5 24 ,5 26 ,5 28 ,5 30 ,5 32 ,5 34 ,5 36 ,5 38 ,5
0,0000
Panjang lateral (m)
Gambar 12. Variasi Rata-rata Debit Penetes Pada Pipa Lateral Dari Gambar 12 diperoleh bahwa debit penetes tidak sesuai dengan kapasitas penetes yang ditunjukan dengan garis. Debit penetes cenderung lebih tinggi dari kapasitas penetes. Hal ini menunjukkan volume air yang diberikan berlebih. Ini disebabkan jadwal irigasi kurang baik, interval irigasi terlalu sedikit (hanya 2 kali sehari) sedangkan lamanya pemberian air terlalu lama. Debit penetes sepanjang pipa lateral besarnya tidak seragam. Ketidakseragaman debit penetes pada pipa lateral dapat disebabkan oleh 2 hal, yaitu desain dan operasi yang kurang baik. Dari segi desain jaringan irigasi tetes tersebut sudah memenuhi kriteria, misalnya berdasarkan tipe penetes yang dipakai, panjang pipa manifold yang digunakan adalah 6 m sedangkan panjang maksimum yang diijinkan adalah 13.25 m, panjang pipa lateral yang digunakan 40 m sedangkan yang panjang maksimum yang diijinkan adalah 110.7 m dan jumlah penetes yang digunakan 125 penetes sedangkan jumlah penetes maksimum yang diijinkan adalah 425.2 penetes. Namun adanya penggunaan jenis penetes yang berbeda dalam satu lateral ( local dan original) menyebabkan debit penetes dalam satu lateral tidak seragam. Dari segi operasional, penyebab rendahnya nilai keseragaman debit penetes pada pipa lateral antara lain penyumbatan pada penetes. Penyumbatan (clogging) dapat terjadi karena beberapa faktor yaitu partikel mineral atau bahan organik
34
yang terkandung di dalam larutan nutrisi dan penyumbatan karena kotoran seperti lumut yang tebal pada pipa utama, pipa lateral, selang dripper dan penetes. Lumut yang terdapat pada pipa dapat dilihat pada Gambar 13. Kotoran tersebut akibat jarang dilakukan pencucian komponen irigasi. Komponen irigasi hanya dibersihkan setiap satu kali musim taman (21 minggu).
Gambar 13. Lumut Pada Pipa Keseragaman debit penetes pada pipa lateral yang kecil juga disebabkan pemasangan penetes yang tidak baik dan tidak rapi sehingga selang dripper tidak pas dengan ujung penetes dan umur komponen irigasi tetes yang telah melebihi umur ekonomisnya. Pada Gambar 12 juga terlihat bahwa debit penetes di bagian ujung lebih besar, padahal seharusnya semakin ke ujung debit penetes semakin kecil karena tekanan semakin berkurang. Ini disebabkan penetes yang digunakan pada bagian ujung adalah penetes tipe local yang merupakan pengganti penetes tipe original yang rusak. Debit di bagian ujung lebih besar dari bagian depan bisa disebabkan karena tipe penetes yang berbeda juga bisa disebabkan karena penetes local tersebut masih baru sedangkan penetes original sudah lama sehingga kemungkinan penetes tipe original tersumbat oleh kotoran. Menurut Nakayama dan Bucks (1986) apabila keseragaman irigasi kurang dari 95% maka desain harus diperbaiki, misalnya penggunaan jenis penetes yang berkapasitas sama dalam satu jaringan irigasi tetes, pemasangan penetes harus dilakukan dengan cermat dan rapi, perbaikan sambungan-sambungan yang rusak sehingga tidak bocor dan pembersihan komponen irigasi secara rutin agar tidak terjadi penyumbatan.
35
C. Efisiensi Irigasi 1.
Efisiensi Distribusi
Hubungan antara nilai keseragaman penyebaran (EU) dan nilai efisiensi distribusi irigasi tetes (ES) dipengaruhi oleh perkolasi yang tidak dapat terhindarkan (diwakili oleh rasio transmisi) dan kebutuhan leaching (LR), sedangkan kebutuhan leaching sendiri dipengaruhi oleh EC masuk dan daya hantar listrik maksimum (EC maksimum) yang diijinkan untuk tanaman tertentu. Hasil pengukuran EC masuk dapat dilihat pada Lampiran 16.a. sedangkan EC maksimum yang diijinkan untuk tanaman Kastuba adalah 2 mS/cm. Dari data tersebut maka besarnya kebutuhan leaching (LR) dapat dilihat pada Lampiran 16.b. Berdasarkan data rasio transmisi (Tr) pada Tabel 2 maka Tr di lokasi penelitian adalah 1.1. Hal ini menyebabkan nilai Tr>1/(1-LR). Hasil perhitungan 1/(1-LR) dapat dilihat pada Lampiran 16.c. Dengan demikian nilai efisiensi distribusi irigasi tetes (ES) dihitung dengan persamaan 5. Nilai ES hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel 9. Tabel 9. Nilai Efisiensi Distribusi Lateral 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
EU (%) Ulangan 1 Ulangan 2 60.56 67.29 78.42 79.76 98.26 76.56 62.30 78.12 69.49 46.20 70.71 66.84 69.20 74.80 63.51 69.81 52.82 59.28
Tr * (1-LR) 1.0004 1.0001 1.0007 1.0067 1.0013 1.0000 1.0000 1.0071 1.0005 1.0000
ES (%) Ulangan 1 Ulangan 2 60.54 67.26 78.41 79.75 98.19 76.50 61.88 77.60 69.40 46.14 70.71 66.84 69.20 74.27 63.48 69.78 52.82 59.28
Berdasarkan Tabel 9 diperoleh efisiensi distribusi maksimum ulangan 1 98.19 % dan ulangan 2 adalah 79.75% sehingga rata-rata efisiensi distribusi maksimum adalah 88.97%, efisiensi distribusi minimum ulangan 1 adalah 52.82% dan ulangan 2 adalah 46.14% sehingga rata-rata efisiensi distribusi minimum adalah 49.48%.. Walaupun efisiensi distribusi maksimum ulangan 1 lebih dari 95%, tetapi rata-rata nya kecil (kurang dari 95%). Rendahnya nilai efisiensi distribusi irigasi tetes ini disebabkan oleh adanya ketidakseragaman debit penetes.
36
2.
Efisiensi Penyimpanan Air Irigasi
Pemberian air pada tanaman dilakukan dua kali aplikasi dalam satu hari yaitu pada pagi hari dan siang hari. Aplikasi pertama pada pagi hari, air yang diberikan pada tanaman dicampur dengan larutan nutrisi sedangkan pada aplikasi ke-2 siang hari air tidak dicampur dengan larutan nutrisi. Efisiensi penyimpanan air dihitung berdasarkan jumlah air yang tersimpan di daerah perakaran dibagi jumlah air yang diberikan dikali 100%. Data volume air masuk, volume air keluar, dan volume air yang tersimpan dapat dilihat pada Lampiran 17. Efisiensi penyimpanan air irigasi disajikan pada Tabel 10. Tabel 10. Efisiensi Penyimpanan air Lateral 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Max Min Rata-rata
Rata-rata Efisiensi Penyimpanan Aplikasi 1 (%) 51 47 38 26 34 45 29 41 13 21 51 13 34.5
Rata-rata Efisiensi Penyimpanan Aplikasi 2 (%) 45 49 45 28 39 50 76 39 16 20 76 16 40.7
Dari Tabel 10. nilai efisiensi penyimpanan air pada setiap lateral aplikasi 1 berkisar antara 13-51 % sedangkan efisiensi penyimpanan air pada aplikasi 2 berkisar antara 16-76 %. Efisiensi penyimpanan air pada aplikasi 2 (siang hari) lebih besar dari aplikasi pertama pada pagi hari. Nilai efisiensi penyimpanan air yang diperoleh sangat kecil, sedangkan nilai efisiensi irigasi yang diharapkan lebih dari 90 %. Faktor yang menyebabkan rendahnya nilai efisiensi penyimpanan air irigasi adalah pemberian air irigasi yang melebihi daya tampung air pada media tanam. Media tanam mempunyai kapasitas tertentu dalam menampung air. Apabila air yang diberikan melebihi kapasitas media tanam maka air akan terbuang sebagai drainase. Oleh karena itu pemberian air pada tanaman harus disesuaikan dengan karakteristik media tanam yang digunakan. Karakteristik media tanam yang digunakan di lahan penelitian dapat dilihat pada Tabel 11.
37
Tabel 11. Karakteristik Media Tanam Arang Sekam Karakteristik Satuan Arang sekam Bulk Density (g/cc) 0.23 Ruang pori-pori total (% vol) 84.50 Kadar air pF 1 (% vol) 25.90 Kadar air pF 2 (% vol) 16.30 Kadar air pF 2,54 (% vol) 13.30 Kadar air pF 4,2 (% vol) 11.10 Pori Drainase cepat (% vol) 68.20 Pori Drainase Lambat (% vol) 3.00 Air tersedia (% vol) 2.20 Permeabilitas (cm/jam) 32.89 Sumber : Pattapa dalam Chadirin 2006
Media tanam yang digunakan pada tanaman Kastuba dilahan penelitian adalah arang sekam. Arang sekam mempunyai ruang pori yang besar yaitu 84.5 % volume media tanam. Sehingga daya melewatkan airnya besar dan daya menahan/ mengikat airnya kecil. Dengan nilai porositas yang besar maka air yang keluar dari pot juga banyak. Selain itu arang sekam mempunyai tekstur yang kasar sehingga mudah meloloskan air. Media tanam yang digunakan untuk tanaman Kastuba merupakan arang sekam bekas pemakaian sebelumnya yaitu untuk propagation bunga Krisan sehingga kualitasnya sudah menurun dan mengakibatkan unsur hara yang terkandung di dalamnya sudah sedikit atau bahkan sudah tidak ada. Apabila suatu media tanam tidak mengandung unsur hara maka kemampuan menahan airnya kecil, karena unsur hara berfungsi mengikat partikel-partikel tanah atau media tanam. Faktor lain yang mempengaruhi rendahnya efisiensi penyimpanan adalah lubang drainase pada pot yang besar dan ukuran pot yang terlalu kecil sedangkan penetes yang digunakan cukup besar sehingga apabila penetes tersebut dibenamkan dalam pot, ujung penetes dimana air menetes dekat sekali dengan lubang drainase pot akibatnya air banyak yang keluar terbuang. Banyaknya jumlah air irigasi yang terbuang menyebabkan pemborosan air dan larutan nutrisi yang selanjutnya berakibat pada pemborosan biaya irigasi. Untuk meningkatkan nilai efisiensi penyimpanan air irigasi maka jadwal irigasi harus diperbaiki, yaitu dengan menambah interval pemberian air dan mengurangi jumlah air yang diberikan. Selain itu jumlah air yang diberikan harus sesuai dengan kapasitas media tanam.
38
D. Kinerja Teknis Irigasi Tetes
Kinerja jaringan irigasi tetes digunakan untuk menentukan layak tidaknya suatu jaringan irigasi tetes. Kinerja jaringan irigasi tetes ditentukan berdasarkan beberapa parameter diantaranya kebutuhan air tanaman, keseragaman irigasi, dan efisiensi irigasi. Rekapitulasi kriteria evaluasi kinerja teknis irigasi tetes di PT Saung Mirwan disajian pada Tabel 12. Tabel 12. Rekapitulasi Kinerja Teknis Jaringan Irigasi Tetes PT Saung Mirwan Kriteria Evaluasi Lateral
Efisiensi Irigasi (%) ES
Ea
Keseragaman Larutan Nutrisi (%) Lateral
Emiter
Keseragaman Debit (%) Lateral
U1 U2 A1 A2 EC pH Suhu EC pH Suhu 95.1 99.4 98.7 1 60.54 67.26 51 45 2 78.41 79.75 47 49 98 99.4 99.2 84.4 3 98.19 76.50 38 45 99.3 98.1 97.1 94.8 99.3 82.7 4 61.88 77.60 26 28 92.9 98.9 98.9 5 69.40 46.14 34 39 92.5 99.6 99.3 6 70.71 66.84 45 50 98.9 99.6 99.2 7 69.20 - 29 76 99.5 99.6 97.6 8 74.27 - 41 39 93.9 99.6 98.9 9 63.48 69.78 13 16 95.5 99.1 97.3 10 52.82 59.28 21 20 98.7 99.1 99.2 Keterangan : U = ulangan , A = aplikasi, ES = efisiensi distribusi, Ea = Efisiensi penyimpanan
Emiter U1 60.56 78.42 98.26 62.30 69.49 70.71 69.20 74.80 63.51 52.82
U2 67.29 79.76 76.56 78.12 46.20 66.84 69.81 59.28
Hasil rekapitulasi kinerja teknis jaringan irigasi tetes mununjukkan bahwa keseragaman larutan nutrisi baik EC, pH dan suhu dapat disimpulkan kinerja irigasi tetes sudah baik, tetapi jika dilihat dari efisiensi irigasi dan keseragaman debit maka kinerja jaringan irigasi tetes tersebut belum bisa dikatakan baik.
