Vol. 1 No. 1
JURNAL KAJIAN MEDIA Juni 2017
Halaman 28 - 41
Makna Keluarga pada Kelompok Mafia: Analisis Semiotika Dalam Film The Godfather-I Leonard Rio DB Rumthe Mahasiswa Program Studi S1 Ilmu Komunikasi Universitas dr. Soetomo Zulaikha Dosen Fakultas Ilmu Komunikasi – Universitas dr. Soetomo
[email protected] ABSTRAK Keluarga adalah sebuah kelompok kecil masyrakat dimana seorang manusia mulai belajar bersosialisasi dengan manusia lainnya, dalam keluarga terdapat tingkatan mulai dari kakek nenek, ayah ibu, sampai dengan cucu. Semua manusia di dunia ini memerlukan keluarga dan pasti memiliki keluarga semenjak dia lahir, tak terkecuali mafia Italia. Mafia italia merupakan sebuah organisasi yang berasaskan kekeluargaan dan kepala keluarga dalam mafia juga sama dengan ketua organisasi. Italia mempunyai bermacam budaya yang sangat bagus terutama tentang keluarga, dalam budaya Italia keluarga merupakan sebuah hal yang yang harus diutamakan daripada hal yang lain. Berbicara mengenai mafia tentu banyak film yang membuat cerita berdasarkan kisah mafia, salah satunya adalah film The Godfather karya Francis Ford Coppola yang diangkat dari novel kara Mario Puzo. Pada dekade 70an film ini termasuk film yang memuncaki box office di dunia hingga dikalahakan oleh The Shawsank Redemption. Kita bisa menlihat bagaimana mafia memperlakukan keluarga dan bagaimana sistem keluarga dalam mafia yang selama ini menjadi pertanyaan banyak orang, yang terpenting adalah bagaimana kita bisa mengetahui makna keluarga dalam mafia italia melalui Artikel ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan semiotika menurut John Fiske, peneliti akan menganalisa scene per scene dalam film The Godfather untuk mengetahui bagaimana makna keluarga dalam mafia Italia. Kata Kunci: Makna. Keluarga. Mafia. Semiotika. The Godfather I. ABSTRACT The family is a small group of people where a human being starts learning to socialize with other human beings, in families there are levels ranging from grandparents, fathers, to grandchildren. All humans in this world need a family and must have family since birth, not least Italian mafia. The Italian Mafia is an organization based on kinship and the head of the family in the mafia as well as the head of the organization. Italy has a great variety of cultures, especially about families, in the Italian family culture is something that should take precedence over anything else. Talking about the mafia is certainly a lot of movies that make stories based on the story of the mafia, one of which is the movie The Godfather by Francis Ford Coppola which is lifted from the novel by Mario Puzo. In the 1970s this film includes a film that topped the box office in the world until defeated by The Shawsank Redemption. We can see how the mafia treats the family and how the family system in the mafia has been the question of many people, the most important is how we can know the meaning of families in the Italian mafia through this article. This research uses descriptive qualitative research method with semiotic approach according to John Fiske, the researcher will analyze scene per scene in The Godfather movie to know how the meaning of family in Italian mafia. Keywords: Meaning. Family. Mafia. Semiotics. The Godfather I.
