JURNAL MEDIATEL Pelindung Penanggung jawab
: Direktur : Pembantu Direktur I
DEWAN REDAKSI Ketua Anggota
: Bloko Budi Rijadi, ST : Ismail Mustaqim, SE Ir. Ade Kusnama Irwan Hariyanto, ST Anthoni Chandra, SS Indah Kusuma Hayati, SP
Redaksi Pelaksana
: Mega Juliana, A.Md Desi Purwitasari, A.Md
ALAMAT REDAKSI Akademi Telekomunikasi Bogor Program Studi Manajemen Industri Telekomunikasi Jl. Merdeka No. 78 Bogor 16114 Tlp./Fax. 0251-8325150 email:
[email protected] website : http://www.akatelkom.com
PENGANTAR REDAKSI
Dalam kesempatan penerbitan kali ini, Dewan Redaksi menyajikan karya ilmiah yang bersifat teknis pada industri telekomunikasi, diantaranya Perencanaan BTS (Base Transceiver Station) Di Wilayah Layanan Operasi Seluler GSM, Transisi Dari TV Analog Ke TV Digital Di Indonesia Dan Dampaknya Bagi Masyarakat,, Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GDMSS (Global Maritime Distress And Safety System) Untuk Menanggulangi Terjadinya Kecelakaan Kapal). Hal ini secara keseluruhan problematika yang banyak ditemukan di lapangan merupakan permasalahan kesisteman baik di bidang teknik maupun bidang manajemen pada industri telekomunikasi. Yang akhirnya diharapkan menjadi solusi bagi permasalahan ini Disajikan juga aspek manajemen bagaimana sebuah perusahaan mencapai tujuan organisasi dan pemanfaatan teknologi informasi (ICT) sebagai media pemasaran yang diharapkan menjadi alternatif bagi entrepreneur untuk memulai usaha. Kami berharap jurnal ilmiah ini dapat diterima oleh pembaca sekalian dan dapat berkesinambungan memperbanyak publikasi karya-karya ilmiah yang lain. Dengan segala kerendahan hati, kami menerima berbagai saran & kritik yang membangun demi kemajuan ilmu dan teknologi bangsa Indonesia.
Redaksi
DAFTAR ISI
Pengantar Redaksi ………………………………………………………………………… i Daftar isi …………………………………………………………………………….……. ii
Perencanaan BTS (Base Transceiver Station) Di Wilayah Layanan Operasi Seluler GSM ……………………………………………………………..……. 1 Transisi Dari TV Analog Ke TV Digital Di Indonesia Dan Dampaknya Bagi Masyarakat ………………………………………………………….
11
Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GDMSS (Global Maritime Distress And Safety System) Untuk Menanggulangi Terjadinya Kecelakaan Kapal) …............. 22 Perumusan Strategi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Bandung Dalam Mencapai Tujuan Organisasi ……………………….…………………………………. 33 Analisis Pemanfaatan Blogsite Sebagai Media Pemasaran Consumer Goods …...……… 45
1
PERENCANAAN BTS (BASE TRANSCEIVER STATION) DI WILAYAH LAYANAN OPERASI SELULER GSM Oleh : Irwan Hariyanto, ST1)
ABSTRAK
Teknologi telekomunikasi selalu mengalami perkembangan yang sangat pesat dari waktu ke waktu dan perkembangan tersebut sebagai langkah untuk memenuhi kebutuhan manusia untuk saling berkomunikasi kapan dan di manapun manusia itu berada tanpa merasa dibatasi oleh ruang dan waktu. Salah satu contoh metode komunikasi yang digunakan sekarang yaitu dengan memakai telepon kabel dan terintegrasi dalam jaringan telepon atau PSTN (Public Switching Telephone Network). Dalam perkembangannya ada pilihan lain yang lebih praktis dalam komunikasi suara dan komunikasi data dibanding dengan telepon biasa atau telepon kabel yaitu telepon seluler dengan memanfaatkan gelombang mikro sebagai perantaranya. Pemakaian telepon seluler lebih praktis dikarenakan sifatnya yang dinamis, pengguna dapat menikmati layanan komunikasi seluler dalam keaadaan diam maupun ketika pengguna dalam keadaan bergerak di mobil misalnya. Salah satu komponen yang penting dalam suatu jaringan komunikasi seluler adalah BTS (Base Transceiver Station) adalah salah satu komponen yang berfungsi untuk mengirim dan menerima sinyal dari pengguna telepon seluler di area layanannya. Oleh karena itu diperlukan suatu perencanaan untuk penempatan BTS dalam meningkatkan jangkauan layanan komunikasinya. Kata kunci : Komunikasi, Telepon seluler, BTS
PENDAHULUAN Perangkat atau sistem telekomunikasi yang berkembang saat ini tidak terjadi secara tiba-tiba, semuanya mengalami evolusi atau melalui beberapa tahapan. Salah satu jenis teknologi komunikasi tersebut adalah teknologi wireless atau teknologi komunikasi tanpa kabel. Salah satu bentuk teknologi wireless yang dikembangkan dan diaplikasikan saat ini adalah sistem komunikasi bergerak selular (Mobile Selular Communication) atau dikenal juga sebagai komunikasi radio selular. Sistem komunikasi selular ini mempunyai keuntungan dibandingkan dengan teknologi wireless lainnya karena sistem komunikasi selular mempunyai kemampuan mobilitas yang lebih tinggi dengan jangkauan atau cakupan operasional yang luas. Sedangkan perangkat komunikasinya dikenal dengan telepon selular atau ponsel KERANGKA PEMIKIRAN Pada arsitektur jaringan GSM komponen BTS terletak di tengah suatu sel atau daerah layanan, mempunyai peran yang penting untuk menciptakan suatu proses komunikasi. Suatu operator seluler merencanakan bagaimana BTS tersebut secara
1)
Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom
Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri
teknis atau non teknis dapat meningkatkan jangkauan layanan berkomunikasi (Gambar 1) Teknik Komunikasi
Seluler
Infrastruktur Jaringan
BTS
Perencanaan
Perluasaan Jaringan
Gambar 1. Konsep Kerangka Pemikiran
TINJAUAN PUSTAKA Konsep Sistem Komunikasi Selular Daerah operasional sistem komunikasi selular dibagi kedalam sel-sel yang saling berdekatan. Sel adalah daerah geografi yang secara teori digambarkan dalam bentuk heksagonal, sehingga praktis dalam Vo. 2, No. 1 Juni 2012
2 melakukan analisa matematis. Pengaruh topografi seperti adanya bangunan-bangunan tinggi, perbukitan atau gunung menyebabkan sel-sel jarang yang berbentuk teratur, karena batas masing-masing sel yang saling berhimpitan atau tumpang tindih. Di setiap sel terdapat stasiun induk atau base station yang terdiri dari antena, peralatan pemancar dan penerima serta peralatan switching untuk menghubungkan pemakai telepon selular berkomunikasi. Untuk proses komunikasinya maka masing-masing sel tersebut dirancang beberapa set frekuensi yang berbeda, agar tidak terjadi interferensi antara sel-sel yang berdekatan itu. Pada gambar di bawah ini menunjukkan konfigurasi sel yang berbentuk heksagonal dan setiap sel ditandai dengan huruf-huruf yang berbeda, huruf tersebut menunjukkan alokasi frekuensi yang digunakkan di setiap selnya. Setiap huruf yang sama menunjukkan pemakaian frekuensi yang sama, pemakaian ulang frekuensi tersebut hanya pada daerah yang terpisah cukup jauh. B C
B G
A D
B C
F E
A
B
D
E
F E
B C
B
G A
F
G A
C G
D
C
G A
Gambar 2. Konfigurasi Sel Komunikasi Seluler Di setiap sel pada sistem komunikasi selular terdapat satu Base Station (BS) yang dibangun atau ditempatkan pada puncak gedung, perbukitan, hamparan persawahan, gurun atau di mana saja. Selama berfungsi untuk menjangkau (coverage) suatu area di mana proses komunikasi terjadi. Setiap pengguna telepon selular (ponsel) atau Mobile Station (MS) yang membuat suatu panggilan komunikasi, akan mengirimkan suatu pesan ke base station 1)
terdekat di mana pengguna ponsel berada. Kemudian base station akan mengalokasikan suatu kanal dengan frekuensi tertentu yang akan digunakan untuk proses komunikasi. Setelah panggilan selesai, kanal tersebut akan dibebaskan sehingga memungkinkan untuk digunakan oleh pemanggil lain dalam sel yang sama. Pada saat diaktifkan telepon selular akan menjaga monitoring sinyal suatu base station untuk mendeteksi suatu sinyal yang paling baik atau kuat. Bila mobile station mendeteksi suatu sinyal yang lebih kuat maka dapat diasumsikan mobile station tersebut sedang mendekati suatu sel baru, maka mobile station akan menginformasikan kepada base station tersebut bahwa ia segera berpindah ke sel baru dimana base station itu berada. Proses berpindahnya suatu mobile station dari suatu sel ke sel yang lain disebut handover. Kemudian base station yang baru akan menginformasikan frekuensi yang akan digunakan di sel itu kepada mobile station, hal ini sangat penting bagi base station untuk mengetahui mobile station berada setiap saat. Sehingga suatu panggilan yang datang dapat dirutekan melalui base station yang tepat.
Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom
Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri
Karakteristik GSM (Global System for Mobile Communication) Sistem komunikasi selular generasi ke-2 atau G2 (second generation) yang lebih dikenal sebagai GSM (Global System for Mobile Communication) merupakan sistem komunikasi selular digital yang dikembangkan untuk menggantikan sistemsistem komunikasi selular sebelumnya yang analog. Sistem komunikasi selular GSM 900 menggunakan dua frequency band radio yang masing-masing dengan interval sebesar 25 MHz, frequency band tersebut dialokasikan sebagai berikut : Frekuensi (Uplink) 890 – 915 Mhz Untuk hubungan dari MS (Mobile Station) ke BS (Base Station). Frekuensi (Downlink) 935 – 960 Mhz Untuk hubungan dari BS (Base Station) ke MS (Mobile Station). Maka sistem selular GSM 900 mempunyai 124 frequency channels/RF carrier dengan bandwidth sebesar 200 Khz, frekuensi-frekuensi tersebut dialokasikan Vo. 2, No. 1 Juni 2012
3 secara berpasangan sehingga setiap pasangan frekuensi (uplink) dan frekuensi (downlink) terpisah sekitar 45 MHz. 960
Base Station Transmit (Downlink)
950
935 Channel Separation 45 MHz
Frequency (MHz) 915
Base Station Receive (Uplink)
905
890
Gambar 3. Spektrum Frekuensi GSM Dengan metode akses TDMA (Time Division Multiple Access) setiap frekuensi pembawa (RF Carrier) dibagi ke dalam 8 saluran (Traffic Channel). Sebuah frame TDMA terdiri dari 8 kerangka waktu (8 Time Slot ) yang memiliki durasi selama 4.615 ms, sedangkan masing – masing time slot berdurasi 0.577 ms. Multiframe (26 Frame)
Frame TDMA 8 TS (4.615ms) 0
1
2
3
4
5
6
7
Burst (0.577 ms)
3 Tail Bit
58 Data Bit
26 Bit TS
58 Data Bit
3 Tail Bit
Gambar 4. Format TDMA GSM 1)
Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom
Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri
Frame TDMA GSM yang terdiri dari 8 TS (Time Slot ) tersebut dikirimkan dengan kecepatan (Data Transmission Rate) 270.833 Kbps. Pada umumnya sistem- sistem komunikasi selular yang analog menggunakan metode akses FDMA (Frequency Division Multiple Access). Dengan metode tersebut sebuah frekuensi secara khusus dialokasikan kepada setiap pengguna selama panggilan, sehingga pada situasi komunikasi yang padat akan terjadi overload dan menyebabkan proses komunikasi sering mengalami kegagalan. Berdasarkan alasan tersebut maka sistem GSM mengkombinasikan dua metode akses yaitu antara TDMA (Time Division Multiple Access) dan FDMA (Frequency Division Multiple Access) Frequency F7
TS 0
TS 1
TS 2
TS 3
TS 4
TS 5
TS 6
TS 7
F6
TS 0
TS 1
TS 2
TS 3
TS 4
TS 5
TS 6
TS 7
F5
TS 0
TS 1
TS 2
TS 3
TS 4
TS 5
TS 6
TS 7
F4
TS 0
TS 1
TS 2
TS 3
TS 4
TS 5
TS 6
TS 7
F3
TS 0
TS 1
TS 2
TS 3
TS 4
TS 5
TS 6
TS 7
F2
TS 0
TS 1
TS 2
TS 3
TS 4
TS 5
TS 6
TS 7
F1
TS 0
TS 1
TS 2
TS 3
TS 4
TS 5
TS 6
TS 7
Time
Gambar 5. Format TDMA/FDMA GSM Pada kondisi tingkat penuh atau full rate maka 8 TS akan dinotasikan untuk setiap frekuensi, dengan metode akses TDMA setiap pengguna akan mengirimkan sinyal secara periodik sedangkan dengan akses FDMA pengguna mengirimkan sinyal secara permanen. Perbedaan antara keduanya dapat dijelaskan melalui gambar 2.4, frekuensi (F1) dapat menunjukkan frekuensi GSM dengan 1 TS aktif yaitu sinyal yang dikirim setiap frame TDMA. Sehingga memungkinkan TDMA dapat melayani saluran lainnya atau 7 TS secara bersamaan pada frekuensi yang sama pada kondisi tingkat penuh (full rate). Proses tersebut membuktikan kombinasi antara akses TDMA dan akses FDMA. Melalui metode akses TDMA maka transceiver di BS (Base Station) mempunyai kemampuan untuk memonitor frekuensi yang mungkin digunakan, karena ada dua band frekuensi yaitu untuk pengiriman dan penerimaan. Vo. 2, No. 1 Juni 2012
4 Sistem Komunikasi selular digital GSM (Global System for Mobile Communication) menggunakan suatu teknik modulasi yaitu GMSK (Gaussian Minimum Shift Keying). Base Transceiver Station (BTS) Konsep dasar komunikasi selular yaitu memanfaatkan pola sel-sel dan masing-masing selnya terdapat suatu station radio yang lebih dikenal dengan Base Transceiver Station (BTS). BTS merupakan bagian yang mampu mencakup (coverage) suatu tempat tertentu dimana proses link komunikasi dengan Mobile Station (MS) dilakukan. BTS tersebut mempunyai antena dengan beberapa transceiver (TRX), proses penterjemahan sinyal dilakukan oleh BTS sebelum diteruskan ke Base Station Controller (BSC) dan Mobile Switching Centre (MSC). BTS juga berfungsi sebagai interkoneksi antara infrastruktur sistem selular dengan out station dan bertugas memonitor out station yang masuk atau keluar dari sel BTS tersebut. Kemampuan BTS untuk mencakup (coverage) suatu daerah operasionalnya dipengaruhi oleh topografi permukaan bumi antara lain gedung- gedung tinggi, perbukitan dan pegunungan.
Sektorisasi Sel (Cell Sectorisation) Sektorisasi sel dilakukan khusus untuk sel-sel yang berukuran besar (Macro Cell), tujuannya adalah agar BTS dalam sel itu mampu mencakup (coverage) beberapa sektor area karena sel makro diasumsikan sebagai wilayah yang luas. Tujuan yang lain dari sektorisasi sel untuk memudahkan pengalokasian sel.
Base Station Subsystem
BTS
BTS
Sel didefinisikan sebagai suatu area yang memiliki luas, diameter tertentu dan dapat membentuk suatu pola yang tersusun dari beberapa sel. Proses komunikasi antara pengguna telepon selular dapat terjadi karena di setiap sel terdapat base station yang mampu mengirim dan menerima sinyal. Telepon selular atau mobile station dapat diaktifkan dan dapat berpindah dari sel satu ke sel yang lain karena sifat mobilitas dari pengguna telepon selular. Karena ukurannya maka sel-sel itu dapat dibagi dalam dua bentuk sel yaitu sel berukuran besar (Macro Cell) mempunyai ukuran diameter yang besar sehingga diasumsikan sebagai wilayah yang luas dan sel berukuran kecil (Micro Cell) diasumsikan sebagai wilayah yang tidak luas karena ukuran diameternya yang kecil. Sel-sel yang berukuran kecil (Micro Cell) terkonsentrasi di tengah perkotaan karena untuk melayani pemakai telepon selular dengan jumlah besar, sedangkan sel-sel yang berukuran besar (Macro Cell) lebih terkonsentrasi di daerah pinggir kota untuk melayani pemakai telepon selular yang lebih sedikit. Sel yang besar memiliki diameter sekitar 35 km (rekomendasi GSM) yang berarti base station dalam sel itu mampu melayani suatu area yang luas.
BSC
BTS
Gambar 6. Topologi Base Station Subsystem Perencanaan Sel (Cell Planning) 1)
Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom
Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri
Vo. 2, No. 1 Juni 2012
5
2
1
7
Cell Site
2
2 3
1
120 Degree Sector / Cells 6
7
2 Cell Site
60 Degree Sector / Cells 3
4
Gambar 7. Sektorisasi Sel Dalam gambar (7) terlihat sektorisasi terhadap dua buah sel, sel yang pertama disektorisasi menjadi 3 sektor dengan masingmasing sektor mempunyai sudut 1200. Sedangkan sel kedua disektorisasi menjadi 6 sektor, sehingga masing-masing sektornya mempunyai sudut 600. Pengalokasian Frekuensi Sel Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa kelebihan dari komunikasi selular adalah efisiensi dalam pemakaian frekuensi, karena frekuensi yang sudah dialokasikan untuk sebuah sel dapat dipakai kembali (frequency reuse) untuk sel lain. Tetapi pengalokasian frekuensi ini merupakan suatu tahap yang rumit karena antara sel yang berdekatan tidak boleh mempunyai frekuensi yang sama untuk menghindari terjadinya interferensi. Sehingga dua tahapan sebelumnya yaitu perencanaan sel (cell planning) dan sektorisasi sel (cell sectorisation) dapat membantu dalam proses pengalokasian frekuensi. Perencanaan sel yang umum dilakukan adalah menggunakan pola tujuh sel (seven cell cluster), kemudian sel-sel tersebut nantinya dapat dialokasikan sepasang frekuensi yaitu frekuensi yang dikirim dari BTS ke pengguna ponsel (frequency downlink) dan frekuensi yang dikirim dari pengguna ponsel ke BTS (frequency uplink).
1)
2 7
3 1
2
Gambar 8. Pola 7 sel (Seven Cell Cluster)
1
5
4 5
5 3
1
6
6 4
2
3 1
1 6
7
7 3
4 5
3
2
Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom
Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri
Setiap sel untuk pola 7 sel ditandai dengan nomor yang berbeda, berarti sel-sel tersebut memiliki frekuensi yang berbeda pula. Frekuensi untuk setiap sel dialokasikan secara berpasangan yaitu frekuensi yang dikirim dari BTS ke telepon selular (frequency downlink) dan frekuensi yang dikirim dari telepon selular ke BTS (frequency uplink). HASIL PENELITIAN Perencanaan BTS (Base Transceiver Station) Di Kawasan Bogor Baru Sebuah tower didirikan khusus untuk perencanaan sebuah BTS (Base Transceiver Station) terletak di kawasan perumahan Bogor Baru kecamatan Bogor Utara, direncanakan BTS tersebut nantinya melayani suatu area yang luas (Macro Cell). Karena merupakan tipe sel besar atau macro cell dan direncanakan untuk melayani beberapa kawasan atau wilayah maka sel tersebut disektorisasi menjadi tiga sektor Gambar di bawah ini menunjukkan sektorisasi sel makro (macro cell) untuk BTS yang direncanakan di perumahan Bogor Baru Utara
Barat Laut
2 BTS
3
Timur
1
Barat Daya
Gambar 9. Sektorisasi sel untuk sel BTS Bogor Baru
Vo. 2, No. 1 Juni 2012
6
Ketiga arah yang berbeda itu direncanakan untuk melayani beberapa wilayah di kotamadya Bogor yaitu : Sektor 1 (Barat Daya) untuk diarahkan ke tengah kota Bogor. Sektor 2 (Barat Laut) untuk diarahkan ke kawasan pemukiman penduduk diantaranya perumahan Bantarjati dan perumahan Indraprasta Warung Jambu Bogor. Sektor 3 (Timur) untuk diarahkan ke kawasan terbuka meliputi jalan tol Jagorawi arah Ciawi dan sebagian perumahan Bogor Lakeside. Sehingga dapat diasumsikan bahwa BTS dalam sel itu memancarkan sinyal untuk melayani tiga wilayah yang berbeda, sektor 1(Barat Daya) melayani daerah perkotaan atau wilayah urban, sektor 2 (Barat Laut) melayani daerah pemukiman penduduk di pinggir kota atau wilayah suburban, dan sektor 3 (Timur) melayani daerah terbuka atau open area.
Kota sedang atau kecil (Medium Small City) maka nilai koreksi a(hm) : a(hm) = (1,1 log fc – 0,7 ).hm – (1,56 log fc – 0,8) Kota besar (Large City) maka nilai koreksi a(hm) : a(hm) = 3,2 (log 11,75. hm)2 – 4,97 Keterangan : hb = h1 Ketinggian antena di tower (m). hm = h2 Ketinggian antena ponsel atau mobile station (m). fc = f (downlink) Frekuensi yang dipancarkan BTS (Mhz). R=d Jarak antara BTS dan pengguna telepon selular (Km). Alokasi Frekuensi Untuk BTS Bogor Baru Sel yang akan ditempati BTS di kawasan Bogor Baru merupakan sel yang berukuran besar (Macro Cell), setelah disektorisasi menjadi 3 sektor maka langkah selanjutnya adalah mengalokasikan frekuensi untuk setiap sektornya. Sektor 2 (Barat Laut )
Redaman Lintasan (Path Loss) Sinyal yang dipancarkan dari BTS ke sejumlah tempat atau wilayah akan mengalami redaman lintasan (Path Loss), sehingga seorang teknisi telekomunikasi dari Jepang membagi redaman lintasan yang dialami oleh sinyal tersebut ke dalam suatu rumus berdasarkan tipikal wilayahnya masing-masing. Rumus-rumus redaman lintasan yang dialami oleh suatu sinyal berdasarkan tipikal wilayah yang dilaluinya adalah sebagai berikut: Wilayah perkotaan (Urban Area). Lp = 69,55 + 26,16 log fc – 13,82 log hb – a(hm) + (44,9 – 6,66 log hb) . log R (dB) Wilayah pinggir kota (Suburban Area). Lps = Lp(Urban Area) – 4,78 (log fc)2 + 18,33 log fc – 40,94 (dB) Wilayah terbuka (Open Area). Lpo = Lp(Urban Area) – 4,78 (log fc)2 + 18,33 log fc – 40,98 (dB) Pada rumus redaman lintasan untuk urban area terdapat a(hm) sebagai faktor koreksi keberadaan pengguna ponsel untuk tipe kota di bawah ini : 1)
Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom
Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri
Ch.75 Sektor 3 (Timur )
Ch.100
Ch.50
Sektor 1 (Barat Daya )
Gambar 10. Alokasi Frekuensi BTS Bogor Baru Pada gambar di atas terlihat setiap sektor telah dialokasikan frekuensi yang berbeda, sektor 1 (Barat Daya) dengan Ch.50, sektor 2 (Barat Laut) dengan Ch.75 dan sektor 3 (Timur) dengan Ch.100. Melalui tabel GSM Channels maka dapat diketahui pasangan frekuensi yang dialokasikan untuk setiap sektornya pada sel itu. Sektor 1 (Barat Daya) dengan Ch.50 berarti memiliki frekuensi uplink (900 Mhz) dan frekuensi downlink (945 Mhz). Vo. 2, No. 1 Juni 2012
7 Sektor 2 (Barat Laut) dengan Ch.75 berarti memiliki frekuensi uplink (905 Mhz) dan frekuensi downlink (950 Mhz). Sektor 3 (Barat Daya) dengan Ch.100 berarti memiliki frekuensi uplink (910 Mhz) dan frekuensi downlink (955 Mhz). Untuk memancarkan atau mengirimkan sinyal dari BTS ke pengguna telepon selular, masing-masing sektor di BTS tersebut menggunakan antena sektor (Flat Panel Antenna). Kalkulasi Redaman Lintasan Untuk memperoleh seberapa besar redaman lintasan untuk setiap wilayah yang dilayani oleh BTS yang berlokasi di Bogor Baru, perlu diketahui juga ketinggian antena yang terpasang di tower. Karena BTS direncanakan untuk melayani 3 wilayah cakupan (coverage) maka antena sektor yang diperlukan berjumlah 3 antena sektor dan diasumsikan untuk BTS di Bogor Baru tersebut ketiga antena dipasang pada ketinggian yang sama BTS Bogor Baru terletak di suatu lokasi yang diasumsikan sebagai sel besar (Macro Cell) dengan diameter sepanjang 35 Km, berarti setiap sektornya diharapkan mampu menjangkau pengguna telepon selular dengan jarak sekitar 17,5 Km (radius sel). Ketiga antena sektor dipasang pada ketinggian yang sama (h1=70 m).