E.
Biaya Irigasi
Biaya irigasi tetes untuk tanaman Kastuba dihitung bedasarkan biaya investasi awal jaringan irigasi tetes dan biaya operasional. Biaya irigasi terdiri dari biaya tetap dan biaya tidak tetap. Biaya yang termasuk biaya tetap adalah biaya pompa, dan biaya komponen irigasi lain, sedangkan yang termasuk biaya tidak tetap adalah biaya listrik, biaya tenaga kerja, biaya larutan nutrisi, dan biaya pemeliharaan. Hasil perhitungan biaya biaya irigasi disajikan pada Tabel 13. Data komponen irigasi dan perhitungan biaya irigasi dapat dilihat pada Lampiran 18 dan Lampiran 19.
39
Tabel 13. Biaya Irigasi Tetes Untuk Rumah Plastik Seluas 2112 m2 Biaya Jumlah Biaya (Rp.) Biaya Investasi 79033475 Biaya Tetap (Rp./jam) a. Biaya Pompa (Sumber) 436.72 b. Biaya Pompa (jaringan) 548.6 c. Biaya Komponen Irigasi Lain 16664.02 Total Biaya Tetap 17649.34 Biaya Tidak Tetap (Rp./jam) a. Biaya Listrik (sumber) 2800 b. Biaya Listrik (jaringan) 2100 c. Biaya Tenaga Kerja 1375 d. Biaya Larutan Nutrisi 13035.88 e. Biaya Pemeliharaan 524.6 Total Biaya Tidak Tetap 19835.48 Biaya Pokok 12.02 Biaya Irigasi / tanaman 832.34 Dari Tabel 13. diperoleh besarnya biaya investasi untuk 4 rumah plastik atau untuk 8 atap (2112 m2) adalah Rp. 79,033,475,- sehingga biaya investasi untuk 1 m2 adalah Rp. 37421,-. Biaya tetap Rp. 17649.34,-/jam dan biaya tidak tetap Rp.19835.48/ jam. Dengan biaya pokok Rp.12.02,-/l maka diperoleh besarnya biaya irigasi per tanaman sebesar Rp. 832.34,-/tan. Biaya tersebut dapat diperkecil atau dikurangi apabila kinerja teknis jaringan irigasi tetes sudah baik.
40
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1.
Kebutuhan air tanaman Kastuba adalah sebagai berikut: a. Kebutuhan air tanaman teoritis (ETc) selama fase generatif (pembungaan) adalah 2.1 – 4.88 mm/hari atau 0.345 - 0.801 l/tan/hari, dengan nilai ETc rata-rata sebesar 3.51 mm/hari atau 0.576 l/tan/hari dan nilai ETc maksimum sebesar 4.88 mm/hari atau 0.801 l/tan/hari yang terjadi pada akhir fase generatif. b. Kebutuhan Air tanaman aktual (ETa) selama fase generatif berkisar antara 0.491 – 0.19 l/tan/hari, dengan nilai ETa rata-rata sebesar 0.304 l/tan/hari dan rata-rata jumlah kebutuhan air tanaman selama fase generatif sebesar 7.89 l/tan c. Kebutuhan air tanaman aktual lebih relatif kecil dari kebutuhan air tanaman teoritis
2.
Koefisien keseragaman irigasi larutan nutrisi tergolong tinggi dengan perincian: a. Keseragaman larutan nutrisi pada pipa manifold : keseragaman EC sebesar 99.3 %, keseragaman pH sebesar 98.1 %, dan keseragaman suhu sebesar 97.1 %. b. Keseragaman larutan nutrisi pada pipa lateral : keseragaman EC berkisar antara 92.5-99.5 %, keseragaman pH berkisar antara 99.1-99.6 %, dan keseragaman suhu berkisar antara 82.7-99.3 %.
3. Koefisien keseragaman debit tergolong rendah dengan perincian : c. Keseragaman debit lateral pada pipa manifold adalah 84.4 % d. Keseragaman debit emiter pada pipa lateral adalah 49.51% sampai 89.01% 4.
Efisiensi irigasi tergolong rendah, dengan perincian : a. Efisiensi distribusi berkisar antara 49.48% sampai 88.97% b. Efisiensi penyimpanan air irigasi pada aplikasi 1 (pagi hari) berkisar antara 13%-51 % sedangkan pada aplikasi ke-2 (siang hari) berkisar antara 16%76 %.
41
5.
Biaya investasi per meter persegi rumah plastik adalah Rp.37421,- dan biaya irigasi sebesar Rp. 12.02,-/l atau Rp. 832.34,-/tan.
B.
Saran
1.
Jumlah air yang diberikan pada tanaman Kastuba berlebih tetapi karena banyak yang terbuang maka air yang tersimpan hanya sedikit sehingga tanaman kekurangan air, oleh karena itu perlu penjadwalan irigasi yang baik, interval irigasi harus ditambah sedangkan jumlah air yang diberikan pada tanaman harus dikurangi. Jumlah air yang diberikan harus disesuaikan dengan kebutuhan air tanaman Kastuba dan kapasitas media tanam sehingga tanaman tidak akan mengalami stress akibat kekurangan air.
2.
Agar sifat fisik dan sifat kimia larutan nutrisi yang diberikan pada tanaman Kastuba sesuai dengan yang dibutuhkan maka mekanisme pengadukan pupuk harus dilakukan sampai semua unsur larut dan jumlah pupuk harus sesuai dengan komposisi larutan nutrisi untuk tanaman Kastuba.
3.
Untuk meningkatkan nilai keseragaman debit perlu perbaikan dalam segi desain dan kontruksi, yaitu dengan cara mengganti penetes yang sejenis dalam satu jaringan irigasi tetes. Pemasangan penetes harus dilakukan dengan baik, selang dripper harus benar-benar pas dengan penetes. Untuk mengatasi penyumbatan perlu pembersihan komponen irigasi secara rutin minimal sebulan sekali, dan perbaikan dalam pemasangan sambungansambungan agar tidak bocor.
42
DAFTAR PUSTAKA
Apriliani, G. 2005. Kinerja Jaringan Irigasi Tetes Pada Sistem Hidroponik Untuk Budidaya Tomat (Lycopersicum esculentum mill.) Di PT Joro, Bandung. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian. FATETA. IPB. Bogor. Cahyadi, R. 1997. Analisis Kinerja Jaringan Irigasi Tetes Untuk Budidaya Tanaman Tomat Dan Melon Dalam Rumah Kaca Dengan Sistem Hidroponik. Skripsi. Jurusan Mekanisasi Pertanian. FATETA. IPB. Bogor. Chadirin, Y. 2006. Teknologi Greenhouse dan Hidroponik Bagian Hidroponik. Departemen Teknik Pertanian. IPB. Bogor. Doorenbos, J. and W.O. Pruitt. 197 7. Guidelines For Crop Water Requirement FAO, Irrigation and Drainage Paper nomor 24. Rome. Hansen, V.E., OW.Israelsen and E. Stringham. 1992. Dasar-dasar dan Praktek Irigasi. Erlangga. Jakarta. Jensen, M.E. 1983. Design and Operation of Farm Irrigation System. ASAE. Michigan. Keller, J. and R.D. Bliesner. 1990. Sprinkler and Trickle Irrigation.
Van
Nostrand Reinhold. NewYork.
Megawati, G. 2006. Respon Pertumbuhan dan Perkembangan Poinsettia (Euphorbia phulcherrima) Varietas Freedom Red Terhadap Perlakuan Konsentrasi dan Frekuensi Aplikasi Cycocel. Skripsi. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Fakultas Pertanian. IPB. Bogor. Nakayama, F.S. and D.A. Bucks. 1986. Trickle Irrigation For Crop Production. ASAE. NewYork. Pamungkas, W. 2004. Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Hidroponik Dengan Sistem Deep Flow Technique (DFT) Untuk Budidaya Tanaman Kangkung Darat (Ipomea reptans poir) Di Parung Farm, Bogor. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian. FATETA. IPB. Bogor.
43
Pramudya, B. dan N. Dewi. 1992. Ekonomi Teknik. Jurusan Mekanisasi Pertanian. FATETA. IPB. Bogor. Prastowo dan Liyantono. 2002. Prosedur Rancangan Irigasi Tetes (Drip Irrigation). FATETA. IPB. Bogor. Prastyo, B.N. 2004. Evaluasi Kinerja Jaringan Irigasi Hidroponik Dengan Sistem Nutrient Film Technique (NFT) Untuk Budidaya Tanaman Pakcoy (Brassica chinensis) Di Parung Farm, Bogor. Skripsi. Departemen Teknik Pertanian. FATETA. IPB. Bogor. Rahayu, I. 1997. Pengkajian Efisiensi Pemakaian Air Pada Sistem Irigasi Tetes Untuk Tanaman Krisan (Chrysantemum Sp.) Di PT Saung Mirwan. Skripsi. Jurusan Mekanisasi Pertanian. FATETA. IPB. Bogor Saprianto. 1999. Efisiensi Penggunaan Air Dengan Sistem Irigasi Tetes dan Curah Pada Tanaman Krisan (Chrysantemum Sp.). Skripsi. Jurusan Mekanisasi Pertanian. FATETA. IPB. Bogor. Sismayati, D. 2003. Efektivitas Pemberian Air Dengan Sistem Irigasi Tetes Pada Tanaman Melon (Cucumis melo). Skripsi. Jurusan Teknik Pertanian. FATETA. IPB. Bogor. www.kebonkembang.com tanggal 10 Mei 2007 www.ipteknet.com tanggal 20 Agustus 2006
www.wikipedia.com tanggal 20 Agustus 2006
44
Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian U
B
T S
Skala : 1 : 100 Sumber : PT Saung Mirwan Keterangan : A) Pos satpam, B) Tempat Mawar, C) Rumah Pemilik, D) Kolam Ikan, E) Kolam renang, F) Kantor, G) Pengemasan, H) Demplot, I) perumahan pegawai, J) Rumah Anggrek, K) R. diesel, L) Garasi, M) Garasi, N) Dapur, O) Lap. Golf, P) Mesjid, Q) Lap. Tennis, R) Lokasi Ebb and Flow, S) Lokasi bunga pot, T) lokasi bunga potong, U) Mother Plant, V) propagation, dan semai, W) Tangki solar, X) Staf House, Y,Z) Lokasi riset, Aa) Gudang, Ab) Reservoir, Ac)Kolam penampungan air, Ad)Mata air, Ae) T. Pembakaran sekam, Af)R. diesel, Ag) Bekas kandang sapi, Ah) Mess, Ai)R. pompa, : Tangki air dan larutan nutrisi.
