Kaji Tindak: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 P-ISSN: 2407-1773 E-ISSN: 2503-4979
IbM:Pemanfaatan Limbah Pastik Menjadi Produk Alat Rumah Tangga Dalam Usaha Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat Pemulung Di Bantar Gebang Bekasi M. Tony Nawawi1, Yusbardini2, dan Heni Mularsih3
ABSTRACT: This activity aims to increase skills in entrepreneurship scavenger community to utilize the waste into products that have high sales value from waste materials pastik. Improve social welfare scavengers by providing management training business, starting a business planning aspect to aspect per lingungan effort. This activity is carried out by using the method of training and counseling. Extension methods include, interviews, lectures, dissemination and documentation, while the method of training is to convert waste plastics into household products. The subjects in this PKM activity is a scavenger community in Bekasi Barat precisely in daearah Bantar Gebang garbage or waste disposal facility integrated (TPST). The results of the activities is to increase people's skills in the use of plastic waste pickers into household products and increased entrepreneurship skills which include business planning, business management, and protection of business processes. PKM activity is intended to support the welfare of society in general and public scavengers scavengers at Bantar Gebang in Bekasi in particular. To that end, the necessary synergy pattern of relationships between the parties concerned as well as the universities in conducting this PKM. Keywords: training, counseling, entrepreneurship, scavengers. ABSTRAK: Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dalam berwirausaha masyarakat pemulung untuk memanfaatkan limbah menjadi berbagai produk yang mempunyai nilai jual tinggi dari bahan limbah pastik. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat pemulung dengan memberikan pembekalan mengenai manajemen usaha, mulai aspek perencanaan usaha sampai aspek perlindungan usaha. Kegiatan ini dilakukan dengan menggunakan metode pelatihan dan penyuluhan. Metode penyuluhan meliputi, wawancara, ceramah, sosialisasi dan dokumentasi,sedangkan metode pelatihannya adalah mengubah limbah plastik menjadi produk rumah tangga. Subyek dalam kegiatan PKM ini adalah masyarakat pemulung yang berlokasi di Bekasi Barat tepatnya di daearah Bantar Gebang pusat pembuangan sampah atau limbah terpadu (TPST).Hasil kegiatan adalah peningkatan keterampilan masyarakat pemulung dalam memanfaatkan limbah plastik menjadi produk rumah tanggadanpeningkatankemampuan berwirausaha yang meliputi perencanaan usaha, manajemen usaha, dan perlindungan proses usaha. Kegiatan PKM ini ditujukan dalam menopang kesejahteraan masyarakat pemulung pada umumnya dan masyarakat pemulung di Bantar Gebang Bekasi pada khususnya. Untuk itu, diperlukan pola hubungan yang bersinergi antara pihak-pihak yang berkepentingan maupun pihak perguruan tinggi dalam melakukan kegiatan PKM ini. Kata Kunci: pelatihan, penyuluhan, kewirausahaan, pemulung.
Pendahuluan Semakin bertambahnya penduduk akan berkaitan dengan bertambahnya perilaku membuang sampah sehingga keberadaan sampah akan terus meningkat dari waktu ke waktu. Pertambahan jumlah sampah yang sangat tinggi biasanya terjadi di kota-kota besar, yang padat penghuni seperti di Kota Jakarta. Pada tahun 2013, rata-rata volume sampah yang dibuang 5.300 ton setiap hari, mulai Januari 2014 hingga saat ini terus 1
Staf Pengajar FaKultas Ekonomi Universitas Tarumanagara (
[email protected]) Staf Pengajar FaKultas Ekonomi Universitas Tarumanagara (
[email protected]) 3 Staf Pengajar FaKultas Ekonomi Universitas Tarumanagara (
[email protected]) 2
Tersedia Online di http://lpkmv-untar.org/jurnal/index.php/kajitindak
Page 101 of 204
Kaji Tindak: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 P-ISSN: 2407-1773 E-ISSN: 2503-4979
