JURNAL
KONTRIBUSI USAHATANI SALAK TERHADAP PENDAPATAN KELUARGA PETANI DI WILAYAH PANGU KECAMATAN RATAHAN TIMUR
CHRISTIANI S. TIMBULUS 100314061
Dosen Pembimbing : 1. Dra. Martha M. Sendow, MSi 2. Dr. Ir. Theodora M. Katiandagho, MSi 3. Jean F. J. Timban, SP., MSi
KEMENTRIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS SAM RATULANGI FAKULTAS PERTANIAN JURUSAN SOSIAL EKONOMI MANADO 2015
ABSTRAK
Christiani Stela Timbulus. Kontribusi Usahatani Salak Terhadap Pendapatan Keluarga Petani Di Wilayah Pangu Kecamatan Ratahan Timur (di bawah bimbingan Martha M. Sendow sebagai ketua, Dr. Ir. Theodora M. Katiandagho, MSi dan Jean F. J. Timban, SP., MSi sebagai anggota). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kontribusi pendapatan usahatani salak terhadap pendapatan keluarga petani salak di Wilayah Pangu, pada tahun 2014. Penelitian ini dilakukan di Wilayah Pangu yaitu Desa Pangu Induk, Desa Pangu Satu dan Desa Pangu Dua, Kecamatan Ratahan Timur Kabupaten Minahasa Tenggara selama empat bulan, yaitu pada bulan November 2014 sampai April 2015, mulai dari persiapan, pengambilan data, sampai pada penyusunan laporan penelitian. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif
kuantitatif
dengan menggunakan rumus kontribusi pendapatan petani salak. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa usahatani salak memberikan kontribusi bagi pendapatan keluarga petani di Wilayah Pangu. Masing-masing untuk setiap strata penelitian yakni Pangu Induk kontribusi usahatani salak yaitu sebesar 78.39%, Pangu 1 dengan kontribusi sebesar 71.06% dan Pangu 2 dengan kontribusi sebesar 66.57%. Hal ini berarti usahatani salak menjadi sumber pendapatan petani karena nilai pendapatan petani salak terhadap total pendapatan keluarga sangat besar.
Kata Kunci : Kontribusi, Pendapatan, Petani, Usahatani Salak
ABSTRACT
Christiani S. Timbulus, 2015. farming contributes to the family income of farmers bark at Pangu Regional District of East Ratahan (under the guidance of Martha M. Sendow, as Chairman, as well as Theodora M. Katiandagho and Jean F. J. Timban as Members). This study aims to analyze the contribution of farm income to the family income of farmers bark barking at Pangu Territory, in 2014. The study was conducted in the region, namely Pangu Pangu village of Parent, Village Pangu Pangu Village One and Two, District East Ratahan Southeast Minahasa District for four months , namely in November 2014 until April 2015, from preparation, data collection, to the preparation of research reports. Data were analyzed using descriptive quantitative contribution formula farmers' income. Results from this study indicate that farm barking contribute to the family income of farmers in the region Pangu. Each for every strata of research which contributes Parent Pangu farm barking in the amount of 78.39%, Pangu 1 with a contribution of 71.06% and Pangu 2 with a contribution of 66.57%. This means farming barking becomes a source of farmers 'income because the value of farmers' income to the total income of the family is very large.
Keyword : Contribution, Revenue, Farmer, Farming Bark
PENDAHULUAN Sektor pertanian hingga saat ini masih tetap menjadi tumpuan pertumbuhan ekonomi daerah Provinsi Sulawesi Utara.
Pendapatan
Tabel 1. Kontribusi Sektor Pertanian Total PDRB Terhadap Total Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2009-2013 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000 Uraian
2011 PDRB
sebagian besar masyarakat di daerah ini masih sangat tergantung pada sektor pertanian yaitu melibatkan sekitar 50-60% dari tenaga kerja. (Sondakh dkk, 2008). sektor
Kontri
PDRB
2013 Kontribusi (%)
busi
PDR
Kontribusi
B
(%)
(%) Pertanian
3,550,839
18.0
3,767,611
17.70
3,922,775
30.1
a. Tanaman
1.116.781
5.7
1.153.343
5.42
3.922.775
17.1
1.181.094
6.0
1.282.560
6.03
1.182.826
5.17
379.856
2
426.163
2.00
1.300.524
5.69
47.399
0.24
48.543
0.23
432.784
1.89
825.707
4
857.001
4.03
49.367
0.22
21.286.578
100
22.872.163
100
2
Bahan Makanan b. Tanaman
Kontribusi
2012
pertanian
terhadap
Perkebunan c. Peternakan
PDRB selang 3 tahun terakhir lebih dar15%, seperti terlihat pada Tabel 1 berikut ini.
