NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint]
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS PENINGKATAN LABA PENJUALAN BANTAL ANGIN MENGGUNAKAN VARIABLE COSTING DAN THEORY OF CONSTRAINT (Studi Kasus: UKM M.S.Haris Desa Brangkal, Karanganyar)
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta
Diajukan oleh: ADITYA SUNDAWA D 600.080.044
JURUSAN TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint] HALAMAN PENGESAHAN
ANALISIS PENINGKATAN LABA PENJUALAN BANTAL ANGIN MENGGUNAKAN VARIABLE COSTING DAN THEORY OF CONSTRAINT (Studi Kasus: UKM M.S.Haris Desa Brangkal, Karanganyar)
Naskah Publikasi Tugas Akhir ini telah diterima dan disahkan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi S-1 untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hari
:
Tanggal :
Disusun oleh: Nama
: Aditya Sundawa
NIM
: D600.080.044
Jur / Fak
: Teknik Industri / Teknik
Mengesahkan:
Pembimbing I
Pembimbing II
(Siti Nandiroh, ST, M.Eng.)
(Mila Faila Sufa, ST, MT.)
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint] HALAMAN PERSETUJUAN
Naskah Publikasi Tugas Akhir dengan judul ANALISIS PENINGKATAN LABA PENJUALAN BANTAL ANGIN MENGGUNAKAN VARIABLE COSTING DAN THEORY OF CONSTRAINT (Studi Kasus: UKM M.S.Haris Desa Brangkal, Karanganyar) telah diuji dan dipertahankan dihadapan Dewan Penguji Tugas Akhir sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Hari
:
Tanggal : Menyetujui, Tim Penguji
Tanda Tangan
1. Siti Nandiroh, ST, M.Eng ___________________________ 2. Mila Faila Sufa, ST, MT ___________________________ 3. Hafidh Munawir, ST, M.Eng
___________________________
4. Muchammad Djunaidi, ST, MT ___________________________
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint] PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa Naskah Publikasi Tugas Akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Surakarta,
Maret 2013
Aditya Sundawa
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint]
ANALISIS PENINGKATAN LABA PENJUALAN BANTAL ANGIN MENGGUNAKAN VARIABLE COSTING DAN THEORY OF CONSTRAINT (Studi Kasus: UKM M.S.Haris Desa Brangkal, Karanganyar) 1
Aditya Sundawa Siti Nandiroh, 3Mila Faila Sufa 1,2,3 Jurusan Teknik Industri UMS
[email protected],
[email protected],
[email protected] Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta Telp. (0271) 717417 ext 237 2
ABSTRAKSI Usaha kecil menengah M.S.Haris merupakan bagian industri kecil yang bergerak dalam usaha pembuatan bantal angin. Di mana bahan-bahan baku dari bantal angin diproses hingga menjadi produk bantal angin yang siap untuk dipasarkan. Tujuan dari penelitian ini antara lain menentukan harga pokok produksi menggunakan variable costing, mengalokasikan sumber daya produksi, menganalisis kendala internal dan menghitung kapasitas produksi yang optimal dengan menggunakan theory of constraint. Data-data yang diolah didapat dari usaha kecil menengah M.S.Haris sesuai dengan data yang dibutuhkan dalam penelitian. Hasil penelitian dari perhitungan variable costing didapatkan harga pokok produksi bantal angin per-pack sebesar Rp. 12.182,50 dengan harga jual per-pack sebesar Rp. 21.300,00 kemudian dari perhitungan theory of constraint diketahui bahwa stasiun kerja jahit merupakan stasiun kerja yang menjadi kendala karena memiliki persentase sebesar 107,26 % dan dari perhitungan theory of constraint didapatkan jumlah produksi optimal sebesar 3.156 pack dengan keuntungan yang diperoleh sebesar Rp. 19.426,41 dalam periode tiga bulan yang akan datang. Kata kunci: laba, Theory Of Constraint, Variable Costing. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Laba merupakan kenaikan modal (aktiva bersih) yang berasal dari transaksi sampingan atau transaksi yang jarang terjadi dari suatu badan usaha, dan dari semua transaksi atau kejadian lain yang mempengaruhi badan usaha selama suatu periode kecuali yang timbul dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. (Baridwan, 1992). Usaha Kecil Menengah (UKM) M.S.Haris merupakan usaha kecil menengah yang bergerak dalam bidang usaha pembuatan bantal angin. Pemasaran dari produk bantal angin ini sendiri cukup luas, sehingga memunculkan persaingan diantara produk-produk bantal angin yang ada. Di dalam persaingan yang tinggi saat ini, menuntut suatu industri untuk menghasilkan produk yang berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau, sehingga perusahaan dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menentukan harga pokok produksi adalah Metode Variable Costing, karena UKM M.S.Haris merupakan usaha kecil menengah, sehingga produk-produk yang dihasilkan dan dijual hanya dibebani dengan biaya-biaya yang berubah secara sebanding dengan produksi. Untuk melakukan perbaikan dengan mempertimbangkan kendala-kendala yang ada di dalam proses produksi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan Theory Of Constraint (TOC). Pendekatan ini menekankan pada optimasi pemanfaatan stasiun constraint yang bertujuan untuk
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint]
meningkatkan hasil produk jadi keseluruhan yang terjual (throughput), menguragi persediaan (inventory) dan mengurangi biaya operasional (operating expenses). 2. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukannya penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Menentukan harga pokok produksi bantal angin. b. Mengalokasikan sumber daya produksi yang terbatas sehingga didapatkan laba produksi yang optimal. c. Menentukan dan menganalisis sumber kendala internal yang ada terhadap pengaruh kendala pada sistem produksi. d. Menghitung kapasitas produksi bantal angin yang optimal untuk meningkatkan laba dengan menggunakan Theory Of Constraint. LANDASAN TEORI 1. Harga Pokok Produksi Harga pokok produksi adalah semua pengeluaran yang dilakukan perusahaan untuk memproduksi suatu produk. Unsur-Unsur Biaya Dalam Harga Pokok Produksi Terdapat tiga unsur biaya produksi menurut Horngren (1992) yaitu: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya produksi tak langsung atau biaya overhead pabrik. a. Biaya Bahan Baku b. Biaya Tenaga Kerja c. Biaya Overhead Metode Penentuan Harga Pokok Produksi Metode penentuan harga pokok produksi adalah cara memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi. Dalam memperhitungkan unsur biaya ini, terdapat dua metode yaitu: a. Metode Variable Costing Variable costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang hanya memperhitungkan biaya produksi yang berperilaku variabel ke dalam harga pokok produksi, yang terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel. harga pokok produksi menurut metode variable costing terdiri dari unsur biaya produksi berikut ini: Biaya bahan baku xxx Biaya tenaga kerja langsung xxx Biaya overhead pabrik variable xxx + Harga pokok produksi xxx Dengan demikian total harga pokok produk yang dihitung dengan menggunakan pendekatan variable costing terdiri dari unsur harga pokok produksi variabel (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik variabel) ditambah dengan biaya non produksi variabel (biaya pemasaran variabel dan biaya adaministrasi dan umum variabel) dan biaya tetap (biaya overhead pabrik tetap, biaya pemasaran tetap, biaya administrasi dan umum tetap). (Mulyadi, 2000) b. Metode Full Costing Full costing merupakan metode penentuan harga pokok produksi yang memperhitungkan semua unsur biaya produksi ke dalam harga pokok produksi. Total harga pokok produk yang dihitung dengan pendekatan full costing terdiri dari unsur harga pokok produksi (biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung, biaya overhead pabrik variabel dan biaya overhead pabrik tetap) ditambah dengan biaya non produksi (biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum).
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint]