meningkat. Awal tahun 2014, di Januari tercatat 5.837 ton, Maret 5.974 ton, dan April 5.565 ton setiap hari dan pascabanjir Februari 2014 pembuangan sampah mencapai 6.177 ton (Sinar Harapan, 2014). Tingginya volume sampah tersebut perlu dibuang di lokasi yang tepat. Tempat pembuangan sampah terpadu (TPST) dilakukan di Bantar Gebang, wilayah Bekasi. Luas lokasi TPST adalah 108 Ha, tepatnya terletak di Kecamatan Bantar Gebang Bekasi, mencakup tiga desa yang ada di Kecamatan Bantar Gebang, yaitu Desa Ciketing Udik, Desa Cikiwul, dan Desa Sumur Batu. Sampah plastik merupakan jenis sampah yang tidak dapat terurai dengan mudah di dalam tanah atau jika terurai membutuhkan waktu yang lama, sehingga perlu ditangani dengan serius(Wahid, 2006). Telah banyak cara yang dilakukan untuk mengurangai jumlah volume sampah seperti dengan mengubah sampah plastik menjadi bahan kerajinan tangan, mengolah kembali menjadi plastik sehingga dapat digunakan kembali. Namun, dengan cara penanggulangan tersebut masalah masih belum menunjukkan bukti yang signifikan. Hal ini bisa dibuktikan dengan masih banyaknya sampah yang menumpuk diTempat Pembuangan Akhir (TPA) yang belum di daur ulang atau pemilahan sampah tidak pernah berjalan dengan baik. Daur ulang limbah merupakan Peluang Bisnis yang sangat menjanjikan serta ramah lingkungan.Seperti diketahui, Plastik merupakan bahan kebutuhan yang banyak dipergunakan dalam kehidupan manusia modern. Akan tetapi sisa sampah dari Plastik bisa menjadi permasalahan tersendiri bagi lingkungan. Karena sampah Plastik merupakan limbah rumah tangga yang sangat sulit untuk diuraikan (berbeda dengan sampah organik yang bisa cepat terurai). Untuk menguraikan sampah Plastik diperlukan waktu yang sangat lama bisa berpuluh-puluh tahun, sedangkan sampah organik bisa diurai dan diubah menjadi kompos hanya dalam waktu beberapa hari saja. Di lain sisi penggunaan Plastik dalam kehidupan sehari-hari justru semakin meningkat sehingga menjadikan problem semakin pelik. Berbagai limbah plastik yang terdapat di TPA Bantar Gebang, Bekasi belum banyak di manfaatkan oleh masyarakat pemulung untuk menghasilkan produk yang lebih bernilai ekonomis. Hal ini terlihat dari tumpukan sampah plastik yang menggunung. Padahal, jika tumpukan limbah plastik itu dimanfaatkan menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis, masyarakat pemulungakan mendapatkan penghasilan tambahan untuk meningkatkan taraf hidup menjadi lebih sejahtera. Selain itu pemanfaatan limbah merupakan peluang bisnis yang sangat menjanjikan. Produk Hasil pemanfaatan limbah dapat dipasarkan ke berbagai daerah baik pasar tradisional, domestik bahkan pasar internasional. Kurangnya pengetahuan dalam pengelolaan limbah, karena rendahnya pendidikan masyarakat pemulung menjadi salah satu kendala masyarakat pemulung yang ada di TPA Bantar Gebang untuk mengolah limbah plastik menjadi produk yang memiliki nilai jual yang tinggi. Kurangnya modal, belum adanya minat berwirausaha, kurangnya koordinasi yang baik antara potensi yang dimiliki dan kesiapan usaha menjadi permasalahan yang dihadapi masyarakat pemulung di TPA Bantar Gebang, Bekasi. Potensi yang dimiliki masyarakat pemulung dalam memanfaatkan limbah plastik menjadi produk selayaknya mendapat perhatian khusus, potensi perlu dikaji lebih lanjut tentang apa dan bagaimana prospeknya ke depan. Perencanaan jangka panjang dari potensi yang dimiliki perlu dikaji secara intensif, dibangun kemandiriannya serta dikembangkan secara lebih agresif. Melalui kegiatan pemberdayaan inilah akan
Page 102 of 204
Tersedia Online di http://lpkmv-untar.org/jurnal/index.php/kajitindak
Kaji Tindak: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 P-ISSN: 2407-1773 E-ISSN: 2503-4979
membantu masyarakat pemulung dalam memanfaatkan limbah menjadi produk yang berpotensi. Berdasarkan kondisi tersebut maka kami TIM PKM Universitas Tarumanagara melalui kegiatan pengabdian kemasyarakatan melakukan pemberdayaan masyarakat pemulung untuk memanfaatkan limbah plastik menjadi produk rumah tangga yang meniliki nilai jual . Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah dilakukanoleh TIM PKM universitas Tarumanagara,permasalahan yang dihadapi masyarakat pemulung di Bekasi adalah sebagai berikut : 1. Belum terealisasikan potensi yang dimiliki masyarakat pemulung karena minimnya pengetahuan dan kurangnya motivasi dalam usaha menghasilkan produk yang bernilai jual dari limbah plastik yang di pulung. 