SEMINAR NASIONAL VIII SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 ISSN 1978-0176
KAJIAN ASPEK KESELAMATAN DALAM PENANGANAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA BERLEBIH DI PRR Rr. Djarwanti RPS1, Suhaedi2, Arief Imam Nugroho3,Bisma Barron P4 1
Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka ( PRR ) , Gedung 11 Kawasan Puspiptek – Serpong Email untuk korespondensi :
[email protected]
2
Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, Jl . Lebak Bulus Raya Pasar Jumat Email untuk korespondensi :
[email protected]
3
Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka ( PRR ), Gedung 11 Kawasan Puspiptek - Serpong Email untuk korespondensi :
[email protected]
4
Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka ( PRR ) , Gedung 11 Kawasan Puspiptek – Serpong Email untuk korespondensi :
[email protected]
ABSTRAK ASPEK KESELAMATAN DALAM PENANGANAN PENERIMAAN DOSIS RADIASI EKSTERNA BERLEBIH DI PRR. Penerimaan dosis radiasi berlebih dapat terjadi pada pekerja radiasi siapa saja. Data dosis radiasi personel hasil analisa TLD memberikan informasi jika terdapat pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi melebihi NBD yang ditentukan. Tindakan investigasi dilakukan PPR dimulai dari penelusuran riwayat pekerjaan, catatan dosis selama 5 tahun dan kajian-kajian terhadap beban kerja, kondisi daerah kerja dan ketidaksesuaian. Data kajian tersebut diperlukan Pemegang Ijin untuk melakukan tindakan intervensi terhadap pekerja radiasi. Kesimpulannya bahwa tindakan investigasi yang dilakukan PPR diperlukan untuk membuktikan kebenaran penerimaan dosis radiasi berlebih dan untuk menentukan tindakan intervensi dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar tidak terulang penerimaan dosis radiasi berlebih. Kata kunci : TLD, PPR, tindakan investigasi, tindakan intervensi, upaya pencegahan
ABSTRACT ACCEPTANCE OF SAFETY IN HANDLING ASPECTS OF RADIATION DOSE IN EXCESS external PRR. Acceptance of excessive doses of radiation can occur in anyone of radiation workers. Data analysis results of the radiation dose TLD personnel to provide information if there was a radiation worker who received radiation doses exceeding the specified NBD. PPR investigative actions carried out starting from the search history of employment, the dose records for 5 years and studies on the workload, conditions of employment and the mismatch. Data review of the Permit holder was required to perform the intervention of radiation workers. The conclusion that the actions of PPR investigation was needed to verify receipt of excess radiation dose and to determine intervention and prevention efforts to do so are not repeated receipt of excess radiation dose. Keywords: TLD, PPR, investigation, intervention, prevention efforts.
PENDAHULUAN Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) mempunyai tugas melaksanakan pendayagunaan dan pengembangan teknologi produksi Radioisotop dan Radiofarmaka, serta teknologi aplikasi siklotron[1]. Penggunaan sumber radiasi terbuka baik dalam bentuk zat cair maupun padat di PRR STTN-BATAN & PTAPB BATAN
memungkinkan penerimaan dosis radiasi eksterna maupun interna. Penerimaan dosis radiasi pekerja radiasi dikendalikan dengan azaz limitasi dengan batasan Nilai Dosis yang ditetapkan oleh badan regulator (BAPETEN). Penentuan Nilai Batas Dosis (NBD) berdasarkan ICRP No.60 tahun 2008 yang akan di adobsi oleh BAPETEN dalam pengganti peraturan kepala BAPETEN No.1 tahun 1999[2] yang menurunkan NBD 50 mSv /tahun menjadi 20 100
Rr.Djarwanti RPS, dkk
SEMINAR NASIONAL VIII SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 ISSN 1978-0176 mSv/tahun, menyebabkan batasan dosis radiasi tiap triwulan menjadi berubah. Kegiatan pendayagunaan dan pengembangan teknologi produksi radioisotop dan radiofarmaka di PPR dengan penurunan NBD tersebut perlu diawasi dan diatur agar tidak melampoi NBD yang ditetapkan oleh BAPETEN. Hal ini memerlukan upaya lebih dari Petugas Proteksi Radiasi untuk mengatur dan mengawasi penerimaan dosis radiasi para pekerja radiasi. Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk berbagi pengalaman dengan pembaca, dalam usaha mencari penyebab dan membuktikan kebenaran besarnya dosis radiasi eksterna yang diterima pekerja radiasi, sehingga dapat dipastikan tindakan penanggulangan yang harus dilakukan jika terjadi penerimaan dosis berlebih pada seorang pekerja radiasi. Petugas Proteksi Radiasi (PPR) yang telah berpengalaman mampu melakukan bagaimana penanganan pekerja radiasi yang menerima dosis berlebih. Pada pekerjaan dengan sumber radiasi terbuka (unseal source) tidak dapat dipungkiri pekerja radiasi akan menerima dosis radiasi eksterna maupun interna. Pada keadaan tertentu walau tidak terjadi kecelakaan seorang pekerja radiasi dapat saja menerima dosis radiasi eksterna melebihi nilai batas dosis (NBD) yang ditetapkan oleh BAPETEN, oleh karena itu diperlukan upaya kajian aspek kesalamatan dalam penanganan penerimaan dosis radiasi ekesterna berlebih.
