JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi M. Pudjihardjo/ Muhammad Ichwan
ANALISIS PENGARUH UPAH, BIAYA BAHAN BAKU, NILAI PRODUKSI, MODAL DAN LAMANYA USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL KENDANG SENTUL DI KOTA BLITAR
Retno Murnisari
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 RAYON MADYA WLINGI BLITAR
Sandi E. Suprajang
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGAMBIL KEPUTUSAN MEMBELI RUMAH (Studi pada Perumahan Wisma Indah Kota Blitar)
Muniroh
PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA
Madjid Ridwan/ Yudhanta S.Kreshna/ Citra Nurhayati
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER TERHADAP KUALITAS INFORMASI (Survey Pada Bank Umum di Kabupaten Bangkalan)
Iklima Fithri A.
PENGARUH PIMPINAN YANG EFEKTIF TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI PADA KPRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
Iwan Setya Putra/ Syafni Usriyati
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT PADA RUMAH SAKIT SYUHADA HAJI BLITAR
[Vol 3, No. 2]
Hal. 1 - 105
Desember 2011
ISSN 2088-6268
Diterbitkan oleh: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR Jl. Mastrip 59 Blitar 66111, Telp./Fax : (0342) 802330/813788 Email :
[email protected]
[STIE KESUMA NEGARA BLITAR]
1
Vol.3, No. 2, Desember 2011
ISSN 2088-6268
JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Daftar Isi: M. Pudjihardjo/ Muhammad Ichwan
ANALISIS PENGARUH UPAH, BIAYA BAHAN BAKU, NILAI PRODUKSI, MODAL DAN LAMANYA USAHA TERHADAP PENYERAPAN TENAGA KERJA PADA INDUSTRI KECIL KENDANG SENTUL DI KOTA BLITAR (Hal. 1 – 11)
Retno Murnisari
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 RAYON MADYA WLINGI BLITAR (Hal. 12 – 28)
Sandi E. Suprajang
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSUMEN MENGAMBIL KEPUTUSAN MEMBELI RUMAH (Studi pada Perumahan Wisma Indah Kota Blitar) (Hal. 29 – 39)
Muniroh
PENGARUH KEPATUHAN WAJIB PAJAK DAN PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA (Hal. 40 – 56)
Madjid Ridwan/ Yudhanta S.Kreshna/ Citra Nurhayati
ANALISIS PENERAPAN SISTEM INFORMASI BERBASIS KOMPUTER TERHADAP KUALITAS INFORMASI (Survey Pada Bank Umum di Kabupaten Bangkalan) (Hal. 57 – 68)
Iklima Fithri A.
PENGARUH PIMPINAN YANG EFEKTIF TERHADAP SEMANGAT KERJA PEGAWAI PADA KPRI UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG (Hal. 69 – 79)
Iwan Setya Putra/ Syafni Usriyati
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DALAM PENGENDALIAN PERSEDIAAN OBAT PADA RUMAH SAKIT SYUHADA HAJI BLITAR (Hal. 80 – 105)
iii
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI PADA ASURANSI JIWA BERSAMA BUMIPUTERA 1912 RAYON MADYA WLINGI BLITAR Retno Murnisari Abstrack. Insurance Developments in Indonesia is not free from government interference, among others, the deregulation package dikeluarkanya diterbitkanya a special and specific standards for life insurance. In addition the government also provides support for the development of insurance and hold the guidance and supervision of insurance business in Indonesia with dikeluarkanya Law. 02 of 1992 concerning insurance undertakings and Government Regulation. 73 in 1992 and its implementation with the aim of preparing the Indonesia Insurance industry through human resource development, clarity insurance transaction for all parties concerned and the health of companies both in management and Insurance Management keuanganya can be done by making improvements and the introduction of various fields, especially in accounting treatment and presentation Financial reports are inaccurate and unfair, which can affect the users of Financial Statements in the decision-making or in analyzing the financial statements. Analysis of Financial Statements for the insurance company is a clue that is essential for management in making decisions and eksteren parties in providing information that will be required the users of Financial Statements, so that financial statements are presented in the life insurance industry should be based on the provisions in force concerning the characteristics of the life insurance industry, and in accordance with the things that generally accepted accounting principles umum.Industri Life Insurance has special characteristics that make a typical transaction, it distinguishes insurance company with another business entity. Premiums are recognized as income or will be accepted and known, while the claims or insurance benefits have not occurred and was filled with uncertainty, both the incidence and jumlahnya. Pada Life Insurance industry is the insured party (the buyer of insurance contract) to pay premiums in advance, or deposit insurance premiums to the company insurance before something or the insured event occurs. This payment represents income (revenue) for insurance companies. At the time the insurance contract is approved, insurance companies usually do not know if he would pay for insurance benefits, how much the payments, and if it does, when it happens. This will impact on revenue recognition issues and the measurement of burden. Kata Kunci : Asuransi Jiwa, Perlakuan Akuntansi PSAK No. 36 I.
PENDAHULUAN Perkembangan Asuransi di Indonesia tidak lepas dari campur tangan pemerintah yang antara lain dengan dikeluarkannya paket deregulasi khusus dan diterbitkanya suatu standar khusus untuk Asuransi Jiwa. Selain itu pemerintah juga memberikan dukungan terhadap perkembangan Asuransi dan mengadakan pembinaan dan pengawasan terhadap usaha perasuransian di Indonesia dengan dikeluarkannya UU No. 02 tahun 1992 tentang usaha perasuransian dan Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1992 beserta pelaksanaannya dengan tujuan mempersiapkan industri Asuransi Indonesia melalui pengembangan sumber daya manusia, kejelasan transaksi Asuransi bagi semua pihak yang berkepentingan dan kesehatan perusahaan baik dalam manajemen maupun keuangannya. Pengelolaan Asuransi dapat dilakukan dengan mengadakan penyempurnaan dan pengenalan dalam berbagai bidang khususnya perlakuan Akuntansi dan penyajian Laporan Keuangan yang kurang tepat dan tidak wajar, yang dapat mempengaruhi para pemakai Laporan Keuangan di dalam pengambilan keputusan atau di dalam menganalisis Laporan Keuangan. Analisis Laporan Keuangan bagi perusahaan Asuransi merupakan petunjuk yang sangat penting bagi manajemen di dalam mengambil keputusan maupun pihak eksteren di dalam memberikan informasi yang akan dibutuhkan pihak pemakai Laporan Keuangan, sehingga laporan keuangan yang disajikan dalam industri asuransi jiwa harus berdasarkan ketentuan yang berlaku mengenai karakteristik-karakteristik dari industri asuransi jiwa, dan sesuai dengan hal-hal yang berlaku umum berdasarkan prinsip akuntansi umum.
12
Industri Asuransi Jiwa memiliki karakteristik khusus yang membuat transaksi menjadi khas, hal tersebut membedakan perusahaan Asuransi dengan badan usaha lain. Premi diakui sebagai pendapatan akan diterima dan atau diketahui, sementara klaim atau manfaat asuransi belum terjadi dan diliputi rasa ketidak pastian, baik kejadian maupun jumlahnya. Pada industri Asuransi Jiwa ini pihak tertanggung (pembeli kontrak asuransi) membayar terlebih dahulu premi asuransi atau titipan premi kepada perusahaan asuransi sebelum sesuatu atau peristiwa yang diasuransikan terjadi. Pembayaran ini merupakan pendapatan (revenue) bagi perusahaan asuransi. Pada saat kontrak asuransi disetujui, perusahaan asuransi biasanya belum mengetahui apakah ia akan membayar manfaat asuransi, seberapa besar pembayaran itu, dan kalau terjadi, kapan terjadinya. Hal ini akan berpengaruh pada masalah pengakuan pendapatan dan pengukuran beban. II.
