Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FPTK IKIP Singaraja Edisi Januari Tahun 2004 (ISSN 0216-3241) KOMPUTERISASI SISTEM KALENDER CAKA BALI Oleh I Made Candiasa ABSTRAK Sistem Kalender Caka Bali telah berhasil diimplementasikan ke dalam bentuk perangkat lunak komputer. Proses pengerjaan dimulai dan pencarian bentuk algorithma penelusuran pada Sistem Kalender Caka Bali, dilanjutkan dengan penterjemahan algorithma menjadi kode komputer, dan diakhiri dengan evaluasi perangkat lunak yang baru diciptakan. Pada algorithma yang diterapkan, waktu awal sengaja ditetapkan sebagai posisi awal penelusuran, sedangkan barisan bilangan pengurang juga sengaja diciptakan untuk mempercepat proses penelusuran. Penterjemahan algoritma ke dalam kode komputer dikembangkan dengan menggunakan bahasa pemnograman Clipper 5.3. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan informasi yang dihasilkan oleh perangkat lunak dengan Kalender cetak terbitan sepuluh tahun berturu-turut. Perangkat lunak Kalender Caka Bali diciptakan untuk dapat membantu masyarakat yang memerlukan dalam menentukan waktu yang sudah lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang dengan bantuan komputer. Hasil lain yang ingin dicapai dalam komputenisasi Sistem Kalender Caka Bali adalah pelestarian nilai budaya tradisional. Sebagai produk budaya tradisional warisan nenek moyang, Sistem Kalender Caka Bali harus dilestarikan, karena keberadaannya mernbantu masyarakat setempat dalam menyusun jadwal kegiatan dalam kehidupan sehani-hari. Dewasa ini komputer sebagai salah satu produk teknologi sudah berkembang menjadi alat bantu manusia yang sangat handal, terutama pada pekerjaan-pekerjaan yang rumit, melelahkan, atau bahkan membosankan. Oleh karena itu komputerisasi Sistem Kalender Caka Bali akan sangat bermanfaat, baik untuk membantu perhitungan maupun untuk tujuan pelestarian. ABSTACT Caka Bali Calendar System has implemented to computer software. Implementation process is begun by performing search algorithm at Caka Bali Calendar System, continued by translating algorithm to the computer code, and finished by evaluating the new software. At chosen algorithm, initial time is purposely stated as initial position of search, while certain numbers are also purposely invented to reduce searh process. Translation of algorithm to the computer code is developed by using Clipper 5.3 programming language. Software evaluation is done by comparing software output with printed calender for ten year editions. Software of Caka Bali Calendar System is developed for helping certain people to determining last time, this time, and next time by using computers. On the other side, everlasting of traditional culture value is the other hoped result of this work. Indeed, as result of traditional culture of ancestor inheritance Caka Bali Calendar System must be continued, since it help certain people to make their work schedule. To date, computer as the result of technology has become tools almost at every field of endeavor, especially for the complicated, exhausting, or even boring work. Therefore the computeritation of Caka Bali Calendar System is the useful work either for time determination purpose or for everlasting of the traditional value purpose.
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FPTK IKIP Singaraja Edisi Januari Tahun 2004 (ISSN 0216-3241)
1.