45
Lampiran 2. Skema Jaringan Irigasi Tetes di PT Saung Mirwan
Skala 1: 300
46
Lampiran 3. Skema Titik Pengamatan
47
Lampiran 4. Komponen Irigasi Tetes di PT Saung Miwan
Sumber : PT Saung Mirwan
48
Lampiran 5. Data Iklim Bulan Juli dan Agustus Tahun 2006 Bulan Juli CH Penyinaran Matahari (mm) (%) 1 76 2 49 3 62 4 35 5 57 6 50 7 65 8 66 9 36 10 42 11 2.0 34 12 82 13 33 14 19 15 32 16 52 17 33 18 30 19 2.8 41 20 51 21 0.2 28 22 31 23 18 24 33 25 36 26 54 27 46 28 ttt 68 29 0.5 47 30 6.2 66 31 2.0 46 Sumber : BMG Stasiun Citeko Tanggal
Kec angin (m/s) 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1
CH (mm) 0 3.8 -0.4 2.4 -
Bulan Agustus Penyinaran Matahari (%) 67.2 57.6 77.6 76.8 79.2 76 62.4 78.4 79.2 48.8 50.4 56.8 68 68 72.8 71.2 49.6 64.8 68.8 32.8 52 28 33.6 53.6 57.6 45.6 72 56.8 66.4 68 33.6
Kec angin (m/s) 2 2 2 2 2 2 2 2 1 3 2 1 1 3 2 2 2 1 1 1 3 2 1 1 1 1 3 2 2 2 2
49
Lampiran 6. Data Suhu dan Kelembaban Di dalam Rumah Plastik Tanggal
12/07/2006
13/07/2006
14/07/2006
15/07/2006
16/07/2006
17/07/2006
18/07/2006
19/07/2006
20/07/2006
21/07/2006
22/07/2006
Suhu & RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH
Jam 07.00 21 19 83 20.5 20 95 19 18 90 22 18.5 72 20 19 91 23.5 23 97 22 20 83 22 20.5 77 22 20 83 19.5 18.5 91 21 20.5 95
Jam 08.00 22 20 84 21 20 91 19.5 18 86 23 19 69 21.5 20 86 24.5 22 80 24 21.5 72 24 22 83 23 22 91 21.5 20 95 22 21 91
Jam 09.00 23 21.5 87 24 22 84 22 21 91 25 23 84 23 21.5 87 26.5 24 88 27.5 24 75 27 24 78 25 23 84 22.5 22 95 23 22.5 95
Jam 10.00 25 23 77 26 24 78 24 23 91 27 24.5 81 24.5 23 87 29.5 25 70 28 24 72 28.5 25 75 27 23.8 77 24.8 24.2 95 23.5 23 95
Jam 11.00 26.5 24 80 27 25.5 88 26.5 24.5 85 27.5 26 89 27 25 85 28.5 25 75 28 24 71 29.5 25.5 72 28.5 24.5 72 26.5 25.5 92 25.2 24.2 91
Jam 12.00 29 26 79 28 25 79 30 26.5 76 29 26 79 28 25 79 28 23.8 70 31 25.5 65 31 26 68 31 25 62 27.5 26.5 85 26.5 25.5 92
Jam 13.00 29.5 26 72 30 25.5 70 30 26.5 76 29.5 26 76 29 26 79 30 24.5 64 29 24.5 70 32 25.5 60 32 25.5 60 28.5 27 90 28 26.5 89
Jam 14.00 28 26 85 29 25 73 29 26 79 28 25.5 89 27.5 25.5 85 28 23.5 69 29 24 66 30 25 67 33 26.5 60 27.5 25.8 86 27.5 25 82
Jam 15.00 28 25.5 81 27.5 24.5 79 28.5 26 82 28 25 79 27 24.5 81 30.2 24.5 63 30.5 25 64 32 25.5 60 33 26 58 29 26.5 66 27 26.5 89
50
Lampiran 6. Lanjutan Tanggal 23/07/2006
24/07/2006
25/07/2006
26/07/2006
27/07/2006
28/07/2006
29/07/2006
30/07/2006
31/07/2006
01/08/2006
02/08/2006
Suhu & RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH
Jam 07.00 22 21 91 19 18 90 18.5 18 95 19.5 18 87 19 18 90 22 20.5 77 21 20 91 22 21.5 95 20 19.5 96 18 18 100 18.5 18 95
Jam 08.00 23.5 23 95 21.5 20 88 22 21 91 20.5 20 95 19.5 18 87 23 22 91 22 21.5 87 23 22 91 22 21 91 18.5 18 95 19.5 18.5 91
Jam 09.00 24 23.5 95 23 24 92 23 23 100 24.5 24 95 21 21 100 24 23.5 95 24.5 22 80 24 23 92 23.5 23 95 21 20.5 95 23 21.5 87
Jam 10.00 25 24 91 25.8 24.5 70 26 25 91 26.5 25 88 24 23.5 95 25 24.5 95 26 24 84 27 25 85 25.5 24.2 89 23 22 91 26 24.5 89
Jam 11.00 26.5 25 88 25 23.5 89 27.5 26 89 27 25.5 89 25.5 24.5 91 27 26 92 28.5 25 75 29 25 72 27 24.5 81 25 24 91 25.5 24 89
Jam 12.00 27 25.5 89 26 24 85 29 26 79 29.5 26 82 25 24 91 28 26.5 89 29 26.5 82 31.5 26 71 27 25 85 25.5 24.8 95 29 26 79
Jam 13.00 28.5 26.5 85 27 25.5 89 29 26.5 82 27 25.5 89 27.5 26 89 28 26 85 28 25.5 81 30.5 26 70 28 25 79 26 24.5 89 30.5 27 76
Jam 14.00 27 26 92 28 25.5 82 26.5 25.5 93 28 26 85 27.5 26 89 30 28.5 90 30.5 27 76 29.5 25 70 30 29.5 96 26 24.5 88 31.5 25.5 67
Jam 15.00 27 26.5 89 26 24 84 25.5 24.5 93 28.8 26 81 24 23.5 95 26 25 92 28 26.5 88 29 25 72 29.5 26 76 26 24 84 26.5 25 89
51
Lampiran 6. Lanjutan Tanggal 03/08/2006
04/08/2006
05/08/2006
06/08/2006
07/08/2006
Suhu & RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH BB BK RH
Jam 07.00 19 18.5 95 19.5 18 86 19 17.5 86 18.5 18 95 20 18 82
Jam 08.00 19.5 18 87 20 18 82 215 20 88 20 18 82 22 18.5 72
Jam 09.00 22.5 21.5 91 26 24.5 88 24.5 21.5 78 25 22 77 23 22 92
Jam 10.00 26 24 84 26 24 84 26 22 70 27 23 71 25 24 91
Jam 11.00 26.5 25 89 27 24 79 27 24.5 81 27 24 78 27.5 24.2 76
Jam 12.00 28 26.5 89 29 25.5 76 28 23.5 69 28 24 72 28 25 79
Keterangan : BB = bola basah (oC), BK = suhu bola kering (oC), dan RH = kelembaban (%)
Jam 13.00 29 26 79 30 26.5 76 29 25 72 30.5 27.5 80 29.5 27 81
Jam 14.00 29 26 79 29 25 73 26.5 24 81 28 25.5 81 30 26.5 76
Jam 15.00 26 25 91 28.5 24 69 26 23.5 81 26 24 85 27 23.5 75
52
Lampiran 7. Hasil Perhitungan Evapotranspirasi Tanaman Teoritis Tanggal 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006
Ra mm/hari 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 13.1 14.0 14.0 14.0 14.0 14.0 14.0 14.0
n (jam/hari) 9.84 3.96 2.28 3.84 6.24 3.96 3.60 4.92 6.12 3.36 3.72 2.16 3.96 4.32 6.48 5.52 8.16 5.64 7.92 5.52 8.06 6.91 9.31 9.22 9.50 9.12 7.49
N (jam/hari) 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.76 11.88 11.88 11.88 11.88 11.88 11.88 11.88
n/N
k
0.84 0.34 0.19 0.33 0.53 0.34 0.31 0.42 0.52 0.29 0.32 0.18 0.34 0.37 0.55 0.47 0.69 0.48 0.67 0.47 0.68 0.58 0.78 0.78 0.80 0.77 0.63
0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88
Rs (mm/hari) (0,25+(0,5*n/N)*Ra*k 7.70 4.82 4.00 4.76 5.94 4.82 4.65 5.29 5.88 4.53 4.71 3.94 4.82 5.00 6.06 5.59 6.88 5.65 6.76 5.59 7.26 6.66 7.91 7.86 8.01 7.81 6.96
T (0C) 25.8 25.9 25.4 26.6 25.3 27.6 27.7 28.4 28.3 25.3 24.9 25.6 24.6 25.2 25.6 23.7 25.9 26.4 27.3 25.8 23.2 25.6 25.1 26.1 25.3 25.6 25.8
W
RH (%)
0.761 0.762 0.757 0.777 0.756 0.779 0.780 0.791 0.792 0.756 0.754 0.759 0.749 0.755 0.759 0.740 0.762 0.767 0.776 0.761 0.735 0.759 0.754 0.764 0.756 0.759 0.761
75 75 75 75 75 75 71 71 70 90 84 91 89 85 89 91 90 82 79 89 90 76 86 79 80 80 80
U (m/det) 2 1 2 1 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 2 2 2 2
W.Rs 5.86 3.68 3.03 3.70 4.49 3.76 3.62 4.19 4.66 3.42 3.55 2.99 3.61 3.77 4.60 4.13 5.24 4.33 5.25 4.25 5.34 5.06 5.96 6.00 6.05 5.93 5.30
ETo (mm/hari) 4.3 2.6 2.0 2.6 3.2 3.4 2.5 3.0 3.8 2.4 2.4 2.1 2.6 2.7 3.4 2.9 3.9 3.2 4.0 3.2 4.1 3.8 4.6 4.6 4.7 4.6 3.8
Kc 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05 1.05
ETc (mm/hari) 4.52 2.73 2.10 2.73 3.36 3.57 2.63 3.15 3.99 2.52 2.55 2.21 2.73 2.84 3.57 3.05 4.10 3.36 4.20 3.36 4.31 3.99 4.83 4.83 4.88 4.83 3.99
Sumber : Ra, N, W, dan kc (Doorenbos, 1977) N (BMG Stasiun Citeko)
53
Lampiran 8. Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Tanaman Aktual (l/tan) Tanggal 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006 Jumlah
sampel 1 0.35 0.06 1.17 0.16 0.41 0.78 0.61 0.45 0.39 0.28 0.36 0.43 0.26 0.65 0.36 0.39 0.22 0.22 0.18 0.17 0.19 0.27 0.29 0.47 0.25 0.24 9.61
sampel 2 1.61 0.11 0.17 0.12 0.47 0.59 0.25 0.17 0.23 0.30 0.47 0.55 0.43 0.25 0.14 0.38 1.04 0.49 0.88 0.70 0.60 0.50 0.66 0.70 0.61 0.44 12.86
sampel 3 0.13 0.10 0.11 0.53 0.16 0.10 0.19 0.17 0.17 0.15 0.15 0.08 0.54 0.32 0.18 0.26 0.36 0.35 0.24 0.31 0.25 0.33 0.47 0.19 0.35 0.32 6,51
sampel 4 0.13 0.09 0.12 0.19 0.13 0.10 0.09 0.12 0.08 0.10 0.04 0.06 0.17 0.08 0.04 0.05 0.11 0.13 0.12 0.14 0.13 0.13 0.13 0.22 0.12 0.16 2.98
sampel 5 0.10 0.10 0.06 0.06 0.14 0.05 0.15 0.14 0.09 0.10 0.11 0.17 0.10 0.07 0.12 0.16 0.25 0.29 0.09 0.16 0.13 0.19 0.34 0.32 0.33 0.27 4.09
sampel 6 0.02 0.06 0.11 0.04 0.28 0.22 0.15 0.27 0.10 0.23 0.36 0.31 0.38 0.37 0.26 0.37 0.35 0.32 0.15 0.42 0.24 0.33 0.30 0.29 0.46 0.21 6.60
sampel 7 0.59 0.47 0.31 0.55 0.56 0.55 0.40 0.60 0.54 0.44 0.41 0.50 0.54 0.60 0.50 0.55 0.46 0.00 0.10 0.53 0.61 0.66 0.67 0.29 0.60 0.73 12.75
sampel 8 0.33 0.14 0.20 0.13 0.18 0.10 0.13 0.06 0.17 0.12 0.21 0.04 0.29 0.33 0.24 0.24 0.25 0.23 0.18 0.22 0.10 0.13 0.12 0.16 0.25 0.27 4.82
sampel 9 1.22 0.21 0.06 0.12 0.79 0.33 0.30 0.38 0.77 0.24 0.01 0.56 0.29 0.95 0.16 0.36 0.96 0.12 0.12 0.55 0.16 0.38 0.04 0.63 1.05 0.97 11.73
sampel 10 0.43 0.56 0.61 0.30 0.70 0.15 0.16 0.25 0.28 0.32 0.05 0.18 0.18 0.17 0.20 0.52 0.41 0.18 0.21 0.06 0.08 0.05 0.36 0.20 0.16 0.22 6.99
54