5
dan Hasilhasilnya d. Kehutanan e. Perikanan Total
19.735.474
100
Sumber : BPS Sulawesi Utara (2014)
Tabel 1 menunjukkan Kontribusi Sektor Pertanian Total
PDRB Terhadap Total
sebesar 31.062 ton (BPS, 2014). Data Dinas Pertanian Kabupaten
Minahasa
2013
Ratahan
Timur
menunjukkan
memberikan Kontribusi terhadap total PDRB
khususnya wilayah Pangu yang terdiri dari Pangu
Provinsi Sulawesi Utara untuk tahun 2011
Induk, Pangu Satu, Pangu Dua merupakan wilayah
yaitu 18.0%, pada tahun 2012 17.70% dan
yang memiliki potensi pengembangan usahatani buah
pada tahun 2013 sebesar 30.12%. Ini berarti
salak dengan produksi buah salak mencapai 44.256 ton
bahwa
dan jumlah tanaman yang menghasilkan sebanyak
tahun
2011-2013
sektor
Kecamatan
tahun
Provinsi Sulawesi Utara. Sektor Pertanian
pada
bahwa
Tenggara
pertanian memberikan kontribusi sebesar
553.200 pohon dengan rincian seperti pada Tabel 2.
18.0%
Tabel 2. Jumlah tanaman salak produktif
-
30.12%
perekonomian
terhadap
Provinsi
sektor
Sulawesi
Utara.
Produksinya di Wilayah Pangu Tahun 2013
Subsektor tanaman bahan makanan yang didalamnya
terdapat
holtikultura
buah-
SALAK DESA
Tanaman
buahan termasuk salak, merupakan salah satu subsektor
pada
dan
Produksi (ton)
produktif (pohon)
sektor
pertanian
yang
Pangu Induk
175.200
14.061
kontribusi
tertinggi
bagi
Pangu Satu
258.000
20.640
perekonomian Sulawesi Utara dengan nilai
Pangu Dua
120.000
9.600
kontribusi pada Tahun 2013 sebesar 17.14%.
Total
553.200
44.256
memberikan
Salak merupakan salah satu komoditas
Sumber : BP3K Kecamatan Ratahan Timur (2014)
yang dapat dikembangkan karena potensinya Sebagaimana komoditas pertanian lainnya yang
yang baik untuk agribisnis dan agroindustri serta telah memberikan dampak positif terhadap pendapatan petani karena selain dikonsumsi sebagai buah segar salak juga dapat diolah menjadi berbagai produk olahan yang dapat dikemas secara menarik sehingga dapat menambah nilai ekonomi bagi petani salak. Selain itu, buah salak juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang baik bagi tubuh (Darmadi, 2001 dalam Manurung, dkk,
musim.
Begitu juga dengan harga komoditas ini
dipengaruhi oleh musim, ketika musim panen yaitu bulan Desember - februari dan Juni - Juli, ketersediaan salak melimpa maka harga salak berkisar antara Rp 2.500 sampai Rp 5.000 per kilogram. Ketika bukan musim panen yaitu bulan maret - Mei dan Agustus November harga salak mencapai antara Rp 7.500 sampai dengan Rp 10.000 per kilogram. Selain itu ada juga usaha lainnya yang dilakukan oleh petani salak
2008). Produksi buah salak di Sulawesi Utara pada tahun 2013 sebesar 31.432 ton dan penghasil salak terbesar di Sulawesi Utara adalah
bersifat musiman, ketersediaan buah salak mengikuti
Kabupaten
Minahasa
Tenggara
untuk memperoleh penghasilan. Namun demikian, petani tetap mengandalkan salak sebagai usahatani, sebab tanaman salak cocok dikembangkan di daerah ini karena
faktor
alam
serta
mampu
memberikan
pendapatan
petani.
Berdasarkan
latar
yang telah disiapkan dalam bentuk kuisioner. Data
belakang, yang menjadi permasalahan dalam
primer terdiri dari jumlah pohon produktif, jumlah
penelitian ini adalah berapa besar kontribusi
produksi, harga di tingkat petani, dan masa panen. Data
pendapatan
sekunder diperoleh dari profil desa, data petani salak
usahatani
salak
terhadap
pendapatan keluarga petani salak di Wilayah
dan instansi-instansi yang terkait dengan penelitian ini.
Pangu Kecamatan Ratahan Timur pada tahun
Pengambilan sampel dalam penelitian dilakukan
2014? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
dengan metode pengambilan contoh acak berstrata
menganalisis kontribusi pendapatan usahatani
dengan alokasi sebanding sesuai dengan jumlah Desa
salak terhadap pendapatan keluarga petani
sebagai Daerah penelitian jumlah populasi petani (N) di
salak di Wilayah Pangu, pada tahun 2014.
