JURNAL PENGEMBANGAN AGRIWISATA PUNCAK TEMBOAN DI RURUKAN SATU KECAMATAN TOMOHON TIMUR MENTARI DWITIKA MAMARODIA 100 314 064 Dosen Pembimbing : 1. Ir. Oktavianus Porajow, MS. 2. Dr. Caroline B. D. Pakasi, MSi. 3. Melissa L. G. Tarore, SP., MSi.
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI MANADO 2014
ABSTRAK Mentari Dwitika Mamarodia, Pengembangan Agriwisata Puncak Temboan di Rurukan Satu Kecamatan Tomohon Timur (di bawah bimbingan Oktavianus Porajow sebagai ketua, Caroline. B. D Pakasi dan Melissa L. G. Tarore sebagai Anggota). Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis secara deskriptif pengembangan agriwisata Puncak Temboan di Rurukan Satu. Penelitian ini dilakukan selama 6 bulan dari bulan Januari sampai Juli 2014. Data yang digunkan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari wawancara langsung dan penyebaran kuisioner kepada 3 responden yaitu Dinas Pariwisata Kota Tomohon, Kelompok tani GEMA AGAPE selaku pengelola, dan wisatawan. Data sekunder diperoleh dari dokumen-dokumen terkait yang diperoleh dari Kantor Kelurahan Rurukan Satu. Data dalam penelitian ini di analisis secara deskriptif dan di sajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa wisata Puncak Temboan belum berkembang dengan baik hal ini dapat dilihat dari belum terpenuhinya unsur atraksi, fasilitas, dan infrastruktur di lokasi agriwisata.
ABSTRACT Mentari Dwitika Mamarodia, The development of Puncak Temboan Agritourism in Rurukan Satu village, East Tomohon Sub District (underguidance of Oktavianus Porajow as a chairman, Caroline B. D. Pakasi and Melissa Tarore as members). The objective of this research is to identify and analyze descriptively agritourism development in Puncak Temboan Rurukan Satu village. The study was conducted over six months starting January to in July 2014. The data used in this study were primary data obtained from interviews and questionnaires to the respondents, Tomohon Municpality Tourism Agency, farmer groups GEMA AGAPE as manager and tourists. The secondary data were obtained Rurukan Satu village. The data were analyzed descriptively and presented in tabular form. The research result showed that the Agritourism Puncak Temboan was not well developed. It can be seen from the unfulfilled elements of attractions, facilities and infrastructure at the agritourism location.
Pendahuluan Pariwisata adalah salah satu sektor
dikarenakan
kecenderungan
perubahan
penghasil devisa non-migas yang banyak
ketertarikan masyarakat terhadap daerah
dikembangkan
tujuan wisata, dimana permintaan terhadap
di
Pariwisata
berbagai
berpeluang
daerah. mendorong
jenis
agriwisata
tinggi.
Tetapi
ada
sekarang,
pertumbuhan pembangunan daerah, seperti
kebanyakan
sektor perkebunan, pertanian, perdagangan,
menjadi daya tarik wisata hanya berupa
perindustrian
wisata alam dan wisata budaya. Sehingga
dan
lain-lain.
Pariwisata
yang
sangat
terbagi lagi menjadi dua bagian yaitu
perlu
pariwisata buatan dan pariwisata alami.
mengembangkan potensi agriwisata yang
Salah satu produk dari pariwisata adalah
mampu meningkatkan kesejateraan petani
agriwisata
lokal dan peningkatan pendapatan daerah
(agritourism).
Agriwisata
merupakan rangkaian kegiatan wisata yang
wisata,
baik
potensi
berupa
usaha
untuk
semakin
(Pamulardi, 2006).
memanfaatkan potensi pertanian sebagai objek
adanya
yang
Provinsi Sulawesi Utara merupakan salah satu daerah sentra pertanian di
pemandangan alam kawasan pertaniannya
Indonesia,
maupun kekhasan dan keanekaragaman
keindahan alam yang bernilai tinggi dan
aktivitas produksi dan teknologi pertanian
jarang ditemukan di daerah lain. Salah satu
serta
daerah di Provinsi Sulawesi Utara yang
budaya
masyarakat
petaninya.
