Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, Hal: 167-193 • Desember 2016
PENGARUH PROFITABILITAS, KEPEMILIKAN KELUARGA, DAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PENGHINDARAN PAJAK (Studi pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia) Komang Subagiastraa, I Putu Edy Arizonab,*, I Nyoman Kusuma Adnyana Mahaputrac
a,b,cUniversitas
Mahasaraswati Denpasar, Jl. Kamboja No.11A, DenpasarBali, Indonesia *(
[email protected])
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, kepemilikan keluarga dan good corporate governance terhadap penghindaran pajak dengan berfokus pada perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada periode tahun 2011-2014. Metode sampling yang digunakan adalah purposive sampling dengan sampel dari 30 perusahaan selama periode pengamatan 4 tahun berturut-turut sehingga menghasilkan total 120 sampel. Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linear. Hasil pengujian menunjukkan bahwa laba atas aset sebagai proxy dari profitabilitas berpengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Kepemilikan institusional dan proporsi dewan komisaris independen sebagai proxy dari good corporate governance juga menunjukkan pengaruh positif terhadap penghindaran pajak. Kata kunci: profitabilitas, kepemilikan Keluarga, tata kelola perusahaan, penghindaran pajak ABSTRACT This study aimed to examine the effect of profitability, family ownership and good corporate governance on tax evasion by focusing on manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange in the period 2011-2014. The sampling method used was purposive sampling with a sample of 30 companies during the observation period of 4 years in a row so as to produce a total of 120 samples. The analytical tool used in this study is the linear regression analysis. The test results showed that the return on assets as a proxy of a positive effect on the profitability of tax avoidance. Institutional ownership and the proportion of independent board as a proxy of good corporate governance also showed a positive effect on tax evasion. Keywords: profitability, family ownership, corporate governance, tax evasion
167
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
PENDAHULUAN Pajak sumber
(Mangoting, 1999). Tetapi praktik tax
merupakan
penerimaan
paling
besar.
salah
satu
avoidance
negara
yang
dilaksanakan
Penerimaan
ini
tidak
selalu
dapat
karena
wajib
pajak
negara
tidak selalu bisa menghindari semua
terbesar ini harus terus ditingkatkan
unsur atau fakta yang dikenakan
secara
laju
dalam perpajakan.
dan
Penghindaran
optimal
pertumbuhan pelaksanaan berjalan
agar negara
pembangunan
dengan
baik.
demikian
sangat
kepatuhan
wajib
dapat
dilakukan
Dengan
pajak
menjalankan
perusahaan
berhubungan
diharapkan
pajak
dengan
yang
tentu
saja
profitabilitas
yang dihasilkan karena profitabilitas
dalam
merupakan salah satu pengukuran
kewajiban
bagi
kinerja
suatu
perusahaan.
suatu
perusahaan
perpajakannya secara sukarela sesuai
Profitabilitas
dengan peraturan perpajakan yang
menggambarkan kemampuan suatu
berlaku. Ketidakpatuhan wajib pajak
perusahaan dalam menghasilkan laba
dapat
upaya
selama periode tertentu pada tingkat
satu
penjualan, asset dan modal saham
penghindaran pajak yang dilakukan
tertentu. Anderson dan Reeb (2003)
wajib pajak adalah tax avoidance,
menyatakan bahwa perusahaan yang
yaitu
pajak
memiliki profitabilitas yang lebih baik
secara legal yang tidak melanggar
serta perusahaan yang memiliki nilai
peraturan perpajakan yang dilakukan
kompensasi rugi fiskal yang lebih
wajib pajak dengan cara berusaha
sedikit, terlihat memiliki nilai effective
mengurangi
tax rates (ETRs) yang lebih tinggi.
menimbulkan
penghindaran
pajak.
upaya
penghindaran
jumlah
terutangnya kelemahan
Salah
pajak
dengan
mencari
peraturan
(loopholes)
Profitabilitas gambaran
yang kinerja
merupakan keuangan
(Hutagoal, 2007). Tax avoidance yang
perusahaan dalam menghasilkan laba
dilakukan
tidak
dari pengelolaan aktiva yang dikenal
peraturan
dengan Return on Asset (ROA). ROA
perpajakan
yang positif menunjukkan bahwa dari
ini
bertentangan
dikatakan dengan
perundang-undang karena
dianggap
praktik
yang
total aktiva yang dipergunakan untuk
berhubungan dengan tax avoidance
beroperasi
ini lebih memanfaatkan celah-celah
memberikan laba bagi perusahaan.
dalam
undang-undang
perpajakan
perusahaan
mampu
ROA merupakan satu indikator
tersebut yang akan mempengaruhi
yang
penerimaan negara dari sektor pajak
keuangan perusahaan, semakin tinggi
168
mencerminkan
performa
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
nilai ROA, maka akan semakin bagus
rusaknya reputasi keluarga akibat
performa
pemeriksaan pajak dari fiskus.
perusahaan
tersebut.
Perusahaan yang memperoleh laba diasumsikan
tidak
melakukan
Selain
tax
dan
kepemilikan keluarga yang memiliki
avoidance karena mampu mengatur
keterkaitan
pendapatan
pajak,
dan
profitabilitas
pembayaran
dengan
aturan
penghindaran
struktur
corporate
pajaknya (Maharani dan Suardana,
govenance juga mempengaruhi cara
2014).
perusahaan
Pajak penghasilan badan yang
dalam
memenuhi
kewajiban perpajakannya. Hubungan
disetorkan, bagi pemilik perusahaan
antara
juga
biaya
governance telah banyak dikaji oleh
pajak
beberapa
dianggap
perusahaan.
merupakan Walaupun
pajak
dengan
peneliti,
corporate
antara
lain
merupakan biaya bagi perusahaan
penelitian yang dilakukan oleh (Desai
(agency)
(principles),
dan Dharmapala, 2006). Menurutnya,
namun tidak serta merta membuat
hubungan antara kompensasi insentif
perusahaan
dengan tindakan penghindaran pajak
dan
pemilik melakukan
penghindaran
pajak.
tindakan Hal
ini
bersifat negatif. Hubungan negatif ini
dikarenakan tindakan penghindaran
lebih
pajak
perusahaan-perusahaan
dapat
menimbulkan
banyak
terjadi
pada yang
konsekuensi biaya lain, yaitu biaya
memiliki tingkat corporate governance
akibat
dari
rendah, yang dalam pengelolaannya
akibat
adanya
masalah
yang
masalah
timbul
keagenan
sifat
oportunis
manajer
diduga
(agency problem). Menurut Chen et al.
merupakan
faktor
yang
dominan.
(2010)
Timbulnya
kasus-kasus
mengenai
perbandingan
kecenderungan
tingkat pajak
usaha untuk meminimalisir beban
antara perusahaan keluarga dengan
pajak yang harus dibayar melalui
perusahaan non-keluarga tergantung
upaya tindakan penghindaran pajak
dari besarnya efek manfaat atau biaya
menimbulkan pertanyaan bagi pihak
yang
timbul
penghindaran Perusahaan
menghindari
dari
tindakan
corporate
pajak
tersebut.
mengakibatkan
lebih
yang
terungkapnya
rela
kenyataan bahwa mekanisme Good
membayar pajak lebih tinggi (tidak
Corporate Governance (GCG) belum
melakukan
diterapkan
daripada
keluarga
governance
penghindaran harus
membayar
pajak),
di
perusahaan-
denda
perusahaan publik di Indonesia. Hal
pajak dan menghadapi kemungkinan
itu dapat memicu perusahaan untuk memberikan informasi yang kurang
169
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
sesuai dengan kenyataannya serta
yang secara jelas menggambarkan
mendorong
untuk
masalah yang timbul dengan adanya
manipulasi
pemisahan antara kepemilikan dan
menghindari
pengendalian terhadap perusahaan,
perusahaan
cenderung
melakukan
akuntansi
untuk
besarnya beban pajak terutangnya.
yaitu terdapatnya konflik kepentingan
Penelitian ini dimotivasi dengan
dalam perusahaan.
maraknya kasus penghindaran pajak
Perusahaan
merupakan
serupa yang dilakukan perusahaan-
organisasi
perusahaan ternama seperti Apple
dipegang
Inc, Starbucks, Amazon, Skype, dan
saham. Dalam realitasnya, pemegang
Facebook.
saham
Cahyani
(2010)
yang oleh
ada
kepemilikannya
beberapa yang
pemegang
mengendalikan
memaparkan kasus seperti ini juga
usahanya sendiri, namun ada juga
terjadi
yang
di
Asia,
yaitu
tingkat
mempercayakannya
kepada
kepatuhan wajib pajak perorangan
seorang
manajer
yang
kemudian
untuk negara berkembang di Asia
disebut
sebagai
agen.
