KAJI EKSPERIMENTAL PENGUJIAN DEFLEKSI PADA PEGAS DAUN SEBAGAI ALAT PEREDAM GETARAN MESIN MOTOR PENYARING TANAH DI PT. PRIMARINDO ARGATILE DI CIKANDE SERANG, BANTEN Reza Fahlefi1, Edi Septe1, Hendri Budiman1 Laboraturium Material dan Metalurgi Fisik - Jurusan Teknik mesin – Fakultas Teknologi Industri – Universitas Bung Hatta, Jl. Gajah Mada No. 19 Olo Nanggalo Padang 25143 Telp. 0751-7054257 Fax. 0752-7051341 Email :
[email protected]
ABSTRAK
Getaran merupakan salah satu yang harus diperhitungkan dalam dunia industri karena dengan getaran yang besar pada suatu proses permesinan dapat menimbulkan terjadinya kerusakan pada mesin tersebut untuk itu perlu dilakukan penganalisa, hal yang diperhitungkan dalam menganalisa sebuah getaran adalah bentuk redaman yang diggunakan, jenis getaran yang digunakan sehingga kita dapat menghitung kemampuan suatu pegas untuk meredam suatu getaran berdasar kan sifat elastisitasnya. Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok akibat adanya pembebanan vertical yang diberikan pada balok atau batang. Deformasi pada balok dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari posisinya sebelum mengalami pembebanan dan akhir pembebanan. Defleksi diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi. Konfigurasi yang diasumsikan dengan deformasi permukaan netral dikenal sebagai kurva elastis dari balok. Dari hasil kaji eksperimental yang dilakukan dapat disimpulakan bahwa spesifikasi dan ukuran plat yang direncanakan untuk sebagai alat peredam getaran dari mesin penyaring tanah di PT. Primarindo Argatile, Cikande Serang Banten. Kata kunci : Getaran, peredam, Defleksi, dan elastisitas.
ABSTRAC Vibration represent one other have to be reckoned in industrial world because with big vibration at one particular machinery process can generate the happening of damage at the machine for that require to be conduc by analyst, reckoned in matter analyse a vibration is damping form which, used vibration type so that we earn to calculate ability and spiral spring to weaken and vibration based on kan of[is nature of its elasticity. Defleksi is transformation at log effect of existence of encumbering of passed to vertical is bar or log. Deformation at log can be explained pursuant to log defleksi of its position before experiencing of encumbering and is final of encumbering. Defleksi measured from neutral surface early to neutral position after happened deformation. assumed configuraton with known as by neutral surface deformation of elastic curve of log. From result of study of eksperimental which is to earn disimpulakan that planned to do plate size measure and specification as a means of silencer of vibration can weaken vibration of machine buffer of land ground in PT. Primarindo Argatile, Cikande Serang, Banten Keyword : Vibration, silencer, Defleksi, and elasticity
1.1
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang
Industri pengolahan bahan-bahan keramik merupakan salah satu industri yang sedang berkembang di Indonesia. Industri keramik setiap harinya menghasilkan 1200 /jam, perkembangan industri keramik mulai berkembang dengan kemajuan teknologi yaang mendukung dalam proses pengolahan. Pentingnya menjaga suatu komponen pendukung bagi suatu perusahaan karena kerusakan suatu komponen dapat menyebabkan kerugian pada hasil proses produksi dan waktu produksi. 1.2 Batasan Masalah Pegas yang di gunakan adalah pegas daun mobil cary Panjang pegas = 71 cm Bahan pegas yang digunakan SUP 9 ( baja karbon tinggi dalam bentuk plat). Pengujian sifat mekanik pegas dilakukan dengan uji defleksi. 1.3 Tujuan Penelitian Mengetahui kemampuan pegas daun dalam meredam getaran berdasarkan sifat elastisitasnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Tentang Getaran 2.1.1 Pengertian Getaran Getaran adalah gerakan bolakbalik dalam suatu interval waktu tertentu. Getaran berhubungan dengan gerak osilasi benda dan gaya yang berhubungan dengan gerak tersebut. Semua benda yang mempunyai massa dan elastisitas mampu bergetar, jadi kebanyakan mesin dan struktur rekayasa (engineering) mengalami getaran sampai derajat tertentu dan rancangannya biasanya memerlukan pertimbangan sifat osilasinya (Yefri
Chan : 2010). Ada dua kelompok getaran yang umum yaitu : (1). Getaran Bebas. Getaran bebas terjadi jika sistem berosilasi karena bekerjanya gaya yang ada dalam sistem itu sendiri (inherent), dan jika ada gaya luas yang bekerja. Sistem yang bergetar bebas akan bergerak pada satu atau lebih frekuensi naturalnya, yang merupakan sifat sistem dinamika yang dibentuk oleh distribusi massa dan kekuatannya. Semua sistem yang memiliki massa dan elastisitas dapat mengalami getaran bebas atau getaran yang terjadi tanpa rangsangan luar.