yang
memiliki
memiliki
luas,
menjadi lokasi agriwisata adalah Puncak
sehingga dengan menggabungkan kegiatan
Temboan di Rurukan Satu. Puncak Temboan
agronomi
banyak
berada di dataran tinggi yang memiliki suhu
perkebunan-perkebunan besar di Indonesia
yang sejuk dan memilki potensi lanskap
dikembangkan menjadi objek wisata agro.
yang menarik dalam bidang pertanian,
pertanian
dengan
Agriwisata
sangat
pariwisata
sudah
mulai
banyak
seperti
lahan
untuk
memiliki
Indonesia merupakan negara agraris yang lahan
potensi
sekaligus
budidaya
dikembangkan
sayuran,
dan
dikembangkan di Indonesia. Banyak daerah-
pemandangan alam yang indah. Hal tersebut
daerah yang potensial pertaniannya yang
dapat dikembangkan menjadi lebih baik
dimanfaatkan sebagai daya tarik wisata,
sehingga
seperti
Bandung,
kehidupan perekonomian masyarakat desa
perkebunan Teh serta Apel di Malang. Ini
dan kualitas lingkungan hidup. Dengan
kebun
Stroberi
di
dapat
meningkatkan
kualitas
Lokasi penelitian dilaksanakan di
kondisi alam yang dimilikinya, Puncak Temboan saat ini dikembangkan menjadi
Rurukan Satu Kecamatan Tomohon Timur
lokasi agriwisata oleh salah satu kelompok tani, tetapi kenyataannya di lokasi wisata Puncak Temboan usaha agriwisata yang dikembangkan tersebut belum berkembang
Kota Tomohon. Waktu penelitian selama 6 bulan dimulai pada bulan Januari sampai bulan Juli 2014.
dengan baik, sehingga masih banyak yang perlu
ditambah
untuk
pengembangan kawasan agriwisata tersebut. Saat
ini
usaha
pengembangan
yang
dilakukan oleh pengelola agriwisata di Puncak Temboan belum optimal dan belum mendapat bantuan dari pemerintah setempat terkait
dengan
pengembangan
lokasi
agriwisata tersebut. Melihat hal tersebut peneliti
tertarik
melakukan
Data
menunjang
penelitian
terhadap pengembangan Agriwisata Puncak Temboan yang berada di Rurukan satu. Berdasarkan uraian diatas maka yang
penelitian ini untuk mengidentifikasi dan menganalisis pengembangan agriwisata di Puncak Temboan, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi pengelola dan pemerintah dalam hal pengembangan agriwisata, dan sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya.
digunakan
dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.
Data
wawancara
primer
langsung
diperoleh
dari
dan
penyebaran
kusioner kepada responden.
Responden
terdiri dari 3 unsur yaitu Pemerintah terkait yaitu Dinas Pariwisata Kota Tomohon, Kelompok Tani GEMA AGAPE selaku pengelola dan wisatawan sebanyak 40 orang.
Data
sekunder
diperoleh
dari
dokumen-dokumen terkait yang diperoleh dari Kantor Kelurahan Rurukan Satu. Pengambilan
menjadi permasalahannya adalah bagaimana pengembangan agriwisata ini. Tujuan dalam
yang
dengan
menggunakan
sampel teknik
dilakukan purposive
sampling atau pengambilan sampel secara segaja. Untuk wisatawan menggunakan teknik
accidental
pengambilan
sampel
sampling secara
yaitu
kebetulan
kepada wisatawan yang datang berkunjung sebanyak 40 orang. Pengukuran Variabel berdasarkan konsep pengembangan agriwisata menurut
Metodologi Penelitian
Gusti (2006) : 1. Karakteristik responden :
1)
Jenis kelamin: laki-laki dan
perempuan. 2)
promosi ? 4) Sumberdaya Alam dan Lingkungan
Umur: usia sejak responden dilahirkan sampai saat menjadi responden
dalam penelitian
1. Bagaimana kondisi Lingkungan dan Sumberdaya Alamnya ? 5) Dukungan Sarana dan Prasarana
(tahun). 1. Apakah ada tempat penginapan? 3)
Tingkat
Pendidikan
Formal:
2. Berapa jumlah restoran ?
lamanya responden duduk di bangku
3. Berapa jumlah toilet ?
sekolah formal yang
terakhir ditempuh responden).
4.
Jenis
transportasi
digunakan ke lokasi agriwisata ?