29
LATAR BELAKANG Mafia, mungkin pertama kali kita mendengar kata itu hal buruk yang terngiang dalam pikiran kita. Hal itu karena memang mafia adalah organisasi yang selalu berurusan dalam dunia kejahatan. Sebetulnya, mafia sendiri adalah organisasi bisnis dalam skala besar yang ada hampir di berbagai Negara. Mafia merajai tempat-tempat hiburan malam, kasino-kasino dan biasanya juga narkoba. Mafia sendiri memegang peranan penting dalam dunia bisnis hampir di setiap Negara, terutama di Negara Amerika Serikat dan Italia. Italia merupakan Negara dimana mafia lahir, tepatnya di kota Palermo, Pulau Sisillia, Italia selatan. Di Amerika Serikat mafia mulai muncul sekitar awal abad ke-20 melalui imigran-imigran dari Italia yang dating ke Amerika, dan menjadikan mafia menjadi salah satu organisasi yang besar pada saat itu di Amerika Serikat. Melalui jaringan yang dibangunnya, mafia menguasai hampir semua elemen dalam masyarakat seperti polisi, politikus, dan pejabat-pejabat yang berkuasa di area mereka menjalankan bisnis. Biasanya, mafia menggunakan nama keluarga untuk menjadi nama organisasi mafia tersebut, seperti keluarga Corleone menjadi nama organisasi mafia Corleone di Kota New York. Dalam organisasi mafia seorang pemimpin merupakan orang yang sangat berkuasa dan selalu menjadi panutan bawahan-bawahannya, pemimpin tersebut disebut dengan Don yaitu gelar kebangsawanan di Italia, atau kalau di Inggris biasa disebut dengan Sir. Seorang Don atau kepala keluarga haruslah sosok yang berwibawa dan penuh tanggungjawab dan juga saying terhadap keluarganya. Pergantian kepemimpinan dilaksanakan di keluarga sendiri, atau kepada orang yang masih mempunyai pertalian darah, sebagaimana terjadi dalam sistem monarki layaknya kerajaan-kerajaan. Pengambilan keputusan ada di tangan sang Don. Keputusan Don bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu gugat dan harus dituruti semua anggota keluarga, baik anggota keluarga kandung maupun keluarga luar tapi masih dalam lingkup organisasi mafia tersebut. Keluarga memiliki makna yang sangat mendalam dalam sebuah organisasi mafia, karena sebetulnya keluarga adalah pondasi untuk membangun organisasi mafia. Setiap anggota keluarga memiliki peran masing-masing, dan Don-lah yang ketua organisasinya. Mafia memakai system keluarga patrilineal dimana anggota keluarga pria yang memegang kendali dalam keluarga. Jika kita berbicara mengenai mafia, tentu tidak bisa melupakan nama Mario Puzo, novelis yang banyak sekali membuat novel berlatar mafia.Namanya melambung setelah dia menerbitkan novelnya Trilogi The Godfather (1969), The Sicillian (1984) dan The Last Don (1996). Sebetulnya Mario Puzo juga banyak menulis novel-novel dan buku lain tapi tidak setenar trilogi The Godfather sendiri. Trilogi itu kemudian di film-kan beberapa saat setelahnya dan menjadikan Mario Puzo menjadi semakin terkenal. Di dunia film baik itu Hollywood, Hongkong, Mandarin, Jepang atau film-film Eropa, banyak film yang mengisahkan tentang bagaimana kehidupan mafia dalam menjalankan bisnis mereka, dan liku-liku kehidupan mafia. Salah satu film tentang mafia yang legend sampai sekarang adalah film The Godfatherkarya Francis Ford Coppolla yang di rilis pada tahun 1972.
30
Film yang berdurasi 2 jam 57 menit ini menceritakan tentang kelompok organisasi mafia di kota New York yang bernama keluarga Corleone yang dipimpin oleh Vito Andolini Corleone sebagai kepala keluarga. Di dalam film tersebut Vito Corleone menjadi tokoh utama yang sangat menarik untuk diteliti karena sangat terlihat sekali bahwa sosok Vito Corleone sebagai kepala keluarga sangat menyayangi keluarga dan kepala organisasi yang sangat tegas. Vito Corleone sendiri berasal dari Pulau SisilliaItalia, bagi Vito sebuah keluarga adalah segalanya Vito mempunyai statement dalam film The Godfather yang cukup melegenda yaitu, “A man who doesn't spend time with his family can never be a real man” yang berarti, seorang pria yang tidak menyempatkan waktunya untuk berkumpul bersama keluarga tidak akan pernah menjadi pria sejati. Film the Godfther sendiri adalah film lama yang dibuat tahun 1972 dengan Francis Ford Coppola yang menjadi sutradara, film yang diangkat dari novel karangan Mario Puzzo dengan judul yang sama berhasil memuncaki rating