Pengelolaan Kawasan Kota Lama Semarang Sebagai Salah Satu Kawasan Pariwisata Di Kota Semarang Oleh : Agastya Grahadwiswara, Zaenal Hidayat, Herbasuki Nurcahyanto*)
Jurusan Administrasi Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Jalan Profesor Haji Soedarto, Sarjana Hukum Tembalang Semarang Kotak Pos 1269
Telepon (024) 7465407 Faksimile (024) 7465405 Laman : http://www.fisip.undip.ac.id email :
[email protected]
ABSTRACT Various issues such as the absence of government regulation of the regulatory regions of the old city area management, management of the old city area of Semarang and the lack of attention to cultural heritage buildings into the background of this research. This study aims to analyze and describe the management of the old city area of Semarang as one of the tourist area and know the factors that hinder the management. This study used a qualitative research method is descriptive. The results showed that the management of the old city area of Semarang has not demonstrated effective management. Rules are used refers to the Regional Regulation No. 8 of 2003 on Space and Environmental Building (RTBL). Unfortunately, the management function can not be used in the management of the old city area. Management Old Town area of Semarang is inhibited by a variety of factors such as the relevant authorities BPK2L area management, budget and community participation. Based on these conclusions, the researchers recommend to BPK2L as the manager of the old city area. Management needs to be fortified by local regulation that binds to all sectors and seriously support the government to develop and manage the Old Town area of Semarang as one area of tourism in the city of Semarang. Keywords: Governance of Old Town, the Old Town area, BPK2L
rusak/mangkrak),
PENDAHULUAN
28
unit
berstatus
disewakan (perkantoran), dan hanya 2
A. LATAR BELAKANG Kawasan Kota Lama Semarang
unit yang statusnya sekarang di jual
atau “The Little Netherland” merupakan
(menurut Grand Desain Kota Lama
kawasan
Tahun 2011).
yang
heritage
(bersejarah)
karena memiliki keanekaragaman budaya masyarakat
peninggalan
Padahal sesuai Pasal 25 Peraturan
penjajahan
Daerah Kota Semarang Nomor 3 Tahun
Belanda dan bangunan – bangunan yang
2010 tentang kepariwisataan setiap orang
masih berdiri dengan kokoh hingga saat
berkewajiban
untuk
menjaga
ini, di antaranya bangunan Gereja GPIB
melestarikan
daya
tarik
Immanuel (Gereja Blenduk), Stasiun
membantu terciptanya suasana aman,
Tawang,
Gedung
tertib, dan bersih di lingkungan destinasi
Rokok
pariwisata serta berperilaku santun, dan
“Praoe Layar” dan masih banyak lagi.
menjaga kelestarian lingkungan destinasi
Kawasan ini dahulu merupakan tempat
pariwisata. Pemerintah sendiri sudah
bermukim
memiliki
Jembatan
Marabunta,
Berok,
bangunan
orang
Pabrik
Belanda,
orang
beberapa
Tionghoa dan bangsa Eropa lainnya yang
merevitalisasi
mempunyai
Semarang
kegiatan
pedagang
utama
sebagai
(kotasemarang-
www.kotatuaku.com).
untuk
Kota
yaitu
Lama
Rencana
mengembangkan tingkat hunian yang dituangkan
Total bangunan yang mencapai
wisata,
program
Kawasan
(KKLS)
dan
dalam
memfungsikan
kembali
program bangunan
–
274 unit menunjukkan bahwa kawasan
bangunan kuno yang pernah menjadi atau
kota lama dulunya merupakan kawasan
berpotensi
pemukiman,
total
pembangunan fasilitas perumahan dari
berstatus
bangunan yang di demolisi dengan desain
keseluruhannya
sekarang 157
dari unit
sebagai bangunan yang dihuni (baik untuk perumahan ataupun perkantoran,
untuk
pemukiman,
dan
baru yang kontekstual. 1. Untuk
mengembangkan
kehidupan
didominasi untuk perkantoran), 87 unit
kultural di Kota Lama Semarang telah
berstatus sebagai bangunan kosong (baik
direncanakan program seperti fungsi
yang masih terawat maupun yang sudah
ulang bangunan kuno colonial sebagai
ungkapan
sejarah,
mengembangkan
Cendrawasih, Plasa Antar Bangunan di
museum tentang Kota Lama, penentuan
Jalan Kepodang, Lingkungan Pedestarian
landmark kota, sub kawasan (district)
dengan pertokoan dan pedagang eceran di
dan
kawasan
Sekitaran Kawasan Gereja Blenduk dan
pengembangan budaya semarang dengan
Polder Tawang, lalu adanya pemanfaatan
rute
Kali
simpul
aktivitas
yang
telah
ditentukan,
Berok
sebagai
menghidupkan hasil budaya, kerajinan
Kepodang
dan masakan khas.
menikmati pemandangan.