2. Belum adanya kesadaran masyarakat pemulung untuk berwirausaha dalam pemanfaatan limbah plastik menjadi berbagai macam produk yang bernilai ekonomis. 3. Belum adanya pihak yang memfasilitasi masyarakat pemulung untuk merealisasikan potensi yang dimilki masyarakat pemulung dalam ketrampilan memanfaatkan limbah plastik menjadi produk yang memiliki nilai jual. 4. Belum adanya koordinasi yang baik antara pihak terkait dengan masyarakat pemulung dalam upaya pemanfaatan limbah plastik menjadi produk yang memiliki nilai jual ekonomis. Tujuan dan Manfaat Kegiatan Adapun Kegiatan ini bertujuan sebagai berikut : 1. Untuk terealisasikan potensi yang dimiliki masyarakat pemulung dalam usaha menghasilkan produk yang bernilai jual dari limbah plastik yang dipulung. 2. Untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat pemulung dalam pemanfaatan limbah plastik menjadi berbagai macam produk yang bernilai ekonomis. 3. Untuk memfasilitasi masyarakat pemulung dalam merealisasikan potensi yang dimilki masyarakat pemulung sehingga memiliki ketrampilan dalam memanfaatkan limbah plastik menjadi produk yang memiliki nilai jual. 4. Membantu dalam mengoordinasi antara pihak terkait dengan masyarakat pemulung dalam upaya pemanfaatan limbah plastik menjadi produk yang memiliki nilai jual ekonomis. Sedangkan Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat pada masyarakat pemulung di Bekasi memiliki manfaat bagi mitra maupun institusi pendidikansebagaiberikut. Bagi Masyarakat Pemulung Kegiatan PKM memberikan manfaat kepada masyarakat pemulung dalam meningkatkan keterampilan dalam pemanfaatan limbah plasik dan keterampilan berwirausaha. Manfaat keterampilan berwirausaha meliputi aspek manajemen usaha beserta aspek-aspek lain yang terkait. Kegiatan tersebut dimaksudkan terutama pada usaha yang menjadi prioritas untuk dapat dikembangkan. Bagi Tim Dosen PKM Universitas Tarumanagara Kegiatan ini bermanfaat bagi dosen Universitas Tarumanagara atau mahasiswa yang terlibat agar semakin peka dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat pemulung dalam memanfaatkan limbah plastik menjadi produk.Kegiatan PKM juga
Tersedia Online di http://lpkmv-untar.org/jurnal/index.php/kajitindak
Page 103 of 204
Kaji Tindak: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 P-ISSN: 2407-1773 E-ISSN: 2503-4979
sebagai road map untuk kajian riset program kegiatan pengabdian masyarakat skim hibah dikti. Aktivitas ini berpotensi dikembangkan dengan kerjasama CSR perusahaan atau lembaga pendanaan lainnya dalam mengatasi masalah aktivitas usaha masyarakat pemulung. Bagi LPKMV Universitas Tarumanagara. Kegiatan ini bermanfat bagi LPKMV Untar sebagai road map dalam mengembangkan kerjasama dengan mitra atau komunitas binaan. Aktivitas ini akan semakin meningkatkan produktivitas lembaga pengabdian sehingga semakin mengangkat kelayakan LPKMV sebagai bagian penting dari Universitas Tarumanagara. Target Dan Luaran Untuk mengatasimasalah yang dihadapi oleh masyarakat pemulung, perlu ditentukan target yang ingin dicapai melalui kegiatan ini dan jenis luaran yang dihasilkan untuk masyarakat pemulung dan untuk lembaga Untar oleh Tim PKM. Dari kegiatan pengabdian masyarakat(IbM) pada komunitas pemulung di PTSP Bantar Gebang, Bekasi, target dan luarannya adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan pemberdayaan masyarakat pemulung dalam rangka meningkatkan keterampilan pemanfaatan limbah plastic menjadi produk rumah tangga yang bernilai jual tinggi. a. Spesifikasi target dari kegiatan ini, yaitu berupa peningkatan keterampilan bagi masyarakat pemulung dalam memanfaatkan limbah plastic di Bantar Gebang, Bekasi. b. Luaran dari kegiatan ini, yaitu berupa produk rumah tangga yang bernilai jual tinggi dari limbah plastik, yang berupa keset dan tempat sampah. 2. Kegiatan pemberdayaan masyarakat pemulung dalam rangka meningkatkan manajemen usaha mulai perencanaan usaha sampai dengan perlindungan usaha. a. Spesifikasi target dari kegiatan ini, yaitu berupa pemahaman dan praktik berwirausaha dari hasil limbah plastik bagi para pemulung. b. Luaran dari kegiatan ini, yaitu berupa panduan manajemen usaha dalam menjalankan usaha produk hasil limbah plastic secara berkelanjutan bagi pemulung.