Lampiran 9. Hasil Perhitungan Kebutuhan Air Teoritis Per Tanaman Tanggal ETC (mm/hari) (cm3/tan/hari) (l/tan/hari) 12/07/2006 4.52 740.87 0.74 13/07/2006 2.73 447.97 0.45 14/07/2006 2.10 344.59 0.34 15/07/2006 2.73 447.97 0.45 16/07/2006 3.36 551.34 0.55 17/07/2006 3.57 585.80 0.59 18/07/2006 2.63 430.74 0.43 19/07/2006 3.15 516.88 0.52 20/07/2006 3.99 654.72 0.65 21/07/2006 2.52 413.51 0.41 22/07/2006 2.55 418.68 0.42 23/07/2006 2.21 361.82 0.36 24/07/2006 2.73 447.97 0.45 25/07/2006 2.84 465.20 0.47 26/07/2006 3.57 585.80 0.59 27/07/2006 3.05 499.65 0.50 28/07/2006 4.10 671.95 0.67 29/07/2006 3.36 551.34 0.55 30/07/2006 4.20 689.18 0.69 31/07/2006 3.36 551.34 0.55 01/08/2006 4.31 706.41 0.71 02/08/2006 3.99 654.72 0.65 03/08/2006 4.83 792.55 0.79 04/08/2006 4.83 792.55 0.79 05/08/2006 4.88 801.17 0.80 06/08/2006 4.83 792.55 0.79 07/08/2006 3.99 654,72 0.65 Keterangan : Kebutuhan air (mm3/hr/tan) = ETc x luas kanopi Kastuba (1640.9cm 2)
55
Lampiran 10. Hasil Perhitungan Keseragaman Larutan Nutrisi Pada Pipa Manifold
Parameter EC (mS/cm)
pH
Suhu (OC)
Lateral 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
X Ulangan 1 1.27 1.27 1.27 1.29 1.27 1.27 1.27 1.27 1.30 1.25 6..52 6.49 6.44 6.40 6.53 6.81 6.62 6.56 7.20 6.47 26.2 25.9 26.2 26.8 25.7 24.1 24.6 24.7 23.9 25.4
X Ulangan2 1,25 1.26 1.26 1.26 1.26 1.27 1.26 1.26 1.25 1.23 6.74 6.66 6.74 6.65 6.72 6.99 6.75 7.06 6.80 7.23 25.5 26.0 25.8 25.7 25.1 24.3 24.8 24.5 24.7 24.0
Ulangan 3 1,41 1.40 1.42 1.41 1.40 1.40 1.41 1.41 1.41 1.38 6.58 6.59 6.53 6.53 6.67 6.67 6.65 6.64 6.75 6.75 25.5 25.4 25.4 25.6 24.6 25.4 24.5 24.2 23.5 23.9
Rata-rata (X) 1,31 1.31 1.32 1.32 1.31 1.31 1.31 1.31 1.32 1.29 6.61 6.58 6.57 6.53 6.64 6.82 6.67 6.75 6.92 6.82 25.73 25.77 25.80 26.03 25.13 24.60 24.63 24.47 24.03 24.43
X-x 0.00 0.00 0.01 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 0.01 -0.02 -0.08 -0.11 -0.12 -0.16 -0.05 0.13 -0.02 0.06 0.23 0.13 0.67 0.71 0.74 0.97 0.07 -0.46 -0.43 -0.59 -1.03 -0.63
(X-x)^2 0.0000 0.0000 0.0001 0.0001 0.0000 0.0000 0.0000 0.0000 0.0001 0.0004 0.0064 0.0121 0.0144 0.0256 0.0025 0.0169 0.0004 0.0036 0.0529 0.0169 0.4489 0.5049 0.5476 0.9474 0.0054 0.2116 0.1820 0.3520 1.0540 0.3927
Jumlah X
Rata2 X
Σ (x-X)^2
S
US
13.113
1.31
0.0007
0.0087
99.34
66.9133
6.691
0.151
0.129
98.06
250.63
25.06
4.646
0.718
97.13
56
Lampiran 11. Hasil Perhitungan Keseragaman pH Larutan Nutrisi Pada Pipa Lateral
Emiter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ΣX x S US
X 7.33 7.38 7.34 7.35 7.40 7.39 7.36 7.39 7.42 7.37 7.41 7.41 7.39 7,.35 7.34 7.38 7.43 7.27 7.50 7.34 147.6 7.38
Lateral 1 X-x (X-x)^2 -0.05 0.0025 0.00 0.0000 -0.04 0.0016 -0.03 0.0009 0.02 0.0004 0.01 0.0001 -0.02 0.0004 001 0.0001 0.04 0.0016 -0.01 0.0001 0.03 0.0009 0.03 0.0009 0.01 0.0001 -0.03 0.0009 -0.04 0.0016 0.00 0.0000 0.05 0.0025 -0.11 0.0121 0.12 0.0144 -0.04 0.0016 -0.05 0.0427 0.0474 99.3576
X 7.36 7.32 7.41 7.43 7.40 7.37 7.42 7.40 7.35 7.35 7.32 7.30 7.37 7.34 7.34 7.26 7.34 7.40 7.33 7.41 147.22 7.36
Lateral 2 X-x -0.001 -0.041 0.049 0.069 0.039 0.009 0.059 0.039 -0.011 -0.011 -0.041 -0.061 0.009 -0.021 -0.021 -0.101 -0.021 0.039 -0.031 0.049 5E-15
(X-x)^2 1E-06 2E-03 2E-03 5E-03 2E-03 8E-05 3E-03 2E-03 1E-04 1E-04 2E-03 4E-03 8E-05 4E-04 4E-04 1E-02 4E-04 2E-03 1E-03 2E-03 0.0376 0.0445 99.396
X 7.14 7.18 7.20 7.17 7.23 7.20 7.21 7.22 7.35 7.19 7.26 7.22 7.20 7.20 7.22 7.20 7.26 7.13 7.21 7.32 144.31 7.22
Lateral 3 X-x (X-x)^2 -0.080 0.0064 -0.040 0.0016 -0.020 0.0004 -0.050 0.0025 0.010 0.0001 -0.020 0.0004 -0.010 0.0001 0.000 0.0000 0.130 0.0169 -0.030 0.0009 0.040 0.0016 0.000 0.0000 -0.020 0.0004 -0.020 0.0004 0.000 0.0000 -0.020 0.0004 0.040 0.0016 -0.090 0.0081 -0.010 0.0001 0.100 0.0100 -0.090 0.0519 0.0523 99.2761
X 7.01 6.98 6.98 6.99 7.00 6.97 7.03 7.05 7.03 7.06 7.04 7.05 7.01 7.17 7.15 7.17 7.20 7.09 7.15 7.15 141.28 7.06
Lateral 4 X-x -0.05 -0.08 -0.08 -0.07 -0.06 -0.09 -0.03 -0.01 -0.03 0.00 -0.02 -0.01 -0.05 0.11 0.09 0.11 0.14 0.03 0.09 0.09 0.00
(X-x)^2 0.00292 0.00706 0.00706 0.00548 0.00410 0.00884 0.00116 0.00020 0.00116 0.00002 0.00058 0.00020 0.00292 0.01124 0.00740 0.01124 0.01850 0.00068 0.00740 0.00740 0.10548 0.0745 98.8896
X 7.42 7.40 7.40 7.39 7.39 7.44 7.42 7.34 7.39 7.41 7.37 7.42 7.40 7.39 7.41 7.34 7.39 7.38 7.42 7.40 155.34 7.40
Lateral 5 X-x (X-x)^2 0.02 0.0004 0.00 0.0000 0.00 0.0000 -0.01 0.0001 -0.01 0.0001 0.04 0.0016 0.02 0.0004 -0.06 0.0036 -0.01 0.0001 0.01 0.0001 -0.03 0.0009 0.02 0.0004 0.00 0.0000 -0.01 0.0001 0.01 0.0001 -0.06 0.0036 -0.01 0.0001 -0.02 0.0004 0.02 0.0004 0.00 0.0000 -0.06 0.0128 0.0260 99.6491
57
Lampiran 11. Lanjutan
Emiter X 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ΣX x S US
7.02 7.00 6.99 7.04 6.99 6.99 7.00 6.97 6.96 6.96 6.96 7.01 6.99 7.02 7.04 7.03 7.01 7.02 7.01 7.04 140.05 7.00
Lateral 6 X-x (X-x)^2 0.02 0.00029 0.00 0.00001 -0.01 0.00017 0.04 0.00137 -0.01 0.00017 -0.01 0.00017 0.00 0.00001 -0.03 0.00109 -0.04 0.00185 -0.04 0.00185 -0.04 0.00185 0.01 0.00005 -0.01 0.00017 0.02 0.00029 0.04 0.00137 0.03 0.00073 0.01 0.00005 0.02 0.00029 0.01 0.00005 0.04 0.00137 -001 0.01318 0.0263 99.624
X 7.22 7.23 7.22 7.21 7.21 7.22 7.17 7.18 7.22 7.20 7.21 7.17 7.14
93.60 7.20
Lateral 7 X-x (X-x)^2 0.02 0.0004 0.03 0.0009 0.02 0.0004 0.01 0.0001 0.01 0.0001 0.02 0.0004 -0.03 0.0009 -0.02 0.0004 0.02 0.0004 0.00 0.0000 0.01 0.0001 -0.03 0.0009 -0.06 0.0036
0.00
0.0086 0.0268 99.628
X 7.05 7.11 7.09 7.05 7.08 7.05 7.02 7.08 7.03 7.06 7.05 7.06 7.13 7.06 7.05 7.03 7.04 7.05 7.12 134.21 7.06
Lateral 8 X-x (X-x)^2 -0.01 1E-04 0.05 3E-03 0.03 9E-04 -0.01 1E-04 0.02 4E-04 -0.01 1E-04 -0.04 2E-03 0.02 4E-04 -0.03 9E-04 0.00 0E+00 -0.01 1E-04 0.00 0E+00 0.07 5E-03 0.00 0E+00 -0.01 1E-04 -0.03 9E-04 -0.02 4E-04 -0.01 0.06 0.07
1E-04 4E-03 2E-02 3E-02 99.57
X 7.22 7.22 7.40 7.34 7.31 7.40 7.40 7.32 7.36 7.40 7.32 7.32 7.33 7.33 7.32 7.34 7.14 7.34 7.31 7.34 146.46 7.32
Lateral 9 X-x -0.10 -0.10 0.08 0.02 -0.01 0.08 0.08 0.00 0.04 0.08 0.00 0.00 0.01 0.01 0.00 0.02 -0.18 0.02 -0.01 0.02 0.00
(X-x)^2 0.01061 0.01061 0.00593 0.00029 0.00017 0.00593 0.00593 0.00001 0.00137 0.00593 0.00001 0.00001 0.00005 0.00005 0.00001 0.00029 0.03349 0.00029 0.00017 0.00029 0.08142 0.06546 99.106
X 6.90 6.83 6.88 6.85 6.87 6.85 6.84 6.92 6.88 6.91 6.93 6.91 6.86 6.86 6.81 6.73 6.81 6.90 7.04 130.58 6.87
Lateral 10 X-x (X-x)^2 0.03 0.0009 -0.04 0.0016 0.01 0.0001 -0.02 0.0004 0.00 0.0000 -0.02 0.0004 -0.03 0.0009 0.05 0.0025 0.01 0.0001 0.04 0.0016 0.06 0.0036 0.04 0.0016 -0.01 0.0001 -0.01 0.0001 -0.06 0.0036 -0.14 0.0196 -0.06 0.0036 0.03 0.0009 0.17 0.0289 005
0.0705 0.0626 99.089
58
Lampiran 12. Hasil Perhitungan Keseragaman EC Larutan Nutrisi Pada Pipa Lateral
Emiter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ΣX x S US
X 1.23 1.23 1.23 1.22 1.22 1.21 1.21 1.19 1.19 1.19 1.16 1.11 1.17 1.16 1.15 1.15 1.11 1.14 1.00 1.10 23.37 1.17
Lateral 1 X-x (X-x)^2 0.06 0.0038 0.06 0.0038 0.06 0.0038 0.05 0.0027 0.05 0.0027 0.04 0.0017 0.04 0.0017 0.02 0.0005 0.02 0.0005 0.02 0.0005 -0.01 0.0001 -0.06 0.0034 0.00 0.0000 -0.01 0.0001 -0.02 0.0003 -0.02 0.0003 -0.06 0.0034 -0.03 0.0008 -0.17 0.0284 -0.07 0.0047 0.00 0.0631 0.0576 95.070
X 1.23 1.22 1.23 1.22 1.22 1.23 1.21 1.21 1.21 1.20 1.21 1.22 1.21 1.21 1.21 1.15 1.21 1.18 1.17 1.15 24.10 1.21
Lateral 2 X-x (X-x)^2 0.02 0.00062 0.01 0.00022 0.02 0.00062 0.01 0.00022 0.01 0.00022 0.02 0.00062 0.00 0.00002 0.00 0.00002 0.00 0.00002 -0.01 0.00003 0.00 0.00002 0.01 0.00022 0.00 0.00002 0.00 0.00002 0.00 0.00002 -0.06 0.00303 0.00 0.00002 -0.03 0.00063 -0.04 0.00123 -0.06 0.00303 0.00 0.01090 0.02395 98.012
X 1.41 1.42 1.42 1.46 1.40 1.42 1.42 1.42 1.56 1.42 1.43 1.42 1.42 1.41 1.41 1.38 1.34 1.32 1.29 1.19 27.96 1.40
Lateral 3 X-x (X-x)^2 0.01 0.0001 0.02 0.0005 0.02 0.0005 0.06 0.0038 0.00 0.0000 0.02 0.0005 0.02 0.0005 0.02 0.0005 0.16 0.0262 0.02 0.0005 0.03 0.0010 0.02 0.0005 0.02 0.0005 0.01 0.0001 0.01 0.0001 -0.02 0.0003 -0.06 0.0034 -0.08 0.0061 -0.11 0.0117 -0.21 0.0433 0.00 0.1001 0.0726 94.808
X 1.23 1.23 1.25 1.23 1.24 1.24 1.25 1.24 1.25 1.23 1.23 1.23 1.23 1.23 1.28 1.22 1.23 1.20 1.01 23.25 1.22
Lateral 4 X-x (X-x)^2 0.07 0.0046 0.07 0.0046 0.09 0.0077 0.07 0.0046 0.08 0.0060 0.08 0.0060 0.09 0.0077 0.08 0.0060 0.09 0.0077 0.07 0.0046 0.07 0.0046 0.07 0.0046 0.07 0.07 0.12 0.06 0.07 0.04 -0.15 1.16
0.0046 0.0046 0.0138 0.0033 0.0046 0.0014 0.0233 0.1238 0.0829 92.867
