TINJAUAN PUSTAKA
Kaitan Pemakaian Sepatu Hak Tinggi dengan Lordosis Lumbal Handy Winata* *Dosen bagian Anatomi FK UKRIDA Alamat Korespodensi : Jl. Terusan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 E-mail:
[email protected] Abstrak: Sejak masa Louis XIV di perancis, para wanita mulai memakai sepatu hak tinggi. Tetapi semua itu ternyata membawa efek negatif. Beberapa wanita sering mengeluh dengan memakai sepatu hak tinggi menyebabkan mereka nyeri punggung, hal ini membuat banyak dokter dan ahli terapi mulai berpikir bahwa sumber nyeri tersebut adalah sepatu hak tinggi yang menyebabkan peningkatan kelengkungan lordosis lumbal tulang belakang. Pemakaian sepatu hak tinggi akan mengakibatkan peningkatan lordosis lumbal yang diakibatkan oleh karena berkurangnya sudut fleksi dari lumbal dan menyebabkan meningkatnya otot erector spinae untuk menopang tubuh yang tidak stabil, supaya tetap berdiri tegak. Hal ini terjadi pada jangka panjang akan menimbulkan kelelahan dan ketidaknyamanan pada si pemakai, yang pada akhirnya akan berujung pada terjadinya low back pain. Kata kunci : Sepatu hak tinggi, lordosis lumbal, low back pain
Wearing High-Heeled Shoes with Lumbal Lordosis Abstract: At the time of Louis XIV in France, the women began to wear high heels. But it turned out to have negative effects, some women often complain with wearing high heels cause them pain, it makes doctors and therapists began to think that the source of the pain is high-heeled shoes that cause the increase of the lordosis curvature of the lumbar spine . The use of high-heeled shoes will lead to increased lumbar lordosis resulting from the reduced angle of lumbar flexion and causing increased erector spinae muscles to support the body unstable, for standing normally. This situation in long term will lead to fatigue and discomfort, which will eventually lead to the occurrence of low back pain. Keywords: high heels, lumbar lordosis, low back pain
1
baru merasa terganggu atau tidak nyaman
Pendahuluan
dengan hak sepatu berukuran 6-9 cm.1
Selama masa Louis XIV di perancis,
Ada
para wanita mulai memakai sepatu hak
beberapa
penelitian
terkait
tinggi, hal ini dilakukan untuk memenuhi
dengan makalah ini antara lain oleh
keinginan mereka untuk tampil cantik.
Bendix, Opila, dkk, Franklin, dkk, de
Tetapi semua itu ternyata membawa efek
Lateur,
negatif, seperti mata kakinya terkilir, sakit
pengurangan lordosis lumbal, sebaliknya
punggung
Lee, dkk, Ebrahimian dan Ghaffarinejad
sampai
peningkatan
dkk,
kelengkungan tulang belakang, dan nyeri
menunjukkan
pada kaki sampai menjadikan jari kaki
Beberapa
sebagai
menimbulkan
tumpuan
berat,
pemendekan
menunjukkan
adanya
hasil
yang
terjadinya
peningkatan. berbeda
kontroversi,
ini
apakah
tendon Achilles, pengurangan langkah
pemakaian sepatu hak tinggi menyebabkan
kaki dan perubahan pola gaya berjalan,
pengurangan,
berjalan cepat dan mobilitas dan bahkan,
menimbulkan perubahan pada lordosis
sangat potensial merupakan predisposisi
lumbal.
peningkatan,
atau
tidak
penyakit degeneratif seperti osteoartritis Pembahasan
pada lutut.1 Beberapa
wanita
juga
A. Anatomi Kaki, Pergelangan Kaki
sering
dan Persendian3,4
mengeluh bahwa dengan memakai sepatu hak tinggi menyebabkan mereka nyeri
Kaki dan pergelangan kaki dibentuk
punggung, hal ini membuat banyak dokter
oleh struktur anatomi yang kompleks,
dan ahli terapi mulai berpikir bahwa
terdiri atas 26 tulang bentuk irregular, 30
sumber nyeri tersebut adalah sepatu hak
sendi synovial, lebih dari 100 ligamen, dan
tinggi yang menyebabkan peningkatan
30 otot yang bekerja pada segmen tersebut.
