Jurnal Teknologi Rekayasa
Tata Cara Penulisan Artikel
TEKNORQNA I.
Penasehat Penanggung Jawab Pemimpin Umum Sekretaris
: Rektor Unsyiah : Dekan FT Unsyiah : Dr. Ir. Fauzi Rizal M. Eng : Ir. Sofyan Saleh, M.Sc.Eng
Tim Editor
: Ir. Imran A. Rahman, .Eng Ir. Muhd. Ali Ismail, M.Eng Ir. Bukhari RA, M.Eng Dr. Ir. Haryoto, M.Eng Dr. Ir. Agussalim, M.Sc Dr. Ir. Alfiansyah YBC Prof. Dr. Ir. Husaini, M.Sc Dr. Ir. H.Y. Sastra, DEA Dr. Ir. Median Riza, M.Eng Dr. Ir. Komala Pontas Dr. Ir. Yusri S, M.Eng Dr. Ir. Marwan Dr. Ir. Said Nurdin Dr. Ir. Balia Ahmad, M.Eng Ir. Dirwan, SU Ir. Irzaidi Idris, MSA Ir. Agus Adria, M.Sc Ir. Riza1 Munadi, MM
Pelaksana Produksi
: Dr.Jr. M. Afifuddin, M.Eng Said Amir Azan, ST Ir. Muntasir AM
Sirkulasi dan Keuangan
Ir. Ir. Ir. Ir.
Alamat Redaksi
Fakultas Tenik Universitas Syiah Kuala Darussalam, Banda Aceh Telp. 065 1-52222, 54331 Fax. 065 1-52721 e-mail: ftunsyiah@aceh wasantara.net.id
M. Jamil, MT Nasrullah RCL, MT Syafwina, M.Eng M. Jamal Ibrahim
Artikel dikirim:: keredaksi bersama disketnya 2. Artikel dapat ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris. 3. Artikel ditulis dengan Mierosof Word, terdiri dari judul, nama penulis, abstrak, kata kunci, pendahuluan, bahan dan metode, hasil dan pembahasan, kesimpulan dan saran, ueapan terimakasih (bila diperlukan), dan daftar pustaka. 4. Artikel ditulis dua kolom dengan jarak ko1om I em, spasi tunggal dan panjang maksimum 12 halaman. 5. format pengetikan mempunyai margin atas 2.5 em, margin bawah 2.5 em, margin kiri 2.5 em dan margin kanan 1.6 em. 6. Judul artikel ditulis dengan huruf besar karakter bolt Arial font 16, terletak di tengah haJaman dan dua spasi dari margin atas. 7. Nama penulis dengan Arial font 10, terletak di tengah halaman dan dua spasi di bawah juduJ. 8. Penulisan abstrak dan kata kunci dipilih karakter italic font 10 dan penulisan isi naskah lainnya menggunakan karakter Times New Roman font 10. 9. Sub bab ditulis di tengah dengan huruf besar karakter Times New Roman font 10 dan tanpa penomoran. 10. Abstrak ditulis tidak lebih dari 200 kata, dan kata kunei tidak lebih dari 10 kata. 11. Pada halaman kedua naskah dituliskan riwayat hidup singkat dengan karakter italic. Riwayat hidup berisi nama, pendidikan, spesialisasi, penelitian yang sudah dan sedang dilakukan. 12. Daftar Pustaka disusun sesuai dengan standar
Jurnal Teknologi Rekayasa TEKNORONA adalah jumal hasil penelitian dalam bidang Teknik Sipil, Mesin, Kimia, Arsitektur dan E1ektro. Jumal TEKNORONA diterbitkan secara berkala 1 - 3 kali setahun. Redaksi menerima naskah/laporan hasil penelitian dan dapat mengoreksi tanpa mengubah isinya dengan atau tanpa memberitahukan penulis. Redaksi juga dapat menolak naskah yang dianggap tidak memenuhi syarat.
Jurnal Terknologi Rekayasa
TEKNORONA
Nurlely - Analisa Pengaruh...