Pendahuluan Teknologi diciptakan manusia dengan tujuan mulya yakni meningkatkan harkat hidup umat manusia itu sendiri. Sekalipun kadang-kala teknologi itu bisa digunakan untuk mencelakakan atau bahkan memusnahkan manusia, namun hal itu bukanlah merupakan tujuan dan penciptaan teknologi. Suatu hal yang sulit dihindari dalam perkembangan teknologi adalah benturan antara pelestarian nilai—nilai budaya tradisional dengan pemanfaatan teknologi. Tidak jarang pemanfaatan teknologi mutakhir menggusur nilai budaya tradisional yang sudah sejak lama dijunjung tinggi oleh umat manusia. Sebagai bangsa yang menjunjung tinggi nilai—nilai budaya tradisional maka usaha menserasikan pembangunan dengan pelestarian budaya harus mendapat perhatian. Dalam melaksanakan perubangunan yang berwawasan budaya harus diusahakan terjadinya simbiosa antara teknologi dengan budaya, sehingga keduanya berkembang bersama-sama dengan saling menguntungkan. Komputer sebagai salah satu produk teknologi pada era pembangunan dewasa ini telah memasuki hampir seluruh cabang kehidupan manusia. Komputer sudah berkembang menjadi alat bantu manusia yang sangat handal karena mampu membantu mengerjakan pekerjaan-pekerjaan yang rumit, yang melelahkan, dan bahkan yang membosankan. Pekerjaan-pekerjaan yang berhubungan dengan pelestarian nilai budaya juga sudah banyak memanfaatkan jasa komputer. Dokumentasi benda-benda purbakala, menyimpan isi lontar dalam file elektronik, dan pencatatan posisi pada pemugaran bangunan kuno misalnya sudah memanfaatkan bantuan komputer. Salah satu produk budaya tradisional yang masih mungkin untuk memanfaatkan jasa komputer adalab perhitungan sistem kalender, khususnya kalender caka bali. Sebagai warisan budaya, kalender caka bali memang harus dilestarikan, karena keberadaannya sangat membantu masyarakat setempat dalam menyusun jadwal kegiatan dalam kehidupan sehari-hari. Akan tetapi melihat perhitungannya yang agak rumit tidak jarang orang menjadi enggan mempelajarinya, sehingga mereka hanya memanfaatkan kalender yang telah disusun untuk jangka waktu satu tahun. Akibatnya apabila diperlukan penentuan waktu pada beberapa tahun yang akan datang atau sebaliknya penentuan waktu pada beberapa tahun yang lampau maka akan terjadi kesulitan. Dalam usaha membantu mempercepat dan mempermudah perhitungan dalam sistem kalender caka bali maka pemanfaatan jasa komputer merupakan salah satu alternatif. Pertimbangan lain yang ikut mendorong pengembangan sistem ini adalah mengingat orang yang sangat sibuk sekarang ini dalam profesinya sudah dibantu dengan komputer, dengan demikian perangkat lunak sistem kalender caka bali yang akan dikembangkan bisa dimanfaatkan sebagai menu pembuka pada komputer untuk mengingatkan jadwal kegiatan dalam kehidupan sehari-hari Kalender sudah diciptakan manusia sejak ribuan tahun yang silam untuk memperhitungkan waktu. Sejak diciptakan sampai dengan jaman modern sekarang ini kalender tetap setia mendampingi manusia untuk menyusun jadwal atau merencanakan kegiatan dalam kehidupan sehani-hari. Sejalan dengan perkembangan zaman berbagai kalender telah diciptakan, antara lain kalender masehi, kalender imlek, kalender caka, kalender hijriah, kalender caka jawa, kalender pranata mangsa, dan kalender caka bali. Masing-masing kalender tersebut memiliki sitematika yang berbeda. Perbedaan tersebut antara lain terjadi pada nama bulan, umur bulan, dan tanggal awal tahunnya.
