Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
PENERAPAN KOLABORASI PEMBELAJARAN STAD DAN EVERYONE IS A TEACHER HERE UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR
Tita Pratama Zebua Prodi Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected] Siswanto Jurusan Pendidikan Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar pada kompetensi dasar Memahami Akuntansi Perusahaan Dagang siswa kelas X Akuntansi 2 SMK Koperasi Yogyakarta tahun ajaran 2013/2014 melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Student Team Achievement Division (STAD) dan Everyone is a Teacher Here. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan secara kolaboratif selama dua siklus. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes, observasi dan dokumentasi. Instrumen penelitian yang digunakan adalah tes prestasi belajar, lembar observasi, catatan lapangan,dan dokumentasi. Teknik analisis data adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian dapat meningkatkan ketiga ranah prestasi belajar siswa. 1) Ketuntasan prestasi belajar kognitif siswa meningkat dari 50,00% siklus I menjadi 85,00% pada siklus II dengan peningkatan nilai rata-rata 24,75. 2) Prestasi belajar afektif siswa meningkat dari 36,37% siklus I mencapai kategori Sangat Baik/Baik menjadi 100% pada siklus II. 3) Prestasi belajar psikomotor siswa meningkat dari 72,73% siklus I mencapai nilai kategori Sangat Baik/Baik menjadi 100% pada siklus II. Kata kunci: Student Team Achievement Division (STAD), Everyone is a Teacher Here, Prestasi Belajar, SMK Koperasi Yogyakarta Abstract This study aims to improve learning achievement in basic competencies Understanding of Accounting in the Trading Company of the grade of XI Accounting 2 of SMK Koperasi Yogyakarta in the academic year 2013/2014 through the implementation of collaborative learning model Student Team Achievement Division (STAD) and Everyone is a Teacher Here. This study was an class action research undertaken collaboratively for two cycles. The data collection technique was done by doingtest, observation, and documentation.The instruments of this study werelearning achievement test, observation sheets, fields notes, and documentation. The data analysis used quantitative and qualitative descriptive analysis. The results of this study show that three domains of student achievement could improve by the model. 1) Cognitive learning achievement of students increased from 50.00% in the first cycle to 85.00% in the second cycle with an increase in the average value of 24.75. 2) Affective learning achievement of students increased from 36.37% in the first cycle reached the category of Very Good/Good to 100% in the second cycle. 3) Psychomotor learning achievement of students increased from 72.73% in the first cycle reached a value category Very Good/Good to 100% in the second cycle.
64
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
Keywords: Student Team Achievement Division (STAD), Everyone is a Teacher Here, Learning Achievement, SMK Koperasi Yogyakarta
materi tertentu. Siswa dikatakan prestasi
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan salah satu upaya
untuk
meningkatkan
belajarnya kurang baik jika belum mampu
kualitas
memenuhi
kriteria
sumber daya manusia. Pendidikan yang
minimal
berkualitas akan menghasilkan sumber
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
daya manusia yang unggul dan berkualitas
yang
biasa
standar/rata-rata disebut
dengan
Prestasi belajar yang kurang baik
pada setiap aspek kehidupan sehingga
juga
menciptakan generasi penerus bangsa yang
Yogyakarta berdasarkan observasi yang
mampu bersaing dalam perkembangan
dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2013.
ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini
KKM yang diterapkan di SMK Koperasi
diperlukan sebagai bekal dalam rangka
Yogyakarta untuk kelas X Akuntansi
menyongsong era globalisasi dan pasar
adalah 70. Tetapi harapan guru tentu siswa
bebas yang penuh persaingan.
dapat mencapai prestasi belajar yang
Penyelenggaraan melalui
SMK
Koperasi
maksimal atau jauh melebihi KKM yang telah ditetapkan. Siswa kelas X Akuntansi
menghasilkan hasil belajar. Indikator yang
2 SMK Koperasi Yogyakarta tahun ajaran
paling mudah untuk mengetahui kualitas
2013/2014 berjumlah 22 siswa, dengan
penyelenggaraan
adalah
komposisi siswa perempuan sebanyak 19
prestasi belajar siswa. Nana Sudjana
siswa dan siswa laki-laki sebanyak 3
(2012:
bahwa,
siswa. Data nilai siswa kelas X Akuntansi
kemampuan-
2 SMK Koperasi Yogyakarta semester
kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia
gasal tahun ajaran 2013/2014 pada mata
menerima
pelajaran Akuntansi yaitunilai rata-rata
Saifuddin
22)
pembelajaran
di
selalu
“Prestasi
proses
pendidikan
ditemukan
pendidikan
mengemukakan
belajar
adalah
pengalaman Azwar
(2013:
belajarnya”. 8)
juga
ulangan harian kelas X Akuntansi 2 adalah
mengungkapkan bahwa prestasi belajar
12 siswa atau 55% memperoleh nilai 70-
secara luas mencakup ranah kognitif, ranah
100
afektif, dan ranah psikomotor. Prestasi
sedangkan sisanya 10 siswa atau 45%
belajar diukur setelah siswa mengikuti
memperoleh
proses belajar mengajar untuk mengetahui
mencapai KKM yang berlaku yaitu 70.
hasil belajar yang dicapai oleh siswa pada
Nilai rata-rata tugas terbimbing adalah 20 65
atau
sudah
nilai
memenuhi
30-69
atau
KKM
belum
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
siswa
atau
91%
mendapatkan
nilai
merasa rendah diri dan membuat motivasi
penugasan 70-100 sedangkan 2 siswa atau
belajarnya menurun, 3) guru dianggap
9% mendapatkan nilai 55-69.
gagal
Data nilai siswa pada Ujian Tengah Semester
(UTS)
menunjukkan
dalam
bahwa
serta
dampak-dampak
terhadap
nilai 70-100 sedangkan sisanya 5 siswa
masyarakat.
