JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Aris Sunandes
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEPUTUSAN UNTUK MENGIKUTI PROGRAM ASURANSI DI KOTA BLITAR
Sulistya Dewi W.
PENGARUH VARIABEL-VARIABEL YANG MERUBAH STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA
Siti Sunrowiyati
PENERAPAN METODE AKUNTANSI PERSEDIAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP NERACA DAN LAPORAN LABA RUGI
Retno Murni Sari
PENGARUH KOMITMEN KARYAWAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TULUNGAGUNG TERHADAP PRESTASI KERJA
Sandi Eka S.
PENGARUH KARAKTERISTIK PRODUK TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PENGUNJUNG PADA PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG KARNO KOTA BLITAR
Sumini
PERSEPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP MEREK ROKOK RENDAH TAR DAN RENDAH NIKOTIN
Iwan Setya Putra
EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA SISTEM DAN PROSEDUR BELANJA DI PEMERINTAH KOTA BLITAR
[Vol 3, No. 1]
Hal. 1 - 91
Juni 2011
Diterbitkan oleh: LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN MASYARAKAT (LPPM) SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI KESUMA NEGARA BLITAR Jl. Mastrip 59 Blitar 66111, Telp./Fax : (0342) 802330/813779 Email :
[email protected]
[STIE KESUMA NEGARA BLITAR]
ISSN 2088-6268
Vol.3, No. 1, Juni 2011
ISSN 2088-6268
JURNAL KOMPILEK Jurnal Kompilasi Ilmu Ekonomi Daftar Isi: Aris Sunandes
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEPUTUSAN UNTUK MENGIKUTI PROGRAM ASURANSI DI KOTA BLITAR (Hal. 1 - 13)
Sulistya Dewi W.
PENGARUH VARIABEL-VARIABEL YANG MERUBAH STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MAKANAN DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Hal. 14 - 31)
Siti Sunrowiyati
PENERAPAN METODE AKUNTANSI PERSEDIAAN SERTA PENGARUHNYA TERHADAP NERACA DAN LAPORAN LABA RUGI (Hal. 32 - 39)
Retno Murni Sari
PENGARUH KOMITMEN KARYAWAN PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM KABUPATEN TULUNGAGUNG TERHADAP PRESTASI KERJA (Hal. 40 - 48)
Sandi Eka S.
PENGARUH KARAKTERISTIK PRODUK TERHADAP KEPUASAN DAN LOYALITAS PENGUNJUNG PADA PERPUSTAKAAN PROKLAMATOR BUNG KARNO KOTA BLITAR (Hal. 49 - 57)
Sumini
PERSEPSI PENILAIAN KONSUMEN TERHADAP MEREK ROKOK RENDAH TAR DAN RENDAH NIKOTIN (Hal. 58 - 67)
Iwan Setya Putra
EVALUASI PENERAPAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PADA SISTEM DAN PROSEDUR BELANJA DI PEMERINTAH KOTA BLITAR (Hal. 68 - 91)
iii
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENDORONG KEPUTUSAN UNTUK MENGIKUTI PROGRAM ASURANSI DI KOTA BLITAR Aris Sunandes ABSTRAKSI : Risiko adalah segala hal yang bisa terjadi pada diri manusia yang tidak diinginkan untuk terjadi. Setiap manusia memiliki risiko atas apa pun yang dia lakukan. Selain itu, hidup manusia sendiri juga mengandung banyak risiko.Ada beberapa risiko yang bisa dihindari, dan ada beberapa risiko yang tidak bisa dihindari. Penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang mendorong keputusan mengikuti program asuransi di Kota Blitar. Metode yang dipakai dalam penelitian ini analisis korelasi dan faktor setelah diuji dengan uji validitas dan reliabilitas data. Hasil penelitian ini menunjukkan analisis faktor menjelaskan suatu definisi atau variabel dengan indikator percentage of variance 46,058 yang artinya bahwa faktorfaktor yang digunakan dalam menjelaskan definisi atau variabel atau faktor-faktor yang medorong keputusan untuk mengikuti program asuransi adalah sebesar 46,058%. Dari sembilan faktor-faktor yang mempengaruhi untuk ikut program asuransi asuransi adalah secara berurutan : melindungi keluarga yaitu 83,7%, menghilangkan ketergantungan yaitu 78,9%, menjamin wanita karier yaitu 77,7%, stimulasi menabung yaitu 76,2%, kontribusi pendidikan yaitu 75,8%, kontribusi sosial yaitu 69,2%, memupuk kekayaan yaitu 59,7% Kata Kunci : Keputusan Asuransi, Faktor Yang Mempengaruhi I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Risiko adalah segala hal yang bisa terjadi pada diri manusia yang tidak diinginkan untuk terjadi. Setiap manusia memiliki risiko atas apa pun yang dia lakukan. Selain itu, hidup manusia sendiri juga mengandung banyak risiko.Ada beberapa risiko yang bisa dihindari, dan ada beberapa risiko yang tidak bisa dihindari. Efek dari risiko sering kali menimbulkan kerugian yang cukup besar. Entah kerugian dari sisi psikologis, maupun kerugian dari sisi keuangan. Kalau rumah tinggal mengalami musibah kebakaran, maka pemilik akan mengalami kerugian keuangan yang besarnya setara dengan nilai rumah pada saat kebakaran itu terjadi. Karena itu, penting sekali untuk mengantisipasi setiap risiko yang mungkin terjadi. Ketidakpastian beserta resikonya merupakan sesuatu yang tidak dapat diabaikan begitu saja, namun demikian harus diperhatikan secara cermat, bila orang menginginkan kesuksesan. Resiko tersebut antara lain kerusakan, kebakaran, kecelakaan, pencurian, penipuan, kecurangan, penggelapan dan sebagainya, yang dapat menimbulkan kerugian tidak kecil. Ada beberapa cara untuk melakukan hal tersebut antara lain mengalihkan resiko, menurut Soeisno (2003 : 66) ”Transfer resiko kepada perusahaan asuransi (mengasuransikan)”. Cara tersebut dilakukan dengan melakukan kontrak pertanggungan (asuransi), sehingga perusahaan asuransi akan menggantikan kerugian bila betul-betul terjadi kerugian. Terdapat berberapa faktor penyebab seseorang atau masyarakat atau perusahaan dalam melakukan kontrak asuransi dengan perusahaan asuransi. Salah satuanya adalah rasa aman melindungi keluarga dan mengurangi kerugian. Karena masing-masing klien (keluarga, masyarakat dan perusahaan) memerlukan perusahaan untuk meminimunkan kerugian mereka, maka timbulah usaha-usaha yang bergerak di bidang pertanggungan resiko atau resiko. Banyak faktor yang menyebabkan klien mengasuransikan diri mereka dan terikat kontrak dengan perusahaan asuransi. Hal inilah yang diteliti oleh peneliti, karena faktor-faktor inilah nantinya yang akan menimbulkan suatu produk asuransi baru dari yang sudah ada sehingga dapat terus berkembang seiring dengan perkembangan jaman dan mampu membantu klien dalam meminimumkan resikonya.