tertinggi selama 22 tahun hingga akhirnya dikalahkan oleh The Shawsank Redemption. Karena film The Godfather berlatar belakang kekerabatan tentu banyak sekali maknamakna keluarga dalam sebuah organisasi mafia yang selalu mengedepankan keluarga sendiri dibanding apapun itu. Vito Corleone mempunyai 4 orang anak 3 putra dan 1 putri, di mana keempatnya memiliki karakter yang berbeda-beda yaitu Sonny, Fredo, Connie dan Michael adalah nama anak-anak dari Vito Corleone di mana Michael lah anak yang paling diharapkan untuk menggantikan organisasi mafia dari keluarga Corleone. Michael sendiri tidak menyukai dunia mafia seperti yang keluarganya lakukan, Michael malah memilih untuk menjadi seorang tentara, hingga akhirnya ada sebuah insiden penembakan Vito Corleone hingga membuat Vito harus dirawat di rumah sakit. Setelah insiden penembakan tersebut Michael membunuh lawan dari keluarga Corleone yang telah menembak ayahnya sehingga mau tidak mau dia harus masuk dan terlibat dalam dunia mafia. Sehingga Michael harus diungsikan kembali ke Pulau Sisillia untuk menghilang sementara sampai situasi menjadi kondusif, tidak berselang lama setelah Michael kembali ke New York Vito Corleone menyerahkan kekuasaan organisasi Mafia keluarga Corleone kepada Michael. Menarik untuk mengamati, seperti apa makna kekeluarga dalam kehidupan mafia. Tulisan ini tidak akan membahas bagaimana makna keluarga dalam kehidupan mafia yang sesungguhnya, tetapi hanya akan membahas tentang bagaimana makna keluarga di tampilkan dalam film yang bercerita tentang mafia, dengan pendekatan semiotika. FILM DAN MAKNA PESAN DI DALAMNYA Film merupakan alat komunikasi massa yang muncul pada akhir abad ke-19, ditemukan oleh Louis dan August Lumiere. Di Perancis, filmis adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan film dan dunia sekitarnya. Tetapi di Yunani film lebih dikenal sebagai cinema yang merupakan singkatan dari cinematograph yang jika diartikan secara harfiah berarti gambar bergerak. Di Inggris lain lagi, film disebut dengan Movie diambil dari kata move yang berarti bergerak (Vera 2014:91). Sebagai suatu bentuk karya seni, film mengandung maksud dan tujuan yang ingin disampaikan pembuatnya. Meskipun cara penyampaian dan pendekatannya berbeda,
31
setiap film mempunyai pesan moral tertentu. Itu juga karena film dirancang untuk melayani keperluan publik terbatas maupun publik tak terbatas ( Sumarno, 1996:10 ). Hal ini disebabkan pula adanya unsur ideologi dari pembuat film, dan unsur yang menarik ataupun merangsang imajinasi khalayak (Irwanto, 1999:88). Para pambuat film biasanya mengambil unsur-unsur yang ada dalam masyarakat sebagai bahan atau ide untuk pembuatan filmnya. Karena itu film juga merupakan suatu media komunikasi untuk menyampaikan pesan, sehingga tidak jarang film juga dipakai sebagai alat propaganda dari pihak-pihak tertentu. Para penentang pembangunan pabrik semen di Rembang Jawa Tengah,misalnya, menggunakan film ‘Samin vs Semen’ untuk sebagai media protesnya kepada pemerintah. Dan film itu terbukti sukses menarik perhatian pemerintah, hingga berujung dibatalkannya ijin pembangunan pabrik semen itu oleh Mahkamah Agung. Genre film bermacam-macam, dari drama percintaan, drama komedi, psyco, laga, musikal, dll. Setiap tahun, diajang bergengsi perfilman dunia, Oscar dan Cannes, pemenang film terbaik bisa datang dari genre yang berbeda-beda. Bukan hanya genre, tetapi cerita yang diangkat sebagai film pun bisa beranekaragam, dari kehidupan seharihari, legenda, sampai mimpi futuristik. Tidak ada patokan khusus cerita yang bagaimana dan genre apa yang disukai masyarakat penonton, karena selera masyarakat juga beraneka ragam. Cerita pun berkembang seiring perkembangan situasi dan kondisi masyarakat. Secara garis besar film dibagi menjadi dua jenis yaitu film cerita dan film non cerita. fFlm cerita biasanya di putar di bioskop, tv dan dalam keping dvd, sedangkan film non cerita adalah film dokumenter yang merupakan film yang menggambarkan langsung realita dari apa yang direkam. Film cerita adalah film yang memakai alur dan skenario untuk menghasilkan sebuah cerita yang menarik. Oleh karena itu, suatu film terutama film cerita dapat dikatakan sebagai wahana penyebaran nilai-nilai (Effendy, 2002:16). Sedangkan