Transportasi
KAJIAN HASIL PELAKSANAAN RSPA (ROAD SAFETY PARTNERSHIP ACTION) DI PROPINSI RIAU TAHUN 2012 (188T) Sugeng Wiyono Jurusan Teknik Sipil, Universitas Islam Riau, Jl. Kaharudin Nasution Km 10 P. Marpoyan Pekanbaru
[email protected]
ABTRACT Action program in support of road safety partnership was held as a follow up of the Decade of Action for Road Safety 2011-2020.This program described by the Riau Police to invite related agencies with other elements of society to work together to find the problem solving of traffic problems. This study addresses one of the results of the RSPA held in Riau Province, which is associated with geometric and pavement conditions including traffic sign and road markings.The data was collectedfrom black Spot area and analysed base on Bina Marga Standart. The results of this study are most all black spot road exceeds traffic capacities, the geometric road still below standard technical requirements, pavement damages,traffic signs androad markings incomplete. Based on the study may be concludedthat pavement need widening to a minimum 7 m, widening the shoulder into a minimum of 2 m, pavement maintenance, fulfillment side clearances, and the installation of trafficsigns at the black spot and finaly can be advised for all the components involved have attention to the results of RSPA study. Keywords: Black Spot, Road Geometric.
1.
PENDAHULUAN
Latar Belakang Keselamatan merupakan salah satu prinsip dasar penyelenggaraan transportasi. Di Indonesia, prinsip ini sering tidak sejalan dengan apa yang terjadi di lapangan. Hal ini dapat diindikasikan dengan semakin meningkatnya jumlah dan fatalitas korban kecelakaan. Berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Ditlantas Polda Riau, pada tahun 2011 jumlah kematian akibat kecelakaan telah mencapai 811 jiwa, yang artinya dalam setiap 1 hari terdapat sekitar 1 - 2 orang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas jalan. Secara nasional, kerugian akibat kecelakaan lalu lintas jalan diperkirakan mencapai 2,9 – 3,1 % dari total PDB Indonesia. Memperhatikan hal tersebut, keselamatan jalan sudah sewajarnya menjadi prioritas nasional yang mendesak untuk segera diperbaiki. Permasalahan keselamatan jalan tidak hanya dihadapi dalam skala nasional saja, tetapi juga menjadi masalah global. Setiap tahun, terdapat sekitar 1,3 juta jiwa meninggal akibat kecelakaan lalu lintas, atau lebih dari 3.000 jiwa per harinya. Jika tidak ada langkah-langkah penanganan yang segera dan efektif, diperkirakan korban kecelakaan akan terus meningkat. RSPA adalah suatu program aksi kemitraan dalam mendukung keselamatan jalan. Program ini dilaksanakan sebagai tindak lanjut dari Dekade Aksi Keselamatan Jalan 2011-2020, yang kemudian dijabarkan oleh Ditlantas Polda Riau dengan mengajak instansi yang terkait bersama dengan elemen masyarakat lainnya untuk bekerjasama menemukan problem solving dari permasalahan lalulintas. Tulisan ini membahas salah satu hasil RSPA yang baru dilaksanakan di Provinsi Riau, yaitu yang terkait dengan kondisi jalan termasuk bangunan pelengkap dan kelengkapannya yang mempunyai andil yang cukup besar dalam menunjang keberhasilan program RSPA di Provinsi Riau.
Tujuan dan Sasaran a.
b.