TELAAH LITERATUR Pada dasarnya Akuntansi dimaksudkan untuk menyediakan informasi keuangan mengenai suatu badan usaha yang akan dipergunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sebagai bahan pertimbangan di dalam pengambilan keputusan ekonomi”. Menurut Prinsip Akuntansi Indonesia (1991;08) Laporan Keuangan adalah “Suatu laporan yang dapat menggambarkan secara jelas sifat dan perkembangan perusahaan yang dialami perusahaan dari waktu kewaktu”. Tujuan umum Laporan Keuangan dapat dinyatakan sebagai berikut : 1. Untuk memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai Aktiva dan Kewajiban serta Modal suatu perusahaan. 2. Untuk memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam Aktiva netto (Aktiva dikurangi Kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memperoleh laba. 3. Untuk memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan didalam menaksir potensi perusahaan dalam menghasilkan laba. 4. Untuk memberikan informasi penting mengenai perubahan dalam Aktiva dan Kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas pembiayaan dan investasi. 5. Untuk mengungkapkan sejauh mengkin informasi lain yang berhubungan dengan Laporan Keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi mengenai kebijakan Akuntansi yang dianut perusahaan. Menurut Kasmir (2001;206) Asuransi ialah “Perusahaan yang melakukan usaha pertanggungan terhadap resiko yang akan dihadapi nasabahnya”. Dalam Djojosoedarso terdapat beberapa definisi dari para ahli mengenai Asuransi antara lain: Definisi menurut pasal 246 Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) Republik Indonesia (1997;71) Asuransi adalah “Suatu perjanjian, dengan mana seseorang penanggung mengikat diri kepada tertanggung, dengan menerima suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi karena suatu peristiwa tertentu”.Definisi Asuransi menurut Mehr dan Commack (1997;71) “Asuransi adalah alat sosial yang mengurangi resiko, dengan menggabungkan unit-unit yang terkena resiko, sehingga kerugian-kerugian individual mereka secara kolektif dapat diramalkan, kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang bergabung”.Definisi Asuransi menurut Willet (1997;71) “Asuransi adalah alat sosial untuk mengumpulkan dana guna mengatasi kerugian modal yang taktentu, yang dilakukan melalui pemindahan resiko dan banyak individu kepada seseorang atau sekelompok orang”. Berdasarkan definisi-definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Asuransi adalah suatu mekanisme yang memberikan perlindungan kepada tertanggung apabila terjadi resiko dimasa yang akan datang, apabila resiko tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara pihak penanggung dan tertanggung. Prinsip-Prinsip Asuransi Pelaksanaan perjanjian asuransi antara perusahaan asuransi dengan pihak nasabahnya tidak dapat dilakukan dengan sembarangan setiap perjanjian dilakukan mengandung prinsip-prinsip asuransi. Tujuannya adalah untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan dikemudian hari antara pihak perusahaan asuransi dengan pihak
13
nasabahnya. Menurut Kasmir (2001 ; 265) prinsip-prinsip asuransi yang dimaksud adalah sebagai berikut : 1. Insurable Interest Berdasarkan pada hukum yang bertujuan untuk mempertanggungkan suatu resiko yang berkaitan dengan keuangan, yang sah diakui secara hukum antara tertanggung dan suatu yang dipertanggungkan yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum.Antara tertanggung dan suatu yang dipertanggungkan yang dapat menimbulkan hak dan kewajiban keuangan secara hukum. 2. Utmost Good Faith atau Itikad Baik Dalam penetapan setiap kontrak haruslah didasarkan pada itikad baik antara tertanggung dan penanggung mengenai seluruh informasi baik material maupun immaterial. 3. Idemnity atau Ganti Rugi Artinya mengendalikan posisi keuangan tertanggung setelah terjadi kerugian. 4. Proximate Cause Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu peristiwa secara berurutan dan investasi kekuatan lain, diawali kekuatan dan bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dari independen. 5. Subrogation Merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi pada pihak lain yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu kerugian. 6. Contribution Suatu prinsip dimana penanggung berhak mengajak penanggung lain yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut membayar ganti rugi kepada tertanggung, meskipun jumlah tanggungan masing-masing penanggung belum tentu sama besarnya. III.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah jenis penelitian Deskriptif, yang merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu kejadian, yang bertujuan untuk mengetahui dan mengkaji perlakuan Akuntansi atas transaksi pendapatan dan beban, serta membandingkan perlakuan Akuntansi perusahaan dengan PSAK No. 36 tentang Akuntansi Asuransi Jiwa. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini adalah data sekunder, yang merupakan sumber data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian, misalnya data tentang gambaran perusahaan, sejarah perusahaan, data tentang jenis produk perusahaan dan laporan-laporan yang ada kaitanya tentang perusahaan. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah dengan metode dokumentasi yaitu dengan cara mengumpulkan catatan-catatan perusahaan guna mendapatkan data yang akan digunakan dalam penelitian, selain itu peneliti juga menggunakan metode interview yaitu menanyai secara langsung pihak-pihak yang terkait. Perlakuan Akuntansi untuk Pendapatan dan Beban Pada Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi A. Pengakuan Pendapatan Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi merupakan perusahaan yang menjual produk jasa, maka transaksi penjualan jasa yang diakui sebagai pendapatan premi, karena pendapatan premi merupakan pendapatan yang berasal dari operasional utama perusahaan. Pembayaran premi dilakukan dengan cara membayar polis asuransi yaitu yang dibayarkan secara periodik sesuai dengan kontrak atau perjanjian yang telah disepakati. Pendapatan premi pada perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi ada 2 cara:
14
a. b.
