LOGO
Kajian Implementasi Standar LongTerm Evolution (LTE) pada Sistem Komunikasi Taktis Militer Aris Pradana 2208.100.108 Dosen Pembimbing: Prof. Ir. Gamantyo Hendrantoro, M.Eng., Ph.D. Devy Kuswidiastuti, S.T., M.Sc.
Pendahuluan
Kemampuan Pendukung Militer (K4IPP):
Komando Kendali Komputer Komunikasi Intelejen Pengamatan Pengintaian Sumber gambar: http://korem172.wordpress.com/kode-etik-prajurit/
Siskom Taktis
Security
sumber gambar: "Key Challenges of Military Tactical Networking and the Elusive Promise of MANET Technology "
Super Network
sumber gambar: “Link 22 Guidebook Overview”
sumber gambar: “Link 22 Guidebook Overview”
Network Entry
sumber gambar: “Link 22 Guidebook Overview”
Resilience
LTE High Security
Low Latency
High Throughput
High Data Rate
Networking
Support of Variable Bandwidth
Metodologi simulasi transmitter data
encoding
interleaver
SCFDMA kanal AWGN
data
decoding
deinterleaver
SCFDMA
jamming
receiver
kajian
sumber gambar: http://endibiaro.blogdetik.com/?page_id=278
LOGO
HASIL SIMULASI
SC-FDMA tanpa jamming 1 SC-FDMA tanpa Encoding-Interleaver SC-FDMA dengan Encoding-Interleaver
0.1
BER
modifikasi: Convolutional coding Interleaver 16×16 0.01
0.01
0
5
4
6
7.75 Eb/No(dB)
10
11.5
13.5
Variasi Interleaver (tanpa jamming) 0
10
untuk selanjutnya digunakan interleaver 8×8
-1
BER
10
-2
10
SC-FDMA SC-FDMA SC-FDMA SC-FDMA SC-FDMA SC-FDMA
tanpa Encoding-Interleaver dengan Encoding-Interleaver 4x4 dengan Encoding-Interleaver 8x8 dengan Encoding-Interleaver 16x16 dengan Encoding-Interleaver 32x32 dengan Encoding-Interleaver 64x64
-3
10
0
5
10 Eb/No(dB)
15
Singletone-jamming 0
10
-1
BER
10
saat Eb/No 12 dB: •
BER jamming sinusoidal ±0,15
•
BER jamming eksponensial ±0,0009
-2
10
-3
10
SC-FDMA SC-FDMA dg Singletone Jamming <Sinus> SC-FDMA dg Singletone Jamming <Eksponensial>
*besar amplitudo sinyal jamming sama , yakni 0,5
-4
10
0
2
4
6
8 Eb/No(dB)
10
12
14
Multitone-jamming *pada sub-carrier yang sama
*pada sub-carrier yang berbeda 0
0
10
10
-1
-1
10
BER
BER
10
-2
-2
10
10
SC-FDMA
SC-FDMA
Multitone Jamming <Sinus pd SC yg Sama>
Multitone Jamming <Sinus pd SC yg Berbeda> Multitone Jamming <Eks pd SC yg Berbeda>
Multitone Jamming <Eks pd SC yg Sama>
Multitone Jamming <Eks+Sin> yg Berbeda
Multitone Jamming <Sinus+Eks pd SC yg Sama> -3
-3
10
0
5
10 Eb/No(dB)
15
10
0
5
10 Eb/No(dB)
Multitone-jamming eksponensial lebih dulu mencapai nilai BER 10-3 terlebih dahulu daripada dua jenis multitone-jamming yang lain
15
Variasi Amplitudo *pada singletone-jamming sinusoidal
*pada singletone-jamming eksponensial 0
0
10
10
-1
-1
10
BER
BER
10
-2
-2
10
10
tanpa jamming singletone, eksponensial, singletone, eksponensial, singletone, eksponensial, singletone, eksponensial, singletone, eksponensial,
tanpa jamming dengan Singletone, Sinus, A=0.2 dengan Singletone, Sinus, A=0.5 dengan Singletone, Sinus, A=1 -3
10
A=0.2 A=0.5 A=1 A=2 A=3
-3
0
5
10
15
10
0
5
10
15
Eb/No(dB)
Eb/No(dB)
Amplitudo jamming = 1 (berarti 0,37 kali amplitudo sinyal informasi)
Amplitudo jamming = 3 (berarti 1,13 kali amplitudo sinyal informasi)
Variasi Interleaver pada SC-FDMA dengan singletone-jamming 0
10
-1
10
BER
saat dikenai singletone-jamming interleaver 4×4 memiliki performa lebih baik
-2
10
SC-FDMA dg Singletone-jamming <Sinus> Singletone-jamming dg interleaver 4x4 Singletone-jamming dg interleaver 8x8 Singletone-jamming dg interleaver 16x16 -3
10
0
5
10
15 Eb/No(dB)
20
25
Variasi Interleaver pada SC-FDMA dengan multitone-jamming 0
10
-1
BER
10
saat dikenai multitonejamming interleaver 4×4 memiliki performa lebih baik
-2
10
-3
10
SC-FDMA dg Multitone-jamming dg interleaver 4x4 dg interleaver 8x8 dg interleaver 16x16
-4
10
0
2
4
6
8
10 Eb/No(dB)
12
14
16
18
20
Hasil Kajian Super Network user sampai 200 dynamic scheduling AMC
Network Entry MME pada EPC AAA server protokol AKA Network Recovery fast cell selection
Kesimpulan (1) Kriteria sistem komunikasi taktis militer: tahan terhadap jamming, memiliki kemampuan super network, network entry, dan network recovery. Performa sistem uplink pada LTE, lebih baik jika diberikan penambahan proses convolutional code dan interleaver.
Pada kondisi tanpa jamming, interleaver 8×8 memiliki performa yang lebih baik, namun saat diberi jamming, interleaver 4×4 memiliki performa lebih baik. SC-FDMA lebih rentan terhadap jamming berupa sinyal sinusoidal baik pada singletone maupun multitone-jamming.
Kesimpulan (2) LTE memiliki sistem yang dapat mengakomodasi super network dengan dynamic scheduling dan AMC. LTE juga memiliki mekanisme netwotk entry dengan dibekali sistem MME pada interface radionya, sehingga mampu menyediakan kemampuan autentikasi dan identifikasi yang baik dengan didukung server AKA dan protokol AAA. LTE memiliki kemampuan network recovery yang baik dengan adanya sistem fast cell selection.
LOGO
Terima Kasih