1
B.
Perumusan Masalah Bagaimana faktor-faktor pendorong (rasa aman, melindungi keluarga, menghilangkan ketergantungan, menjamin wanita karier, kontribusi pendidikan, kontribusi sosial, memupuk kekayaan, stimulasi menabung, program investasi tertentu) yang mempengaruhi keputusan masyarakat kota Blitar ikut program asuransi? C.
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui faktor-faktor pendorong (rasa aman, melindungi keluarga, menghilangkan ketergantungan, menjamin wanita karier, kontribusi pendidikan, kontribusi sosial, memupuk kekayaan, stimulasi menabung, program investasi tertentu) yang mempengaruhi keputusan masyarakat kota Blitar ikut program asuransi. II.
LANDASAN TEORI
A.
Karakteristik Jasa Menurut Fandy Tjiptono (2002:15) ada empat karakteristik pokok pada jasa yang membedakannya dengan barang. Keempat karakteristik tersebut meliputi : 1. Intangbility (tidak berwujud) Jasa berbeda dengan barang. Jasa bersifat Intangble artinya tidak dapat dilihat, dirasakan, diraba, dicium atau didengar sebelum dibeli. Oleh karena itu untuk mengurangi ketidakpastian yang disebabkan ketidak berwujudan, para pembeli memperhatikan tanda-tanda atau bukti kualitas jasa tersebut yang dapat memberikan kepercayaan akan jasa yang diterimanya. 2. Inseparability (tidak dapat dipisah-pisah) Barang biasanya diproduksi, kemudian dijual lalu dikonsumsi. Sedangkan jasa biasanya dujual terlebih dahulu, baru kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak dapat dipisah-pisah pada jasa juga berarti bahwa pelanggan juga merupakan bagian dari produk. Interaksi antara penyedia jasa dan pelanggan merupakan ciri khusus dalam pemasaran jasa. 3. Variability (berubah-ubah) Jasa bersifat sangat variabel baik bentuk, kualitas maupun jenisnya tergantung pada siapa, kapan dan di mana jasa tersebut dihasilkan. Jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara berkesinambungan, sehingga membatasi pengendalian mutu. Seorang pelanggan dapat menerima jasa yang sangat baik pada suatu hari dan biasa-biasa saja bahkan mengecewakan pada hari yang lain dari penyedia jasa yang sama. Sifat berubah-ubah dan kurang konsistensinya produk jasa merupakan penyebab utama kekecewaan pelanggan. 4. Perishability (tidak dapat disimpan) Jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan, sehingga pelanggan dapat menilai produk tersebut baik atau buruk setelah mereka mengkonsumsinya. Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja. Menurut Adrian Payne (2001:9) jasa terbagi dalam empat karakteristik unik yang membedakannya dengan barang atau produk-produk manufaktur, yaitu : 1. Tidak berwujud Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud. 2. Heterogenitas Jasa merupakan variable non-standar dan sangat bervariasi. 3. Tidak dapat dipisahkan Jasa umumnya dihasilkan dan dikonsumsi pada saat yang bersamaan, dengan partisipasi konsumen dalam proses tersebut. 4. Tidak tahan lama Jasa tidak mungkin disimpan dalam persediaan.
2
B.
