Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015
ISSN : 1858-3695
KAJIAN BENTUK LAHAN WILAYAH PESISIR KOTA PADANG SEBAGAI PEREDAM RAYAPAN TSUNAMI Henny Yustisia1) Heri Prabowo2) Staf Pengajar Teknik Sipil Universitas Negeri Padang
[email protected]
1) , 2)
Abstract
Case of September 30th, 2009 earthquake with a magnitude of 7.6 SR is very dangerous for the coast of West Sumatra because it can cause a tsunami. Diverse forms of land on the coast of West Sumatra Padang influence on creep tsunami if at any time the tsunami struck. Each of these landforms that affect different creep effects in case of a tsunami. Through this study analyzed the characteristics of landforms and land use in coastal areas of the city of Padang in an effort to minimize the creep area tsunami in Padang. Landform coastal area of Padang, which can reduce creep tsunami directly namely denudasional eroded hills weak. This hill has a hilly relief with a large enough height. Other forms of land that is not the form of coastal land has a good level of damping tsunami that isolated hills. Efforts should be made to optimize the shape of the land as the tsunami absorbers restore coastal forest functions, optimizing the function of coral reefs, making the building non-physical and physical mitigation. Keyword : earthquake, tsunami, landforms
PENDAHULUAN
Sumatera, secara tidak langsung bencana
Kota kepesisiran merupakan kota yang secara geografis berbatasan langsung dengan laut. Salah satu kota kepesisiran di Provinsi
Sumatera
Barat
adalah
Kota
Padang yang sebelah baratnya berbatasan langsung dengan Samudera Hindia. Kota pesisiran umumnya memiliki karakteristik yang sangat berbeda dengan kota darat. Jika selama ini konsentrasi penataan ruang cenderung penataan ruang darat, maka semenjak
bencana
tsunami
Aceh
dan
Sumatera Utara melanda wilayah yang merupakan kota kepesisiran, para ahli tata ruang sedikit tersentak. Ditambah lagi kota kepesisiran tersebut merupakan daerah yang teridentifikasi rawan bencana tsunami. Pada wilayah yang rawan gempa bumi dan tsunami seperti di pesisir barat
alam akan selalu mengancam penduduk yang bertempat tinggal di wilayah pesisir tersebut.
Upaya
yang
dapat
dilakukan
adalah meminimalkan dampak bencana yang akan terjadi dengan upaya mitigasi terstruktur dan sistematis. Upaya yang dapat dilakukan dapat seperti pembuatan peta rawan bencana, peta kerentanan, peta risiko, sistem peringatan dini, penyadaran masyarakat,
pembuatan
bangunan
fisik
maupun rehabilitasi fungsi kawasan alami seperti
sand
dunes,
terumbu
karang,
mangrove maupun vegetasi pantai/hutan pantai. Kasus gempa bumi 30 September 2009 yang berkekuatan 7,6 SR sangat berbahaya bagi pesisir Sumatera Barat karena
dapat
menimbulkan
gelombang
11
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 tsunami. Bentuk
lahan
yang beraneka
ragam di pesisir Sumatera Barat khususnya Kota Padang sangat berpengaruh terhadap rayapan
tsunami
tsunami
terjadi.
jika
sewaktu-waktu
Masing-masing
lahan memberikan dampak
bentuk
yakni efek
rayapan yang berbeda jika terjadi tsunami. Oleh karena itu melalui penelitian ini akan dikaji dan dianalisis karakteristik bentuk lahan dan penggunaan lahan di wilayah pesisir
Kota
Padang
dalam
upaya
meminimalisasi daerah rayapan tsunami di Kota Padang.
antar lempeng-lempeng tektonik di bawah permukaan bumi.
