ISSN: 1907-9419
JURNAL KEPARIWISATAAN INDONESIA
Vol. 8 No.3, September 2013
Pengelola Jumal Kepariwisataan Indonesia
Pembina
1. Kepala Badan l>engt:mbangan Sumber Daya 2. Kepala Puslitbang Kebijakan Kepariwisataan
Pemimpin Umum Pemimpin Editor Wakil Pemimpin Editar
Drs. Isdaryono M.Si. Drs. M, Sudjana lka Kusuma Permana Sari, SH. SE.ME
Editor Pelaksana
1. Drs. Headro Sewoyo, M. Hum. 2. Yeni Imaniar Hamzah, S. Hur;l. 3. Addin Maulana. S. ST. Par
Dewan Editor I. Prof. Drs. Rusdi Muchtar, M.A. (Komunikasi dan Opini Publik) 2. Prof. Dr. Phil. I Ketut Ardhana, M.A. (P:mwisata SejarahlBu(iaya) 3. Dr. Ir. A.A. P. Agung Suryawan Wiranatha, M.Sc. (Pengembangan Destinasi) 4. Prof. Dr. Phil. Janianton Damanik, M.Si. (Kelembagaan dan Community Based)
Mitra Bestari
Sekretariat :
5. Dr. M. Baiqwli, M.A. (Geografi Pariwisata) 6. Ir. Kusmayadi, MM. (Agrowisata) 7. I Ketut Suryadiarta SP. MA.
(Sosiologi Pariwisata)
8. Sugeng P. Syahrie, SS. MT.
(Pariwisata Budaya)
9. Kiftiawati, SS. (BahasalLinguistik)
10. Dr. Yekti Maunat; (Pariwisata Budaya)
: 1. Thomas Daniel Hurst, MA. (Pariwisata Minat Khusus) 2. Dr. Dyah Chitraria Liestyati KNP (Komunikasi Budaya I Pariwisata) 3. Drs. Ary Suhandi (Ekowisata) 1. Nurlaila, M,Si. 2. Ida Dhalia, B.A. 3. Unisan 4. Sri Rahayu
5. Intan Rulianti, S.Kom 6. Wahyu Hanono, SH 7. Ajeng Puspita TA, S.ST.Par
~'~Badan.Pengembangan Sumoor.Daya ...,:"· 7,. ~ ..
,t.
'.' l'" '.•'. Kementerian Pariwisata dan ~ono.~i ~t;if.~;' 'MeriJ~kaBarat 17 Jakarta 10110, (id.~taf~Oria, Lantai 21
.:.' .,
3838587":Fax Foto sarnpul : Upacara Keagarnaan di Pura Ulun Danu. Bali (Faruk Alfian) ':nZ'll2<;()'l
Daftar lsi
ISSN: 1907-9419
L9
,an
:m,
,
.
..
. .
..
cal
PENGANTAR REDAKSI
III
DAFTAR lSI
III
LEMBAR ABSTRAK
DAFTAR.ISi-·
... . .
2
.
Ill-IV
PENGARUH PARIWISATA TEIU!ADAP PERDAGANGAN INTERNASIONAL DI INDONESIA Muhammad Afdi
..
v-x
227-240
l'~izar
KAJIAN KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN WISATA PANTAI DI PANTAI PASIR PUTI!i BIRA, BL'LUKUMBA, SULA WESJ
241-254
SELAT~N
Faehruddin Hari Anggara Putera, Aehmad Fahrudin, Niken T M Pratiwi, Setyo Budi Susilo 3
KERELAAN Mi<:MBAY AR WISA TAWAN DALAM MENDUKUNG PARIWISATA BERKELANJUTAN: KASUS DESA WiSATA DI YOGYAKARTA
255-271
loko Tri IIaryanto 4
POTENSI MEDIA SOSIAL SEBAGAI SARANA PROMOSI INTERAKTJF BAGI PARIWISATA INDONESIA.
273-285
Yeni lmaniar Hamzah
5
REKOMENDASI MODEL PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN DAERAH MELALUI PENGUATAN LEMBAGA KEPARIWISATAAN
287-303
Mawardin M. Simpala, Bra Baskoro 6
PENGARUH KEHARMONlSAN-DIRI TERHADAP LOYALITAS DESTINASI DENGAN MODERASI PENGALAMAN KUNJUNGAN PADA TAMAN REKREASI DI JAKARTA UTARA
305-321
Rudyanto 7
PENGELOLAAN SUMBER DAYA PARIWISATA DI DESA CANDIKUNING KABUPATEN TABANAN, BALI
323-338
Made Heny Urnila Dewi, Chafid Fandeli, lanianton Damanik, M. Baiquni
iii
Junuti'l(ppariwisataan IndOnesia
8
Vol. 8 No.3 September 2013 ISSN 1907-9419
TINJAUAN BUKU Tentang Kepariwisataan KUJapulan Tulisanku Seputar Kepariwisataan Nasional
339-343
Ditinjau oleh: Destha Titi Raharjana 9
BIO DATA PENULIS
:";45-346
10
PEDQMAN PENU!...ISAN
3<17-348
iv
'7-9419
1esia 6 , Juni). Devisa Tukar dsataan !. Gunay, ti()l1ship ade ill :nce On 2010. (200 I). e am! ;c from Lettt!l's. Ekonomi isius . (20C 1). ach for ~ Cycles: ,urnal 0/ pp 426 (200 I). ;nivariate II Time 'onomics. John.,
lrakabati. ;111 and
or
A Multi Tourism 374.***
Fachrnddin Hari Anggara Putera dkk: Kajian Keberlanjutan Pengelolaan Wisata Pantai di Pantai Pasir Putih Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan
KAJIAN KEBERLANJUTAN PENGELOLAAN WISATA
PANTAI DI PANTAI PASIR PUTIH RIRA, BULUKUl\1BA,
SULAWESI SELATAN
Fachruddin Hari Anggara Putera l , Achmad Fahrudin 2, Niken T M PratiwP, Setyo Budi Susiio4 IMahi!siswa PascaSaljana Pro gam S:udi Pengelolaan Sumberd3ya Pesisir dan Laulan. Fakultas Perikanan d~n IImu Kelautan Institut Pertanian Boger, lKetua Komisi Fembimbiltg. Staf Pcngajar Program Stuai Pengciolaan Sumberdaya Pesisir dan Lauta'1, Fak:Jltas Pt:rikanan dan Ilmu Kelautan - Institut Pcrtanian Bogor, 'Anggota Komisi Pe,nbimbing, Staf P<e:1gajar Pro;ram Studi P<:ngelolaar. Sumberdaya Pesisir dan Lautan, Fakllltas PC:'ikanan dan lJmu Kelalltan Institut Pertanian Bobol'. 