Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87
Mei 2015
PEMANFAATAN CONCEPT MAP DALAM MODEL KONSTRUKTIVISME TIPE NOVICK UNTUK MENGATASI MISKONSEPSI PADA KONSEP SISTEM PERNAPASAN MANUSIA THE UTILIZATION CONCEPT MAP IN CONSTRUCTIVISME TYPE NOVICK MODEL TO OVERCOME MISCONCEPTION ON THE CONCEPT OF THE HUMAN RESPIRATORY SYSTEM. Renita Yuliana, Puguh Karyanto, Marjono Biology FKIP Sebelas Maret University
Abstract-The purpose of this research is to ascertain the influence utilization concept map in constructivisme type Novick model to overcome misconception on the concept of the human respiratory system. The research was quasi experiment research using quantitative approach. The research was designed using post-test only with nonequivalent group design. The sample of this research was established by cluster sampling. The populations of this research were all of 11th degree students of science at SMA Negeri 2 Karanganyar in academic year 2012/2013. The samples of this research were the students of 11th Imersi I as experiment group and 11 th Imersi II as control group. The data was collected using reasoning multiple choice test and observation form. The hypotheses analyzed by t-test. The research concluded that application of utilization concept map in constructivisme type Novick model didn’t influence on the efforts to overcome the misconceptions on the concept of the human respiratory system with the misconception degree that revealed unti 3,2% in the experimental group. Keyword: Concept map, constructivisme type Novick model, misconception, the human respiratory system mata uji biologi, beberapa kompetensi
PENDAHULUAN Irawan
Sidauruk
dasar menunjukkan hasil yang rendah.
mengungkapkan bahwa kelemahan pada
Berdasarkan data Balitbang Kemendikbud
proses
rendahnya
materi yang terjadi lemah konsep adalah
konsep
hukum Hardy Weinberg, evolusi, struktur
pendidikan
pemahaman
siswa
dan
adalah terhadap
(Kustiyah, 2007). Contoh kasus di SMA
sel
Negeri
menunjukkan
DNA/RNA, daur hidup lumut/ paku,
bahwa daya serap/ serapan hasil ujian
katabolisme dan anabolisme, jaringan pada
nasional 3 tahun terakhir, yaitu tahun
manusia, sistem gerak pada manusia,
2010, 2011,dan 2012 jenjang SMA untuk
fungsi organ pada alat indera, sistem
2
Karanganyar
tumbuhan
dan
hewan,
struktur
74
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87 pencernaan
pada
Mei 2015
manusia
serta
awal yang dimiliki siswa. Penyebabnya
gangguannya, sistem pernafasan pada
karena para guru mengajar berdasarkan
manusia serta gangguannya, bioteknologi,
asumsi
dan objek dan permasalahan biologi. Data
dipindahkan secara utuh dari pikiran guru
lemahnya konsep di sekolah (SMA Negeri
ke pikiran siswa.
2 Karanganyar) juga terjadi di tingkat kabupaten.
bahwa
pengetahuan
Berdasarkan
hasil
dapat
wawancara
terhadap siswa, lemahnya konsep yang
Faktor-faktor yang menyebabkan
terjadi karena pelajaran biologi memiliki
terjadinya lemah konsep pada siswa yaitu
cakupan materi yang banyak sehingga
metode pembelajaran yang digunakan
siswa dituntut untuk menghafal, sifat
masih konvensional yaitu dengan ceramah.
pelajaran
Penggunaan
menyebabkan
metode
ceramah
dapat
biologi
yang
siswa
abstrak
bingung
dalam
menyebabkan siswa lebih cepat bosan,
memahami konsep dalam biologi, selain
mengantuk, lebih pasif, dan melakukan
itu istilah-istilah dalam biologi dalam
aktifitas
bahasa asing yang sulit dimengerti siswa
lain
seperti
(Slameto,2010:65).
yang
(Observasi Personal 17 September 2012).
adalah
Hasil wawancara terhadap guru didapatkan
pemahaman konsep yang tidak sesuai
hasil bahwa materi dalam pelajaran biologi
dengan konsep sebenarnya, informasi yang
yang banyak tidak diimbangi dengan
diterima
waktu yang cukup yaitu waktu untuk
menyebabkan
Faktor
mencatat
lemah
siswa
lain
konsep
kurang
lengkap,
pengalaman siswa, dan minat belajar siswa
pembelajaran
yang rendah. Faktor ketersediaan sumber
singkat, sehingga tidak semua informasi
belajar seperti buku ataupun referensi lain
dapat tersalurkan pada siswanya, selain itu
juga akan mempengaruhi lemah konsep
minat belajar siswa yang rendah terhadap
pada siswa karena keterbatasan informasi
pelajaran
yang mereka terima. Minat membaca buku
siswa memahami konsep-konsep pada
siswa yang masih rendah mempengaruhi
materi biologi (Observasi Personal 17
daya serap siswa terhadap konsep materi
September 2012).