Akibatnya
hanya sekitar 1,5% sampai dengan
tanggung
jawab
3%. Bahkan tingkat kepatuhan wajib
perusahaan
didelegasikan
pajak
manajer yang dapat menyebabkan
di
Indonesia
masih
relatif
pengelolaan
rendah dibandingkan negara-negara
manajer
lain di Asia. Selain itu terjadinya
dengan kegiatan prinsipal. Manajer
inkonsistensi
dalam
hasil
penelitian-
penelitian
sebelumnya
avoidance
ini
konsep
dasar
juga
terkait
yang
tidak
menjalankan
memiliki
tax
menjadi
penelitian
bertindak
kepada
tujuan
sesuai tugasnya
pribadi
yang
bertentangan dengan tujuan prinsipal dalam
ini
hal
memaksimalkan
dilakukan. Oleh karena itu, dalam
kemakmuran
pemegang
penelitian ini peneliti ingin meneliti
Mengurangi
keuntungan
lebih
pengaruh
pembayaran dividen dilakukan oleh
profitabilitas, kepemilikan keluarga,
manajer dengan cara membebankan
dan corporate govenance terhadap tax
biaya
avoidance.
yang disebabkan karena pemisahan
lanjut
mengenai
kepada
saham.
perusahaan.
kepemilikan
dan
dan
Konflik
pengendalian
TELAAH LITERATUR DAN
perusahaan
PERUMUSAN HIPOTESIS
dengan konflik keagenan (Ahmad dan
Agency Theory
Septriani, 2008).
Menurut
Lukviarman
(2006),
Jensen
tersebut yang
dan
mendefinisikan
Agency Theory merupakan perspektif
170
Meckling teori
disebut
(1976)
keagenan
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
sebagai suatu kontrak dimana satu
keadaan dimana wajib pajak tidak
orang
memenuhi
atau
lebih
(prinsipal)
semua
kewajiban
melibatkan satu orang (agen) untuk
perpajakan serta hak perpajakannya.
melakukan
jasa
Sikap
kepentingan
prinsipal
yang
menjadi
terhadap
pajak
pemisahan kepemilikan dan kontrol
signifikan
terhadap
perusahaan. Secara garis besar ia
ketidakpatuhan
menggambarkan
bentuk
berujung
yaitu
antara
penghindaran pajak (Frey, 2007).
pemegang
saham
manajer
dua
keagenan,
dengan
hal
pajak
ketidakpatuhan
hubungan
dalam
wajib
berpengaruh
pajak
niat
yang
pada
akan
tindakan
Hanlon dan Heitzman (2010),
(shareholders) dan antara manajer
pengukuran
dengan
pajak dapat menggunakan banyak
pemberi
pinjaman
(bondholders).
adanya
penghindaran
proksi yang bervariasi. Salah satu pengukuran untuk membuktikan ada
Tax Avoidance
atau tidaknya praktik tax avoidance
Sektor pajak merupakan sumber penerimaan
negara
kejujuran
wajib
dalam Hanlon dan Heitzman (2010)
sehingga
pajak
adalah
dalam
cash
effective
tax
rates.
Pengukuran tersebut merujuk pada
melaksanakan kewajibannya sangat
penelitian
diperlukan.
sistem
Dyreng et al. (2010), yaitu kas yang
yang dianut perpajakan di Indonesia
dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi
adalah sistem self assesment, yang
dengan laba sebelum pajak.
Ditambah
memberikan kepada
lagi
kepercayaan
wajib
menghitung,
pajak
dilakukan
oleh
penuh untuk
melaporkan,
yang
Profitabilitas
dan
Profitabilitas
membayar sendiri pajak terutangnya.
gambaran
merupakan
kinerja
keuangan
Kepatuhan wajib pajak sangat
perusahaan dalam menghasilkan laba
perlu diperhatikan dalam kaitannya
dari pengelolaan aktiva yang dikenal
dengan
dengan
sistem
perpajakan
yang
Return
On
Asset
(ROA).
dianut di Indonesia. Jayanto (2011)
Dendawijaya (2003:120) menyatakan
mendefinisikan
bahwa
kepatuhan
pajak
ROA
menggambarkan
sebagai suatu keadaan dimana wajib
kemampuan
manajemen
untuk
pajak memenuhi semua kewajiban
memperoleh
keuntungan
(laba).
perpajakan hingga melaksanakan hak
Semakin tinggi ROA, semakin tinggi
perpajakannya,
keuntungan
ketidakpatuhan
sedangkan pajak
merupakan
semakin
171
perusahaan
baik
sehingga
pengelolaan
aktiva
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
perusahaan.
Menurut
Sugiharto
(2007:196),
merupakan bersih
Lestari
pengukur
yang
dan
dijalankan
berdasarkan
keturunan
ROA
atau warisan dari orang-orang yang
keuntungan
sudah lebih dulu menjalankannya
diperoleh
dari
aktiva.Semakin
tinggi
terang-terangan
nilai dari ROA, berarti semakin tinggi
perusahaannya
nilai dari laba bersih perusahaan dan
selanjutnya.
semakin
Arifin (2003) mengungkapkan bahwa
penggunaan
tinggi
atau
profitabilitasnya.
oleh
keluarga
yang
secara
mewariskan kepada
Dalam
generasi
penelitiannya,
Perusahaan
yang
memiliki
perusahaan yang dikendalikan oleh
profitabilitas
tinggi
memiliki
keluarga,
kesempatan untuk memposisikan diri
keuangan
dalam tax planning yang mengurangi
agensinya
jumlah beban kewajiban perpajakan
dibandingkan
(Chen
yang dikendalikan oleh perusahaan
et
al.
Kurniasih
2010).
dan
Penelitian
Sari
(2013)
publik
menyatakan bahwa ROA berpengarus secara
signifikan
penghindaran tingginya
negara,
atau
institusi
pengurangan akan
lebih
dengan
atau
masalah baik
perusahaan
perusahaan
tanpa
pengendali utama.
terhadap
pajak.
Demikian
profitabilitas
perusahaan
Corporate Governance Organization
for
Economic
akan dilakukan perencanaan pajak
Cooperation and Development (OECD)
yang matang sehingga menghasilkan
menyatakan
pajak
governance
yang
optimal,
sehingga
kecenderungan
melakukan
bahwa adalah
corporate
suatu
struktur
hubungan yang memiliki keterkaitan
penghindaran pajak akan menurun.
dengan
tanggung
jawab
diantara
pihak-pihak terkait yang terdiri dari Kepemilikan Keluarga
pemegang
Salah satu definisi kepemilikan
direksi
saham,
dan
anggota
komisaris
termasuk
keluarga terdapat dalam penelitian
manajer
Anderson
mendorong terciptanya suatu kinerja
dan
menyebutkan
Reeb
(2003)
bahwa
yang
perusahaan
yang
yang
dewan
dibentuk
kompetitif
yang
untuk
diperlukan
keluarga (family firm) adalah setiap
dalam mencapai tujuan utama suatu
perusahaan yang memiliki pemegang
perusahaan. Sedangkan menurut The
saham
Indonesian
Morck
yang
dominan.
dan
Sedangkan (2004)
Governance
mendefinisikan perusahaan keluarga
governance
sebagai
struktur
meliputi
Yeung
Institute
perusahaan
yang
172
(IICG), adalah
yang
for
Corporate corporate
proses
diterapkan
dan dalam
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
menjalankan
perusahaan
dengan
5. Kewajaran dan kesetaraan (Fairness)
tujuan utama untuk meningkatkan nilai pemegang saham dalam jangka
Kepemilikan Institutional
panjang dengan tetap memperhatikan
Menurut Jensen dan Meckling
kepentingan stakeholders lainnya. The
Indonesian
(1976), dalam agency theory terdapat
Institute
for
interkasi
(IICG)
ini
berkepentingan
merupakan salah satu badan yang
Masing-masing
memberikan perhatian khusus terkait
memiliki kepentingan pribadi yang
pelaksanaan corporate governance di
dapat
Indonesia.
karena
Corporate
Governance
Supatmi
(2007)
antar
pihak-pihak dalam
perusahaan.
pihak
menimbulkan itu
yang
tersebut
konflik.
perusahaan
harus
mengatakan bahwa sejauh ini IICG
mencegah
telah melakukan penelitian terkait
dengan
penerapan
governance
monitor dari pihak luar yang dapat
perusahaan-perusahaan di Indonesia,
memantau masing-masing pihak yang
khususnya perusahaan publik yang
memiliki
tercatat di Bursa Efek Jakarta dan
tersebut.
corporate
menyusun
pemeringkatannya
terjadinya
Oleh
cara
konflik
diperlukan
perbedaan
itu
adanya
kepentingan
yang
Dengan
disebut sebagai Corporate Governance
institusional
Perception
pengawasan yang lebih optimal, yang
Index
(CGPI).
