JURNAL
Vol. 4 No. 2 April 2015
E-ISSN : 2338-1760
MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA NGLIMAN KECAMATAN SAWAHAN KABUPATEN NGANJUK Dian Pratiwi, Turniningtyas Ayu R., Abdul Wahid H STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT DALAM PENYEDIAAN AIR BERSIH Tri Yunita Fadmawati, Ismu Rini Dwi Ari, Dian Dinanti PERAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK INFRASTRUKTUR JEMBATAN KEDUNGKANDANG, KOTA MALANG Mita Lestari, I Nyoman Suluh Wijaya, Turniningtyas Ayu Rachmawati PEMODELAN PEMILIHAN MODA BARU TREM TERHADAP PENGGUNA MODA EKSISTING DI KORIDOR JALAN RAYA DARMO, KOTA SURABAYA Zita Setyaningrum, Fauzul Rizal Sutikno, Dian Dinanti PENINGKATAN KUALITAS PRODUK WISATA DI KAWASAN WISATA MAKAM BUNG KARNO Haiga Vilard, Johannes Parlindungan Siregar, Kartika Eka Sari DAMPAK AKTIVITAS GUNA LAHAN PERDAGANGAN DAN JASA, PENDIDIKAN, DAN KESEHATAN TERHADAP KINERJA JALAN Inggita Ken Sariti, Aris Subagiyo, Nailah Firdausiyah KORELASI TINGKAT PENGETAHUAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT PERUBAHAN BANGUNAN KUNO Madinda Priacahya Putra, Antariksa, Dian Kusuma Wardhani PENGARUH KEGIATAN PERDAGANGAN PASAR LAWANG TERHADAP BANGUNAN KUNO DISEKITAR PASAR LAWANG Putri Ayu Pratiwi, Antariksa, Kartika Ekasari DAYA DUKUNG WISATA KUSUMA AGROWISATA KOTA BATU Indah Nur Puspitasari, Mustika Anggraeni, Dimas Wisnu Adrianto KAJIAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA TAMBAKLEKOK, KECAMATAN LEKOK, KABUPATEN PASURUAN Syahri Ramadhan Ahmad, Mustika Anggraeni, Dimas Wisnu Adrianto EVALUASI KINERJA IPAL DURI KOSAMBI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENGANGKUTAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH Muhammad Suko Adi Pratama, Dimas Wisnu Adrianto, Kartika Eka Sari ALTERNATIF SEKTOR NON PERTAMBANGAN YANG BERPOTENSI DIKEMBANGKAN PASKA TAMBANG DI KABUPATEN KUTAI TIMUR Devi Triwidya Sitaresmi, Surjono, Chairul Maulidi PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL, EKONOMI, DAN PSIKOLOGI TERHADAP KEPUASAN BERMUKIM KORBAN LUMPUR SIDOARJO DI KAHURIPAN NIRWANA VILLAGE Yusrina Farahiyah, Turniningtyas Ayu Rachmawati, Dian Kusuma Wardhani PERMODELAN JARAK FISIK DAN NONFISIK TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DESA SIDOHARJO KABUPATEN PONOROGO Aninda Disi Utami, Ismu Rini Dwi Ari, Mustika Anggraeni EVALUASI PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MENJADI RDF DI TPA TEGAL ASRI KECAMATAN WLINGI KABUPATEN BLITAR Dian Indra Rini, Christia Meidiana, Mustika Anggraeni FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT APLIKASI BIOGAS DI DESA ARGOSARI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG Siti Nuriska, Christia Meidiana, Kartika Eka Sari ARAHAN MITIGASI BENCANA LONGSOR KECAMATAN BUMIAJI Retno Wulandari, Arief Rachmansyah, Turniningtyas Ayu R. PENGARUH PENAWARAN WISATA TERHADAP MOTIVASI WISATA DI KABUPATEN NGANJUK Lina Kurniasih, Nindya Sari, Dian Kusuma Wardhani PENINGKATAN KESIAPAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA PUGER Diah Arifina Febriyanti, Nindya Sari, Dimas Wisnu Adrianto MITIGASI BENCANA BANJIR DI KAWASAN SEKITAR SUNGAI BRANTAS KOTA MALANG Affriza Eka Satria Pratama, Abdul Wahid Hasyim, Turniningtyas Ayu Rachmawati PENILAIAN DAMPAK DAN KEBERLANJUTAN SOSIAL ATAS PERTAMBANGAN BATUBARA DI KECAMATAN SANGATTA UTARA Anjela Rindasari, Surjono, Mustika Anggraeni ZONASI WILAYAH PESISIR PADA KAWASAN DENGANKERUSAKAN EKOSISTEM TERBESAR DI ZONA TIRTAYASA KABUPATEN SERANG Arizal Sina Putra, Abdul Wahid Hasyim, Aris Subagiyo KONSEP PEMANFAATAN KAWASAN STADION KRIDOSONO SEBAGAI RUANG PUBLIK SENI MURAL DI KOTA YOGYAKARTA Suci Cisika Putri, Surjono, Johannes Parlindungan Siregar KETERKAITAN KINERJA PEMILAHAN SAMPAH ANORGANIK DENGAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA BANGUN KECAMATAN PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO Riza Kurnia Dewi, Christia Meidiana, Dian Dinanti PENGEMBANGAN LOST SPACE DI EX-KAWASAN PUSAT KEGIATAN KARESIDENAN BESUKI KABUPATEN BONDOWOSO Eka Agustiningrum, Dian Kusuma Wardhani,Eddi Basuki Kurniawan KAJIAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN DARI ASPEK LINGKUNGAN Ari Wicaksono, Dimas Wisnu Ardianto, Mustika Anggraeni
