JURNAL TUGAS AKHIR PRODUKTIVITAS KERJA ALAT HAMMER PADA PONDASI TIANG PANCANG (Studi Kasus : Proyek Pembangunan Gedung Rumah Sakit Central Medika Cibinong Bogor)
Disusun oleh : AGUS SAEPUL 0531 03 026 ABSTRAK Hydraulic Pile Hammer merupakan bagian dari peralatan atau sistem yang digunakan pada pelaksanaan pemancangan. Alat tersebut memiliki kelebihan serta kekurangan ditinjau dari segi teknis, kondisi tanah serta kondisi lingkungan sekitar. Perlunya pengetahuan lebih lanjut mengenai karakteristik alat tersebut merupakan upaya untuk memperoleh alternatif-alternatif dalam pemilihan peralatan pancang yang tepat secara teknis guna menghasilkan pekerjaan yang efektif dan efisien. Berdasarkan hal tersebut, tujuan studi kasus yang ingin dicapai adalah mengetahui produktivitas kerja alat Hydraulic Pile Hammer dalam pemancangan pondasi tiang pancang. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan rumus hitungan aritmatika yang sederhana dan analisis statistik dengan program SPSS 18. Kata Kunci : produktifitas, alat berat, hammer 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hydraulic pile hammer ialah salah satu jenis alat berat yang sering digunakan, khususnya pada pekerjaan pemasangan tiang pancang. Hydraulic pile hammer mempunyai beberapa keuntungan, yaitu tingkat kebisingan yang relatif lebih rendah, dapat dikontrol tinggi jatuhnya pada tanah lunak, pemakaiannya tidak terhambat dan dapat dioperasikan secara teratur. Massanya antara 3 sampai dengan 7 ton, dan tinggi jatuh antara 1 sampai 1,5 meter. Produktivitas alat berat ini sangat berpengaruh sekali terhadap waktu dan biaya pada saat pelaksanaan, oleh karena itu perlunya dilakukan penelitian terhadap alat hydraulic pile hammer ini. 1.2
Maksud dan Tujuan Penulisan
Maksud dari penulisan ini adalah mengkaji penggunaan alat berat hydraulic pile hammer Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pakuan
yang digunakan pada pekerjaan pondasi tiang pancang yang dipakai pada proyek pembangunan Rumah Sakit Central Medika. Sedangkan tujuannya ialah menghitung produktivitas kerja alat hydraulic pile hammer. 1.3 Ruang lingkup dan Batasan Masalah Produktivitas alat pancang yang dimaksud disini adalah kerja alat serta besarnya waktu siklus, keterampilan operator, dan kondisi manajemen dalam pemancangan. Penulisan skripsi ini membahas metode pelaksanaan yang berhubungan dengan proses pelaksanaan pemancangan, diantaranya tinjauan karakteristik alat pancang yang digunakan. Masalah yang diteliti dalam penelitian ini adalah waktu siklus dan produktivitas dari alat berat hydraulic pile hammer. Dan tidak membahas pengaruh atau jenis tanah dari kondisi lapangan di proyek Pembangunan Rumah Sakit Cental Medika Cibinong Bogor. 1
2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Alat Pancang Pada pembuatan bangunan gedung, jembatan dan lain-lain, jika ternyata daya dukung tanah yang ada sangat buruk dan tidak memenuhi syarat, sehingga akan mengakibatkan kegagalan konstruksi akibat settement yang berlebihan, maka pada tanah ini untuk keperluan pondasi tersebut dipancangkan suatu tiang, dengan maksud untuk mendapatkan daya dukung tanah yang memenuhi syarat.
karena itu bertekanan sama. Gaya percepatan dalam kasus ini dihasilkan dari perbedaan luas daerah bagian atas dan bawah piston (perbedaan itu sama dengan luas penampang badan piston). Hydraulic hammer dapat didesain dengan piston tunggal karena tekanan penggerak yang sangat tinggi yaitu sangat dapat menghasilkan suatu gaya efektif pada luas daerah batang piston kecil.