4
Gambar. 2.1 Sistem Pegas – massa dan diagram benda bebas (2). Getaran Paksa. Getaran paksa adalah getaran yang terjadi karena rangsangan gaya luar, jika rangsangan tersebut berosilasi maka sistem dipaksa untuk bergetar pada frekuensi rangsangan. Jika frekuensi rangsangan sama dengan salah satu frekuensi natural sistem, maka akan didapat keadaan resonansi dan osilasi besar yang berbahaya mungkin terjadi. Kerusakan pada struktur besar seperti jembatan, gedung ataupun sayap pesawat terbang, merupakan kejadian menakutkan.
2. Pegas helik torsi 2.1.2. Gerak Harmonik Gerak osilasi dapat berulang secara teratur atau dapat juga tidak teratur, jika gerak itu berulang dalam selang waktu yang sama maka gerak itu disebut gerak periodik. • Persamaan Differential Gerak Gambar 2.4 Pegas helik torsi Model fisik dari getaran bebas tanpa redaman dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
3. Pegas helik conical
Gambar 2.2 Model Fisik Sistem 2.2 Teori Tentang Pegas 2.2.1 Klasifikasi Pegas Pegas adalah benda elastis yang digunakan untuk menyimpan energi mekanis. Pegas biasanya terbuat dari baja. Pegas juga ditemukan di sistem suspensi mobil. Pada mobil Pegas memiliki fungsi menyerap kejut dari jalan dan getaran roda agar tidak diteruskan ke bodi kendaraan secara langsung, selain itu, pegas juga berguna untuk menambah daya cengkram ban terhadap permukaan jalan.
Gambar 2.5 Pegas helik conical 4. Pegas daun
Adapun tipe - tipe pegas : 1. Pegas helik tekan Gambar 2.6 Pegas daun
Gambar 2.3 Pegas helik tekan
Sistim suspensi adalah suatu mekanisme yang dipasang antara rangka, body dan roda. Yang berfungsi untuk menahan dan meredam kejutan selain bermanfaat bagi umur kendaraan, suspensi juga sangat bermanfaat Bagi pengemudi dan
penumpang sehingga mereka lebih nyaman dalam mengemudikan kendaraan.
Getaran roda pada kendaraan atau mobil pada umunya diartikan sebagai gerakan yang terjadi pada spring weight, Spring weight adalah berat mobil yang ditumpangi sistim suspensi. Gerakan yang mengakibatkan ujung depan dan ujung belakang mobil bergerak disekitar titik berat kendaraan disebut piccing, gerakan kendaraan mengayun dari samping kanan ke samping kiri disebut rolling, sedangkan gerakan mobil ke atas dan ke bawah disebut bouncing.
