Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi
Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
TANTANGAN MANADO MENUJU KOTA HIJAU HENDRA RIOGILANG Dr. Eng. Hendra Riogilang, ST. MT Fakultas Teknik UNSRAT, Manado (E-mail :
[email protected])
ABSTRAK Tulisan ini menggambarkan pemikiran dan usulan ide menuju terwujudnya Manado sebagai kota dengan konsep hijau. Beragamnya masalah dalam Manado, membutuhkan kerjasama berbagai pihak. Dengan manfaatkan sumber daya alam dan potensi Manado dalam pengembangan kota hijau diharapkan terintregrasinya berbagai elemen kota dari system transportasi sampai berperannya komunitas masyarakat pada kegiatan yang ramah lingkungan. Implementasi menuju kota hijau dan berkelanjutan, dibahas dengan mengemukakan ide-ide hijau yang dianggap penulis bisa diterapkan di kota Manado. Saran pemecahan masalah diambil dari pendekatan teori dan dan usulan ide yang di sesuaikan dengan kondisi di lapangan. Konsep hijau untuk ide dan aplikasinya diharapkan dapat menjawab berbagai masalah yang ada dan dapat membawa Manado menuju kota hijau yang aman, teratur, tertib, nyaman, dan berkelanjutan.
Kata kunci: Manado, Masalah kota, Konsep Kota Hijau PENDAHULUAN Manado sebagai kota sibuk, ibu kota Propinsi dan bertipe kota pesisir, rawan terhadap berbagai persoalan lingkungan hidup. Resiko permasalahan lingkungan di sisi darat, dapat mempengaruhi lingkungan hidup pada bagian perairan. Demikian pula sebaliknya, resiko naiknya muka air laut akibat pemanasan global, juga akan mempengaruhi kelangsungan kehidupan disisi darat yang berbatasan dengan perairan laut. Selain itu, Manado yang juga memiliki karakter geomorfologi sebagai kota berbukit, menghadapi persoalan rawan longsor dan berakibat pada rentannya lingkungan pemukiman dikawasan tersebut. Fakta juga menunjukkan bahwa berbagai bencana banjir dan tanah longsor sudah hampir rutin dialami oleh sejumlah warga Kota Manado setiap tahun. Bencana banjir diduga disebabkan terutama oleh penyempitan dan pendangkalan saluran drainase dan sungai akibat penumpukan sampah, derasnya limpasan air oleh permukaan yang keras, serta berbagai reklamasi sungai secara ilegal. Sedangkan bencana longsor terutama akibat terganggunya struktur tanah perbukitan karena beban konstruksi diatasnya serta karena penggalian tanah bukit yang tidak terkendali. Perubahan ekstrim cuaca akibat iklim dan climate global sebagai efek global dari pemanasan rumah kaca Fakta masalah lingkungan lain yang juga nampak di Manado adalah kemacetan lalu lintas yang beresiko meningkatkan emisi karbon monoksida, panas lingkungan serta juga berdampak pada pemborosan energi transportasi.
103
Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi
Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
Manado dengan penduduk sebanyak 417 ribu jiwa, luas 157,26 km2 berkepadatan ratarata 2651 jiwa/km2, sebenarnya cukup rentan, karena wilayah kota Manado yang memiliki kelerengan “landai” dan “datar” hanya sekitar 40% (Sumber: Manado dalam angka 2011). Tentu saja sebagian besar penduduk memilih tinggal dikawasan jenis “landai” dan “datar” karena dianggap aman secara fisis. Akibatnya, pada kawasan tersebut secara visual nampak kepadatan yang demikian tinggi. Bahkan di bagian perbukitan “miring” pun sudah banyak dirambah dengan pemukiman penduduk. Pola bermukim yang bersifat horizontal, secara cepat mengisi lahan dataran serta beresiko merambah kaki bukit bahkan sampai pada punggung dan puncak bukit-bukit. Inilah yang menjadi awal penyebab permasalahan banjir dan longsr di Manado. Berbagai persoalan lingkungan tersebut, menjadi tantangan berat bagi Manado yang hendak diarahkan menuju tipe kota Hijau. Namun demikian, diperlukan berbagai pendekatan penyelesaian masalah yang bersifat komprehensip dan sinergis antar sektor dan senantiasa dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap persoalan lingkungan pembangunan Kota. Foto representatitp:
Gambar 1. Permasalahan lingkungan perkotaan Manado (kemacetan, sampah di sungai, banjir) Tulisan ini memaparkan identifikasi umum mengenai permasalahan dan tantangan Kota Manado apabila hendak diarahkan menjadi tipe kota Hijau. Hasil identifikasi umum ini bisa menjadi kontribusi mendasar untuk dikembangkan secara parsial sektoral dalam memecahkan berbagai persoalan lingkungan menuju Kota Hijau. METODE PENELITIAN Metode yang dilakukan dalam mengungkapkan butir-butir tantangan bagi Kota Manado menuju Kota Hijau adalah berupa: -
Observasi visual
-
Kajian Data Statistik dan Kebijakan Pemerintah Kota
-
Analisis Matriks (Cross-Tabulasi) Sedangkan parameter atau tolok ukur dalam proses evaluasi berdasarkan criteria atau
atribut Kota Hijau menurut standar P2KH. Observasi visual dilakukan pada obyek-obyek terkait 104
Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi
Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
criteria Kota Hijau, seperti persampahan, air bersih, transportasi, energy, ruang terbuka, dll. Sedangkan kajian data statistic, didasarkan pada dokumen resmi yang diterbitkan oleh pemerintah seperti Manado dalam Angka, dsb. Adapun analisis tabulasi silang merupakan proses analisis kualitatif yang mensilangkan antara atribut Kota Hijau dan butir-butir kebijakan pemerintah Kota.