X 1.44 1.44 1.43 1.43 1.43 1.44 1.43 1.43 1.41 1.23 1.42 1.40 1.38 1.35 1.32 1.37 1.23 1.24 1.40 1.05 27.27 1.36
Lateral 5 X-x (X-x)^2 0.08 0.00585 0.08 0.00585 0.07 0.00442 0.07 0.00442 0.07 0.00442 0.08 0.00585 0.07 0.00442 0.07 0.00442 0.05 0.00216 -0.13 0.01782 0.06 0.00319 0.04 0.00133 0.02 0.00027 -0.01 0.00018 -0.04 0.00189 0.01 0.00004 -0.13 0.01782 -0.12 0.01525 0.04 0.00133 -0.31 0.09828 0.00 0.19926 0.10241 92.489
59
Lampiran 12. Lanjutan
Emiter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ΣX x S US
X 1.23 1.23 1.25 1.24 1.24 1.23 1.23 1.24 1.22 1.23 1.23 1.23 1.23 1.24 1.23 1.24 1.25 1.23 1.25 1.19 24.66 1.23
Lateral 6 X-x (X-x)^2 0.00 9E-06 0.00 9E-06 0.02 3E-04 0.01 5E-05 0.01 5E-05 0.00 9E-06 0.00 9E-06 0.01 5E-05 -0.01 2E-04 0.00 9E-06 0.00 9E-06 0.00 9E-06 0.00 9E-06 0.01 5E-05 0.00 9E-06 0.01 5E-05 0.02 3E-04 0.00 9E-06 0.02 3E-04 -0.04 2E-03 0.00 3E-03 0.013 98.9442
X 1.42 1.41 1.42 1.42 1.41 1.41 1.42 1.40 1.40 1.42 1.41 1.42 1.42
18.38 1.41
Lateral 7 X-x 0.01 0.00 0.01 0.01 0.00 0.00 0.01 -0.01 -0.01 0.01 0.00 0.01 0.01
0.00
(X-x)^2 4E-05 1E-05 4E-05 4E-05 1E-05 1E-05 4E-05 2E-04 2E-04 4E-05 1E-05 4E-05 4E-05
7E-04 0.00768 99.4568
X 1.26 1.23 1.25 1.28 1.24 1.17 1.31 1.28 1.30 1.31 1.24 1.32 1.34 1.27 1.24 1.25 1.25 1.22 1.24 24.00 1.26
Lateral 8 X-x (X-x)^2 0.06 0.0036 0.03 0.0009 0.05 0.0025 0.08 0.0064 0.04 0.0016 -0.03 0.0009 0.11 0.0121 0.08 0.0064 0.10 0.0100 0.11 0.0121 0.04 0.0016 0.12 0.0144 0.14 0.0196 0.07 0.0049 0.04 0.0016 0.05 0.0025 0.05 0.0025 0.02 0.04 1.20
0.0004 0.0016 0.1056 0.0766 93.9355
X 1.41 1.42 1.41 1.41 1.41 1.40 1.40 1.42 1.40 1.36 1.39 1.36 1.32 1.37 1.41 1.36 1.39 1.34 1.35 1.14 27.47 1.37
Lateral 9 X-x (X-x)^2 0.04 0.0013 0.05 0.0022 0.04 0.0013 0.04 0.0013 0.04 0.0013 0.03 0.0007 0.03 0.0007 0.05 0.0022 0.03 0.0007 -0.01 0.0002 0.02 0.0003 -0.01 0.0002 -0.05 0.0029 0.00 0.0000 0.04 0.0013 -0.01 0.0002 0.02 0.0003 -0.03 0.0011 -0.02 0.0006 -0.23 0.0545 0.00 0.0733 0.0621 95.4792
X 1.23 1.23 1.21 1.21 1.21 1.21 1.21 1.21 1.21 1.21 1.21 1.19 1.21 1.21 1.21 1.20 1.21 1.20 1.15 22.93 1.21
Lateral 10 X-x (X-x)^2 0.02 0.00053 0.02 0.00053 0.00 0.00001 0.00 0.00001 0.00 0.00001 0.00 0.00001 0.00 0.00001 0.00 0.00001 0.00 0.00001 0.00 0.00001 0.00 0.00001 -0.02 0.00029 0.00 0.00001 0.00 0.00001 0.00 0.00001 -0.01 0.00005 0.00 0.00001 -0.01 0.00005 -0.06 0.00325 0.00
0.00481 0.01635 98.6455
60
Lampiran 13. Hasil Perhitungan Keseragaman Suhu Larutan Nutrisi Pada Pipa Lateral
Emiter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ΣX x S US
X 22.70 23.00 22.90 23.00 23.00 22.90 23.00 22.70 22.80 22.50 22.80 22.50 22.60 22.90 22.60 22.80 22.80 23.60 22.90 22.70 456.70 22.84
Lateral 1 X-x -0.14 0.16 0.06 0.16 0.16 0.06 0.16 -0.14 -0.04 -0.34 -0.04 -0.34 -0.23 0.06 -0.23 -0.04 -0.04 0.77 0.06 -0.14 0.00
(X-x)^2 0.018 0.027 0.004 0.027 0.027 0.004 0.027 0.018 0.001 0.112 0.001 0.112 0.055 0.004 0.055 0.001 0.001 0.585 0.004 0.018 1.106 0.241 98.730
X 23.00 23.10 23.20 23.30 23.20 23.30 23.10 23.30 23.20 23.20 23.10 23.10 22.90 23.20 23.00 22.80 23.20 23.60 23.00 23.60 463.40 23.17
Lateral 2 X-x -0.17 -0.07 0.03 0.13 0.03 0.13 -0.07 0.13 0.03 0.03 -0.07 -0.07 -0.27 0.03 -0.17 -0.37 0.03 0.43 -0.17 0.43 0.00
(X-x)^2 0.0289 0.0049 0.0009 0.0169 0.0009 0.0169 0.0049 0.0169 0.0009 0.0009 0.0049 0.0049 0.0729 0.0009 0.0289 0.1369 0.0009 0.1849 0.0289 0.1849 0.7420 0.1976 99.147
X 24.70 24.40 24.60 24.70 25.10 24.70 24.60 24.70 26.40 24.60 24.80 24.90 24.40 24.50 24.60 24.50 24.60 24.30 24.10 24.10 493.30 24.67
Lateral 3 X-x 0.04 -0.27 -0.06 0.04 0.44 0.04 -0.06 0.04 1.74 -0.06 0.14 0.23 -0.27 -0.16 -0.06 -0.16 -0.06 -0.36 -0.56 -0.56 0.00
(X-x)^2 0.0012 0.0702 0.0042 0.0012 0.1892 0.0012 0.0042 0.0012 3.0102 0.0042 0.0182 0.0552 0.0702 0.0272 0.0042 0.0272 0.0042 0.1332 0.3192 0.3192 4.2655 0.4738 82.706
X 27.30 26.70 27.20 26.50 27.00 26.80 26.50 26.50 26.80 27.00 26.70 26.60 26.20 26.50 26.70 26.50 26.40 26.50 26.50 506.90 26.68
Lateral 4 X-x 0.62 0.02 0.52 -0.18 0.32 0.12 -0.18 -0.18 0.12 0.32 0.02 -0.08
(X-x)^2 0.3844 0.0004 0.2704 0.0324 0.1024 0.0144 0.0324 0.0324 0.0144 0.1024 0.0004 0.0064
-0.48 -0.18 0.02 -0.18 -0.28 -0.18 -0.18 -0.02
0.2304 0.0324 0.0004 0.0324 0.0784 0.0324 0.0324 1.4316 0.2820 98.943
X 23.60 23.70 23.70 23.50 23.80 24.00 23.70 23.80 23.90 23.30 23.60 23.70 23.90 23.70 23.70 23.90 23.50 23.70 23.70 23.60 474.00 23.70
Lateral 5 X-x (X-x)^2 -0.10 0.01 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.20 0.04 0.10 0.01 0.30 0.09 0.00 0.00 0.10 0.01 0.20 0.04 -0.40 0.16 -0.10 0.01 0.00 0.00 0.20 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 0.20 0.04 -0.20 0.04 0.00 0.00 0.00 0.00 -0.10 0.01 000 0.50 0.16 99.316
61
Lampiran 13. Lanjutan
Emiter 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 ΣX x S US
X 26.40 26.20 26.30 26.30 26.50 26.60 26.50 26.50 26.40 26.50 26.50 26.60 26.50 26.30 26.30 26.50 26.50 26.80 26.40 27.20 529.80 26.49
Lateral 6 X-x (X-x)^2 -0.09 0.0081 -0.29 0.0841 -0.19 0.0361 -0.19 0.0361 0.01 0.0001 0.11 0.0121 0.01 0.0001 0.01 0.0001 -0.09 0.0081 0.01 0.0001 0.01 0.0001 0.11 0.0121 0.01 0.0001 -0.19 0.0361 -0.19 0.0361 0.01 0.0001 0.01 0.0001 0.31 0.0961 -0.09 0.0081 0.71 0.5041 0.00 0.8780 0.2150 99.1885
X 25 25 24.9 24.7 24.9 24.8 24.7 24.6 25.3 24.9 24.5 24.8 24.5
322.6 24.82
Lateral 7 X-x 0.18 0.18 0.08 -0.12 0.08 -0.02 -0.12 -0.22 0.48 0.08 -0.32 -0.02 -0.32
(X-x)^2 0.0324 0.0324 0.0064 0.0144 0.0064 0.0004 0.0144 0.0484 0.2304 0.0064 0.1024 0.0004 0.1024
-0.06
0.5972
S US
0.2231 97.594
X 26.7 26.8 26.7 26.2 26.7 26.8 26.7 26.3 26.7 26.5 27 26.5 26.4 26.5 26.8 27.0 27.2 27 27.3 507.8 26.73
Lateral 8 X-x -0.03 0.074 -0.03 -0.53 -0.03 0.074 -0.03 -0.43 -0.03 -0.23 0.274 -0.23 -0.33 -0.23 0.074 0.274 0.474
(X-x)^2 0.0007 0.0055 0.0007 0.2767 0.0007 0.0055 0.0007 0.1815 0.0007 0.0511 0.0751 0.0511 0.1063 0.0511 0.0055 0.0751 0.2247
0.274 0.574 0.006
0.0751 0.3295 1.5168
S US
0.2903 98.914
X 25.1 24.8 25.1 24.9 25 25.2 25 25 24.9 26.3 25.4 26.1 27.3 25.6 24.7 26 25 26.5 25.2 25.4 5085 25.43
Lateral 9 X-x -0.32 -0.63 -0.32 -0.53 -0.43 -0.23 -0.43 -043 -0.53 0.875 -0.03 0.675 1.875 0.175 -0.73 0.575 -0.43 1.075 -0.23 -0.03 0 S US
(X-x)^2 0.10563 0.39063 0.10563 0.27563 0.18063 0.05063 0.18063 0.18063 0.27563 0.76563 0.00063 0.45563 3.51563 0.03063 0.52563 0.33062 0.18063 1.15563 0.05063 0.00063 8.7575 0.67891 97.3297
X 26.4 26.4 26.4 26.5 26.2 26.5 26.4 26.9 26.4 26.3 26.3 26.2 26.4 26.5 26.8 26.9 26.8 26.6 26.4 503.3 26.49
Lateral 10 X-x (X-x)^2 -0.09 0.0081 -0.09 0.0081 -0.09 0.0081 0.01 0.0001 -0.29 0.0841 0.01 0.0001 -0.09 0.0081 0.41 0.1681 -0.09 0.0081 -0.19 0.0361 -0.19 0.0361 -0.29 0.0841 -0.09 0.0081 0.01 0.0001 0.31 0.0961 0.41 0.1681 0.31 0.0961 0.11 0.0121 -0.09 0.0081 -0.01
0.8379
S US
0.2158 99.186
62
Lampiran 14. Hasil Perhitungan Keseragaman Debit Lateral Pada Pipa Manifold Lateral 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Jumlah rata-rata q min v EU
Ulangan1 (ml) 9300 10900 9840 6480 8250 6280 2800 11400 9480 5550
Ulangan2 (ml) 8500 9750 7110 4650 6660 8670 8570 9280 6770 6130
Ulangan3 (ml) 6200 9720 4610 6220 12270 9130 10600 8950 9510 8410
Debit u1(lt/dt) 0.155 0.182 0.164 0.108 0.138 0.105 0.047 0.190 0.158 0.093
Debit u2 (lt/dt) 0.142 0.163 0.119 0.078 0.111 0.145 0.143 0.155 0.113 0.102
Debit u3(lt/dt) 0.103 0.162 0.077 0.104 0.205 0.152 0.177 0.149 0.159 0.140
Debit rata-rata (x) 0.133 0.169 0.120 0.096 0.151 0.134 0.122 0.165 0.143 0.112
x^2 0.018 0.028 0.014 0.009 0.023 0.018 0.015 0.027 0.020 0.012 0.186 0.134 0.096 0.171 84.40
63
Lampiran 15.a. Hasil Perhitungan Keseragaman Debit Penetes Pada Pipa Lateral Ulangan 1
lateral 1
Emitter
lateral 2
lateral 3
lateral 4
lateral 5
lateral 6
lateral 7
lateral 8
lateral 9
lateral 10
q
q^2
q
q^2
Q
q^2
q
q^2
q
q^2
q
q^2
q
q^2
q
q^2
q
q^2
q
q^2
1
0.0014
0.0000019
0.0014
0.0000019
0.0023
0.0000051
0.0017
0.0000028
0.0007
0.0000005
0.0008
0.0000006
0.00097
0.0000009
0.0017
0.0000030
0.0009
0.0000008
0.0008
0.0000006
2
0.0007
0.0000004
0.0009
0.0000008
0.0008
0.0000007
0.0008
0.0000007
0.0010
0.0000010
0.0008
0.0000007
0.00070
0.0000005
0.0010
0.0000010
0.0007
0.0000004
0.0008
0.0000006
3
0.0010
0.0000010
0.0008
0.0000006
0.0008
0.0000007
0.0007
0.0000005
0.0007
