Jurnal SCRIPT Vol. 1 No. 1 Desember 2013
ISSN:2338-6304
SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS DALAM PENCARIAN LOKASI MUSEUM DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 1
2
Eko Tresno Prabowo , Muhammad Sholeh , Catur Iswahyudi
3
1,2,3
Teknik Informatika Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta, Email :
[email protected],
[email protected],
[email protected] ABSTRACT Museum is one of many attraction.destination at Yogyakarta. The presence of Geographic Information Systems would be very helpful to show complete information, and become tool to searching route of museum location to arrive there using route of Trans Jogja as used vehicles.The system is built using a web-based programming using the CodeIgniter framework, with a MySQL database. Maps feature in this study using the Google Map API. Google also supports for the manufacture of Trans Jogja path which will be integrated with the location of the museum.This Geographic Information System has a feature to search the museum, museum location search, search route to the museum using Trans Jogja, in this system there are also articles or news related to the existing museum. Using Geographic Information Systems museum is expected to be petrified visitors in search of a variety of information museums in District of Yogyakarta. Keyword : GIS, Museum, Route, Trans Jogja, Google Map. INTISARI Museum merupakan salah satu dari berbagai obyek wisata yang ada di Yogyakarta. Hadirnya Sistem Informasi yang berbasis SIG tentu sangat membantu untuk menyajikan informasi yang lengkap, dan menjadikan panduan/alat bantu untuk pencarian rute untuk mencapai ke museum yang dituju dengan mengintegrasikan rute Trans Jogja sebagai jalan untuk menuju ke museum tersebut.Sistem ini dibangun dengan menggunakan pemrograman berbasis web menggunakan framework CodeIgniter, dengan basisdata MySQL. Fitur peta pada penelitian ini menggunakan Google Map API. Google map juga sudah mendukung untuk pembuatan jalur Trans Jogja yang nantinya akan terintegrasi dengan lokasi museum. Sistem Informasi Geografis ini memiliki fitur untuk pencarian informasi museum, pencarian lokasi museum, pencarian rute menuju museum menggunakan Trans Jogja, di dalam sistem ini juga terdapat artikel-artikel atau berita yang terkait mengenai museum yang ada. Dengan menggunakan Sistem Informasi Geografis Museum ini diharapkan dapat sangat membantu pengunjung dalam mencari berbagai informasi museum yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Kata kunci : SIG, Museum, Rute, Trans Jogja, Google Map. PENDAHULUAN Museum merupakan salah satu destinasi wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Namun belum ada informasi yang lengkap untuk mengetahui lokasi museum-museum yang ada di sini. Hadirnya Sistem Informasi yang berbasis SIG tentu sangat membantu untuk menyajikan informasi yang lengkap, dan menjadikan panduan/alat bantu untuk pencarian rute untuk mencapai ke museum yang dituju. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis memiliki gagasan untuk merancang dan membangun sistem informasi pencarian lokasi museum yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta berbasis SIG dengan menggunakan Google Map. Gagasan tersebut akan di angkat dalam penelitian yang berjudul “Sistem Informasi Geografis dalam Pencarian Lokasi Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta” dengan studi kasus museum-museum yang ada dalam wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta.