Pengantar Tim Redaksi Pelindung/ Patron Dean of Faculty of Engineering Brawijaya University Penanggung Jawab/ Publisher Head of Department of Urban and Regional Planning Faculty of Engineering, Brawijaya University Ketua Dewan Redaksi/ Editor in Chief Dr. Eng. Christia Meidiana, ST., MT Dewan Redaksi/ Editorial Board Dr. Ir. Surjono, MTP Ir. Ismu Rini Dwi Ari, MT., PhD Dr. Ir. A. Wahid Hasyim., MSP Dr. Ir. Agus Dwi Wicaksono. Lig. Ler. Reg Dr. Eng. Turningtyas Ayu R, ST., MT Imma Widyawati Agustin, ST. MT. PhD Dr. I Nyoman Suluh Wijaya, ST., MT Redaktur Pelaksana/Editorial Staff Mustika Anggraeni, ST., MSi Nur Herfianti, A. Md Eka Trisye Mufida, SE
Jurnal Pure diterbitkan oleh Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya. Pada volume ini tersaji 26 naskah dengan berbagai tema dalam koridor keilmuan Perencanaan Wilayah dan Kota. Jurnal PURE hadir sebagai wadah bagi peneliti dan akademisi untuk menyampaikan hasil karya ilmiah yang terbit empat kali dalam setahun. Jurnal PURE bertujuan untuk dapat berkontribusi meningkatkan khasanah keilmuan Perencanaan Wilayah dan Kota. Keberhasilan terbitnya volume ini tentu saja tidak lepas dari kerja sama dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu kami selaku tim redaksi mengucapkan terima kasih kepada segenap pihak yang telah membantu dalam penerbitan jurnal ini. Akhir kata, dengan terbitnya jurnal ini semoga bermanfaat bagi semua pihak.
TIM REDAKSI
DAFTAR ISI MITIGASI BENCANA TANAH LONGSOR DI DESA NGLIMAN KECAMATAN SAWAHAN KABUPATEN NGANJUK Dian Pratiwi, Turniningtyas Ayu R., Abdul Wahid H
125 - 134
STRUKTUR SOSIAL MASYARAKAT DALAM PENYEDIAAN AIR BERSIH Tri Yunita Fadmawati, Ismu Rini Dwi Ari, Dian Dinanti
135 - 144
PERAN PEMERINTAH DAN MASYARAKAT DALAM PENGADAAN TANAH UNTUK INFRASTRUKTUR JEMBATAN KEDUNGKANDANG, KOTA MALANG Mita Lestari, I Nyoman Suluh Wijaya, Turniningtyas Ayu Rachmawati
145 - 156
PEMODELAN PEMILIHAN MODA BARU TREM TERHADAP PENGGUNA MODA EKSISTING DI KORIDOR JALAN RAYA DARMO, KOTA SURABAYA Zita Setyaningrum, Fauzul Rizal Sutikno, Dian Dinanti
157 - 166
PENINGKATAN KUALITAS PRODUK WISATA DI KAWASAN WISATA MAKAM BUNG KARNO Haiga Vilard, Johannes Parlindungan Siregar, Kartika Eka Sari
167 - 174
DAMPAK AKTIVITAS GUNA LAHAN PERDAGANGAN DAN JASA, PENDIDIKAN, DAN KESEHATAN TERHADAP KINERJA JALAN Inggita Ken Sariti, Aris Subagiyo, Nailah Firdausiyah
175 - 184
KORELASI TINGKAT PENGETAHUAN DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT TERHADAP TINGKAT PERUBAHAN BANGUNAN KUNO Madinda Priacahya Putra, Antariksa, Dian Kusuma Wardhani
185 - 190
PENGARUH KEGIATAN PERDAGANGAN PASAR LAWANG TERHADAP BANGUNAN KUNO DISEKITAR PASAR LAWANG Putri Ayu Pratiwi, Antariksa, Kartika Ekasari
191 - 198
DAYA DUKUNG WISATA KUSUMA AGROWISATA KOTA BATU Indah Nur Puspitasari, Mustika Anggraeni, Dimas Wisnu Adrianto
199 - 208
KAJIAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN PERMUKIMAN DESA TAMBAKLEKOK, KECAMATAN LEKOK, 209 - 218 KABUPATEN PASURUAN Syahri Ramadhan Ahmad, Mustika Anggraeni, Dimas Wisnu Adrianto EVALUASI KINERJA IPAL DURI KOSAMBI UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN PENGANGKUTAN DAN PENGOLAHAN LIMBAH Muhammad Suko Adi Pratama, Dimas Wisnu Adrianto, Kartika Eka Sari
219 - 228
ALTERNATIF SEKTOR NON PERTAMBANGAN YANG BERPOTENSI DIKEMBANGKAN PASKA TAMBANG DI KABUPATEN KUTAI TIMUR Devi Triwidya Sitaresmi, Surjono, Chairul Maulidi
229 - 236
PENGARUH PERUBAHAN SOSIAL, EKONOMI, DAN PSIKOLOGI TERHADAP KEPUASAN BERMUKIM KORBAN LUMPUR SIDOARJO DI KAHURIPAN NIRWANA VILLAGE Yusrina Farahiyah, Turniningtyas Ayu Rachmawati, Dian Kusuma Wardhani
237 - 250
PERMODELAN JARAK FISIK DAN NONFISIK TERHADAP PENDAPATAN MASYARAKAT MISKIN DESA SIDOHARJO KABUPATEN PONOROGO Aninda Disi Utami, Ismu Rini Dwi Ari, Mustika Anggraeni
251 - 260
EVALUASI PEMANFAATAN SAMPAH PLASTIK MENJADI RDF DI TPA TEGAL ASRI KECAMATAN WLINGI KABUPATEN BLITAR Dian Indra Rini, Christia Meidiana, Mustika Anggraeni
261 - 270
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT APLIKASI BIOGAS DI DESA ARGOSARI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG Siti Nuriska, Christia Meidiana, Kartika Eka Sari
271 - 278
ARAHAN MITIGASI BENCANA LONGSOR KECAMATAN BUMIAJI Retno Wulandari, Arief Rachmansyah, Turniningtyas Ayu R.