0.0000004
0.0009
0.0000008
0.00117
0.0000014
0.0008
0.0000006
0.0011
0.0000012
0.0008
0.0000006
4
0.0011
0.0000013
0.0007
0.0000005
0.0007
0.0000005
0.0004
0.0000002
0.0009
0.0000008
0.0010
0.0000009
0.00083
0.0000007
0.0008
0.0000007
0.0008
0.0000007
0.0006
0.0000004
5
0.0008
0.0000006
0.0007
0.0000004
0.0009
0.0000008
0.0007
0.0000005
0.0006
0.0000003
0.0009
0.0000009
0.00107
0.0000011
0.0006
0.0000004
0.0014
0.0000021
0.0005
0.0000003
6
0.0007
0.0000004
0.0009
0.0000009
0.0003
0.0000001
0.0007
0.0000004
0.0006
0.0000003
0.0004
0.0000002
0.00063
0.0000004
0.0017
0.0000030
0.0006
0.0000003
0.0007
0.0000005
7
0.0007
0.0000005
0.0006
0.0000004
0.0006
0.0000004
0.0006
0.0000003
0.0006
0.0000004
0.0009
0.0000009
0.00043
0.0000002
0.0012
0.0000014
0.0006
0.0000004
0.0006
0.0000003
8
0.0006
0.0000004
0.0004
0.0000001
0.0007
0.0000005
0.0003
0.0000001
0.0006
0.0000004
0.0006
0.0000004
0.00090
0.0000008
0.0004
0.0000001
0.0009
0.0000008
0.0004
0.0000002
9
0.0007
0.0000004
0.0007
0.0000004
0.0000
0.0000000
0.0007
0.0000004
0.0006
0.0000004
0.0005
0.0000003
0.00050
0.0000003
0.0005
0.0000002
0.0006
0.0000004
0.0006
0.0000004
10
0.0010
0.0000010
0.0003
0.0000001
0.0005
0.0000003
0.0004
0.0000001
0.0006
0.0000004
0.0006
0.0000004
0.00053
0.0000003
0.0005
0.0000002
0.0004
0.0000001
0.0006
0.0000004
11
0.0005
0.0000003
0.0005
0.0000003
0.0005
0.0000003
0.0007
0.0000004
0.0005
0.0000003
0.0005
0.0000003
0.00067
0.0000004
0.0005
0.0000002
0.0006
0.0000003
0.0006
0.0000004
12
0.0004
0.0000001
0.0010
0.0000009
0.0005
0.0000003
0.0006
0.0000004
0.0005
0.0000003
0.0007
0.0000005
0.00043
0.0000002
0.0007
0.0000005
0.0004
0.0000002
0.0005
0.0000003
13
0.0008
0.0000006
0.0003
0.0000001
0.0009
0.0000008
-
-
0.0005
0.0000003
0.0006
0.0000004
0.00177
0.0000031
0.0005
0.0000003
0.0003
0.0000001
0.0004
0.0000002
14
0.0006
0.0000004
0.0006
0.0000004
0.0007
0.0000005
0.0005
0.0000002
0.0005
0.0000002
0.0007
0.0000005
-
-
0.0006
0.0000004
0.0005
0.0000002
0.0005
0.0000003
15
0.0005
0.0000003
0.0005
0.0000003
0.0006
0.0000003
0.0005
0.0000002
0.0008
0.0000006
0.0005
0.0000003
-
-
0.0012
0.0000014
0.0032
0.0000100
0.0005
0.0000003
16
0.0006
0.0000004
0.0006
0.0000004
0.0006
0.0000004
0.0004
0.0000002
0.0004
0.0000002
0.0008
0.0000006
-
-
0.0010
0.0000009
0.0005
0.0000002
0.0005
0.0000002
17
0.0003
0.0000001
0.0006
0.0000003
0.0005
0.0000003
0.0004
0.0000002
0.0020
0.0000040
0.0014
0.0000019
-
-
0.0019
0.0000037
0.0024
0.0000058
0.0033
0.0000111
18
0.0050
0.0000253
0.0005
0.0000002
0.0023
0.0000054
0.0018
0.0000032
0.0009
0.0000008
0.0005
0.0000003
-
-
-
-
0.0005
0.0000002
0.0020
0.0000040
19
0.0013
0.0000016
0.0006
0.0000003
0.0022
0.0000047
0.0023
0.0000054
0.0015
0.0000024
0.0018
0.0000034
-
-
0.0040
0.0000160
0.0030
0.0000088
0.0028
0.0000078
20
0.0026
0.0000068
0.0003
0.0000001
0.0024
0.0000058
0.0003
0.0000001
0.0003
0.0000001
0.0006
0.0000004
-
-
0.0003
0.0000001
0.0006
0.0000004
-
Jumlah Ratarata
0,0000439
0,0000094
0.0000276
0.0000165
0.0000139
0.0000144
0.0000103
0.0000341
0.0000335
0.0011
0.0006
0.0009
0.0008
0.0007
0.0008
0.00082
0.0010
0.0010
0.0009
q min
0.0003
0.0003
0.00002
0.0003
0.0003
0.0004
0.00043
0.0003
0.0003
0.0004
v
0.9923
0.4067
0.7728
0.6744
0.5333
0.4187
0.45633
0.7756
0.8561
0.8538
EU
60.56
78.42
98.26
62.30
69.49
70.71
69.20
74.80
63.51
52.82
0.0000286
64
Lampiran 15.b. Hasil Perhitungan Keseragaman Debit Penetes Pada Pipa Lateral Ulangan 2
Emiter
Lateral 1 q
Lateral 2
Lateral 5
Lateral 6
Lateral 7
q
q^2
q
q^2
q
q^2
q
q^2
Lateral 8
Lateral 9
0.0012
0.0008
0.0000006
0.0020
0.0000040
0.0013
1.8E-06
0.0013
1.8E-06
0.0007
0.0000004
-
-
0.0011
0.0000011
0.0007
0.0000005
0.0013
0.0000018
0.0010
0.0000010
0.0011
0.0000011
0.0004
1.3E-07
0.0012
1.4E-06
0.0011
0.0000013
-
-
0.0010
0.0000011
0.0009
0.0000008
3
0.0014
0.0000019
0.0010
0.0000010
0.0011
0.0000013
0.0011
1.3E-06
0.0008
6.9E-07
0.0006
0.0000004
-
-
0.0024
0.0000059
0.0007
0.0000005
4
0.0009
0.0000008
0.0007
0.0000005
0.0010
0.0000010
0.0010
9.3E-07
0.0009
8.1E-07
0.0007
0.0000005
-
-
0.0010
0.0000010
0.0012
0.0000014
5
0.0007
0.0000004
0.0008
0.0000006
0.0011
0.0000011
0.0008
6.9E-07
0.0007
4.9E-07
0.0010
0.0000010
-
-
0.0015
0.0000022
0.0005
0.0000003
6
0.0008
0.0000007
0.0020
0.0000040
0.0008
0.0000006
0.0010
1.0E-06
0.0008
6.9E-07
0.0010
0.0000010
-
-
0.0007
0.0000004
0.0014
0.0000019
7
0.0008
0.0000007
0.0004
0.0000001
0.0012
0.0000014
0.0008
6.9E-07
0.0007
4.4E-07
0.0014
0.0000019
-
-
0.0008
0.0000007
0.0010
0.0000011
8
0.0009
0.0000008
0.0009
0.0000008
0.0006
0.0000004
0.0007
4.4E-07
0.0063
3.9E-05
0.0011
0.0000013
-
-
0.0007
0.0000005
0.0007
0.0000005
9
0.0010
0.0000010
0.0008
0.0000006
0.0012
0.0000014
0.0007
4.4E-07
0.0008
6.4E-07
0.0006
0.0000003
-
-
0.0010
0.0000010
0.0007
0.0000004
10
0.0007
0.0000004
0.0007
0.0000005
0.0009
0.0000009
0.0007
4.4E-07
0.0008
6.4E-07
0.0010
0.0000010
-
-
0.0003
0.0000001
0.0007
0.0000004
11
0.0023
0.0000054
0.0003
0.0000001
0.0010
0.0000010
0.0005
2.5E-07
0.0005
2.2E-07
0.0008
0.0000006
-
-
0.0007
0.0000005
0.0029
0.0000082
12
0.0005
0.0000002
0.0005
0.0000003
0.0011
0.0000013
0.0006
4.0E-07
0.0007
5.4E-07
0.0005
0.0000003
-
-
0.0007
0.0000004
0.0007
0.0000005
13
0.0009
0.0000008
0.0020
0.0000041
0.0009
0.0000008
0.0008
6.9E-07
0.0009
8.7E-07
0.0007
0.0000005
-
-
0.0007
0.0000005
0.0005
0.0000003
14
0.0008
0.0000006
0.0007
0.0000005
0.0006
0.0000004
0.0005
2.5E-07
0.0007
5.4E-07
0.0010
0.0000010
-
-
0.0007
0.0000004
0.0008
0.0000007
15
0.0008
0.0000006
0.0008
0.0000006
0.0007
0.0000004
0.0008
6.9E-07
0.0007
4.4E-07
0.0008
0.0000007
-
-
0.0007
0.0000004
0.0007
0.0000004
16
0.0007
0.0000004
0.0003
0.0000001
0.0021
0.0000043
0.0012
1.4E-06
0.0007
4.4E-07
0.0007
0.0000004
-
-
0.0005
0.0000003
0.0005
0.0000003
17
0.0007
0.0000004
0.0007
0.0000004
0.0009
0.0000008
0.0007
5.4E-07
0.0006
4.0E-07
0.0008
0.0000007
-
-
0.0005
0.0000003
0.0006
0.0000003
18
0.0020
0.0000040
0.0024
0.0000059
0.0037
0.0000134
0.0005
2.5E-07
0.0009
8.7E-07
0.0021
0.0000043
-
-
0.0042
0.0000174
0.0005
0.0000003
19
0.0038
0.0000142
0.0023
0.0000054
0.0040
0.0000157
0.0027
7.1E-06
0.0010
9.3E-07
0.0005
0.0000003
-
-
0.0004
0.0000002
0.0022
0.0000048
20
0.0020
0.0000040
0.0023
0.0000051
0.0049
0.0000237
0.0032
1.0E-05
0.0005
2.2E-07
0.0027
0.0000071
-
-
0.0033
0.0000111
0.0025
0.0000061
21
-
-
0.0025
0.0000063
0.0003
0.0000001
0.0053
2.8E-05
0.0012
1.5E-06
0.0012
0.0000014
-
-
0.0006
0.0000004
0.0010
0.0000010
22
-
-
-
-
-
-
0.0002
4.0E-08
0.0007
4.4E-07
0.0024
0.0000059
-
-
0.0042
0.0000174
0.0030
0.0000092
23
-
-
-
-
-
-
-
-
0.0011
1.2E-06
-
-
-
-
0.0021
0.0000044
-
-
24
-
-
-
-
-
-
-
-
0.0044
1.9E-05
-
-
-
-
0.0006
0.0000003
-
0.0000385
0.0000751
5.8E-05
7.5E-05
q
0.0000323
q^2
Lateral 10
2
0.0000405
q^2
Lateral 4
1
Jumlah
q
Lateral 3
q^2 0 0.0000014
q
0.0000680
q^2
0.0000400
Rata2
0.0012
0.0011
0.0015
0.0012
0.0012
0.0011
0.0013
q min
0.0005
0.0003
0.0003
0.0002
0.0005
0.0005
0.0003
0.0005
v
0.6605
0.6753
0.8183
0.9999
1.0944
0.5562
0.9002
0.7102
EU
67.29
79.76
76.56
78.12
46.20
66.84
69.81
59.28
0.0011
65
Lampiran 16.a. Nilai EC Masuk EC Masuk (mS/cm)
Emiter Lateral 1
Lateral 2
Lateral 3
Lateral 4
Lateral 5
Lateral 6
Lateral 7
Lateral 8
Lateral 9
Lateral 10
1
1.23
1.23
1.41
1.23
1.44
1.23
1.42
1.26
1.41
1.23
2
1.23
1.22
1.42
1.23
1.44
1.23
1.41
1.23
1.42
1.23
3
1.23
1.23
1.42
1.25
1.43
1.25
1.42
1.25
1.41
1.21
4
1.22
1.22
1.46
1.23
1.43
1.24
1.42
1.28
1.41
1.21
5
1.22
1.22
1.40
1.24
1.43
1.24
1.41
1.24
1.41
1.21
6
121
1.23
1.42
1.24
1.44
1.23
1.41
1.17
1.40
1.21
7
1,21
1.21
1.42
1.25
1.43
1.23
1.42
1.31
1.40
1.21
8
1.19
1.21
1.42
1.24
1.43
1.24
1.40
1.28
1.42
1.21
9
1.19
1.21
1.56
1.25
1.41
1.22
1.40
1.30
1.40
1.21
10
1.19
1.20
1.42
1.23
1.23
1.23
1.42
1.31
1.36
1.21
11
1.16
1.21
1.43
1.23
1.42
1.23
1.41
1.24
1.39
1.21
12
1.11
1.22
1.42
1.23
1.40
1.23
1.42
1.32
1.36
1.19
13
1.17
1.21
1.42
1.38
1.23
1.42
1.34
1.32
1.21
14
1.16
1.21
1.41
1.23
1.35
1.24
1.27
1.37
1.21
15
1.15
1.21
1.41
1.23
1.32
1.23
1.24
1.41
1.21
16
1.15
1.15
1.38
1.28
1.37
1.24
1.25
1.36
1.20
17
1.11
1.21
1.34
1.22
1.23
1.25
1.25
1.39
1.21
18
1.14
1.18
1.32
1.23
1.24
1.23
1.34
1.20
19
1.00
1.17
1.29
1.20
1.40
1.25
1.22
1.35
1.15
20
1.10
1.15
1.19
1.01
1.05
1.19
1.24
1.14