13
Jurnal SCRIPT Vol. 1 No. 1 Desember 2013
ISSN:2338-6304
Dari uraian di atas maka didapatkan rumusan masalah yaitu menampilkan lokasi museum pada peta berbasis Google Map yang terinterasi dengan jalur trans jogja ke dalam sebuah SIG. Adapun ruang lingkup dari proyek akhir ini adalah penulis akan menganalisa merancang dan membangun SIG Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta dan menggunakan local server untuk proses uji coba. Tujuan dari penelitian ini yaitu Merancang SIG yang memiliki fungsi dalam melakukan pencarian lokasi museum kemudian mengintegrasikan peta museum dan jalur Trans Jogja, setelah itu mengimplementasikannya dalam uji coba yang akan dilakukan setelah penelitian ini. Diharapkan dengan penelitian ini dapat membantu wisatawan mengetahui letak posisi museum itu berada, membantu wisatawan dalam pencarian rute untuk menuju museum dengan menggunakan Trans Jogja dan mendapatkan informasi museum yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dengan tema yang hampir sama dan masalah yang berbeda penelitian yang dilakukan (Fereirra, 2012), peneliti membuat sistem informasi yang berbasis web kemudian di dalam web tersebut terdapat peta wilayah Timor Leste. Di dalam penelitian tersebut peneliti menggunakan salah satu perangkat lunak SIG dan pemetaan yang di kembangkan oleh ESRI (Environmental Reseacrh Institute, inc) yaitu salah satu perusahaan yang menghasilkan produk SIG. Perangkat SIG yang digunakan pada penelitian tersebut adalah ArcView. Dimana dengan ArcView pengguna dapat memiliki kemampuan – kemampuan memvisualisasikan, mengexplore, dan menjawab query. Namun pada penelitian tersebut belum memiliki kemampuan tracking untuk menuju objek yang di teliti. Lain halnya dengan penelitian (Siregar, 2011), dengan penelitiannya tentang pengolahan data pada sistem informasi pariwisata di Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada penelitian tersebut peneliti membuat sebuah sistem pengolahan data pariwisata dengan menggunakan Google Map. Peneliti juga memasukan fasilitas-fasilitas umum yang dapat digunakan oleh wisatawan. Dengan tema yang hampir sama dengan penelitian yang akan dilakukan saat ini, namun pada penelitian tersebut peneliti hanya melakukan pemetaan objek-objek wisata serta fasilitas-fasilitas umum termasuk shelter bus Trans Jogja, namun antara objek yang di tuju dan selter bus Trans Jogja belum terintegrasi. Selain beberapa referensi di atas beberapa referensi lagi yang membahas penelitian dengan tema yang hampir sama adalah penelitian (Aryanti, 2010), yaitu dengan penelitiannya yang membahas sistem informasi tentang obyek wisata Kabupaten Kulon Progo. Dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti telah dihasilkan suatu aplikasi SIG yang mampu memberikan informasi kepada calon wisatawan tentang lokasi-lokasi obyek wisata, dan sarana prasarana yang ada di tempat obyek wisata itu berada. Sama seperti halnya tinjauan pustaka yang sebelumnya peneliti belum menerapkan sistem tracking pada peta yang dibuat. SIG yang dibuat memiliki kemampuan memberikan informasi-informasi tentang lokasi obyek wisata tersebut. Option pemilihan kendaran umum akan menambah sistem menjadi lebih komplit. Selain itu penelitian (Hege, 2013) juga dapat dijadikan sebagai tinjauan untuk mencari masalah-masalah baru pada penelitian yang akan dilakukan saat ini. Penelitian tersebut membahas tentang pengembangan sebuah aplikasi Sistem Informasi Geografis yang berbasis web yang dapat memberikan informasi tentang data pelayanan kesehatan di Kota Yogyakarta. Pada penelitian tersebut peneliti menggunakan peta google. Pada penelitian tersebut program yang dibuat belum terintegrasi dengan jalur bus Trans Jogja. Dari beberapa referensi-referensi di atas maka penulis perlu mengembangkan masalah yang akan dihadapi pada penelitian ini. Oleh karena itu penulis akan merancang sebuah Sistem Informasi Geografis yang berbasis web dengan mengintegrasikan jalur bus Trans Jogja kedalam peta sebagai akomodasi wisatawan untuk menuju dimana museum yang akan dituju berada.
14
Jurnal SCRIPT Vol. 1 No. 1 Desember 2013
ISSN:2338-6304
METODE Sistem Informasi Geografis Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sebuah sistem atau teknologi berbasis kompoter yang dibangun dengan tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan,mengolah, dan menganalisa, serta menyajikan data dan informasi dari suatu obyek atau fenomena yang berkaitan dengan letak atau keberadaannya di permkaan bumi (Ekadinata, 2008).
Rumus Haversine Posisi di bumi dapat dipresentasikan dengan posisi garis lintang (latitude) dan bujur (longitude). Untuk menentukan jarak antara dua titik di bumi berdasarkan letak garis lintang dan bujur, ada beberapa rumusan yang digunakan. Semua rumusan yang digunakan berdasarkan bentuk bumi yang bulat dengan menghilangkan factor bahwa bumi itu sedikit elips. Formulasi ini menggunakan rumus haversine sebagai dasar. Rumus ini dapat digunakan untuk menghitung jarak lingkaran yang jauh dari dua titik. Berikut merupakan rumus haversine formula (Veness, 2010).
