Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
PERSEPSI ORANG TUA MURID TERHADAP BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SMA NEGERI 1 CAMPALAGIAN Adiatma Pendidikan Sosiologi FIS-UNM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) apakah persepsi orang tua murid terhadap dana bantuan operasiaonal sekolah (BOS) di SMA 1 Campalagian 2) apakah masalah-masalah yang di hadapi oleh pihak sekolah di SMA 1 Campalagian dalam penggunaan dana BOS. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriftif dengan pendekatan kualitatif. Pemilihan informan menggunakan teknik purposive sampling. Adapun bentuk teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara observasi, wawancara, dokumentasi. Adapun teknik analisis data yaitu dengan cara reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Tahap pengabsahan data menggunakan member check. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Persepsi orang tua murid terhadap Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yaitu: baik atau positif karena Orang tua murid merasakan manfaat dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS); dimana dana BOS digunakan untuk membantu seluruh siswa, khususnya siswa miskin; Orang tua murid sudah tidak memberikan uang tambahan lagi kepada anaknya untuk membeli buku paket di sekolah; dan orang tua murid juga sudah tidak memberikan uang tambahan kepada anaknya untuk membeli alat habis pakai di sekolah; serta biaya untuk mengadakan kegiatan di Sekolah atau kegiatan diluar Sekolah seperti Pramuka, Porsenil; dengan ini dana BOS cukup membantu siswa-siswi yang kurang mampu atau yang tergolong miskin; dimana dana BOS telah digunakan untuk membantu siswa dalam membebaskan dari iuran sekolah; selain itu dana BOS juga digunakan untuk memperbaiki atau renovasi sekolah; maka dengan ini dana BOS sangat bermanfaat bagi orang tua siswa karna dana tersebut sudah digunakan untuk membiayai perlengkapan sarana dan prasarana di sekolah; dan sudah dilaksanakan sesuai dengan petunjuk juknis BOS dimana dana BOS digunakan untuk membantu memenuhi biaya operasional nonpersonalia sekolah; Adapun persepsi orang tua murid terhadap Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yaitu: kurang baik atau negatif karena kurangnya komunikasi antara Orang tua murid dengan pihak sekolah; dan kurangnya sosialisasi dari pihak sekolah mengenai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), maka dengan ini ada beberapa orang tua murid yang kurang mengerti/memahami mengenai dana BOS. 2) Masalah-masalah yang dihadapi oleh pihak sekolah dalam penggunaan dana bantuan operasional sekolah yaitu dana yang ada tidak bebas untuk dibelanjakan, sedangkan ada sarana yang di butuhkan seperti lcd, proyektor, namun tidak bisa dibeli karna dana dibatasi, ada pos; kemudian faktor penghambat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMA 1 Campalagian adalah kesibukan dan kelelahan yang dihadapi oleh pengelolah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Hal ini dikarenakan bendahara yang merupakan pengelolah dana BOS juga bertugas untuk mengajar. Kata Kunci: Persepsi Orang Tua, Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). ABSTRACT This study aims to determine: 1) whether the perception of parents towards school operational funds in SMA 1 Campalagian in the use of funds BOS 2) are the problems faced by the school in SMA 1 Campalagian in the implementation of BOS funds. This type of research is a descriptive study whit a qualitative approach. Selection of informants using purposive sampling technique. The data collection techniques used by observation, interviews, documentation. The data analysis techniques by way of data reduction, data persentation, drawing conclusions. Data validation phase using the member check. The results showed that: 1) The perception of parents towards school operational assistance (BOS) namely: good or positive because parents feel the benefits of school operational funds (BOS); where the BOS funds are used to assist all student, especially poor student; parents already do not give extra money again to his son to buy school texbooks; And parents also do not provide additional money to their children to school tool consumables; and costs to conduct activities in school or out side of school activities such as scouts, porseni; the bos enough funds to help students who are disadvantaged or
Adiatma |
1
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