Konsep
adanya akan
kepemilikan meningkatkan
corporate governance diajukan demi
tentunya
tercapainya pengelolaan perusahaan
kemakmuran
yang lebih transparan bagi semua
Tingkat
pengguna laporan keuangan.
yang tinggi akan dapat menimbulkan
Suatu
perusahaan
dapat
akan
menjamin
pemegang
kepemilikan
saham.
institusional
upaya pengawasan yang lebih ketat
dikatakan sudah melakukan Good
oleh
Corporate Governance apabila telah
sehingga dapat menghalangi perilaku
menerapkan
oportunistik
dengan Nasional
prinsip-prinsip
baik.
Menurut
Kebijakan
GCG
pihak
investor manajer
institusional (Permanasari,
2010).
Komite Corporate
Menurut
Sartika
(2012)
kepemilikan
Governance Indonesia, terdapat lima
Permanasari
(2010),
komponen utama GCG yaitu:
institusional
memiliki
dan
kelebihan
sebagai berikut:
1. Transparansi (Transparency)
1. Memiliki profesionalisme dalam
2. Akuntabilitas (Accountability)
menganalisis informasi sehingga
3. Responsibilitas (Responsibility) 4. Independensi (Independency)
173
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
dapat
menguji
keandalan
1. Komisaris
informasi.
independen
tidak
memiliki saham, baik langsung
2. Memiliki
motivasi
untuk
yang
kuat
maupun tidak langsung pada
melaksanakan
pengawasan
lebih
ketat
emiten atau perusahaan publik.
atas
2. Komisaris
independen hubungan
tidak
aktivitas yang terjadi di dalam
memiliki
afiliasi
perusahaan.
dengan emiten atau perusahaan publik, komisaris, direksi, atau
Proporsi
Dewan
Komisaris
pemegang saham utama emiten
Independen
atau perusahaan publik.
Komisaris merupakan
independen orang
yang
3. Komisaris
tidak
independen
harus
berasal dari luar emiten atau
terafiliasi dalam segala hal dengan
perusahaan publik.
pemegang saham pengendali, tidak
4. Tidak
memiliki
hubungan
memiliki hubungan afiliasi dengan
usaha, baik langsung maupun
direksi atau dewan komisaris, serta
tidak langsung yang berkaitan
tidak menjabat sebagai direktur pada
dengan kegiatan usaha emiten
suatu
atau perusahaan publik.
perusahaan
yang
terkait
dengan perusahaan pemilik (Annisa, 2012).
Komite Audit
Berdasarkan
Bursa
Keberadaan komite audit diatur
Kep-
melalui Peraturan BAPEPAM Nomor
mewajibkan
Kep-29/PM/2004 (bagi perusahaan
perusahaan yang sahamnya tercatat
publik) dan Keputusan Menteri BUMN
di
Nomor
KEP-103/MBU/2002
independen sekurang-kurangnya 30%
BUMN).
Komite
dari seluruh jajaran anggota dewan
sekurangkurangnya tiga orang, yang
komisaris (Hanum, 2013). Beberapa
diketuai oleh komisaris independen
kriteria
perusahaan
Efek
peraturan
Indonesia
Nomor
305/BEJ/07-2004 BEI
untuk
memiliki
lainnya
tentang
komisaris
komisaris
independen berdasarkan Keputusan
eksternal
Ketua
menguasai
BAPEPAM
Nomor
Kep-
audit
dengan
yang dan
terdiri
dua
(bagi dari
orang
independen
serta
memiliki
latar
29/PM/2004 tentang pembentukan
belakang akuntansi dan keuangan
dan
(Hanum, 2013).
pedoman
komite
audit
pelaksanaan Nomor
IX.I5
kerja adalah
Keberadaan komite audit untuk
sebagai berikut:
memberikan
pandangan
mengenai
masalah-masalah yang berhubungan
174
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
dengan
kebijakan
keuangan,
dalam pemilihan auditor dari Kantor
akuntansi, dan pengendalian intern.
Akuntan Publik (KAP).
Pembentukan komite audit bertujuan
Pengukuran
untuk (Asfiyati, 2012):
menggunakan
1. Memastikan laporan keuangan yang
dikeluarkan
agar
kualitas
proksi
audit
ukuran
KAP
yang dibedakan menjadi dua, yaitu
tidak
KAP The Big Four dan KAP non The
menyesatkan dan telah sesuai
Big
dengan praktik akuntansi yang
penelitian
berlaku umum.
keuangan yang diaudit oleh auditor
2. Memastikan internal kontrolnya
Four.
memiliki
3. Menindaklanjuti dugaan adanya yang
penelitian-
sebelumnya,
laporan
KAP The Big Four dipercaya lebih
memadai. penyimpangan
Berdasarkan
kualitas
tinggi
karena
menampilkan nilai perusahaan yang
bersifat
sebenarnya. Oleh karena itu diduga
material di bidang keuangan dan
perusahaan yang diaudit oleh auditor
implikasi hukumnya.
KAP The Big Four memiliki tingkat
4. Merekomendasikan
seleksi
kecurangan
auditor eksternal.
yang
dibandingkan
lebih
dengan
rendah
perusahaan
yang diaudit oleh auditor KAP non The Kualitas Audit
Big Four (Annisa, 2012).
Salah satu unsur penting dalam penerapan
corporate
Auditor yang termasuk dalam
governance
kelompok The Big Four adalah sebagai
adalah didasarkan pada keterbukaan
berikut
atau
2012):
transparansi.
Transparansi
terhadap pemegang saham dalam hal perpajakan
semakin
dituntut
(Sulistiarini
1. Deloitte
oleh
dan
Touche
Sudarno, Tohmatsu
(Deloitte)
otoritas publik, yang dapat dicapai
2. Ernest & Young (EY)
dengan melaporkan hal-hal terkait
3. Klynveld Peat Marwick Goerdeler
dengan perpajakan pada pasar modal dan
pertemuan
para
(KPMG)
pemegang
4. PricewaterhouseCoopers (PwC)
saham (Sartori, 2010). Guedhami et al.
(2009)
menyatakan
bahwa
Pengaruh Return on Asset Terhadap
kepemilikan saham yang menyebar memiliki
pengaruh
penting
Tax Avoidance
untuk
Profitabilitas untuk
adalah
faktor
pengenaan
pajak
memperoleh laporan keuangan yang
penting
berkualitas tinggi yang diwujudkan
penghasilan bagi perusahaan, karena profitabilitas
175
merupakan
satu
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
indikator
yang
performa
mencerminkan
keuangan
Pengaruh
perusahaan,
Kepemilikan
Keluarga
Terhadap Tax Avoidance
semakin tinggi nilai ROA, maka akan
Perusahaan
keluarga
(family
semakin bagus performa perusahaan
firm) adalah setiap perusahaan yang
tersebut.
memiliki
Perusahaan
yang
pemegang
saham
yang
memperoleh laba diasumsikan tidak
dominan (Anderson dan Reeb, 2003),
melakukan
jika kepemilikan keluarga mengalami
tax
avoidance
karena
mampu mengatur pendapatan dan
peningkatan,
pembayaran
pajak
pajaknya.