23%
sehingga
memperoleh belum
nilai
mencapai
siswa
karena
prestasi siswa belum mencapai harapan,
sebanyak 17 siswa atau 77% memperoleh
atau
mendidik
59-69
sekolah
negatif dan
lainnya
lingkungan
Rendahnya prestasi belajar siswa
KKM.
tersebut
perlu
segera
diatasi
dengan
Sedangkan hasil Ujian Akhir Semester
memperhatikan
(UAS) semester 1 kelas X Akuntansi 2
penyebabnya.
menunjukkan bahwa 10 siswa atau 45%
mempengaruhi prestasi belajar menurut
memperoleh nilai 70-97 sedangkan sisanya
Slameto (2010: 54-72) ada dua macam,
12 siswa atau 55% memperoleh nilai 22-
yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
69. Berdasarkan hasil observasi tersebut
Faktor internal meliputi faktor jasmaniah,
dapat disimpulkan bahwa kurang dari 75%
faktor psikologis dan faktor kelelahan.
siswa kelas X Akuntansi 2 yang telah
Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor
mencapai KKM yang ditetapkan yaitu 70.
keluarga,
Banyaknya
faktor
sekolah,
dan
yang
faktor
masyarakat. Masing-masing faktor yang
mampu mencapai prestasi belajar yang
mempengaruhi prestasi belajar memiliki
diinginkan yaitu minimal lebih dari 75%
karakteristik
siswa
perbaikannya.
mencapai
yang
Faktor-faktor
belum
telah
siswa
faktor-faktor
KKM
yang
tersendiri Prestasi
dalam
upaya
belajar
yang
ditentukan sekolah yaitu 70 merupakan
dipengaruhi oleh faktor internal berarti
masalah yang harus segera diatasi. Apabila
membutuhkan kesadaran dan kemauan dari
masalah ini tidak segera diatasi maka akan
pribadi
menimbulkan
memperbaikinya.
berbagai
dampak
yang
siswa
sendiri Sedangkan
untuk faktor
kurang baik bagi pihak-pihak yang terlibat,
eksternal dapat diperbaiki dengan bantuan
diantaranya yaitu: 1) siswa akan sulit
dari pihak lain seperti keluarga, sekolah,
memahami materi pelajaran berikutnya
ataupun masyarakat.
karena materi pelajaran sebelumnya yang
Berdasarkan hasil observasi dapat
menjadi dasar belum dikuasai, 2) bagi
diketahui
sebagian siswa prestasi belajar yang
pembelajaran guru masih lebih banyak
rendah justru akan membuat dirinya
menggunakan model pembelajaran yang 65
pula
bahwa
pada
proses
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
berorientasi pada guru (teacher centered).
jika mereka mendiskusikannya dengan
Slameto (2010: 64) mengemukakan bahwa
siswa yang lain tentang problem yang
metode mengajar adalah suatu cara yang
dihadapi. Guru hanya bertindak sebagai
dipilih/digunakan
untuk
fasilitator, memberikan dukungan tetapi
menyampaian bahan pelajaran kepada
tidak mengarahkan kelompok ke arah hasil
siswa
yang sudah disiapkan sebelumnya.
agar
oleh
siswa
guru
dapat
menerima,
menguasai, dan mengembangkan bahan
Cooperative
Learning
memiliki
pelajaran itu. Metode mengajar guru yang
berbagai jenis model pembelajaran yang
kurang baik akan mempengaruhi belajar
dapat
siswa yang tidak baik pula. Agar siswa
Student
dapat belajar dengan baik maka metode
(STAD) dan Every One is a Teacher Here.
mengajar harus diusahakan yang tepat,
Isjoni (2010: 74) mengemukakan bahwa
efisisen, dan efektif. Penggunaan metode
Tipe
ceramah dan latihan saja pada proses
pembelajaran kooperatif yang menekankan
pembelajaran pada dasarnya tidak cukup
pada
untuk mengembangkan kemampuan siswa
diantara siswa untuk saling memotivasi
sehingga
model
dan saling membantu dalam menguasai
pembelajaran oleh guru. Keaktifan siswa
materi pelajaran guna mencapai prestasi
dalam
yang maksimal. Menurut Slavin (2005:
dibutuhkan
proses
variasi
pembelajaran
dapat
diterapkan Team
diantaranya Achievement
STAD
adanya
adalah Division
merupakan
aktivitas
dan
143-163)
digunakan oleh guru mendukung adanya
komponen utama, yaitu presentasi kelas,
aktivitas tersebut. Aktivitas belajar sangat
tim, kuis, skor kemajuan individual, dan
penting dilakukan oleh siswa dalam belajar
rekognisi tim. Agus Suprijono (2012: 110)
karena pada prinsipnya belajar adalah
mendefinisikan Everyone is a Teacher
berbuat.