2.3 Karakteristik alat Nama alat : Hydraulic pile hammer Merk alat : NISSHA NH-70 Tipe : Single action hammer Kapasitas alat : 7 ton. 2.4 Prinsif kerja alat
2.2
Pengenalan Alat Prinsif kerjanya yaitu, pada gerakan ke atas gaya hydraulic Y yang mendorong piston dan beraksi terhadap bagian bawah silinder mengangkat pembentur tersebut. Sedangkan gerakan ke bawah, gaya hydraulic Y diimbangi oleh gaya Z yang sama besarnya. Gaya hydraulic A pada daerah yang tersisa adalah gaya neto yang mendorong hammer ke bawah, daerah dimana A bekerja sama dengan luas penampang patang piston.
Gambar. Ilustrasi hydraulic Hammer Hydraulic pile hammer mempunyai beberapa keuntungan, yaitu tingkat kebisingan yang relatif lebih rendah, dapat dikontrol tinggi jatuhnya pada tanah lunak, pemakaiannya tidak terhambat dan dapat dioperasikan secara teratur. Massanya antara 3 sampai dengan 7 ton, dan tinggi jatuh antara 1 sampai 1,5 meter. Efisiensi tinggi jatuh tergantung pada pengangkatan hydraulicnya. Konstruksi pada hydraulic pile hammer berbeda dalam hal tidak adanya piston bawah. Pengoperasian pada dasarnya sama dengan steam hammer selama gerakan kebawah, ruang silinder baik di atas maupun di bawah piston terbuka untuk tekanan penggerak dan Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pakuan
Ket : Y Z
A
= Gaya hydraulic yang mendorong hammer = Gaya hydraulic yang mengimbangi Y untuk turun atau naik = Gaya neto sehingga hammer dapat turun
2.5 Material yang digunakan Jenis material : Tiang Pancang Beton Pratekan Bulat Panjang tiang : 6 meter/tiang pancang Tinggi jatuh hammer : 1 meter Luas Penampang : Ø350 mm, Ø400 mm, Ø450 mm Berat tiang pancang : 3,6 ton Ram stroke : 206,6 cm = 2,066 m 2
Status Alat : Baik Kondisi Operator : Baik Kondisi Manajemen : Baik 1 Hari Kerja : 8 jam
2.5
Rumus Produktivitas Alat
𝐏𝐫𝐨𝐝𝐮𝐤𝐭𝐢𝐯𝐢𝐭𝐲 = 𝐨𝐮𝐭 𝐩𝐮𝐭 . 𝐫𝐚𝐦 𝐬𝐭𝐫𝐨𝐤𝐞 𝐢𝐧𝐩𝐮𝐭 . 𝐡 . 𝐭𝐢𝐦𝐞
(m/menit)
Ket : Output = kedalaman pancang (m) Input = alat (buah) Time = 1 satuan unit waktu (hari, jam, Menit atau detik) h = tinggi jatuh hammer (m) Ram stroke (m)
Sampel yang diambil sebelumnya harus disurvei terlebih dahulu, supaya sampel yang akan diambil bisa digunakan c. Pengaturan jadwal pengambilan data Mengingat keterbatasan waktu untuk pengambilan sampel maka dibuat jadwal untuk pengambilan sampel. Jadwal tersebut diatur sesuai dengan kemampuan didalam peninjauan langsung ke lapangan. d. Persiapan alat Sebelum data tersebut diambil maka disiapkan beberapa peralatan seperti stopwatch, kertas, pena dan lain-lain. e. Pengumpulan data Untuk pengambilan sampel di lapangan diadakan latihan pengambilan sampel supaya sampel tersebut bisa rapi.
3. METODELOGI PENELITIAN 2. Tahap Persiapan 3.1 Tinjauan Proyek Pondasi tiang pancang merupakan jenis pondasi dalam yang digunakan sebagai sub structure pada bangunan Rumah Sakit ini. Jenis tiang pancang yang dipakai yaitu tiang pancang beton pracetak berpenampang bulat sentrifugal (prestressed concrete spun piles, jls 5335), dengan ukuran diameter penampang 350 mm, 400 mm dan 450 mm.