Pergesekan
mengeluarkan energi yang luar dan menimbulkan
ini biasa
goncangan
di
permukaan. Indonesia sangat rawan gempa geografis
berada
dekat
dengan lempeng-lempeng yang aktif dan saling berhubungan satu sama lain, serta karena adanya gunung-gunung berapi yang aktif (Yayasan IDEF, 2004). Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi. bumi
biasa
disebabkan
oleh
pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan
daerah
asal
terjadinya
kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun
Jepang, yaitu tsu dan nami yang berarti geombang pelabuhan. Gelombang dalam hal ini dijelaskan oleh (Don dan Leet, 2006) berbeda
dengan
padat,
gelombang
yang
diakibatkan oleh angin, yang dapat dilihat. Gelombang ini terjadi di laut yang tidak berangin dan dapat juga melaju akibat badai dengan kecepatan ratusan mil perjam. Lebih rinci Subandono dan Budiman (2008) menjelaskan
gangguan
Gempa bumi terjadi karena gesekan
Gempa
Kata ‘tsunami’ berasal dari bahasa
tsunami
merupakan
panjang yang disebabkan karena adanya
Gempa bumi
karena secara
Tsunami
gelombang laut yang terjadi dalam periode
TINJAUAN PUSTAKA
besar
ISSN : 1858-3695
selalu
bergerak,
impulsif
di
laut.
Gangguan
impulsif tersebut dapat berupa gempa bumi di laut, letusan gunungapi di laut, longsor di laut, dan juga jatuhnya meteor di laut. Tanda-tanda terjadinya tsunami menurut Diposaptono dan Budiman (2008) sangat beragam, antara lain: 1. Air laut surut secara cepat dan mendadak 2. Terdapat
gempa
yang
terasa
hingga pesisir, dan kemungkinan gempa
terjadi di laut sehingga
dapat memicu tsunami 3. Bau garam dan angin dingin di pantai,
yang
mengindikasikan
bahwa
di laut sedang terjadi
turbulensi air laut 4. Terdengar suara bergemuruh dari laut.
dan
gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah terlalu besar 2010).
untuk
dapat
ditahan
(Wikipedia,
Hubungan Antara Karakteristik Pantai dengan Tsunami
12
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 Saroso, Bambang Tirtoyuliono dan Agus Puji Prawoto (1994)
ISSN : 1858-3695 Lhoknga NAD 26 Desember 2004 dimana
menerangkan
tinggi run-up tsunami mencapai 31,5 m,
tentang morfologi pantai rawan tsunami di
Teluk Pancer Banyuwangi 2 Juni 1994 yang
Indonesia. Besar kecilnya kekuatan tsunami
mencapai tinggi run-up 14 m, dan Teluk
disamping ditentukan oleh kekuatan gempa,
Korim
juga
mencapai tinggi run-up 12 m.
ditentukan
oleh
morfologi
pantai.
Hal- hal yang dapat diamati pada pantai adalah:
geometri,
kelandaian,
kekasaran
serta
vegetasi
sedangkan
nilai
kerusakan
Biak
17
Februari
1996
yang
Jarak jangkauan tsunami ke daratan
dan
sangat ditentukan oleh terjal landainya
penutupnya,
morfologi pantai. Pada pantai yang terjal
dan
tsunami tidak akan terlalu jauh mencapai
bangunan sangat terkait dengan penataan
daratan karena tertahan dan dipantulkan
ruang
kembali oleh tebing pantai. Sedangkan di
dan
bangunan
lahan
tersebut.
Dalam
penelitian ini diberikan tiga buah contoh
pantai
tipikal
menerjang
pantai
yang
telah
mengalami
yang
landai
sampai
tsunami
beberapa
dapat
kilometer
bencana tsunami, yaitu: Pantai Selatan
masuk ke daratan. Contohnya yang terjadi
Jawa Timur, Pantai Ambon Maluku, Pantai
di Pantai Banda Aceh di mana tsunami
Krakatau
menerjang
dan
sekitarnya.