4Staf Peng,Jur P:'ogram Studi Teknologi Kelautan, Fakultas Perikanan dan I1mu Kelautan Institut Pertanian Rogor Abstract The cbjec:ives of this resea;Th is to assess slIsta:nability st,1I11s of beach tourism lI1anagemel1t of Bira IYhite Sand Beach, Bulukumba, South Sulawesi based 011 constructing a beach tourism management sllstainabili1y index (BTMS/). The result ofthis s{;Jdy reveals that Rapbeachtollr method (Rapid Appraisal ofBeach Tourism) may be used as a methvd on appraising sllstoinability status of Beach Tourism Management. Rapbeachtour analysis shJW that BTMSf lIJ Bira White Sand Beach, Bulukumba, South Su!awesi is 37,44, Thu:; sustainability status of beach tourism management of Bira White Sand Beach is not sustainability .~'et. Monte Carlo analysis method shows that indices from RapbeachtuUi analysis are very stable. Leverage analysis reveals 2 indicator that are not sensitive It) BTMSI. Key words: beach tourism, Bira white sand beach, management sustainability study,
Rapbeachtour
PENDAHULCAN Pantai Pasir Putih Bira adalah pantai yang ter!etak di Kabupaten Bu lukumba, Sulawesi Selatan, Pantai ini terletak di 5°36'58,76" S-1200 27' 24,15" E, dan merupakan sentra wisata terbesar di Bulukumba (BAPPEDA Kabupatcn Bulukumba, 2006). Ada b::::bcrapa cid yang me:lOll jol pada pantai ini. PC1:Y'J11la, secarel ekologi, Pantai Pasir Putih Bira memiliki pamai dengan garis pantai sepanjang 3,1 km dal~ hamparan pan tainya berupa pasir putih dengan substrat yang sangat hal us. Pantai Pasir Putih Bira juga memiliki Iebar
pantai mencapai 50 m. Kedalaman pantai berkisar 1-2 m dan kemiringan~ nya tidak lebih dari 2,5°. Dengan demikian, pantai ini merupakan pantai yang landai sehingga sangat cocok untuk kegiatan wisata pantai. Di samping itu, perairan pantainya sa ngat cerah, dengan thik kccerahan mcncapai 100%, Didukung oleh kece patan arus berkisar 0,15 mldt, vege t::lsi bempa kclapa dan lahan terbuka, serta tidak terdapat biota laut yang berb::thaya membuat pantai ini sangat aman menjadi lokasi wisata. Kedua, angka kunjungan wisa tawan nusantara dan mancanegara
241
Juma('K!pariwisataan lrufonesia
Vol. 8 No.3 Septemher 2013 ISSN 1907-9419
dalam 5 tahun terakhir (2008-2012) ke Pantai Pasir Putih Bira mel1lll1 juKkan teljadi peningkatan setiap ta hunnya, yaitu tahlln 2008 sebesar 61.614 pengunjung, tahlln 2009 sebcsar 69.700 pengunjung, tahun 2() 10 sebesar 89.900 pengunjung, t<:.lll:n 201! 3cbesar 90.100 penglln jung, dan tabun 2012 sebesar 95.970 p~llganjllng (Dillas Kebudayaan dan Pr,r i wis,lU1 Kabupaten Buluklllllba, 20 12b). Hal 1111 memflerlihatkan bahwa Pantai Pasir Putih Bira mcmi liki potensi pengUl~illllg yang besar. K~liga. besarnya "ngka klln jungan wiSlltawan memberikan dam pak bagi pencapatan d3erah. Dcta yang diperoleh memperlihatkan bah wa pcndapatan daerah pun lllcningkat dalam kurun waktlI 5 lahun ~erakhir. Talllln 2008 membcrikan masukan pendapatan daer
sangatlah berpotensi untuk tidak ber kelanjutan. Hal ini disebabkan karena beberapa hal berikut. Pertama, kondisi Pantai Pasir Putih Bira saat ini cukup kotor. Hal ini terlihat dari adanya sampah-sampah yang terdapat di hamparan panta!. K~du!!, penataan kawasan wisata pantai yang masih bellll1l tcratuf. Hal ini dapat dilihat dari adanya warunf'-wanll1g di pinggir pallfai dan pcrabll-per~hl! nelayan yang terparl--ir di kawasan wisata pan tai yang l11asih bclum teratuL Ketigil, 1idak ada b~ta3an jumlah wisatawan yang berkunjung di kawasan wisata pantai. Jumlah wisatawan yang ber kunjung eli kawasal1 wisata pantai yang mcJebihi d(lya dukung kawasan dapat mcnjadi penyebab wisata pantai tersebut tidak berkelanjutan. I5.cem POl1, klirallSlIya partisiPasi Illasyarabt dalam tncndukl;ng pengclolaan wi sat" palltai b~rkelanjuta:1. Hal ini dapat dilihat dari masih rendahnya daya kreativitas masyarakat dalam meng hasilkan barang dan jasa untuk di pCljua!belikan dalam mendukung kegiatan ckonomi wisata pantai. Dcngall potcnsi yang s::mgat besar dan permasalaiJan yang ada tersebut, ma ka pcngelol(jell1 wisata pantai di Pantai Pasir Putih Bira ini perlll dievaluasi kebcrlanjutannya. Pengelolaan wisata pantai harus mengacu kepada kaidah pembangul1 an berkelanjutan. Dengan demikian, evaluHsi kebcrbnjutan pengelolaan wisala pantai juga harus l11engacu kepada kaidah pcmbangunan bcrkc ianjUlan. Kriteria pcmbangunan yang berkcl31~lItan pada prinsipnya adalah bahwa pembangunan yang dilaksana kan harus mencakup berbagai dimensi (multidil11ensi) pembangunan serta di laksanakan secara terpadu (Susilo, 2(03). Dahuri et al. (2008) dan