Pemasaran Jasa Pemasaran jasa dapat diartikan sebagai suatu proses mempersepsikan, memahami, menstimulasi dan memenuhi kebutuhan pasar sasaran akan kegiatan yang memiliki unsur ketidakberwujudan (intagibility) dengan menyalurkan sumber-sumber sebuah organisasi untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Dengan kata lain pemasaran jasa merupakan proses penyelarasan sumber-sumber sebuah organisasi terhadap kebutuhan pasar akan akan kegiatan yang memiliki unsur ketidakberwujudan dimana tidak terjadi transfer kepemilikan Adrian Payne, (2001:27). Salah satu kunci pokok dari pemasaran adalah bauran pemasaran (marketing mix) yaitu unsur-unsur atau elemen-elemen internal penting yang membentuk program pemasaran sebuah organisasi (Adrian Payne, 2001:28), meliputi : 1. Produk (Product ) Produk atau jasa yang ditawarkan kepada pelanggan. 2. Harga (Price) Harga yang dibayar dan cara-cara atau syarat-syarat yang berhubungan dengan penjualannya. 3. Tempat (Place) Fungsi distribusi dan logistik yang dilibatkan dalam rangka menyediakan produk dan jasa sebuah perusahaan. 4. Promosi (Promotion) Program komunikasi yang berhubungan dengan pemasaran produk atau jasa. Sedangkan pada produk jasa bauran pemasaran berkembang menjadi 7 P ditambah dengan : 1. Proses (processes). Proses merupakan seluruh prosedur, mekanisme dan kebiasaan dimana sebuah jasa diciptakan dan disampaikan kepada pelanggan. 2. Orang (people) Orang merupakan unsur penting, baik dalam produksi maupun penyampaian jasa. 3. Layanan pelanggan (Customer Service) Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk membangun hubungan yang dekat dan lebih baik dengan pelanggan.
C.
Pengertian Resiko Menurut Arthur Wiliam (1989 : 6) : “Risiko adalah suatu variasi dari hasil-hasil yang dapat terjadi selama periode tertentu”. Dari pengertian ini menurut Arthur hasil-hasil yang tidak sesuai dan seragam seperti yang diinginkan serta penuh dengan variasi baik itu naik turun atau baik maupun jelek selama selang atau jangka waktu tertentu itulah yang dinamakan resiko. Menurut A Abas Salim ((1993 : 3) : “Risiko adalah ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss)”. Dari pendapat ini penulis berusaha memberikan definisi yang pada intinya adalah apabila tidak berhasil dalam mencapai tujuan meskipun belum pasti atau merupakan suatu ketidakpastian, dan kemungkinan besar terjadi kerugian, maka itulah yang dinamakan resiko. Penulis melihat resiko dari sisi kerugiannya. Menurut Soekarto (1987 :5) : “Risiko adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa” dan menurut Herman Darmawi (1994 : 2) “Risiko merupakan penyebaran/penyimpangan hasil aktual dari hasil yang diharapkan” selanjutnya masih menurut Herman Darmawi (1994 : 3) Risiko adalah probabilitas suatu hasil/outcome yang berbeda dengan yang diharapkan” Dari pendapat yang berbeda dari definis-definis yang telah peneliti kemukakan, resiko selalu dihubungkan dengan kemungkinan terjadinya sesuatu yang merugikan yang tidak diduga/tidak diinginkan sehingga karakteristik dari resiko itu adalah merupakan ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa dan merupakan ketidakpastian bila terjadi menimbulkan suatu kerugian. Dari hal tersebut diatas dapatlah diperjelas bahwa wujud dari resiko itu adalah: a. Berupa kerugian atas harta milik atau kekayaan atau penghasilan, misalnya diakibatkan oleh kebakaran, pencurian, pengangguran dan sebagainya. b. Berupa penderitaan seseorang, misalnya sakit/cacat dan sebagainya.
3
c.
Berupa tanggungjawab hukum, misalnya resiko dari perbuatan atau peristiwa yang merugikan orang lain. d. Berupa kerugian karena perubahan keadaan pasar, misalnya terjadinya perubahan harga, perubahan selera konsumen dan sebagainya. D.
Macam-macam Resiko Setelah mengetahui pengertian dari resiko atau risiko (berasal dari bahasa Inggris risk) dapat dibedakan dengan berbagai macam cara, antara lain : 1. Menurut sifatnya a. Resiko yang tidak disengaja (resiko murni), apabila resiko yang apabila terjadi tentu menimbulkan kerugian dan terjadinya tanpa disengaja, misalnya resiko terjadi kebakaran, bencana alam, pencurian dan penggelapan, pengacauan dan sebagainya. b. Resiko yang disengaja, adalah resiko yang sengaja ditimbulkan oleh yang bersangkutan, agar terjadinya ketidakpastian memberikan keuntungan kepadanya, misalnya resiko utang piutang, perjudian dan sebagainya. c. Resiko fundamental adalah resiko yang penyebabnya tidak dapat dilimpahkan kepada seseorang dan yang menderita tidak hanya satu atau beberapa orang saja, tetapi banyak orang, seperti banjir, angin topan dan sebagainya. d. Resiko khusus, adalah resiko yang bersumber pada peristiwa yang mandiri dan pada umumnya mudah diketahui penyebabnya, kapal kandas, pesawat jatuh, tabrakan mobil dan sebagainya. e. Resiko dinamis, adalah resiko yang timbul karena perkembangan dan kemajuan (dinamika) masyarakat di bidang ekonomi, ilmu dan teknologi, seperti resiko keusangan, resiko penerbangan luar angkasa, kebalikannya disebut resiko statis seperti hari tua, risiko kematian dan sebagainya 2. Menurut dapat dan tidaknya dialihkan a. Resiko yang dialihkan kepada pihak lain, dengan mempertanggungkan obyek yang akan terkena resiko kepada perusahaan asuransi, dengan membayar sejumlah premi asuransi, sehingga semua kerugian menjadi tanggungan (pindah) pihak perusahaan asuransi. b. Resiko yang tidak dapat dialihkan kepada pihak lain (tidak dapat diasuransikan) umunya meliputi semua jenis resiko spekulatif. 3. Menurut sumber penyebabnya a. Resiko intern yaitu resiko yang berasal dari perusahaan itu sendiri, sperti kerusakan aktiva karena ulah karyawan sendiri, kecelakaan kerja, kesalahan manajemen dan sebagainya. b. Resiko ekstern yaitu resiko yang berasal dari luar perusahaan, seperti resiko pencurian, penipuan, persaingan fluktuasi harga, perubahan kebijakan pemerintah dan sebagainya.