Guna
mendapatkan perencanaan yang efisien dan
ekonomis,
maka
perlu
masuk
ke
daratan
sampai
sejauh 5 km dari garis pantai.
dilakukan
Suatu
bangunan
dan
penelitian dan pengembangan data yang
impermeabel
rinci pada setiap tipikal morfologi pantai
gelombang lebih besar daripada bangunan
tersebut.
miring dan permeabel. Demikian pula pantai
(2008)
Subandono dan Budiman menjelaskan
memantulkan
tinggi
yang terjal akan memantulkan gelombang
gelombang tsunami di daerah pantai selain
yang lebih besar daripada pantai yang
dipicu oleh besarnya gempa, lokasi gempa,
landai. Suatu teluk biasanya mempunyai
besarnya deformasi vertikal dasar laut, dan
frekuensi alami pergerakan air internal
jarak sumber gempa juga disebabkan oleh
terhadap batimetri yang terdapat dalam
bentuk
teluk.
batimetri,
bahwa
akan
tegak
topografi,
dan
geomorfologi pantai. Tinggi tsunami di laut dalam
hanya
sekitar
1-2
meter,
Najoan
dan
Kardana
(1994)
saat
mengembangkan secara statistik beberapa
mendekati pantai dapat mencapai puluhan
hubungan yaitu: hubungan antara frekuensi
meter. Tinggi tsunami akan mencapai harga
kejadian per tahun tsunami dengan tinggian
maksimum pada pantai dengan morfologi
rayapan, dan hubungan antara probabilitas
landai dan berlekuk seperti teluk, muara
terjadinya tsunami dengan tinggi rayapan
sungai, dan tanjung karena adanya refraksi
untuk berbagai masa guna banguan. Dari
dan difraksi gelombang. Hal semacam ini
kedua hubungan tersebut dapat digunakan
terlihat pada kasus tsunami di Teluk rayapan tsunami di Nusa Tenggara,
sebagai acuan dalam memperkirakan tinggi ditimbulkan tsunami dapat ditentukan
sehingga, tata letak dan gaya- gaya yang
secara lebih realistis. Dalam penelitian ini
13
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015
ISSN : 1858-3695
juga disertakan skala daya hancur tsunami
agar sejalan dan sesuai dengan upaya
yang dibuat oleh Imamura seperti pada
mitigasi baik fisik maupun upaya lainnya.
Tabel 1 berikut:
Upaya fisik meliputi pembuatan break water (pemecah gelombang), sea wall (tembok
Tabel 1. Skala Daya Hancur Tsunami Klasifikasi Besaran Tsunami -1 0
Tinggi Rayapan Maximum ( m dpal ) 0.5 1
laut,
retrofitting
(penguatan
bangunan),
artificial hill (bukit buatan, vegetasi pantai, Daya Hancur
Tidak Ada Kecil Kerusakan 1 2 pada pantai dan kapal Kerusakan besar di 2 4-6 kawasan pantai, korban jiwa Kerusakan 400 Km di 3 10-20 sepanjang pantai Kerusakan 500 Km di 4 30 sepanjang pantai Sumber: Imamura dalam Najoan dan Kardana (1994)
shelter ( tempat perlindungan). Sedangkan upaya
non
fisik
meliputi
pelatihan, penyadaran ruang,
zonasi,
pendidikan,
masyarakat, tata
relokasi,
peraturan
perundangan, dan penerapan pengelolaan wilayah pesisir terpadu (Integrated Coastal Zone Management-ICZM). Survei ini bertujuan untuk mengambil data primer, yang meliputi, profil tegak lurus garis pantai, geometri pantai, relief pantai, kemiringan material
lereng,
penggunaan
penyuusn bentuk
lahan,
lahan-bentuk
lahan dan vegetasi yang tumbuh atau hidup di sekitar wilayah pantai. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampling. Sampel-sample yang diambil yakni yang sesuai
dengan
dengan
tujuan
metode
penelitian
purposive
yakni
sampling.