279 - 288
PENGARUH PENAWARAN WISATA TERHADAP MOTIVASI WISATA DI KABUPATEN NGANJUK Lina Kurniasih, Nindya Sari, Dian Kusuma Wardhani
289 -298
PENINGKATAN KESIAPAN MASYARAKAT DALAM PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA PUGER Diah Arifina Febriyanti, Nindya Sari, Dimas Wisnu Adrianto
299 - 310
MITIGASI BENCANA BANJIR DI KAWASAN SEKITAR SUNGAI BRANTAS KOTA MALANG Affriza Eka Satria Pratama, Abdul Wahid Hasyim, Turniningtyas Ayu Rachmawati
311 - 320
PENILAIAN DAMPAK DAN KEBERLANJUTAN SOSIAL ATAS PERTAMBANGAN BATUBARA DI KECAMATAN SANGATTA UTARA Anjela Rindasari, Surjono, Mustika Anggraeni
321 - 326
ZONASI WILAYAH PESISIR PADA KAWASAN DENGANKERUSAKAN EKOSISTEM TERBESAR DI ZONA TIRTAYASA KABUPATEN SERANG Arizal Sina Putra, Abdul Wahid Hasyim, Aris Subagiyo
327 - 338
KONSEP PEMANFAATAN KAWASAN STADION KRIDOSONO SEBAGAI RUANG PUBLIK SENI MURAL DI KOTA YOGYAKARTA Suci Cisika Putri, Surjono, Johannes Parlindungan Siregar
339 - 348
KETERKAITAN KINERJA PEMILAHAN SAMPAH ANORGANIK DENGAN PENDAPATAN MASYARAKAT DESA BANGUN KECAMATAN PUNGGING KABUPATEN MOJOKERTO Riza Kurnia Dewi, Christia Meidiana, Dian Dinanti
349 - 358
PENGEMBANGAN LOST SPACE DI EX-KAWASAN PUSAT KEGIATAN KARESIDENAN BESUKI KABUPATEN BONDOWOSO Eka Agustiningrum, Dian Kusuma Wardhani,Eddi Basuki Kurniawan
359 - 368
KAJIAN KAWASAN WISATA TELAGA SARANGAN DARI ASPEK LINGKUNGAN Ari Wicaksono, Dimas Wisnu Ardianto, Mustika Anggraeni
369 - 378
PENGARUH KEGIATAN PERDAGANGAN PASAR LAWANG TERHADAP BANGUNAN KUNO DISEKITAR PASAR LAWANG Putri Ayu Pratiwi, Antariksa, Kartika Ekasari Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Jalan Mayjen Haryono 167 Malang 65145 – Telp. (0341) 567886 Email :
[email protected]
ABSTRAK Lawang merupakan daerah berkembang di Kabupaten Malang. Sektor industri dan perdagangan sangat diandalkan diwilayah ini.Hampir seluruh kota-kota di Indonesia memiliki kawasan kota lama yang menyimpan nilai sejarah perkembangannya. Kawasan kota lama tersebut adalah kawasan pusat Kota Lawang yang merupakan cikal bakal dari pertumbuhan Lawang.Kawasan Pusat Kota Lawang memiliki tingkat kegiatan yang meningkat selama beberapa tahun, perkembangan yang mencolok terlihat pada kawasan perdagangan yang berada di sekitar Pasar Lawang. Kawasan Pasar Lawang mempunyai tingkat aksesibilitas yang tinggi, karena wilayahnya dilewati oleh jalur Surabaya-Malang sehingga mampu menghubungkan Lawang dengan kota-kota lainnya seperti Pasuruan, Pandaan dan Surabaya.Adanya perkembangan suatu kota membawa Lawang berkembang menjadi daerah yang komersial yang dituntut untuk mengikuti perkebangan kota saat ini. Kualitas bangunan dan lingkungan mulai terabaikan yang pada akhirnya menyebabkan kemrosotan kualitas bangunan dan lingkungan, serta citra sebagai kawasan yang masih memiliki nilai sejarah. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi pengaruh kegiatan perdagangan Pasar Lawang terhadap bangunan kuno disekitarnya..Penelitian ini menggunakan analisis regresi logistic, analisis citra kawasan dan analisis sincronicdiacronik.Hasil studi ditemukan bahwa variabel yang mempengaruhi kegiatan Pasar Lawang terhadap bangunan kuno adalah jarak dan pendapatan. Kata kunci: Bangunan kuno, pasar, kegiatan perdagangan.