242
9419
ber arena mdisi :ukup ianya It di .ataan .nasih lilihat IIlggll'
:Iayan 1 pan ~liR
lawan .visata ~ ber pantrIi wasan pantai
arakat wisat,l dapat daya meng uk di lukung pantai. ;ar dan It, ma Pantai ..aluasi
i harus angun nikiall, elolaan engacu berkc n yang adalah tksana limensi erta di Susilo, I) dan
Fachruddin Hari Anggara Putera dkk: Kajian Keberlanjutan Pengelolaan Wisata
Pantai di Pantai Pasir Putih Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan
Bengen (2004) mengemukakan bah wa peml1angunan berkelanjutan me miliki empat dimensi, yaitu ekologi, sosial ekonomi, sosial politik, dan hukum dan kelembagaan. Cincin-Sain & Knecht (1998) dan Yulianda et al. (2010) menyatakan bahwa pemba ngunan berkclailjutaq harus meme I;uhi tiga dimcnsi, yai~u ekologi, so sial, dan ekol1omi. OECD (1993) mcncatat bah\\'a sclain d ill1cl~si ekl) logi, sosial, dan ekonomi, perlu juga dipertimbangbn GIIEensi moral dan kc\el11bagaan. Scbenarnya yang tcr pcnting dalam menilai keberlanjutan pengeloJaan bukanlah terletak pada jumlah pengeJ.::hnpokan dimensi pcm bangunan tcrsebut tetapi seberapa ba nyak indikator pcmbangllnan pada se tiap dimcnsi pembangunan yang dal'at digunabn untuk menangkap kondisi lllasillg-masing di:llensi terscbut dan dapat digunakall untuk mcnilai status keberlanjulan pcngclolaan tersebut (Susilo, 2003). Dcngal1 demikian, di dalam tesis ini berbagai indikator evaluasi kebcrianjutan pengelolaan wisata pantai dikclompokan mcnjadi cmpat dimcnsi yaitu ekologi, sosial, ckollollli~ dan kelemuagann. Salah 5atu alternatif metode yang dapat digunakan untuk evaluasi status kebcdanjutan pengelolaan wi sata pantai secara multidimensi adalah menggunakan metode Rapbeaehtour (Rapid Appraisal of Beach Tourism). Rapbeachtour mcrupakan pengem bangall dari metode Rapfish (Rapid Appraisal o.lFisheries). Meto(lt; Rap fish dikembangkan oleh Pitcher et al. (1998) dan (erlls disempurnakan dan diaplikasikan untuk menilai kebcrlan juta!1 pembangunan perikanan tang kap (Pitcher & Preikshot 200 I; Kavanagh, 200 I: Alder et al. 2002; Fauzi & Anna, 2002). Penelitian ini
mencoba mengaplikasikan pendekat an Rapbeachtour dalam mengevaluasi kebcrlanjutan pengelolaan wisata pan tai dengan mengambil studi kasus di Pantai Pasir Putih Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan. TI~jlnn penelitian ini adillah me nilai keoerlanjlltan pengeloJaan wisata pantai di Pantai Pasir Putih Bira, Bulukumba, Sulawesi SelataE melalui penyusunan indcks keberlanjutan pe ngelolaan wisata pantai dan mendc terminasi tingkat kemrJuan maupun ketertinggalan dari setiap indikatcr indikator dimensi pCJ1gclolaan untuk diguuakan dalam pcnyusunan reko mendasi !(cbljakan jJcngclolaan wisatl pantai yang berkclanjutan. METODEP:!<~NELlTIAN
Waktu dan L9b.si Pcncliti:UJ PCllelitian dilakukan pada bulan Janu ari :;ampai Fctruari 2012 dan pad
Juma(1(fpariwisataan IndOnesia menggunakan kOl1lbinasi beberapa metode, yaitll wawancara, pengat:lat an langsung di lapangan, pengukuran langsung di lapangan, dan studi ke pustakaan. Penentuan responde!1 dila kukan secara purposive sampling (Satri
Metode Allalisis Data Analisis keberlanjutan pengelo ban wisata palltai ini menggtlllakan metode Rapbeachtour (Rapid Apprai sal of Beach Tourism). Metode Rap bcaciltour berupa metode penilaian indikator· indikator yang terdapat pa da masing-masing dimensi pengelo laan wisata par.tai bcrkelanjutan.
Vol. 8 No.3 September 2013 ISSN 1907-9419
Dimensi-dimensi yang terkait dengan p~ngelolaan Wlsata pantai berkelan jutan dalam penelitian ini meliputi dimensi ekologi, sosial, ekunomi, dan kelembagaan. Hasil anal isis dari indikator indikator tersehu t berupa status kebcr lanjutan pengelolaan wisata palliai. Status keberlanjutan pengclolaan wisata pantai tersebut yang menjadi bahan untl'k menyusun rckol11cndasl pengelolaan wisata pantai yang ber kclanjutan. Secara ringkas metode Rapbcachtour dapat diuraikan men jadi beberapa tahapan sebagai berikut. Pert'lI1Jg" penentuan kajian penelitian dal(lm hal ini kajian keberlanjutan
lOlJ hLst~OALL\ h.,\WAS,\S WI5,\1" I'~., ... 1_\1
Of f'A;r.!TI\! rASJU. J>IIT1II l.HHi\. ntlU 1J\U,,\lBA.