Wilayah Pangu berjumlah 420 petani dan diambil
Manfaat
sampel (n) 30 petani proses penetuan sampel dapat
dalam
Menambah tentang
penelitian
wawasan
kontribusi
ilmu
ini
yaitu
pengetahuan
pendapatan
usahatani
dilihat pada tabel 3 berikut : Tabel 3. Pengambilan Sampel Secara Acak Berstrata
salak bagi petani salak di Wilayah Pangu, Strata
Desa
Populasi (N)
Sampel (n)
1
Pangu induk
N1 = 136
n1 = (136/420) x 30 = 10
2
Pangu I
N2 = 179
n2 = (179/420) x 30 = 13
Pangu II
N3 = 105
n3 = (136/420) x 30 = 7
Sebagai bahan masukan untuk penelitian selanjutnya
di
bidang
usahatani
salak,
Memberi informasi peranan usahatani salak bagi masyarakat Wilayah Pangu.
3
METODOLOGI PENELITIAN Penelitian
ini
Total
dilaksanakan
N = 420
n=30
di
Wilayah Pangu yaitu Desa Pangu Induk,
Data yang diperoleh dalam penelitian ini
Desa Pangu Satu dan Desa Pangu Dua,
dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan disajikan
Kecamatan
dalam bentuk tabel. Besarnya kontribusi pendapatan
Ratahan
Timur
Kabupaten
Minahasa Tenggara selama empat bulan, yaitu pada bulan November 2014 sampai April
2015,
mulai
dari
persiapan,
pengambilan data, sampai pada penyusunan laporan penelitian. Penelitian ini menggunakan metode survey, dengan mengunaka data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara dengan responden, yakni petani salak berdasarkan daftar pertanyaan
petani salak di analisis dengan menggunakan rumus: TRs = Ys x Hs Dimana TRS : total penerimaan dari usahatani salak pada tahun 2014 Ys : total produksi salak (kg) Hs : harga salak kontribusi =
pendapatan usahatani salak × 100% pendapatan total keluarga
pertumbuhan dan produksi tanaman salak yang baik.
HASIL DAN PEMBAHASAN Menurut
sejarah,
ada
yang
Bagian tanaman yang dipangkas adalah pelepah daun
mengatakan bahwa tanaman salak dibawa
yang sudah tua, tunas dan pelepah daun yang
dari Bali oleh penduduk Desa Pangu yang
tumbuhnya tidak baik, tandan bunga yang tidak jadi
berprofesi sebagai pelaut, dan ditanam di
dan tandan buah yang terpotong waktu panen.
Desa Pangu. Adapula yang mengatakan
Jarak tanam salak diatur, karena jarak tanam
bahwa tanaman salak memang sudah ada dari
akan mempengaruhi gerakan dan pekerjaan dalam
dulu namun belum begitu dikenal dan hanya
melakukan pemeliharaan dan pemanenan. Jarak tanam
dibiarkan tumbuh begitu saja. Pada Tahun
salak bervariasi, sebagian besar responden mengatur
1961 salak mulai dikenal oleh masyarakat,
jarak tanamnya adalah 2 meter x 3 meter. Salak yang
dan sejak saat itu mulai dipelihara dan
ditanam
diperhatikan. Namun, baru pada tahun 1990
pertumbuhannya kecil, pelepah daunnya mengarah ke
tanaman salak diusahakan secara serius dan
atas dan tanaman akan cepat tinggi serta cepat tua
menghasilkan produksi yang banyak. Seiring
karena persaingan dalam ruang dan unsur hara dalam
dengan pengusahaan salak yang lebih baik,
tanah. Jarak tanam yang terlalu jarang akan menambah
permintaan
pekerjaan penyiangan melalui kesetaraan rumpun
terhadap
buah
salak
pun
meningkat pula. tanaman
salak
akan
menyebabkan
relatif
mudah. Gangguan hama penyakit hampir ada.
rapat
terhadap angin kencang.