3.2 Pengambilan Data 3.2.1 Data Primer 1. Tahap Persiapan Sebelum melakukan survai lapangan maka dilakukan persiapan-persiapan untuk menunjang terlaksananya survei tersebut. Tahapan-tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut : a. Perijinan Untuk data primer sebelum melakukan observasi di lapangan maka terlebih dahulu mengajukan permohonan ijin secara tertulis kepada pimpinan proyek, setelah perijinan tersebut disetujui maka bisa melakukan observasi untuk pengambilan sampel yang akan dipakai. Untuk data sekunder didapatkan dengan langsung menemui pihak tertentu yang berwenang untuk menjelaskan spesifikasi dan jenis alat yang akan dipakai sebagai kasus. b. Survey awal
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pakuan
a. Di lapangan Sampel data yang akan diambil di lapangan meliputi hal-hal sebagai berikut diantaranya : 1. Denah Block Plan Denah menggambarkan situasi lapangan dan perletakan hydraulic hammer atau kedudukan hydraulic hammer agar dapat dihitung berapa jangkauan maksimumnya. 2. Gambar Kerja Proyek Gambar kerja di koleksi untuk menghitung berapa tonase dari material yang akan dilayani oleh hydraulic hammer selama berjalannya proyek tersebut. Gambar kerja meliputi gambar kerja pekerjaan stuktur, gambar pekerjaan finishing. 3. Jenis Material Material yang dikerjakan adalah material tiang pancang beton. 4. Waktu Siklus Sampel waktu siklus dikerjakan untuk mengetahui berapa lama gerakan hydraulic hammer untuk mengerjakan satu jenis pekerjaan atau waktu siklus produksi untuk satu jenis pekerjaan. Untuk sampel ini mengambil sampel waktu siklus pekerjaan pemancangan. Didalam waktu siklus ini sudah termasuk sampel operator dan lamanya pukulan hammer. b. Di kantor Di kantor akan dilakukan pencarian data mengenai operator dan alat-alat besar yang diteliti. Data mengenai operator akan dicari di bagian personalia, sedangkan data alat besar yang akan diteliti diperoleh dibagian divisi peralatan.
3
3.5.2 Data Sekunder 3.6 Metode Pelaksanaan 3.5.2.1 Alat Pancang yang digunakan 3.6.1 Pekerjaan persiapan Pada proyek Rumah Sakit Central Medika, digunakan alat pancang Nissha hydraulic hammer, dimana alat pancang ini digunakan pada lokasi yang sebelumnya telah dipertimbangkan dan disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar proyek. Spesifikasi teknis dari alat pancang ini adalah : a.
Hydraulic pile hammer (NH-70)
Terdapat dua macam alat pancang hydraulic pile hammer produk NISSHA NH-series, yaitu tipe Double-action dengan berat palu pancang antara 2, 4, 7, 11.5 dan 15 ton, dan single-action hammer dengan berat palu pancang antara 7, 10 dan 15 ton. Pada pelaksanaan di lapangan, digunakan hydraulic pile hammer NH-70 tipe single action hammer. Konstruksi tersebut dapat dilihat pada gambar 3.2 dan gambar 3.3:
Pekerjaan persiapan dalam hal ini meliputi pembuatan direksikeet dan pembersihan lapangan. Beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipersiapkan sebelum pelaksanaan pemancangan, yaitu : 1. Lapangan harus dalam keadaaan rata dan permukaan padat 2. Peralatan yang akan dipergunakan untuk pelaksanaan pemancangan harus dikontrol secara teliti terlebih dahulu 3. Menyusun rencana kerja, seperti : a. Penentuan titik pemancangan b. Membuat rencana kerja 3.6.2 Pekerjaan pengukuran Pekerjaan pengukuran diperlukan untuk menentukan as bangunan dan menentukan titik pemancangan. Dalam menentukan titik pemancangan ini, digunakan alat ukur theodolit dan meteran untuk menentukan koordinatnya berdasarkan titik referensi yang terdekat, kemudian diberi tanda berupa patok.