Hasil
maka
akan
penghindaran
menurun.
penelitian Maharani dan Suardana
menentukan
(2014)
penghindaran pajak pada perusahaan
dan
menyebutkan
Prakosa bahwa
berpengaruh
(2014)
profitabilitas
lebih
tindakan
rendah
atau
lebih
terhadap
tinggi dari pada perusahaan non-
penghindaran pajak. Demikian juga,
keluarga, tergantung dari seberapa
hasil penelitian Hanum, (2013) juga
besar keuntungan atau kerugian yang
menunjukkan
ditanggung
hubungan
negatif
keluarga
apakah
Untuk
bahwa
yang
kemampuan perusahaan pajak
negatif
antara
menghasilkan dengan
menjadi
laba
manajemen
Hasil
perusahaan
yang matang sehingga menghasilkan
(penghindaran
pajak
keluarga
kecenderungan
Sari
dan
Martani (2010) yang menunjukkan bahwa
optimal,
yang
perusahaan
penelitian
akan dilakukan perencanaan pajak yang
keluarga
dalam perusahaan non-keluarga.
Demikian
profitabilitas
pihak
(family owners) atau pihak manajer
penghindaran
perusahaan.
tingginya
terdapat
sehingga
tingkat
keagresifan pajak)
lebih
pajak
perusahaan
tinggi
daripada
melakukan
perusahaan non-keluarga. Sedangkan
penghindaran pajak akan menurun.
hasil penelitian Prakosa (2014) yang
Berdasarkan
menunjukkan
hal
tersebut,
maka
hipotesis kedua dari penelitian ini
keagresifan
adalah:
keluarga
H1:
Bahwa
Return
on
Asset
perusahaan
bahwa pajak
lebih
tingkat perusahaan
kecil
daripada
non-keluarga.
Hal
ini
berpengaruh negatif terhadap
terjadi karena diduga family owners
penghindaran
lebih
pajak
(tax
avoidance).
tinggi,
rela
membayar
daripada
harus
pajak
lebih
membayar
denda dan menghadapi kemungkinan rusaknya reputasi perusahaan akibat pemeriksaan pajak atau diaudit oleh
176
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
fiskus
pajak.
Dalam
hal
ini
Hasilnya
menujukkan
penghindaran pajak merupakan salah
kepemilikan
satu
berpengaruh
dari
tindakan
Berdasarkan
hal
pajak
agresif.
tersebut,
maka
bahwa
institusional negatif
avoidance,
terhadap
yaitu
tax
mengurangi
hipotesis kedua dari penelitian ini
kemungkinan adanya tindakan tax
adalah:
avoidance.
Tetapi
keluarga
penelitian
yang
terhadap
(2012)
H2:
Bahwa
kepemilikan
berpengaruh
negatif
penghindaran
pajak
(tax
yang
berbeda
dengan
dilakukan
Annisa
menunjukkan
hasil
bahwa kepemilikan institusional tidak
avoidance).
memiliki
pengaruh
avodiance
terhadap
yang
tax
dilakukan
Pengaruh Kepemilikan Institusional
perusahaan.
Terhadap Tax Avoidance
tersebut, maka hipotesis ketiga dari
Kepemilikan
institusional
Berdasarkan
penelitian ini adalah:
sebagai pengawas yang berasal dari
H3: Bahwa kepemilikan institusional
luar perusahaan memegang peranan
berpengaruh
yang
penghindaran
penting
dalam
memonitor
manajemen. Karena dengan adanya kepemilikan
institusional
yang
Komisaris
terhadap
manajemen perusahaan agar dalam menghasilkan
laba
terhadap
pajak
(tax
akan Pengaruh
optimal
negatif
avoidance).
mendorong peningkatan pengawasan lebih
hal
Proporsi Independen
Dewan Terhadap
Tax Avoidance
berdasarkan
Komisaris independen bersama
aturan yang berlaku, karena pada
dewan
dasarnya investor institusional lebih
melaksanakan tugas pengawasan dan
melihat seberapa jauh manajemen
menentukan strategi kebijakan yang
taat
menguntungkan
kepada
aturan
dalam
komisaris
bagi
lainnya
perusahaan,
menghasilkan laba. Dengan demikian
namun
terdapat
investor
termasuk dalam penentuan strategi
institusional mempunyai andil dalam
yang terkait dengan pajak. Dengan
penetapan
adanya komisaris independen maka
indikasi
bahwa
kebijakan
yang
terkait
dengan tindakan tax avoidance. Pohan
(2008),
Maharani
tidak
setiap &
perusahaan
melanggar
perumusan yang
hukum
strategi
dilakukan
oleh
Suardana (2014) dan Dewi (2014)
dewan komisaris beserta manajemen
menguji
perusahaan
pengaruh
kepemilikan
institusional terhadap tax avoidance.
dan
para
stakeholder
akan memberikan jaminan hasil yang
177
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
efektif dan efisien termasuk pada
Pengaruh
kebijakan
Tax Avoidance
yang
tindakan
tax
terkait
avoidance
dengan (Hanum,
Komite Audit Terhadap
Komite audit merupakan alat
2013).
yang
Annisa (2012) menguji pengaruh
efektif
untuk
melakukan
mekanisme pengawasan, yang dapat
proporsi dewan komisaris independen
mengurangi
terhadap
Hasilnya
meningkatkan
kualitas perusahaan.
tax
avoidance.
agency
menunjukkan
dewan
komisaris
pengungkapan
independen
tidak
signifikan
Pengungkapan
cost
serta
perusahaan
berpengaruh terhadap tax avoidance.
dilakukan
Hasil penelitian Annisa (2012) ini
menunjukkan bahwa perusahaan
sesuai dengan hasil penelitian yang
telah bekerja berdasarkan aturan
dilakukan oleh Dewi (2014) bahwa
yang telah ditetapkan dan tidak
komisaris
melanggar hukum yang berlaku
independen
berpengaruh
positif dan signifikan terhadap tax avoidance.
Ini
berarti
dalam
usaha
banyaknya dilakukan
mencegah
dengan
dilakukan (2014)
penelitian
Maharani
dan
menunjukkan
Prakosa hasil
&
bahwa
terhadap
berkualitas
yang
manajemen
maka
menghasilkan
yang
Suardana
(2014)
audit
pengawasan
perusahaan,
tindakan penghindaran pajak. Tetapi berbeda
komite
(Hanum, 2013). Dengan semakin
keberadaan
dewan komisaris independen tidak efektif
oleh
yang
akan
informasi dan
yang
kinerja
yang
efektif.
yang proksi
Prakosa
(2014)
dan
Swingly
dewan komisaris independen memiliki
(2015) menguji pengaruh komite audit
pengaruh
terhadap
yang
terhadap dilakukan
Berdasarkan
hal
tax
avodiance
menunjukkan
perusahaan. tersebut,
tax
avoidance. komite
Hasilnya
audit
tidak
maka
signifikan berpengaruh terhadap tax
hipotesis keempat dari penelitian ini
avoidance. Hasil penelitian Prakosa
adalah:
(2014) dan Swingly (2015) ini tidak
H4: Bahwa proporsi dewan komisaris
sesuai dengan hasil penelitian yang
independen berpengaruh negatif
dilakukan
terhadap
Maharani & Suardana (2014), dan
penghindaran
pajak
(tax avoidance).
oleh
Annisa
(2012),
Dewi (2014) menguji pengaruh komite audit
terhadap
tax
avoidance.
Hasilnya menunjukkan bahwa komite audit
178
berpengaruh
signifikan
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
terhadap tax avoidance. Berdasarkan
dapat
hal tersebut, maka hipotesis kelima
penghindaran
dari penelitian ini adalah:
uraian
H5: Bahwa komite audit berpengaruh
dari penelitian ini adalah:
negatif terhadap penghindaran
mengurangi pajak.
tersebut,
keenam
kualitas
audit
negatif
terhadap
berpengaruh penghindaran
Pengaruh Kualitas Audit Terhadap
Berdasarkan
hipotesis
H6: Bahwa
pajak (tax avoidance).
praktik
pajak
(tax
avoidance).
Tax Avoidance METODE
Pengukuran kualitas audit dapat
Definisi Operasional Variabel
menggunakan proksi Kantor Akuntan Publik
(KAP).