yang diajarkan.
biologi
biologi
dapat
juga
dikatakan
mempengaruhi
Berg berpendapat bahwa konsepsi
Pemahaman konsep yang lemah
merupakan tafsiran siswa terhadap suatu
dapat juga terjadi karena adanya kondisi
konsep ilmu tertentu (Komala, 2008).
pembelajaran
kurang
Tafsiran tentang suatu konsep pada setiap
konsepsi
individu akan berbeda dengan individu
memperhatikan
yang prakonsepsi/
75
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87
Mei 2015
yang lain. Hal ini disebabkan oleh
menyebabkan pengertian yang berbeda
beberapa faktor, yaitu:
dengan
1. Pengalaman dan pengetahuan yang
dibentuk
akan
berbeda
pemikiran
pada
masing-masing
individu.
ahlinya,
sehingga
menyebabkan terjadinya miskonsepsi.
dimiliki tiap individu berbeda. 2. Struktur pengetahuan yang telah
para
Miskonsepsi tersebut merupakan penyebab
yang
Miskonsepsi
bersifat
universal.
adalah
perbedaan
pemahaman suatu konsep yang dimiliki oleh seorang siswa dengan ahli sains.
3. Perbedaan
kemampuan
Miskonsepsi
mempunyai
sifat
tahan
menangkap informasi pada saat
terhadap perubahan sehingga sulit untuk
belajar dapat menentukan apa
diubah. Miskonsepsi dapat terjadi pada
yang masuk dalam otak dan
semua tingkatan siswa. Siswa yang sudah
bagaimana
otak
pernah
menafsirkan
informasi
tersebut yang
menutup
mengalami
miskonsepsi
kemungkinan
akan
tidak terjadi
diterima (Diyanti, 2010)
miskonsepsi yang terulang. Terdapat dua
Kaum konstruktivis memandang
faktor
mengajar
kegiatan
miskonsepsi, yaitu faktor internal dan
untuk siswa mengkonstruk/ membangun
faktor eksternal. Faktor internal berasal
pengetahuannya sendiri, bukan sekadar
dari individu itu sendiri, yaitu prakonsepsi/
memindahkan pengetahuan guru kepada
konsepsi
siswa (Yamin, 2008:3). Kesimpulannya
pengalaman
bahwa
mengkonstruk/
Faktor eksternal dapat berasal dari metode
membangun sendiri pengetahuannya dan
pembelajaran, sifat materi yang abstrak,
menghubungkan
dan buku teks.
bahwa
yang
siswalah
merupakan
yang
antara
diterimanya.
konsep-konsep Suatu
konsep
yang
dapat
awal
yang
menyebabkan
diperoleh
masing-masing
Berkaitan
dengan
dari
individu.
buku
teks
mempunyai hubungan dengan konsep
dalam pembelajaran biologi di kelas, buku
yang lain, sehingga pengetahuan awal
ajar yang digunakan sebagai sumber
berperan di dalamnya. Pengetahuan yang
belajar
diperoleh siswa berasal dari pengalaman
terdapat miskonsespsi pada siswa. Buku
karena siswa yang mengkonstruksi sendiri
teks biologi SMA terdapat kesalahan
pengetahuannya
sendiri.
sebesar 17%, miskonsepsi 11%, dan
Konsepsi awal siswa yang diperoleh dari
memerlukan konsepsi alternatif sebesar
pengamatannya
25% dari seluruh konsep. Sebagian kecil
siswa
itu
sendiri
dapat
tidak
menutup
kemungkinan
76
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87
Mei 2015
siswa (25%) terpengaruh oleh kesalahan
meningkatkan
dan miskonsepsi yang terdapat di dalam
pembelajaran, meliputi penurunan tingkat
buku teks (Adisendjaja 2007).
miskonsepsi, meningkatkan peran serta
Secara umum miskonsepsi yang terjadi pada siswa merupakan prioritas
pada
pemahaman menguasai
siswa siswa
suatu
menyebabkan rendah
dalam
konsep,
sehingga
2008). Selain pemanfaatan media seperti peta konsep model belajar yang dapat digunakan untuk mengatasi miskonsepsi adalah penemuan terbimbing/
miskonsepsi yang terjadi pada siswa perlu
Inquiri
untuk diperbaiki. Terdapat berbagai cara
pembelajaran
untuk
metode eksperimen
mengatasi
miskonsepsi
adalah
proses
siswa dalam pembelajaran (Susilawati,
yang harus ditangani. Miskonsepsi yang terjadi
kualitas
(Syaifudin,
Guided
2008),
model
konstruktivisme
melalui
(Syahroni, 2011),
analogi seperti pada penelitian Rismayanti
Cooperatif learning (Susilawati, 2008),
(2012) menyimpulkan bahwa remediasi
Metode demonstrasi (Kurniadi, 2008), dan
dengan
model
menggunakan
analogi
dapat
menanggulangi miskonsepsi yang dialami
dapat
meminimalisasi
miskonsepsi. Pendidik dapat
terjadinya melihat
tipe
Novick
(Diyanti, 2010).