Metode Penelitian Berdasarkan analisis situasi dan permasalahan yang dihadapi masyarakat pemulung dalam pemanfatan limbah plastik, solusi penyelesaiannya berupa penyuluhan dan pelatihan. Kegiatan penyuluhan dilakukan untuk memberikan pemahaman tentang pengetahuan dalam usaha menghasilkan produk yang bernilai jual dari limbah plastik. Kegiatan ini juga berupaya untuk menumbuhkan motivasi dan kesadaran masyarakat pemulung untuk berwirausaha dalam memanfaatkan limbah plastic menjadi berbagai produk yang bernilai jual tinggi. Selain itu, kegiatan ini juga memberikan penjelasan tentang adanya pihak-pihak terkait yang dapat memfasilitasi masyarakat pemulung dalam menjalankan kegiatan usaha berkaitan dengan pemasaran produk yang dihasilkan.
Page 104 of 204
Tersedia Online di http://lpkmv-untar.org/jurnal/index.php/kajitindak
Kaji Tindak: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 P-ISSN: 2407-1773 E-ISSN: 2503-4979
Untuk melaksanakan kegiatan penyuluhan ini, ada beberapa langkah yang perlu dilakukan. a. Tim PKM menghubungi pihak terkait, seperti RT dan RW untuk mendapatkan ijin kegiatan penyluhan dan pelatihan. b. Tim PKM berkoordinasi dengan para pengepul untuk mengundang para pemulung dalam mengi kuti penyuluhan. c. Tim PKM menyampaikan materi penyuluhan melalui ceramah, diskusi, dan tanya jawab. d. Tim PKM menanggapi respon para pemulung tentang adanya pemanfaatan limbah plastic serta perlu adanya manajemen usaha. Kegiatan pelatihan ini dilakukan untuk meningkatkan keterampilan dalam memanfaatkan limbah plastic menjadi produk yang bernilai jual tinggi.Langkah-langkah kegiatan pelatihan adalah sebagai berikut. a. Menjadwalkan kegiatan pelatihan sesuai dengan kesepakatan yang sudah ditentukan antara para pemulung dangan Tim PKM. b. Melaksanakan pelatihan sesuai dengan waktu yang sudah dijadwalkan dengan materi praktik pembuatan produk rumah tangga yang berupakeset dan tempat sampah dari limbah plastik. c. Melaksanakan pembuatan produk dari limbah plastic oleh Tim PKM sebagai contoh yang harus dilakukan masyarakat pemulung sebagai peserta pelatihan. d. Para peserta pelatihan mengumpukan hasil pembuatan produk yang kemudian akandi pasarkan oleh pihak terkait, seperti Departemen Perindustrian melalui program pameran. Model Ditawarkan Untuk Mengatasi Masalah. Model yang digunakan untuk mengatasi permasalahan pada kegiatan ini berupa: 1. Penyuluhan Model yang ditawarkan dalam kegiatan penyuluhan adalah berupa komunikasi yang bersifat interaktif antara TIM PKM dengan peserta penyuluhan. 2. Pelatihan peragaan dalam pembuatan produk rumah tangga. 3. Penyusunan aktivitas penyuluhan dan pelatihan untuk meningkatkan motivasi berwirausaha dan meningkatkan kreativitas dalam memanfaatkan limbah plastik menjadi produk yang menjadi prioritas usaha masyarakat pemulung untuk dapat dikembangkan dan dimaksimalkan baik melalui berbagai aspek yang terkait dalam pelaksanaanya. 4. Mensosialisasikan panduan mengenai langkah-langkah pemanfaatan limbah plastik menjadi produk yang bernilai jual tinggi melalui penyuluhan dan pelatihan dalam jangka panjang, sehingga usaha yang digalakkan dapat lebih terstruktur dengan baik. 5. Memberikan pemahaman pada masyarakat pemulung tentang manajemen usaha melalui penyuluhan dan pelatihan pemanfaatan limbah plastik menjadi produk untuk menghadapi persaingan baik secara internal maupun ekternal. Waktu Pelaksanaan Kegiatan 1. Waktu dan Lokasi Kegiatan Kegiatan PKM dilakukan bulan Januari 2015 sampai dengan Juli 2015 selama 54 jam kegiatan. Secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini. 2. Tahapan Kegiatan
Tersedia Online di http://lpkmv-untar.org/jurnal/index.php/kajitindak
Page 105 of 204
Kaji Tindak: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 P-ISSN: 2407-1773 E-ISSN: 2503-4979