Here atau “setiap orang adalah guru”
merupakan menuntut Baharuddin
pembelajaran
model keaktifan dan
kooperatif
pembelajaran dan Esa
terdiri
interaksi
maksimal jika model pembelajaran yang
Model
STAD
model
atas
lima
merupakan cara tepat untuk mendapatkan
yang
partisipasi kelas.
kerja
sama.
Berdasarkan permasalahan di atas
(2007:
128)
maka akan dilakukan penelitian dengan
menjelaskan bawa Cooperative learning
judul
merupakan strategi belajar dimana siswa
Pembelajaran Student Team Achievement
akan lebih mudah menemukan secara
Division (STAD) dan Everyone is a
komprehensif konsep-konsep yang sulit
Teacher 66
“Penerapan
Here
Kolaborasi
untuk
Model
Meningkatkan
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
Prestasi Belajar pada Kompetensi Dasar
Strategi Pembelajaran Everyone is a
Memahami Akuntansi Perusahaan Dagang
Teacher
Here
Siswa Kelas X Akuntansi 2 SMK Koperasi
Prestasi
Belajar
Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014”.
Memahami Akuntansi Perusahaan Dagang
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
untuk
Meningkatkan
Kompetensi
Dasar
Siswa Kelas X Akuntansi 2 SMK Koperasi
meningkatkan Prestasi Belajar Akuntansi
Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014.
Siswa Kelas X Akuntansi 2 SMK Koperasi Yogyakarta dengan
Tahun
Penerapan
Ajaran
2013/2014
Kolaborasi
Prosedur Penelitian
Model
Penelitian
Tindakan
Kelas
ini
Pembelajaran Student Team Achievement
dilaksanakan dalam dua siklus
Division (STAD) dan Everyone is a
meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan,
Teacher Here pada Kompetensi Dasar
pengamatan, dan refleksi pada setiap
Memahami
siklusnya.
Akuntansi
Perusahaan
yang
Dagang. Teknik METODE
Data
dan
Instrumen Penelitian Teknik pengumpulan data pada
Desain Penelitian Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas
(Classroom
Research)
dalam
bentuk
bersama
dengan
Peneliti
Pengumpulan
penelitian ini menggunakan tes dan non
Action
tes. Tes digunakan untuk mengumpulkan
kolaborasi.
data mengenai prestasi belajar kognitif
mata
siswa pada saat pelaksanaan tindakan.
melaksanakan
Muhibbin Syah (2013: 140) menjelaskan
penelitian ini dibantu dengan beberapa
“Tes Prestasi Belajar (TPB) adalah alat
observer.
ukur
pelajaran
berkolaborasi
guru
yang
banyak
digunakan
untuk
menentukan taraf keberhasilan sebuah proses
Subjek dan Objek Penelitian
belajar
mengajar
atau
untuk
Subjek penelitian ini adalah siswa
menentukan taraf keberhasilan sebuah
kelas X Akuntansi 2 SMK Koperasi
program pengajaran. Sedangkan non tes
Yogyakarta Tahun Ajaran 2013/2014 yang
digunakan untuk
berjumlah 22 siswa. Sedangkan objek
mengenai prestasi belajar afektif dan
penelitian ini adalah PenerapanKolaborasi
psikomotor siswa pada saat pelaksanaan
Model
tindakan melalui observasi. Menurut Nana
Pembelajaran
Student
Team
Achievement Division (STAD) dengan
Sudjana 67
(2012:
mengumpulkan data
84)
observasi
atau
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
pengamatan merupakan alat penilaian yang
pembelajaran.
banyak
observasi
digunakan
untuk
mengukur
Penilaian
mengacu
pada
pada
lembar pedoman
tingkah laku individu ataupun proses
observasi prestasi belajar afektif dan
terjadinya suatu kegiatan yang dapat
psikomotor yang dibuat sesuai dengan
diamati,
yang
penerapan model pembelajaran Student
sebenarnya maupun dalam situasi apapun.
Team Achievement Division (STAD) dan
Selain tes dan observasi juga digunakan
Every One is a Teacher Here. Selain itu
teknik dokumentasi untuk mengumpulkan
juga digunakan catatan lapangan untuk
data pra penelitian berupa profil sekolah,
merekam hal-hal penting lainnya yang
prestasi belajar siswa sebelum pelaksanaan
ditemui
penelitian, perangkat pembelajaran.
penelitian tetapi belum dapat tercatat
baik
dalam
Instrumen
situasi
penelitian
yang
selama
pelaksanaan
tindakan
dalam lembar observasi.
digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi belajar, lembar observasi, dan
Teknik Analisis Data
catatan lapangan. Tes prestasi belajar
Teknik
analisis
digunakan
siklusnya. Pretest merupakan tes prestasi
kuantitatif dengan persentase dan analisis
belajar yang diberikan kepada siswa
deskriptif kualitatif. Data yang diperoleh
sebelum
mengetahui
kemampuan
analisis
yang
meliputi pretest dan posttest pada setiap
pembelajaran
adalah
data
deskreptif
dimulai
untuk
dari hasil tes prestasi belajar dan lembar
awal
siswa.
