JURNAL YURE HUMANO DITERBITKAN OLEH FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MPU TANTULAR JAKARTA Volume 2, Juli - Desember 2007
DAFTAR ISI
Daftar isi..........................................................................................................................
i
Pertanggung Jawaban Pidana Bagi Pelaku Tindak Pidana Yang Mengalami Gangguan Jiwa Manahan Sihombing .....................................................................................................
1
Beberpa Catatan Sekitar Pelaksanaan Otonomi Nyata Dan Bertanggung Jawab Pada Daerah Tingkat II Muharningsih Burhan ..................................................................................................
14
Hak Tanggungan Sebagai Lembaga Jaminan Yang Memberikan Kepastian Hukum Bagi Bank Dalam Melakukan Usaha Perbankan Purbandari .....................................................................................................................
23
Prospek Otonomi Daerah Di Negara Republik Indonesia Lasro Marbun ................................................................................................................
42
Otonomi Di Irian Jaya Dihadapkan Pada Tuntutasn Hak Ulayat Suzy Viniarti...................................................................................................................
47
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
HAK TANGGUNGAN SEBAGAI LEMBAGA JAMINAN YANG MEMBERIKAN KEPASTIAN HUKUM BAGI BANK DALAM MELAKUKAN USAHA PERBANKAN Oleh: Purbandari ABSTRACK Defining aspect of the banking business is a guarantee of safety. To smooth and secure the necessary credit guarantee institutions. Indonesia has laws that regulate insurance agency that deals with land law no. 4 of 1996 concerning mortgages on land and objects relating to the land. Assessment of the value of the collateral is equal to the rights of any party that pledge. Each object guarantees master how the administrative process itself.
dalam menyalurkan kredit, perbankan harus
PENDAHULUAN Modal bagi pembangunan merupakan
menerapkan dengan tegas prinsip kehati-
faktor produksi yang sangat penting. Modal
hatian agar kepercayaan yang merupakan
dapat berupa uang maupun aspek lain yang
unsur utama dalam kredit dapat tercapai
dapat dinilai dengan uang. Berbagai cara
sasarannya dan terjaminnya pengembalian
dapat ditempuh untuk mendapatkan modal
kredit tersebut tepat waktu. Asas dan syarat
lancar, diantaranya adalah melalui lembaga
pemberian kredit bank yang sehat adalah
perbankan. Bank adalah badan usaha yang
bahwa dalam
menghimpun dana dari masyarakat dalam
menerapkan prinsip 5C
bentuk
watak/kepribadian
simpanan
dalam
menyalurkan
pemberian kredit bank yang meliputi :
debitor
(character),
kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
kemampuan debitor
atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka
(capital), jaminan atau agunan (collateral)
meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.
dan
Produk yang dijual oleh perbankan
yang
kreditor
dan Maya Arianti, 2004 : 41, 83--84). Penerapan
Resiko usaha yang akan terjadi di kalangan terutama
perekonomian
(condition of economic) (Rachmat Firdaus
bukan merupakan bisnis yang tanpa resiko.
perbankan
kondisi
(capacity), modal
dapat
menyangkut
prinsip-prinsip
memberikan
keamanan
tersebut kepada
dengan kredit. Kegagalan yang terjadi pada
kreditur (bank) dalam memberikan kredit,
penyaluran kredit dapat mengakibatkan
namun pada kenyataannya di akhir abad ke
bank tersebut menjadi tidak sehat. Untuk itu
dua puluh perbankan Indonesia mengalami 1
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
masa
suram.Keadaan
tersebut
turut
PEMBAHASAN
mempunyai andil sebagai penyebab kondisi
1.
Jaminan Dalam Bisnis Perbankan
ekonomi Indonesia menjadi tidak turut
Pemberian kredit kepada pihak lain
mempunyai andil sebagai penyebab kondisi
merupakan tindakan yang penuh resiko.
ekonomi
Untuk mengantisipasi timbulnya resiko
Indonesia
menentu.Aspek menentukan
menjadi
tidak
akhirnya
sangat
keselamatan
usaha
yang
bagi
yang akan ditanggung oleh kreditur di masa datang, maka dibutuhkan lembaga jaminan.
perbankan adalah jaminan. Hanya saja pada kenyataannya,
keadaan
Hal inilah yang melatarbelakangi praktik
demikian
perbankan menganut prinsip pemberian
diperburuk oleh banyaknya nilai jaminan
kredit (pinjaman) yang melarang bank
yang di atas harga pasar atau jaminan tidak dapat dieksekusi disebabkan oleh status
menanggung resiko akibat pemberian kredit
kepemilikan dari barang jaminan, dan
(commanditeringsverboad). Fungsi
banyak permasalahan lain yang seharusnya
utama
-jaminan
tidak perlu muncul jika aspek-aspek yang
adalah
telah dikemukakan di atas diperhatikan oleh
mengamankan pemberian kredit. Subekti
para pihak.
menyatakan bahwa fungsi lembaga jaminan
Jaminan
dalam
dunia
untuk
lembaga
melancarkan
dan
usaha
yang ideal (baik) adalah: 1) Jaminan yang
perbankan merupakan salah satu upaya agar
dapat secara mudah membantu memperoleh
pinjaman yang diberikan kepada debitur
kredit oleh pihak yang membutuhkan, 2)
dibayarkan kembali sesuai dengan jangka
Jaminan yang tidak melemahkan potensi
waktu yang telah diperjanjikan dengan
(kekuatan)
mendapatkan hasil berupa laba dari usaha
sipencari
kredit
untuk
melakukan (meneruskan) usahanya.
tersebut.Kenyataan yang terjadi akhir-akhir
Jaminan yang memberikan kepastian
ini adalah berbagai hambatan dihadapi
kepada si pemberi kredit, dalam arti bahwa
dalam "mengambil" barang jaminan untuk melunasi utang sesuai dengan perjanjian
barang jaminan setiap waktu tersedia untuk
utang-piutang dengan debitur.
dieksekusi, yaitu bila perlu dapat dengan mudah divangkan untuk melunasi utang
Berkaitan dengan latar belakang di atas
perlu
membahas
sipenerima (pengambil) kredit.
permasalahan:
Bagaimana Pembebanan hak tanggungan
Pasal 8 ayat (1) UU No. 10 Tahun
atas tanah yang sedang dalam pengurusan
1998 tentang Perubahan Atas Undang-
pendaftaran haknya? Dan apakah semua
undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang
subjek hukum hak pakai dapat menjadi
Perbankan menyatakan bahwa: "Dalam
subjek hukum pada hak tanggungan?
memberikan 2
kredit
atau
pembiayaan
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
berdasarkan prinsip syariah, Bank Umum
Pendapatan
wajib mempunyai keyakinan berdasarkan
dibagi-bagi menurut keseimbangan, yaitu
analisis yang mendalam atas itikad dan
menurut besar kecilnya piutang masing-
kemampuan serta kesanggupan nasabah
masing
debitur untuk melunasi utangnya atau
piutang itu ada alasanalasan yang sah untuk
mengembalikan
didahulukan".