I'lL\
StJtA\YESI
~ELATA~
N
w
__
o
1.1370e
~-
125 250
50Q
750
Meiers
UCQ
~egenda o
SumberA,1f Jajan
DlIlal
Panb,! SUMl!!;:r: .!'rhi RUL Uti; /1':'11]
" lb\il h'f(rllJdl!)' Cit<.I Qu!C1.bit,llll!!
.IIHilSvn<_, !1}11
OL£H FACiH{t;lllH:'\ HAHI A!\GGAIU. rliH:tu
Gambar I.
244
Peta lokasi penelitian: Pantai Pasir Putih I3ira
107-9419
t dengan lerkelan meliputi omi, dan ndikator us kebcr 1 pantai. 1ge1oiaan menjadi Jlllendasi lang bcr metode :an men d berikut. penelitian ~rlanjlltan
\.RJAI'-l.\ ~
~
nOGOi{
WJSATA i',\~L\1
A.IUIU!t\tJi\mA. ~Ti\~
~Me:('-fS
'50
a~an
bi",!10H
1.000
Fachruddin Hari Anggara Putera dkk: Kajian Keberlanjutan Pengelolaan Wisata
Pantai di Pantai Pasir Putih Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan
pengelolaan wisata pantai di Pantai Pasir Putih Bira, Bulukun~ba, Sulawe si Selatan. Kedlla, penentllan inciikator ke berlanjlltan pengelolaan yakni indi kator yang dapat merepresentasikan pengelolaan wisata pantdi yang ber kelanjutan yang mencakL:p empat di mensi pengelolaan yaitu dimcnsi ekologi, sosial, ekO!lOmi, dan kelem bagaan (Ross & Wall, 1999; Bjork, 2000; Hall, 200 I; Wood, 2002). Di meils: ekologi menggambarkan ta tanan sistem lingkungan yang dapat mendukung bcrlangsungnya pengelo laan wisata pantai secara berke lanjutan. Indikator yang dianalisis dalam Jimensi ekologi adalah keber sihan pantai, kesesuaian kawasan, d.1ya dukung kawasan, dan penataan kawasan. Dimensi sosial mencennin katl sistcm sosial mam!sia yang dapat mer:clukung bcriangs'.mgnya pe!lge lolaan wisata pantai y<.:.lg berkelan jutan. Indikat0r yang dianalisis dalam dimensi sosial adalah pal1isipasi ma syarakat, peran pemerintal\ peran swasta, dan kearifan lokal. D:mensi ekonom i I1lcncerminkan bagaimana sumber pendanaan kawasan, apakah dapat mcndukung beriangsllngnya pengelolaan wisata pamai yang ber kelanjutan, serta bagaimana hasil pemanfaatan kawhsan wisata pantai, apakah memperoleh hasH yang secara ekonomi dapat memberikan kesejah teraan bagi Ir,asyarakat dan penda patan bagi daerah. Indikator yang di anal isis dalam c!imensi ekonomi ada lah kesejahteraan masyarakat, penda patan daerah, sumber pendanaan dan anggaran tahunan. Dimensi kelemba gaan mcrupakan cerminan dari sistem kelembagaan yang dapat mendukung berlangsungnya pengelolaan wisata pantai secara berkelanjutan. Indikator
yang dianalisis dalam dimensi kelem bagaan adalah kcberadaan lembaga, peran lembaga, ketersediaan peratur an, dan penegakkan peraturan. Ketiga, pcnentuan nilai untuk setiap indikator dalam skala ordinal yang mencelminkan rralitas kondis! lokasi penelitian. Ke~mpat, ordinasi Rapbeachtour (multidimensio!/ai scal ing) untuk s~tiap indikator. Kelima, penentuan statl!S keberlanju.an penge 10laan wisata pantai berdasarkan in deks keberlanjutan pengelolaan wisa ta pantai. Keenam anal isis Monte Corio untllk melillat kestabilan indeks keberianjlltan pengelolaan wisata pan tai dan anal isis Leverage untllk meli hat reran setiap indikator tcrhadap indeks keberlanjlltan pengelolaan wi sata pantai. Keh.:juh, penYlIsllnan rp komendasi pengelolaal: wisata pantai berkelanjutan berdasarkan indikator yang sensitif.
HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil anal isis Rapbcachtour me nunjukkan bahwa indeks kcberJanjui an pengelolaan wisata pantai di Pantai Pasir l)utih Bira adaiah 37,44 (Gambar 2). Dengan demikian status kcberlanjutan pcngclolaan wisata pantai di Pantai Pasir Putih Bira adalah kurang berkelanjutan karena masuk dalam selang 26-50 CTabel 1). Hasil penilaian (pcmberian skor) dan acuallnya pada setiap indikator dapat dilihat pad a Tabcl 2. Hasil anal isis monte carlo menunjukkan bahwa indeks penge lolaan wisata pantai di Pantai Pasir Putih Bira sangat stabil yang ditun jukkan oleh plot yang mengumpul (Gambar 3). Pengelolaan wisata pantai di Pantai Pasir Putih Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan tersebut kurang
245
JumaC'J(Jpariwisataan Inaonesia
Vol. 8 Nc. 3 September 2013 ISSN 1901-9419
berkelanjutan karena terjadi ketim pangan antar dimensi pengelolaan, Analisis Rapbeachtour pada setiap dimensi menunjukkan bahwa dimensi sosial merupa!(an dimensi yang paling lemah diantara semua dimensi yang dipertimbangkan (Gam bar 4), Di mensi sosial tersebut bam mencapai nilai indeks 19,94 yang bermti status keberianjut()lll1ya buruk, dislIsu I di· mensi ekologi dcngan nilai 26,63 yang berarti status keb,~rlanj utannya kllrang, kemudian di1l1Cnsi ke!em-
bagaan dengan nilai 33,00 yang berarti status keberianjut(lnnya juga masih kurang, dan hanya satu dimf\nsi yang keberlanjutannya baik yaitu dimensi ekonomi dengan nilai 72,60 (Tabel 3). Dimcnsi ekoiogi, sosial, ekol1omi, dan kelembagaan hams seil11bang didalall1 pengelolaan berkelanjutan (Bengen, 2003), Jika mcmpertilllbangkan hal terseblI~ rnaka pcngel,1/aan wisata pantai di Pantai Pasir Putih Bira masih dalam status ktll'ang bcrkelanjutan,
I
O."dinasi RAl)BEACHTOUR
I I
60
+Posisi Kebcrlanjulan 40 mTitik Rcferensi Utaum '0;;
20
'0
.'l Tilik
Referensi Tambahan
-
::::::
]'"
GOOD'
'" ::r.. ;...