4) Domisili: lokasi tempat tinggal
6) Kelembagaan
responden.
1. Apakah ada kerjasama dengan
2. Sumberdaya Manusia
lembaga-lembaga 1) Pengelola agriwisata 1. Apakah
sudah
pendukung
(perjalanan wisata, perhotelan, ada
dan lainnya) ?
yang
mengelolah agriwisata Rurukan ini? 2. Bagaimana
yang
Unsur yang harus dipenuhi dalam pengembangan menurut Gusti (2006) :
manajemen
1.
agriwisata di Rurukan ?
Atraksi (Attractions)
yaitu hamparan
kebun/lahan pertanian, keindahan alam, keindahan taman, serta segala sesuatu
2) Pemandu wisata
yang berhubungan dengan aktivitas
1. Apakah ada pemandu wisata?
pertanian tersebut. 2. Berapa orang pemandu wisata ?
2.
3) Promosi
Fasilitas
(Facilities)
yaitu
adanya
fasilitas
yang
diperlukan
seperti
sarana
umum,
1. Apakah sudah pernah dilakukan
penambahan
promosi ?
telekomunikasi, hotel dan restoran. 3.
2.
Sudah berapa kali dilakukan
Infrastruktur
(Infrastructure)
yaitu
adanya jaringan komunikasi, fasilitas
kesehatan,
terminal
pengangkutan,
2) Umur
sumber listrik dan energi, jalan raya dan sistem keamanan. 4.
Transportasi ketersediaanya
(Transportation) transportasi
yaitu umum,
meliputi ketersediaan alat transportasi, sistem keamanan penumpang, sistem informasi perjalanan, kepastian tarif, serta peta kota/objek wisata. 5.
Keramahan
(Hospitality)
yaitu
keramah-tamahan masyarakat lokal. Data dalam penelitian ini akan dianalisis secara deskriptif. Data-data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk tabel dan dijelaskan secara deskriptif kuantitatif.
Wisatawan yang datang berkunjung di Puncak Temboan yaitu pada umur 12-21 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa yang paling banyak mengunjungi lokasi ini berada pada pada kategori remaja dan pemuda. Banyaknya kaum muda atau remaja yang berkunjung di lokasi agriwisata ini selain dijadikan sebagai tempat untuk bersantai
menikmati
keindahan
pemandangannya, lokasi ini juga dapat dijadikan sebagai tempat melaksanakan penelitian. 3) Tingkat Pendidikan Tngkat pendidikan wisatawan di
Hasil dan Pembahasan
Puncak
Karakteristik Responden
Temboan
Rurukan,
tingkaat
pendidikan wisatawan yang paling tinggi berada pada tingkat SMA atau anak sekolah
1) Jenis Kelamin berkunjung
yaitu sebanyak 16 orang, dan yang terendah
berdasarkan jenis kelamin yaitu, wisatawan
yaitu wisatawan dengan pendidikan S2 yang
laki-laki berjumlah 17 orang dan perempuan
hanya
berjumlah 23 orang, jumlah wisatawan
wisatawan
sebanyak 40 orang. Wisatawan yang datang
agriwisata ini merupakan masyarakat yang
berkunjung pada umunya berjenis kelamin
berasal dari Rurukan yang ingin menikmati
perempuan. Selain memiliki pemandangan
pemandangan yang indah ataupun hanya
yang indah dan udara yang sejuk tempat ini
sekedar untuk bersantai.
Wisatawan
yang
sangat cocok untuk dijadikan sebagai tempat
sebesar yang
2
orang. berkunjung
Kebanyakan di
lokasi
4) Domisili
untuk bersantai dan juga dapat dijadikan sebagai lokasi pemotretan yang sebagian besar digemari oleh wisatawan perempuan.
Wisatawan yang datang berkunjung ke Puncak Temboan Rurukan berasal dari
daerah asal yang berbeda-beda antara lain
pengembangan agriwisata Puncak Temboan
berasal dari Kota Manado, Kota Bitung,
dapat berkembang dengan baik.
Kabupaten Minahasa, dan Kota Tomohon.