pembiayaan
dimaksud
sesuai dengan yang diperjanjikan".
penjualan
kecuali
benda-benda
apabila
diantara
itu
para
Untuk menjamin agar piutang yang
Pada Pasal ini tidak mensyaratkan
disalurkan oleh seorang kreditur, maka di
agar pemberian kredit harus disertai dengan
dalam KUH Perdata pun terdapat ketentuan
jaminan. Hal itu tidaklah berarti bahwa
yang memungkinkan adanya kreditur yang
pemberian kredit tidak mempunyai jaminan
mendapat hak didahulukan dari kreditur-
sama sekali. Secara umum undang-undang
kreditur lainnya.Hak didahulukan ini dapat
dalam hal ini adalah Pasal 1131 KUH
diperoleh dengan adanya perjanjian khusus
Perdata sebagai ketentuan umum tentang
antara
utang piutang, telah menegaskan bahwa
mengadakan jaminan khusus, yang akan
segala benda diberutang akan menjadi
dapat dijadikan alasan yang sah untuk
tanggungan
didahulukan. Jaminan yang bersifat khusus,
dari
semua
perikatan
siberutang.
debitur
dan
kreditur
untuk
yang akan dapat dijadikan alasan yang sah
Dari Pasal ini terlihat bahwa ada atau
untuk didahulukan. Jaminan yang bersifat
tidaknya perjanjian pemberian jaminan
khusus ini antara lain adalah gadai yang
antara kreditur dengan debitur, maka secara
diatur di dalam Pasal 1150-1161 KUH
umum dan menurut hukum piutang yang
Perdata dan Hipotik yang diatur dengan
telah disalurkan oleh kreditur tetap terjamin
Pasal 1162-1178 KUH Perdata. Khusus
pengembaliannya.Ketentuan
mengenai
kadang-kadang
umum
menyebabkan
ini
hipotik
sepanjang
yang
seorang
menyangkut dengan tanah dan benda-benda
kreditur hanya memperoleh sebagian dari
yang berkaitan dengan tanah telah diganti
uangnya,
dengan UU No. 4 Tahun 1996.
karena
terdapat
beberapa
kreditur.Pasal 1132 menyatakan bahwa ketentuan
ini
bagi
undang-undang
tidak
semua
mensyaratkan adanya jaminan di dalam
kreditur.Secara lengkapnya Pasal 1132
pemberian kredit, namun di dalam praktik
menyatakan bahwa: "Kebendaan" tersebut
perbankan ditetapkan prinsip pemberian
menjadi jaminan bersama-sama bagi semua
kredit (pinjaman) yang melarang bank
orang
menanggung
yang
berlaku
Walaupun
mengutangkan
padanya: 3
resiko
akibat
pemberian
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
kredit.
tetap
Bila
dari
sifatnya,
jaminan
dapat
berupa
hipotik
dan
creditverband.Khusus mengenai tanah
mempunyai asas asesor,yang merupakan
sekarang
perjanjian yang tidak berdiri sendiri, tetapi
Tanggungan.
merupakan perjanjian tambahan.Ciri-ciri
dikenal
dengan
Hak
Pengaturan tentang tanah sebagai
dari perjanjian asesorantara lain adalah:
jaminan
1. Keberadaannya
kewenangan negara dalam menentukan
tergantung
kepada
perjanjian pokok,
dan
2. Hapusnya tergantung kepada perjanjian
3. Jika
mengatur
hukum
pokok,
termasuk
pokok
batal,
maka
antara
mengenai
perjanjian tambahan ikut batal,
dalam
hubungan-hubungan orang-orang
perbuatanperbuatan
perjanjian
ke
bumi,
hukum air
dan
dan yang ruanq
angkasa.Pasal 51 UU No. 5 Tahun 1960
4. Jika perjanjian pokok beralih karena
(UUPA) telah mengatur tentang bentuk-
"cessie", subrogasi, maka ikut beralih
bentuk hak atas tanah yang dapat
juga tanpa penyerahan khusus.
dijadikan obyek jaminan berupa hak
Dalam hukum jaminan Indonesia,
tanggungan. Pasal 51 UU No. 5 tahun
lembaga jaminan berdasarkan obyeknya
1960 menyebutkan: "Hak tanggungan
dibedakan:
yang dapat dibedakan pada hak milik,
a. Hukum
Jaminan
Dengan
hak guna usaha dan hak guna bangunan
Obyek
tersebut dalam Pasal 25, 33 dan 39
Benda. Jaminan dengan obyek benda (kebendaan)
berupa
Semenjak tahun 1996 ketentuan-
dari
ketentuan tentang hipotik berkaitan
kekayaan seseorang, sipemberi jaminan
dengan tanah yang diatur KUH Perdata
dan menyediakannya guna pembayaran
tidak berlaku lagi, karena Indonesia
kewajiban (utang) seseorang debitur.
telah mempunyai Undang-undang yang
Berdasarkan sifat benda yang dijadikan
mengatur tentang lembaga jaminan
jaminan atas suatu piutang, maka di
berkaitan dengan tanah yaitu UU No. 4
dalam
Tahun 1996 tentang Hak Tanggungan
penyendirian
adalah
diatur dengan Undang-undang".
suatu
penyediaan
bagian
modal
dikenal
banyak bentuk lembaga jaminan, antara
Atas
Tanah
lain hipotik dan fidusia.
Berkaitan dengan Tanah. Hak
b. Jaminan Dengan Obyek Benda Tetap Kredit dengan jaminan benda
beserta
Tanggungan
Benda-Benda
atas
tanah
beserta benda-benda yang berkaitan 4
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
dengan tanah, yang selanjutnya disebut
hak milik, hak guna usaha, hak guna
Hak Tanggungan adalah jaminan yang
bangunan dan hak pakai, dan dapat juga
dibebankan
tanah
dibebani dengan hak tanggungan adalah
sebagaimana dimaksud dalam Undang-
tanah yang belum terdaftar dan berasal
undang No. 5 tahun 1960 tentang
dari konversi hak lama yang telah
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria,
memenuhi syarat untuk didaftarkan.
berikut atau tidak berikut benda-benda
Untuk tanah yang belum terdaftar
lain yang merupakan satu kesatuan
tersebut,
dengan tanah itu, untuk pelunasan utang
tanggungan dapat dilakukan bersama
tertentu yang memberikan kedudukan
dengan permohonan pendaftaran hak
yang
tersebut.Permasalahan
pada
hak
diutamakan
atas
kepada
kreditor
tertentu terhadap kreditor-kreditor lain".
timbul
Sifat dari hak tanggungan adalah
maka
pemberian
adalah
yang
hak
sering
berkenaan
dengan
administrasinya yaitu pembuatan Akta
tidak dapat dibagibaqikan kecuali jika
Pemberian Hak Tanggungan.
diperjanjikan dalam akta pemberian
Pada
akta
pemberian
Hak
Hak Tanggungan (Pasal 2 ayat (1) UU
Tanggungan dapat dicantumkan janji-
No. 4 tahun 1996).
janji..