Pegas daun adalah pegas yang menitik beratkan pada kekuatan sehingga dapat menerima beban yang besar. Pegas yang digunakan menggunakan pegas semi epticical, jumlah pegas ada 5 lembar pada masing-masing roda. Tebal tiap lembar pegas kurang lebih 28 mm. dengan panjangyang berbeda-beda. Lembaran pegas disatukan menggunakan baut pengikat pada bagian tengah pegas dan clamp. Pada kedua ujung pegas no.1 atau pegas terpanjang di buat lobang sebagai tempat pemasangan pada gantungan rangka. Pegas daun yang dipasang pada rangka samping menggunakan 2 baut U dan plat.
Pada kedua ujung pegas diberi lapisan karet khusus untuk menghilangkan bunyi karena gesekan antara plat saat pegas daun bekerja menerima beban, agar karet tidak lepas maka diberikan penguat. Komponen - komponen suspensi pegas daun :
Peredam kejutan berungsi untuk mendapatkan keseimbanagan yang sempurna.
Baut U berfungsi untuk menyatukan seluruh pegas sekaligus penghubung atau mengikat pada poros roda. Iner clip berfungsi mengikat salah satu plat penyusun dengan plat lainya agar lebih menyatu. Plat baut U berfungsi untuk tempat dudukan pegas daun pada poros roda dan rangka atau body. Unit penyangga berfungsi untuk tempat dudukan pegas daun pada poros roda dan rangka atau body. Karet pelapis berfungsi untuk melapisi antara plat baja yang satu dengan yang lainnya agar pada saat pemasangan tidak terjadi bunyi. Baud inti fungsinya untuk mengikat seluruh plat baja menjadi satu kesatuan agar lebih kuat. Lower dan upper arm berfungsi untuk dudukan suspensi pegas daun serta membebaskan roda untuk bergerak ke atas dan ke bawah.
2.2.2 Fungsi Dan Penggunaan pegas Penggunaan pegas dalam dunia keteknikan sangat luas,misalkan pada teknik mesin, teknik elektro, alat-alat transformasi,dan lain-lain. Dalam banyak hal, tidak terdapat alternatif lain yang dapat digunakan, Kecuali menggunakan pegas dalam kontruksi dunia keteknikan. harus dapat berfungsi dengan baik, terutama dari segi persyaratan,keamanan dan kenyamanan. Adapun fungsi pegas adalah memberikan gaya, melunakan tumbukan dengan memanfaatkan sifat elastisitas bahannya, menyerap dan menyimpan energi dalam waktu yang singkat dan mengeluarkanya kembali dalam jangka waktu yang lebih panjang, serta mengurangi getaran.
Cara kerja pegas adalah kemampuan menerima kerja lewat perubahan bentuk elastic ketika mengendur, kemudian menyerahkan kerja kembali kedalam bentuk semula, hal ini di sebut cara kerja pegas. Pada pegas, gaya F (N) dalam daerah elastic besarnya sama dengan perkalian antara perpindahan titik daya tangkap gaya F (mm) dikalikan dengan konstanta K atau K merupakan fungsi di f dikalikan dengan konstanta k . Dalam hal ini dapat dilihat pada diagram pegas, Dimana pada sumbu mendatar diukur perpindahan f (mm) dan pada sumbu vertical gaya F (N). Luas yang terletak antara garis a dan sumbu mendatar merupakan kerja yang terhimpun dalam pegas yang ditegangkan, ketika pegas mengendur, bukan garis penuh A yang dilalui,melainkan jenis lengkungan yang putus - putus. selisih kerja diubah menjadi kalor sebagai akibat dari gesekan bahan pegas, hal ini di sebut histerisis. 2.3. Teori Tentang Defleksi 2.3.1 Pengertian Defleksi Dan Hal-Hal Yang Mempengaruhi Defleksi adalah perubahan bentuk pada balok dalam arah y akibat adanya pembebanan vertical yang diberikan pada balok atau batang. Deformasi pada balok secara sangat mudah dapat dijelaskan berdasarkan defleksi balok dari posisinya sebelum mengalami pembebanan. Defleksi diukur dari permukaan netral awal ke posisi netral setelah terjadi deformasi. Konfigurasi yang diasumsikan dengan deformasi permukaan netral dikenal sebagai kurva elastis dari balok. Gambar 2.10 (a) memperlihatkan balok pada posisi awal sebelum terjadi deformasi dan Gambar 2.10 (b) adalah balok dalam konfigurasi terdeformasi yang diasumsikan akibat aksi pembebanan.
