Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
PELAKSANAAN PENYALURAN PUPUK BERSUBSIDI DI DESA AJUNG KECAMATAN AJUNG The Implementation of Subsidized Fertilizer Distribution in Ajung Village, District of Ajung, Jember Regency) Kaharudin Syah, Inti Wasiati, M.Hadi Makmur Jurusan Ilmu Administrasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Jember Jln. Kalimantan 37, Jember 68121 E-mail:
[email protected] Abstract The policy of subsidized fertilizer distribution where fertilizer is distributed through several lines goes from the distribution of subsidized fertilizer from the plant manufacturer (Line I). Factory as a manufacturer implements the distribution of subsidized fertilizer to manufacturer warehouses in the provincial capital area and fertilizer packaging unit (Line II), the manufacturer distributes subsidized fertilizer to manufacturer and/or distributor wharehouses in regency/city designated or specified by the manufacturer (Line III) and carries out transportation up to warehouse or retail kiosk locations in the area of districts and/or villages designated or specified by the distributor (Line IV). This research aimed to describe the implementation of subsidized fertilizer distribution in Line IV Ajung Village, District of Ajung, Jember Regency and to identify the inhibiting factors of subsidized fertilizer distribution in Line IV Ajung Village, District of Ajung. The research used descriptive design. The research location was in Ajung Village, District of Ajung, Jember Regency. The results showed that the implementation of subsidized fertilizer distribution was in several stages: first, socialization of the fertilizer distribution was done in several chances in forums, meetings, both formal and informal with a number of parties involved in the fertilizer distribution;. second, the preparation of RDKK (Definitive Plan of Group Needs) which contains name of members, land area based on SPPT (Land Tax), the amount of fertilizer needed by farmers.The inhibiting factors in the subsidized fertilizer distribution, among others: (1) the existence of tenants who could purchase subsidized fertilizer in Ajung Village, District of Ajung by connection in farmers' groups; (2) there was still a personal interest for profit in selling subsidized fertilizer; (3) the existence of purchasers from other groups that could buy kiosks which were not in their responsibility; (4) lack of trust of farmers to farmer groups; and (5) there were still farmers in the delivery of subsidized fertilizer during the growing season who did not comply with the recommended balanced fertilizer set by the government.The essence of the quota of the subsidized urea fertilizer in accordance with RDKK is the sufficiency of the needs of subsidized fertilizer for farmers. Thus, it is an obligation for the Government of Jember Regency to solve the problems in order that farmers are no longer charged with the fertilizer prices above HET (the highest retail price). Keyword:Policy, Distribution, Fertilizer, Subsidized
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
1
2
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
ketentuan Peraturan Menteri Perdagangan tentang
PENDAHULUAN Dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan
Pengadaan dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi
nasional, salah satu faktor sarana produksi yang
Untuk
Sektor
Pertanian
yang
berlaku
dan
sangat penting dalam peningkatan produktivitas
dibuktikan dengan catatan dan/atau nota pembelian
dan produksi adalah pupuk. Pemerintah sangat
kepada Petani/Petambak dan/atau Kelompoktani.
berkepentingan untuk mengeluarkan melakukan
b. Penyaluran Pupuk Bersubsidi sebagaimana
berbagai resolusi/ deregulasi kebijakan di bidang
dimaksud pada huruf a memperhatikan kebutuhan
pupuk untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi
Kelompoktani dan alokasi di masing-masing
penyediaan pupuk di Indonesia, sehingga petani
wilayah.
mudah
mendapatkan
pupuk
sesuai
dengan
kebutuhannya. Pupuk merupakan komoditi yang memiliki peran strategis dalam mendukung sektor pertanian dan dalam upaya meningkatkan hasil produksi petani. Pupuk telah menjadi kebutuhan pokok bagi petani dalam produksi tanamnya. Menurut
Permendag
nomor
15/M-
DAG/PER/4/2013 pupuk bersubsidi adalah barang dalam
pengawasan
yang
pengadaan
dan
penyalurannya mendapat subsidi dari pemerintah untuk kebutuhan kelompok tani dan atau petani di sektor pertanian meliputi pupuk urea, SP36, ZA, NPK, dan jenis pupuk bersubsidi lainnya yang ditetapkan oleh menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan dibidang pemerintahan. Dalam
penyaluran
pupuk
bersubsidi
ini,
berdasarkan Permentan Nomor 130 Tahun 2014
Untuk itu dalam penyalurannya di Kabupaten Jember,
Pemerintah
Kabupaten
Jember
menggunakan Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kebutuhan Dan Penyaluran Serta Harga Eceran Teringgi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor Pertanian Kabupaten Jember Tahun Anggran 2015, penyaluran pupuk bersubsidi untuk sektor pertanian oleh penyalur di lini IV ke petani dilakukan sebagai berikut: 1.Penyaluran pupuk bersubsidi oleh penyalur di Lini IV ke petani dilaksanakan sesuai dengan Peraturan
Meneteri
Perdagangan
tentang
pengadaaan dan penyaluran pupuk bersubsidi yang berlaku dan dibuktikan dengan catatan dan/atau nota pembelian kepada petani/petambak dan atau kelompok tani.