Pemberian didahului
hak
dengan
tanggungan janji
Janji-janji
yang
kiranya
perlu
mendapatkan perhatian antara lain adalah:
untuk
a.
Janji yang membatasi kewenangan
memberikan hak tanggungan sebagai
pemberian
jaminan pelunasan utang tertentu, yang
menyewakan obyek Hak Tanggungan
dituangkan
dan atau menentukan atau mengubah
bagian
dalam
yang
merupakan
tanggungan
untuk
terpisahkan
dari
obyek Hak Tanggungan dan atau
piutang
yang
menentukan atau mengubah jangka
bersangkutan atau perjanjian lainnya
waktu sewa dan atau menerima uang
yang
sewa
perjanjian
tak
dan
Hak
utang
menimbulkan
utang
tersebut
dimuka,
kecuali
dengan
(Pasal 10 UU No. 4 tahun 1996).Janji
persetujuan tertulis dari pemegang hak
untuk memberikan hak tanggungan ini
tanggungan (Pasal 12 ayat (2) a UU
dibuat dengan Akta Pemberian Hak
No.
Tanggungan oleh PPAT.
kewenangan
Hak
atas
tanah
yang
4
tahun
1996).
dari
pemberian merupakan
hak
dapat
tanggungan
dibebani dengan Hak Tanggungan dapat
pembatasan
berupa hak yang telah didaftar berupa
sewenang-wenang dari pemberi hak 5
ini
Pembatasan
terhadap
suatu
tindakan
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
tanggungan.
untuk
hak guna usaha dan hak guna bangunan
menyewakan ini adalah keterkaitan
(Pasal 51 UUPA) sebagai obyek hak
dengan
hipotik
ketentuan
tentang
sewa
atau
credietverband
adalah
menyewa, bahwa penyewa mempunyai
bertentangan dengan asas yang dianut di
hak atas benda yang disewanya sampak
dalam UUPA.
hak
sewa
tersebut
habis
jangka
Oleh
karena
itu,
Sri
Soedewi
waktunya. Hal ini dapat menghambat
Masjchum Sofwan menyatakan bahwa
pelaksanaan
terjadi
hak-hak atas tanah tersebut (hak guna
debitur ingkar janji. Di sisi lain,
usaha dan hak guna bangunan) hanya dapat
ketentuan
dijaminkan melalui fidusia.
benda
eksekusi,
pembatasan
yang
tanggungan
b.
Pembatasan
menjadi oleh
jika
penyewaan obyek
debitur
hak
Bila memperhatikan sifatnya dan
akan
karakternya, Hak Guna Usaha termasuk
menyebabkan harus adanya lembaga
kepada
yang mengawasi perbuatan-perbuatan
sementara.Menurut
dan yang memberi izin penyewaan
sementara karena mempunyai keterbatasan
benda yang dibebani dengan hak
waktu yang diatur secara tegas di dalam
tanggungan.
Undang-undang.Menurut karakternya, hak
Ketentuan
ini
hak
membutuhkan kesiapan lembaga dan
guna
sumber daya manusia
mengusahakan
yang akan
usaha
yang
bersifat
sifatnya
bersifat
adalah tanah
hak yang
untuk dikuasai
melaksanakan ketentuan tersebut.
langsung oleh negara, dalam jangka waktu
Janji yang memberikan pembatasan
tertentu yang peruntukannya adalah untuk
kewenangan pemberi hak tanggungan
perusahaan
untuk melakukan perubahan terhadap
peternakan (Pasal 28 ayat (1) UUPA).Hak
benda
Guna Usaha bukan merupakan hak atas
obyek
hak
tanggungan.
dengan
seperti
menguasainya secara langsung.Mengingat
izin
hak guna usaha hanya dapat diberikan atas
lain
tanah yang dikuasai langsung oleh negara
dalam
pemberian
pengalihgunaan
tanah
IMB, dan
sebagainya.
negara
untuk
(Pasal 28 ayat (1) UUPA) dan tidak
UUPA tidak menganut asas asesor tetapi
dari
atau
tanah
perizinan
hak
pertkanan
Ketentuan ini membutuhkan koordinasi lembaga
tetapi
pertanian,
mengenal
dimungkinkan atas tanah hak lainnya
asas
seperti pada hak guna bangunan.Mengingat
horizontalescheiding.Menurut Sri Soedewi
sifat sementara dan karakter dari hak guna
Maschun Sofwan (1974 : 15) menjadikan
usaha, maka penulis sependapat dengan Sri 6
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
Soedewi
Masjchum
Sofwan
yang
dan bukan merupakan hak atas tanah tetapi
menyatakan bahwa atas hak guna usaha
merupakan hak atas benda yang melekat
hanya dapat dibebani dengan fidusia.
pada tanah.Hak atas benda yang melekat
Dalam rangka Penanaman Modal,
pada tanah tersebut adalah hak untuk
terutama dalam bentuk usaha patungan,
mendirikan bangunan atas tanah.Jika tanah
Hak Guna Usaha diberikan kepada peserta
tersebut tidak digunakan sebagaimana
Indonesia (Badan Hukum Indonesia) dan
tercantum pada sertifikat hak tersebut,
dapat diberikan kepada peserta asing dalam
maka secara hukum hak tersebut hilang
bentuk serah pakai selama berlansungnya
atau batal dengan sendirinya.
usaha
patungan.
Berkaitan
dengan
Mengingat
karakter
hak
guna
pembebanan hak tanggungan atas tanah
bangunan tersebut, maka pembebanan Hak
hak guna usaha, Keppres No. 23 Tahun
Guna Bangunan dengan Hak Tanggungan
1980 memberikan pembatasan.Pembatasan
yang banyak masalahnya terutama dalam
tersebut adalah bahwa Hak Guna Usaha
bisnis properti. Jika pada tahun 1980-an
dalam
yang
bisnis kredit untuk perumahan dapat juga
diserahpakaikan ini tidak dapat dijadikan
diberikan untuk pengadaan tanah, tetapi
obyek jaminan utang dalam bentuk apapun
kemudian disadari bahwa kredit untuk
dan juga tidak dapat dipindahtangankan
pengadaan tanah harus dihentikan dan
sebagian atau seluruhnya kepada teman
hanya diberikan untuk kontruksi.
usaha
patungan
dalam usaha patungan.Mengacu kepada
Pemberian Kredit Konstruksi atas
asas nasionalisasi dalam penguasaan dan
tanah hak guna bangunan merupakan suatu
penggunan tanah di Indonesia, Keppres
kebijakan
No.
cukup
menunjukan sinkronisasi antara bentuk hak
melindungi bangsa Indonesia.Bila dilihat
dengan bentuk pembebanan yang dapat
dari
dilakukan atasnya. Hanya saja dalam
23
tahun
1980
sudah
kekuatan mengikat, maka suatu
yang
cukup
memberikan
apabila
telah
tanggungan merupakan kebijakan yang
kekuatan
kurang memperhatikan sifat dan karakter
mengikatnya baru ada apabila ketentuan ini
benda yang akan dijadikan obyek jaminan.
diatur dalam bentuk Undang-undang.