HASIL DAN PEMBAHASAN Untuk mempermudah dalam proses analisa dan pemahaman solusinya, pembahasan dituangkan dalam bentuk matriks dibawah ini : Tabel Matriks Analisis Tantangan Kegiatan Menuju Kota Hijau Manado. Tolok Ukur/ Parameter Atribut Green City Atribut Kota Hijau Green planning
Indikasi Fakta Potensi dan Permasalahan
Program Aksi menurut P2KH -
Mengembangkan
Fakta Potensi:
and design :
rencana
1. Adanya Rencana Tata
perencanaan dan
yang
perancangan
mengadopsi
yang sensitive
tata
ruang
Indikasi Program Kegiatan (Tantangan) Aksi Untuk Manado 1. Perlu evaluasi terhadap analisis RTRW, RDTRK
Ruang Wilayah Kota
dan RTBL mengenai
(RTRW) dan Rencana
masukan Green Concept
prinsip kota hijau dan
Tata Bangunan dan
menuju Green City
terhadap agenda
menjamin
Lingkungan (RTBL)
hijau
kota/kawasan
pada sejumlah kawasan
dalam bentuk Peraturan
Mengembangkan
yaitu di Pusat Kota,
Daerah.
dokumen perancangan
Pusat Kota Tua
-
telah prinsip-
karakter
kota yang mengarah
2. Adanya program
pada penerapan kasan
perencanaan dan
berkepadatan
perancangan RTH
mixed
tinggi,
used
beorientasi
dan pada
manusia (penyediaan jalur
pedestrian,
penyandang
cacat,
pengguna sepeda). -
(Ruang Terbuka Hijau) Indikasi Permasalahan: 1. RTRW dan RTBL belum dijadikan Peraturan Daerah sehingga tidak diikuti dengan tertib
Menetapkan dokumen perencanaan
dan
perancangan
kota,
2. Kajian analisis RTRW dan RTBL belum tentu mengacu pada Green
105
2. Segera diwujudkan
Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi
Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
Tolok Ukur/ Parameter Atribut Green City Atribut Kota Hijau
Indikasi Fakta Potensi dan Permasalahan
Program Aksi menurut P2KH sebagai
produk
Indikasi Program Kegiatan (Tantangan) Aksi Untuk Manado
Concept
hokum yang kuat dan mengikat
(binding),
baik perda/perwal/perbud, termasuk
peraturan
mengenai RTH
Green
-
Meningkatkan
Fakta Potensi:
openspace
kualitas
:Perwujudan
Publikdanprivate
lokasi RTH seperti di
pemukiman, minimal
kualitas,
sesuai dengan amanat
Lapangan Tikala,
disetiap Kelurahan
kuantitas dan
UUPR
Lapangan Bantik,
terdapat satu RTH
jejaring RTH
(berdasarkan
perkotaan
RTH eksisting, peta
Ternate, Lapangan
setiap Kecamatan dengan
rencana dan program
KONI
tema tertentu untuk
-
RTH
26/2007 peta
Lapangan Kampung
di titik-titik lokasi padat
2. Pembangunan RTH di
perwujudannya).