ABSTRACT Lawang is a developing area in Malang. Industrial and trade sectors are very reliable there. Almost all cities in Indonesia has heritage area that conserve the history value of its development. The heritage area is the Lawang downtown area as the major growth in Lawang. Lawang downtown area has increasing level of activities for several years, the rapid developments in the trading area were around Lawang market. Lawang market area has a high level of accessibility, because the area crossed by the Surabaya-Malang route so that connecting Lawang with other cities such as Pasuruan, Pandaan, and Surabaya. The development ofit caused Lawang city brought Lawang into a commercial area that is required to keep the current development. Building and environment quality began to neglect surround. This research aims to identify the effect of Lawang market trading activities on ancient building surrounding there. This study used a logistic regression analysis, image analysis, and sinchronic - diachronic analysis. The results of the analysis of the effect of Lawang market activities to ancient buildings, variables that effect is distance and incom. Keywords : ancient building, market, trading activities.
PENDAHULUAN Kota akan selalu terus berkembang berdasarkan tingkat kebutuhan dan perkembangan jaman, secara tidak langsung akan mengalami barbagai perubahan. Berdasarkan Undang-Undang No 11 tahun 2010 tentang benda cagar budaya lebih ditekankan pada upaya pelestarian dan pemugaran objekobjek yang dianggap suatu benda atau terkait dengan bangunan-bangunan. Lawang
merupakan daerah berkembang di Kabupaten Malang. Sektor industri dan perdagangan sangat diandalkan diwilayah ini. Hampir seluruh kotakota di Indonesia memiliki kawasan kota lama yang menyimpan nilai sejarah perkembangannya. Kawasan kota lama tersebut adalah kawasan pusat kota lawang yang merupakan cikal bakal dari pertumbuhan Lawang. Kawasan pusat kota Lawang memiliki tingkat kegiatan yang meningkat selama beberapa tahun, perkembangan yang mencolok
Planning for Urban Region and Environment Volume 4, Nomor 2, April 2015
191
PENGARUH KEGIATAN PERDAGANGAN TERHADAP BANGUNAN KUNODI SEKITAR PASAR LAWANG
terlihat pada kawasan perdagangan yang berada di sekitar Pasar Lawang. Kawasan pasar Lawang mempunyai tingkat aksesibilitas yang tinggi, karena wilayahnya dilewati oleh jalur SurabayaMalang sehingga mampu menghubungkan Lawang dengan kota-kota lainnya seperti Pasuruan, Pandaan dan Surabaya. Selain itu menurut Peraturan Bupati Malang no 8 tahun 2012 Pasar Lawang merupakan salah satu pasar kelas I di kabupaten Malang sehingga Pasar Lawang mempunyai aktifitas yang padat dan ramai dikunjungi oleh orang-orang Malang maupun luar kota Malang. Pada saat ini banyak sekali ditemukan rumah-rumah berarsitektur kuno yang dulunya dipergunakan sebagai rumah persistirahatan yang diperkirakan berumur lebih dari 50 tahun. Bangunan-bangunan kuno tersebut menempati kapling-kapling besar yang merupakan kawasan perumahan informal yang tertata. Bahkan Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala Trowulan menetapkan Hotel Niagara dan beberapa rumah tinggal di Lawang merupakan Cagar Budaya di Kabupaten Malang Adanya perkembangan suatu kota membawa Lawang berkembang menjadi daerah yang komersial yang dituntut untuk mengikuti perkebangan kota saaat ini. Kualitas bangunan dan lingkungan mulai terabaikan yang pada akhirnya menyebabkan kemrosotan kualitas bangunan dan lingkungan, serta citra sebagai kawasan yang masih memiliki nilai sejarah. Fenomena-fenomena pembangunan kota pada negara-negara berkembang melalui pembangunan infrastruktur seringkali membawa dampak negative terhadap citra kawasan (Dinas Tata Kota 1994:8). Sudah banyak bangunan kuno yang sudah dibongkar dan dijadikan bangunan baru seperti bangunan ruko istana lawang yang dahulu merupakan bangunan kuno yaitu sebuah rumah sakit peninggalan belanda. Pasar Lawang sebelah uatara dulunya juga merupakan bangunan kuno yaitu porseles serta masih ada bangunan kuno peninggalan belanda lainnya yang juga dirubah menjadi bangunan baru METODE PENELITIAN Wilayah studi Lokasi penelitian adalah di Kawasan Pasar Lawang yang terletak di Kecamatan Lawang. Pasar Lawang merupakan salah satu pasar dengan aktivitas perdagangan yang padat yang dilalui oleh jalan utama yang 192