2. Pengukuran Kerja Teknik pengukuran waktu kerja dapat dikelompokkan kedalam dua bagian, yaitu pengukuran waktu langsung dan tidak langsung. Pengukuran waktu langsung meliputi studi waktu dengan jam henti dan sampling kerja, sedangkan pengukuran waktu tidak lansung meliputi standart data (data waktu baku) dan waktu gerakan. (Wignjosoebroto, 1995) Studi Waktu Dengan Jam Henti Langkah pertama dalam studi waktu dengan jam henti adalah melakukan pengukuran waktu, kemudian dicatat pada lembar pengamatan. Untuk mengetahui berapa banyak data yang harus diambil, maka perlu pengukuran pendahuluan. Pada tahap ini digunakan tes kecukupan data dan keseragaman data. Apabila dalam tes tersebut data belum mencukupi, maka perlu dilakukan pengukuran waktu lagi untuk menambah data. Rumus yang digunakan untuk perhitungan adalah: a. Tes Kecukupan Data k / s N x 2 x 2 N' x
2
Dimana: N’ = Jumlah data yang seharusnya dilakukan N = Jumlah data pengamatan k = Harga indeks s = Derajat ketelitian x = Waktu pengamatan dari setiap elemen kerja Apabila N’ kurang dari atau sama dengan N, maka data telah cukup. Sebaliknya jika N’ lebih besar dari N, maka data dikatakan kurang dan harus dilakukan penambahan data. b. Keseragaman Data BKA = X k BKB = X k
X
X
2
1
N 1 Dimana: BKA = Batas Kontrol Atas BKB = Batas Kontrol Bawah X1 = Waktu Pengamatan Ke-1 k = Tingkat Keyakinan, di mana tingkat keyakinan: k = 1, untuk tingkat keyakinan 68% k = 2, untuk tingkat keyakinan 95% k = 3, untuk tingkat keyakinan 99% Bila semua data berada dalam batas kontrol, maka data dikatakan seragam. Jika ada data yang berada diluar batas control, maka dikatakan data tersebut mengandung nilai ekstern dan tidak perlu diikut sertakan dalam perhitungan. (Sutalaksana, 1997) Beberapa perhitungan yang digunakan dalam studi waktu dengan jam henti (stop watch time study), adalah sebagai berikut: a. Perhitungan performance rating Performance rating / penyesuaian dilakukan untuk mengetahui tingkat kewajaran kerja operator dibandingkan dengan waktu normal operator yang bekerja secara wajar. Performance rating diperlukan dalam perhitungan waktu baku. Penentuannya diambil menurut tabel penyesuaian Westinghouse. Penyesuaian dengan Westinghouse ini mengarahkan penilaian 4 faktor yang dianggap dapat menentukan kewajaran dan ketidakwajaran dalam bekerja yaitu: 1) Ketrampilan, yaitu kemampuan mengikuti cara kerja yang telah ditetapkan.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint]
2) Usaha, yaitu kesungguhan operator ketika melakukan pekerjaan. 3) Kondisi kerja, yaitu kondisi fisik lingkungan kerja. 4) Konsistensi, yaitu kestabilan waktu kerja operator dalam bekerja. Kemudian dari setiap faktor terbagi kedalam kelas-kelas dengan nilai masing-masing. Rumus untuk perhitungan Performance rating adalah: PR = (Jumlah penyesuaian keempat faktor) + 1 b. Perhitungan waktu baku Tujuan perhitungan ini adalah untuk menentukan waktu baku dari kegiatan kerja operator yang diperlukan dalam pembuatan produk. Rumus yang digunakan dalam perhitungan ini adalah: Waktu baku = (waktu siklus x PR) x
100% 100% all
Dimana: PR = Performance rating = (Jumlah nilai penyesuaian keempat faktor + Allowance) 3. Theory Of Constraint (Teori Kendala) Theory of constraint (TOC) adalah bahwa setiap organisasi mempunyai kendala-kendala yang menghambat pencapaian kinerja (performance) yang tinggi. Untuk itu kendala-kendala ini harus diidentifikasi dan diatur untuk memperbaiki kinerjanya. Jika suatu kendala (constrains) telah terpecahkan, maka kendala tersebut kendala berikutnya akan dapat diidentifikasi dan diperbarui. Dettmer (1997) telah mengembangkan lima langkah dalam usaha untuk memperbaiki setiap elemen yang terdapat di dalam sistem. Lima langkah tersebut adalah: a. Identifikasi kendala dalam sistem. Memprioritaskan menurut pengaruh terhadap tujuan. Mungkin ada banyak kendala dalam satuan waktu, tetapi biasanya hanya sedikit kendala yang sesungguhnya dalam sistem itu. b. Memutuskan bagaimana menghilangkan kendala tersebut. Menentukan bagaimana menghilangkan kendala yang telah ditemukan dengan pertimbangan biaya terendah. c. Subordinatkan sumber daya lain terhadap sumber daya yang telah ditetapkan sebagai kendala. Mengevaluasi apakah kendala tersebut masih menjadi kendala pada performansi sistem atau tidak. Jika tidak, langsung ke langkah 5. Tapi apabila sistem masih memiliki kendala maka lanjutkan ke langkah 4. d. Evaluasi kendala. Apabila langkah ini dilakukan, maka langkah ke-2 dan ke-3 tidak berhasil menangani kendala. Sehingga