Indikasi Permasalahan:
mngembangkan jejaring
Menjamin akses yang
1. TKB yang sering
RTH
mudah
bagi
dinyatakan RTH, namun
masyarakat pada RTH
kenyataannya terasa
dengan
kurang hijau, terlalu
mengembangkan
banyak perkerasan
jejaring
-
1. Terdapat beberapa titik
1. Pembangunan RTH baru
RTH
pemukiman padat, tidak
dengan karakter kota.
terdapat RTH
dan
merestorasi yang
habitat
kritis
pengembangan
dari yang
tidak
berekelanjutan
(mis:
mangrove,
persingghan
RTH yang sudah ada
2. Pada sejumlah
(network) yang sesuai
Elindungi
3. Intensitas perawatan
3. Pada RTH yang sudah ada, beberapa tidak dijaga kualitasnya (misalnya di Lap Bantik, Lap Kampung Ternate)
satwa,
zona lindung) Green waste : penerapan
-
Melakukan Upaya-
Fakta Potensi: 1. Sudah terbit Peraturan
106
1. Intensitas Sosialisasi
Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi
Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
Tolok Ukur/ Parameter Atribut Green City
Indikasi Fakta Potensi dan Permasalahan
Indikasi Program Kegiatan (Tantangan) Aksi Untuk Manado
Atribut Kota Hijau
Program Aksi menurut P2KH
prinsip 3R yaitu
upaya pengurangan
Walikota No 32 Tahun
Perwako No 32/2012
mengurangi
limbah.
2012 tentang Pengolahan
secara merata dan
Melakukan upaya-
Sampah skala Rumah
dilengkapi dengan
mengembangkan
upaya pendaurulangan
Tangga dan lubang
petunjuk teknis yang
proses daur
limbah (bahan
Biopori. Diantaranya
mudah dipahami oleh
ulang dan
organic, plastic,
mengatur adanya proses
segenap lapisan
meningkatkan
kaleng,dsb)
3R, komposting dan
masyarakat
Pemanfaatan limbah
bank sampah
sampah/limbah,
nilai limbah
-
-
sebagai bahan energi
2. Sudah ada unit percontohan kegiatan 3R
sesuai dengan tipologi
Peningkatan
yakni di TPA Sumompo.
jenis sampah
kesuburan
Indikasi Permasalahan:
(kompos/pupuk)
1. Kegiatan 3R dan
3. Truk Angkutan Sampah, baknya juga harus dipilah
pengembangan
Perwako No 32/2012,
sesuai dengan tipologi
ekonomi kreatif
belum tersosialisasi
jenis sampah
(green economy).
secara merata
masih kurang
-
Pembuangan Sampah
alternative,.
2. Percontohan hanya satu,
Green
2. Pengadaan Tempat/Kotak
Mengembangkan
Fakta Potensi:
pengelolaan 3R, minimal satu di setiap Kelurahan
1. Mengembangkan moda
transportation :
system
transportasi
Pengembangan
ramah
lingkungan
system
yang
transportasi yang
moda,(jalur
berkelanjutan
perahu, mobil bebas
menggunakan Rapid Bus.
polusi)
Pada trayek trayek padat.
-
bersifat
1.
4. Pembangunan Unit
antar
Sudah di
mass transport, selain utk
tetapkannya Car
mengurangi ke macetan
Free Day
juga menurangi emisi. Misalnya dengan
sepeda,
Menerapakan
Indikasi Permasalahan:
Seperti pada jalur
Transportasi umum
Boulevard dan Jl. Sam
yang bertujuan untuk
sudh ada tapi bukan
Ratulangi dengan pola
mengurangi
merupakan mass
melingkar dengan
kemacetan pada jam
transport
disediakan tempat-tempat
Banyak kendaraan
pemberhentian.
berbagai
kebijakan
puncak, baik di pusat
1.
2.
maupun pinggir kota.
tua dan beremisi
3.
2. Menggunakan Moda
buruk masih
transportasi dengan jenis
beroperasi
kendaraan zero emisi,
Sudah ada titik-titik
seperti MRT dengan jalur
107
Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi
Tolok Ukur/ Parameter Atribut Green City Atribut Kota Hijau
Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
Indikasi Fakta Potensi dan Permasalahan
Indikasi Program Kegiatan (Tantangan) Aksi Untuk Manado
Program Aksi menurut P2KH kemacetan laten.
Terminal MalalayangMantoz-Zero Point # Zero Point – TumintingBailang # Zero PointPaal Dua-KairagiBandara 3. Moda transportasi nonmotorized dan pengembangan pedestrian terpadu dan koridor-koridor tak terputus dengan street asesoris yang menunjang keindahan kota. 4. Memberlakukan system pajak progressive pada fungsi kepemilikan kendaraan bermotor.