Gambar 1. Peletakan TLD Pada Kantong
Gambar 2. Peletakan TLD Pada Jas Laboratorium Untuk Kotak TLD Merekam Dosis Radiasi Personel
BAHAN DAN TATAKERJA
Gambar 1 menunjukan cata peletakan TLD pada kantong jas laboratorium untuk memantau penerimaan dosis radiasi eksterna setiap pekerja radiasi. Sedang Gambar 2 peletakan TLD pada kotak TLD yang dilengkapi identitas tiap pekerja radiasi.
BAHAN
CARA KERJA
Kajian keselamatan dalam penerimaan dosis radiasi berlebih dapat dilakukan setelah diperoleh data hasil analisa TLD. Analisa data TLD dilakukan oleh laboratorium yang terakreditasi dalam hal ini dilakukan oleh Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR)-BATAN. Data hasil analisa TLD memberikan informasi akumulasi penerimaan dosis radiasi personel. Setiap pekerja radiasi yang bekerja di daerah radiasi dan atau kontaminasi harus dilengkapi dengan monitor radiasi yang mampu merekam penerimaan dosis radiasi pekerja radiasi dalam kurun waktu tertentu. Jika pekerjaan dilakukan dalam perencanaan proses dan diawasi oleh PPR maka pekerja radiasi juga dilengkapi digital pendose untuk merekam dosis radiasi pada waktu proses (sesaat). Catatan dosis radiasi yang ditunjukan oleh digital pendose harus dicatat pada formulir isian oleh PPR sebagai data penerimaan dosis radiasi selama proses, data tersebut selanjutnya akan dipakai sebagai data pembanding dengan data TLD. Data hasil analisa TLD merupakan bahan utama dalam kajian ini.
Rr. Djarwanti RPS, dkk
Cara kerja untuk melakukan kajian keselamatan dalam penerimaan dosis radiasi berlebih mengikuti instruksi kerja bekerja di daerah radiasi[3], bekerja di daerah kontaminasi[4], pemakaian TLD[5] dan sistem interlok[6]. Secara garis besar tatakerja bekerja di daerah radiasi dan kontaminasi adalah sebagai berikut : 1. Setiap pekerja radiasi yang akan memasuki laboratorim PRR telah mendapatkan pendidikan dan latihan tentang proteksi radiasi sehingga pekerja radiasi tersebut telah mengetahui potensi bahaya bekerja di daerah radiasi dan atau kontaminasi. 2. Setiap pekerja radiasi yang akan memasuki laboratorim PRR mengikuti aturan dalam intruksi kerja bekerja di daerah radiasi dan kontaminasi dan mengikuti tiap langkah kegiatan dalam penggunaan sistem interlok. 3. Setiap pekerja radiasi memakai TLD sebagai alat perekam dan alat pantau dosis radiasi personel. TLD setiap pekerja radiasi diletakkan pada kotak TLD yang dilengkapi magnetic card untuk membuka dan menutup 101
STTN-BATAN & PTAPB-BATAN
SEMINAR NASIONAL VIII SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 ISSN 1978-0176 pintu putar dalam rangkaian sistem interlok. Pekerja radiasi selanjutnya melengkapi diri dengan perlengkapan proteksi radiasi personel dan bekerja di ruang laboratorium sesuai tugasnya. 4. Setiap pekerja radiasi yang akan keluar dari laboratorium PRR harus memeriksakan diri dengan hand and foot monitor untuk menjamin pekerja tersebut telah bebas kontaminasi. Hanya pekerja radiasi yang bebas kontaminasi yang boleh meninggal-kan laboratorium PRR. 5. Setiap pekerja radiasi setelah melewati pintu putar sistem interlok harus meletakkan kembali TLD dan magnetic card nya pada kotak TLD sesuai nama masing-masing pekerja radiasi. Selanjutnya PPR melakukan pengelolaan TLD sampai diterimanya data dosis radiasi tiap pekerja radiasi dari PTLR. Kajian aspek keselamatan dalam penanganan penerimaan dosis radiasi berlebih dilakukan oleh PPR dimulai dari penelusuran data TLD dan riwayat pekerjaan pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi berlebih. Riwayat pekerjaan ini memberikan