menghubungkan antara Kota Malang dan Kota Surabaya. Berikut merupakan batas fisik wilayah penelitian(gambar 1): Sebelah utara : sungai Kalibiru Sebelah selatan : Jalan Thamrin Sebelah barat : Jalan Argopuro Sebelah timur : Jalan Tawang Agro
Gambar 1. Peta wilayah studi Pemilihan Sampel Observasi terhadap bangunan kuno tidak dilakukan pengambilan sampel karena jumlah populasi bangunan bersejarah di wilayah studi berdasarkan identifikasi awal berjumlah 53 bangunan. berdasarkan teori kepustakaan dinyatakan bahwa jumlah populasi yang berjumlah kurang dari 100 akan lebih baik jika diambil seluruhnya sebagi sampel penelitian (Arikunto, 1997), dengan demikian observasi bangunan kuno bersejarah dilakukan terhadap seluruh populasi. Menurut batasan pemilihan sampel, jumlah bangunan kuno yang berada di sekitar Pasar Lawang berjumlah 53bangunan Metode analisis data Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis citra kawasan, regesi logistik dengan tahapan analisis sebagai berikut: menentukan variabel dependen dan variabel independen. Variabel dependen yaitu penyebab perubahan fisik bangunan kuno berdasarkan aktivitas perdagangan di Pasar
Planning for Urban Region and Environment Volume 4, Nomor 2, April 2015
Putri Ayu Pratiwi, Antariksa, Kartika Ekasari
Lawang.Terdiri dari: jarak pasar terhadapa bnagunan kuno, aksesibilitas, jenis/bentuk perdagangan.Variabel independen, yaitu tingkat perubahan fisik banguanan kuno.Data yang digunakan untuk variabel dependen adalah dikotomi atau tipe nominal 0= tidak berpengaruh dan 1= berpengaruh. Sedangkan data yang digunakan untuk variable independent bertipe ordinal. Analisis ini menggunakan spss sebagai alat untuk menganalisis data dengan langkah-langkah sebagai berikut: (1) Langkah pertama memasukkan data ke spss; (2) Menu analyze → regression → binary logistic; (3) Masukkan dependent dan independent data; (4) Method pilih enter; (5) Klik option lalu pada statistics and plots klik classification plots dan hosmer-lomeshow goodness off fit lalu klik continue; dan (6) Abaikan bagian lain lalu tekan ok. Responden untuk analisis regresi adalah pemilik bangunan kuno. Bangunan kuno yang terdapat di wilayah studi berjumalah 53 bangunan yang tersebar di seluruh wilayah studi HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik bangunan dan kawasan Usia Bangunan Kuno di kawasan sekitar Pasar Lawang, yaitu antara 100 sampai 60 tahun. Bangunan kuno yang sangat menonjol di kawasan Pasar Lawang yang saat ini masih berdiri kokoh yaitu Hotel Niagara yang merupakan bangunan tertua di Kawasan Pasar Lawang. Sebagian besar kepemilikan bangunan di wilayah studi adalah hak milik pribadi dengan jumalah presentasenya 87%. Status kepemilikan bangunan menunjukkan hak dan wewenang penggunan bangunan terhadap bangunan yang saat ini digunakan. Status bangunan berupa hak milik, milik pemerintah, milik yayasan, sewa pada orang lain dan hak guna bangunan. Usia bangunan kuno yang mendominasi di wilayah studi yaitu usia bangunan 71-80 tahun sebanyak 37%.
Fungsi bangunan yang terdapat di sekitar Pasar Lawang sangat beragam, diantaranya rumah tinggal, sekolah, sarana kesehatan, kantor, serta terdapat beberapa bangunan yang berfungsi sebagai bangunan komersil yaitu penginapan/hotel. Sebagian besar fungsi bangunan di wilayah studi adalah rumah tinggal dengan presentase 58%. gaya bangunan kuno yang berada di Lawang memiliki 4 model gaya bangunan yaitu
Nederland Indische, The Empire Style, Art Nouveau, De Stijl, Niuwe Bouwen. Gaya bangunan yang mendominasi di wilayah studi yaitu gaya bangunan kontemporer yang berjumlah 1780 bangunan (97%). Citra Kawasan Path Pasca kemerdekaan kawasan studi berkembang sangat pesat dan banyak terjadi perubahan di kawasan studi. Path berupa jalan utama ynag dikenal dengan Jl.Thamrin serta cabang dari jalan thamrin yang sering dilewati masyarakat setempat.Landmark pasca kemerdekaan, kawasan studi berkembang sangat pesar, perkembangan kawasan diikuti dengan pertambahan penduduk dan bangunan di sekitarnya. Perkembangan jaman yang semakin modern membuat bangunan kuno banyak yang tersisihkan oleh adanya bangunan baru yang lebih modern.Tiga bangunan kuno yang dulunya menjadi lendmark atau tengeran di wilatyah studi kini kondisinya sudah berubah tidak terawatt dan terabaikan.Hotel Niagara merupakan satu-satunya landmark dari jaman belanda sampi sekrang yang masih bertahan.Node Setelah Indonesia merdeka para penduduk mualai membangun wilayahnya masing-masing tak terkecuali dengan Lawang. (Tabel 1 dan Gambar 2) Tabel 1. Matriks perkembangan citra kawasan di wilayah studi Citra Masa Masa Kawa Kerajaan penjajahan san Singhasari Belanda Path