Ukuran
KAP
Definisi
dapat
kepada variabel dalam bentuk istilah
The Big Four dan KAP non The Big
yang diuji secara spesifik atau dengan
Four. Berdasarkan beberapa referensi,
pengukuran
laporan keuangan yang diaudit oleh
sebagai berikut:
menampilkan nilai perusahaan yang
Tax Avoidance (Y)
sebenarnya. Oleh karena itu diduga
Pengukuran
perusahaan yang diaudit oleh auditor
dengan
Four
(Annisa,
perusahaan
perusahaan
2012).
avoidance
CASH ETR (cash effective tax rate)
rendah
yaitu
kas
yang
dikeluarkan untuk biaya pajak dibagi
yang diaudit oleh auditor KAP non The Big
tax
dalam penelitian ini dihitung melalui
KAP The Big Four memiliki tingkat dibandingkan
(Ikhsan,
operasional yang dimaksud adalah
lebih memiliki kualitas tinggi karena
lebih
kriteria
2008:64). Dalam penelitian ini definisi
auditor KAP The Big Four dipercaya
yang
variabel
adalah suatu definisi yang diberikan
dibedakan menjadi dua, yaitu KAP
kecurangan
operasional
dengan laba sebelum pajak Budiman
Dengan
(2012)
demikian tanda-tanda tindakan tax
dan
Dewi
(2014).
Adapun
rumus untuk menghitung CASH ETR
avoidance yang akan dilakukan oleh
adalah sebagai berikut:
perusahaan dapat diketahui. Annisa (2012), Dewi (2014) dan Maharani & Suardana (2014) menguji pengaruh kualitas audit terhadap tax avoidance.
Hasilnya
Semakin
menunjukkan
besar
mengindikasikan
CASH
bahwa
ETR
semakin
bahwa kualitas audit berpengaruh
rendah tingkat penghindaran pajak
signifikan terhadap tax avoidance. Ini
perusahaan.
berarti
kualitas
audit yang
tinggi
179
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
Return On Asset (X1)
menggunakan
Return on Asset yang merupakan proksi
dari
profitabilitas
perbandingan
antara
laba
kepemilikan institusional.
yaitu bersih
Proporsi Dewan Komisaris Independen
dengan total aset pada akhir periode, yang
digunakan
kemampuan
sebagai
(X4)
indikator
perusahaan
prosentase
Menurut dikelurkan
dalam
Peraturan oleh
yang
BEI,
independen
jumlah
menghasilkan laba (Kurniasih & Sari,
komisaris
2013), dengan menggunakan rumus
dengan jumlah saham yang dimiliki
sebagai berikut:
oleh
bukan
proporsional
pemegang
saham
pengendali dengan ketentuan jumlah komisaris
ini
sekurang-
kurangnya tiga puluh persen (30%)
Kepemilikan Keluarga (X2) Penelitian
independen
dari
menggunakan
seluruh
disamping
definisi kepemilikan keluarga yang
hal
independen
digunakan oleh Arifin (2003), yaitu
anggota
komisaris,
tersebut
komisaris
memahami
undang-
undang dan peraturan tentang pasar
semua individu dan perusahaan yang
modal, dan diusulkan oleh pemegang
kepemilikannya tercatat (kepemilikan
saham
> 5% wajib dicatat), yang bukan
yang
bukan
merupakan
pemegang saham pengendali dalam
perusahaan publik, negara, institusi
Rapat Umum Pemegang Saham.
keuangan, dan publik (individu yang kepemilikannya tidak wajib dicatat). Kepemilikan variabel
keluarga
dummy,
merupakan
bernilai
1
jika
proporsi kepemilikan keluarga > 50%,
Komite Audit (X5)
dan bernilai 0 jika sebaliknya.
Komite Audit adalah orang atau sekelompok
Kepemilikan Institusional (X3)
orang
kurangnya
Menurut Khurana dan Moser
tiga
independen
di
sekurang orang
dalam
yang
perusahaan
(2009) dalam Annisa (2012) besar
yang dipilih juga secara independen
kecilnya
yang
kepemilikan
institusional
mempunyai
kapabilitas
dan
maka akan mempengaruhi kebijakan
kompetensi dalam bidang akuntansi
agresif
dan
yang
perusahaan.
dilakukan
Dalam
penelitian
oleh ini
keuangan,
bertanggung
kepemilikan institusional akan diukur
komisaris
180
jawab
(Pohan,
komite
audit
kepada
dewan
2008).
Dalam
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
penelitian
ini
digunakan
jumlah
sampel.
Tujuan
menggunakan
komite audit dalam suatu perusahaan
purposive
sampling
sebagai alat ukur.
mendapatkan
adalah
untuk
sampel
yang
representatif sesuai dengan kriteria Kualitas Audit (X6) Kualitas
yang
audit
biasa
ditentukan.
Adapun
kriteria
diukur
yang digunakan dalam menentukan
berdasarkan besar kecilnya ukuran
sampel penelitian ini adalah sebagai
Kantor Akuntan Publik (KAP). KAP
berikut:
Besar yang sering disebut (The Big Four)
dipertimbangkan
melakukan
audit
dengan
1. Perusahaan
manufaktur
yang
akan
memuat dan mempublikasikan
lebih
laporan keuangan periode tahun
berkualitas dibandingkan dengan KAP
2011-2014.
Kecil (non The Big Four). Semakin
2. Perusahaan
manufaktur
yang
besar sebuah KAP, semakin besar
tidak mengalami rugi periode
sumberdaya yang dimilikinya, sumber
tahun 2011-2014.
daya yang lebih besar diekspetasi
3. Perusahaan
memiliki hubungan dengan kualitas
memiliki
audit yang baik, dengan memiliki
kepemilikan
lebih banyak sumber daya dan lebih
komisaris
banyak klien sehingga mereka tidak
komite audit.
tergantung pada satu atau beberapa
manufaktur data
mengenai institusional,
independen
4. Perusahaan
yang
dan
manufaktur
yang
klien saja.
tidak menggunakan mata uang
Diaudit oleh The Big Four = 1
asing.
Diaudit oleh non The Big Four = 0
Berdasarkan
kriteria
di
atas
diperoleh sebanyak 30 perusahaan Metode Penentuan Sampel Populasi
sebagai sampel dalam penelitian ini
dalam penelitian ini
dengan 120 observasi selama 4 tahun
adalah perusahaan manufaktur yang
pengamatan.
terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun
2011-2014.
penelitian
ini
Sampel
adalah
dalam
Teknik Analisis Data
perusahaan
Uji Asumsi Klasik
manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
tahun
1. Uji normalitas
2011-2014.
Model regresi yang baik adalah
Namun perusahaan yang tidak sesuai
data
dengan
kriteria
Caranya
peneliti
akan
yang
ditetapkan
dikeluarkan
dari
yang
terdistribusi adalah
membandingkan
181
normal. dengan
hasil
dari
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
Kolmogorov-Smirnov hitung dengan
periode t-1 (sebelumnya). Autokorelasi
Kolmogorov-Smirnov
muncul
Kesimpulan hasil
dengan
olahan
SPSS
tabel.
dari
observasi
yang
menggunakan
berurutan sepanjang waktu berkaitan
dapat
satu
ditarik
sama
lainnya.
dengan melihat Sig (2-tailed). Jika Sig
autokorelasi
(2- tailed) lebih besar dari level of
Durbin Watson (Ghozali, 2006:95).
significant yang dipakai, maka dapat
Penentuan
disimpulkan
autokorelasi
bahwa
residual
yang
dianalisis berdistribusi normal.
dilakukan
Deteksi
ada
dengan
tidaknya
didasari
uji
kasus
oleh
kaidah
berikut. 0 < d < dl = Ada autokorelasi positif
2. Uji multikolinearitas
dl ≤ d ≤ du = Tidak ada autokorelasi positif
Multikolinearitas dari
nilai
inflation
tolerance factor
dilihat 4- dl < d < 4 = Ada autokorelasi negatif
dapat atau
(VIF).
variance
Jika
4 - du ≤ d ≤ 4 – dl = Tidak ada
nilai
autokorelasi negatif
tolerance lebih dari 10% atau VIF
du < d < 4 – du = Tidak ada
kurang dari 10, maka dikatakan tidak
autokorelasi positif atau negatif.
ada multikolinearitas. Pengujian Hipotesis Dalam penelitian ini, analisis
3. Uji heteroskedastisitas uji
Pengujian ini dilakukan dengan
regresi linear berganda
Glejser
dalam
yaitu
dengan
cara
menguji
digunakan
hipotesis
meregresi nilai absolute residual dari
mengetahui
model
gambaran mengenai pengaruh Return
yang
diestimasi
terhadap
variabel independen. Jika tidak ada
on
satu
kepemilikan
pun
variabel
bebas
yang
Asset,
atau
untuk
memperoleh
kepemilikan
keluarga,
institusional,
proporsi
berpengaruh signifikan terhadap nilai
dewan komisaris independen, komite
absolute
nilai
audit, kualitas audit terhadap tax
signifikansinya di atas α, maka tidak
avoidance. Adapun persamaan untuk
terjadi heteroskedastisitas.
menguji hipotesis
residual
atau
yang
digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
4. Uji autokorelasi Uji autokorelasi bertujuan untuk
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + β6X6 + е
menguji apakah dalam dalam model regresi linear ada korelasi
antara
Keterangan:
kesalahan pengganggu pada periode t
Y= variabel tax avoidance
dengan kesalahan pengganggu pada
α= konstanta
182
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
X1= Return On Asset
(R2), uji statistik F, dan uji statistik t
X2= kepemilikan keluarga
(Ghozali, 2006:87).
