Volume 2 Nomor 1 Januari 2014
B
ISSN: 1979 - 2107
ENEFIT
JURNAL EKONOMI, MANAJEMEN DAN AKUNTANSI
Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga dan Jaminan Kredit pada PT Sinar Mas Multifinance di Tulungagung
1 - 12
Eni Minarni Nofiasari
Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Untuk Meningkatkan Penerimaan Sektor Pajak
13 - 26
Rachmad Gesah Mukti Prabowo
Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung
27 - 44
Krisan Sisdiyantoro Bambang Sulaksana
Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit (Account Officer) Untuk Mengetahui Tingkat Efektivitas Kinerja
45 - 58
Wenni Wahyuandari
Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan pada Koperasi Primkopol Resort di Tulungagung
59 - 79
Eni Widhajati Kristy Amalia
Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional pada BMT Pahlawan di Tulungagung
80 - 94
Desi Rahmawati
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS TULUNGAGUNG JL. KI MANGUNSARKORO BEJI - TULUNGAGUNG
BENEFIT
VOLUME 2
NO. 1
HLM. 1-94
TULUNGAGUNG
JANUARI 2014
ISSN 1979 - 2107
ISSN 1979-2107
Volume 2 Nomor 1 Januari 2014
B
E NE F I T
JURNAL EKONOMI, MANAJEMEN & AKUNTANSI
Jurnal BENEFIT adalah jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung dengan tujuan mempublikasikan artikel ilmiah dalam bidang ekonomi, manajemen dan akuntansi. Benefit pertama kali terbit pada bulan Oktober 1998 dan mulai tahun 2002 mengalami berbagai hambatan sehingga tidak bisa terbit. Pada bulan Januari 2014 Jurnal BENEFIT diterbitkan kembali untuk mengembangkan kajian bidang ekonomi, manajemen dan akuntansi serta mempublikasikan artikel-artikel kajian teoritis dan empiris yang berkaitan dengan masalah-masalah ekonomi, manajemen dan akuntansi. Redaksi menerima sumbangan tulisan, karangan dan ringkasan hasil penelitian dari sidang pembaca. Naskah yang dikirim kepada redaksi harus merupakan karya asli dan tidak sedang dipertimbangkan untuk diterbitkan penerbit lain. Setiap naskah yang dikirim akan direview kelayakannya oleh tim editorial. Jurnal BENEFIT terbit dua kali setahun pada bulan Januari dan Juli. SUSUNAN DEWAN REDAKSI Penanggung Jawab Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung Ketua Penyunting Drs. Krisan Sisdiyantoro, M.M. Penyunting Ahli (Mitra Bestari) Dr. Dra. Sri Sutrismi, M.M. Dr. Dra. Dwi Ima H., M.Hum. Fancholiq Joko Pribadi, S.E., M.M. Penyunting Pelaksana Dra. Tiwuk Puji Hariyanti, M.Ak. Nurani, SE., M.M. R. Gesah Mukti Prabowo, S.E., Ak., M.M. Eni Minarni, S.E., Ak., M.Ak. Tata Usaha Iwan Darmawan Partini Alamat Redaksi: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung Jl. Ki Mangunsarkoro Beji – Tulungagung Telp. (0355) 322145 Fax (0355) 322145 E-mail:
[email protected] Benefit Jurnal Ekonomi, Manajemen & Akuntansi Diterbitkan oleh: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung
Benefit Vol 2 No 1 Januari 2014
B
ISSN 1979-2107
E NE F I T JURNAL EKONOMI, MANAJEMEN & AKUNTANSI
Daftar Isi
Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga dan Jaminan Kredit pada PT Sinar Mas Multifince di Tulungagung ………………………...
1
Eni Minarni & Nofiasari Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan Untuk Meningkatkan Penerimaan Sektor Pajak………………………………..
13
Rachmad Gesah Mukti Prabowo Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance pada Rumah Sakit Umum Daerah dr. Iskak di Tulungagung………………………………..
27
Krisan Sisdiyantoro & Bambang Sulaksono Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit (Account Officer) Untuk Mengetahui Tingkat Efektivitas Kinerja…………………………
45
Wenni Wahyuandari Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan pada Koperasi Primkopol Resort di Tulungagung………………………………………
59
Eni Widhajati dan Kristy Amalia Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional pada BMT Pahlawan di Tulungagung………………………………….. Desi Rahmawati
80
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
PERBEDAAN RISIKO KREDIT DITINJAU DARI SUKU BUNGA DAN JAMINAN KREDIT PADA PT SINARMAS MULTIFINANCE DI TULUNGAGUNG Eni Minarni Nofiasari Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung Email:
[email protected] Abstrak Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan risiko kredit ditinjau dari suku bunga dan jaminan kredit. Obyek penelitian adalah pembiayaan kredit pada PT Sinarmas Multifinance Tulungagung. Jenis data dalam penelitian ini berupa data sekunder dengan sampel yang digunakan sebanyak 36 dari populasi pembiayaan sebanyak 1734 dan yang menunggak sebanyak 163 orang. Untuk menganalisis dilakukan melalui uji beda yaitu dengan independent sample t-test. Hasil pengujian risiko kredit dilihat dari tingkat suku bunga kredit menunjukkan varian sama pada kedua grup. Hasil sig t test sebesar 0,000 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko berbeda dari pembebanan bunga yang tidak sama. Hasil pengujian risiko kredit dilihat dari tingkat jaminan kredit menunjukkan varian kedua grup adalah sama. Hasil sig t test sebesar 0,122 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko kredit dari jaminan kredit yang asli sama dengan risiko kredit dari jaminan kredit pinjaman atau bukan atas nama sendiri. Artinya perbedaan suku bunga berpengaruh terhadap risiko kredit sedang jaminan kredit tidak berpengaruh pada risiko kredit. Kata Kunci: Perbedaan Risiko Kredit, Suku Bunga Kredit, Jaminan Kredi. Abstract The purpose of this study was to determine differences in credit risk in terms of interest rates and credit guarantees. Object of research is credit financing at PT Sinarmas Multifinance. The type of data in this study are secondary data sample used by as many as 36 of the population in 1734 and the financing of arrears as many as 163 people. To analyze the different test that is conducted through the independent sample t-test. Test results seen credit risk of lending rates show the same variant in both groups. Results sig t test of 0.000 < 0.05, so it can be concluded that the risk differs from interest charges are not the same. Test results seen credit risk of loan collateral levels show a second variant is the same group. Results sig t test was 0.122 > 0.05, so it can be concluded that the credit risk of the original loan guarantee equal to the credit risk of a loan or loan guarantee is not on its own behalf. This means that the difference in interest rates affect the credit risk of loan guarantees was no effect on credit risk. Keywords: Difference Credit Risk, Interest Rate, Credit Guarantee, independent sample t-test 1
Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Dan Jaminan Kredit
macet (loan problem), yaitu suatu keadaan
PENDAHULUAN Tujuan perusahaan ditinjau dari sudut pandang ekonomi adalah untuk memperoleh keuntungan
(profit
oriented),
menjaga
di mana debitur tidak dapat memenuhi kewajiban atas pembayaran bunga dan pokok pinjaman. Kredit macet tentu membutuhkan
kelangsungan hidup dan kesinambungan operasi
perusahaan,
sehingga
mampu
berkembang menjadi perusahaan yang besar dan tangguh. Kesuksesan perusahaan dalam bisnis
hanya
pengelolaan
bisa yang
dicapai baik,
melalui khususnya
pengelolaan manajemen keuangan sehingga modal
yang
dimiliki
bisa
berfungsi
sebagaimana mestinya. Salah satu alternatif sumber dana untuk
pembiayaan
adalah
perusahaan
multifinance. Sebagai usaha pembiayaan tentu
perusahaan
multifinance
adalah
termasuk berisiko tinggi mengingat adanya peristiwa yang tidak diharapkan terjadi, seperti adanya kredit macet. Risiko kredit merupakan
gagalnya
pengembalian
sebagian kredit yang diberikan dan menjadi
perhatian,
selain
administrasi,
peningkatkan
pekerjaan
pegawai
biaya juga
otomatis tercurah pada kredit macet tersebut sehingga
mengurangi
menangani
masalah
waktu lain
yang
untuk lebih
produktif. Hal ini juga bisa menghambat pertumbuhan perusahaan kalau ada kredit macet
yang
cukup
signifikan
karena
perusahaan tidak dapat mengadakan pilihan investasi dan memberi hasil yang lebih besar. Evaluasi calon debitur dengan prinsip 5C (character, capacity, capital, collateral, condition of economy) dan penetapan kebijakan kredit seperti adanya jaminan kredit dan adanya akad atau perjanjian kredit sebenarnya sudah dilakukan pada PT. Sinarmas
Multifinance
Tulungagung,
kredit bermasalah sehingga mempengaruhi
namun demikian masih ada debitur yang
pendapatan bank (Firdaus dan Ariyanti,
terlambat dalam mengembalikan pinjaman
2003: 34).
bahkan tidak bisa mengembalikan pinjaman
PT Sinarmas Multifinance dihadap-
tersebut. Adanya penetapan tingkat suku
kan pada suatu keadaan di mana kredit
bunga untuk pinjaman atau kredit yang
(pinjaman)
berbeda dan adanya jaminan kredit yang
yang
diberikan
mengalami
masalah yang bermacam-macam seperti
berbeda
adanya
kredit yang berbeda juga.
keterlambatan
pembayaran
disinyalir
menyebabkan
risiko
angsuran, komplain dari debitur apabila
Tingkat suku bunga dan penetapan
terjadi kenaikan suku bunga pinjaman atau
jaminan akan diteliti karena disinyalir telah
masalah yang lainnya. Ujung masalah yang
menimbulkan masalah yang perlu segera
dianggap paling rumit adalah adanya kredit
ditangani. Data akan dikumpulkan dari dua
2
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
sisi, yakni terkait dengan tingkat suku
akan datang. Kepercayaan ini diberikan
bunga kredit dan jaminan kredit terhadap
oleh bank, dimana sebelumnya sudah
risiko kredit. Dengan menggunakan alat
dilakukan
analisis statistika, maka akan diketahui
tentang nasabah baik secara intern
perbedaannya. Hasil analisis tersebut yang
maupun ekstern.
penelitian,
penyelidikan
menjelaskan perbedaan risiko kredit akan
2) Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu
dipergunakan pihak manajemen sebagai
perjanjian dimana masing-masing pihak
bahan untuk mencari faktor-faktor yang
menandatangani hak dan kewajiban-nya
menyebabkan timbulnya perbedaan tingkat
masing-masing.
suku bunga dan jaminan kredit. Selanjutnya
3) Jangka waktu mencakup masa pengem-
faktor-faktor penyebab tersebut merupakan
balian kredit yang telah disepakati.
dasar bagi manajemen untuk pengambilan
Jangka waktu tersebut bisa berbentuk
keputusan dalam rangka meminimalisir
jangka pendek, menengah, atau jangka
risiko kredit yang ada.
panjang.
Berdasarkan
penjelasan
muka,
4) Adanya suatu tenggang waktu pengem-
masalah yang diteliti dalam penelitian ini
balian akan menyebabkan suatu risiko
selanjutnya
tidak
dapat
di
dirumuskan
sebagai
tertagihnya/macet
pemberian
berikut: Adakah perbedaan risiko kredit
kredit. Semakin panjang suatu kredit
ditinjau dari suku bunga kredit dan jaminan
semakin besar risikonya demikian pula
kredit.
sebaliknya.
Dalam kepercayaan
pemberian adalah
hal
kredit,
unsur
yang
sangat
mendasar yang menciptakan kesepakatan
Risiko
ini
menjadi
tanggungan bank, baik yang disengaja oleh
nasabah
maupun
yang
tidak
disengaja.
antara pihak yang memberikan kredit dan
5) Balas jasa atas pemberian suatu kredit
pihak yang menerima kredit untuk dapat
atau jasa tersebut yang kita kenal dengan
melaksanakan hak dan kewajiban yang telah
nama bunga. Pemberian suatu fasilitas
disepakati,
waktu
kredit mempunyai tujuan tertentu yang
peminjaman sampai masa pengembalian
tidak akan terlepas dari misi bank
kredit serta balas jasa yang diperoleh, maka
tersebut didirikan.
baik
dari
jangka
dalam
Tujuan analisis kredit adalah untuk
pemberian fasilitas kredit adalah sebagai
mengatahui kualitas kredit yang diajukan
berikut (Kasmir, 2008):
oleh
1) Kepercayaan merupakan suatu keyakinan
tambahan kredit yang diajukan. Dengan
unsur-unsur
pemberi
yang
kredit
terkandung
bahwa
kredit
yang
calon
demikian,
debitur apabila
atau
permohonan
nantinya
kreditur
diberikan akan benar-benar diterima
mengabulkan permohonan kredit, maka
kembali dimasa tertentu dimasa yang
resiko kredit yang diberikan itu berkembang 3
Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Dan Jaminan Kredit
menjadi kredit bermasalah akan dapat
Marjin Bank, (4) Pajak Perbankan, dan (5)
diminimalisir. Kualitas permintaan kredit
Premi Resiko. Pengertian
dapat diukur dari prospek kemampuan dan
Jaminan
menurut
kesediaan calon debitur melunasi kredit
Tangkilisan (2003: 79) yang dikutip dari
sesuai dengan isi perjanjian kredit (Sutojo,
Undang-undang Perbankan adalah keya-
1997).
kinan atas itikad dan kemampuan serta
Resiko
kredit
adalah
gagalnya
kesanggupan
nasabah
debitur
untuk
yang
melunasi uangnya atau mengembalikan
diberikan dan menjadi kredit bermasalah
pembiayaan dimaksud sesuai dengan yang
sehingga
diperjanjikan.
pengembalian
sebagian
kredit
mempengaruhi
pendapatan
(Firdaus dan Ariyanti, 2003). Risiko kredit
Fungsi jaminan yang dikemukakan
adalah risiko yang timbul sebagai akibat
oleh Firdaus dan Ariyanti (2003: 86) adalah
kegagalan
Jaminan memiliki dua fungsi yaitu:
pihak
lawan
memenuhi
kewajibannya (Tampubolon, 2004). Risiko
Fungsi pertama jaminan yaitu untuk
ini dapat timbul karena kinerja satu atau
pembayaran utang seandainya debitur tidak
lebih debitur yang buruk. Kinerja debitur
mampu membayar dengan jalan menguang-
yang
kan atau menjual jaminan tersebut.
buruk
ini
dapat
berupa
ketidakmampuan debitur untuk memenuhi
Fungsi jaminan kedua yaitu sebagai
sebagian atau seluruh isi perjanjian kredit
akibat dari fungsi yang pertama ialah
yang telah disepakati bersama sebelumnya.
merupakan salah satu factor penentu jumlah
sangat
kredit yang diberikan. Dalam hal ini,
kompetitif, penentuan tingkat suku bunga
biasanya bank akan tidak akan memberikan
kredit menjadi suatu alat persaingan yang
kredit lebih besar dari nilai jaminan yang
sangat
diberikan tersebut.
Industri
perbankan
strategis.
yang
Perbankan
diharapkan
mampu mengandalikan tingkat suku bunga
Dalam hal jaminan harta benda perlu
kredit yang lebih rendah disbanding dengan
diketahui bahwa tidak semua harta benda
bank lainnya.
memnuhi syarat sebagai jaminan, melain-
Menurut Dendawijaya (2000: 105)
kan ada asas-asas tertentu sebagai syarat
kebijakan penentuan tingkat suku bunga
yang harus dipenuhi untuk dapat diterima
kredit
sebagai jaminan atas suatu kredit. Asas
harus
memperhatikan
dan
menganalisis komponen – komponen yang
yang
menentukan tingkat suku bunga kredit
Aryanti (2003) meliputi: (1) Marketability,
adalah sebagai berikut: (1) Cost of Fund
(2) Accertainability of Value, (3) Stability of
(Biaya Dana), (2) Overhead Cost, (3)
Value, dan (4) Transferability.
4
dimaksud
menurut
Firdaus
dan
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Berdasarkan penjelasan di atas, maka hipotesis
dalam
penelitian
ini
adalah
ini
lebih
sekunder
banyak yaitu
menggunakan data
yang
data sudah
sebagai berikut: Diduga ada perbedaan
dikumpulkan oleh pihak lain, dalam hal ini
signifikan risiko kredit ditinjau dari suku
adalah
bunga kredit dan jaminan kredit.
nasabah, data tunggakan, agunan atau
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui adakah perbedaan risiko
perusahaan,
yaitu
data
jumlah
jaminan kredit, jangka waktu kredit dan tingkat suku bunganya.
kredit ditinjau dari suku bunga dan jaminan
Teknik pengumpulan data terkait
kredit pada PT Sinar Mas Multifinance
dengan
Tulungagung tahun 2010 –2012. Adanya
meliputi: (1) Data subyek yang berupa lisan
penelitian ini diharapkan dapat digunakan
(verbal),
oleh beberapa pihak diantaranya bagi PT
menggunakan teknik wawancara, (2) Data
Sinarmas
subyek
Multifinance
diharapkan
bisa
Tulungagung
digunakan
jenis
dan
cara yang
sumber
data
pengumpulan berupa
yang data
ekspresi,
cara
untuk
pengumpulan data menggunakan teknik
mengetahui tingkat risiko kredit dilihat dari
observasi, (3) Data pisik, cara pengumpulan
suku bunga dan jaminan kredit sehingga
datanya menggunakan teknik observasi, (4)
bisa digunakan sebagai landasan dalam
Data
pengambilan keputusan pemberian kredit.
datanya menggunakan teknik dokumentasi.
dokumenter,
cara
pengumpulan
Metode pemilihan sampel yang akan Metode Penelitian Metode digunakan
digunakan dalam penelitian ini adalah
penelitian
adalah
yang
pengujian
akan
hipotesis-
melalui purposive sampling yaitu dengan jalan
memilih
sampel
dari
sejumlah
komparatif, yakni merupakan penelitian
populasi
berdasarkan
yang menjelaskan fenomena dalam bentuk
Adapun
kriteria-kriteria
hubungan
dipergunakan sebagai dasar untuk memilih
antar variabel
yang berupa
kriteria yang
tertentu. akan
komparasi (perbandingan). Penelitian ini,
sampel sebagai berikut:
melalui
akan
1) Nasabah PT. Sinar Mas Tulungagung
menjelaskan tentang perbedaan risiko kredit
yang menerima kredit periode tahun
ditinjau dari suku bunga kredit dan jaminan
2010 sampai dengan tahun 2012 yang
kredit di PT. Sinar Mas Multifinance
telah melunasi kewajiban dan melakukan
Tulungagung.
keterlambatan pembayaran.
pengujian
hipotesis
Jenis data yang dikumpulkan berupa data
subyek,
fisik
dan
2) Nasabah PT Sinar Mas Tulungagung
dokumenter,
yang menerima kredit periode tahun
sedangkan sumber data terdiri atas sumber
2010 sampai dengan tahun 2012 yang
data primer dan sekunder. Dalam penelitian
jaminan kreditnya berupa BPKB (Bukti 5
Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Dan Jaminan Kredit
Pemilikan Kendaraan Bermotor) atas
yang menerima kredit periode tahun
Keterangan: _ X1 = rata-rata sampel 1 (tingkat suku bunga kredit pertama terhadap risiko kredit) X2 = rata-rata sampel 2 (tingkat suku bunga kredit kedua terhadap risiko kredit) S1 = simpangan baku sampel 1 S2 = simpangan baku sampel 2 n1 = jumlah sampel 1 n2 = jumlah sampel 2
2010 sampai dengan tahun 2012 yang
dan
jangka waktu kreditnya termasuk jangka
X1 = rata-rata sampel 1 (jaminan kredit pertama terhadap risiko kredit) X2 = rata-rata sampel 2 (jaminan kredit kedua terhadap risiko kredit) S1 = simpangan baku sampel 1 S2 = simpangan baku sampel 2 n1 = jumlah sampel 1 n2 = jumlah sampel 2
nama sendiri. 3) Nasabah PT Sinar Mas Tulungagung yang menerima kredit periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang jaminan kreditnya berupa BPKB (Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor) bukan atas nama sendiri. 4) Nasabah PT Sinar Mas Tulungagung
waktu pendek dengan tingkat suku bunga flat yaitu tingkat suku bunga yang sama setiap bulan. Analisis
data
dilakukan
dengan
menghitung risiko kredit: Angsuran kredit = ∑ Kredit x bunga % + Jumlah kredit Jk. Waktu Kredit Risiko kredit = angsuran kredit x bunga % x hari terlambat 360
Analisis data menggunakan statistik
2) Jika menggunakan sampel kecil, di
dengan program SPSS yang meliputi uji
mana n < 30 dengan notasi ketentuan
hipotesis menggunakan menggunakan uji
yang
beda
rata-rata
(t-test)
dua
sama _
independen disesuaikan dengan jumlah 1) Jika menggunakan sampel besar (di mana sampel > 30) dengan rumus: _ z =
_
( X1 - X2) t = 2
2
(n1-1) S1 + (n2-1) S2 ( ) +( n1 + n2 – 2
1 + n1
1 ) n2
(X1 - X2)
√
6
sebelumnya
menggunakan rumus sebagai berikut:
sampel
sampel yang akan digunakan, yaitu:
dengan
2
S1 n1
2
+
S2 n2
Hasil dan Pembahasan Selama kurun waktu tahun 2010-2012 realisasi pembiayaan di PT. Sinarmas
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Multifinance mengalami naik turun sebagai berikut: Tabel 1. Realisasi Pembiayaan Tahun 20102012 Tahun
Total (Rp)
Prosentase (%)
2010
2.159.400.000
36,45
2011
1.386.630.000
23,41
2012
2.377.500.000
40,14
Jumlah
5.923.530.000
100,00
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013
Berdasarkan tabel 1 realisasi terbesar terjadi
pada
tahun
2012
sebesar
Rp
Berdasarkan data dalam tabel 2 nampak bahwa secara global tahunan realisasi yang bisa melampaui target baru tahun 2012 yaitu 801 nasabah dari target yang ditentukan sebesar 720 nasabah. Dari jumlah pembiayaan yang ada diklasifikasikan berdasarkan data jaminan yang atas nama sendiri (asli) dan bukan nama sendiri (pinjaman) dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Jumlah Pembiayaan Berdasarkan Jaminan BPKB Tahun 2010-2012 (Nasabah)
2.377.500,00 sementara yang paling rendah terjadi tahun 2011 hanya mencapai Rp 1.386.630.000,00. Selama kurun waktu tiga tahun dapat digambarkan target dan realisasi sebagai berikut: Tabel 2. Target dan Realisasi Jumlah Pembiayaan Tahun 2010- 2012 Bulan
2010 Target
2011
2012
Realisasi Target Realisasi Target Realisasi
Januari
2010 Bulan
2011
2012
Nama Nama Bukan Bukan Sendiri Sendiri
Nama Bukan Sendiri
Januari
0
0
10
49
5
27
Februari
7
3
8
28
7
17
Maret
20
4
7
43
7
18
April
12
18
4
46
9
41
Mei
10
32
6
26
6
93
Juni
17
49
11
23
15
85
Juli
25
70
15
32
20
108
Agustus
16
45
12
19
10
78
September
18
27
3
14
11
42
Oktober
11
33
6
31
6
45
60
58
60
32
November
0
17
9
26
8
67
Februari
60
10
60
36
60
24
Desember
11
45
8
23
8
52
Maret
60
24
60
52
60
25
Jumlah
147
343
99
360
112
673
April
60
30
60
50
60
56
Mei
60
42
60
32
60
109
Juni
60
67
60
34
60
100
Berdasarkan data dalam tabel 3
Juli
60
90
60
44
60
128
nampak bahwa secara global tahunan
Agustus
60
62
60
31
60
88
September
60
37
60
16
60
53
Oktober
60
43
60
38
60
51
November
60
17
60
36
60
75
bukan atas nama sendiri atau istilahnya
Desember
60
51
60
33
60
60
pinjam milik orang lain atau sebenarnya
660
473
720
460
720
801
milik sendiri tetapi belum proses balik
Jumlah
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013
realisasi
pembiayaan
tahun
2010-2012
banyak yang menggunakan BPKB yang
nama.
7
Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Dan Jaminan Kredit
Data jumlah pembiayaan yang telah melunasi pinjaman
Berdasarkan data pada tabel 4 nampak
dan melakukan
bahwa secara global tahunan realisasi
keterlambatan angsuran setiap bulan mulai
pembiayaan tahun 2010 – 2012 banyak
tahun 2010 – 2012 sebagai berikut:
yang menggunakan BPKB yang bukan atas
Tabel 4. Jumlah Pembiayaan Berdasarkan Jaminan BPKB 2010-2012 (nasabah)
nama sendiri atau istilahnya pinjam milik
Bulan
orang lain atau sebenarnya milik sendiri
2010 2011 2012 Nama Nama Nama Sendiri Bukan Sendiri Bukan Sendiri Bukan
Januari 0 Februari 7 Maret 20 April 12 Mei 10 Juni 17 Juli 25 Agustus 16 Septemb 18 Oktober 11 Novemb 0 Desemb 11 Jumlah 147
0 3 4 18 32 49 70 45 27 33 17 45 343
10 8 7 4 6 11 15 12 3 6 9 8 99
49 28 43 46 26 23 32 19 14 31 26 23 360
5 7 7 9 6 15 20 10 11 6 8 8 112
tetapi belum proses balik nama.
27 17 18 41 93 85 108 78 42 45 67 52 673
Data jumlah pembiayaan yang telah melunasi
pinjaman
dan
melakukan
keterlambatan angsuran setiap bulan mulai tahun 2010 – 2012 sebagai berikut:
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013
Tabel 5. Jumlah Pelunasan dan Keterlambatan Tahun 2010 – 2012 (nasabah) Bulan Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jumlah
2010 Lunas Terlambat 0 0 0 0 0 0 1 0 2 0 5 0 1 0 4 0 10 2 13 1 17 4 18 6 71 13
2011 Lunas Terlambat 10 2 31 5 51 10 23 3 33 6 20 0 48 9 38 5 21 1 38 6 24 4 59 11 396 62
2012 Lunas Terlambat 43 11 39 9 32 3 38 3 43 2 53 5 71 6 40 10 39 13 57 7 58 9 50 10 563 88
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013 Berdasarkan tabel 5 nampak bahwa
terlambat dalam mengangsur pinjaman.
selama tahun 2010 – 2012 selalu ada yang
Tahun 2010 terdapat 13 nasabah yang
8
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
melakukan
keterlambatan
pembayaran,
Berdasarkan table 6 nampak bahwa
tahun 2011 sebanyak 62 nasabah dan tahun
suku bunga disesuaikan dengan tenor atau
2012 meningkat lagi menjadi 88 nasabah.
jangka waktu pembayarannya. Semakin
Ketentuan bunga yang dibebankan
lama jangka waktu yang dipilih akan
kepada nasabah disesuaikan dengan jangka
semakin
waktu atau tenor pembayaran yang diambil
dibebankan.