Mitigasi dan Penanggulangan Bencana
Metode pengambilan sampel didasarkan
Gempa bumi dan Tsunami
pada keberagaman bentuk lahan yang ada.
Mitigasi ialah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui
pembangunan
fisik
maupun
penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana. Mitigasi dilakukan untuk mengurangi risiko bencana bagi masyarakat yang ada pada kawasan
Analisis data mencakup analisis secara deskriptif.
Analisis
deskriptif
yakni
menjelaskan karakteristik peredaman dari masing-masing
bentuk
lahan
dan
membandingkan antara bentuk lahan yang satu
dengan
bentuk
lahan
yang
lain
(komparatif).
rawan bencana (UURI 24/2007 ps. 1). Mitigasi tsunami dapat dilakukan
PEMBAHASAN
baik secara fisik maupun alami.Sedangkan
Karakteristik Pantai Di Wilayah Pesisir
secara nonfisik menyangkut penyesuaian
Kota Padang
dan pengaturan tentang kegiatan manusia
Pantai
di
wilayah
Pesisir
Kota
14
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015 Padang
memiliki
tipologi
pantai
yang
ISSN : 1858-3695 solusional, bentuk lahan
asal
berupa land erosion coast. Pesisir Kota
aeolin,
asal proses
Padang merupakan pesisir yang terbentuk
denudasional
akibat erosi lahan di daratan yakni oleh
proses organik.
erosi sungai. Karakteristik pantai di wilayah pesisir Kota bergisik
Padang
dengan
mempunyai pantai
hamparan
pasir
sepanjang gisiknya. Bentuklahan
bentuk lahan
dan bentuk lahan asal
Berdasarkan Peta
proses
interpretasi
dari
Geomorfologi Kota Padang dan
di
pengamatan lapangan, bentuk lahan yang
gisik
berkembang di wilayah pesisir Kota Padang
merupakan bentuklahan yang langsung
terdiri
berbatasan
fluvial, bentuk lahan asal proses marin,
dengan
dipengaruhi
oleh
laut.
Gisik
lahan
Material yang menyusun bentuklahan gisik
denudasional.
Wilayah
yakni
oleh
gelombang.
material
pasir.
dan
bentuk lahan
bentuk
didominasi
aktivitas
sangat
atas
asal
proses
asal
proses
pesisir
bagian
selatan Kota Padang sebagian
besar
Kebanyakan pantai di daerah utara Kota
tersusun atas bentuk lahan asal proses
Padang memiliki pantai terbuka dengan
denudasional
pandangan lepas. Garis pantai di pesisir
bentuk lahan asal proses marin maupun
Kota Padang ada yang memanjang lurus
fluvial. Sedangkan wilayah pesisir bagian
dan
atau
utara Kota Padang tersusun atas bentuk
melengkung membentuk tanjung dan teluk
lahan asal proses fluvial dan bentuk lahan
yang nyata.
asal proses marin.
ada
yang
berbelok-belok
dan
sedikit diselingi oleh
Bentuk lahan asal proses fluvial Bentuk
lahan
Wilayah
Pesisir
Kota
Padang
yang
menyusun
pesisir
Kota
Padang
terdiri atas dataran fluvial, tanggul sungai,
Bentuk lahan permukaan
adalah bumi
bagian
yang
dari
rawa belakang, kipas alluvial dan dataran
mempunyai
aluvial pantai. Bentuk lahan asal proses
karakteristik bentuk yang khas sebagai
marin yang menyusun
akibat pengaruh kuat dari proses dan
terdiri atas gisik dan tombolo. Sedangkan
struktur
kulit
material
bentuk lahan asal proses denudasional
batuan
dalam
waktu
tertentu
yang menyusun wilayah pesisir Kota Padang
(Sunarto, 1991). Bentuk lahan
dapat
dibedakan
bumi
terhadap
periode
menurut
wilayah pesisir
yakni perbukitan terkikis lemah.