Δlat = lat2-lat1 Δlong = long2-long1 a = sin²(Δlat/2) + cos(lat1).cos(lat2).sin²(Δlong/2) c = 2.atan2(√a, √(1−a)) d = R.c Gambar 1. Rumus Haversine Keterangan : Δlat : selisih antara latitude 1 dan latitude 2 Δlong = selisih antara longitude 1 dan longitude 2 d = jarak yang dihasilkan Google Map API Maps adalah aplikasi dan teknologi layanan pemetaan berbasis web yang menampilkan citra satelit beresolusi tinggi untuk peta jalan, rute sepeda, pejalan kaki, mobil serta penentuan lokasi bisnis di kota-kota berbagai negara seluruh dunia yang di sediakan oleh DigitalGlobe dengan satelitnya QuickBird, serta data dari Geographic Information System (GIS) buatan Tele Atlas, NAVTEQ, dan MapABC (Susrini, 2009). Kemudian Google membuat Google Maps API untuk para pengembang web yang ingin menyertakan Google Maps ke situs mereka secara gratis . Pada Google Maps API terdapat 4 jenis pilihan model peta yang disediakan oleh Google. diantaranya adalah: - ROADMAP, untuk menampilkan peta biasa 2 dimensi - SATELLITE, untuk menampilkan foto satelit - TERRAIN, untuk menunjukkan relief fisik permukaan bumi dan menunjukkan seberapa tingginya suatu lokasi, contohnya akan menunjukkan gunung dan sungai - HYBRID, untuk menunjukkan foto satelit yang diatasnya tergambar pula apa yang tampil pada ROADMAP (jalan dan nama kota)
Langkah Penelitian Dalam melakukan penelitian dibidang sistem teknologi informasi, langkah penelitian yang dilakukan dengan berdasarkan System Development Life Cycle (SDLC), yang memiliki beberapa tahapan. Yang di mulai dari suatu tahapan ke tahapan terakhir
15
Jurnal SCRIPT Vol. 1 No. 1 Desember 2013
ISSN:2338-6304
dan kembali lagi ke tahap awal yang membentuk suatu siklus hidup dari sistem tersebut. Tahapan dalam SDLC adalah sebagai berikut. a. Analisis Sistem Untuk mengembangkan sebuah sistem user perlu menganalisisnya sebelum user melakukan perancangan sistem. Bidang yang di analisis yaitu sebagai berikut : - Studi Pendahuluan - Studi Kelayakan - Identifikasi Masalah Dan Kebutuhan Pemakai - Menganalisis Hasil Penelitian b. Perancangan Sistem Tahap perancangan sistem mempunyai dau tujuan yaitu: - Perancangan sistem secara umum adalah memberikan gambaran umum kepada pemakai sistem tentang sistem teknologi informasi yang baru yaitu dengan menggambarkan bentuk dari sistem teknologi informasinya secara logika atau secara konsep dan mengidentikasikan komponen-komponen dari sistem teknologi informasi. - Perancangan sistem terinci dimaksudkan untuk menggambarkan bentuk secara fisik dari komponen-komponen sistem teknologi informasi yang akan dibangun oleh pemrogam. c. Implementasi Sistem Tahap ini merupakan tahap pemrograman serta meletakkan sistem supaya siap dioperasikan. d. Operasi dan Perawatan Sistem Setelah sistem diiplementasi dengan berhasil, sistem akan dioperasikan dan di rawat. Sistem perlu dirawat karena beberapa hal, yaitu - Sistem mengandung kesalahan yang belum diperbaiki,sehingga kesalahan sistem perlu diperbaiki. - Sistem mengalami perubahan karena peemintaan baru dari pemakaian sistem. - Sistem mengalami perubahan karena perubahan lingkungan luar. - Biaya perwatan sistem sering diabaikan karena biaya perawatan sistem merupakan biaya yang cukup besar.jadi sebisa mungkin user harus merawatnya denga teliti agar suatu sistem dapat bertahan dengan lama. PEMBAHASAN Use Case Diagram Admin
Gambar 2. Use Case Diagram Admin
16
Jurnal SCRIPT Vol. 1 No. 1 Desember 2013
ISSN:2338-6304