Perawatan
tidak
terlalu
Tanaman
salak
Karakteristik Petani Responden
mulai
Dalam pengambilan sampel petani responden di
menghasilkan buah yaitu umur tiga tahun jika
Wilayah Pangu, diambil secara stratified random
ditanam dari anakan, dan umur empat tahun
sampling, dengan jumlahnya terbagi atas tiga desa yaitu
jika ditanam dari biji. Sebagian besar petani
Desa Pangu Induk jumlah sampel 10 orang, Pangu I
menyediakan bibit sendiri, yang umumnya
jumlah sampel 13 orang, dan Pangu II jumlah sampel 7
ditanam dari biji yang diseleksi. Biji yang
orang. Adapun yang dimaksud dengan karakteristik
akan dijadikan bibit adalah biji salak yang
petani terdiri dari umur, tingkat pendidikan, jumlah
bulat dan yang bijinya mulus. Menurut petani
tanggungan keluarga, jenis usaha lain di luar usahatani
responden dalam mengusahakan tanaman
salak dan luas lahan.
salak, petani tidak menggunakan pupuk
Umur Petani Umur produktif adalah antara 15 – 50 tahun.
maupun pestisida. Pemeliharaan
petani
Umur akan mempengaruhi seseorang dalam melakukan
terhadap tanaman salak yaitu pemangkasan.
suatu pekerjaan artinya tingkat produktivitas kerja
Pemangkasan
tunas
petani dipenaguruhi oleh umur petani. Hal ini
anakan, pelepah daun dan bekas tandan
menunjukkan bahwa umur petani mempengaruhi
bunga atau buah untuk mendapat tingkat
pendapatan petani dimana semakin tua umur petani
adalah
dilakukan
pemotongan
maka produkivitas kerjanya akan menurun
Tingkat pendidikan petani responden dapat dilihat pada
dan akan mempengaruhi pendapatan petani
Tabel 7.
tersebut. Tabel 6 menggambarkan Jumlah
Tabel
dan persentase petani salak yang menjadi
Berdasarkan Tingkat Pendidikan
7.
Jumlah
dan
Persentase
Petani
Salak
responden berdasarkan Umur. Tingkat
Pangu Induk
Pangu 1
Pangu 2
Pendidikan
Tabel. 6 Jumlah dan Persentase Petani Salak berdasarkan Umur Umur (Tahun)
Pangu Induk
Jumlah (Responden) 30 – 40 41 – 50 51 – 60 61 – 70
Jumlah
Pangu 1
(%)
Jumlah
(%)
(responden)
Jumlah
(%)
(responden)
Jumlah
(%)
(responden)
SD
4
40
7
53.84
1
14.28
SMP
2
20
3
23.07
-
-
SMA
4
40
3
23.07
6
85.71
10
100.00
13
100.00
7
100.00
Pangu 2
Jumlah
(%)
(Responden)
Jumlah
(%)
(Responden)
3
30
3
23.08
1
14.29
3
30
5
38.46
6
85.71
4
40
4
30.77
-
-
-
1
7.69
-
10
100
13
100.00
7
Jumlah
Sumber : Diolah dari data primer, 2014
Tabel 7 menunjukan jumlah dan persentase 100.00
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014
petani salak berdasarkan tingkat pendidikan yang menjadi responden dalam penelitian ini. Pangu Induk memiliki persentase yang sama untuk petani dengan
Tabel 6 menunjukkan jumlah dan persentase petani salak berdasarkan umur petani yg menjadi responden penelitian. Berdasarkan strata wilayah penelitian, untuk Pangu 1 dan Pangu 2 persentase terbanyak yaitu petani dengan kelompok umur 41-50 tahun.
Ini
menunjukkan
bahwa
petani
responden terbanyak termasuk dalam umur yang produktif. Sedangkan untuk Pangu
tingkat pendidikan SD dan SMA yaitu masing-masing 40% dan sisanya SMP 20% atau 2 orang. Pangu 1 terdapat 7 orang petani atau 53.54% petani yang hanya menamatkan pendidikan pada tingkat SD dan sisanya masing-masing 3 orang atau 23.07% pada tingkat SMP dan SMA. Pangu 2 sebagian besar petani adalah lulusan SMA yakni 6 dari 7 petani responden atau 85.71% dan sisanya 1 orang atau 14.28% memiliki tingkat pendidikan SD.
Induk persentase terbanyak yaitu petani dengan kelompok umur 51-60 tahun.
Tingkat Pendidikan
Jumlah Tanggungan Keluarga Keluarga dalam pengertian umum adalah
Pendidikan adalah hal yang sangat
sekelompok dalam suatu rumah tangga yang terdiri dari
penting bagi manusia yang merupakan bekal
ayah, ibu, anak dan anggota keluarga lain yang hidup
dalam hidupnya karena melalui pendidikan
dari suatu pengelolaan sumberdaya keluarga yang
yang cukup seseorang dapat berubah pola
bersangkutan. Jumlah anggota keluarga mempengaruhi
pikirnya untuk lebih maju dan berkembang.
pendapatan keluarga. Semakin banyak jumlah anggota keluarga yang bekerja maka pendapatan keluarga akan
meningkat. Jumlah tanggungan keluarga
Jenis Usaha Lain di Luar Usahatani Salak
petani responden dapat dilihat pada Tabel 8.