pasal 10 ayat 2 yang berbunyi, “Penyaluran Pupuk
2.Penyaluran pupuk bersubsidi memperhatikan
Bersubsidi untuk Sektor Pertanian oleh Penyalur di
kebutuhan petani/petambak dan/atau kelompok
Lini IV ke Petani atau Kelompoktani diatur
tani dan alokasi di masing-masing wilayah.
sebagai berikut:
3.Dalam melancarkan penyaluran pupuk bersubsidi
a. Penyaluran Pupuk Bersubsidi oleh Penyalur di Lini
IV
Kelompoktani
ke
Petani/Petambak dilaksanakan
sesuai
di lini IV ke petani, penyuluh untuk masing-masing
dan/atau
sub sektor melakukan pendataan RDKK (Rencana
dengan
Definitif Kebutuhan Kelompok) di wilayahnya, hal
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
3
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
itu
sebagai
bahan
pertimbangan
dalam
Bersubsidi tahun 2014,
jatah pupuk kabupaten
pengalokasian pupuk bersubsidi sesuai alokasi
pada tahun 2014 sejumlah 89.041 ton untuk jenis
pupuk yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati.
pupuk Urea, 3.941 ton jenis SP36, 31.640 ton
Dalam
penyaluran
di
jenis pupuk NPK, dan 16.171 ton pupuk Organik,
Kabupaten Jember didasari atas RDKK (Rencana
sedangkan kebutuhan petani dalam data RDKK
Definitif
(Rencana
Kebutuhan
pupuk
bersubsidi
Kelompok)
kemudian
Kebutuhan
Kelompok
Tani)
se
diberikan kepada produsen dalam hal ini Pupuk
kecamatan adalah pupuk Urea 91.190 ton, Pupuk
Kaltim dan Petrokoimia Gresik untuk menebitkan
SP 36 11.672 ton, pupuk NPK 38.989 ton, dan
surat pengiriman terhadap distributor yang dipilih,
Organik 16.916 ton. Selain itu untuk tahun 2015
lalu kemudian distributor yang ditunjuk oleh
para petani juga mengalami kekurangan pupuk ini
produsen menyalurkan pupuk bersubsidi kepada
kembali
pengecer resmi di masing-masing kecamatan atau
permintaan pupuk dengan realisasi pupuk, yang
desa, untuk kemudian disalurkan kepada tiap
mana pemintaan pupuk untuk UREA sebesar
masing-masing kelompok tani di kecamatan atau
100.305 di realisasi 87.942, NPK pemintaan
desa
18.393,1 di realisasi 3.936, ZA permintaan
dengan
membawa
kartu
kitir/kupon
pengambilan. Selain
itu
dikarenakan
oleh
ketidaksesuaian
60.326,9 di realisasi 37.715, dan untuk Organik Untuk
mendistribusikan
pupuk
Permintaan 76.156,9 di realisasi 15.311.
bersubsidi pemerintah telah menetapkan alokasi
Selain itu masih adanya kios resmi di bebrapa
pupuk bersubsidi yang telah ditetapkan Pemerintah
desa yang menjual pupuk kepada petani yang tidak
Tingkat I yaitu pemerintah Propinsi, maka
terdaftar
Pemerintah Tingkat II yaitu Kabupaten Jember
Kebutuhan Kelompok) sesuai dengan wilayah
mengalokasikan pupuk bersubsidi untuk tingkat
tanggung jawabnya bahkan kepada petani di luar
kecamatan yang nantinya RDKK kelompok tani
desa yang bersangkutan, hal itu salah satu faktor
disesuaikan dengan alokasi pupuk bersubsidi yang
yang ,mempengaruhi kelangkaan pupuk ketika
telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten
waktu masa tanam tiba.
Jember.berikut alokasi pupuk bersubsidi sektor pertanian di kabupaten Jember Tahun 2015.
dalam
RDKK
(Rencana
Definitif
Dampak dari langkanya pupuk bersubsidi juga dirasakan oleh para petani di Desa Ajung
Alokasi pupuk bersubsidi ini tidak memenuhi
Kecamatan Ajung hal ini dikarenakan Desa Ajung
kebutuhan riil di Kabupaten Jember, terjadi
merupakan salah satu di kecamatan di Kabupaten
kelangkaan pupuk urea bersubsidi di sektor
Jember yang memiliki luas lahan pertanian yang
pertanian ini disebabkan oleh pengurangan jatah
luas dan merupakan salah satu kecamatan yang
pupuk urea berdasakan data yang diperoleh dari
memiliki lahan sawah produktif.
Dinas
Perttanian
Tentang
Realisasi
Pupuk
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
4
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
Ada bebarapa masalah yang mempengaruhi
menyampaikan bahwa “kebijakan merupakan arah
pendistribusian pupuk bersubsidi di Desa Ajung
tindakan yang mempunyai maksud yang ditetapkan
Kecamatan Ajung diataranya :
oleh seorang aktor atau sejumlah aktor dalam
1. Ketidaksesuaian RDKK di masing-masing
mengatasi suatu masalah atau suatu persoalan.”
kelompok tani dengan distribusi pupuk bersubsidi.
Menurut Thomas Dye (1981:1) dikutip dari
Kelangkaan pupuk bersubsidi yang pada akhirnya
Subarsono (2005:2) kebijakan publik adalah
berdampak pada mundurnya waktu panen.