Pendapatan premi berkala Pembayarannya dilakukan berdasarkan periode asuransi yaitu triwulan (3 bulan sekali), semesteran (6 bulan sekali), dan tahunan (1 tahun sekali). Pendapatan premi sekaligus Pembayaran dilakukan sekaligus diawal kontrak perjanjian asuransi. Kedua premi diatas diakui pada saat pembayaran premi yang dilakukan oleh pemegang polis. Penjurnalan yang dilakukan oleh perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi adalah sebagai berikut : a. Untuk mencatat penutupan polis secara berkala Piutang premi xxx Pendapatan premi xxx b. Untuk mencatat penutupan polis sekaligus atau pendapatan premi secara kontan Kas : xxx Pendapatan premi : xxx
Contoh 1 : Perusahaan AJB Bumiputera 1912 menerima premi dari Tn. Amir yang berusia 30 th. Premi dibayar tunai atau sekaligus dengan uang pertanggungan sebesar Rp. 50.000.000 jangka waktu kontrak 15 th mulai asuransi. Dengan premi tunggal Rp. 16.700.000, komisi 30% untuk agen. Maka penyelesaiannya: Komisi : 3% x 16.700.000 = 501.000 SUJ : 4/1000X 50.000.000 = 200.000 Pendapatan premi = 16.700.000 – (501.000 + 200.000) = 15.999.000 Jurnalnya Kas 15.999.000 Pendapatan premi 15.999.000 Contoh 2 : Jika Tn. Amir (30 th) ikut asuransi dengan uang pertanggungan Rp. 50.000.000 dan masa kontrak 15 th, membayar premi secara berkala dengan cara triwulan, kewajiban yang harus dipenuhi Tn. Amir sebesar Rp. 30.825.000. Maka penyelesaiannya : Premi triwulan = Rp. 534.300 Premi per tahun Rp 30.825.000 / 15 = Rp 2.055.000 Premi triwulan = 26%* 2.055.000 = Rp 534.300 Komisi (provisi agen) : 3%x534.000 = Rp 16.029 SUJ : 4/1000* Rp 50.000.000 = Rp 200.000 (dibayar pada premi I) Jurnalnya : Kas 318.271 Pendapatan premi 318.271 Piutang premi 30.506.729 Pendapatan premi 30.506.729 Dalam melakukan pembayaran premi, yang harus dilakukan oleh pemegang polis AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi adalah sebagai berikut : a. Premi dari asuransi ini adalah premi tahunan dan dengan persetujuan Badan dapat diangsur beberapa angsuran. b. Uang premi harus dibayar dimuka di kantor pusat Badan atau tempat lain yang ditetapkan oleh Badan. c. Jika karena sesuatu hal pengutiban atau penagihan premi tidak dilakukan tepat pada waktunya oleh Badan, tidak membebaskan kewajiban pemegang polis untuk membayar premi kepada Badan. d. Uang premi yang belum dibayar dalam bulan jatuh temponya akan dikenakan biaya oleh badan dengan tingkat bunga yang wajar. Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi akan mengakui dan menganggap premi sudah mempunyai nilai tunai jika : 1. Premi dibayar sekaligus secara terus menerus maka polis akan mempunyai nilai tunai yang saat dan besarnya ditentukan oleh Badan berdasarkan teknis asuransi (aktuaria). 2. Daftar nilai tunai tercantum dalam polis Apabila pemegang polis tidak mampu membayar atau memenuhi kewajibannya untuk pembayaran premi dalam waktu yang telah ditentukan, maka
15
kontrak pertanggungan atau asuransi dianggap batal atau pihak pemegang polis dapat menggadaikan polisnya. Jika pembayaran premi terhenti karena suatu sebab sehingga tunggakan premi melebihi masa kelonggaran maka tanpa memerlukan pemberitahuan terlebih dahulu dan tanpa perantara Hakim perjanjian asuransi menjadi : a) Jika pembayaran premi dihentikan dan / atau tunggakan premi tidak dilunasi dan masa leluasa, sedang polisnya telah mempunyai nilai tunai, maka sejak berakhirnya masa luluasa, secara otomatis polisnya menjadi polis bebas premi dengan uang pertanggungan diperkecil sedang macam asuransinya menjadi macam asuransi yang ditetapkan oleh Badan. b) Pemegang polis dapat meminta nilai tunai dari polis yang masih berlaku atau polis bebas premi dengan menyerahkan polis dan kuitansi pembayaran premi terakhir yang sah kepada Badan, sesuai dengan peraturan yang ditetapkan oleh Badan. c) Asuransi dalam masa leluasa yang telah mempunyai nilai tunai dan tidak dikenakan premi tambahan, atas permintaan pemegang polis secara tertulis diubah menjadi asuransi ekawaktu (asuransi meninggal) dengan uang pertanggungan tetap seperti semula, masa asuransi dan besarnya pembayaran jaminan bila ada ditentukan berdasarkan nilai tunai. Pada saat adanya pembatalan premi perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi akan mengeluarkan biaya penebusan dengan membuat jurnal sebagai berikut : Biaya penebusan xxx Kas xxx Jumlah biaya ini adalah sejumlah premi dari pemegang polis yang masuk atau yang telah dibayar ke perusahaan. B. Pengakuan pendapatan Lain Untuk pengakuan pendapatan lain pada AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi, diperoleh dari penjualan aktiva perusahaan. Pendapatan lain-lain diperoleh dari pemulihan polis (mengaktifkan kembali polis), angsuran dan pelunasan pinjaman polis. Pendapatan ini diakui pada saat dilakukannya transaksi dan pada saat perusahaan menerima pembayaran transaksi dari penjualan aktiva perusahaan. Jurnal pada saat perusahaan menerima aktiva perusahaan adalah sebagai berikut : Kas xxx Pendapatan lain-lain xxx Selain dari pemulihan polis pendapatan lain dari perusahaan AJB Bumiputera 1912 adalah dari hasil investasi. Dari hasil investasi ini perusahaan menerima bunga dari pinjaman pemegang polis. Pengakuan dilakukan pada saat pendapatan diterima dan penjurnalan yang dilakukan adalah sebagai berikut : Kas xxx Pendapatan bunga xxx C. Pengakuan Beban 1. Beban klaim Beban klaim merupakan beban sebagai tuntutan atas ganti rugi atau santunan sesuai dengan yang telah diperjanjikan dalam polis. Biaya klaim meliputi: a. Klaim yang telah disetujui b. Klaim dalam proses penyelesaian c. Klaim yang terjadi namun belum dilaporkan Jumlah klaim dalam proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi namun belum dilaporkan, ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim. Perubahan dalam jumlah estimasi kewajiban klaim, sebagai akibat proses penelaahan lebih lanjut dan perbedaan antara jumlah estimasi klaim dengan klaim yang dibayarkan, seperti yang tertera dalam PSAK No.36 tentang akuntansi asuransi jiwa. Beban klaim diakui pada saat perusahaan mengeluarkan biaya klaim untuk suatu peristiwa atau berakhirnya masa kontak asuransi antara perusahaan dengan pihak pemegang polis. Macam-macam klaim yang ada dalam perusahaan AJB Bumiputera 1912 rayon madya Wlingi meliputi : a. Klaim meninggal dunia Timbul jika tertanggung peserta yang tercantum dalam polis meninggal dunia, sedangkan polisnya dalam keadaan berlaku. b. Klaim penebusan klaim polis/ nilai tunai
16
c.
Timbul jika polis sudah mempunyai nilai tunai, sedangkan pemegang polis memutuskan hubungan asuransinya. Klaim habis kontrak Timbul jika jangka waktu perjanjian asuransi sudah berakhir, sedang polisnya dalam keadaan inforce (premi telah dibayar sampai jangka waktu kontrak). Adapun jurnal yang dibuat perusahaan adalah sebagai berikut : Beban klaim xxx Kas xxx
2. Reversionary Bonus Reversionary bonus merupakan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan yang berupa bonus yang diberikan kepada pemegang polis, jikia masa asuransi berakhir atau habis kontrak dan penebusan klaim telah diberikan. Jurnal yang dibuat perusahaan: Reversionary bonus xxx Kas xxx 3. Biaya Asuransi Biaya asuransi yang ada pada perusahaan AJB Bumiputera 1912 rayon madya Wlingi meliputi: a. Biaya penutupan Biaya penutupan merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan pada waktu terjadi penutupan premi, yang diberikan kepada agen/ pihak tertanggung. Yang berupa provisi penutupan premi, bonus produksi, uang pengwasan, dan lain-lain yang diterima agen. Jurnal yang dibuat: Biaya penutupan xxx Kas xxx b. Biaya penagihan Biaya komisi penagihan juga disebut biaya inkaso, yang merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan pada saat pemegang polis membayar premi lanjutan yang diberikan kepada agen ( penanggung) asuransi. Adapun jurnal yang dibuat perusahaan adalah sebagai berikut: Biaya inkaso xxx Kas xxx 4. Biaya Operasional Biaya operasional merupakan biaya yang dikeluarkan untuk suatu proses operasional perusahaan dan kegiatan perusahaan. Pada AJB Bumiputera 1912 rayon madya Wlingi yang meliputi biaya operasional adalah: a. Biaya pertama Biaya ini merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan yang diberikan kepada pegawai dinas luar. Yang berupa biaya gaji pegawai dinas luar ( PDL), honorarium PDL, biaya pendidikan agen, tunjangan PDL dan lain-lain. b. Biaya umum Biaya umum merupakan biaya yang dikeluarkan oleh prusahaan berkaitan dengan kegiatan perusahaan, seperti: gaji pegawai dinas dalam ( PDD), honorarium PDD, biaya alat-alat kantor, biaya pemelaiharaan alat-alat kantor, biaya cetak, biaya sewa gedung, biaya telepon, biaya listrik dan lain-lain. c.