Petani responden dalam penelitian ini, selain melakukan usahatani salak, ada juga yang memiliki
Tabel 8. Jumlah dan Persentase Petani Salak
usaha diluar usahatani salak. Adapun jenis-jenis usaha
Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga Pangu Induk
Pangu 1
diluar usahatani salak yang dikerjakan petani yaitu swasta, PNS, petani kelapa, petani cengkih, Tukang
Pangu 2
Jumlah Anggota Keluarga
Jumlah
(%)
(responden)
Jumlah (responden)
Jumlah
(%)
(responden)
(%)
gula, Tukang bangunan, Rumah Makan, Warung/kios, Sopir dan Tukang bentor/ojek. Jenis usaha ini pun
(Orang) 2–3
4
40
7
53.8
3
42.85
4–5
5
50
6
48.1
4
57.14
≥6
1
10
-
-
Jumlah
10
100
13
100.0
7
memberikan kontribusi bagi pendapatan keluarga
100.00
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014
Luas Lahan Status
kepemilikan
lahan
semua
petani
Tabel 8 menunjukkan Jumlah dan
responden adalah milik sendiri dengan kisaran luas
Persentase Petani Salak Berdasarkan Jumlah
lahan rata-rata 0,5 - 1 Ha. Tabel 9 menjelaskan luas
Tanggungan
lahan usahatani salak.
Keluarga.
Pangu
induk
memiliki 10 orang petani responden, 5 orang
Tabel 9. Jumlah dan Persentase Petani Responden
petani atau 50% memiliki jumlah tanggungan
menurut Luas Lahan
keluarga 4-5 orang, responden
atau
40%
4 orang petani memiliki
jumlah
Luas Lahan
Pangu Induk
Jumlah
tanggungan keluarga 2-3 orang dan 1 orang petani responden atau 10% yang memiliki
Pangu 1
Pangu 2
(Ha)
(responden)
(%)
Jumlah (responden)
(%)
90
11
84.62
5
71.43
≥1
1
10
2
15.38
2
28.57
10
100.00
13
100.00
7
100.00
memiliki 13 orang petani responden dengan
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014
sisanya 48.15% atau 6 orang memiliki jumlah tanggungan keluarga 4-5 orang. Pangu 2 dengan jumlah petani responden 7 orang, terdapat 4 orang petani atau 57.14% yang memiliki jumlah tanggungan keluarga 4-5 orang dan sisanya 42.85% atau 3 orang memiliki jumlah tanggungan keluarga 2-3 orang.
(%)
9
Jumlah
memilki jumlah tanggungan 2-3 orang dan
(responden)
0,5 – 1
jumlah tanggungan keluarga ≥ 6. Pangu 1
persentase 53.84% atau 7 orang petani
Jumlah
Tabel 9 menunjukkan Jumlah dan Persentase Petani Responden Menurut Luas Lahan dari petani responden dalam penelitian ini. Hampir semua petani responden memiliki kisaran luas lahan 0.5 – 1 Ha baik untuk Pangu Induk, Pangu 1 maupun Pangu 2.
Jumlah Pohon Salak
sampai Mei dan september sampai November. Panen
Tabel 10. Jumlah Dan Presentase Pohon
salak dilakukan setiap 3 bulan atau terdapat 4 kali
Salak Yang Dimiliki Petani Responden
setahun terdiri dari 2 kali panen besar dan 2 kali panen
Jumlah
Pangu
Pohon
Induk
(%)
Pangu 1
(%)
Pangu 2 kecil.
(%) panen besar produksi / pohon sebanyak 3 kg Pada
50 - 250
1
10
1
7.69
sampai dengan 5 kg / pohon, sedangkan panen kecil 1,5 2 28.57
251 - 500
4
40
5
38.46
2 28.57Tabel 10 menggambarkan jumlah produksi kg/pohon.
501 - 750
5
50
5
38.46
-
-
2
15.38
-
-
-
-
1
14.29
10
100.00
13
100.00
7
100.00
751
-
Total
14.29
Tabel 11. Jumlah dan Persentase Petani Responden
1000 ≥ 1000
1
tanaman salak baik panen besar maupun panen kecil. 1 14.29 Pada Panen Besar dan Panen Kecil Menurut Strata Produksi
Sumber : diolah dari data primer, 2015
Tabel 10 menjelaskan tentang jumlah Panen Besar
pohon salak yang ada di Wilayah Pangu. Sebagian besar petani salak di Desa Pangu
Pangu Induk
Rspn
(%)
dibuktikan dengan persentase
Pangu 2
(%)
Rspn
(%)
100-1000
-
-
1
7.69
-
-
1001-3000
1
10
1
7.69
2
28.57
3001-7000
8
80
9
69.23
3
42.86
> 7000
1
10
2
15.38
2
28.57
Jumlah
10
100.00
13
100.00
7
100.00
Induk memiliki jumlah pohon antara 501 – 750 pohon,
Pangu 1
Jumlah Produksi Rspn
kepemilikan pohon yaitu 50 % . Pangu I untuk jumlah pohon petani responden berada antara 251-500 pohon dan 501-750 pohon dengan
persentase
kepemilikan
masing-
masing 38,46%. Pangu 2 untuk kepemilikan pohon terbanyak yaitu pada jumlah 50-250
Panen Kecil Jumlah
pohon dan 251-500 pohon dengan masingmasing persentase yaitu 28,57%. Dapat dilihat bahwa di wilayah Pangu yang petani responden yang paling banyak memiliki jumlah pohon salak yaitu pada Desa Pangu I.