Antena Sektor
h1 (m)
h2 (m)
BTS Bogor Baru
Pengguna Ponsel (MS)
R=d= Jarak (Km)
Gambar 11. Ilustrasi BTS Bogor Baru Kalkulasi Redaman Lintasan Sektor 1 (Wilayah Urban) Sektor 1 (Barat Daya) yang diarahkan ke tengah kota Bogor atau wilayah 1)
Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom
Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri
urban mempunyai alokasi pasangan frekuensi uplink (900 Mhz) dan frekuensi downlink (945 Mhz). Data lain yang perlu diketahui adalah sebagai berikut : h1 = 70 m (tinggi antena di tower). h2 = hm = 1,5 m (tinggi antena telepon selular). fc = 945 Mhz (frekuensi downlink/frekuensi yang dipancarkan BTS ke telepon selular) sesuai dengan alokasi frekuensi untuk sektor 1. d = R (jarak dari BTS ke pengguna telepon selular dalam Km) saat perhitungan jarak yang dipakai berturut-turut mulai dari 1,3,6,9,12,15, dan 17,5 Km. Dari luas wilayahnya kota Bogor dapat digolongkan sebagai kota sedang sehingga faktor koreksi a(hm) didapat dengan menggunakan rumus (4.4) yaitu : a(hm) = (1,1 log fc – 0,7 ).hm – (1,56 log fc – 0,8) Perhitungannya untuk faktor koreksi a(hm) adalah sebagai berikut : a(hm) = (1,1 log fc – 0,7 ).hm – (1,56 log fc – 0,8)
= (1,1 log 945 – 0,7).1,5 – (1,56 log 945 – 0,8) = 3,85 – 3,84 = 0,01 Perhitungan redaman lintasan untuk wilayah urban dimulai dengan jarak 1 Km, seperti dicontohkan : Lp = 69,55 + 26,16 log fc – 13,82 log hb – a(hm) + (44,9 – 6,66 log hb).log R = 69,55 + 26,16 log 945 – 13,82 log 70 – 0,01 + (44,9 – 6,66 log 70).log 1 = 69,55 + 77,83 – 25,50 – 0,01 + (32,61). 0 = 121,87 dB Perhitungan tetap sama dilakukan untuk jarak (d) lainnya yang telah ditentukan. Kalkulasi Redaman Lintasan Sektor 2 (Wilayah Suburban) Sektor 2 (Barat Laut) yang diarahkan ke kawasan perumahan (wilayah suburban) meliputi perumahan Bantarjati dan perumahan Indraprasta Warung Jambu mempunyai alokasi pasangan frekuensi uplink (905 Mhz) dan frekuensi downlink (950 Mhz). Data lain sama dengan sektor 1 kecuali untuk frekuensi downlink : h1 = 70 m (tinggi antena di tower). Vo. 2, No. 1 Juni 2012
8
h2 = hm = 1,5 m (tinggi antena telepon selular). fc = 950 Mhz (frekuensi downlink/frekuensi yang dipancarkan BTS ke telepon selular) sesuai dengan alokasi frekuensi untuk sektor 2. d = R (jarak dari BTS ke pengguna telepon selular dalam Km) saat perhitungan jarak yang dipakai berturut-turut mulai dari 1,3,6,9,12,15, dan 17,5 Km. Perhitungan redaman lintasan untuk wilayah suburban menggunakan rumus Lps = Lp (Urban Area) – 4,78 (log fc)2 + 18,33 log fc – 40,94 (dB), . Perhitungannya dimulai dengan jarak 1 Km, seperti yang tertulis di bawah ini : Lps = Lp (Urban Area) – 4,78 (log fc)2 + 18,33 log fc – 40,94 = Lp (1 Km) – 4,78 (log 950)2 + 18,33 log 950 – 40,94 = Lp (1Km) – 42,38 + 13,64 = Lp (1Km) – 56,02 = 121,87 – 56,02 = 65,85 dB Perhitungan tetap sama dilakukan untuk jarak (d) lainnya yang telah ditentukan. Kalkulasi Redaman Lintasan Sektor 3 (Wilayah Terbuka) Sektor 3 (Timur) yang diarahkan ke kawasan terbuka meliputi jalan tol Jagorawi arah Ciawi dan sebagian kawasan perumahan Bogor Lakeside mempunyai alokasi pasangan frekuensi uplink (910 Mhz) dan frekuensi downlink (955 Mhz). Data lain sama dengan sektor 1 maupun sektor 2 kecuali untuk frekuensi downlink : h1 = 70 m (tinggi antena di tower). h2 = hm = 1,5 m (tinggi antena telepon selular). fc = 955 Mhz (frekuensi downlink/frekuensi yang dipancarkan BTS ke telepon selular) sesuai dengan alokasi frekuensi untuk sektor 3. d = R (jarak dari BTS ke pengguna telepon selular dalam Km) saat perhitungan jarak yang dipakai berturut-turut mulai dari 1,3,6,9,12,15, dan 17,5 Km. Perhitungan redaman lintasan untuk wilayah terbuka (Open Area) menggunakan rumus Lpo = Lp(Urban Area) – 4,78 (log fc)2 + 18,33 log fc – 40,98 (dB), Perhitungannya 1)
Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom
Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri
dimulai dengan jarak 1 Km, seperti yang tertulis di bawah ini : Lpo = Lp(Urban Area) – 4,78 (log fc)2 + 18,33 log fc – 40,98 = Lp (1Km) – 4,78 (log 955)2 + 18,33 log 955 – 40,98 = Lp (1Km) – 42,44 + 13,64 = Lp (1Km) – 56,09 = 121,87 – 56,09 = 65,78 dB Perhitungan tetap sama dilakukan untuk jarak (d) lainnya yang telah ditentukan. Kuat Sinyal Yang Diterima (Received Signal Level) Sinyal yang dipancarkan dari BTS (Base Transceiver Station) melalui antena memiliki daya pancar (Transceiver Output Power). BTS yang berada di Bogor Baru memiliki parameter pemancar untuk semua sektor sebagai berikut : PTRX = daya keluaran (TRX power output) = 35 Watt (45,44 dBm). Gain antena = 12 dB Redaman saluran (Base Feeder Loss) = 3 dB Dari parameter tersebut kekuatan sinyal yang dapat diterima pengguna telepon selular atau RSL (Received Signal Level) diperoleh melalui persamaan : d = do.10 (EIRP – Lo – RSL) / 10. Dimana : do = 4.h1.h2 / Keterangan : RSL = Kuat sinyal yang diterima telepon selular (dBm). do = Titik Fresnel Zone (m). d = Jarak antara BTS dan pengguna telepon selular (Km). h1 = Ketinggian antena di tower (m). h2 = Ketinggian antena telepon selular (m). Lo = Redaman Lintasan (dB). = 4 (konstanta propagasi). Kuat Sinyal Di Wilayah Urban (Sektor 1) Untuk mengetahui seberapa besar sinyal yang dapat diterima telepon selular di pusat kota Bogor (wilayah urban) maka ada beberapa parameter lain yang perlu diperhatikan antara lain : h1 = 70 m (ketinggian antena di BTS). Vo. 2, No. 1 Juni 2012
9
h2 = 1,5 m (Ketinggian antena telepon selular). Lo = Lp atau Redaman Lintasan wilayah urban dari tabel (4.1). = 4 (konstanta propagasi). f = fc = 945 Mhz (frekuensi downlink/frekuensi yang dipancarkan BTS ke telepon selular) sesuai dengan alokasi frekuensi untuk sektor 1. Panjang gelombang () dapat diperoleh melalui persamaan = C/f (m) maka panjang gelombang untuk frekuensi downlink (945 Mhz) adalah : = C/f = 3.108 / 945.106 = 0,317 m Sehingga didapatkan titik fresnel zone (do) : Do = 4.h1.h2 / = 4.70.1,5 / 0,317 = 1324,92 m
Parameter pemancar untuk BTS Bogor Baru diketahui : PTRX = daya keluaran (TRX power output) = 35 Watt (45,44 dBm). Gain antena = 12 dB Redaman saluran (Feeder Loss) = 3 dB Diperoleh besaran EIRP : EIRP = PTRX + Gain Ant – L Feeder Loss = 45,44 + 12 – 3 = 54,44 dBm Kuat sinyal (RSL) yang diterima telepon selular pada jarak-jarak tertentu di wilayah jangkauan sektor 1 (wilayah urban) dapat diperoleh melalui persamaan d = do.10 (EIRP – Lo – RSL) / 10. Atau : EIRP – Lo – RSL = d. / do Diketahui : EIRP = 54,44 dBm (berlaku untuk semua sektor). do = 1324,92 m = 4 (konstanta propagasi). Lo = Lp = Redaman lintasan wilayah urban tabel d = jarak dari BTS ke pengguna telepon selular saat perhitungan jarak yang dipakai berturut-turut mulai dari 1,3,6,9,12,15, dan 17,5 Km.
1)
Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom
Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri
Sehingga kuat sinyal RSL (Received Signal Level) yang diterima pada jarak 1 Km di pusat kota Bogor : EIRP – Lo – RSL = d. / do (redaman lintasan wilayah urban)
Lo = Lp
EIRP – Lp –RSL = 1.4 / 1324,92 RSL = 54,44 – 121,87 – (1.4 / 1324,92) RSL (1km) = - 67,43 dBm Perhitungan tetap sama dilakukan untuk jarak (d) lainnya yang telah ditentukan. Kuat Sinyal Di Wilayah Suburban (Sektor 2) Untuk mengetahui seberapa besar sinyal yang dapat diterima telepon selular dalam jangkauan sektor 2 yang meliputi kawasan perumahan Bantarjati dan Indraprasta Warung Jambu Bogor. Maka parameter yang digunakan dalam perhitungan adalah sama dengan sebelumnya hanya frekuensinya saja yang berbeda, karena diketahui BTS disektor 2 memancarkan frekuensi downlink (950 Mhz). Dengan frekuensi downlink (950Mhz) maka panjang gelombangnya () : = C/f = 3.108 / 950.106 = 0,315 m Didapatkan titik fresnel zone (do) : do = 4.h1.h2 / = 4.70.1,5 / 0,315 = 1333,33 m Bila diketahui : EIRP = 54,44 dBm (berlaku untuk semua sektor). do = 1333,33 m = 4 (konstanta propagasi). Lo = Lps = Redaman lintasan wilayah suburban Kuat sinyal (RSL) yang diterima telepon selular pada jarak-jarak tertentu di wilayah jangkauan sektor 2 (wilayah suburban) dapat diperoleh melalui persamaan : d = do.10 (EIRP – Lo – RSL) / 10. Atau : EIRP – Lo – RSL = d. / do Sehingga kuat sinyal RSL (Received Signal Level) yang diterima pada jarak 1 Km untuk kawasan perumahan Bantarjati dan Indraprasta Warung Jambu Bogor : EIRP – Lo – RSL = d. / do , Lo = Lps (redaman lintasan wilayah suburban) EIRP – Lps –RSL = 1.4 / 1333,33 Vo. 2, No. 1 Juni 2012
10 RSL = 54,44 – 65,85 – (1.4 / 1333,33) RSL (1km) = - 11,41 dBm KESIMPULAN Berdasarkan analisis perhitungan kuat sinyal yang diterima atau RSL (Received Signal Level) dari perencanaan BTS (Base Transceiver Station) di kawasan Bogor Baru dapat diperoleh beberapa kesimpulan antara lain : 1. Sinyal dari sektor 1 (Barat Daya) yang diarahkan ke tengah kota Bogor (wilayah urban) melemah pada jarak 12 Kilometer (nilai RSL adalah –102,65 dBm), karena batas sensitivitas yang direkomendasikan adalah sebesar –102 dBm sehingga diperlukan BTS lain untuk melayani pengguna telepon selular setelah jarak 12 Kilometer dari BTS Bogor Baru arah Barat Daya. 2. Sinyal dari Sektor 2 (Barat Laut) yang diarahkan ke kawasan perumahan (wilayah suburban) meliputi perumahan Bantarjati dan perumahan Indraprasta Warung Jambu dan sinyal dari Sektor 3 (Timur) yang diarahkan ke kawasan terbuka meliputi jalan tol Jagorawi arah Ciawi dan sebagian kawasan perumahan Bogor Lakeside, pada jarak 17,5 Kilometer masih baik atau kuat masingmasing sebesar –51,99 dBm dan –51,92 dBm. Sehingga pada jarak tersebut tidak diperlukan BTS lain untuk melayani pengguna telepon selular. 3. Solusi lain dalam merencanakan BTS di suatu lokasi adalah dengan mengetahui kuat sinyal terendah atau buruk (di bawah batas sensitivitas) dari sinyal yang dipancarkan BTS lainnya. DAFTAR PUSTAKA Sunomo. 2005. Sistem Komunikasi Nirkabel. Gramedia. D.M. Balston. 1996. Radio Cellular Network, Artech house Inc,. Modul, Introduction To Digital Cellular, Motorola. 1996 Modul, Base Station Subsystem (BSS), Motorola. 1996 Modul, Mobile Switching Subsystem (MSS), Motorola. 1996 Modul, Base Station, Siemens. 2000. 1)
Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom
Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri
Vo. 2, No. 1 Juni 2012
11 Transisi Dari Tv Analog Ke Tv Digital Di Indonesia………………….
TRANSISI DARI TV ANALOG KE TV DIGITAL DI INDONESIA DAN DAMPAKNYA BAGI MASYARAKAT Oleh : Himawan Prasetyo1) dan Anthoni Chandra SS2)
ABSTRACT Essentially, digital TV means that broadcasters can transmit high-quality pictures and sounds which are far superior to what is available today on the analog television system. This technology is spreading across the globe and it is imperative that Indonesia will keep pace with this as manufacturers abandon production of old-style televisions. In any case, consumers have been demanding better quality for many years and digital television will be a major step in providing this service. Also, overseas television programs and films are all being produced in high-quality digital format and this means that we need to upgrade the television system to be able to watch them. The switch to digital television makes no difference to the free to air system we are currently enjoy. All television stations will still broadcast their programs into the homes of all consumers who are d igitally connected. The change to digital also opens up the broadcasting range over which programs can be transmitted. This means that there will be many more channels available for you to choose from, and in fact most television stations are now broadcasting over an extra two or three channels.The old system of analogue technology will become redundant at the end of 2013, but we do not have to wait until then to make the change. We can purchase new digital televisions and take advantage of the free to air broadcasts immediately. The changeover period between 2010 and 2013 is simply the timeframe chosen by the government to give people time to make the switch without undue budgetary concerns that an immediate switch would generate. Keywords : Quality of Work life, Job Performance, job satisfaction and commitment
PENDAHULUAN Era televisi analog pelan-pelan tergeser era televisi digital. Dengan pemancaran multimedia bandwith lebar, definisi perangkat hiburan rumah tangga akan berubah secara drastis. Setelah 50 tahun sistem transmisi televisi bertahan menggunakan standar analog, di era digital ini hal tersebut, inilai sudah ketinggalan zaman. Memang di tahun-tahun terakhir, mutu pemancaran televisi analog sudah meningkat pesat. Apalagi dengan memanfaatkan saluran kabel atau satelit yang membuat gambar di layar televisi nampak lebih jernih. Akan tetapi, sejak tahun 1998 lalu para pengusaha pemancar televisi menyadari ada kendala yang tidak dapat ditembus, untuk terus meningkatkan mutu gambar siaran televisi jika tetap menggunakan standar analog. Ketika itulah dicanangkan perpindahan teknologi dari analog ke digital. 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Akan tetapi, perpindahannya tentu saja tidak bisa dilakukan secara revolusioner, sebab masih terdapat ratusan juta pesawat televisi analog yang pada prinsipnya tidak dapat menangkap siaran digital. Untuk itu, diperlukan masa transisi dari TV Analog ke Ke TV Digital. Hal ini sekarang dialami oleh Indonesia. Pemerintah Indonesia akan menerapkan siaran TV Digital. Kita tahu, di Indonesia kebanyakan masyarakatnya masih menggunakan TV Analog dan untuk itu jika masyarakat ingin melihat tayangan TV Digital harus membeli dekoder yang harganya mahal. Oleh karena itu, di indonesia pun harus diberlakukan masa transisi dari TV Analog ke TV Digital. Berkenaan dengan masalah tersebut di atas, maka kita perlu mengetahui tentang beberapa hal, antara lain bagaimana proses transisi yang akan dilakukan, bagaimana regulasi pemerintah tentang pengkanalan frekuensi digital, perangkat apa saja yang diperlukan Vo. 2, No. 1 Juni 2012
12 Transisi Dari Tv Analog Ke Tv Digital Di Indonesia………………….
untuk proses transisi serta apa saja dampak dari transisi dan penyiaran TV Digital bagi masyarakat Indonesia. TV Digital di sini bukan berarti pesawat TV yang digital, melainkan lebih kepada sinyal yang dikirimkan adalah sinyal digital atau mungkin yang lebih tepat adalah siaran digital. SEJARAH TV DIGITAL Sejarah TV Digital dimulai di Jerman pada tahun 1988. Saat itu, masyarakat terutama pars pengusaha pemancar televisi menyadari ada kendala yang tidak dapat ditembus, untuk terus meningkatkan mutu gambar siaran televisi jika tetap menggunakan standar analog. Ketika itulah dicanangkan perpindahan teknologi dari analog ke digital. Akan tetapi, perpindahannya tentu saja tidak bias dilakukan secara revolusioner, sebab masih terdapat ratusan juta pesawat televisi analog yang pada prinsipnya tidak dapat menangkap siaran digital. Di sisi lainnya, terdapat desakan kuat untuk segera memanfaatkan sistem pemancaran digital, yang kualitasnya jauh lebih unggul. Karena itulah CeBBIT, suatu teknologi informatika dan telekomunikasi terbesar di dunia menawarkan TV Digital dengan dekodernya untuk menangkap siaran digital. Di Jerman, kompromi teknologi penyiaran digital inilah yang akan dimanfaatkan, mengisi celah antara sistem pemancaran digital dan penangkapan analog. Pertimbangannya, jika tidak dimulai sekarang, dengan kompromi semacam itu maka banyak yang akan ketinggalan teknologi. Karena itu di Jerman awalnya akan diterapkan sistem pemancaran sistem digital melalui satelit dan system digital melalui kabel. Juga untuk menguji coba siaran digital semacam itu, Jerman melakukannnya secara bertahap yang dimulai di daerah Berlin dan Sekitarnya. STANDAR TV DIGITAL
1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Siaran TV Digital adalah siaran TV yang dipancarkan dengan sistem digital. Secara teknik pita spektrum frekuensi radio yang digunakan untuk televisi analog dapat digunakan untuk penyiaran televise digital sehingga tidak perlu ada perubahan pita alokasi baik VHF(Very High Frequency) maupun UHF (Ultra High Frequency) Sedangkan lebar pita frekuensi yang digunakan untuk analog dan digital berbanding 1:6 artinya bila pada teknologi analog memerlukan pita selebar 8 MHz untuk satu kanal transmisi, maka pada teknologi digital dengan lebar pita frekuensi yang sama dengan teknik multiplek dapat digunakan untuk memancarkan sebanyak 6 hingga 8 kanal transmisi sekaligus dengan program yang berbeda tentunya. Frekuensi TV Digital terrestrial sama dengan frekuensi TV Analog terrestrial yang ada dewasa ini, yaitu kanal VHF dan UHF. Menarik untuk disimak bahwa pada alokasi frekuensi tersebut 170 Mhz untuk Up link dan 230 Mhz untuk Down link 230 Mhz serta 470 Mhz untuk Up link dan Down link 890 MHz sebetulnya alokasi frekuensi yang telah diberlakukan ITU (International Telecommunication Union) untuk Region 3 (Asia Pasifik) tidak eksklusif untuk penyiaran, melainkan untuk Fixed, untuk alat komunikasi yang tidak bergerak seperti telepon rumah. Sedangkan Mobile adalah untuk alat komunikasi yang bergerak seperti handphone dan Broadcasting adalah untuk penyiaran Televisi. Teknologi digital efisien dalam pemanfaatan spektrum.Ada satu penyelenggara televise digital meminta spektrum dalam jumlah yang cukup besar artinya tidak cukup hanya 1 (satu) kanal carrier melainkan lebih. Hal ini disebabkan dalam penyelenggaraannya nanti penyelenggara hanya akan berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan yaitu untuk mentransfer program dari stasiun-stasiun televisi lain yang ada di dunia menjadi satu paket layanan sebagaimana penyelenggaraan televisi kabel berlangganan yang ada saat ini. Vo. 2, No. 1 Juni 2012
13 Transisi Dari Tv Analog Ke Tv Digital Di Indonesia………………….
Meningkatnya penyelenggaraan televisi di masa depan dapat diantisipasi dengan suatu terobosan kebijakan dalam pemanfaatan spektrum frekuensi, misalkan penyelenggara televisi digital hanya berfungsi sebagai operator penyelenggara jaringan televisi digital, sedangkan programnya dapat diselenggarakan oleh operator yang khusus menyelenggarakan jasa program 8 televisi digital. Dari aspek regulasi akan terdapat ijin penyelenggara jaringan dan ijin penyelenggara jasa sehingga dapat menampung sekian banyak perusahaan baru yang akan bergerak dibidang penyelenggaraan televisi digital. Dengan demikian akan dapat dihindari adanya monopoli penyelenggaraan televisi digital di Indonesia. Dalam paruh dekade terakhir, sejumlah standar TV Digital untuk siaran terrestrial mencuat dari sentra-sentra kekuatan teknologi modern. Secara kronologis menurut kemunculannya, standar-standar tersebut adalah sebagai berikut : Advanced Television System Committee (ATSC) untuk AS Digital Video BroadcastingTerrestrial (DVB-T) untuk Eropa Digital Multimedia BroadcastingTerrestrial (DMB-T) untuk Cina Terrestrial-Digital Multimedia Broadcasting (T-DMB) untuk Korea Integrated Services Digital Broadcasting-Terrestrial (ISDB-T) untuk Jepang Sistem ATSC mengirimkan sinyal TV Digital dengan teknik modulasi amplitudo digital yang dipadu dengan pemfilteran VSB untuk membatasi bandwidth. ATSC dipandang lebih sesuai untuk penerima TV yang tidak bergerak dan sejak semula memang dirancang untuk mampu menghantarkan sinyal HDTV. Namun, DVB-T dan ISDB-T yang berbasis teknik OFDM (orthogonal frequency division multiplexing) yang dikombinasikan dengan interleaving memiliki kelebihan dalam kemampuannya 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
untuk menjangkau pelanggan TV yang bergerak, bahkan yang berada di atas mobil berkecepatan tinggi. Teknik OFDM membagi aliran informasi TV Digital yang berlaju tinggi ke dalam sejumlah sub-aliran dengan laju rendah yang masing-masing akan memodulasi gelombang pembawa yang saling orthogonal. Teknik ini mampu memberikan imunitas terhadap efek lintasan jamak. Sedangkan interleaving-pengubahan urutan simbol-simbol yang ditransmisikan untuk kemudian ditata kembali pada penerimaakan memberikan kekebalan terhadap gangguan kanal yang berupa fading maupun derau impuls. Dipadu dengan dua lapis teknik pengodean untuk koreksi sinyal, maka system DVB-T memiliki ketahanan tinggi terhadap berbagai gangguan akibat kondisi kanal yang buruk dengan adanya derau, lintasan jamak, dan variasi daya terima karena fading. DVB-T juga dapat diimplementasikan dalam mode SFN (single frequency network) di mana suatu operator dapat memasang beberapa pemancar dengan frekuensi yang sama tersebar pada suatu area dengan tujuan untuk memperluas dan memperbaiki kualitas cakupan tanpa perlu menambah frekuensi. Pada 2004, badan standar Eropa (ETSI) merilis standar bare sebagai pengembangan DVB-T, yaitu DVB-H (H = handheld) yang diperuntukkan bagi pelanggan bergerak dengan pesawat penerima bertenaga baterai seperti PDA atau handphone. Penggunaan tenaga baterai secara hemat untuk penerimaan sinyal TV dalam waktu yang lama dimungkinkan oleh pengiriman sinyal -secara tak kontinu. Sinyal TV digital dibagi-bagi ke dalam sejumlah blok yang masing-masing dikirimkan berurutan namun dipisahkan oleh interval waktu kosong sedemikian sehingga terminal penerima dapat menjadi non-aktif selama waktu jeda ini. Pada sistem ISDB-T digunakan BST-OFDM (Band Segmented Transmission-OFDM) sebagai sistem transmisi. Satu kanal TV selebar 6 MHz dibagi ke dalam 13 segmen yang masingVo. 2, No. 1 Juni 2012
14 Transisi Dari Tv Analog Ke Tv Digital Di Indonesia………………….
masing dimodulasi secara OFDM. Sedangkan sistem T-DMB yang dikembangkan di Korea merupakan modifikasi aplikasi sistem radio Digital Audio Broadcasting (DAB) pada band VHF. DAB dipilih karena sudah teruji keandalannya, efisien dalam penggunaan frekuensi, dan memiliki laju bit yang cukup untuk siaran TV Digital. Satu kanal VHF (di Korea selebar 6 MHz) dibagi ke dalam 3 blok, masing-masing bisa digunakan untuk satu programsiaran TV mobile DMB.Untuk siaran terrestrial, standar yang dirilis paling akhir adalah DMB-T yang dikembangkan oleh Tsinghua University China yang merupakan modifikasi dari DVB-T.Seperti halnya DVB-T, DMB-T menerapkan dua lapis pengkodean dan dua lapisan interleaving untuk mendapatkan ketahanan terhadap derau, interferensi, dan perubahan kondisi lintasan radio terhadap. waktu. Keunggulan DMB-T disebabkan oleh sistem OFDM yang dilengkapi sinkronisasi pada . domain waktu (TDS-OFDM). Sinyal sinkronisasi dikirim secara terpisah dari sinyal TV dengan menggunakan teknologi spread spectrum sehingga memberikan ketahanan lebih tinggi bagi sinyal sinkronisasi terhadap derau dan interferensi sehingga proses deteksi OFDM yang membawa sinyal TV menjadi lebih baik pula. Dari hasil uji coba siaran digital TV, teknologi DVB-T mampu memultipleks beberapa program sekaligus. Enam program siaran dapat dimasukkan sekaligus ke dalam satu kanal TV berlebar pita 8 M Hz, dengan kualitas cukup baik. Di samping itu, penambahan varian DVB-H mampu menyediakan tambahan sampai enam program siaran lagi, khususnya untuk penerimaan bergerak atau mobile. Hal ini sangat memungkinkan bagi penambahan siaran-siaran TV bare. Sistem penyiaran TV Digital adalah penggunaan aplikasi teknologi digital pada sistem penyiaran TV yang dikembangkan pada pertengahan tahun 90-an dan diujicobakan pada tahun 2000. Pada awal pengoperasian 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
sistem digital ini umumnya dilakukan siaran TV secara Simulcast atau siaran bersama dengan siaran analog sebagai masa transisi. Sekaligus ujicoba sistem tersebut sampai mendapatkan hasil penerapan siaran TV. Berikut di bawah ini adalah gambar Konfigurasi Pemancar dan PenerimaTV Digital:
Gambar 1. Konfigurasi Penyiaran TV Digital
a. Broadcast Center adalah merupakan Pemancar dari TV Digital yang merupakan operator TV Digital, operator TV Digital memproduksi program, mengedit, merekam dan menyimpan data. Pengiriman data dengan menggunakan Satelit yang digunakan oleh TV berlangganan. Stasiun Penerima menerima data dari satelit yang ditransmisikan oleh Operator TV Digital. b. Stasiun TV memerlukan perangkat set top box untuk menerima siaran digital. Dalam set-top box terjadi peristiwa Error Correction Code di mana transmisi yang sering error akan dikoreksi kembali sehingga tampilan di TV tetap baik, dan juga terjadi proses pengompresan video oleh MPEG 4 (Move Picture Expert Group 4) dan juga untuk proses pengkodean sinyal.