Sumber Daya Manusia adalah salah
Sebagian besar wisatawan yang berkunjung
satu faktor pendukung yang penting dalam
berasal dari Kota Tomohon dan Kabupaten
pengembangan
Minahasa, hal ini dikarenakan jarak tempuh
Temboan, hal ini terlihat jelas di Rurukan
ke lokasi puncak yang tidak terlalu jauh
Satu di mana respon masyarakat sekitar
sehingga
wisatawan
menggeluarkan
banyak
agriwisata
di
Puncak
tidak
perlu
sangat baik terhadap lokasi agriwisata ini,
biaya
untuk
dengan
tanggapan
yang
baik
dari
menikmati pemandangan indah yang ada di
masyarakat hal ini dapat menghasilkan
lokasi agriwisata tersebut.
hubungan timbal balik, dimana masyarakat tidak merasa dirugikan dengan adanya
Pengembangan Agriwisata
lokasi agriwisata ini, demikian halnya
Pengembangan adalah suatu usaha
pengelola pun merasa diuntungkan ketika
meningkatkan kemampuan teknis, teoritis,
banyaknya
konseptual dan moral sesuai kebutuhan
berkunjung ke lokasi agriwisata tersebut.
melalui pendidikan dan latihan. Pendidikan
Dengan hubungan yang baik ini maka
meningkatkan keahlian teoritis, konseptual,
agriwasata ini dapat dikembangkan dengan
dan moral, sedangkan latihan bertujuan
lebih baik lagi sehingga akan mendatangkan
untuk meningkatkan ketrampilan teknis.
keuntungan
Ada beberapa unsur yang dapat menunjang
kelompok tani Gema Agape.
pengembangan agriwisata yaitu sumberdaya manusia, promosi, sumberdaya alam dan lingkungan, dukungan sarana dan prasarana,
wisatawan
bagi
yang
pengelolanya
datang
yaitu
1) Pengelola Agriwisata Usaha
agriwisata
di
Puncak
serta kelembagaan.
Temboan yang berada di Rurukan Satu
Sumber Daya Manusia
sudah berdiri sejak 20 tahun yang lalu.
Peran
pengelola
kepada
Usaha ini sudah dikelola oleh beberapa
masyarakat sangat menentukan kerbahasilan
kelompok tani secara bergantian. Tetapi
pengembangan agriwisata itu sendiri, karena
selama 12 tahun terakhir ini agriwisata yang
itu perlu adanya kerjasama yang baik antara
ada di Puncak Temboan Rurukan telah
pengelola
dikelola oleh kelompok tani Gema Agape.
dan
sampai
masyarakat,
sehingga
Kelompok tani ini bergerak di
Agriwisata yang ada di Puncak
bidang pertanian, peternakan, perdagangan,
Temboan ini belum memiliki
dan pariwisata. Di bidang pertanian anggota
wisata, dikarenakan keterbatasan anggota
kelompok membudidayakan berbagai jenis
dan
tanaman
strouberi
pemandu wisata. Sehingga wisatawan yang
organik, sedangkan di bidang peternakan
datang berkunjung dibiarkan begitu saja
masing-masing anggota kelompok tani ini
melihat dan menilai tempat wisata yang di
mengembang-biakan kelinci. Di bidang
kunjunginya menurut pemahaman mereka
perdagangan, kegiatan yang mereka lakukan
sendiri, bahkan sebagian besar wisatawan
adalah memasarkan hasil pertanian dan
tidak mengetahui dengan baik tentang
peternakan
yang dihasilkan dari kegiatan
keadaan tempat yang mereka kunjungi
kelompok mereka seperti sayur-sayuran dan
tersebut. Untuk itulah pentingnya peran
strouberi
organik
pemandu wisata di lokasi agriwisata ini.
langsung
oleh
sayur-sayuran
dan
yang
wisatawan
dapat
dipetik
yang
ingin
membelinya sebagai oleh-oleh untuk dibawa pulang. Sementara di bidang pariwisata sendiri kelompok tani ini memanfaatkan keindahan lokasi yang berada di puncak dengan garapan perkebunan sayurnya yang menarik
dan
pemandangan
memanjakan
mata,
serta
alam
indah
yang
yang
memiliki daya tarik dan nilai jual tersendiri bagi wisatawan yang datang berkunjung. 2) Pemandu wisata
kurangnya
biaya
untuk
pemandu
menggaji
Promosi Promosi
adalah
upaya
untuk
memberitahukan atau menawarkan produk atau jasa pada dengan tujuan menarik calon konsumen
untuk
membeli
atau
mengkonsumsinya. Dengan adanya promosi produsen mengharapkan kenaikannya angka penjualan. Dalam mempromosikan kawasan agriwisata Puncak Temboan ini Kelompok Tani
Agape
sebagai
pengelola
telah
berupaya mempromosikan melalui dan juga
Peran pemandu wisata sangatlah
telah berupaya mempromosikan melalui
penting dalam suatu lokasi agriwisata.