informasi kemung-kinan dimana pekerjaan yang menimbulkan penerimaan dosis radiasi berlebih. selanjutnya PPR menelusuri catatan penerimaan dosis radiasi pekerja tersebut selama 5 tahun terakhir. Untuk melengkapi data menentukan tindakan penanganan dan tindakan intervensi, maka PPR melakukan kajian terhadap beban kerja pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi berlebih dibandingkan dengan rekan kerjanya. Kemudian PPR melakukan kajian terhadap daerah kerja dan penelusuran kemungkinan ketidaksesuaian yang terjadi yang menyebabkan penerimaan dosis radiasi berlebih. Data hasil kajian PPR kemudian diberikan kepada Pemegang Ijin untuk menentukan tindakan Intervensi. Data hasil kajian selanjutnya digunakan untuk menyusun upaya pencegahan agar tidak terjadi kembali penerimaan dosis radiasi berlebih. Upaya pencegahan dapat dilakukan dengan : Penetapan dose constrain untuk pekerja radiasi, peningkatan disiplin pekerja radiasi, penambahan peralatan dan perlengkapan proteksi radiasi personel, dan penambahan jumlah sumber daya manusia dan pelatihan.
HASIL DAN PEMBAHASAN Pengelolaan TLD Dosis radiasi personel yang direkam dengan TLD secara berkala akan dikelola oleh PPR. TLD seri lama yang telah dipakai pekerja radiasi kemudian diganti dengan TLD dengan seri baru. STTN-BATAN & PTAPB BATAN
TLD yang dikumpulkan kemudian dikirim oleh PPR ke PTLR sebagai laboratorim uji yang akan melakukan pembacaan dosis radiasi eksterna. Data dosis radiasi eksterna diketahui dari hasil pembacaan TLD tersebut dikirim oleh PTLR ke PRR. Data dosis radiasi eksterna yang diterima PRR selanjutnya didokumentasikan oleh PPR dalam kartu dosis masing-masing pekerja radiasi[7]. Tindakan Investigasi Penelusuran Riwayat Pekerjaan. Lembar pemberitahuan yang terlampir bersama data dosis radiasi yang dikirim oleh PTLR akan memberitahukan kepada PRR jika ada pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi eksterna melebihi batas yang ditentukan (NBD per triwulan atau tahunan). Kepala bidang keselamatan akan berkoordinasi dengan Kepala Subbidang Pengendalian Personel dan PPR untuk melakukan investigasi (penyelidikan ) bagaimana riwayat pekerjaan pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi berlebih. Mula-mula Kepala bidang Keselamatan secara resmi melakukan surat menyurat kepada Kepala Bidang terkait yang pekerja radiasinya menerima dosis radiai eksterna berlebih. Petugas Proteksi Radiasi melakukan penelusuran riwayat pekerjaan pekerja radiasi tersebut dengan menelusuri catatan Log Book pekerja tersebut. Kemudian PPR mencari bukti pelaksanaan kegiatan pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi eksterna berlebih tersebut, jika diperlukan PPR mencopy formulir pelaksanaan kegiatan, melakukan tanya jawab kepada pekerja radiasi tersebut bersama saksi atau teman kerja pekerja radiasi tersebut dan mencatat informasi yang diperoleh. Penelusuran riwayat pekerjaan dilakukan untuk kurun waktu penerimaan dosis radiasi eksterna yang terekam pada TLD (dalam satu triwulan sebelumnya). Cacatan dosis radiasi eksterna dalam 5 tahun terakhir. Petugas Proteksi Radiasi setiap menerima data dosis radiasi eksterna seluruh pekerja radiasi akan mencatat data tersebut dalam kartu dosis radiasi setiap pekerja radiasi. Rekaman data dosis radiasi eksterna selama 5 tahun terakhir pekerja radiasi[7] yang menerima dosis berlebih akan dipakai sebagai data pembanding untuk melakukan analisa pekerjaan yang menyebabkan penerimaan dosis radiasi eksterna berlebih tersebut. Pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi berlebih tersebut akan diawasi dan diatur pekerjaannya oleh PPR dalam 5 tahun mendatang agar penerimaan dosis radiasi rata-ratanya tidak melebihi 20 mSv. PPR akan membandingkan penerimaan dosis radiasi pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi berlebih dengan data dosis radiasi eksterna rekan 102