X3= kepemilikan institusional X4=proporsi
dewan
komisaris
HASIL DAN PEMBAHASAN
independen
Uji Asumsi Klasik
X5= komite audit
1. Uji Normalitas
X6= kualitas audit
Tabel 1 menunjukkan bahwa
β= koefisien regresi parsial
nilai
e = error
1,245 dan nilai Asymp. Sig. (2-tailed)
Analisis regresi linier berganda digunakan
untuk
Kolmogorov-Smirnov
0,090
mengukur
lebih
besar
layak
terhadap
asumsi normalitas.
terikatnya
dibandingkan
dengan 0,05, maka model regresi
kekuatan pengaruh variabel bebas variabel
sebesar
yang
dipakai
karena
memenuhi
terdiri dari uji koefisien determinasi Tabel 1. Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N
120
Normal Parameters
a,b
Mean
-0,1592509
Std. Deviation
2,75859242
Absolute
0,114
Positive
0,052
Negative
-0,114
Kolmogorov-Smirnov Z
1,245
Asymp. Sig. (2-tailed)
0,090
2. Uji Multikolinearitas Berdasarkan
hasil
multikolinearitas pengujian
antar
variabel
independen.
yang ditunjukkan pada Tabel 2, nilai tolerance variabel bebas tidak kurang
3. Uji Heteroskedastisitas
dari 10% dan nilai VIF semuanya
Pengujian
kurang dari 10 yang berarti tidak ada
Heteroskedastisitas
pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji Glejser. Koefisien
183
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
parameter
variabel
bebas
tidak
masing-masing
variabel
dalam
signifikan secara statistis. Jika nilai
persamaan regresi di atas 0,05, hal
signifikansinya lebih besar dari 0,05
ini
maka dikatakan model bebas dari
heteroskedastisitas.
berarti
data
bebas
dari
heteroskedastisitas. Nilai signifikansi Tabel 2. Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients Unstandardized Model
Coefficients
(Constant)
Coefficients
Std.
B
Collinearity
Standardized t
(Beta)
error
0,338
0,101
X1
-0,206
0,084
X2
-0,016
X3
Statistics
Sig.
Tolerance
VIF
3,354
0,001
-,0222
-2,449
0,016
0,912
1,097
0,039
-0,040
-0,407
0,685
0,788
1,270
-0,115
0,048
-0,238
-2,409
0,018
0,767
1,303
X4
0,188
0,081
0,219
2,310
0,023
0,836
1,196
X5
-0,007
0,018
-0,042
-0,368
0,713
0,578
1,713
X6
-0,006
0,022
-0,030
-0,266
0,719
0,608
1,644
a. Dependent Variable: Y Tabel 3. Hasil Uji Heteroskedekasitas Coefficients Unstandardized Standardized Coefficients
Model B
Std. error
(Constant)
2,666
1,365
X1
0,621
1,386
X2
0,269
X3
Coefficients
t
Sig.
(Beta) 1,952
0,053
0,043
0,448
0,655
0,414
0,062
0,649
0,518
-1,059
0,753
-0,141
-1,407
0,162
X4
-0,362
1,334
-0,027
-0,271
0,787
X5
0,005
0,286
0,002
0,018
0,985
X6
0,681
0,355
0,221
1,919
0,058
a. Dependent variabel: Abs_Res 4. Uji Autokorelasi
ilai
Durbin
Watson
sebesar
1,875. Nilai ini akan dibandingkan
184
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
dengan
nilai
tabel
dengan
1,875 berada diantara du yaitu 1,80
menggunakan tingkat signifikansi 5%.
dan 4-du yaitu 2,20. Sesuai dengan
Jumlah sampel dalam penelitian ini
tabel keputusan du < d < 4-du (1,80 <
adalah 120 (n = 120) dan jumlah
1,875
variabel bebas adalah 6 (k = 6). Oleh
disimpulkan bahwa model bebas dari
karena nilai Durbin Watson sebesar
autokorelasi.
<
2,20)
maka
dapat
Tabel 4. Hasil Uji Autokorelasi Model Summary Model
R
1
Adjusted R
R Square
0,388a
Square
0,150
Std. error of the Estimate
0,105
DurbinWatson
0,09391
1,875
a. Predictors: (Constant), X6, X2, X4, X3, X5 b. Dependent Variable: Y Tabel 5. Hasil Regresi Linier Berganda Coefficientsa Unstandardized Model
Coefficients Std.
B (Constant)
error
0,338
0,101
X1
-0,206
0,084
X2
-0,016
X3
Collinearity
Standardized Coefficients
t
Statistics
Sig.
(Beta)
Tolerance
VIF
3,354
0,001
-,0222
-2,449
0,016
0,912
1,097
0,039
-0,040
-0,407
0,685
0,788
1,270
-0,115
0,048
-0,238
-2,409
0,018
0,767
1,303
X4
0,188
0,081
0,219
2,310
0,023
0,836
1,196
X5
-0,007
0,018
-0,042
-0,368
0,713
0,578
1,713
X6
-0,006
0,022
-0,030
-0,266
0,719
0,608
1,644
Tabel 6. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summary Model 1
R 0,388a
Adjusted R
R Square
Square
0,150
185
0,105
Std. error of the Estimate 0,09391
DurbinWatson 1,875
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
Analisis Regresi Linier Berganda Hasil
analisis
regresi
berpengaruh
dapat
terhadap
variabel
dependen.
dilihat pada Tabel 5.7. Dari tabel tersebut
dapat
dibuat
persamaan
3. Uji t
regresi sebagai berikut.
Berdasarkan
uji
statistik
t,
Y = 0,338 – 0,206X1 – 0,016X2 –
menunjukkan bahwa ada tiga variabel
0,115X3 + 0,188X4 – 0,007X5 –
yang berpengaruh secara signifikan
0,006X6
yaitu Return On Asset, kepemilikan
1. Koefisien Determinasi (R2) Diperoleh
dan
proporsi
dewan
koefisien
komisaris independen. Hal ini dapat
determinasi sebesar 0,105. Hal ini
dilihat dari nilai Return On Asset
berarti
tax
signifikansi untuk Return On Asset
oleh
sebesar 0,016 (α < 0,05), kepemilikan
keenam
variabel
institusional sebesar 0,018 (α < 0,05),
Sedangkan
sisanya
dan
bahwa
avoidance variasi
angka
institusional,
10,5%
dapat dari
independen.
variasi
dijelaskan
89,5% dijelaskan oleh faktor lain.
proporsi
komisaris
independen sebesar 0,023 (α < 0,05). Jadi
2. Uji Statistik F
dapat
disimpulkan
bahwa
variabel Return On Asset, kepemilikan
Model persamaan ini memiliki tingkat
dewan
signifikansi
sebesar
institusional
dan
proporsi
0,005
komisaris
independen
yang lebih kecil dibandingkan tingkat
signifikan
secara
signifikansi α sebesar 0,05. Sehingga
variabel tax avoidance.
dewan
berpengaruh
parsial
terhadap
dapat disimpulkan bahwa variabel independen dalam model penelitian ini
secara
simultan
dapat Tabel 7. Hasil Uji F ANOVA
Model
Sum of Squares
Mean
df
Square
Regression
0,176
6
0,029
Residual
0,996
113
0,009
Total
1,173
119
a. Predictors: (Constant), X6, X2, X4, X1, X3, X5 b. Dependent Variable: Y
186
F 3,331
Sig. 0,005a
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
Tabel 8. Hasil Uji t Coefficientsa Unstandardized Coefficients
Model
(Constant)
Coefficients
Std.
B
0,101
X1
-0,206
0,084
X2
-0,016
X3
t
Statistics
Sig.