3.6.3 Metode Pelaksanaan Pemancangan
Gambar. hydraulic hammer NH-70
Gambar. Spesifikasi teknis hydraulic hammer NH-70 Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pakuan
Metode pelaksanaan pemancangan adalah sbagai berikut : 1. Pilling rig disetel bersama hammer dan didekatkan keposisi titik pancang. 2. Untuk keamanan selama pemancangan di bawah pilling rig dipasang pelat baja. 3. Lokasi semua titik pancang diukur dan dipatok sesuai gambar denah tiang. 4. Setiap tiang pancang diletakkan dekat lokasi titik-titik pancang, untuk dan memindahkan tiang. 5. Pemancangan dimulai dengan menarik dan mangangkat tiang dari lokasi penyimpanan (stock pile) yang telah disusun di daerah dekat lokasi pemancangan. Pemancangan dilakukan pada satu sisi arah secara vertikal menuju daerah titik pancang, dan hammer diatur hingga tepat di atas tiang agar hantaman hammer dapat bekerja secara sentris di atas tiang, untuk mengawasi posisi tiang agar tidak bergerak dari toleransi yang ditentukan, digunakan titik pinjaman dari dua arah yang saling tegak lurus dengan jarak masing-masing 1 meter dari titik pemancangan. Titik pinjam adalah gerakan yang dilakukan pada saat pengangkatan tiang pancang dilakukan, bertujuan agar pada 4
saat pemancangan tiang pancang tidak meleset dari posisi pemancangan yang ditentukan. 6. Alas hammer digunakan dari bahan jenis kayu yang cukup baik atau plywood yang diganti secara berkala. 7. Kepala tiang dilindungi dari hantaman langsung dari palu pancang dengan bantalan dari papan atau plywood dengan ketebalan 10 cm. 8. Untuk menjaga tegak lurus arah vertikal dari tiang, pada waktu pemancangan digunakan unting-unting sebagai alat untuk memeriksanya. Apabila tiang tidak tegak lurus/miring maka akan mengakibatkan terjadi momen. 9. Setiap tiang pancang diberi tanda dengan cat warna terang setiap interval 50 cm untuk kemudian dicatat dengan seksama jumlah pukulan dari pertama hingga akhir pemancangan. 10. Pemancangan dilaksanakan secara bersambung sampai mecapai tekanan akhir pemancangan (final set) tertentu tanpa mendekati Ram stroke yang dianggap kritis oleh manufacturer, dan tidak melampaui jumlah pukulan total yang telah ditentukan. 11. Sebelum final penetration, dibuat kalendering secara seksama di atas kertas milimeter blok yang diletakkan pada tiang pancang sebanyak tiga kali berturut-turut dengan masing-masing diambil 10 pukulan. 12. Penyambungan tiang dilaksanakan dengan pengelasan disekeliling alur las yang telah ada dengan menggunakan alat las kelas AWS E6013. Sebelum pengelasan tiang dilaksanakan, permukaan yang akan dilas dibersihkan terlebih dahulu dengan sikat kawat. 4. ANALISA DATA KERJA HYDRAULIK HAMMER
4.1 Produksi Alat Hydraulik Hammer Pada pekerjaan pemasangan struktur pondasi, hydraulic pile hammer sangatlah dibutuhkan, dimana sangat membantu tenaga manual (manusia). Dalam proses pemancangannya dilakukan sesuai titik pada gambar rencana. Sehingga perhitungan produksi alat berat hydraulic hammer dihitung secara bertahap dan akan menghasilkan produktivitas kerja alat hydraulic hammer. 4.2 Analisa Tiap pile cap pada Proyek Pemancangan dengan Menggunakan Metode Aritmatika sederhana Aritmatika sederhana digunakan untuk menghitung hasil pengujian dari sampel berasal dari suatu data dengan distribusi tertentu. Pada tabel ., merupakan hasil nilai rata-rata waktu persiklus dan hasil nilai perhitungan produktivitas. TABEL 1. NILAI RATA-RATA WAKTU PERSIKLUS NO 1 2 3 4 5