“Apapun pilihan pemerintah untuk melakukan atau
2. Pemahaman terhadap distribusi pupuk yang
tidak melakukan (Public policy is whatever
dibagi per desa, ini dibuktikan dengan adanya
goverments
petani dari kelompok tani lain yang tidak terdaftar
do)”.Sedangkan James Anderson
di wilayahnya membeli pupuk di kios resmi Desa
Subarsono (2005:2)
Ajung.
publik sebagai kebijakan yang yang ditetapkan oleh
3. Ketidakpahaman para petani dalam pemberian
badan-badan dan aparat pemerintah. Walaupun
pupuk berimbang.
disadari bahwa kebijakan publik dapat dipengaruhi
Dari uraian latar belakang diatas maka penulis
choose
to
do
or
not
to
dikutip dari
mendefinisikan kebijakan
oleh para aktor dan faktor dari luar pemerintah.
tertarik meneliti Pelaksanaan Penyaluran Pupuk
Selain itu,Subarsono (2005:87) mengatakan
Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
bahwa “kebijakan yang telah direkomendasikan
Kabupaten Jember.
untuk dipilih oleh policy bukanlah jaminan bahwa
Rumusan masalah dalam penelitan ini adalah
kebijakan
tersebut
pasti
berhasil
dalam
1. Bagaimana pelaksanaan Penyaluran Pupuk
implementasinya. Ada banyak variabel yang
Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
mempengaruhi keberhasilan implentasi kebijakan
Kabupaten Jember?
baik yang bersifat individual maupun kelompok
2. Apa saja yang menjadi faktor penghambat
atau institusi. Implementasi dari suatatu program
proses penyaluran pupuk bersubsidi di Desa Ajung
melibatkan upaya-upaya policy maker untuk
Kecamatan Ajung Kabupaten Jember?
mempengaruhi perilakubirokrat pelaksana agar bersedia memberikan pelayanan dan mengatur perilaku kelompok sasaran”.
TINJAUAN PUSTAKA
Implementasi Kebijakan
Kebijakan Publik Kebijakan dalam kepustakaan internasional disebut public policy. Dalam ilmu administrasi publik,
kebijakan publik dimaknai beragam.
Sedangkan kebijakan menurut James Anderson yang
dikutip
oleh
Winarno,
(2012:19)
Subarsono
(2005:87)
mengatakan
bahwa
kebijakan yang telah direkomendasikan untuk dipilih oleh policy bukanlah jaminan bahwa kebijakan
tersebut
pasti
berhasil
dalam
implementasinya. Ada banyak variabel yang
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
5
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
mempengaruhi keberhasilan implentasi kebijakan
kelompok-kelompok pemerintah atau swasta yang
baik yang bersifat individual maupun kelompok
diarahkan pada tercapainya tujuan-tujuan yang
atau institusi. Implementasi dari suatatu program
telah digariskan dalam keputusan kebijakaan
melibatkan upaya-upaya policy maker untuk
sebelumnya.
mempengaruhi perilakubirokrat pelaksana agar
Menurut George C. Edward III (dalam Winarno,
bersedia memberikan pelayanan dan mengatur
2012:177), implementasi kebijakan adalah tahap
perilaku kelompok sasaran.
pembuatan
kebijakan
antara
pembentukan
Dalam berbagai sitem politik, kebijakan publik
kebijakan dan konsekuensi-konsekuensi kebijakan
diimplentasikan oleh badan-badan pemerintah.
bagi masyarakat yang dipengaruhinya. Jika suatu
Badan-badan tersebut melasknakan pekerjaan-
kebijakan tidak tepat atau tidak mengurangi
pekerjaan pemerintah dari hari ke hari yang
masalah yang merupakan sasaran dari kebijakan,
membawa dampak pada warganya.
maka kebijakan itu akan mengalami kegagalan
Menurut Randall B. Ripley dan Grace (dalam Subarsono 2005:89) menulis sebagai berikut: “Implementation
procces involve many important
sekalipun kebijakan itu diimplementasikan dengan sangat baik. Model Implementasi Kebijakan
actors holding iffuse and competing golas and
Model Implementasi Merilee S. Grindle
expectation who work within a contexts of an
Keberhasilan implementasi menurut Merilee S.
increasingly large an complext mix of goverment
Grindle dalam Subarsono (2005:93) dipengaruhi
program
from
oleh dua variabel besar, yakni isi kebijakan
numerous layers and units of goverment and who
(content policy) dan lingkungan implementasi
affected by powerful factors beyond thei control
(context of implementation) .
that
require
participation
(Ripley and franklin, 1986:11).”
Model
Dalam artian kompleksitas implentasi bukan saja ditunjukkan oleh banyaknya aktor atau unit
Implementasi
Kebijakan
Daniel
A.Mazmanian dan Paul A Sabatier Daniel Mazmanian dan Paul Sabatier dikutip dari
organisasi yang terlibat, tetapi jugadikarenakan
Nugroho
proses implementasi dipengaruhi olehberbagai
implementasi melaksanakan keputusan kebijakan
variabel
masing-masing
dasar, biasanya digabungkan dalam anggran dasar
variabel tersebut juga saling berinteraksi satu sama
tetapi juga mengambil bentuk perintah eksekutif
lain.
atau keputusan pengadilan yang penting. Idealnya,
organisasional,
dan
Implementasi kebijakan menurut Van Meter dan
keputusan
(2014:220)
menyatakan
mengindentifikasi
masalah
bahwa
yang
Van Horn (dalam Winarno 2012:149) adalah
dihadapi, menetapkan tujuan untuk dikejar,dan
tindakan-tindakan
yang
dilakukan
oleh
dalam berbagai cara untuk mengkonstruksisasi
individu-individu
atau
pejabat-pejabat
atau
proses implementasi.
baik
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
6
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
Model Implementasi Kebijakan Van Meter dan Van Horn
kepentingan oknum-oknum yang terlibat untuk mencari keuntungan.