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FPTK IKIP Singaraja Edisi Januari Tahun 2004 (ISSN 0216-3241) Apabila diperhatikan secara umum maka sistematika dari kalender-kalender yang sudah disebutkan terbagi menjadi dua kelompok, yakni kelompok sistematika tahun surya (solar system) dan kelompok sistematika tahun candra (lunar system). Kalender yang berpatokan pada sistematika tahun surya berpedoman pada jangka waktu peredaran Bumi mengelilingi Matahari, yang disebut satu tahun. Satu tahun surya umurnya 365 han 5 jam 48 menit 46 detik (Marayana,1994). Di pihak lain, kelompok kalender dengan sistematika tahun candra berpedoman pada peredaran Bulan mengelilingi Bumi, yang disebut satu bulan. Umur satu bulan candra adalah 29 han 12 jam 44 menit 3 detik (Marayana,1994). Apabila dihitung, maka umur satu tahun candra adalah 354 han 8 jam 48 menit 36 detik. Kalender masehi berpedoman pada sistem tahun surya. Pada mulanya bulan pertama dan kalender ini adalah bulan Maret, yang didasarkan atas peredaran matahari mulai ke utara Khatulistiwa, yaitu setelah tanggal 21 Maret. Kalender caka juga berpedoman pada sistem tahun surya. Kalender ini dimulai pada tahun 78 masehi, tepatnya tanggal 21 Maret pukul 00, ditetapkan oleh Maharaja Kaneskha dan Suku Bangsa Saka di India Utara. Kalender ini berkembang sampai ke Indonesia, khususnya Jawa dan Bali. Kalender lain yang berpedoman pada sistem tahun surya adalah kalender pranata mangsa, yang diciptakan oleh Sri Paku Buwono VII di Surakarta, dan diberlakukan mulai pada han jumat pon, tanggal 22 Juni 1855 (Marayana, 1994). Kalender-kalender yang berpedoman pada sistem tahun candra antara lain adalah kalender hijriah dan kalender caka jawa. Kalender hijriah dimulai pada tahun 622 masehi. Kalender caka jawa adalah merupakan inodifikasi dari kalender caka yang mula-mula berpedoman pada tahun surya diubah menjadi berpedoman pada sistem tahun candra. Kalender ini diciptakan oleh Sultan Agung Prabu Hanyokrokusumo di Mataram, yang permulaanya berlaku pada hari jumat urukung wuku kulau, tanggal 8 Juli 1633 masehi, dan ditetapkan sebagai tanggal 1 Sura, tahun Alip 1555 Windu II Kuntara (Resowidjojo, 1987). Kalender caka bali sampai saat ini belum bisa dipastikan siapa penciptanya dan sejak kapan berlakunya. Sistematika kalender caka bali agak berbeda dengan sistematika kalender-kalender yang lain, karena merupakan penggabungan dari sistem tahun surya, tahun candra, dan tahun wuku. Penentuan awal dan tutup tahun, kalender caka bali berpedoman pada sistem tahun surya, yaitu pada saat matahari tepat berada di atas khatulistiwa. Tutup tahun adalah pada hari tilem kesanga, yang merupakan tilem terdekat dengan tanggal 21 Maret yang merupakan saat matahari berada tepat di atas khatulistiwa. Sehari setelah tilem kesanga adalah merupakan tahun baru dari tahun caka bali, yang dikenal dengan Hari Raya Nyepi. Umur bulan pada kalender caka bali ditentukan dengan pedoman sistem tahun candra, yaitu antara tilem dengan tilem. Adapun nama-nama bulan yang digunakan beserta umurnya masing-masing adalah sebagai berikut: Nama Bulan Caitra atau Kesanga Waisaka atau Kedasa Jhista Sadha Srawana atau Kasa Bhadrapada atau Karo Aswina atau Katiga Kartika atau Kapat
Masa Berlaku Penanggal 1 s/d tilem Penanggal 1 s/d tilem Penanggal 1 s/d tilem Penanggal 1 s/d tilem Penanggal 1 s/d tilem Penanggal 1 s/d tilem Penanggal 1 s/d tilem Penanggal 1 s/d tilem
Umur 29-30 hari 29-30 hari 29-30 hari 29-30 hari 29-30 hari 29-30 hari 29-30 hari 29-30 hari
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FPTK IKIP Singaraja Edisi Januari Tahun 2004 (ISSN 0216-3241) Nama Bulan Margasira atau Kalima Pausya atau Kaenem Magha atau Kapitu Phalguna atau Kawulu
Masa Berlaku Penanggal 1 s/d tilem Penanggal 1 s/d tilem Penanggal 1 s/d tilem Penanggal 1 s/d tilem Penanggal 1 s/d tilem