Green Energy:
-
Melaksanakan
Efisiensi Energi
efisiensi energy
dengan
Fakta Potensi
Memanfaatkan wind
Sudah mulai
Harvester pada kawasan
(pengalihan beban
dimanfaatkannya
yang dianggap sesusai
mengembangkan
waktu, pelaksanaan
penggunaan cahaya
dengan persyaratan wind
energy yang
kampanye public
matahari sebagai
harvester, untuk manado
terbarukan.
tentang hemat energy,
sumber energy
pada bagian-bagian
Sebagai langkah
dsb)
listrik. Contohnya
kawasan tepi pantai.
Menerapkan
di Bunaken
Dengan menggunakan
Sudah
wind harvester tipe baru
energy terbarukan
dimanfaatkannya
(wind pods) yang
Menyiapkan rencana
sumber energy
memiliki spesifikasi
pengurangan emisi
terbarukan lainnya
mudah dipasang pada
karbon dari kegiatan
sebagai sumber
bangunan yang sudah
perkotaan (industry,
energy listrik
ada.
transportasi, domestic
seperti PLTA,
dan pengolahan
PLTGeothermal.
lampu tenaga surya, pada
Sudah mulai
lampu-lampu jalan dan
dipasarkannya
pada fasilitas umum.
menyikapi
-
perubahan iklim
kebijakan penggunaan
-
limbah.)
1.
1.
2.
3.
108
2. Penggunaan system
Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi
Tolok Ukur/ Parameter Atribut Green City Atribut Kota Hijau
Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
Indikasi Fakta Potensi dan Permasalahan
Indikasi Program Kegiatan (Tantangan) Aksi Untuk Manado
Program Aksi menurut P2KH lampu hemat
3. Kampanye hemat energy
energy.
di mulai pada kantorkantor pemerintah. Dengan menempatkan poster-poster ajakan hemat energy, (mematikan lampu saat ruangan tdk dipakai)
Indikasi Masalah -
Banyak komunitas pemakai listrik masih belum sadar hemat listrik.
-
Pemilihan Genset sebagai sumber energy cadangan
Green Water:
-
Mengembangkan
Mengembangkan
system pengolahan
pembangunan
1.
Potensi Manado terletak di
dan air laut sebagai
sumber daya air yang
antara daratan dan
sumber daya yang
yang menjaga
ramah lingkungan
laut, sehingga
melimpah sebagai
kontinuitas,
(Mengurangi kadar
sumber daya air
sumber air. Dengan
kualitas dan
polusi air permukaan
melimpah.
menerapkan system
kuantitas air
dan air
Banyak mata air
osmosis pada
tanah/mengurangi
pegunungan yang
pengolahannya.
limbah
masih asri.
-
1.
Pemanfaatan air sungai
2.
2. Mengembangkan system
Mengembangkan
rain water harvester,
system pengelolaan,
yaitu menampung air
sumber daya air yang
hujan untuk digunakan
men jamin
kembali. untuk
terpenuhinya kebutuhan masyarakat
Indikasi Masalah -
Tercampurnya air
109
penggunaan penyiraman taman kota, taman
Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi
Tolok Ukur/ Parameter Atribut Green City Atribut Kota Hijau
Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
Indikasi Fakta Potensi dan Permasalahan
Program Aksi menurut P2KH (waduk, situ, danau,
Indikasi Program Kegiatan (Tantangan) Aksi Untuk Manado
limbah masyarakat.
kantor, air mancur, dll.
dsb) -
Menjamin ketersediaan air setiap waktu (termasuk musim kemarau, pada beban puncak, dsb)
Green Building
-
Menetapkan standar
Bangunan
bangunan hemat
Hemat energy dan air, dengan
-
Fakta Potensi 1.
Sudah mulai adanya
yang banyak
energy dan air
produk-produk
mempertimbangkan
Memanfaatkan
green di jual.
minimalisasi penggunaan
Penghargaan green
energy
menggunakan
material local ramah
bahan bangunan
lingkungan
pada hotel novotel
Menerapkan
di Manado
dengan
-
1. Dengan design bangunan
2.