Pangu Induk
Pangu 1
Pangu 2
Produksi Rspn
(%)
Rspn
(%)
Rspn
(%)
100-1000
1
10
2
15.38
2
28.57
1001-3000
9
90
11
84.62
4
57.14
3001-7000
-
-
-
-
1
14.29
> 7000
-
-
-
-
-
-
Jumlah
10
100.00
13
100
7
100.00
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014
Total Produksi Produksi adalah hasil yang diperoleh petani pada saat panen. Produksi salak Pangu dibagi atas dua bagian yaitu Produksi pada saat panen besar dan produksi pada saat panen kecil. Panen besar terjadi pada bulan Desember sampai februari dan Juni sampai agustus. Panen kecil terjadi pada bulan maret
Tabel 11 menunjukkan Jumlah dan Persentase Petani Responden Pada Panen Besar dan Panen Kecil Menurut Strata Produksi. Jumlah dan Persentase produksi panen besar terbanyak yaitu 3001 - 7000 kg dimana persentase setiap Desa Pangu Induk 80%, Pangu 1 69.23%, Pangu 2 90%. Panen kecil jumlah produksi salak terbanyak ada pada kisaran yang sama
juga yaitu 1001-3000 kg untuk Pangu Induk
Tabel 12. Rata-rata Penerimaan Petani Respsonden per
dengan persentase 90%, Pangu 1 dengan
Tahun berdasarkan Jenis Usahatani
persentase 84.62% dan Pangu 2 dengan persentase 57.14%.
Jenis Usahatani
Harga salak
Rata-Rata Penerimaan (Rp/Thn) Pangu induk
Harga salak Pangu dipengaruhi oleh
Pangu 1
Pangu 2
Salak
26,837,500
27,951,923
34,946,429
Kelapa
1.586.667
1.452.727
3.837.143
Februari dan Juni – Agustus), harga yang
Cengkih
9.333.333
9,000,000
12,500,000
diterima petani Rp 2500 / kg dan panen kecil
Sumber : Dioalah dari data Primer, 2014
musim. Hasil penelitian menunjukkan jika musim
panen besar bulan (Desember -
bulan (Maret – Mei Dan September – Tabel 12 menunjukkan Rata-rata Penerimaan
November), harga yang diterima petani yaitu Rp.
7.500/kg.
Harga
salak
ditentukan
Petani Responden pada Masing-Masing Jenis Usahatani Untuk 1 Tahun.
langsung oleh pedagang.
Penerimaan petani terbesar adalah dari usahatani salak Total Penerimaan Usahatani Salak Penerimaan adalah hasil perkalian
baik untuk Pangu Induk, Pangu 1 dan Pangu 2. Ada juga
penerimaan
dari
usahatani
lainnya
seperti
antara produksi dengan harga jual yang
usahatani Kelapa dan Cengkih, namun dari total
berlaku
penerimaan
pada
tingkat
petani.
Rata-rata
penerimaan ini juga adalah hasil penambahan
yang diperoleh petani
paling besar
bersumber dari usahatani salak.
antara penerimaan pada saat panen besar dan pada saat panen kecil. Penerimaan petani responden tidak
Total Biaya Usahatani Salak Pengeluaran
atau
biaya
produksi
adalah
hanya dari usahatani salak tetapi ada juga
keseluruhan biaya yang digunakan dalam suatu proses
dari usahatani lainnya seperti kelapa dan
produksi yang berlangsung dalam satu tahun. Biaya
cengkih. Rata-rata penerimaan petani dapat
produksi terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel.
dilihat pada Tabel 12.
Biaya tetap terdiri dari pajak lahan, penyusutan dan biaya variabel meliputi biaya tenaga kerja yang terbagi atas pembersihan, panen, dan biaya pengangkutan yang dapat dilihat pada Tabel 13.