Hal itu terlihat dari pemberian KPR yang
menyetujuinya,
tersebut
maka
Sama halnya dengan Hak Guna Usaha,
Hak
Guna
Bangunan
dengan
dan
ketentuan baru dapat mengikat masyarakat masyarakat
jaminan
tepat
hak
rentan bermasalah adalah terhadap HGB
juga
induk yang dipunyai oleh developer dan
merupakan hak yang bersifat sementara
yang lebih riskan lagi adalah pembebanan 7
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
Hak Tanggungan atas tanah yang sedang
menjadikan hak pakai sebagai obyek hak
dalam
pendaftaran
tanggungan, maka terjadi insinkronisasi
haknya.Mengingat sifat dan karakter Hak
antara UUPA dengan UU No. 4 Tahun
Guna Bangunan, maka penulis berpendapat
1996 dan PP No. 40 Tahun 1996.
pengurusan
bahwa Hak Guna Bangunan akan lebih tepat dibebani
Dengan
dengan fidusia bukan
yang
Sama halnya dengan Hak Guna dan
Hak
Guna
hak
pakai
sebagai obyek jaminan, maka hak pakai
dengan Hak tanggungan.
Bangunan
menjadikan
dapat
jaminan
Usaha,
dijadikan
adalah
hak
sebagai
obyek
pakai
privat.
Pembebanan hak pakai publik dengan hak
menjaminkan hak pakai atas tanah negara
tanggungan,
kiranya
akan
berarti
berarti menjaminkan semua benda dan hak
menjadikan tanah negara sebagai obyek
yang terdapat di atas tanah yang dimiliki,
jaminan utang karena jika tanah tersebut
sementara itu tanahnya sendiri tidak dapat
tidak dipakai lagi akan kembali menjadi
dimiliki. Oleh karena itu, menurut Sri
tanah negara atau dikembalikan kepada
Soedewi Maschum Sofwan (1974: 150),
pemerintah.
hak-hak atas tanah tersebut (Hak Guna
Di dalam ketentuan tentang jaminan
Usaha dan Hak Guna Bangunan) hanya
yang diatur di dalam KUH Perdata, hanya
dapat dibebani dengan hak fidusia.
benda tetap yang dapat dibebani dengan
Pada
hak
pakai
sebagai
obyek
hipotik.Pada
mulainya
Hak
Pakai
jaminan, maka di sini terlihat adanya
dikategorikan ke dalam kelompok benda
pemisahan vertikal antara tanah dengan
bergerak.
bangunan atau tanaman yang ditanam di
diketahui dari putusan mahkamah Agung
atas tersebut.Dinyatakan ada pemisahan
No. 372/Sip/1972 dalam kasus Lo Ding
vertikal adalah karena isi dari hak pakai
Siang dan di dalam peraturan perundang-
atau kewenangan privat yang terdapat pada
undangan.
Hal
ini
antara
lain
dapat
hak pakai yaitu hak untuk menggunakan
Pada Pasal 12 UU No. 16 tahun 1985
dan/atau memungut hasil. Berdasarkan
secara tegas dinyatakan bahwa hanya hak
kewenangan privat tersebut, maka sudah
milik atau hak guna bangunan yang dapat
barang tentu yang dijadikan jaminan
dibebani dengan hipotik. Secara lengkap
adalah semua yang menjadi kewenangan
Pasal 12 UU No. 16 Tahun 1985
(hak) privat tersebut, sementara .tanahnya
menyatakan bahwa:
sendiri akan kembali menjadi tanah negara
1. Rumah susun berikut tanah tempat
manakala habis masa berlakunya. Dengan
bangunan itu berdiri serta benda lainnya 8
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
yang merupakan atau kesatuan dengan
didaftar
tanah tersebut dapat dijadikan jaminan
dipindahtangankan. Keberadaan hak pakai
hutang dengan : a) Dibebani hipotik, jika
atas tanah negara sebagai obyek hak
tanahnya tanah hak milik atau hak guna
tanggungan kemudian diperjelas dengan
bangunan; b) Dibebani fidusia, jika
Pasal 53 ayat (1) PP No. 40 Tahun 1996
tanahnya tanah hak pakai atas tanah
tentang Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai
negara.
Atas Tanah. Pasal 53 ayat (1) PP No. 40
2. Hipotik
atau
sifatnya
dapat
Tahun 1996 menyatakan bahwa: "Hak
sebagaimana
Pakai atas tanah negara dan tanah Hak
dimaksud dalam ayat (1) beserta rumah
Pengelolaan dapat dijadikan jaminan utang
susun yang akan dibangun sebagai
dengan dibebani Hak Tanggungan".
jaminan
atas
dapat
menurut
juga
dibebankan
fidusia
dan
tanah
pelunasan
yang
Dari ketentuan tentang obyek hak
membiayai
tanggungan atas tanah baik hak pakai atas
pelaksanaan pembangunan rumah susun
tanah negara maupun atas tanah hak
yang telah direncanakan di atas tanah
pengelolaan, menunjukan adanya kerancuan
yang bersangkutan dan yang pemberian
2ada
kreditnya dilakukan secara bertahap
pertanahanIndonesia.Selanjutnya
sesuai
memperhatikan subyek hak tanggungan
dimaksudkan
untuk
dengan
kredit
pelaksanaan
pembangunan rumah susun tersebut.
politik
hukum bila
atas tanah hak pakai atas tanah negara,
Dengan menjadikan hak pakai atas
menunjukan ketidaktegasan politik hukum
tanah negara menjadi obyek fidusia berarti
pertanahan Indonesia di dalam melindungi
hak pakai termasuk ke dalam kategori
bangsa dan kekayaan alam Indonesia dalam
benda bergerak, namun kemudian di dalam
batas kewarganegaraan.
UU No. 4 tahun 1996 tentang Hak
Dengan diberlakukan PP No. 40
Tanggungan Atas Tanah beserta benda-
tahun 1996 yang memperluas subyek
benda
tanah
hukum hak pakai, maka permasalahan
(disingkat dengan UUHT), hak pakai atas
hukum yang timbul lebih lanjut adalah
tanah negara dimasukkan ke dalam kategori
"Apakah semua subyek hukum hak pakai
benda tetap. Hal itu terlihat dari hak pakai
dapat menjadi subyek hukum pada hak
dapat dibebani dengan hak tanggungan.
tanqqungan?" Permasalahan ini tidak hanya
yang
berkaitan
dengan
Dasar menjadikan hak pakai atas tanah
negara
sebagai
obyek
dapat dijawab dengan singkat dari pilihan
Hak
"ya" dan "tidak", karena di dalamnya
Tanggungan adalah karena hak pakai wajib
terkandung politik hukum pertanahan dan 9
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
pembangunan ekonomi Indonesia.