observasi adalah data kuantitatif yang
Sedangkan posttest merupakan tes prestasi
menunjukkan
belajar yang diberikan kepada siswa
belajar siswa ranah kognitif, afektif, dan
setelah pembelajaran terhadap serangkaian
psikomotor merupakan data kuantitatif.
materi
untuk
Data tersebut selanjutnya dianalisis untuk
mengetahui perkembangan kemampuan
diketahui hasilnya. Langkah analisis data
siswa setelah mengikuti pembelajaran. Tes
kuantitatif
prestasi belajar digunakan untuk menilai
pemberian skor, melakukan penjumlahan
prestasi belajar kognitif siswa berdasarkan
skor, mendeskripsikan data dalam bentuk
kisi-kisi
tabel, dan membuat kesimpulan. Berikut
selesai
dilaksanakan
terhadap
Kompetensi
Dasar
penilaian
yaitu
menentukan
kriteria
ini
Lembar observasi digunakan untuk menilai
prestasi belajar siswa ranah kognitif,
prestasi belajar siswa ranah afektif dan
afektif, dan psikomotor melalui tes prestasi
psikomotor
belajar dan observasi.
pelaksanaan 68
langkah
prestasi
Memahami Akuntansi Perusahaan Dagang.
selama
penjelasan
atas
analisis
data
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
1. Prestasi Belajar Siswa Ranah kognitif
Keterangan:
a. Menghitung nilai pre-test dan post-
Me
: Rata-rata (Mean)
test pada setiap siklus menggunakan
€fx
: Jumlah semua nilai
rumus sebagai berikut.
N
: Jumlah siswa dalam satu
𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖 =
𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑖𝑙𝑖ℎ𝑎𝑛 𝐺𝑎𝑛𝑑𝑎+𝑆𝑜𝑎𝑙 𝑈𝑟𝑎𝑖𝑎𝑛 2
kelas
x 10
(Sugiyono, 2012: 49) b. Menghitung ketuntasan belajar (KB)
2. Prestasi Belajar Siswa Ranah Afektif
dengan rumus sebagai berikut.
dan Psikomotor Data
hasil
observasi
𝐾𝐵
prestasi
=
belajar afektif dan psikomotor dalam
𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑐𝑎𝑝𝑎𝑖 𝐾𝐾𝑀 𝑥 100% 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠
penelitian ini menggunakan skala likert c. Menghitung
yang dimodifikasi, yaitu Sangat Baik
peningkatan
prestasi
(4), Baik (3), Tidak Baik (2), dan
belajar siswa siklus I ke siklus II,
Sangat Tidak Baik (1), (Sugiyono,
yang dapat dihitung menggunakan
2012: 135).
rumus sebagai berikut.
a. Menghitung psikomotor
nilai
afektif
dan
1) Peningkatan Nilai Rata-Rata
siswa
dari
hasil
Peningkatan nilai rata-rata = Me siklus II – Me siklus I
observasi dihitung dengan rumus
Persentase peningkatan
sebagai berikut.
= Me siklus II – Me siklus I x 100%
Sk = € Xi
Me siklus I
Keterangan: Sk = Skor yang diperoleh
Keterangan:
fx = Nilai setiap aspek
Me = Rata-rata (Mean)
(Sugiyono, 2012: 49) 2) Peningkatan Ketuntasan Belajar Peningkatan
3. Prestasi Belajar Siswa Ranah Kognitif,
ketuntasan
Afektif, dan Psikomotor
belajar
a. Menghitung rata-rata nilai siswa
= KB siklus II – KB siklus I
pada
masing-masing
Keterangan:
siklus
KB = Ketuntasan belajar
menggunakan rumus sebagai berikut. Me = € Xi N 69
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
Analisis penelitian
data
ini
kualitatif
digunakan
dalam
Pelaksanaan pembelajaran dengan
untuk
menggunakan
Kolaborasi
Model
mendeskripsikan data yang berasal dari
Pembelajaran Student Team Achievement
catatan lapangan berupa seluruh catatan
Division (STAD) dan Every One is a
rangkaian pembelajaran dimana data yang
Teacher Here diawali dengan presentasi
diperoleh
kualitatif.
kelas yang dilakukan oleh guru. Penjelasan
analisis data yang
materi ini menjadikan siswa memiliki
dilakukan dalam penelitian ini, yaitu
gambaran mengenai materi yang dibahas
penyajian data dalam bentuk uraian pada
pada pembelajaran tersebut. Presentasi
pelaksanaan
penelitian
penarikan
kelas dalam STAD menjadikan siswa
kesimpulan
yang disajikan pada hasil
menyadari bahwa mereka harus benar-
berbentuk
Langkah-langkah
penelitian
terkait
data
dan
pelaksanaan
proses
benar memberi perhatian penuh selama
pembelajaran.
presentasi kelas karena dengan demikian akan sangat membantu mereka dalam menyelesaikan
HASIL DAN PEMBAHASAN Penerapan
berikutnya.