Tabel 13. Jumlah, Rata-rata dan Persentase Biaya Produksi Usahatani Salak
B . Penyusutan
untuk 1 Tahun Komponen
Pangu
Biaya
Induk Rata-rata (Rp)
Penyusutan merupakan penurunan daya guna Pangu 1
Pangu 2
Rata-
Rata-
(%)
rata
(%)
(Rp)
rata
suatu barang akibat semakin lamanya barang tersebut atau akibat adanya teknologi baru. Penyusutan disini seperti penyusutan alat-alat pertanian yang digunakan
(%)
(Rp)
oleh petani usahatani salak.
Biaya Tetap - Pajak
22,600
0.01
24,615
0.02
21,143
0.01
- Penyusutan
301,063
3
325,455
4
280,060
3
C . Tenaga Kerja Biaya Variabel
Tenaga kerja yang digunakan dalam usahatani
Tenaga Kerja -Pembersihan -Panen -Pengangkutan Jumlah
salak berasal dari dua sumber yaitu tenaga kerja dalam
1,232,000
13
800,000
9
502,857
5
576,000
6
492,308
5
457,143
4
7,345,000
77
7,650,000
81
9,564,286
87
9,476,663
100
9,292,378
100
10,825,489
100
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014
Tabel 13 menunjukkan Jumlah, Ratarata dan Persentase Biaya Produksi Usahatani Salak untuk 1 Tahun. Biaya produksi yang tertinggi yaitu pada pengangkutan baik di Pangu induk, Pangu 1 dan Pangu 2. Biaya
keluarga dan tenaga luar keluarga. Tenaga kerja luar keluarga terdiri atas pria dan wanita dengan tingkat upah yang sama yaitu sebesar Rp. 80.000/hari dengan rata-rata jam kerja 8 jam/hari. Tenaga kerja dalam keluarga komponen
sifatnya biaya
tidak
dibayar,
produksi
tetap
namun
dalam
diperhitungkan.
Penggunaan tenaga kerja pada usahatani yaitu pada kegiatan pembersihan dan panen.
produksi yang terendah pada unsur pajak baik di Pangu induk, Pangu 1 dan Pangu 2.
D . Pengangkutan Angkutan yang biasa dipakai adalah dengan
Unsur-Unsur biaya yang digunakan petani responden untuk satu tahun yaitu :
menyewa orang mengangkat buah salak dari kebun sampai ke rumah petani dan ada juga dari kebun di bawah langsung ke kios atau penampung. Besarnya
A . Pajak
biaya yaitu Rp.1.000/kg.
Pajak merupakan iuran yang harus dibayar petani yang merupakan bagian dari masyarakat sebagai pengelola sumberdaya alam dan dibayarkan untuk Negara lewat pemerintah. Pajak yang dimasukkan kedalam biaya produksi ini adalah biaya untuk 1 tahun. Pajak petani responden berkisar Rp.5.000-50.000 per tahun.
Pendapatan usahatani salak Tinggi rendahnya pendapatan petani tergantung pada produksi, harga jual dan biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi.
Tabel 14. Rata-rata penerimaan pendapatan petani
responden
pada
jenis
usaha lainnya Tahun 2014
Tabel 15 menunjukkan bahwa usahatani salak memberikan
kontribusi
terbesar
terhadap
total
pendapatan petani di Wilayah Pangu. Masing-masing
Desa
Penerimaan
Pengeluaran
Pendapatan
untuk setiap strata penelitian yakni Pangu Induk
Pangu
26,837,500
9,476,663
17,360,837
kontribusi usahatani salak yaitu sebesar 78.39%, Pangu
Pangu 1
27,951,923
9,292,378
18,659,545
Pangu 2
34,946,429
10,825,489
24,120,940
induk
1 dengan kontribusi sebesar 71.06% dan Pangu 2 dengan kontribusi sebesar 66.57%.
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014 Tabel
14
menunjukkan
rata-rata
pendapatan petani responden dari usahatani
KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
salak terbesar ada pada pangu 2. Hal ini di sebabkan oleh jumlah produksi terbanyak ada
Kesimpulan dari penelitian ini yaitu usahatani salak
pada pangu dua, di susul pada pangu satu,
memberikan kontribusi bagi pendapatan keluarga
dan pendapatan usahatani salak terkecil pada
petani. Ini berarti usahatani salak menjadi sumber
pangu induk.
pendapatan petani karena nilai pendapatan usahatani salak terhadap total pendapatan keluarga sangat besar.