jalan setapak
Jalan utama di kawasan studi
Node
Belum terdapat node
Pasar Tradisional, stasiun Lawang
Land mark
Belum terdapat landmark
Hotel Niagara, sebuah kantor pemerintaha n, bank swasta
Pasca Masa kemerdekaan penjajaha sampai n Jepang sekarang Jalan Jalan utama utama di dan jalan wilayah pendukung di studi wilayah studi Stasiun Pasar Lawang Tradisional, stasiun Lawang, Stadion. Hotel Hotel niagara Niagara, bank swasta, dan kantor pemerinta han
Lawang yang semakin berkembang membuat pasar Lawang menjadi semakin ramai dan sekarang sudah menjadi pasar kelas I dan ramai dikunjungi.Stasiun Lawang juga masih tetap berada dijalan utama dan sampi saat ini masih berfungsi.Adanya ruang terbuka di wilayah studi (stadion) yang berada di belakang
Planning for Urban Region and Environment Volume 4, Nomor 2, April 2015
193
PENGARUH KEGIATAN PERDAGANGAN TERHADAP BANGUNAN KUNODI SEKITAR PASAR LAWANG
pekantoran merupakan tempat aktivitas warga disekitar wilayah studi. (Gambar 2)
Tabel 2. Kelas retribusi pasar berdasarkan Perda Kota Malang No. 20 Tahun 2001 Kriteria Luas pasar Tingkat keramaian Letak Pasar
Skala pelayanan
Retribusi pasar Kelas I Luas ≥ 12.000m2 s/d ≤ 50.000 m2. Jam 04.00 s/d 20.00 WIB 1) Berada di Jalan Protokol dan mempunyai lebih dari 235 tempat berjualan, pedagang lebih dari 250 orang 2) Bukan Jalan Protokol dan mempunyai lebih dari 475 tempat berjualan dengan pedangan lebih dari 500 orang Pasar Regional
Pasar Lawang 11.659 m2 04.00 s/d 04.00 WIB (24 jam) Berada di jalan protocol dengan tempat berjualan yang berjumalah 1307 tempat, pedagang lebih dari 1307 orang
Pasar Regional
Gambar 2. Peta citra kawasan Analisis karakteristik Pasar Lawang Pasar Lawang di bagi menjadi dua yaitu pasar sebelah utara dan pasar sebelah selatan. Luas Pasar sebelah selatan yaitu 8.159 m2 dan luas pasar sebelah utara yiatu 3.500 m2.(Gambar 3). Pasar utara Lawang baru dibangun 1970an, untuk jumlah bangunan berupa toko berjumlah 173 unit, bedak 405 unit, Los 729 unit. berikut Dapat diketahui bahwa dari empat kriteria yang disebutkan yaitu luas area, tingkat keramaian pasar dalam melakukan transaksi jual beli barang, letak pasar, dan skala pelayanan Pasar Lawang belum memenuhi kriteria Pasar Kelas I karena luas wilayah pasar Lawang hanya 11.659 m2 yang seharusnya untuk luas pasar kelas I minimal 12.000m2. Pasar Lawang beroperasi sampai 24 jam setiap hari. Hanya PKL diluar bangunan pasar Lawang yang buka sampai 24 jam.Kegiatan di dalam bangunan pasar hanya beroperasi mulai pukul 04.00 WIB sampai 20.00 WIB.Berikut merupakan kriteria pasar berdasarkan Perda Kota Malang No. 20 Tahun 2001 Tentang Retribusi Pasar (Tabel 2).
194
Gambar 3. Peta Pasar Lawang Sinkronik-Diakronik kawasan Pasar Lawang Keterkaitan hubungan antara sinkronik diakronik di Kawasan Pasar Lawang dari masa Kerajaan Singhasari sampai terbangunnya Pasar Lawang yang dikaji meliputi jumlah bangunan, guna lahan, aspek ekonomi, politik dan sosialbudaya.(Gambar 4):
Planning for Urban Region and Environment Volume 4, Nomor 2, April 2015
Putri Ayu Pratiwi, Antariksa, Kartika Ekasari
B. Masa Penjajahan Belanda (1767-1942) Faktor politik berpengaruh pada perubahan bentukan fisik di wilayah studi. Kekuasaan di pegang oleh Belanda, ditambah Lawang yang mepunyai hawa yang sejuk serta lahan yang subur membuat Belanda tertarik untuk membuat tempat tinggal di Lawang Mulailah terbentuk permukiman orang-orang belanda yang secara tidak langsung berpengaruh padakondisi sosial budaya serta perekonomian di Lawang.(Gambar 6)
Gambar 4. Hubungan keterkaitan antara sinkronik diakronik di Kawasan Pasar Lawang A. Masa Kerajaan Singhasari (…….-1767) politik dan ekonomi masih dikuasai oleh kerajaan Singhasari termasuk juga Lawang yang saat itu menjadi pintu masuk Kerajaan Singhasari dari wilayah lainnya. (Gambar 5)
Gambar 5. Peta masa Kerajaan Singhasari Bentukan awal fisikkawasan Lawang pada masa kerajaan Singhasari di pengaruhi oleh kekuasaan raja Singhasari. Kondisi social budaya serta perekonomian di Lawang.