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada masyarakat pemulung di Bekasi dapat disusun pada tabel dibawah ini:
No 1
2 3. 4 5
Tabel 1: Kegiatan
Jadwal dan Kegiatan Jadwal dan Waktu Kegiatan Penyusunan proposal, survei awal ke Januari – Februari 2015 (2 lokasi TPST Bantar Gebang, Bekasi, jam per minggu)= 8 jam dan pengurusan perijinan dengan Mitra Penyusunan materi kegiatan Maret – April 2015 ( 2 jam per minggu) = 8 jam Pelaksanaan Kegiatan Lapangan Tahap Mei – Juni 2015 = 14 jam I sosialisasi dan penyuluhan Pelaksanaan Kegiatan Tahap II berupa Mei – Juni 2015 = 14 jam Kegiatan pelatihan dan Pendampingan Pelaporan hasil kegiatan Juli 2015 (2 jam per minggu)= 8 jam
Pelaksana Tim PKM
Tim PKM Tim PKM Tim PKM Tim PKM
Hasil Dan Pembahasan Bantar Gebang, Bekasi merupakan tempat pembuangan akhir sampah (TPAS), yang di sekitar lokasi terdapat banyak pemulung yang bertempat tinggal. Para pemulung yang bertempat tinggal hamper semuanya sudah berkeluarga dan mengajar serta anggota keluarganya. Mereka tinggal di bedeng/gubung-gubung.Kegiatan sehari-hari para orang tua adalah memungut sampah di sekitar lokasi dan menjualnya ke pengepul, sedangkan anak-anak mereka yang sudah besar ada yang ikut menjadi pemulung, atau sekolah.Di lokasi tempat mereka tinggal terdapat sanggar untuk anak-anak pemulung menimba ilmu secara informal.Para pengajar di Sanggar adalah para relawan.Dalam sanggar juga terdapat beberapa peralatan pendidikan.Pelaksanaan pembelajaran bagi anak-anak pemulung dilakukan pada sore hari.Jika siang hari, aktivitas anak-anak hanya bermain.
Tabel 2:
1.
Materi Kewirausahaan
Definisi wirausaha dan kewirausahaan Wirausaha yaitu orang yang melihat peluang, menentukan langkah kegiatan, dan berani menanggung resiko dalam upaya meraih kemanfaatan (Rasyid, Sudrajat, dkk, 2005) Wirausahawan adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumberdaya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup (Suryana, 2006). Menurut Intruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995: “kewirausahaan adalah semangat, sikap perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka
Page 106 of 204
Tersedia Online di http://lpkmv-untar.org/jurnal/index.php/kajitindak
Kaji Tindak: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 P-ISSN: 2407-1773 E-ISSN: 2503-4979
memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan lebih besar” (Suherman, 2008) Objek studi kewirausahaan meliputi kemampuan seseorang dalam hal – hal sebagai berikut (Suherman, 2008) a. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. b. Kemampuan memotivasi diri, yaitu untuk melahirkan suatu tekad kemauan besar. c. Kemampuan berinisiatif d. Kemampuan berinovasi e. Kemamapuan membentuk modal material, sosial, dan intelektual. f. Kemampuan mengatur dan membiasakan diri g. Kemampuan mental yang dilandasi agama h. Kemampuan membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik ataupun menyakitkan.
2.
Ciri-ciri wirausahawan a. Percaya diri b. Berorientasi tugas dan hasil c. Berani mengambil risiko d. Memiliki jiwa kepemimpinan e. Keorisinilan f. Berorientasi kemasa depan (Buchori, 2007)
3.
Sikap dan perilaku wirausaha Sikap wirausahawan adalah: a. Selalu berfikir positif b. Repons yang positif dari individu terhadap informasi, kejadian, kritikan, cercaan, tekanan, tantangan, cobaan, kesulitan. c. Sikap yang berorientasi jauh ke depan d. Sikap selalu ingin tahu, membuat ia selalu mencari jalan keluar bila ingi maju. e. Sikap yang ingin selalu memberi yang terbaik buat orang lain sehingga sikap ini sangat baik untuk semua orang. f. Sikap yang penuh semangat dan berjuang keras (pantang menyerah) sehingga menimbulkan dampak yang baik untuk dunia sekelilingnya. g. Punya komitmen yang kuat, integritas yang tinggi, dan semangat yang kuat untuk meraih mimpi. (Hendro, 2011)
1.