Kontribusi Usahatani Salak Terhadap Saran
Pendapatan Petani Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Saran dalam penelitian ini yaitu adanya usaha dari
semua responden berprofesi sebagai petani
petani untuk tetap mempertahankan produksi salak
salak. Terdapat juga jenis-jenis usaha lainnya
bahkan
yang dilakukan oleh petani maupun anggota
memberikan kontribusi yang besar terhadap total
keluarga
pendapatan keluarga petani. Selain itu perlu juga
responden
dalam
menambah
meningkatkan
produksi
salak,
karena
15
dilakukan penelitian tentang pemasaran buah salak dan
Menggambarkan kontribusi usahatani salak
pengembangan agribisnis buah salak sampai kepada
terhadap total pendapatan keluarga.
produk turunan lainnya.
pendapatan
keluarga.
Tabel
Tabel 15. Kontribusi Usahatani Salak terhadap Total Pendapatan Keluarga Petani Desa
Pendapatan Usahatani Salak (Rp)
Pendapatan Di Luar Usahatani
Total
DAFTAR PUSTAKA
Kontribusi
Salak (Rp) Luar Salak
Usahatani Salak
Pangu
Anarsis, W. 2003. Agribisnis Komoditas Salak. Hasil Pengalaman 20 Tahun. Bumi Aksara. Jakarta.
17,360,837
6,238,000
23,598,837
78.39
21.61
Pangu 1
18,659,545
8,322,308
26,981,853
71.06
28.94
Badan Pusat Statistik. 2014. Sulawesi Utara Dalam
Pangu 2
24,120,940
11,004,286
35,125,226
66.57
33.43
Angka 2012. BPS. Provinsi Sulawesi Utara.
Induk
Sumber : Diolah dari Data Primer, 2014
Dinas
Pertanian,
dan
Perikanan.
2014.
Pendapatan
Petani
Tanaman Menghasilkan dan Produksi
Skripsi.
Buah-buahan dan Sayuran Tahunan.
Pertanian. Unsrat.
Kabupaten Minahasa Tenggara. Balai Penyuluhan Pertanian, Perikanan, dan Kehutanan.
2014.
Kecamatan
Ratahan Timur Dalam Angka 2013. BP3K. Kecamatan Ratahan Timur. Hatidja, M.
2001.
Kecamatan
Tomohon.
Jurusan Sosial Ekonomi Fakultas
Purnaningsih, P.
2006.
Adopsi Inovasi Pola
Kemitraan Agribisnis Holtikultura. Jawa Barat. Salawati, U., Anita, A. S. 2011. Analisis Pendapatan Penerimaan Bantuan Langsung MasyarakatPengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan
Analisis Pendapatan
(BLM-PUAP) Di Kabupaten Barito Kuala.
Usahatani Salak (Studi Kasus Desa
Jurusan Agribisnis FMIPA-Univ. Terbuka Jl.
Pangu Kecamatan Ratahan). Skripsi.
Cabe Raya, Pondok Cabe, Tangerang 15418
Fakultas Pertanian Unsrat. Manado.
UPBJJ-UT Banjarmasin. Jl.Sultan Adam No.128
Hernanto.F, 1991. Ilmu Usaha Tani. Penerbit Swadaya. Jakarta Hidayati,
N.
2011.
Pertanian.
Banjarmasin. Soekartawi,
Jurnal
Jurusan
Ilmi-Ilmu penyuluhan
pertanian Yogyakarta.
2005.
Pembangunan
Pertanian
Indonesia. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta. Soetomo, H. 2001. Teknik Bertanam Salak. Sinar Baru. Bandung.
Hoddi, A. H. Rombe, M. B. Fahrul,. 2011.
Sondakh, J., Novarianto, R,. dan Mantau, Z.
Analisis pendapatan peternakan sapi
Analisis
potong. Fakultas peternakan universitas
Pedesaan Di Sulawesi Utara. Balai Pengkajian
hasannudin.
Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Utara.
Manurung, V. H., G. S. S. Djarkasi, dan L. E. Lalujan.
2008.
Analisis Sifat Fisik
Kinerja
Pembangunan
2008.
Pertanian
Kalasey. Sulut. Sukirno, S.
2000.
Mikro
Ekonomi Modern
Dan Kimia Buah Salak Pangu (Salacca
Perkembangan
Zalacca) Dengan Pelilinan Selama
Sampai Keynesian Baru. Edisi 1. PT Raja
Penyimpanan.
Grafindo. Jakarta.
Fakultas
Pertanian
Unsrat. Manado. Nuryadin,
Asli.
Pemikiran
Dari
:
Klasik
Sumarjono, D. 2004. Diktat Kuliah Ilmu Ekonomi 2012.
Manajemen
Perusahaan. PRESSindo, Yogyakarta. Parannu, M. 2007. Kontribusi Pendapatan Usaha Tani Bunga Potong Terhadap
Produksi.
Program Studi Sosial Ekonomi
Peternakan Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro. Semarang.