~,
11
~
6p
40
120
37,44
-20
-40 "
1,1.
~ DCl\'VN -60
GambaI' 2.
246
SUUlbn X $ell'iab Rolasi: Skala Ke\Jerlalljlltall
lndeks kcberlanjutan pengelolaan wisata pantai di Pantai Pasir Putih Bira, Bulukumba, Sulawcsi Selatan
•
I I I )
J J 1 1
Fachruddin Hari Anggara Putera dkk: Kajian Keberlanjutan Pengclolaan W!sata
Pantai di Pantai Pasir Putih Bira, BuJukumba, Sulawesi Selatan
yang a juga limensi yaitu i 72,60 sosial, harus ;elolaan ). Jika I~ maka Pantai tl status
lanjutan
tcfercnsi
:\.efercnsi aban
Tabel!.
Kategori status keberlanjutan pel~ge'olaan wisata pantai berdasarkan IKPWP (Sumuer: Susilo, 2003)
0-25 26-50 51-75 76-100
Buruk Kumng Cukup Baik ---~
Tabe) 2.
Reaiitas nilai untuk setiap indikator
Dimensi dan Indikato, Dimcnsi Ekologi Keocrsihan pantai KeseslIaia'1 kawasan Daya dukung kawasan Penataan kawasall Dimensl Sosial Partisipasi masyarakat Peran pemerintah Peran swasta Kearifan lobi Dimensi Ekonomi Kesejahteraan masyarakat Pendapatan daerah Sumber pendanaan Anggaran pendanaan Dimensi Kelembagaan Keberadaan Iembaga Peran lembaga Ketersediaat~ peratllran Penegakkan peraturan
Nilai O=
DDK); I=(=DDK); 2=«DDK)
o 2
o
O=
o
O=rcndah; O=rcndah: O=rendah; O=rcndah;
o
1=cukup; 1=cukup; J =cukup; 1=cukup;
2=tinggi 2=tinggi 2=tinggi 2=tinggi
O=mcnurllll; I =tetap; 2=meningkat O=menurun; 1=tetap; 2=meningkat O=-ktlrang; 1=cukup; 2= banyak O=menurun; 1=tetap; 2=meningkat
O=kurang; 1=clIkup; 2=banyak O=rendah: 1=cukup; 2=tinggi O~kllrang: I =cukup; 2=banyak O=rendah; 1=cukup; 2=tinggi
o I
o 2 2
o 2 1 I
o
o
'asir Putih
247
a
Jurna{2(Jpariwis
ataan
IndOnesia.
Vol. 8 No.3 September 2013 ISSN
1~07-9419
Analis is IVloo1:e Carlo ,
60
I
Y
III
_
..
-\ I ,\
\
I,
+\ ~.
,
60
Gambar 3.
,
; ~--
-I
\
HasH anal isis A10nle Carlo
Skala Kcberlanjutan
-+- Skala Keberlanjutan I
Ekonomi
Gambar 4.
248
Diagram layang indcks keberlanjutan pengelola
an
wisata pantai
Fachruddin Hari Anggara Putera dkk: Kajian Keberlanjutan Pengelo/aan Wisata Pantai di Pantai Pasir Putih Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan
1419
I
Tabel3.
_____ 1
I I l
~---i 120
i
Ekologi Sosial Ekonomi
Indeks dan statlls keberIanjutan pengelolaan wisata pantai di Pantai Pasir Putih Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan pada seliap dimensi pengelolaan
19,94 72,60
i I
rlanjutan
ai
I\) ilai skor pada indikator-ind ikator yang masuk dalam dimemi sosial, ekologi, dan ekonomi :llemang .:::enderung buruk. hanya satu indikator yang memiliki nilai skor yang baik, yaitu dunensi ekonomi. Pada dimensi sosial, salah satu indikato!" yang kondisinya masih buruk adahh partisipasi masyara!mt. Hasil analisis menunjukan bahwa partisipasi masyarakat masih rCildah. Partisipasi masyarakat mcmperoleh pengaruh rcndah karena prrrtisipasi masyarakat tersebut belul11 membe rikan manfaat yang cukup signifikan untuk pengcmbangan kawasan wisata paniai. Hal ini dapat dilihat dari masi:l kurangnya partisipasi masya rakat dalal11 menciptakan sLlatu pro duk untuk dipctjualbclikan dalam mendukung kegiatan ekonomi wisata pantai. Sebagai contoh, sebagian besar produk yang dipetjualbelikan bukan berasal dad produk hasil cipta masyarakat setempat seperti baiu bali, sarung bali, dan benda-benda pernak pernik lainnya yang rata-rata berasal dari Bali. Padahal, sebenarnya til~ak sedikit kearifan masyarakat yang dapat dikembangkan untuk meng hasilkan prodllk-produk yang inova tif, seperti pembuatan kapal pinisi yang sangat terkenal hingga ke mancanegara, dan pembuatan sarung