dibutuhkan manakala dikaitkan dengan
Bila mengacu kepada Pasal 33 ayat
tanggung jawab dan tugas negara terhadap
(3) UUD 1954, maka jelas-jelas dinyatakan
warganegaranya.Lingkup dari hak pakai
bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang
adalah menggunakan dan memungut hasil
terkandung di dalam bumi Indonesia adalah
dari tanah, maka untuk membatasi subyek
digunakan
untuk
hak pakai yang dapat menjadi subyek hak
kemakmuran
rakyat
sebesar-besarnya Indonesia.Dengan
tanggungan
dapat
dikaitkan
dengan
memperluas berlakunya hak pakai kepada
landasan konstruksional politik hukum
pihak asing, ini berarti bahwa warga negara
tanah yang tertuang di dalam Pasal 46 ayat
Indonesia harus mampu bersaing dengan
(1) WPA.Pasal 46 ayat (1) menyatakan
warga negara asing untuk mendapatkan
bahwa hak membuka tanah dan memungut
kesempatan memiliki hak pakai atas tanah
hasil hutan hanya dapat dipunyai oleh
yang
warganegara
dikuasai
langsung
oleh
Indonesia.Asas
yang
negaranya.Dalam persaingan tersebut sudah
terkandung pada Pasal 46 ayat (1) ini
barang tentu warga negara asing yang
adalah nasionalitas.
mempunyai kondisi ekonomi (finansial)
Orang asing yang berkedudukan di
yang jauh lebih baik pemenuhan kebutuhan
Indonesia dapat mempunyai hak pakai atas
dan kesejahteraan bangsa Indonesia.
tanah negara, sebagai orang (subyek) yang
Di dalam UHHT, semua subyek hak
memiliki hak pakai.Hal itu berarti bahwa
pakai dapat menjadi pihak pada perjanjian
orang asing tersebut dapat menjadikan hak
jaminan utang dengan hak tanggungan atas
yang dimilikinya tersebut sebagai obyek
tanah hak pakai (atas tanah yang dikuasai
hak
langsung oleh negara dan tanah hak milik)
terbuka,
yang dipunyainya.Undang-undang ini tidak
undangan tidak ada yang membatasi atau
mengatur tentang pembatasan subyek hak
melarangnya. Tidak adanya larangan atau
pakai yang dapat menjadi subyek dalam
pembatasan tersebut akan mendorong dan
perjanjian
membuka
utang
dengan
hak
tanggungan.Kemungkinan karena
peraturan
kemungkinan oleh
perundang-
penggunaan
tanggungan.Hal ini berarti bahwa Undang-
lembaga
undang tidak membatasi, siapa saja dapat
Terbatasnya kemampuan Perum Perumnas
menjadi subyek hak pakai dan sekaligus
dalam
dapat menjadi subyek hak tanggungan.
diundanglah
Pembatasan subyek hak tanggungan
jaminan
untuk
menyediakan pihak
orang
asing.
rumah,
maka
swasta
untuk
berpartisipasi.Dengan demikian mulailah
atas tanah hak pakai atas tanah negara
berkembang 10
perusahaan
pembangunan
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
perumahan yang lebih dikenal dengan Real
pemerintah
Estate.Perkembangan yang sangat pesat
kepada orang asing.Bila dilihat dari konsep
dari kegiatan pembangunan perumahan
dan tujuan dari subsidi tersebut adalah
yang dilaksanakan oleh perusahaan swasta
untuk membantu warga negara Indonesia di
ini telah menyebabkan booming property di
dalam
Indonesia.Booming ini semakin dirasakan
kemakmuran, maka jelas hal ini telah
seiring
menyimpang
dengan
timbulnya
resesi
ekonomi.Sebagian besar masyarakat tujuan
telah
memberikan
mencapai
subsidi
kesejahteraan
dari
konsep
dan
dan
tujuan
semula.
kegiatan pembangunan perumahan tidak
Tanah merupakan faktor modal yang
mampu lagi mengakses perumahan yang
permanen dan sangat diperlukan sebagai
tersedia.Sementara
tempat
upaya
menuju
era
bagi
kegiatan
usaha
globalisasi ekonomi berharap agar pebisnis
perekonomian.Di samping itu tanah juga
asing dapat memiliki rumah atau tempat
dapat
usaha di Indonesia.
modal lancar.Dalam rangka penyediaan
dijaminkan
untuk
mendapatkan
Dengan terbukanya kesempatan bagi
modal
bagi
orang asing atau badan hukum asing untuk
dalam
bidang
memiliki properti di Indonesia dan tidak
Indonesia
tertutup kemungkinan diberikan dengan
penanaman modal di Indonesia berupa
fasilitas KPR, dan didalam peraturan
Penanaman Modal Dalam Negeri dan
perundang-undangan tentang Hak Pakai dan
Penanaman Modal Asing. Permasalahan
pemilikan rumah oleh orang asing tidak ada
akan menjadi lebih kompleks apabila
larangan
KPR
subyek hukum yang diberi kesempatan
tersebut. Tentunya fasilitas kredit tersebut
untuk memperoleh hak tanggungan berada
diberikan oleh lembaga pembiayaan seperti
dalam
perbankan.Kita ketahui bahwa keberadaan
sementara barang jaminan yang dipunyai
praktik perbankan dan perusahaan real
tidak cukup untuk menutup utang yang ada.
estate di Indonesia tidak terlepas dari
Dalam
fasilitas dan subsidi pemerintah dengan
menemukan kenyataan pahit yaitu adanya
tujuan
piutang yang tidak tertagih.
menggunakan
untuk
fasilitas
membantu
masyarakat
Indonesia.Dengan terbukanya kemungkinan
2.
pembangunan, ekonomi,
telah
pemerintah
menetapkan
keadaan
tidak
keadaan
Kredit
khususnya
mampu
demikian
yang
bayar,
kreditur
Menggunakan
atau tidak adanya larangan bagi orang asing
Lembaga Credietverband
untuk dapat memiliki properti dengan
Credietverband
fasilitas KPR, maka secara tidak langsung
kebijakan
adalah
lembaga
jaminan yang diatur dengan Koninklijk 11
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
Besluit 1908 No. 50 Stb. 1908 No.
tanaman atau yang masih ada atau yang
542.lembaga ini khusus diadakan untuk
masih akan dibangun atau di atas makam
membuka kemungkinan hak milik atas
tanahtanah yang dipunyai dengan hak
tanah menurut hukum adat dijadikan obyek
Indonesia.
jaminan utang. Credietverband memiliki
Setelah berlakunya UU No. 5 Tahun
karakter yang mirip dengan hipotik.Ciri-ciri
1960, benda yang dapat dibebani dengan
dari Credietverband adalah :
Credietverband adalah hak milik, hak guna
a. Menurut
sifatnya,
perjanjian
ini
usaha, dan hak guna bangunan yang berasal
merupakan perjanjian asesor, artinya
dai hak-hak tanah adat. Subyek pemberi
bukan merupakan hak yang berdiri
Credietverband adalah semua warganegara
sendiri tetapi adanya dan hapusnya
Indonesia dan badan hokum Indonesia yang
tergantung dari perjanjian pokoknya.
berhak memiliki tanah-tanah hak milik, hak
b. Hanya dapat dibebani atas benda tidak
guna usaha, dan hak guna bangunan (Pasal
bergerak dan mudah untuk dieksekusi,
1 Peraturan Menteri Agraria No. 15 Tahun
yang merupakan obyeknya adalah tanah
1961).
milik adat, bangunan serta tanaman yang
Dengan diberlakukan UU
ada di atasnya.