harus ada perubahan besar dalam sistem seperti reorganisasi, perbaikan modal atau modifikasi subtansi sistem. e. Kembali ke langkah 1 dan hindari inersia Inersia adalah solusi yang menyebabkan kendala lain timbul. Perlu diketahui siklus ini tidak akan pernah berhenti. Jika langkah ke-3 atau langkah ke-4 telah dipecahkan maka kembali ke langkah 1 untuk mengulangi siklus. Ukuran Kinerja Dalam Theory Of Constraint Untuk mengukur kinerja perusahaan terdapat kriteria-kriteria pengukuran yang harus digunakan, kriteria itu antara lain: a. Kriteria pengukuran finansial 1) Keuntungan bersih atau net profit, yaitu selisih hasil produk terjual (throughput) dengan biaya produksi (operating expenses). Net profit = throughput – operating expenses UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint]
2) Tingkat pengembalian modal (ROI) ROI
T OE I
Dimana: T = Produk terjual OE = Biaya produksi I = Keuntungan relatif terhadap modal investasi 3) Aliran kas, yaitu aliran keuntungan dalam interval waktu. b. Kriteria pengukuran operasional Adapun kriteria pengukuran operasional meliputi: 1) Throughput: Suatu pengukuran untuk menghasilkan uang melalui penjualan produk jadi bukan berupa persediaan. 2) Persediaan (Inventory): Semua uang yang diinvestasikan dalam pembelian segala sesuatu sampai diharapkan produk jadi terjual, dapat berupa bahan baku, komponen atau produk jadi yang belum terjual tetapi tidak termasuk tenaga kerja. 3) Biaya Operasional (Operating Expense): Semua uang yang dikeluarkan sistem dalam perubahan persediaan menjadi throughput. Ini termasuk biaya-biaya lain, tenaga kerja langsung dan tak langsung, biaya simpan, depresiasi peralatan dan lain-lain. Dari sisi operasional, tujuan perusahaan adalah meningkatkan throughput, dengan mereduksi persediaan dan mereduksi biaya-biaya operasional. Maka dengan memperhitungkan pengukuran-pengukuran diatas, produktivitas yang semula mrnggunakan rumus: Produktivitas =
Output Input
Rumus tersebut berubah menjadi: Produktivitas =
Throughput Input
Produktivitas pada dasarnya berkaitan dengan sistem produksi adalah sistem dimana faktor input dikelola dalam suatu cara yang terorganisir untuk mewujudkan barang atau jasa secara efektif dan efisien. PENGOLAHAN DATA Pada proses produksi bantal angin di UKM M.S.Haris Karanganyar terdapat beberapa elemenelemen kerja (stasiun kerja). Berikut ini merupakan dekripsi dari masing-masing elemen kerja. Tabel 1. Elemen Kerja Pada Proses Produksi Bantal Angin No. Operasi 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Stasiun Kerja
I (Potong) II (Sablon) III (Jahit) IV (Gambar)
Elemen Kerja Setup Pemotongan Pemotongan kain olivegrin Setup Pemotongan Pemotongan kain palace Setup Pemotongan Pemotongan kain oscar Setup Sablon Penyablonan Setup mesin jahit Penjahitan Setup Gambar Menggambar
13 Setup mesin press pott 14 Mengepress 15 Setup mesin press prim dalam 16 Mengepress V (Press) 17 Setup mesin press Knop 18 Mengepress 19 Setup mesin press prim luar 20 Mengepress 21 Setup Chip VI (Chip) 22 Mengecip 23 Setup packing VII (Packing) 24 Packing Sumber: UKM M.S.Haris Karanganyar
Data pengamatan setiap elemen kerja pada bagian produksi bantal angin dilakukan sepuluh kali pengamatan. Hasilnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint]
Tabel 2. Data Waktu Pengamatan Setiap Elemen Kerja Elemen Kerja (Menit) Xi 1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
1
1.12
1.07
1.08
1.33
1.13
2.33
1.33
0.80
2.30
5.13
0.88
0.68
3.15
1.30
2.22
1.13
1.63
0.65
1.08
1.18
0.75
0.65
0.67
0.60
2
1.13
1.03
1.12
1.37
1.15
2.28
1.48
0.75
2.25
5.07
0.85
0.72
3.12
1.33
2.25
1.17
1.60
0.62
1.12
1.22
0.77
0.67
0.65
0.62
3
1.08
1.05
1.07
1.42
1.07
2.32
1.47
0.78
2.23
5.10
0.90
0.67
3.08
1.27
2.27
1.15
1.50
0.63
1.15
1.17
0.72
0.63
0.62
0.58
4
1.12
1.02
1.08
1.32
1.10
2.38
1.43
0.82
2.28
5.02
0.95
0.70
3.13
1.25
2.20
1.18
1.62
0.60
1.10
1.15
0.75
0.70
0.65
0.63
5
1.10
1.07
1.05
1.40
1.12
2.37
1.45
0.73
2.22
5.03
0.85
0.75
3.07
1.32
2.27
1.13
1.63
0.67
1.08
1.22
0.78
0.63
0.68
0.57
6
1.13
1.03
1.10
1.35
1.07
2.32
1.48
0.77
2.28
5.10
0.88
0.68
3.10
1.28
2.30