2. Rencana revitalisasi pelestarian bangunan
–
5. Upaya
untuk
upaya
ujung
wisata
Jalan
air
revitalisasi
dan
dalam
bersejarah melalui program penanganan
membentuk institusi pengelolaan KKLS
bangunan dalam penentuan peringkatnya,
meliputi
mengidentifikasi
wisata, insentif dan disinsentif serta
landmark
dan
pengembnagan wisata arsitektur. 3. Untuk
menciptakan
pemeliharaan,
pemasaran,
pembangunan kantor sekretariat.
kesempatan
6. Upaya penguatan ekonomi Pemerintah
pertumbuhan usaha danmendorong dunia
Kota
investasi dituangkan dalam beberapa
perdagangan (formal dan informal) dan
program, yakni pengembangan UMKM,
pengembangan pariwisata Kota Lama.
pedagang eceran yang buka 24 jam,
dengan
Berdasarkan
program
hasil
kegiatan
pengamatan
meningkatkan pariwisata dengan paket –
pra-survei, melihat banyaknya bangunan
paket budaya, pengembangan atraksi
yang tak berpenghuni membuat bangunan
wisata tepian sungai di Pojok Ujung Jalan
tersebut akan semakin mangkrak dan
Kepodang (sebagai river front) dan
dapat rusak seiring berjalannya waktu.
mengembangkan kegiatan karnaval dan
Menjadi perhatian untuk Kota Semarang
festival yang terdapat promosi kesenian –
sendiri, kawasan Kota Lama (The Little
kesenian Kota Semarang
Netherlands) sebenarnya dapat menarik
4. Untuk
melindungi
dan
menciptakan
wisatawan dari dalam negeri maupun luar
pedestarian
dituangkan
negeri untuk mengunjunginya. Kantor
didalam beberapa program inti, seperti
BPK2L Kota Semarang sendiri kurang
perencanaan ruang terbuka yang berupa
terawat seperti ketiadaan papan nama
plasa bangunan komersial Jalan Let.Jend
yang menunjukkan Kantor, kondisi dalam
Suprapto,
kantor yang sudah banyak semak belukar,
lingkungan
Open
Resto
Jalan
dan masuknya air rob yang menggenangi
KKLS akibat air rob di kala hujan dengan
beberapa bagian Kantor BPK2L. Penulis
intensitas tinggi dan agen wisata yang
melihat
membawa mereka tidak menawarkan
kondisi
menyulitkan
seperti
para
penggiat
kegiatan
Semarang
akan
itu
akan
wisatawan
dan
mengunjungi
KKLS.Perlunya rancangan pengelolaan
untuk
kawasan Kota Lamauntuk meningkatkan
dan
pariwisata di kota Semarang. Kawasan
melakukan ijin kegiatan. Tahun 2013
Kota Lama memiliki kekayan historis
kemarin, Kantor hanya beroperasi sekitar
yang
3 bulan, sisanya hanya dijaga oleh
dimanfaatkan
seorang
Bapak
maksimal, keberadaan gedung – gedung
Sudarmanto apabila ada wisatawan yang
tua di Kawasan Kota Lama mempunyai
ingin berkunjung memutari Kawasan
nilai ekonomis dan historis yang juga
Kota Lama Semarang (KKLS). Data
dapat dugunakan untuk daerah kunjungan
yang didapat oleh penulis melalui Ibu
wisata.