E.
Penanggulangan Resiko Upaya-upaya untuk menanggulangi resiko harus dilakukan, sehingga kerugian dapat dihindari atau diminimumkan. Sesuai dengan sifat dan obyek yang terkena resiko, ada beberapa cra yang dapat dilakukan (perusahaan) untuk meminimumkan kerugian antara lain : 1. Melakukan pencegahan dan pengurangan terhadap kemungkinan terjadinya suatu peristiwa yang menimbulkan kerugian, misalnya bangunan gedung dan bahan-bahan yang anti terbakar untuk mencegah bahaya kebakaran, memagari mesin-mesin untuk menghindari kecelakaan kerja, melakukan pemeliharaan dan penyimpanan yang baik terhadap bahan dan hasil produksi untuk menghindari resiko kecurian dan kerusakan, mengadakan pendekatan kemanusiaan untuk mencegah terjadinya pemogokan, sabotase dan pengacauan. 2. Melakukan retensi artinya mentolerir atau membiarkan tejadinya kerugian, dan untuk mencegah terganggunya operasi perusahaan akibat kerugian tersebut disediakan sejumlah dana untuk menanggulanginya (contoh : pos biaya lain-lain atau tak terduga dalam anggaran perusahaan).
4
3. Melakukan pengendalian terhadap resiko, contohnya melakukan hedging, untuk menanggulangi resiko kelangkaan dan fluktuasi harga bahan baku atau bahan pembantu yang diperlukan. 4. Mengalihkan atau memindahkan resiko kepada pihak lain, yaitu dengan cara mengadakan kontrak pertanggungan asuransi dengan perusahaan asuransi terhadap resiko tertentu, dengan membayar sejumlah premi asuransi yang telah ditetapkan, sehingga perusahaan asuransi akan mengganti kerugian bila betul-betul terjadi kerugian yang sesuai dengan perjanjian. F.
Asuransi Menurut Molengraaff pada buku Soeisno (2003:74) ”Asuransi kerugian adalah persetujuan dengan mana satu pihak, penanggung mengikatkan diri kepada yang lain, tertanggung untuk mengganti kerugian yang dapat diderita oleh tertanggung, karena terjadinya suatu peristiwa yang telah ditunjuk dan yang belum tentu serta kebetulan, dengan mana pula tertanggung berjanji untuk membayar premi. Dari berbagai definisi yang telah peneliti kemukakan, maka terdapat beberapa unsur dari asuransi antara lain: a. Pihak tertanggung (insured), yang berjanji akan membayar uang premi kepada pihak penanggung, sekaligus atau secara berangsur-angsur. b. Pihak tertanggung (insurer) yang berjanji akan membayar sejumlah uang (santunan) kepada pihak tertanggung, sekaligus atau secara berangsurangsur apabila terjadi sesuatu unsur yang tidak tertentu. c. Suatu peristiwa (accident) yang tidak tertentu (tidak diketahui sebelumnya). d. Kepentingan (interest) yang mungkin akan mengalami kerugian karena peristiwa yang tak tertentu. Menurut jenis bidang yang ditangani ada beberapa macam asuransi, antara alain : a. Asuransi Jiwa, pada hakikatnya adalah bentuk kerjasama orang-orang untuk menghindarkan atau minimal mengurangi resiko yang diakibatkan oleh resiko kematian, resiko hari tua, resiko kecelakaan. b. Asuransi kecelakaan diri, yaitu asuransi untuk melindungi resiko finansial akibat kecelakaan. Yang dimaksud kecelakaan adalah benturan atau sentuhan benda keras atau benda cair (kimiawi) atau gas api, yang datangnya dari luar, terhadap badan (jasmani) seseorang yang mengakibatkan kematian atau cacat atau luka, yang sifat dan tempatnya dapat ditentukan oleh dokter. c. Asuransi sosial, asuransi yang menyediakan jaminan sosial bagi sesama anggota masyarakat, baik secara lokal, regional ataupun nasional. d. Asuransi Sosial Tenaga Kerja, yaitu perlindungan sosial bagi tenaga kerja , yang dijalankan melalui pola mekanisme asuransi, yang dikelola oleh Perum ASTEK. e. Asuransi Kesehatan, asuransi yang memberikan santunan kesehatan bagi seseorang (tertanggung) berupa sejumlah uang untuk biaya pengobatan dan perawatan, bila diluar kehendak dia diserang penyakit. f. Asuransi kecelakaan penumpang, asuransi yang mengelola perlindungan sosial dalam kecelakaan penumpang dan lalu lintas jalan. Penyelenggara ini adalah PT. Asuransi Kerugian Jasa Raharja. g. Asuransi Kebakaran, pertanggungan yang menjamin kerugian atau kerusakan atas herta benda (tetap maupun bergerak) yang disebabkan oleh kebakaran, yang disebabkan oleh api sendiri atau api dari luar, karena udara buruk, kurang hati-hati, kesalahan atau perbuatan tidak pantas dari pelayan tertanggung, tetangga, musuh, perampok dan apa saja dan dengan cara bagaimanapun sebab timbulnya kebakaran. h. Asuransi kredit, adalah pertanggungan yang diberikan kepada pemberi kredit (bank, lembaga keuangan) terhadap resiko kredit, yaitu tidak diperolehnya kembali kredit yang telah diberikan oleh tertanggung kepada para nasabahnya. i. Asuransi rekayasa atau engineering insurance adalah pertanggungan yang diterapkan pada proyek-proyek pembagunan, yang berhubungan dengan rakayasa, yang memberikan perlindungan dalam pelaksanaan pembangunan.