No.
4
Tahun 1996, lembaga Credietverband telah
Menurut Pasal 3 Statsblad No. 542,
dihapuskan dan hak atas tanah beserta
benda-benda yang dapat dibebani dengan
benda-benda yang berkaitan dengan tanah
Credietverband adalah :
dibebani dengan hak tangqungan yang
a. Hak milik adat atas tanah-tanah domein
diatur dengan UU No. 4 Tahun 1996.
negara,
3.
b. Hak usaha di atas tanah-tanah partikelir,
Penilaian Barang Nilai Jaminan Penilaian
c. Hak milik masyarakat hukum adat di
terhadap
jaminan
yang
dilakukan berdasarkan perhitungan nilainya
atas tanah domein negara sepanjang
nyata
adalah
untuk
jaminan
barang,
tanah-tanah itu tidak dipergunakan untuk
sementara untuk jaminan perseorangan
kepentingan umum,
mempunyai karakter tersendiri dan hal ini
d. Hak milik yang tidak terbagi atas tanah-
lebih ditentukan oleh pertimbangan dan
tanah domein negara yang dimiliki
kebijakan dari kreditur.Unsur yang sangat
keluarga
asli
menentukan pada jaminan orang adalah
perdata
nilai intrinsik dari sebuah keyakinan dan
Indonesia)
bumiputra dan
(penduduk
persekutuan
bumiputra. e. Bangunan-bangunan
kepercayaan kreditur. atau
tanaman-
Pada 12
tulisan
ini
hanya
akan
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
membicarakan penilaian terhadap barang
dalam
berupa benda tetap, terutama hak atas tanah.
jaminan,
Penilaian
terhadap
nilai
jaminan
penetapan yang
berpengaruh
nilai
barang
lebih
lanjut
terhadap
besarnya
hendaknya memperhatikan bentuk haknya.
kredit yang diberikan oleh bank lain.
Bentuk-bentuk hak tersebut adalah :
Peningkatan nilai jaminan tersebut
a. Hak milik, penilaian terhadap benda
tidak
berdasarkan
pengecekan
jaminan dapat dilakukan sesuai dengan
kepada bank yang telah melakukan
harga pasar dari benda tersebut.
pemberian kredit, tetapi berdasarkan
b. Hak Guna Usaha, Hak Guna bangunan
keterangan lisan dari debitur. Dalam
dan Hak Pakai. Penilaian terhadap benda
hal
jaminan pada bentuk hak-hak atas tanah
adanya unsur itikad tidak balk dari
ini
dengan
debitur, hanya saja pembuktian sulit
perbandingan
dilakukan kecuali adanya kerjasama
proposional antara masa berlakunya hak
dan saling tukar informasi antar
dengan nilai pasar dari benda berupa
bank
tanah yang akan dijadikan obyek Hak
jaminan.
hendaklah
dilakukan
memperhatikan
Tanggungan.
Permasalahan
demikian
berkaitan
sebetulnya
dengan
telah
nilai
yang
UUPA menganut asas pemisahan
dihadapi
berupa
tanah
yang
akan
horizontal, hal ini berarti bahwa nilai
dijadikan
obyek
Hak
Tanggungan
barang jaminan adalah sebesar hak yang
berupa tanah dan bangunan adalah dalam
dimiliki oleh pihak yang menjaminkan.
penilaian obyek Hak Tangungan berupa
Pada hak guna bangunan, hak guna usaha
tanah dan bangunan adalah:
dan hak pakai, dengan adanya batas waktu
1) Tidak adanya standar harga dari
penggunaan maka sudah barang tentu nilai
tanah dan bangunan yang dapat
jaminan atas tanah tersebut akan berkurang
dijadikan acuan dalam penetapan
seiring dengan berjalannya waktu hak.
harga.
Seharusnya nilai yang dapat diperhitungkan
2) Dalam pemasaran kredit, sering terjadi
pemberian
kredit
untuk menetapkan besarnya nilai jaminan
yang
adalah nilai sepanjang batas sisa waktu hak
kurang atau tidak memperhitungkan
pakai tersebut, bukan berdasarkan Nilai Jual
keamanan pengembalian kredit oleh
Obyek Pajak (NJOP) atau nilai jual atas
debitur dari sisi ini. Hal itu dapat
tanah tersebut. Jika ingin lebih aman, maka
terjadi karena adanya pemberian
nilai jaminan dihitung dari nilai bangunan
kredit yang saling atas mengatasi
yang menjadi obyek pajak, bukan nilai total 13
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
tanah dan bangunan.
tanggungan. Hal ini berakibat terjadinya
Di dalam Pasal 15 ayat (2), Pasal 34 ayat (2) dan Pasal 53 ayat
ekonomi biaya tinggi.
(2) PP No. 40
Tahun 1996 dinyatakan secara tegas bahwa
4.
Perjanjian Standar
Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan
SK Direksi Bank Indonesia No.
Hak Pakai dapat dijadikan jaminan utang
27/162/KEP/DIR dan SEBI No. 27/7/UPPB
dengan dibebani Hak Tanggungan selama
tanggal 31 Maret tahun 1995 ditegaskan
hak itu masih ada. Jika hak-hak tersebut
bahwa "Setiap kredit yang telah disetujui
hapus, maka hak tanggungan akan hapus
dan disepakati permohonan kredit wajib
dengan sendirinya. Permasalahan yang
dituangkan dalam perjanjian kredit (akad
sering timbul berkaitan dengan jangka
kredit) secara tertulis". Perjanjian kredit
waktu ini adalah jangka waktu utang yang
dalam usaha perbankan sudah barang tentu
dijamin dengan hak pakai tersebut belum
didasari oleh persetujuan atau kesepakatan
berakhir, sementara Hak Tanggungan telah
antara bank dengan pihak lain.
hapus. Kondisi hukum yang terjadi dalam
Kesepakatan antara bank dan debitur
keadaan demikian adalah:
terjadi berdasarkan dua pilihan yang sama
a. Kreditur tidak lagi mempunyai jaminan
sulitnya bagi debitur. Kesulitan tersebut
pengembalian atas piutangnya, jika ha-
adalah apabila meninggalkan bank maka
hak tersebut tuidak dapat diperpanjang
calon debitur berada pada posisi yang
karena pemerintah membutuhkan tanah
sangat membutuhkan uang untuk keperluan
tersebut disebabkan oleh penerapan UU
modal
No. 24 Tahun 1992 tentang tata Ruang
sementara apabila diambil maka posisinya
atau karena tanah tersebut dibutuhkan
berada pada pihak yang tertekan.