Gambar 2.7. (a) Balok sebelum terjadi deformasi, (b) Balok dalam konfigurasi terdeformasi Jarak perpindahan y didefinisikan sebagai defleksi balok. Dalam penerapan, kadang kita harus menentukan defleksi pada setiap nilai x disepanjang balok. Hubungan ini dapat ditulis dalam bentuk persamaan yang sering disebut persamaan defleksi kurva (atau kurva elastis) dari balok. Sistem struktur yang di letakkan horizontal dan yang terutama di peruntukkan memikul beban lateral, yaitu beban yang bekerja tegak lurus sumbu aksial batang (Binsar Hariandja : 1996). Beban semacam ini khususnya muncul sebagai beban gravitasi, seperti misalnya bobot sendiri, beban hidup vertical,beban keran (crane) dan lain - lain. Contoh sistem balok dapat di kemukakan antara lain, balok lantai gedung, gelagar jembatan, balok penyangga keran, dan sebagainya. Sumbu sebuah batang akan terdeteksi dari kedudukannya semula bila benda dibawah pengaruh gaya terpakai. Dengan kata lain suatu batang akan mengalami pembebanan transversal baik itu beban terpusat maupun terbagi merata akan mengalami defleksi. Unsur - unsur dari mesin haruslah cukup tegar untuk mencegah ketidakbarisan dan mempertahankna ketelitian terhadap pengaruh beban dalam gedung-gedung,balok lantai tidak dapat melentur secara berlebihan untuk meniadakan pengaruh psikologis yang tidak diinginkan para penghuni dan untuk
memperkecil atau mencegah dengan bahanbahan jadi yang rapuh. Begitu pun kekuatan mengenai karateristik deformasi dari bangunan struktur adalah paling penting untuk mempelajari getaran mesin seperti juga bangunanbangunan stasioner dan penerbangan. Hal-hal yang mempengaruhi terjadinya defleksi yaitu : 1. Kekakuan batang Semakin kaku suatu batang maka lendutan batang yang akan terjadi pada batang akan semakin kecil. 2. Besarnya kecil gaya yang diberikan Besar-kecilnya gaya yang diberikan pada batang berbanding lurus dengan besarnya defleksi yang terjadi. Dengan kata lain semakin besar beban yang dialami batang maka defleksi yang terjadi pun semakin kecil. 3. Jenis tumpuan yang diberikan,Jumlah reaksi dan arah pada tiap jenis tumpuan berbeda-beda. Jika karena itu besarnya defleksi pada penggunaan tumpuan yang berbedabeda tidaklah sama. Semakin banyak reaksi dari tumpuan yang melawan gaya dari beban maka defleksi yang terjadi pada tumpuan rol lebih besar dari tumpuan pin (pasak) dan defleksi yang terjadi pada tumpuan pin lebih besar dari tumpuan jepit. 4. Jenis beban yang terjadi pada batang, Beban terdistribusi merata dengan beban titik, keduanya memiliki kurva defleksi yang berbeda-beda. 2.3.2 Jenis - Jenis Tumpuan 1. Engsel Engsel merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertikal dan gaya reaksi horizontal. arah satu horizontal dan yang lainnya dalam arah vertical. Tidak seperti pada perbandingan tumpuan rol atau penghubung,maka perbandingan
antara komponen-komponen reaksi pada tumpuan yang terpasak tidaklah tetap. Untuk menentukan kedua komponen ini, dua buah komponen statika harus digunakan :
Gambar 2.8 Tumpuan engsel 2. Rol Rol merupakan tumpuan yang hanya dapat menerima gaya reaksi vertical. Alat ini mampu melawan gaya - gaya dalam suatu garis aksi yang spesifik. Penghubung yang terlihat pada gambar dibawah ini dapat melawan gaya hanya dalam arah AB rol. Pada gambar dibawah hanya dapat melawan beban vertical. Sedang rolrol hanya dapat melawan suatu tegak lurus pada bidang cp.