ANALISA PENGARUH VARIASI BUTIR AGGREGAT
TERHADAP NILAI KADAR ASPAL OPTIMUM
Nurlely Laboratorium Transportasi
Jurusan Teknik Sipif, Fakuftas Teknik Unsyiah Banda Aceh
E-Mail:
[email protected]
ABSTRAK Objek penelitian Gdalah agregat dan Aspal. Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh proporsi agregat kasar, agregat halus dan jiller menggunakan gradasi seragam terhadap nilai kadar aspal optimum melalui pengujian Marshall. Dilakukan dengan metode analisis regresi serta kaejisien korelasi. hasil Analisis
regresi linier sederhana untuk hubungan fraksi kasar dengan nilai kadar aspal optimum didapat persamaan regresinya yaitu y = -30,694x + 214,41dan nilai koejisien korelasi -0,936. Untukfraksi halus, y = 25,27x 93,455 & 0,941, serta jiller y = 5,424lx - 20,958 & 0,893. Hubungan fraksi kasar, fraksi halus dan jillf;/" dengan nilai kadar aspal optimum yang sangat signijikan (eral) dilihat dari nilai koejisiennya yang mendeka1i satu. Setelah dilakukan uji koejisien korelasi Pearson, tanda negatifpada koejisen korelasi menyatakan bahwa dengan naiknya nilai sumbu x (kadar aspal optimum) akan menurunkan nilai sumbu y (fraksi kasar) sebesar nilai koeflSien korelasinya. Untuk uji koejisien korelasi Pearson hubungan fraksi halus dengan nilai kadar aspal optimum didapat nilai koejisien kore1asinya bertanda positij, yang menyatakan bahwa dengan naiknya sumbu x (kadar aspal optimum) akan menurunkan nilai sumbu y (fraksi halus) sebesar nilai koejisien korelasinya. Kata Kunci : Variasi aggregat, Gradasi, KAO
PENDAHULUAN Lapisan pennukaan (surface course) merupakan lapisan pertama dari keseluruhan lapisan perkerasan jalan sistem lentur yang dikerjakan setelah lapisan pondasi. Banyaknya pemberian kadar aspal pada campuran perkerasan lapisan pennukaan akan mempengaruhi kualitas pada campuran tersebut. Pemberian kadar aspal yang rendah akan mengakibatkan campuran bersifat kaku dan cepat mengalami retak, karena film aspal yang menyelimuti agregat itu tipis sehingga ikatan aspal mudah lepas. Pemberian aspal yang berlebihan akan mengakibatkan campuran aspal beton mengalami fleksibilitas yang tinggi dan akan menyebabkan terjadinya bleeding, dengan kata lain haruslah direncanakan campuran yang meliputi gradasi agregat (dengan juga memperhatikan mutu agregat) dan kadar aspal optimum sehingga dihasilkan lapisan perkerasan pennukaan yang baik. Pada penelitian ini ctilakukan variasi fraksi-fraksi butir agregat dalam spesifikasi gradasi seragam. Dari variasi fraksi-fraksi butir agregat tersebut kemudian dicari
No.2, Vol. 6, 2007
hubungannya terhadap kadar aspal optimum campuran aspaI beton. Variasi fraksi-fraksi agregat campuran aspal beton seperti diatas secara langsung akan mempengaruhi kadar aspal pada campuran beton aspal tesebut. Akibat dari variasi fraksi-fraksi tersebut maka luas pennukaan agregat yang akan dilapisi aspal akan berbeda antara satu variasi campuran aspal beton dengan campuran aspal beton variasi yang lain. Hubungan yang terjadi merupakan suatu garis lurus antara fraksi-fraksi agregat dengan nilai kadar aspal optimum, dan untuk melihat hubungan tersebut digunakanlah suatu anal isis data yaitu anal isis regresi linier. Agregat tertahan saringan no. 8 (2.38 mm) merupakan agregat kasar. Agregat halus yaitu lolos saringan no.8 (2,38 mm) dan tertahan saringan no.200 (0,075 mm). Sedangkan agregat yang 1010s saringan nO.200 (0,075 mm) adalah filler (Dairi, 1995). Pemeriksaan bahan material dlakukan terhadap agregat dan Aspal. Pemeriksaan dilakukan untuk melihat apakah bahan-bahan yang digunakan sudah memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan.
27
Jumal Terknologi Rekayasa
TEKNORONA
Nurlely - Analisa Pengaruh...
Tabe1.1 HasH Pemeriksaan sifat fisis agregat
N 0
1 2 3 4 5 6 7
Sifat-sifat Fisis
Persyaratan
Basil Pemeriksaan
Keawetan Keausan Indeks Kepipihan Indeks kelonjongan
>1 kgldm3 >2,5 < 12%berat <30%berat
1,46kgldm3 2,688 3,500A, berat 21,62% berat
:525% berat
22,072% berat
:525%berat
16,063% berat
Tumbukan
< 35%berat
14,757% berat
Berat lsi Berat Jenis
Pemeriksaaa
1.