oleh pemiliknya. Di sini terlihat adanya
usaha
dan
Beberapa
kebutuhan
lainnya,
permasalahan
conflict of interest pada tugas negara
perjanjian
dalam
kedudukan Bank dalam bisnis perbankan
melindungi
kreditur
dan
kredit
yang
hukum merugikan
pelaksanaan pembangunan yang telah
adalah :
disusun berdasarkan konsep tata ruang
a. Grose akte perjanjian kredit notaril
atau melindungi kepentingan pemilik
bukan notariele schuldbrief sebagaimana
tanah.
diatur dalam Pasal 224 HIR.
b. Jika hak tersebut diperpanjang, maka
b. Tidak lengkap dan tidak jelasnya rincian
debitur kembali dikenakan biaya proses
klausul-klausul
pengikatan
warranties
dan
pendaftaran
hak 14
representations dapat
and
melemahkan
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
kedudukan bank.
c. Kewajiban debitur untuk tunduk kepada
c. Perlunasan kredit oleh debitur sebelum
segala petunjuk dan peraturan bank yang
jangka waktu kredit dapat merugikan
telah ada dan yang masih akanditetapkan
bank.
dikemudian hari oleh bank.
d. Tidak
dicantumkannya
klausul
d. Keharusan debitur untuk tunduk kepada
(syarat-syarat
syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan
tangguh) melemahkan kedudukan bank).
umum hubungan rekening koran dari
conditions
precedent
e. Penutupan
asuransi
dengan
bankers
bank yang bersangkutan, namun tanpa
clause adalah untuk kepentingan bank
sebelumnya
nasabah
dan banker's clause tidak dapat dicabut
kesempatan
untuk
sepihak oleh penanggung.
memahami syaratsyarat dan ketentuan-
f. Tidak mencantumkan klausul tentang
mencantumkan
mengetahui
klausul
e. Kuasa debitur yang tidak dapat dicabut kembali
bertentangan dengan UU No. 5 tahun
melakukan
1999 yang berkaitan dengan praktik
dipandang perlu oleh bank.
monopoli dan UU No. 8 tahun 1999
f. Kuasa
tentang Perlindungan Konsumen.
Remy
Sjandeini
kepada
bank
segala
debitur
untuk
dapat
tindakan
yang
kepada
bank
untuk
mewakili dan melaksanakan hak-hak
Dari hasil penelitian yang dilakukan Sutan
dan
koran tersebut.
penggunaan kredit yang tidak boleh
oleh
diberi
ketentuan umum hubungan rekening
perlindungan lingkungan hidup. g. Tidak
debitur
debitur
(1993)
dalam
setiap
rapat
umum
pemegang saham.
dinyatakan bahwa perjanjian baku yang
g. Pencantuman
klausula
eksemsi
selama ini digunakan di dalam perjanjian
mengenai tidak adanya hak debitur untuk
pemberian
dapat
kredit
yang
dirasakan
memberatkan oleh debitur adalah:
alasan
pembertahuan
apapun
dan
sebelumnya
bank
secara
atas
h. Pembuktian kelalaian debitur secara
tanpa
sepihak oleh bank.
secara
i. Penetapan dan perhitungan bunga bank
sepihak menghentikan izin tarik kredit. b. Kewenangan
keberatan
pembebasan bank terhadap rekeningnya.
a. Kewenangan bank untuk sewaktu-waktu tanpa
menyatakan
secara merugikan debitur.
sepihak
j. Denda keterlambatan merupakan bunga
menentukan harga jual dari barang
terselubung.
agunan dalam hal penjualan barang
k. Perhitungan bunga berganda menurut
agunan karena kredit debitur macet.
praktik perbankan bertentangan dengan 15
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
tanggungan harus dibuat PPAT dan
Pasal 1251 KUH Perdata. l. Mengabaikan Pasal 1266 dan 1267 KUH
harus didaftarkan di kantor pertanahan
Perdata berkenaan denan klausul events
selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kerja
of default.
setelah
Akte
Pemberian Hak Tanggungan.
m. Kewajiban perlunasan bungan bank
Jangka waktu 7 (tujuh) hari untuk
terlebih dahulu sangat memberatkan
pendaftaran hak tanggungan merupakan
nasabah. 5.
penandatanganan
jangka waktu yang dirasakan cukup
Administrasi Jaminan
singkat dan tidak jarang terlampaui.
Administrasi jaminan di sini dipilah
Permasalahan yang sering timbul dalam
sesuai dengan obyek jaminan. Masing-
pendaftaran Hak Tanggungan adalah
masing obyek jaminan mempunyai cara
terhadap tanah yang berasal dari tanah
proses administrasi sendiri.
adat atau tanah yang sedang dalam
Administrasi Jaminan Benda Tetap
proses pendaftaran haknya di Badan
Administrasi jaminan berupa hak
Pertanahan
Nasional.
tanggungan untuk benda tetap berupa tanah
pendaftaran
selambat-lambatnya
dapat dibagi atas 3 (tiga) tahap :
(tujuh) hari menjadi sulit tercapai.Dalam
a. Tahap Pembebanan Hak Tanggungan
keadaan demikian, upaya yang ditempuh
Untuk jaminan benda tetap berupa
biasanya
adalah
Ketentuan
dengan
7
melakukan
tanah, Pasal 3 ayat (1) UU menyatakan
pembaharuan Surat Kuasa Memasang
bahwa "Suatu obyek Hak Tanggungan
Hak Tanggungan (SKMHT).Bila dilihat
dapat dibebani dengan lebih dari satu
dari sesnsinya SKMHT adalah suatu
hak
"peluang" yang diberikan olehhukum
Tanggungan
guna
menjamin
pelunasan lebih dari satu utang".
untuk
Pemberian Hak Tanggungan harus didahului
dengan
janji
menunda
pembebanan
untuk
pelaksanaan
jaminan
dengan
Tanggungan.Penundaan
Hak
pembebanan
memberikan hak Tanggungan sebagai
Hak
jaminan pelunasan utang tertentu, yang
digunakanoleh kreditur dan debitur dan
tertuang di dalam dan merupakan bagian
pihak ketiga untuk melundungi dirinya.
tak terpisahkan dari perjanjian utangpiutang
yang
bersangkutan
Tanggungan
ini
sering
b. Peralihan Hak Tanggungan
atau
Salah satu sifat hak tanggungan
perjanjian lainnya yang menimbulkan
adalah
utang tersebut (Pasal 10 ayat (1) UU No.
tangan siapapun obyek tersebut berada
4 tahun 1996).