Gambar 2.9 Tumpuan Rol 3. Jepit Jepit merupakan tumpuan yang dapat menerima gaya reaksi vertical, gaya reaksi horizontal dan momen akibat jepitan dua penampang. Tumpuan jepit ini mampu melawan gaya dalam setiap arah dan juga mampu melawan suatu kopel atau momen. Suatu komponen gaya dan sebuah momen.
2.3.4 Jenis - Jenis Batang 1. Batang tumpuan sederhana Bila tumpuan tersebut berada pada ujung ujung dan pada pasak atau rol. Gambar 2.10 Tumpuan Jepit 2.3.3 Jenis-Jenis Pembebanan Salah satu faktor yang mempengaruhi besarnya defleksi pada batang adalah jenis beban yang diberikan kepadanya. Adapun jenis pembeban : 1. Beban terpusat Titik kerja pada batang dapat dianggap berupa titik karena luas kontaknya kecil.
Gambar 2.14 Batang tumpuan sederhana 2. Batang kartilever Bila salah satu ujung balok dijepit dan yang lain bebas.
Gambar 2.15 Batang kantilever 3. Batang Overhang Bila balok dibangun melewati tumpuan sederhana. Gambar 2.11 Pembebanan Terpusat 2. Beban terbagi merata Disebut beban terbagi merata karena merata sepanjang batang dinyatakan dalam qm (kg/m atau KN/m)
Gambar 2.16 Batang Overhang 4. Batang menerus Bila tumpuan-tumpuan terdapat pada balok continue secara fisik.
Gambar 2.17 Batang menerus Gambar 2.12 Pembebanan Terbagi Merata 3. Beban bervariasi unform Disebut beban bervariasi uniform karena beban sepanjang batang besarnya tidak merata
Gambar 2.13 Pembebanan Bervariasi uniform
2.3.5 Fenomena Lendutan Batang Untuk setiap batang yang ditumpu akan melendut apabila diberikan beban yang cukup besar. Lendutan batang untuk setiap titik dapat dihitung dengan menggunakan metode diagram atau cara integral ganda dan untuk mengukur gaya yang digunakan load cell. Lendutan batang sangat penting dalam konstruksi terutama konstruksi mesin, dimana pada bagian-bagian tertentu seperti poros,lendutan sangat tidak diinginkan
karena adannya lendutan maka kerja poros atau operasi mesin akan tidak normal sehingga dapat menimbulkan kerusakan pada bagian mesin atau pada bagian lainnya.Pada semua konstruksi teknik, bagian - bagian pelengkap suatu bangunan haruslah diberi ukuran-ukuran fisik yang tertentu.
Alat Uji Defleksi
Gambar 3.3 Alat Uji defleksi BAB III METODOLOGI PERENCANAAN 3.1 Diagram Alir Proses Penelitian
3.2 Ruang Lingkup Perencanaan 3.2.1 Waktu dan tempat Waktu perencanaan alat peredam getaran dilakukan pada awal januari 2013 sampai februari 2014 dan bertempat di laboratorium material Universitas Bung Hatta Padang. 3.3 Alat Dan Bahan Pegas Daun
Gambar 3.2 Pegas Daun
Mistar Baja Dial Indikator Beban
Gambar 3.4 Beban Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yang berfungsi untuk menentukan defleksi maksimal yang dapat ditahan pada besi plat/strip baja karbon tinggi yang mana nantiknya akan berfungsi untuk alat peredam getaran salah satu mesin di PT. Primarindo Argatele Cikande Serang Banten. 3.4. Prosedur Pengujian Pada sebelum melakukan pengujian benda yang akan diuji harus dalam keadan lurus supaya kita dapat melihat bentuk defleksi yang terjadi sebelum dan setelah diberi beban, alat ukur yang digunakan adalah dial indikator yang memiliki ketelitian 0.001, setelah itu dilakukan analisa hasil pengujian apakah material tersebut memiliki defleksi yang bagus atau tidak.