Van Meter dan Van Horn yang dikutip Winarno
Rent Seecking
(2012:158-159) dalam model ini mempunyai enam
Seperti yang dikutip dalam Deliarnov (2005:59)
variabel yang membentuk kaitan antara kebijakan
konsep rente awalnya dikembangkan oleh ahli
dan kinerja. Model ini tidak hanya menetuka antara
ekonomi klasik David Ricardo yang mengamati
variabel-variabel
mengenai
tingkat kesuburan tanah berbeda-beda. Petani yang
kepentingan-kepentingan, tetapi juga menjelaskan
memiliki tanah yang lebih subur bisa beroperasi
hubungan
bebas.
dengan biaya rata-rata lebih tinggi, sedangkan
Selanjutnya menyatakan bahwa secara implisit,
petani yang memilik lahan kurang subur beroperasi
kaitan yang tercakup dalam bagian tersebut
dengan biaya lebih tinggi. Perbedaan dalam tingkat
menjelaskan hipotesis-hipotesis yang dapat diuji
kesuburan tanah berpengaruh terhadap sewa tanah,
empirik.
adapun sewa tanah menurut Ricardo adalah
bebas
antara
Selain
terikat
variabel-variabel
itu
indikator-indikator
yang
memuaskan dapat dibentuk dapat dikumpulkan. Model Implementasi Kebijakan George Edward III Menurut
perbedaan antara penerimaan yang diperoleh petani
yang
memiliki
lebih
subur
dengan
penerimaan yang diterima oleh petani marjinal, pandangan
Subarsono,2005:91)
Edwards
Implementasi
III
(dalam kebijakan
yaitu petani yang menganggap tanah paling tidak subur
tetapi
tetap
bisa
beroperasi
dimana
adalah krusial bagi public administration dan public
penerimaannya
policy. Implementasi kebijakan dipengaruhi oleh
produksi. Ini berarti terkait erat dengan tingkat
empat variable, yakni : (1) komunikasi, (2)
kesuburan dan pemilik tanah paling subur akan
sumberdaya, (3) disposisi, dan (4) struktur
menikmati sewa paling tinggi.
birokrasi. Keempat variable tersebut juga saling berhubungan satu sama lain. Berdasarkan
perbandingan
hanya
cukup
untuk
ongkos
Menurut Deliarnov (2005:59) laba yang diterima penguasa melalui kekuasaan yang dimilikinya dan
bebrapa
model
digunakan untuk mengejar kepentingan pribadi
implementasi menurut tokoh-tokoh diatas maka
disebut rente. Adapun perilaku aparat atau
peneliti menggunakan model Merilee S. Grindle,
penguasa yang mengharapkan imbalan yang tinggi
model implementasi yang dikembangkan oleh
atas
Merilee S.Grindle ini hanya lebih sesuai apabila
perilaku kalap rente atau rent seecking behavior.
kebijakan
digunakan pada saat implementasi saja, karena
Konsep
dalam pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi
Bersubsidi
sangat rawan terjadi penyimpangan dan beberapa
yang
dikeluarkannya
Pelaksanaan
Penyaluran
disebut Pupuk
Dalam upaya peningkatan produksi di sektor pertanian, khususnya komoditi pangan, pemerintah
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
7
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
telah menyediakan berbagai fasilitas produksi,
pupuk
antara lain subsidi pupuk untuk sektor pertanian.
bersubsidi untuk gudang produsen dan / atau
Menurut Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor
distributor
84
dan
ditunjuk atau ditetapkan oleh produsen (Lini III),
Penyaluran serta Harga Eceran Teringgi (HET)
dan melaksanakan penganggkutan sampai di lokasi
Pupuk bersubsidi Jawa Timur, “pupuk bersubsidi
gudang atau kios pengecer di wilyah kecamatan
adalah barang dalam pengawasan yang pengadaaan
dan / atau/desa yang ditunjuk atau ditetapkan oleh
dan penyalurannya mendapat subsidi pemerintah
distributor (Lini IV).
Tahun
2013
Tentang
Kebutuhan
untuk kebutuhan Kelompok Tani dan/atau Petani di Sektor Pertanian”.
(Lini II), produsen menyalurkan pupuk di
wilayah kabupaten//kota
yang
Fokus dalam penelitian ini adalah penyaluran pupuk bersubsidi diLini IV. Penyalur pupuk
Tujuan pemberian pupuk bersubsidi adalah
bersubsidi dari penegecer (Lini IV) kepada petani
untuk meringankan beban petanidalam penyediaan
dan atau kelompok tani dilaksanakan sesuai
dan penggunaan pupuk untuk kegiatan usaha
dengan ketentuan Peratutan Menteri Pertanian
taninya sehingga dapat meningkatkan produktivitas
Nomor
dan
mana penyaluran pupuk bersubsidi kepada petani
produksi
komoditas
pertanian
guna
mendukung ketahanan pangan nasional.