siswa. Selain dengan analogi peta konsep juga
konstruktivisme
Model mengajar yang dianggap memenuhi adalah
dari
kerangka
model
konseptual
pembelajaran
yang
pemikiran seorang siswa dalam memahami
dikemukakan oleh Novick yang dikenal
suatu hal yang sedang dipelajari dengan
dengan pembelajaran konstruktivisme tipe
melihat peta konsep tersebut (Musidah
Novick. Model ini merupakan model yang
2011). Cara untuk mengatasi miskonsepsi
berawal pada konsep belajar sebagai
adalah dengan menggunakan Concept
perubahan konseptual yang dikembangkan
Map/ peta konsep (Dahar, 2011: 111).
dari pendekatan konstruktivisme. Model
Concept
Map/
peta
konsep
ini
terdiri
dari
tiga
fase,
yaitu; siswa,
merupakan hubungan antara konsep yang
mengungkap
konsepsi
awal
bermakna dalam bentuk proposisi (Yamin,
menciptakan
konflik
konseptual,dan
2008: 144). Kelebihan dari peta konsep
mengupayakan
adalah untuk mengetahui konsep-konsep
Beberapa penelitian di bidang fisika yang
yang telah dimiliki siswa, supaya belajar
dilakukan oleh Natsir (1997) dan Komala
bermakna.
(2008) menunjukkan bahwa pembelajaran
Penggunaan
strategi
peta
konsep dalam cooperatif learning dapat
konstruktivis
terjadinya
tipe
akomodasi.
Novick
dapat 77
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87
Mei 2015
meningkatakan kemampuan pemahaman siswa.
Diyanti
penelitian
(2010)
dengan
melakukan
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh
pemanfaatan
menerapakan
concept map dalam model konstruktivisme
pembelajaran konstruktivisme tipe Novick
tipe Novick untuk mengatasi miskonsepsi
untuk meminimalisasi miskonsepsi siswa
pada konsep sistem pernapasan manusia.
pada mata pelajaran fisika didapatkan hasil
METODOLOGI PENELITIAN
bahwa penggunaan model pembelajaran
Penelitian dilaksanakan di SMA
konstruktivisme tipe Novick dapat lebih
Negeri 2 Karanganyar pada semester
meminimalisasi
genap
miskonsepsi
siswa.
tahun
pelajaran
2012/2013.
Penelitian tentang model konstruktivisme
Penelitian ini termasuk Quasy experiment
tipe Novick lebih berkembang dalam
dengan desain penelitian Posttest Only
pembelajaran fisika, padahal berdasarkan
with Nonequivalent Group Design.
prinsip dasarnya dapat dikembangkan
Populasi dalam
penelitian ini
dalam berbagi pembelajaran termasuk
adalah seluruh siswa kelas XI IPA SMA
biologi.
Negeri 2 Karanganyar tahun pelajaran
Salah satu konsep yang memilik serapan
2012/2013. Teknik pengambilan sampel
rendah pada 2 tahun terakhir yaitu tahun
dengan cluster sampling. Sampel yang
2011 dan 2012 adalah konsep sistem
ditetapkan kelas XI Imersi 1 sebagai kelas/
pernapasan. Pada tahun 2011 serapannya
kelompok eksperimen dan XI Imersi 2
sebesar 37,43% untuk sekolah dan 47,02%
sebagai kelas/ kelompok kontrol.
untuk tingkat kabupaten. Pada tahun 2012
Variabel bebas dalam penelitian ini
serapannya sebesar 57,47% untuk sekolah
adalah model pembelajaran
dan 60,27% untuk tingkat kabupaten.
tivisme tipe Novick dipadu Peta konsep.