Lampiran 16.b.Rasio Kebutuhan Leaching (LR) Emiter Lateral 1
Lateral 2
Lateral 3
Rasio Kebutuhan Leaching (LR) Lateral Lateral Lateral Lateral 4 5 6 7
Lateral 8
Lateral 9
Lateral 10
1
0.308
0.308
0.353
0.308
0.360
0.308
0.355
0.315
0.353
0.308
2
0.308
0.305
0.355
0.308
0.360
0.308
0.353
0.308
0.355
0.308
3
0.308
0.308
0.355
0.313
0.358
0.313
0.355
0.313
0.353
0.303
4
0.305
0.305
0.365
0.308
0.358
0.310
0.355
0.320
0.353
0.303
5
0.305
0.305
0.350
0.310
0.358
0.310
0.353
0.310
0.353
0.303
6
0.303
0.308
0.355
0.310
0.360
0.308
0.353
0.293
0.350
0.303
7
0.303
0.303
0.355
0.313
0.358
0.308
0.355
0.328
0.350
0.303
8
0.298
0.303
0.355
0.310
0.358
0.310
0.350
0.320
0.355
0.303
9
0.298
0.303
0.390
0.313
0.353
0.305
0.350
0.325
0.350
0.303
10
0.298
0.300
0.355
0.308
0.308
0.308
0.355
0.328
0.340
0.303
11
0.290
0.303
0.358
0.308
0.355
0.308
0.353
0.310
0.348
0.303
12
0.278
0.305
0.355
0.308
0.350
0.308
0.355
0.330
0.340
0.298
13
0.293
0.303
0.355
0.000
0.345
0.308
0.355
0.335
0.330
0.303
14
0.290
0.303
0.353
0.308
0.338
0.310
-
0.318
0.343
0.303
15
0.288
0.303
0.353
0.308
0.330
0.308
-
0.310
0.353
0.303
16
0.288
0.288
0.345
0.320
0.343
0.310
-
0.313
0.340
0.300
17
0.278
0.303
0.335
0.305
0.308
0.313
-
0.313
0.348
0.303
18
0.285
0.295
0.330
0.308
0.310
0.308
-
0.000
0.335
0.300
19
0.250
0.293
0.323
0.300
0.350
0.313
-
0.305
0.338
0.288
20 Ratarata
0.275
0.288
0.298
0.253
0.263
0.298
-
0.310
0.285
-
0.292
0.301
0.350
0.291
0.341
0.308
0.353
0.300
0.343
0.302
66
Lampiran 16.c. Hasil Perhitungan 1/(1-LR) 1/(1-LR)
Emiter Lateral 1
Lateral 2
Lateral 3
Lateral 4
Lateral 5
Lateral 6
Lateral 7
Lateral 8
Lateral 9
Lateral 10
1.444 1.439 1.444 1.439 1.439 1.444 1.434 1.434 1.434 1.429 1.434 1.439 1.434 1.434 1.434 1.404 1.434 1.418 1.413 1.404
1.544 1.550 1.550 1.575 1.538 1.550 1.550 1.550 1.639 1.550 1.556 1.550 1.550 1.544 1.544 1.527 1.504 1.493 1.476 1.423
1.444 1.444 1.455 1.444 1.449 1.449 1.455 1.449 1.455 1.444 1.444 1.444 1.000 1.444 1.444 1.471 1.439 1.444 1.429 1.338
1.563 1.563 1.556 1.556 1.556 1.563 1.556 1.556 1.544 1.444 1.550 1.538 1.527 1.509 1.493 1.521 1.444 1.449 1.538 1.356
1.444 1.444 1.455 1.449 1.449 1.444 1.444 1.449 1.439 1.444 1.444 1.444 1.444 1.449 1.444 1.449 1.455 1.444 1.455 1.423
1.550 1.544 1.550 1.550 1.544 1.544 1.550 1.538 1.538 1.550 1.544 1.550 1.550
1.460 1.444 1.455 1.471 1.449 1.413 1.487 1.471 1.481 1.487 1.449 1.493 1.504 1.465 1.449 1.455 1.455 1.000 1.439 1.449
1.544 1.550 1.544 1.544 1.544 1.538 1.538 1.550 1.538 1.515 1.533 1.515 1.493 1.521 1.544 1.515 1.533 1.504 1.509 1.399
1.444 1.444 1.434 1.434 1.434 1.434 1.434 1.434 1.434 1.434 1.434 1.423 1.434 1.434 1.434 1.429 1.434 1.429 1.404
20
1.444 1.444 1.444 1.439 1.439 1.434 1.434 1.423 1.423 1.423 1.408 1.384 1.413 1.408 1.404 1.404 1.384 1.399 1.333 1.379
Ratarata
1.413
1.431
1.538
1.419
1.519
1.446
1.547
1.439
1.524
1.432
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
67
Lampiran 17.a. Hasil Perhitungan Efisiensi Penyimpanan Air (Aplikasi 1) Lateral
1
2
Tanggal 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006
Vol masuk (ml) 490 290 420 350 550 960 730 360 300 230 410 320 200 290 320 330 330 300 300 210 260 290 250 380 220 350 1060 250 300 200 510 710 340 350 250 380 680 700 220 220 250 280 700 300 500 480 520 510 450 470 450 400
Vol keluar (ml) 230 280 210 220 250 250 180 50 130 0 50 70 140 170 190 250 210 250 180 190 160 190 150 50 50 200 220 200 230 200 190 200 180 250 190 120 210 190 150 190 180 210 310 170 250 200 200 220 180 230 160 180
Vol yg tersimpan (ml) 260 10 210 130 300 710 550 310 170 230 360 250 60 120 130 80 120 50 120 20 100 100 100 330 170 150 840 50 70 0 320 510 160 100 60 260 470 510 70 30 70 70 390 130 250 280 320 290 270 240 290 220
Efisiensi (%) 53 3 50 37 55 74 75 86 57 100 88 78 30 41 41 24 36 17 40 10 38 34 40 87 77 43 79 20 23 0 63 72 47 29 24 68 69 73 32 14 28 25 56 43 50 58 62 57 60 51 64 55
68
Lampiran 17.a. Lanjutan Lateral
3
4
Tanggal 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006
Vol masuk (ml) 230 220 250 210 210 200 270 290 250 190 380 230 230 210 240 150 390 290 300 270 260 320 250 270 270 280 130 220 290 220 250 300 140 280 210 160 290 180 170 240 170 140 330 250 260 220 230 180 220 230 240 220
Vol keluar (ml) 200 160 200 180 180 150 150 220 180 120 230 180 150 150 150 80 240 100 250 180 140 120 70 180 70 60 130 160 200 170 170 250 100 220 180 90 250 170 150 160 150 100 300 150 230 200 180 100 140 180 150 100
Vol yg tersimpan (ml) 30 60 50 30 30 50 120 70 70 70 150 50 80 60 90 70 150 190 50 90 120 200 180 90 200 220 0 60 90 50 80 50 40 60 30 70 40 10 20 80 20 40 30 100 30 20 50 80 80 50 90 120
Efisiensi (%) 13 27 20 14 14 25 44 24 28 37 39 22 35 29 38 47 38 66 17 33 46 63 72 33 74 79 0 38 45 29 47 17 29 21 14 44 14 6 12 33 12 29 9 40 12 9 22 44 36 22 38 55
69
Lampiran 17.a. Lanjutan Lateral 5
6
Tanggal 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006
Vol masuk (ml) 200 110 210 190 200 150 150 280 180 100 310 150 180 180 180 300 270 250 230 190 220 240 200 210 190 190 210 230 250 220 210 230 200 280 240 180 410 270 250 500 250 250 320 250 300 220 230 270 230 240 250 230
Vol keluar (ml) 150 100 200 180 180 100 60 210 170 100 200 100 120 150 120 230 180 100 180 170 150 120 50 50 30 30 200 200 230 210 30 170 70 120 210 60 50 60 150 470 120 150 230 60 260 100 100 100 120 180 50 60
Vol yg tersimpan (ml) 50 10 10 10 20 50 90 70 10 0 110 50 60 30 60 70 90 150 50 20 70 120 150 160 160 160 10 30 20 10 180 60 130 160 30 120 360 210 100 30 130 100 90 190 40 120 130 170 110 60 200 170
Efisiensi (%) 25 9 5 5 10 33 60 25 6 0 35 33 33 17 33 23 33 60 22 11 32 50 75 76 84 84 5 13 8 5 86 26 65 57 13 67 88 78 40 6 52 40 28 76 13 55 57 63 48 25 80 74
70
Lampiran 17.a. Lanjutan Lateral
7
8
Tanggal 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006
Vol masuk (ml) 350 310 390 300 290 290 250 380 330 250 480 280 280 280 300 350 170
Vol keluar (ml) 40 90 100 60 30 30 20 50 80 60 70 30 60 60 50 50 30
Vol yg tersimpan (ml) 310 220 290 240 260 260 230 330 250 190 410 250 220 220 250 300 140
Efisiensi (%) 89 71 74 80 90 90 92 87 76 76 85 89 79 79 83 86 82
150 150 360 410 250 240 370 400 290 250 320 300 180 160 180 230 200 150 280 200 230 170 180 330 120 210 210 190 230 300 240 100 250 200
100 70 60 50 50 30 170 10 240 220 210 190 50 160 120 180 180 50 70 170 120 50 60 250 40 90 90 100 190 250 120 50 50 160
50 80 300 360 200 210 200 390 50 30 110 110 130 0 60 50 20 100 210 30 110 120 120 80 80 120 120 90 40 50 120 50 200 40
33 53 83 88 80 88 54 98 17 12 34 37 72 0 33 22 10 67 75 15 48 71 67 24 67 57 57 47 17 17 50 50 80 20
71
Lampiran 17.a. Lanjutan Lateral
9
10
Tanggal 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 07/08/2006
Vol masuk (ml) 2090 1300 1530 1210 1350 1170 1090 1770 1320 820 1290 950 1110 1220 1300 1310 1610 1650 1650 1820 1720 1950 1650 1730 1800 1800 700 610 800 610 480 500 440 770 600 420 880 430 470 500 510 700 580 710 710 620 700 730 650 650 610 620
Vol keluar (ml) 1420 1220 1510 1200 1190 910 900 1510 980 700 1280 470 1100 1120 1220 1150 1120 1580 1580 1480 1680 1600 1630 1500 1700 1580 330 430 510 410 400 390 360 620 460 320 830 310 420 470 410 200 410 600 600 600 650 700 500 650 500 500
Vol yg tersimpan (ml) 670 80 20 10 160 260 190 260 340 120 10 480 10 100 80 160 490 70 70 340 40 350 20 230 100 220 370 180 290 200 80 110 80 150 140 100 50 120 50 30 100 500 170 110 110 20 50 30 150 0 110 120
Efisiensi (%) 32 6 1 1 12 22 17 15 26 15 1 51 1 8 6 12 30 4 4 19 2 18 1 13 6 12 53 30 36 33 17 22 18 19 23 24 6 28 11 6 20 71 29 15 15 3 7 4 23 0 18 19
72
Lampiran 17. b. Hasil Perhitungan Efisiensi Penyimpanan Air (Aplikasi 2) Lateral
1
2
Tanggal 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006
Vol masuk (ml) 230 270 1210 250 220 290 250 320 340 210 350 330 590 320 350 500 420 220 370 320 280 410 230 330 250 1000 270 310 250 250 290 240 300 380 230 240 590 370 250 490 1000 640 810 650 530 410 720 570 660 450
Vol keluar (ml) 140 220 250 220 110 220 190 180 120 160 170 130 60 90 40 400 250 160 220 230 110 220 90 250 160 230 210 210 130 100 210 150 230 210 190 200 230 150 180 180 350 280 180 230 250 200 330 110 340 230
Vol yg tersimpan (ml) 90 50 960 30 110 70 60 140 220 50