Umur 29-30 hari 29-30 hari 29-30 hari 29-30 hari 29-30 hari
Selang waktu mulai dan sehari setelah tilem sampai dengan purnama disebut penanggal. Penanggal mulai dan penanggal 1, yaitu seharii setelah tilem benturutturut sampai dengan penanggal 15 yaitu pada saat purnama. Selang waktu mulai dan sehari setelah purnama sampai dengan tilem dinamakan panglong. Seperti halnya penanggal, panglong juga dimulai dan panglong 1, yaitu sehari setelah purnama berturut-turut sampai dengan panglong 15, yaitu saat tilem. Memperhatikan umur bulan yang berkisar dan 29 sampai 30 hari menunjukkan bahwa selang antara purnama dengan tilem atau sebaliknya antara tilem dengan purnama berkisar antara 14 hari dan 15 hari. Hal ini menunjukkan bahwa pada suatu saat terjadi peloncatan penanggal atau panglong, yang dikenal dengan istilah pengalantaka atau pengalihan purnama tilem. Pedoman terjadinya pengalihan purnama tilem ditentukan dengan sistem tahun wuku. Pengalihan purnama tilem telah ditentukan saat-saat terjadinya pada wuku-wuku tertentu, sesuai dengan jenis pengalantakanya. Terdapat berbagai jenis pengalantaka, di antaranya pengalantaka eka sungsang ke umanis, pengalantaka eka sungsang ke paing, pengalantaka eka sungsang ke pon, pengalantaka eka sungsang ke wage, dan pengalantaka eka sungsang ke kliwon (Marayana, 1994). Mulai tahun 1971 oleh Parisada Hindu Dharma ditetapkan bahwa kalender caka bali menggunakan pengalantaka eka sungsang ke pon. Pada pengalantaka eka sungsang ke pon ditentukan bahwa pengalihan atau pengunalatrian tenjadi pada hari rebo pada wukuwuku pengunalatrian. Wuku-wuku pengunalatnian yang dimaksud adalah eka sungsang, dwi tambir, tri kulau, catur wariga, panca pahang, sad bala, sapta kulantir, asta langkir, nawa uye, dan dasa sinta. Sehingga pengunalatrian akan terjadi setiap 63 hari sekali. Satu daur dari eka sungsang kembali ke eka sungsang dinamakan 1 pengalantaka. Mengingat pengunalatrian terjadi setiap 63 han sekali maka satu pengalantaka lamanya 630 hari. Satu daur bertemunya kembali tahun surya, tahun candra, dan tahun wuku dinamakan nemugelang, yang tenjadi setiap 1890 hari sekali. Ini berarti dalam satu daur nemugelang akan tenjadi 3 kali daur pengalantaka, 30 kali pengunalatrian, 64 kali purnama, 64 kali tilem, dan 270 kali wuku. Pemberlakuan tiga sistem kalender pada kalender caka bali menyebabkan terjadinya saat di mana 1 tahun terdiri dari 13 bulan. Oleh karena itu diadakan proses yang dinamakan pangrepeting sasih atau bulan yang dimampatkan, yaitu dan 13 bulan menjadi 12 bulan. Sebelum tahun 1993 pedoman pemampatan bulan menggunakan sistem malamasa, apabila bulan jhista yang dimampatkan maka dinamakan mala jhista, sedangkan apabila bulan sadha yang dimampatkan maka dinamakan mala sada. Penentuan terjadinya malamasa dilakukan dengan membagi tahun caka dengan 19, kemudian sisanya digunakan sebagai pedoman malamasa tersebut, seperti berikut: jika sisa 0 maka malamasa menjadi mala jhista, jika sisa 3 maka malamasa menjadi mala sadha, jika sisa 6 maka malamasa menjadi mala jhista, jika sisa 8 maka malamasa menjadi mala sadha,
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FPTK IKIP Singaraja Edisi Januari Tahun 2004 (ISSN 0216-3241) jika sisa 11 maka malamasa menjadi mala jhista, jika sisa 14 maka malamasa menjadi mala sadha, jika sisa 16 maka malamasa menjadi mala jhista. Berlakunya sistem malamasa menyebabkan tilem kesanga terjadi antara tanggal 3 dan 31 Maret. Berdasarkan Maha Sabha VI Parisadha Hindu Dharma Indonesia, yang berlangsung tanggal 8 sampai dengan 14 September 1991 di Jakarta, ditetapkan bahwa mulai tahun 1993 kalender caka bali menggunakan sistem nampih sasih berkesinambungan. Rumusan penampihan sasih pada pemampatan sasih ditentukan dengan membagi tahun caka dengan 19, kemudian sisanya dipakai sebagai pedoman penampihan sasih sebagai berikut: jika sisa 2 maka nampih pada sasih jhista, jika sisa 4 maka nampih pada sasih katiga, jika sisa 7 maka nampih pada sasih kasa, jika sisa 10 maka nampih pada sasih jhista, jika sisa 13 maka nampih pada sasih kadasa, jika sisa 15 maka nampih pada sasih karo, jika sisa 18 maka nampih pada sasih sada. Berdasarkan sistem nampih sasih, tilem kesanga akan terjadi antara 13 Maret dan 13 April. 