Perilaku wirausahawan adalah: a. Teguh pendiriannya. b. Selalu yakin dengan apa yang ia kerjakan dan lakukan c. Berperilaku profesional dalam arti punya tanggung jawab, komitmen tinggi, disiplin, berusaha tetap konsisten pada pendiriannya, serta jujur dan terbuka. d. Optimis dalam segala perilaku yang ia lakukan. e. Berfikir positif dalam mendengar serta menanggapi suatu saran atau cercaan, f. Tidak gegabah dan penuh dengan rencana dalam setiap tindakan. g. Selalu berorientasi “pasti ada jalan keluarnya” (Hendro, 2011) Definisi wirausaha dan kewirausahaan
Tersedia Online di http://lpkmv-untar.org/jurnal/index.php/kajitindak
Page 107 of 204
Kaji Tindak: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 P-ISSN: 2407-1773 E-ISSN: 2503-4979
Wirausaha yaitu orang yang melihat peluang, menentukan langkah kegiatan, dan berani menanggung resiko dalam upaya meraih kemanfaatan (Rasyid, Sudrajat, dkk, 2005) Wirausahawan adalah mereka yang melakukan usaha-usaha kreatif dan inovatif dengan jalan mengembangkan ide dan meramu sumberdaya untuk menemukan peluang dan perbaikan hidup (Suryana, 2006). Menurut Intruksi Presiden RI No. 4 Tahun 1995: “kewirausahaan adalah semangat, sikap perilaku, dan kemampuan seseorang dalam menangani usaha dan atau kegiatan yang mengarah pada upaya mencari, menciptakan, menerapkan cara kerja, teknologi, dan produk baru dengan meningkatkan efisiensi dalam rangka memberikan pelayanan yang lebih baik dan atau memperoleh keuntungan lebih besar” (Suherman, 2008) Objek studi kewirausahaan meliputi kemampuan seseorang dalam hal – hal sebagai berikut (Suherman, 2008) i. Kemampuan merumuskan tujuan hidup/usaha. j. Kemampuan memotivasi diri, yaitu untuk melahirkan suatu tekad kemauan besar. k. Kemampuan berinisiatif l. Kemampuan berinovasi m. Kemamapuan membentuk modal material, sosial, dan intelektual. n. Kemampuan mengatur dan membiasakan diri o. Kemampuan mental yang dilandasi agama p. Kemampuan membiasakan diri dalam mengambil hikmah dari pengalaman yang baik ataupun menyakitkan. 2.
Ciri-ciri wirausahawan g. Percaya diri h. Berorientasi tugas dan hasil i. Berani mengambil risiko j. Memiliki jiwa kepemimpinan k. Keorisinilan l. Berorientasi kemasa depan (Buchori, 2007)
3.
Sikap dan perilaku wirausaha Sikap wirausahawan adalah: h. Selalu berfikir positif i. Repons yang positif dari individu terhadap informasi, kejadian, kritikan, cercaan, tekanan, tantangan, cobaan, kesulitan. j. Sikap yang berorientasi jauh ke depan k. Sikap selalu ingin tahu, membuat ia selalu mencari jalan keluar bila ingi maju. l. Sikap yang ingin selalu memberi yang terbaik buat orang lain sehingga sikap ini sangat baik untuk semua orang. m. Sikap yang penuh semangat dan berjuang keras (pantang menyerah) sehingga menimbulkan dampak yang baik untuk dunia sekelilingnya. n. Punya komitmen yang kuat, integritas yang tinggi, dan semangat yang kuat untuk meraih mimpi. (Hendro, 2011) Perilaku wirausahawan adalah:
Page 108 of 204
Tersedia Online di http://lpkmv-untar.org/jurnal/index.php/kajitindak
Kaji Tindak: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 P-ISSN: 2407-1773 E-ISSN: 2503-4979
h. Teguh pendiriannya. i. Selalu yakin dengan apa yang ia kerjakan dan lakukan j. Berperilaku profesional dalam arti punya tanggung jawab, komitmen tinggi, disiplin, berusaha tetap konsisten pada pendiriannya, serta jujur dan terbuka. k. Optimis dalam segala perilaku yang ia lakukan. l. Berfikir positif dalam mendengar serta menanggapi suatu saran atau cercaan, m. Tidak gegabah dan penuh dengan rencana dalam setiap tindakan. n. Selalu berorientasi “pasti ada jalan keluarnya” (Hendro, 2011)
Para pemulung hanya mengumpulkan sampah berbagai jenis.Setelah selesai memulung, mereka kemudian memisahkan jenis sampah, misalnya jening bungkus plastik, jenis botol adan gelas plastik, atau kantong-kantong plastik.Setelah mereka memisahkan jenis sampah hasil pulungan, kemudian mereka menjualnya ke pengepul. Para memulung hanya mendapatkan hasil dari menjual sampah, tanpa berpikir untuk membuat sampah hasil pulungannya menjadi produk lain yang lebih bernilai ekonomis. Setiap hari dari pagi sampai sore para pemulung sibuk mencari sampah . Gambaran kondisi lokasi tempat tinggal para pemulung tampak pada foto-foto di bawah ini.