1.12
1.58
0.62
1.07
1.13
0.73
0.62
0.67
0.58
7
1.07
1.00
1.12
1.33
1.08
2.28
1.35
0.80
2.25
5.03
0.92
0.65
3.12
1.30
2.27
1.10
1.52
0.63
1.10
1.12
0.78
0.65
0.63
0.63
8
1.08
1.10
1.03
1.32
1.10
2.33
1.47
0.75
2.30
5.07
0.93
0.72
3.13
1.32
2.25
1.15
1.55
0.58
1.08
1.15
0.68
0.68
0.62
0.65
9
1.10
1.08
1.05
1.38
1.12
2.32
1.43
0.82
2.27
5.13
0.88
0.67
3.12
1.33
2.22
1.10
1.57
0.65
1.15
1.10
0.72
0.67
0.65
0.62
10
1.15
1.07
1.07
1.33
1.07
2.28
1.48
0.75
2.28
5.10
0.87
0.70
3.10
1.35
2.27
1.12
1.60
0.67
1.12
1.13
0.70
0.62
0.63
0.57
∑ Xi
11.07
10.52
10.77
13.55
11.00
23.22
14.38
7.77
22.26
50.78
8.92
6.93
31.13
13.05
22.50
11.35
15.80
6.32
10.90
11.57
7.38
6.52
6.47
6.05
∑𝑿
1.11
1.05
1.08
1.36
1.10
2.32
1.44
0.78
2.27
5.08
0.89
0.69
3.11
1.31
2.25
1.14
1.58
0.63
1.09
1.16
0.74
0.65
0.65
0.61
1. Pengujian Keseragaman Dan Kecukupan Data
Proses pengujian data dilakukan dengan tes keseragaman dan kecukupan data pada setiap elemen kerja. Perhitungan tes keseragaman data pada elemen kerja 1 adalah sebagai berikut: a. Tes Keseragaman Data 1) Rata-rata waktu siklus X
X k
2.21 1.11 2
2) Standar deviasi
(X
(1.12 1.11)
1
X )2
N 1 2
(1.13 1.11) ............ (1.15 1.11) 10 1
0.0085 9
0.0009 0.0307 X
2 0.0307 X 0.0217 1.4142 3) Batas kontrol
BKA = X k.X = 1.11 + 2(0.0217) = 1.15 BKB = X k.X = 1.11 – 2(0.0217) = 1.063
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint]
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Tingkat keyakinan yang digunakan yaitu 95 % dan tingkat ketelitian 5 %. Dari hasil perhitungan uji keseragaman data terlihat bahwa rata-rata dari sub grup berada dalam batas kontrol, baik Batas Kontrol Atas (BKA) maupun Batas Kontrol Bawah (BKB). (Pengujian keseragaman data elemen kerja 2 sampai elemen kerja 24 dihitung menggunakan langkah-langkah yang sama dengan pengujian keseragaman data elemen kerja 1 dan hasilnya adalah data sudah seragam atau terkendali). b. Tes Kecukupan Data Untuk menguji kecukupan data elemen kerja 1 digunakan rumus sebagai berikut:
k / s N Xi 2 ( Xi ) 2 N' Xi Diketahui: N
2
= 10
Xi = 11.07 Xi 12.2556 ( Xi ) 122.5449 2
2
Jadi, 40 10(12.2556) 122.5449 N' 11.07
40 (122.556) 122.5449 N' 11.07 40 0.0107 N' 11.07
2
2
40(0.1032) N' 11.07
4.1290 N' 11.07
2
2
2
N ' (0.373) 2 N ' 0.1392
Dari hasil diatas bahwa N’ < N atau (0.1392 < 10) maka jumlah pengamatan sudah mencukupi dan memenuhi tingkat keyakinan 95 % dan ketelitian 5 %. (Pengujian kecukupan data elemen kerja 2 sampai elemen kerja 24 dihitung menggunakan langkah-langkah yang sama dengan pengujian keseragaman data elemen kerja 1 dan hasilnya adalah data sudah cukup). c. Menentukan Waktu Normal
Waktu normal dari data yang terkumpul ditentukan dengan cara berikut: Tabel 3. Pengamatan Waktu Siklus Subgrup Sub Grup 1 2
X
1.12 1.13
Waktu Siklus (menit) 1.13 1.08 1.13 1.07 1.08 1.10
1.07 1.15
Rata-rata 1.11 1.11
2.21
Jadi, X 2.21 1.11 2
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint]
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
Dengan Menggunakan rumus perhitungan Performance Rating untuk elemen pekerjaan setup alat potong adalah sebagai berikut: Tabel 4. Faktor Penyesuaian Pekerjaan Setup Alat Potong Faktor Ketrampilan Usaha Kondisi Kerja Konsistensi
Kelas Good Good Fair Good
Lambang C1 C1 E C
Penyesuaian (+) 0.06 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.01 (+) 0.07
Maka, Performance Rating = 1.07 = X xP = 1.11 x 1.07 = 1.18 menit Dengan cara seperti diatas dilakukan dalam perhitungan untuk elemen-elemen operasi kerja yang lain, dan hasil dari perhitungan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 5. Hasil Perhitungan Waktu Normal Wn
No
X
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
1.11 1.05 1.08 1.36 1.10 2.32 1.44 0.78 2.27 5.08 0.89 0.69 3.11 1.31 2.25 1.14 1.58 0.63 1.09 1.16 0.74 0.65 0.65 0.61
Ketrampilan (+) 0.06 (+) 0.08 (+) 0.06 (+) 0.08 (+) 0.11 (+) 0.11 (+) 0.06 (+) 0.06 (+) 0.06 (+) 0.08 (+) 0.08 (+) 0.03 (+) 0.08 (+) 0.06 (+) 0.08 (+) 0.06 (+) 0.08 (+) 0.06 (+) 0.08 (+) 0.06 (+) 0.06 (+) 0.08 (+) 0.06 (+) 0.06