who are poor; where the bos fund has been used to help students in the freeing of school tuition; besides that fund bos is also used for repair or renovation of school; so with this fund BOS is very beneficial for parents because the fund has been used to finance equipment and infrastructure facilities in school; and has been implemented in accordance with the instructions guidelines bos, bos where funds are used to help meet the nonpersonnel operating costs of the school; As for the perception of parents towards school operational assistance (BOS), namely: unfavorable or negative due to the lack of communication between parents with the school; and lack of socialization of the school on school operational funds (BOS), then there are some parents who do not understand/comprehend the BOS funds. 2) Problems-problems faced by the school in the use of BOS funds are funds that are not free to spend, while no means are needed such as LCD, Projectors, but can not be purchased because the funds are limited, there is a post; then factor inhibiting school operational assistance (BOS) in SMA 1 Campalagian is busyness and fatigue faced by managers of school operational funds (BOS). This is because the treasurer who is BOS managers fund also served to teach. Keywords: Perception of parents, school operational funds(BOS)
PENDAHULUAN Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan dan peningkatan mutu serta relevansi pendidikan untuk menghadapi tantangan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global.Usaha untuk memenuhi amanat Undangundang tersebut dilakukan melalui program Wajib Belajar 9 Tahun. Program yang telah dimulai dari tahun 1994 tersebut berhasil dituntaskan dengan indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP mencapai 98,2% pada tahun 2010. Konsekuensi dari keberhasilan program Wajib Belajar 9 Tahun tersebut adalah meningkatnya jumlah siswa lulusan SMP yang harus ditampung oleh pendidikan menengah. Pusat Data dan Statistik Pendidikan atau PDSP, Kemdikbud (2011) menyatakan bahwa dari 4,2 juta lulusan SMP, hanya sekitar 3 juta yang melanjutkan ke Sekolah Menengah (SM) dan sisanya sebesar 1,2 juta siswa tidak melanjutkan. Sementara pada waktu yang bersamaan sekitar 159.805 siswa SM mengalami putus sekolah, yang sebagian besar disebabkan karena alasan ketidakmampuan membayar biaya pendidikan. (Depdiknas, 2009:iii). Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah meluncurkan program Pendidikan Menengah Universal (PMU) pada tanggal 25 Juli 2013. Salah satu tujuan PMU adalah memberikan kesempatan kepada seluruh masyarakat terutama yang tidak mampu secara ekonomi untuk mendapatkan layanan pendidikan menengah. Hasil observasi awal di SMA Negeri 1 Campalagian Kabupaten Polman, diperoleh data dari tata usaha bahwa dana BOS di SMA 1 Campalagian kurang transparan, dana Bantuan Operasional Sekolah tersebut hanya diketahui oleh kepala sekolah dan komite sekolah. Bahkan, katanya tidak semua guru mengetahui anggaran pendapatan dan belanja sekolah (APBS) yang di antaranya melibatkan dana BOS. Adapun jumlah siswa SMA 1 Campalagian yaitu 1052 siswa dan besaran dana BOS yang di terima setiap siswa pertahun di SMA 1 Campalagian yaitu sebanyak 1000.000,00/thn. Jadi total dana Bantuan Opersional Sekolah yang diterima SMA 1 Campalagian yaitu sebanyak 1052.000.000. Sehingga pada umumnya orangtua siswa memahami dengan adanya BOS, mereka tidak perlu lagi merogoh saku guna mengeluarkan biaya apapun untuk pendidikan anak mereka. Namun kenyataannya yang terjadi dilapangan tidak demikian. Orangtua siswa masih harus mengeluarkan beberapa lembar uang untuk biaya membeli buku teks pelajaran dan pemungutan biaya dari siswa yang seharusnya bisa ditutupi oleh BOS. Sehingga timbullah persepsi positif dan negatif dari orang tua murid tentang dana BOS. Semua hal itu timbul karena pengetahuan mereka tentang dana BOS tidak begitu jelas. Adiatma |
2
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
Hal seperti itulah yang banyak menimbulkan keanekaragaman persepsi yang timbul dari orang tua siswa. Berkaitan dengan ulasan yang telah dikemukakan di atas, peneliti mengambil judul: “Persepsi orang tua murid terhadap Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMA Negeri 1 Campalagian”. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif tipe deskriptif. Jenis penelitian kualitatif tipe deskriptif adalah data yang dikumpulkan lebih mengambil bentuk kata-kata atau gambar dari pada angka-angka. Hasil penelitian tertulis berisi kutipan-kutipan dari data untuk mengilustrasikan dan menyediakan bukti presentasi. (Emzir, 2011:3). Lokasi penelitian, dalam lokasi penelitian ini adalah di SMA Negeri 1 Campalagian, Kabupaten Polman. Penentuan informan pada penelitian ini menggunakan Teknik Purposive Sampling. Teknik purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Purposive sampling juga disebut judgmental sampling, yaitu pengambilan sampel berdasarkan penilaian peneliti mengenai siapa-siapa saja yang pantas untuk dijadikan sampel. Peneliti harus punya latar belakang pengetahuan tertentu mengenai sampel ini agar benar-benar bisa mendapatkan sampel yang sesuai dengan tujuan penelitian. Adapun kriteria informan penelitian ini adalah: Pihak sekolah SMA Negeri 1 Campalagian dan Orang tua siswa SMA Negeri 1 Campalagian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Persepsi orang tua murid terhadap Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yaitu: baik atau positif karena