Gambar 1:
Kondisi Masyarakat Pemulung di Bantar Gebang (Sumber: Dokumentasi Peneliti)
Tersedia Online di http://lpkmv-untar.org/jurnal/index.php/kajitindak
Page 109 of 204
Kaji Tindak: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 P-ISSN: 2407-1773 E-ISSN: 2503-4979
Gambar 2:
Penyuluhan Kewirausahaan Dokumentasi Peneliti)
Gambar 3:
Pelaksanaan Penyuluhan Dokumentasi Peneliti)
Pembuatan
Pembuatan
Produk
(Sumber:
Produk
(Sumber:
Dalam kegiatan pelatihan ini, jumlah para pemulung yang berpartisipasi bertambah 5 orang menjadi 20 orang dan meraka juga ada yang membawa anakanaknya untuk berpartisipasi. Waktu pelaksanaan sama dengan ketika diadakan penyuluhan, yaitu mulai pukul 16.30 dan berakhir sekitar pukul 20.00. Tempat pelaksanaan juga masih di dalam sanggar.Penerangan dalam sanggar tidak memadai sehingga tampak kurang terang. Kegiatan pelatihan pembuatan barang bernilai ekonomis dari limbah plastik ini memerlukan alat dan bahan-bahan sebagai berikut. a. Solder untuk melobangi tutup botol b. Jalu (pengikat dari plastik) untuk merangkai tutup botol yang sudah dilubangi c. Tutup botol (sebagai bahan dasar) d. Baskom (tempat menaruh dan pemisah tutup botol yang berwarna warni) e. Gunting (untuk menggunting tali yang terlalu panjang) Langkah-langkah dalam pembuatan produk tempat sampah maupun keset adalah sebagai berikut: a. Pisahkan tutup botol air mineral ke dalam baskom sesuai dengan warna yang sama (biru, kuning, dan merah)
Page 110 of 204
Tersedia Online di http://lpkmv-untar.org/jurnal/index.php/kajitindak
Kaji Tindak: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 P-ISSN: 2407-1773 E-ISSN: 2503-4979
b. Lubangi tutup botol air mineral dengan menggunakan solder yang sudah panas (sudah dicolok di aliran listrik) c. Setelah tutup botol tersebut dilubangi, kemudian rangkaikan dengan jalu (pengikat dari bahan plastik), dengan panjang sesuai dengan yang diinginkan. d. Jika ingin membuat keset berbentuk persegi panjang, susunlah rangkaian tutup botol air mineral yang sudah terkait memanjang sebanyak 12 baris (atau sesuaikan dengan besar ukuran keset yang dinginkan). e. Rangkaian memanjang dari tutp botol yang sudah dijejer tersbut kemudian saling dikaitkan dengan jalu agar tidak terlepas, dan jadilah keset berbentuk segi empat. f. Jika ingin membuat keset yang berbentuk bulat, rangkaian tutup botol mineral yang sudah dikaitkan dengan “jalu” dibentuk melingkar. Besar diameter lingkaran sesuai dengan ukuran kebutuhan keset yang diharapkan. g. Setelah terbentuk rangkaian melingkar yang ukurannya bervariasi, dari terkecil sampai dengan tersebar (sesuai ukuran yang diharapkan), kemudian rangkaian tersebut disusun melingkar pulai mulai rangkaian melingkar yang terkecil sampai yang besar. Setelah tersusun, masing-masing diikat supaya tidak lepas. h. Jika ingin membuat tempat sampah, untuk badan tempat sampah (yang posisi berdiri), digunakan rangkaian dari keset yang berbentuk persegi panjang yang dibuat melingkar, kemudian masing-masing tutupnya diikat supaya tidak n ukuran disesuaikan dengan lebar lepas. Untuk bagian dasarnya dapat dipakai bentuk keset yang bberbentuk melingkat i. dengatingginya. Setelah itu, dasar dan badan tempat sampat kemudian diikat, dan terbentuklah tempat sampah.