Dari Gambar 2 seorang admin dapat melakukan aktivitas yaitu admin dapat mengelola data master yang meliputi menambah, menghapus dan mengubah data. Data Master di sini yaitu data museum, data shelter, data jalur Trans Jogja, data user, dan data artikel. Tentunya sebelum melakukan kegiatannya admin harus melakukan login terlebih dahulu. Jika tidak admin hanyalah seorang user biasa. Dan seorang user dapat melakukan berbagai aktivitas seperti melakukan mencari museum, melihat museum, mencari rute museum, membaca artikel, dan melihat peta Jogja. Untuk mencari rute museum user harus melihat info museum terlebih dahulu atau user juga bisa membaca artikel yang berkaitan dengan museum. Untuk membaca detail museum user dapat melakukannya melalui peta ataupun langsung dengan memilih museum yang dicari. Class Diagram
Gambar 3. Class diagram sistem informasi geografis museum Gambar 3 merupakan class diagram dari Sistem Informasi Geografis Museum. Dari gambar tersebut user dapat melihat adada beberapa kelas yaitu kelas admin, kelas shelter, kelas artikel, kelas jalur_trans_jogja, dan class museum, kelas manajemen admin, kelas museum terpilih, kelas artikel terpilih, kelas rute, dan kelas peta dengan attributnya masing-masing. Antara kelas-kelas yang ada, memiliki asosiasi yang menghubungan antara kelas yang satu dengan yang lain. Rancangan Database Dari gambar 4 user dapat melihat bentuk kerelasian antar table. Dari table user berelasi dengan table artikel dan menu user privileges. Sedangkan table museum berelasi dengan table artikel, table shelter berelasi dengan table relasi antar shelter, table menu admin berelasi dengan table menu user privileges. Dan table yang tidak memiliki relasi adalah table home slide, table visitor_counter dan table jalur.
17
Jurnal SCRIPT Vol. 1 No. 1 Desember 2013
ISSN:2338-6304
Gambar 4. Relasi Antar Tabel PEMBAHASAN Halaman Awal Web GIS
Gambar 5. Halaman awal web gis Gambar 5 adalah halaman awal ketika pengunjung membuka web gis museum. Header dari halaman ini terdiri dari logo, judul aplikasi, serta navigasi pengunjung. Halaman ini berisi tentang deksripsi web Sistem Informasi Geografis Museum Yogyakarta. Bagian utama pada baian ini adalah daftar berita dan serta artikel yang terkait dengan museum yang ada pada web ini.
Halaman Museum Gambar 6 adalah tampilan dari halaman detail museum. Halaman ini merupakan kelanjutan dari halaman list museum. Pada halaman ini terdapat bagian-bagian yaitu judul, peta, keterangan dari museum itu sendiri, isi dari museum, jendela video youtube
18
Jurnal SCRIPT Vol. 1 No. 1 Desember 2013
ISSN:2338-6304
yang menggambarkan museum, museum terdekat yang memberikan pilihan lain uktuk destinasi kunjungan, artikel terkait dengan museum yang dipilih oleh user, serta gallery.
Gambar 6. Halaman detail museum Pencarian Rute
Gambar 7. Halaman Pencarian rute Pada Gambar 7 hasil dari tampilan peta yang telah dibangun. Pada gambar tersebut pula terlihat hasil dari pencarian rute dari shelter terdekat dari posisi user serta shelter dari posisi museum. Dalam hal ini shelter yang ditampilkan pada peta ini berjumlah dua buah di hitung dari yang paling terdekat dari posisi user maupun museum, untuk memberikan opsi yang lebih banyak terhadap alternative jalur yang dapat dilalui. Pada tampilan awal peta yang di tampilkan adalah posisi user saat itu yaitu menggunakan geolocation HTML 5. Dengan ini sistem akan otomatis mendeteksi posisi dari user.