film dokumenter adalah film yang tidak memiliki skenario dalam pembuatannya dan biasanya kru film yang dibutuhkan juga tidak banyak, karena film dokumenter adalah gambaran asli dari realita. MAKNA KELUARGA DALAM MAFIA Keluarga mafia adalah keluarga yang menguasai beberapa bisnis tertentu. Makna keluarga dalam mafia sangat besar karena bagi mafia organisasi itu keluarga dan keluarga itu adalah organisasi itu sendiri. Meskipun mafia identik dengan kejahatan tetapi mafia selalu mendahulukan keluarga di atas apapun. Bahkan mafia punya kode etik tertentu, sebagai berikut : 1. Dilarang memperkenalkan diri secara langsung kepada pihak kedua; harus pihak ketiga yang melakukannya. 2. Dilarang “main mata” dengan isteri sesama anggota. 3. Jangan sampai terlihat oleh polisi. 4. Dilarang dugem di tempat hiburan malam seperti pub dan klub. 5. Harus selalu siaga demi panggilan tugas mafia, bahkan ketika isterimu melahirkan. 6. Janji untuk bertemu harus dipatuhi.
32
7. Isteri harus diperlakukan dengan hormat. 8. Bila ditanya soal informasi apapun, maka jawabannya haruslah benar. 9. Dilarang menerima uang yang menjadi hak rekan lain atau keluarganya. 10. Orang-orang yang tidak bisa bergabung dengan mafia: Orang yang dekat dengan polisi, yang waktunya bagi keluarga relatif terbagi, yang perangainya buruk dan tidak bermoral SEMIOTIKA FILM MENURUT JOHN FISKE Semiotika adalah studi yang mempelajari tentang tanda-tanda , juga tanda-tanda dalam film. John Fiske sendiri mengatakan bahwa pusat dari konsentrasi semiotika adalah tanda-tanda, kajian mengenai tanda dan cara tanda-tanda tersebut bekerja. Dalam teorinya tentang kode-kode televisi (the codes of television) John Fiske mengatakan bahwa sebuah realitas tidak muncul begitu saja melalui kode- kode yang timbul, namun juga diolah melalui penginderaan sesuai referensi yang telah dimiliki oleh pemirsa televisi. Dalam kode-kode televisi yang diungkapkan oleh teori John Fiske bahwa peristiwa yang ditayangkan dalam dunia televisi telah dienkode oleh kode-kode sosial yang terbagi dalam tiga level berikut. 1. Level reality, an event televised is already encoded by social codes as those of : appearance, dress, make up, environment, behaviour, speech, gesture, and expression. 2. Level representation, these are encoded electronically by technical codes such as those of: camera lighting, editing, music, and sound’ 3. Level ideology, which transmit the conentional representational codes, wich shape the representation of, for example: narrative, conflic, character, action, dialogue, setting, and casting (Fiske, 1987:3 dalam Vera, 2014:35). John Fiske menjelaskan bahwa ada tiga level dalam teori kode televisi, yang pertama adalah level realitas, di mana peristiwa yang ditandakan sebagai realitas tampilan yaitu perilaku, lingkungan, percakapan, gestur, ekspresi, suara dan sebagainya. Pada level kedua atau level representasi, realitas yang terenkode dalam encoded electronically harus ditampakan pada technical codes seperti kamera, lighting, editing, music, suara, semua yang berbau dengan teknis dalam sebuah film dimasukkan dalam level representasi ini. Level ketiga yang disebut dengan level ideologi, semua elemen yang ada dalam film tersebut dikategorikan menurut kode-kode ideologis yang ada dan disangkut pautkan seperti Patriarkhi, Indvidualisme, ras, kelas, materialisme, kapitalisme, komunisme bahkan Pancasila ( Vera 2014:36). SEMIOTIKA DALAM FILM THE GODFATHER-I Level Reality
33
Pada gambar diatas bisa dilihat bahwa penampilan dan kostum yang dikenakan oleh para pemeran dalam film The Godfather adalah pakaian formal atau resmi. Pakaian resmi selalu dipakai dalam acara-acara resmi dan pakaian resmi selalu menyimbolkan bahwa orang kalangan atas saja yang memakainya. Orang menamai pakaian tersebut dengan nama setelan jas, atau juga Pakaian Sipil Lengkap. Biasanya setelanjas melambangkan kaum-kaum borjuiskarena harganya yang relatif. Pada gambar itu kita melihat bahwa setelan selalu digunakan oleh anggota mafia karena mafia selalu memperhatikan penampilan, untuk memperlihatkan dari kelas sosial mana mereka berasal. Mereka adalah kelas atas dan borjuis dalam tatanan masyarakat pada saat itu.Di film Godfather keluarga mafia Corleone adalah penguasa bisnis di New York.