122/Permentan/SR.130/11/2013 yang
atau kelompok tani berdasarkan RDKK (Rencana
Sedangkan penyaluran pupuk pada tahun 2014
Definitif Kebutuhan Kelompok) kepala dinas
melalui RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan
Provinsi
Kelompok) yang disusun oleh masing-masing
mempertimbangkan alokasi pupuk bersubsidi yang
GAPOKTAN
telah
yang
tujuannya
adalah
untuk
dan
ditetapkan
dalam
Peraturan
dijabarkan
dalam
dengan Menteri
menjamin pupuk bersubsidi dengan jenis,jumlah,
Pertanian
dan waktu sesuai kebutuhan petani atau kelompok
Gubernur dan Peraturan Bupati.Walikota lalu
tani dan alokasi yang ditetapkan dalam permentan
kemudian disalurkan pada Lini IV, pada Lini IV
serta disalurkan oleh distributor resmi.
inilah pengecer resmi wajib menjamin ketersediaan
Berdasakan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor
18/M-DAG/PER/4/2013
Tentang
Pengadaan Dan Penyaluran Pupul Bersubsidi untuk
Sektor
Pertanian,
dan
resmi
peraturan
mendistribusikan
pupuk
bersubsidi yang terdaftar dalam RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok).
disalurkan
Untuk mendapatkan pupuk bersbsidi petani
berjenjang dari beberapa lini, yaitu penyaluran
harus tergabung di kelompok tani yang nantinya
pupuk bersubsidi dari pabrik produsen (Lini I).
menyusun RDK (Rencana Definitif Kebutuhan)
Pabrik
dan
sebagai
pupuk
pupuk
yang
Kabupaten/kota
produsen
melaksanakan
penyalurkan pupuk bersubsidi ke gudang produsen
RDKK
(Rencana
Kelompok).
di wilayah ibukota provinsi dan unit pengantongan
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
Definitif
Kebutuhan
8
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
Lebih lanjut, dalam pelaksnaannya penyaluaran
pemahaman
berdasarkan
tradisi
med
ikuiri
pupuk bersubsidi mendapat pengawasan baik dari
metodologis yang jelas yang mengeksplorasi
pemerintah,swasta dan masyarakat. Fungsi dari
masalah sosial dan manusia. Sedangkan untuk
pengawasan tersebut adalah agar tidak terjadi
lokasi penelitian, dilakukan di Desa Ajung
penyimpangan
Kecamatan Ajung Kabupaten Jember.
dalam
pelaksanaan
penyaluran
pupuk bersubsidi. Oleh karena itu, perlunya
Teknik pengambilan sampel yang digunakan
dibentuk tim pengawasan untuk pelaksanaan
dalam penelitian ini adalah teknik pengambilan
pendistribusian pupuk bersubsidi. Berdasarkan
sampel atau informan dengan metode purposive
Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2014 Tentang
sampling.
Kebutuhan Dan Penyaluran Serta Harga Eceran
menjelaskan bahwa purposive sampling adalah:
Tertinggi (HET) Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor
“teknik pengambilan sampel sumber data dengan
Pertanian kabupaten Jember Tahun Anggaran
pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini,
2015.
misalnya orang tersebut yang dianggap paling tahu
Menurut
Sugiyono
(2008:53-54)
tentang apa yang kita harapkan, atau mungkin dia sebagai penguasa sehingga akan memudahkan
METODE PENELITIAN Menurut
Soehartono
(2005:9),
“metode
penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan”.Berdasarkan
pernyataan
menurut
peneliti menjelajahi objek/situasi sosial yang diteliti”. Peneliti mendapatkan informasi ke informasi berikutnya
sesuai
dengan
rekomendasi
dari
pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan
informan sebelumnya. Proses pengumpulan data
pengertian metode penelitian adalah suatu cara
dihentikan setelah data yang terkumpul dianggap
atau alat melalui langkah-langkah yang harus
telah memenuhi target yang ingin dicapai, yaitu
dilakukan oleh peneliti sesuai prosedur dan
ketika menemukan jawaban yang sama disetiap
sistematis, sehingga dapat memecahkan suatu
informan artinya tidak lagi dijumpai jawaban baru
fenomena-fenomena masalah di lapangan dan
dilapangan
nantinya dapat diperoleh data yang objektif dan
penggalian informasi.
setelah
berkali-kali
dilakukan
Teknik pengumpulan data merupakan langkah
valid. Sesuai dengan judul dan rumusan masalah dalam
yang paling strategis dalam penelitian, karena
penelitian, maka metode yang digunakan dalam
tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan
penelitian ini adalah paradigma penelitian kualitatif
data. Dalam suatu penelitian, data merupakan
dengan
Menurut
suatu hal yang sangat penting karena dengan data
Creswell dalam Ahmadi (2014:15) penelitian
akan mempermudah untuk menganalisa dari suatu
kualitatif merupakan suatu proses inkuiri untuk
masalah. Adapun teknik pengumpulan data yang
tipe
penelitian
deskriptif.