pembagian brosur maupun menggunakan
Pemandu wisata adalah petugas pariwisata
media sosial yang dibuat dalam bentuk blog
yang
petunjuk,
dan fan page facebook agar menarik
penjelasan dan informasi mengenai objek
wisatawan untuk berkunjung ke Puncak
wisata serta membantu keperluan wisatawan
Temboan. Selain cara promosi di atas lokasi
lainnya.
ini juga di promosikan dari mulut ke mulut
berkewajiban
memberi
sehingga orang yang belum mengetahui
antara lain akses yang mudah menuju lokasi
lokasi tersebut dapat mengetahuinya.
Puncak Temboan, sirkulasi jalan dalam dan
Wisatawan yang datang berkunjung ke
Puncak
mendapatkan
Temboan
pada
informasi
umumnya
tentang
lokasi
menuju ke kawasan yang cukup baik, ketersediaan toilet, jaringan komunikasi, terminal pengangkutan, sumber listrik dan
agriwisata ini dari teman maupun keluarga
energi,
yang telah berkunjung ke Puncak Temboan.
umum, sistem keamanan penumpang.
Banyaknya
cara
promosi
sistem
keamanan,
transportasi
yang
Banyaknya sarana dan prasarana
dilakukan oleh kelompok tani tersebut tidak
yang telah disediakan oleh pengelola Puncak
dibarengi dengan bantuan promosi dari
Temboan dianggap belum memadai oleh
pihak pemerintah terkait hal ini dikarenakan
wistawan hal ini dikarenakan ada sarana dan
lahan yang dikembangkan sebagai usaha
prasarana seperti toilet umum yang kurang
agriwisata ini merupakan lahan pribadi
bersih serta terbatasnya kantin dilokasi ini
pengelola dan masyarakat sekitar.
membuat
Sumber Daya Alam Dan Lingkungan
kenyamananya. Masih belum memadainya
Potensi alam yang ada di Rurukan Satu
yaitu
wisatawan
terganggu
sarana dan prasarana ini ikut mempengaruhi
perkebunan
pengembangan lokasi agriwisata, bantuan
hortikultura yang tertata dengan baik serta
pihak pemerintah dianggap dapat ikut
pemandangan yang indah yang dapat dilihat
membantu pengelola dalam pengembangan
dari atas bukit Puncak Temboan. Kebun
agriwisata ini tetapi yang terjadi di lapangan
yang ada di Rurukan Satu merupakan kebun
peran pemerintah belum terlihat hal ini
rakyat,
dikarenakan
status
hamparan
para
kepemilikan
lahan
kebun
lokasi
agriwisata
tersebut
sebagian merupakan lahan milik anggota
merupakan milik pribadi dari pengelola
kelompok tani Agape
maupun masyarakat.
yang merupakan
pengelola dan sebagian lagi milik masyarkat
Kelembagaan
sekitar, tanaman yang dibudidayakan di lokasi
Agriwisata Puncak Temboan yang
ini antara lain sayur kol, wortel, stroberi,
berlokasi di Rurukan satu ini dikelola oleh
brokoli, dan daun bawang.
Dukungan Sarana dan Prasarana
Kelompok Tani Gema Agape. Kelompok Tani telah mengelola lokasi ini selama 12
Sarana dan prasarana di Puncak
tahun. Jumlah anggota kelompok tani
Temboan yang disediakan oleh pengelola
sebanyak 20 orang yang berpartisipasi
dalam mengelola lokasi agriwisata ini.