Gambar 6. Peta masa Penjajahan Belanda C. Masa Penjajahan Jepang (1942-1945) Semua kekuasaan di wilayah studi juga di pegang oleh Jepang. Permasalahan yang terlihat mencolok pada kondisi perekonomian di Indonesia termasuk di Lawang. Terjadi krisis ekonomi dimana-mana, semua petani diwajibkan menyetorkan hasil panen ke pemerintah Jepang. politik (kekuasaan) di pegang seutuhnya oleh Jepang. kondisi tersebut berpengaruh terhadap perubahan perkembangan fisik kawasan serta social budaya di wilyah studi.(Gambar 7) D. Masa setelah kemerdekaan (sebelum dibangun pasar Lawang) Setelah Indonesia merdeka banyak perubahan2 yang terjadi di seluruh Indonesia termasuk di wilayah studi Lawang. perubahan yang terjadi meliputi faktor ekonomi, politik dan
Planning for Urban Region and Environment Volume 4, Nomor 2, April 2015
195
PENGARUH KEGIATAN PERDAGANGAN TERHADAP BANGUNAN KUNODI SEKITAR PASAR LAWANG
sosial budaya. faktor tersebut mempengaruhi perubahan fisik kawasan maupun bangunan di wilayah studi. (Gambar 8)
E. Pasca kemerdekaan (setelah dibangun pasar Lawang) Faktor ekonomi di kawasan studi dimulai dari peremajaan pasar Lawang, hal itu disebabkan meningkatkatnya kebutuhan masyarakat di sekitar pasar, selain itu letak pasar yang strategis membuat pasar sangat cepat berkembang. Tidak heran jika pasar Lawang saat ini sudah menjadi pasar kelas I di kabupaten Malang dan sekaligus menjadi kunjungan para wisatawan yang berkunjung ke Malang. Banyak bangunan kuno bekas Belanda yang dialih fungsikan bahkan dibongkar dan dibuat bangunan baru yang berupa ruko.misal bangunan perseles yang merupakan tempat tinggal bekas belanda kini dibongkar dan dijadikan pasar baru Lawang. Rumah sakit belanda sekrang menjadi ruko istana lawang, dan sebagainya. (Gambar 9)
Gambar 7. Peta masa Penjajahan Jepang
Gambar 9. Peta pasca kemerdekaan (sebelum dibangun pasar Lawang) Analisis pengaruh pasar terhadap bangunan kuno
Gambar 8. Peta pasca kemerdekaan (sebelum dibangun pasar Lawang)
196
A .Analisis perubahan bangunan kuno Bangunan-bangunan kuno yang ada di kawasan sekitar Pasar Lawang sudah banyak yang mengalami perubahan.Namun masih ada beberapa bangunan yang masih asli atau tidak mengalami perubahan.Terdapat 32 bangunan
Planning for Urban Region and Environment Volume 4, Nomor 2, April 2015
Putri Ayu Pratiwi, Antariksa, Kartika Ekasari
yang mengalami perubahan dan sisanya 6 yang masih terjaga keasliannya dan tidak mengalami perubahan. Terdapat tiga kriteria perubahan bangunan kuno di sekitar pasar Lawang yaitu perubahan besar, perubahan sedang dan perubahan kecil.untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 3 Tabel 3. Tingkat perubahan bangunan kuno N o 1
Jenis perubahan Perubahan kecil
2
Perubahan sedang
3
Perubahan besar
Aktivitas Perubahan
Jumlah
Tetap mempertahankan bentuk khas bangunan, hanya melakukan pemeliharaan dan pergantian kmponen (dengan tetap menjaga terpeliharanya latar visual yang cocok, seperti bentuk dan skala) untuk tetap menjaga aspek fungsional Tetap mempertahankan bentuk khas bangunan, hanya melakukan pemeliharaan dan pergantian komponen (dengan tetap menjaga terpeliharanya latar visual yang cocok seperti bentuk dan skala) dengan penambahan sejumlah elemen fungsionaluntuk meningkatkan fungsi Melukukan perubahan fisik pada bangunan yang menyebabkan hilangnya bentuk khas dari bangunan
13
23
17
Dari gambar 10 terlihat perubahan bangunan kuno di sekitar Pasar Lawang dengan total bangunan yang mengalami perubahan besar berjumlah 17 bangunan dengan radius tidak lebih dari 270 m kearah selatan Pasar Lawang dan 201 meter kearah barat Pasar Lawang. Bangunan yang mengalami perubahan dengan radius 500 meter dari pasar, 65% mengalami perubahan sedang dan sisanya 35% mengalami perubahan besar. sedangkan bangunan yang mengalami perubahan besar dengan jarak radius tidak lebih dari 773 meter berjumalah 3 bangunan atau 28% dan bangunan mengalami perubahan sedang berjumlah 13 bangunan atau 82%. Analisis yang digunakan untuk mengetahui pengaruh kegiatan perdagangan terhadapbangunan kuno yaitu dengan menggunakan analisis regresi logistik. Sampel yang digunakan dalam penelitian berjumlah 53,dan variable independent atau variabel bebasnya adalah jarak (X1), waktu tempuh (X2), moda transportasi (X3), kebersihan pasar (X4), fasilitas parkir (X5),pendapatan (X6), yang telah di uji validitas dan reliabilitas.
Gambar 10. Perubahan bangunan kuno Berikut merupakan hasil dari analisis regresi logistik dengan menggunakan spss. (Tabel 4). Tabel 4. Variables in the Equation B
S.E.
Wald
df
Sig.