PC 1 0,2777
PC 2 0,2730 0,2802
PC 4 0,2693 0,2645 0,2790 0,2669
PC 5 0,2807 0,2688 0,2735 0,2664 0,2783
6 7 8 ∑ Ratarata
0,2777 0,2777
0,5532 0,2766
1,0797 0,2699
TABEL 2. NILAI PRODUKTIVITAS
1,3677 0,2735
HASIL
PC 6 0,2716 0,2836 0,2668 0,2860 0,2788
PC 7 0,2717 0,2765 0,2813 0,2645 0,2861
PC 8 0,2619 0,2715 0,2810 0,2691 0,2643
0,2692
0,2789 0,2693
0,2834 0,2715
1,656 0,276
1,9283 0,2754
0,2786 2,1813 0,2726
PERHITUNGAN
ALAT
membahas mengenai analisa data kerja hydraulic hammer, dimana akan meneliti dan menghitung produktivitas kerja alat dari jenis hydraulic hammer dengan kapasitas berat palu pancang 7 ton, untuk mendapatkan data mengenai kerja hydraulic hammer dilakukan dengan cara meninjau dan mencatat langsung waktu gerakan memuat (mengikat material), waktu mengangkat material, waktu memukul material, waktu kembali kepada posisi semula.
4.3 Analisa Tiap Aktivitas pada Proyek Pemancangan dengan Menggunakan Metode Statistic Non-Parametric jenis One Sample Test
Setelah didapat kerja alat hydraulic hammer, kemudian dengan perhitungan rata-rata kerja hydraulic hammer dari material yang ditinjau serta akan dihitung waktu siklus yang dibutuhkan untuk mendapatkan perhitungan produktivitas kerja alat.
One sample test digunakan untuk menguji apakah suatu sample berasal dari suatu data dengan distribusi tertentu. Prosedur ini merupakan prosedur yang digunakan untuk jenis data bersambung (continue). Uji sample ini disebut juga Kolmogorov Smirnov.
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pakuan
5
Pada Tabel ., baris pertama, N, merupakan jumlah sampel data. Baris kedua dan ketiga adalah nilai mean (rata-rata) dan standard deviasi. Konsep dari tes ini adalah membandingkan (uji perbedaan) antara data pengamatan dengan data berdistribusi normal yang memiliki mean dan standart deviasi yang sama dengan data pengamatan. Dari uji data terlihat bahwa distribusi datanya adalah Normal. Hal ini terlihat dari tulisan di bawah tabel yang menyatakan Test distribution is Normal. Dengan demikian, data hasil pengamatan adalah valid dan bias digunakan.
4.5
TABEL 3. ANALISA ONE-SAMPLE TEST TIAP AKTIVITAS PADA PEMANCANGAN
Analisa Produktivitas
Analisis ini digunakan untuk mengetahui produktivitas alat pancang hydraulic pile hammer pada proyek Rumah Sakit Central Medika ditinjau dari panjang tiang berdasarkan durasi/lamanya pemancangan. TABEL 5. PRODUKTIVITAS HYDRAULIC PILE HAMMER No
pilecap
1
1
1
Panjang tiang (meter) 11,6
42,983
0,2698
2
2
2
23,1
85,966
0,2687
3
4
4
45,5
171,932
0,2646
4
5
5
57,5
214,915
0,2675
5
6
6
68,9
257,898
0,2671
6
7
7
80,2
300,881
0,2665
7
8
8
91,6
343,864
0,2663
1418,539
1,8705
Jumlah titik
∑
5. a.
b. 4.4 Analisis Mean pada Proyek Pemancangan Rumah Sakit Central Medika Analisis Mean digunakan untuk menentukan rata-rata durasi suatu aktivitas dalam proses pemancangan suatu proyek. Dalam subbab ini akan diperlihatkan rata-rata durasi tiap aktivitas dalam proses pemancangan proyek Rumah Sakit Central Medika. TABEL 4. ANALISA MEAN AKTIVITAS PEMANCANGAN No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 ∑
Aktivitas Mobilisasi alat ketitik yang dituju Pengikatan tiang pancang 1 Pengangkatan tiang pancang 1 Pemindahan tiang pancang 1 Penempatan tiang pancang 1 Pemukulan tiang pancang 1 Pengambilan tiang pancang 2 Pengelasan tiang pancang Pemukulan tiang pancang 2 Mean
PADA
TIAP
Mean (menit)
c.