Rincian tenor dan bunga yang berlaku di PT. Sinarmas Multifinance adalah :
suku
bunga
yang
Hasil pengujian Risiko kredit ditinjau dari suku bunga kredit disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 6. Jangka Waktu Kredit dan Ketentuan Bunga
Tenor 6 bulan 12 bulan 18 bulan 24 bulan
besar
Tabel 7. Statistik Grup Risiko Kredit Ditinjau dari Suku Bunga
Bunga 9,50% 19% 28,50% 38%
Group Statistics Bunga
rk Bunga
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
18 1459.9444
650.49017 153.32200
Bunga 19% 18 4928.6667
1923.17672 453.29710
9,5%
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013
Sumber : Data Sekunder, 2013
Tabel 8. Uji Sampel Independen Risiko Kredit Ditinjau dari Suku Bunga Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F rk Equal variances assumed Equal variances not assumed
7.111
Sig.
t
.012 -7.249
Sig. (2tailed)
df
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
34
.000
-3468.72222
478.52471
-4441.20144
-2496.24301
-7.249 20.840
.000
-3468.72222
478.52471
-4464.33572
-2473.10872
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013
Hasil pengujian Risiko kredit ditinjau dari jaminan kredit disajikan pada tabel berikut ini:
Tabel 9. Statistik Grup Risiko Kredit Ditinjau dari Jaminan Kredit Group Statistics Jaminan
rk Asli Pinjam
N
Mean
Std. Deviation
Std. Error Mean
18 2609.6111
1544.47791 364.03693
18 3779.0000
2717.03506 640.41131
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013
9
Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Dan Jaminan Kredit
Tabel 10. Uji Sampel Independen Risiko Kredit Ditinjau dari Jaminan Kredit
Independent Samples Test Levene's Test for Equality of Variances
t-test for Equality of Means 95% Confidence Interval of the Difference
F
rk
Equal variances assumed
Sig.
t
3.629 .065 -1.587
Equal variances not assumed
Sig. (2tailed)
df
Mean Difference
Std. Error Difference
Lower
Upper
34
.122 -1169.38889
736.64749 -2666.43671
327.65894
-1.587 26.948
.124 -1169.38889
736.64749 -2681.00206
342.22428
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2013
Standar
hasil
analisis
dengan
Jika Ho : µ jaminan kredit asli = µ
menggunakan uji beda adalah:
jaminan kredit pinjaman. Ha : µ jaminan
Jika sig levene’s test > 0,05 maka varian
kredit asli ≠ µ jaminan kredit pinjaman,
kedua grup sama.
maka hasil sig t test berdasarkan tabel di
Jika sig levene’s test < 0,05 maka varian kedua grup berbeda.
atas sebesar 0,122 > 0,05, sehingga Ho diterima berarti rata-rata kedua grup adalah
Jika sig t test > 0,05 maka Ho diterima.
sama sehingga dapat disimpulkan bahwa
Jika sig t test < 0,05 maka Ho ditolak.
risiko kredit dari jaminan kredit yang asli
Hasil pengujian risiko kredit dilihat
sama dengan risiko kredit dari jaminan
dari tingkat suku bunga kredit adalah 7,249
kredit pinjaman atau bukan atas nama
> 0,05 maka varian kedua grup adalah
sendiri.
sama.
berpengaruh pada risiko kredit.
Artinya
jaminan
kredit
tidak
Jika Ho: µ suku bunga 9,5% = µ suku
Hasil analisis menunjukkan bahwa
bunga 19%. Ha : µ suku bunga 9,5% ≠ µ
risiko kredit dari pembebanan bunga 9,5%
suku bunga 19%, maka hasil sig t test
tidak sama dengan risiko kredit dari
berdasarkan tabel di atas sebesar 0,000 <
pembenanan
0,05, sehingga Ho ditolak. Dalam hal ini
kemungkinan disebabkan oleh pendapat
dapat
orang
disimpulkan
bahwa
risiko
dari
bahwa
bunga jika
19%.. ada
Hal
bunga
ini yang
pembebanan bunga 9,5% tidak sama
ditetapkan lebih tinggi tentu orang lebih
dengan risiko kredit dari bunga 19%.
suka untuk mengambil suku bunga yang
Hasil pengujian risiko kredit dilihat
lebih rendah meski untuk itu ia harus
dari tingkat jaminan kredit adalah 1,587 >
mengangsur lebih banyak karena jangka
0,05 maka varian kedua grup adalah sama.
waktunya yang lebih pendek tetapi secara
10
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
akumulasi jumlah beban bunga
yang
grup adalah sama. Jika Ho : µ suku bunga 9,5% = µ suku bunga 19% Ha : µ suku
ditanggung tentu lebih kecil. Dalam hal risiko kredit dari jaminan
bunga 9,5% ≠ µ suku bunga 19%, maka
kredit yang asli sama dengan risiko kredit
hasil sig t test berdasarkan tabel di atas
dari jaminan kredit pinjaman atau bukan
sebesar 0,000 < 0,05, sehingga Ho ditolak
atas nama sendiri yang berarti jaminan
sehingga dapat disimpulkan bahwa risiko
kredit tidak berpengaruh pada risiko kredit,
dari pembebanan bunga 9,5% tidak sama
hal ini disebabkan meski jaminan yang
dengan risiko kredit dari pembebanan
berupa BPKB bukan atas nama sendiri
bunga 19%, (2) Hasil pengujian risiko
kebanyakan adalah milik dia sendiri tetapi
kredit dilihat dari tingkat jaminan kredit
belum diproses untuk balik nama. Untuk
adalah 1,587 > 0,05 maka varian kedua
proses survey terhadap calon nasabah PT.
grup adalah sama. Jika Ho : µ jaminan
Sinarmas Multifinance ini sudah diterapkan
kredit asli = µ jaminan kredit pinjaman. Ha
dan sudah ada analisis yang detail terhadap
: µ jaminan kredit asli ≠ µ jaminan kredit
calon nasabah untuk mengurangi risiko
pinjaman, maka hasil sig t test berdasarkan
kredit. Keengganan untuk mengangsur
tabel di atas sebesar 0,122 > 0,05, sehingga
secara tepat waktu lebih disebabkan oleh
Ho diterima berarti rata-rata kedua grup
faktor karakteristik individu dan kesibukan
adalah sama sehingga dapat disimpulkan
dari individu atau nasabah.
bahwa risiko kredit dari jaminan kredit yang asli sama dengan risiko kredit dari jaminan kredit pinjaman atau bukan atas
SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian dan
nama sendiri. Artinya jaminan kredit tidak
Sinarmas
berpengaruh pada risiko kredit dan (3)
Multifinance Tulungagung yang bertempat
Hasil analisis menunjukkan bahwa risiko
kedudukan di Jl. I Gusti Ngurah Rai
kredit dari pembebanan bunga 9,5% tidak
Tulungagung selama tahun 2010 – 2012
sama dengan risiko kredit dari pembenanan
telah mengeluarkan pembiayaan kredit
bunga 19% dan jaminan kredit yang
kepada 1734 orang nasabah. Hasil analisis
berbeda tidak berpengaruh pada risiko
berdasarkan
risiko
kredit. Hal ini kemungkinan disebabkan
kredit ditinjau dari suku bunga dan jaminan
manajemen di PT. Sinarmas Multifinance
kredit dengan data sampel sebanyak 36
ini sudah diterapkan dan sudah ada analisis
orang nasabah dihasilkan simpulan sebagai
yang detail terhadap calon nasabah untuk
berikut: (1) Hasil pengujian risiko kredit
mengurangi risiko kredit. Keengganan
dilihat dari tingkat suku bunga kredit
untuk mengangsur secara tepat waktu lebih
adalah 7,249 > 0,05 maka varian kedua
disebabkan
pembahasan
bahwa
masalah
PT.
perbedaan
oleh
faktor
karakteristik 11
Perbedaan Risiko Kredit Ditinjau Dari Suku Bunga Dan Jaminan Kredit
individu dan kesibukan dari individu atau nasabah, Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan diatas, penulis dapat memberikan saran kepada PT. Sinarmas Multifinance Tulungagung sebagai berikut: (1) Berdasarkan hasil analisis risiko kredit ditinjau dari suku bunga kredit hendaknya PT. Sinarmas Multifinance Tulungagung faktor suku bunga yang kompetitif lebih diperhatikan agar nasabah merasa mengangsur lebih ringan dan tepat waktu, (2) Berdasarkan hasil analisis risiko kredit ditinjau dari jaminan kredit latar belakang dari calon nasabah lebih mendapat perhatian dari pada wujud jaminan itu sendiri karena faktor karakteristik
individu
dianggap
lebih
berperan sehingga analisis calon nasabah sebelum diberikan pembiayaan hendaknya lebih ditingkatkan dan (3) Penelitian lebih lanjut untuk mengetahui risiko kredit hendaknya terus dilakukan dalam rangka perbaikan mengingat
ke
arah
semakin
yang besar
lebih
baik
tunggakan
angsuran artinya risiko kredit juga semakin besar. DAFTAR PUSTAKA Firdaus, Ariyanti Maya. 2003. Manajemen Perkreditan Bank Umum: Teori. Masalah, Kebijakan dan Aplikasinya Lengkap dengan Analisis Kredit. Edisi 1. Bandung: Penerbit Alfabeta. Indriantoro, Nur dan Supomo, B. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis : Untuk 12
Akuntansi dan Yogyakarta: BPFE.
Manajemen,
Riyanto, Bambang. 2003. Dasar-dasar Pembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta: BPFE. Sinungan, Muchdarsyah. 1992. Manajemen Dana Bank. Edisi II, Jakarta: Penerbit Bumi Aksara. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D, Cetakan Kelima, Bandung: CV Alfabeta. Tampubolon, Robert. 2004. Manajemen Risiko Pendekatan Kualitatif untuk Bank Komersial. Jakarta: Elex Media Komputindo. Tangkilisan, Hessel, Nogi S. 2003. Manajemen Keuangan bagi Analisis Kredit Perbankan: Mengelola Kredit Berbasis Good Corporate Governance. Edisi I. Yogyakarta: Penerbit Balairung & Co. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 84/PMK.012/2006 tentang Perusahaan Pembiayaan. Jakarta. Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang Perubahan Undang-undang Nomor 7 tahun 1992 tentang Perbankan. Jakarta.
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
ANALISIS PEMENUHAN PEMBAYARAN PAJAK BUMI DAN BANGUNAN UNTUK MENINGKATKAN PENERIMAAN SEKTOR PAJAK Rachmad Gesah Mukti Prabowo Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung Email:
[email protected] ABSTRAK Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah masyarakat di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung sudah berperan aktif dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Metode yang digunakan adalah secara kualitatif dan kuantitatif yaitu suatu analisa yang menggambarkan serta menjelaskan keadaan obyek penelitian dengan menyajikan data-data berbentuk tabel dan analisa data dengan menggunakan perhitungan matematis. Data yang digunakan adalah respon dari responden mengenai pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan, Pokok Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari sepuluh pertanyaan pada kuisioner yang dibagikan kepada responden, unsur pertanyaan/sampel ke 7 (Dalam membayar pajak, apakah saudara tidak merasa keberatan?) berada dibawah Batas Kontrol Bawah (BKB). Hal ini dapat berarti bahwa unsur pertanyaan /sampel tersebut diatas memiliki respon yang kurang baik dalam rangka pemenuhan kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung yang harus segera dicari penyebabnya dan dilakukan upaya perbaikan terhadap hal tersebut. Pihak kecamatan perlu mempertahankan prestasi kinerja agar terus memberikan sosialisasi kepada wajib pajak supaya memiliki kesadaran dan kemauan untuk memenuhi kewajiban mereka. Kata Kunci: Pemenuhan pembayaran, Pajak Bumi dan Bangunan, Penerimaan sector pajak ABSTRACT The purpose of this study was to determine whether the people in Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung already play an active role in paying land and building tax (PBB).The method is qualitatively and quantitatively that an analysis that describes and explains the state of the object of research by presenting tabular data and data analysis using mathematical calculations . The data used is the response of the respondents regarding the collection of land and building tax , land and building tax principal in Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung. Based on the results of this research is that of the ten questions on the questionnaire distributed to respondents , elemental question or sample to 7 (In paying taxes , if you did not mind) is below the Lower Control Limit (BKB) . This could mean that the elements of the question or sample above has a poor response in order to fulfill obligations Land and 13
Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan
Building Tax in Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung that the cause should be sought immediately and made an attempt to repair it. Party districts need to maintain in order to continue to provide performance achievement socialization to the taxpayer that has the awareness and willingness to meet their obligations . Keywords: Fulfillment of payment, land and building tax, the tax sector Acceptance
modernisasi Direktorat Jenderal Pajak,
PENDAHULUAN Pajak merupakan salah satu peneri-
jumlah wajib pajak semakin meningkat dan
maan Negara. Membayar pajak oleh warga
penerimaan negara dari sektor pajak pun
negara
dan
turut meningkat tajam. Walaupun demikian
penerimaan dari pajak ini sangat penting
masih terdapat potensi yang masih cukup
bagi pemerintah dalam rangka membelanjai
besar.
kegiatan pemerintah dan pembangunan
Menteri Keuangan Agus Martowardjojo
serta pelayanan publik.
dalam salah satu even pada bulan Agustus
merupakan
kewajiban
Seiring dengan itu, peranan pajak dalam hal pendanaan juga akan semakin besar. Oleh sebab itu diperlukan usaha untuk meningkatkan pendapatan pemerinmedia
diungkapkan
oleh
2011 di Gedung Bank Indonesia, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat sebagai berikut: Selain banyaknya pengusaha nasional yang mangkir dari kewajiban membayar pajak, kesadaran masyarakat Indonesia
tah yang berasal dari pajak. Banyak
Sebagaimana
dalam
negeri
mengabarkan tentang bagaimana tingkat kesadaran masyarakat membayar pajak. Juga terdapat beberapa studi atau penelitian yang berkaitan dengan seputar hal tersebut. Kesadaran dan kepedulian sukarela Wajib Pajak merupakan hal yang mendasar sekali. Merupakan suatu wujud sikap yang seiring sejalan dan merupakan satu kesatuan
untuk membayar pajak juga masih minim. Dari 238 juta jumlah penduduk Indonesia, hanya 7 juta saja yang taat pajak. Kalau seandainya terdapat 22 juta badan usaha, hanya 500.000 yang membayar pajak. Jumlah itu harus ditingkatkan kembali sedangkan
angkatan
kerja
masyarakat
Indonesia sebanyak 118 juta dari total penduduk 238 juta. Sebanyak 40 persen dari angkatan kerja tersebut berpenghasilan
momentum yang harus dapat ditangkap
di atas Penghasilan Tidak Kena Pajak
oleh Direktorat Jenderal Pajak dalam
(PTKP). Jadi, jika dikalkulasikan, terdapat
mencapai targetnya. Sejak tahun 2008
sebanyak 44 juta sampai 47 juta penduduk
terutama sejak peluncuran program sunset
Indonesia
policy,
pajak.
14
program
PWPM
menyusul
yang
seharusnya
membayar
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak
negara
penerimaannya
yang
sebagian
merupakan
besar
pendapatan
sejauh mana keaktifan masyarakat di Kecamatan
Sendang
Kabupaten
Tulungagung dalam memenuhi kewajiban
daerah yang antara lain dipergunakan untuk
mereka
penyediaan fasilitas yang juga dinikmati
Bangunan (PBB). Dari hasil tersebut diatas
oleh pemerintah pusat dan daerah.
dapat
Obyek Pajak Bumi dan Bangunan adalah
bumi/tanah
Sedangkan
subyek
dan Pajak
bangunan. Bumi
dan
membayar
Pajak
dipergunakan
oleh
Bumi
dan
Pemerintah
Daerah Kabupaten Tulungagung sebagai dasar dalam mengambil tindakan yang diperlukan sebagai
tindak lanjut
dari
Bangunan adalah orang atau suatu badan
penelitian ini, 2) Bagi Masyarakat, manfaat
yang secara nyata mempunyai suatu hak
penelitian ini adalah agar masyarakat
atas bumi dan atau memperoleh manfaat
mengetahui sejauh mana tingkat keaktifan
atas
yang
mereka dalam membayar Pajak Bumi dan
membayar pajak
Bangunan (PBB) dan 3) Bagi peneliti
bangunan.
Subyek
dikenakan kewajiban
pajak
disebut sebagai wajib pajak.
selanjutnya
Dewasa ini, pihak yang berperan aktif dalam rangka pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) adalah pihak aparat desa / kelurahan dan pihak aparat kecamatan selaku
koordinator
pemungutan
Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) di daerahnya. Peran masyarakat dalam membayar Pajak Bumi
dan
Bangunan
(PBB)
hingga
sekarang ini belum terasa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah masyarakat di Kecamatan
Sendang
Kabupaten
Tulungagung sudah berperan aktif dalam membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Tulungagung, hasil penelitian ini adalah untuk mengetahui
penelitian
ini
diharapkan
menjadi salah satu referensi untuk bidang yang relevan. Pajak merupakan salah satu sumber pembiayaan
bagi
negara
dalam
menjalankan pemerintahan. Pemungutan pajak sudah lama ada, dari adanya upeti wajib kepada raja berupa hasil panen pada masa kerajaan, hingga sekarang dengan polanya masing-masing. Pada awalnya, pemungutan pajak berdasarkan aturan dari penguasa/raja, kini berubah melibatkan rakyat (pembayar pajak) melalui aturan antara
penguasa
(pemerintah)
dengan
rakyat melalui perwakilannya. Soemitro (1990: 5) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapatkan jasa timbal (kontraprestasi),
yang
langsung
dapat 15
Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan
Dalam
ditunjukkan dan yang digunakan untuk
penjelasan
atas
Undang-
undang No. 12 Tahun 1994 tentang Pajak
membayar pengeluaran umum. pengertian
Bumi dan Bangunan disebutkan bahwa
Iuran rakyat kepada kas
Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak
negara berdasarkan undang-undang (yang
negara yang sebagian besar penerimaannya
dapat
merupakan pendapatan daerah yang antara
Mardiasmo pajak adalah
(1997:
dipaksakan)
1)
dengan
tiada
mendapatkan imbalan jasa (kontra prestasi)
lain
yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
fasilitas
digunakan untuk membayar pengeluaran
pemerintah pusat dan daerah. Pajak Bumi
umum. Pungutan pajak yang dilakukan
dan Bangunan (PBB) adalah pajak yang
pemerintah
dikenakan terhadap obyek pajak berupa
tujuannya
adalah
untuk
memenuhi kebutuhan keuangan pemerintah
dipergunakan
dinikmati
oleh
Obyek Pajak Bumi dan Bangunan adalah
Dari pengertian tersebut diatas, dapat
juga
penyediaan
bumi dan atau bangunan.
untuk belanja negara agar penyelenggaraan pemerintahan tetap berjalan.
yang
untuk
bumi/tanah
Sedangkan
subyek
dan Pajak
bangunan. Bumi
dan
disimpulkan bahwa sistem yang melekat
Bangunan adalah orang atau suatu badan
pada pengertian pajak yaitu:
yang secara nyata mempunyai suatu hak
1. Pajak dipungut berdasarkan Undang-
atas bumi dan atau memperoleh manfaat
undang serta aturan pelaksanaannya. ada
bangunan.
Subyek
dikenakan kewajiban
2. Sifatnya dapat dipaksakan. 3. Tidak
atas
kontraprestasi
secara
pajak
yang
membayar pajak
disebut sebagai wajib pajak. Dasar pengenaan PBB adalah Nilai
langsung oleh pemerintah. 4. Dipungut oleh negara baik pemerintah
Jual Obyek Pajak (NJOP). NJOP adalah harga
pusat maupun pemerintah daerah. 5. Pajak diperuntukkan bagi pengeluaran-
rata-rata
yang
diperoleh
dari
transaksi jual beli yang terjadi secara wajar, dan bilamana tidak terjadi transaksi jual
pengeluaran pemerintah. tersebut
beli, NJOP ditentukan melalui perban-
yang dikenakan
dingan harga dengan obyek lain yang
kepada masyarakat, beberapa diantaranya
sejenis, atau nilai perolehan baru, atau
Pajak
NJOP pengganti.
Berkaitan berbagai
jenis Bumi
merupakan
dengan pajak dan
hal
Bangunan
jenis-jenis
pajak
(PBB)
Susilo (2002), Kesadaran Masyarakat
sangat
potensial dan strategis sebagai sumber
Untuk Membayar Pajak
Pendapatan Asli Dearah dalam rangka
Bangunan di Kecamatan Karangtengah
membiayai penyelenggaraan pemerintahan
Kabupaten Demak. Obyek dari penelitian
dan pembangunan.
ini
16
adalah
masyarakat
Bumi dan
di
Kecamatan
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Karangtengah Kabupaten Demak. Disain
Amirudin (2008), Uji Efisiensi Dan
penelitian yang dipakai adalah metode
Efektivitas Pemungutan Pajak Bumi Dan
deskriptif, yaitu dengan cara meneliti untuk
Bangunan
Di
memusatkan perhatian pada kasus tertentu
Kabupaten
Tulungagung.
secara intensif dan mendetail, dengan
penelitian ini adalah adalah pemungutan
melakukan
Pajak
evaluasi
terhadap
tingkat
Kecamatan
Bumi
dan
Obyek
Bangunan
yang
dilaksanakan
Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan
Pagerwojo Kabupaten Tulungagung. Disain
Karangtengah Kabupaten Demak.
Hasil
penelitian yang akan dipakai adalah metode
dari penelitian ini adalah: Faktor yang
deskriptif, yaitu dengan cara meneliti untuk
cukup menonjol adalah kepemimpinan,
memusatkan perhatian pada kasus tertentu
kualitas pelayanan, dan motivasi. Sistem
secara intensif dan mendetail, dengan
penelitian tesis yang digunakan adalah
melakukan
diskriptif analisis, dengan mengumpulkan
efektivitas terhadap pemungutan Pajak
data
Bumi Bangunan di Kecamatan Pagerwojo
observasi,
kuesioner,
interview, dan studi dokumentasi. Lurah
aparat
dari
kesadaran masyarakat dalam membayar
melalui
oleh
Pagerwojo
pengujian
Kecamatan
efisiensi
dan
Kabupaten Tulungagung.
desa adalah pemimpin masyarakat, seorang
Hasil yang diperoleh dari penelitian
pemimpin harus mengenal sifat, situasi dan
ini adalah:
kondisi yang dipimpin. Pemimpin harus
a. Efisiensi pemungutan Pajak Bumi dan
mampu menciptakan kemudahan untuk
Bangunan di Kecamatan Pagerwojo
merangsang kesadaran
untuk tahun 2007 sudah efisien, karena
yang dipimpin,
dalam hal ini adalah kesadaran masyarakat
nilai
untuk
Efficiency Ratio) mencapai 0,0495.
membayar
Bangunan.
Pajak
Pelayanan
Bumi
dan
CCER
(Cost
of
Collection
masyarakat
b. Efisiensi pemungutan Pajak Bumi dan
merupakan salah satu tugas lurah desa,
Bangunan di Kecamatan Pagerwojo
memberi pelayanan yang berkualitas telah
hingga bulan Mei tahun 2008 sudah
menjadi obsesi yang selalu ingin dicapai.
efisien, karena nilai CCER (Cost of
Motivasi adalah dorongan agar orang mau
Collection Efficiency Ratio) mencapai
melakukan sesuatu dengan ikhlas dengan
0,050.
sebaik-baiknya. Dan kepemimpinan yang
c. Tingkat efektivitas pemungutan Pajak
baik, pelayanan yang berkualitas dan
Bumi dan Bangunan di Kecamatan
motivasi
dapat
Pagerwojo untuk tahun 2007 sebesar
mempengaruhi kesadaran masyarakat untuk
91,810 %, maka dikatakan sangat efektif
membayar Pajak Bumi dan Bangunan.
karena koefisien efektivitasnya diatas 80
yang
baik
akan
%. 17
Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan
d. Tingkat efektivitas pemungutan Pajak
antara sikap dan komunikasi terhadap
Bumi dan Bangunan di Kecamatan
implementasi
Pagerwojo hingga bulan Mei tahun 2008
perhitungan X hitung 85,72 > X tabel
sebesar 17,455 % , maka dikatakan
55,75, sedangkan pengaruh sikap terhadap
sangat tidak efektif karena koefisien
implementasi
efektivitasnya dibawah 40 %.
35,76%. Pengaruh komunikasi terhadap
Hardjanto
(2010),
Implementasi
implementasi
kebijakan
PBB
kebijakan
PBB
kebijakan
dari
sebesar
PBB
sebesar
Kebijakan Pajak Bumi Dan Bangunan
13,76% dan besarnya pengaruh sikap dan
Dikelurahan
komunikasi
Gisikdrono
Kecamatan
Semarang Barat Kota Semarang. Adapun hipotesis yang diajukan adalah adanya pengaruh
positif
antara
sikap
dan
terhadap
implementasi
kebijakan sebesar 79,74%. Berdasarkan
penelitian
dapat
diketahui bahwa sikap dan komunikasi
komunikasi secara terpisah maupun secara
mempunyai
bersama-sama
implementasi
implementasi kebijakan PBB di Kelurahan
kebijakan PBB. Teori yang digunakan
Gisikdrono. Saran yang diajukan adalah
dalam
teori
perlu ditingkatkannya kualitas pelaksanaan
implementasi dari George Edward III
salah satunya dengan cara petugas harus
dengan teori pendukung dari Van Metern
lebih disiplin dalam menjalankan tugasnya.
dengan
penelitian
ini
adalah
pengaruh
terhadap
dan Horn serta teori Grindle. Penelitian ini menggunakan tipe penelitian eksplanatory disertai uji hipotesis. Sample berjumlah 33 responden (1%) dari jumlah keseluruhan wajib pajak 3372. Pengujian hipotesis menggunakan Kendall,
rumus
korelasi
Konkordansi
Kendall
Rank dan
Koefisiensi Determinasi. Hasil penelitian membuktikan adanya pengaruh positif dan signifikansi antara sikap dan implementasi kebijakan PBB yang diperoleh Z hitung 4,89 > 2,58 untuk taraf signifikansi 1%. Ada pengaruh positif dan signifikansi antara
komunikasi
kebijakan
PBB
dan
yang
implementasi diperoleh
dari
perhitungan Z hitung 3,03 > 2,58 pada taraf signifikansi 1% serta ada pengaruh positif 18
METODE PENELITIAN Suatu cara menganalisa data tanpa menggunakan perhitungan matematis yang bersifat interpretasi data yang dilakukan dengan
membandingkan
data
yang
diperoleh dengan teori yang ada kemudian mengevaluasi dan melakukan penyempurnaan terhadap peran serta masyarakat pada pemungutan Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan Sendang dan yang berhubungan dengan
permasalahan
tersebut.Metode
analisa sebagai berikut: 1. Menganalisa respon dari responden menggunakan
Diagram
Kontrol
Shewhart yaitu menggunakan Diagram Kontrol Rata-rata x.
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Sudjana (1992: 420) , diagram ini bentuknya sangat sederhana sekali yaitu terdiri atas tiga buah garis mendatar yang sejajar.
Sumbu
mendatar
melukiskan
nomor sampel yang diteliti dimulai dari sampel pertama, kedua dan seterusnya. Sumbu tegak menyatakan karakteristik yang
sedang
diteliti.
Garis
sentral
melukiskan nilai baku yang akan menjadi pangkal
perhitungan
penyimpangan
terjadinya
hasil-hasil
pengamatan
untuk setiap sampel. Garis bawah yang
R = Rata-rata dari Rentang semua sampel R = Rentang 4. Batas Kontrol Bawah (BKB) BKB = X – A2 R Dimana: A2 = Harga untuk diagram kontrol x 5. Batas Kontrol Atas (BKA) BKA = X + A2 R Dimana: A2 = Harga untuk diagram kontrol x 6. Membuat Diagram Kontrol Rata-rata x
sejajar dengan garis sentral dinamakan batas kontrol bawah (BKB). Garis yang
PEMBAHASAN
menyatakan penyimpangan paling tinggi
Kecamatan
Sendang
merupakan
dari nilai baku terdapat sejajar diatas garis
wilayah Kabupaten Tulungagung yang
sentral yang dinamakan batas kontrol atas
terletak di bagian barat dari ibu kota
(BKA).
Kabupaten Tulungagung dengan ketinggian
2. Menghitung
rata-rata
dari
rata-rata
sampel.
terbagi menjadi 11 Desa, yaitu: Desa
x X =
sekitar 550 dpl. Kecamatan Sendang
= Garis Sentral k
Kedoyo, Desa Nglutung, Desa Talang, Desa Dono, Desa Krosok, Desa Tugu, Desa Picisan, Desa Nyawangan, Desa Sendang,
Dimana:
Desa Nglurup dan Desa Geger.