sutra bulllklll11ba, yang jika dikem bangkan akall menciptakan proouk yang tidak kalah bersaing dengan produk dari luar. Kurang berkem ban31lya partisipasi masyarakat terse but dikarenakan kurang;lya penge tallllan musyarakat daJam mencip takan, mengelola, dan mcngembang kan kcarifan-kcarifan yang ada. Pada dimcnsi ekologi, salah satl! yallg kondisi inJikatornya lI1asih buruk adalah daya dukung kawasan. Daya elukung kawasan wisata pantai eli Pantai Pasir Putih Bira adalah 124 01 ang per hari atau jika di konversi kc tahun mcnjaeli 45.260 orang per tahun. Dcngan dClllikian, jika mclihat pada kondisi nyata yang tctjadi di Japangall dalam lima tahull terakhir (jumlah pengunjung: tahun 2008 = 61.614 orang per tahun, tahull 2009 = 69.700 orallg per tahun, talmn 20 I 0 = 89.800 orang per tahun, tahun 2011 90.100 orang pei' lahul1, tahull 2012 95.970 orang per lahun). maka jumlah wisatawan eli Pantai Pasir Putih Bira tcbh mclebihi daya daya dukung kawasan. Jumlah wisatawan di Pantai Pasir Putih Bira telah melebihi daya dukungnya disebabkan oleh bebcrapa hal berikut. Pertama, kawasan Pantai Pasir Plltih Bira tidak memiliki aturan mengenai batasan jumiah pengunjul1g
249
Jurna(1{jpariwisataan Indonesia yang dapat ditampung setiap harinya. Hal ini tentunya mengakibatkan siapa saja dan kapan saja boleh masuk ke Pantai Pasir Putih Bira yang dam paknya mengakibatkan jllmlah pe ngunjung akan melebihi daya dukung ka\\asan. K9.(l!l1!. tidak adanya alman ini disebabkan karena kawasan Pantai Pasir Pulih Bira dimanfaatkan hallya untuk mCllgejar kenntungan ekonomi sellw.ta t:lI1pa !'nemperhatikan kondisi lingkungan yang ada. K~tj£,!!. kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat, aparat pcmerintah. mallplln sektor swasta mellgenai dayd dukung kaw~san icr kait dengan keberlanjmun pcngelo laan kawasan wisata pantai. Pada dimensi keiembag,l'1n, sa lah satu illdikator yang kondisiny
250
Vol. 8 No. 3 Sepl~mber 2013ISSN 1907-9419
Pada dimensi ekonomi, satu
satunya indikator yang be/um rnasuk
dalam kategori baik adalah sumber
pendanaan. Berdasarkan data yang
diperoleh, sumber dukungan dana
untuk kawasan wisata Pantai Pasir
f>utih Bira hanya berasal dari satu
sumuer, yakni berasal dari
pcmerintah daera:l dalarll hal ini
Dinas Kcbudayaan dan Pariwisata
Bulukumha. Hal ini mcnyebabkan
anggaran untuk pengelolaan kawasan
wisata Pantai Pasir Putih Him masi:1
sangat terbatas. Dengan demikian
uerdampak pada sasaran penggu!1aan
anggaran yang juga masih sangat
terb<>.tas. Hal ini dapat dilihat dari
penggunaan anggalan yang Iebih di
arahkan pada pemeliharaan clan pem
bagunCln fasilitas aS0t Pemerintah
Daerah.
Hasil (lnalisis Leverage mem
perlihatkan bahwa diantara 16 ind:
kator yang digunakan untuk rnenilai
status keberlanjutao pengelolaan wi
sata pantai di Pantai Pasir Putih Bira,
terdapat 14 indikator yang paling
sensitiC yaitu berturut-turut adalah
kesejahteraan masyarakat, pendapat
an daerah, anggaran pelldanaan, kea·
rifan tokal, peran pemerintah, partisi
pasi masyarakat, sumber pendanaan,
penataan kawasan, daya dl!kung ka
wasan, peran swasta, keberadaan lem
baga, peran lernbaga, ketersediaan
peraturan, dan kebersihan pantai. Ha
nya terdapat 2 indikator yang tidak
sensitif terhadap pembentukan indeks
keberlanjt:tan pengelolaan wisata
pantai, yaitu kesesuaian kawasan
wisata pantai dan penegakan pe
raturan (Gambar 5).
Empat belas indikator yang pa
ling sensitif ini hendaknya rnendapat
perh3tian oleh pengambil kebijakan
pengelolaan wisata pantai di Pantai
F a
n
b it
6:
Ie
[
Fachruddin Had Anggara Putera dkk: Kajian Keberlanjutan Pengelolaan Wisata Pantai di Pantai Pasir l~utih Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan
'-9419
satu nasuk umber yang dana Pasir .j satu dari al ini iwisata ::,abkan lwasan masi;} :mikian gUI1aan sangat at dari ~bih di m pem
Pasir Putih Bira. Kebijakan yang di ambi! pada dasamya adalah kebijakan mempertahankan nilai indikator apa bila telah baik dan Inemperbaiki nilai indikator apabila be!U111 baik (Gambar 6).
A n:a Ii sis Lcvc 1- a gc
1 .:.\
?
menilai aan WI lih Bira, , paling adalah endapat lan, kea· , partisi ndanaan, cung ka laan le!l1 !rsediaan .ntai. Ha mg tidak U1 indeks wisata kawasan ikan pe
. yang pa mendapat kebijakan di Pantai
!
I .'
!
",-,
!
-1
PClan I'Clrl';'llrrt"l. Pa,'li"jp.:1.'-..t ,0.1:\s.Y;Ox:tk,,\"
)'c.,a"'""
mem
~
".."""'-r.""",,~ ! 1
leril~tah
16 ind:
Dengan demikian, rekomendasi
kebijakan untuk dapat meningkatkan
status keberlanjutan pengelolaan wi
sata pantai di Pantai Pasir Putih Bira
adalah sebagai berikut.
l
KC,",.;-,lJ,..;t1,tll
Kaw"" ...