Konsep sistem pernapasan yang menitik
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah
beratkan pada proses pernapasan manusia
miskonsepsi pada konsep sistem per-
merupakan suatu konsep yang memiliki
napasan manusia. Teknik pengumpulan
karakteristik yang abstrak dan terjadi pada
data dalam penelitian adalah teknik tes
tubuh manusia. Siswa diharapkan dapat
dengan tes pilihan ganda beralasan dan
menjelaskan
non tes dengan lembar observasi.
bagaimana
proses-proses
konstruk-
yang terjadi dalam sistem pernapasan
Tes uji coba instrumen penelitian
dalam kegiatan pembelajarannya. Konsep
dilakukan untuk mengetahui validitas tes
yang
kognitif menggunakan product moment
bersifat
abstrak
ini
dapat
menyebabkan miskonsepsi pada siswa. 78
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87
Mei 2015
dan divalidasi konstruk oleh ahli juga
antara kelas eksperimen dengan kelas
untuk mengetahui reliabilitas soal.
kontrol
Analisis
data
penelitian
tidak
perbedaan
berbeda.
rata-rata
Berdasarkan
tersebut
dapat
menggunakan uji t yang sebelumnya diuji
diketahui bahwa pemanfaatan concept map
normalitasnya dengan uji Kolmogorov
dalam model konstruktivisme tipe Novick
Smirnov dan uji homogenitas dengan
tidak
membandingkan antara varians terbesar
miskonsepsi
dibanding varians terkecil.
pernapasan manusia.
berpengaruh pada
Hasil
HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk
mengatasi
konsep
analisis
sistem
statistik
Hasil analisis pemanfaatan concept
menunjukkan bahwa pemanfaatan concept
map dalam model konstruktivisme tipe
map dalam model konstruktivisme tipe
Novick untuk mengatasi miskonsepsi pada
Novick tidak berpengaruh untuk mengatasi
konsep
miskonsepsi pada konsep sistem per-
sistem
pernapasan
manusia
disajikan pada tabel 1 berikut:
napasan manusia. Pernyataaan tersebut
Tabel 1 Hasil Uji Pengaruh Model
didasarkan pada hasil uji hipotesis yang
Konstruktivisme Tipe Novick dipadu
menghasilkan keputusan uji nilai thitung <
Concept Map Terhadap Miskonsepsi
ttabel, yaitu 1,994 < 2,064 dan Sig. > 0,05
Siswa pada Konsep Sistem Pernapasan
yaitu
Manusia
menunjukkan bahwa tidak ada beda antara
Rata-rata Variansi N Dk T hitung T tabel Signifikansi Keputusan Uji
Eksperimen Kontrol 0,8 1,52 0,917 2,343 25 25 24 1,994 2,064 0,053 H0 diterima
0,053,
sehingga
H0
diterima
rata-rata kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan
hasil
penelitian
diketahui bahwa tingkat miskonsepsi lebih tinggi pada kelas kontrol, yaitu pada kelas eksperimen sebesar 3,2% dan pada kelas kontrol
sebesar
6,08%.
Gambar
1
menunjukkan bahwa hampir pada setiap Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai thitung <
sub konsep sistem pernapasan manusia,
ttabel, yaitu 1,994 < 2,064 dan Sig. > 0,05
siswa mengalami miskonsepsi, terutama
yaitu
diambil
pada sub konsep mekanisme pernapasan.
keputusan bahwa H0 diterima, hal ini
Siswa belum dapat membedakan antara
menunjukkan bahwa tingkat miskonsepsi
pernapasan dada dengan pernapasan perut
0,053
sehingga
dapat
. 79
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87
Mei 2015
Gambar 1 Persentase Miskonsepsi Pada Setiap Sub Konsep Sistem Pernapasan Manusia Model konstruktivisme tipe Novick
menjadi lebih aktif, siswa termotivasi
terdiri dari 3 tahapan, yaitu: fase exposing
dalam mengikuti pembelajaran, tetapi
alternative
tidak
framework
(mengungkap
semua
siswa
mau
konsepsi awal), fase creating conceptual
berkontribusi
conflict
(menciptakan
beberapa diantaranya masih terlihat
konseptual),
dan
konflik
fase
encouraging
bingung
dalam
untuk
dalam
kelompoknya,
mengelompokkan
cognitive accomodation (mengupayakan
gambar tersebut. Hal ini dikarenakan
terjadinya
kognitif).
siswa yang terbiasa dengan metode
masing-masing
ceramah, sehingga dalam pencarian
akomodasi
Keterlaksanaan tahap/
fase
pada
dalam
model
ini
dapat
informasi secara mandiri jarang untuk
dijabarkan sebagai berikut:
dilakukan. Siswa yang diharapkan dapat
a. Fase exposing alternative framework
mengkonstruksi
sendiri, cenderung lebih sering bertanya
(mengungkap konsepsi awal) Pembelajaran
pada
pengetahuannya
fase
pada guru tentang materi.
pertama diikuti oleh 26 siswa kelas XI
Fase pertama dalam model ini
Imersi 1. Fase pertama dalam proses
dapat diketahui bahwa konsepsi awal
pembelajaran
dengan
siswa mengenai materi pernapasan
organ-organ
masih sangat minim. Hal ini dapat
menampilkan
dilakukan gambar
tubuh manusia. Siswa diminta untuk
terlihat
dari
memilih dan mengelompokkan gambar-
disampaikan dalam diskusi kelas dan
gambar yang termasuk dalam organ
pada
sistem pernapasan manusia. Suasana
sistem organ pernapasan manusia.