(Beta)
error
0,338
Collinearity
Standardized
Tolerance
VIF
3,354
0,001
-,0222
-2,449
0,016
0,912
1,097
0,039
-0,040
-0,407
0,685
0,788
1,270
-0,115
0,048
-0,238
-2,409
0,018
0,767
1,303
X4
0,188
0,081
0,219
2,310
0,023
0,836
1,196
X5
-0,007
0,018
-0,042
-0,368
0,713
0,578
1,713
X6
-0,006
0,022
-0,030
-0,266
0,719
0,608
1,644
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN
2. Hasil
KETERBATASAN PENELITIAN
uji
analisis
regresi
bahwa
secara
menunjukkan
Berdasarkan analisis data dan
statistik
kepemilikan
keluarga
pembahasan yang telah dilakukan,
tidak
dapat
terhadap tax avoidance perusahaan
diambil
simpulan
sebagai
berikut: 1. Hasil
manufaktur uji
menunjukkan statistik
berpengaruh
Bursa
bahwa
secara
2011-2014. Hal ini bisa disebabkan
profitabilitas
yang
karena
di
dari
sistem
self
berpengaruh
wajib
Indonesia
di
regresi
proksi
Efek
terdaftar
analisis
Return On Asset
merupakan
yang
signifikan
Indonesia
pajak
menganut
assessment yang
periode
dimana
menghitung,
signifikan terhadap tax avoidance
melaporkan dan membayar pajak
perusahaan
yang
mereka
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
mudah
periode
2011-2014.
tindakan tax avoidance.
karena
tingginya
manufaktur
perusahaan
akan
Hal
diduga
profitabilitas
3. Hasil
dilakukan
sehingga
dapat
mereka uji
menunjukkan
dengan
melakukan
analisis
regresi
bahwa
secara
perencanaan pajak yang matang
statistik kepemilikan institusional
sehingga menghasilkan pajak yang
yang
optimal, sehingga kecenderungan
corporate governance berpengaruh
melakukan
signifikan terhadap tax avoidance
penghindaran
pajak
akan menurun.
merupakan
perusahaan
187
proksi
manufaktur
dari
yang
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
kredibilitas
periode 2011-2014. Hal ini berarti
tidak dapat berjalan dengan baik
kepemilikan
apabila tidak ada dukungan dari
institusional
pelaporan
memegang peranan yang penting
seluruh
dalam
perusahaan.
memonitor
perusahaan. kepemilikan
manajemen
Dengan
adanya
institusional
elemen
keuangan
dari
dalam
Berdasarkan
hasil
tersebut komite audit diindikasikan
akan
dalam
yang
didukung oleh elemen-elemen lain
lebih optimal, yang tentunya akan
yang berada didalam perusahaan
menjamin kemakmuran pemegang
menyebabkan komite audit gagal
saham.
melakukan pengawasan yang baik
meningkatkan
4. Hasil
uji
pengawasan
analisis
regresi
bahwa
secara
menunjukkan
pelaksanaannya
dan cenderung netral. 6. Hasil
uji
statistik proporsi dewan komisaris
menunjukkan
independen
statistik
yang
kurang
merupakan
analisis
regresi
bahwa
secara
kualitas
audit
yang
proksi dari corporate governance
merupakan proksi dari corporate
berpengaruh
governance
tax
avoidance
manufaktur Bursa
signifikan
perusahaan
yang
terdaftar
berpengaruh
signifikan terhadap tax avoidance
di
perusahaan
manufaktur
yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
2011-2014. Ini berarti keberadaan
periode 2011-2014. Hasil ini berarti
dewan komisaris independen efektif
perusahaan yang diaudit oleh KAP
dalam usaha mencegah tindakan
The
penghindaran pajak.
cendrung dipercayai oleh fiskus
uji
menunjukkan statistik
Indonesia
tidak
periode
5. Hasil
Efek
terhadap
Big
Four
regresi
sebagai
bahwa
secara
integritas kerja yang tinggi dengan
audit
yang
selalu
yang
lebih
analisis
komite
KAP
memang
mempunyai
menerapkan
merupakan proksi dari corporate
peraturan
governance
berkualitas, namun demikian jika
tidak
berpengaruh
yang
peraturan-
signifikan terhadap tax avoidance
perusahaan
bisa
perusahaan
keuntungan
dan
manufaktur
yang
memberikan kesejahteraan
yang
periode 2011-2014. Hal ini berarti
terhadap KAP tersebut bisa saja
bahwa keberadaan komite audit
KAP
yang
mempunyai
reputasi
yang
yang
baik
melakukan
tindakan
meningkatkan
integritas
untuk dan
dan
serta
terdaftar di Bursa Efek Indonesia
fungsinya
banyak
ada
lebih
baik
kecurangan untuk memaksimalkan
188
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
kesejahteraan
mereka
seperti
persyaratan yang ditetapkan untuk
kasus enron tahun 2004. Keterbatasan dalam penelitian
didasarkan
dari
corporate
governance dan laporan
keuangan
struktur
corporate
governance
yang
sehingga
dapat dengan
ini adalah penghindaran pajak disini hanya
memiliki
segala
baik
cepat mendeteksi
kecurangan
yang
akan
dilakukan perusahaan. REFERENSI
yang ada didalam perusahaan yang kurang
menggambarkan
riilnya,
karena
Ada
keadaan
data
tentang
penghindaran pajak yang sebenarnya sulit diperoleh. Selain itu penelitian ini hanya menggunakan perusahaan
Ahmad, A.W., dan Y. Septriani. 2008. Konflik Keagenan: Tinjauan Teoritis dan Cara Menguranginya. Jurnal Akuntansi dan Manajemen, Vol. 3, No. 2, Desember 2008, hal 4755
manufaktur sebagai obyek penelitian dengan periode penelitian ini hanya 4 tahun,
sehingga
kurang
mampu
menggeneralisasi hasil penelitiannya. Saran
yang
dapat
Annisa, Nuralifmida Ayu. 2012. Pengaruh Corporate Governance Terhadap Tax Avoidance. Jurnal Akuntansi dan Auditing, Vol. 8, No. 2, Mei 2012, hal 95-189.
diberikan
adalah: 1. Penelitian
selanjutnya
agar
menggunakan variabel lain yang diduga
dapat
penghindaran
Anderson, R. dan Reeb, D. 2003. Founding Family Ownership and Firm Performance: Evidence from the S&P 500. Journal of Finance 58, 1301-1328.
mempengaruhi pajak
seperti
peraturan perpajakan. 2. Saran yang dapat diberikan untuk
Arifin, Z. 2003. Masalah Agensi dan Mekanisme Kontrol pada Perusahaan dengan Struktur Kepemilikan Terkonsentrasi yang Dikontrol Keluarga: Bukti dari Perusahaan Publik di Indonesia. Disertasi. Depok, Jakarta: Program Studi Ilmu Manajemen Pascasarjana Fakultas Ekonomi, Universitas Indonesia.
perusahaan agar seluruh elemen yang ada didalam perusahaan yang melakukan tindakan tax avoidance melampaui batas hukum diberikan sanksi yang sesuai. Selain itu agar perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia
4.000 PMA Mengaku Nilai Pajaknya Nihil http://akuntanonline.com/show detail.php?mod=art&id=505&t=A da%204.000%20PMA%20Menga ku%20Nilai%20Pajaknya%20Nih il&kat=Perpajakan. Diunduh tanggal 15, bulan Januari, tahun 2015.
memenuhi
189
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
Asfiyati. 2012. Pengaruh Corporate Governance, Kepemilikan Keluarga, dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Tax Avoidance. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
2009-2012. E-Jurnal Akuntansi Universitas Udayana 6.2, 2014, hal 249-260. Dendawijaya, Lukman. 2003. Manajemen Perbankan. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Brown, R. E and Mazur, M. J. 2003. IRS’S Comprehensive Approach to Compliance Measurement. National Tax Journal, Vol. 56, No. 3, September 2003, pp 689700.
Dyreng, Scott D., Michelle Hanlon, Edward L. Maydew. 2010. The Effect of Executives on Corporate Tax Avoidance. The Accounting Review, Vol. 85, Juni 2010, pp 1163-1189.
Budiman, Judi. 2012. Pengaruh Karakter Eksekutif Terhadap Penghindaran Pajak (Tax Avoidance). Jurnal Universitas Islam Sultan Agung.