Rr.Djarwanti RPS, dkk
SEMINAR NASIONAL VIII SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 ISSN 1978-0176 kerja pekerja radiasi tersebut. untuk mencari penyebab mengapa penerimaan dosis radiasi eksterna berlebih tersebut. Jika pekerja tersebut hanya sekali menerima dosis radiasi eksterna berlebih maka penelusuran data dosis radiasi eksterna selama 5 tahun diperlukan untuk mendukung investigasi. Kajian Beban Kerja, Kondisi Daerah Kerja Dan Analisa Ketidaksesuaian Hasil pemeriksaan data dosis selama lima tahun terakhir digunakan untuk melakukan kajian beban kerja pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi ekksterna berlebih. Kajian tersebut meliputi penelusuran beban kerja, artinya apakah pekerja tersebut mendapatkan dosis radiasi ekesterna berlebih tersebut dikarenakan bekerja dalam waktu yang lama dengan paparan radiasi tinggi dan apakah pekerja tersebut merupakan satu-satunya operator yang mengerjakan pekerjaan tertentu. Kajian beban kerja pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi eksterna berlebih harus dibandingkan dengan rekan kerja yang mempunyai beban kerja setara. Hasil penelusuran beban kerja selanjutnya dipakai sebagai dasar untuk melakukan investigasi kondisi daerah kerja. Investigasi kondisi daerah kerja dilakukan PPR dengan peninjauan langsung daerah kerja tempat pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi eksterna berlebih. Pengukuran paparan radiasi langsung disimulasikan sama dengan kondisi pada saat pekerja radiasi tersebut diperkiraan menerima paparan radiasi yang menyebabkan penerimaan dosis radiasi eksterna berlebih. Selanjutnya PPR menyelidiki apakah sarana perlengkapan proteksi radiasi personel yang dipakai pekerja tersebut telah memenuhi ketentuan proteksi radiasi dan apakah sarana kelengkapan proteksi radiasi di daerah kerja telah memenuhi ketentuan proteksi radiasi. Jika data yang diperoleh dilapangan menunjukan keadaan normal, maka PPR harus melakukan penyelidikan terhadap ketidaksesuaian yang menimbulkan penerimaan dosis radiasi berlebih. Hal ini memerlukan pemahanan terhadap riwayat pekerjaan, analisa terhadap instruksi kerja dan pengalaman yang memadai sehingga PPR memperoleh data ketidaksesuaian. Perhitungan Perkiraan Dosis Radiasi Eksterna Data yang diperoleh PPR dari penelusuran riwayat pekerjaan dicatat sebagai data utama untuk menghitung perkiraan dosis radiasi eksterna pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi eksterna berlebih. Bekerja sama dengan pekerja radiasi, PPR dapat menghitung perkiraan dosis radiasi eksterna pekerja radiasi tersebut dan selanjutnya PPR akan membandingkan jumlah perkiraan dosis radiasi eksterna dengan data hasil pembacaan TLD. Hasil perhitungan perkiraan dosis radiasi eksterna memberikan informasi pekerjaan Rr. Djarwanti RPS, dkk