kelengkungan
tulang
Semua sendi berinteraksi secara harmonis
belakang.2 Dari 200 wanita berusia 20-25
untuk kombinasi gerakan. Kebanyakan
tahun, yang telah memakai sepatu hak
dari gerakan tersebut terjadi pada 3 sendi
tinggi secara reguler selama lebih dari satu
bagian
tahun, dilakukan survei mengenai perasaan
subtalar, dan sendi midtarsal.
lordosis
lumbal
kaki:
sendi
talocrural,
sendi
kenyaman mereka, ternyata didapatkan
Selain untuk pergerakan, kaki juga
bahwa 58% mengeluh nyeri di daerah
berfungsi sebagai penopang berat badan
pinggang terutama sekitar lumbal dan 55%
tubuh pada saat berdiri. Secara umum kaki terbagi menjadi 3 daerah : daerah belakang kaki terdiri atas tulang talus dan calcaneus, 2
bagian tengah terdiri dari tulang navicular,
talocalcaneus, yang terdiri dari tulang talus
cuneiform dan cuboid, sedangkan bagian
dan calcaneus (gambar 1). Tulang talus
depan kaki terdiri dari tulang metatarsal
dan calcaneus merupakan tulang yang
dan phalanx (gambar 1).
memegang kontribusi sangat besar untuk menopang
berat
badan
tubuh
dan
membentuk bagian belakang kaki atau tumit.
Gambar 1. Pandangan lateral anatomi kaki5
Sendi talocrural Gambar 2. Pandangan anterior, extremitas inferior bagian distal5
Sendi ini merupakan sendi engsel uniaxial, sendi ini merupakan gabungan 2
Tulang talus ini menghubungkan tibia dan
persendian yaitu sendi tibiofibular antara
fibula ke telapak kaki dan disebut juga
tulang tibia dan fibula serta sendi tibiotalar
dasar telapak kaki, sedangkan tulang
antara tulang tibia dan talus (gambar 2).
calcaneus
Sendi ini lebih dirancang untuk stabilitas saat
berdiri
dibandingkan
berjalan. Sendi subtalar mempunyai empat jaringan ikat talocalcaneal dan sebuah
pada orientasi jaringan ikat (ligamentum),
jaringan ikat yang paling penting, yaitu
jenis beban, dan posisi pergelangan kaki tekanan.
Sendi
untuk
pengaruh beban besar pada heel strike saat
pada pergelangan kaki ini juga bergantung
diberi
tempat
tendon Achilles melekat dan menampung
untuk
pergerakan. Stabilitas sendi yang berada
ketika
memberikan
calcaneonaviculare plantare, jaringan ikat
ini
ini merupakan jaringan ikat tebal yang
memungkinkan gerak dorsofleksi dengan
menghubungkan
range of movement 20o dan plantar fleksi
sustentaculum
tali
calcaneus dengan tepi bawah tulang
dengan range of movement 50o.
navicular, melewati bagian bawah talus dan membantu menopang beban tubuh.
Sendi subtalar Dibagian belakang kaki atau tumit terdapat
sendi
subtalar
atau
sendi 3
netral saat berdiri, bidang ini tegak lurus
Sendi midtarsal
dengan sumbu vertikal dari tumit.
Sendi midtarsal terdiri atas 2 persendian : di sisi lateral ada sendi
Selain sendi-sendi yang disebutkan
calcaneocuboid antara tulang calcaneus
di atas, yang penting juga, pada saat ketika
dan cuboid serta di sisi medial terdapat
berdiri telapak kaki bagian bawah akan
sendi talonavicular yaitu antara tulang
membentuk suatu lengkung atau disebut
talus dan naviculare (gambar 3). Sendi ini
arcus pedis; terdapat 3 arcus pedis yang
membuat kaki mempunyai fungsi sebagai
secara umum dibentuk oleh tulang-tulang
peredam kejut atau bertindak sebagai
tarsal dan metatarsal (gambar 4). Pertama
pegas di atas tanah dan beradaptasi di
adalah arcus longitudinal lateral, dibentuk
permukaan tanah yang tidak rata.