1. Atraksi (Attractions) lokasi agriwisata
Kelompok tani ini bergerak di bidang
yang ada di Rurukan memiliki hamparan
pertanian,
dan
kebun atau lahan pertanian dengan
pertanian,
keindahan yang menakjubkan hal ini
kelompok tani ini mengembangkan sayuran
terlihat dari hamparan kebun sayuran
dan stroberi organik, sedangkan di bidang
dan strawberry yang dikembangkan oleh
peternakan kelompok tani ini melakukan
pengelola yaitu kelompok tani Gema
pengembang biakan kelinci. Berdasarkan
Agape.
wawancara dengan ketua kelompok tani
indah ini dapat menarik wistawan untuk
Agape, mereka pernah melakukan kerjasama
datang berkunjung menhabiskan waktu
dengan Bank Indonesia dalam mendampingi
bersantai untuk menikmati pemandangan
pelatihan, tapi sampai saat ini belum ada
agriwisata di Puncak Temboan.
perdagangan,
peternakan.
Dalam
pariwisata
bidang
Dengan
pemandangan
yang
yang bekerja sama untuk perjalanan wisata
2. Fasilitas (Facilities) berbagai macam
atau bantuan-bantuan lainnya, peran serta
fasilitas telah tersedia seperti sarana
pemerintah
Dinas
dalam
umum, telekomunikasi, tempat menjual
pengembangan
agriwisata ini juga belum
makanan dan juga tersedia penginapan
terlihat pemerintah beralasan bahwa lahan
yang berada tidak jauh dari lokasi
dari agriwisata ini merupakan lahan milik
agriwisata ini, sehingga wisatawan dapat
pribadi yang dimiliki oleh kelompok tani
berkunjung
Gema Agape dan masyarakat sekitar
Temboan. Tetapi banyak fasilitas yang
Unsur-unsur
Pariwisata
yang
dipenuhi
dalam
pengembangan kawasan pariwisata Unsur-unsur
yang harus dipenuhi
dalam pengembangan kawasan pariwisata menurut Gusti (2006) ada lima pendekatan yaitu
atraksi,
fasilitas,
infrastruktur,
transportasi, keramahan. Hasil penelitian menunjukkan
pengembangan
kawasan
agriwisata Puncak Temboan dapat dilihat dari kelima unsur yaitu :
lebih
lama
di
Puncak
disediakan oleh pengelola dianggap belum dapat memberikan kenyamanan terhadap
wistawan
yang
datang
berkunjung, hal ini dapat dilihat dari keadaan prasarana seperti toilet umum yang kotor dan kurangnya kantin di lokasi agriwisata ini. 3. Infrastruktur
(Infrastruktur)
yang
disediakan di lokasi agriwisata oleh pengelola kelompok tani Gema Agape yaitu jaringan komunikasi yang baik,
sumber listrik, air, jalan raya, tempat
Persepsi Wisatawan Agriwisata Puncak
keamanan
Temboan
pun
disediakan
untuk
kenyamanan wisatawan dan nantinya pengelola merencanakan penambahan infrastruktur seperti penyediaan tempat kesehatan untuk wisatawan. 4. Transportasi
(Transportation)
ketersediaan transportasi umum yang mudah
untuk
mencapai
ke
lokasi
agriwisata ini membuat wisatawan dapat berkunjung
kembali
ke
Puncak
Temboan. Mudahnya akses menuju ke loaksi
ini
dapat
menarik
banyak
wisatawan, namun kebanyakan wistawan yang
berkunjung
ke
lokasi
ini
menggunakan kendaraan pribadi. 5. Keramahan
(Hospitality)
keramah
tamahan masyarakat desa Rurukan satu tidak perlu diragukan lagi, hal ini dapat
persepsi pengunjung tentang pemandangan Desa
umumnya
menyambut
dimana
sebesar
100%
menyatakan Puncak Temboan sangat baik dikarenakan pemandangan lokasi tersebut indah, kebersihan di Puncak Temboan 93% menyatakan bersih dan 7% menyatakan lokasi tersebut kotor. Pengunjung juga merasakan kenyamanan ketika mengunjungi Puncak Temboan, yaitu sebesar 90% merasa nyaman dan 10% merasa kurang nyaman. Pengunjung
juga
berpendapat
tentang
agriwisata yang saat ini sudah ada di Puncak Temboan menyatakan sebesar 70% menarik, 17% kurang menarik, dan 13 % sangat menarik. Kesimpulan dan saran Berdasarkan hasil penelitian dari
dilihat ketiga wisatawan berkunjung, masyarakat
Rurukan
beberapa unsur pengembangan yang ada,
Dengan
pengembangan kawasan agriwisata Puncak
keramah tamahan yang ditunjukkan oleh
Temboan di Rurukan Satu masih terkendala
masyarakat
dengan sumber daya manusia nya yang
wisatawan
dengan
sekitar
baik.