Model
Kemudian siswa bekerja dalam tim. Tim
Pembelajaran Student Team Achievement
mencerminkan anggota kelompok yang
Division (STAD) dan Every One is a
heterogen. Siswa dibagi dalam kelompok
Teacher Here dilaksanakan selama dua
kecil yang beranggotakan 3-4 orang untuk
siklus. Setiap siklus terdiri atas dua kali
menyelesaikan tugas kelompok berupa
pertemuan. Pelaksanaan siklus I, yaitu
soal-soal dari guru. Tim berfungsi untuk
pertemuan pertama dilaksanakan pada hari
memastikan bahwa semua anggota tim
Jumat tanggal 17 Januari 2014 dan
benar-benar belajar dan lebih khusus untuk
pertemuan kedua pada hari Senin tanggal
mempersiapkan anggotanya untuk dapat
20 Januari 2014. Sedangkan pelaksanaan
mengerjakan
siklus
pertama
Antaranggota kelompok mereka saling
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 21
bekerja sama untuk dapat mencapai skor
Januari 2014 dan pertemuan kedua pada
yang tinggi dengan menyelesaikan soal-
hari Jumat 24 Januari 2014. Setiap siklus
soal yang diperoleh. Tahap selanjutnya
telah dilaksanakan sesuai dengan tahapan
setelah berdiskusi dalam kelompok kecil
penelitian
yaitu
yaitu Every One is a Teacher Here atau
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan,
setiap orang adalah guru. Tahap ini
dan refleksi.
memberikan kesempatan kepada semua
II,
yaitu
Kolaborasi
tugas
pertemuan
tindakan
kelas
70
kuis
dengan
baik.
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
siswa untuk mengeksplorasi kemampuan
Tabel 1. Prestasi Belajar Siswa Ranah
mereka dengan cara membuat soal sesuai dengan
kreativitas
mereka
Kognitif Siklus I dan II
untuk
Kategori Nilai Siklus I
dikerjakan teman lainnya. Setelah melalui
Freku-
beberapa tahap transformasi pengetahuan
ensi
di atas siswa diberikan kuis untuk menilai
Sangat
80 -
pemahaman
mengikuti
Baik
100
proses pembelajaran. Fungsi kuis ini
Baik
70
siswa
setelah
adalah agar setiap siswa bertanggung
–
jawab secara individual untuk memahami
79
materinya. Tahap yang terakhir yaitu
Cukup
60
rekognisi tim atau pemberian penghargaan
–
yang diberikan kepada kelompok sebagai
69
apresiasi atas usahanya untuk menguasai
Kurang
50
materi pelajaran dan memastikan bahwa
–
teman-teman
59
satu
kelompoknya
telah
memahaminya pula selama satu siklus
Gagal
pembelajaran. Tujuan lain adalah agar semua
kelompok
0–
Siklus II %
Freku-
%
ensi
3
15
17
85
7
35
0
0
4
20
3
15
3
15
0
0
3
15
0
0
49
bersungguh-sungguh
dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
Prestasi belajar siswa ranah kognitif
dan selalu berusaha menjadi yang terbaik.
yang disajikan pada tabel 1 di atas dapat
Penghargaan
digambarkan dalam grafik sebagai berikut.
diberikan
kepada
setiap
kelompok berdasarkan poin yang diperoleh kelompok. kenaikan
Poin
ini
pengetahuan
mencerminkan siswa
setelah
melalui tahap belajar individu maupun kelompok. Berikut ini adalah data prestasi belajar kognitif siswa berdasarkan hasil penelitian pada siklus I dan II.
71
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
selisih nilai rata-rata siklus II 86,00 dan siklus I 61,25. Kemudian banyaknya siswa Persentase Perolehan Nilai
100,00%
85,00%
yang mencapai KKM juga meningkat pada
80,00%
siklus II yaitu sebanyak 7 siswa (70,00%)
60,00% 40,00% 20,00% 0,00%
Siklus I 15,00% 0,00% 0,00% 0,00% 15,00% 15,00%20,00% 15,00% 35,00%
dengan membandingkan jumlah siswa Siklus II
yang mencapai KKM pada siklus II sebanyak 17 siswa dan siklus I sebanyak 10 siswa. Data tersebut menunjukkan
Kategori Nilai Kognitif
bahwa jumlah siswa yang menguasai materi pembelajaran secara tuntas (N ≥ 70) Gambar 1. Grafik Prestasi Belajar Siswa
lebih dari 75% atau 15 siswa dalam satu
Ranah Kognitif Siklus I dan II
kelas. Berdasarkan data prestasi belajar
Keberhasilan ranah kognitif siswa terwujud
jika
siswa
telah
siswa ranah kognitif pada siklus I dan II
mampu
maka dapat disimpulkan telah terjadi
menguasai materi yang dipelajari. Hal ini
peningkatan prestasi belajar siswa ranah
dapat dilihat dari hasil evaluasi yang
kognitif pada setiap siklus dari hasil rata-
dilakukan kuis/tes tertulis yang dilakukan
rata kelas, prestasi secara individual nilai
pada setiap akhir siklus. Pada siklus I nilai
post test
rata-rata kognitif siswa satu kelas sebesar
belajar
61,25 dengan jumlah siswa yang mencapai
sudah
siswa atau sebesar 50,00% dari jumlah
pelaksanaan
ada.