5
j.
k.
l.
Asuransi perusahaan, yaitu pertanggungan yang meliputi : 1) Asuransi pengiriman uang 2) Asuransi penyimpanan uang 3) Asuransi penggelapan uang 4) Asuransi pencurian uang 5) Asuransi proses perusahaan. Asuransi tanggung gugat, yang dijamin adalah kewajiban untuk bertanggungjawab atas kerugian yang diderita oleh pihak lain, dasar hukum timbulnya kewajiban tersebut adalah pasal 1365 KUHPt (tiap perbuatan melanggar hukum yang menimbulkan kerugian kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena kesalahannya menimbulkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut). Asuransi transportasi.
III.
METODE PENELITIAN
A.
Operasional Variabel a. Keinginan akan rasa aman (X1) b. Melindungi keluarga dari perpecahan (X2) c. Menghilangkan ketergantungan (X3) d. Menjamin kehidupan wanita karier (X4) e. Kontribusi terhadap pendidikan (X5) f. Kontribusi terhadap Lembaga-lembaga sosial (X6) g. Memberikan manfaat pemupukan kekayaan (X7) h. Stimulasi menabung (X8) i. Menyediakan dana yang dibutuhkan untuk investasi (X9) j. Keputusan mengasuransikan diri (Y)
B.
Populasi Dan Sampel 1. Populasi Peneliti menjadikan Masyarakat Kota Blitar yang berjumlah 132.000 jiwa, sesuai hasil sensus penduduk tahun 2010 sebagai populasi. 2. Sampel Metode sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode accidental sampling adalah pemilihan sampel berdasarkan obyek yang ditemui secara kebetulan oleh peneliti pada waktu peneliti mengadakan penelitian. Untuk menentukan ukuran sampel, peneliti menggunakan rumus Slovin dalam Iqbal Hasan (2002:61) hasilnya adalah 99,9 atau dibulatkan menjadi 100 orang.
C.
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dengan pendekatan kuantitatif sedangkan berdasarkan tujuannya adalah explanatory research dengan metode survey.
D.
Teknik Pengambilan Data Metode Angket Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan responden penelitian untuk memperoleh data-data yang diperlukan. Menurut Iqbal Hasan (2002:83) metode angket adalah tehnik pengumpulan data dengan menyerahkan atau mengirimkan daftar pertanyaan untuk diisi responden.
E.
Teknik Analisa Data 1. Analisis Deskriptif 2. Uji Data a. Uji Validitas b. Uji Reliabilitas 3. Analisis Faktor
F.
Waktu Dan Tempat Penelitian Pada penelitian ini lokasi yang dipilih adalah Kota Blitar dengan rentang waktu penelitian Juni sampai dengan Agustus 2010.
6
IV.
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Analisa Data 1. Identitas Responden Identitas responden berdasarkan usia. Untuk kelompok usia dikelompokkan menjadi 4, yaitu antara usia 15-25 tahun, antara 26-35 tahun, antara 36-45 tahun dan diatas 45 tahun. Adapun jumlah dari masing-masing responden dalam kelompok usia tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Usia Responden Usia Responden (Tahun)
Jumlah
Prosentase (%)
15 - 25 26 - 35 36 – 45 46 - 55 > 55 Total
5 Responden 23 Responden 37 Responden 20 Responden 15 Responden 100 Responden
5 23 37 20 15 100
Sumber data hasil kuesioner Dari hasil penyebaran kuesioner, pada tabel diatas dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berusia 15-25 tahun, yaitu sebanyak 5 orang atau sebesar 5%, yang berusia 26-35 tahun yaitu sebanyak 23 orang atau sebesar 23%, yang berusia 36-45 tahun yaitu sebanyak 37 orang atau sebesar 37%, yang berusia 46-55 tahun yaitu sebesar 20 orang atau sebesar 20% dan 15 orang telah berusia 56 tahun ke atas atau sekitar 15%. Dari data ini dapat disimpulkan bahwa rata-rata pekerjanya adalah masih termasuk pada golongan usia produktif. 2.
Identitas Responden berdasarkan jenis kelamin Untuk jenis kelamin ini pengelompokannya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2. Jenis Kelamin Responden Jenis Kelamin Responden
Jumlah
Prosentase (%)
Laki-laki Perempuan
55 Responden 45 Responden
55 45
Total
100 Responden
100
Sumber: Data hasil kuesioner Dari hasil penyebaran kuesioner, dapat dilihat bahwa sebagian besar responden adalah laki-laki yaitu sebanyak 55 orang atau sebesar 55% sedangkan untuk perempuan sebanyak 45 orang atau sebesar 45%. Laki-laki mempunyai prosentase yang lebih besar dari perempuan. 3.
Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner merupakan sejumlah pernyataan tertulis secara terstruktur guna mendapatkan atau memperoleh data berupa tanggapan masyarakat. a. Uji Validitas Untuk mengetahui keakuratan item pertanyaan dan pernyataan digunakan uji validitas. Validitas menunjukan ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsinya sebagai alat
7
ukur. Suatu instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi, apabila instrumen tersebut memberikan hasil ukur yang sesuai dengan tujuan dilakukannya pengukuran tersebut. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan kevalidan item pertanyaan dan pernyataan kuesioner yang diperoleh (df = n- k atau 91 = 100-9) r tabel adalah : Tabel 4.3 Uji Validitas Item r product moment R Tabel X1 0,521 0,204 X2 0,742 0,204 X3 0,685 0,204 X4 0,681 0,204 X5 0,632 0,204 X6 0,592 0,204 X7 0,469 0,204 X8 0,660 0,204 X9 0,426 0,204 Y 0,621 0,204 Sumber : Data diolah
Validitas Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Dari data diatas menunjukkan semua item pertanyaan dan pernyataan untuk semua variabel mempunyai hasil probabilitas (p) lebih kecil atau sama dengan 0,05 maka dikatakan valid, atatu nilai r tabel < r hitung, maka dapat diakatakan valid dan data tersebut diatas dapat dilakukan untuk pengujian selanjutnya. b.
Uji Reliabilitas Untuk mengetahui konsistensi jawaban dari responden digunakan uji reliabilitas. Suatu instumen dikatakan reliebel jika mempunyai koefisien keandalan 0,6 atau lebih (Arikunto, 1998:171). Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan besarnya nilai koefisien alfa. Tabel 4.4. Uji Reliabilitas Faktor-faktor Pendorong Koefisien Alpha X
0,830
Y
0,630
Sumber : Data diolah Berdasarkan data dari tabel 4.4. tersebut dapat peneliti simpulkan bahwa semua dimensi kualitas pelayanan adalah reliabel untuk pengujian selanjutnya. 4.
Analisa Faktor-faktor Setelah peneliti menggunakan dan menghitung dengan menggunakan suatu system (SPSS Ver. 15). Pada tabel 4.5 terdapat faktor-faktor yang dipakai dalam pengukuran ini adalah : faktor rasa aman, melindungi keluarga, menghilangkan ketergantungan, menjamin wanita karier, kontribusi pendidikan, kontribusi sosial, memupuk kekayaan, stimulasi menabung dan program investasi tertentu. Dari tabel 4.6 dapat diejelaskan dimensi yang digunakan dalam pengukuran penelitian ini, analisis faktor menjelaskan suatu definisi atau variabel dapat dilihat pada output SPSS Total Variance Explained. Pada kolom % of variance 46,058 yang artinya bahwa faktor-faktor yang digunakan dalam menjelaskan definisi atau variabel atau faktor-faktor yang medorong keputusan asuransi diri adalah sebesar 46,058%.
8
Tabel 4.5. Variabel Yang Dipakai Dalam SPSS Com m un alitie s Rasa A man Melindungi Keluarga Menghilangkan Ketergantungan Menjamin Wanita Karier Kontribus i Pendidikan Kontribus i Sosial Memupuk Keakayaan Stimulasi Menabung Program Investasi Tertentu
Initial 1,000 1,000
Ex traction ,707 ,714
1,000
,625
1,000 1,000 1,000 1,000 1,000
,615 ,574 ,513 ,361 ,582
1,000
,598
Ex traction Method: Princ ipal Component A naly sis.
Tabel 4.6. Total Varian Total Variance Explained
Component 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Initial Eigenvalues Total % of Variance Cumulative % 4,145 46,058 46,058 1,145 12,721 58,779 ,913 10,142 68,921 ,704 7,821 76,741 ,611 6,791 83,533 ,529 5,877 89,409 ,425 4,720 94,130 ,311 3,460 97,590 ,217 2,410 100,000
Extraction Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 4,145 46,058 46,058 1,145 12,721 58,779
Rotation Sums of Squared Loadings Total % of Variance Cumulative % 4,145 46,052 46,052 1,145 12,726 58,779
Extraction Method: Principal Component Analysis.
Tabel 4.7. a Rotated Co m po ne n t M atrix
Rasa Aman Melindungi Keluarga Menghilangkan Ketergantungan Menjamin Wanita Karier Kontribus i Pendidikan Kontribus i Sosial Memupuk Keakay aan Stimulasi Menabung Program Investas i Tertentu
Component 1 2 ,301 ,785 ,836 .124 ,788
.061
,778 ,758 ,695 ,596 ,762
,094 ,010 ,176 .081 .033
,369
.680
Ex traction Method: Principal Component A nalys is. Rotation Method: V arimax w ith Kais er Normalization. a. Rotation converged in 3 iterations.
9
Suatu faktor (atau dimensi) mendukung sebuah definisi atau atau variabel jika memiliki lebih besar atau minimal sama dengan 50%. Dari hasil statistik ternyata yang memiliki angka di atas 50% adalah faktor melindungi keluarga yaitu 83,6%, menghilangkan ketergantungan yaitu 78,8%, menjamin wanita karier yaitu 77,8%, stimulasi menabung yaitu 76,2%, kontribusi pendidikan yaitu 75,8%, kontribusi sosial yaitu 69,5%, memupuk kekayaan yaitu 59,6%. B.