Simpulan Dan Implikasi Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan PKM yang telah dilakukan di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS), Bantar Gebang Bekasi, dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Masyarakat pemulung memperoleh pengetahuan kewirausahaan tentang produk yang bernilai ekonomis 2. Masyarakat pemulung memperoleh pengetahuan tentang ketrampilan pembuatan produk dari limbah plastik menjadi produk bernilai ekonomis. 3. Masyarakat pemulung termotivasi dalam mengikuti kegiatan PKM tentang pemmanfaatan limbah plastik menjadi produk rumah tangga yang bernilai ekonomis. Berkaitan dengan kegiatan ini, Tim PKM menghasilkan luaran berupa modul pelatihan pembuatan produk alat rumah tangga yang berupa keset dan tempat sampah. Jenis Luaran yang dihasilkan berupa dua produk, yaitu : 1. Produk rumah tangga yang bernilai jual tinggi dari limbah plastic. 2. Panduan manajemen usaha dalam menjalankan usaha produk hasil limbah plastic secara berkelanjutan.
Tersedia Online di http://lpkmv-untar.org/jurnal/index.php/kajitindak
Page 111 of 204
Kaji Tindak: Jurnal Pemberdayaan Masyarakat Vol. 3 No. 2 Oktober 2016 P-ISSN: 2407-1773 E-ISSN: 2503-4979
Ucapan Terima Kasih Terima kasih disampaikan kepada Lembaga Pengabdian Kepada Masyarakat dan Ventura (LKMV) Universitas Tarumanagara telah mendanai kelangsungan jurnal ini.
Daftar Pustaka Djamaludin. M.J., Ujang Sumarwan. dan G.N.A. Mahardikawati. (2009). Analisis Kepuasan Dan Loyalitas Konsumen Jamu Gendong di Sukabumi.Jurnal Ilmu Keluarga dan Konsumen. No.2. Vol.2. Agustus. Hlm: 175-185. Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan. Jakarta: Erlangga. Mubarak, Wahid Iqbal, dkk. (2006). Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: CV Sagung Seto. Nasution. M.N. (2004). Manajemen Mutu Terpadu. Cetakan Ketiga. Galia Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor: 416/MEN.KES/PER/IX/1990. Tentang Syaratsyarat Dan Pengawasan Kualitas Air. Industri Dan Obat Tradisional. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 006 Tahun 2012. Tentang Industri Dan Obat Tradisional. Rasyid, Sudrajat, dkk. (2005). Kewirausahaan Santri. Jakarta: Citrayudha. Robin. P. Stephen., and Coulter. M. (2005). Management., Eight edition, Pearson Prentice Hall, USA. Rodhiah. (2010). Hasil penelitian kajian wanita: ”Pengembangan Kualitas Produk Jamu Gendong di Daerah Serpong Tangerang 2010”Jurnal Manajemen Usahawan Indonesia. V.41 No.1 Tahun 2012 Sahran. S., Zeinalnezhad. M., and Mukhtar. M. (2010). Quality managementin small and medium entreprises: Ecperiance from developing countries., International review of business researh paper., vol. 6 No. 6. December. Pp: 164-173. Sinar Harapan, 08 Desember 2014. Diunduh tanggal 25 Februari 2015 dari http://sinarharapan.co/news/read/140603176/Volume-Sampah-DKI-keBantargebang-Meningkat Suherman, Eman. (2008).Desain Pembelajaran Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta Sumber, Buchari Alma. (2007). Manajemen Pemasaran & Pemasaran Jasa. Bandung: CV. Alfabeta. Suryana. (2006). Kewirausahaan: Pedoman Praktis, Kiat dan Proses menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat Wahid, (2006). Era Teknologi Canggih, Jamu Gedong di Indonesia Malah Capai 50.000 Orang. Diunduh tanggal 27 Februari. Zulaikhah. S.T. (2005). Analisis Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pencemaran Mikroba Pada Jamu Gendong Di Kota Semarang. Thesis. Magister Kesehatan Lingkungan. Universitas Diponegoro. Semarang.
Page 112 of 204
Tersedia Online di http://lpkmv-untar.org/jurnal/index.php/kajitindak