saat
jawaban
siswa
pengelompokan
yang
gambar
pembelajaran di kelas pada fase ini 80
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87
Mei 2015
Konsepsi awal siswa tentang sub materi struktur dan fungsi organ
sub konsep struktur dan fungsi organ pernapasan.
pernapasan yang sedang dipelajari,
Pelaksanaan
pembelajaran
hampir sepenuhnya terungkap dalam
pada fase I ini mengalami beberapa
diskusi kelas. Diskusi dilakukan secara
hambatan, yaitu alokasi waktu dalam
mandiri oleh siswa dalam kelas untuk
pelaksanaan yang sangat kurang. Fase
menjawab
pertama dalam model ini membutuhkan
fenomena
yang
terjadi
melalui gambar-gambar organ manusia.
waktu
Pada aspek penerimaaan (akomodasi),
membutuhkan suatu proses adaptasi
akomodasi yang diharapkan adalah
pada diri siswa tentang kebiasaan dalam
siswa dapat memahami bahwa masing-
belajar. Siswa yang terbiasa dengan
masing organ pernapasan memiliki
metode ceramah dan tampilan power
struktur dan fungsinya masing-masing
point cenderung kurang aktif dan
serta dalam suatu sistem pernapasan,
kurang
kerja
informasi secara mandiri, sehingga
organ
tidak
berdiri
sendiri
melainkan saling berhubungan.
yang
lebih
terbiasa
lama
dalam
karena
mencari
membutuhkan waku yang lebih lama
Peran guru dalam fase ini
untuk
membiasakan
siswa
adalah sebagai fasilitator, guru belum
mengkonstruk pengetahuannya secara
memberikan komentar atas jawaban
mandiri.
siswa dan belum menjawab pertanyaan
konsepsi awal siswa belum terlaksana
siswa karena tugas
karena
pembelajaran
guru
adalah
dalam
mengetahui
Tahapan
keterbatasan
mengevaluasi
waktu
dalam
penelitian.
dengan pasti konsepsi awal siswa secara
Kesimpulan
keterlaksanaan
individual terhadap topik yang akan
pada tahap/ fase I adalah proses belajar
dipelajari. Apabila tidak sesuai dengan
sesuai
konsepsi para ilmuwan, maka guru
konstruktivisme
harus
memodifikasinya
belum dapat mengena pada siswa,
menuju konsepsi yang sesuai dengan
sehingga pengetahuan yang dikonstruk
konsepsi
masih pada tingkatan permukaan dan
berusaha
para
ilmuwan
2008:21). Fase tahap
(Komala,
pertama
ini
merupakan suatu fase untuk mengetahui konsepsi awal siswa tentang materi sisem pernapasan manusia tertutama
tahapan
dengan
tahap tipe
hanya
I
Novick
terbatas
model tetapi
pada
keterlaksanaannya. b. Fase creating
conceptual
conflict
(menciptakan konflik konseptual) 81
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87
Mei 2015
Pembelajaran pada fase kedua
dipecahkan.
Percobaan
pembuktian
diikuti oleh 26 siswa kelas XI Imersi 1.
kandungan CO2, tidak semua siswa
Proses pembelajaran pada fase kedua
dapat
ini
dan
keterbatasan alat. Siswa mulai terbiasa
percobaan. Proses pembelajaran dengan
menggunakan model konstruktivisme
simulasi
dilakukan
cara
tipe Novick terlihat dari diskusi siswa
meminta
siswa
memperagakan
dalam pengisian LKS yang mulai
mekanisme
pernapasan
adalah
dengan
simulasi
dengan
dada
dan
mempraktikkan
karena
dilakukan secara mandiri.
pernapasn perut. Proses pembelajaran
Pelaksanaan pada fase II ini
dengan simulasi ini berjalan dengan
mengalami
lancar, siswa lebih aktif, dan mulai
ketersediaan
belajar mengkonstruksi pengetahuannya
kurang dan alokasi waktu yang juga
berdasarkan apa yang siswa peragakan.
kurang. Keterbatasan alat menyebabkan
Suasana
tidak semua siswa dapat mempraktikan
kelas
pada
saat
simulasi
hambatan alat
seperti
percobaan
menjadi lebih aktif seperti pada tahap I
percobaan,
dan siswa lebih terlihat antusias dalam
praktikum diperoleh siswa dari diskusi
memperagakan simulasi karena siswa
dalam
menggunakan anggota tubuhnya sendiri
kurang menyebabkan siswa kurang
dalam proses simulasi tersebut.
leluasa
Proses
pengetahuan
yang
kelompoknya.
dalam
pembelajaran
percobaannya.