Faktor-faktor
yang
satunya adalah faktor metode mengajar
siklus II nilai rata-rata kognitif siswa
guru. Guru-guru yang progresif berani
meningkat menjadi 86,00 dengan jumlah
mencoba
siswa yang mencapai nilai ketuntasan
metode-metode
yang
baru
sehingga dapat membantu meningkatkan
minimal sebanyak 17 siswa atau sebesar
kegiatan belajar mengajar dan hasil belajar
85,00% dari jumlah siswa dalam satu kelas seluruh
Hasil
mempengaruhi prestasi belajar siswa salah
siswa dalam satu kelas. Kemudian pada
mengikuti
klasikal.
tindakan tersebut sesuai dengan teori yang
nilai ketuntasan minimal sebanyak 10
yang
serta pencapaian ketuntasan
siswa.
kegiatan
Adanya
interaksi
antaranggota
kelompok dalam pembelajaran kooperatif
pembelajaran.
dapat mengembangkan prestasi siswa.
Peningkatan nilai rata-rata yaitu
Peningkatan
sebesar 24,75 (40,41%) ditunjukkan dari
hasil
belajar
berupa
peningkatan prestasi akademik merupakan 72
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
tujuan penerapan model pembelajaran
Tabel 2. Prestasi Belajar Siswa Ranah
kooperatif.
Afektif Siklus I dan II
Dalam ranah afektif, keberhasilan belajar terwujud
Kate-
apabila siswa telah
Nilai
Siklus I
Siklus
gori
II
mampu melakukan aspek-aspek afektif
Fre
yang dituntut dalam proses pembelajaran.
kue
kue
Hal ini dapat dilihat dari hasil observasi
nsi
nsi
terkait aspek-aspek afektif siswa yang
Sangat 16,25≤
dinilai melalui pengamatan pada saat
Baik
X≤20,00
proses pembelajaran berlangsung. Aspek-
Baik
12,50≤X≤
aspek
yang
diamati
dalam
proses
1
penjelasan
Baik
2,50
dalam
bertanya/menjawab/ saat
guru
Sangat 5,00≤X≤8
materi,
bekerja
sama
Tidak
saat
Baik
percaya
diri
31,82
11
50,00
3
13,64
,75
8
dan
kejujuran
0
0
Prestasi belajar siswa ranah afektif
mengerjakan soal. Berdasarkan penilaian
yang disajikan pada tabel 2 di atas dapat
terhadap kelima aspek afektif tersebut
digambarkan dalam grafik pada gambar 2.
maka siswa dikatakan telah mencapai
Berdasarkan tabel 2 dan gambar 2
kriteria ketuntasan belajar apabila nilai
dapat dilihat bahwa hasil tindakan pada
rata-ratanya dari seluruh aspek telah
siklus I dengan penerapan Kolaborasi
memperoleh nilai Sangat Baik atau Baik.
Model
Sedangkan
Achievement
Division
berhasil apabila minimal 75% siswa dalam
Everyone
a
satu kelas mendapatkan nilai Sangat Baik
mencapai kriteria yang telah ditentukan,
atau Baik.
yaitu sebanyak 36,37% atau 8 siswa dalam
pembelajaran
dikatakan
is
(STAD)
Teacher
Here
Team dan telah
satu kelas yang mencapai nilai kategori Sangat Baik atau Baik dengan nilai ratarata 11,64. Pada siklus II guru berusaha untuk meningkatkan sikap afektif siswa dan berhasil dengan ketercapaian 100% 73
0
0 %
dalam
Student
40
%
%
Pembelajaran
60
%
menjelaskan kepada teman lain, serta kegigihan
%
%
%
pendapat
kelompok,
12
%
8,75≤X≤1
menyampaikan
7
16,25 Tidak
memberikan
4,55
Fre
%
pembelajaran ada 5, yaitu mendengarkan guru,
%
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
siswa mendapatkan nilai dengan kategori
maka dapat disimpulkan telah terjadi
Sangat Baik atau Baik dengan nilai rata-
peningkatan prestasi belajar ranah afektif
rata 17,10
pada setiap siklus dari hasil rata-rata kelas dan pencapaian ketuntasan belajar klasikal.
Persentasee Perolehan Nilai
Hasil pelaksanaan tindakan tersebut sesuai 80,00% 50,00%
60,00% 40,00% 20,00%
dengan teori yang sudah ada. Proses dalam
60,00% 40,00%
0,00% 13,64% 0,00% 31,82%
0,00% Sangat Tidak Tidak Baik Baik
Baik
diri individu yang berinteraksi dengan lingkungan akan menimbulkan perubahan
4,55%
Siklus I
dalam perilakunya. Proses belajar afektif Siklus II
Sangat Baik
Kategori Nilai Afektif
memberikan
perubahan
kemampuan
merasakan.
kooperatif
dalam
aspek
Pembelajaran
mampu
menambah
kepercayaan, kemampuan berpikir sendiri, belajar
Gambar 2. Grafik Prestasi Belajar Siswa
dari
siswa
yang
lain,
mengungkapkan ide atau gagasan, dan
Ranah Afektif Siklus I dan II
memberdayakan
siswa
untuk
lebih
bertanggung jawab dalam belajar.