3.5 Parameter Yang Digunakan Hubungan defleksi atau lenturan dengan momen lentur yang terjadi pada batang adalah : 1 M E .I Dimana:
ρ = Jari jari kelengkungan M = Momen Lentur E = Modulus Elastis I = Momen Inersia Secara sistematis, bidang lengkung persamaan :
kelengkungan suatu dinyatakan dengan
ds = p . d I d x ds Persamaan-persamaan defleksi pada batang untuk berbagai model pembebanan diperlihatkan: L
d 2 y / dx 2 1 2 p 1 dy / dx Artinya, bahwa y adalah defleksi batang pada setiap titik x disepanjang batang. Sedangkan sudut kemiringan batang pada setiap titik x adalah : dy Ө= dx Salah satu kondisi kesetimbangan yaitu Z . MZ = 0, menghendaki agar momen lentur diimbangi dengan tahan momen yaitu M – Mr. tekan momen terhadap sumbu netral elemen khusus, y ( x : de ) kondisi ini menghendaki agar : M=y(x.d.A)x=E=y Sehingga : M = E y² . dA Dimana : y² . dA = I = Momen Inersia Maka : M = E . I, dimana I = M .m E.I Persamaan diatas memperlihatkan pandangan samping permukaan netral balok. Konsekuensinya kurva elastis sangat kecil. Harga kemiringan Tan . dy / dx dengan kesalahan sangat kecil bias disebut sama dengan, sehingga : dy dx d d 2. y dx dx Apabila kita menginginkan kurva dalam panjang diferensial, ds dinyatakan bahwa :
A
½
F B
R x
R A V +
x -
M + x Gambar 3.5. Tumpuan sederhana – beban tengah Dari gambar 3.5 diperoleh persamaan : RA=RB =F/2 VAB = RA . VBC = -RB F .X M AB 2 M BC F (1 x) P
Gambar 3.6 Beban terpusat Dari gambar 3.6 diatas dapat ditarik persamaan : 1 P..L3 x 48 48. E . I BAB IV ANALISA HASIL PENGUJIAN DAN ANALISA 4.1 Hasil Pengujian Pengujian telah dilakukan dan hasil pengujian ditampilkan pada grafik dan tabel dibawah ini.
Benda Uji
Baja
No
Inersia (cm)
Beban
Defleksi
Modolus Elastisitas
1 2 3 4
0,37971 cm4 0,37971 cm4 0,37971 cm4 0,37971 cm4
1 kg 2,5 kg 4 kg 5 kg
1,019 cm 3,070 cm 5,091 cm 0,045 cm
2,15x106 2,15x106 2,15x106 2,15x106
5 6 7
0,37971 cm4 0,37971 cm4 0,37971 cm4
6,5 kg 7,5 kg 8,5 kg
0,059 cm 0,068 cm 0,045 cm
2,15x106 2,15x106 2,15x106
8 9
0,37971 cm4 0,37971 cm4
9 kg 10,5 kg
0,059 cm 0,068 cm
2,15x106 2,15x106
4.2 Analisa Hasil Diketahui : L = 71 cm h = 0,45 cm b = 5 cm a = 35,5 cm m = 1 kg No
Benda Uji
Inersia
Beban
Defleksi
Modolus Elastisitas
1
0,38 cm2
1 kg
2,10 kg/cm
2,15x106 kg/cm2
2 3 4 5 6 7
0,38 cm2 0,38 cm2 0,38 cm2 0,38 cm2 0,38 cm2 0,38 cm2
2,5 kg 4 kg 5 kg 6,5 kg 7,5 kg 8,5 kg
5,25 kg/cm 8,4 kg/cm 10,51 kg/cm 13,67 kg/cm 15,77 kg/cm 17,87 kg/cm
2,15x106 kg/cm2 2,15x106 kg/cm2 2,15x106 kg/cm2 2,15x106 kg/cm2 2,15x106 kg/cm2 2,15x106 kg/cm2
0,38 cm2 0,38 cm2
9 kg 10,5 kg
18,92 kg/cm 22,07 kg/cm