selanjutnya adalah dengan percobaan
Peran
tentang
Waktu
yang
menganalisis
guru
hasil
dalam
fase
pembuktian kandungan CO2 dan H2O
pembelajaran ini adalah membantu
dalam udara pernapasan. Percobaan
siswa
dilakukan menggunakan air kapur dan
menjelaskan gagasannya kepada siswa
larutan
yang lain yang terlibat dalam diskusi,
PP
membuktikan sedangkan
dan
BTB
untuk
kandungan
CO2,
untuk
membuktikan
mendeskripsikan
membimbing demonstrasi
siswa atau
dan
melakukan
eksperimen,
dan
kandungan H2O dengan meniup plastik.
mengarahkan penafsiran siswa terhadap
Siswa
pengamatan yang telah mereka lakukan,
lebih
pembelajaran
aktif
pada
proses
ini,
akan
tetapi
salah
satunya
adalah
dengan
pembelajaran menjadi kurang kondusif
membimbing terjadinya diskusi kelas
akibat siswa lebih banyak becanda
(Diyanti, 2010).
dengan plastik yang ditiup kemudian
Kesimpulan
keterlaksanaan 82
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87
Mei 2015
pada tahap/ fase II adalah proses belajar
tidak mengalami hambatan seperti pada
sesuai
model
fase pertama maupun kedua sehingga
konstruktivisme tipe Novick dan siswa
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
lebih menikmati dan antusias pada
pada fase ketiga sesuai dengan tahap
tahap ke II tersebut, tetapi karena
model konstruktivisme tipe Novick.
keterbatasan waktu dan alat yang
Ketiga
digunakan,
konstruktivisme berjalan sesuai dengan
dengan
tahap
konstruksi
II
pengetahuan
siswa menjadi kurang optimal. F encouraging
accomodation
cognitive (mengupayakan
diminta
menghubungkan
model
pada
fase
konsep-
konsep yang diterimanya melalui peta konsep.
Pembuatan
seharusnya
terjadinya akomodasi kognitif) Pembelajaran
dalam
tahapan. Pada akhir tiap tahapan siswa
c. ase
fase
peta
dilakukan
pembelajaran
setiap
akan
konsep akhir tetapi
ketiga diikuti oleh 26 siswa kelas XI
keterlaksanaannya tidak sesuai. Peta
Imersi1. Fase ketiga dalam proses
konsep dibuat setelah fase kedua karena
pembelajaran
dengan
keterbatasan waktu. Pelurusan peta
memberikan pertanyaan kepada siswa
konsep dilakukan di akhir pertemuan
yang
pada fase ketiga berjalan dengan baik.
dilakukan
bersifat
menggali
seperti
bagaimana mekanisme pernapasan dada
Berdasarkan
data
hasil
dan perut, bagaimana proses itu dapat
penelitian persentase miskonsepsi pada
terjadi. Selain itu pertanyaan yang
kelas
bersifat
menggali
adalah
dibanding pada kelas kontrol, yaitu
dengan
bertanya
hasil
pada kelas eksperimen sebesar 3,2%
lainnya tentang
percobaan siswa pada fase kedua. Suasana
eksperimen
lebih
rendah
dan pada kelas kontrol sebesar 6,08%.
pembelajaran
Dilihat dari hasil tingkat pemahaman
cenderung lebih pasif, karena hanya
siswa, pada kelas eksperimen tingkat
beberapa siswa yang dapat menjawab
ketidakpahaman lebih tinggi daripada
pertanyaan guru, dan siswa lainnya
kelas kontrol.
lebih banyak yang mendengarkan. Fase
siswa terhadap soal dapat dilihat pada
ketiga ini diharapkan bahwa siswa
gambar 2 berikut:
Tingkat
pemahaman
dapat mengakomodasi materi dalam struktur kognitifnya. Pelaksanaan pada fase ketiga 83
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87
Mei 2015
Gambar 2 Grafik Persentase Tingkat pemahaman Siswa
Gambar 2 diatas menunjukkan bahwa
terjadi
tingkat pemahaman siswa pada kelas
miskonsepsi.
eksperimen maupun kelas kontrol diatas
kesalahan
konsep
atau
Miskonsepsi terjadi pada kelas
50% tidak paham, yaitu pada kelas
eksperimen
eksperimen sebesar 60,2% dan pada
Miskonspesi terjadi hampir disemua
kelas kontrol sebesar 54,72%. Pada
sub
tingkatan paham, kelas kontrol lebih
Persentase miskonsepsi sub konsep
tinggi
kelas
sistem pernapasan manusia pada kelas
ekperimen, yaitu pada kelas kontrol
eksperimen maupun kelas kontrol dapat
sebesar
dilihat pada gambar 1. Gambar 1
dibanding
39,2%
eksperimen
dengan
dan
sebesar
pada 36%.