oleh tulang calcaneus, cuboid, dan tulang metatarsal 4 dan 5. Arcus ini relatif lebih datar dan terbatas pada pergerakan. Arcus ini berfungsi membantu menopang berat tubuh. Kedua adalah arcus longitudinal medial, calcaneus
dibentuk
sepanjang
sampai
talus,
tulang
navicular,
cuneiform, dan tulang 1-3 metatarsal. Arcus ini lebih fleksibel dan berfungsi sebagai
peredam
kejut
ketika
kaki
berkontak dengan tanah. Dan yang ketiga adalah arcus transversal, dibentuk oleh basis lima tulang metatarsal, cuboid dan
Gambar 3. Pandangan medial (A) dan lateral (B) anatomi kaki5
cuneiform. Arcus ini membantu untuk Bagian
depan
kaki
terdiri
menopang berat tubuh.
atas
tulang-tulang metatarsal dan phalanx (jari) serta saling bersendi (gambar 2). Fungsi bagian
depan
mempertahankan
kaki arcus
adalah
untuk
transversal
metatarsal, arcus longitudinal medial dan
Gambar 4. Gambaran arcus pedis3
menjaga fleksibilitas. Bidang bagian depan Dengan adanya arcus pedis ini maka
kaki dibentuk oleh tulang metatarsal 2, 3,
berat tubuh akan terbagi dua secara
dan 4. Pada kaki yang normal atau posisi
4
seimbang ke depan dan belakang telapak
tulang coccygis. Jika dilihat dari samping
kaki.
bentuk tulang belakang akan membentuk 4 Pada saat berdiri normal, setengah
kurvatura
(Gambar
5).
Pada
daerah
dari berat badan ditopang oleh tumit dan
cervikal
akan
setengah lagi oleh metatarsal, sepertiga
konkaf
(lordosis),
dari berat badan yang ditopang tulang
membentuk kurvatura konveks (kiphosis),
metatarsal adalah oleh tulang metatarsal
daerah
lumbal
pertama dan sisanya oleh caput metatarsal.
concaf
(lordosis),
Beban titik tumpu juga akan tersebar
membentuk kurvatura konveks (kiphosis).
merata di bagian depan pada tulang
Fungsi tulang belakang antara lain :
sesamoid capitulum ossi metatarsal I serta
mempertahankan
capituli osseum metatarsal II-IV dan
menyangga berat tubuh, fungsi pergerakan
belakang telapak kaki pada processus
tubuh, dan pelindung jaringan tubuh.
membentuk
kurvatura
daerah
membentuk
thoracal
kurvatura
sedangkan
posisi
tegak
sacral
tubuh,
medialis tuberis calcanei; sedangkan pusat gravitasi berada di tengah garis bidang sagital tubuh,6 sehingga tidak ada bagian tubuh yang bekerja lebih berat. Namun hal ini akan berbeda apabila tumit kedua kaki diletakkan pada penyangga, sehingga tumit berada lebih tinggi, seperti pada posisi plantarfleksi atau seperti memakai sepatu hak tinggi; pada posisi seperti ini maka titik tumpu akan lebih besar pada kaki
Gambar 5. Bentuk normal tulang belakang
bagian depan untuk menopang sebagian besar
berat
badan
yang
C. Lordosis Lumbal3,4
sebelumnya
merupakan fungsi sebagian dari tumit.
Lordosis
lumbal
adalah
suatu
kurvatura ke arah depan tubuh dari tulang 4
B. Bentuk Normal Tulang Belakang
vertebra lumbal 1 sampai lumbal 5. Pada
Columna vertebralis atau tulang
posisi normal, saat berdiri kelengkungan
belakang terdiri atas 7 buah tulang
lordosis lumbal ini akan berada pada garis
cervikal, 12 buah tulang thoracal, dan 5
tengah bilamana dilihat dari sisi lateral
buah
yang
tubuh, sehingga saat di daerah perut
merupakan gabungan dari 5 tulang sacral
(lumbal) garis tersebut akan bena-benar di
dan coccyx merupakan gabungan 3-5
tengah; sedangkan peningkatan lordosis
tulang
lumbal,
sacral
5
Beberapa
lumbal adalah jika pada pengambilan garis
keadaan
atau
kondisi
tengah dari sisi lateral, maka di bagian
latihan, dimana terjadinya low back pain
perut, garis tersebut melintas lebih ke arah
juga sering dikaitkan dengan lordosis
posterior
Tulang
lumbal yang berlebih atau hiperekstensi
vertebra lumbal ini memungkinkan gerak
dari tubuh. Berikut ini adalah kondisi
fleksi dan extensi dengan range of motion
latihan
8-20o,
hiperlordosis
tubuh
fleksi
(gambar
lateral
6).