Faktor Penyesuaian (P) Usaha Kondisi Kerja (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.08 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.08 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.08 (-) 0.03 (+) 0.08 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.05 (-) 0.03 (+) 0.08 (-) 0.03
Konsistensi (+) 0.01 (+) 0.03 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.03 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.03 (+) 0.01 (+) 0.03 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.01 (+) 0.01
RF 0.07 0.13 0.12 0.11 0.14 0.14 0.09 0.11 0.09 0.11 0.11 0.08 0.11 0.14 0.11 0.09 0.14 0.12 0.11 0.09 0.09 0.11 0.09 0.12
1+RF (P) 1.07 1.13 1.12 1.11 1.14 1.14 1.09 1.11 1.09 1.11 1.11 1.08 1.11 1.14 1.11 1.09 1.14 1.12 1.11 1.09 1.09 1.11 1.09 1.12
Wn (menit) 1.19 1.19 1.21 1.51 1.25 2.64 1.57 0.87 2.47 5.64 0.99 0.75 3.45 1.49 2.50 1.24 1.80 0.71 1.21 1.26 0.81 0.72 0.71 0.68
d. Menghitung Waktu Baku Dalam menentukan waktu baku diperlukan besarnya kelonggaran. Untuk perhitungan waktu baku digunakan rumus: Waktu baku = Wn x
100% 100% all
Tabel 6. Hasil Perhitungan Waktu Baku No
Elemen Kerja
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Setup Pemotongan Pemotongan kain olivegrin Setup Pemotongan Pemotongan kain palace Setup Pemotongan Pemotongan kain oscar Setup Sablon Penyablonan Setup mesin jahit Penjahitan
Personal All (%) 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Fatique All (%) 21 11.5 21 11.5 21 11.5 11 11.5 3 5
Delay All (%) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Total All (%) 24 14.5 24 14.5 24 14.5 14 14.5 6 8
Wn (menit) 1.19 1.19 1.21 1.51 1.25 2.64 1.57 0.87 2.47 5.64
Wb (menit) Wb Elemen Kerja Wb Stasiun Kerja 1.57 1.39 1.59 11.05 1.77 1.64 3.09 1.83 2.84 1.02 2.63 8.76 6.13
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24
Setup Gambar Menggambar Setup mesin press pott Mengepress Setup mesin press prim dalam Mengepress Setup mesin press Knop Mengepress Setup mesin press prim luar Mengepress Setup Chip Mengecip Setup packing Packing
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint] 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
4 5 11 15 12.5 18 12.5 18 12.5 13 6 12 5 5
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
7 8 14 18 15.5 21 15.5 21 15.5 16 9 15 8 8
0.99 0.75 3.45 1.49 2.50 1.24 1.80 0.71 1.21 1.26 0.81 0.72 0.71 0.68
1.06 0.82 4.01 1.82 2.96 1.57 2.13 0.90 1.43 1.50 0.89 0.85 0.77 0.74
1.88
16.32
1.74 1.51
2. Perhitungan Variable Costing Dari beberapa data yang ada maka dapat ditentukan biaya produksi dan non produksi selama periode satu bulan dengan jumlah produksi 1200 pack bantal angin. Data biaya produksi dan non produksi sebelum pemisahan semi variabel dalam periode satu bulan dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 7. Biaya Produksi Dan Non Produksi Sebelum Pemisahan Semi Variabel Jenis Biaya
A.
B.
Nilai Biaya (Rp) Biaya Produksi 1. Biaya Bahan Baku Langsung 9286200 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 4320000 3. Biaya Overhead Pabrik ~Alat Bantu Produksi 1004000 ~Perawatan Mesin 100000 ~Penyusutan Mesin 260000 ~Reparasi dan Pemeliharaan Bangunan 170000 ~Penyusutan Bangunan 132950 ~Pajak Bumi dan Bangunan 15000 ~Listrik 160000 Jumlah Biaya Overhead Pabrik 1841950 Total Biaya Produksi (1+2+3) 15448150 Biaya Non Produksi 1. Biaya Penjualan ~Promosi Penjualan 406000 ~Biaya Pengiriman/BBM 202500 Total Biaya Penjualan 608500 2. Biaya Administrasi dan Umum ~Biaya Telepon 240000 ~Reparasi dan Pemeliharaan Mobil 500000 ~Penyusutan Mobil 279200 Total Biaya Administrasi dan Umum 1019200 Jumlah Biaya Non Produksi (1+2) 1627700 Total Biaya (A+B) 17075850
Keterangan Variabel Variabel Tetap Variabel Tetap Semi Variabel Tetap Tetap Semi Variabel
Tetap Variabel
Semi Variabel Variabel Tetap
Setelah melakukan perhitungan pemisahan biaya semi variabel, penyusutan bangunan, penyusutan mesin dan penyusutan mobil, maka dapat ditentukan harga pokok produksi. Klasifikasi biaya setelah dilakukan pemisahan biaya semi variabel dapat dillihat pada tabel dibawah ini: Tabel 8. Klasifikasi Biaya Produksi Dan Non Produksi Setelah Pemisahan Semi Variabel Jenis Biaya A.