Meski demikian, keluarga Corleone tidak hanya bangga dengan strata sosialnya saja. Mereka juga digambarkan bangga ketika salah satu keluarganya, Michael Corleone menjadi tentara. Di film tersebut diceritakan bahwa Michael adalah pahlawan perang dan ayahnya Vito Corleone sangat bangga terhadapnya, Vito tidak ingin Michael menjadi mafia.
34
Asesoris lain yang menunjukkan kelas sosial adalah topi. Topi dalam gambar di atas, menunjukkan kelas sosial atas. Sedang kelas bawah, nampak dalam gambar topi di bawah ini : Level Reality Environment
Gambar di atas merupakan lokasi perbincangan salah seorang keluarga mafiaTom Hagen dengan seorang produser Hollywood., di California. Sebuah rumah mewah. Ini juga menunjukkan bahwa anggota keluarga mafia juga berinteraksi dengan masyarakat kelas atas lainnya. Itu dibuktikan dengan rumah mewah yang ditampilkan.
35
Gambar di atas menunjukkan jalanan kota New York pada era tahun 1940an. Setting tahun yang dipakai dalam film ini. Cadillac adalah mobil mewah pada waktu itu jadi bisa dilihat bahwa kaum kelas menengah ke atas pun masih membeli buah di pinggir jalan.
Gambar diatas menampilkan adegan lingkungan yang banyak tumbuhan semaksemak dan jalan raya yang sepi dan juga tampak dari kejauhan patung Liberty yang terkenal. Bisa dimaknai bahwa dalam gambar diatas adalah, setting tersebut berada di kota New York karena patung liberty adalah lambang dari kota New York, patung yang memiliki makna kebebasan ini sengaja ditampilkan oleh Francis Ford Coppola karena ada
36
seseorang yang ditembak di dalam mobil memberi makna bahwa orang tersebut telah diberi kebebasan dari rasa malu dan diberi kehormatan dengan cara dibunuh, karena dalam budaya mafia seseorang yang melakukan kesalahan tidak bisa diampuni karena telah mempermalukan nama keluarga tersebut. Semak-semak juga menjadi simbol bahwa tidak akan ada orang yang mengetahui kesalahan orang yang telah dibunuh karena semak-semak melambangkan persembunyian dan orang tersebut menyembuyikan kesalahannya dari orang lain karena jika sampai keluarga mafia lain tahu maka akan mempermalukan keluarga tersebut.
Lingkungan rumah yang terlihat pada diatas menunjukkan lingkungan rumah dari keluarga mafia Corleone lingkungan yang dijaga dengan ketat oleh keamanan menunjukkan bahwa yang tinggal di rumah tersebut adalah seorang yang sangat penting. Halaman rumah yang luas dan dikelilingi dengan pagar besi yang tinggi tembok berbatu, memperlihatkan mewahnya rumah tersebut, tanah rumah yang luas menunjukkan bahwa mereka orang kalangan kelas atas yang memiliki rumah tersebut, suasana hangat terpancar dari lingkugan yang ada di gambar tersebut menunjukkan keharmonisan keluarga tersebut dan dilihat dari rumahnya tentu yang tinggal di rumah tersebut adalah sebuah keluarga besar dengan banyak anggota keluarga, menjaga keharmonisan keluarga adalah hal yang gampang-gampang susah, tetapi dengan lingkungan yang hangat tersebut penulis berkesimpulan bahwa keluarga tersebut adalah keluarga yang harmonis karena kepala keluarganya adalah seorang yang menyayangi keluarganya melebihi apapun.