X = Rata-rata dari rata-rata sampel
Penduduk
x = Rata-rata k = Jumlah unsur / sampel 3. Menghitung Rata-rata dari Rentang semua sampel R R = k Dimana :
Jumlah total penduduk di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung hingga Desember 2010 berjumlah 46.836 jiwa dengan 14.629 jumlah Kepala Keluarga (KK). Adapun rekapitulasi data jumlah penduduk Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung dapat dilihat pada tabel berikut ini:
19
Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan
Tabel 1: Data Penduduk Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung, 2012 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Desa Kedoyo Nglutung Talang Dono Krosok Tugu Picisan Nyawangan Sendang Nglurup Geger TOTAL
Luas Wilayah (Km2)
L
P
10,25 5,17 2,98 4,25 3,88 3,90 7,26 25,25 3,12 10,28 12,10 88,44
2.815 1.770 1.492 2.694 1.836 1.859 1.621 3.522 1.459 1.803 2.143 23.015
2.763 1.934 1.672 2.899 1.856 1.890 1.719 3.458 1.444 1.891 2.282 23.809
Total 5.563 3.694 3.157 5.611 3.692 3.745 3.328 6.971 2.904 3.730 4.441 46.836
Jumlah KK 1.604 1.231 1.055 1.594 1.257 1.161 1.064 2.139 935 1.183 1.406 14.629
Kepadatan Penduduk 543 715 1.059 1.320 952 960 458 276 931 363 367 530
Sumber : Data sekunder
Adapun Jenis bangunan tempat tinggal dan bukan tempat tinggal di Kecamatan Sendang Kabupaten
Tulungagung baik yang permanen maupun tidak permanen adalah seperti tercantum pada tabel berikut ini:
Tabel 3: Bangunan Tempat Tinggal dan Bukan Tempat Tinggal, 2012 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Desa Kedoyo Nglutung Talang Dono Krosok Tugu Picisan Nyawangan Sendang Nglurup Geger TOTAL
Tempat Tinggal Permanen Bukan Permanen 984 458 781 307 707 248 1.216 212 771 267 783 272 657 270 1.125 817 569 188 640 424 948 230 9.181 3.693
Bukan Tempat Tinggal Permanen Bukan Permanen 31 6 21 3 19 2 52 17 2 11 2 22 4 44 11 28 35 5 22 4 302 39
Sumber : Data sekunder
Data dari kantor Kecamatan menunjukkan ada desa yang realisasi pajaknya terbesar adalah Desa Dono yaitu
20
sebesar Rp. 120.960. 122,- seperti terlihat pada tabel 4 berikut ini.
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Tabel 4: Pajak Bumi dan Bangunan Menurut Desa dan Pemasukannya, 2012 No.
Desa
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11.
Kedoyo Nglutung Talang Dono Krosok Tugu Picisan Nyawangan Sendang Nglurup Geger TOTAL
Wajib Pajak
Target (Rupiah)
4.851 3.089 2.244 3.334 2.809 2.885 2.797 4.842 1.794 2.359 3.149 34.153
Realisasi (Rupiah)
102.473.747 71.810.577 66.729.612 120.960.122 108.619.578 82.051.797 69.438.874 90.968.845 57.603.982 65.236.938 74.809.957 910.704.029
Persentase
102.473.747 71.810.577 66.729.612 120.960.122 108.619.578 82.051.797 69.438.874 90.968.845 57.603.982 65.236.938 74.809.957 910.704.029
100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sumber : Data sekunder
Sebanyak 17 responden dengan nilai skor total tertinggi yaitu responden nomor; 21, 23, 147, 154, 198, 212, 227, 248, 269, 286, 298, 306, 307, 308, 319, 328 dan 330. Sedangkan 17 responden dengan skor total terendah yaitu responden nomor; 18, 29,
33, 39, 44, 48, 54, 59, 63, 69, 78, 84, 88, 94, 99, 103 dan 113. Adapun rekapitulasi responden dengan skor tertinggi dan terendah dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 8: Rekapitulasi Responden Dengan Skor Total Tertinggi Responden 21 23 147 154 198 212 227 248 269 286 298 306 307 308 319 328 330 Jumlah
P1 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 4 5 4 3 5 4 78
P2 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 80
P3 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 82
Nilai Per - Pertanyaan P4 P5 P6 P7 5 5 4 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 84 80 75 76
P8 5 5 5 5 4 5 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 5 78
P9 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 79
P10 5 5 4 5 4 5 5 4 4 4 5 5 3 5 5 5 5 78
Jumlah 46 48 47 48 47 46 46 46 46 47 46 47 46 46 46 46 46 790
Sumber: data primer diolah, 2012
21
Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan
Tabel 9: Rekapitulasi Responden Dengan Skor Total Terendah Nilai Per - Pertanyaan
Responden P1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51
18 29 33 39 44 48 54 59 63 69 78 84 88 94 99 103 113 Jumah
P2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51
P3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51
P4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 4 61
P5 3 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 62
P6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51
P7 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 51
Jumlah P8 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 56
P9 5 3 4 5 3 4 5 3 4 5 4 3 3 5 3 4 4 67
P10 5 4 4 5 3 4 5 3 4 5 4 4 4 3 4 3 4 68
34 34 34 34 33 34 34 33 34 34 33 33 33 32 33 33 34 569
Sumber: data primer diolah, 2012
Berdasarkan hasil rekapitulasi dan
Dari hasil pengamatan tersebut diatas
pengamatan respon dari para responden
dapat diketahui bahwa terdapat kesamaan
dengan skor tertinggi dan respon dari
respon dari responden terhadap nilai per
responden dengan skor terendah, terdapat
unsur pertanyaan terendah yaitu pertanyaan
ketidaksamaan
ke 6.
respon
mengenai
nilai
tertinggi dan terendah per unsur dari pernyataan-pernyataan yang diajukan. Untuk
responden
Hasil
tersebut
diatas
jika
dibandingkan dengan hasil rekapitulasi skor
respon dari keseluruhan responden ternyata
tertinggi, jumlah nilai per unsur pertanyaan
memiliki beberapa kesamaan juga. Dari
tertinggi
4.
hasil keseluruhan responden, jumlah nilai
Sedangkan jumlah nilai per unsur perta-
per unsur tertinggi adalah unsur ke 10 .
nyaan terendah adalah pertanyaan ke 6.
Sedangkan jumlah nilai per unsur terendah
adalah
Untuk
dengan
pertanyaan
responden
ke
dengan
skor
terendah, jumlah nilai per unsur pertanyaan tertinggi
adalah
Sedangkan
pertanyaan nilai
per
10.
Dari hasil tersebut diatas, dapat diketahui
bahwa
terdapat
konsistensi
unsur
respon dari total responden dengan respon
pertanyaan terendah adalah pertanyaan ke
dari kelompok responden dengan skor
1,2,3,6 dan 7.
terendah. Dengan ini kita dapat mengetahui
22
jumlah
ke
adalah unsur ke 7.
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
variabel/sub variabel diterima
R
mana yang dapat
responden
dan
variabel/sub
R =
22 =
k
10
variabel mana yang memerlukan perhatian lebih
demi
meningkatkan
= 2,20
pemenuhan
kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan oleh
Jadi
wajib
diketahui bahwa Rata-rata rentang dari
pajak
di
Kecamatan
Sendang
Kabupaten Tulungagung.
dari
Untuk melakukan analisa menggu-
3. Batas Kontrol Bawah (BKB). Dimana:
nakan diagram kontrol tersebut, terlebih
BKB = X – A2
dahulu harus diketahui nilai rata-rata dari
R
rata-rata sampel yang diamati seperti yang dapat kita lihat pada tabel berikut ini: Berdasarkan tabel 7 diatas, diketahui bahwa nilai rata-rata dari rata-rata sampel 40,14
dengan
tersebut
semua sampelnya adalah 2,20.
Analisa Diagram Kontrol Rata-rata x
adalah
perhitungan
jumlah
seluruh
rentang per respon adalah 22. Dari hasil
= 4,01 – (0,134) (2,20) = 3,71
Jadi dari perhitungan tersebut diketahui bahwa Batas Kontrol Bawah (BKB) untuk diagram kontrolnya adalah 3,71 4. Batas Kontrol Atas (BKA). BKA = X + A2 R
tersebut diatas, dapat kita hitung :
= 4,01 + (0,134) (2,20)
1. Rata-rata dari rata-rata sampel / Garis
= 4,30
sentral. x X=
40,14 =
K
10
= 4,01 Jadi dari perhitungan tersebut diketahui bahwa Rata-rata dari rata-rata sampel/garis sentralnya adalah 4,01. 2. Rata-rata rentang dari semua sampel.
Jadi dari perhitungan tersebut diketahui bahwa Batas Kontrol Atas (BKA) untuk diagram kontrolnya adalah 4,30 5. Diagram Kontrol Rata-rata x. Dari hasil perhitungan tersebut diatas dapat dibuat Diagram Kontrol Rata-rata x seperti yang dapat kita lihat pada gambar berikut ini:
Gambar 1. Diagram Kontrol Rata-rata x
BKA SENTRAL BKB
23
Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan
Berdasarkan apa yang dapat kita lihat
pajak terhadap pemenuhan kewajibannya
pada Diagram Kontrol Rata-rata x tersebut
membayar Pajak Bumi dan Bangunan di
diatas,
Kecamatan
maka
terdapat
dapat
beberapa
diketahui sampel
bahwa
/
Sendang
Kabupaten
unsur
Tulungagung yang pada akhirnya dapat
pertanyaan yang berada di atas Batas
berimbas pula pada tingkat pemenuhan
Kontrol Atas (BKA) dan juga terdapat
kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan di
beberapa sampel / unsur yang berada di
Kabupaten
bawah Batas Kontrol Bawah (BKB).
evaluasi dan penelitian yang mendalam
Unsur/sampel yang berada diatas Batas Kontrol Atas (BKA) adalah unsur
Tulungagung.
Untuk
itu,
perlu segera dilakukan untuk mencari penyebab dan solusinya.
pertanyaan/sampel ke 5 (Saudara sudah mengetahui dan paham mengenai aturan dan mekanisme perpajakan yang berlaku
SIMPULAN DAN SARAN Dari
permasalahan
yang
telah
saat ini?) dan 10 (Setujukah saudara
diuraikan pada bab-bab dimuka, maka
bahwa tingkat pendapatan seseorang dapat
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
mempengaruhi
1. Wilayah Kecamatan Sendang Kabupaten
bagaimana
seseorang
tersebut memiliki kesadaran dan kepatuhan
Tulungagung
akan membayar pajak?). Hal ini dapat
Kabupaten Tulungagung yang berada
berarti bahwa unsur pertanyaan /sampel
disebelah barat dari Ibukota Kabupaten
tersebut diatas diberikan respon yang
Tulungagung yang terbagi kedalam 11
sangat bagus oleh para responden.
Desa
Unsur
pertanyaan/sampel
yang
berada dibawah Batas Kontrol Bawah 7
hingga
pajak,
apakah
luas
wilayah
2. Jumlah total penduduk di Kecamatan Sendang
membayar
dengan
wilayah
keseluruhannya adalah 105,78 Km2.
(BKB) adalah unsur pertanyaan/sampel ke (Dalam
merupakan
Kabupaten Desember
Tulungagung
2011
berjumlah
saudara tidak merasa keberatan?). Hal ini
46.836 jiwa dengan 14.629 jumlah
dapat berarti bahwa unsur pertanyaan
Kepala Keluarga (KK).
/sampel tersebut diatas memiliki respon
3. Mayoritas
penduduk
yang buruk dalam rangka pemenuhan
Sendang
Kabupaten
kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan di
bermata pencaharian sebagai petani
Kecamatan
dengan jumlah mencapai 10.855 jiwa.
Sendang
Kabupaten
Tulungagung yang harus segera dicari penyebabnya
dan
dilakukan
upaya
di
Kecamatan Tulungagung
4. Mayoritas wajib pajak di Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung dalam
perbaikan terhadap hal tersebut karena hal
memenuhi
ini dapat berimbas kepada animo wajib
Pajak Bumi dan Bangunan memilih
24
kewajibannya
membayar
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
mekanisme pembayaran dengan cara
7. Dari
hal
tersebut
diatas,
dapat
menitipkan pembayaran Pajak Bumi dan
disimpulkan bahwa wajib pajak di
Bangunannya
Kecamatan
kepada
aparat
Desa
setempat untuk disetorkan ke Bank
Tulungagung
persepsi melalui Kantor Kecamatan.
mengenai
Sendang
Kabupaten
sangat
memahami
aturan
dan
mekanisme
5. Berdasarkan hasil analisis data melalui
perpajakan yang berlaku dan menyetujui
Diagram Kontrol Rata-rata x, terdapat
bahwa tingkat pendapatan seseorang
beberapa unsure sampel yang terletak
berpengaruh
diatas Batas Kontrol Atas yaitu unsur
membayar pajak. Namun sebagian besar
pertanyaan/sampel ke 5 (Saudara sudah
wajib pajak di Kecamatan Sendang
mengetahui
Kabupaten
dan
paham
mengenai
terhadap
kepatuhan
Tulungagung
merasa
aturan dan mekanisme perpajakan yang
keberatan membayar pajak secara suka
berlaku saat ini?) dan 10 (Setujukah
rela.
saudara bahwa tingkat pendapatan seseorang
dapat
mempengaruhi
Walaupun kinerja aparat Kecamatan Sendang Kabupaten Tulungagung beserta
bagaimana seseorang tersebut memiliki
pamong
kesadaran
akan
Sendang Kabupaten Tuliungagung sudah
membayar pajak?). Hal ini dapat berarti
terlaksana dengan baik, namun kinerja
bahwa
/sampel
yang baik tadi harus tetap dipertahankan
tersebut diatas diberikan respon yang
dan kalau bisa lebih ditingkatkan agar tidak
sangat bagus oleh para responden..
ada
dan
unsur
kepatuhan pertanyaan
6. Unsur pertanyaan/sampel yang berada
desa
di
keterlambatan
lingkup
dalam
Kecamatan
pembayaran
Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan
dibawah Batas Kontrol Bawah (BKB)
Sendang
adalah unsur pertanyaan/sampel ke 7
Sosialisasi kepada wajib pajak mengenai
(Dalam
apakah
kewajibannya untuk membayar pajak harus
saudara tidak merasa keberatan?). Hal
terus dilakukan agar para wajib pajak mau
ini dapat berarti bahwa unsur pertanyaan
memenuhi kewajibannya dengan sukarela.
membayar
pajak,
/sampel tersebut diatas memiliki respon yang buruk dalam rangka pemenuhan kewajiban Pajak Bumi dan Bangunan di Kecamatan
Sendang
Kabupaten
Tulungagung yang harus segera dicari penyebabnya
dan
dilakukan
perbaikan terhadap hal tersebut.
upaya
Kabupaten
Tulungagung.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2000. Pajak Bumi dan Bangunan 2000. Jakarta: Sinar Grafika. Bohari. 2004. Pengantar Hukum Pajak. Edisi Revisi. Cetakan Kelima. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Education, Binauf. 2005. Pajak Terapan Brevet A dan B Buku Kedua. Surabaya: Binauf. 25
Analisis Pemenuhan Pembayaran Pajak Bumi Dan Bangunan
Keputusan Direktorat Jenderal Pajak. 1998. No. 16/PJ.6/1998. Tentang Pengenaan Pajak Bumi Dan Bangunan. Jakarta Keputusan Menteri Keuangan, 1998, No. 523/KMK.04/1998, Tentang Klasifikasi dan Besarnya NJOP Sebagai Dasar Pengenaan PBB. Jakarta Keputusan Menteri Keuangan. 2000. No. 201/KMK.04/200. Tentang Penetapan Besarnya NJOP Tidak Kena Pajak. Jakarta. Lumbantoruan. Shopar. 1996. Akuntansi Pajak. Edisi Revisi. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Mahagiyani, Tjahjono, Achmad. 2001. Perpajakan Indonesia. Cetakan Pertama. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Munawir. 1997. Perpajakan. Edisi Kelima. Yogyakarta: Liberty. Murdiasmo. 1997. Perpajakan. Keempat. Yogyakarta: Andi.
Edisi
Musgrave, Richard A, and Musgrave, Peggy B. 1993. Keuangan Negara dalam Teori dan Praktek. Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga. Peraturan Pemerintah. 2000. No. 16 Tahun 2000. Tentang Pembagian Hasil Penerimaan PBB Antara Pemerintah Pusat dan Daerah. Jakarta. Peraturan Pemerintah. 2002. No. 25 Tahun 2002. Tentang Penetapan Besarnya Nilai Jual Kena Pajak Untuk Perhitungan Pajak Bumi dan Bangunan. Jakarta Sidik, Machfud, dan Soewondo. 1994. Keuangan Daerah. Jakarta: Universitas Terbuka. Soemitro, Rochmad. 1997. Perpajakan. Edisi Revisi. Bandung: PT Eresco.
26
Undang-undang, 1994, No. 12 Tahun 1994. Tentang Pajak Bumi dan Bangunan. Jakarta.
JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
ANALISIS ANTRIAN PELAYANAN INSTALASI AMBULANCE PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH dr. ISKAK DI TULUNGAGUNG Krisan Sisdiyantoro Bambang Sulaksono Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung Email:
[email protected] Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan hasil analisis antrian pelayanan instalasi ambulance pada seksi penunjang pelayanan non medis. Sistem pelayanan instalasi ambulance merupakan penunjang pelayanan medis yang secara praktis menjadi pertimbangan teknis maupun ekonomis. Pengumpulan data dilakukan dengan mengamati dan mencatat antrian yang terjadi pada hari kerja selama periode tertentu sebagai data sampel. Adapun medote yang digunakan adalah saluran banyak-fase tunggal, sedangkan model antriannya adalah M/M/S/I/I. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, pihak manajemen telah mengoperasikan 3 unit ambulance dalam system pelayanan. Hasil analisis menunjukkan bahwa tingkat kesibukan instalasi ambulance sebesar 9,17%, probabilitas tidak ada pengguna jasa dalam system sebesar 0,75, jumlah rata-rata pengguna jasa menunggu dalam sistem antrian sebesar 0,0003 pengguna, jumlah rata-rata pengguna jasa berada dalam sistem antrian sebesar 0,27 pengguna, waktu rata-rata pengguna jasa menunggu dalam sistem antrian selama 0,0014 jam dan waktu rata-rata pengguna jasa berada dalam sistem antrian selama 1,25 jam. Berdasarkan hasil analisis antrian pelayanan menunjukkan bahwa operasional sistem pelayanan instalasi ambulance sudah baik berarti belum perlu menambah sarana/fasilitas instalasi ambulance. Namun demikian ditinjau dari sisi pembiayaan fasilitas/sarana pelayanan dapat dikatakan kurang efisien tetapi melihat perkembangan pelayanan medis begitu pesat, maka fasilitas/sarana pelayanan instalasi ambulance yang digunakan dalam pelayanan segera akan mencapai kondisi yang ekonomis. Kata Kunci : Antrian, Pelayanan, Instalasi Ambulance, Single Channel – Single Phase. Abstract This study aimed to describe the results of the analysis of queues at the ambulance service installation section of non-medical support services. Installation of an ambulance service system supporting medical services practically be considered technically and economically. Data collection was conducted by observing and recording the queue that occur on weekdays during a given period as the data sample . The methods used are a single 27
Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit
channels - single phase, whereas the model queue is M/M/S/I/I. Based on the observations made, the management has 3 units operate ambulance services in the system . The analysis showed that the level of activity at 9.17 % ambulance installation, the probability of not service user in the system of 0.75, the average number of service users waiting in the queue at 0.0003 user system, the average number of service users are in 0.27 queuing system users, the average time of service users in the system waiting queue for 0.0014 hours and the average time of service users are in the system queue for 1.25 hours. Based on the results of the analysis indicate that the operational service queuing system installation ambulance services are already well-meaning yet need to add facilities/ installations ambulance facility. However, in terms of the financing facility/service facilities can be said to be less efficient but saw rapid development of medical services, the facility/installation ambulance service facilities used in the service will soon achieve economic conditions. Keywords:
Queue, Service, Ambulance Installation, Single Channel – Single Phase. bahkan perkembangan yang dicapai tidak
PENDAHULUAN Perkembangan
teknologi
dan
kalah
pesatnya
dengan
pengetahuan yang demikian pesat tiada
manufaktur.
pernah berhenti dan semata-mata hanya
manufaktur dan perusahaan jasa sama-sama
untuk memenuhi kebutuhan manusia yang
menunjukkan perkembangan yang baik.
tidak ada batasnya. Hal demikian memacu
Fakta menunjukkan bahwa di beberapa
bidang bisnis sehingga terus berkembang
negara maju, kontribusi yang diberikan
baik perusahaan-perusahaan manufaktur
sektor jasa terhadap perekonomian lebih
maupun perusahaan-perusahaan jasa. Pada
besar dibandingkan dengan perusahaan
awalnya
manufaktur.
perkembangan
perusahaan
Dewasa
ini
perusahaan perusahaan
manufaktur terlihat lebih nyata dibanding
Rumah sakit merupakan salah satu
perusahaan jasa pada kehidupan sehari-
unit usaha jasa yang memberikan jasa
hari, dapat dikatakan kemajuan yang
pelayanan
dicapai
Pengelolaan
selangkah
oleh di
perusahaan depan
manufaktur dibandingkan
sosial unit
di usaha
bidang rumah
klinis. sakit
memiliki keunikan tersendiri karena selain sebagai unit bisnis, usaha rumah sakit juga
perusahaan jasa. Namun demikian, seiring dengan
memiliki sosial. Misi layanan rumah sakit
dan
tidak terlepas dari misi layanan sosial,
teknologi informasi, perusahaan jasa terus
namun tidak dipungkiri bahwa dalam
mengalami kemajuan yang cukup pesat,
pengelolaan rumah sakit tetap terjadi
perkembangan
28
ilmu
pengetahuan
JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
konflik kepentingan dari berbagai pihak.
pelayanan dilakukan) dan tinggi dalam
Konflik
experience
kepentingan
terserbut
dapat
qualities,
maka
pelanggan
bersumber dari klasifikasi organisasi rumah
merasakan resiko yang lebih besar dalam
sakit. Terlepas dari hal tersebut, keberadaan
keputusan pemakaianya. Konsekuensinya
rumah sakit dalam memberikan pelayanan
dalam pembuatan keputusan pelanggan
tetap menjadi visi yang menjadi komitmen
lebih banyak dipengaruhi oleh kredibilitas
bersama yang dibutuhkan dan ditunggu
sumber informasi yang lebih bersifat
oleh masyarakat terutama untuk golongan
personal (seperti dari mulut ke mulut) dari
bawah.
pada pesan iklan dari penyedia jasa.
Rumah sakit dalam operasionalnya
Meskipun
demikian,
bila
pelanggan
memberikan pelayanan jasa medis yang
menemukan layanan jasa yang memuaskan,
ditunjang oleh beberapa pelayanan yang
mereka
lain,
penyedia jasa tersebut.
salah
satunya
adalah
pelayanan
cenderung
akan
loyal
pada
penunjang non medis. Pelayanan-pelayanan
Layanan jasa instalasi ambulance
tersebut secara terpadu melekat pada
tidak bisa lepas dari sistim antrian yang
lembaga sebagai produk jasa yang bisa
harus dilakukan para pelanggan/pasien.
diberikan kepada masyarakat, sehingga
Perusahaan
apabila salah satu pelayanannya kurang
layanan jasa dapat menentukan waktu dan
baik
image
fasilitas yang sebaik-baiknya agar dapat melayani pelanggan dengan efisien. Pada
maka
berakibat
pada
masyarakat
terhadap
lembaga.
Seksi
Pelayanan
Penunjang
Non
Medis,
khususnya instalasi ambulance terdiri dari pelayanan untuk pasien dan kereta jenazah. Instalasi ambulance sebagai salah satu pelayanan yang diberikan rumah sakit tidak terlepas dari sistim pelayanan kepada pelanggan/masyarakat yang mengandung unsur experience quality yang tinggi. Experience quality adalah karakteristikkarakteristik yang hanya dapat dinilai pelanggan setelah pembelian, misalnya: kualitas, efisiensi dan kesopanan.
Oleh
karena layanan jasa rendah dalam search qualities (yakni karakteristik pisik yang dapat
dievaluasi
pengguna
sebelum
umumnya
dalam
para
merancang
sistim
pelanggan/pasien
akan
merasa puas atas layanan yang diberikan apabila tidak terlalu lama terlibat dalam sistim antrian Dalam hal ini tentu saja diperhitungkan antara tambahan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk menambah fasilitas layanan baru dengan kerugian pelanggan karena harus menunggu apabila tidak
diadakan
penambahan
fasilitas
layanan yang baru Untuk
memudahkan
pembahasan
selanjutnya dalam penelitian ini, perlu dirumuskan masalah yang menjadi topik bahasan. Berdasarkan uraian di atas, maka 29
Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit
rumusan masalahnya adalah bagaimana
yang membutuhkan pelayanan. Sehingga
antrian
ambulance
dalam mengkaji teori entrian berarti tidak
untuk kereta jenazah pada Seksi Penunjang
terlepas dengan waktu. Pada dasarnya
Pelayanan Non Medis RSUD dr. Iskak
pihak-pihak yang membutuhkan pelayanan
Tulungagung.
tidak
pelayanan
instalasi
Untuk mendeskripsikan pelayanan
menghendaki
terjadimya
dengan waktu yang cukup lama, artinya
instalasi ambulance untuk kereta jenazah
secepatnya
pada Seksi Penunjang Pelayanan Non
kepuasan akan tercapai.
Medis RSUD dr. Iskak Tulungagung. Hasil
kemampuan
sebagai membuat
untuk
dilayani
sehingga
Terjadinya antrian tidak terlepas dari
penelitian ini diharapkan dapat digunakan dasar
antrian
dari
pihak-pihak
yang
pertimbangan
untuk
memberikan pelayanan itu sendiri dan
kebijakan-kebijakan
dalam
banyaknya jumlah pihak-pihak yang datang
rangka meningkatkan kualitas pelayanan.
dalam waktu yang bersamaan dengan tujuan yang sama. Untuk lebih jelasnya
Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance
Penunjang Pelayanan Non Medis
Peningkatan Pelayanan
- Faktor Internal - Faktor eksternal
pengertian
antrian
dapat
dilihat
dari
beberapa pendapat. Siagian (1997: 390) menjelaskan antrian adalah suatu garis tunggu dari nasabah (satuan) yang memerlukan layanan
Pelayanan
Instalasi
Ambulance
sebagai penunjang pelayanan non medis dalam
operasionalnya
perlu
dianalisis
dengan menggunakan waiting line model untuk mengetahui sampai sejauh mana pelayanan
yang
diberikan
instalasi
dari satu atau lebih pelayanan (fasilitas pelayanan). Teori antrian merupakan studi matematika dari kejadian atau gejala garis tunggu (Supranto, 1998 : 390). Hal yang sama dijelaskan, bahwa sesungguhnya Antrian adalah suatu garis
ambulance untuk kereta jenazah kepada
tunggu
pelanggan/pasien.
akan
memerlukan layanan dari satu atau lebih
dipergunakan sebagai bahan informasi
pelayanan (fasilitas pelayanan). Kejadian
untuk pengambilan keputusan dalam upaya
garis tunggu disebabkan oleh kebutuhan
meningkatkan kualitas pelayanan demi
akan layanan yang melebihi kapasitas
kepuasan pelanggan.
pelayanan atau fasilitas pelayanan sehingga
Hasil
analisis
dari
nasabah
(satuan)
yang
Secara umum antrian merupakan
nasabah atau langganan yang datang tidak
selang waktu pelayanan yang diberikan
bisa dengan segera mendapat pelayanan.
oleh pemberi layanan terhadap pihak-pihak
Keadaan yang demikian dinamakan teori
30
JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
antrian. Sehingga teori antrian adalah studi matematik terhadap garis tunggu dari langganan atau nasabah yang ada di depan fasilitas pelayanan untuk mendapatkan pelayanan dari fasilitas pelayanan. Sering kali digunakan untuk diagram-diagram yang diharapkan mampu mengembangkan suatu keadaan yang mempunyai rangka dan mempunyai urutan tertentu. Hal ini sering disebut dengan model. Antrian atau tunggu merupakan suatu kegiatan untuk menunggu dalam
mendapatkan
suatu
pelayanan.