Biaya Produksi 1. Biaya Bahan Baku Langsung 2. Biaya Tenaga Kerja Langsung 3. Biaya Overhead Pabrik ~Alat Bantu Produksi ~Perawatan Mesin ~Penyusutan Mesin ~Reparasi dan Pemeliharaan Bangunan ~Penyusutan Bangunan ~Pajak Bumi dan Bangunan ~Listrik Total Biaya Produksi
Jumlah Biaya Biaya Tetap Biaya Variabel 9286200 4320000 1004000 100000 260000 85850 132950 15000 117950 1615750
84150
42050 13832400
Total 9286200 4320000 1004000 100000 260000 170000 132950 15000 160000 15448150
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH B.
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint]
Biaya Non Produksi 1. Biaya Penjualan ~Promosi Penjualan ~Biaya Pengiriman/BBM Total Biaya Penjualan 2. Biaya Administrasi dan Umum ~Biaya Telepon ~Reparasi dan Pemeliharaan Mobil ~Penyusutan Mobil Total Biaya Administrasi dan Umum Total Biaya Non Produksi Total Biaya = (A+B) HPP Per-Pack = Total Biaya/1200 HJ Per-Pack = (HPP Per-Pack x 75%) + HPP Per-Pack
406000 406000 155850 279200 435050 841050 2456800
406000 202500 608500
202500 202500 84150 500000
240000 500000 279200 1019200 1627700 17075850
584150 786650 14619050 12182.5 21300
3. Perhitungan Theory Of Constraint Data kapasitas tiap stasiun kerja selengkapnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 9. Data Kapasitas Stasiun Kerja
No
Stasiun Kerja
Jumlah Peralatan
1 2 3 4 5 6 7
a Potong Sablon Jahit Menggambar Press Mengecip Packing
Waktu Kerja Selama 3 Bulan (menit)
Kapasitas Total (menit)
Effisiensi (%)
c 34560 34560 34560 34560 34560 34560 34560
d = (b x c) 69120 34560 34560 34560 138240 34560 34560
e 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88 0.88
b 2 1 1 1 4 1 1
Kapasitas Waktu Tersedia (menit) f = (d x e) 60825.6 30412.8 30412.8 30412.8 121651.2 30412.8 30412.8
Selanjutnya tahap pertama dalam teori kendala adalah mengidentifikasi kendala dalam sistem. Disini berarti menentukan sumber yang kemungkinan berpotensi menjadi kendala (capacity constraints resourse). Untuk itu perlu penentuan nilai rasio pemanfaatan sumber daya sebagai nilai kemungkinan menjadi kendala. Nilai terbesar tersebut tergantung pada proses produksi yang dilakukan, yaitu dengan rumus: k
Ti Si
Maka perhitungannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 10. Nilai Rasio Kendala
No
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun Kerja
Potong Sablon Jahit Menggambar Press Mengecip Packing
Kapasitas Waktu 1 Pack Produk (menit)
Jumlah Permintaan Selama 3 Bulan
Kapasitas Waktu Stasiun Kerja (menit)
Kapasitas Waktu Tersedia (menit)
Rasio Kendala(K)
a 11.05 2.84 8.76 1.88 16.32 1.74 1.51
b 3724 3724 3724 3724 3724 3724 3724
c = (a x b) 41150.2 10576.16 32622.24 7001.12 60775.68 6479.76 5623.24
d 60825.6 30412.8 30412.8 30412.8 121651.2 30412.8 30412.8
e = (c/d) 67.65 34.78 107.26 23.02 49.96 21.31 18.49
(%)
Setelah itu, maka langkah selanjutnya adalah mengalokasikan jumlah produksi tersebut dengan memperhatikan jumlah permintaan dan kapasitas waktunya. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel solusi interasi dibawah ini:
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint] Tabel 11. Solusi Interasi
No
1 2 3 4 5 6 7
Stasiun Kerja
Potong Sablon Jahit Menggambar Press Mengecip Packing
Kapasitas Waktu 1 Pack Produk (menit)
Jumlah Permintaan Selama 3 Bulan
Kapasitas Waktu Stasiun Kerja (menit)
Kapasitas Waktu Tersedia (menit)
Rasio Kendala(K)
a 11.05 2.84 8.76 1.88 16.32 1.74 1.51
b 3724 3724 3156 3724 3724 3724 3724
c = (a x b) 41150.2 10576.16 27646.56 7001.12 60775.68 6479.76 5623.24
d 60825.6 30412.8 27648 30412.8 121651.2 30412.8 30412.8
e = (c/d) 67.65 34.78 100.00 23.02 49.96 21.31 18.49
(%)