Vo. 2, No. 1 Juni 2012
15 Transisi Dari Tv Analog Ke Tv Digital Di Indonesia………………….
Gambar 2. Set-Top Box
KUALITAS PENYIARAN TV DIGITAL Terdapat dua aspek yang berbeda dan memerlukan kompromi dalam hal ini. Aspek yang pertama, teknologi TV Digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi sangat tinggi, tetapi memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat tinggi, mencapai belasan Mbps. Aspek yang kedua, sistem TV digital juga diharapkan mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi. Perbedaan antara TV Analog dengan TV Digital adalah sebagai berikut:
TV Digital : Ketahanan : Tahan Noise Penggunaan Bandwith : Lebih Hemat Saluran Siaran : Banyak Kerapatan gambar : Tinggi Penggunaan Infrastruktur : Lebih efisien TV Analog : Ketahanan : Tidak Tahan Noise Penggunaan Bandwith : Boros (I bandwith > Saluran) Saluran Siaran : Satu Kerapatan gambar : Rendah Penggunaan Infrastruktur : Tidak efisien AWAL TRANSISI KE TV DIGITAL Pesawat TV analog tidak akan bisa menerima sinyal digital, sehingga diperlukan pesawat TV. digital yang barn agar TV dapat menggunakan alat tambahan barn yang berfungsi merubah sinyal digital menjadi analog. Perangkat tambahan tersebut disebut dengan decoder atau set top box (STB). Proses perpindahan dari teknologi analog ke teknologi digital 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
akan membutuhkan sejumlah penggantian perangkat baik dari sisi pemancar TV-nya ataupun dari sisi penerima siaran. Pada saat pemerintah memulai siaran digital yang berbasis terrestrial perlu dilakukan proses transisi migrasi dengan meminimalkan resiko kerugian khusus yang dihadapi baik oleh operator TV (Broadcasters) maupun masyarakat. Resiko kerugian khusus yang dimaksud adalah informasi program ataupun perangkat tambahan yang harus dipasang. Bila perubahan diputuskan untuk dilakukan maka perlu dilaksanakan melalui masa `Simulcast', yaitu masa dimana sebelum masyarakat mampu membeli pesawat penerima digital dan pesawat penerima analog yang dimilikinya harus tetap dapat dipakai menerima siaran analog dari pemancar TV yang menyiarkan siaran TV Digital. Seperti diketahui, teknologi analog tidak dapat mengimbangi permintaan industri penyiaran dalam hal penyaluran program siaran yang terus bertambah karena terbatasnya jumlah kanal frekuensi yang tersedia. Selain itu, penggelaran infrastruktur penyiaran analog pun tidak efisien karena belum adanya konvergensi. Kondisi saat ini di penyiaran analog adalah masing-masing lembaga penyiaran memiliki infrastruktur penyiarannya sendiri - sendiri seperti menara pemancar, antena, dan sebagainya. Akibatnya adalah biaya pemeliharaan yang relatif mahal, pemakaian daya listrik yang besar, serta pemanfaatan lahan yang lebih boros. Di sisi penerimaan siaran pun akan terjadi masalah karena masyarakat mendapat kualitas penerimaan siaran yang tidak merata meski berada dalam wilayah layanan yang sama.Itulah yang menjadi alasan mengapa diperlukan masa transisi. Masa transisi juga diperlukan untuk melindungi puluhan juta pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki pesawat penerima TV analog untuk dapat secara perlahan-lahan beralih ke teknologi TV Digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini. Selain juga melindungi industri dan investasi operator TV analog yang telah ada, dengan memberi kesempatan prioritas bagi operator Vo. 2, No. 1 Juni 2012
16 Transisi Dari Tv Analog Ke Tv Digital Di Indonesia………………….
TV eksisting. Keuntungan memberikan prioritas kepada operator TV eksisting adalah mereka dapat memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun, seperti studio, tower, bangunan, SDM dan lain sebagainya. Selain itu karena infrastruktur TV digital terrestrial relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrastruktur TV analog, maka efisiensi dan penggunaan kembali fasilitas dan infrastruktur yang telah dibangun menjadi sangat penting.Selain itu juga mengapa harus ada masa transisi karena agar masyarakat tidak terlalu kaget jika langsung menyiarkan tv digital. ALASAN TRANSISI KE TV DIGITAL Seperti diketahui, teknologi analog tidak dapat mengimbangi permintaan industri penyiaran dalam hal penyaluran program siaran yang terus bertambah karena terbatasnya jumlah kanal frekuensi yang tersedia. Selain itu, penggelaran infrastruktur penyiaran analog pun tidak efisien karena belum adanya konvergensi. Kondisi saat ini di penyiaran analog adalah masing-masing lembaga penyiaran memiliki infrastruktur penyiarannya sendiri - sendiri seperti menara pemancar, antena, dan sebagainya. Akibatnya adalah biaya pemeliharaan yang relatif mahal, pemakaian daya listrik yang besar, serta pemanfaatan lahan yang lebih boros. Di sisi penerimaan siaran pun akan terjadi masalah karena masyarakat mendapat kualitas penerimaan siaran yang tidak merata meski berada dalam wilayah layanan yang sama.Itulah yang menjadi alasan mengapa diperlukan masa transisi. Masa transisi juga diperlukan untuk melindungi puluhan juta pemirsa (masyarakat) yang telah memiliki pesawat penerima TV analog untuk dapat secara perlahan-lahan beralih ke teknologi TV Digital dengan tanpa terputus layanan siaran yang ada selama ini. Selain juga melindungi industri dan investasi operator TV analog yang telah ada, dengan memberi kesempatan prioritas bagi operator TV eksisting. Keuntungan memberikan prioritas kepada operator TV eksisting adalah mereka dapat 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
memanfaatkan infrastruktur yang telah dibangun, seperti studio, tower, bangunan, SDM dan lain sebagainya. Selain itu karena infrastruktur TV digital terrestrial relatif jauh lebih mahal dibandingkan dengan infrastruktur TV analog, maka efisiensi dan penggunaan kembali fasilitas dan infrastrukturyang telah dibangun menjadi sangat penting.Selain itu juga mengapa harus ada masa transisi karena agar masyarakat tidak terlalu kaget jika langsung menyiarakan tv digital. PROSES TRANSISI KE TV DIGITAL Migrasi analog ke digital adalah masa transisi sebelum tibanya masa fully digital. Proses migrasi yang mulus menuju era TV Digital melibatkan beberapa pihak. Di sisi operator, selain dipasang pemancar digital, operator sebaiknya tetap mengoperasikan siaran TV analog-nya hingga beberapa waktu (tahun) ke depan untuk melayani pemirsa yang belum memiliki penerima digital. Sementara di sisi industri, produksi penerima TV Analog harus segera dihentikan agar yang beredar di toko adalah yang sudah digital. Adapun untuk pemirsa yang ingin menikmati TV Digital, tapi belum mau membeli TV baru (digital), hares disediakan konverter digital ke analog yang disebut set-top box (STB) hingga beberapa waktu (tahun) ke depan. Sementara di sisi pemirsa, mereka yang mampu dan sudah masanya mengganti TV disarankan untuk membeli TV dengan tuner digital. Yang belum mau mengganti disarankan membeli STB. Yang belum mau keduanya tetap bisa menikmati siaran TV Analog seperti biasa hingga waktu migrasi berakhir, yang dijadwalkan pada tahun 2018. Di sisi pemerintah sebagai regulator, dalam hal ini Departemen Komunikasi dan Informatika, diharapkan menyiapkan semua instrumen regulasi terkait alokasi kanal, aturan layanan, aturan konten, dan sejenisnya. Sementara Departemen Perindustrian diharapkan telah menjadwalkan kapan pabrik hares berhenti memproduksi TV Analog, kapan memproduksi TV Digital dan STB, dan Vo. 2, No. 1 Juni 2012
17 Transisi Dari Tv Analog Ke Tv Digital Di Indonesia………………….
seterusnya. Sementara Departemen Perdagangan mengupayakan bagaimana cara agar barang-barang itu diproduksi di dalam negeri, misalnya menjamin impor chip dan material yang diperlukan dan membantu pengusaha untuk mendapat lisensi produksi TV digital. Bila keempat pihak di atas berjalan serempak, ke depan, proses migrasi menuju era TV Digital akan berjalan dengan mulus. KUALITAS PENYIARAN TV DIGITAL Terdapat dua aspek yang berbeda dan memerlukan kompromi dalam hal ini. Aspek yang pertama, teknologi TV Digital memungkinkan pengiriman gambar dengan akurasi dan resolusi sangat tinggi, tetapi memerlukan tersedianya kanal dengan laju sangat tinggi, mencapai belasan Mbps. Aspek yang kedua, sistem TV digital juga diharapkan mampu menghasilkan penerimaan gambar yang jernih, stabil, dan tanpa efek bayangan atau gambar ganda, walaupun pesawat penerima berada dalam keadaan bergerak dengan kecepatan tinggi.
PERSPEKTIF REGULASI TV DIGITAL Pada era digital, di mana kapasitas kanal digambarkan dalam satuan bit per second (bps), menarik untuk disimak kaitannya dengan band frekuensi dalam satuan Hertz (Hz). Relasi yang umum di antara keduanya adalah bahwa BW (Hz) = 2 BW (bps). Kanal untuk TV Analog saat ini adalah 6 MHz per stasiun pemancar. Berarti secara teoretis bisa tersedia kanal digital dengan kapasitas 12 Mbps. Bila standar AV digital yang akan digunakan nanti adalah MPEG4 yang satu streaming video memiliki bit rate 1,8 Mbps, satu kanal TV Analog bisa membawa 6 kanal digital. Artinya, bila izin operator adalah izin alokasi kanal seperti analog sekarang, satu operator bisa siaran 6 program secara bersamaan pada satu frekuensi carrier. Memang berbeda dengan Wimax yang dalam fungsi layanannya 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
mempunyai banyak kompetitor, pada TV Digital, sepanjang content-nya adalah siaran TV seperti biasa, migrasi dari analog ke digital adalah merupakan proses kemajuan zaman yang berjalan secara alamiah. Teknologi barn yang lahir dari adanya tuntutan kualitas hidup yang makin tinggi pasti akan membawa perubahan gaya hidup dan masalah sosial yang barn pula. Untuk mewujudkan hal itu maka perlu dipersiapkan hal-hal berikut seperti yang tercantum pada halaman berikutnya : a. Kesiapan regulasi di bidang digitalisasi penyiaran. b. Kesiapan penyelenggarallembaga siaran. c. Kesiapan industri dalam negeri terkait dengan set top box, receiver yang akan digunakan. d. Pertimbangan dari aspek politis dengan negara-negara tetangga, utamanya dengan negara ASEAN dalam menetapkan standar penyiaran digital beserta perangkat pendukung. Hal ini dimaksudkan agar Indonesia dapat bekerjasama dengan negara tetangga membangun pasar regional yang besar.
DAMPAK MASA TRANSISI BAGI MASYARAKAT Adapun dampak yang akan dirasakan masyarakat terhadap masa transisi ini adalah 1. Masyarakat dapat menyaksikan tayangan TV Analog dan TV Digital secara bergantian. 2. Untuk menerima siaran digital, masyarakat membutuhkan perangkat tambahan berupa Set Top-Box. 3. Masyarakat dapat mempersiapkan diri dalam menghadapai era siaran TV Digital. Sementara manfaat penyiaran digital bagi masyarakat adalah : a. Pemirsa juga dapat memilih sendiri kapan akan menonton, remote tidak lagi untuk memilih saluran tapi juga Vo. 2, No. 1 Juni 2012
18 Transisi Dari Tv Analog Ke Tv Digital Di Indonesia………………….
untuk melihat simpanan program, (siaran interaktif). Televisi yang menjadi siaran interaktif akan lebih memudahkan pemirsanya untuk mencari-cari program yang dia sukai. Tidak ada lagi prime-time karena saat itupemirsadapat mencari program lain yang dibutuhkan. b. Penerimaan mobile, efisiensi kanal frekuensi,dan potensi jasa tambahan seperti TV-Interaktif dan layanan datacasting. c. Aplikasi teknologi siaran digital menawarkan integrasi dengan layanan multimedia lainnya serta integrasi dengan layanan interaktif seperti Video On Demand (VoD), Pay Per View (PPV), bahkan layanan komunikasi dua arah seperti teleconference. DAMPAK PENYIARAN TV DIGITAL Perkembangan Teknologi a. Bagi Komunikasi Perubahan-perubahan tersebut akan menyebabkan lembaga regulasi (regulator) yang sektoral menjadi tidak efisien dan efektif karena yang akan mengatur penyiaran TV Digital adalah lembaga regulasi yang meliputi semua sektor. konvergensi dalam Terjadinya pelayanan penyiaran,telekomunikasi suara, data, gambar, multi-media melalui berbagai jaringan. Tersedianya saluran televisi dan frekuensi untuk radio yang hampir tidak terbatas. Peralihan dari sistem analog radio dan televisi ke sistem digital radio dan televisi dengan jasa layanan tambahan dalam bentuk data services. b. Dampak Bagi Masyarakat 1. Dampak Psikologis a. Masyarakat akan merasa senang dan puas dengan adanya siaran TV Digital karena TV Digital akan memberikan tayangan yang 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
lebih berkualitas dibandingkan dengan TV Analog seperti tingkat ketajaman gambar yang lebih tinggi. b. Masyarakat tak akan merasa jenuh lagi dalam menyaksikan tayangan Televisi yang itu-itu saja karena TV Digital mampu menayangkan beberapa tayangan sekaligus secara bersamaan dari seluruh dunia. 2. Dampak Sosial a. Segala lapisan Masyarakat dari kalangan atas maupun bawah dapat menyaksikan siaran TV Digital. Secara tidak langsung itu akan mengurangi kesenjangan sosial, karena selama ini stigma masyarakat Indonesia umumnya adalah bahwa tayangan digital merupakan tayangan ekslusif dengan biaya yang relatif hanya terjangkau oleh kalangan atas saja. b. Berubahnya perilaku dan pergaulan di Lingkungan sosial masyarakat karena mencontoh perilaku dari apa yang ditayangkan TV Digital karena TV Digital menayangkan tayangan pergaulan dari seluruh dunia. 3. Dampak Ekonomi a. Bagi Masyarakat tak perlu khawatir khususnya Masyarakat kelas bawah karena TV Digital akan disiarkan secar gratis dan tak perlu berlangganan dan juga kotak converter (Set Top box) pada masa transisi pun akan dibagikan secara gratis sehingga masyarakat tak perlu mengeluarkan uang untuk melihat Siaran TV Digital. b. Masyarakat akan memperoleh kesetaraan ilmu pengetahuan dan informasi dari seluruh dunia Vo. 2, No. 1 Juni 2012
19 Transisi Dari Tv Analog Ke Tv Digital Di Indonesia………………….
yang berkaitan dengan cara meningkatkan taraf. hidup dan kesejahteraan yang ditayangkan TV Digital sehingga Masyarakat dapat meningkatkan taraf hidup dan keadaan ekonomi mereka. MODEL BISNIS PENYIARAN TV DIGITAL MASA DEPAN Perspektif bentuk penyelenggaraan system penyiaran diera digital juga mengalami perubahan yang sangat berarti baik dari pemanfaatan kanalmaupun teknologi jasa pelayanannya. Pada pemanfaatan kanal frekuensi akan terjadi efisiensi penggunaan kanal yang sangat berarti. Satu kanal frekuensi yang saat ini hanya bisa diisi oleh satu program saja nantinya akan bisa diisi antara empat sampai enam program sekaligus. Sepuluh program siaran TV-swasta Nasional saat ini yang menduduki juga 10 kanal di UHF (Ultra High Frequency) hanya menduduki 2 atau 3 kanal saja. Disisi lain pendudukan kanal-kanal saat ini untuk sistem tranmisi analog juga tidak hemat karena antara kanal yang berdekatan hares ada 1 kanal kosong sebagai kanal perantara. Kanal perantara ini tidak ada disistem digital dan kanal frekuensi di sistem digital bisa dimanfaatkan secara berurutan. Bentuk jasa pelayanan sistem penyiaran digital secara blok jaringan juga akan terpisah-pisah yaitu mulai dari penyedia program (content creators) kemudian akan dikirim ke content agregators yang berfungsi sebagai pendistribusi program yang kemudian program itu diubah dalam bentuk format MPEG2 atau MPEG4. Lalu dikirim ke `MPEG2 multiplexer providers' dan kemudian disalurkan ke berbagai pemirsa melalui jaringan pemancar TV Digital oleh `transport providers'.Masing-masing bentuk jasa pelayanan di atas bisa membentuk badan usaha yang disesuaikan dengan kompetensi jasa pelayanan tersebut. Dengan pemisahan ini maka masingmasing bisa lebih terkonsentrasi pada 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
bidang bisnisnya sendiri sehingga masyarakat pemirsa TV akan memperoleh kualitas pelayanan yang lebih beragam dan tentunya lebih baik. Pada sistem penyiaran TV Digital dimungkinkan munculnya jasajasa layanan barn seperti : a. b. c. d. e. f. g. h.
informasi-informasi laporan lalu lintas, ramalan cuaca, berita, olahraga, pendidikan, bursa saham, kesehatan dan informasi-informasi layanan masyarakat lainnya.
Para penyedia content hanya terkonsentrasi pada isi program saja dan tidak perlu mengurus penyiapan infrastruktur jaringan dan pengoperasiannya. Penyedia Content disini adalah para operator TV Digital. KESIMPULAN Dalam transisi ke TV Digital diperlukan perangkat tambahan yaitu set-top box yang merupakan alat penerima siaran TV digital melaluimediasatelit.Perangkat set-top box sendiri harus memenuhi semua persyaratan teknis agar dapat memberikan hasil dan manfaat yang maksimal. Dalam transisi ke TV Digital, standar TV Digital yang akan digunakan adalah DVB-T karena telah di ujicobakan dalam uji coba penyiaran TV Digital di Indonesia dan sistem DVB-T memiliki ketahanan tinggi terhadap berbagai gangguan akibat kondisi kanal yang buruk dengan adanya derau, lintasan jamak, dan variasi daya terima karena fading. DVB-T juga dapat diimplementasikan dalam mode SFN (Single Frequency Network) di mana suatu operator dapat memasang beberapa pemancar dengan frekuensi yang sama tersebar pada suatu area dengan tujuan untuk memperluas dan memperbaiki kualitas cakupan tanpa perlu menambah frekuensi. Proses transisi sendiri melibatkan beberapa pihak, diantaranya adalah perusahaan industri televisi digital, Vo. 2, No. 1 Juni 2012
20 Transisi Dari Tv Analog Ke Tv Digital Di Indonesia………………….
pemirsa televisi sebagai konsumen atau penikmat televisi, pemerintah sebagai regulator dan Departemen Perindustrian sebagai lembaga untuk menghentikan produksi TV Analog. Dalam masa transisi ini, Pemerintah menyiapkan langkah-langkah strategis dengan membentuk tiga kelompok kerja agar proses migrasi ke TV Digital berjalan lancar. Tiga kelompok kerja tersebut adalah : Working group Master Plan Frekuensi, Working group Teknologi Peralatan Penyiaran Digital, Working group Regulasi. Akibat atau dampak dari penyiaran TV Digital di Indonesia secara umum dapat membuat teknologi telekomunikasi di Indonesia berkembang pesat. Diantaranya adalah konvergensi dalam pelayanan penyiaran, telekomunikasi suara, data, gambar, multi-media melalui berbagai jaringan. Dampak terhadap pemirsa atau pelanggan tentu saja merupakan dampak yang signifikan karena merekalah yang akan menikmati siaran TV Digital, dengan penyiaran TV Digital, maka pemirsa tidak perlu membayar untuk menonton acara TV Digital yang biasanya terdapat pada TV berlangganan. Pihak-pihak yang terlibat dalam proses transisi adalah antara lain pemerintah, penyelenggara program siaran, penyelenggara infrasytuktur dan masyarakat. Namun sebaiknya pemerintah tidak terlalu lama memberlakukan masa transisi ini, karena akan menimbulkan kejenuhan masyarakat dalam menunggu realisasi penyiaran TV Digital. Siaran TV Digital sebaiknya bersifat gratis dan masyarakat harus senantiasa mendukung pemerintah dalam masa transisi ke TV Digital agar proses migrasi berjalan lancer, salah satunya adalah dengan membeli sendiri perangkat Set-Top Box-nya.
Website: http://www.wikipedia.c om ptikinn bppt,go,id http://www.depkominfo.go.id/ http://www.lutvin.com/ http://Iecturer.eepis-its.edu/ http://mastel. or. id http://itb. ac. id http; //antara._co,.id
DAFTAR PUSTAKA Buku : Day, Mila. Buku Pinter Televisi, 2004,Trilogos library, Jakarta Saydam, Gouzali. Sistem Telekomunikasi di Indonesia, 2006, Alfabeta, cv, Bandung Cetakan ke-3 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Vo. 2, No. 1 Juni 2012
21 Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GMDSS…………………………….
APLIKASI SISTEM TELEKOMUNIKASI PELAYARAN DENGAN GMDSS (GLOBAL MARITIME DISTRESS AND SAFETY SYSTEM) UNTUK MENANGGULANGI TERJADINYA KECELAKAAN KAPAL Oleh : Christin Virtius Iriani J1) dan Irwan Hariyanto, ST2) ABSTRAK Keselamatan jiwa di laut dan pertolongan terhadap orang yang sedang mengalami musibah merupakan hal yang sangat penting. Untuk itu dibutuhkan teknologi teknologi canggih yang dapat segera memberikan sinyal dan juga informasi kepada stasiun radio pantai atau stasiun radio kapal untuk menanggulangi musibah tersebut, agar mencegah timbulnya banyak korban jiwa dilaut karena musibah yang terjadi. Dengan memahami kebutuhan-kebutuhan dalam menanggulangi musibah yang terjadi di laut, maka dewan IMO (lnternational Maritime Organization) mencetuskan untuk menciptakan sistem yang dapat menyiarkan dengan cepat apabila terjadi musibah dilaut, yaitu sistem GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System) Sistem GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System) Menggunakan 2 (dua) sistem komunikasi yaitu sistem komunikasi satelit dan sistem komunikasi teresterial. Sistem komunikasi satelit digunakan dalam 2 (dua) arah yaitu dari kapal ke pantai dan dari pantai ke kapal. Sedangkan pada sistem komunikasi teresterial dibagi menjadi 3 (tiga) daerah pelayanan yaitu daerah pelayanan jarak jauh,kemudian daerah pelayanan jarak sedang dan yang terakhir daerah pelayanan jarak pendek. Ketiganya digunakan dengan arah komunikasi dari kapal ke pantai dan dari pantai ke kapal dengan menggunakan band frekuensi. Keywords : Radio, Sistem komunikasi satelit, Sistem Komunikasi terestrial
PENDAHULUAN Negara Republik Indonesia merupakan negara kepulauan yang sebagian wilayahnya terdiri dari lautan yang memisahkan pulau-pulau, oleh sebab itu sangat diperlukan adanya alat transportasi antar pulau yang dapat mengakomodasi segala kebutuhan. Namun dengan segala keterbatasan yang ada dan kebutuhan yang mendesak terkadang keselamatan jiwa di laut tidak diperhatikan. Seperti kita ketahui bahwa keselamatan jiwa di laut dan pertolongan terhadap manusia yang mengalami musibah di laut merupakan hal yang sangat penting, seperti yang dinyatakan oleh Dewan IMO (Intemational Maritime Organization). Dengan memahami kebutuhankebutuhan untuk secara terus menerus mengembangkan dan meningkatkan berbagai unsur pada sistem deteksi dini dan keselamatan maritim serta untuk mengembangkan dan membentuk prinsip-prinsip dan peraturan yang sama (seragam) dalam meningkatkan keselamatan jiwa di laut, Dewan IMO (Internasional Marime Organization) telah menyusun persyaratan-persyaratan intemasional untuk keselamatan jiwa di laut dan menghasilkan kesepakatan untuk membuat rencana global pada SAR maritim dalam rangka persetujuan bilateral atau multilateral antar negaranegara yang saling bertetangga. 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Tentu saja dalam hal saling melengkapi dan menyelenggarakan p layaran-pelayaran SAR di pantai pada perairan samudera yang berdekatan untuk melakukan kerjasama dan saling membantu dalam menanggulang miusibah. Dewan IMO (lnternational Maritime Organization) juga menghasilkan kesepakatan untuk mengembangkan sistem deteksi dini dan keselamatan maritim, termasuk persyaratan-persyaratan telekomunikasi untuk mengoperasikan secara efektif komunikasi untuk deteksi dini dan keselamatan maritim yang ada dengan menciptakan sistem yang baru untuk meningkatkan keselamatan dan penanggulangan bahaya. Komunikasi radio dan prosedur yang harus dibangun dalam hubungannya dengan infrastruklur dari SAR (Search and Rescue) yang telah terkoordinasi yang akan menggabungkan kemajuan-kemajuante knik dewasai ni yang selanjutnyaju ga berarti meningkatkan keselamatan jiwa di laut. Maksud dan Tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk menelaah lebih dalam mengenai sistem komunikasi pelayaran GMDSS (Globai Maritime Distress & Safety System) pada saat terjadi kecelakaan kapal dan juga cara penanggulangannya Serta persyaratan-persyratan telekomunikasi pelayaran. Vol. 2, No. 1 Juni 2012
22 Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GMDSS…………………………….