Antrian sendiri mempunyai pengertian yang lebih menunjukkan pada garis-garis tunggu.
Subagyo dkk (2000: 265),
menjelaskan bahwa sering terjadi orangorang,
barang-barang,
komponen
atau
menunggu
untuk
kertas
komponenkerja
harus
mendapatkan
jasa
pelayanan, Garis-garis tunggu ini sering disebut dengan antrian. Model merupakan suatu
gambaran
formal
dari
pilihan,
biasanya model akan selalu dinyatakan dalam hubungan matematik sepeti fungsi lebih tegas lagi yaitu: Model adalah penyajian dari gambaran-gambaran pokok
dan keadaan dunia sesungguhnya yang dapat berupa kata-kata, diagram-diagram, grafik-grafik, persamaan-persamaan matematis atau kombinasi dari bentuk-bentuk tersebut. Untuk memahami optimal dapat dijelaskan sebagai usaha memaksimumkan keuntungan atau meminimumkan biaya. Dengan demikian Pengertian optimal sangat tergantung pada tujuan yang telah ditetapkan kondisi semula, apakah maksimum atau minimum. Hal mana sesuai dengan apa yang diuraikan Subagyo dkk. (2000: 256) bahwa tujuan dasar modelmodel antrian adalah untuk meminimumkan total dua biaya, yaitu biaya langsung penyediaan fasilitas pelayanan dan biaya tidak langsung yang timbul karena para individu harus mengunggu untuk dilayani. Dalam suatu sistem antrian apabila fasilitas pelayanan yang dipergunakan lebih dari
jumlah
membutuhakan
optimal,
hal
investasi
ini modal
berarti yang
berlebihan tetapi bila jumlahnya kurang dari
optimal
maka
hasilnya
adalah
tertundanya pelayanan. Maka dari itu, untuk
mewujudkan
suatu
fasilitas
pelayanan yang optimal diperlukan suatu
suatu teori atau situasi dunia sesungguhnya
pemgkajian beberapa hal: (1) Elemen-
yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata,
elemen pokok dalam sistem antrian, (2)
diagram-diagram, grafik-grafik, peramaan-
Sumber masukan (input).
persamaan matematikal atau kombinasi
Sistem antrian pada dasarnya terdiri
dari bentuk-bentuk di atas (Siagian, 1997:
dari elemen-elemen pokok, yaitu masukan,
10).
sistem antrian dan keluaran. Misalnya suatu
Berdasarkan pendapat di atas, maka jelaslah bahwa model adalah gambaran formal dari pokok suatu teori atau situasi
antrian tunggal dan fasilitas pelayanan dua atau lebih. Secara sederhana digambarkan sebagai berikut: 31
Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit
Sistem Antrian
S Sumber Populasi
M
S
Keluar
S
Model Multy Channel - Single Phase Katerangan : M = antrian S = fasilitas pelayanan (server Dengan demkian dapat diuraikan
Sebelum membahas tentang pola
bahwa sumber masukan adalah suatu
pelayanan terlebih dahulu Moekiyat (1997:
kumpulan atau populasi orang , barang,
57) menjelaskan pelayanan adalah jasa-jasa
komponen atau kertas kerja dari mana satu-
managemen pemasaran adalah kegiatan-
satuan dating atau dipanggil untuk dilayani.
kegiatan,
Kumpulan orang atau barang bias terbatas kedatangan
mungkin
dapat
diketahui secara pasti atau mungkin satu variable acak yang sebaran peluangnya diketahui. Atas dasar pengertian tersebut di atas,
dapat
kedatangan
atau
kepuasan-kepuasan yang diberikan untuk dijual (misalnya potong rambut, perbaikan-
atau tidak terbatas. Pola
keuntungan-keuntungan
diketahui merupakan
bahwa cara
pola
individu-
individu dari populasi memasuki system yang dispesifikasikan oleh waktu antar
perbaikan,
pelayanan
jasa
lainnya.
Berdasarkan pengertian di atas dapat dijelaskan
bahwa
dalam
pemberian
pelayanan ditujukan untuk memberikan kepuasan. Kepuasan yang diharapkan oleh nasabah adalah apabila transaksi yang mereka harapkan dapat segera terpenuhi tanpa menunggu atau antri.
kedatangan pada suatu fasilitas pelayanan.
1. Disiplin Antrian
Sedangkan
sering
Pada umumnya dalam suatu pelayanan
mengikuti suatu distribusi poisson. Apabila
yang didalamnya terdapat antrian, maka
pola kedatangan mengikuti suatu pola
model pelayanan terikat dengan pedoman
distribusi poisson, maka waktu antar
bahwa yang memasuki sistem antrian
kedatangan
terlebih dahulu akan dilayani dahulu.
eksponensial. 32
tingkat
kedatangan
mengikuti
suatu
distribusi
Kakiay (2004: 12) menguraikan bahwa
JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
disiplin antrian adalah aturan dalam mana
Struktur dari suatu sistem antrian
para pelanggan dilayani atau disiplin
tergantung pada proses pelayanannya, yang
pelayanan
secara
(service
discipline)
yang
umum
dapat
diklasifikasikan
memuat urutan (order) para pelanggan
fasilitas-fasilitas pelayanan dalam susunan
menerima layanan. Disiplin antrian yang
saluran atau channel (bisa berbentuk single
paling umum digunakan adalah first come,
atau multiple) dan phase (single atau
first served (FCFS), yang pertama kali
multiple) yang akan membentuk suatu
datang pertama kali dilayani. Namun
struktur sistem antrian yang berbeda-beda.
demikian, juga ada beberapa tipe disiplin
Saluran atau channel menunjukkan jumlah
antrian yang lain yang dipergunakan dalam
jalur (tempat) untuk memasuki sistem
suatu
pelayanan dan sekaligus menunjukkan
sistem
antrian.
Model
yang
dipergunakan dalam pembahasan disini
jumlah
fasilitas
pelayanan.
dibatasi untuk disiplin antrian FCFS.
phase
berarti
jumlah
Sedangkan
station-station
pelayanan, dimana para langganan harus 2. Kapasitas Sistem
melaluinya sebelum pelayanan dinyatakan
Kapasitas sistem adalah jumlah maksimum
lengkap.
pelanggan, mencakup yang sedang dilayani
Secara umum model struktur antrian
dan yang berada dalam antrian, yang dapat
dasar yang terjadi dalam seluruh sistem
ditampung oleh fasilitas pelayanan pada
antrian, adalah sebagai berikut :
saat yang sama. Sebuah sistem yang tidak
1. Single Channel – Single Phase
membatasi jumah pelanggan di dalam
Sistem ini merupakan suatu model yang
fasilitas pelayanannya dikatakan memiliki
paling sederhana, single channel berarti
kapasitas tak terhingga, sedangkan suatu
bahwa
sistem yang membatasi jumlah pelanggan
memasuki sistem pelayanan atau ada satu
yang ada di dalam fasilitas pelayanannya
fasilitas pelayanan. Model ini seperti
dikatakan memiliki kapasitas yang terbatas.
ditunjukkan gambar berikut:
hanya
ada
satu
jalur
untuk
Gambar 1. Model Single Channel – Single Phase Sistem Antrian Sumber Populasi
M
S
Keluar
Phase Keterangan : M = Antrian S = Fasilitas pelayanan (server) Phase 33
Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit
2. Single Channel – Multiphase
berurutan
Multiphase menunjukkan ada dua atau
dinyatakan lengkap. Adapun model ini
lebih pelayanan yang dilaksanakan secara
dapat ditunjukkan dalam gambar berikut:
sebelum
suatu
pelayanan
Gambar 2 . Model Single Channel – Multiphase Sumber Populasi
M
S
M
S
Keluar
3. Multichannel – Single Phase
atau lebih fasilitas pelayanan dialiri oleh
Sistem multichannel – single phase terjadi
antrian
pada suatu model pelayanan dimana dua
ditunjukkan gambar berikut :
tunggal.
Sistem
model
ini
Gambar 3. Model Multichannel – Singlepahase S Sumberi Populasi
Keluar
M
S S
sebagaimana
HASIL PENELITIAN Pembahasan dalam Analisis Antrian Pelayanan
Instalasi
Ambulance
untuk
Daerah
(RSUD)
Tulungagung,
akan
dilakukan secara bertahap sebagai berikut: 1. Tingkat
kedatangan
dan
pelayanan
pengguna jasa Perhitungan
yang
dilakukan
terhadap
tingkat kedatangan pengguna jasa instalasi ambulance sampel
dari
berdasarkan
pengambilan
Data Register Pelayanan
Instalasi Ambulance pada Seksi Penunjang Pelayanan Non Medis RSUD Dr. Iskak Tulungagung selama satu tahun (2011), 34
dalam
tabel
berikut: Tabel 1. Kedatangan dan Pelayanan Pengguna Jasa Kereta Jenazah
Kereta Jenazah pada Seksi Penunjang Pelayanan Non Medis Rumah Sakit Umum
ditunjukkan
No
Bulan
1 Janu 2 Peb 3 Maret 4 April 5 Mei 6 Juni 7 Juli 8 Agust 9 Septe 10 Okt 11 Nopem 12 Des Jmlah
Waktu Kedatangan Pelayanan Pelayanan Pengguna Jasa (hari) Pengguna Jasa (kali) (menit)
31 28 31 30 31 30 31 31 30 31 30 31 365
155 136 165 156 150 177 155 149 132 170 194 157 1896
Sumber: Data Sekunder diolah, 2012
10.905 10.255 12.900 13.130 9.825 12.835 11.355 11.395 10.795 12.410 16.300 10.895 143.000
JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Sesuai dengan tabel 1 dapat diten-
Berdasarkan tabel 1 dapat dijelaskan
tukan rata-rata kedatangan pengguna jasa
bahwa jumlah kedatangan pengguna jasa
instalasi ambulance untuk kereta jenazah
(X) terdiri dari bilangan 0, 1, 2, dan 3.
(λ) = 1896/365 = 5,2 pengguna jasa per hari
Bilangan
(0,22 pengguna jasa per jam). Sedangkan
kedatangan pengguna jasa pada setiap jam.
rata-rata waktu pelayanan pengguna jasa
Sedangkan frekuensi observasi (F) terdapat
instalasi ambulance untuk kereta jenazah
bilangan 66, 31, 3, dan 0, yang mana nilai-
(µ) = 1896/143.000 = 0,01326 pengguna
nilai
jasa setiap menit (0,8 pengguna jasa setiap
observasi atau pengamatan untuk masing-
ini
tersebut
menunjukkan
jumlah
menunjukkan banyaknya
masing jumlah kedatangan pengguna jasa.
jam.
Frekuensi 2. Pengujian Rata-rata Pengguna Jasa
Kedatangan
Perhitungan rata-rata tingkat kedatangan pengguna jasa instalasi ambulance untuk kereta jenazah perlu dilakukan pengujian apakah pola kedatangan pengguna jasa tersebut
mengikuti
distribusi
Poisson
observasi
(F)
dengan
jumlah kedatangan pengguna jasa (X) sebesar 0 artinya tidak ada kedatangan pengguna jasa observasi
adalah 66, frekuensi
dengan
jumlah
kedatangan
pengguna jasa 1 adalah 31 dan seterusnya. Sehingga frekuensi yang diselaraskan (Fx) dan
frekuensi
harapan
(Fn)
untuk
dengan menggunakan metode Chi Square
kedatangan pengguna jasa pada Instalasi
Test of Goodness of Fit.
Ambulance untuk kereta jenazah RSUD Dr.
Pengujian rata-rata kedatangan pengguna
jasa
(λ)
dilakukan
observasi/pengamatan kedatangan
secara
berdasarkan
terhadap random
pola
Iskak Tulungagung dapat dihitung sebagai berikut: a. Frekuensi yang diselaraskan (Fx) :
dengan
mengambil sample sebanyak 100 kali
2,718-0,37 .0,370 X=0
F(x)0 =
(interval waktu pengamatan 60 menit atau 1
0!
jam). Adapun hasil observasi kedatangan
= 0,6908
pengguna jasa seperti dalam tabel berikut: Tabel 2. Tingkat Kedatangan Pengguna Jasa Instalasi Ambulance
0
Frekuensi Observasi (F) 66
1
31
31
2
3
6
3
0
0
Jumlah
100
37
∑ Kedatangan (X)
Sumber: Data Primer, diolah 2012
2,718-0,37 . 0,371 X=1
F(x)1 = 1!
X.F
= 0,0,2556
0
2,718-0,37.0,372 X=2
F(x)2 = 2! = 0,0473 35
Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit
2,718-0,37.0,373 X =3
digunakan X² (α: df), dimana α = 0.05 dan
F(x)3 =
df = n – 1 dan kriteria uji adalah:
3!
- Terima Ho jika X² < X² (0,05 : df) = 0 ,0058
- Tolak Ho jika X² > X² (0,05 : df) Untuk
b. Sedangkan frekuensi harapan (Ex) : X=0
tabel distribusi
= 69,08 = 25,56
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kedatangan Pengguna Jasa
E2= 100 x 0,0473
∑ Kedatangan (X)
= 4,73 X=3
E3 = 100 x 0,0058 = 0,58
Pengujian kedatangan Disribusi
hipotesis:
pengguna Poisson.
Uji
(70 – 80,25)² X² =
Ho:
jasa
bahwa
mengikuti
statistik
yang
(26 – 17,66)² +
80,25
frekuensi kedatangan
pengguna jasa sebagai berikut :
E1 = 100 x 0,2556
X=2
perhitungan
dalam pengujian statistik, maka diperlukan
E0 = 100 x 0,6908
X=1
memudahkan
X.F
0
70
0
0,8025
80,25
1
26
26
0,1766
17,66
2
4
8
0,0194
1,94
3
0
0
0,0015
0,15
100
34
1
100
Sumber: Data Primer, diolah 2012
(4 – 1,94)² +
17,66
Frek. yang Frek. Diselaraskan Harapan
F
(0 – 0,15) +
1,94
0,15
= 1,31 + 3,94 + 2,19 + 0,15 = 7,59 Dengan
menggunakan
tingkat
sebagai distribusi kedatangan nasabah yang
signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan
mengikuti distribusi Poisson.
(degree of fredom) = 4 – 1 = 3 maka
3. Pengujian Rata-rata Pengguna Jasa
berdasarkan table Chi – Square diperoleh nilai kritis X2 (0,05 : 3) table = 7,815. Sehingga uji statistik adalah: 2
rata-rata
pelayanan
pengguna jasa apakah mengikuti distribusi
- X (hitung) = 7,59
Poisson didasarkan pengambilan sample
- X2 (table)
= 7,815
pelayanan pengguna jasa melalui observasi
- Ho
= distribusi kedatangan
secara random yang dilakukan sebanyak
nasabah mengikuti distribusi Poisson.
100 kali dengan interval waktu 60 menit (1
Jadi X2 (hitung) = 7,59 < X2 (table) =
jam) pada Instalasi Ambulance untuk
7,815, yang berarti bahwa : Ho diterima 36
Pengujian
Pelayanan
Kereta Jenazah pada Seksi Penunjang
JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
pelayanan Non Media RSUD Dr. Iskak
= 0, 2837
Tulungagung seperti ditunjukkan dalam
2,718-1,26 . 1,261
tabel berikut:
X=1
F(x)1 = 1!
Tabel 4. Tingkat Pelayanan Pengguna Jasa Jumlah Pelayanan (X) 0 1 2 3
= 0, 3575
Frekuensi Observasi (F) 20 42 31 7
X.F 0 42 62 21
Jumlah 100 Sumber: Data Primer, diolah 2012
2,718-1,26.1,262 X=2
F(x)2 = 2! = 0,2252
125
2,718-1,26.1,263 X =3
F(x)3
= 3!
Sesuai dengan table 4 dapat diuraikan bahwa jumlah pelayanan pengguna jasa (X)
= 0,0946
terdiri dari bilangan 0, 1, 2, dan 3. Bilangan ini
menunjukkan
jumlah
pelayanan
pengguna jasa pada setiap jam pengamatan.
b. Sedangkan frekuensi harapan (Ex) : X=0
E0 = 100 x 0,2837
Sedangkan frekuensi observasi (F) terdapat bilangan 20, 42, 31, dan 7, yang mana
= 28,37 X=1
E1 = 100 x 0,3575
nilai-nilai tersebut menunjukkan banyaknya observasi atau pengamatan untuk masing-
= 35,75 X=2
E2= 100 x 0,2252
masing jumlah pelayanan pengguna jasa. Frekuensi
observasi
(F)
dengan
= 22,52 X=3
E3 = 100 x 0,0907
jumlah pelayanan pengguna jasa 0 (tidak ada
pelayanan)
observasi
adalah
dengan
20,
jumlah
frekuensi pelayanan
pengguna jasa 1 adalah 42 dan seterusnya. Dengan
demikian
frekuensi
yang
diselaraskan (Fx) dan frekuensi harapan (Fn) pelayanan pengguna jasa pada Instalasi
= 9,46 Rata-rata pelayanan pengguna jasa instalasi ambulance untuk kereta jenazah tersebut perlu dilakukan pengujian apakah mengikuti
distribusi
Poisson
dengan
menggunakan metode Chi Square Test of
Ambulance untuk Kereta Jenazah RSUD
Goodness of Fit.
Dr. Iskak Tulungagung dapat dihitung
Pengujian
rata-rata
pelayanan
sebagai berikut:
penguna jasa (µ) dilakukan dengan uji
a. Frekuensi yang diselaraskan (Fx) :
hipotesis : Ho : bahwa pelayanan pengguna
2,718-1,26 .1,260 X=0
F(x)0 = 0!
jasa mengikuti distribusi Poisson. Uji statistik yang digunakan X² (α: df), dimana 37
Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit
α = 0.05 dan df = n – 1 dan kriteria uji adalah:
Ho
= distribusi pelayanan nasabah
mengikuti distribusi Poisson.
- Terima Ho jika X² < X² (0,05 : df)
Jadi X2 (hitung)
- Tolak Ho jika X² > X² (0,05 : df)
= 7,39
<
X2
(table) = 7,815, yang berarti bahwa:
Hasil perhitungan frekuensi observasi
Ho diterima sebagai distribusi pelayanan
dan yang diselaraskan ditunjukkan pada
pengguna jasa yang mengikuti distribusi
tabel
Poisson.
distribusi
frekuensi
pelayanan
pengguna jasa sebagaimana dalam tabel berikut:
Penerapan Model M/M/S/I/I Model
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Pengguna Jasa
Pelayanan
ini
merupakan
Kendall’s
Notation yang banyak dipergunakan dalam analisis antrian dan sebelum dilakukan
∑ Pelayanan (X) 0
F 20
Frek. yang Frek. X.F Diselaraskan Harapan 0 0,2837 28,37
1
42
42
0,3575
35,75
2
31
62
0,2252
22,52
Tanda pertama (M) menunjukkan
3
7
21
0,0946
9,46
distribusi kedatangan nasabah mengikuti
100
125
X² =
tentang model tersebut.
suatu distribusi Probabilitas Poisson. Tanda
Sumber: Data Primer, diolah 2012.
(20 – 28,37)²
perhitungannya terlebih dahulu dijelaskan
kedua
(M)
distribusi
pelayanan nasabah mengikuti distribusi
(42 – 35,75)² +
+ Probabilitas Poisson. Tanda ketiga (S)
28,37
35,75
(31 – 22,52)²
(7 – 9,46)2
menunjukkan jumlah fasilitas pelayanan (channel)
+ 22,52
dalam
merupakan
9,46
fasilitas = 2,47 + 1,09 + 3,19 + 0,64
model
pelayanan
sistem. yang
Model
ini
mempunyai
majemuk.
Tanda
keempat dan kelima, menunjukkan sumber
= 7,39 Dengan
menunjukkan
populasi dan kepanjangan antrian. Model menggunakan
tingkat
signifikansi α = 0,05 dan derajat kebebasan (degree of fredom) = 4 – 1 = 3 maka
tersebut baik sumber populasi maupun kepanjangan antrian adalah tak terbatas (I). Pemecahan persoalan antrian untuk
berdasarkan table Chi – Square diperoleh
pelayanan
nilai kritis X2 (0,05 : 3) table = 7,815.
jenazah pada Seksi Penunjang Pelayanan
Sehingga uji statistik adalah :
Non Medis RSUD Dr. Iskak Tulungagung
38
instalasi
ambulance
kereta
X2 (hitung) = 7,39
dengan model multiple channel - single
X2 (table) = 7,815
phase dapat disajikan sebagai berikut:
JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
(0,80)(3)
λ = 0,22 pengguna jasa per jam µ = 0,80 pengguna jasa per jam
= 0,0917
S=3 Maka: a. Tingkat kesibukan/intensitas pelayanan pengguna jasa (P) : λ P = (µ)(S) 0,22 P =
Ini berarti tingkat intensitas/ kesibukan instalasi ambulance untuk kereta jenazah dalam melayani pengguna jasa adalah 9,17 % dari waktunya dan instalasi ambulance untuk kereta jenazah mengangur sebesar 90,83 % dari waktunya. b. Probabilitas tidak ada pengguna jasa dalam sistem (P0):
1 P0 =
n
S-1 ( λ/µ ) (λ/µ)S Ʃ [ ] + n=0 n! S!(1 – λ/Sµ) 1
P0 =
(1/0!)+(0,22/0,8)/(1!)+(0,22/0,8)2/(2!)+(0,22/0,8)3/3!(1-0,22/2,4) 1
P0 =
1 + 0,275 + 0,0378 + 0,003816
P0 =
a.
0,7595
Probabilitas sejumlah (n) pengguna jasa dalam sistem (Pn): (λ/µ)n Pn =
P0
n!
(0,22/0,8)1 P1 = =
(0,7595) 1! 0,2089 (0,22/0,8)2
P2 = =
(0,7595) 2! 0,0287 (0,22/0,8)3
P3 = = b.
(0,7595) 3! 0,002633
Jumlah rata-rata pengguna jasa (yang diharapkan) menunggu dalam antrian (Lq):
39
Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit
Lq
=
P0 (λ/µ)S P S! (1 - P)2 (0,7595)(0,275)3(0,0917)
= = c.
6 (1 – 0,0917)2 0,0003 pengguna jasa.
Jumlah rata-rata pengguna jasa (diharapkan) berada dalam sistem (Ls): λ Ls = Lq + µ 0,22 = 0,0003 + 0,80 = 0,2753 pengguna jasa.
d.
Rata-rata waktu pengguna jasa menunggu dalam antrian (Wq): Lq Wq = λ 0,0003 = 0,22 = 0,0014 jam.
e.
Rata-rata waktu pengguna jasa berada dalam sistem (Ws): 1 Ws = Wq + µ 1 = 0,0014 + 0,80 = 1,2514 jam.
Dari hasil perhitungan di atas dapat dijelaskan
pelayanan
instalasi
ambulance dalam antrian adalah 0,0003
instalasi ambulance untuk kereta jenazah
pengguna jasa, sedangkan jumlah rata-rata
dalam melayani pengguna jasa sebesar 9,17
pengguna jasa yang berada di dalam sistem
%
instalasi
keseluruhan (menunggu ditambah yang
ambulace untuk kereta jenazah sebesar
sedang dilayani) adalah 0,2753 pengguna
90,83 %. Jumlah rata-rata pengguna jasa
jasa.
40
waktu
tingkat
menunggu
kesibukan
atau
bahwa
yang
menganggur
Waktu
rata-rata
pengguna
jasa
JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
menunggu dalam antrian sebesar 0,0014
instalasi ambulance untuk kereta jenazah
jam dan waktu rata-rata setiap pengguna
pada Seksi Penunjang pelayanan Non
jasa berada di dalam sistem keseluruhan
Media RSUD Dr. Iskak Tulungagung Seksi
(waktu menunggu plus waktu pelayanan)
Penunjang pelayanan Non Media RSUD
adalah sebesar 1,2514 jam.
Dr. Iskak Tulungagung tersebut, maka
Untuk memudahkan pemahaman dari hasil perhitungan sistem antrian pelayanan
dapat diperinci sebagaimana dalam tabel berikut:
Tabel 5. Perhitungan Sistem Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance No
Keterangan
9,17
Pengguna Jasa -
90,83
-
-
-
0,0003
-
-
0,3
-
-
-
0,0014
-
-
1,2514
%
1
Tingkat kesibukan Instalasi Ambulace untuk kereta jenazah (P). 2 Waktu menganggur Instalasi Ambulace untuk kereta jenazah. 3 Jumlah rata-rata pengguna jasa menunggu dalam antrian (Lq). 4 Jumlah rata-rata pengguna jasa berada dalam sistem keseluruhan (menunggu + dilayani) (Ls). Waktu rata-rata pengguna jasa menunggu dalam antrian 5 Wq). Waktu rata-rata setiap pengguna jasa berada dalam sistem 6 keseluruhan (menunggu + dilayani) (Ws). Sumber: Data Sekunder diolah, 2012.
Karakteristik Sistem Pelayanan Alokasi waktu sistem pelayanan instalasi ambulance untuk kereta jenazah pada Seksi Penunjang pelayanan Non Media RSUD Dr. Iskak Tulungagung berdasarkan standar pelayanan yang telah ditetapkan sebagai pedoman dalam memberikan pelayanan kepada pengguna
Jam -
jasa yang meliputi: proses administrasi; petugas IPJ mengambil jenasah dari ruangan; pelayanan instalasi ambulance dan laporan petugas ambulance ke loket pembayaran dan bagian register. Adapun alokasi waktu rata-rata untuk masingmasing jenis layanan adalah:
Tabel 6. Alokasi Waktu Rata-Rata Layanan Total Proses Administrasi
Petugas IPJ Mengambil Jenazah
Pelayanan Instalasi Ambulance
Laporan Petugas Ambulance
± 15 menit
± 5 menit
± 75,08 menit
± 1 menit
± 96,08 menit
(15,62 %)
(5,20 %)
(78,14 %)
(1,04 %)
(100 %)
Total
Sumber: Data Primer diolah, 2012.
41
Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit
Sesuai
hasil
sedangkan jumlah rata-rata pengguna jasa
antrian
yang berada dalam sistem keseluruhan
pelayanan total Seksi Penunjang Pelayanan
(menunggu pelayanan dan yang sedang
Non Medis Instalasi Ambulance untuk
dilayani) sebanyak 0,3 pengguna jasa. Hal
Kereta Jenazah tersebut adalah :
maka
ini dapat dijelaskan bahwa jumlah rata-rata
waktu rata-rata yang dibutuhkan untuk
pengguna jasa dalam sistem pelayanan
melayani setiap pengguna jasa = waktu
instalasi ambulance untuk kereta jenazah
rata-rata
sistem
sangat kecil sekali. Hampir dipastikan
keseluruhan – waktu rata-rata menunggu
bahwa tidak ada pengguna jasa yang
dalam antrian ( 96,08 menit
sedang
perhitungan
dengan
tabel
dalam
analisis
menunggu
6
dalam –
0,0014
menit = 96,0786 menit ).
menunggu
dalam
pelayanan,
sedangkan pengguna jasa yang sedang dalam proses pelayanan rata-rata hanya 1
Simpulan
dengan tingkat layanan mencapai 70 %. 4)
Berdasarkan hasil pembahasan, maka karakteristik
pelayanan
pengguna
Waktu rata-rata pengguna jasa menunggu
jasa
dalam antrian selama 0,0014 jam dan
instalasi ambulance untuk kereta dapat
waktu rata-rata setiap pengguna jasa berada
dideskripsikan sebagai berikut: 1) Tingkat
di
kedatangan pengguna jasa rata-rata (λ)
menunggu + waktu pelayanan) selama
adalah 0,22 pengguna jasa per jam dan
1,2514 jam. Berarti dalam sistem antrian,
tingkat pelayanan pengguna jasa rata-rata
rata-rata pengguna jasa dapat dikatakan
(µ) sebesar 0,8 pengguna jasa per jam. 2)
tidak perlu menunggu pelayanan atau
Tingkat
apabila
intensitas/kesibukan
dalam
dalam
sistem
keseluruhan
pengguna
jasa
(waktu
telah
memberikan layanan kepada pengguna jasa
menyelesaiakan semua persyaratan, maka
sebesar 9,17 % atau waktu menganggur
akan langsung dilayanani. 5) Berdasarkan
instalasi ambulance untuk kereta jenazah
tingkat
sebesar 90,83 %. Keadaan ini menunjukkan
waktu rata-rata menunggu dan jumlah rata-
bahwa pelayanan instalasi ambulance untuk
rata
kereta jenazah berkaitan dengan jumlah
pelayanan maupun berada dalam sistem
fasilitas
baik.
pelayanan instalasi ambulance untuk kereta
Sebaliknya ditinjau dari biaya pelayanan
jenazah, berarti bahwa operasional sistem
adalah relatif mahal, karena tingkat idle
pelayanan instalasi ambulance untuk kereta
(waktu
jenazah adalah baik. Namun dilihat dari sisi
layanan
adalah
menganggur)
sangat
fasilitas
layanan
intensitas/kesibukan
pengguna
jasa
yang
pelayanan, menunggu
termasuk kategori tinggi. 3) Jumlah rata-
pembiayaan
rata pengguna jasa yang menunggu dalam
dapat dikatakan tidak efisien atau terjadi
antrian sebanyak 0,0003 pengguna jasa,
pemborosan.