kelas Tingkat
konsep
menunjukkan
dan
kelas
sistem
bahwa
kontrol.
pernapasan.
miskonsepsi
ketidakpahaman pada kelas ekperimen
terjadi pada setiap sub konsep pada
yang
memungkinkan
kelas kelas kontrol, yaitu pada sub
tingkat miskonsepsinya lebih rendah
konsep pengertian pernapasan, organ
dikarenakan siswa cenderung tidak
pernapasan,
paham, berbeda dengan kelas kontrol
hasil
yang tingkat ketidak pahamannya lebih
pernapasan,
rendah lebih besar kemungkinannya
eksperimen tidak terjadi miskonsepsi
lebih
tinggi
mekanisme
pernapasan
dan
sedangkan
pernapasan, gangguan pada
kelas
pada konsep pengertian pernapasan dan 84
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87 gangguan
Persentase
maupun dikelas kontrol. Kesalahan
miskonsepsi pada masing-masing sub
konsep lebih banyak terjadi pada organ
konsep dapat dilihat pada tabel 2
alveolus. Beberapa siswa mengalami
berikut:
kesalahan konsep dalam menyebutkan
Tabel
2
pernapasan.
Mei 2015
Miskonsepsi
fungsi alveolus seperti pada jawaban
Pada Setiap Sub Konsep
siswa berikut: organ tempat terjadinya
Sistem
pertukaran O2 dan CO2 adalah paru-
Persentase
pernapasan
paru. Kesalahan konsep lainnya adalah
Manusia Sub Konsep Pengertian Pernapasan Organ Pernapasan Mekanisme Pernapasan Hasil Pernapasan Gangguan Pernapasan
Miskonsepsi Eksperimen Kontrol 0% 0,32%
pada organ tenggorokan, sebagian siswa berpendapat bahwa tenggorokan bukan merupakan organ pernapasan melainkan
1,44%
2,4%
organ
1,6%
2,72%
pernapasan
0,16%
0,48%
0%
0,16%
adalah
pencernaan,
dan
organ
pengganti
tenggorokan
kerongkongan.
Miskonsepsi
urutan ketiga pada kelas eksperimen dan kontrol adalah sub konsep hasil pernapasan,
pada
kelas
kontrol
Miskonsepsi yang paling tinggi
persentasenya lebih tinggi dibanding
adalah pada sub konsep mekanisme
kelas eksperimen. Miskonsepsi yang
pernapasan. Miskonsepsi yang terjadi
terjadi
pada kelas eksperimen seperti pada saat
hembuskan
tulang rusuk membesar akan terjadi
karbondioksida
relaksasi
kontrol
mengembun dan buram. Miskonsepsi
miskonsepsi yang terjadi adalah seperti
urutan keempat pada kelas kontrol
pada saat tekanan udara membesar dan
adalah pada
udara masuk ke paru-paru. Kesalahan
Kesalahan
konsep lain yang dijumpai pada sub
gangguan pernapasan seperti penyakit
konsep mekanisme pernapasan adalah
pneumonia
kesamaan
inspirasi
bakteri. Miskonsepsi pada sub konsep
internal.
pengertian pernapasan
dengan
dan
pada
antara
kelas
proses
pernapasan
seperti
udara
yang
kita
mengandung sehingga
cermin
gangguan pernapasan.
konsep
tidak
sub
disebabkan
oleh
terjadi pada
kelas
konsep organ pernapasan menempati
merupakan penggunaan energi didalam
urutan
tubuh manusia dalam bentuk panas dan
di
kelas
ekperimen
yaitu
bab
Miskonsepsi juga ditemukan pada sub
kedua
kontrol,
pada
pernapasan
85
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87
Mei 2015
energi kimia melalui prosesn O2 + C6H12O6 CO2 dan H2O. Hasil
data
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian diperoleh kesimpulan bahwa
penelitian
penerapan concept map dalam model
menunjukkan bahwa pemanfaatan peta
konstruktivisme
konsep dalam model konstruktivisme
berpengaruh terhadap upaya mengatasi
tipe Novick tidak berpengaruh secara
miskonsepsi
pada
konsep
sistem
signifikan
pernapasan
manusia
dengan
tingkat
dalam
mengatasi
tipe
Novick
tidak
miskonsepsi. Keadaan seperti ini karena
miskonsepsi yang terungkap 3,2% pada
siswa yang sudah terbiasa belajar
kelas eksperimen.