Biaya investasi Biaya investasi meliputi biaya komisi berupa komisi penagihan pinjaman polis. Jurnal yang dibuat perusahaan: Biaya operasional xxx Kas xxx
D. Pengukuran Pos-pos Laporan Keuangan Pengukuran merupakan penerapan jumlah uang atau nilai untuk mengakui dan memasukkan setiap unsur laporan keuangan ke dalam neraca dan laporan laba rugi. Untuk mengetahui pengukuran laporan keuangan pada AJB Bumiputera 1912 rayon madya Wlingi dapat diketahui dari banyaknya premi yang diterima dari pemegang polis.
17
Untuk pengukuran laporan keuangan pada perusahaan AJB Bumiputera 1912 rayon madya Wlingi diakui atas dasar kas, maka pendapatan diukur dari sejumlah kas yang diterima karena perusahaan AJB Bumiputera 1912 rayon madya Wlingi menggunakan instrumen premi untuk mengukur pendapatan yang diterimanya. E. Penyajian Laporan Keuangan Penyajian laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan AJB 1912 Rayon Madya Wlingi Blitar berupa laporan neraca dan laporan laba rugi. 1. Laporan Laba rugi Laporan laba rugi pada AJB Bumiputera 1912 rayon madya Wlingi disusun dalam bentuk single step. Pendapatan premi disajikan terpisah antara premi pertama, premi lanjutan tahun pertama, dan premi lanjutan sehingga didapat hasil pendapatan premi atau premi bruto. Pendapatan hasil investasi diperoleh dari hasil bunga pinjaman kepada pemegang polis dan pemulihan polis atau pengaktifan polis. Untuk laporan laba rugi perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi dapat dilihat pada table 1. TABEL 1 PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 RAYON MADYA WLINGI Laporan Rugi Laba Untuk Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009 & 2010 PENERIMAAN Premi tahun pertama : Premi pertama Premi lanjutan tahun pertama Jumlah premi pertama Premi lanjutan Potongan premi Jumlah premi Hasil investasi : Hasil bunga & pinjaman Lain-lain Jumlah penerimaan PENGELUARAN Banyak klaim : Klaim meninggal Klaim penebusan Klaim habis kontrak Reversionary bonus Jumlah biaya klaim Biaya komisi : Komisi penutupan Komisi penagihan Jumlah biaya komisi Biaya operasional : Biaya pertama Biaya umum Biaya investasi Jumlah biaya operasional Jumlah pengeluaran Laba bersih
2009
2010
1.230.177.842 498.087.617 1.728.265.459 2.863.723 (6.783.567) 4.585.205.866
1.504.526.636 356.571.023 1.861.097.659 3.248.335.833 (7.346.585) 5.102.086.907
185.642.866 7.326.927 4.778.175.659
234.690.786 10.342.961 5.356.120.654
132.883.839 640.504.005 759.536.782 28.963.136 1.561.887.842
281.864.266 449.423.337 853.586.009 21.008.328 1.605.884.940
452.843.734 113.206.368 556.050.102
393.480.257 126.553.823 520.034.080
362.463.003 61.464.123 4.579.634 428.506.760 2.556.444.704 2.221.730.955
305.454.280 95.297.271 6.392.344 407.344.280 2.533.263.300 2.822.857.354
Sumber data : Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi
2. Neraca
Pada perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi Blitar menyajikan neraca dengan mengelompokkan aktiva menurut lancar dan tidak lancar, dengan mendahulukan aktiva lancar, baru kemudian investasi. Sedangkan kelompok pasiva dengan mendahulukan hutang lancar kemudian akun-akun yang lain berdasarkan urutan jatuh tempo. Akun-akun yang lain disajikan berdasarkan urutan likuiditas. Untuk laporan neraca dapat dilihat pada table 2.
18
TABEL 2 PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 RAYON MADYA WLINGI Neraca Per 31 Desember 2009 & 2010 AKTIVA Aktiva lancar : Kas Bank Piutang premi Piutang sewa jangka panjang Piutang lain-lain Biaya dibayar dimuka Jumlah aktiva lancar Investasi: Deposito wajib Deposito biasa Pinjaman pegawai Pinjaman polis Investasi lain Jumlah investasi Aktiva tetap: Inventaris kantor Mesin komputer Perabot kantor Akumulasi Penyusutan Jumlah aktiva tetap Jumlah aktiva PASIVA Hutang lain-lain Hutang klaim Premi yang belum merupakan pendapatan Pendapatan diterima dimuka Ekuitas Modal Cadangan premi Laba Rekening Koran Jumlah pasiva
2009
2010
28.822.119 16.657.144 54.357.177 10.000.000 75.900 138.320 107.050.660
36.883.691 36.870.529 47.543.277 10.000.000 345.900 131.643.397
2.954.121 2.210.251.537 262.627.931 256.800 2.476.090.389
1.454.072 2.392.680.900 3.532.000 383.415.834 204.800 2.781.287.606
6.017.400 6.017.400 (2.005.800) 10.029.000 2.593.170.049
6.950.604 14.484.027 3.944.881,2 (3.944.881,2) 19.724.406 2.932.655.409
1.840.000 2.089.472 22.080.176
3.100.000 837.759 23.371.291
4.998.628
561.481
340.430.818 2.221.730.955 2.593.170.049
7.217.586 2.822.857.754 74.709538 2.932.655.409
Sumber data : Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi
IV. A.
HASIL & ANALISIS PENGUJIAN Perlakuan Akuntansi yang Tepat menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK No. 36) PSAK No. 36 adalah pernyataan dari Ikatan Akuntan Indonesia yang mengatur perlakuan Akuntansi untuk transaksi yang berkaitan secara khusus dengan industri Asuransi Jiwa. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa pencatatan dan penjurnalan yang dilakukan perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi masih terdapat kekurangan. Perusahan hanya melakukan penjurnalan dengan mencatat penerimaan premi dan belum melakukan pencatatan terhadap klaim yang belum jatuh tempo. Menurut PSAK No.36 seharusnya perusahaan melakukan penjurnalan pada saat penerimaan premi dan jurnal untuk mencatat terjadinya klaim. 1. Jurnal untuk mencatat penerimaan premi Premi ini merupakan pendapatan utama yang diperoleh perusahaan. Premi diperoleh sehubungan dengan kontrak asuransi yang diakui sebagai pendapatan selama periode kontrak asuransi. Jurnal untuk mencatat penerimaan premi seharusnya dibedakan menjadi dua yaitu pada saat terjadinya transaksi dan pada periode akuntansi Pencatatan pada saat terjadinya transaksi pada perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi telah mengakui pendapatan dengan mencatat pada periode terjadinya yaitu dengan mengakui semua pembayaran cicilan ( berkala) ataupun sekaligus. Perusahaan mengakui pembayaran secara sekaligus dengan mendebet pendapatan premi. Kas didebet karena adanya aliran kas masuk.