19
Jurnal SCRIPT Vol. 1 No. 1 Desember 2013
ISSN:2338-6304
Algoritma Pencarian Rute 1 2 3 4 5 6
function get_nearest_shelter($mylatitude, $mylongitude){ $sql = "select *, ( SQRT(POW((".$mylongitude." - longitude), 2) + POW((".$mylatitude." - latitude), 2)) * 100 ) as selisih from shelter order by selisih"; Gambar 8. Potongan script untuk menampilkan shelter terdekat
Pada gambar 8 script tersebut di gunakan untuk menampilkan selisih antara titik koordinat user dan titik koordinat dari shelter-shelter itu berada dengan menggunakan query pada baris 2 hingga 6. Untuk mencari selisih user user dapat menggunakan fungsi matematika dengan rumus berikut 2
2
sqrt((y1 – y2) + (x1 – x2) ) Di dalam rumus tersebut dapat user asumsikan bahwa y1 adalah longitude dari tempat user berada dan y2 adalah longitude dari shelter, sedangkan x1 adalah latidute dari tempat user dan y2 adalah longitude dari tempat shelter. Rumus tersebut dapat user masukan kedalam query seperti pada 3 hingga 6. Sama dengan mencari shelter terdekat user, untuk pencarian shelter terdekat museum user juga dapat menggunakan cara di atas dengan mengasumsikan y1 adalah longitude dari museum dan x1 adalah latitude dari museum yang user akan tuju. Selanjutnya untuk mencari rute user mengklik tombol cari rute maka sistem akan melakukan fungsi get_rute dengan shelter user dan shelter museum sebagai parameternya. Seperti potongan script pada Gambar 8. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Function get_rute($shelter_user, $shelter_museum){ $jarak = array(); $data = array(); $nearest_jalur = null; $jalur = $this->m_data->get_rute($shelter_user, $shelter_museum); $num = 0; foreach ($jalur as $key => $value) { $jalur[$num]->rute_detail = $this-> get_rute_trans_jogja($value>id_shelter_awal, $value->id_shelter_akhir, $value->intersect, $value>id_jalur_awal, $value->id_jalur_akhir); Gambar 9. Potongan script get_rute
Fungsi get rute pada Gambar 9 dengan parameter berupa shelter user dan shelter museum yang di ambil ketika user menginputkan shelter terdekat museum dan dhelter terdekat user. Variable jalur pada baris 5 adalah jalur yang melewati shelter user dan shelter museum dengan menggunakan query get_rute di model m_data seperti di tunjukan pada potongan script pada Gambar 10
20
Jurnal SCRIPT Vol. 1 No. 1 Desember 2013
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ISSN:2338-6304
$sql_jalur_from_user = "select kr.*, j.nama as jalur from koordinat_rute kr join jalur j on (j.id = kr.id_jalur) where kr.id_shelter = '".$shelter_user."' order by kr.id_jalur, kr.id"; $sql_jalur_from_museum = "select kr.*, j.nama as jalur from koordinat_rute kr join jalur j on (j.id = kr.id_jalur) where kr.id_shelter = '".$shelter_museum."' order by kr.id_jalur, kr.id ";
Gambar 10. Query untuk mendapatkan jalur Pada Gambar 10 terdapat variable $sql_jalur_from_user yaitu query berfungsi untuk mendapatkan jalur yang melewati shelter terdekat user. Sedangkan variable $sql_jalur_from_museum yaitu query berfungsi untuk mendapatkan jalur yang melewati shelter terdekat museum. Setelah mendapatkan jalur user dan jalur museum. Sistem akan mengkombinasikan kedua rute tersebut dan mengecek shelter-shelter yang melewati rute-rute tersebut. Shelter-shelter yang melewati rute-rute tersebut akan disimpan dalam bentuk array. Untuk mencari titik perpotongan antara dua jalur user dapat menggunakan fungsi array_intersect() di fungsi php seperti pada penjelasan potongan script berikut pada gambar 11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22
$jalur = array(); $rute1 = array(); $rute2 = array(); $intersect = null; $shelter_intersect = null; $shelter_intersect_nama = ''; foreach ($query_museum as $key => $v2) { if($query_user->id_jalur != $v2->id_jalur){ $query_rute1 = $this->db->where('id_jalur', >get('koordinat_rute')->result(); foreach ($query_rute1 as $key => $value) { $rute1[] = $value->id_shelter;
$query_user->id_jalur)-
$query_rute2 = $this->db->where('id_jalur', $v2->id_jalur)->get('koordinat_rute')>result(); foreach ($query_rute2 as $key => $value) { $rute2[] = $value->id_shelter; $intersect = array_intersect($rute1, $rute2); $shelter_intersect_nama = ''; Gambar 11. Pencarian intersection shelter
Gambar 11 merupakan potongan script untuk mencari titik potong antara 2 jalur yang berbeda. Seperti pada baris 2 dan 3 rute yang pertama di deklarasikan dalam variable $rute1 dan rute yang kedua dideklarasikan dalam variable $rute2. Kedua variable tersebut bertipe array berfungsi untuk menyimpan shelter-shelter yang dilewati oleh kedua rute tersebut. Pada baris 11 sampai baris 19 berfungsi untuk menampilkan hasil dari query yang berupa himpunan id_shelter yang melewati jalur user dan museum yang didapatkan dari table koordinat_rute.