genesisnya (asal Menurut
Sebagian besar wilayah pantai selatan
lahan
dapat
Kota Padang didominasi oleh pantai yang
delapan
macam
terjal. Bahkan bentuk lahan ini mempunyai
bentuk lahan asal proses yakni bentuk
urutan yang pertama dari garis pantai.
lahan asal proses volkanis, bentuk lahan
Topografi
asal proses fluvial, bentuk lahan asal
kemiringan lereng yang cukup besar maka
proses marin, bentuk lahan asal proses
jika terjadi tsunami bentuk lahan ini dapat
proses klasifikasinya dibedakan
terbentuknya). bentuk menjadi
yang
berbukit
dan
dengan
secara efektif meredam rayapan tsunami.
15
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015
ISSN : 1858-3695 tanggul sungai di wilayah pesisir Kota
Bentuk lahan Wilayah Pesisir
Padang juga tidak dapat meredam tsunami
Kota Padang
dengan
baik.
Hal
ini
dikarenakan
Bentuk lahan wilayah pesisir yang dapat
kenampakan tanggul sungai yang sudah
meredam tsunami dengan efektif di wilayah
tidak dapat dijumpai lagi di lapangan dan
pesisir Kota Padang yakni bentuk lahan
terlihat datar sama seperti di sekitarnya.
perbukitan
denudasional terkikis lemah.
Tanggul sungai yang baik seharusnya
Bentuk lahan ini sangat efektif untuk
lebih tinggi dari permukaan sungai dan
meredam tusnami. Hal ini dikarenakan
sekitarnya.
topografi
yang
wilayah
pesisir
berbukit dan mempunyai ketinggian yang
tampak
lagi.
cukup tinggi dari permukaan laut sehingga
tanggul sungai tersebut sudah menjadi
aman dari rayapan tsunami kelas
1-4.
permukiman dan jalan sehingga bentuk
denudasional
lahan ini tidak dapat meredam tsunami.
mendominasi pesisir bagian selatan dari
Bentuk lahan tombolo, dataran bekas rawa,
Kota Padang. Penggunaan lahan dari
rawa belakang dan laguna juga tidak
bentuk lahan iniyang kebanyakan hutan
efektif
maka vegetasinya juga efektif meredam
dikarenakan bentuk lahan ini juga memiliki
rayapan tsunami. Sehingga bentuk lahan
relief yang relatif datar sehingga rayapan
ini merupakan bentuk lahan yang paling
tsunami tidak dapat diredam dengan baik.
dari
Bentuk lahan
bentuk lahan
perbukitan
ini
ideal sebagai peredam tsunami. Bentuk
yang
Hal
meredam
Faktor
tidak
Kota Padang ini
dikarenakan
tsunami.
lainnya
ini tidak
yang
Hal
ini
juga
dapat
berpengaruh terhadap peredaman tsunami
meredam tsunami dengan baik yakni
yakni vegetasi. Vegetasi di bentuk lahan
bentuk lahan gisik, dataran aluvial pantai,
gisik sangat sedikit ditemukan. Hanya di
tanggul sungai, dataran fluvial, tombolo,
beberapa tempat yang bisa ditemukan
rawa belakang dan laguna. Bentuk lahan
vegetasi seperti cemara laut, kelapa, waru
gisik di wilayah pesisir Kota Padang tidak
dan pohon ketapang. Sedikitnya vegetasi
dapat meredam tsunami dengan baik.
pantai yang ada di gisik pesisir Kota
Faktor ketinggian gisik yang cukup rendah
Padang ini dipengaruhi oleh banyaknya
dari permukaan laut dan reliefnya yang
permukiman dan areal terbangun lainnya
datar menyebabkan bentuk lahan tidak
yang sangat dekat dengan garis pantai.
dapat meredam tsunami.