Exp(B)
Step X1 1a X2
-1,403
0,709
3,917
1
0,048
0,246
-0,570
1,207
0,223
1
0,637
0,565
X3
1,909
1,300
2,157
1
0,142
6,748
X4
-0,184
0,815
0,051
1
0,821
0,832
X5
0,062
0,587
0,011
1
0,917
1,063
X6
2,561
1,070
5,724
1
0,017
12,943
Constant -2,561
1,808
2,008
1
0,157
0,077
Persamaan analisis regresi logistik pada table adalah sebagai berikut: (oods) = e b0 + b1(jrk) + b2 (WT)+ b3(MT) + b4(LP)+ b5(FP) + b6(pdptn) Keterangan: e : bilangan eksponensial b0 : konstanta b1 : koefisien regresi jarak b2 : koefisien regresi waktu tempuh b3 : koefisien regresi moda transportasi b4 : koefisien regresi kebersihan pasar b5 : koefisien regresi fasilitas parkir b6 : koefisien regresi pendapatan hasil dari output bias dimasukkan ke dalam persamaan sebagai berikut: (oods) = e 2.561 – 1.403(jarak) + 2.561(pendapatan)
Planning for Urban Region and Environment Volume 4, Nomor 2, April 2015
197
PENGARUH KEGIATAN PERDAGANGAN TERHADAP BANGUNAN KUNODI SEKITAR PASAR LAWANG
Dari analisis tersebut maka dapat diketahui bahwa dari enam variable ada tiga variable yang berpengaruh terhadap perubahan bangunan kuno yaitu, jarak (X1), dan pendapatan (X6) a) Jarak Dapat diketahui bahwa jarak berpengaruh negative sebesar 1.403 yang artinya bahwa setiap bangunan kuno yang jaraknya ke pasar berkurang atau jarak bangunan semakin dekat dengan pasar akan cenderung mengalami perubahan bangunan atau semakin bertambahnya jarak antara bangunan kuno ke pasar akan menurunkan peluang perubahan bangunan sebesar 0,294 kali. b) Pendapatan Dapat diketahui bahwa pendapatan berpengaruh positif dengan memiliki koefisien sebesar 2561, nilai tersebut berarti semakin tinggi pendapatannyamaka akan berpengaruh pada perubahan bangunan kuno atau menurunnya pendapatan akan menurunkan peluang perubahan bangunan sebesar 0,294 kali. KESIMPULAN Berdasarkan empat kriteria pasar kelas I yaitu luas area, tingkat keramaian pasar dalam melakukan transaksi jual beli barang, letak
198
pasar, dan skala pelayanan Pasar Lawang belum memenuhi kriteria Pasar Kelas I karena luas wilayah pasar Lawang hanya 11.659 m2 yang seharusnya untuk luas pasar kelas I minimal 12.000m2. Terdapat dua variable kegiatan perdagangan Pasar Lawang yang berpengaruh terhadap perubahan bangunan kuno yaitu, jarak, dan pendapatan . DAFTAR PUSTAKA Anonim, 1992. UU Republik Indonesia No 11 tahun 2010 Tentang Benda Cagar Budaya Handinoto. 1996. Perkembangan kota Malang pada Jaman Kolonial (1914-1940). Universitas Kristen Petra. Surabaya. Handinoto. 2010. Arsitektur dan kota-kota di Jawa pada Masa Kolonial. Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu Murti, Cipto dan Wjiaya, Holi. 2013. Pengaruh Kegiatan Komersial Terhadap Fungsi Bangunan Bersejarah Di Koridor Jalan Malioboro Yogyakarta. Jurnal Teknik PWK Volume 2 Nomor 1 2013. Universitas Diponegoro Priyatno, Duwi. 2013. Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS. Yogyakarta: Penerbit Gava Media Zahnd, Markus. 2006. Perancangan Kota Secara Terpadu. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Planning for Urban Region and Environment Volume 4, Nomor 2, April 2015
PEDOMAN PENULISAN NASKAH 1. 2.
3. 4.
5.
Redaksi menerima tulisan/naskah dalam bidang perencanaan wilayah dan kota. Naskah berupa hasil penelitian yang belum dan tidak akan dipublikasikan dalam media cetak lain. Sistematika penulisan disusun sebagai berikut: a. Bagian awal : judul, nama penulis (disajikan lengkap tanpa gelar), instansi penulis, alamat dan nomer telepon instansi, email penulis, abstrak (dalam bahasa Indonesia dan Inggris tidak lebih dari 200 kata diketik satu spasi, memuat tujuan, metode dan hasil, dan kata kunci/keyword). b. Bagian Utama : Pendahuluan, Metode Penelitian, Hasil dan Pembahasan, Kesimpulan. c. Bagian akhir: Daftar Pustaka. Judul ditulis singkat tetapi jelas menunjukkan dengan tepat masalah yang hendak dikemukakan, ditulis seluruhnya dengan huruf capital. Teknis Penulisan: a. Tulisan disusun 2 kolom, dengan huruf Calibri 11, spasi tunggal. Judul ukuran 12 (bold, huruf besar), judul bab ukuran 11 (bold, huruf besar), dan sub bab bold dan huruf capital di awal kalimat. Abstraksi ukuran 10 cetak miring (italic). b. Penulisan paragraf dimulai ditepi kiri baris, paragraph baru berupa paragraf masuk. c. Judul tabel ditulis diatas tabel dan judul gambar ditulis dibawah gambar. Setiap gambar dan tabel mempunyai nomor urut, dimulai dari satu. d. Tulisan/artikel ditulis sebanyak 10 atau 12 halaman. e. Sistem penulisan daftar rujukan menggunakan sistem Harvard. Penunjukannya di dalam naskah dengan mencantumkan nama penulis dan tahun penerbitan di antara tanda kurung pada akhir kalimat, contoh (Raharjo, 2005) f. Daftar Pustaka ditulis dalam Calibri 11 dengan ketentuan kelaziman penulisan suatu daftar pustaka dengan urutan penulis buku rujukan berdasarkan abjad, contoh : Tamin, O. 2009.Perencanaan Transportasi Kota dan Wilayah. Jakarta. Gramedia. g. Margin jurnal dengan batas atas : 2 cm, bawah : 2 cm, dalam : 3 cm, luar : 2 cm Bila diperlukan, redaksi akan mengubah dan memperbaiki ejaan. Tata tulis dan tata bahasa naskah yangdimuat tanpa merubah intisari artikel.