DASAR TELEKOMUNIKASI Dasar telekomunikasi dapat dikaji dari pengertian komunikasi yaitu berbagai cara untuk menyarnpaikan atau menyebar-luaskan berita, informasi, pikiran dan masih banyak lagi. Penyampaian berita dapat bermacam-macam car4 bisa melalui media cetak seperti surat kabar, majalah, tabloid, desas-desus di warung kopi dan masih banyak lagi. Komunikasi yang disampaikan tanpa transportasi, sebagai contoh sederhana yaitu kentongan dan asap seperti yang digunakan orang Indian di Negara Amerika. Jika isyarat dengan asap digunakan orang Indian pada jaman dahulu, maka sekarang orang menganggap telekomunikasi dengan elektronika yang paling tepat.Telekomunikasi elektronika yang terbagi menjadi dua macam yaitu yang pertama adalah telekomunikasi elektronika yang menggunakan kabel seperti telepon, interkom dan TV kabel dengan jarak terbatas, dan telekomunikasi yang kedua yaitu telekomunikasi elektronika tanpa kabel yang dapat menjangkau seluruh dunia, tergantung pada jenis frekuensi dan antena yang digunakan, Dengan menggunakan gelombang elektromagnetik yang dapat mengirim informasi dalam bentuk suara, tulisan dan gambar yang dapat disampaikan dari satu tempat ke tempat lain. Tepatnya komunikasi tanpa kabel menggunakan gelombang elektromagnetis yang dapat mengirimkan informasi dalam bentuk suara, tulisan. gambar yang disampaikan dari satu tempat ketempat lain yang dekat atau jauh. Media penyaluran informasi terbagi menjadi 2 (dua) jenis, yaitu fisik dan non-fisik. Media penyaluran informasi fisik adalah melalui kawat dan serat optik yang biasa digunakan oleh telepon yang berupa kawat tembaga dan serat gelas/serat kaca. Media penyaluran informasi fisik yang lainnya yaitu radio yang menggunakan spektrum dan frekuensi tertentu.Sedangkan media penyaluran informasi non-fisik adalah melalui gelombang elektromagnetik yang digunakan oleh satelit dan gelombang radio. SATELIT KOMUNIKASI Satelit komunikasi sebenarnya merupakan stasiun relay repeater gelombang mikro yang diletakkan di angkasa. Fungsi satelit komunikasi yaitu menerima sinyal radio dengan bidang 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
frekuensi tertentu dari bumi, kemudian dikirimkan kembali sinyal radio tersebut ke bumi setelah diperkuat dan diubah menjadi frekuensi yang berbeda. Pemasangan stasiun penghubung dari satelit ke bumi disebut stasiun bumi. Stasiun bumi ini berfungsi untuk memancarkan sinyal radio ke satelit dan menerima kembali sinyal radio dari satelit. Suatu satelit biasanya terdiri dari beberapa transponder. Transponder adalah peralatan yang berfungsi menerima sinyal, memperkuat frekuensi dan memancarkan ulang sinyal tersebut. Satelit yang diletakan di angkasa mempunyai orbit. Hal ini terjadi karena satelit tersebut dipengaruhi oleh dua macam gaya yang saling berlawanan yaitu gaya tarik menarik dengan bumi dan gaya sentrifugat yaitu arah tarik menarik dengan luar bumi. Satelit komunikasi teribagi atas 3 (tiga) jenis: a. Satelit Berorbit Rendah Tinggi : 100-300mil. Periodarotasi : sekitar 1.5 jam. b. Satelit Berorbit Medium Tinggi : 600-12.000 mil. Perioda rotasi : sekitar 5-12 jam. c. Satelit Geosynchronous Tinggi : 22.300 mill atau sekitar 35.900 Km Perioda rotasi : 24 jam, sama dengan perioda rotasi bumi (lokasinya terhadap bumi relatif tetap atau stasioner). KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN SATELIT KOMUNIKASI a. Keuntungan: Pembangunan relatif cepat dibandingkan teresterial. Pengaruh Fading lebih kecil disbanding teresterial, sistem gelombang mikro sistem gelombang mikro. Daerah lingkup sangat luas dan cocok untuk daerah seperti Indonesia. b. Kerugian : Relatif mahal. Umur satelit terbatas. Adanya delay karena jarak satelit dengan bumi yang jauh. Adanya kemungkinan terjadinya "gerhana satelit" yang menyebabkan satelit tidak mendapat energi matahari. Vol. 2, No. 1 Juni 2012
23 Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GMDSS…………………………….
Gerhana satelit ini maksimum terjadi 68 menit/hari atau 44.5 hari/tahun.
Daya pancar satelit dibatasi oleh : a. Penguat daya satelit b. Adanya peraturan mengenai besarnya rapat daya pancar satelit yang diperbolehkan di permukaan bumi agar tidak mengganggu system komunikasi teresterial yang menggunakan frekuensi yang sama. TUGAS DAN FUNGSI DIREKTORAT KENAVIGASIAN Direktorat Kenavigasian adalah bagian dari Dirjen Perhubungan Laut pada Direktorat Perhubungan Laut Republik Indonesia. Direktorat Kenavigasian mempunyai tugas melaksanakan perumusan kebijakan, bimbingan teknis dan evaluasi dibidang kenavi gasian. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Kenavigasian memiliki fungsi sebagai berikut: a. Persiapan perumusan kebijakan di bidang perambuan, telekomunikasi pelayaran, pengamanan laut, kapal Negara dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian. b. Mempersiapkan perumusan norrna, kriteria pedoman dan prosedur dibidang perambuan, telekomunikasi pelayaran, kapal Negara dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian. c. Pemberian bimbingan teknis dibidang perambuan, telekomunikasi pelayaran, kapal negara dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian. d. Persiapan pemberian perizinan dan pelayaran dalam penyelenggaraan perambuan dan telekomunikasi pelayaran. e. Pelaksanaan evaluasi penyelenggaraan kegiatan di bidang perambuan telekomunikasi pelayaran, pengamanan laut, kapal negara dan pangkalan kenavigasian, sarana dan prasarana kenavigasian. f. Pelaksanaan u rusan tata usaha, kepegawaian dan rumah tangga direktorat. Direktorat Kenavigasian terdiri dari : Sub Direktorat Perambuan Sub Direktorat Telekomunikasi Pelavaran Sub Direktorat Kapal Negara dan Kenavigasian 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Sub Direktorat Panskalan Kenavisasian Sub Direktorat Sarana dan Prasarana Sub Direktorat Bagian Tata Usaha Pembahasana kan lebih ditekankan pada Sub Direktorat Telekomunikasi Pelayaran. Sub Direktorat Telekomunikasi Pelayaran mempunyai tugas melaksanakan penyusunan pedoman, norma, kriteria prosedur dan bimbingan teknis serta evaluasi di bidang telekomunikasi pelayaran. Dalam melaksanakan tugasnya, Sub Direktorat Telekomunikasi Pelayaran memiliki fungsi sebagai berikut: a. Mempersiapkan penyusunan pedoman, norrna kriteria dan prosedur di bidang pengoperasian peralatan dan pemeliharaan telekomunikasi pelayaran. b. Mempersiapkan bimbingan teknis di bidang peralatan dan pemeliharaan telekomunikasi pelayaran. c. Mempersiapkan valuasi pelaksanaan kegiatan di bidang pengoperasian, peralatan dan pemeliharaan telekomunikasi pelayaran. Dasar telekomunikasi pelayaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut yaitu sistem hubungan dimana untuk maksud tertentu digunakan pemancaran atau penerimaan tanda-tanda tulisan, gambar, dan suara atau keterangan lainnya melalui kawat, radio, optik atau sistem gelombang elektromagnetik lainnya yang diatur berdasarkan peraturan nasional dengan tujuan untuk menunjang : a. Penyelenggaraan keselamatan jiwa di laut. b. Keselamatan dan keamanan pelayaran. c. Kegiatan pengaturan dan pengendalian kapal dalam kegiatan lalu lintas angkutan laut. d. Pertukaran berita untuk umum dari darat ke kapal dan sebaliknya. e. Hubungan komando dan hubungan antar unit pelaksana teknis Sementara itu, Direktorat Perhubungan Laut Sub Direktorat Telekomunikasi Pelayaran terdiri atas: a. Seksi Operasional, yang mempunyai tugas melakukan Persiapan bahan penyusunan pedoman, norrna, kriteria, prosedur dan bimbingan teknis serta evaluasi pelaksanaan Vol. 2, No. 1 Juni 2012
24 Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GMDSS…………………………….
kegiatan pengoperasian telekomunikasi pelayaran serta kuasa perhitungan telekomunikas pelayaran. b. Seksi Peralatan dan Pemeliharaan, yang mempunyai tugas melakukan pedoman, norrna, kriteria, prosedur dan pelaksanaank egiatan dibidang peralatan pelayaran penyiapan bahan penyusunan bimbingan teknis serta evaluasi dan pemeliharaan telekomunikasi
GMDSS (GLOBAL MARTIME DISTRESS AND SAFETY SYSTEM) Sistem teknologi GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System) berkembang pertama kali pada I (satu) Februari 1999 di Australia dan kemudian diterapkan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Laut Indonesia sekitar pertengahan tahun 1999. Dengan kesadaran bahwa keselamatan jiwa di laut dan pertolongan terhadap manusia yang mengalami musibah di laut merupakan hal yang sangat penting, maka dirasa sangat perlu untuk memahami kebutuhan untuk secara terus menerus mengembangkan dan meningkatkan berbagai unsur pada sistem deteksi dini dan keselamatan maritime. Dengan alas an tersebut, maka terciptalah teknologi GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System). Konsep dasar sistem ini adalah bahwa unit yang berwenang tentang SAR (Search and Rescue) yang berada di pantai demikian juga kapal-kapal yang berlayar di sekitar kapal yang mengalami musibah, akan segera menerima peringatan adanya kecelakaan sehingga mereka dapat memberikan bantuan kepada tim SAR yang telah dikoordinasikan dengan keterlambatan waktu yang sekecil mungkin. Sistem ini juga dilengkapi dengan komunikasi untuk keamanan dan berita segera serta penyebaran informasi tentang keselamatan pelayaran termasuk di dalamnya peringatan navigasi dan cuaca. Dengan kata lain setiap kapal akan dapat menyelenggarakan fungsifungsi komunikasi tersebut apabila menurut pertimbangannya penting untuk keselamatan kapalnya itu sendiri dan juga untuk kapal-kapal lain pada daerah operasi yang sama, tidak tergantung di daerah mana mereka berada. Radio yang tergabung dalam sistem global tersebut masing-masing mempunyai keterbatasan terhadap lingkup geografi dan pelayaran-pelayaran yang 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
tersedia. Peralatan-peralatan yang diperlukan dan dibawa oleh kapal pada prinsipnyad itentukan oleh daerah operasinya sebagai berikut : 1. Daerah Al: Di dalam daerah jarak capai perangkat radio VHF (Very High Frequency)s tasiun radio pantai antara 20 - 30 mil 2. Daerah A2: Di dalam daerah jarak capai perangkat radio MF (Medium Frequency) stasiun radio pantai yang ditempatkan dipantai. Di luar daerah Al kira - kira 100 mill. 3. Daerah A3: Di dalam daerah liputan satelit komunikasi maritime, terletak di luar daerah A l dan A2 antara70o lintang utara dan 70o lintang selatan. 4. Daerah A4 : Daerah lain atau daerah sisa yang tidak termasuk dalam daerah Al, A2 dan A3.
Gambar 1. Pembagian Area GMDSS
PERANGKAT MINIMUM
STASIUN
RADIO
KAPAL
Area Al dilengkapi oleh perangkat : DSC (Digital Selective Calling) menggunakanVHF (Very High Frequency) NAVTEX (Navigasi Telex) EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon) SART (Survival Craft Transponder) Area A2 dilengkapi oleh perangkat : DSC (Digital Selective Calling) menggunakanVHF (Very High Frequency) DSC (Digital Selective Calling) menggunakan M F (Medium Frequency) NAVTEX (Navigasi Telex) Vol. 2, No. 1 Juni 2012
25 Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GMDSS…………………………….
EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon) SART (Survival Craft Transponder) Gambar 3. Navigation Telex
Area A3 dilengkapi oleh perangkat: DSC (Digital Selective Calling) menggunakanV HF (Very High Frequency) DSC (Digital Selective Calling) menggunakanM F (Medium Frequency) TNMARSAT NAVTEX (Navigasi Telex) EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon) SART (Survival Craft Transponder)
Area A4 dilengkapi oleh perangkat : DSC (Digital Selective Calling) menggunakanVHF (Very High Frequency) DSC (Digital Selective Calling) menggunakanM F (Medium Frequency)atau HF (High Frequency) dan NBDP (Narrow Band Direct Printing) NAVTEX (Navigasi Telex) EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon) SART (Survival Craft Transponder)
PERANGKAT KAPAL Digital Selective Calling System-DSC (Sistem Panggil Pilih Digital)
Fungsi: Untuk deteksi dini kecelakaan kapal yang terjadi kepada kapal-kapal yang sedang berlayar di sekitar kapal yang mengalami kecelakaan disiarkan melalui saluran HF (High Frequency) untuk memberikan pertolongan awal sambil menunggu tim SAR (Search and Rescue) atau kapal penolong. SART (Survival Craft Transponder)
Gambar 4. SART
Fungsi: Memancarkan sinyal yang langsung menghubungkan ke stasiun radio pantai EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon)
Gambar 5. EPIRB Gambar 2. Digital Selective Calling System
Funsi: Sebagai alat komunikasi paling awal apabila sedang terjadi tanda bahaya atau kecelakaan kapal yang akan terhubung ke stasiun radio pantai terdekat untuk meminta bantuan tim SAR (Search and Rescue) atau kapal penolong. NAVTEX (Navigation Telex)
1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Fungsi: Memancarkan sinyal yang langsung menghubungkan ke satelit Cospass Sarsat dan INMARSAT yang kemudian diterima oleh LUT (Local User Terminal) yang berada di kota-kota yang menjadi pangkalan data. FUNGSI DARI SISTEM GMDSS (GLOBAL MARITIME DISTRESS AND SAFETY SYSTEM) 1. Pemancaran sinyal tanda bahaya 2. Komunikasi untuk koordinasi SAR (Search and Rescue) Vol. 2, No. 1 Juni 2012
26 Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GMDSS…………………………….
3. Komunikasi di lokasi kejadian 4. Sinyal untuk penentuan lokasi 5. Penyiaran informasi keselamatan pelayaran 6. Komunikasi untuk radio umum PENANGGULANGAN KECELAKAAN PADA KAPAL Pada saat terjadi musibah/kecelakaan pada kapal, maka awak kapal akan langsung menghubungi stasiun radio pantai (Coast Radio Station-CRS) terdekat dengan menggunakan system Panggil Pilih Digital (Digital Selektive Calling-DSC). Isi panggilan DSC antara lain adalah Address (alamat) yaitu ditujukan kepada "semua kapal" atau "kapal-kapal yang berada di geografi atau area tertentu". Dalam hal ini kapalkapal yang berada di sekitar kapal yang sedang mengalami musibah, kemudian Pengenal Diri yaitu identitas kapal yang sedang mengalami musibah, kemudian Berita yang berisi beberapa informasi di lapangan yang menunjukkan maksud dan tujuan dari pemanggilan tersebut, dalam hal ini terjadinya kecelakaan kapal. Setelah itu awak kapal menunggu respon dari stasiun radio pantai yang kemudian akan dengan segera memerintahkan tim SAR untuk menanggulangi kecelakaan tersebut, namun stasiun radio pantai juga akan menghubungi kapal-kapal yang sedang berada di sekitar kapal yang mengalami musibah untuk melakukan pertolongan pertama, sambil menunggu tim SAR. Jika dengan menggunakan sistem DSC tidak mendapatkan respon dari stasiun radio pantai, maka awak kapal akan menggunakan suatu alat yang bernama SART (Survival Craft Transponder). Alat ini berfungsi untuk memancarkan sinyal/radar yang akan diterima oleh stasiun radio pantai dengan membaca radar tersebut dan kemudian merespon balik dengan langsung mengirimkan Tim SAR (Search and Rescue), dan juga memerintahkan kepada kapal-kapal yang sedang berada di sekitar kapal yang sedang mengalami musibah untuk memberikan pertolongan pertama. Jika usaha yang kedua belum berhsil juga, maka awak kapal akanmenggunakan alat yang bemama EPIRB (Emergency Position Indicating RadioBeacon) yang penggunaannya dengan cara diapungkan dilaut, kemudian alat ini akan memancarkan sinyal/radar yang langsung menghubungkan ke satelit Cospass Sarsat yang akan diterima oleh LUT (Local User Terminal) di 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
kota tertentu. Setelah itu akan dihubungkan kepada stasiun radio pantai terdekat dan dengan segera stasiun radio pantai mengirimkan Tim SAR untuk menanggulangi musibah tersebut, namun stasiun radio pantai juga menghubungi kapal-kapal yang berada disekitar kapal yang mengalami musibah untuk membantu memberikan pertolongan pertama. Jika usaha yang ketiga belum berhasil juga, maka awak kapal akan menggunakan radar INMARSAT yang akan langsung terhubungkan dengan satelit INMARSAT lalu kemudian terhubung ke Stasiun Bumi Pantai (Coast Earth Station-CES) yang akan segera memerintahkan Tim SAR untuk menanggulangi kecelakaan tersebut dan tentunya memerintahkan kepada kapal-kapal yang sedang berada di sekitar kapal pertolongan pertama. yang sedang mengalami musibah untuk melakukan pertolongan pertama.
Gambar 6. Sistem Telekomunikasi Pada Saat Kecelakaan Kapal
SISTEM KOMUNIKASI YANG DIGUNAKAN Sistem Komunikasi Satelit Penggunaan komunikasi satelit untuk meningkatkan keselamatan maritim sangat penting untuk mulai mempergunakannya dalam sistem global dan untuk pembangunan jaringan komunikasi yang handal. Komunikasi satelit akan digunakan dalam 2 (dua) arah yaitu dari kapal ke pantai dan dari pantai ke kapal. Sistem satelit INMARSAT menggunakan satelit GEOSTASIONER dan bekerja pada band frekuensi 1,5 dan 1,6 GHz. Juga akan diperlengkapi dengan sarana untuk pemancaran sinyal tanda bahaya dari kapal-kapal dengan menggunakan SBKp (Stasiun Bumi Kapal) atau EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Vol. 2, No. 1 Juni 2012
27 Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GMDSS…………………………….
Beacon) satelit dan diberikan kemampuan untuk berkomunikasi 2 (dua) arah menggunakan telex radio kapal dan telepon radio jika diperlukan. Penyiaran informasi keselamatan pelayaran kepada kapal-kapal menggunakan telex radio juga akan disediakan melalui sistem INMARSAT dengan menggunakan SBKp (Stasiun Bumi Kapal) standar dan peralatan tambahannya atau fasilitas yang dibuat untuk itu. Ruang angkasa satelit INMARSAT adalah satelit dengan orbit Geostasioner, 36000 Km diatas Equator, Batas samudera Atlantik, Samudera Hindia dan Samudera Pasifik serta memberikan daerah liput hampir seluruh permukaan bumi. satelit INMARSAT sanggup menampung 400 percakapan telepon secara serentak. Suatu pelayanan sistem EPIRB satelit yang mengorbit lintasan dekat kutub (sistem COSPASS SARSAT) adalah yang bekerja pada band frekuensi 406-406,r MHz akan memberikan kelengkapan utama untuk pemancaran sinyal tanda bahaya dan menentukan lokasi tempat bekerjanya EPIRB satelit yang terapung bebas melalui sistem tersebut. Sistem ini disiapkan untuk pemancaran sinyal tanda bahaya yang cepat, kira-kira 2 (dua) menit dengan tenaga pancar output sebesar 100 watt dan daerah lingkup 700 lintang utara. Untuk komunikasi satelit 2 (dua) arah dipergunakan jenis peralatan di kapal antara lain SBK (Stasiun Bumi Kapal) yang disetujui oleh INMARSAT dan EPIRB Satelit yang dapat dioperasikan secara manual dan dapat dihidupkan secara otomatis pada saat mengapung bebas saat kapal tenggelam.