Peningkatan nilai rata-rata yaitu sebesar 5,46 (46,91%) ditunjukkan dari
Selain ranah kognitif dan afektif,
selisih nilai rata-rata siklus II 17,10 dan
dalam prestasi belajar juga diukur ranah
siklus I 11,64. Kemudian banyaknya siswa
psikomotor siswa. Keberhasilan ranah
yang telah mencapai kategori Sangat Baik
psikomotor terwujud apabila siswa telah
dan Baik juga meningkat pada siklus II
mampu
yaitu sebanyak 12 siswa (70,00%) dengan
psikomotor yang dituntut dalam proses
membandingkan
pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari
jumlah
siswa
yang
melakukan
observasi
mencapai kategori Sangat Baik dan Baik
hasil
pada siklus II sebanyak 20 siswa dan
psikomotor siswa yang dinilai melalui
siklus I sebanyak 8 siswa (150%). Data
pengamatan pada saat proses pembelajaran
tersebut menunjukkan bahwa jumlah siswa
berlangsung.
yang telah tuntas lebih dari 75% atau 15
yang diamati meliputi aktivitas belajar
siswa dalam satu kelas.
siswa
Aspek-aspek
dalam
membaca
Berdasarkan data prestasi belajar
terkait
aspek-aspek
membuat
dan
aspek-aspek
psikomotor
catatan
penjelasan
hasil materi,
kelancaran dan kejelasan menyampaikan
siswa ranah afektif pada siklus I dan II
materi, keruntutan penyampaian materi, 74
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
ketepatan waktu dalam menyelesaikan tes, Persentase Perolehan Nilai
serta kerapian dalam mengerjakan tes. Siswa dikatakan telah mencapai kriteria ketuntasan belajar apabila nilai rataratanya
dari
seluruh
aspek
telah
memperoleh nilai Sangat Baik atau Baik. Sedangkan
pembelajaran
dikatakan
100,00%
85,00% 72,73%
50,00%
0,00%
Sangat Tidak Tidak Baik Baik
berhasil apabila minimal 75% siswa dalam
15,00%
0,00% 0,00% 4,55% 22,73%
satu kelas mendapatkan nilai Sangat Baik
0,00%
Baik
Sangat Baik
Siklus I Siklus II
Kategori Nilai Psikomotor
atau Baik.
Tabel 3. Prestasi Belajar Siswa Ranah
Kategori
Gambar 3. Grafik Prestasi Belajar Siswa
Psikomotor Siklus I dan II
Ranah Psikomotor Siklus I dan
Nilai
II
Siklus I Frek
%
Siklus II Freku
uensi Sangat
16,25
Baik
≤X≤
0
%
ensi 0
17
%
Berdasarkan
12,50
72,
≤X≤
73
16,25
%
Tidak
8,75
5
Baik
≤X≤
73
12,50
% 1
22,
Sangat
5,00
4,5
Tidak
≤X≤
5
Baik
8,75
%
3
grafik
prestasi belajar psikomotor di atas, dapat
%
dilihat bahwa hasil tindakan pada siklus I menjunjukkan
16
dan
85
20,00 Baik
tabel
bahwa
dengan
adanya
15
penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran
%
Student
Team
Achievement
Division
(STAD) dan Everyone is a Teacher Here 0
0
prestasi
%
Ketuntasan klasikal untuk prestasi belajar
belajar
psikomotor
siswa.
psikomotor pada siklus I adalah 72,73% 0
0
atau 16 siswa memperoleh nilai Sangat
%
Baik dan Baik dengan nilai rata-rata sebesar
12,86.
Sedangkan
ketuntasan
klasikal pada siklus II adalah 100,00% Prestasi
belajar
siswa
ranah
siswa memperoleh nilai psikomotor Sangat
psikomotor yang disajikan pada tabel 3 di
Baik dan Baik dengan nilai rata-rata 18,20.
atas dapat digambarkan dalam grafik
Peningkatan nilai rata-rata yaitu
sebagai berikut.
sebesar 5,34 (41,52%) ditunjukkan dari 75
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
selisih nilai rata-rata siklus II 18,20 dan
SIMPULAN DAN SARAN
siklus I 12,86. Kemudian banyaknya siswa
Simpulan
yang telah mencapai kategori Sangat Baik
Berdasarkan hasil penelitian dan
dan Baik juga meningkat pada siklus II
pembahasan
yaitu sebanyak 8 siswa (50,00%) dengan
kesimpulan bahwa PenerapanKolaborasi
membandingkan
Model
jumlah
siswa
yang
maka
dapat
Pembelajaran
ditarik
Student
Division
Team
mencapai kategori Sangat Baik dan Baik
Achievement
pada siklus II sebanyak 20 siswa dan
Everyone
siklus I sebanyak 16 siswa.