dengan metode ceramah lebih dapat
DAFTAR PUSTAKA
menyesuaikan
proses
Adisendjaja, Yusuf Hilmi & Romlah,
belajarnya, sedangkan pada saat siswa
Oom. (2007). Identifikasi Kesalahan
menggunakan
pembelajaran
dan Miskonsepsi Buku Teks Biologi
baru, siswa harus mulai beradaptasi
SMU. Makalah. Disampaikan pada
dalam belajarnya. Penggunaan model
Seminar
pembelajaran
Biologi, Jurusan Pendidikan Biologi
diri
dalam
model
konstruktivisme
tipe
Nasional
Novick dengan memanfaatkan peta
FPMIPA
konsep
Indonesia 25-26 Mei
didalamnya
membutuhkan
Pendidikan
Universitas
Pendidikan
waktu secara bertahap. Setiap fase
Dahar, Ratna Wilis. (2011). Teori-Teori
model yang memfasilitasi siswa dalam
Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:
perubahan
Erlangga
konseptual
memerlukan
tahapan yang tidak bisa dilakukan
Diyanti, Nita. (2010). Penerapan Model
secara cepat. Siswa yang terbiasa
Pembelajaran Konstruktivisme Tipe
mendengar penyampaian materi melalui
Novick
ceramah apabila diminta untuk belajar
Miskonsepsi
untuk mengkonstruksi pengetahuannya
Pelajaran Fisika. Skripsi Sarjana
secara mandiri akan lebih kesulitan
pada FPMIPA UPI Bandung. Tidak
karena
Diterbitkan
kebiasaan
siswa
menerima
konsep yang sudah terbentuk tanpa
untuk Siswa
pada
Mata
Komala, R. (2008). Implementasi Model
mengetahui bagaimana konsep itu dapat
Pembelajaran
terbentuk.
Upaya
KESIMPULAN
Meminimalisasi
untuk
Novick
Sebagai
Meningkatkan
Pemahaman konsep Fisika Siswa SMKN.
Skripsi
Sarjana
pada 86
Jurnal Pendidikan Biologi Volume 7 Nomer 2 Halaman 74-87 FPMIPA
UPI
Mei 2015
Bandung.
Tidak
Diterbitkan Kurniadi,
Slameto. (2010). Belajar dan FaktorFaktor
Erawan.
(2011).
Miskonsepsi
Mengatasi
Dinamika
dengan
yang
Mempengaruhinya.
Jakarta: Rineka Cipta Susilawati,
Fransisca
Dina.
(2008).
Konflik Kognitif Melalui Metode
Implementasi Strategi Peta Konsep
Demonstrasi.
dalam Cooperatif Learning Sebagai
Jurnal
Pendidikan,
Vol.14, No. 1: hlm 2
Upaya Meminimalisasi Miskonsepsi
Kustiyah. (2007). Miskonsepsi Difusi dan
Bioteknologi di SMA Negeri 8
Osmosis pada Siswa MAN Model
Surakarta. Skripsi
Palangkaraya. Jurnal Ilmiah Guru
FKIP PMIPA UNS Surakarta. Tidak
Kanderang Tingang. Vol. 01, No. 1:
Diterbitkan
hlm 1
Syahroni,
Intan.
(2011).
Litbang.kemdikbud.go.id
Model
Musidah,Uuh Siti. (2011). Identifikasi
Konstruktivisme
Melalui
Eksperimen
untuk
Ekosistem
Miskonsepsi
Siswa
Menggunakan
Penggunaan Pembelajaran
Miskonsepsi Siswa pada Konsep dengan
Sarjana pada
Metode
Mengurangi pada
Pokok
Peta Konsep. Skripsi Sarjana pada
Bahasan Kinematika Gerak Lurus.
FPMIPA
Skripsi Sarjana pada FPMIPA UPI
UPI
Bandung.
Tidak
Diterbitkan
Bandung. Tidak Diterbitkan
Natsir, M. (1997). Strategi Penggunaan
Syaifudin, Ahmad. (2008). Implementasi
Model Pembelajaran Novick untuk
Model
Meningkatkan
Terbimbing
Keaktifan
dan
Pembelajaran
Penemuan
dalam
Matematika
Mengurangi
Miskonsespsi
Pemahaman Siswa tentang Listrik
Untuk
dalam Pembelajaran IPA di Sekolah
Geometri Siswa Kelas VIII SMPN 3
Dasar. Tesis Pendidikan IPA UPI
Bulakamba Brebes Jawa Tengah
Bandung. Tidak diterbitkan
Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi
Rismayanti.
(2012).
Miskonsepsi
Remediasi
Siswa
SMU
pada
Konsep Sistem Pernapasan dengan Menggunakan Sarjana
pada
Analogi. FPMIPA
Bandung. Tidak Diterbitkan
Skripsi UPI
Sarjana pada Fakultas Sains dan Teknologi
UIN
Sunan
Kalijaga
Yogyakarta. Tidak Diterbitkan Yamin,
Martinis.
(2008).
Paradigma
Pendidikan Konstruktivistik. Jakarta: Gaung
Persada
Press
87