Gambar 7. Komunikasi Satelit INMARSAT
SISTEM PANGGILAN PILIH DIGITAL (DIGITAL SELECTIVE CALLING-DSC) 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Panggilan Pilih Digital (Digital Selective Calling-DSC) adalah bagian yang tak terpisahkan dari GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System), digunakan dalam sistem ini terutama untuk pemancaran tanda terima sinyal tanda bahaya dari kapal-kapal dan untuk pemancaranta ndat erima sinyal tanda bahaya dari stasiun radio pantai. Ini juga digunakan untuk memancarkan ulang sinyal tanda bahaya baik dari kapal-kapala taupun dari stasiun radio pantai. Karakteristik teknik Sistem Panggil Pilih Digital (Digital Selektive Calling-DSC) merupakan sistem panggilan digital yang digunakan untuk memanggil kapal-kapal dan Stasiun radio pantai dengan menggunakan frekuensi-frekuensi dalam band MF (Medium Frequency), Hf (High Frequency) atau VHF (Very High Frequency). Sistem tersebut adalah sistem sinkron (sincronous system) dengan menggunakan kode pendeteksian kesalahan 10 unit (Ten Unit Error Detecting Code). Informasi dalam panggilan tersebut disajikan dalam bentuk urutan kombinasi binary 7 unit. PROSEDUR OPERASIONAL Isi panggilan DSC (Digital Selective Calling) termasuk didalamnya address secara numeric dari stasiun (atau beberapa stasiun) yang dipanggil,pengenal diri dari stasiun memancarkan panggilan tersebut serta berita yang berisi beberapa informasi dilapangan yang menunjukan maksud dan tujuan dari pemanggilan tersebut.T ersediab erbagaij enis atau tipe panggilanD SC (Digital Selective Calling) baik panggilan yang bersangkutan dengan tanda bahaya dan keamanan atau panggilan-panggilan rutin. Yang termasukd alam panggilan rutin yaitu panggilan telegrafi atau telephoni yang diperlukan. Dalam hal VHF (Very High Frequency), sambungan otomatis ke jaringan umum dapat juga dilakukan melalui stasiun radio pantai yang dilengkapi dengan peralatan sesuai untuk itu. Penerimaan suatu panggilan DSC (Digital Selective Calling) oleh stasiun penerima diikuti oleh penunjukan yang sesuai dengan papan peraga atau cetakan mengenai alamat, pengenal diri dari stasiun yang memancarkan isi dari panggilan DSC (Digital Selective Calling) bersama-sama dengan Vol. 2, No. 1 Juni 2012
28 Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GMDSS…………………………….
suara alarm dan visual alarm atau keduanya untuk kategori panggilan tertentu dalam hal ini panggilan yang berkaitan dengan tanda bahaya dan keselamatan. Kecepatan pemancaran dari suatu panggilan DSC (Digital Selective Calling) 100 bauds pada MF (Medium Frequency) HF (High Frequency) dan 1200 bauds pada VHF (Very High Frequency). Kode koreksi kesalahan dimasukan serta dalam pemancaran setiap karakter 2 (dua) kali bersama-sama dengan karakter pengontrol berita secara keseluruhan. Lama dari suatu panggilan DSC (Digital Selective Calling) tunggal bervariasi antara 6,2 - 7,2 detik pada MF (Medium F'requency) dan HF (High Frequency) atau 0,45 0,36 detik padaVHF (Very High Frequency) tergantung pada jenis panggilan DSC (Digital Selective Calling) yang dipancarkan. Untuk meningkatkan kemungkinan dari kemampuan agar panggilan tanda bahaya dan panggilan ulang tanda bahaya dapat diterima, hal ini dapat diulang beberapa kali sehingga tercipta suatu usaha panggilan tanda bahaya tertentu (Distress Call Attemp). Pada MF (Medium Frequency) dan HF (High Frequency) dapat digunakan 2 (dua) tipe usaha panggilan tanda bahaya yaitu usaha panggilan tanda bahaya dengan flekuensi tunggal lima deret panggilan tanda bahaya DSC (Digital Selective Calling) pada 1 (satu) frekuensi atau usaha panggil dengan frekuensi ganda (enam atau lebih) deretan panggilan Digital Selective Calling-DSC yang dibaurkan pada salah satu dari 6 (enam) frekuensi tanda bahaya yaitu I (satu) frekuensi pada MF (Medium Frequency) dan 5 (lima) frekuensi pada HF (High Frequency). Pada VHF (Very High Frequency) hanya digunakan 1 (satu) usaha panggilan dengan frekuensi tunggal karena hanya ada 1 (satu) frekuensi DSC VHF (kanal 70). Berbagai panggilan yang berhubungan dengan tanda bahaya dan keselamatan dibentuk di bawah ini bersamasamadengan uraian dari berita untuk suatu atau setiap jenis panggilan tambahan pada isi berita setiap panggilan DSC (Digital Selective Calling) juga berisi informasi lain yang tidak disampaikan ke stasiun penerima tetapi digunakan untuk meyakinkan atau menjamin terpadunya teknis sistem DSC (Digital Selective Calling). 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
PANGGILAN TANDA BAHAYA Panggilan-panggilan tanda bahaya dengan DSC (Digital Selective Calling) dipancarkan oleh kapal yang sedang dalam keadaan bahaya dan selalu dialamatkan ke semua kapal akan diterima oleh semua kapal dan stasiun radio pantai yang menggunakan peralatan khusus. Hal tersebut pada jarak capai sesuai dengan frekuensi gelombang radio yang dipergunakan. Panggilan tanda bahaya dengan DSC (Digital Selective Calling) berisi informasi-informasi yang menyertainya yang akan ditujukan pada stasiun radio pantai. Informasi ini akan secara otomatis termasuk dalam panggilan tanda bahaya DSC (Digital Selective Calling) yang dipancarkan atau akan dimasukan oleh operator sebelum pemancaran Apabila waktu tidak megijinkan untuk memasukan suatu informasi cacat (default) seperti yang ditunjukan di bawah ini akan secara otomatis masuk di dalamnya yaitu : Bentuk Tanda Khusus (format specifier) Distress(masuk secaraotomatis) Identifikasi Diri : Identifikasi pelayanan dinas maritim yang memberikan pengenalan untuk stasiun radio pemancar yaitu kapal-kapal yang dalam keadaan tanda bahaya (masuk secara otomatis) SIFAT-SIFAT BAHAYA YANG DIALAMI 9 indikator beda yang memberitahukan sifat bahaya yang dialami yaitu : 1. Kebakaran atau Ledakan 2. Genangan Air 3. Tabrakan 4. Kandas 5. Miring serta dalam keadaan kemungkinan terbalik 6. Tenggelam 7. Mogok dan Hanyut 8. Bahaya Mendadak 9. Trouble Engine (Kerusakan Mesin) Sinyal tanda penerima tanda bahaya DSC (Digital Selective Calling) biasanya dipancarkan oleh stasiun pantai dalam menanggapi panggilan tanda bahaya DSC (Digital Selective Calling) yang diterima. Tanda-tanda penerimaan tersebut menunjukan kepada kapal yang sedang mengalami bahaya dan kepada stasiun radio lainnya dalam jarak capai perambatannya, bahwa panggilan tanda bahaya telah diterima serta unit yang berwenang Vol. 2, No. 1 Juni 2012
29 Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GMDSS…………………………….
melakukan SAR (Search and Rescue) telah diberitahu. Pancaran ulang tanda bahaya dipancarkan dalam 2 (dua) situasi sebagai berikut: 1. Oleh stasiun radio pantai untuk memperingatkan kapal-kapal yang berada didaerah terjadinya marabahaya bahwa terjadi musibah. Pancaran ulang semacam itu biasanya hanya dipancarkan jika kapal-kapal di daerah tersebut tidak dapat menerima sinyal tanda bahaya y ang asli dari kapal yang mengalami musibah, misalnya sinyal tanda bahaya DSC (Digital Selective Calling) dipancarkan pada frekuensi yang tidak dapat diterima oleh kapal-kapal di daerah tersebut atau jika sinyal tanda bahaya yang asli tidak dipancarkan dengan menggunakan DSC (Digital Selective Calling). 2. Oleh stasiun radio pantai kepada stasiun radio pantai yang lain dimana kapal tersebut telah menerima panggilan marabahaya pada frekuensi HF yang tidak diterima oleh stasiun radio pantai dalam jangka waktu 5 (lima) menit. Jika sinyal pemberitahuan bahwa panggilan marabahaya DSC (Digital Selective Calling) telah tidak ada pada waktu menanggapi pancaran panggilan tanda bahaya tersebut, selanjutnya kapal-kapal yang mengalami musibah dapat terus berusaha untuk mengulangi panggilan-panggilan tanda bahaya Digital Selective Calling-DSC (Jika diperlukan dapat menggunakan frekuensi panggilan tanda bahaya DSC lainnya), sesudah diam selama 3,5 - 4,5 menit dari dimulainya panggilan pertama. Suatu stasiun radio pantai yang sedang menerima panggilan tanda bahaya DSC (Digital Selective Calling) pada MF (Medium Frequency) dan HF (High Frequency) harus memancarkan pemberitahuan penerimaan panggilan tanda bahaya DSC tersebut, minimal 1 (satu) menit setelah panggilan tanda bahaya, tetapi jika memungkinkan dalam selang waktu maksimal 2,75 menit pada sinyal diterimanya panggilan tanda bahaya Digital Selective Calling-DSC dengan VHF (Very High Frequency) harus dipancarkan secepat mungkin. Pemancaran sinyal tanda bahaya merupakan laporan tentang terjadinya musibah yang cepat dan berhasil kepada suatu unit yang 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
dapat menyediakan atau mengkoordinasikan suatu pertolongan. Mungkin hal dapat terjadi kepada kapal lain yang berada disekitarnya yang sering disebut sebagai Kantor Koordinasi Rescue (KKR). Apabila suatu sinyal tanda bahaya diterima oleh KKR biasanya melalui stasiun radio pantai atau stasiun bumi pantai. KKR akan menyampaikan tanda bahaya ini ke unit-unit SAR (Search and Rescue) dan ke kapal yang berada di sekitar terjadinya musibah. Sinyal bahaya ini harus menunjukan identifikasi dan posisi dari musibah tersebut serta apabila memungkinkan sifat-sifut musibah dan informasi lain yang bermanfaat bagi operasi pertolongannya. Susunan komunikasi tersebut dirancang agar memungkinkan pancaran sinyal tanda bahaya dapat dilaksanakan ke 3 (tiga) tujuan yaitu dari kapal ke pantai, dari kapal ke kapal dan dari pantai ke kapal pada seluruh daerah perairan laut. Kemungkinan berhasilnya pemancaran sinyal marabahaya harus tinggi karena diharapkan waktu pemancaran sinyal marabahaya tersebut cukup pendek dan penanggapannya harus cepat, oleh sebab itu meningkatkan kemungkinan berhasilnya pertolongan tetapi pemancaran sinyal tanda bahaya dari kapal ke kapal dirancang agar efektif pada jarak kira-kira sampai 100 mil. Jika tidak ada kapal dalam jarak 100 mill dari kapal yang mengalami musibah, sistem ini dirancang untuk dapat memberikan pertolongan yang dikendalikan dari pantai dengan menggunakan satelit atau komunikasi HF (High Frequency) atau gabungan dari keduanya. Kapal yang berlayar di daerah A3 dan A4 akan memancarkan sinyal tanda bahaya dari kapal ke kapal pada frekuensi 2187,5 kHz dan memancarkan. sinyal tanda bahaya dari kapal ke pantai menggunakan stasiun bumi pantai. Kapal-kapal yang berlayar di daerah A2 memancarkan sinyal tanda bahaya dari kapal ke kapal dan dari kapal ke pantai pada frekuensi 2187,5 kHz serta kapal-kapal yang berlayar di daerah Al memancarkan sinyal tanda bahaya dari. kapal ke kapal dan dari kapal ke pantai pada frekuensi 156,525 MHz dengan menggunakan DSC. Sinyal tanda bahaya biasanya dimulai dengan manual dan semua sinyal tanda bahaya tersebut akan ditanggapi secara manual. Jika kapal Vol. 2, No. 1 Juni 2012
30 Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GMDSS…………………………….
tenggelam, EPIRB (Emergency Position Indicating Radio Beacon), satelit yang terapung secara bebas akan bekerja secara otomatis. Pemancaran ulang suatu sinyal tanda bahaya dari suatu stasiun radio pantai/Kantor Koordinasi Rescue ke kapal di sekitar terjadinya musibah akan dilakukan dengan menggunakan satelit komunikasi ke stasiun bumi pantai dan menggunakan komunikasi teresterial dengan frekuensi yang sesuai. Untuk mencegah agar semua kapal-kapal di daerah perairan laut yang luas menerima pancaran sinyal tanda bahaya tersebut, suatu "Area Call" biasanya dipancarkan sedemikian rupa sehingga hanya kapal-kapal disekitar terjadinya musibah itu saja yang akan mendengar sinyal tanda bahaya tersebut. Pada waktu menerima pemancaran ulang sinyal marabahaya, kapal-kapal di daerah dimana pemancaran marabahaya dimaksudkan, harus mengadakan komunikasi dengan stasiun radio pantai/KKR yang bersangkutan agar dapat mengadakan koordinasi pertolongan. KOMUNIKASI UNTUK KOORDINASI SAR Pada umumnya ini merupakan komunikasi yang diperlukan untuk koordinasi kapal-kapal dan pesawat terbang yang sedang mengikutinya. Kegiatan pencarian akibat adanya sinyal tanda bahaya serta termasuk di dalamnya komunikasi antar stasiun radio pantai KKR dengan suatu OSC (On Scene Commander) atau Coordinator Surface Search (Koordinator Pencarian Di Permukaan Laut) di daerah terjadinya musibah. Untuk operasi SAR dimungkinkan untuk memancarkan beritaberita dalam 2 (dua) arah yaitu untuk membedakan dari pemancaran sinyal tanda bahaya yang biasanya pemancaran suatu berita khusus hanya dalam satu arah dan lalu lintas marabahaya dan keamanan menggunakan telepon radio dan telex radio yang biasanya dipergunakan untuk menyalurkan berita-berita tersebut. Sesuai dengan system global teknik yang disediakan untuk lalulintas marabahaya dan keamanan digunakan telepon radio atau telex radio atau keduanya sekaligus. Komunikasi ini akan dilakukan dengan sarana komunikasi satelit tersebut tergabung dari peralatan yang ada di kapal dan daerah dimana musibah itu terjadi. Komunikasi di lokasi musibah biasanya menggunakan band MF (Medium Frequency) dan VHF (Very High Frequency) pada frekuensi yang 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
telah ditentukan untuk lalulintas tanda bahaya dan keselamatan dengan menggunakan telepon radio atau telex radio.Komunikasi ini antara kapal dalam musibah dengan unit-unit yang berusaha menolongnya dan akan menyalurkan usaha bantuan ke kapal untuk menolong orang-orang yang mengalami musibah. Apabila dilibatkan kapal terbang, komunikasi pada lokasi musibah dapat menggunakan frekuensi 3023 kHz, 4125 kHz dan 5680 kHz. Tambahan kapal terbang SAR harus dilengkapi dengan peralatan untuk komunikasi pada frekuensi dinas bergerak pelayaran lainnya Sinyal-sinyal untuk penentuan lokasi adalah suatu pancaran yang dimaksud untuk memperrnudah usaha penemuan kapal yang dalam keadaan bahaya atau lokasi korban musibah. Untuk ini terutama menggunakan transponder SAR 9 GHz pada lokasi dalam hubungan untuk bantuan terhadap unit radar 9 GHz. Peralatan telah dibuat untuk kapal-kapal yang perlu petunjuk tentang peringatan-peringatan navigasi dan cuaca serta informasi-informasi penting mengenai pelayaran. Pada band MF frekuensi 518 kHz telah digunakan untuk siaran dengan memanlaatkan NBDP (Narrow Band Direct Printing) telegrafi yang menggunakan koreksi kesalahan ke depan. Bersamaan dengan ini informasi-informasi tesebut juga disiarkan melalui INMARSAT dan mungkin pula disiarkan menggunakan High Frequency. Sistem yang baru ini dimaksudkan untuk menyediakan penerimaan secara otomatis penuh untuk semua informasi keselamatan pelayaran, termasuk peringatan-peringatan mengenai navigasi dan cuaca serta informasi keselamatan yang penting lainnya. PELAYARAN JARAK JAUH HF (High Frequency) akan memberikan pelayanan jarak jauh untuk digunakan dalam arah komunikasi dari kapal ke pantai dan dari pantai ke kapal. Pada daerah-daerah yang diliput oleh INMARSAT HF tersebut dapat digunakan sebagai altematif terhadap komunikasi satelit dan di luar daerah-daerah ini hanya digunakan komunikasi dengan kemampuan jarak jauh yang sudah ditentukan frekuensinya pada band frekuensi 4, 6,8,12 dan 16 MHz sebagai sarana kelengkapan untuk pemancaran dan penerimaan sinyal tanda bahaya dan panggilan keselamatan serta untuk Vol. 2, No. 1 Juni 2012
31 Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GMDSS…………………………….
menyalurkan lalulintas tanda bahaya dan keselamatan. Panggilan Pilih Digital (DSC), adalah stasiun radio pantai yang ikut serta dalam kegiatan jaringan untuk penjagaan panggilan tanda bahaya dan berita keselamatan perlu memilih dari 5 (lima) frekuensi band yang memancarkan ulang sinyal tanda bahaya tersebut. Pemilihan tersebut tergantung dari posisi kapal yang mengalami musibah, daerah geografi yang perlu mendapatkan Pancaran sinyal tersebut serta karakteristik propagansi gelombang radio saat itu. Perlu diperhatikan bahwa kapal-kapal yang diperlengkapi perangkat HF. High Frequency sebagai tambahan harus selalu menjaga frekuensi tanda bahaya pada band 8 MHz dan salah satu frekuensi yang diharuskan yaitu frekuensi yang cocok untuk daerah di mana kapal tersebut sedang berlavar. PELAYARAN JARAK SEDANG Pelayaran jarak sedang disediakan pada frekuensi-ferkuensi dalam band frekuensi 2 MHz. Untuk arah-arah kapal ke pantai, kapal ke kapal serta pantai ke kapal akan digunakan frekuensi 2187,5 kIIz, sedangkan untuk sinyal marabahaya dan panggilan keselamatan dengan menggunakan Digital Selective Calling dan frekuensi 2182 kHz akan digunakan untuk lalulintas berita bahaya dan keselamatan yang menggunakan telepon radio termasuk di dalamnya untuk koordinasi fungsifungsi SAR dan komunikasi pada lokasi musibah. Sedangkan frekuensi 2174,5 kHz digunakan untuk lalulintas tanda bahaya dan keselamatan yang menggunakan radio telex Narrow Band Direct Printing-NBDP). Frekuensi-frekuensi yang berdekatan dengan 500 kIIz digunakan untuk arah komunikasi dari pantai ke kapal, frekuensi 518 kHz digunakan untuk memancarkan berita peringatan navigasi dan cuaca di dalam system NAVTEX. PELAYARAN JARAK PENDEK VHF memberikan pelayaran jarak pendek pada frekuensi sebagai berikut : 156,525 MHz (ch.70) untuk sinyal marabahayad an keselamatan menggunakan Digital Selective Calling. 156,800 MHz (ch.16) untuk lalulintas tanda bahaya menggunakan telepon radio, termasuk didalamnya komunikasi untuk koordinasi 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
fungsi-fungsi SAR dan komunikasi pada lokasi musibah. KESIMPULAN Berdasarkan pada uraian-uraian di atas, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Pengenalan satelit komunikasi maritim, bersama dengan system panggil pilih digital (DSC-Digital Selective Calling) untuk penyiaran informasi keselamatan pelayaran telah menjadi dasar yang diperlukan untuk sistem GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System) ini. 2. Memanfaatkan sepenuhnya peralatan yang sudah ada untuk meneruskan pelayanan keselamatan terhadap kapal-kapal yang sejak semula belum dilengkapi dengan peralatanperalatan tersebut. 3. Sistem penanggulangan musibah dan keselamatan yang sekarang ini akan tetap digunakan bersamaan dengan sistem GMDSS untuk jangka waktu yang cukup dan sesuai. Sesudah jangka waktu tersebut, sistem yang baru akan menjadi kewajiban secara internasional. 4. Tergantung daerah operasinya, maka kapal kapal harus membawa peralatan-peralatan sesuai dengan macam-macam system radio tersebut secara bersama-sama. 5. Secara intemasional telah dilakukan berbagai usaha untuk mengembangkan dan mempersiapkan penerapan sistem GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System), untuk memperoleh kemajuan-kemajuan yang telah dilaksanakan dalam komunikasi satelitdan teresterial dan juga teknik dan peralatan-peralatan yang sedemikian rupa sehingga keselamatan jiwa di laut dapat ditingkatkan. 6. Kelebihan sistem GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System) antara lain : Berita marabahaya yang dikirim dapat diterima dengan stasiun radio pantar dalam waktu yang sangat cepat, dengan menggunakan sistem gelombang teresterial dan satelit Data-data mengenai kecelakaan kapal, antara lain: posisi kapal, jenis musibah dan sifat musibah sangat jelas dan akurat. Vol. 2, No. 1 Juni 2012
32 Aplikasi Sistem Telekomunikasi Pelayaran Dengan GMDSS…………………………….
Memiliki beberapa perangkat yang dapat digunakan bertahap untuk menyiarkan kecelakaan kapal tersebut,sehingga berita kecelakaan dapat dengan cepat tersiar kepada stasiun radio pantai dan kapalkapal yang sedang berl ayar disekitarnya. 7. Kekurangan sistem GMDSS (Global Maritime Distress and Safety System) antara lain: Hanya beberapa jenis kapal yang sudah menggunakan sistem ini, karena keterbatasan finansial. Adanya delay padas istems atelit, karena jarak satelit dengan bumi yang jauh Adanya kemungkinan terjadi gerhana satelit, yang menyebabkan satelit tidak mendapat energi matahari. DAFTAR PUSTAKA Anonymous. 2002. General Operator Global M aritirne Distresas and Savety System, Bina Sena Media, Jakarta. Anonymous,2002 Operator Manual, Bina Sena Media, Jakarta Robert, M., Erwin, 1986, Pengantar Telekomunikasi Multi Media, Jakarta www. Google. Com/GMDSS/'parpostel
1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Vol. 2, No. 1 Juni 2012
33 Perumusan Strategi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio…………………………………….
PERUMUSAN STRATEGI BALAI MONITOR SPEKTRUM FREKUENSI RADIO KELAS II BANDUNG DALAM MENCAPAI TUJUAN ORGANISASI Oleh : Sielvia Sisca1) dan Bloko Budi Rijadi 2)
ABSTRAK Balai monitoring (Balmon) keberadaanya dibawah Direktorat Jenderal Pos dan telekomunikasi (Ditjen Postel) yang merupakan salah satu unit kerja yaitu Direktorat Pengelolaan Spektrum Frekuensi Radio yang bertugas untuk melakukan pengaturan pemanfaatan spektrum frekuensi radio nasional mempunyai peran yang penting seiring dengan perkembangan teknologi informasi di tandai dengan munculnya berbagai jenis kegiatan yang berbasis pada teknologi IT. Dan kemungkinan pada kehidupan mendatang sektor teknologi informasi dan telekomunikasi merupakan sektor yang paling dominan. Hal ini di karenakan kemajuan teknologi yang tidak dapat dipisahkan dari kemampuan rekayasa jaringan komunikasi baik yang bersifat fisik (kabel, serat optik) maupun non fisik berupa frekuensi radio. Didalam penggunaan spektrum frekuensi radio yaitu salah satu media jaringan komunikasi yang pada kenyataannya sampai saat ini masih banyak pengguna yang belum memiliki izin (ilegal). Semua kegiatan yang dilaksanakan oleh Balai Monitoring (Balmon) Bandung pada dasarnya diarahkan untuk memaksimalkan fungsi Balmon Spektrum frekuensi radio dalam menjalankan fungsi pelayanannya kepada masyarakat dan stakeholder yang terkait. Dan membuat rumusan strategi agar dalam pelaksaan monitoring dan pemantauan penggunaan frekuensi radio dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan tujuan organisasi. Kata kunci : Balai Monitoring, Spektrum frekuensi, Telekomunikasi
PENDAHULUAN Untuk mengurusi bidang telekomunikasi khususnya pada penggunaan spektrum frekuensi radio, pemerintah dibantu oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Kementrian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) memiliki wewenang terhadap Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi (Ditjen Postel) yang mengatur perumusan, kebijakan, dan standarisasi teknis dibidang penyelenggaraan pos dan telekomunikasi. Ditjen Postel memiliki salah satu unit kerja yaitu Direktorat Pengelolaan Spektrum Frekuensi Radio yang bertugas untuk melakukan pengaturan pemanfaatan spektrum frekuensi radio nasional. Maka disetiap provinsi yang ada di Indonesia, Direktorat Pengelolaan Spektrum Frekuensi Radio memiliki Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berkedudukan disetiap ibu kota provinsi. Salah satunya antara lain UPT yang mewakili provinsi Jawa Barat yaitu Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Bandung (Balmon Kelas II Bandung). Secara spesifik tugas pokok dan fungsi UPT Monitoring Spektrum Frekuensi Radio 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
diuraikan dalam Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika nomor 15/PER/M.KOMINFO/ 02/2009 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Monitor Spektrum Frekuensi Radio. Secara garis besar meliputi kegiatan pengamatan, deteksi sumber pancaran, monitor, penertiban evaluasi dan pengujian ilmiah, pengukuran, koodinasi monitoring frekuensi radio, pancaran orbit satelit, penyusunan rencana dan program, penyediaan suku cadang, pemeliharaan dan perbaikan perangkat, serta urusan ketatausahaan dan kerumah-tanggaan. Adapun kondisi geografis Provinsi Jawa Barat yaitu terletak diantara 5°50 -7°50 LS dan 104°48 - 108°48 BT dengan batas-batas wilayahnya antara lain: 1. Sebelah utara berbatasan dengan Laut Jawa bagian barat dan Banten serta DKI Jakarta di utara. 2. Sebelah timur berbatasan dengan Provinsi Jawa Tengah, antara Samudera Indonesia di Selatan dan Selat Sunda di barat. Dengan daratan dan pulau-pulau kecil (48 Pulau di Samudera Indonesia, 4 Pulau di Laut Jawa, 14 Vol. 2, No. 1 Juni 2012