19
Disamping itu perusahaan juga mengakui pembayaran premi secara cicilan (berkala) dengan mengakui semua pembayaran cicilan pada periode terjadinya dengan mendebet kas dan piutang premi dan mengkredit pendapatan premi. Kas/ Bank rayon akan didebet karena ada aliran kas masuk yang berasal dari cicikan pembayaran premi pada periode terjadinya. Sedangkan sisa premi yang masih harus dibayar akan dimasukkan sebagai piutang premi. Jurnal yang dilakukan untuk mengkui pendapatn premi atas polis yang dijual dan pembaayaran premi pada saat periode terjadinya adalah sebagai berikut: Pada tanggal 26 Juni 2010 perusahaan Asuransi Jiwa Bersama Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi menerima pembayaran premi asuransi dari tertanggung dengan uang pertanggungan (UP) Rp 50.000.000 yang dibayarkan berkala 3 bulanan. Besarnya keseluruhan npremi yang harus dibayarkan ke perusahaan adalah Rp 30.825.000 setelah dikurangi dengan komisi penutupan yang dilakukan agen/ penanggung. Jurnal yang dibuat adalah sebagai berikut: Kas 175.000 Piutang premi 30.650.000 Pendapatan premi 30.825.000 (Pengakuan pendapatan atas polis yang dijual dan pembayaran premi pada saat periode) Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka pengakuan pendapatan pada perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi sudah sesuai dengan PSAK No.36 tentang akuntansi asuransi jiwa, dimana perusahaan sudah mengkui pendapatan atas dasar penerimaan kas yang masuk (cash basis). Disamping pencatatan pada periode terjadinya seharusnya perusahaan juga melakukan pencatatan pada akhir periode akuntansi, yaitu biasanya kantor rayonakan menyetor dana kas yang ada dikantor cabang sehingga berdasarkan PSAK No.36 pihak kantor rayon akan mendebet kas/bank cabang dan mengkredit kas/bank rayon. Kas/bank cabang akan didebet karena ada aliran kas masuk dari kantor rayon, dan aliran kas /bank rayon akan dikredit karena adanya aliran kas keluar ke kantor cabang. Pada akhir periode bulan Desember 2009 perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi mengirimkan sebagian besar kasnya kekantor cabang sebesar Rp 344.489.670 Penjurnalan yang dilakukan : Kas/kantor cabang 344.489.670 Kas/kantor rayon 344.489.670 2. Jurnal untuk mencatat terjadinya klaim Pencatatan terhadap terjadinya klaim yang dilakukan oleh perusahaan hanya melakukan pencatatan dengan mendebet beban klaim dan mengkredit kas, dan hal ini tidak sesuai dengan (PSAK) No.36 tentang akuntansi asuransi jiwa. Seharusnya perusahaan juga mencatat klaim yang terjadi pada saat jatuh tempo walaupun belum menjadi klaim, maka pihak kantor cabang akan mengakui klaim yang terjadi sebagai beban dengan mendebet beban klaim dan mengkredit klaim yang masih harus dibayar. Pada tanggal 20 Juni 2010 polis terhadap klien telah jatuh tempo sebesar Rp. 30.825.000 Jurnal yang dilakukan adalah sebagai berikut: Beban klaim 30.825.000 Klaim yang masih harus dibayar 30.825.000 (Untuk mengakui klaim sebagai beban) Pada saat jatuh tempo, pihak kantor cabang akan menyerahkan dana untuk membayar klaim pada kantor rayon, sehingga pihak kantor rayon akan mendebet kas/bank rayon karena adanya aliran kas masuk pada kantor rayon dan mengkredit kas/bank cabang karena adanya aliran kas keluar pada kantor cabang. Pada tanggal 20 Juni 2010 kantor cabang akan menyerahkan dana kas untuk membayar dana klaim kepada kantor rayon sebesar Rp. 202.745.000 Jurnal yang dilakukan adalah sebagai berikut: Kas/bank rayon 202.745.000 Kas/bank cabang 202.745.000 (Untuk mencatat penyerahan dana klaim dari kantor cabang pada kantor rayon)
20
Pada saat terjadi klaim di kantor rayon, maka klaim yang masih harus dibayar akan didebet sebesar jumlah klaim yang terjadi dan kas/ bank rayon akan dikredit. Pada tanggal 26 Juni 2010 kantor rayon terkena klaim terhadap klien sebesar Rp. 66.217.709 Jurnal yang dilakukan adalah sebagai berikut : Klaim yang masih harus dibayar 66.217.709 Kas/bank rayon 66.217.709 (Untuk mencatat pembayar klaim pada tertanggung) Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan terhadap terjadinya klaim maka pencatatan dan jumlah yang dilakukan perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi terhadap terjadinya klaim belum sesuai dengan PSAK No.36 tentang akuntansi asuransi jiwa. B. Pengukuran dan Penyajian Laporan keuangan yang Tepat Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.36) 1. Pengukuran Laporan Keuangan Pada perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi dasar pengukuran yang digunakan sudah sesuai dengan dasar pengukuran yang lazim digunakan oleh perusahaan yaitu Biaya Historis (historical cost). Pada dasar pengukuran biaya historis pada AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi pendapatan diukur dari seberapa besar pendapatan premi yang diterima. Dalam biaya historis aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesar jumlah premi yang diterima sebagai penukar dari kewajiban dalam pelaksanaan usaha yang normal. Dalam biaya historis ini dasar pengukuran yang digunakan perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi menggunakan instrumen premi untuk mengukur pendapatan yang diterima. Berdasarkan dari analisis yang telah dilakukan maka pengukuran laporan keuangan yang telah dilakukan perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi sudah sesuai dengan PSAK No.36 tentang akuntansi asuransi jiwa, bahwa dasar pengukuran pendapatan adalah pendapatan premi dan dasar pengukuran beban adalah seberapa besar kas yang telah dikeluarkan. 2. Penyajian Laporan Keuangan a. Neraca Dalam penyajian neraca, aktiva dan kewajiban tidak dikelompokkan menurut lancar atau tidak lancar (unclassified), tetapi mendahulukan akun investiasi dan kelompok akun kewajiban kepada pemegang polis. 1) Aktiva Aktiva disajikan dengan menempatkan akun investasi pada urutan pertama diikuti akun-akun aktiva yang lain. Akun-akun yang lain disajikan berdasarkan urutan likuiditas. 2) Kewajiban Kewajiban disajikan dengan menempatkan akun kewajiban kepada pemegang polis pada urutan pertama dan diikuti oleh akun-akun kewajiban yang lain. Akun-akun kewajiban yang lain disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo 3) Ekuitas Ekuitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum b. Laporan laba rugi Laporan laba rugi disusun dalam bentuk single step. Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa sehingga jumlah premi bruto, premi asuransi dan kenaikan (penurunan) premi yang belum merupakan pendapatan. Premi reasuransi disajikan sebagai pengurangan premi bruto. Hasil investasi disajikan setelah pendapatan investasi dikurangi dengan beban investasi terkait langsung. Keuntungan (kerugian) penjualan investasi, dan selisih kurs valuta asing yang berkaitan dengan investasi disajikan sebagai hasil dari investasi.