Efisiensi (%) 39 19 79 12 50 24 24 44 65 24
180 200 530 230 310 100 170 60 150 90 170 190 140 80 90 770 60 100 120 150 80 90 70 170 40
51 61 90 72 89 20 40 27 41 28 61 46 61 24 36 77 22 32 48 60 28 38 23 45 17
40 360 220 70 310 650 360 630 420 280 210 390 460 320 220
17 61 59 28 63 65 56 78 65 53 51 54 81 48 49
73
Lampiran 17.b. Lanjutan Lateral
3
4
Tanggal 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006
Vol masuk (ml) 400 230 210 650 230 250 180 290 270 250 220 660 400 240 370 480 370 260 370 320 260 430 150 300 270 280 250 250 150 120 260 180 270 250 200 220 180 190 170 190 530 300 190 310 260 200 350 270 330 250
Vol keluar (ml) 300 190 150 150 100 200 110 190 170 170 190 200 140 150 180 270 210 70 150 190 130 140 50 150 170 150 220 220 10 70 210 130 210 200 170 170 30 190 150 180 450 270 100 190 180 150 300 100 300 210
Vol yg tersimpan (ml) 100 40 60 500 130 50 70 100 100 80
Efisiensi (%) 25 17 29 77 57 20 39 34 37 32
30 460 260 90 190 210 160 190 220 130 130 290 100 150 100 130 30 30 140 50 50 50 60 50 30
14 70 65 38 51 44 43 73 59 41 50 67 67 50 37 46 12 12 93 42 19 28 22 20 15
50 150 0 20 10 80 30 90 120 80 50 50 170 30 40
23 83 0 12 5 15 10 47 39 31 25 14 63 9 16
74
Lampiran 17.b. Lanjutan Lateral
5
6
Tanggal 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006
Vol masuk (ml) 230 210 210 160 200 190 180 250 240 200 270 220 160 180 220 310 250 160 270 250 130 300 250 300 220 220 240 250 220 200 260 180 300 230 210 200 320 340 250 330 460 350 190 350 280 230 370 300 360 260
Vol keluar (ml) 180 120 160 110 80 190 120 180 160 100 150 180 120 120 130 150 110 120 130 190 60 110 90 130 110 210 210 160 190 100 100 160 190 160 100 100 40 0 120 60 200 220 80 50 170 70 180 70 100 220
Vol yg tersimpan (ml) 50 90 50 50 120 0 60 70 80 100
Efisiensi (%) 22 43 24 31 60 0 33 28 33 50
120 40 40 60 90 160 140 40 140 60 70 190 160 170 110 10 30 90 30 100 160 20 110 70 110
44 18 25 33 41 52 56 25 52 24 54 63 64 57 50 5 13 36 14 50 62 11 37 30 52
100 280 340 130 270 260 130 110 300 110 160 190 230 260 40
50 88 100 52 82 57 37 58 86 39 70 51 77 72 15
75
Lampiran 17.b. Lanjutan Lateral
7
8
Tanggal 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006
Vol masuk (ml) 300 330 80 310 300 350 220 350 360 300 320 370 390 300 280 360 50 100 500 420 350 580 130 530 430 500 310 310 220 200 200 220 200 220 200 210 220 240 180 200 490 350 160 280 280 180 310 230 300 450
Vol keluar (ml) 20 80 60 5 5 60 50 80 70 50 70 50 10 50 30 40 50 50 50 110 50 110 50 130 90 220 200 220 200 150 100 150 190 70 180 200 40 30 60 40 320 240 100 150 220 100 310 120 250 220
Vol yg tersimpan (ml) 280 250 20 305 295 290 170 270 290 250
Efisiensi (%) 93 76 25 98 98 83 77 77 81 83
250 320 380 250 250 320 0 50 450 310 300 470 80 400 340 280 110 90 20 50 100 70 10 150 20
78 86 97 83 89 89 0 50 90 74 86 81 62 75 79 56 35 29 9 25 50 32 5 68 10
10 180 210 120 160 170 110 60 130 60 80 0 110 50 230
5 82 88 67 80 35 31 38 46 21 44 0 48 17 51
76
Lampiran 17.b. Lanjutan Lateral
9
10
Tanggal 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006 12/07/2006 13/07/2006 14/07/2006 15/07/2006 16/07/2006 17/07/2006 18/07/2006 19/07/2006 20/07/2006 21/07/2006 22/07/2006 23/07/2006 24/07/2006 25/07/2006 26/07/2006 27/07/2006 28/07/2006 29/07/2006 30/07/2006 31/07/2006 01/08/2006 02/08/2006 03/08/2006 04/08/2006 05/08/2006 06/08/2006
Vol masuk (ml) 1550 1530 1300 1430 1280 1420 1060 1710 1380 1380 1320 1750 1850 1300 1520 2090 2050 1200 1380 2120 1680 2220 2200 2600 2250 680 680 610 600 1000 520 480 580 700 690 510 660 590 510 550 1090 770 500 720 780 650 1340 830 1200 800
Vol keluar (ml) 1000 1400 1260 1320 650 1350 950 1590 950 1260 1240 1470 1000 1220 1320 1620 2000 1150 1170 2000 1650 2200 1800 1650 1500 620 300 290 500 380 480 400 480 560 470 450 530 450 410 530 850 700 400 680 750 630 1130 630 1150 700
Vol yg tersimpan (ml) 550 130 40 110 630 70 110 120 430 120
Efisiensi (%) 35 8 3 8 49 5 10 7 31 9
80 280 850 80 200 470 50 50 210 120 30 20 400 950 750 60 380 320 100 620 40 80 100 140 220
6 16 46 6 13 22 2 4 15 6 2 1 18 37 33 9 56 52 17 62 8 17 17 20 32
60 130 140 100 20 240 70 100 40 30 20 210 200 50 100
12 20 24 20 4 22 9 20 6 4 3 16 24 4 13
77
Lampiran 18. Komponen dan Biaya Irigasi Tetes Untuk 4 Rumah Plastik No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
1 2 3 4
Jenis Komponen Sumber Pembuatan sumur bor Pompa Robin 5PK (di sumber) Pompa Ebara (di jaringan) Tangki 3000 liter PVC 2" Rucika PVC 1" Rucika Stop Kran 2" Phillmac Kitz 2" Ballvalve 2" Ballvalve 1" Super Disc Filter 2' Amiad Knee 1" Knee 2" Tee 2" Jumlah Jaringan Gromet Gr 12TH Ballvalve 1" Phillmac Bushinng 1 x 3/4 " Screen filter 1" (Phillmac) Double nipple 1" End caps 32 mm Mall adaptor 32 mm (Phillmac) Nepple 3/4 " PRV 3/4" (Phllmac) Regulating stik Selang driper line 5 mm Selang HDPE 32 mm Selang HDPE 16 mm Socket 1" (Phillmac) Tape lock TOTL 13 Tee 25 mm / 1" (Phillmac) Sock drut luar Jumlah Larutan Nutrisi Drum 100 liter Ember 50 Liter Gelas ukur 1 liter Larutan Nutrisi A+B Jumlah Total Biaya
Jumlah
Satuan
Harga satuan
Jumlah Harga
1 1 1 2 12 54 5 9 2 2 1 17 10 4
Buah Buah Buah Buah Meter Meter Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah
500000 4850000 2350000 2150000 43000 18000 50000 85000 150000 330000 500000 2500 3000 4600
500000 4850000 2350000 4300000 516000 972000 250000 765000 300000 660000 500000 42500 30000 18400 16053900
4 8 8 8 8 8 8 8 4 10000 4 48 3200 8 4 12 12
Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Buah Roll Meter Meter Buah Buah Buah Buah
2000 135000 12500 125000 12500 4000 60000 10000 100000 900 1850000 10000 13000 25000 5500 40000 5500
8000 1080000 100000 1000000 100000 32000 480000 80000 400000 9000000 7400000 480000 41600000 200000 22000 480000 66000 62528000
2 2 1 1
Buah Buah Buah Set
50000 30000 10000 281575
100000 60000 10000 281575 451575 79033475
78
Lampiran 19 Data yang digunakan : 1. Kapasitas Irigasi Sumber
= 3000 liter/ 15 menit x 60 menit/jam = 12000 liter/jam
2. Kapasitas Irigasi Jaringan
= 3000 liter /jam
3. Total Biaya Investasi
= Rp. 79033475,-
4. Jam kerja pompa sumber (x1) = 7 jam/hari x 353 hari/tahun (perawatan 1x sebulan) = 2471 jam/tahun 5. Jam kerja pompa jaringan (x2) = 2.7 jam/hari x 353 hari/tahun (perawatan 1x sebulan) = 953.1 jam/tahun 6. Bunga modal diasumsikan
= 18 % / tahun, crf = 0.2225
7. Perawatan dan perbaikan
= Rp. 500000,-/tahun
8. Biaya Listrik
= Rp. 700,-/KWH
9. Umur ekonomi pompa
= 10 tahun
10. Biaya operator
= Rp. 11000,-/hari : 8 jam/hari = Rp. 1375/jam
Perhitungan Biaya Tetap 1. Pompa Robin di sumber (BT1) Biaya awal
= Rp.4850000,-
N
= 10 tahun
Penyusutan (D)
= Rp. 4850000,- x 0.2225 = Rp. 1079125,-/tahun = Rp. 436.72/jam
2. Pompa Ebara di jaringan (BT2) Biaya awal
= Rp. 2350000,-
N
= 10 tahun
Penyusutan
= Rp. 2350000, x 0.2225 = Rp. 522875,-/tahun = Rp. 548.6,- /jam
3. Biaya Komponen Irigasi Lain (BT3) Biaya awal
= Rp. 71381900,-
N
= 10 tahun
Penyusutan (D)
= Rp. 71381900,- x 0.2225 = Rp. 15882472.75,-/tahun = Rp. 16664.02,-/jam 79
Total biaya tetap (Rp/jam)
= Rp.436.72,- + Rp. 548.6,- + Rp. 16664.02,= Rp.17649.34/ jam
Perhitungan Biaya Tidak Tetap 1. Listrik Pompa di sumber (BTT1)
= 4 KW x Rp. 700/KWH = Rp. 2800/jam
Pompa di jaringan (BTT2)
= 3KW x Rp. 700/KWH = Rp. 2100/jam
2. Biaya tenaga kerja (BTT3)
= Rp. 1375/jam
3. Biaya larutan nutrisi (BTT4) Harga larutan nutrisi A+B
= Rp. 281575,-/ paket (180 liter larutan pekat)
Harga larutan nutrisi / liter
= Rp. 281575,- : (48160 liter) = Rp. 5.85,-/liter
Biaya nutrisi
= Rp. 5.85,-/liter x 6020 liter/hari = Rp. 35196.88,-/hari = Rp. 13035.88,-/jam
4. Biaya pemeliharaan
= Rp. 500000,-/tahun = Rp. 524.6,-/jam
Total Biaya Tidak Tetap
= Rp.2800,- + Rp.2100,- + Rp.1375,- + Rp.13035.88,+ Rp. 524.6,- = Rp. 19835.48,-/jam
Biaya pokok (Rp./liter) =
BT BTT + kx k
=
BT 1 BT 2 BT 3 BTT 1 BTT 2 BTT 3 BTT 4 BTT 5 + + + + + + + k1x1 k 2 x 2 k 2 x 2 k1 k2 k2 k2 k2
=
1079125 522875 15882472.75 2800 2100 + + + + + 12000 x 2471 3000 x953.1 3000 x953.1 12000 3000 1375 13053.88 524.6 + + 3000 3000 3000
= Rp. 12.02,-/l Biaya irigasi per tanaman = Biaya pokok x kebutuhan air tanaman Kastuba = Rp. 12.02,-/liter x 69.25 liter/tanaman = Rp. 832.34,-/tan
80