Siky
Kota
untuk
Lama
menemukan
di
paket
kesulitan
Kantor
penjaga
(Kasie
Tradisional),
BPK2L
bernama
Sejarah beliau
dan
merasa
Nilai prihatin
tidak
ternilai. dan
Apabila dikelola
dapat secara
B. TUJUAN Tujuan dalam penelitian ini adalah :
apabila ada kapal pesiar yang bersandar
1. Untuk memperoleh gambaran tata kelola
di Pelabuhan Tanjung Emas hanya 25%
yang akan di terapkan dalam pengelolaan
yang mengunjungi Kawasan Kota Lama
Kawasan Kota Lama Semarang dan
kebanyakan dari mereka enggan untuk
menganilisisnya
mengikuti tour ke KKLS dan wisatawan
kawasan Pariwisata di Kota Semarang.
lokal
pun
tidak
banyak
yang
sebagai
salah
satu
2. Untuk menemukan faktor penghambat
mengunjungi KKLS mereka lebih senang
didalam
mengunjungi
Kawasan Kota Lama sebagai salah satu
Lawang
kawasan
Sewu,
Mangkang
maupun
lain,
Kebun
seperti Binatang
Kawasan
Pantai
Marina. Kebanyakan dari mereka enggan
pelaksanaan
pengelolaan
kawasan Pariwisata di Kota Semarang. C. Kajian Pustaka 1. Administrasi Publik
menuju KKLS karena minimnya sarana
Administrasi menurut Sondang P.
transportasi menuju ke kawasan kota
Siagian (Yeremias, 2008 : 15) pengertian
lama,
administrasi adalah keseluruhan proses
sering
tergenangnya
kawasan
kerjasama antara dua orang manusia atau
a. Perlindungan,
lebih yang didasarkan atas rasionalitas
Pemanfaatan
tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
1. Perlindungan
ditentukan
sebelumnya.
Sedangkan
Pelestarian,
dan
Perlindungan
yang
Administrasi publik menurut Dimock
diberikan terhadap Kawasan Kota Lama
(Yeremias,
yang merupakan kawasan bersejarah
2008
:
20)
merupakan
produksi barang barang dan jasa yang
yang
direncanakan untuk melayani kebutuhan
Budaya.
masyarakat konsumen. Definisi tersebut melihat
administrasi
publik
sebagai
mempunyai
keunggulan
Cagar
a) Perlindungan Hukum dan Penetapan Cagar Budaya
kegiatan ekonomi atau serupa dengan
Penetapan Hukum melalui Perda atau
bisnis,
SuratKeputusan yang dapat diterbitkan
tetapi
khusus
menghasilkan
barang dan pelayanan publik.
oleh Pemerintah pada era Otonomi
2. Manajemen
Daerah.
Manajemen sebagai suatu bidang ilmu
pengetahuan
berusaha memahami
secara mengapa
(science) sistematis
yang
b) Perlindungan Secara Fisik Perlindungan
secara
fisik
dilakukan
untuk
untuk menghindari campur tangan pihak
dan bagaimana
yang tidak berwenang didalam Kawasan
manusia bekerja bersama-sama untuk
Kota Lama.
mencapai tujuan dan membuat sistem ini
2. Pelestarian
lebih bermanfaat bagi kemanusiaan. 3. Manajemen Pengelolaan Kota
fisik
adalah
Pelestarian
secara
seragkaian
upaya
Menurut Grand Desain Kota Lama
penghambat proses penurunan kualitas
Tahun 2011 Buku II (Buku Antara),
Kawasan Kota Lama dan bangunan –
dalam mengembangkan kota lama tidak
bangunan
hanya melihat kota lama sebagai kawasan
preservasi dan konservasi.
didalamnya
dengan
cara
bersejarah dengan bangunan kunonya,
a) Preservasi adalah pemeliharaan secara
namun harus melihat nilai komoditinya
manual (mekanis) maupun pemeliharaan
yang memiliki potensi daya saing dengan
secara kimiawi terhadap bangunan kuno
kawasan serupa yang lainnya termasuk
yang belum mengalami pelapulakan.
didalamnya bidang pariwisata.
b) Konservasi adalah pemeliharaan secara
Studi mengukur kemampuan pasar dalam
manual (mekanis) maupun pemeliharaan
negeri, luar negeri dan penduduk kota
secara kimiawi terhadap bangunan kuno
Semarang.
yang telah mengalami proses pelapukan (terkena penyakit).
3. Kelayakan keuangan Studi melihat dukungan pada sektor keuangan yang diperoleh dari subsidi
3. Pemanfaatan Pelestarian Kawasan
(dalam negeri dan luar negeri) investor
Kota Lama bertujuan untuk pemanfaatan
(bisnis dan property) dan bound dari
untuk kepentingan umum (publik) yang
perbankan.
diwujudkan dengan output, outcome, dan
D. METODE
benefit. Pemanfaatnya yaitu
1. Desain Penelitian
1. Scientific Research
Di dalam penelitian yang berjudul
2. Creative Arts
“Pengelolaan
3. Education
Semarang Sebagai Salah Satu Kawasan
4. Recreation and Tourism
Pariwisata
5. Symbolic Representation
digunakan metode penelitian kualitatif.