34 Perumusan Strategi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio…………………………………….
Pulau di Teluk Banten dan 20 Pulau di Selat Sunda), luas wilayah Jawa Barat 44.354,61 Km2 atau 4.435.461 Ha. Dengan ditetapkannya Wilayah Banten menjadi Provinsi Banten, maka luas wilayah Jawa Barat saat ini menjadi 34.816,96 Km2 (Data berdasarkan Survei Sosial/Ekonomi 2005). TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Strategi dan Manajemen Strategi Menurut Barry (1986) dalam buku Strategic Planning Workbook for Nonprofit Organizations hal.10 : Strategi adalah rencana tentang apa yang ingin dicapai atau hendak-menjadi-apa suatu organisasi di masa depan (arah) dan bagaimana cara mencapai keadaan yang diinginkan tersebut (rute). Dalam tahap perumusan strategi tidak lepas dari pengertian tentang manajemen strategi. Manajemen Strategi dapat juga dipandang sebagai proses untuk mengelola strategi agar rumusan strategi dapat dijalankan dengan baik sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Pengertian Visi dan Misi Pemahaman visi dan misi yang baik dan fokus terhadap bisnis sangat dibutuhkan sekali ketika pertama kali akan memulai suatu bisnis. Hakikatnya pernyataan visi dan misi merupakan gambaran tentang keunggulan atau kelemahan kompetitif suatu perusahaan. Menurut Ducker bahwa pengembangan visi dan misi yang jelas merupakan “tanggung jawab pertama penyusun strategi”. Maksudnya yaitu pernyataan visi dan misi merupakan alat yang sangat penting untuk para penyusun strategi dalam merumuskan, menerapkan, dan mengevaluasi strategi. Menurut Campbell dan Yeung yang membedakan istilah visi dan misi yaitu bahwa visi adalah “ suatu keadaan masa depan organisasi yang mungkin dan dikehendaki” yang mencakup tujuan-tujuan spesifik, sementara itu untuk misi lebih terkait dengan perilaku dan masa kini. Komponen pembentuk visi berdasarkan Fred R. David harus memiliki kriteria: 1 Pernyataan visi harus menjawab pertanyaan dasar, “Ingin menjadi seperti apakah kita?” 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
2
Sebuah pernyataan visi yang jelas menjadi dasar bagi pengembangan pernyataan visi yang komprehensif 3 Pernyataan visi haruslah singkat, diharapkan satu kalimat, dan sebanyak mungkin manajer diminta masukannya dalam proses pengembangannya Komponen pernyataan misi berdasarkan Fred R. David harus dapat memasukan 9 komponen, yaitu : 1. Konsumen (Siapakah konsumen perusahaan?) 2. Produk atau jasa (Apakah produk/jasa utama perusahaan?) 3. Pasar (Secara geografis, dimanakah perusahaan bersaing?) 4. Teknologi (Apakah perusahaan canggih secara teknologi?) 5. Fokus pada kelangsungan hidup, pertumbuhan, dan profitabilitas (Apakah perusahaan komitmen terhadap pertumbuhan dan kondisi keuangan yang sehat?) 6. Filosofi (Apakah keyakinan, nilai, asprasi, dan prioritas etis dasar perusahaan?) 7. Konsep diri (Apakah kompetensi khusus atau keunggulan kompetitif utama perusahaan?) 8. Fokus pada citra publik (Apakah perusahaan responsif terhadap masalahmasalah sosial, komunitas, dan lingkungan hidup?) 9. Fokus pada karyawan (Apakah karyawan dipandang sebagai aset perusahaan yang berharga?) Penilaian Situasi Eksternal Pemantauan terhadap situasi lingkungan dan perubahan dimasa depan sangat penting, karena seringkali dapat merubah total proses atau faktor-faktor kunci sukses untuk menjalankan suatu bisnis. Tujuan dari analisis eksternal merupakan pengembangan daftar terbatas dari peluang yang dapat dijadikan sebagai keuntungan atau menjadi sebuah ancaman yang harus dihindarinya. Untuk melakukan analisis eksternal, suatu perusahaan terlebih dahulu mengumpulkan intelijen kompetitif dan juga informasi mengenai berbagai tren ekonomi, Vol. 2, No. 1 Juni 2012
35 Perumusan Strategi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio…………………………………….
sosial, budaya, demografis, lingkungan, politik, pemerintah, hukum, dan teknologi. Setelah terkumpul maka dapat disesuaikan dan dievaluasi atau dengan cara rapat manajer dalam mengidentifikasi peluang dan ancaman yang dihadapi oleh suatu perusahan. Penilaian Situasi Internal Setiap organisasi pasti memiliki kekuatan dan kelemahan dari area fungsional bisnis. Dan tidak ada suatu bisnis yang kuat atau lemahnya sama disetiap area. Jika kekuatan atau kelemahan internal disuatu bisnis, ditambahkan dengan peluang atau ancaman eksternal serta pernyataan misi yang jelas, maka akan memberikan suatu landasan untuk menetapkan tujuan strategi. Oleh karena itu penetapan tujuan dan strategi dimaksudkan untuk memanfaatkan dan memaksimalkan kekuatan agar tingkat kelemahan internal bisnis dapat teratasi. Untuk melakukan analisis internal suatu perusahaan, terlebih dahulu untuk mengetahui informasi mengenai manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi produksi/operasi, penelitian dan pengembangan (litbang), serta operasi sistem informasi manajemen perusahaan. ANALISIS DATA Untuk mengetahui strategi yang dipakai oleh Balmon Kelas II Bandung dalam mencapai tujuan organisasi, maka penulis menggunakan metode analisis Matriks IFE (Internal Factor Evaluation), Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation), Matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, dan Threat), Matriks IE (Internal-Eksternal) dan Matriks QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix) untuk merumuskan strategi apa saja yang dilakukan agar tujuan organisasinya tercapai. Analisis ini akan memberikan hasil apakah Balmon Kelas II Bandung sudah menggunakan strategi yang efektif dalam mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan bersama. Didalam teknik perumusan strategi terbagi menjadi 3 tahapan yaitu : 1. Tahap input : berupa isi informasi dasar untuk melakukan tahap pencocokan dan tahap keputusan yang akan dibahas selanjutnya. Tahap ini mengembangkan Matriks EFE dan Matriks IFE. 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
2. Tahap pencocokan : untuk menciptakan strategi alternatif dari faktor-faktor 3. keberhasilan Eksternal dan Internal. Tahap ini menggunakan teknik Matriks SWOT dan Matriks IE 4. Tahap keputusan : strategi yang kemungkinan akan diusulkan dalam pemilihan strategi. Tahap ini hanya menggunakan satu teknik saja yaitu Matriks QSPM. Untuk tahap 1 dalam kerangka perumusan terdiri atas Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal Factor Evaluation-EFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation-IFE). Untuk tahap 2 merupakan tahap pencocokan , berfokus pada penciptaan strategi alternatif yang masuk akal dengan memeperhatikan faktor-faktor eksternal dan internal utama. Meliputi Matriks SWOT dan Matriks Internal-Eksternal (Internal-Eksternal – IE ). Analisa Matriks SWOT merupakan sebuah bentuk analisa situasi dan kondisi yang bersifat deskriptif (memberi gambaran). Proses analisa adalah suatu kegiatan untuk memahami seluruh informasi yang terdapat suatu kasus, menganalisis situasi untuk mengetahui isu apa yang sedang terjadi, dan memutuskan tindakan apa yang harus segera dilakukan untuk memecahkan masalah. Analisa Matriks ini juga merupakan alat pencocokan yang penting dalam membantu para manajer mengembangkan 4 jenis strategi, yaitu Strategi SO (kekuatan-peluang), Strategi WO (kelemahan-peluang), Strategi ST (kekuatan-ancaman), dan Strategi WT (kelemahan-ancaman). Sedangkan untuk analisa Matriks IE bertujuan untuk melihat posisi perusahaan serta arah perkembangan selanjutnya dan memperoleh strategi bisnis di tingkat korporat yang lebih detail dalam bentuk diagram. Diagram tersebut mengidentifikasikan 9 sel strategi perusahaan, tetapi pada prinsipnya kesembilan sel itu dapat dikelompokkan menjadi 3 strategi utama. HASIL PENELITIAN Visi dan Misi Balmon Bandung Visi Balmon Kelas II Bandung yaitu : “ Menjadi Balai Monitor terbaik dalam penyedia jasa pemantauan spektrum frekuensi radio dan Vol. 2, No. 1 Juni 2012
36 Perumusan Strategi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio…………………………………….
informasi yang akurat ” Dapat diartikan bahwa Balmon ingin memberikan pelayanan yang terbaik terhadap pelanggan (pengguna frekuensi radio legal) oleh karena itu Balmon berupaya sebaik mungkin dalam penyediaan informasi dan pelayanan terhadap pemakaian jasa pemantauan spektrum frekuensi radio. Guna dalam menjalankan visi yang diatas, Balmon Kelas II Bandung memiliki misi yaitu antara lain : 1. Menyediakan informasi yang berkaitan dengan stasiun radio secara akurat. 2. Memberikan perlindungan kepada pengguna frekuensi yang legal dan semua pihak yang terkait. Sesuai dengan dasar teori visi dan misi yang dikemukakan oleh Fred R. David, Balmon Bandung telah merumuskan visi dan misi dengan baik dan jelas untuk mewujudkan apa yang menjadi tujuan organisasi Balmon Bandung itu sendiri. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Fred R. David, ada 3 komponen pembentukan visi yang pertama yaitu Pernyataan visi harus menjawab pertanyaan dasar, “Ingin menjadi seperti apakah kita?” dan Balmon Bandung telah memenuhi persyaratan salah satu komponen pembentukan visi tersebut yaitu visi yang berbunyi : “ Menjadi Balai Monitor terbaik dalam penyedia jasa pemantauan spektrum frekuensi radio dan informasi yang akurat ” , yang merupakan gambaran tentang keinginan Balmon Bandung sebagai penyedia jasa pelayanan yang berhubungan dengan spektrum frekuensi radio dan juga memberikan informasi yang benar sesuai hasil evaluasi dan monitor dilapangan. Yang kedua yaitu sebuah pernyataan visi yang jelas, visi yang dikemukakan oleh Balmon Bandung sudah jelas yaitu ingin menjadi Balmon yang menyediakan jasa pemantauan spektrum frekuensi radio dan juga memberikan informasi yang akurat. Yang ketiga yaitu pernyataan visi yang singkat dan diharapkan satu kalimat saja, sudah dipenuhi oleh pernyataan visi Balmon Bandung. Tidak hanya visi yang dirumuskan secara baik, tetapi misi juga ditetapkan secara jelas untuk menetapkan tujuan dan juga perumusan strategi yang dilakukan oleh Balmon Bandung. Kandungan pernyataan dari misi 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Balmon sesuai dengan dasar teori yang dikemukakan oleh Fred R. David yaitu : 1. Siapakah konsumen perusahaan? Jawabannya adalah pelanggan (pengguna frekuensi legal) 2. Apakah produk/jasa utama perusahaan? Jawabannya adalah menyediakan informasi yang berhubun 3. gan dengan stasiun radio. 4. Secara geografis, dimanakah perusahaan bersaing? Jawabannya adalah dibidang informasi tentang stasiun radio. 5. Apakah perusahaan canggih secara teknologi? Jawabannya adalah dalam misi Balmon Bandung tidak menjelaskan apakah sudah menggunakan teknologi canggih dalam kegiatannya. 6. Apakah perusahaan komitmen terhadap pertumbuhan dan kondisi keuangan yang sehat? Jawabannya adalah dalam misi Balmon Bandung tidak menjelaskan komitmen pertumbuhan dan kondisi keuangan yang sehat. 7. Apakah keyakinan, nilai, asprasi, dan prioritas etis dasar perusahaan? Jawabannya adalah dalam misi Balmon Bandung tidak menjelaskan tentang keyakinan, nilai, aspirasi, dan prioritas etis dasar perusahaan. 8. Apakah kompetensi khusus atau keunggulan kompetitif utama perusahaan? Jawabannya adalah dalam misi Balmon Bandung tidak menunjukkan keunggulan kompetitif perusahaan. 9. Apakah perusahaan responsif terhadap masalah-masalah sosial, komunitas, dan lingkungan hidup? Jawabannya adalah dalam misi Balmon Bandung tidak menjelaskan apakah perusahaan respon terhadap masalah-masalah sosial, komunitas, dan lingkungan hidup. 10. Apakah karyawan dipandang sebagai aset perusahaan yang berharga? Jawabannya adalah dalam misi Balmon Bandung tidak menjelaskan apakah perusahaan memandang karyawan sebagai aset yang berharga. Pernyataan visi dan misi Balmon Bandung dapat secara jelas memberikan arahan terhadap organisasinya agar sesuai dengan Vol. 2, No. 1 Juni 2012
37 Perumusan Strategi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio…………………………………….
tujuan utama dari Balmon Bandung dan juga mengatasi konflik yang ada. Tujuan Balmon Bandung Setelah pernyataan visi dan misi dibuat maka diperlukan suatu strategi untuk pencapaian dari visi dan misi tersebut. Tujuan jangka panjang dari Balmon Bandung merupakan upaya untuk pencapain visi yang telah ada. Didalam tujuan jangka panjang ini, dapat memberikan suatu landasan untuk merancang pekerjaan dan mengatur berbagai aktivitas yang akan dilaksanakan oleh Balmon Bandung. Maka seluruh pimpinan maupun staf Balmon Bandung merumuskan tujuan organisasi agar visi dan misi dapat tercapai. Isi dari tujuan tersebut yaitu: 1. Meningkatkan mutu layanan untuk mencapai tingkat kepuasan pelanggan yang tinggi . 2. Mengembangkan sistem informasi yang efektif dengan mengoptimalkan penggunaan perangkat dan pemutakhiran data. 3. Meningkatkan Kompetensi Sumber Daya Manusia. 4. Meningkatkan Komunikasi dan Koordinasi Internal dan Eksternal.
Faktor-Faktor Internal Faktor-faktor Internal yang ada dapat dijadikan sebagai kekuatan atau kelemahaman yang berasal dari didalam organisasi Balmon Kelas II Bandung sendiri. Adapun faktor-faktor internal yang ada di Balmon Kelas II Bandung yaitu : 1. Manajemen a. Jumlah pegawai (SDM) yang terbatas b. SDM yang tersedia pada tingkat pendidikan sarjana hanya 20% dan kebanyakan pada tingkat pendidikan SLTA yaitu sebesar 46,7% c. Penempatan pegawai belum dilakukan sesuai standar kompetensi/keahlian. d. Peningkatan kompetensi dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan pada karyawan. e. Kegiatan monitor dan evaluasi berjalan dengan baik. f. Informasi yang diberikan sesuai dari 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
3.
4.
5.
6.
hasil observasi dilapangan. 2. Pemasaran/sosialisasi a. Fungsi dari web yang dimiliki Balmon Kelas II Bandung belum maksimal dalam memberikan informasi yg update (terkini). b. Pemasangan baliho/biliboard sangat sedikit yang dibuat untuk himbauan agar masyarakat sadar akan izin penggunaan frekuensi radio. c. Kantor pelayanan yang terbatas untuk konsultasi yang berkaitan dengan perijinan frekuensi radio dan juga keluhan dari pelanggan. d. Hasil survey kepuasan pelanggan belum dianalisa dengan baik. Keuangan/akuntansi a. Kenaikan biaya operasional Balmon Kelas II Bandung. b. Pemberian beasiswa bagi karyawan yang melanjutkan pendidikan. c. Penghematan terhadap penggunaan anggaran. Produksi/operasi a. Peralatan operasional dalam monitoring masih banyak yang rusak. b. Kegiatan pemantauan langsung kelapangan secara rutin oleh seksi pemantauan. c. Peralatan monitoring tersedia sesuai kebutuhan. d. Penanganan dan penyelesaian terhadap gangguan frekuensi terselesaikan dengan baik. Litbang (Penelitian dan Pengembangan) Kegiatan litbang pada Balmon Bandung tidak berjalan. Sistem Informasi Manajemen a. Pemakaian web Balmon Kelas II Bandung berjalan dengan baik agar pembaca mendapatkan banyak informasi yang berhubungan dengan penggunaan frekuensi radio. b. Sistem informasi manajemen terus diperbaiki dan dikembangkan.
Faktor-Faktor Eksternal Didalam faktor-faktor ekternal dapat dijadikan peluang atau ancaman yang Vol. 2, No. 1 Juni 2012
38 Perumusan Strategi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio…………………………………….
berpengaruh terhadap Balmon Kelas II Bandung. Berikut ini merupakan faktor-faktor eksternal yang berpengaruh terhadap Balmon Kelas II Bandung yaitu : 1. Kekuatan Ekonomi a. Banyaknya investor dibidang penyelenggaraan telekomunikasi b. Persaingan didunia bisnis telekomunikasi yang terus meningkat c. Lemahnya nilai mata uang Indonesia. d. Peningkatan jumlah kemiskinan di Indonesia. 2. Kekuatan Sosial, Budaya, Demografis, dan Lingkungan a. Wilayah provinsi Jawa Barat yang cukup luas. b. Meningkatnya gaya hidup orang desa yang hampir sama dengan penduduk di perkotaan. c. Sifat orang Indonesia yang latah terhadap sesuatu yang baru. d. Kurangnya cinta terhadap tanah air sendiri. e. Terjadinya peningkatan terhadap pengguna frekuensi radio. 3. Kekuatan Politik, Pemerintah, dan Hukum a. Kegiatan pemilu atau pilkada b. Perubahan dalam undang-undang telekomunikasi c. Banyaknya penyelenggara telekomunikasi dari asing yang masuk
ke Indonesia. d. Hubungan yang tidak harmonis dengan negara tetangga. 4. Kekuatan Teknologi a. Kemajuan teknologi yang berkembang pesat b. Penyalahgunaan teknologi oleh orang jahat. c. Penyebaran jaringan telekomunikasi yang belum merata. d. Dampak pemakaian teknologi dalam kehidupan. 5. Kekuatan Kompetitif a. Pelanggan telekomunikasi di Indonesia sangat berkembang pesat b. Pentingnya informasi dalam kehidupan c. Indonesia konsumen terbesar dalam bidang jasa telekomunikasi Analisa Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation Matrix) EFE Matriks membantu para perancang strategi untuk merangkum dan mengevaluasi informasi ekternal yang meliputi aspek ekonomi, aspek sosial-budaya-demografis-lingkungan, aspek politk-pemerintah-hukum, aspek teknologi dan aspek kompetitif. Berikut ini merupakan faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi Balmon Kelas II Bandung yang dianalisa berdasarkan evaluasi faktor eksternal.
Tabel 1. Matriks EFE Balmon Kelas II Bandung NO I 1 2 3 4 5 6 7 8 9 II 1 2 1)
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL UTAMA Peluang Persaingan didunia bisnis telekomunikasi terus meningkat Meningkatnya gaya hidup orang desa yang hampir sama dengan orang kota Sifat orang Indonesia yang ''latah'' terhadap sesuatau yang baru Peningkatan penggunaan frekuensi radio Kegiatan pemilu dan pilkada Kemajuan teknologi berkembang pesat Pelanggan telekomunikasi di Indonesia berkembang pesat Banyaknya investor dibidang penyelenggaraan telekomunikasi Banyaknya penyelenggara telekomunikasi asing yang masuk ke Indonesia Ancaman Peningkatan jumlah kemiskinan Wilayah Prov.Jawa Barat yang cukup luas
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
BOBOT
PERINGKAT
SKOR BOBOT
0,06 0.049
3 2
0,18 0,098
0,047 0,068 0,05 0,067 0,061 0,059 0,048
2 3 2 3 3 3 2
0,094 0,204 0,1 0,201 0,183 0,177 0,096
0,049 0,068
2 3
0,098 0,204
Vol. 2, No. 1 Juni 2012
39 Perumusan Strategi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio……………………………………. 3 4 5 6 7 8 9
Hubungan yang tidak harmonis dengan negara tetangga Penyalahgunaan teknologi Jaringan telekomunikasi belum menyeluruh kepelosok Indonesia Indonesia konsumen terbesar dalam bidang jasa telekomunikasi Kurangnya rasa Nasionalisme Nilai mata uang yang lemah Dampak pemakaian teknologi TOTAL
Pada perhitungan Matriks EFE, dapat dilihat peluang terbesar berdasarkan jumlah bobot yaitu peningkatan penggunaan frekuensi radio dengan bobot yang dihasilkan sebesar 0,068 yang merupakan jumlah bobot diatas ratarata yaitu sebesar 0,055. Hal ini dimanfaatkan oleh Balmon Bandung untuk lebih meningkatkan pelayanan dan pemberian sumber informasi yang berkaitan tentang penggunaan spektrum frekuensi radio agar para pelanggan frekuensi radio memberikan kepercayaan penuh pada Balmon Bandung. Dan juga kemajuan teknologi dengan jumlah bobot 0,067 di manfaatkan oleh Balmon Bandung untuk memaksimalkan kualitas informasi yang akan diberikan dan juga sebagai sarana publikasi umum. Adapun ancaman yang dihasilkan pada Matriks EFE yang memiliki jumlah bobot terbesar yaitu sebesar 0,068 dengan wilayah Prov. Jawa Barat yang cukup luas. Karena wilayah Prov. Jawa Barat yang cukup luas maka Balmon Bandung didalam kegiatan monitor perlu adanya peningkatan jumlah karyawan dan sarana prasarana yang dapat mendukung kegiatan monitor tersebut. Serta Indonesia menjadi konsumen terbesar dibidang jasa telekomunikasi dengan jumlah bobot sebesar
0,049 0,049 0,063 0,066 0,04 0,042 0,065 1
2 2 3 3 2 2 3
0,098 0,098 0,189 0,198 0,08 0,084 0,195 2,577
0,066 , membuat Balmon Balmon harus bekerja ekstra agar pelayanan jasa dapat berjalan dengan baik. Untuk pemberian rating dalam Matriks EFE dilakukan agar dapat mengelompokkan faktor mana yang lebih berpengaruh terhadap Balmon Bandung. Pemberian rating lebih besar jika strategi ekternal berpengaruh terhadap Balmon Bandung dan jika rating yang diberikan lebih kecil maka strategi eksternal dinilai kurang berpengaruh. Total skor yang dihasilkan pada perhitungan Matriks EFE sebesar 2,577 yang artinya respon yang diberikan Balmon Bandung pada lingkungan eksternal tergolong cukup baik dalam memanfaatkan peluang dan dapat menghindari ancaman. Analisa Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) Analisa Matriks IFE dilakukan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan utama yang berpengaruh terhadap Balmon Bandung. Selanjutnya diolah dan dihitung pembobotan, rating, dan skor pada masingmasing faktor internal utama. Perhitungan Matriks IFE pada Balmon Bandung dapat dilihat berikut ini :
Tabel 2. Matriks IFE Balmon Kelas II Bandung NO
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL UTAMA
BOBOT
PERINGKAT
SKOR BOBOT
Kekuatan
I 1
Peningkatan kompetensi karyawan dengan pelatihan
0,085
3
0,255
2
Kegiatan monitor dan evaluasi berjalan dengan baik
0,08
3
0,24
3
Penghematan penggunaan anggaran
0,075
2
0,15
4
Kegiatan pemantauan langsung kelapangan
0,087
3
0,261
0,086
3
0,258
0,288
dilakukan secara berkala 5
Pemakaian website balmon Bandung memberikan informasi berhubungan dengan penggunaan frekrad
II
1)
Kelemahan 1
Jumlah pegawai yang terbatas
0,096
3
2
Pemasangan baliho/biliboard yang sedikit
0,083
3
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom 2) Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri
0,249
Vol. 2, No. 1 Juni 2012
40 Perumusan Strategi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio……………………………………. 3
Kantor pelayanan yang terbatas
0,09
3
0,27
4
Kenaikan biaya operasional
0,078
2
0,156
5
Peralatan operasional dan monitor masih ada yang rusak
0,092
3
0,276
6
Hasil survey kepuasan pelanggan belum dianalisa
0,08
2
0,16
0,068
2
0,136
dengan baik 7
Kegiatan litbang pada Balmon Bandung tidak berjalan TOTAL
Berdasarkan perhitungan Matriks IFE, dapat kita ketahui kekuatan utama yang berpengaruh terhadap Balmon Bandung yaitu kegiatan memonitor dilakukan secara berkala menjadi kekuatan Balmon Bandung untuk lebih meningkatkan kualitas sumber informasi yang didapat dari hasil evaluasi dan monitor dilapangan dan juga penanganan penertiban serta pemantauan pengguna frekuensi radio. Kegiatan monitor yang dilakukan secara berkala memiliki jumlah bobot terbesar yaitu sebesar 0,087 yang merupakan jumlah diatas rata-rata yaitu sebesar 0,083. Selain itu pemakaian website dalam memberikan informasi yang berhubungan pemakaian frekuensi radio menjadi kekuatan utama yang memiliki jumlah bobot 0,086. Hal ini dilakukan agar masyarakat tahu dan sadar akan izin terhadap penggunaan spektrum frekuensi radio karena sumberdaya spektrum frekuensi radio sangat terbatas. Selain faktor kekuatan, terdapat juga faktor kelemahan. Faktor kelemahan utama yang memiliki jumlah bobot terbesar yaitu jumlah pegawai yang terbatas yang memiliki jumlah bobot sebesar 0.096. Karena jumlah pegawai Balmon Bandung yang terbatas maka perlu diadakan perekrutan karyawan agar kegiatan yang dilakukan oleh Balmon Bandung khususnya dalam kegiatan monitor langsung kelapangan dapat berjalan dengan baik. Tidak hanya jumlah karyawan yang terbatas, Balmon Bandung juga memiliki kelemahan yang lainnya yaitu masih adanya peralatan operasional dan monitor yang rusak dengan jumlah bobot sebesar 0,092. Hal ini mengakibatkan gangguan terhadap pelaksanaan dari kegiatan monitor dan dapat mengurangi keakuratan hasil monitor dilapangan. Sehingga Balmon Bandung perlu melakukan pengecekan secara rutin terhadap peralatan yang akan digunakan saat kegiatan monitor akan dilaksanakan serta melakukan pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana operasional dan pendukung lainnya. 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
1
2,699
Jumlah skor yang dihasilkan pada perhitungan Matriks IFE sebesar 2,699. Hal ini menjelaskan bahwa Balmon Bandung mampu memanfaatkan dengan baik kekuatan yang dimiliki dengan menutupi kelemahan-kelemahan yang ada. Analisa Matriks I-E (Internal-Eksternal) Tujuan penggunaan Matriks IE yaitu untuk memperoleh perumusan strategi, sehingga Balmon Bandung dapat menentukan strategi apa yang tepat untuk dikembangkan. Matriks Internal-Eksternal merupakan penggabungan dari Matriks IFE dan EFE berdasarkan skor bobot total. Berdasarkan Matriks IE menghasilkan posisi Balmon Bandung berada pada sel V dengan nilai (2,577 : 2,699). Yang termasuk kedalam sel V dapat ditangani dengan baik melalui strategi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain). Nilai Matriks Internal 2,699 , merupakan gambaran bahwa posisi Balmon Bandung berada pada posisi sedang dalam pengembangan strategi yang telah dirumuskan. Nilai Matriks Eksternal 2,577 yang menunjukkan bahwa respon yang diberikan faktor eksternal tergolong sedang. Total Skor IFE Total Skor EFE
Kuat
Rata-rata
3,0 – 4,0 4,0 Tinggi 3,0 – 4,0
3,0
Sedang 2,0 – 2,9
2,0
Rendah 1,0 – 1,9
1,0
Lemah
2,0 – 3,0 3,0
1,0 – 1,9 2,0
1,0
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
IX
Gambar 1. Matriks Internal-Eksternal (IE) Namun berdasarkan hasil dari analisa Matriks IE, strategi menjaga dan mempertahankan (hold and maintain) tidak cocok untuk keadaan Balmon Bandung itu Vol. 2, No. 1 Juni 2012
41 Perumusan Strategi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio…………………………………….
sendiri karena masih banyak yang harus diperbaiki baik dari segi SDM maupun sarana prasarana dalam kegiatan monitor. Analisa Matriks SWOT (Strengths Weaknesses- Opportunities- Threats) Banyak cara untuk merancang strategi, salah satunya adalah dengan Matriks SWOT (StrengthsWeaknessesOpportunitiesThreats). Matriks SWOT adalah sebuah alat pencocokan yang penting yang membantu para manajer mengembangkan 4 jenis strategi. Berdasarkan analisis SWOT yang peneliti lakukan terhadap perumusan strategi Balmon Bandung merupakan pencocokan atau penggabungan dari kekuatan dengan peluang (S-O), kelemahan dan peluang (W-O), kekuatan dengan ancaman (S-T), kelemahan dan ancaman (W-T). Berikut ini merupakan uraian strateginya : 1. Strategi S-O a. Penambahan jumlah karyawan untuk melakukan kegiatan monitoring. b. Menyediakan informasi yang akurat dan update berhubungan dengan penggunaan spektrum frekuensi radio. c. Melakukan seleksi terhadap pengguna spektrum frekuensi radio khususnya penyelenggara telekomunikasi. 2. Strategi S-T a. Penambahan karyawan, sarana dan prasarana dalam kegiatan monitoring. b. Membangun data base hasil monitoring disetiap kota besar yang ada di Prov. Jawa Barat.