kira-kira
3-6o,
yang
dapat lumbal
kedua
menyebabkan antara
kaki,
lain
:
sedangkan untuk rotasi sangat terbatas
mengangkat
menendang
dengan range of motion 1-2o.
dengan kedua kaki ke belakang dengan kedua tangan di lantai atau tendangan
Fungsi utama tulang belakang adalah menopang berat badan, dan sebagian besar
keledai,
membengkokkan
tubuh
ke
peran ini merupakan tugas tulang vertebra
belakang, dan kaki balet (berdiri dengan
lumbal, pada posisi berdiri tegak atau
jari-jari kaki).
sikap ekstensi, lumbal yang paling banyak terkompresi adalah L3-L4 tercatat bahwa tekanan
yang
diterima
intervertebralisnya sedangkan
beban
sebesar
oleh 270
kompresi
discus kPA, tulang
belakang sebesar 380 N. Angka ini akan lebih besar jika tubuh mempertahankan posisi ekstensi yaitu tekanan pada discus sebesar 720 kPA, dan beban kompresi sebesar 1010 N. Beban pada lumbal ini akan meningkat 2-2,5x ketika berjalan atau jalan cepat. Fungsi tulang belakang tubuh juga dibantu otot-otot serta jaringan ikat,
Gambar 6. Posisi normal dan peningkatan lordosis lumbal.3
pada posisi berdiri tegak atau sikap ekstensi tubuh, otot yang paling berperan
D. Hubungan Pemakaian Sepatu Hak
adalah otot erector spinae. Otot ini terdiri
Tinggi dengan Lordosis Lumbal
atas : otot iliocostalis, longissimus, dan
Pada tabel 1, dapat dilihat bahwa
spinalis. Otot lain yang juga berperan
dari 9 peneliti, 4 diantaranya menunjukkan
ketika berdiri adalah otot-otot perut dan
terjadi pengurangan lordosis lumbal, 2
otot-otot psoas.
peneliti
menunjukkan
hasil
terjadi
peningkatan lordosis lumbal, dan 3 peneliti 6
lain menyebutkan tidak ada perbedaan
terkompresinya tulang di bawah vertebra
signifikan. Hasil-hasil yang berbeda ini
akibat
mungkin disebabkan oleh : pemakaian
(Gambar
sepatu hak yang tingginya berbeda-beda,
kompensasi hal di atas terjadi peningkatan
bahan untuk sepatu hak berbeda, serta
aktivitas otot erector spinae untuk menjaga
pengukuran
postur tubuh, supaya tetap tegak (Gambar
lordosis
lumbal
yang
bervariasi satu sama lain.
peningkatan 7).
lordosis
Kemudian
lumbal sebagai
8).