Titiklembek
2.
Basil
~
0
0
~-----------------
-----------------2,5 -----------------63,5 -----------------11,5 --.--------------. 8,5 -----------------4,5
--------------- 2,00
---------------60,00
---------------13,00
--------------- 9,00
---------------5,00
---------~._------
--------.~------
V,
-----------------NO.4 -----------------No.8 -----------------No. 30 -----------------No. 50 -----------------No. 100 2,5 3,00 --------------------------------------------.---- No. 200 3,75 4,00
-------------------------------------------------Filler 4,5 4,00
4SO-58°C
Penetrasi
70.55
60-79
3.
Beratjenis
1,036
>1,00
4.
Daktilitas
146,3
> 100 em
Sumber : Bukhari, Nurlely (2006) Pemilihan tipe gradasi sangat menentukan nilai dari kadar aspal yang akan digunakan dalam suatu carnpuran beton aspal. Nilai untuk persyaratan gradasi terbuka adalah : TabeI.3 Soesifikasi lmldasi terbuk No.8aringan
% Lolos Saringan
V.
95-100
No.4
23-45
No.8
15-30
No. 30
8-20
No. 50
4-15
No. 100
4-10
No. 200
2-4,5
Filler
0
Perencanaan carnpuran aspal beton diperlukan untuk mendapatkan komposisi campuran yang memenuhi spesifikasi, menghasilkan campuran yang memenuhi kinerja yang baik dan dapat memenuhi sifat-sifat karakteristik suatu carnpuran lapisan perkerasan jalan yaitu stabilitas, durabilitas, fleksibilitas, tahanan geser, dan kemudahan pelaksanaan. AASHTO menetapkan nilai kadar aspal untuk campuran aspal beton berkisar antara 4% 12%. Hitungan perkiraan awal kadar aspal dihitung berdasar persamaan Bina Marga, setelah nilai kadar aspal didapat (Pb) bulatkan sampai 0,5% terdekat dan dinaikkan dua kadar aspal diatas (Pb) juga diturunkan dua kadar aspal dibawah (Pb)' Sukirman, S (1999), mendefinisikan kadar aspal optimum adalah kadar aspal yang menghasilkan sifat campuran terbaik. Dntuk mendapatkan nilai kadar aspal optimum, diperlukan suatu analisa yang memperhitungkan porsi agregat dan besarnya aspal yang digunakan dalam suatu campuran. Berdasarkan analisis parameter Marshall didapatkan suatu batas (range) nilai kadar aspal dengan melakukan regresi nilai masing-masing variabel marshall terhadap beberapa kadar aspal, yang memenuhi semua persyaratan. Bina Marga mengambil nilai tengah dari batas tersebut sebagai kadar aspal optimum (KAO). Nilai-nilai parameter Marshall dihubungkan dengan nilai kadar aspal sehingga diperolehlah batas-batas tersebut dari suatu analisisi yaitu analisis regresi polinomial orde dua dengan rumus sebagai berikut : _
Y-
No.2, Vol. 6, 2007
100
Syarat
0
50,5 C
Sumber: Anonim (1995)
Tertahan (%)
NoSaringan
I 100 I Jumlah Sumber : Bukhari, Nurlely (2006)
TabeI. 2. HasH Pemeriksaan Sifat fisis A No.
Tabel. 4 Komposisi Acuan/dasar agregat bergradasi seragam variasi III & IV
2 80
+
8t X
+
82X
28
Jumal Terknologi Rekayasa
TEKNORONA
Nurlely - Analisa Pengaruh...