mana yang menimbulkan penerimaan dosis radiasi berlebih. Setelah PPR melakukan perhitungan perkiraan dosis radiasi eksterna yang dibandingkan dengan NBD, maka PPR dapat menarik kesimpulan dan memberikan usul kepada Pemegang Ijin untuk melakukan tindakan intervensi yang diperlukan terhadap pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi eksterna berlebih. Tindakan Intervensi Semua data hasil investigasi PPR berupa catatan riwayat pekerjaan, catatan dosis radiasi pekerja 5 tahun terakhir, analisa beban keja, analisa kondisi daerah kerja, catatan ketidak-sesuaian, dan data hasil perhitungan perkiraan dosis radiasi eksterna diberikan kepada Pemegang Ijin (PI) sebagai bahan untuk melakukan intervensi. Data tersebut digunakan untuk melakukan pengistirahatan pekerja radiasi dari daerah kerja radiasi, artinya pekerja radiasi tersebut pada kurun waktu tertentu tetap bekerja tetapi tidak diijinkan bekerja di daerah radiasi/kontaminasi. Pada kondisi tertentu PI diwajibkan melakukan pemeriksaan kesehatan pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi berlebih sesuai dengan peraturan yang berlaku. Data hasil kajian yang diberikan PPR kepada PI, dipakai PI untuk melaku-kan penyempurnaan fasilitas di daerah kerja. Penyempurnaan fasilitas di daerah kerja diperlukan untuk memperkecil atau bahkan meniadakan resiko dari penerimaan paparan radiasi di daerah kerja. Penyempunaan fasilitas di daerah kerja dilakukan PPR dengan memperhitungkan aspek keselamatan yang bertujuan melindungi pekerja radiasi. Upaya Pencegahan Penetapan Dose Constrain Untuk Pekerja Radiasi Penerimaan dosis radiasi eksterna berlebih dapat saja terjadi kapan saja dan dapat menimpa pekerja radiasi siapa saja. Upaya pencegahan penerimaan dosis radiasi berlebih dapat dilakukan setelah dilakukan kajian-kajian terhadap fasilitas dan instruksi kerja yang ada oleh PPR. Hal pertama yang dapat dilakukan untuk mencegah penerimaan dosis radiasi berlebih ini adalah menentukan dose constrain untuk pekerja radiasi. Data hasil kajian PPR yang diberikan kepada PI dipakai untuk PI memutuskan berapa nilai dose constrain yang akan dianut. Penetapan nilai dose constrain untuk pekerja radiasi dimaksudkan untuk melakukan managemen dosis radiasi pekerja radiasi. Peran PPR dalam melakukan manajemen dosis pekerja radiasi diperlukan terutama untuk melakukan penggawasan penerimaan dosis radiasi personel. PPR akan menugasi pekerja radiasi yang mempunyai resiko menerima dosis radiasi berlebih untuk melakukan pencatatan penerimaan dosis radiasi harian. Catatan tersebut dipakai untuk melakukan perkiraan dosis 103
STTN-BATAN & PTAPB-BATAN
SEMINAR NASIONAL VIII SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 ISSN 1978-0176 radiasi eksterna yang diterima pekerja radiasi tersebut. Hasil hitungan akan dibandingkan dengan nilai dose constrainnya, jika pekerja tersebut telah dihitung penerimaan dosis radiasinya mendekati 90 % dose constrain, maka pekerja radiasi tersebut tidak diperkenankan bekerja di daerah radiasi/ kontaminasi sampai terlewati kurun pemantauan dengan TLDnya. Dalam hal ini dose constrain digunakan untuk mencegah terlampoinya NBD pekerja radiasi. Peningkatan Disiplin Kerja Di Lingkungan Pekerja Radiasi. Managemen dosis radiasi harus disosialisasikan oleh PPR kepada setiap pekerja radiasi. Penentuan nilai dose contrain harus ditetapkan PI dan disosialisasikan PPR kepada setiap pekerja radiasi. Pekerjaan PPR untuk melakukan pengawasan managemen dosis radiasi memerlukan disiplin pekerja radiasi dalam pengisian formulir penerimaan dosis radiasi harian. Data penerimaan dosis radiasi harian diperoleh dari catatan dosis radiasi yang ditunjukan oleh pendose yang dipakai pekerja radiasi. Pengawasan terhadap pencatatan ini dilakukan oleh PPR, oleh karena itu diperlukan peningkatan disiplin pekerja dalam melengkapi diri dengan pendose/digital pendose ketika bekerja dengan radiasi/kontaminasi dan melakukan pencatatan penerimaan dosis radiasi dengan tertib. Penambahan Peralatan