c. Peningkatan pelayanan terhadap pelanggan dan penambahan kantor pelayanan serta publikasi umum disetiap kota. d. Menempatkan karyawan sesuai keahliannya. e. Membangun jaringan telekomunikasi kepelosok daerah terpencil. 3. Strategi W-O a. Pemakaian teknologi untuk sarana publikasi umum tentang Balmon Bandung melalui jaringan internet seperti : website, jejaring sosial, dll. b. Melakukan analisa pelanggan dengan metode statistik dan perumusan kualitas pelayanan yang diinginkan. 4. Strategi W-T a. Peningkatan kulitas maupun kuantitas karyawan agar pelayanan jasa dapat berjalan dengan baik. b. Peningkatan dan perbaikan perangkat alat pendukung untuk kegiatan monitor. Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif (Quantitative Strategic Palnning Matrix – QSPM) Matriks Perencanaan Strategi Kuantitatif merupakan salah satu teknik analisis dalam literatur yang dirancang untuk menentukan daya tarik relatif dari berbagai tindakan alternatif. Secara konseptual, QSPM menentukan daya tarik relatif dari berbagai strategi yang dibangun berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting eksternal dan internal. Berikut ini merupakan QSPM untuk Balmon Bandung :
Tabel 4. Matriks QSPM Balmon Kelas II Bandung Peningkatan kuantitas maupun kualitas karyawan agar pelayanan jasa berjalan baik No I 1 2 3 4 1)
FAKTOR-FAKTOR INTERNAL UTAMA Kekuatan Peningkatan kompetensi karyawan dengan pelatihan Kegiatan monitor dan evaluasi berjalan dengan baik Penghematan penggunaan anggaran Kegiatan pemantauan langsung kelapangan
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Peningkatan dan perbaikan alat pendukung untuk kegiatan monitor AS TAS
BOBOT
AS
TAS
0,085 0,08 0,075 0,087
4 3
0,34 0,24
2 4
0,17 0,32
3
0,261
4
0,348
Vol. 2, No. 1 Juni 2012
42 Perumusan Strategi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio……………………………………. 5 II 1 2 3 4 5 6 7
dilakukan secara berkala Pemakaian website balmon Bandung memberikan informasi berhubungan dengan penggunaan frekrad Jumlah pegawai yang terbatas Pemasangan baliho/biliboard yang sedikit Kantor pelayanan yang terbatas Kenaikan biaya operasional Peralatan operasional dan monitor masih ada yang rusak Hasil survey kepuasan pelanggan belum dianalisa dengan baik
0,096 0,083 0,09 0,078 0,092 0,08
Kegiatan litbang pada Balmon Bandung tidak berjalan
0,068
TOTAL No
0,086
Kelemahan 3
0,288
1
0,096
4
0,36
1
0,09
3
0,276
4
0,368
3
0,204
2
0,136
1
0,067
4
0,268
4
0,272
3
0,204
3
0,198
1
0,066
1
FAKTOR-FAKTOR EKSTERNAL UTAMA
Peluang
I 1
Persaingan didunia bisnis telekomunikasi terus meningkat
0,06
2
Meningkatnya gaya hidup orang desa yang hampir sama
0.049
dengan orang kota 3 4 5 6 7 8 9 II 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Sifat orang Indonesia yang ''latah'' terhadap sesuatau yang baru Peningkatan penggunaan frekuensi radio Kegiatan pemilu dan pilkada Kemajuan teknologi berkembang pesat Pelanggan telekomunikasi di Indonesia berkembang pesat Banyaknya investor dibidang penyelenggaraan telekomunikasi Banyaknya penyelenggara telekomunikasi asing yang masuk ke Indonesia
Ancaman Peningkatan jumlah kemiskinan Wilayah Prov.Jawa Barat yang cukup luas Hubungan yang tidak harmonis dengan negara tetangga Penyalahgunaan teknologi Jaringan telekomunikasi belum menyeluruh kepelosok Indonesia Indonesia konsumen terbesar dalam bidang jasa telekomunikasi Kurangnya rasa Nasionalisme Nilai mata uang yang lemah Dampak pemakaian teknologi TOTAL
Berdasarkan pada analisa dengan menggunakan Matriks QSPM, bahwa Balmon Bandung perlu adanya peningkatan kuantitas maupun kualitas karyawan agar pelayanan jasa berjalan dengan baik. Hal ini diperkuat dengan jumlah keseluruhan daya tarik total terbesar berada pada alternatif strategi peningkatan kuantitas maupun kualitas karyawan yaitu sebesar 2,506. Perumusan Strategi Balmon Kelas II Bandung Setelah diketahui faktor-faktor ekternal 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
0,047 0,068 0,05 0,067 0,061 0,059 0,048
0,049 0,068 0,049 0,049 0,063 0,066 0,04 0,042 0,065 1
2,506
2,066
maupun internal pada Balmon Bandung, dapat diketahui strategi yang dilakukannya untuk mengatasi faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap Balmon Bandung itu sendiri. Perumusan strategi ini merupakan agar pernyataan visi dan misi dari Balmon Bandung dapat tercapai. Balmon Bandung memiliki strategi agar para manajer dapat memiliki pemahaman yang sama dalam perumusan pernyataan visi dan misi yaitu dengan cara mengajak peran aktif seluruh anggota yang ada didalamnya dalam merencanakan kegiatan yang Vol. 2, No. 1 Juni 2012
43 Perumusan Strategi Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio…………………………………….
akan dilakukan. Perumusan strategi tersebut yaitu dilakukan dengan cara : 1. Peningkatan kuantitas karyawan agar pelayanan jasa dapat berjalan dengan baik. 2. Meningkatkan kualitas SDM melalui berbagai pelatihan, khususnya yang berkaitan dengan optimalisasi sarana pengendalian frekuensi radio dan pelatihan umum lainnya. 3. Peningkatan dan perbaikan alat pendukung untuk kegiatan monitor. 4. Menumbuhkan motivasi serta merencanakan yang akan dikerjakan dan kemudian mengerjakan atas apa yang telah direncanakan. 5. Mengembangkan sarana pengendalian frekuensi radio yang tepat guna sesuai dengan kondisi di Jawa Barat. 6. Membangun data base hasil monitoring dan kegiatan pengendalian frekuensi radio lainnya sebagai acuan dalam menganalisa gangguan serta masukan dalam penataan alokasi selanjutnya. Perumusan strategi ini didapat dari hasil analisa Matriks IFE, Matriks EFE, Matriks IE, Matriks SWOT, dan Matriks QSPM. Hasil dari perumusan strategi ini diharapkan dapat mewujudkan tujuan dari Balmon Bandung agar pernyataan visi dan misi yang telah ditetapkan bersama dapat tercapai.
memperbaiki dari segi SDM maupun sarana dan prasarana pendukung agar pelaksanaan kegiatan monitor dapat berjalan dengan baik. DAFTAR PUSTAKA Buku laporan tahunan 2009 Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio Kelas II Bandung Dirgantoro, Crown. 2001. Manajemen Strategi Konsep Kasus dan Implementasi. Grasindo. Jakarta. Tripomo, Tedjo. dan Udan. 2005. Manajemen Strategi. Informatika. Bandung. http: //
[email protected]/
KESIMPULAN 1. Pernyataan visi Balmon Kelas II Bandung sudah sesuai dengan dasar teori yang dikemukakan oleh Fred R. David yaitu terdapat 3 komponen pernyataan visi. Namun untuk pernyataan misi belum sesuai dengan dasar teori yang ada karena menurut Fred R. David pernyataan misi terdiri dari 9 komponen yang sangat penting, sedangkan misi Balmon Bandung masih ada 6 komponen yang belum terdapat didalam pernyataan misi tersebut. 2. Strategi yang didapat dari hasil analisa Matriks IE yaitu Balmon Kelas II Bandung berada dalam strategi menjaga dan mempertahankan, akan tetapi itu tidak sesuai dengan situasi Balmon Kelas II Bandung saat ini yang mengharuskan dapat 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Vol. 2, No. 1 Juni 2012
44 Analisis Pemanfaatan Blogsite Sebagai Media …………………
Analisis Pemanfaatan Blogsite Sebagai Media Pemasaran Consumer Goods Oleh : Prama Rahadiansyah1) dan Bloko Budi Rijadi 2)
ABSTRAK Perkembangan penggunaan internet di Indonesia yang sangat tinggi pada angka 75 juta pengguna. Ditambah dengan tujuan penggunaan yang semakin meluas telah membuat internet dan aplikasi pendukung menjadi sesuatu yang sangat multifungsi dimulai dari ekspersi diri, transfer data hingga menjadi alat bisnis dalam pemasaran yang utama dengan dukungan konsep social networkingnya yang menjanjikan. Website dan blogsite telah menjadi objek utama dalam bisnis ini dengan sebuah konsep web based marketing system. Pemanfaatan hal-hal yang turut mendukung pemanfaatan blogsite sebagai media pemasaran seperti fitur internet social networking, afiliasi dan lain sebagainya telah menjadi alat yang jitu dalam mendukung suksesnya program ini. Blogger.com merupakan salah satu blogsite ternama dengan beragam fitur keunggulannya yang menarik dan mudah pembuatannya telah mengambil peran dalam hal ini. Ia telah menjadi objek display produk seperti yang telah penulis manfaatkan dalam memasarkan consumer goods berupa Polo Bag Original. Dalam prakteknya, tas ini didisplay pada blogspot tersebut dengan tampilan yang menarik dan dipasarkan dengan memanfaatkan afiliasi pada blog dengan sistem social networking Link dengan opsi konsep transaksi penjualan Cash On Delivery (COD) dan transfer rekening. Dilihat dari konsep efektifitasnya, ditambah dengan kekuatan yang dimiliki oleh blogsite dalam memasarkan sebuah produk baik kekuatan teknologi, ekonomi dan sosial serta lainnya juga manajemen yang diterapkan dalam proses awal hingga analisa proses yang dimulai dari analisa konsumen, produk, penetapan harga, proses transaksi, riset pemasaran dan analisa peluang yang ada. Ke semua hal tersebut telah mengindikasikan tingkat efektifitas yang tinggi dalam memasarkan produk Polo Bag ini. Penelitian ini mencoba untuk mendeskripsikan tingkat efektifitas pemanfaatan blog tersebut dalam perannya sebagai media pemasaran salah satu produk dalam konsep marketing berbasis teknologi yang menjanjikan. Kata kunci : Pemasaran, Blogsite, Social networking
PENDAHULUAN Menurut Asosiasi Penyelenggara Internet Indonesia (APJII) penguna internet dari tahun 1998 terus meningkat hingga mencapai 25.000.000 di tahun 2007 dan diperkirakan akan meningkat hingga tahun 2010 dan seterusnya. Berdasarkan data dari (www.postel.go.id) jumlah pelanggan ISP (internet service provider) di Indonesia pertumbuhannya sangat pesat pada saat ini diperkirakan telah mencapai 1,7 juta pelanggan. Berdasarkan data yang ada pelanggan ISP di Indonesia telah tersebar ke segala propinsi di Indonesia, Apalagi pada saat ini para pelanggan/pemakai internet sangat mudah untuk mendapatkannya, baik dengan cara berlangganan maupun peroranggan dengan menggunakan jasa warnet. Trend inilah yang menjadi dasar mengapa para pengguna internet cenderung memanfaatkannya sebagai media pemasaran dengan pertimbangan dukungan social networking-nya. Pemasaran produk seperti ini di anggap tepat oleh sebagian kalangan, namun ada juga pihak yang menganggap hal tersebut sebagai sebuah usaha sampingan. Namun pada 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
hakikatnya dibalik sebuah kesuksesan menjalankan sebuah pemasaran produk tersebut, tetap ada sebuah konsep pemasaran. TINJAUAN PUSTAKA Pemasaran Pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan mempertukarkan produk yang bernilai kepada pihak lain. Kotler (1997). Fungsi Pemasaran (Functions Of Marketing) Ada 7 fungsi dari pemasaran yaitu: (1) analisis konsumen, (2) penjualan produk/jasa, (3) perencanaan produk dan jasa, (4) penetapan harga, (5) distribusi, (6) riset pemasaran, (7) analsis peluang. Memahami fungsi-fungsi ini dapat membantu para penyusun strategi mengidentifikasi serta mengevaluasi kekuatan dan kelemahan pemasaran. Analisis konsumen adalah pengamatan dan evaluasi kebutuhan, hasrat, dan keinginan konsumen yang melibatkan pengadaan Vol. 2, No. 1 Juni 2012
45 Analisis Pemanfaatan Blogsite Sebagai Media …………………
survei konsumen, penganalisisan informasi konsumen, pengevaluasian strategi pemosisian pasar, pengembangan profil konsumen, dan penentuan strategi segmentasi pasar yang optimal Penjualan Produk/Jasa meliputi banyak aktivitas pemasaran, seperti iklan, promosi penjualan, publisitas, penjualan perorangan, dll. Aktivitas ini sangat penting ketika perusahaan menjalankan strategi penetrasi pasar. Perencanaan Produk dan Jasa meliputi berbagai aktivitas seperti uji pemasaran; pemosisian produk dan merk; pemanfaatan garansi; pengemasan; penentuan pilihan produk; dll. Hal ini sangat penting jika sebuah perusahaan melakukan diversifikasi produk. Penetapan harga lima pemangku kepentingan (stakeholder) memengaruhi dalam penetapan harga suatu produk, lima pemangku kepentingan tersebut adalah konsumen, pemerintah, pemasok, distributor, dan pesaing. Distribusi mencakup penggudangan, saluran-saluran distribusi, cakupan distribusi, lokasi tempat ritel, wilayah penjualan, tingkat dan lokasi penjualan, kurir transportasi, penjualan grosir, dan ritel. Riset pemasaran adalah pengumpulan, pencatatan, dan penganalisisan data yang sistematis mengenai berbagai persoalan yang terkait dengan pemasaran barang dan jasa. Analisis peluang yang melibatkan penilaian atas biaya, manfaat, dan risiko yang terkait dengan keputusan pemasaran
Produk/Consumer Goods Dalam ekonomi barang jadi adalah barang yang pada akhirnya dikonsumsi daripada yang digunakan dalam produksi barang yang lain. Sebagai contoh, mobil dijual ke konsumen adalah barang akhir; komponen seperti ban yang dijual ke produsen mobil tidak, mereka adalah barang antara yang digunakan untuk membuat akhir yang baik.Ketika digunakan dalam ukuran pendapatan nasional dan output barang jadi 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
istilah hanya mencakup barang-barang baru. Misalnya, PDB tidak termasuk item dihitung dalam tahun sebelumnya untuk mencegah penghitungan ganda dari produksi berdasarkan penjualan kembali dari tangan kedua dan ketiga sama item. Dalam konteks ini definisi ekonomi barang termasuk apa yang dikenal sebagai layanan. Barang konsumen adalah barang akhir yang khusus ditujukan untuk pasar massal. Sebagai contoh, barang konsumen tidak termasuk aset investasi seperti barang antik berharga, walaupun barang-barang antik ini adalah barang akhir. Produksi barang adalah barang yang telah diproses melalui mesin. Dengan demikian, mereka adalah kebalikan dari bahan baku, tetapi termasuk barang setengah jadi maupun barang jadi. Efektifitas Pengertian efektifitas secara umum menunjukan sampai seberapa jauh tercapainya suatu tujuan yang terlebih dahulu ditentukan. Hal tersebut sesuai dengan pengertian efektifitas menurut Hidayat (1986) yang menjelaskan bahwa : “Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) telah tercapai. Dimana makin besar presentase target yang dicapai, makin tinggi efektifitasnya”. Sedangkan pengertian efektifitas menurut Schemerhon John R. Jr. (1986:35) adalah sebagai berikut : “Efektifitas adalah pencapaian target output yang diukur dengan cara membandingkan output anggaran atau seharusnya (OA) dengan output realisasi atau sesungguhnya (OS), jika (OA) > (OS) disebut efektif ”. Adapun pengertian efektifitas menurut Prasetyo Budi Saksono (1984) adalah : “Efektifitas adalah seberapa besar tingkat kelekatan output yang dicapai dengan output yang diharapkan dari sejumlah input“. Dari pengertian-pengertian efektifitas tersebut dapat disimpulkan bahwa efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target (kuantitas,kualitas dan waktu) yang Vol. 2, No. 1 Juni 2012
46 Analisis Pemanfaatan Blogsite Sebagai Media …………………
telah dicapai oleh manajemen, yang mana target tersebut sudah ditentukan terlebih dahulu. Website Website atau situs juga dapat diartikan sebagai kumpulan halaman yang menampilkan informasi data teks, data gambar diam atau gerak, data animasi, suara, video dan atau gabungan dari semuanya, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait dimana masing-masing dihubungkan dengan jaringanjaringan halaman (Budi Sutedjo oetomo, S. Kom., MM. 2003). Bersifat statis apabila isi informasi website tetap, jarang berubah, dan isi informasinya searah hanya dari pemilik website. Bersifat dinamis apabila isi informasi website selalu berubah-ubah, dan isi informasinya interaktif dua arah berasal dari pemilik serta pengguna website. Contoh website statis adalah berisi profil perusahaan, sedangkan website dinamis adalah seperti Friendster, Multiply, dll. Dalam sisi pengembangannya, website statis hanya bisa diupdate oleh pemiliknya saja, sedangkan website dinamis bisa diupdate oleh pengguna maupun pemilik. Website memiliki banyak macam contoh seperti salah satunya social networking dan blogsite dan di dalamnya terdapat aspek manajemen seperti kekuatan eksternal utama yaitu kekuatan ekonomi; kekuatan sosial, budaya, demografis.dan lingkungan; kekuatan politik, pemerintahan dan hukum; kekuatan teknologi; dan kekuatan kompetitif. Blogsite Blogsite merupakan singkatan dari "web log" adalah bentuk aplikasi web yang menyerupai tulisan-tulisan (yang dimuat sebagai posting) pada sebuah halaman web umum, yaitu sejenis website dengan keterbatasan content, memori, dan paket lainnya dengan backbone website yang lebih besar alias menginduk padanya. Namun ia tetap saja digemari oleh banyak pengusaha apalagi orang yang ingin memiliki komunitas lebih dan mencari popularitas. Blog inilah yang dapat digunakan 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
sebagai pengganti website jika kita merasa sulit untuk membuatnya. Media blog pertama kali dipopulerkan oleh Blogger.com, yang dimiliki oleh PyraLab sebelum akhirnya diakuisi oleh Google.com pada akhir tahun 2002 yang lalu. Semenjak itu, banyak terdapat aplikasi-aplikasi yang bersifat sumber terbuka yang diperuntukkan kepada perkembangan para penulis blog tersebut. Blog mempunyai fungsi yang sangat beragam,dari sebuah catatan harian, media publikasi dalam sebuah kampanye politik, sampai dengan program-program media dan perusahaanperusahaan. Sebagian blog dipelihara oleh seorang penulis tunggal, sementara sebagian lainnya oleh beberapa penulis. Banyak juga weblog yang memiliki fasilitas interaksi dengan para pengunjungnya, seperti menggunakan buku tamu dan kolom komentar yang dapat memperkenankan para pengunjungnya untuk meninggalkan komentar atas isi dari tulisan yang dipublikasikan, namun demikian ada juga yang yang sebaliknya atau yang bersifat noninteraktif. Social Networking Jaringan sosial adalah struktur sosial yang terdiri dari individu (atau organisasi) yang disebut "node" yang terikat (dihubungkan) dengan satu atau lebih jenis tertentu saling ketergantungan, seperti pertemanan, kekerabatan, kepentingan bersama, pertukaran keuangan, tidak suka, seksual hubungan, atau hubungan kepercayaan, pengetahuan atau prestise. Analisis jaringan sosial pandangan hubungan sosial dari segi teori jaringan terdiri dari node dan hubungan. Node adalah aktor individual dalam jaringan, dan hubungan adalah hubungan antara para aktor. Struktur berbasis grafik yang dihasilkan seringkali sangat kompleks. Ada bisa banyak jenis hubungan antara node. Penelitian di berbagai bidang akademik telah menunjukkan bahwa jaringan sosial beroperasi pada banyak tingkatan, dari keluarga sampai ke tingkat negara-negara, dan memainkan peran penting dalam menentukan cara memecahkan masalah tersebut, organisasi Vol. 2, No. 1 Juni 2012
47 Analisis Pemanfaatan Blogsite Sebagai Media …………………
dijalankan, dan sejauh mana individu-individu berhasil dalam mencapai tujuan mereka. Dalam bentuk yang paling sederhana, jaringan sosial adalah peta semua ikatan yang relevan antara semua node yang sedang dipelajari. Jaringan tersebut juga dapat digunakan untuk mengukur modal sosial - nilai bahwa seseorang mendapatkan dari jaringan sosial. Konsep-konsep ini sering ditampilkan dalam diagram jaringan sosial, dimana node adalah poin dan hubungan adalah baris. Metodologi Penelitian Dalam menyelenggarakan penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis. Tujuan penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat gambaran objek penelitian secara sistematis, faktual dan akurat mengenai faktafakta, sifat serta hubungan fenomena yang diselidiki. Detail teknis berkisar pada penelitian yang terfokus pada analisa pemanfaatan blogsite sebagai media pemasaran produk bagi para user atau blogger selaku pebisnis. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengunaan Blogsite Penggunaan blogsite pada saat ini di Indonesia maupun di dunia telah digunakan untuk berbagai macam kepentingan. Pada tahun 2009 menurut sumber dari toptenreviews.com blogsite tervaforit di dunia adalah milik wordpress.com, blogsite tidak hanya digunakan sebagai blog saja namun saat ini telah banyak blogsite yang lebih condong ke arah toko online, situs iklan, situs perusahaan, dan bebagai macam tipe lainnya. Berikut adalah layanan 10 blog terbaik di dunia: Tabel 1. 10 Layanan Blog Terbaik di Dunia Nama Blogsite Wordpress Typepad Squarespace Blogger Yahoo 360 AOL Journals Windows Live Spaces Xanga Live Journals Vox
1)
Keterangan Free $ 4.95 $8 Free Free Free Free Free Free Free
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
melihat dari data yang ada di atas, ini menunjukan bahwa mayoritas pemilik sebuah blogsite memberikan layanan gratis untuk para blogger menggunakan blogsite yang mereka miliki. Hal ini akan berdampak positif karena dengan memberikan layanan gratis pada blogsite mereka, tentunya akan meningkatkan pamor blogsite tersebut semakin meningkat. Terlebih pada saat ini masih banyak para pengguna yang lebih menyukai sesuatu yang bersifat gratis. Banyak jenis-jenis yang banyak di gunakan oleh para blogger untuk mengapresiasikan blogsite mereka seperti: Blog politik: Tentang berita, politik, aktivis, dan semua persoalan berbasis blog (Seperti kampanye) Blog pribadi: Disebut juga buku harian online yang berisikan tentang pengalaman keseharian seseorang, keluhan, puisi atau syair, gagasan jahat, dan perbincangan teman Blog bertopik: Blog yang membahas tentang sesuatu, dan fokus pada bahasan tertentu Blog kesehatan: Lebih spesifik tentang kesehatan. Blog kesehatan kebanyakan berisi tentang keluhan pasien, berita kesehatan terbaru, keterangan-ketarangan tentang kesehatan Blog sastra: Lebih dikenal sebagai litblog (Literary blog) Blog perjalanan: Fokus pada bahasan cerita perjalanan yang menceritakan keteranganketerangan tentang perjalanan/traveling, Blog riset: Persoalan tentang akademis seperti berita riset terbaru, Blog hukum: Persoalan tentang hukum atau urusan hukum; disebut juga dengan blawgs (Blog Laws) Blog media: Berfokus pada bahasan kebohongan atau ketidakkonsistensi media massa; biasanya hanya untuk koran atau jaringan televisi Blog agama: Membahas tentang agama Blog pendidikan: Biasanya ditulis oleh pelajar atau guru Blog kebersamaan: Topik lebih spesifik ditulis oleh kelompok tertentu Vol. 2, No. 1 Juni 2012
48 Analisis Pemanfaatan Blogsite Sebagai Media …………………
Blog petunjuk (directory): Berisi ratusan link halaman website Blog bisnis: Digunakan oleh pegawai atau wirausahawan untuk kegiatan promosi bisnis mereka Blog pengejawantahan: Fokus tentang objek diluar manusia; seperti anjing Blog pengganggu (spam): Digunakan untuk promosi bisnis affiliate; juga dikenal sebagai splogs (Spam Blog) Kemajuan teknologi yang pesat termasuk internet, memberikan peluang bagi setiap orang di belahan dunia manapun untuk bisa bertemu dan bertegur sapa bisa menjadi semakin besar. Tidak ada salahnya jika jumlah pengguna internet yang besar ini kita manfaatkan pula untuk kepentingan pembangunan citra diri sekaligus bisnis. Padanya kita bisa menjual pemikiran, ide, konsep, kemampuan, dan lain sebagainya tak melulu hanya berupa produk. Strategi Memanfaatkan Blogsite Sebagai Media Pemasaran E-Marketing (Web Based Marketting System) Sebuah strategi pemasaran yang komprehensif berbasis web yang menggunakan taktik dan strategi pemasaran yang efektif adalah kunci sukses bisnis online. Dimana kita perlu merencanakan bagaimana cara terbaik untuk menarik prospek baru, mengubah arah ke penjualan, dan memaksimalkan nilai seumur hidup pelanggan. Kabar baiknya adalah bahwa setelah Anda menemukan formula yang tepat, biasanya mudah untuk mengotomatisasi proses, dan memanfaatkan Internet untuk cepat melipat gandakan keuntungan. Web atau Internet Marketing adalah strategi membentuk landasan dari bisnis online, dan garis besar secara umum apa yang diperlukan untuk membuat bisnis dengan cara online agar menuju sukses (misalnya, mengemudi pelanggan potensial ke situs web). Idealnya kita harus mempertimbangkan dan tuliskan unsur-unsur yang berbeda dari strategi pemasaran keseluruhan sebelum kita melakukan hal lain. Istilah Internet Marketing Tactics adalah sebuah taktik guna mencapai tujuan yang ditetapkan dalam strategi pemasaran yang berarti berarti mengambil tindakan dan 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