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
9
peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah data
telah di distribusikan oleh distributor bisa sampai
primer dan sekunder.
ke petani atau tidak.
Tahap akhir penelitian ini adalah menganalisis data-data
yang
diperoleh
sesuai
Aktor-aktor yang terkait dalam pendistribusian
dengan
pupuk bersubsidi di Desa Ajung Kecamatan Ajung
permasalahan penelitian. Data-data yang telah
Berdasarkan fokus penelitian, maka aktor-aktor
terkumpul melalui observasi, wawancara, studi
yang terkait dalam pendistribusian di Lini IV bagi
pustaka dan dokumentasi dipelajari serta ditelaah
petani di Desa Ajung sebagai berikut.
untuk selanjutnya diabstraksi secara cermat dan sistematis agar didapatkan hasil penelitian yang mendalam dan komprehensif. Adapun metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis interaktif. Analisis interaktif merupakan suatu
1. Penyusunan RDKK a. Penyuluh Pertanian Lapangan dari Unit Pelaksana Tekhnis Dinas Pertanian Wilayah Desa Ajung Kecamatan Ajung yakni Bapak Eko selaku PPL dan Bapak Karwisono.
model analisis data kualitatif yang dibuat oleh
b. Kelompok Tani Di Desa Desa Ajung yang
Miles dan Huberman. Selanjutnya dalam model
diwakili oleh masing-masing Ketua Kelompok
tersebut Miles dan Huberman yang dikutip oleh
Tani Di Desa Ajung Kecamatan Ajung.
Achmadi
c. Kepala Desa Ajung Kecamatan Ajung
(2014:231)
mengemukakan
bahwa
“bersifat interkatif dimana antara satu tahapan dengan tahapan lain saling terkait”.
Kabupaten Jember yaitu Bapak Abdus Salam. 2. Pendistribusian a. Kios-kios resmi di Desa Ajung yang terdaftar di
HASIL DAN PEMBAHASAN Diketahui bahwa dalam penyalurannya pupuk
distributor diantaranya
terkait.
1. UD. Toko Baru
Berdasarkan fokus penelitian yang ingin diteliti
2. UD. Sari Agung
bersubsidi melibatkan
banyak
pihak
adalah penyaluran pupuk bersubidi di Lini IV. Lini IV merupkan lokasi gudang atau kios pengecer di
3. UD. Bintan Jaya
wilayah kecamatan dan/atau desa yang ditunjuk
4. UD. Tani Makmur
oleh Distributor. Di Lini IV pula penjualan pupuk
5. UD. Mulya Mandiri
bersubsidi dari pengecer kepada petani dan/atau kelompok
tani
dilakukan.
Pemilihan
fokus
penelitian ini dengan pertimbangan penyimpanagan HET rawan terjadi pada Lini IV. Selain itu penegecer menentukan pupuk bersubsidi yang
b.Kelompok Tani Desa Ajung Kecamatan Ajung Kabupaten Jember yaitu. 1. Arjuna I 2. Sri Rejeki II
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
10
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
3. Harapan I
Pertanian, Staf UPTD Dinas Pertanian Kecamatan
4. Makmur I
Ajung selaku Penyuluh Pertanian Kecamatan Ajung, Pengecer atau Kios Resmi dan Kelompok
5. Maju I
Tani. Sosialisasi juga dilakukan di kantor UPTD
6. Sri Rejeki I
pada setiap hari Kamis, seperti yang dikatakan
7. Arjuna II
Bapak Rudi Kepala UPTD Kecamatan Ajung dan Ketua Pengawas dan Pemantau Pupuk bersubsidi
8. Harapan II
Kecamatan Ajung pada wawancara yang dilakukan
9. Makmur II
tanggal 14 Maret 2015, “Sosialisasi dilakukan rutin
10. Maju II
pada hari kamis di kantor UPTD di sela-sela kegiatan rutin PPL setiap desa”.
3. Pengawasan
Selain itu, sosialisasi juga dilakukan pada
Unsur-unsur dari Tim Pemantauan dan Pengawasan Pupuk Brsubsidi Kabupaten Jember a. Tim Komisi Pemantauan dan Pengawasan Pupuk Bersubsidi tingkat Kabupaten yakni Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan dan ESDM Kabupaten Jember, Kepala Bidang Sarana dan Prasarana Dinas Pertanian Kabupaten Jember. b. Komisi Pemantauan dan Pengawasan Pupuk bersubsidi tingkat
Kecamatan,
UPTD
kelompok yakni pada setiap rapat kelompom tani, seperti yang dikatakan oleh bapak Eko selaku Peyuluh Pertanian Lapangan Desa Ajung pada wawancara tanggal 17
Maret
2015,
untuk
sosialisasi peenyaluran pupuk bersubsidi kita lakukan selain di Kantor Kecamatan kita lakukan juga pada waktu rapat di pada setiap kelompok tani di lingkungan Desa Ajung hal itu upaya kita
Dinas
agar pengertian kelompok tani dan kios resmi itu
Pertanian Kabupaten Jember Wilayah Binaan
dapat berekesinambungan dan biar tidak salah
Kecamatan Ajung.
dalam menjalankan mekanisme penyaluran pupuk
Berikut Proses dalam pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi di Lini IV Desa Ajung
bersubsidi”. 2. Penyusunan RDKK
Kecamatan Ajung.