6. Legitimate of Action
Kota
Lama
Semarang”
ini
Penelitian ini dilakukan di Kawasan
8. Monetary and Economic Gain
Kota Lama Semarang.
b. Kelayakan Pengembangan Kawasan
3. Subjek Penelitian Pegawai Badan Pengelola Kawasan Kota
Kota Lama Terdapat
tiga untuk
komponen melihat
yang
kelayakan
Kawasan Kota Lama Semarang, yaitu 1. Kelayakan produk Studi
Di
Kota
2. Situs Penelitian
7. Social Solidarity and Integration
digunakan
Kawasan
melihat
Lama Semarang 4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi b. Wawancara
kelayakan
bangunan,
c. Dokumentasi
sarana dan prasarana yang ada didalam
HASIL DAN PEMBAHASAN
kawasan
PENGELOLAAN KAWASAN KOTA
dan
lingkungannya. 2. Kelayakan pasar
sistem
perawatan
LAMA Perencanaan
Perencanaan
Pengelolaan
Kota Lama Semarang (BPK2L) sangat
Kawasan Kota Lama merupakan aspek
tepat untuk mewujudkan rancangan tata
yang paling penting didalam Grand
ruang yang telah digulirkan pada 2003.
Design Kota Lama (2011), dengan
Hingga saat ini dengan perencanaan Kota
adanya
Lama
perencanaan
pengelolaan
terus
membenahi
dan
kawasan kota lama dapat terstruktur dan
mempercantik dirinya dengan berbagai
tertata
macam
untuk
tercapainya
fungsi
kebijakan
yang
manajemen perkotaan. Pemerintah Kota
BPK2L pada tahun 2014.
Semarang memulai pada Tahun 1996
Pelaksanaan
dengan mengembangkan Project Inovasi
Pelaksanaan
Manajemen Perkotaan yang di prakarsai
Kawasan
oleh Bappeda. Sampai dengan 1997,
merupakan
project tersebut berjalan dan mencari
manajemen
tahu
perencanaan.
permasalahan
yang
terjadi
di
Kota
digulirkan
Pengelolaan Lama
unsur
Semarang
didalam
fungsi
perkotaan
setelah
Pelaksanaan
merupakan
Kawasan Kota Lama Semarang, hingga
pengimplementasian
puncaknya pada tahun 1998 Pemkot
menjadi nyata dan dapat dirasakan.
Semarang mendapatkan bantuan dari
Berdasarkan
World
observasi, Pengelolaan Kawasan Kota
Bank
“Semarang
dengan -
programnya
Surakarta
Urban
Development Program’s”. Berdasakan
hasil
dan
perencanaan yang sudah matang dengan penelitian,
di
bentengi
melalui
dibuat
melaksanakan
2003
wawancara
Lama di laksanakan dengan kurang baik,
perencanaan pada buku RTBL yang Tahun
hasil
perencanaan
menunjukkan
oleh
Perda
Peraturan
Daerah
8/2003.
BPK2L
dengan
dimulainya
perlunya menata ulang Kawasan Kota
pembangunan fisik yang tidak semuanya
Lama secara sistematik untuk menjadikan
di renovasi mapun di rehabilitasi. Dimana
kawasan tersebut sebagai salah satu
mulai untuk memperbaiki sistem drainase
daerah pariwisata dan sebagai ikon yang
di sepanjang jalan kawasan kota lama dan
dimiliki oleh Pemerintah Kota Semarang.
membenahi paving – paving yang sudah
Kebijakan Pemkot Semarang melalui
mulai rusak akibat dilalui kendaran
Perda Nomor 8 Tahun 2003 dengan
kendaran berat.
membentuk Badan Pengelola Kawasan
Pemanfaatan bangunan selama ini hanya
digunakan
kantor,
terkesan hanya melihat berbagai agenda
pertokoan maupun rumah makan. Hanya
kegiatan yang dilakukan oleh Pemkot
ada
bernama
atau Vendor didalam merangkai acara di
“Semarang Art Gallery” yang digunakan
kawasan kota lama, jangan sampai acara
sebagai
yang
satu
sebagai
mempunyai SGB bukan HM). BPK2L
bangunan
yang
„museum
dipergunakan
kecil‟
yang
sebagai
temapat
meriah
dan
menarik
animo
masyarakat namun kawasan kota lama
menyimpan sejarah kawasan kota lama
menjadi rusak.