42
fasilitas/sarana
pelayanan
JURNAL BENEVIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Mencermati karakteristik pelayanan
Pelayanan Non Medis) dengan Kepolisian
instalasi ambulance untuk kereta jenazah
(bagian LAKA) dan perangkat desa dalam
pada Seksi Penunjang Pelayanan Non
menangani
Medis RSUD Dr. Iskak Tulungagung,
(visum).
maka penulis menyarankan: 1) Pelayanan
ambulance tidak perlu menunggu terlalu
instalasi ambulance untuk kereta jenazah
lama karena proses visum tersebut.
kasus
kematian
tertentu
Sehingga
pelayanan
instalasi
merupakan bagian dari operasional sistem pelayanan dari Seksi Penunjang Pelayanan Non Medis, sehingga pelayanannya tidak lepas dari pelayanan bagian lain, yaitu: (1) proses
administrasi
pembayaran
di
(pendaftaran
loket,
pengambilan
(2)
jenazah
dan proses
Instalasi
Pemulasaraan Jenazah (IPJ) dan atau proses pemandian, dan (3) proses lainnya atau visum dan kesaksian kepolisian untuk kasus kematian karena kecelakaa. Oleh karena itu, walaupun pelayanan instalasi ambulance untuk kereta jenazah sudah baik, tetapi bila pelayanan-pelayanan lain yang menyertainya tersebut kurang baik maka akan tetap mempengaruhinya. Dalam rangka
memberikan
layanan
instalasi
ambulance untuk kereta jenazah yang baik, hendaknya pelayanan-pelayanan lain yang terkait tersebut perlu diperhatikan agar dapat
menunjang
Pelayanan jenazah
instalasi untuk
dihadapkan keluarga
pelayanannya. ambulance
kasus
dengan korban.
tertentu
proses
2)
kereta sering
menunggu
Hendaknya
bagian
instalasi ambulance kereta jenazah secara aktif segera menggali informasi tentang keluarga yang akan membantu proses pelayanan. 3) Menjalin kerja sama yang baik antara pihak RSUD (Seksi Penunjang
DAFTAR PUSTAKA Ahyari Agus. 2000. Manajemen Produksi – Pengendalian Produksi. Buku I. Yogyakarta: Penerbit BPFE. Handoko T. Hani. 2010. Dasar-Dasar Manajemen Produksi dan Operasi, Yogyakarta: BPFE. Indriantoro Nur dan Supomo Bambang. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis – Untuk Akuntansi & Manajemen. Yogyakarta: BPFE. Kakiay, Thomas J. 2004. Dasar Teori Antrian Untuk Kehidupan Nyata. Yogyakarta: Penerbit Andi. Kotler, Philip. 2002. Manajemen Pemasaran – Analisi, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian Jilid 1. Edisi Ke Enam. Jakarta: Penerbit Erlangga. -----------------. 2002. Manajemen Pemasaran – Analisi, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga. Moekijat. 1984. Kamus Management. Bandung: Penerbit Alumni. Siagian, P. 1997. Penelitian Operasional : Teori dan Praktek. Jakarta: Penerbit UI Press. Stanton, William. 1993. Prinsip Pemasaran. Edisi Ketujuh. Jakarta: Penerbit Erlangga. Subagyo, Pangestu, Asri, Marwan & Hani T. Handoko. 2000. Dasar-Dasar Opaerations Research. Cetakan 43
Analisis Antrian Pelayanan Instalasi Ambulance Pada Rumah Sakit
Ketiga belas, Yogyakarta: BPFE UGM. Swastha, Basu. 1999. Pemasaran Modern. Penerbit Liberty.
Manajemen Yogyakarta:
Supranto, J. 1998. Riset Operasi Untuk Pengambilan Keputusan. Jakarta: Penerbit UI. Tjiptono, Fandy. 2005. Pemasaran Jasa. Malang: Bayumedia Publishing. Umar Husein. 1999. Metodologi Penelitian – Aplikasi Dalam Pemasaran. Edisi Kedua. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama. Yamit, Zulian. 2003. Manajemen Kuantitatif Untuk Bisnis (Operations Research). Edisi 2003/2004. Yogyakarta: BPFE UGM. .
44
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
ANALISIS PEMERIKSAAN MANAJEMEN FUNGSI KREDIT (ACCOUNT OFFICER) UNTUK MENGETAHUI TINGKAT EFEKTIFITAS KINERJA Wenni Wahyuandari Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung Email:
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini merupakan Studi Kasus Pada PT.BPR Artha Samudera Indonesia Tulungagung. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana kinerja bagian kredit (account officer) serta kepuasan nasabah terhadap pelayanan bagian kredit. Selanjutnya dilakukan prosedur pemeriksaan umum dan terperinci pada bagian kredit dengan peyebaran kueisioner kepada nasabah kredit. Teknik pengukuran hasil kuesioner menggunakan dengan skala linkert. Analisis kuisioner menggunakan Indeks kepuasan Nasabah dengan melihat rata-rata tertimbang serta dilakukan konversi nilai tiap-tiap unsur layanan yang tertera dalam kuisioner. Hasil perhitungan bahwa pimpinan perusahaan sangat mendukung kegiatan pemeriksaan fungsi kredit atau bagian kredit (AO) dengan harapan akan mengetahui sejauhmana persepsi nasabah terkait pelayanan bagian kredit kepada nasabah. Rencana capaian kredit yang harus terserap ke masyarakat dalam satu tahun oleh fungsi kredit sudah tecapai 190%. Hasil penghitungan indek kepuasan nasabah setiap unsur layanan nilai rata-rata tertimbang (NRR) pada masing-masing unsur pelayanan berkisar antara 2,98 sampai dengan 3,16 yang berarti bahwa semua unsur pelayanan berada pada predikat kinerja yang baik. Nilai indek kepuasan nasabah (IKN) pada pelayanan kredit atau fungsi kredit adalah 77,067 nilai tersebut berada pada interval mutu. Kata kunci: Pemeriksaan manajemen, prosedur pemeriksaan, indeks kepuasan nasabah. Abstract This study is a case study of PT BPR Artha Samudera Indonesia Tulungagung. The purpose of this study was to determine the extent to which the performance of the credit department (account officer) as well as customer satisfaction with the services the credit department. Subsequently conducted a general inspection procedures and detailed on the credit to disseminate the views quesitionnare to customers . The measurement technique using the questionnaire results with linkert scale. Analysis of the questionnaire using the Customer Satisfaction index with a weighted 45
Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit
average look and do the conversion value of each element of the services listed in the questionnaire . The results of the calculations that business leaders strongly support the activities of credit checks or credit department functions (AO) in the hope of knowing the extent of the customer 's perception of service related to customer credit department. Credit performance plan that must be absorbed into the community in one year by the credit function has been tecapai 190 %. The results of the customer satisfaction index calculation every element of service value weighted average (NRR) on each element of the service ranged from 2.98 to 3.16, which means that all elements of the service are the predicate good performance. The value of customer satisfaction index (IKN) on credit or service credit function is 77.067 The value is in the interval quality. Keywords: management examination, inspection procedures, customer satisfaction index.
kesempatan yang ada. Dalam aktivitas
PENDAHULUAN Perkembangan ekonomi dewasa ini
perusahaan untuk mencapai tujuannya yaitu
membawa dampak bagi perkembangan
laba serta sustainable usaha, para eksekutif
dunia usaha. Seiring dengan berkembang-
akan mendelegasikan tugas dan tanggung
nya dunia usaha ini, ilmu akuntansi
jawab perusahaan dalam tingkat tertentu
berkembang menjadi dua kelompok besar
yang tercermin dalam struktur organisasi
yaitu ilmu akuntansi (accounting) dan ilmu
perusahaan. Pemeriksaan
pemeriksaan (auditing). Dalam hal ini ilmu akuntansi
selalu
dituntut
untuk
terus
Auditing)
adalah
(Internal
aktivitas
pemberian
berbenah diri dan tumbuh agar dapat
keyakinan
mengikuti perkembangan dunia usaha yang
independen dan obyektif, dirancang untuk
semakin kompleks, Salah satu sub bidang
menambah nilai dan memperbaiki kinerja
dari akuntansi yang dikenal luas adalah
organisasi. Melihat tujuan pemeriksaan
pemeriksaan (auditing).
manajemen
Perkembangan
serta
internal
tersebut
konsultasi
membantu
yang
semua
ekonomi yang semakin lama semakin cepat
anggota
mendorong perusahaan untuk meningkat-
tanggung jawab mereka secara efektif.
kan kinerjanya supaya tetap bertahan dan
Pemeriksaan manajemen dapat dilakukan
berkembang.
pada
Pada
umumnya
suatu
manajemen
semua
aspek
yang
melaksanakan
ada
dalam
perusahaan didirikan dengan tujuan untuk
perusahaan, yang umumnya meliputi fungsi
memperoleh laba semaksimal mungkin
keuangan, fungsi pemasaran, fungsi sumber
dengan memperhatikan pangsa pasar atau
daya manusia, fungsi pembelian, fungsi
46
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
produksi. Pemeriksaan manajemen menye-
perusahaan serta sekaligus memberikan
diakan
saran dan rekomendasi untuk perbaikan
analisis,
rekomendasi, mengenai
penilaian-penilaian,
nasihat
kegiatan
dan
informasi
perusahaan apabila diperlukan.
yang diperiksanya.
Topik mengenai pemeriksaan mana-
Tujuan akhir adalah untuk membantu
jemen telah di bahas dalam beberapa
menyelesaikan setiap masalah yang sedang
penelitian sebelumnya. Namun penelitian
dihadapi oleh organisasi perusahaan. Usaha
dilakukan pada subyek dan obyek yang
untuk mencapai tujuan tersebut dilakukan
berbeda. Penelitian terdahulu diantaranya
dengan meneliti dan menilai apakah fungsi
adalah sebagai berikut dilakukan oleh Sri
yang
telah
Astuti (2007) yang berjudul “Pemeriksaan
Operasional
Manajemen Atas Fungsi Pembelian dan
Prosedur (SOP) yang telah ditetapkan.
Pemakaian Bahan Baku pada Perusahaan
Kemudian melakukan penilaian apakah
Rokok Dua Dewi Tulungagung”. Dari
kebijakan, rencana dan prosedur-prosedur
penelitian
yang telah ditetapkan betul-betul ditaati.
memperoleh kesimpulan bahwa perusahaan
ada
dalam
melaksanakan
perusahaan
Standar
Tujuan dari penelitian ini adalah menilai
sejauh
telah
yang
melakukan
dilakukan, Sistem
penulis
Pengendalian
mana
kinerja
bagian
Manajemen (SPM) secara baik, hanya saja
officer
(AO)
dalam
pada bagian pembelian dan pemakaian
pelaksanaan standar operasional kredit
bahan baku ditemukan permasalahan dalam
dalam
di
pemasukan bahan baku yang kurang efektif
Indonesia
dan efisien sehingga perlu dilakukan
pemeriksaan
perbaikan dengan cara mencari pemasok
manajemen. Diharapkan hasil penelitian ini
bahan baku dari daerah lain, sehingga dari
mempunyai kegunaan antara lain: (1)
pembelian dan pemakaian bahan baku
Memberikan
sejauh
dapat berjalan baik demi kelancaran proses
(account
produksi perusahaan. Dalam metodologi
officer) dalam pelayanan kredit terhadap
penelitian ini yang digunakan adalah
nasabah
Samudera
metode deskriptif studi kasus, sedangkan
melalui
teknik analisa yang digunakan adalah
kredit/account
pelayanan
kepada
Artha
Samudera
PT.BPR
Tulungagung
mana
melalui
informasi
kinerja di
bagian PT.BPR
Indonesia
nasabah
tentang kredit Artha
Tulungagung
pemeriksaan manajemen. (2) Membantu memberi bahan masukan dan gambaran secara
praktis
mengenai
pentingnya
metode kuantitatif dan kualitatif. Selanjutnya dilakukan
oleh
penelitian Elvira
yang
Bartholomeus
melakukan pemeriksaan atas fungsi pada
Tampang (2008) yang berjudul “Audit
bagian kredit/account officer (AO) di
Manajemen Atas Fungsi Keuangan Pada 47
Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit
PT. Tirta Makna Bahagia Makassar”. Hasil
terdapat
penelitian menunjukan bahwa perusahaan
tanggungjawab
sudah
organisasi,
kelemahan yang dimiliki perusahaan antara
pembagian tugas dan tanggungjawab yang
lain tidak pernah dilakukan surprised audit,
jelas dan memadai. Adapun kekurangan
barang yang diterima tidak selalu tepat
yang ada pada perusahaan adalah terjadinya
waktu dan tidak selalu sesuai pesanan. Oleh
rangkap jabatan keuangan, keterlambatan
karenanya untuk memperbaiki kelemahan
informasi keuangan, tidak ada pelatihan
tersebut maka penulis telah memberikan
karyawan yang memadai, tidak adanya
saran-saran
rotasi
sistem
menggunakan 2 metode pengumpulan data
pengawasan terhadap persediaan barang
yaitu studi kepustakaan dan studi lapangan
dagang
laporan
yang meliputi teknik-teknik manajemen
perbandingan realisasi dan anggaran biaya
audit. Penulis membuat kuesioner dan
yang cukup memadai. Metode analisis yang
melakukan uji ketaatan yang berguna untuk
digunakan ialah dengan menggunakan
mengetahui keadaan pengendalian intern
tahapan audit manajemen, yaitu survei
perusahaan serta melakukan wawancara
pendahuluan,
dengan pihak-pihak terkait untuk meyakini
mempunyai
karyawan, dan
struktur
kurangnya
tidak
dibuatnya
review
dan
pengujian
pengendalian manajemen, pengujian terinci
tugas,
wewenang
yang
jelas.
perbaikan.
dan Adapun
Penelitian
ini
kebenarannya.
dan pengembangan laporan.
Penelitian
tentang
pemeriksaan
Penelitian pemeriksaan manajemen
manajemen selanjutnya yaitu oleh Arnold
yang berikutnya adalah “Audit Manajemen
Aditya yang berjudul “Audit Manajemen
Atas Fungsi Pembelian Pada PT.Mayora
Atas Pembelian Barang Dagangan Pada
Indah Tbk.” (2008) yang diteliti oleh
PT. Indomarco Prismatama” (2009). Dari
Daniella Gabriella Soplantila. Dari hasil
hasil analisis audit manajemen terhadap
audit ini dapat disimpulkan bahwa fungsi
fungsi pembelian barang dagangan PT
pembelian
Indomarco Prismatama dapat disimpulkan
pada
perusahaan
ini
telah
dilaksanakan dengan efektif dan efisien
bahwa
yang dapat dilihat dari adanya sistem dan
pembelian pembelian barang dagangannya
prosedur yang diterapkan dalam transaksi
sudah
pembelian. Selain itu juga dalam pemilihan
perusahaan mempunyai struktur organisasi
supplier perusahaan juga melakukan seleksi
yang telah digambarkan dengan jelas dan
yang ketat serta dilakukan evaluasi secara
terdapat pemisahan tugas
berkala.
sehingga
48
Didalam
struktur
organisasi
secara berjalan
keseluruhan dengan
menunjukkan
baik
fungsi yaitu,
yang jelas, secara
jelas
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
wewenang dan tanggung jawab masing-
produksi, proses produksi, serta keuangan
masing bagian, dengan sistem prosedur
walaupun
pembelian barang dagangan yang baik,
manajemen yang telah dilakukan belum
perusahaan dapat menyediakan kebutuhan
sempurna berdasarkan hasil analisa SWOT
barang dagangan/persediaan bagi gudang,
yang lebih ditekankan pada Weakness
cabang, toko-toko Indomaret. Namun juga
(kelemahan) dan Threat (ancaman), hal ini
ditemukan beberapa kelemahan dari fungsi
agar benar-benar diperhatikan karena bila
pembelian barang dagangannya yaitu, tidak
tidak diperhatikan akan membahayakan
adanya
kelangsungan
prosedur
pembelian
barang
penerapan
pemeriksaan
perusahaan
baik
dalam
dagangan secara tertulis, yang sebetulnya
jangka waktu panjang maupun dekat dan
bisa menjadi pedoman dan membantu para
untuk mencapai keuntungan maksimal
staff
perusahaan. Penelitian ini menggunakan
bagian
Merchandising
lebih
memahami mengenai prosedur pembelian
metodologi
tersebut, karena selama ini hanya diajarkan
dengan metode studi kasus di Perusahaan
melalui lisan dan juga program komputer.
Konveksi Devitri Tulungagung.
Dari analisis tersebut juga diperoleh saran
kualitatif
dan
kuantitatif
Kesimpulan dari kelima penelitian
saran dan rekomendasi yang berguna bagi
terdahulu
perusahaan untuk memperbaiki kelemahan
merupakan hal yang wajib dilakukan oleh
tersebut
perusahaan maupun badan usaha secara
sehingga
dapat
meningkatkan
efisiensi dan efektivitas perusahaan.
periodik
diatas,
dan
audit
berkelanjutan.
manajemen
Sehingga
Dan penelitian tentang pemeriksaan
fungsi audit manajemen untuk mengidenti-
manajemen yang lain adalah Pemeriksaan
fikasi berbagai kesempatan serta member-
Manajemen Dalam Meningkatkan Kinerja
kan rekomendasi bagi perbaikan atau
Pada Bagian Penjualan (Studi kasus pada
tindakan lebih lanjut dapat dilakukan secara
Perusahaan
dini agar masalah dalam perusahaan tidak
Konveksi
Devitri
Botoran
Jatim Tulungagung). (2011). Dari hasil
berlarut-larut dan terlambat untuk diatasi. Audit merupakan kegiatan pemerik-
analisis pemeriksaan manajemen dalam meningkatkan
kinerja
pada
bagian
saan terhadap suatu kesatuan ekonomi yang
penjualan perusahaan konveksi Devitri
dilakukan
Botoran Tulungagung dapat disimpulkan
lembaga yang independen yang bertujuan
bahwa Perusahaan Konveksi Devitri telah
untuk
melakukan
pemeriksaan
lembaga/perusahaan dalam melaksanakan
manajemen terutama dalam penentuan
tugas atau pekerjaan dengan kriteria yang
prinsip-prinsip
seseorang
mengevaluasi
atau atau
kelompok/ mengukur
49
Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit
telah
ditentukan,
untuk
mengkomunikasikannya
kemudian
kepada
pihak-
audit
done by a competent, independent person. Auditing merupakan proses pengumpulan
pihak yang berkepentingan. Pengertian
and established criteria. Auditing should be
sebagaimana
dan penilaian bukti atau pengevaluasian
dijelaskan dalam buku Auditing Konsep
bukti
Dasar dan Pedoman Pemeriksaan Akuntan
menentukan
Publik:
kesesuaian antar informasi tersebut dan
Auditing objectively evidence
is a systematic process of obtaining
and
regarding
evaluating
assertions
about
mengenai dan
informasi
untuk
melaporkan
tingkat
criteria yang ditetapkan. Auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen” (Arens, 2010: 1).
economic actions and events to ascertain
Berdasarkan pengertian di atas dapat
the degree of correspondence between
disimpulkan auditing merupakan suatu
those assertions and established criteria
proses yang sistematis untuk memperoleh
and communicating the results to interested
dan mengevaluasi bukti secara objektif
users. Auditing merupakan suatu proses
mengenai informasi tingkat kesesuaian
yang sistematis untuk memperoleh dan
antara tindakan atau peristiwa ekonomi
mengevaluasi bukti secara objektif yang
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta
berhubungan dengan asersi-asersi tentang
melaporkan hasilnya kepada pihak yang
tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa
membutuhkan,
ekonomi
dilakukan oleh orang yang kompeten dan
untuk
menentukan
tingkat
kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan kriteria
yang
ditetapkan,
mengkomunikasikan
hasilnya
dimana
auditing
harus
independen.
serta Berbagai pengertian manajemen telah
kepada
pengguna informasi tersebut”. (American Accounting Association disitasi Arens,
diungkapkan
oleh
beberapa
ahli
manajemen, tetapi belum ada kesamaan tentang arti yang telah dirumuskan. Para
2010: 1). Selanjutnya menurut Alvin Arens
ahli tersebut mengemukakan definisi yang
dalam dalam Auditing Konsep Dasar dan
berbeda tetapi mempunyai arti yang sama,
Pedoman Pemeriksaan Akuntan Publik
yaitu mengarahkan orang lain dalam
pengertian audit adalah:
pencapaian tujuan organisasi. Secara umum
“The accumulation and evaluation of
dapat
diartikan
bahwa
manajemen
evidence about information to determine
merupakan proses mengkoordinasi seluruh
and
aktivitas yang ada dalam organisasi untuk
report
on
the
degree
of
correspondence between the information
50
mencapai tujuan yang efektif dan efisien.
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Menurut Stoner manajemen merupa-
dan
efisiensi
dari
departemen,
pengorganisasian,
subentitas yang dapat diaudit. Kebanyakan
dan
entitas
definisi
organisasi
penekanan pada efisiensi, efektifitas, dan
menggunakan
semua
sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran.
Dari
pengertian
manajemen
dan
mengendalikan berbagai usaha dari anggota dan
audit
setiap
perusahaan,
kan “Suatu proses membuat perencanaan, memimpin
atau
suatu
memberi
performa suatu kesatuan usaha.
tersebut,
Audit operasional difinisikan sebagai:
manajemen merupakan rangkaian aktivitas-
Suatu
aktivitas yang dikerjakan oleh anggota
efisiensi dan efektifitas serta prosedur
organisasi
operasi. Pemeriksaan operasional memberi
untuk
mencapai
tujuannya”
penelaahan
dan
penilaian
dari
perhatian pada penemuan masalah operasi
(Stoner dikutip Bangun, 2008: 3). Lebih lanjut manajemen didefinisi-
dan memberitahukannya pada manajemen
kan “sebagai seni dalam menyelesaikan
puncak,
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini
sebenarnya menyelesaikan masalah dengan
mengandung arti bahwa para manajer
memberi
mencapai tujuan-tujuan organisasi melalui
realistis
pengaturan
2003: 12).
orang-orang
melaksanakan
berbagai
lain
untuk
tugas
yang
akan
tetapi
rekomendasi kepada
Lebih
tujuan tindakan
manajemen
lanjut,
(Tunggal,
dalam
buku
Management
tidak melakukan tugas-tugas itu sendiri”
pemeriksaan manajemen adalah: Suatu
diatas
maka dapat disimpulkan bahwa manajemen dapat didefinisikan sebagai bekerja dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsifungsi
perencanaan,
pengorganisa-sian,
penyusunan personalia atau kepegawaian, pengarahan,
kepemimpinan,
Pengantar,
teknik yang secara teratur dan sistematis
(Parker dikutip Bangun, 2008: 7). pengertian-pengertian
Suatu
yang
mungkin diperlukan, atau berarti dengan
Dari
Audit
utama
dan
pengawasan.
digunakan untuk menilai efektifitas unit atau
pekerjaan
dibandingkan
dengan
standar-standar perusahaan dan industri, dengan menggunakan petugas yang ahli dalam lingkup objek yang dianalisis, untuk meyakinkan manajemen bahwa tujuannya dilaksanakan, keadaan yang membutuhkan perbaikan ditemukan”. (R. Gorospe disitasi Tunggal, 1992: 2). Jadi pemeriksaan
dapat
disimpulkan
manajemen
bahwa
merupakan
Pemeriksaan manajemen merupakan
aktifitas penilaian mengenai efisiensi dan
suatu penilaian dari organisasi manajerial
efektifitas atas objek yang diperiksa dalam 51
Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit
perusahaan yang memberikan informasi
terdapat masalah tertentu yang harus
mengenai operasi suatu fungsi atau unit
segera
dengan
dengan demikian dapat diambil langkah-
berdasarkan
bukti-bukti
yang
ditemukan dan membandingkan hasilnya dengan standart atau kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan yang menjadi acuan kemudian
disertai
dengan
pemberian
(jika
terjadi
saran/rekomendasi
penyimpangan, kesalahan prosedur atau kecurangan)
guna
perbaikan
kinerja
manajemen. pemeriksaan
manajemen
adalah untuk menilai kinerja manajemen dan fungsi-fungsi pada perusahaan. mengetahui
tindakan
dan
Sedangkan manfaat dari pemeriksaan manajemen adalah: 1) Memungkinkan manajemen mengidentifikasikan kegiatan operasional dalam perusahaan
yang tidak memberikan
kontribusi dalam perolehan keuntungan. manajemen
dalam
peningkatan produktifitas kerja dari berbagai komponen organisasi. 3) Memungkinkan manajemen mengidenti-
yang
fikasi hambatan dan kendala yang
bersifat perventif, artinya untuk menilai
dihadapi
dalam
apakah ada situasi dalam perusahaan
berbagai
kegiatan
yang potensial dapat menjadi masalah di
langkah strategis untuk mengatasi dan
masa
menghilangkannya.
depan
meskipun
pengamatan
sepintas mungkin menunjukkan bahwa situasi
demikian
tidak
dihadapi
perusahaan. 2) Untuk
4) Memantapkan
mengkoordinasi-kan dan
penerapan
mengambil
pendekatan
kesisteman dalam menjalankan roda organisasi.
membandingkan
hasil
kerja
5) Memungkinkan
manajemen
pada
perusahaan secara keseluruhan atau
berbagai tingkat menentukan strategi
berbagai komponen di dalamnya dengan
yang tepat.
standar yang mencakup berbagi bidang
6) Membantu
kegiatan
dan
berbagai
sasaran
perusahaan yang ditetapkan sebelumnya.
manajemen
merumuskan
pedoman teknis operasional bagi para pelaksana
berbagai
kegiatan
dalam
sebagai
upaya
perusahaan yang akan membantu para
manajemen
untuk
tenaga kerja operasional melakukan
audit
kegiatan masing-masing dengan tingkat
manajemen ialah karena ada sinyal
efisiensi dan efektifitas yang lebih
elemen
tinggi.
3) Untuk
dijadikan
investigasi.
Bagi
memutuskan
52
penyebabnya
langkah untuk mengatasinya.
2) Membantu
Tujuan
1) Untuk
diketahui
bahwa
melaksanakan dalam
perusahaan
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
7) Mengidentifikasikan
dengan
tepat
2) Independensi.
berbagai masalah dan tantangan yang
Agar manfaat pemeriksaan manajemen
dihadapi dalam manajemen sumber daya
dapat
manusia.
tersebut harus bersifat independen.