3. Metode Penelitian Beberapa formula penelusuran yang mungkin diterapkan pada perhitungan sistem kalender caka bali disusun dengan meramu beberapa teori tentang algorithma penelusuran yang didapatkan dan pengkajian beberapa buku teks, jurnal, kalender cetak untuk beberapa terbitan, dan dan hasil wawancara dengan nara sumber. Selanjutnya untuk memulih formula penelusuran yang paling efektif dan paling efisien dilakukan melalui pengujian dengan komputer. Akhirnya formula yang paling efektif dan paling efisien untuk diterapkan pada perhitungan sistem kalender caka bali yang sudah diuji, dikembangkan menjadi perangkat lunak komputer yang siap pakai dengan menggunakan bahasa pemrograman. 4. Hasil Penelitian Penelusuran merupakan salah satu algorithma yang digunakan untuk menuju sasaran tertentu, khususnya pada teknologi komputer. Penelusuran murni memberikan jaminan yang lebih besar tercapainya tujuan atau memberikan pernyataan bahwa tujuan tidak ada. Akan tetapi algorithma penelusuran murni sangat banyak menghabiskan waktu, sehingga diperlukan penyempurnaan untuk mendapatkan algorithma penelusuran yang lebih efektif dan lebih efisien. Ada beberapa algorithma penelusuran yang sudah dikembangkan, antara lain algotithma “hill-climbing”, “defth-first”, dan “beam-search”. Semua algorithma yang disebutkan semula diterapkan pada konsep intelligensia buatan, dan rupanya bisa juga diterapkan pada permasalahan yang lain. Khusus untuk perhitungan sistem kalender caka bali, rupanya algorithma penelusuran hill-climbing akan memberikan hasil yang paling optimal. Cara kerja dan algorithma tersebut adalah 1) bentuk barisan alternatif sasaran mulai dan patokan awal 2) sampai alternatif sasaran habis atau sasaran tercapai, tentukan apakah calon sasaran yang ditemui merupakan sasaran yang dicari. a) jika calon sasaran merupakan sasaran yang dicari hentikan kegiatan
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FPTK IKIP Singaraja Edisi Januari Tahun 2004 (ISSN 0216-3241) b) jika alternatif sasaran bukan merupakan sasaran yang dicari, urut alternatif sasaran yang lain, jika masih ada, dengan memperhatikan jarak. 3) jika sasaran tercapai nyatakan sukses, jika tidak nyatakan gagal. Algorithma di atas diimplementasikan dalam bentuk program dengan menciptakan patokan awal sebagai posisi awal penelusuran dan bilangan-bilangan pengurang untuk memperpendek penelusuran. Mengingat dalam satu tahun kemungkinan ada 12 atau 13 sasih maka harus ditentukan patokan terjadinya tahun dengan 12 sasih atau tahun dengan 13 sasih. Jarak antara purnama dengan tilem atau sebaliknya antara tilem dengan purnama mungkin 15 hari dan mungkin 14 hari. Perhitungan itu tenjadi karena adanya proses pengunalatrian. Penentuan sasih juga memperhatikan apakah pada tahun itu teriadi 12 sasih atau 13 sasih. Selain itu juga harus memperhatikan patokan yang telah disepakati, misalnya untuk patokan mulai caka 1915 berbeda dengan patokan untuk tahun caka sebelumnya. Prosedur mencari caka adalah merupakan prosedur yang paling utama dalam perhitungan Sistem Kalender Caka Bali. Pada prosedur inilah patokan ditetapkan untuk memulai penelusuran dan bilangan pengurang diciptakan untuk memperpendek penelusuran. Pemrograman dilakukan dengan menggunakan Clipper 5.3. Alasannya adalah agar ukuran program yang dikembangkan relatif kecil, sehingga dapat dijalankan pada komputer-komputer dengan klasifikasi yang rendah, serta dapat disimpan dalam satu disket. Berikut ini adalah contoh tampilan program.