Semarang, seperti foto – foto, karikatur
ASPEK
kuno dan beberapa artefak buatan jaman
PENGELOLAAN KAWASAN KOTA
Belanda. Tidak banyak bangunan yang
LAMA
digunakan sebagai tempat pariwisata atau
PENGHAMBAT
Dalam pengelolaan Kawasan Kota
kunjungan.
lama, Peran serta masyarakat
Pengawasan
diwadahi
Pengawasan
dalam
BPK2L
yang (Badan
Pengelolaan
Pengelola Kawasan Kota Lama) belum
Semarang
dapat dijalankan dengan baik karena
merupakan unsur terakhir didalam fungsi
tidak mendapat dukungan pemerintah
manajemen perkotaan yang merupakan
dalam melaksanakan tugasnya tersebut.
indikator
didalam
Wewenang BPK2L masih tumpang tindih
lama
dengan dinas-dinas terkait. Anggaranpun
Semarang. Pengawasan menilai sejauh
juga mengahambat didalam Pengelola
mana
Kawasan
Kawasan
pengelolaan
Kota
Lama
keberhasilan kawasan
pelaksanaan
kota
yang
dilakukan
Kota
Lama,
nampaknya
didalam pengelolaan kawasan kota lama
Pemerintah Kota Semarang belum terlalu
semarang apakah didalamnya terdapat
komitmen dan serius, dari hasil penelitian
penyimpangan atau tidak. Berdasarkan
terbukti
hasil obserwasi dan wawancara, BPK2L
revitalisasi maupun kegiatan konservasi
tidak memperhatikan masalah – masalah
di Kawasan Kota Lama Semarang. Dana
pengelolaan di Kawasan Kota Lama
yang
Semarang.
dibiarkan
pelaksanaan di Kawasan Kota Lama
digunakan seadanya (karena Kawasan
Semarang kebanyakan hanya dana hibah
Kota Lama Semarang rata – rata hanaya
dari pemerintah dan dukungan investor.
Bangunan
tidak
banyak
masuknya
digunakan
anggaran
didalam
PENUTUP
SARAN Peningkatan
KESIMPULAN
Pengelolaan
Pengelolaan Kawasan merupakan
Kawasan Kota Lama Semarang ini harus
suatu upaya perencanaan, pelaksanaan
dimulai dari komitmen yag kuat dan
dan pengawasan secara terpadu didalam
profesionalisme
perlindungan,
didalam pelaksanaanya bisa berjalan
pengembangan,
yang
supaya
pemanfaatan dan kelayakan kawasan
dengan
yang dianggap sebagai cagar budaya
digunakan sebagao salah satu kawasan
tanpa
fungsi
Pariwisata. Partisipasi masyarakat dalam
kawasan tersebut. Berdasarakan hasil
penyelenggaraan Pengelolaan Kawasan
pengamatan lapangan dan wawancara,
Kota
Pengelolaan
diperlukan untuk menjaga kelestarian
merubah
bentuk
Kawasan
dan
Kota
Lama
optimal
tinggi
Lama
sehingga
Semarang
Kawasan
juga
dapat
sangat
Semarang masih belum optimal yang
lingkungan
Kota
dapat dilihat melalui fungsi manajemen
Semarang dan membuat Kawasan Kota
pengelolaan Kota Pusaka..
Lama Semarang menjadi hidup.
DAFTAR PUSTAKA Anggara, Hadi. 2012. Ilmu Administrasi Negara. Bandung: CV. Pustaka Setia. BAPPEDA. 2011. Grand Design Kota Lama Tahun 2011 (Buku III) Laporan Akhir. Semarang: CV. Rekayasa Jati Mandiri. BAPPEDA. 2011. Grand Design Kota Lama Tahun 2011 (Buku II) Buku Antara. Semarang: CV. Rekayasa Jati Mandiri Bayu, Bima. 2005. Manajemen Kota : Prespektif Spasial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Bungin, Burhan. 2012. Analisis Data Penelitian Kualitatif: Pemahaman Filosofis dan Metodelogis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Moleong, Lexy J. 2000. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Pemerintah Kota Semarang. 2003. Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan Kawasan Kota Lama Semarang. Bappeda: Semarang..
Lama
Thoha, Mifthah. 2011. Ilmu Administrasi Publik Kontemporer. Jakarta: Kencana Predana Media Group.