Kesimpulan Dari hasil analisa data dapat diketahui bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi nasabah untuk asuransi diri adalah sesuai dengan urutan kepentingan dari yang besar adalah sebagai berikut : 1. Melindungi keluarga yaitu 83,6% 2. Menghilangkan ketergantungan yaitu 78,8% 3. Menjamin wanita karier yaitu 77,6% 4. Stimulasi menabung yaitu 76,2% 5. Kontribusi pendidikan yaitu 75,8% 6. Kontribusi sosial yaitu 69,5% 7. Memupuk kekayaan yaitu 59,6% Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor rasa aman mempengaruhi keputusan mengikuti program asuransi masyarakat Kota Blitar. Hal ini membuktikan bahwa dorongan alamiah yang ada pada diri setiap orang adalah keinginan akan rasa aman. Ini adalah merupakan motivasi utama yang mendorong lahirnya asuransi. Bila keinginan tersebut tidak terpuaskan akan timbul ketegangan yang akan menimbulkan reaksi-reaksi tidak sehat, artinya bila rasa aman tidak terpenuhi, maka reaksinya mungkin akan berbentuk kekhawatiran, ketakutan. Sebaliknya dengan terpenuhinya rasa aman akan menghilangkan rasa kekhawatiran , ketakutan dan ketidakpastian. Dari hasil penelitian bahwa faktor melindungi keluarga mempengaruhi keputusan mengikuti program asuransi masyarakat Kota Blitar. Hal ini membuktikan bahwa faktor melindungi keluarga menduduki peringkat paling dominan karena seorang kepala keluarga meninggal dunia dan tidak mengasuransikan dirinya, maka keluarga yang ditinggalkan akan mengalami kesulitan, yang akan membawa akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya ibu terpaksa bekerja di luar rumah atau bekerja lebih keras, sehingga mengurangi kesempatannya untuk mengawasi anak-anaknya. Hal ini bisa menimbulkan kenakalan remaja, anak-anak yang masih di bawah umur harus bekerja, menyebabkan timbulnya mental break down dan sebagainya. Sedangkan bila ada santunan dari perusahaan asuransi akibat-akibat tersebut dapat ditiadakan atau dimimumkan. Perusahaan asuransi jiwa akan memberikan santunan bila tertanggung meninggal dunia pada masa kontrak. Pemberian santunan tersebut dapat merupakan sesuatu yang benar-benar tepat, sebab datang pada saat yang dibutuhkan, yaitu kebutuhan dana untuk melanjutkan kehidupan keluarga. Uang santunan yang diterima merupakan salah satu alat untuk mempertahankan keutuhan keluarga. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor menghilangkan ketergantungan mempengaruhi keputusan mengikuti program asuransi masyarakat Kota Blitar. Hal ini membuktikan bahwa menghilangkan ketergantungan yaitu 78,9% menduduki peringkat kedua. Bila seorang kepala keluarga meninggal dunia dan tidak mengasuransikan dirinya, maka keluarga yang ditinggalkan akan mengalami kesulitan, yang akan membawa akibat-akibat lain yang lebih jauh, misalnya ibu terpaksa bekerja di luar rumah atau bekerja lebih keras, sehingga mengurangi kesempatannya untuk mengawasi anakanaknya. Hal ini bisa menimbulkan kenakalan remaja, anak-anak yang masih di bawah umur harus bekerja, menyebabkan timbulnya mental break down dan sebagainya. Sedangkan bila ada santunan dari perusahaan asuransi akibatakibat tersebut dapat ditiadakan atau dimimumkan. Perusahaan asuransi jiwa akan memberikan santunan bila tertanggung meninggal dunia pada masa kontrak. Pemberian santunan tersebut dapat merupakan sesuatu yang benarbenar tepat, sebab datang pada saat yang dibutuhkan, yaitu kebutuhan dana untuk melanjutkan kehidupan keluarga. Uang santunan yang diterima merupakan salah satu alat untuk mempertahankan keutuhan keluarga.
10
Dari hasil penelitian bahwa faktor menjamin wanita karier mempengaruhi keputusan mengikuti program asuransi masyarakat Kota Blitar. Hal ini membuktikan bahwa menjamin wanita karier yaitu 77,7% menduduki peringkat ketiga karena dewasa ini banyak wanita yang sengaja tidak memasuki jenjang kehidupan berumahtangga, karena ingin mengejar karier dan tidak mau menggantungkan dirinya pada orang lain, terutama dalam hal kebutuhan ekonomi. Suatu saat mereka akan menghadapi masalah yang berkaitan dengan pendanaan untuk penyediaan sarana pemenuhan kebutuhan, terutama yang berkaitan dengan penurunan produktifitas kerjanya, baik yang berkaitan dengan usia maupun kesehatan, padahal mereka ini umumnya juga tidak mau menerima bantuan dari keluarga maupun dari lembaga-lembaga sosial pada saat menghadapi masalah tersebut. Masalah-masalah tersebut, terutama yang berkaitan dengan kemampuan untuk berdiri sendiri di masa depan akan dapat dipecahkan melalui program asuransi yang tepat. Dengan demikian para wanita karier dapat meniti kariernya dengan baik, tanpa rasa khawatir terhadap masa depannya. Dari hasil penelitian bahwa faktor kontribusi pendidikan mempengaruhi keputusan mengikuti program asuransi masyarakat Kota Blitar. Hal ini membuktikan bahwa kontribusi pendidikan yaitu 75,8% menduduki peringkat kelima karena perusahaan asusransi jiwa sudah jauh-jauh memberikan perhatian khusus kepada masalah penyediaan dana bagi anak-anak setelah orangtua atau yang bertanggungjawab membiayai