6. Penutup Komputerisasi Sistem Kalender Caka Bali merupakan usaha yang sangat berguna. Pertimbangan pertama yang bisa dikemukakan adalah bahwa perangkat lunak yang dihasilkan akan sangat membantu mempercepat penentuan waktu, bahkan untuk waktu beberapa tahun yang silam atau beberapa tahun yang akan datang. Terutama bagi pihak yang kurang memahami perhitungan Sistem Kalender Caka Bali, sering menemui masalah jika harus menentukan waktu beberapa tahun yang lampau
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan FPTK IKIP Singaraja Edisi Januari Tahun 2004 (ISSN 0216-3241) karena arsip kalender tahun itu sudah tidak ada, atau menentukan waktu beberapa tahun yang akan datang, sedangkan kalender untuk tahun itu belum diterbitkan. Fasilitas komputer untuk menampilkan satu program secara otornatis pada awalnya bisa dimanfaatkan untuk memasang perangkat lunak ini sehingga mampu mengingatkan pemakainya tentang waktu saat itu agar tidak lupa melaksanakan kewajibannya. Pertimbangan lain tentang pentingnya Komputerisasi Sistem Kalender Caka Bali adalah ikut melestarikan nilai budaya tradisional dengan memanfaatkan teknologi masa kini. Waktu awal yang ditetapkan sebagai patokan awal penelusuran dan bilangan pengurang yang diciptakan untuk memperpendek penelusuran pada algorithma yang diterapkan sangat membantu mempercepat proses perhitungan. Hal ini terjadi karena penelusuran dilompatkan oleh bilangan pengurang dan patokan awal ke dekat sasaran, sehingga proses penelusuran menjadi lebih singkat. Perangkat lunak yang diciptakan masih perlu dikembangkan agar perhitungan yang didapat lebih akurat, dan hasil diperoleh dengan lebih cepat. Kepada pihak yang berminat diharapkan untuk mengembangkan perangkat lunak tersebut, bila perlu sampai menjelaskan filosofi yang termuat Sistem Kalender Caka Bali. Ulasan pada harian Bali Post edisi 27 Juli 1996 tentang Kalender Caka Bali mungkin bisa digunakan sebagi patokan penyempurnaan. Daftar Pustaka Bali Post, Edisi 27 Juli 1996, Kalender Hindu den~an Sistem Pengaturan Han Baikburuk” Bambang Gde Rawi, I Ketut dan Putra-putranya, 1996, Kalender Caka Bali Tahun 1996, T.U. Warta Hindu Dharma, Denpasar Bendesa Ketut Guweng, 1980, Sarining Wariza Bidja, I Made, 1996, Kalender Caka Bali Tahun 1996, Panitia Pemugaran Pura Ponjok Batu, Singaraja Grosbeng, Stephen, 1988, Network and Natural Intelligence, MIT Press, Cambridge, Massachusets. Marayana, I Gede dan I Made Bidja, 1994, Kalender Caka Bali Tahun 1994, Yayasan mandara Gin, Singaraja Resowidjojo, 5., 1987, Almanak Gampang 1900-2000, Balai Pustaka, Jakarta Schild, Herbert, 1988, Artificial Intelligence Using C, McGraw-Hill, California Sri Reshi Anandakusuma, 1979, Waniga, Morodadi, Denpasar Winston, Pattrick Henry, 1984, Artificial Intelligence, Addison-Wesley Publishing Company, Massachusetts.