D.", , !Jul,""g haw""", J..:.l".. ,".·",~\n "r,s.\t t l""tlt.H
t
r
__
nl~~'»
? ~
~"'-''''-'''''''_' 4 LL:±~ ~d.~~~,..=
fO
'
1.nL
a
:1
!
2
G
Kt.·J( .. ill·.... ,it~L'> --"-
......
_._
...
,..
~ --'-1"
,
.
-~--~ ~
.. Nilai indikator'! Bail<
7
_.:,; .. -(1", . . . . . (Ul... U(~H·
-----~.-
lndikator pClltitl~; pada ~:e.tiap dimcilsi
'"
r
-'1: Kcbijakan yang rclev;J1l
Gambai' 6.
r';.t~l
Hasil anal isis LC1'erage
' .
L_..______.....
'10
"
' . [ = 1 : .
KCUClh'lhUll P~ln'ilt
Dipcrtak:nk
=--,
'~:"'l :;+u_.'~ -::'1 1 ",0-:" ' '"' ' ' 1' 1'---
Gambar 5,
I"
i
2'T2
:
....I
13urllk
Dipcrbaiki
I.
r-
I
,J
Determinasi indikator penting dalam kerangka pembuatan kebijakan
251
t
Juma{ 1\jpariwisataan I tuf:mesiu.
Vol. 8 No.3 September 2013 ISSN 1907-9419
peJ1ama, membuat kebijakan pembatasan jumlah pengunjung ka wasan. Dalam hal ini penglll~jung ka wasan ideal dalam 1 hari adalah 124 orang. Dampak positifnya adalah se cara ekologi akan menjamin keber lanjulan kawasan wisata p:mtai. Na mun daJ11pak negatifnya ad,tlah pengllrangall pendapatan masyarakat dill) dacrah. Dcngan demih.lJl. il1aka lllltuk mcngurangi atau bahkan J11cnghilangknn dampak ncgatif ini, peril! dihuat behcrapa kebijakan yang dapat ll1Cmpel1ahankan b(1hkan mc n ingkatkan pendapatan bagi masya rakat dan daerah. Kebijakan tersebut antara laill: a. I11cmbuat prl)d~lk dan .!asa yang dapat meningkatkan pengc IUMan wisatawan. 111 isalnya .iasa re krcasi, akc'l1lodasi, kcrajinan, dan makanan; h. MCl11inimalkan kcbo coran ncndapatan n,asyarakat lokal meia III i pengell1h('I1gall industri keci I dan kcrnjinan lokal; c. Mcnycdiakan pilihan akolllodasi lokal: d. Mellye diakan pi lihan kegiatan rekreasi; e. Mcndorong pertl!mbuhan konslll11si makanan lokal; f. Memastikan adanya program bagi hasil dari penerimaall kegiatan wisata pantai kepada pemcrintah dacrah. K~lIE., membuat aturan me ngcnni penataan kawasan dan meningkatkan kebersih£1Jl pantai melalui penycdiann sarana dan pra sarann kebcrsihan palltai dan petugas kebersihall palllai. Melalui peratllran tersebut. lllakn nilai kawasan wisata Pantai Pasir PlItih Bira akan mc ningkat. Dcngan demikian, tar if yang cukup besar dapat dikcnakan kcpada pcngunjung kawasan Uiltuk kegiatall yang bersifat ekollomi. Hal ini tidak akan mcmberikan rasa beban kepada penglillJuni,' untuk I1lcngeluarkan biaya wis3tanya karena telah
dipenuhi rasa senang dan kaguJ11 karena dapat menikmati keindahan dan kebersillan Pantai Pasir Putih Bira. Keindahan dan keber~ihan pantai ini yang merupakan nilai jual 1111. AkilJatnya akan kawasan memberikan dampak ekoncmi bagi masyarakat dan daerah. Ketiga, memhuat kebijabn yang dapal l1leningkatkan paliisipasi I1ldsyarakat lokal, misalnya untuk jasa pcnldndu \Visata, peng(;;l1lbangan usaha kccil mcnengah dibidang kerqj inan, pakaian, dan makanan, selia pengemhangan usaha kegiatan olahraga air. KeemB!. mcngcmbangkan pcndidikan dan kcterampilan l1lusya rakat lokal, khususnya kcterampilan yallg diperlukan untuk dapat ber p
252
:)07-9419
kaguJ11 eindahan ;ir Putih ~ber~ihan
nilai jual a a!<.an 2rni bagi kebijabn )artisipasi ya untuk ;mbangan dibiddng makanan, l kegiatan mbangkan an masya terampilan iapat ber an wisata ~mbangkan
ansa lokal. !patan bag:. mcrayakan tkan peran kung kegi nya penye la yang 111e Ig kegiatan I diperbaiki, penyediaan kebersihan aturan yang memperkllat antai yang aturan yang partisipasi dapat mell1 nenjadi lebih ~enai batasan iwasan agar ,ikmati kein .an kawasan
Fachruddin Hari Anggara Putera dkk: Kajii:ln Kebel'lanjutan PC'lgelolaan Wisata Pantll; di Pantai Pasir Putih Bira, Bulukumba, Sulawesi Selatan
yang Iebih baik. Kesembilan, me ningkatkan promosi potensi kawasan agar dapat menarik investor dan lembaga-Iembaga lainnya dalam mendukung pengelolaan kegiatan wi sata pantai dan pengembangan objek wisata pantai. meningkatkan pe ran lemb2ga yang telah ada, misalnya membantu promosi kawasan, memberikan upah karyawall millimal se3ual standar UMP Sulawesi Selatan, dan memberikan pCllyuluhan untuk meningkatkan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan wisata pant