Sehingga perkembangan dari vegetasi
dan
lahan
Namun tanggul sungai di
Bentuk lahan dataran aluvial pantai
pantai sangat terbatas. Vegetasi di bentuk
dataran
lahan
fluvial
juga
tidak
dapat
lainnya
seperti
dataran
aluvial,
meredam tsunami dengan baik. Relief
dataran aluvial pantai sudah sangat jarang
yang datar dan tidak adanya vegetasi
ditemukan. Hal ini akibat banyaknya lahan
menyebabkan bentuk lahan
terbangun sehingga vegetasi yang ada
ini
tidak
mampu meredam tsunami. Bentuk lahan
sudah semakin sedikit.
16
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015
ISSN : 1858-3695 Hutan pantai merupakan peredam
Terumbu karang juga merupakan faktor
yang
berpengaruh
alami yang
terhadap
peredam
mempunyai
pertama
fungsi
dari
sebagai
gelombang
peredaman rayapan
tsunami.
Terumbu
tsunami yang menerjang wilayah pantai.
karang
peredam
rayapan
Vegetasi seperti cemara laut, ketapang,
karena
waru laut dan magrove dapat meredam
sedikitnya terumbu karang yang ada di
tsunami di wilayah pantai. Cemara laut
wilayah
Padang
merupakan salah satu tanaman hutan pantai
menyebabkan efektifitas terumbu karang
yang memiliki keunggulan. Keunggulan
sebagai peredam tsunami sudah tidak
tanaman
efektif
tanaman campuran dengan jenis tanaman
merupakan
tsunami
yang
alami.
pesisir
lagi.
Terumbu
Namun Kota
karang
hanya
cemara
sebagai
lainnya.
bagian selatan Kota Padang. Namun telah
ketahanan terhadap angin, menstabilkan
mengalami
bukit
karena
adanya
pasir
di
ini
yakni
sebagian kecil terdapat di wilayah pesisir kerusakan
Tanaman
laut
pantai,
memiliki
serta
penahan
tidak
permukiman atar perkebunan di sekitar
meredam
rayapan tsunami
dengan baik.
untuk
sebagai
aktivitas manusia. Sehingga terumbu karang dapat
angin
juga
melindungi
pantai. Diameter pohon cemara laut dapat mencapai 15-100 cm dengan tinggi antara 5-
Upaya Yang Dapat Dilakukan Untuk
30 meter.
Mengoptimalkan Bentuk lahan sebagai Peredam Tsunami Hasil
pengamatan
dang
mengidentifikasi karakteristik bentuk lahan di wilayah pesisir Kota Padang maka dapat ditentukan beberapa cara yang dapat
dilaksanakan
untuk
mengoptimalisasikan bentuk lahan sebagai peredam tsunami. Optimalisasi bentuk lahan sebagai peredam tsunami dilakukan dengan cara sebagai berikut
Gambar1. Cemara Laut sebagai salah satu penahan gelombang tsunami
1. Mengembalikan Fungsi Hutan pantai (green belt)
Pohon Ketaping merupakan salah satu vegetasi hutan pantai yang cocok
digunakan
sebagai
peredam
tsunami.
Tanaman ini memiliki diameter mencapai
17
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015
ISSN : 1858-3695
60-85 cm dengan tinggi hingga 13-20 meter.
Padang , terumbu karang sudah sangat
Batang dari tanaman ini berdiri tegak dan
jarang
bercabang
dikarenakan aktivitas manusia dan juga
banyak.
Sehingga
sekali
ditemukan.
Hal
di daerah
ini
merupakan tanaman yang cocok untuk
kuatnya gelombang
pantai
menimalisir rayapan tsunami.
barat Sumatera sehingga terumbu karang merupakan
kurang berkembang di wilayah pesisir Kota
vegetasi yang cocok sebagai hutan pantai.