5,3121 1,5306 0,5294 0,4403 0,5324 8,2379 0,5409 4,4376 21,4218 42,9833
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pakuan
d.
Total durasi aktv (menit)
Produktivitas (m/menit)
KESIMPULAN Pemilihan hydraulic pile hammer sebagai alat pencang lebih didasarkan pada kondisi di lapangan, dikarenakan kondisi lapangan sangat dekat dengan pemukiman warga. Dari dua unit hydraulic pile hammer merek NISSHA NH-70 memiliki kelebihan dari segi tingkat getaran dan kebisingan yang lebih rendah, berat palu 7 ton. Hasil produktivitas dari hydraulic pile hammer bedasarkan perhitungan aritmatika sederhana didapat 0,2593 meter/menit dengan durasi aktivitas 63 hari. Dengan jumlah durasi aktivitas 8 hari lebih lambat dari hasil di lapangan. Sedangkan dengan perhitungan analisa statistik didapat hasil produktivitas 0,2525 meter/menit dengan durasi aktivitas 65 hari. Dimana jumlah durasi aktivitas 10 hari lebih lambat dari hasil di lapangan dengan perhitungan analisa statistik. Sedangkan hasil dari lapangan adalah 55 hari. Dengan pekerjaan perhari adalah 8 jam. Pada kegiatan proyek khususnya pada pekerjaan pondasi tiang pancang, penentuan jumlah alat berat bukan diperhitungakan dari berapa lama waktu penyelesaian proyek tetapi berapa jumlah target produksi yang ingin dicapai dalam pelaksanaan, dimana volume pekerjaan dihitung pertitiknya, jenis material yang akan dipancangkan dan waktu siklus dari alat yang dipakai. Dalam menentukan jenis dan jumlah alat berat yang akan digunakan diperlukan 6
suatu perencanaan yang teliti, dimana disesuaikan dengan apa yang akan digunakan, seberapa besar pekerjaannya dan kondisi medan kerja.
DAFTAR PUSTAKA 1.
2.
3.
4.
5.
Fatena, S.R., 1999, “Alat Berat Untuk Proyek Konstruksi” Renika Cipte, Jakarta. Hadisudarto, Bahan Kuliah Manajemen Peralatan, Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat jendral Bina Marga. Hardiyatmo, H. C., 2010, “Analisa dan perencanaan pondasi” Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Priyatno, Duwi., 2010, ”Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS”, Yogyakarta. Rochmanhadi, 1992, “Alat-alat Berat Dan Penggunaannya”.
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Pakuan
Rochmanhadi, 1984, “Kapasitas Dan Produksi Alat-alat Berat” Departemen pekerjaan umum, Jakarta. 7. Rochmanhadi, 1984, “Perhitungan Biaya Pelaksanaan Pekerjaan Dengan Menggunakan Alat-alat Berat” Departemen pekerjaan umum, Jakarta. 8. Sosrodarsono, Suryono., 1980, ”Mekanika Tanah Dan Teknik Pondasi”. 9. Soeharto, Imam., 1997, ”Manajemen Proyek Dari Konseptual Sampai Operasional” 10. Suryadharma, H., Wigroho, H. Y., 1998, “Alat-alat Berat” Universitas Atma jaya, Yogyakarta. 11. Wigroho, H. Y., dan Suryadharma, H., ”Alat-Alat Berat” (Yogyakarta : Penerbit Universitas Atma Jaya, 1998). 6.
7