Pada tahap penyusunan RDKK langkah awal yang dilakukan oleh kelompok tani, dalam hal ini
1.Sosialisasi Soisalisasi dilakukan dalam berbagai kesempatan baik formal maupun informal. Sosialisasi ini dilakukan di Kantor Kecamatan Ajung. Kegiatan ini dihadiri oleh banyak pihak diantaranya Dinas
setiap ketua kelompok tani di Desa Ajung melakukan pendataan petani yang terdaftar di dalam
area
masing-masing
kelompok
tani.
Pendataan ini dilakukan dengan dua cara. Pertama pendataan anggota kelompok tani melalui cara mendatangi langsung kepada petani berdasarkan
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
11
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
luas lahan kelompok tani yang ditentukan oleh
KP3 diatur dalam SK Bupati Jember Nomor
Dinas Pertanian. Kedua, petani langsung datang
188.45/23/012/2014 Tentang Komisi Pengawasan
sendiri kepada ketua
Pupuk dan Prestisida Kabupaten Jember.
kelompok
tani untuk
mendaftar sebagai anggota kelompok tani, apabila lahan usaha tani berada di wilayah binaan kelompok tani.
Faktor-faktor penghambat dalam penyaluran pupuk bersubsidi a. Kepentingan aktor yang terlibat
3. Pendistribusian Pupuk Bersubsidi
Masih adanya individu penyewa lahan yang
Dalam pembelian pupuk bersubsidi di kios resmi
dapat membeli pupuk bersubsidi di Desa Ajung
petani membeli dengan menunggu konfirmasi dari
Kecamatan Ajung dengan memiliki koneksi dalam
ketua
yang
kelompok tani, kedua masih adanya kepentingan
bersangkutan merupakan anggota kelompok tani
pribadi untuk mencari keuntungan dalam menjual
dan ditandai dengan kartu identitas berupa KTP.
pupuk bersubsidi dan ketiga adanya pembeli dari
Seperti yang diungkapkan sebelumnya bahwa
kelompok lain yang dapat membeli di kios yang
untuk menyalurkan pupuk setelah pecah Delivery
bukan menjadi tanggung jawabnya.
kelompok
tani
bahwa
petani
Order (DO) sesuai luas hamparan maka distributor menginformasikan bahwa stok pupuk sudah bisa
b.Karakteristik pelaksana Dari hasil wawancara dapat dikatakan bahwa,
disalurkan kepada kios resmi untuk kemudian
kurang
disalurkan kepada petani.dan penyaluran pupuk
terhadap kelompok tani hal ini disebabkan bahwa
bersubsidi dari distributor ke kior resmi menunggu
adanya otoritasisasi dalam pengambilan kebijakan
konfirmasi
dan tidak melibatkan anggota dalam pengambilan
dari
kios
bersangkutan
untuk
mengambil pupuk bersubsidi di distributor hal ini bertujuan
agar
memnimalisir
penyalahgunaan
terciptanya
kepercayaan
dari
petani
kebijakan. c. Kepatuhan dan daya tanggap
penyaluran pupuk bersubsidi dari kios kepada
Dari hasil wawancara diatas diketahui bahwa
petani yang terdaftar di RDKK kelompok tani
pertama, masih adanya petani dalam pemberian
yang terdaftar di kios tersebut.
pupuk bersubsidi pada saat musim tanam tidak
4. Pengawasan
sesuai dengan anjuran pupuk berimbang yang telah
Pengawasan penyaluran pupuk bersubsidi
ditetapkan oleh pemerintah sehingga data RDKK
dilakukan oleh beberapa pihak terkait, diantaranya
yang diberikan masih berdasarkan hitung-hitungan
pihak
swasta,masyarakat,maupun
dari budaya cara tanam keluarga. Kedua, bahwa
pihak-pihak yang berekpentingan. Pengawasan
distributor fokus hanya pada penjualan sehingga
penyaluran pupuk dibuat sebuah tim yang disebut
dari
Komisi
Pupuk
mengambil keuntungan sedangkan berdasarkan
Bersubsidi (KPPP). Pada tingkat Kabupaten Tim
Peremendag Nomor 15 Tahun 2015 distributor
pemerintah,
Pemantauan
dan
Pengawsan
penjualan
tersebut
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
distributor
dapat
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
seharusnya wajib menjamin ketersediaan pupuk
c. Kepatuhan dan daya tanggap
bersubsidi di kios yang ada dibawahnya paling
Masih adanya petani dalam pemberian pupuk
12
sedikit untuk kebutuhan 2 (dua) minggu kedepan
bersubsidi pada saat musim tanam tidak sesuai
sesuai dengan RDKK, dalam hal ini distributor
dengan anjuran pupuk berimbang yang telah
dpat melihat di RDKK bahwa sudah terdapat
ditetapkan oleh pemerintah sehingga data RDKK
musim tanam pertama hingga ketiga, tidak hanya
yang diberikan masih berdasarkan hitung-hitungan
mendistribusikan pupuk karena ingin mencari
dari budaya cara tanam keluarga. Kedua, bahwa
keuntungan.