8) Membantu manajemen menilai perilaku
dicapai,
maka
pemeriksaan
3) Pendekatan Sistematis
bawahan dalam menyediakan informasi
Dalam perencanaan dan pelaksanaan
bagi pimpinan sesuai dengan kebutuhan
audit
pimpinan
pendekatan yang sistematis dan metode-
pada
berbagai
hierarki
manajemen
perlu
digunakan
metode yang konsisten.
perusahaan.
4) Kriteria Prestasi Apabila
pemeriksaan
manajemen
dilakukan secara berkala maka pemeriksaan
manajemen
bisa
menunjukkan
Dengan kriteria prestasi pelaksanaan dapat dibandingkan dan dievaluasi. 5) Bukti Pemeriksaan.
masalah ketika masalah tersebut masih
Auditor harus dapat merencanakan dan
berskala kecil. Dengan demikian peme-
melaksanakan prosedur yang dirancang
riksaan
alat
untuk memperoleh bukti yang cukup
manajemen yang membantu manajemen
untuk mendukung temuan-temuan dan
dalam mencapai tujuan karena tindakan
kesimpulan-kesimpulan serta rekomen-
korektif dapat dilakukan untuk pemecahan
dasi yang dibuatnya.
manajemen
merupakan
masalah apabila ditemukan inefisiensi dan inefektifitas
serta
sebagai
tolak
ukur
Karakteristik yang membedakan antara pemeriksaan manajemen dengan jenis
kinerja. Pemeriksaan manajemen mempunyai beberapa
6) Pelaporan dan Rekomendasi.
karakteristik
penting
dimana
pada
1) Tujuan Pemeriksaan Tujuan pemeriksaan manajemen adalah membantu semua peringkat manajemen dalam meningkatkan perencanaan dan pengendalian manajemen dengan cara mengidentifikasi aspek-aspek sistem dan serta
manajemen
rekomendasi untuk
efisiensi, efektifitas kerja.
laporan
audit.
adalah terletak pada Dalam
pemeriksaan
manajemen , laporan audit menekankan
karakteristik tersebut meliputi:
prosedur
audit lainnya
kepada
meningkatkan
temuan-temuan
selama
pemeriksaan, pembuatan kesimpulan, dan rekomendasi untuk meningkatkan sistem perencanaan dan pengendalian manajemen. 7) Tahap-Tahap Pemeriksaan Manajemen Tahapan yang harus dilakukan dalam pemeriksaaan manajemen secara garis besar dapat dikelompokan manjadi lima menurut dalam bukunya yang berjudul 53
Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit
“Audit
Manajemen
Implementasi”
Prosedur
menyebutkan
dan lima
tahapan pemeriksaan manajemen yaitu: a) Audit Pendahuluan b) Review dan Pengujian Pengendalian
Tabel 1. IKN Nilai Nilai Nilai Interval Mutu Kinerja Unit Perse Interval Konversi IKN Pelayanan Pelayanan psi IKN 1 2 3 4
Indeks
c) Audit terperinci
Tidak Baik Kurang Baik Baik Sangat Baik
Kepuasan
dari
nasabah
Officer (AO) di hitung dengan Nilai Rata-
e) Tindak lanjut (Tunggal, 2008: 9).
Rata Tertimbang:
METODE PENELITIAN Analisa kuantitatif yang mendukung pemeriksaan
untuk
bagian kredit (account officer) antara lain: Pengiriman kuesioner kepada para nasabah pada kurun waktu yang telah ditetapkan. Skala linkert dari hasil kuesioner bahwa jawaban responden dibagi menjadi 4 (empat) penilaian pengukuran data yaitu dengan pola sebagai berikut: baik, 2 = Kurang baik, 3 = Baik dan 4 = Konversi
Indek layanan bagian kredit/Account Officer (AO): Total dari Nilai Persepsi Per Unsur ------------------------------------------- X Nilai Penimbang Total Unsur yang Terisi
PEMBAHASAN Nilai Indek Kepuasan Nasabah (IKN) dihitung dengan nilai rata-rata tertimbang, masing-masing pelayanan.
Jawaban dengan nilai: 1 = Tidak Interpretasi
Penilaian nilai Indek Kepuasan Nasabah
∑ Bobot ---------------------∑Unsur Pertanyaan
Nilai Rata-2 Tertimbang =
melihat
tingkat kepuasan nasabah atas layanan
baik.
D C B A
terhadap pelayanan bagian kredit/Account
d) Pelaporan
Sangat
25 - 43,75 43,76-62.50 62,51-81,25 81,26-100
Sumber: Data Sekunder, 2012
Manajemen
prosedur
1,00 -1.75 1.76-2.50 2.51-3.25 3.26-4,00
unsur
dalam
standar
ini
sesuai
dengan
Hal
Kepmenpan No: KEP/25/M.PAN/2/2004 tentang
Pedoman
Indeks
Kepuasan
Umum
Penyusunan
Masyarakat
Unit
Pelayanan Instansi Pemerintah.
(IKN) antara 25 – 100 dengan nilai dasar
Untuk
memudahkan
interpretasi
25. Konversi Interpretasi Penilaian nilai
terhadap penilaian IKN yaitu antara 25-100
Indek Kepuasan Nasabah (IKN)
maka
berikut:
sebagai
hasil
penilaian
tersebut
diatas
dikonversikan dengan nilai dasar 25.
Tabel 2. Konversi Interpretasi Penilaian Nilai IKN antara 25–100 dengan Nilai Dasar 25 Nilai Persepsi
Nilai Interval IKN
1 2 3 4
1,00 - 1.75 1.76-2.50 2.51-3.25 3.26-4,00
Sumber: Data Sekunder, 2012
54
Nilai Interval Konversi IKN 25 - 43,75 43,76-62.50 62,51-81,25 81,26-100
Mutu Pelayanan D C B A
Kinerja Unit Pelayanan Tidak Baik Kurang baik Baik Sangat Baik
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Tabel 3. Rata-rata Nilai Unsur Pelayanan oleh bagian kredit/account officer pada BPR Artha Samodera Tulungagung. No. Unsur Pelayanan
Nilai rata-rata unsur pelayanan (NRR)
Unsur Pelayanan
1 Persyaratan pelayanan pada nasabah 2 Kesesuaian dengan syarat kredit 3 Jaminan kredit 4 Tanggungjawab petugas kredit pada nasabah 5 Keadilan mendapat pelayanan oleh bagian kredit. 6 Kecepatan pelayanan oleh bagian kredit 7 Kepastian jadwal pelayanan bagian kredit 8 Biaya pelayanan yang ditetapkan 9 Kesopanan dan keramahan bagian kredit 10 Penjelasan oleh bagian kredit 11 Kemampuan bagian kredit 12 Kenyamanan lingkungan layanan kredit 13 Keamanan pelayanan oleh bagian kredit 14 Kedisiplinan petugas bagian kredit 15 Kerahasiaan oleh bagian kredit Sumber : Data Primer diolah
3,10 3,08 3,06 3,16 3,06 3,08 3,00 3,12 3,12 3,10 3,10 2,98 3,06 3,10 3,12
Tabel 4. Indeks Kepuasan Nasabah setiap unsur oleh bagian kredit/account officer pada BPR Artha Samodera Tulungagung. No. Unsur Pelayanan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
Nilai rata-rata unsur pelayanan (NRR)
Unsur Pelayanan
Persyaratan pelayanan pada nasabah Kesesuaian dengan syarat kredit Jaminan kredit Tanggungjawab petugas kredit pada nasabah Keadilan mendapat pelayanan oleh bagian kredit. Kecepatan pelayanan oleh bagian kredit Kepastian jadwal pelayanan bagian kredit Biaya pelayanan yang ditetapkan Kesopanan dan keramahan bagian kredit Penjelasan oleh bagian kredit Kemampuan bagian kredit Kenyamanan lingkungan layanan kredit Keamanan pelayanan oleh bagian kredit Kedisiplinan petugas bagian kredit Kerahasiaan oleh bagian kredit Total IKN
5,17 5,13 5,10 5,27 5,10 5,13 5,00 5,20 5,20 5,17 5,17 4,97 5,10 5,17 5,20 77,07
Sumber : Data Primer diolah
Melihat tabel 3 dan 4 dapat diketahui
kinerja
yang
baik.
Nilai
IKN
pada
bahwa NRR pada masing-masing unsur
pelayanan kredit adalah 77,067, nilai
pelayanan berkisar antara 2,98 sampai
tersebut
dengan 3,16 yang berarti bahwa semua
pelayanan dengan kategori B yang berarti
berada
pada
interval
mutu
unsur pelayanan berada pada predikat 55
Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit
kinerja pelayanan di pelayanan kredit adalah baik.
g) Kepastian kredit
Unsur-unsur
yaitu
pelayanan
pelaksanaan
bagian waktu
pelanggan
pelayanan sesuai dengan ketentuan yang
dikembangkan dalam kuisioner (daftar
telah ditetapkan bersama nasabah pada
pertanyaan) adalah sebagai berikut :
bagian kredit. dengan NRR 3,00
a) Persyaratan yaitu
kepuasan
jadwal
pelayanan pada nasabah
persyaratan
teknis
h) Biaya pelayanan yang ditetapkan yaitu
dan
keterjangkauan terhadap besarnya biaya
administrative yang diperlukan untuk
yang ditetapkan dalam administrasi
mendapatkan pelayanan sesuai dengan
kredit , dengan NRR 3,12
jenis pelayanan, dengan NRR 3,10
i) Kesopanan dan keramahan bagian kredit
b) Kesesuaian dengan syarat kredit yaitu kesesuaian
antara
yaitu sikap dan perilaku bagian kredit
pelaksanaan
dalam memberikan pelayanan kepada
pelayanan dengan prosedur pelayanan
nasabah secara sopan dan ramah serta
kredit yang telah ditetapkan dengan
saling menghargai dan menghormati,
NRR 3,08
dengan NRR 3,12
c) Jaminan kredit yaitu kesesuaian nilai
j) Kejelasan oleh bagian kredit yaitu
jaminan yang harus disiapkan oleh
penjelasan dan kepastian petugas yang
nasabag dari kredit yang diambil NRR
memberikan pelayanan (nama, jabatan,
3,06
serta
d) Tanggungjawab petugas kredit pada
dan
tanggungjawabnya, dengan NRR 3,10
nasabah yaitu tanggungjawab bagian
k) Kemampuan bagian kredit, yaitu tingkat
kredit dalam penyelesaian pelayanan
keahlian dan ketrampilan yang dimiliki
sampai dengan uang diterima oleh
bagian
nasabah kredit dengan NRR 3,16
pelayanan kepada nasabah, dengan NRR
e) Keadilan bagian
mendapat kredit.
pelayanan
yaitu
oleh
kredit
dalam
memberikan
3,10
pelaksanaan
l) Kenyamanan lingkungan layanan kredit
pelayanan dengan tidak membedakan
yaitu sarana dan prasarana pelayanan
golongan/status maupun jumlah kredit yang diajukan oleh nasabah, dengan NRR 3,06 f) Kecepatan pelayanan oleh bagian kredit yaitu waktu pelayanan kredit dapat diselesaiakan oleh bagian kredit/accout officer, dengan NRR 3,08
56
kewenangan
yang bersih rapi dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada nasabah, dengan NRR 2,98 m)Keamanan pelayanan oleh bagian kredit yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan
ataupun
sarana
yang
digunakan, sehingga nasabah merasa
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
tenang untuk mendapatkan pelayanan NRR 3,06
capaian kredit yang harus terserap ke
n) Kedisiplinan petugas bagian kredit yaitu kesungguhan memberikan
2) Dari data/current file terkait rencana
bagian
kredit
pelayanan
dalam terutama
masyarakat dalam satu tahun oleh fungsi kredit/account officer sudah tecapai yaitu
rencana
terhadap konsistensi waktu kerja sesuai
tercapai
ketentuan yang berlaku, dengan NRR
190%.
3,10
Rp.
Rp
3.000.000.000,00
5.708.682.250,00
atau
3) Hasil penghitungan indek kepuasan
o) Kerahasiaan oleh bagian kredit yaitu
nasabah setiap unsur layanan NRR pada
terjaganya kerahasiaan dari transaksi
masing-masing unsur pelayanan berkisar
kredit yang dilakukan oleh nasabah 3,12
antara 2,98 sampai dengan 3,16 yang
p) Hasil penghitungan indek kepuasan
berarti bahwa semua unsur pelayanan
nasabah setiap unsur layanan NRR pada masing-masing unsur pelayanan berkisar antara 2,98 sampai dengan 3,16 yang berarti bahwa semua unsur pelayanan berada pada predikat kinerja yang baik. Nilai IKN pada pelayanan kredit adalah 77,067, nilai tersebut berada pada interval mutu pelayanan dengan kategori B yang berarti kinerja pelayanan di pelayanan kredit adalah baik.
berada pada predikat kinerja yang baik. 4) Nilai indek kepuasan nasabah /IKN pada pelayanan kredit atau fungsi kredit adalah 77,067, nilai tersebut berada pada interval mutu pelayanan dengan kategori B yang berarti kinerja pelayanan di pelayanan kredit adalah baik. SARAN 1) Melihat
pentingnya
fungsi
kredit/
account officer (AO) dalam pelayanan SIMPULAN Simpulan atas hasil pemeriksaan
nasabah
kredit
maka
kegiatan
pemeriksaan manajemen fungsi kredit
manajemen adalah sebagai berikut:
(account officer) perlu dilaksanakan
1) Bahwa pimpinan perusahaan sangat
secara berkelanjutan oleh internal audit.
mendukung kegiatan pemeriksaan fungsi
2) Dari hasil rencana capaian kredit oleh
kredit atau bagian kredit/ account officer
bagian kredit dengan realisasi capaian
(AO) dengan harapan akan mengetahui
dengan tingkat efektifitas 190 % sangat
sejauhmana persepsi nasabah terkait
tinggi, maka untuk kebijakan rencana
pelayanan bagian kredit/account officer
capaian kredit yang terserap masih bisa
(AO) kepada nasabah.
ditingkatkan, dengan analisa bahwa
57
Analisis Pemeriksaan Manajemen Fungsi Kredit
tingkat permintaan kredit di masyarakat masih sangat tinggi pada perusahaan. 3) Hasil penghitungan indek kepuasan nasabah setiap unsur layanan NRR yang terendah 2,98 adalah unsur kenyamanan lingkungan. Perusahaan harus meninjau ulang tata letak meja pelayanan sehingga nasabah atau calon nasabah n\merasa nyaman dan terbuka dalam menyampaikan kebutuhan kreditnya. Ruangan harus tersekat atau terjaga privasi untuk nasabah. 4) Dari keseluruhan hasil maka kualitas pelayanan
kredit
terhadap
nasabah
masih perlu ditingkatkan dari predikat baik
menjadi
sangat
baik
dengan
harapan dapat memberikan kontribusi positif bagi perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Dajan, Anto. 2000. Pengantar Metode Statistik Jilid I. Jakarta: LP3ES. Gito S., Indriyo. 2000. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE. Husnan S. dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Perusahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga. Jogiyanto H. M. 2007. Metodologi Penelitian Bisnis-Salah kaprah Dan Pengalaman Pengalaman, Yogyakarta: BPFE. Kotler, Philip. 2000. Manajemen, Pemasaran - Implementasi dan Kontrol. Jakarta: Penerbit Erlangga Kotler P. dan Armstrong, Gary. 1995. Prinsip-Prinsip Pemasaran (Jilid I), Jakarta: Penerbit Erlangga. 58
Nadia, Susi. 2010. Analisa Faktor-faktor yang Mempengaruhi Konsumen dalam Pengambilan Keputusan Pemakaian Listrik Prabayar. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Madiun: Universitas Muhamadiyah Madiun. Nurhadi. 2010. Analisa Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Konsumen, Surabaya: Skripsi Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Universitas Petra Surabaya. Swastha, Basu Dh. dan Hani, T. Handoko. 2000. Manajemen Pemasaran. Yogyakarta: BPFE. Swastha, Basu Dh. dan Irawan. 2003. Menajemen Strategi Dan Kelayakan Perusahaan. Jakarta: Penerbit Erlangga.
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
ANALISIS KOREKSI FISKAL ATAS PAJAK PENGHASILAN BADAN PADA KOPERASI PRIMKOPPOL RESORT TULUNGAGUNG Eni Widhajati Kristy Amalia Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung Email:
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Dari Laporan Keuangan Komersial pada Koperasi Prikompol Resort Tulungagung. Hasil penelitian yang dilakukan dari tahun 2010 – tahun 2012 dengan menghitung pajak penghasilan badan (PPh) dari laporan keuangan komersial dan setelah dilakukan Koreksi Fiskal tampak bahwa Laba/SHU setelah pajak pada Laporan Keuangan Komersial lebih tinggi dari pada laba setelah pajak dengan Koreksi Fiskal. Dari tabel perhitungan Laba Komersial tahun 2010 sebesar Rp. 105.013.100,00, tahun 2011 sebesar Rp. 127.415.200,00 dan tahun 2012 sebesar Rp. 142.720.560,00. Sedangkan Laba/SHU setelah Koreksi Fiskal lebih tinggi dari Laba Komersial ,tahun 2010 sebesar Rp. 108.012.172,50, tahun 2011 sebesar Rp. 130.606.937,50 dan tahun 2012 sebesar Rp. 146.156.097,50. Perhitungan PPh Badan Komersial tahun 2010 sebesar Rp. 15.002.000,00, tahun 2011 sebesar Rp. 18.202.000,00 dan tahun 2012 sebesar Rp. 20.389.000,00. PPh Badan setelah Koreksi Fiskal lebih tinggi dari pada PPh Badan Komersial, tahun 2010 sebesar Rp. 15.430.000,00, tahun 2011 Rp. 18.658.000,00 dan tahun 2012 sebesar Rp. 20.879.000,00. Dari hasil perhitungan diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan perhitungan laba komersial dan laba fiskal hal ini disebabkan aturan yang berbeda dalam pengakuan biaya dan pendapatan. Perbedaan laba komersial dan laba fiskal disebabkan karena diberlakukannya undang – undang pajak penghasilan. Pemerintah memberlakukan Undang – Undang pajak penghasilan karena adanya pembedaan kepentingan antara Standar Akuntansi Keuangan dengan Ketentuan Perpajakan. Kata Kunci: Koreksi Fiskal dan Pajak Penghasilan Badan Abstract This study aims to determine the Fiscal Correction On Corporate Income Tax from Commercial Financial Statement on Koperasi Prikompol Resort Tulungagung. Results of research conducted from 2010 - 2012 with calculating corporate income tax (VAT) of commercial and financial statements after fiscal correction appears that the profit/SHU after taxes on Commercial Financial Statements higher than the profit after tax by Fiscal Correction . From the table
59
Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi
calculation Commercial Income in 2010 of Rp 105,013,100.00 , in 2011 amounting to Rp 127,415,200.00 and in 2012 was Rp 142,720,560.00. While Profit/SHU after correction Fiscal higher than Commercial Income in 2010 of Rp 108,012,172.50, in 2011 amounting to Rp . 130,606,937.50 and in 2012 was Rp 146,156,097,50. Commercial Corporate Tax calculation in 2010 of Rp 15,002,000.00, in 2011 amounting to Rp 18,202,000.00 and in 2012 was Rp 20,389,000.00. Corporate income tax after the Fiscal Correction higher than the Commercial Tax Agency, in 2010 amounted to Rp 15,430,000.00, in 2011 Rp 18,658,000.00 and in 2012 was Rp 20,879,000,00. From the above calculation, we can conclude that there are differences in the calculation of commercial profit and taxable income this is due to the different rules in the recognition of costs and revenues . Differences commercial income and taxable income caused by the enactment of - income tax law. The government enacted - the income tax legislation because of the distinction between the interests of the provisions of Financial Accounting Standards Tax . Keywords: Fiscal Correction and Corporate Income Tax
dan melaporkan pajak pengha-silan wajib
PENDAHULUAN Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara. Dalam UU No. 28 tahun 2007 definisi pajak dijelaskan :” Pajak adalah kontribusi
berdasarkan tidak
yang
bersifat
memaksa
Undang-Undang,
mendapatkan
imbalan
dengan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Sebagai warga Negara, baik pribadi maupun perusahaan mempunyai kewajiban membayar
pajak
apabila
mempunyai
penghasilan. Sistem pengenaan pajak penghasil-an di Indonesia yaitu self assessment system. Sistem ini memberikan kebebasan pada wajib pajak untuk menghitung, membayar 60
berlaku bagi wajib pajak pribadi maupun wajib pajak badan. Dalam sebuah perusahaan
wajib kepada
Negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan
pajak yang bersangkutan. Kwajiban ini
pajak
menjadi prioritas dan perlu perhitungan yang berbeda dengan laporan keuangan komersial. Hal ini disebabkan adanya sebagian besar perbedaan prinsip, aturan dan
pencatatannya
(akuntansi)
dalam
perusahaan yang mengikuti aturan yang diselenggarakan
berdasarkan
Sistem
Akuntansi Keuangan (SAK) dan pencatatan (akuntansi
perpajakan)
yang
diselenggarakan pemerintah berdasarkan Undang-undang pajak yang berlaku serta aturan Menteri Keuangan yang berlaku pada
periode
yang
bersangkutan.
Pemahaman terhadap peraturan-peraturan
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
yang berlaku sangat membantu dalam
dikeluarkan sebagai biaya namun dalam
penyelenggaraan
menurut
aturan perpajakan tidak semua biaya
aturan komersial untuk dapat disesuaikan
tersebut bisa dikurangkan sebagai biaya.
dengan ketentuan perpajakan dalam rangka
Dengan
self assessment secara efektif.
perhitungan
pembukuan
Dalam upaya perhitungan pajak perlu
demikian
keuangan
perlu
pajak
penyesuaian
dengan
komersial.
laporan
Contoh
dalam
dilakukan penyesuaian untuk memaksimal-
perhitungan penyusutan bisa disesuaikan
kan perhitungan penghasilan setelah pajak.
dengan metode penyusutan yang diatur
Perhitungan pajak dapat dilakukan dengan
dalam UU Perpajakan memakai metode
melakukan analisis terhadap transaksi yang
Garis Lurus. Hal ini dimaksudkan gar tidak
diakui sebagai biaya sesuai dengan undang-
ada perbedaan yang sangat material antara
undang perpajakan yang berlaku, maka
perhitungan
perusahaan
perhitungan pajak sesuai dengan UU
akan
dapat
melakukan
perhitungan pajak yang efektif, karena pajak
merupakan
salah
satu
unsur
pajak
komersial
dengan
Perpajakan yang berlaku. Pajak merupakan pungutan yang
pengurang laba. Perhitungan pajak sesuai
dilakukan
dengan aturan perpajakan yang berlaku
masyarakat, berdasarkan Undang-undang
dimaksudkan menghitung
agar beban
oleh
pemerintah
kepada
perusahaan
dapat
dapat dipaksakan dimana balas jasanya
pajak
akan
tidak secara langsung dinikmati oleh wajib
yang
disetorkan ke pemerintah dengan benar.
pajak.
Pajak
yang
Dengan melakukan manajemen pajak yang
dipergunakan
baik maka perusahaan dapat melakukan
pengeluaran umum
perhitungan pajak dengan benar.
pembangunan
dipungut
untuk
tersebut
membiayai
pemerintah seperti
sarana-sarana
umum,
pemeliharaan keamanan dan ketertiban yang akhirnya dapat dinikmati oleh seluruh
TINJAUAN PUSTAKA Perhitungan pajak sesuai dengan UU Perpajakan
upaya
dalam bukunya Mohammad Zain (2003:
perusahaan dalam rangka menyesuaikan
10) Pajak adalah iuran kepada kepada
perhitungan pajak dari laporan keuangan
negara (yang dapat dipaksakan) yang
komersial. Upaya ini merupakan langkah
terhutang
agar perhitungan pajak tersebut sesuai
membayarkan menurut peraturan-peraturan
dengan UU Perpajakan yang berlaku.
dengan tidak mendapat prestasi kembali
Dalam
UU
secara secara langsung dapat ditunjuk, yang
yang
gunanya untuk membiayai pengeluaran –
komersial
pengeluaran umum sehubungan dengan
perhitungan
Perpajakan dalam
merupakan
terdapat
perhitungan
salah
masyarakat. Pajak menurut PJ. A.Adriani
pajak
sesuai
biaya-biaya pajak
oleh
yang
wajib
pajak
61
Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi
tugas Negara untuk menyelenggarakan
dari Indonesia maupun dari luar Indonesia,
pemerintahan. Pajak penghasilan termasuk
yang dapat dipakai untuk konsumsi atau
dalam kategori pajak subjektif, artinya
untuk menambah kekayaan wajib pajak
pajak dikenakan karena ada subjeknya,
yang bersangkutan, dengan nama dan
yakni mereka yang telah memenuhi kriteria
dalam
pemajakan seperti yang ditetapkan dalam
dalamnya gaji/ upah, bonus, uang pensiun,
peraturan perpajakan. Dari berbagai jenis
honorarium,
pajak yang dipungut pemerintah salah
penghargaan, laba bruto usaha, keuntungan
satunya adalah pajak penghasilan. Pajak
karena penjualan atau pengalihan harta
penghasilan dikenakan terhadap subjek
sebagai biaya bunga, deviden dengan nama
pajak atas penghasilan yang diterima atau
dan bentuk apapun juga, royalty, sewa dan
diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek
penghasilan lain yang sehubungan dengan
pajak
penggunaan
tersebut
apabila
akan
menerima
dikenakan atau
pajak
memperoleh
penghasilan. Dari
bentuk
perolehan
apapun hadiah
harta,
termasuk undian
dan
penerimaan
pembayaran
di
atau
berkala
dan
keuntungan karena pembayaran hutang. berbagai
jenis pajak
yang
Laporan Keuangan
dipungut pemerintah salah satunya adalah penghasilan
1. Pengertian Laporan Keuangan Komersial
dikenakan terhadap subjek pajak atas
Dalam sebuah perusahaan laporan
pajak
penghasilan.
penghasilan
Pajak
yang
diterima
atau
keuangan sangat diperlukan sebagai tolok
diperolehnya dalam tahun pajak. Subjek
ukur
pajak
perusahaan.
tersebut
akan
dikenakan
pajak
untuk
melihat Bagi
perkembangan
manajemen
laporan
memperoleh
keuangan dipakai untuk mempertanggung
penghasilan. Adapun yang menjadi subjek
jawabkan tugas-tugas yang dibebankan
pajak adalah orang pribadi, warisan yang
kepadanya oleh pemilik perusahaan selama
belum
kesatuan
satu periode. Laporan keuangan ini harus
menggantikan yang berhak, badan dan
menyajikan secara wajar posisi keuangan
bentuk usaha tetap. Subjek pajak juga
dan
terdiri dari subjek pajak dalam negeri dan
tersebut.
apabila
menerima
terbagi
atau
sebagai
satu
subjek pajak luar negeri. Menurut Undang-undang No. 17
kinerja
keuangan
pada
periode
Laporan keuangan pada umumnya terdiri dari Neraca, Laporan laba Rugi dan
Tahun 2000 Pasal 4 ayat (1) Objek pajak
Perubahan
adalah penghasilan yaitu setiap tambahan
menginformasikan aktiva/harta, kwajiban/
kemampuan ekonomis yang diterima atau
hutang dan ekuitas/modal, Laporan laba
diperoleh wajib pajak, baik yang berasal
rugi menunjukkan sumber penghasilan dan
62
modal.
Neraca
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
biaya-biaya sehubungan dengan penghasilan tersebut. Laba/rugi merupakan selisih dari
penghasilan
dengan
biaya-biaya
tersebut.
2. Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan
Menurut Ikatan Akuntansi Indonesia,
periode
baik
pada
tertentu.
masa
maupun
Menurut
Standart
definisi laporan keuangan adalah sebagai
Akuntansi Keuangan (SAK) tujuan laporan
berikut:
keuangan adalah :
Laporan keuangan merupakan bagian dari
a. Laporan
proses
pelaporan
keuangan.