Penelitian 1111 menyimpulkan bahwa status kcbcrlanj utan pcnge laban wisata pantai di Pantai Pasir Putih Bira, Blllllkumba, Sulmvcsi Selatan tC'nnasuk kategori kurang berkelanjutan. Untuk meningkatkan status keberianjutan pengelolaan wisata palltai di Pantai Pasir Putih BiTa, perlu dibllat bcbcrapa kcbijakan yang dapat mcmperbaiki kondisi status keberlaqjutan penge lolaan. Pertama, menetapkan daya dukling kav:asan wisata pantai di Pantai Pasir Putih Bira. membuat rensana tata ruang kawasan dan meningkatan keLersihan pantai. mening katkan partisipasi masyarakat, peran pemerintah, peran swasta, dan ke arifan loka! masyarakat. Keelllpat, mencari lembaga yang dapat men dukung pcngclolaan kawasan wisata pantai tcrsebut agar dapat dimun faatkan seem'a optimal dan bcrkelan jutan. Kelima, mcmbllat peraturan daerah (Perda) yang dapat mening katkan keberlanjutan pengelolaan wisata pantai, misalnya Perda tentang penetapan daya dukung kmvasan,
Perda tentang penataan kawasan, dan Perda tentang keterJibatan masya rakat didalam peng.;)oIaan kawasan wisata pantai. DAFTARPUSTAKA Alder, l, D. Zeller, T. Pitcher, dan R. SUlllaila. (2002). A mcthod for evalui1l i ng marine prokctC'd area management. Coast:d A1aI10['('I11(,:1I, No. 30: 121 1':; 1. [BAPPEDA) Radr.n Perel:canaan Pemhangunan Daerah Kabupakn Bulukwllba. (200(j). Data potenci sumberdaya daerah Kabupa1en Bulukumba. BAPPE:JA Kabupaten BuluKumba. Bulukumba. Rengen, D.G. (2003). Format keterpaduan dan berkebnjutan dalam pcngelolaan sthl1berdaya alam. Warta Pesisir dan Lau/all, No. 01: 3-6. Bengen. D.G. (2004). Sinopsi:; "ekosistem dan sumberdaya alam pesisir dan lam sena prinsip Pus::1t Kaj il1n pellgelolaannya". SUl11berdQya Pesisir dan laut Insti(ut Pertanian Bogor. Bogar. 72p. Bjork, P. (:~OOO). Ecotollrisl11 fi'om a conceptual perspective, an extended definition of a unique tourism form. inlematiollal Journal TU1II'ism Research, 2: 189-702. Cicin-Sain B & Knecht. (J 998). Integratcd coastal and ocean management: concept and practices. Island Press, Washington. Dahuri, R., Rais, J., Ginting, SP., & SiteI'll, Ml (2008). PcngeloiaQI1 sLllllberdaya wilayah pesisir dan butan seeara terpadu. PT Pradnya Paramitila. Jabrta. 328p. Dinas Kcbudayaan dan Pariwisata Kabupaten Buhrkumba. (20 I Alokasi <1llggaran dana Pantai Pasir Putih bira tahun anggaran 2012. Dinas Kebudayaan dan Pariwisat;] Kabupaten Bulnkumba. Bulukumba. Dinas K..:buclayaan dan Pariwisata Kabupaten Bulukumba. (10 I
253
Juma{1<jpan'()..l;sataan lmfonesia
Vol. 8 No.3 September 2013 ISSN 1907-9419
Angka kunjullgan wisatawan Pantai Pasir Putih Bira 5 lahun terakllir (2008-20 n). Dinas Kebudayaan dan Pariwisata K3bupaten Bulukumba. Bulukumba. Dinas Kcbudayaan dan Pariwisilta Kabupatell Blilukumba. (2012c). Pcndapatan daerah melallli retribusi parkir dan retribllsi tiket masuk di kav.'asan wi~atu Pantai Pasir Putih Bira t'lbm, 200ll s3mpai lailun 2012. Dina!' Kebudayaan dan ['ariwisata Kabupatcll Bulubmba. Bulukumbr.. Dinas Kcbudaya:Jn dan Pariwisata Kabupatell BuluKumba. (1013). A 10ka~i ang!;aran d~lIla Pantdi Pasir Pl1tih Rim (ahun allg;amn 2011. Dinas Kebudaya:lI1 dan Pariwisata Kabupatell BulLlkullIba. Bulukumba. FallzL A. Dan S. Anna. (2002). Evalliasi status kebl'r1aniutan pembangun?n pClIdckat
Pitcher TJ & Preikshot D. (2001). RAPFISH: A rapid appraisal to evaluate the teclmiqu:.: sustairability status of fiheries. Fisheries Research, 49: 255-270. Ross, S & Wall, G. (1999). Ecotourism: towards congruence bp,tween theory and pracfice. ToUt·ism Mana[!ement, 20: 17.3-132. Sa~ria, A., Umbari, A., Fauzi, A., PurbaY;ll1lo, A., Sutarto, E., Muchsin, L Muflikhati, I., Karim, M., S;md, S., Oktariza, W., & l'11:-an, Z. (2002). Aeuan singkat me'luju descntraiisasi pengeloiaan sUl>1berdJya pcriKanan. Pusat Kajian AgrClria IPB, Partnership for Governance Reform in Indonesia, PT Pustlka Cide<;indo. Jakarta Selatan. 96p. Susilo, S.B. (2003). Keberlanjutan pemballglll1an pulau-pulall kecil: Studi kasus kelurahan Pulau Panggang dall Pulull Pari KeptllallJ,n Seribu [disertasi]. Sekolah P::scas3Ijana, Institut Pertanian Boger. Rogor. i33p. W(Jod, M.E. (2002). Ecotourism: principles, practices and policies for su,tainability. UNEP dan TIES UN Publications. Yulianda, F., F?llI·udin, A., HutC!barat, A.A., Hartcti, S., Kusharjani., Kang, HS" & Adrianto, L. (2010). Pengelolaan pe~isir dan iaJt s~eara terpadu. Pusdiklat KehutananRl, Dcparternen Kehutanan SEC EM-Korea International Cooperation Agency. Bogor. 134p. OECD. (\993). Coastal zone I1wnagcmcnt: integrated polices. Organization for Economic Co operation and Development,
254
PaI15***
d
fi K
E ill