2. Penggunaan bahan bangunan yang modular,
menghasilkan
Koefisien Dasar
sehingga meminimalisir
sedikit Limbah
Bangunan dan
dan Polusi juga
Koefisien Dasar Hijau
masih menggunakan
dengan merubah
yang sesuai prinsip-
bahan-bahan tdk ramah
ramah lingkungan dari
sesedikit
prinsip lingkungan.
lingkungan
hulu ke hilir dalam prose
mungkin tapak
(menjamin resapan
Dalam membangun
produksinya.
dan fungsinya
air, meminimalkan
banyak orang merubah
dampak negative
tapak, tanpa
terhadap lingkungan.
memperhatikan kondisi
Indikasi Masalah 1.
2.
limbah pembangunan.
Banyak bangunan
3. Meggunakan bahan yang
dan fungsi tapak pada awalnya Green
-
Menumbuhkan
Community :
kepekaan dan
Mengembangkan
Fakta potensi
Mendukung komunitas,
Mulai adanya
Bike To.., City Walker,
kepedulian
komunitas ramah
Organic Foods lover,
Kepekaan
masyarakat terhadap
lingkungan (bike to
garbage is treasure
Komunitas dan
penerapan kota hijau
work, City
Mendorong
Walker…)
Inisiatif
-
1.
2.
Komunitas,
Komunitas Hijau
dalam
yang kreatif dan pro
mengurangi
aktif dalam
Limbah,Efisiensi
implementasi agenda
tindakan yang pro
Energi dan
hijau (program nyata)
aktif menunjang
3. Mendorong pihak-pihak lain, selain pemerintah untuk peduli dengan
Identifikasi Masalah 1.
Kesadaran dan
110
terciptanya RTH yang baik.
Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi
Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
Tolok Ukur/ Parameter Atribut Green City
Indikasi Fakta Potensi dan Permasalahan
Atribut Kota Hijau
Program Aksi menurut P2KH
dampak Negatif
missal: kampong
penerapan kota
terhadap
hijau kota berkebun)
hijau, masih
Mendorong terjadinya
kurang.
lingkungan
-
Indikasi Program Kegiatan (Tantangan) Aksi Untuk Manado
kemitraan para pihak dalam perwujudan RTH (pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat)
Gambar 3. Manado Masa Depan diharapkan sebagai Kota Hijau KESIMPULAN Dengan penerapan ide konsep hijau dapat menjawab berbagai masalah yang timbul seiring dengan pesatnya perkembangan Kota Manado. Konsep hijau dalam ide dan aplikasinya diharapkan dapat membawa Kota Manado menuju kota besar yang teratur, tertib, nyaman, berkelangsungan dan berkelanjutan. Hal ini perlu adanya dukungan dari berbagai pihak dan sinergitas antara pemerintah sebagai konseptor, pemegang policy dan regulasi dengan masyarakat yang termasuk didalamnya adalah pelaku bisnis, jasa, dan banyak bidang lainnya sebagai suatu gerakan kesadaran dalam membangun Kota Manado.
111
Jurnal LPPM Bidang Sains dan Teknologi
Volume 2 Nomor 2 Oktober 2015
DAFTAR PUSTAKA Dirjen Tata Ruang, 2011, Program penegembangan Kota Hijau (P2KH) : panduan pelaksanaan, Kementrian Pekerjaan Umum, Jakarta, Indonesia ……………………………………, 2008, “Green City Guidelines Advice for the protection and enhancement of biodiversity in medium to high-density urban developments” Fingal County Council., UCD Urban Institute Ireland. ……………………………………., 2013, Guidelines For national waste management Startegies : Moving From Challenges to Opportunities , United Nations Environment Programme, Lindfield, Michael and Florian Steinberg. Green cities, 2012, Mandaluyong City, Philippines: Asian Development Bank,. Kirmanto, J, 2012, “Indonesia Green City Development Program : an Urban Reform” 48th ISOCARP Congress Sangkertadi, 2012, “Tantangan Kesiapan Sektor Konstruksi Nasional Menghadapi Pembangunan masa depan berbasis Green development”, Makalah musyawarah nasional GAPEKSINDO, Bandung, Indonesia Sangkertadi, 2013, Usulan Kurikulum Mata Kuliah Studio Pengantar Perancangan Kota Hijau, Prosiding Seminar Nasional dan Kongres VII Asosiasi Sekolah Perencanaan Indonesia, Manado, September 2013 Sumner J, Editor, (2011), Asian Green City Index, Siemens AG, Munich, Germany Steffen Lehmann ,2007, Sustainability on the Urban Scale: „Green Urbanism „, International conference on sustainable Architectural Design and Urban Planning, Hanoi, Vietnam
112