Tujuan 1) Melaksanakan platform global, regional dan nasional untuk mengurangi angkakorban kecelakaan di jalan melalui program Dekade Aksi Keselamatan Jalan RI (2011-2020) 2) Mengajak semua pihak untuk berkonstribusi dalam aksi penurunan jumlahkorban kecelakaan 3) Memberikan pedoman untuk mengurangi jumlah korban kecelakaan di jalan. Sasaran Sasaran yang dicanangkan dalam pelaksanaan program RSPA ini adalah sebagai tindak lanjut dari RUNK jalan dalam rangka menurunkan jumlah korban meninggal dan korban luka-luka sebesar 50 % sesuai dengan resolusi PBB.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T - 173
Transportasi
Program RSPA Program RSPA yang merupakan pilar dalam Rencana Umun Nasional Keselamatan terdiri dari : 1. Manajemen Keselamatan Jalan (Road Safety Management) Mendorong terselenggaranya koordinasi antar pemangku kepentingan dan terciptanya kemitraan sektoral guna menjamin efektivitas dan keberlanjutan pengembangan dan perencanaan strategi keselamatan jalan, termasuk didalamnya penetapan target pencapaian dari keselamatan jalan dan melaksanakan evaluasi untuk memastikan penyelenggaraan keselamatan jalan telah dilaksanakan secara efektif dan efisien. 2. Jalan yang Berkeselamatan (Safer Road) Jalanberkeselamatan adalah infrastruktur jalan yang mampu mereduksi dan mengakomodir kesalahan dari pengguna jalan, sehingga dapat terhindar dari kecelakaan. 3. Kendaraan yang Berkeselamatan (Safer Vehicle) Kendaraan yang digunakan di jalan telah mempunyai standar keselamatan yang tinggi, sehingga mampu meminimalisir kejadian kecelakaan yang diakibatkan oleh sistem kendaraan yang tidak berjalan dengan semestinya. Selain itu, kendaraan juga harus mampu melindungi pengguna dan orang yang terlibat kecelakaan untuk tidak bertambah parah, jika menjadi korban kecelakaan. 4. Perilaku Pengguna Jalan yang Berkeselamatan (Safer People or Road User) Pengguna jalan yang sadar akan resiko keselamatan di jalan serta berbuat sesuai peraturan tentang keselamatan dijalan, termasuk di dalamnya peningkatan penegakkan hukum dan pendidikan& pelatihan pengguna jalan. 5. Penanganan Korban Pasca Kecelakaan (Post Crash Response) Peningkatan penanganan tanggap darurat pasca kecelakaan dengan meningkatkan kemampuan pemangku kepentingan terkait, baik dari sisi sistem ketanggap daruratan maupun penanganan korban termasuk didalamnya melakukan rehabilitasi jangka panjang untuk korban kecelakaan. Dalam pelaksanaannya, kelima pilar menjalankan kewenangannya dengan prinsip mutually inclusive atau integrasi dari interaksi pilar-pilar keselamatan jalan yang bernilai tambah.
2.
METODOLOGIRSPA
Tahapan RSPA 1.
2.
3.
Survey RSPA Survey RSPA merupakan survey untuk menentukan kawasan/area yang dijadikan target RSPA, yaitu suatu desain kawasan yang menggambarkan ketertiban dan keteraturan lalu lintas dalam hal ini pada kegiatan awal RSPA ini ditentukan lokasi Black Spot berdasarkan data dari Polisi Lalu lintas. Tujuan survey adalah : a. Pengamatan terhadap perilaku berlalu lintas para pengguna jalan. b. Untuk mengetahui kebutuhan sarana prasarana jalan yang diperlukan. c. Untuk mengetahui kondisi geometri dan perkerasan jalan, apakah sudah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku terutama dalam menjaga keselamatan lalu lintas pemakai jalan. d. Melakukan survey kondisi lalu lintas sebagai dasar untuk perencanaan geometri dan perkerasan jalan raya, serta melakukan pengamatan secara umum untuk mengetahui pola perjalanan. e. Melakukan pendataan terhadap pranata sosial yang ada di sekitar jalan, sebagai dasar pelaksanaan kegiatan edukasi bidang lalulintas (dikmaslantas) f. Untuk mengetahui karakter-karakter tertentu yang mengganggu keamanan keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas. Penyusunan buku panduan RSPA Merupakan buku panduan yang disusun setelah survey dilaksanakan, buku panduan berisi laporan hasil survey dan rekomendasi untuk mewujudkan kawasan/area RSPA yang akan dilaksanakan. Penilaian RSPA Penilaian meliputi : a. Ada tidaknya serta keaktifan forum LLAJ pada daerah tersebut. b. Adanya perubahan perilaku berlalulintas pada daerah RSPA. c. Adanya perubahan geometri dan kondisi perkerasan jalan (kondisi fisik jalan) sehingga memenuhi persyaratan teknis dalam rangka mempertimbangkan factor kenyamanan dan keselamatan mobilitas kendaraan. d. Keberadaan sarana dan prasarana jalan yang mendukung program RSPA. e. Adanya dukungan pranata social dalam mendukung terselenggaranya kamseltibcarlantas di area/kawasan RSPA serta adanya koordinasi dan kerja sama yang baik dari seluruh stakeholder utk menyelesaikan permasalahan lalu lintas guna dalam rangka terwujudnya keamanan, keselamatan, ketertipan dan kelancaran lalu lintas.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
T - 174
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Transportasi
4.