2,15x106 kg/cm2 2,15x106 kg/cm2
8 9
Baja
Keterangan : Pada grafik diatas dapat dilihat nilai defleksi terendah pada pembebanan 1 kg, defleksi tertinggi pada beban 10,5 kg. Gambar 4.1 Grafik hubungan antara beban dan defleksi. 4.4 Tabel hubungan antara inersia dengan defleksi Inersia 0,38 cm2 0,38 cm2 0,38 cm2 0,38 cm2 0,38 cm2 0,38 cm2 0,38 cm2
Defleksi 2,10 kg/cm 5,25 kg/cm 8,4 kg/cm 10,51 kg/cm 13,67 kg/cm 15,77 kg/cm 17,87 kg/cm
0,38 cm2 0,38 cm2
18,92 kg/cm 22,07 kg/cm
Tabel Analisa Hasil Pengujian 4.3 Tabel hubungan dengan defleksi
antara
Beban
Defleksi
1 kg 2,5 kg 4 kg 5 kg
2,10 kg/cm 5,25 kg/cm 8,4 kg/cm 10,51 kg/cm
6,5 kg 7,5 kg 8,5 kg
13,67 kg/cm 15,77 kg/cm 17,87 kg/cm
9 kg 10,5 kg
18,92 kg/cm 22,07 kg/cm
beban
Keterangan : Pada grafik diatas dapat dilihat terjadi peningkatan nilai defleksi. Gambar 4.2 Grafik hubungan antara inersia dengan defleksi 4.5 Tabel hubungan antara inersia dengan beban Inersia
Beban
0,38 cm2 0,38 cm2 0,38 cm2 0,38 cm2
1 kg 2,5 kg 4 kg 5 kg
0,38 cm2 0,38 cm2 0,38 cm2
6,5 kg 7,5 kg 8,5 kg
0,38 cm2 0,38 cm2
9 kg 10,5 kg
Keterangan : Pada grafik diatas dapat dilihat nilai inersia terendah pada pembebanan 1 kg, nilai inersia tertinggi pada beban 10,5 kg. Gambar 4.3 Grafik hubungan antara inersia dengan beban
4.7 Gambar Perencanaan
Gambar 4.1 Perencanaan Peredam getaran pada mesin motor penyaring tanah Keterangan : 1. Pondasi 2. Pegas (peredam) 3. Poros 4. Motor pernggerak 5. Belt 6. Puli 7. Tempat penampungan tanah 8. Saluran masuk tanah 9. Spatula 10. Saluran keluar 11. Rangka
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil kajieksperimental yang dilakukan dapat disimpulakan bahwa spesifikasi dan ukuran plat yang direncanakan untuk sebagai alat peredam getaran adalah sebagai berikut : Jenis alat : peredam getaran Bahan yang digunakan : baja SUP 9 ( Baja karbon tinggi dalam bentuk plat) Panjang plat : 71 cm Tebal : 0,45 cm 5.2
Saran 1. Sewaktu melakukan pengujian sebaiknya didampingi oleh seorang asisten. 2. Untuk mendapatkan hasil pengujian yang baik sebaiknya lakukan pengujian berulang – ulang. 3. Bahan yang digunakan sebaiknya memiliki standar elastisitas bahan yang bagus. 4. BAB V DAFTAR PUSTAKA Budinski and Kenneth,G,1992, Engineering Material Properties and Selections,En,Prentice Hall,New Jersey. Callister. W. D. 1985, Material Science and Engginering, John wiley & Sons, New York. Dafis. H.E. Troxel. G. E and Hauck. G. F. W. 1964, The Testing of Engineering Materials, 4th..ed. Mc Graw - Hill, New York Shackelford, J. F. 1992, Material Science For Engginering, Mac millan, New York.