hal
tersebut
merupakan saah satu yang dapat menarik
belum
wisatawan untuk berkunjung
maupun
pariwisata, sarana dan prasarana secara
kembali untuk berkunjung. Hal ini
keseluruhan belum memadai, promosi yang
menunjukkan bahwa masyarakat sekitar
dilakukan oleh pengelola belum cukup
juga ikut mendukung pengelola agar
menarik minat wisatawan untuk berkunjung,
lebih mengembangkan usaha agriwisata
sehingga
ini menjadi lebih baik.
berpengalaman
secara
dalam
keseluruhan
bidang
kawasan
Sektor Jakarta.
agriwisata Pucak Temboan masih perlu untuk dikembangkan lagi.
Pariwisata.
Alfabeta.
Gusti, Bagus. 2006. Agrowisata sebagai Pariwisata Alternatif. STIM Dhyana Pura. Bali.
Saran Pengembangan kawasan agriwisata
Hadi,
Puncak Temboan di Rurukan Satu dapat dilakukan
dengan
cara
meningkatkan
Sudharto P, 2001. Dimensi Lingkungan Perencanaan Pembangunan, Penerbit Gajah Mada University Press, Jogjakarta.
kualitas sumber daya manusia dengan pelatihan
tentang
kepariwisataan,
penyediaan sarana dan prasarana yang dapat
Haryono. 2007. Pengembangan Sektor Agriwisata di Indonesia. Pustaka Ilmu. Banten.
menunjang kenyamanan wisatawan yang datang
berkunjung,
serta
melakukan
kerjasama dengan pihak pemerintah untuk mempromosikan kawasan agriwisata ini. Daftar Pustaka Budiasa.
Blitbang
Kusmaryadi, Endar Sugiarto, 2000. Metodologi Penelitian Dalam Bidang Kepariwisataan, Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Lupiyoadi.
Pariwisata.
2011. Konsep Pengembangan Wisata Agro. CV.Sumber Utama. Bandung. Sumut. 2011. Kajian Pengembangan Agrowisata Dan Wisata Bahari Di Sumatera Utara. Badan Penelitian dan Pengembangan Provinsi Sumatera Utara.
2009.
Produk
Jasa
Wahana
dalam pustaka.
Bogor.
Marpaung, Happy, 2002. Pengetahuan Kepariwisataan, Penerbit Alfabet, Bandung. Maruti.
2009.
Agrowisata
:
Ekonomi
Kreatif. Mandar Maju. Jakarta. Deptan RI. 2005. Agrowisata Meningkatkan Pendapatan Petani Lokal. http://database.deptan.go.id. (diakses pada 10 maret 2013) Gunawan, Rahardjo. 2007. Pengaruh Kondisi Sosial, Ekonomi dan Budaya masyarakat Lokal pada
Mulyana, R. 2013. Studi Potensi Lanskap Desa Cihideung untuk Pengembangan Agrowisata. Dep. Arsitektur Lanskap Fak. Pertanian IPB. Bogor
Pamulardi, Bambang. 2006. Pengembangan Agriwisata Berwawasan Lingkungan.Universitas Diponegoro. Semarang. Pendit, Moammar. 2004. Karakteristik Pariwisata Indoneia. Aksara Ilmu. Medan. Riduwan.2011. Rumus dan Data dalam Analisis
Statistika.
Alfabeta.
Bandung.
Rilla. 1999. Pemberdayaan Masyarakat lewat Agrowisata. Penerbit Putera Utama. Bogor. Sutjipta. 2001. Mengembangkan Potensi Agrowisata di Wilayah Pertanian. PT. Gramedia. Jakarta. Suwantoro,
Gamal,
Pariwisata,
2001.
Dasar-dasar
Penerbit
ANDI,
Yogyakarta
Syamsu.
2001.Perencanaan PembangunanSektor Pariwisata Agro. Graha Pustaka. Bandug.
Yasmine. 2006. Pemberdayaan Birokrasi dalam Sektor Kepariwisataan. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.