Pemberian Reward Diberikan kepada Kabupaten/kota yang berdasarkan penilaian dinyatakan sebagai pemenang RSPA Provinsi Riau Tahun 2012-2013. Sebagai realisasinya akan dibangun kawasan RSPA oleh Tim RSPA bekerja sama dengan forum LLAJ Provinsi Riau.
Tim RSPA Provinsi Riau Terdapat 11 (sebelas) tim yang diturunkan dalam kegiatan survey RSPA, masing-masing tim terdiri dari 7 (tujuh) orang tim survey. Ketujuh tim survey tersebut masing-masing tim terdiri dari : 1. 2 (dua) orang dari Ditlantas Polda Riau. 2. 2 (dua) orang dari Dishub Propinsi Riau. 3. 2 (dua) orang dari Universitas Islam Riau. 4. 1 (satu) orang dari Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Riau.
Pelaksanaan Kegiatan RSPA Pelaksanan kegiatan RSPA ini didukung oleh PT. Chevron Pasific Indonesia (PT. CPI), melalui penandatangan MoU antara PT. CPI dengan Ditlantas Polda Riau pada hari kamis tanggal 7 juni 2012.Kegiatan survey RSPA dilaksanakan pada 11 (sebelas) lokasi dan dimulai pada 8 juni 2012 dan berakhir tanggal 11 juni 2012.
3.
HASIL RSPA TRIWULAN II
Manajemen Keselamatan Jalan (Road Safety Management) Pada kegiatan RSPA ini kegiatan manajemen keselamatan jalan dilakukan dengan diskusi yang terkait dengan kecelakaan lalu lintas yang cukup menonjol yaitu kecelakaan antara mobil Avansa dengan truk, di jalan lintas timur Km 188 – 189, depan LANUD Japura Kabupaten Indragiri Hulu yang menewaskan 8 (delapan) orang dari sembilan penumpang mobil Avansa. Hasil diskusi menunjukkan kita tidak hanya menyalahkan manusia (Human Error) tetapi harus introspeksi bersama bagaimana kondisi geometri, perkerasan, kelengkapan rambu dan marka jalan. Dari hasil diskusi, menunjukkan terdapat kesalahan manusia pengendara mobil avansa yang diperkirakan terlalu kencang dan tak terkendali serta kondisi sarana dan prasarana jalan yang kurang memenuhi syarat yang diperkirakan adalah sebagai berikut : 1. Pengemudi tidak bisa mengendalikan kendaraan saat berbelok, yang disebabkan kendaraan melaju terlalu kencang. 2. Diperkirakan pengemudi terkecoh oleh marka jalan yang putus-putus, sehingga menyangka jalan lurus. 4. Adanya pohon dan semak penghalang pandangan bebas samping. 5. Bahu jalan sebelah kiri arah pekanbaru tidak memenuhi syarat ( lebar < 1,25m ). 6. Tidak adanya rambu serta patok pengarah/guardrail 7. Lebar perkerasan dan bahu jalan yang kurang lebar (minimal lebar perkerasan 7 m, bahu 2,0 m untuk kategori jalan arteri sekunder/kelas II, UU no 22 tahun 2009)
Gambar 1. Lokasi Kecelakaan Lintas Timur Km 188 – 189
Gambar 2. Kecelakaan Menonjol di KM. 188-189 Depan LANUD JAPURA INHU Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T - 175
Transportasi
Disamping pembahasan kecelakan lalu lintas tersebut di atas, juga dirasakan perlunya penyusunan Standarisasi Format Data Laka Lantas Secara Nasional Atau Integreated Road Safety Management System 2 (IRSMS 2) merupakan sistem penghimpunan data laka lantas secara terintegrasi dan dilaksanakan di seluruhIndonesia.