Kompetensi Dasar Memahami Akuntansi
is
a
(STAD)
Teacher
dan
Herepada
Berdasarkan data prestasi belajar
Perusahaan Dagang dapat meningkatkan
siswa ranah psikomotor pada siklus I dan
Prestasi Belajar Akuntansi Siswa Kelas X
II maka dapat disimpulkan telah terjadi
Akuntansi 2 SMK Koperasi Yogyakarta
peningkatan
Tahun Ajaran 2013/2014.
prestasi
belajar
ranah
psikomotor pada setiap siklus dari hasil
1. Prestasi
belajar
ranah
kognitif
rata-rata kelas dan pencapaian ketuntasan
meningkat pada setiap siklusnya. Pada
belajar
pelaksanaan
siklus I nilai rata-rata kognitif siswa
tindakan tersebut sesuai dengan teori yang
sebesar 61,25 atau 10 siswa (50,00%)
telah
telah mencapai KKM. Pada siklus II
klasikal.
Hasil
berkembang.
Proses
belajar
mengakibatkan perubahan dalam aspek
nilai
psikomotorik
hasil
meningkat menjadi 86,00 atau 17
belajar berupa keterampilan. Pembelajaran
siswa (85,00%) telah mencapai KKM.
kooperatif dapat meningkatkan prestasi
2. Prestasi belajar ranah afektif siswa
yaitu
memberikan
rata-rata
meningkat
sosial,
siklus I sebanyak 8 siswa (36,37%)
hubungan dengan
mengembangkan
interpersonal yang
keterampilan
lain,
yang
siklusnya.
siswa
akademik siswa sekaligus kemampuan termasuk
setiap
kognitif
Pada
positif
mencapai kategori Sangat Baik atau
mengembangkan
Baik dan meningkat menjadi 100%
me-manage
waktu,
dan
pada siklus II.
berpraktik memecahkan masalah tanpa
3. Prestasi belajar ranah psikomotor
takut membuat kesalahan.
siswa meningkat setiap siklusnya. Pada siklus I sebanyak 16 siswa (72,73%) mencapai nilai kategori Sangat Baik atau Baik dan meningkat menjadi 100% pada siklus II. 76
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
lemah agar bisa mengimbangi siswa
Saran Penelitian
ini
memberikan
lain yang mempunyai kemampuan
beberapa saran sebagai berikut:
lebih.
1. Saran bagi Guru
f. Guru
a. Guru sebaiknya aktif melakukan inovasi
pembelajaran
memperhatikan
mempersiapkan
media pembelajaran yang sesuai
dengan
karakteristik
hendaknya
dengan materi yang disampaikan
dari
karena
penggunaan
materi atau kompetensi dasar yang
pembelajaran
diajarkan agar pembelajaran dapat
siswa untuk memahami materi.
menyenangkan dan prestasi belajar
a. Siswa
b. Guru sebaiknya menerapkan model kooperatif
belajar
serta
sebaiknya
sudah
siap
mengikuti pembelajaran dan tidak
karena
ramai
siswa akan lebih aktif dan mandiri dalam
memudahkan
2. Saran Bagi Siswa
siswa dapat maksimal.
pembelajaran
akan
media
sendiri
ketika
kegiatan
pembelajaran sudah dimulai.
dapat
b. Siswa diharapkan lebih aktif dalam
meningkatkan kerjasama antarsiswa.
proses pembelajaran karena dengan
c. Guru harus benar-benar memahami langkah-langkah
pelaksanaan
pembelajaran Kolaborasi
keterlibatan
Model
menerima
mereka dan
di
dalam
mengembangkan
menggunakan
materi pelajaran akan meningkatkan
Pembelajaran
prestasi belajar mereka.
Student Team Achievement Division
c. Bagi
siswa
yang lemah
(STAD) dan Everyone is a Teacher
pemahaman
belajar,
Hereagar
pelaksanaannya
dapat
mempelajari
materi
maksimal
ketika
guru
dipelajari
di
dalam
diusahakan yang
akan
rumah
sebelum
dimulai
sehingga
mengimplementasikan metode ini
pembelajaran
sendiri di dalam kelas.
dalam semua tahap pembelajaran
d. Guru hendaknya lebihcekatan dalam
dapat dilalui oleh semua siswa
mengembalikan konsentrasi siswa
dengan baik.
agar siswa tidak ramai sendiri saat
d. Bagi siswa yang kurang memiliki
guru menjelaskan. e. Guru
hendaknya
rasa percaya diri ketika berbicara di mampu
depan kelas sebaiknya siswa berlatih
menumbuhkan rasa percaya diri bagi
sendiri
siswa yang mempunyai kemampuan
terdekat. 77
ataupun
dengan
teman
Jurusan Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Tita Pratama Zebua & Siswanto 64 - 78
Muhibbin Syah. (2013). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
e. Siswa diharapkan untuk disiplin dalam hal kehadiran di sekolah.
Nana Sudjana. (2012). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
DAFTAR PUSTAKA Agus
Suprijono. (2012). Cooperative Learning Teori & Aplikasi PAIKEM. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Saifuddin Azwar. (2013). Tes Prestasi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Baharuddin & Esa Nur W. (2007).Teori Belajar & Pembelajaran. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Slameto. (2013). Belajar & Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya Edisi Revisi. Jakarta: Rineka Cipta.
Isjoni & Mohd.Arif.(2008). Model-Model Pembelajran Mutakhir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Slavin, Robert E. (2005). Cooperative Learning Teori, Riset, dan Praktik. Bandung: Nusa Media. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: CV Alfabeta.
78