Padang. Optimalisasi terumbu karang dapat
vegetasi yang cocok sebagai hutan pantai.
dilakukan dengan cara menjaga ekosistem
Vegetasi ini dapat tumbuh dengan baik di
terumbu karang yang sudah ada atau
tempat terbuka yang langsung terkena sinar
dengan cara membuat terumbu karang
matahari.
buatan sehingga dapat berfungsi sebagai
Pohon
waru
Pohon
ini
juga
dapat
tumbuh
di
dataran rendah maupun dataran tinggi. Waru termasuk tanaman pohon yang besar dan tinggi.
Ketinggiannya dapat
peredam tsunami. 3. Membangun Bangunan Fisik
juga
Upaya untuk mengoptimalisasikan
merupakan vegetasi pantai yang efektif
bentuk lahan sebagai peredam tsunami
untuk meredam tsunami. Mangrove memiliki
salah
sistem perakaran yang kuat dan istimewa.
bangunan fisik di bentuk lahan wilayah
Tajuknya
pesisir Kota Padang. Bangunan fisik
mencapai
5-15
rata
meter.
dan
Mangrove
rapat,
serta
lebat
satunya
yang
sangat ideal sebagai pelindung pantai alami.
bangunan pemecah gelombang, dinding
Di samping itu mangrove juga berfungsi
laut (sea wall), dan hutan buatan.
sebagai pelindung pantai dari hempasan
pengamatan di lapangan dapat dilihat
badai atau angin serta mencegah terjadinya
sudah
intrusi laut. Dengan mengembalikan fungsi
pemecah gelombang dan dinding laut
hutan pantai di bentuk lahan wilayah
yang ada di sepanjang pantai padang
pesisir
hingga pantai pasia nantigo. Bangunan
ada
dibuat
seperti
bangunan
seperti
dapat berfungsi secara baik. Sehingga jika
gelombang
terjadi
rayapan
sumatera. Bangunan fisik ini dibuat oleh
tsunami dapat diredam dengan baik agar
pemerintah Kota Padang. Bangunan ini
tidak dapat masuk lebih jauh ke daratan.
juga dapat berfungsi sebagai peredam
Sehingga kerugian yang lebih besar lagi
rayapan tsunami.
besar
untuk
Hasil
fisik
diharapkan
dibuat
yakni
bentuk lahan sebagai peredam tsunami tsunami,
ini
dibuat
membangun
sepanjang waktu. Sifat mangrove tersebut
Kota Padang maka optimalisasi
dapat
dengan
di
menahan
pantai
barat
dapat dihindarkan. 2. Mengoptimalkan Fungsi terumbu Karang Terumbu karang
merupakan salah
satu peredam alami yang berada di tepi pantai. Namun di sepanjang pesisir Kota
18
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015
ISSN : 1858-3695
sangat penting sebagai salah satu cara untuk
meminimalisir
dampak
kerugian
dari gelombang tsunami.
perundang-undangan dibuat agar segala kebijakan
pemerintah
menanggulangi gelombang
dampak
tsunami
dapat
dalam bencana dilakukan
dengan efektif dan cepat. Di samping itu Gambar 2. Sea Wall dan pemecah
pengelolaan pesisir secara terpadu sangat
gelombang sebagai salah satu bentuk upaya
diperlukan sehingga jika terjadi tsunami
mitigasi yang telah dilakukan
baik pemerintah dan masyarakat dapat menjalankan fungsinya dengan baik.