distributor fokus hanya pada penjualan sehingga dari penjualan tersebut distributor dapat PENUTUP
mengambil keuntungan sedangkan berdasarkan
Kesimpulan
Peremendag Nomor 15 Tahun 2015 distributor
Dari hasil penelitian oleh peneliti tentang
seharusnya wajib menjamin ketersediaan pupuk
pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi di Desa
bersubsidi di kios yang ada dibawahnya paling
Ajung Kecamatan Ajung dapat disimpulkan bahwa
sedikit untuk kebutuhan 2 (dua) minggu kedepan
pelaksanaan
sesuai dengan RDKK, dalam hal ini distributor
penyaluran
pupuk
bersubsidi
dilakukan belum berjalan dengan baik hal ini
dpat melihat di RDKK bahwa sudah terdapat
dikarenakan :
musim tanam pertama hingga ketiga, tidak hanya
a. Kepentingan aktor yang terlibat Masih adanya individu penyewa lahan yang dapat membeli pupuk bersubsidi di Desa Ajung
mendistribusikan pupuk karena ingin mencari keuntungan. Saran
Kecamatan Ajung dengan memiliki koneksi dalam
Dari hasil penelitian yang peneliti lakukan dalam
kelompok tani, kedua masih adanya kepentingan
pelaksnaaan penyaluran pupuk bersubsidi, saran
pribadi untuk mencari keuntungan dalam menjual
dari peneliti sebagai berikut:
pupuk bersubsidi dan ketiga adanya pembeli dari
1. Pelaksanaan penyaluran pupuk bersubsidi
kelompok lain yang dapat membeli di kios yang
seharusnya sesuai dengan RDKK yang valid
bukan menjadi tanggung jawabnya.
sehingga.
b.Karakteristik pelaksana
2. Perlu adanya sikap yang tegas dari bebarapa
Kurang terciptanya kepercayaan dari petani
pihak yang terkait dalam pelaksanaan penyaluran
terhadap kelompok tani hal ini disebabkan bahwa
pupuk bersubsidi di Desa Ajung Kecamatan Ajung
adanya otoritasisasi dalam pengambilan kebijakan
sehingga tidak ada lagi kepentingan-kepentingan
dan tidak melibatkan anggota dalam pengambilan
individu tertentu yang memanfaatkan penyaluran
kebijakan.
pupuk bersubsidi untuk mencari untung.
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
13
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
3. Kepemimpinan dalam pengurus kelompok tani
seharusnya
demokratis
agar
terjadi
keharmonisan dan kepercayaan antar sesama
Undang-Undang
anggota kelompok tani.
Peraturan
Menteri
Pertanian
103/Permentan/SR.130/11/2014 (HET) Tahun Anggaran 2015.
Buku Winarno, Budi. 2012. Teori dan Proses dan Studi Kebijakan
Publik.
Tentang
Kebutuhan Dan Harga Eceran Tertinggi
DAFTAR PUSTAKA
Kasus
Nomor
Yogyakarta:
CAPS. Nugroho, Riant. 2014. Kebijakan Publik Di
Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 84 Tahun 2014 Tentang Kebutuhan Dan Harga Eceran Tertinggi (HET) Tahun Anggaran 2015. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 15/M-
Negara-Negara Berkembang. Yogyakarta:
DAG/PER/4/2013 Tentang Pengadaan Dan
Pustaka Pelajar.
Penyaluran Pupuk Bersubsidi Untuk Sektor
Subarsono, AG. 2005. Analisis Kebijakan Publik; Konsep,Teori Dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Pertanian. Peraturan Bupati Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kebutuhan Dan Harga Eceran Tertinggi
Ahmadi, Ruslam. 2014. Metodologi Penelitian
(HET) Tahun Anggaran 2015.
Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Peraturan Menteri Pertanian Nomor 82 Tahun
Denzin, Norman K & Lincoln, Yvonna S. 2011.
2013 Tentang Pedoman Pembinaan
The
Sage
Handbook
Of
Qualitative
Research. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Soehartono, Irawan. 1995. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya. Singarimbun, M., Effendi, S. 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia. Sugiyono. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: CV. Alfabeta. Deliarnov.2006. Erlangga
Ekonomi
Politik.
Kelompok Tani Dan Gabungan Kelompok Tani. Petunjuk Pelaksanaan Penyusunan Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok Tani (RDKK) Pupuk Bersubsidi Direktorat Pupuk Dan Prestisida Direktorat Jendral Prasarana Dan Sarana Pertanian Kementrian Pertanian 2014. SK Bupati Nomor 188.23/23/012/2014 Tentang Komisi Pengawasan Pupuk Dan Prestisida Kabupaten Jember
Jakarta: Internet
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
Kaharudin S, et. al., Pelaksanaan Penyaluran Pupuk Bersubsidi Di Desa Ajung Kecamatan Ajung
http://www.Bisnis.com/Jember Dapat Tambahan Pupuk Bersubsidi 17.165 Ton Bisnis Jatim.html) diakses 29 November 2014 http//bisnis.com/2014/9/ Bisnis Jatim.html diakses 30 November 2014 http://Kementan .go.id diakses 20 November 2014 http://Jemberkab.bps .go.id diakses 20 November 2014
JURNAL ILMU ADMINISTRASI NEGARA UNIVERSITAS JEMBER 2015, I (1): 1-14
14