menerapkan berbagai taktik pemasaran. Mengetahui web taktik pemasaran yang benar-benar bekerja, atau sama pentingnya. Banyak orang yang akhirnya menjalankan strategi pemasarannya dengan memanfaatkan internet dengan berbagai taktik dan teknik yang yang telah dan sedang mereka terapkan. Sampai sekarang sudah mencapai ribuan perusahaan dan individu dari seluruh dunia menjual produk atau jasa melalui internet dan menghasilkan uang dengan investasi murah meriah. Kiranya hal ini layak untuk kita jadikan benchmark untuk memulai dan memodifikasi kembali sistem pemasaran konvensional kita menjadi sistem online dalam sebuah wadah berupa Web guna mengefektifkan dan membuat proses penjualan dan promosi produk agar mudah dikenal dan menguntungkan. . Social Network dan Peranannya dalam Afiliasi E-Marketing Social network pada saat ini telah menjadi sebuah aplikasi web/internet yang sangat multifungsi. Dalam bentuk yang paling sederhana, jaringan sosial adalah peta semua ikatan yang relevan atau node yang sedang dipelajari. Jaringan tersebut juga dapat digunakan untuk mengukur modal sosial, dan juga nilai bahwa seseorang mendapatkan dari jaringan sosial. Konsep-konsep ini sering ditampilkan dalam lingkup jejaring sosial. Dewasa ini, sungguh begitu mudah untuk mencoba bergabung dalam berbagai social networking, hal ini ditandai dengan banyaknya situs situs yang menawarkan aplikasi login menuju lingkup jejaring sosial ini seperti aplikasi facebook, friendster, twitter, hingga sebuah blog yang memiliki keunggulan tersendiri dalam perluasan lingkup jaringan sosialnya dengan jaringan lain dengan cara membuat akun dan log in sebagai user. Social networking telah menempati posisi yang sangat penting bagi kehidupan seseorang khususnya di era internet technology, dengannya sesorang dapat memasarkan produknya melalui network luas yang dia miliki. Pemasaran pun akan sangat berjalan efektif dengan media ini dalam lingkup konsep pengembangan jaringan yang luas dalam social networking. Vol. 2, No. 1 Juni 2012
49 Analisis Pemanfaatan Blogsite Sebagai Media …………………
Contoh termudah adalah jika kita memiliki produk yang kita coba promosikan melalui blogsite, hanya dengan membuat sebuah akun blog di beberapa situs blog dengan free lalu kemudian kita promosikan dengan mendisplay produk yang ingin kita jual, hal ini secara langsung telah memasarkan produk kita lewat blogsite tersebut. Umumnya, blogsite cenderung digunakan sebagai etalase oleh para usersnya (blogger), sementara untuk memperluas jaringan promosi, para blogger memperluas akses jaringan dengan cara membagi akun blog mereka ke social networking mereka. Dalam hal ini, blogger melakukannya melalui sebuah akun seperti facebook dan twitter misalnya. Hal ini sengaja dilakukan agar mereka dapat tampil di dalam akun facebook atau twitter yang secara tidak langsung diharapkan dengannnya dapat mengundang orang untuk melihat dan masuk ke dalam blog yang mereka cantumkan tersebut. Mini E-Marketing (Product on Blogsite) Secara umum, konsep marketing berbasis web seperti yang penulis paparkan diatas merupakan pemasaran produk melalui sebuah web. Hal ini memang sangat rentan dan begitu rumit mengingat cakupan web tergolong rumit dengan pertimbangan konseptual pembuatan bahasa pemrograman web, desain web, hosting dengan besaran biayanya. Namun untuk mereduksi hal-hal tersebut dan mempermudah dengan cara yang simpel dapat kita jelajahi celah yang lebih mudah yaitu dengan fasilitas selain web. Menurut Alfa Hartoko, 2010 Blogspot sebagi salah satu media yang digunakan untuk pengaktualisasian diri, ternyata tak hanya bisa untuk pembentukan image namun juga mampu mendatangkan popularitas dan uang. Awalnya blog atau weblog hanya digunakan sebagai sarana untuk mengekspresikan gagasan dan proses aktualisasi diri karena kalau kita perhatikan sedari tahun 2000 lalu, blog mendapat perhatian lebih karena telah menjadi competitor dari majalah dan surat kabar. Jumlah anggotanya yang semakin meningkat serta kemudahan untuk memposting dan juga penyebarannya membuat pengaruhnya pun semakin meningkat namun sejalan dengan 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
perkembangan dunia online yang semakin pesat ia menjadi sarana berbagai kegiatan dan tujuan. Dengan blog ini kita dapat membangun Personal Brand dan juga mendatangkan uang darinya. Dalam hal ini penulis memilih blogsite dimana walaupun blog ini masih menginduk ke dalamm sebuah situs namun blog dapat dimanfaatkan secara gratis hanya dengan membuat akun, dengannya kita dapat menampilkan apapun (ekspresi diri, produk bahkan hal lainnya sesuai keinginan kita) dengan adanya fasilitas quota data gratis padanya. Dengan hal tersebut kita dapat mengurangi biaya pembiayaan operasional promosi layaknya sebuah pemasaran dengan memanfaatkan dengan efisien dan efektif. Hal ini lah yang penulis berikan istilah baru dengan nama “Mini E-marketing” yang memberi sebuah konsep pemasaran produk secara elektrik dan online dengan lingkup blog yang notabene nampak mini dibanding dengan sebuah web. Terapan Aplikasi Marketing berbasis Blogsite System Salah satu blog yang memiliki beragam keunggulan dan penulis pilih adalah blogspot atau blogger. Media blog yang diluncurkan oleh pyra labs pada tahun 1999 ini dalam perkembangannya, blogspot menjadi semakin mendunia. Hal ini di karenakan beragam keunggulan yang dimiliki seperti fitur-fitur yang user friendly, free hosting, free space, kemudahan pengkonfigurasian dan lain sebagainya. Modeling Produk Display Dalam sub bab penerapan aplikasi promosi sekaligus pemasaran dengan sistem blogsite. Pada tahap awal tentunya seorang pemasar harus menentukan model produk dan kategorinya yang akan didisplay pada blog tersebut. Pada kesempatan kali ini penulis mencoba melakukan pengujian langsung dengan cara memasarkan langsung beberapa varian produk melalui blogsite yang penulis buat pada blogger.com sebagai induk dari blogsite yang penulis buat yaitu : http://senyumdenganindah.blogspot.com. Vol. 2, No. 1 Juni 2012
50 Analisis Pemanfaatan Blogsite Sebagai Media …………………
Kategori produk yang penulis pilih adalah kategori produk consumer good yaitu produk yang banyak dikonsumsi oleh publik sebagai konsumen, beberapa produk yang coba akan display sebagai objek promosi tersebut diantarannya ; Tas dengan merek Polo Original yang merupakan produk unggulan inti yang penulis pasarkan. Adapun produk lainnya yang penulis tampilkan dalam blog sifatnya hanya sebagai produk sampingan saja. Produk yang penulis promosikan pada blogsite adalah sebuah tas yang sering digunakan oleh banyak orang karena tas ini adalah sebuah kebutuhan bagi orang-orang yang
mempunyai mobilitas yang sangat tinggi. Tas yang dimaksud adalah tas dengan merk POLO ORIGINAL. Produk ini didapatkan dari seorang teman yang bekerja di sebuah gudang produkproduk luar negeri di daerah Jakarta Utara. Dalam memasarkan produk tersebut, penulis juga mencoba untuk membuat konsep sistem penjualan produk atau barang-barang dengan sistem reseller selain dengan konsep penjualan langsung terhadap konsumen
Gambar 1. Blogsite (Modeling Produk Display)
Perumusan Aplikasi Proses Transaksi Fase sebelum memulai promosi produk tersebut menuntut kita untuk memilih tipe transaksi yang akan kita gunakan dalam promosi produk ini yang nantinya akan dilihat dan kemudian diminati untuk ditawar oleh calon konsumen. Oleh karenanya perlu ditentukan konsep transaksi seperti apa yang digunakan Banyak cara bertransaksi melalui web marketing di Indonesia, seperti pembayaran online, via rekening, atau bahkan Cash On Delivery (COD). 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Namun pembayaran yang paling di minati oleh semua kalangan pecinta web marketing yaitu via rekening dan COD. Pembayaran ini di anggap aman dan terpercaya, namun masih banyak orang yang masih kurang percaya jika melakukan pembayaran tanpa bertemu langsung. Sebenarnya hal seperti ini dapat disiasati dengan berbagai macam cara, salah satunya adalah dengan membeli barang secara online pada situs atau blogsite yang memang sudah dipercaya dan juga kita bisa dengan mencoba cara Vol. 2, No. 1 Juni 2012
51 Analisis Pemanfaatan Blogsite Sebagai Media …………………
menghubungi contact yang sudah tercantum di dalam sebuah situs atau blog yang mereka berikan, kita hanya melihat respon dari orang yang menjual produk tersebut, jika respon yang diberikan lamban kita masih harus sedikit mencurigai penjual tersebut. Pada dasarnya belanja secara online baik dari situs maupun blogsite atau social networking lainnya sama saja atau kita ibaratkan dengan sebuah pisau bermata dua, percaya atau tidak percaya. Namun jika kita ingin melakukan pemasaran pada internet kita harus memberikan kesan yang sangat baik dan memberikan respon yang sangat cepat kepada para konsumen, agar para konsumen tersebut mempercayai dan mencoba lebih mengenal dengan kita. Menurut banyak ahli pemasaran, memulai usaha promosi produk akan lebih baik dimulai dengan produk yang kecil sehingga menimbulkan kepercayaan kepada konsumen. Sehingga nantinya jika kita sudah dipercaya atau produk kita dan blog kita sudah dapat dipercaya orang, ini menimbulkan hal yang positif bagi kita. Metode transaksi yang penulis pilih dan tentukan dalam pembuatan blogsite dan promosi produk tersebut adalah 2 metode yaitu : satu, COD yaitu metode dimana sang penjual mengirimkan produk yang dipesan ke lokasi pembeli dan pembayaran dilakukan di tempat sang pembeli dan kedua, via Transfer rekening yaitu pembeli mengirimkan sejumlah pembayaran ke rekening penjual, setelah penjual menerima transfer rekening tersebut maka penjual mengirimkan produk ke lokasi pembeli. Pengembangan Perluasan Area Pemasaran Produk dengan Fasillitas Social Networking Untuk memasarkan sebuah produk melalui blogsite banyak keuntungan yang bisa kita dapatkan, peran sebuah social networking pun dapat kita manfaatkan sebaik-baiknya, karena jaringan dari social networking seperti facebook maupun twitter memiliki jangkauan yang sangat luas. Jaringan seperti inilah yang harus kita manfaatkan selain membuat afiliasi dan sistem pengikutan dalam blog yang sudah familiar dan memang merupakan bagian dari aplikasi fitur blog, karena jaringan social 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
networking yang kita miliki tidak dapat terpisahkan oleh jarak dan waktu. Jadi sebagai seorang pelaku pemasaran dapat memasarkan produk kita baik di dalam maupun luar negeri hanya menggunakan satu jaringan yaitu internet. Tanpa perlu mengeluarkan modal yang sangat banyak kita sudah dapat mengirimkan atau memasarkan pasar ke luar negeri. Inilah salah satu keunggulan yang dimiliki oleh pemasaran online ini. Dalam memanfaatkan sebuah blogsite untuk memasarkan produk, banyak widget yang telah mendukung kita untuk melakukan perluasan promosi ke social networking. Kita tinggal memilih salah satu dan setiap posting yang kita keluarkan pada blogsite kita, tinggal melakukan klik pada widget tersebut dan akhirnya produk yang kita pasarkan dapat langsng tampil pada jejaring sosial . Dengan yang akan kita afiliasikan hingga kemudian diketahui oleh teman-teman yang ada pada akun social networking yang kita miliki. Tentu hal ini sangat bermanfaat bagi kita untuk memasarkan produk kita pada blogsite tersebut dengan memperluas jaringan kita. Idealnya adalah jika penjual akan memasarkan produknya hendaknya sang penjual melakukan studi pengembangan jaringan yang nantinya akan menjadikan jaringan yang sudah dipersiapkan tersebut sebagai media pengembagan dan perluasan area promosi kita ke pada pihak lainnya. Uji Efektifitas Manfaat Blog dalam Pemasaran Consumer Goods Dalam hal ini penulis mencoba untuk memberikan bebarapa narasi dalam praktisi blog sebagai agar efektif yang kemudian akan penulis bandingkan dengan apa yang penulis laksanakan untuk membuat perbandingan yang ideal dalam efektifitas blog sebagai media pemasaran. Berikut beberapa yang bisa penulis coba paparkan : Tabel 2. Efektifitas Blog Sebagai Media Pemasaran No 1
Asumsi efektifitas Blog dikenali oleh banyak orang dan menjadi tujuan jutaan orang (Alfa Hartoko,
Realita Pelaksanaan Program Blog yang penulis bangun telah memiliki afiliasi dan kunjungan sejumlah 66 orang
Vol. 2, No. 1 Juni 2012
52 Analisis Pemanfaatan Blogsite Sebagai Media ………………… 2
3
4
5
6
7
8
2010) Perlu Kreatifitas dengan karakter, ilmu dan keterampilan untuk menarik pasar dengan karakter Bangun Personal brand guna mengembangkan penulis pada bisnis jutaan pengguna blog dan jejaring sosial sebagai target market (sharing blog ke situs social media) serta penambahan gadget jejaring sosial yang sedang booming
Ada baiknya memulai jenis bisnis pada blog berawal dari hal yang kita sesuaikan, bukan dari unsur pengikutan tren yang ada dengan kesamaan. Berikan sesuatu yang positif bagi pengunjung seperti membagi ilmu, informasi berharga, gagasan kepada orang lain yang bermanfaat baik dengan tips atau trik informatif yang menarik. Content blog tampilan bersifat singkat padat dan dapat mendeskripsikan isi blog atau image Tambahkan aplikasi atau gadget yang dapat mengakomodasi interaksi pengunjung dengan pemilik blog Penyesuaian gaya bahasa dengan pangsa pasar produk
9
Memberikan jawaban akan komentar dengan bijak walau menyakitkan
10
Display beberapa varian produk yang ditawarkan dengan fasilitas gadget. Tidak berkecil hati jika produk yang ditawarkan belum nampak secara nyata. Karena konsep
11
1)
Dalam setting blog baik content, display, desain hingga postingan telah penulis coba terapkan dengan kreatifitas yang telah diusahakan Dengan proses afiliasi dan follow dalam blogspot ditambah dengan link berbagai situs jejaring sosial yang penulis terapkan telah terealiasi dan terintegrasi dengan baik. Dan penulis secara rutin memberikan postingan di jejaring sosial seperti facebook dalam mencoba memperkenalkan produk yang memiliki link menuju blog penulis dan gadget pun telah terpasang pada blog untuk mempermudah akses jejaring sosial. Pemilihan produk Polo Bag dengan asumsi mudahnya akses sumber barang.
Penulis sesekali memberikan postingan perawatan tas yang baik yang dapat dijadikan rujukan oleh pengunjung dalam penggunaan tas sehari-harinya.
Konsep tas yang penulis jadikan objek display telah penulis desain agar lingkungan layar blog mewakili produk itu sendiri seperti dengan background tas dan bisnis. Adanya contact atau fasilitas Chat YM telah mewakili.
Target market tas blog ini adalah para karyawan dan mahasiswa anak muda, jadi bahasa yang penulis pergunakan pun telah disesuaikan dengan gaya bahasa pasar tas umumnya. Sampai saat ini belum ada coment pada blog karena satu dan lain hal sehingga parameter ini belum terlaksana dengan baik. Tidak ada
Indikasi transaksi terkadang terjadi namun tahap final transaksi masih belum terlihat untuk produk inti yang
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
12
13
penjualan itu sendiri tak hanya produk tetapi jasa, kemampuan dan keadaan yang dimiliki Update postingan lama dengan postingan baru. Agar tidak terkesan membosankan
Pertahankan kontinuitas pada content blog, dan postingan
ditawarkan. Sementara produk lainnya telah berhasil yaitu penjualan ponsel Nokia 9500 Terhitung tanggal 7 Oktober sampai 23 november penulis telah memposting 6 postingan. postingan ini secara sequence merupakan revisi dan lanjutan dari posting-posting sebelumnya Update pun tak hanya pada postingan namun juga content blog secara umum mulai dari gadget dan desain.
Perkembangan Pemanfaatan Blogsite Secara Umum di Indonesia Berdasarkan dengan data yang telah penulis dapatkan pada sub-bab hasil penelitian, ternyata pada pemanfaatan blogsite di Indonesia pada saat ini sangat beragam dengan klasifikasi yang ada di dalamnya. Ternyata dalam perkembangannya pemanfaatan blogsite terdapat unsur faktor kekuatan utama eksternal manajemen pemasaran yang berupa: kekuatan ekonomi; kekuatan sosial, budaya, demografis dan lingkungan; kekuatan politik, pemerintahan dan hukum; kekuatan teknologi; kekuatan kompetitif bisa di pastikan jika blogsite ini juga berjalan berdasarkan teori yang ada pada faktor kekuatan utama manajemen pemasaran. Jika kita ilustrasikan pada tabel maka akan seperti di bawah ini, Tabel 3. Pemanfaatan Blogsite di Indonesia Faktor Kekuatan Utama Eksternal Manajemen Pemasaran kekuatan ekonomi kekuatan sosial, budaya, demografis dan lingkungan kekuatan politik, pemerintahan dan hokum kekuatan teknologi kekuatan kompetitif
Pemanfaatan Blogsite di Indonesia Dewasa ini
Pemanfaatan blogsite yang lebih luas tidak hanya terbatas tulisan-tulisan pribadi dan bisa lebih ke media pemasaran dapat membangun kekuatan ekonomi disamping bisnis konvensional yang sudah ada dimana faktor kompetitif sangat kental didalamnya, dengan dukungan social networking-nya menjadikan media blogsite sebagai sarana yang efektif untuk pertemanan, media promosi dalam membentuk Vol. 2, No. 1 Juni 2012
53 Analisis Pemanfaatan Blogsite Sebagai Media …………………
opini apabila difungsikan sebagai kekuatan sosial dan politik karena sifatnya yang massive (masal). Strategi Memanfaatkan Blogsite Sebagai Media Pemasaran Berdasarkan dari data yang telah penulis dapatkan dari hasil penelitian, ternyata pada strategi memanfaatkan blogsite sebagai media pemasaran jika kita bandingkan akan terjadi kevalidan antara data yang di dapat dengan dasar teori dari strategi fungsi-sungsi pemasaran. Ini membuktikan bahwa melalui media internetpun seorang yang menjalankan hal tersebut tetap mengacu kepada dasar-dasar teori yang sudah ada. Tabel 4. Strategi Memanfaatkan Blogsite Sebagai Media Pemasaran Strategi Fungsi-Sungsi Pemasaran
Strategi Memanfaatkan Blogsite Sebagai Media Pemasaran
Analisis Konsumen Penjualan Produk/Jasa Perencanaan Produk/jasa Penetapan Harga Distribusi Riset Pemasaran Analisis Peluang
Tingkat Efektifitas Pemasaran Pada Blogsite berdasarkan tabel 2. Pada uji efektifitas, sudah dapat dilihat bahwa sekitar 75% tingkat ke efektifan yang menjadi asumsi pada tabel dengan realita pelaksanaan sudah berjalan dengan benar. Hal ini membuktikan bahwa jika sesorang akan memasarkan produknya atau jasa mereka melalui blogsite dengan memanfaatkan strategi fungsi-fungsi pemasaran, hal ini di anggap tepat dan dapat memberikan peluang bagi alternatif peluang bagi entrepreneur untuk memulai usaha. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa blogsite pada saat ini efektif digunakan untuk melakukan pemasaran ini dibuktikan dengan pemanfaatan sharing blog ke situs jejaring sosial sebagai target market-nya memberikan feedback kunjungan ke blog penulis (http://senyumdenganindah.blogspot.com) sejumlah 66 hit semenjak blog di perkenalkan. 1)
Mahasiswa Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Dosen Jurusan Manajemen Industri Akatelkom Jurnal Mediatel Akatelkom, Jurusan Manajemen Industri 2)
Keberhasilan pemasaran produk dan jasa yang penulis alami disamping ditunjang oleh strategi pemasaran juga beberapa faktor diantaranya : promosi yang terus-menerus, memberikan manfaat kepada pengunjung blogsite (dalam penelitian ini tips merawat tas), isi blog yang diperbaharui secara berkala agar pengunjung tidak bosan, berikan respon yang cepat pada setiap pertanyaan, dan berikan kemudahan pada satiap transaksi.
DAFTAR PUSTAKA Konsep Pemasaran, 1978, http://www.wikipedia.com//konsep_pem asaran.html, Acceses, 31 Agustus 2010. Kristianto Dwi,ST, 2002, “Internet”, 28 Juli 2010, http://faculty.petra.a c.id/dwikris/docs/desgrafisweb/www/1apaitu_internet.html Tasikisme, “Website”, 29 Juli 2010, http://www.tasikisme.com/index.php?vi ew=article&id=963:25-besar-domainwebsite-pertama-didunia&option=com_content&Itemid=69 Sawyer, Stacey C. & Williams, Brian K. (2001). Using Information Technology, New York: McGraw-Hill Company. Lin, Carolyn A. & Atkin, David A. (2002). Communication Technology and Society, Cresskill, NJ: Hampton Press, Inc. Pemasaran Digital, 2003, http://www.google.co.id//pemasaran_dig ital.html, Acceses, 3 Agustus 2010. William J. Stanton, Prinsip Pemasaran, Alih Bahasa Wilhelmus W. Bokowatun, Erlangga, Jakarta, 1991. Internet usage, 2007, www.internetworldstats.com/stats.htm, acceses, 3 Agustus 2010 Yusuf Iskandar Basuki, 2009, Data Statistik II, Ditjen Pos dan Telekomunikasi, Jakarta, 2009.
Vol. 2, No. 1 Juni 2012
CATATAN UNTUK PENULIS 1. Umum a. Penulis adalah siapa saja yang berlatar belakang, berkecimpung atau berminat dalam bidang Manajemen, Industri dan dunia Telekomunikasi b. Tanggung-jawab atas isi tulisan yang dimuat tetap berada pada penulis c. Tulisan belum pernah diterbitkan di Jurnal Ilmiah lainnya d. Jurnal direncanakan akan terbit 1 (satu) kali setahun 2. Naskah a. Naskah dapat berupa : i. Laporan hasil penelitian ii. Pandangan penulis tentang suatu aspek yang aktual yang berkaitan dengan bidang ilmu Manajemen, Industri dan Telekomunikasi saat ini dan mendatang b. Dianjurkan naskah tidak melebihi 8 halaman cetak (16 halaman naskah) dengan format : 1 spasi, huruf Times New Roman (14pt-bold untuk judul utama, 9pt-normal untuk isi abstrak dan foot note, 11pt-bold untuk setiap judul bab dan 11 pt-normal untuk isi tulisan), judul utama dan judul bab semua menggunakan huruf besar (capital letter). c. Abstrak naskah berbahasa Indonesia ditulis dalam bahasa Inggris (berkisar 75-250 kata), abstrak ditutup dengan kata pencarian yang terdiri dari 5 kata kunci menyangkut naskah yang ditulis. d. Naskah harus lengkap dengan : Judul dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris, Nama Penulis, Afiliasi (foot note), Abstrak, Pendahuluan, Bahan dan Metode (dalam Bahan dan Metode penelitian ini kemukakan bahan-bahan yang digunakan serta prosedur penelitian untuk menguji hipotesis secara empiris), Hasil dan Pembahasan (dalam hal ini dikemukakan hasil penelitian termasuk pengujian hipotesis serta dibahas mengapa hal itu terjadi dengan membandingkan antara hasil faktual dengan teori yang ada), Kesimpulan dan Saran (dalam hal ini dikemukakan intisari hasil penelitian serta saran yang terdapat nama pengarang, tahun penerbitan, judul buku/jurnal lengkap, Nama publikasi/penerbit, nomor publikasi, dan halaman (untuk jurnal). Daftar pustaka disusun berturut sesuai dengan nama belakang pengarang.