37
Sebuah lingkungan kekeluargaan tampak dalam gambar diatas di mana keluarga Corleone sedang mengadakan makan bersama, makan bersama memang tradisi orang Italia di mana makan bersama adalah sebuah kegiatan yang menyatukan anggota keluarga di tengah kesibukan mereka masing-masing. Jika dilihat dari susunan orang yang berada di samping meja makan maka terlihat bahwa orang yang berada di tengah atau di bagian samping meja yang tidak terlalu panjang menandakan dia adalah pemimpin atau memiliki tingkat yang lebih tinggi di antara orang yang berada di meja makan lainnya. Level Reality Behavior), Speech, Gesture, Expression
Gambar diatas memperlihatkan bahwa dansa adalah sebuah tradisi dari masyarakat barat, dalam mengadakan pesta terlihat jelas dalam ekspresi mereka sangat senang dan menikmati pesta itu. Dan terlihat juga perilaku untuk mengajak perempuan yang bahkan belum dikenalnya untuk berdansa karena mereka menganggap semua yang ada dalam pesta itu adalah saudara. Dalam gambar sebalah kiri tampak bahwa Vito dan istrinya berdansa dengan mesranya. Dalam tradisi Italia pemilik acara akan berdansa dengan istrinya sebagai tanda bahwa hubungan mereka harmonis dan tetap mesra walaupun sudah berusia tua. Gambar tersebut dapat dimaknai bahwa perempuan dianggap sebagai pendamping bagi laki- laki, sejalan dengan pernyataan Susilo (2016) bahwa perempuan seringkali dipandang tidak lebih dari sekedar pendamping laki – laki.
“Jangan pernah bilang pada siapapun di keluarga apa yang kau pikirkan”, percakapan dalam gambar diatas menunjukkan bahwa apapun yang terjadi di dalam keluarga jangan sampai orang lain tahu dan aib yag terjadi di dalam keluarga jangan sampai orang diluar keluarga mengetahui karena itu sangat memalukan bagi keluarga tersebut. Di keluarga Italia yang menjunjung tinggi kehormatan, maka keluarga Italia
38
berusaha semaksimal mungkin agar aib atau masalah dalam keluarga tidak diketahui oleh orang lain atau keluarga lain.
Gambar di atas menunjukkan ikan yang mati dikirimkan kepada keluarga Corleone, dan dengan dialog “ini pesan ala Sisillia” dapat dimaknai gambar tersebut adalah sebuah budaya Italia yang tetap dibawa walaupun mereka tinggal di New York. Dalam budaya Sisillia kiriman ikan mati mununjukkan bahwa seseorang talah meninggal atau bisa dimaksud seseorang telah tidur bersama ikan-ikan, dalam adegan di atas menunjukkan bahwa Luca Brassi telah dibunuh oleh Sollozo dan keluarga Tattagllia. Ikan adalah lambang dari makhluk hidup yang berada dalam air dan air adalah lambang dari mahkluk hidup, jika diurut maka akan ditemukan bahwa ikan adalah lambang dari makhluk hidup atau makhluk yang hidup, jadi jika mendapat kiriman ikan mati maka manusia yang dimaksud telah meninggal.