21
Yang merupakan komponen dalam laporan laba rugi adalah : 1) Pendapatan a) Premi kontrak jangka pendek Diakui sebagai pendapatan dalam periode kontrak sesuai dengan proposal jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Jika periode resiko berbeda secara signifikan dalam periode kontrak, premi diakui sebagai pendapatan selama periode sesuai dengan proposal jumlah proteksi asuransi yang diberikan. Hal ini menyebabkan premi diakui sebagai pendapatan secara merata sepangjang periode kontrak (atau periode resiko, ini jika berbeda), kecuali jika proteksi asuransi menurun sesuai dengan skedul yang telah ditentukan sebelumnya. b) Premi Kontrak Jangka Panjang Diakui sebagai pendapatan pada saat jatuh tempo dari pemegang polis. Kewajiban untuk biaya yang diharapkan timbul sehubungan dengan kontrak tersebut diakui selama periode sekarang dan periode diperbaharuinya kontrak. 2) Beban a) Beban Klaim Klaim meliputi klaim yang telah disetujui (settled claim) klaim dalam proses penyelesaian (outstanding claims) dan klaim yang terjadi namun belum dilaporkan. Jumlah klaim ditentukan berdasarkan estimasi kewajiban klaim tersebut, diakui sebagai penambah atau pengurang beban dalam laporan rugi laba pada periode terjadinya perubahan. Klaim reasuransi diakui sebagai pengurang beban klaim pada periode yang sama dengan pengakuan beban klaim. b) Beban akuisisi Beban akuisisi dialokasikan berdasarkan perhitungan aktuaria kerena kewajiban manfaat polis masa depan menggunakan metode tingkat premi murni (net level premium method). TABEL 3 PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 RAYON MADYA WLINGI Laporan Laba Rugi Sebelum dan Setelah Perubahan Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009 Uraian PENERIMAAN Premi tahun pertama : Premi pertama Premi lanjutan tahun pertama Jumlah premi pertama Premi lanjutan Potongan premi asuransi Jumlah premi Hasil investasi : Hasil bunga & pinjaman Lain-lain Jumlah penerimaan PENGELUARAN Banyak klaim : Klaim meninggal Klaim penebusan Klaim habis kontrak Reversionary bonus Jumlah biaya klaim Biaya komisi : Komisi penutupan Komisi penagihan Jumlah biaya komisi Biaya operasional : Biaya pertama Biaya umum Biaya investasi Jumlah biaya operasional Jumlah pengeluaran Laba bersih
Sebelum 2009
Sesudah 2010
1.230.177.842 498.087.617 1.728.265.459
Menurut PSAK No.36 PENDAPATAN Pendapatan premi: Pendapatan bruto Ditambah : kenaikan premi yg blm mrpkn pendapatan
(6.783.567) 4.585.205.866
1.728.265.459 2.863.723 (6.783.567) 4.585.205.866
185.642.866 7.326.927 4.778.175.659
185.642.866 7.326.927 4.778.175.659
Hasil investasi Pendapatan lain-lain Jumlah pendapatan premi
132.883.839 640.504.005 759.536.782 28.963.136 1.561.887.842
132.783.839 640.504.005 759.536.782 28.963.136 1.561.887.842
BEBAN Klaim meninggal Klaim penebusan Klaim habis kontrak Reversionary bonus Klaim & manfaat asuransi
452.843.734 113.206.368 556.050.102
452.743.734 113.206.368 556.050.102
Komisi penutupan Komisi penagihan Amortisasi biaya akuisisi ditangguhkan
362.463.003 61.464.123 4.579.634 428.506.760
362.463.003 61.464.123 4.579.634 428.506.760
Pemasaran Umum dan administrasi Hasil (beban) lain-lain Jumlah beban operasional
2.556.444.704 2.221.730.955
2.556.444.704 2.221.730.955
Dikurangi : premi asuransi Jumlah pendapatan premi
Jumlah pengeluaran Laba bersih
Sumber data : Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi
22
TABEL 4 PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 RAYON MADYA WLINGI Laporan Laba Rugi Sebelum dan Setelah Perubahan Periode Tahun yang Berakhir 31 Desember 2010 Uraian PENERIMAAN Premi tahun pertama : Premi pertama Premi lanjutan tahun pertama Jumlah premi pertama Premi lanjutan Potongan premi asuransi Jumlah premi Hasil investasi : Hasil bunga & pinjaman Lain-lain Jumlah penerimaan PENGELUARAN Banyak klaim : Klaim meninggal Klaim penebusan Klaim habis kontrak Reversionary bonus Jumlah biaya klaim Biaya komisi : Komisi penutupan Komisi penagihan Jumlah biaya komisi Biaya operasional : Biaya pertama Biaya umum Biaya investasi Jumlah biaya operasional Jumlah pengeluaran Laba bersih
Sebelum 2009
Sesudah 2010
1.504.526.636 356.571.023
Menurut PSAK No.36 PENDAPATAN Pendapatan premi: Pendapatan bruto Ditambah : kenaikan premi yg blm mrpkn pendapatan
1.861.097.660 3.248.335.833 (7.346.585) 5.102.086.907
1.861.097.660 3.248.335.833 (7.346.585) 5.102.086.907
Dikurangi : premi asuransi Jumlah pendapatan premi
234.690.786 10.342.961 5.356.120.645
234.690.786 10.342.961 5.356.120.645
Hasil investasi Pendapatan lain-lain Jumlah pendapatan premi BEBAN
281.864.266 449.423.337 853.586.009 21.008.328 1.605.884.940
Klaim meninggal Klaim penebusan Klaim habis kontrak Reversionary bonus Klaim & manfaat asuransi
1.605.884.940
393.480.257 126.553.823 520.034.080
393.480.257 126.553.823 520.034.080
Komisi penutupan Komisi penagihan Amortisasi biaya akuisisi ditangguhkan
305.454.665 95.297.271 6.592.344
305.454.665 95.297.271 6.592.344
Pemasaran Umum dan administrasi Hasil (beban) lain-lain
407.344.280 2.533.263.300 2.822.857.354
407.334.280 2.533.263.300 2.822.857.354
Jumlah Biaya operasional Jumlah pengeluaran Laba bersih
Sumber data : Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi
Berdasarkan pada table 3 dan 4 bahwa laporan laba rugi perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi telah disajikan sedemikian rupa sesuai dengan PSAK No.36 tentang akuntansi asuransi jiwa, yang disusun secara single step. Laporan laba bersih perusahaan sebelum dan setelah disesuaikan dengan PSAK No.36 tidak mengalami perubahan, laporan laba bersih pada tahun 2009 sebesar Rp. 2.822.857.354,00. Sehingga laporan yang ditetapkan oleh perusahaan tidak menunjukkan perubahan yang terlalu rendah atau terlalu mencolok atau under statement maupun over statement. Hal yang mengalami perubahan hanya terdapat pada istilah-istilah dari masingmasing pos. yang membedakan laporan laba rugi perusahaan dengan laporan laba rugi yang terdapat dalam PSAK No.36 yaitu perusahaan telah mengklarifikasikan pendapatan premi berdasarkan premi yang telah diperoleh dari premi pertama, premi lanjutan tahun pertama, dan premi lanjutan. Seharusnya menurut PSAK No.36 perusahaan mencatat pendapatan premi secara umum yaitu pendapatan bruto. Dengan demikian laporan laba rugi perusahaan telah disajikan sedemikian rupa sesuai dengan PSAK No.36 tentang akuntansi asuransi jiwa. Hal yang sedikit membedakan terdapat pada istilah dari masing-masing pos. Yang merupakan komponen dalam laporan neraca adalah : 1) Aktiva a) Inventaris Sekuritas hutang yang dimaksud untuk dimiliki hingga jatuh tempo (helt to materities) dinyatakan berdasarkan biaya perolehan setelah dikurangi dengan amortisasi premi atau diskonto. Dalam menentukan maksud tersebut, perusahaan harus mempertimbangkan pengalaman yang dimiliki dalam hal penjualan dan transfer sekuritas.