Laporan
keuangan
informasi
yang
menyediakan
menyangkut
posisi
keuangan yang lengkap biasanya meliputi
kinerja keuangan serta perubahan posisi
neraca,
keuangan
laporan
laba/rugi,
laporan
suatu
perusahaan
yang
perubahan posisi keuangan (yang disajikan
bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai
dalam berbagai cara misalnya, sebagai
dalam pengambilan keputusan.
laporan arus kas, atau laporan arus dana),
b. Laporan keuangan yang disusun untuk
catatan dan laporan lain serta materi
tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama
penjelasan yang merupakan bagian integral
sebagian
besar
dari
demikian,
laporan
laporan
disajikan
keuangan
disusun
Namun
keuangan
tidak
setahun
menyediakan semua informasi yang
kebutuhan
mungkin dibutuhkan pemakai dalam
sejumlah besar pemakai. (Ikatan Akuntan
pengambilan keputusan ekonomi karena
Indonesia, 2009: 6-7).
secara umum menggambarkan pengaruh
sekali
sekurang-kurangnya
dan
pemakai.
untuk
Kasmir
memenuhi
menyebutkan
pengertian
yang
keuangan
adalah:
tentang
keuangan dari kejadian dimasa lalu, dan
sederhana,laporan
tidak diwajibkan untuk menyediakan
”laporan
informasi non keuangan.
yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan
c. Laporan keuangan juga menunjukkan
pada saat ini atau dalam satu periode
apa yang telah dilakukan manajemen
tertentu. (Kasmir, 2009: 7).
(stewardship),
Zakki
Baridwan
atau
pertanggung
menyebutkan
jawaban manajemen atas sumberdaya
definisi Laporan Keuangan sebagai berikut
yang dipercayakan kepadanya. Pemakai
:”Laporan Keuangan adalah hasil akhir dari
yang ingin menilai apa yang telah
suatu proses pencatatan, yang merupakan
dilakukan atau pertanggung jawaban
ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan
manajemen
yang terjadi selama satu tahun buku yang
mereka
bersangkutan” (Baridwan, 2000: 17).
ekonomi,
berbuat
dapat
demikian
membuat
keputusan
ini
agar
keputusan mungkin
63
Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi
mencakup
beberapa
hal
misalnya,
Ada dua bentuk neraca,yaitu bentuk akun
keputusan untuk menahan atau menjual
dan bentuk laporan.
investasi mereka dalam perusahaan atau
d. Laporan Arus Kas
keputusan untuk mengangkat kembali
Laporan arus kas adalah laporan yang
atau mengganti manajemen. (Ikatan
menunjukkan penerimaan dan pembayaran
Akuntan Indonesia, 2007:4)
kas
Ada beberapa jenis laporan keuangan sebagaimana dijelaskan oleh Soekisno dan Trisnawati (2009: 3) yang menyebutkan, laporan terbagi menjadi seperti berikut ini: a. Laporan Laba/ Rugi pendapatan
dan
beban
selama periode waktu tertentu, misalnya atau
waktu
tertentu,
arus kas terdiri dari tiga bagian yaitu: 1) Arus kas dari aktivitas operasi Merupakan arus kas dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. 2) Arus kas dari aktivitas investasi Merupakan arus kas dari transaksi yang
Laporan laba/rugi adalah laporan yang
sebulan
periode
misalnya sebulan atau setahun. Laporan
3. Jenis Laporan Keuangan
menunjukkan
selama
setahun.
Laporan
mempengaruhi investasi dan non asset lancar 3) Arus kas dari aktivitas pendanaan
ini
Merupakan arus kas dari transaksi yang
didasarkan pada konsep perbandingan,
mempengaruhi ekuitas dan kewajiban
yaitu suatu konsep yang membandingkan
jangka panjang.
beban dengan pendapatan yang dihasilkan selama periode terjadinya beban tersebut. b. Laporan Perubahan Ekuitas menunjukkan
perubahan
Akuntansi merupakan suatu alat yang dipakai sebagai bahasa bisnis. Informasi
Laporan perubahan ekuitas adalah laporan yang
4. Akuntansi Pajak
ekuitas
yang disampaikan hanya dapat dipahami apabila
mekanisme
akuntansi
telah
pemilik yang terjadi selama periode waktu
dipahami. Dalam perpajakan akuntansi
tertentu, misalnya sebulan atau setahun.
digunakan dengan istilah pembukuan dan
Laporan ini dibuat setelah laporan laba/rugi
pencatatan.
tetapi sebalum neraca, karena jumlah
Yang dimaksudkan pembukuan atau
ekuitas pemilik pada akhir periode harus
lebih dikenal dengan tata buku berpasangan
dilaporkan dalam neraca.
adalah
c. Neraca
mengakibatkan sisi debet dan kredit dari dua
Neraca adalah suatu daftar asset, kwajiban, dan ekuitas pemilik pada tanggal tertentu, misalnya pada akhir bulan atau akhir tahun.
64
cara
pembukuan
transaksi
yang
atau lebih rekening menjadi sama. Pencatatan didasarkan dari dokumen yang berupa kuitansi dan lampiran-lampirannya yang merupakan bukti transaksi dalam pembukuan. Tujuan
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
pembukuan
dalam
perpajakan
jelas-jelas
Utang Pajak (Tax Payable)
dimaksudkan agar dari pembukuan maupun
Utang pajak dapat terdiri dari:
pencatatan tersebut dapat dihitung besarnya
- PPh 21, PPh 23, PPh 26, PPh 29
pajak yang terhutang. Sesuai dengan Pasal 1
- PPN Keluaran
huruf v UU No. 6 (Undang-undang Perpajakan) Akuntansi pajak merupakan bagian dari
Kwajiban Pajak Tangguhan (Deferred Tax Liability)
akuntansi komersial. Akuntansi pajak tidak memiliki standar sebagaimana akuntansi
komersial yang diatur dalam Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Akuntansi pajak hanya digunakan untuk mencatat transaksi
yang
berhubungan
dengan 2) perpajakan. Dengan akuntansi pajak, Wajib Pajak (WP) dapat lebih mudah menyusun Surat Pemberitahuan (SPT). Akun-akun laporan keuangan dalam akuntansi pajak sebagaimana dikemukakan oleh Soekisno Agoes, Estralita Trisnawati (2009:9) adalah sebagai berikut:
a. Neraca 1) Sisi Aset, terdapat nam-nama akun sebagai berikut: a) Pajak Dibayar di Muka (Prepaid Tax) Pajak dibayar dimuka biasa disajikan sebagai biaya dibayar di muka (Prepaid Expense) dalam asset lancar. Pajak dibayar di muka dapat terdiri dari :
Dalam
neraca,
kewajiban
pajak
tangguhan diantara utang jangka pendek dan utang jangka panjang. b. Laporan Laba/Rugi 1) Beban PPh (income tax expense) Penghasilan pajak tangguhan (deferred tax income) 3) Beban pajak tangguhan (deferred tax expense) 4) Pajak
Bumi
dan
Bangunan,
PPN
Masukan yang tidak dapat dikreditkan, dan Bea Materai dicatat sebagai Beban Operasional (operational expense). Pengakuan
Pendapatan
dan
Penggolongan Biaya Menurut Akuntansi Komersial 1. Pengakuan Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan Menurut
Ikatan
Akuntan
Indonesia
dalam Standar Akuntansi Keuangan (2004 :
PPh 22, PPh 23,PPh 24,PPh 25
23.3) “Pendapatan adalah arus masuk bruto
Fiskal Luar Negeri
dari manfaat ekonomi yang timbul dari
PPN Masukan
aktivitas normal perusahaan selama satu
b) Aset Pajak Tangguhan (Deffered Tax
periode bila arus masuk itu mengakibatkan
Asset)
kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari
Aset pajak tangguhan disajikan dalam
kontribusi penanam modal.” Pendapatan
asset lain-lain.
hanyalah merupakan komisi yang diterima
Sisi Kewajiban, terdapat nam-nama
dari
akun sebagai berikut:
prinsipal.
Pendapatan
dapat
dibebankan menjadi dua bagian yaitu
65
Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi
pendapatan dari usaha dan pendapatan yang berasal dari luar usaha. Pendapatan dari usaha merupakan pendapatan yang berasal dari kegiatan usaha perusahaan. 2. Penggolongan Biaya Standar Akuntansi Keuangan Biaya adalah semua pengurang terhadap penghasilan. Sehubungan dengan periode akuntansi pemanfaatan pengeluaran dipisahkan antara pengeluaran kapital (capital expenditure) yaitu pengeluaran yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi dan dicatat sebagai aktiva, sedangkan pengeluaran penghasilan (revenue expenditure) yaitu pengeluaran yang hanya memberi manfaat untuk satu periode akuntansi yang bersangkutan yang dicatat sebagai beban. Pengakuan atas biaya atau cost juga berhubungan dengan dasar atau prinsip akuntansi yang digunakan dalam mencatat biaya tersebut yaitu accrual basis yaitu biaya diakui walaupun belum ada pengeluaran atau pembayaran kas atas biaya yang terjadi tersebut, dan cash basis yaitu pencatatan dan pengakuan biaya hanya akan dilakukan jika telah terjadi pembayaran atau pengeluaran kas dan apabila belum ada pengeluaran kas maka biaya tersebut tidak diakui. 3. Laba Laba merupakan suatu alat ukur yang dapat digunakan untuk menilai kinerja atas keberhasilan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Selain itu laba juga merupakan salah satu pos yang penting
66
dalam laporan keuangan dan mempunyai manfaat yang bermacam-macam untuk berbagai tujuan. Untuk mengetahui besarnya laba maka dapat dilihat pada laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan, khususnya dalam laporan laba rugi perusahaan. 4. Pengakuan Pendapatan dan Penggolongan Biaya Menurut Akuntansi Fiskal 1. Pengakuan
Pendapatan
Menurut
Akuntansi Fiskal Menurut UU Pajak No. 17 Tahun 2000, pengertian penghasilan dapat didefinisikan sebagai
setiap
tambahan
kemampuan
ekonomis yang diterima atau diperoleh wajib pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun dari luar Indonesia maupun dari luar Indonesia, yang dapat diapakai
untuk
konsumsi
atau
untuk
menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan, dengan nama dan dalam bentuk apapun. Jenis-jenis penghasilan menurut undang-undang perpajakan No. 17 tahun 2000 yaitu imbalan, hadiah dan penghargaan, laba usaha, keuntungan atas penjualan
atau
pengalihan
harta,
penerimaan kembali pajak yang telah dibebankan sebagai biaya, bunga, deviden, royalty,
sewa,
penerimaan/perolehan
pembayaran berkala, keuntungan karena pembebasan hutang, keuntungan selisih kurs, premi asuransi, selisih lebih revaluasi aktiva, iuran, serta tambahan kekayaan netto.
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
1. Pengakuan Biaya Menurut Akuntansi
Beda tetap adalah perbedaan yang terjadi
Fiskal
karena peraturan perpajakan menghitung
Menurut UU PPh No. 17 tahun 2000
laba fiskal berbeda dengan perhitungan
Pasal 6 ayat (1), pengeluaran-pengeluaran
menurut
yang
tanpa
dilakukan
wajib
pajak
dapat
Standar ada
Akuntansi
koreksi
Keuangan
dikemudian
hari
dibedakan atas Pengeluaran yang boleh
sedangkan beda waktu adalah perbedaan
dibebankan sebagai biaya dan pengeluaran
yang bersifat sementara karena adanya
yang tidak boleh dibebankan sebagai biaya.
ketidaksamaan
Pada prinsipnya biaya yang boleh dikurangi
penghasilan dan beban antara peraturan
dari penghasilan bruto adalah biaya yang
perpajakan
mempunyai hubungan langsung dengan
Keuangan. Koreksi fiskal dapat berupa
usaha atau kegiatan, biaya-biaya dan
koreksi positif dan negatif. Koreksi positif
penyusutan.
terjadi apabila pendapatan menurut fiskal
Biaya
yang
tidak
boleh
waktu
dengan
pengakuan
Standar
dikurangi dari penghasilan bruto adalah
bertambah
biaya yang tidak mempunyai hubungan
pengurangan biaya yang diakui dalam
langsung dengan usaha atau kegiatan,
laporan
biaya-biaya dan penyusutan.
semakin kecil, atau yang berakibat adanya
rugi
penambahan
2. Koreksi Fiskal
dan
Akuntansi
laba
mengakibatkan komersial
penghasilan
menjadi sedangkan
proses
koreksi negatif terjadi apabila pendapatan
penyesuaian atas laba komersial yang
menurut fiskal berkurang dan berakibat
berbeda dengan ketentuan fiskal untuk
adanya penambahan biaya yang telah
menghasilkan penghasilan netto/ laba yang
diakui dalam laporan laba rugi komersial
sesuai dengan ketentuan pajak. Perbedaan-
menjadi semakin besar, atau yang berakibat
perbedaan antara akuntansi dan fiskal
dengan adanya pengurangan penghasilan.
Koreksi
fiskal
adalah
tersebut dapat dikelompokkan menjadi
“Koreksi Fiskal/ Rekonsiliasi Fiskal
beda tetap/ permanen dan beda waktu/
terdiri
sementara. Menurut Setiawan dan Musri
rekonsiliasi
(2006 : 421) “Rekonsiliasi fiskal adalah
diunggah oleh Hendra Poerwanto dalam
penyesuaian ketentuan menurut pembukuan
webnya (www.hendrapajak.web.id) :
secara komersial atau akuntansi yang harus
a. Rekonsiliasi/ Penyesuaian Positif
disesuaikan
menurut
ketentuan
perpajakan.” Koreksi fiskal terbagi atas beda tetap/ permanen dan beda waktu/ sementara.
dari
rekonsiliasi
positif
dan
negative”
sebagaimana
Prinsipnya, yang dimaksud penyesuaian fiskal positif adalah:penyesuaian terhadap penghasilan
neto
komersial
(selain
penghasilan yang dikenakan PPh final dan
67
Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi
yang tidak termasuk obyek pajak), yang
perlu dilakukannya penyesuaian fiskal
sifatnya:
positif:
1. Menambah
penghasilan
(penghasilan
yang jumlahnya menjadi bertambah)
Adanya pengeluaran perusahaan untuk pembelian/perbaikan
rumah
atau
2. Mengurangi biaya-biaya ( biaya-biaya
kendaraan pribadi, biaya perjalanan
yang jumlahnya berkurang berdasarkan
pribadi/keluarga, biaya premi asuransi
perhitungan menurut UU PPh atau biaya
pribadi/keluarga,
komersial > biaya fiskal). Menyesuaian/
lainnya untuk kepentingan pribadi Wajib
mengeluarkan biaya-biaya yang tidak
Pajak
dapat
tanggungannya;
diakui
secara
fiskal
yang
menyebabkan biaya komersial > biaya fiskal maka dilakukan
penyesuaian
atau
Adanya
dan
orang
premi
pengeluaran yang
asuransi
menjadi kesehatan,
asuransi kecelakaan, asuransi dwiguna,
fiskal positif.
dan asuransi beasiswa yang dibayar oleh
Dengan kata lain, penyesuaian fiskal
Wajib Pajak. Pada saat Wajib Pajak
positif
adalah
penyesuaian
terhadap
menerima penggantian atau santunan
penghasilan neto komersial dalam rangka
asuransi, penerimaan tersebut bukan
menghitung
merupakan objek pajak;
penghasilan
kena
pajak
berdasarkan UU PPh beserta peraturan
Penyesuaian fiskal positif sehubungan
pelaksanaannya, yang bersifat menambah
penggantian atau imbalan sehubungan
atau memperbesar penghasilan kena pajak.
dengan
Penyesuaian tersebut timbul karena adanya
diberikan dalam bentuk natura atau
biaya, pengeluaran, dan kerugian yang
kenikmatan
tidak dapat dikurangkan dari penghasilan
merupakan penghasilan bagi pegawai
bruto dalam menghitung penghasilan kena
yang bersangkutan. Oleh karena itu
pajak berdasarkan ketentuan UU PPh
sesuai dengan prinsip taxability and
beserta peraturan pelaksanaannya, karena
deductibility, bagi Wajib Pajak pemberi
adanya perbedaan saat pengakuan biaya
kerja tidak dapat dibebankan sebagai
dan penghasilan atau karena penghitungan
biaya perusahaan. Namun pemberian
biaya menurut metode fiskal lebih rendah
natura
dari
makanan/minuman di tempat kerja bagi
penghitungan
menurut
metode
pekerjaan (benefit
berupa
jasa
in-kind)
yang bukan
penyediaan
akuntansi komersial, serta karena adanya
seluruh
penghasilan yang merupakan objek pajak
pemberian natura atau kenikmatan di
yang tidak termasuk dalam penghasilan
daerah terpencil yang ditetapkan dengan
komersial.
Peraturan
Berikut beberapa hal yang menjadi obyek
pemberian natura atau kenikmatan yang
68
pegawai,
atau
Menteri
demikian
Keuangan,
pula
serta
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
merupakan
keharusan
dalam
selisih yang melebihi kewajaran tersebut
pelaksanaan pekerjaan sebagai sarana
dapat dikategorikan sebagai pembagian
keselamatan kerja atau karena sifat
laba;
pekerjaan
mengharuskannya
Penyesuaian sehubungan bantuan atau
(seperti: pakaian dan peralatan khusus
sumbangan dan harta hibahan yang
untuk
diterima oleh badan keagamaan, badan
seragam
keselamatan
kerja,
pakaian
petugas
keamanan,
antar-
pendidikan,
badan
sosial,
atau
jemput pegawai, serta akomodasi untuk
pengusaha kecil termasuk koperasi yang
awak kapal dan sejenisnya), dapat
ditetapkan
dibebankan sebagai biaya perusahaan;
bukan merupakan penghasilan sepanjang
(www.hendrapajak.web.id).
tidak
Seperti
tersebut
tercantum
dalam
oleh
Menteri
terdapat
Keuangan,
hubungan
usaha,
Peraturan
pekerjaan, kepemilikan, atau penguasaan
Menteri Keuangan No. 83/PMK.03/2009
antara pihak-pihak yang bersangkutan.
tentang
dan
Oleh karena itu sesuai dengan prinsip
Minuman bagi Seluruh Pegawai Serta
taxability and deductibility, (jika atas
Penggantian atau Imbalan dalam Bentuk
sejumlah uang (biaya) yang dikeluarkan
Natura dan Kenikmatan Di Daerah
oleh Wajib Pajak Orang Pribadi/Badan
Tertentu dan yang Berkaitan Dengan
dapat dibiayakan atau diperlakukan
Pelaksanaan
sebagai pengurang penghasilan bruto,
Penyediaan
Makanan
Pekerjaan
Yang
dapat
Dikurangkan Dari Penghasilan Bruto
maka
Pemberi Kerja.
penghasilan tersebut dikenakan pajak
Penyesuaian sehubungan
bagi
si
penerima
uang,
pembayaran
(PPh)), penyesuaian berdasarkan Pasal 9
gaji, honorarium, dan imbalan lain
ayat (1) huruf g UU PPh, bagi Wajib
sehubungan dengan pekerjaan atau jasa
Pajak pemberi bantuan atau sumbangan
yang diberikan kepada pihak yang
dan harta hibahan tersebut tidak dapat
mempunyai
dibebankan sebagai biaya;
hubungan
istimewa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18
Penyesuaian
ayat (4) UU PPh, dapat dibebankan
terutang
sebagai biaya perusahaan sepanjang
bersangkutan;
jumlahnya tidak melebihi kewajaran.
sehubungan
oleh
Wajib
PPh
yang
Pajak
yang
Penyesuaian sehubungan pembayaran
Kewajaran diukur berdasarkan standar
gaji kepada pemilik atau orang yang
yang berlaku umum untuk pekerjaan
menjadi tanggungannya tidak dapat
dengan kualifikasi yang sama yang
dibebankan sebagai biaya;
dilakukan oleh pihak-pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa. Atas
Penyesuaian
sehubungan
sanksi
administrasi berupa bunga, denda, dan 69
Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi
kenaikan, serta sanksi pidana berupa
komersial
denda
penghasilan kena pajak berdasarkan UU
yang
pelaksanaan
berkenaan
dengan
perundang-undangan
bidang perpajakan bukan merupakan
yang bersifat mengurangi penghasilan kena
biaya;
pajak
Perhitungan
penyusutan/amortisasi
Dengan
kata
lain,
yang
dimaksud
menurut pembukuan Wajib Pajak lebih
penyesuaian
besar
perhitungan
adalah:penyesuaian terhadap penghasilan
penyusutan/amortisasi menurut fiskal
neto komersial (selain penghasilan yang
(daftar rincian perhitungan penyusutan
dikenakan PPh final dan yang tidak
dan amortisasi fiskal dilampirkan pada
termasuk obyek pajak), yang sifatnya
dari
Biaya
yang
berkaitan
dengan
dan Penghasilan yang tidak termasuk objek pajak tetapi termasuk dalam penghasilan komersial; Penyesuaian
berdasarkan
ketentuan
umum Pasal 4 dan Pasal 9 UU PPh beserta peraturan pelaksanaannya, dalam 1. terdapat penghasilan yang tidak diakui secara komersial akan tetapi termasuk Objek Pajak yang dikenakan PPh tidak
negatif
Mengurangi penghasilan (penghasilan yang jumlahnya berkurang)
Menambah biaya-biaya komersial (biaya yang jumlahnya bertambah berdasarkan perhitungan
menurut
UU
PPh).
Menyesuaian/ memasukan biaya-biaya yang
diakui
secara
fiskal
yang
menyebabkan biaya komersial < biaya penyesuaian
fiskal negatif dilakukannya penyesuaian fiskal negatif bila: 1. Penghasilan yang dikenakan PPh Final dan Penghasilan yang tidak termasuk
bersifat final; 2. terdapat biaya-biaya perusahaan lainnya atau
fiskal
fiskal, maka dilakukan
hal:
kerugian
yang
diakui
secara
komersial akan tetapi tidak dapat diakui
objek pajak tetapi termasuk dalam penghasilan komersial. 2. Apabila
perhitungan
penyusutan/
secara fiskal, misalnya biaya yang tidak
amortisasi menurut pembukuan Wajib
didukung
Pajak lebih kecil dari perhitungan
oleh
dokumen-dokumen
penyusutan/amortisasi menurut fiskal
pengeluaran; b. Rekonsiliasi/Penyesuaian
Fiskal
Penyesuaian
(daftar rincian perhitungan penyusutan dan amortisasi fiskal dilampirkan pada
Negatif fiskal
negatif
adalah
penyesuaian terhadap penghasilan neto 70
menghitung
PPh beserta peraturan pelaksanaannya,
penghasilan yang dikenakan PPh Final
rangka
di
SPT);
dalam
SPT). 3. Penyesuaian fiskal negatif lainnya.
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
1. Subyek pajak dalam negeri yang terdiri
Pajak Penghasilan Undang-undang
Pajak
Penghasilan
dari:
(PPh) mengatur pajak atas penghasilan
a. Subyek pajak orang pribadi, yaitu:
(laba) yang diterima atau diperoleh orang
- Orang pribadi yang bertempat tinggal
pribadi maupun badan.
atau berada di Indonesia lebih dari 183
Undang – undang PPh mengatur subyek
(seratus delapan puluh tiga) hari (tidak
pajak, obyek pajak, serta cara menghitung
harus
dan cara melunasi pajak yang terhutang.
waktu 12 (dua belas) bulan, atau
Undang - undang PPh menganut asas
berturut-turut)
dalam
jangka
- Orang pribadi yang dalam suatu tahun
materiil, artinya penentuan mengenai pajak
pajak
yang terhutang tidak tergantung kepada
mempunyai niat bertempat tinggal di
surat ketetapan pajak.
Indonesia
Yang dimaksud dengan subyek pajak adalah orang pribadi, badan
dan bentuk
usaha tetap (BUT) yang bertempat tinggal di Indonesia maupun yang berada diluar
Indonesia
dan
Badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di Indonesia c. Subyek pajak warisan yaitu: Warisan yang belum dibagi sebagai satu kesatuan, menggantikan yang berhak.
Indonesia. Yang menjadi subyek pajak adalah: b. Warisan yang belum terbagi sebagai kesatuan
2. Subyek pajak luar negeri yang terdiri dari :
1. a. Orang pribadi penggantian
yang
berhak. 2. Badan, terdiri dari PT,CV, perseroan lainnya,BUMN/BUMD dengan nama dan bentuk apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pension, persekutuan, perkumpulan, yayasan, organisasi masa, organisasi social politik, atau organisasi yang sejenis, lembaga, dan bentuk badan lainnya. 3. Bentuk
di
b. Subyek pajak badan yaitu:
A. Subyek Pajak
satu
berada
a. Subyek Pajak orang pribadi, yaitu: Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan yang : 1) Menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di Indonesia. 2) Dapat
menerima
atau
memperoleh
penghasilan dari Indonesia bukan dari menjalankan usaha atau melakukan
Usaha
Tetap
(BUT)
(Mardiasmo, 2008: 129). Subyek Pajak dapat dibedakan menjadi:
kegiatan melaui bentuk usaha tetap di Indonesia. b. Subyek Pajak badan, yaitu: 71
Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi
Badan yang tidak didirikan dan tidak
memperoleh penghasilan. Sedangkan
bertempat kedudukan di Indonesia yang:
subyek pajak luar negeri sekaligus
1) Menjalankan usaha atau melakukan
menjadi
wajib
pajak,
sehubungan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
dengan penghasilan yang diterima dari
Indonesia.
sumber penghasilan di Indonesia atau
2) Dapat
menerima
dan
memperoleh
diperoleh
melalui
usaha
tetap
di
penghasilan dari Indonesia bukan dari
Indonesia. Wajib pajak adalah orang
menjalankan usaha atau melakukan
pribadi atau badan yang telah memenuhi
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
kewajiban subyektif dan obyektif.
Indonesia (Mardiasmo: 2008,130).
Perbedaan Wajib Pajak dalam negeri
Subyek Pajak dalam negeri menjadi
dan Wajib Pajak luar negeri, antara lain
Wajib Pajak apabila telah menerima atau
adalah:
Tabel 1: Perbedaan Wajib Pajak Wajib Pajak dalam negeri - Dikenakan pajak atas penghasilan baik yang diterima atau diperoleh dari Indonesia dan dari luar Indonesia - Dikenakan pajak berdasarkan penghasilan netto - Tarif pajak yang digunakan adalah tariff umum (Tarif UU PPh pasal 17) - Wajib menyampaikan SPT
Wajib Pajak luar negeri - Dikenakan pajak hanya atas penghasilan yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia - Dikenakan pajak berdasarkan penghasilan bruto - Tarif pajak yang digunakan adalah tariff sepadan (tariff UU PPh pasal 26) - Tidak wajib menyampaikan SPT.
(Mardiasmo:2008,131)
warga negara indonesia dan negara yang Sedangkan
yang
tidak
termasuk
subyek pajak sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2000 menjelaskan tentang apa yang tidak termasuk subyek pajak sebagai berikut: perwakilan
diplomatik
dan
konsulat atau pejabat - pejabat lain dari negara asing dan orang - orang yang diperbantukan kepada mereka
yang
bekerja pada dan bertempat tinggal bersama mereka dengan syarat bukan 72
memberikan
perlakuan
timbal balik. 3. Organisasi internasional yang ditetapkan oleh
keputusan
menteri
keuangan
dengan syarat Indonesia ikut dalam
1. Badan perwakilan negara asing. 2. Pejabat
bersangkutan
organisasi
tersebut
dan
organisasi
tersebut tidak melakukan kegiatan usaha di Indonesia. Contoh: WTO, FAO, UNICEF. 4. Pejabat internasional
perwakilan yang
organisasi
ditetapkan
oleh
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
keputusan menteri keuangan dengan syarat bukan warga negara indonesia dan tidak memperoleh penghasilan dari Indonesia. 1. B. Obyek Pajak Yang menjadi obyek pajak adalah penghasilan.
Yang
penghasilan
adalah
dimaksud setiap
dengan
2.
tambahan
kemampuan ekonomis yang diterima atau
3.
diperoleh di Indonesia maupun dari luar Indonesia yang menambah kekayaan wajib pajak yang bersangkutan.
4.