(droit de suite) Pasal 7 UU No. 4 tahun
Perjanjian
pemberian
hak
mengikuti
obyeknya
dalam
1996). Permasalahan sering muncul pada 16
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
praktik di Masyarakat adalah berkaitan
dimaksud
dengan
dikembalikan kepada pemegang hak atas
hak
tanggungan
diikatkan
berdasarkan SKMHT atas tanah milik
dalam
Pasal
13
ayat
(3)
tanah yang bersangkutan".
orang lain, sementara SKMHT tidak
Ketentuan Pasal 14 ayat (3) memberi
dapat ditarik kembali. hal ini sering
kemungkinan pemegang Hak Tanggungan
menyebabkan
memegang
seseorang
kehilangan
sertifikat
berikut
dengan
haknya disebabkan oleh adanya SKMHT
sertifikat Hak Tanggungannya. Dalam hak
yang tidak diketahui keberadaannya.
seperti ini, maka dapat diartikan bahwa
c. Penghapusan Hak Tanggungan
sertifikat
Pasal 18 UU No. 4 tahun 19996 menyatakan
bahwa
hapusnya
utang
hak
dijamin
hak
tanggunganlah
yang
seharusnya
menjadi pegangan bagi kreditur di dalam
dengan hak tanggungan, 2) Pemegang
mempunyai
14 ayat (4) menunjukan bahwa sertifikat hak
yang
tanggungan
kekuatan lemah, padahal bila dilihat Pasal
tanggungan adalah karena: 1) Hapusnya
hak
menjamin pelunasan piutangnya. tanggungan
Ketentuan Pasal 14 ayat (3) menjadi
melepaskan hak tanggungan,
penghambat
3) Berdasarkan penetapan peringkat
bahkan
dapat
menutup
kemungkinan berlakunya Pasal 2 ayat (2)
pengadilan,
dalam hal kemungkinan menjadikan suatu
4) Hapusnya hak atas tanah yang
Obyek Hak Tanggungan sebagai jaminan
dibebani dengan hak tanggungan.
dari beberapa utang. Penyimpanan sertifikat
Permasalahan yang sering timbul
hak atas tanah oleh kreditur tidak jarang
adalah hapusnya hak atas tanah yang
menimbulkan praktik curang dari kreditur
dibebani dengan Hak Tanggungan.Hal ini
yaitu menjaminkan kembali sertifikat yang
hapus karena masa berlakunya hak telah
dipegangnya kepada kreditur lain.
habis.Seperti
pada
Pasal 15 ayat (4) UU No. 4 tahun
permasalahan
1996 menyatakan bahwa : "Surat Kuasa
tersebut timbul karena hal tersebut tidak
mebebankan Hak Tanggungan mengenai
dapat diperpanjang.
hak atas tanah yang belum terdaftar wajib
bagian
telah
terdahulu
dikemukakan bahwa
Kejelasan tentang administrasi Hak
diikuti pembuatan akta Pemberian Hak
Tanggungan di dalam peraturan dari di
Tanggungan, selambat-lambatnya 3 (tiga)
dalam praktik sangat penting mengingat
bulan sesudah dibenikan". Surat kuasa ini
dalam Pasal 14 ayat (3) dinyatakan bahwa:
akan menjadi batal demi hukum manakala
"Kecuali jika diperjanjikan lain, sertifikat
dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan atau
hak atas tanah yang telah dibubuhi catatan
dalam jangka waktu yang ditentukan tidak
pembebanan Hak Tanggungan sebagaimana
dilakukan pembuatan Akta Pemberian Hak 17
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
Tanggungan. Administrasi jaminan benda tetap yang telah diatur secara rinci adalah bahwa
Saran
bentuk Hak Tanggungan, sedangkan dalam
Hendaknya pengaturan tentang tanah
bentuk hipotik kapal laut dan pesawat
sebagai
terbang, masih belum diatur secara rinci.
jaminan
termasuk
ke
dalam
kewenangan negara dalam menentukan
Menurut hemat penulis, melihat hal ini
dan mengatur hubungan-hubungan hukum
disebabkan karena jaminan benda tetap
antara orang-orang dan perbuatanperbuatan
yang paling banyak dan meliputi banyak
hukum yang mengenai bumi, air dan ruanq
orang adalah Hak Tanggungan, sedangkan
angkasa.Pasal 51 UU No. 5 Tahun 1960
untuk pesawat terbang dan kapal laut masih sedikit, sehingga belum dirasakan sebagai
(UUPA) telah mengatur tentang bentuk-
suatu
bentuk hak atas tanah yang dapat dijadikan
hal
yang
mendesak
untuk
obyek jaminan berupa hak tanggungan.
diperhatikan.
Pasal
51
UU
No.
"Hak
5
tahun
1960
tanggungan
yang
PENUTUP
menyebutkan:
Kesimpulan
dapat dibedakan pada hak milik, hak guna
Hak guna usaha dan hak guna
usaha dan hak guna bangunan tersebut
bangunan hanya dapat dijaminkan melalui
dalam Pasal 25, 33 dan 39 diatur dengan
Fidusia.Dari ketentuan tentang objek hak
Undang-undang".
tanggungan atats tanah baik hak pakai atas
DAFTAR PUSTAKA
tanah negara maupun atas tanah hak pengelolaan
menunjukkan
Abdullah, Frieda Husni. 2002. Hukum Kebendaan Perdata. Jilid 1. Cetakan Pertama. Jakarta: Ind. HillCo
kerancuan
politik Hukum Pertanahan Indonesia.UU HT tidak mengatur tentang subjek hak pakai yang dapat menjadi subjek dalam
Aman, Edy Putra The. 1986. Kredit Perbankan, Suatu Tinjauan Yuridis, Yogyakarta: Liberty
pembatasan perjanjian utang dengan hak tanggungan. Administrasi jaminan benda
bahwa bentuk hak tanggungan, sedangkan
Badraizaman, Mariam Darus. 1978. Perjanjian Kredit Bank. Bandung: Alumni
dalam bentuk hipotik kapal laut dan
_________,
tetap yang telah diatur secara rinci adalah
pesawat terbang masih belum diatur secara
1991.Perjanjian Kredit Bandung: Citra Aditya Bakti
rinci.
__________,
Bank,
“Mengatur Jaminan Fidusia dengan Undang-Undang dan
18
YURE HUMANO Juli/Desember Vol. 2 Tahun 2007 ISSN: 0216-7646
Penerapan Sistem Pendaftaran”. Jurnal Hukum Bisnis, Volume 9 Tahun 1999.
Rachmat Firdaus dan Maya Arianti, Manajemen Perklreditan Bank Umum : Teori, Masalah, Kebijakan dan Aplikasinya Lengkap Dengan Analisis Kredit, Bandung : Alfabeta, 2004
__________,
2000.“Permasalahan Hukum Hak Jaminan”, dalam Hukum Bisnis, Volume 11
Chalik,H.A. dan Marhainis Abdul Hay. 1983. Beberapa Segi Hukum di Bidang Perkreditan, Jakarta: Badan Penerbit Yayasan Pembinaan Keluarga UPN Veteran. Emanuel, Steven. 1985. Secured Transactions. Fourth Edition, New York: Emanuel Law Outlines, Inc, Fuady, Munir. 2002. Hukum Perkreditan Kontemporer. Cetakan Ke 2. Edisi Revisi. Bandung: Citra Aditya Bakti.
19