Untuk hasil rekapitulasi perhitungan stasiun kerja jahit dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 12. Rekapitulasi Perhitungan Stasiun Kerja Jahit No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Keterangan Permintaan 3 Bulan Harga Jual Biaya Variabel Laba Kotor @ (2 - 3) Waktu Penjahitan Laba/waktu Kapasitas Penjahitan Jml Produk diproduksi Total Kapasitas Waktu (7 x 8) Total Laba Kotor (4 x 8) Biaya Operasional Keuntungan Bersih
Bantal Angin 3724 21300 7740 13560 8.76 1547.95 8.76 3156 27646.56 42795360 23368950 19426410
Keterangan 3.724 unit Rp. 21.300/ unit Rp. 7.740/ unit Rp. 13.560/ unit 8,76 menit Rp. 1.547,95/ unit 8,76 menit 3.156 unit 27.646,56 menit Rp. 42.795.360 Rp. 23.368.950 Rp. 19.426.410
KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa pada Bab sebelumnya, yakni Bab IV maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: a. Berdasarkan hasil perhitungan dari variabel costing didapatkan harga pokok produksi bantal angin per-pack sebesar Rp. 12182,50 dengan harga jual produk bantal angin per-pack sebesar Rp. 21.300,-. b. Dari hasil perhitungan dan analisa data diketahui bahwa stasiun kerja yang menjadi kendala adalah stasiun kerja jahit, karena memiliki nilai persentase kendala diatas 100% yaitu sebesar 107,26%. c. Usulan perbaikan untuk memenuhi permintaan pasar yaitu dengan menambah jam kerja karyawan yang biasa disebut dengan jam lembur. d. Berdasarkan hasil perhitungan, keuntungan/ laba yang diperkirakan dapat dicapai oleh UKM dengan jumlah produksi optimal sebesar 3.156 pack serta memperhatikan pembatas yang ada dalam proses produksi adalah sebesar Rp. 19.426.410,- untuk periode permintaan 3 bulan.
2. Saran Berdasarkan hasil penelitian dan analisa data yang telah dilakukan maka penulis memberikan saran kepada UKM dalam melaksanakan kegiatan produksi, diantaranya adalah: a. Untuk menentukan solusi yang paling baik yang dapat memberikan keuntungan/ laba yang maksimal terhadap UKM maka perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dalam menganalisa dan mendukung program perbaikan berkelanjutan dengan menambah jam kerja karyawan/ lembur.
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa
NASKAH PUBLIKASI ILMIAH
[Analisis Peningkatan Laba Penjualan Bantal Angin Menggunakan Variable Costing Dan Theory Of Constraint]
b. Pimpinan UKM hendaknya memberikan kebijakan-kebijakan kepada karyawan agar dapat bekerja dengan performa yang terbaik dan maksimal sehingga dapat meningkatkan keuntungan/ laba yang maksimal dengan cara memberikan bonus pada akhir tahun, menambah gaji karyawan apabila dapat menyelesaikan produk lebih banyak, memberikan kesejahteraan bagi karyawan untuk memotivasinya dalam bekerja. c. Pemilik atau pimpinan UKM hendaknya melakukan investasi dengan mengganti mesin dan alat produksi yang lama diganti dengan mesin dan alat produksi yang baru jika sumber daya tersebut sudah tidak lagi bekerja dengan maksimal. DAFTAR PUSTAKA Baridwan, Zaki. 1992. Intermediate Accounting. Yogyakarta: PT BPFE-Yogyakarta Dettmer, H, William. 1997. Goldrat’s Theory Of Constraint: A System Approach to Continuous Improvement, Wilwouke: ASQC Quality Press
Handogo. 2009. Aplikasi Theory Of Constraint Untuk Optimasi Volume Produksi Pada PT. Tri Kartika Megah Salatiga Jl. Solo – Salatiga KM 4 Salatiga: Universitas Muhammadiyah Surakarta Horngren, Charles T & Foster, George. 1992. Akuntansi Biaya. Jakarta: erlangga Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta: Aditya Media Rozi, Ahmad. 2010. Penentuan Harga Pokok Produksi Lele Pada Petani Lele Di Desa Tuntang. Semarang: Universitas Diponegoro Semarang Sutalaksana, Z. Iftikar. 1997. Teknik Tata Cara Kerja. Bandung: Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Bandung UKM M.S.Haris, Pabrik Pembuatan Bantal Angin (Air Pillow), Brangkal, Karangrejo, Karanganyar Wignjosoebroto, Sritomo. 1995. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu, Edisi Pertama. Jakarta: Guna Widya
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA | 2013 | Aditya Sundawa