Dan Perlengkapan Proteksi Radiasi Jika upaya penetapan dose constrain dan peningkatan disiplin telah dilakukan maka perlu dilakukan kajian ulang tentang penyediaan peralatan dan perlengkapan proteksi radiasi personel. PPR harus melakukan tinjauan ulang tentang kelayakan kualitas dan kecukupan jumlah persediaan peralatan dan perlengkapan proteksi radiasi personel. Penambahan kelayakan kualitas dan jumlah peralatan dan perlengkapan proteksi radiasi personel dapat digunakan sebagai upaya pencegahan penerimaan dosis radiasi berlebih. Misalnya pekerja radiasi yang tidak terbiasa memakai kacamata Pb dalam bekerja dengan sumber radiasi oleh PPR disarankan untuk memakai kacamata Pb. Konsekuensi dari saran ini maka PPR harus menyediakan kacamata PB dalam jumlah memadai. Kualitas Apron sebagai alat pelindung diri dapat dievaluasi untuk keefektifannya melindungi pekerja radiasi. Penambahan Jumlah SDM dan Pelatihan Managemen penerimaan dosis radiasi eksterna pekerja radiasi dapat di lakukan dengan pembagian beban kerja pada pekerja radiasi. Satu pekerjaan yang mengandung resiko penerimaan dosis radiasi berlebih dapat dibagi pada beberapa STTN-BATAN & PTAPB BATAN
pekerja radiasi yang bekerja dengan kemampuan yang sama. Oleh karena itu untuk mecapai kualitas operator proses yang sama diperlukan pelatihan untuk pekerja radiasi sehingga dicapai kualitas operator yang setara. Kesempatan yang sama untuk melakukan proses diberikan kepada pekerja radiasi untuk melakukan pemantapan ketrampilan sebagai operator proses. Dari pelatihan dan memberikan kesempatan yang sama akan memberikan penanbahan jumlah sumber daya manusia (SDM) dengan kualitas yang sama sebagai operator proses sehingga diharapkan penerimaan dosis radiasi eksterna akan terbagi pada beberapa operator proses yang menyebabkan tidak adanya pekerja radiasi yang menerima dosis radiasi ekesterna berlebih.
KESIMPULAN Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: Tindakan investigasi PPR dilakukan untuk mencari penyebab penerimaan dosis radiasi eksterna berlebih dari riwayat pekerjaan pekerja radiasi merupakan tidakan pertama untuk membuktikan kebenaran data penerimaan dosis radiasi berlebih. Kajian-kajian dilakukan PPR terhadap beban kerja, catatan dosis radiasi selama 5 tahun terakhir, keadaan daerah kerja dan ketidak sesuaian selama proses, akan menentukan tindakan intervensi yang dapat dilakukan oleh Pemegang Ijin berdasarkan data hasil kajian PPR. Upaya pencegahan diperlukan agar tidak terulang kembali penerimaan dosis radiasi berlebih.
DAFTAR PUSTAKA 1. Surat Keputusan Kepala BATAN Nomor 123/KA/VIII/2007, tentang Rincian Tugas Unit Kerja di Lingkungan BATAN, Jakarta, 2008. 2. Surat Keputusan Kepala BAPETEN No. 01/Ka – BAPETEN /V – 1999 Tentang Ketentuan Keselamatan Kerja Dengan Radiasi. 3. Instruksi kerja bekerja di daerah radiasi, Revisi 1, PRR, Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang, 2011. 4. Instruksi kerja bekerja di daerah kontaminasi, Revisi 1, PRR, Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang, 2011. 5. Intruksi kerja pemakaian TLD, Revisi 1, PRR, Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang, 2011. 6. Instruksi kerja Sistem interlok, revisi 1, PRR, Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang, 2011.
104
Rr.Djarwanti RPS, dkk
SEMINAR NASIONAL VIII SDM TEKNOLOGI NUKLIR YOGYAKARTA, 31OKTOBER 2012 ISSN 1978-0176 7. Kartu dosis pekerja radiasi Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, Kawasan Nuklir Serpong, Tangerang 2012.
Rr. Djarwanti RPS, dkk
105
STTN-BATAN & PTAPB-BATAN