MATERIAL DAN METODE Material yang digunakan pada penelitian ini adalah agregat batu pecah yang diperoleh dari mesin pemecah batu (stone crusher) yang berloksi di Desa Lampisang, Kecamatan Indrapuri Kabupaten Aceh Besar. Sebagai bahan pengisi digunakan abu batu dari bahan agregat yang sama. Jenis aspal yang digunakan dalam penelitian ini adalah aspal keras penetrasi 60/70 yang tersedia dari Laboratorium Transportasi Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala. Metode dilakukan dengan 5 variasi campuran, tiap variasi campuran benda uji menggunakan 5 variasi kadar aspal dengan masing masing variasi mempunyai 15 benda uji. Jadi jumlah total benda 'uji adalah 75 benda uji. Variasi fraksi-fraksi agregat ditentuka secara acak berdasarkan dari spesifikasi diantara batas bawah dan batas atas persen tetahan agregat pada gradasi seragam. Variasi I yaitu 85 % fraksi kasar, 13% fraksi halus, 2% filler. Variasi II 82,5% fraksi kasar, 15,2% fraksi halus, 2,5% filler. Variasi III 77,5% fraksi kasar, 19,25% fraksi halos, 3,25% filler. Variasi IV 75% fraksi kasar, 21 fraksi halus, 4% filler. Variasi V 70% fraksi kasar, 25,5% fraksi halus, 4,5% filler. Rancangan Benda Uji secara matrik diperlihatkan sebagai berikut : canj1;an Beda U"A a e. Tbl5Ran '11 lj!;fej1;at c ampuran Variasi Butir
4,5 3 3 3 3 3 15
I II III IV V
5 3 3 3 3 3 15
Kadar Aspal (%) 5,5 6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 15 15
6,5 3 3 3 3 3 15
HASIL DAN PEMBAHASAN
VMA • I
I I
.- '
I
Stabilitas
3,5
4,0
Kadar Aspal (%)
4,5
5,0
Tabel. 6 Nilai Parameter Marshall pada KAO
I
I
~
:
f;
5,5
Kadar Aspal Optimum (Variasi)
:
6,0
6,5
KAO = 5,55%
Gambar.l Ilustrasi Penentuan Nilai Kadar AspalOptimum.
No.2, Vol. 6, 2007
Analisis Regresi Hubungan Variasi Butir Agregat dengan Nilai Kadar Aspal Optimum. Setelah didapat nilai kadar aspal optimum dari test Marshall, maka dilakukan perhitungan nilai kadar aspal optimum untuk digunakan sebagai pembanding dengan nilai kadar aspal yang diperoleh dari hasil pengujian. Analisa regresi linier sederhana digunakan untuk melihat seberapa besar hubungan tiap-tiap fraksi agregat tesebut terhadap besarnya nilai kadar aspal optimum. Grafik analisis linier sederhana untuk variabel bebasnya (sumbu x) adalah nilai kadar aspal optimum, sedangkan variabel terikatnya (sumbu y) untuk grafik pertama yaitu fraksi kasar, grafik kedua fraksi halus dan grafik ke tiga adalah filler. Kemudian dicari nilai r (koefisien korelasi) untuk melihat seberapa besar hubungan variabel bebasnya terahadap variabel terikatnya. Nilai r yang mendekati satu menyatakan bahwa adanya hubungan yang sangat signifikan antara variabel bebas dengan variabel terikatnya. Untuk membuktikan nilai koefisien korelasi (r) itu benar dan adanya hubungan yang positif atau negatif antara sumbu x dan sumbu y maka dilakukan uji statistik koefiesien korelasi .
Nilai Parameter Marshall pada Kadar Aspal Optimum Dari hasil evaluasi, Parameter-parameter marshall dari variasi-variasi I sampai dengan V, nilai yang dihasilkan keseluruhan masuk dalam Batasan yang disyaratkan. Kadar Aspal Optimum didapat sesuai dengan hasil evaluasi dengan teori overlaping. Kedua variabel dapat dilihat pada tabel dibawah ini
Density
flow
Penentuan Kadar Aspal Optimum Nilai kadar aspal optimum diperoleh dari hasil evaluasi parameter-parameter nilai Marshall yaitu nilai stabilitas, flow, density, VIM (void in mix), VMA (void mineral agregat), Marshall quotient. Dari masing-masing parameter Marshall setelah di plot pada sumbu y dan kadar aspal di plot pada sumbu x akan diperoleh range kadar aspal berdasarkan syarat masing-masing nilai Marshall
Parameter Marshall
I
II
III
IV
V
(4,18%)
(4,3%),
(4,48%)
(4,56%)
(4,62%)
Stabilitas
600,65
592,07
557,916
545,966
536,49
Flow
3,102
3,082 '
2,993
2,877
2,581
Kepadatan
2,379
2.313
2,316
2,327
2,337
VMA
17,324
17,649
17,679
17,365
17,096
29
Jumal Terknologi Rekayasa
TEKNORONA
Nurlely - Analisa Pengaruh...