Jalan yang Berkeselamatan (Safer Road) Survey jalan berkeselamatan terdiri dari survey lalu lintas, geometriJalan, kondisi perkerasan jalan serta bangunan/sarana pelengkap jalan (rambu, marka jalan dll). Survey lalulintas dilaksanakan selama 4 hari, dengan tujuan untuk mendapatkan volume lalu lintas yang melewati jalan tersebut dalam satuan LHR (lalu lintas Harian Rata-rata) dalam smp (satuan mobil penumpang) serta perkiraan jumlah ekivalen standart axle (ESA) per hari. Survey LHR akan dapat dipakai untuk melihat apakah jalan tersebut sudah memenuhi syarat geometrinya, sedangkan survey ESA akan dipakai untuk melihat kekuatan struktur perkerasannya yang dapat dikaitkan dengan kerusakan perkerasan jalan.Disamping itu juga dilakukan kajian terhadap black spot pada lokasi survey, yang meliputu kecepatan kendaraan yang lewat, kerusakan jalan, kondisi geometri jalan serta pelengkap jalan seperti, rambu-rambu, marka, dan lain-lain. Hasil survey selengkapnya dari setiap kabupaten dan kota sebagaimana tabel 1. berikut :
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
T - 176
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Transportasi
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T - 177
Transportasi
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
T - 178
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
Transportasi
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7) Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013
T - 179
Transportasi
4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. 2.
RSPA adalahsuatu program aksi kemitraan dalam mendukung keselamatan jalan. Program inidilaksanakansebagaitindaklanjutdariDekadeAksiKeselamatanJalan 2011-2020. Dari hasil survey, evaluasi dan diskusi RSPA khususnya pada lokasi survey diperlukan kegiatan penanganan Geomitrik & perkerasan jalan serta perlengkapan rambu jalan sebagai berikut : a. Pelebaran perkerasan jalan minimal menjadi 7 m, bahu jalan 2 m, sesuai dengan persyaratan jalan Arteri Kelas II. b. Pelebaran perkerasan pada tikungan antara 0,4 – 1,0 m (tergantung jari-jari tikungan) c. Pemasangan rambu dan marka jalan pada daerah-daerah Black Spot serta yang memerlukan. d. Normalisasi kemiringan/superelevasi jalan baik pada jalan lurus maupun kemiringan pada tikungan e. Perbaikan kerusakan terutama lubang pada perkerasan jalan. f. Perbaikan elevasi bahu jalan terhadap elevasi perkerasan jalan. g. Pembersihan rintangan pandangan bebas samping.
Saran 1. 2. 3. 4.
Hendaknya program RSPA ini secara kontinu dilakukan baik di tingkat Nasional, Provinsi maupun kabupaten dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Hendaknya dokumen RSPA ini di tindaklanjuti secara konsisten oleh seluruh pemangku kepentingan. Perlunya pendidikan keselamatan berlalulintas (engineering education, and enforcement) serta pendidikan keselamatan di sekolah-sekolah. Perlu segera direalisasi pembangunan prasarana dan sarana Mass Rapit Trasportation (MRT) seperti jalan kereta api, jalan tol dll.
DAFTAR PUSTAKA American Association of State Highway And Transportation Officials-AASHTO. 1981. Interim Guide for Design Of Pavement Structure. Washington, D.C. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1986. Road Condition Survey Manual. Transport Planning Unit. Indonesia. Direktorat Jenderal Bina Marga, 1987. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI)). Indonesia. Dep. Pekerjaan Umum Direktorat Jenderal Bina Marga, 1997, Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota, Jakarta. Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian PU, 2012, Panduan Teknis Pengisian Form Uji Laik Fungsi Jalan, Jakarta. Morlok, EK terjemahan Hainim, JK., “Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi”, Penerbit Erlangga, Jakarta, 1985.
Konferensi Nasional Teknik Sipil 7 (KoNTekS 7)
T - 180
Universitas Sebelas Maret (UNS) - Surakarta, 24-26 Oktober 2013