21
Jurnal SCRIPT Vol. 1 No. 1 Desember 2013
ISSN:2338-6304
Kemudian untuk mencari titik potong antara dua rute tersebut user dapat menggunakan fungsi di php yaitu dengan array_intersect() seperti yang tertuang pada baris 21. Dengan fungsi di atas user dapat menentukan titik potong atau titik pertemuan antara dua jalur yaitu pada shelter hasil dari intersection antara dua rute tersebut. Seetelah jalur pertama dibentuk dengan rute1 setelah sampai titik intersection maka akan diteruskan menggunakan rute2. Untuk lebih jelasnya lihat gambar 12.
Shelter Tujuan Shelter awal
Intersect
Gambar 12. Hasil array shelter yang dilewati rute 1 dan rute 2 Gambar 12 merupakan hasil pencarian rute dari shelter 113 yaitu shelter awal ke shelter 92 sebagai shelter tujuan. Dari gambar tersebut dapat user lihat array himpunan shelter yang dilewati di rute 1 dan array himpunan shelter dari rute 2. Pada himpunan tersebut dengan menggunakan fungsi array intersect user dapat melihat shelter yang sama-sama dilewati oleh rute 1 dan rute 2 yaitu shelter 59. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa user dapat pindah jalur pada sheler 59. KESIMPULAN Berdasarkan analisis perancangan, pembuatan aplikasi dan implementasi aplikasi dapat diperoleh beberapa kesimpulan, antara lain : - Telah dibangun sistem informasi geografis dalam pencarian lokasi museum di daerah istimewa Yogyakarta dengan mendeskripsikan lokasi museum kedalam peta maka akan memudahkan user dalam melakukan pencarian museum. - Pencarian rute museum yang terintegrasi jalur Trans Jogja membuat user tidak perlu bingung dalam melakukan pencarian rute menggunakan trans jogja. SARAN Adapun saran-saran yang bisa diberikan adalah sebagai berikut : Dari sini user dapat membuat satu judul penelitian lagi yaitu sistem pendukung keputusan dalam pemilihan shelter yang memiliki kondisi tertentu dengan fuzzy logic terhadap kepadatan rute pada jam-jam tertentu, jarak tempuh, jumlah penumpang dan sebagainya. - Sistem yang dibangun berbasis website sehingga dapat memungkinkan untuk dibangun sebagai launcher pada aplikasi mobile. -
DAFTAR PUSTAKA Anugrah, A. F., 2013, "Definisi Museum", Retrieved 04 23, 2014, from All about Education and Technology: http://generasiintelektual.blogspot.com/2013/05/definisi-museum.html
22
Jurnal SCRIPT Vol. 1 No. 1 Desember 2013
ISSN:2338-6304
Aryanti, H. S., 2010, “Sistem Informasi Geografis Obyek Wisata Kabupaten Kulon Progo Berbasis Web”. skripsi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta. Ekadinata., 2008, "Sistem Informasi Geografis untuk Pengelolaan Bentang Lahan Berbasis Sumber Daya Alam". Bogor: World Agroforestry Centre (ICRAF). Fereirra, F., 2012, "Sistem Informasi Geografis Berbasis Web Objek Wisata di Kota Lospalos Timor Leste", skripsi IST AKPRIND, Yogyakarta. Hege, J. B., 2013, "Sistem Informasi Geografis (SIG) Pelayanan Kesehatan di Kotamadya Yogyakarta Berbasis Web", skripsi IST AKPRIND, Yogyakarta. Jogiyanto, H., 2005, "Analisis dan Desain Sistem Informasi ", Yogyakarta: Andi Offset Yogyakarta. Siregar, A. K., 2011, "Pengolahan Data Pada Sistem Informasi Geografi Pariwisata Daerah Istimewa Yogyakarta Menggunakan PHP, MYSQL, Google Map”, Yogyakarta: Skripsi IST AKPRIND. Susrini, N. K., 2009, “Google Mesin Pencari yang Ditakuti Raksasa Microsoft ”, Yogyakarta: Penerbit B First. Veness, C., 2010, “Calculate Distance, Bearing and More Between Latitute/Longitude Points ”, Retrieved April 15, 2014, from Movable Type Scripts: http://www.movable-type.co.uk/scripts/latlong.html
23