Adegan pada gambar diatas menunjukkan bahwa Sonny sedang menghajar adik iparnya suami dari Connie karena telah menghajar Connie, dilihat dari adegan di atas perilaku dari Sonny menunjukkan watak yang kasar dan selalu ingin melindungi anggota keluarganya karena pada waktu itu ayahnya sedang sakit sehingga tidak bisa memimpin keluarganya. Di situ terlihat bahwa Sonny sangat menyayangi adiknya sehingga menunjukkan ekspresi marah, dan mengatakan dialog “kau pukul adikku lagi, kubunuh kau”, terlihat bahwa Sonny menyayangi keluarganya dan terlihat lagi bahwa keluarga adalah bagian terpenting bagi keluarga mafia karena jika salah satu anggota keluarganya disakiti maka sama dengan menyakiti keluarga besar lainnya. Level Representation
39
Gambar menunjukkan pencahayaan yang remang-remang dengan hanya satu sumber cahaya yang menyinari Vito, dalam adegan tersebut menceritakan bahwa Vito telah kembali dari rumah sakit setelah dia tertembak dan Vito sedang berada dalam masa pemulihan. Terlihat pencahayaan dalam gambar seakan harapan hidup Vito sedang dipertaruhkan dan dalam keadaan hidup atau mati, dan juga Vito sedang menjalani proses penyembuhan, tampak dalam gambar dan pencahayaannya bahwa Vito sedang berjuang dan cahaya yang hanya mengarah ke Vito menunjukkan bahwa dia dinaungi oleh berkat sehingga bisa kembali dari rumah sakit. Beda dengan adegan diatas, pencahayaan yang sangat terang dan cahaya yang terlihat ramai dan meriah, memperlihatkan suasana keluarga yang hangat dan bahagia. Pencahayaan dalam film mampu merefleksikan suasana yang ingin ditampilkan. Sedikitnya pencahayaan memperlihatkan suasana muram, dukacita, kriminalitas, sedih, dan semacamnya. Sedangkan banyaknya pendar cahaya memperlihatkan suasana gembira, riang, suka cita dan semangat serta optimisme. Begitulah realitas dalam film dibangun. Level Ideology Dalam film The Godfather karya Mario Puzo dan Francis Ford Coppola terdapat dua ideologi yang terlihat, patriarki dan fasisme. Patriarki adalah garis keturunan yang dilihat dari garis keturunan laki-laki, sedangkan bila dilihat dari garis keturunan perempuan disebut matrilineal. Fasisme adalah paham yang dibesarakn oleh Benito Mussolini seorang tokoh diktator Italia, fasisme menekanakan kekuasaan absolut yang tidak bisa diganggu oleh apapun.
40
Terlihat dialog yang dilakukan oleh Luca Brassi, dia mengatakan bahwa harapan dari anak Connie adalah anak laki-laki. Terlihat jelas budaya patriarki yang sangat kental karena dalam budaya Italia anak laki-laki lah yang akan melanjutkan bisnis keluarga dan mengelolanya. Laki-laki dalam budaya Italia adalah seseorang yang diharapakan bisa menjaga nama baik keluarganya. KESIMPULAN Makna keluarga dalam mafia terlihat jelas dalam film The Godfather bahwa ternyata keluarga dalam sebuah keluarga mafia adalah sesuatu hal yang sangat penting. Dalam organisasi mafia selalu mengedepankan urusan keluarga dibanding urusan apapun, jika salah satu anggota keluarganya disakiti oleh pihak lain maka anggota keluarganya yang lainnya pasti akan memebalas dendam. Dalam keluarga mafia juga terlihat jelas sekali budaya patrilineal di mana semua tanggung jawab dalam menjalankan urusan bisnis keluarga dan pengambilan keputusan yang melakukan adalah pria, sedangkan wanita hanya sebagai pendamping pria yang perannya kurang dihargai dalam pengambilan keputusan. Fasisme juga nampak dalam keluarga mafia dalam film The Godfather di mana keputusan seorang Don tidak bisa diganggu gugat, tidak ada alasan untuk menolak perintah dari Don selaku kepala keluarga. Budaya fasis sangat kental dalam masyrakat Italia, sehingga juga tertanamkan budaya dalam budaya mafia di New York, di mana pada tahun-tahun yang hampir bersamaan dengan setting film ini Italia dan Amerika sedang bermusuhan dalam perang dunia 2, di mana dengan arogan Benito Mussolini menjalankan paham fasisnya. Film The Godfather memperlihatkan makna keluarga pada masa post-war karena film itu bersetting pada saat setelah perang dunia 2, dimana makna keluarga terlihat kurang erat dan bahkan banyak anggota keluarga yang terpisah dikarenakan perang. Tetapi pada masa sekarang dimana masyarakat sekarang adalah masyarakat postmodernisme masyarakat yang telah melampaui modern dalam hal apapun, terlihat bahwa anggota keluarga mereka tetap bersatu dan tetap tinggal dalam satu atap tetapi seolah mereka tidak bersatu secara tingkah laku. Kurangnya kolektivisme dalam sebuah keluarga masa post-modernisme dikarenakan banyaknnya perkembangan teknologi yang membuat para anggota keluarga asyik sendiri dalam dunianya yang sekarang disebut dunia maya, membuat makna keluarga dalam masyarakat masa kini kurang berarti maknanya, karena semua anggota keuarga sudah tidak ada rasa peduli satu dengan yang lainnya, mereka semua sibuk sendiri-sendiri dengan kegiatannya masing-masing.