Frey, B. S and Torgler, B. 2007. Tax Morale and Conditional Cooperation. Journal of Comparative Economics, Vol. 35, No. 1, pp 136-159.
Cahyani, Nur. 2010. Pengaruh Profesionalisme Pemeriksa Pajak, Kepuasan Kerja, dan Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Bisnis dan Ekonomi, Vol. 17, No. 1, Maret 2010, hal 10-23.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Semarang: BPFE Penerbit Universitas Diponegoro. Guedhami, O., Pittman, J.A. and Saffar, W. 2009. Auditor choice in privated firms: Empirical evidence on the role of state and foreign owners. Journal of Accounting & Economics, Vol. 48, pp. 151-171.
Chen, K. P, dan Chu, C. Y. C. 2010. Internal Control vs External Manipulation: A Model of Corporate Income Tax Evasion. Rand Journal of Economics.
Hanlon, Michelle and Shane Heitzman. 2010. A Review of Tax Research. Journal of Accounting and Economics, Vol 50, pp 127178.
Chen, S., Chen, X., Cheng, Q dan Shevlin, T. 2010. Are Family Firms More Tax Aggresive than Non-Family Firms?. Journal of Financial Economics, 95, 41-61.
Hanum, Hashemi Rodhian. 2013. Pengaruh Karakteristik Corporate Governance Terhadap Effective Tax Rate (ETR). Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro, Semarang.
Desai, Mihir A. and Dhammika Dharmapala. 2008. Corporate Tax Avoidance and Firm Value. The Review of Economics and Statistics. Dewi, Kristiana. 2014. Pengaruh Karakter Eksekutif, Karakteristik Perusahaan, dan Corporate Governance terhadap Tax Avoidance Pada industri Manufaktur yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia Periode
Hidayanti, Alfiyani Nur. 2013. Pengaruh Antara Kepemilikan Keluarga dan Corporate Governance Terhadap Tindakan Pajak Agresif. Skripsi Fakultas
190
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
Ekonomika Universitas Semarang.
dan
Bisnis Diponegoro,
Lukviarman, Niki, 2006. “Board Governance dan Kinerja Perusahaan (Co-author dengan Intan Novia Fatma Nanda)”. Makalah yang akan dipresentasikan pada “The 2nd Anual Corporate Governance Conference, Universitas Trisakti, Jakarta (2006) dalam Kumpulan Karya Tulis Niki Lukviarman, Fakultas Ekonomi Universitas Andalas, Padang.
Hutagoal, J. 2007. Perpajakan: Isu-isu Kontemporer. Yogyakarta: Graha Ilmu. Ilyas, W. B. dan R. Burton. 2007. Hukum Pajak. Edisi 3. Jakarta: Salemba Empat. Jayanto, Prabowo Yudo. 2011. Faktor-Faktor Ketidakpatuhan Wajib Pajak. Jurnal Dinamika Manajemen, Vol. 2, No. 1, Maret 2011, pp 48-61.
Masri, I., dan D. Martani. 2012. Pengaruh Tax Avoidance terhadap Cost of Debt. Simposium Nasional Akuntansi XV, Banjarmasin.
Jensen, M., dan W.H. Meckling. 1976. Theory Of The Firm: Magerial Behavior, Agency Cost And Ownership Structure. Journal Of Financial Economics 3. Hal. 305360.
Maharani, Cahya. dan Suardana, Alit. 2014. Pengaruh Corporate Governance, Profitabilitas dan Karakteristik Eksekutif Pada Tax Avoidance Perusahaan Manufaktur. E-jurnal Akuntansi Universitas Udayana 9.2, 2014, hal 525-539. Makhfatih, Akhmad. 2005. Penggelapan Pajak di Indonesia: Studi Pajak Hotel non Bintang. Disertasi Doktor Universitas Gadjah Mada, 2005.
Kirchler E, Maciejovsky B, Schneider F. 2002. Everyday Representations of Tax Avoidance, Tax Evasion, and Tax Flight: Do Legal Differences Matter?. Jounal of Economics Psychology (2003), Vol. 24, pp 535-553.
Mangoting, Yenni. 1999. Tax Planning: Sebuah Pengantar Sebagai Alternatif Meminimalkan Pajak. Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol. 1, No. 1, Mei 1999, hal 43-53.
Kurniasih, T., & Sari, M. M. (2013). Pengaruh Profitabilitass, Leverage, Corporate Governance, Ukuran Perusahaan, dan Kompensasi Rugi Fiskal pada Tax Avoidance.Buletin Studi Ekonomi, Vol.18, hal 58 - 66.
Mardiasmo (2013), Perpajakan: Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Lestari, Maharani Ika., Sugiharto, Toto. 2007. Kinerja Bank Devisa Dan Bank Non Devisa Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitek & Sipil).21-22 Agustus, Vol.2. Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.
Michelon, Giovanna dan Antonio Parbonetti. 2010. The Effect of Corporate Governance on Sustainability Disclosure. Springer Science & Business Media 14 September 2010. Permanasari, Wien Pengaruh Manajemen,
191
Ika. 2010. Kepemilikan Kepemilikan
Subagiastra, Arizona dan Mahaputra – Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga, dan …
Institusional, dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan. Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, Semarang.
www.ssrn.com. Diunduh tanggal 23, bulan Maret, tahun 2015. Siahaan, Hinsa. 2004. Teori Optimalisasi Struktur Modal dan Aplikasinya di dalam Memaksimumkan Nilai Perusahaan. Jurnal Keuangan dan Moneter. Volume 7 No. 1.
Pohan, H. T. 2008. Pengaruh Good Corporate Governance, Rasio Tobin’s q, Perata Laba terhadap Penghindaran Pajak pada Perusahaan Publik. Jurnal Informasi, Perpajakan, Akuntansi dan Keuangan Publik, Vol. 4, No. 2, Juli 2009, hal 113 – 135. Prakosa, Bambang. 2014. Pengaruh Profitabilitas, Kepemilikan Keluarga dan Corporate Governance Terhadap Penghindaran Pajak Di Indonesia. Jurnal Simposium Nasional Akuntansi XVII. Lombok. 2014.
Sriwedari, Tuti. 2009. Mekanisme Good Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia. http://eprints.unsut.ac.id Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta, cv. Sulistiarini, Endina dan Sudarno. 2012. Analisis Faktor-Faktor Pergantian Kantor Akuntan Publik. Diponegoro Journal of Accounting, Vol. 1, No. 2, Tahun 2012, hal 1-12.
Rahayu, Ning. 2010. Evaluasi Regulasi atas Praktik Penghindaran Pajak Penanaman Modal Asing. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia, Vol. 7, No. 1, Juni 2010, hal 61-78.
Swingly, Calvin. dan Sukartha, Made. 2015. Pengaruh Karakter Eksekutif, Komite Audit, Ukuran Perusahaan, Leverage dan Sales Growth pada Tax Avoidance. EJurnal Akuntansi Universitas Udayana 10.1, 2015, hal 47-62.
Resmi, Siti. 2008. Perpajakan Teori dan Kasus. Yogyakarta: Salemba Empat. Sari, D. K., & Martani, D. (2010). Karakteristik Kepemilikan Perusahaan, Corporate Governance, dan Tindakan Pajak Agresif. Proceeding Simposium Nasional Akuntansi XIII, Padang, hal.1 - 34.
Uppal J.S. 2005. Kasus Penghindaran Pajak Di Indonesia. Economic Review Journal, 201. Waluyo (2006), Perpajakan Indonesia, Edisi 6, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
Sartika, Widya. 2012. Analisis Hubungan Penghindaran Pajak Terhadap Biaya Hutang dan Kepemilikan Institusional Sebagai Variabel Pemoderasi. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Depok.
Indonesia Stock Exchange. 2014. Laporan Keuangan dan Tahunan. http://www.idx.co.id/idid/beran da/perusahaantercatat/laporan keuangandantahunan.aspx. Diunduh tanggal 24, bulan Mei, tahun 2015.
Sartori, Nicola. 2010. Effects of Strategic Tax Behaviors on Corporate Governance.
192
Jurnal Ilmiah Akuntansi • Vol. 1, No. 2, hal: 167-193 • Desember 2016
Xynas, Lidia. 2011. Tax Planning, Avoidance and Evasion in Australia 1970-2010: The Regulatory Responses and
Taxpayer Compliance. Revenue Law.
193