meninggal dunia atau menurun kemampuannya. Pada situasi yang demikian sering anak-anak belum mampu mendapatkan penghasilan sendiri, sehingga akan mengalami kesulitan dalam melanjutkan pendidikan. Untuk mengantisipasi tersebut perusahaan asuransi jiwa umumnya telah menyediakan berbagai bentuk asuransi, yang memungkinkan anak-anak tetap melanjutkan pendidikannya meskipun orangtua atau walinya meninggal dunia atau menurun kemampuannya. Dari hasil penelitian bahwa faktor kontribusi sosial mempengaruhi keputusan mengikuti program asuransi masyarakat Kota Blitar. Hal ini membuktikan bahwa kontribusi sosial yaitu 69,2% menduduki peringkat keenam karena sebagian besar dari lembaga-lembaga sosial yang memberikan jasa-jasa sosial yang sangat penting bagi masyarakat (panti-panti asuhan, panti-panti pendidikan, penderita cacat dan sebagainya, menggantungkan sebagian bear dana operasionalnya dari sumbangan atau hadiah dari berbagai pihak yang umumnya terdiri dari para pengusaha. Dalam kondisi perekonomian yang penuh dengan ketidakpastian, mungkin akan mengakibatkan timbulnya keragu-raguan bagi para donatur untuk tetap memberikan sumbangan, karena takut akan kehilangan harta atau tidak terjaminnya hari tua. Tetapi bila donatur tersebut telah mengasuransikan dirinya terhadap resiko-resiko yang dimaksud, maka keragu-raguan dan ketakutan menjadi tidak ada lagi. Sehingga yang bersangkutan tetap bisa menjadi donatur setia, sehingga lembaga-lembaga sosial tetap dapat melaksanakan aktifitasnya dengan sebaik-baiknya. Dari hasil penelitian bahwa faktor memupuk kekayaan mempengaruhi keputusan mengikuti program asuransi masyarakat Kota Blitar. Hal ini membuktikan bahwa memupuk kekayaan yaitu 59,7% menduduki peringkat ketujuh karena setiap orang umumnya mempunyai pandangan dan rencana untuk memenuhi kebutuhan masa depannya sendiri maupun untuk orang-orang yang tergantung kepadanya. Sehubungan dengan hal tersebut, seseorang dengan tingkat penghasilan yang diperoleh saat ini akan dapat menghitung atau menentukan jumlah kekayaan yang diinginkan, yang dapat diakumulasikan selama jangka waktu tertentu. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, salah satu cara yang dapat ditempuh dengan menutup atau membeli polis asuransi untuk sejumlah kekayaan (dana) yang diinginkan. Dengan demikian kekayaan yang diinginkan tersebut pasti dapat tersedia pada saat diperlukan, sesuai dengan yang direncanakan. Dari hasil penelitian bahwa faktor stimulasi menabung mempengaruhi keputusan mengikuti program asuransi masyarakat Kota Blitar. Hal ini membuktikan bahwa faktor stimulasi menabung yaitu 76,2% menduduki peringkat keempat karena secara sempit asuransi memang dapat dihubungkan dengan ganti rugi, tetapi mengingat dalam asuransi jiwa telah ditambahkan klausul dimana unsur penabungan, maka unsur ini tidak dapat diabaikan begitu saja dalam membahasa peran asuransi. Bahkan ada sejumlah perusahaan
11
asuransi jiwa yang memberikan tekanan khusus pada unsur tabungan tersebut. Disamping itu mulai diperkenalkan juga penggabungan program asuransi dengan tabungan. Dari hasil penelitian diketahui bahwa faktor program investasi tertentu tidak mempengaruhi keputusan mengikuti program asuransi masyarakat Kota Blitar. Hal ini membuktikan bahwa masyarakat lebih tertarik melakukan investasi di bidang selain asuransi. Oleh karena itu faktor ini tidak dapat digolongkan menjadi faktor yang mendorong keikutsertaan asuransi.
12
DAFTAR PUSTAKA
A. Abas Salim, 1993, Dasar-dasar Asuransi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Darmawi Herman, 1995, Hukum Asuransi dan Kesehatan Perusahaan Asuransi, BPFE –UGM, Yogyakarta Fandy Tjiptono, 2002. Manajemen Jasa, Andi, Yogyakarta. Fandy Tjiptono, 2003. Strategi Pemasaran, Andi, Yogyakarta. Iqbal Hasan, 2002. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya, Ghalia Indonesia, Jakarta. Kotler, Philip, 1997. Marketing Managemet 9e: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Kontrol, Edisi Indonesia, Simon & Schuster (Asia) Pte. Ltd., New Jersey. Kotler, Philip, 2002. Manajemen Pemasaran (Terjemahan Hendra Teguh, Ronny Rusli, Benjamin Molan), Edisi Milenium, PT Prenhallindo, Jakarta. Mehr, John H, 1960, General Insurance, Richard D Irwin, Inc, Homewood Illinois Payne, Adrian, 2001, Pemasaran Jasa (Terjemahan Fandi Tjiptono), Edisi Kedua, Andi, Yogyakarta. Robbins, Stephen, 2000. Perilaku Organisasi ; Konsep Kontroversi Aplikasi, PT. Prenhallindo, Jakarta. Singarimbun, Masri & S. Effendi, 1995. Metodologi Penelitian Survai, LP3ES, Jakarta. Soekarto, 1987, Dasar-dasar Asuransi, Universitas Terbuka Depdikbub, Jakarta Soeisno, Djojosoedarso, 2003, Prinsip-prinsip Manajemen Resiko dan Asuransi, Penerbit Salemba Empat, Edisi Revisi, Jakarta Suharsimi Arikunto, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi Empat, Cetakan Kesebelas, PT. Rineka Cipta, Jakarta. William, C Arthur, Jr, Heins, Richard M, 1989, Risk Managemen and Insurance, Sixth Edition, Mc-Graw Hill International Edition, Singapore.
13