Orang tua murid merasakan manfaat dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS); dimana dana BOS digunakan untuk membantu seluruh siswa, khususnya siswa miskin; Orang tua murid sudah tidak memberikan uang tambahan lagi kepada anaknya untuk membeli buku paket di sekolah; Adapun persepsi orang tua murid terhadap Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yaitu: kurang baik atau negatif karena kurangnya komunikasi antara Orang tua murid dengan pihak sekolah; dan kurangnya sosialisasi dari pihak sekolah mengenai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), maka dengan ini ada beberapa orang tua murid yang kurang mengerti/memahami mengenai dana BOS. 2) Masalah-masalah yang dihadapi oleh pihak sekolah dalam penggunaan dana bantuan operasional sekolah yaitu dana yang ada tidak bebas untuk dibelanjakan, sedangkan ada sarana yang di butuhkan seperti lcd, proyektor, namun tidak bisa dibeli karna dana dibatasi, ada pos; kemudian faktor penghambat dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMA 1 Campalagian adalah kesibukan dan kelelahan yang dihadapi oleh pengelolah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Hal ini dikarenakan bendahara yang merupakan pengelolah dana BOS juga bertugas untuk mengajar. Pada bagian ini akan di bahas mengenai hasil-hasil penelitian secara umum. Hasil penelitian ini memberikan gambaran tentang persepsi orang tua murid terhadap bantuan operasional sekolah . Maka peneliti akan membahas data-data yang di perolehnya dari lokasi penelitian. Untuk lebih jelasnya dipaparkan sebagai berikut: Berbagai macam persepsi yang diberikan oleh orang tua muird terhadap penyaluran dan BOS. Dimana persepsi antara satu dan lainnya ada yang sama dan berbeda. Hal ini sesuai dengan pernyataan Davidoff (1998:233) mengatakan bahwa dengan persepsi individu dapat menyadari, mengerti Adiatma |
3
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
tentang keadaan lingkungan di sekitarnya dan juga tentang keadaan diri individu yang bersangkutan. Pengetahuan orang tua murid mengenai dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) terlihat belum cukup baik, sebagaimana terlihat pada pernyataan responden mengenai dana BOS. sebagian dari mereka juga masih ada yang belum mengerti/memahami apa sebenarnya dana BOS itu dan ada beberapa orang tua murid yang berpersepsi bahwa dana Bantuan Operasional Sekolah itu diperuntukkan untuk siswa miskin saja dan Pengetahuan orang tua murid mengenai sumber BOS terlihat belum cukup baik, sebagaimana terlihat bahwa masih ada beberapa orang tua murid di SMA Neg 1 Campalagian yang belum mengetahui darimana sumber dana BOS. dan sebagian orang tua murid yang sudah mengetahui sumber dana BOS menyatakan bahwa dana bantuan operasional itu bersumber dari kompensasi BBM yang diluncurkan oleh pemerintah. Dalam hal ini orang tua murid memberikan pendangan yang berbeda dengan subyek yang sama yaitu dana BOS. Adapun tujuan diluncurkannya dana BOS disini yaitu Sebagai salah satu alat untuk mengurangi angka putus sekolah di SMA dan sederajat.Bantuan Operasional Sekolah (BOS) merupakan suatu bantuan dana dari pemerintah pusat yang semula berasal dari pengurangan subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) yang direalokasikan sebagian besar dananya ke dalam program besar untuk kesejahteraan rakyat, salah satunya untuk dana BOS. Masalah yang di hadapi oleh pihak sekolah di SMA 1 Campalagian dalam pelaksanaan dana bantuan operasional sekolah (BOS) yaitu dana yang ada tidak bebas untuk dibelanjakan, sedangkan ada sarana yang di butuhkan seperti lcd, proyektor, namun tidak bisa dibeli karna dana dibatasi, ada pos. Disini dapat kita lihat bahwa tidak ada masalah serius yang dihadapi oleh pihak sekolah mengenai pelaksanaan dana BOS. PENUTUP Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: Persepsi orang tua murid terhadap dana BOS ada 2 yaitu baik atau positif dan kurang baik atau negatif. Pendapat positif; Orang tua murid merasakan manfaat dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dimana dana BOS digunakan untuk membantu seluruh siswa, khususnya siswa miskin. Pendapat negatif; kurangnya sosialisasi yang dilakukan oleh pihak sekolah kepada orang tua murid akan adanya dana bantuan operasional sekolah (BOS). DAFTAR FUSTAKA Depdiknas, 2009:iii. Buku pedoman Pelaksanaan Bantuan Orpasional Sekolah. Emzir. 2011. Metodologi Penelitian Kualitatif: Analisis Data. Jakarta: Raja Granfindo Persada. Moleong, Lexy J, 2008. Metodologi Penelitian Kualitatif, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung. Tujuan Program BOS menurut Buku Panduan 2006: Program Bantuan Operasional sekolah (BOS) bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa tidak mampu. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang sistem Pendidikan Nasional. Walgito, Bimo, 2003. Pisikologi Sosial (suatu pengantar) Andi Offist, Yogyakrta. Adiatma |
4
Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM
Adiatma |
5