Tabel 1. Beberapa studi mengenai sepatu hak tinggi terhadap lordosis lumbal2
Gambar 7. Effect of heel height on lumbar flexion angle1
Namun dari sisi biomekanik hasil Gambar 8. Effect of heel height on L4/L5 erector spine EMG1
penelitian yang dilakukan oleh Lee, dkk (2001) menunjukkan bahwa pemakaian sepatu hak tinggi menyebabkan beberapa
Seperti yang telah diceritakan di atas
efek yang menggangu, antara lain adalah
bahwa pada saat kita berdiri maka berat
sudut fleksi lumbal berkurang secara
badan yang ditopang kaki akan merata
signifikan pada peningkatan tinggi dari
yaitu setengah pada tumit dan setengah
hak (yang dipakai adalah max 8cm); ini
lagi oleh tulang metatarsal; hal ini berbeda
menyebabkan postur yang tidak stabil
apa bila kita memakai sepatu hak tinggi
karena peningkatan beban tubuh pada
dimana telapak kaki kita menjadi lebih ke
bagian atas tulang vertebra dan berakibat
posisi plantarfleksi yang akan mengubah
7
titik topang atau tumpunya menjadi lebih
Ringkasan
besar pada bagian depan telapak kaki, yang
diperankan
oleh
Berbagai
tulang-tulang
hasil
studi
mengenai
hubungan pemakaian sepatu hak tinggi
metatarsal. Posisi memakai sepatu hak
terhadap
tinggi ini juga akan mempengaruhi tulang
masih berbeda-beda, salah satunya seperti
belakang
yang
yang terlampir pada tabel 1 dimana dari
lumbal
hasil tersebut banyak menyebutkan bahwa
berkurang, sebagai kompensasi tulang
pemakaian sepatu hak tinggi menyebabkan
belakang untuk menstabilkan sikap berdiri
terjadinya pengurangan lordosis lumbal.
supaya tetap tegak atau ekstensi yang
Di lain pihak Lee, dkk melakukan
berakibat
penelitiannya dengan melihat dari sisi
khususnya
menyebabkan
sudut
pada
lumbal, fleksi
peningkatan
lordosis
peningkatan
lordosis
lumbal
lumbal (Gambar 9). Akibat tubuh terus
biomekanik,
menerus mempertahankan sikap ekstensi,
peningkatan tinggi dari hak tersebut selalu
maka aktivitas otot yang paling berperan,
diikuti dengan berkurang sudut fleksi
yaitu otot erector spinae, akan meningkat.
lumbal atau adanya peningkatan lordosis
Semua efek ini secara signifikan akan
lumbal. Selain berkurangnya sudut fleksi
meningkatkan
dan
dari lumbal, peningkatan pada setiap tinggi
tinggi
dari hak tersebut juga meningkatkan
terutama pada saat bekerja, dimana pada
aktivitas otot erector spinae, dimana otot
akhirnya akan berdampak pada terjadinya
itu berperan untuk mempertahankan posisi
kelelahan
ketidaknyamanan
pada
pemakai
hak
2
low back pain.
ekstensi
dimana
tubuh
pada
yang
tidak
setiap
stabil
diakibatkan tinggi dari hak tersebut. Hal ini jika terjadi pada jangka panjang maka akan menimbulkan ketidaknyamanan dan kelelahan, yang pada akhirnya akan terjadi low back pain.
Kesimpulan Penelitian lebih lanjut mengenai hubungan pemakaian sepatu hak tinggi terhadap perlu
peningkatan dilakukan,
mempertimbangkan
Gambar 9. Posisi tubuh ketika memakai high heel (www.erikdalton.com, 2010)
lordosis
hal-hal
lumbal dengan yang
sesungguhnya seperti menggunakan benar8
benar sepatu hak tinggi bukan penyangga
5.
Tank PW, Gest TR. Lippincott
kayu, dengan ukuran hak yang banyak
Williams
dipakai oleh wanita; memilih subjek
anatomy. 1st Ed. 2009
&
Wilkins
atlas
of
penelitian yang kesehariannya memakai sepatu hak tinggi atau minimal pemakaian hak tinggi selama lebih atau sama dengan satu tahun, serta menggunakan pengukuran lordosis
lumbal
yang
terstandarisasi
supaya hasilnya lebih valid.
Daftar Pustaka 1.
Lee Mc, Jeong EH, Freivalds A. Biomechanical effects of wearing high-heeled
shoes.
International
journal of industrial ergonomics 28 (2001) 312-326. 2.
Russell BS. The effect of highheeled shoes on lumbar lordosis : a narrative review and discussion of the
disconnect
between
internet
content and peer-reviewed literature. Journal of chiropractic medicine. 2010 ; 9 : 166-173 3.
Hamill,
J;
Knutzen,
Biomechanical Movement.
Basis
2nd
Ed.
of
KM. Human
Lippincott
Williams & Wilkins. Philadelphia. 2003 4.
Hamilton N, Weimar W, Luttgens K. Kinesiology : scientific basis of human motion. 11th ed. New York: McGraw-Hill; 2008
9