Vji KoerlSien Korelasi.
1.Fraksi Kasar dengan Kadar Aspal Optimum.
to = -4,6057 < to.02S;3 = -3,182 terjadi hub-an, X dan
Evaluasi Analisis Regresi Hubungan Fraksi Kasar Fraksi Halus dan Filler dengan Nilai Kadar Aspal Optimum Hubungan fraksi kasar, fraksi halus dan filler terhadap kadar aspal optimum digunakan analisis regresi Iinier sederhana dan analisi Iinier berganda. Analisis linier lebih sesuai digunakan karena berdasarkan prinsipnya nilai kadar aspal akan semakin bertambah jika fraksi-fraksinya juga ditambah sehingga terjadi hubungan yang sejalan atau garis lurus. Hasil evaluasi yang menunjukkan hubungan fraksi kasar, halus dan filler dengan nilai kadar aspal optimum, dengan menggunakan analisis Iinier sederhana dapat dilihat pada Tabel berikut ; TabeL 7 Hubuogan Fraksi Agregat dengan KAO
No.
y to = -4,6057 < to,02S;3 =-3,182 terjadi hubungan negatif antara X dan Y
2. Fraksi Halus dengan Kadar Aspal Optimum to = 4,8167 >to.02S;3 = 3,182 terjadi hub-an, X dan Y to =4,8167 > to.02S;3 =3,182 terjadi hubungan positif antara X dan Y 3. Fraksi filler dengan Kadar Aspal Optimum to = 3.4367 > to,o2S;3 = 3,182 terjadi hub-an, X dan Y to =3.4367> to,o2S;3 =3,182 terjadi hubungan positif antara X dan Y Grafik Hubungan antara Fraksi Kasar, Halus dan Filler dengan Kadar Aspal Optimum
Kadar Aspsl Optimum
Komposisi Campuran
Persamaan
R2
R 90
I.
Fraksi kasar
y = -30,694x + 214.41
0,8164
-0.936
2.
Fraksi balus
Y = 25,21x 93.455
0,8845
0.941
5,4241)( 20,958
0,7981
. :
3.
Filler
y
~
y =.30,694x + 214,41
R'=0,8764
85 80
:: 75
...e
'=
0,893
•
70 65 I
,
4,1
4,2
4,4
4,3
4;5
4,6
4,7
KAO
Gambar 2. Grafik hubungan fraksi kasar dan kadar aspal optimum 28
26
24 !l 22 20 11 18 ~ 16 14 12
•
y = 25,27x - 93,455
R' =0,8845
!
ll---,.--~-~---::---:;,:;:-~
10 4,1
4,2
4,3
4,4
4,5
4,6
4,7
KAO
5
y
4,5
~
Ii:
=5,4241x - 20,958
•
R' =0,7981
4
3,5 3
•
2,5
2 1,51 4,1
•~ 4,2
,~ 4,3
Gambar 3. Grafik hubungan fraksi halus dan kadar aspal optimum
4,5
4,6
4,7
Gambar 4. Grafik hubungan filler dan kadar aspal optimum
Gambar 2. Grafik Analisa Regresi Hubungan antara Fraksi deogan Kadar Aspal Optimum
No.2, Vol. 6, 2007
30
Jurnal Terknologi Rekayasa
TEKNORONA
PEMBAHASAN Dari hasil penelitian diperoleh nilai kadar aspal optimum untuk variasi I kevariasi V semakin besar. Hal ini disebabkanjumlah luasan permukaan yang akan dilapisi aspalsemakin banyak dikarenakan butir halus beertambah dan butir kasar berkurang. Dari hasil uji Marshall bahwa tiap variasi fraksi telah memenuhi persyaratan untuk nilai stabilitasnya ~ 500 kg, flow 2-4, kepadatan ~ 2 gr/cm 2, VMA 12%~18%. Dari hasil penelitian stabilitas untuk variasi I sampai kevariasi V mengalami penurunan, hal ini disebabkan adanya pengurangan fraksi kasar. Karena gradasi yang digunakan adalah gradasi seragam maka dengan berkurangnnya fraksi kasar, agregat halus Makin banyak sehingga kerangka dari suatu gradasi (fraksi kasar) sudah tidak mampu menahan beban dan nilai stabiltasnya Makin keci!. Dari hasil analisa regresi liner sederhana untuk hubungan fraksi kasar terhadap nilai kadar aspal optimum didapat persamaan regresinya yaitu Y = -30,694x + 214,41 dengan R2 = 0,8764 dan r = -0,936. Terdapat hubungan yang sangat signifikan antara fraksi kasar dengan nilai kadar aspal optimum dilihat dari nilai koefisien korelasinya (r) yang mendekati angka satu. Tanda (-) pada nilai koefisien korelasi tersebut dapat diartikan adanya hUbungan yang negatif, ini berarti bahwa penurunan fraksi kasar akan menaikkan nilai kadar aspal optimum pada suatu campuran aspal beton. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan menggunakan uji koefisien korelasinya yang menghasilkan adanya hubungan yang negatif antara sumbu x (kadar aspal optimum) dan sumbu y (fraksi kasar). Hasil analisa regresi linier sederhana untuk hubungan fraksi halus dengan nilai kadar aspal optimum persamaan regresinya adalah Y == 25,27x - 93,455 dengan R2 = 0,8845 sedangkan koefisien korelasinya (r) = 0,941. Ini menunjukkan bahwa adanya hubungan yang sangat signifikan antara nilai x (kadar aspal optimum) dan nilai y (fraksi halus) dengan melihat koefisien korelasinya yang mendekati satu. Tiap peningkatan nilai fraksi halus kadar aspal akan menaikkan kadar aspal optimumnya pada campuran aspal beton, hal itu dibuktikan pada koefisien korelasinya (r) bertanda positif. Dengan menguji koefisien korelasinya dapat disimpulkan adanya hubungan yang positif antara fraksi halus dan nilai kadar aspal optimum. Nilai R2 yang didapat menunjukan hasil persamaan sangat signifikan. Hubungan filler dengan nilai kadar aspal optimum ditnjukkan pada persamaan Y = 5,424 Ix 20,958 dengan nilai R2 = 0,7981 dan nilai r = 0,893. Hubungan yang terjadi adalah nilai kadar aspal optimum akan bertambah dengan bertambahnya
No.2, Vol. 6, 2007
Nurlely - Analisa Pengaruh...
nilai filler kadar· aspal optimum. Hal tersebut dibuktikan dengan melakukan pengujian koefisien korelasinya yang menyatakan adanya hubungan yang positif antara filler dengan nilai kadar aspal optimumnya. Nilai r yang mendekati angka satu menunjukkan hubungan yang teIjadi antara sumbu x (kadar aspal optimum) dan sumbu y (filler) sangat signifikan.
KESIMPULAN 1. Bertambahnya butiran halus dan berkurangnya butiran kasar mengakibatkan banyaknya kadar aspal yang dibutuhkan hal itu membuat hubungan yang negatif antara fraksi kasar dan nilai kadar aspal optimum. 2. Divariasikannya butir-butir kasar dan halus yaitu dengan mengurangkan fraksi kasar dan menambahkan fraksi halus dan filler dihasilkan nilai kadar aspal optimum yang juga bertambah, Dari hasil analisa regresi linier sederhana dapat disimpulkan bahwa adanya hubungan yang sangat signifikan pada fraksi kasar, fraksi halus dan filler terhadap nilai kadar aspal optimum yang ditunjukkan dari nilai koefisien korelasinya yang mendekati angka satu.
DAFTAR KEPUSTAKAAN 1. Anonim (1990), Standard Spesification for Transportation Materials and Methods of Sampling and Testing, ed 25, Washington D.C 2 Anonim (1995), Bahan Perkerasan Jalan, Badan Penerbit PU, Jakarta. 3. Bukhari, i l l (2004), Rekayasa Bahan dan Tebal Perkerasan Jalan Raya, Bidang Studi Teknik Transportasi, Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala, Darussalam, Banda Aceh. 4. Bukbari; Nurlely (2006), Hubungan Antara Gradasi Agregat dengan Kekerasan Material dan Stahilitas Perkerasan, Student Research Grant TPSDP, Banda Aceh. 5. Dairi (1995), Bahan Perkerasan Jalan, BOOan Penelitian dan Pengembangan Departemen Pekerjaan Umum, Jakarta. 6. Hasan (2003), Analisis Data Penelitian dengan Statistik, Penerbit Bumi Aksara, Jakarta 7. Sukirman (1999), Perkerasan Lentur Jalan Raya, Penerbit Nova, Bandung.
31