23
b)
Sekuritas hutang dan ekuitas yang dimaksud untuk segera diperdagangkan (trading securities), dinyatakan berdasarkan harga pasar. Perdagangan dalam hal ini mencerminkan pembelian dan penjualan yang aktif dan sering dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan atas perbedaan harga jangka pendek. Sekuritas hutang dan ekuitas yang termasuk dalam kedua kategori diatas diklasifikasikan sebagai “sekuritas yang tersedia untuk dijual” atau (avaliable for sale securities) dan dinyatakan berdasarkan harga pasar. Piutang reasuransi Piutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan hutang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut saldo kredit, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok, kewajiban sebagai hutang reasuransi.
2) Kewajiban a) Kewajiban manfaat polis masa depan Kewajiban manfaat polis masa depan dinyatakan pada neraca berdasarkan perhitungan aktuaria b) Estimasi kewajiban klaim Estimasi kewajiban klaim atas kontrak jangka pendek, khusus asuransi kesehatan dan kecelakaan dinyatakan sebesar jumlah taksiran berdasarkan perhitungan teknis asuransi. c) Premi yang merupakan pendapatan Premi yang belum merupakan pendapatan atas kontrak jangka pendek untuk asuransi kesehatan dan kecelakaan ditentukan dengan cara sebagai berikut : 1) Secara agregat tanpa memperhatikan tanggal penutupan dan besarnya dihitung berdasarkan presentase tertentu dari jumlah premi retensi sendiri untuk jenis pertanggungan atau asuransi. 2) Secara individu dari tiap pertangungan dan besarnya premi yang belum merupakan pendapatan ditetapkan secara proporsional dengan jumlah proteksi yang diberikan, selama periode pertanggungan atau resiko. d) Hutang reasuransi Hutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan piutang reasuransi, kecuali apabila kontrak reasuransi menyatakan adanya kompensasi. Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo debet, maka saldo tersebut harus disajikan pada kelompok aktiva sebagai piutang reasuransi.
24
TABEL 5 PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 RAYON MADYA WLINGI Neraca Sebelum dan Setelah Perubahan Per 31 Desember 2009 Uraian
Sebelum
Sesudah
AKTIVA 2.954.121 2.210.251.537 262.627.937 256.800 2.476.090.389 Aktiva lancar : Kas dan bank Piutang premi Piutang sewa jangka panjang Piutang lain-lain Biaya dibayar dimuka Jumlah aktiva lancar Investasi: Deposito wajib Deposito biasa Pinjaman pegawai Pinjaman polis Investasi lain Jumlah investasi Aktiva tetap: Inventaris kantor Mesin komputer Perabot kantor Akumulasi Penyusutan Jumlah aktiva tetap Jumlah aktiva
Pendapatan diterima dimuka
Aktiva lancar : Kas dan bank Piutang premi Piutang hasil investasi Piutang lain-lain Biaya dibayar dimuka Jumlah aktiva lancar
6.017.400 6.017.400 (2.005.800) 10.029.000
6.017.400 6.017.400 (2.005.800) 10.029.000
Aktiva tetap: Inventaris kantor Mesin komputer Perabot kantor Akumulasi penyusutan Jumlah aktiva tetap
2.593.170.049
2.593.170.049
2.954.121 2.210.251.537 262.627.931 256.800 2.476.090.389
1.840.000 2.089.472 22.080.176 4.998.628
1.840.000 2.089.472 22.080.176 26.009.648 4.998.628
Ekuitas Modal Cadangan premi Laba Rekening koran Jumlah pasiva
Investasi : Deposito wajib Deposito biasa Pinjaman hipotik Pinjaman polis Investasi lain Jumlah investasi
42.479.265 54.357.177 10.000.000 75.900 138.320 107.050.660
42.479.265 54.357.177 10.000.000 75.900 138.320 107.050.660
PASIVA Hutang klaim Hutang lain-lain Hutang klaim Premi yg blm mrpk pendapatan
Menurut PSAK No.36 AKTIVA
Jumlah aktiva PASIVA Kewajiban kepada pemegang polis Kewajiban manfaat polis masa depan Estimasi kewajiban klaim Hutang klaim Premi yang belum merupakan pendapatan Jumlah kewajiban kpd pemegang polis Titipan premi Ekuitas
340.430.818 2.221.730.955 -
340.430.818 2.221.730.955 -
2.593.170.049
2.593.170.049
Modal Laba Rekening koran Jumlah pasiva
Sumber data : Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi
25
TABEL 6 PERUSAHAAN AJB BUMIPUTERA 1912 RAYON MADYA WLINGI Neraca Sebelum dan Setelah Perubahan Per 31 Desember 2010 Uraian
Sebelum
Sesudah
Menurut PSAK No.36
AKTIVA
AKTIVA 1.454.072 2.392.680.900 3.532.000 383.415.834 204.800 2.781.287.606
Aktiva lancar : Kas dan bank Piutang premi Piutang sewa jangka panjang Piutang lain-lain Biaya dibayar dimuka Jumlah aktiva lancar Investasi: Deposito wajib Deposito biasa Pinjaman pegawai Pinjaman polis Investasi lain Jumlah investasi Aktiva tetap: Inventaris kantor Mesin komputer Perabot kantor Akumulasi Penyusutan Jumlah aktiva tetap Jumlah aktiva
Investas: Deposito wajib Deposito biasa Pinjaman hipotik Pinjaman polis Investasi lain Jumlah investasi
73.754.220 47.543.277 10.000.000 345.900 131.643.397
Aktiva lancar: Kas dan bank Piutang premi Piutang hasil investasi Piutang lain-lain Biaya dibayar dimuka Jumlah aktiva lancar
6.950.604 14.484.072 2.234.611,2 (3.944.881,2) 19.724.409
6.950.604 14.484.072 2.234.611,2 (3.944.881,2) 19.724.409
Aktiva tetap: Inventaris kantor Mesin komputer Perabot kantor Akumulasi penyusutan Jumlah aktiva tetap
2.932.655.409
2.932.655.409
73.754.220 47.543.277 10.000.000 345.900 131.643.397 1.454.072 2.392.680.900 3.532.000 383.415.834 204800 2.781.287.606
Jumlah aktiva
PASIVA Hutang klaim Hutang lain-lain Hutang klaim Premi yg blm mrpk pendapatan Pendapatan diterima dimuka
PASIVA 3.100.000 837.759 23.371.291 27.309.050 561.481
3.100.000 837.759 23.371.291 27.309.050 561.481
Kewajiban kepada pemegang polis Kewajiban manfaat polis masa depan Estimasi kewajiban klaim Hutang klaim Premi yang belum merupakan pendapatan Jumlah kewajiban kpd pemegang polis Titipan premi
Ekuitas Modal Cadangan premi Laba Rekening koran Jumlah pasiva
Ekuitas 7.217.568 2.822.857.354 74.709.538 2.932.655.409
7.217.568 2.822.857.354 74.709.538
Modal Laba Rekening koran
2.932.655.409
Jumlah pasiva
Sumber data : Perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi
Berdasarkan table 5 dan table 6 tampak bahwa laporan yang ditetapkan perusahaan tidak mengalami perubahan. Perusahaan telah melaporkan aktiva dan pasiva pada tahun 2009 sebesar Rp. 2.593.170.049,00 dan pada tahun 2010 sebesar Rp. 2.593.170.049,00 setelah disesuaikan dengan PSAK No.36 laporan yang ditetapkan perusahaan tidak mengalami perubahan, sehingga laporan neraca yang ditetapkan perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi tidak under statement maupun over statement Hal yang membedakan penyajian neraca perusahaan dengan penyajian neraca di PSAK No.36 yaitu hanya pada penyusunan dan pencatatan istialah dari masing-masing pos. Dimana perusahaan menyajikan dan menyusun neraca dengan mengelompokkkan aktiva menurut aktiva lain. Sedangkan untuk kelompok pasiva perusahaan menyajikan hutang lancar pada urutan pertama. Menurut PSAK No.36 seharusnya perusahaan menyajikan neraca berdasarkan kelompok-kelompok akun berdasarkan unrutan yang paling likuid. Untuk kelompok aktiva dengan mendahulukan investasi, aktiva lancar, baru kemudian aktiva tetap. Begitu juga untuk pasiva perusahaan seharusnya menempatkan urutan kewajiban kepada pemegang polis pada urutan pertama kemudian diikuti akun yang lain. Untuk kewajiban manfaat polis masa depan yang dalam teknis asuransi disebut cadang premi, perusahaan tidak menyajikan nilai riilnya kedalam neraca, karena kantor pusat menghapusnya ke kas/bank pusat
26
sehingga tidak muncul di neraca kantor rayon. Dan yang berwenang melakukan pencatatan cadangan premi adalah kantor pusat. Berdasarkan dari hasil analisis yang telah dilakukan maka penyusunan neraca perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi belum sesuai dengan PSAK No.36 tentang akuntansi asuransi jiwa. V. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Perlakuan akuntansi atas pendapatan pada AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi secara umum sudah sesuai dengan PSAK No. 36 tentang akuntansi asuransi jiwa, dimana perusahaan sudah mengakui pendapatan pada saat terjadinya transaksi yaitu pembayaran premi, bukan selama periode kontrak asuransi, yang berdasarkan pada penerimaan kas yang masuk (cash basis). 2. Perlakuan akuntansi atas pencatatan beban yang dilakukan perusahaan belum sesuai dengan PSAK No. 36, dimana perusahaan hanya mencatat beban terhadap terjadinya klaim dan belum melakukan pencatatan terhadap klaim yang belum jatuh tempo. 3. Pengukuran laporan keuangan yang telah dilakukan perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi secara umum sudah sesuai dengan PSAK No. 36 tentang akuntansi asuransi jiwa, bahwa dasar pengukuran pendapatan adalah pendapatan premi dan dasar pengukuran beban adalah seberapa besar kas yang telah dikeluarkan. 4. Penyajian laporan laba rugi yang telah disajikan perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi sedemikian rupa sudah sesuai dengan PSAK No. 36 tentang akuntansi asuransi jiwa, hal yang sedikit membedakan terdapat pada istilah dari masing-masing pos. laporan laba rugi yang telah ditetapkan oleh perusahaan tidak under statement maupun over statement. 5. Penyajian laporan neraca yang disusun perusahaan AJB Bumiputera 1912 Rayon Madya Wlingi belum sesuai dengan PSAK No. 36 tentang akuntansi asuransi jiwa, dimana perusahaan menyajikan dan menyusun neraca dengan mengelompokkan aktiva menurut aktiva lancar pada urutan pertama, investasi, baru kemudian aktiva tetap dan diikuti aktiva lain. Sedangkan untuk kelompok pasiva perusahaan telah menyajikan hutang lancar pada urutan pertama. Laporan neraca yang dilaporkan perusahaan tidak under statement maupun over statement. Dari kesimpulan yang ada, maka dapat disarankan untuk perusahaan agar melakukan hal-hal sebagai berikut: 1. Seharusnya perusahaan juga mencatat klaim yang terjadi saat jatuh tempo walaupun belum terjadi klaim. Akibat yang ditanggung perusahaan apabila memberi klaim kepada nasabah sebelum jatuh tempo perusahaan akan kehilangan sebagian kas yang masuk, dan akan mengeluarkan sebagian kas untuk klaim pada nasabah sebelum jatuh tempo, karena terjadi kerugian yang dialami nasabah. Untuk itu perusahaan harus selektif didalam memilih nasabah. 2. Pada penyusunan laporan laba rugi seharusnya perusahaan menyajikan laporan laba rugi dengan menyamakan nama istilah dari masing-masing pos yang sesuai dengan PSAK No. 36 tentang akuntansi asuransi jiwa. 3. Perusahaan seharusnya melakukan penyajian neraca sesuai dengan PSAK No. 36 yaitu menyajikan neraca dengan menyusun berdasarkan kelompok-kelompok akun yang paling likuid. Untuk kelompok aktiva dengan mendahulukan investasi, aktiva lancar, baru kemudian aktiva tetap. Begitu juga untuk kelompok pasiva perusahaan seharusnya menempatkan urutan kewajiban pada pemegang polis pada urutan pertama kemudian diikuti akun yang lain. 4. Perlu adanya koordinasi yang baik tentang penyusunan laporan keuangan yang sesuai dengan PSAK No. 36 tentang akuntansi asuransi jiwa, terutama untuk kantor rayon.
27
DAFTAR REFERENSI Anonim. 2004. summary Materi Diklat Bumiputera, Divisi Asuransi Jiwa Standar Kantor Cabang Kediri. Djojosoedarso, Soesino. 1999. Prinsip-Prinsip Manajemen Resiko Asuransi, Jakarta: Salemba Empat. Ikatan Akuntansi Indonesia. 2000. Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta : Salemba Empat. Indrianto, Nur. 1999. Metode Penelitian Bisnis, Edisi pertama, Yogyakarta :BPFE. Jusuf, AL. Haryono, 1999. Dasar-dasar Akuntansi , Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi, Ykpn,Yogyakarta. Kasmir. 2001. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Revisi 2001, Jakarta : Raja Grafindo Persada. Mamik, 2004. Analisis Perlakuan Akuntansi pada PT. (persero) Asuransi Jiwasraya Malang, Fakultas Ekonomi Universitas Gajayana, Malang. Nasrulloh, 2001. Perlakuan Akuntansi Pendapatan Bagi Hasil pada Bank Syariah, Malang : Fakultas Ekonomi Universitas Gajayana Malang. Prihantoro, Wahyu. 2001. Manajemen Pemasaran dan Tata Usaha Asuransi, Yogyakarta : Kanisius. Siamat, Dahlan. 1999. Manajemen Lembaga Keuangan, Jakarta : Intermedia. Susilo, Sri, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan, Cetakan I, Jakarta : Salemba Empat.
28