4. Mitigasi Non Fisik Sebenarnya mitigasi non fisik tidak ada kaitannya
dengan
upaya optimalisasi
bentuk lahan sebagai peredam tsunami. Namun karena menyangkut kerugian yang diderita baik harta benda maupun nyawa maka upaya ini sangat diperlukan untuk meminimalisir kerugian yang akan terjadi. Upaya non fisik yang dapat dilakukan utnutk akibat
mengurangi tsunami
dampak
kerugian
berupa pendidikan, tata
ruang, zonasi, dan peraturan perundangan pendidikan
dapat
memberikan penyebab
dilakukan
dengan
pengetahuan tsunami
terjadi,
mengenai tata
cara
penyelamatan dari gelombang tsunami, dan
pelatihan
mengenai
simulasi
penyelamatan jika terjadi tsunami terjadi sehingga masyarakat lebih siap jika terjadi tsunami. Upaya yang lain yang dapat dilakukan yakni dengan penataan ruang kota yang sesuai dengan aspek lingkungan Zonasi daerah rawan tsunami sangat diperlukan daerah
untuk
yang
gelombang
mengetahui daerah -
rawan terhadap tsunami.
bahaya peraturan
19
Rekayasa Sipil Volume XII Nomor 1, April 2015
ISSN : 1858-3695 dinding laut dan pemecah gelombang di
KESIMPULAN
wilayah pesisir yang rawan terkena
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa kesimpulan
tentang
tsunami serta yang sangat dekat dengan
peredam-an
permukiman penduduk.
rayapan tsunami pada bentuk lahan wilayah 4.
pesisir Kota Padang, yaitu sebagai berikut : 1.
Bentuk lahan
Padang
yang
wilayah
dapat
pesisir
meredam
Kota
rayapan
Menjaga
koordinasi
yang
baik
antara
pemerintah, masyarakat dan instansi yang berwenang
dalam
tsunami secara langsung yaitu perbukitan
bencana
denudasional
menanggulangi bencana dapat dilakukan
terkikis lemah. Perbukitan ini
memiliki relif berbukit dengan ketinggian yang
alam
penanggulangan sehingga
dalam
dengan sebaik-baiknya.
cukup besar. Bentuk lahan lainnya yang bukan bentuk lahan pantai yang mempunyai tingkat
DAFTAR PUSTAKA
peredaman tsunami cukup baik yakni perbukitan terisolasi. 2.
Beatley, Timothy., David J. Brower, Anna K.
Upaya yang dapat dilakukan untuk
Schwab. 1994. An Introduction Coastal
mengoptimalkan bentuk lahan sebagai peredam
Zone
tsunami yakni mengembalikan fungsi hutan
Washington DC
pantai, mengoptimalkan fungsi terumbu karang, membuat bangunan fisik dan mitigasi non fisik.
Management.
Island
Press,
Diposaptono, Subandono,dan Budiman,2008. Hidup
Akrab
dengan
Gempa
dan
Tsunami. Penerbit Buku Ilmiah Populer, Bogor
SARAN Berdasarkan diusulkan
hasil
beberapa
penelitian saran
dapat
mengenai
bagaimana mengurangi resiko kerugian yang diderita agar dapat ditekan, yaitu sebagai berikut : 1.
2.
Proses Tanda-tanda akan Terjadinya Serta Antisipasi Dampak.Penerbit Kreasi Wacana, Yogyakarta Saroso, B.S., Bambang Tirtoyuliono, Agus Puji
Membangun sistem peringaan dini (early
Prawoto, 1994, Morfologi Pantai Rawan
warning system) pada seluruh daerah
Tsunami di Indonesia, Makalah Seminar
pesisir pantai Kota Padang yang memiliki
Sehari Masalah Tsunami di Indonesia
permukiman padat penduduk.
dan
Mengoptimalkan
fungsi
hutan
pantai
secara terpadu sehingga dapat secara
3.
L.Don, Florence Leet, 2006. Gempa bumi,
Bandung
Aspek-Aspeknya,
6
September 1994. Sunarto,1991,
Geomorfologi
Pantai,
Pusat
efektif meredam laju rayapan tsunami ke
Antar Universitas Ilmu teknik Universitas
arah daratan.
Gadjah Mada, Yogyakarta.
Membangun
bangunan
fisik
seperti
20