41
Menurut penulis hanya ‘masalah’ yang bisa mempersatukan dan mengembalikan kolektivisme dalam keluarga karena dalam masyarakat masa kini terlihat bahwa sebuah masalah dan bencana yang bisa membuat para anggota keluarga peduli dengan anggota keluarga yang lainnya. Lebih baik lagi apa bila para anggota keluarga dalam masyarakat post-modernisme lebih mendalam dan memahami apa makna dari kematian, dengan memahami makna dari kematian para anggota keluarga akan lebih meluangkan waktu lebih banyak dengan keluarganya karena mereka tidak tahu kapan mereka akan meninggal. DAFTAR PUSTAKA Dickie, John. 2004. Cosa Nostra: A History Of The Sicillian Mafia. New York: Palgrave Macmillian™. Bertens, Kees. 2014. Sejarah Filsafat Kontemporer : Jilid II, Prancis. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Fiske, John. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada. Irwanto, Budi. 1999. Film,Ideologi, dan Militer. Yogyakarta : Media Pressindo.. Kaplan, D. dan A. Dubro. 2012. Yakuza : Japan’s Criminal Underworld. California : University Of California Press. Nugroho, Sarwo. 2014. Teknik Dasar Videografi. Yogyakarta : CV Andi Offset Puzzo, Mario. 1969. The Godfather. New York. Raab, Selwyn. 2013. Lima Keluarga Besar Mafia. Jakarta : Kaki Langit Kencana Prenada Media Group. Rusmana, Dadan. 2014. Filsafat Semiotika: Paradigma, Teori, Dan Intepretasi Tanda Dari Semiotika Struktural Hingga Dekontruksi Praktis. Bandung: CV Pustaka Setia. Susilo, Daniel. 2016. Perempuan dan Korupsi: Wacana Media Dalam Berita Tindak Pidana Korupsi Perempuan (Women and Corruption: Media Discourse on News Reporting about Women's Corruptor). Yayasan Jurnal Perempuan, 23-24 September 2016. Sobur, Alex. 2013. Semiotika Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya. Sumarno, Marselli. 1966. Dasar-Dasar Apresiasi Film. Jakarta : Gramedia Widiasarana. Vera, Nawiroh. 2014. Semiotika Dalam Riset Komunikasi. Bogor: Ghalia Indonesia. Yuwono, Ismantoro. 2010. Al Capone : Mafia Legendaris Yang “Nyaris” Tak Tersentuh Hukum. Yogyakarta : Narasi (Anggota IKAPI). Sumber Online http://teknikkepemimpinan.blogspot.co.id/2010/11/10-kode-etik-mafia-Italia-bisa.html http://www.kompasiana.com/abramssds/mafia-Sisillia-modernisasi-gangsterisme http://archive.itoday.co.id/metafisika/mengenal-budaya-adat-dan-tradisi-dari-negaraItalia. http://www.biografiku.com/2011/11/biografi-lucky-luciano-sang-mafia.html http://www.imdb.com/title/tt0068646/synopsis http://teknikkepemimpinan.blogspot.co.id/2010/11/10-kode-etik-mafia-Italia-bisa.html