Undang-undang Pajak Penghasilan Indonesia menganut prinsip pemajakan atas penghasilan dalam pengertian yang luas,
5.
yaitu bahwa pajak dikenakan atas setiap tambahan kemampuan diterima
atau
ekonomis
diperoleh
darimanapun
asalnya
dipergunakan
untuk
wajib
yang pajak
yang
dapat
konsumsi
atau
menambah kekayaan wajib pajak tersebut. Pengertian
penghasilan
dalam
PPh
tidak
Undang-undang
6.
konsumsi dan dapat pula ditabung untuk menambah kekayaan Wajib Pajak. Yang termasuk dalam pengertian penghasilan adalah : Gaji, upah, honorarium, komisi, bonus, gratifikasi, uang pensiun atau imbalan dalam bentuk lainnya. Hadiah dari undian atau pekerjaan atau kegiatan dan penghargaan. Laba usaha atau keuntungan yang diperoleh dari usaha perseroan, persekutuan dan badan lainnya. Penerimaan dari pembayaran kembali pajak yang sudah dibebankan sebagai biaya. Bunga termasuk premium, diskonto, dan imbalan lain karena jaminan pengembalian utang. Deviden, royalty, penghasilan sewa dan penghasilan lain yang menambah kekayaan yang belum dikenakan pajak.
Tarif Pajak Pemungutan pajak tidak terlepas dari
keadilan, sebab
keadilan dapat
memperhatikan adanya penghasilan dari
menciptakan keseimbangan
sosial
sumber tertentu, tetapi pada adanya
sangat
kesejahteraan
tambahan
masyarakat. Dalam penetapan
kemampuan
ekonomis.
penting
untuk
yang
tarifpun
Tambahan kemampuan ekonomis yang
harus
diterima atau diperoleh Wajib Pajak
perhitungan
merupakan ukuran terbaik mengenai
digunakan
kemampuan Wajib Pajak tersebut untuk
dimaksud adalah tarif untuk menghitung
ikut bersama-sama memikul biaya yang
besarnya pajak terhutang (Pajak yang harus
diperlukan pemerintah untuk kegiatan
dibayar).
rutin dan pembangunan. Dilihat penghasilan
dari dapat
berdasarkan pajak tarif
keadilan. yang
Dalam terhutang
pajak. Tarif
pajak
Sesuai dengan pasal 17 UU PPh penggunaannya, dipakai untuk
besarnya tarif pajak penghasilan tampak pada tabel berikut:
73
Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi
1. Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri
c. Tarif PPh Pasal 31E Wajib Pajak dalam negeri dengan
(berlaku mulai tahun pajak 2009)
peredaran bruto sampai dengan Rp. Tabel 2: Lapisan Penghasilan Lapisan Penghasilan Kena Pajak Sampai dengan Rp. 50 juta Diatas Rp. 50 juta s/d Rp. 250 juta Diatas Rp. 250 juta s/d Rp. 500 juta Diatas Rp. 500 juta
50.000.000.000,00(lima puluh milyar Tarif Pajak
rupiah)
puluh persen) dan tarif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 ayat(1) huruf
25%
b
ayat(2a)
yang
dikenai
tas
peredaran bruto sampai dengan Rp. 4.800.000.000,00 (empat milyar delapan
badan dalam negeri yang berbentuk perseroan terbuka yang paling sedikit 40% (empat puluh persen) dari jumlah di
dan
Penghasilan Kena Pajak dari bagian
30%
Tarif ini diterapkan bagi Wajib Pajak
diperdagangkan
berupa
15%
2. Wajib Pajak badan dalam negeri dan Bentuk Usaha Tetap (BUT) a. Tarif PPh Pasal 17 ayat (1) huruf b Berdasarkan Pasal 17 ayat(1) huruf b tariff yang diterapkan bagi wajib pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap,yaitu sebesar 28%. Namun demikian berdasarkan Pasal 17 ayat(2a) tarif tersebut sejak Tahun 2010 menjadi 25%. b. Tarif PPh Pasal 17 ayat (2b)
saham
fasilitas
pengurangan tarif sebesar 50%(lima
5%
Sumber : UU PPh pasal 17
keseluruhan
mendapat
yang bursa
disetor efek
di
Indonesia dan memenuhi persyaratan tertentu lainnya. Wajib pajak tersebut dapat memperoleh tarif sebesar 5%(lima persen) lebih rendah daripada tariff
ratus juta rupiah) Perhitungan Pajak Penghasilan Badan Cara pemakaian tariff PPh Pasal 31E (diberlakukan pada Wajib Pajak badan dalam negeri dengan peredaran bruto sampai dengan Rp.50.000.000.000,00). Dibedakan menjadi dua yaitu : 1. Jika peredaran bruto sampai dengan Rp. 4.800.000.000,00 maka perhitungan PPh terhutang sebagai berikut: PPh terhutang = 50%X25%X seluruh penghasilan pajak
2. Jika peredaran bruto lebih dari Rp. 4.800.000.000,00 sampai dengan Rp. 50.000.000.000,00 maka perhitungannya sebagai berikut: (50%X25%)X
penghasilan 25%XPenghasilan
Kena Pajak dari bagian per- Kena Pajak dari ba- PPh terhutang = edaran bruto yang mempe- + gian peredaran bruroleh fasilitas
to yang tidak mem-
Peroleh fasilitas.
sebagaimana dimaksud pada Pasal 17 ayat(1) huruf b dan ayat(2a) UndangUndang Nomor 36 Tahun 2008.
Perhitungan Pajak Penghasilan Badan Cara pemakaian tariff PPh Pasal 31E (diberlakukan pada Wajib Pajak badan
74
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
dalam negeri dengan peredaran bruto
50.000.000.000,00 maka perhitungannya
sampai dengan Rp.50.000.000.000,00).
sebagai berikut:
Dibedakan menjadi dua yaitu :
(50%X25%)X penghasilan 25%XPenghasilan
1. Jika peredaran bruto sampai dengan Rp.
Kena Pajak dari bagian per-
Kena
4.800.000.000,00 maka perhitungan PPh
Pajak dari ba-PPh terhutang= edaran
terhutang sebagai berikut:
bruto yang mempe- + gian peredaran
PPh tterhutang = 50%x25%x seluruh penghasilan pajak
bru- roleh fasilitas to yang tidak mem-
2. Jika peredaran bruto lebih dari Rp
Peroleh fasilitas. Data Keuangan:
4.800.000.000,00 sampai dengan Rp Tabel 1. N E R A C A Per 31 Desember 2010-2012 Keterangan Aktiva Aktiva Lancar Kas Bank Simpanan di Puskoppol Piutang Persediaan Angsuran PPh pasal 21 Jumlah Aktiva Lancar Aktiva Tetap Inventaris Kantor Akumulasi Penyusutan Bangunan Toko Akumulasi Penyusutan Total Aktiva Pasiva Kewajiban Lancar Dana Sosial Dana P.D.K Dana Pendidikan Beban RAT Dana Bangunan Dana Angg. Ymh Bayar Jumlah Kekayaan bersih Simpanan Pokok Simpanan Wajib Dana Hibah Donasi Inkoppol Cad. Tujuan Resiko Cadangan SHU Jumlah Total Pasiva
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2013
Rp.
Rp.
Rp.
101.663.050,00 1.000.000,00 8.175.700,00 1.831.878.750,00 32.179.110,00 9.274.000,00 1.984.170.610,00
125.649.050,00 1.000.000,00 9.375.000,00 2.300.581.700,00 23.150.000,00 9.810.000,00 2.469.565.750,00
141.551.650,00 1.000.000,00 10.575.700,00 2.712.367.100,00 21.000.000,00 10.400.000,00 2.896.894.450,00
52.006.250,00 (28.157.450,00) 9.755.800,00 (6.359.110,00)
53.116.250,00 (34.187.500,00) 9.755.800,00 (6.667.900,00)
53.116.250,00 (40.070.850,00) 9.755.800,00 (6.976.690,00)
2.011.416.100,00
2.491.582.400,00
2.912.738.960,00
47.499.950,00 7.635.000,00 54.961.300,00 55.275.000,00 22.723.000,00 322.572.150,00 620.196.950,00
51.309.000,00 7.635.000,00 68.723.200,00 60.000.000,00 27.067.600,00 322.597.850,00 537.332.650,00
83.722.000,00 7.635.000,00 95.743.600,00 66.000.000,00 40.998.300,00 326.098.050,00 620.196.950,00
30.160.000,00 1.030.015.400,00 946.000,00 1.000.000,00 55.538.400,00 261.804.800,00 120.015.100,00 1.500.749.700,00
30.430.000,00 1.350.450.000,00 946.000,00 1.000.000,00 59.485.750,00 366.321.500,00 145.617.200,00 1.954.250.450,00
30.160.000,00 1.500.150.000,00 946.000,00 1.000.000,00 72.575.660,00 524.600.800,00 163.109.560,00 2.292542.010,00
2.011.416.100,00
2.491.582.400,00
2.912.738.960,00
Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013
75
Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi
Tabel 2. Laporan Laba-Rugi Periode : 01 Januari - 31 Desember 2010-2012 Keterangan
Tahun 2010
Laporan Laba-Rugi Penjualan Pendapatatan Jasa: Perkreditan Lain-lain Jumlah Harga Pokok Penjualan: Barang Jasa Anggota Jumlah Laba Kotor Biaya-biaya Komersial : Biaya Operasional Biaya Adm.dan Umum Biaya Usaha Jumlah SHU Sebelum Pajak
Tahun 2011
Tahun 2012
Rp. 735.875.400,00
Rp. 812.305.000,00
Rp. 829.261.850,00
619.930.700,00 162.865.750,00 1.518.671.850,00
650.372.000,00 134.550.000,00 1.597.227.000,00
669.594.500,00 135.327.050,00 1.634.183.400,00
726.020.850,00 322.572.150,00 1.048.593.000,00 470.078.850,00
741.500.200,00 322.597.850,00 1.064.098.050,00 533.128.950,00
754.912.050,00 326.098.050,00 1.081.010.100,00 553.173.300,00
110.205.000,00 222.030.900,00 17.827.850,00 350.063.750,00 120.015.100,00
119.087.300,00 246.461.250,00 21.963.200,00 387.511.750,00 145.617.200,00
121.205.000,00 249.030.900,00 19.827.840,00 390.063.740,00 163.109.560,00
Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013 Tabel 3 : Perincian Biaya-biaya Komersial Periode 1 Januari - 31 Desember 2010 – 2012 Perincian Biaya-biaya Komersial 1. Biaya Operasional - Biaya Transport - Biaya Perjalanan Dinas - Biaya Komunikasi - Biaya Rapat Jumlah 2. Biaya Administrasi dan Umum - Gaji dan Tunjangan - Kesejahteraan Karyawan - Biaya Perjalanan Dinas - Biaya Pemeliharaan - Sumbangan - Biaya Penyusutan - Biaya Lain-lain Jumlah 3. Biaya Usaha - Ongkos Angkut - Biaya Promosi - Biaya Pemeliharaan Jumlah
Tahun 2010 Rp.
Tahun 2011 Rp.
Tahun 2012 Rp.
35.625.000,00 31.750.000,00 37.595.000,00 5.235.000,00 110.205.000,00
37.475.000,00 35.825.000,00 38.255.000,00 7.532.300,00 119.087.300,00
38.080.000,00 36.450.000,00 38.925.000,00 7.750.000,00 121.205.000,00
135.550.000,00 39.000.000,00 23.650.000,00 13.436.000,00 2.850.000,00 6.380.050,00 1.164.850,00 222.030.900,00
149.430.000,00 43.500.000,00 27.950.000,00 13.977.500,00 2.965.000,00 6.338.840,00 2.299.910,00 246.461.250,00
152.650.000,00 44.600.000,00 26.875.000,00 14.395.500,00 3.250.000,00 5.894.140,00 1.366.260,00 249.030.900,00
7.335.000,00 3.942.850,00 6.550.000,00 17.827.850,00
8.965.700,00 5.679.000,00 7.318.500,00 21.963.200,00
8.395.500,00 5.765.000,00 5.667.340,00 19.827.840,00
Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013
METODE PENELITIAN
laporan keuangan dari perusahaan tahun
Data-data yang digunakan dalam
2010-2012. Teknik pengambilan sampel
penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
adalah purposive judment sampling, yaitu
76
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu. Adapun kriteria yang dipenuhi adalah laporan keuangan tiga tahun terakhir yang dianggap representatif. Variabel dependen dalam penelitian ini
adalah
laporan
keuangan
fiskal,
sedangkan variabel independen adalah laporan keuangan komersial. Laporan
keuangan
komersial
merupakan laporan keuangan yang dipakai untuk mempertanggung jawabkan tugastugas yang dibebankan kepadanya oleh pemilik perusahaan selama satu periode. Laporan keuangan ini harus menyajikan secara wajar posisi keuangan dan kinerja keuangan pada periode tersebut. Laporan keuangan fiscal adalah laporan keuangan yang disusun berdasdarkan undang-undang perpajakan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: deskriptif, yaitu dengan menganalisis dan mengolah data-data
laporan
keuangan
dan
menjelaskan bagaimana cara menghitung jumlah pajak penghasilan bagi wajib pajak badan
dan
komparatif,
yaitu
dengan laporan
membandingkan
hasil
dari
keuangan
telah
disusun
yang
oleh
perusahaan berdasarkan SAK dan Undangundang
no.17
Tahun
2000
dengan
ketentuan terbaru yaitu undang-undang no. 36 tahun 2008. PEMBAHASAN Sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui Koreksi Fiskal Atas
Pajak Penghasilan Badan Dari Laporan Keuangan Komersial Pada Koperasi “Primkopo Resort Tulungagung” maka penulis melakukan analisis yang meliputi : 1. Perhitungan PPh Badan dengan Laporan Keuangan Komersial. 2. Perhitungan PPh Badan dengan adanya Koreksi Fiskal. 3. Selisih perhitungan PPh Badan dengan Laporan Keuangan Komersial dan Fiskal. Perhitungan PPh Badan dengan Laporan Keuangan Komersial : 1. Perhitungan PPh Badan dengan Laporan Keuangan Komersial. Dalam laporan laba rugi tahun 2010, Peredaran Bruto/ Penjualan sebesar Rp.1.518.671.850,00 sedangkan Laba/ SHU yang diperoleh perusahaan sebesar Rp. 120.015.100,00 maka PPh Badan yang seharusnya ditanggung oleh perusahaan sesuai dengan tarif PPh Pasal 31E poin 1 diperhitungkan sebagai berikut: PPh terhutang = 50% X25% X Rp. 120.015.100,00 = Rp.15.002.000,00 (Pembulatan)
Dalam laporan laba rugi tahun 2011, Peredaran Bruto/ Penjualan sebesar Rp.1.597.227.000,00 sedangkan Laba/ SHU yang diperoleh perusahaan sebesar Rp. 145.617.200,00 maka PPh Badan yang seharusnya ditanggung oleh perusahaan sesuai dengan tarif PPh Pasal 31E poin 1 diperhitungkan sebagai berikut: PPh terhutang = 50% X25% X Rp. 145.617.200,00 = Rp.18.202.000,00 (Pembulatan)
Laporan laba rugi tahun 2012, Peredaran Bruto/ Penjualan sebesar 77
Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi
Rp.1.634.183.400,00 sedangkan Laba/ SHU yang diperoleh perusahaan sebesar Rp. 163.109.560,00 maka PPh Badan yang seharusnya ditanggung oleh perusahaan sesuai dengan tarif PPh Pasal 31E poin 1 diperhitungkan sebagai berikut:
Rp.1.597.227.000,00 sedangkan Laba/ SHU yang diperoleh perusahaan sebesar Rp. 149.264.937,50 maka PPh Badan yang seharusnya ditanggung oleh perusahaan sesuai dengan tarif PPh Pasal 31E poin 1 diperhitungkan sebagai berikut:
PPh terhutang = 50% X25% X Rp. 163.109.560,00 = Rp.20.389.000,00 (Pembulatan)
PPh terhutang = 50% X25% X Rp. 149.264.937,50 = Rp.18.658.000,00 (Pembulatan)
2. Perhitungan PPh Badan dengan adanya Koreksi Fiskal (Tabel Terlampir) Dalam laporan laba rugi tahun 2010, Peredaran Bruto/ Penjualan sebesar Rp.1.518.671.850,00 sedangkan Laba/ SHU setelah koreksi fiskal sebesar Rp. 123.442.172,50 maka PPh Badan yang seharusnya ditanggung oleh perusahaan sesuai dengan tarif PPh Pasal 31E poin 1 diperhitungkan sebagai berikut: PPh terhutang = 50% X25% X Rp. 123.442.172,50 = Rp.15.430.000,00 (Pembulatan)
Dalam laporan laba rugi fiskal tahun 2011, Peredaran Bruto/Penjualan sebesar
Laporan laba rugi fiskal tahun 2012, Peredaran Bruto/ Penjualan sebesar Rp.1.634.183.400,00 sedangkan Laba/ SHU yang diperoleh perusahaan sebesar Rp. 167.035.097,50 maka PPh Badan yang seharusnya ditanggung oleh perusahaan sesuai dengan tarif PPh Pasal 31E poin 1 diperhitungkan sebagai berikut : PPh terhutang = 50% X25% X Rp. 167.035.097,50 = Rp.20.879.000,00 (Pembulatan)
Dengan adanya koreksi fiskal diatas maka Laporan Laba Rugi Koperasi Primkoppol Resort Tulungagung tampak pada tabel halaman berikut:
Tabel 4. Laporan Laba-Rugi Fiskal Periode : 01 Januari - 31 Desember 2010-2012 Keterangan Laporan Laba-Rugi Penjualan Pendapatatan Jasa: Perkreditan Lain-lain Jumlah Harga Pokok Penjualan: Barang Jasa Anggota Jumlah Laba Kotor Biaya-biaya Komersial : Biaya Operasional Biaya Adm.dan Umum Biaya Usaha Jumlah SHU Sebelum Pajak PPh SHU Setelah Pajak
Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013
78
Tahun 2010
Tahun 2011
Tahun 2012
Rp. 735.875.400,00
Rp. 812.305.000,00
Rp. 829.261.850,00
619.930.700,00 162.865.750,00 1.518.671.850,00
650.372.000,00 134.550.000,00 1.597.227.000,00
669.594.500,00 135.327.050,00 1.634.183.400,00
726.020.850,00 322.572.150,00 1.048.593.000,00 470.078.850,00
741.500.200,00 322.597.850,00 1.064.098.050,00 533.128.950,00
754.912.050,00 326.098.050,00 1.081.010.100,00 553.173.300,00
110.205.000,00 218.603.827,50 17.827.850,00 346.636.677,50 123.442.172,50 15.430.000,00 108.012.172,50
119.087.300,00 242.813.512.50 21.963.200,00 383.864.012.50 149.264.937,50 18.658.000,00 130.606.937,50
121.205.000,00 245.105.362.50 19.827.840,00 386.138.202,50 167.035.097,50 20.879.000,00 146.156.097,50
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
3. Selisih perhitungan PPh Badan dengan Laporan
Keuangan
Komersial
dan
Fiskal.
dihitung dari Laporan Keuangan Komersial dan setelah dilakukan Koreksi Fiskal. Selisih perhitungan tampak pada tabel
Dari perhitungan diatas maka terdapat selisih Laba/Rugi dan
berikut :
jumlah PPh bila
Tabel 5. Hasil Perhitungan SHU Setelah Pajak dari Laporan Keuangan Komersial dan Koreksi Fiskal URAIAN
Tahun 2010
Laba Komersial Laba Fiskal Selisih
Tahun 2011
Rp.105.013.100,00 108.012.172,50 2.999.072,50
Tahun 2012
Rp.127.415.200,00 130.606.937,50 3.191.417,50
Rp.142.720.560,00 146.156.097,50 3.435.537,50
Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013
Dari tabel diatas tampak selisih laba
2.999.072, 50 tahun 2011 lebih tinggi
dari perhitungan komersial dan perhitungan
sebesar Rp.3.191.417,50 dan tahun 2012
fiskal. Tahun 2010 menunjukkan laba
tinggi sebesar Rp. 3.435.537,50.
komersial
lebih
tinggi
sebesar
Rp
Tabel 11 : Hasil Perhitungan PPh Badan dari Laporan Keuangan Komersial dan Koreksi Fiskal URAIAN Tahun 2010 PPh Badan dari Laporan Rp.15.002.000,00 Keuangan Komersial PPh Badan dari Koreksi 15.430.000,00 Fiskal Selisih 428.000,00 Sumber : Data Sekunder, Diolah 2013
Tahun 2011 Rp.18.202.000,00
Tahun 2012 Rp.20.389.000,00
18.658.000,00
20.879.000,00
456.000,00
490.000,00
diperoleh mulai tahun 2010 sampai Dari tabel diatas tampak selisih perhitungan PPh Badan dari perhitungan komersial dan perhitungan fiskal. Tahun 2010
menunjukkan
PPh
Badan
dari
dengan
tahun
2012
belum
diperhitungkan untuk PPh Badan. 2. Terdapat perbedaan perhitungan laba komersial
dan laba fiskal
hal
ini
perhitungan komersial lebih rendah sebesar
disebabkan aturan yang berbeda dalam
Rp.428.000,00 Tahun 2011 lebih rendah
pengakuan
sebesar Rp.456.000,00 dan Tahun 2012
Perbedaan laba komersial dan laba fiskal
rendah sebesar Rp.490.000,00
disebabkan
Kesimpulan 1. Dari data Laporan Keuangan Komersial Koperasi Primkoppol tampak SHU yang
biaya
dan
karena
pendapatan.
diberlakukannya
undang – undang pajak penghasilan. Pemerintah memberlakukan Undang– Undang
Pajak
Penghasilan
karena
79
Analisis Koreksi Fiskal Atas Pajak Penghasilan Badan Pada Koperasi
adanya pembedaan kepentingan antara Standar Akuntansi Keuangan dengan Ketentuan Perpajakan. 3. Koreksi fiskal tersebut terdiri dari koreksi positif dan koreksi negatif.
Maretha, Windiarti. 2012. Perencanaan Pajak Penghasilan Badan Pada PT. Semen Tonasa Di Tangkep.
Koreksi positif akan mengakibatkan
Mardiasmo, Perpajakan. 2008. Revisi. Andi. Yogyakarta.
pengurangan biaya atau penambahan
Zain,
penghasilan dipandang secara komersial sedangkan
koreksi
negatif
akan
mengakibatkan penambahan biaya atau pengurangan
penghasilan
dipandang
secara komersial.
perusahaan
memperhitungkan
hendaknya pajak
mulai
penghasilan/
PPh Badan untuk tahun-tahun yang akan datang. perusahaan
harus
senantiasa
mengikuti setiap perkembangan atau perubahan ketentuan/peraturan perpajakan
Mohammad. 2006. Manajemen Perpajakan. Edisi Pertama. Jakarta: Salemba Empat.
Munawir. 2000. Perpajakan, Edisi Revisi. Cetakan ke-4. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta. Indonesia, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
1. Pihak
2. Pihak
Edisi
Waluyo, Wirawan B. 2000. Perpajakan
Saran
terutama
ketentuan
perpajakan
sehubungan dengan pajak penghasilan agar tidak terjadi hambatan dalam menghitung pajak penghasilan terhutang yang dapat merugikan perusahaan. DAFTAR PUSTAKA Anastasia, Diana dan Setiawati. 2009. Perpajakan Indonesia - Konsep, Aplikasi dan Penuntun Praktis. Yogyakarta: Andy. Keputusan Direktur Jendral Pajak. Nomor KEP-545/PJ/2000. Keputusan Direktur Jendral Pajak. Nomor KEP-213/PJ/2001.
80
Keputusan Direktur Jendral Pajak. Nomor PER-15/PJ/2006.
Baridwan, Zaki. 2002. Intermediate Accounting. Edisi 10. Yogyakarta: Penerbit BPFE.
Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional
ANALISIS PENGARUH SUMBER DANA TERHADAP PENDAPATAN OPERASIONAL PADA BMT PAHLAWAN DI TULUNGAGUNG Desi Rahmawati Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung Email:
[email protected] Abstrak Permodalan merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi suatu lembaga keuangan. Penerapan kebijakan permodalan yang baik akan mempengaruhi pendapatan operasional. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh simpanan pokok, modal penyertaan, simpanan wajib dan simpanan sukarela terhadap pendapatan operasional baik secara simultan maupun secara parsial pada BMT Pahlawan Tulungagung. Tujuan studi penelitian ini adalah explanatory research dan teknik analisis data yang digunakan adalah regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa simpanan pokok, modal penyertaan dan simpanan sukarela berpengaruh positif dan signifikan terhadap pendapatan operasi sedangkan simpanan wajib berpengaruh tidak signifikan. Keempat variabel bebas yang berpengaruh paling dominan adalah simpanan pokok. Selain itu dalam penelitian diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 0,979 yang menunjukkan 97,9 % pendapatan operasional dipengaruhi oleh permodalan. Sedangkan sisanya 2,1 % dipengaruhi faktor lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian. Kata kunci: Baitul maal wat tamwil, Wadiah, Mudharabbah, pendapatan operasional. Abstract Capital is one of the things that is very important for a financial institution. The application of a good capitalization policy will affect operating income. The purpose of this research was to determine the influence of principal deposits, capital investment, deposits required and voluntary deposits to operating income either simultaneously or partially on BMT Pahlawan Tulungagung. This research study is expalanatory research and data analysis technique used was multiple linear regression. The results showed that the principal deposits, capital investment and voluntary deposits effected positively and significantly to operating revenue whereas the compulsory savings effect was not significant. Four free variables that influence most dominant is the principal deposits. Furthermore, in a research note that the coefficient of determination of 0,979 indicating 97.9% operating income affected by capital. While the rest 2.1% influenced other factors not included in the study.. Keywords: Baitul maal wat tamwil, Wadiah, Mudharabbah, Operating income.
perekonomian di harapkan tumbuh dari
PENDAHULUAN Koperasi didorong sebagai soko guru perekonomian 80
Indonesia,
di
mana
bawah dengan kekuatan sendiri. Koperasi sebagai soko guru perekonomian Indonesia
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
berarti
koperasi
tersebut
mampu
Sedangkan rentabilitas ialah kemampuan
membangun badan usaha yang tangguh, di
dalam menghasilkan keuntungan, baik
bangun bersama-sama dengan rakyat untuk
dengan
menggunakan
mewujudkan kemakmuran rakyat banyak..
maupun
dengan
Disamping itu juga koperasi merupakan
eksternal (Subandi, 2009: 69).
dana
internal
menggunakan
dana
usaha ekonomi kerakyatan yang telah
Berdasarkan uraian di atas, maka
terbukti mampu bertahan dan menjadi
permasalahan penelitian dapat dirumuskan,
penopang kondisi perekonomian Indonesia
bagaimana pengaruh simpanan pokok,
yang terpuruk saat terjadi krisis ekonomi.
modal penyertaan, simpanan wajib dan
Salah
satu
BMT
yang
cukup
berkembang yang ada di Tulungagung
simpanan sukarela terhadap pendapatan operasional.
adalah BMT Pahlawan Semenjak berdiri
Berkaitan dengan rumusan masalah
sampai sekarang BMT Pahlawan telah
seperti dikemukakan di depan adalah untuk
banyak
serta
mengetahui pengaruh variabel simpanan
masyarakat.
pokok, modal penyertaan, simpanan wajib
berperan
membangun
dalam
ikut
perekonomian
Dari tahun ke tahun perkembangan BMT
dan
Pahlawan menunjukkan grafik yang terus
pendapatan
meningkat, baik dalam hal permodalan,
simultan
pembiayaan
Pahlawan Tulungagung. Secara teoritis
yang
masyarakat,
disalurkan
maupun
kepada
pendapatan
operasionalnya. Dengan
simpanan
sukarela
operasional,
maupun
penelitian
ini
terhadap
baik
parsial
secara
pada
diharapkan
BMT dapat
memberikan sumbangan pemikiran dan demikian
pembelanjaan
memberikan
gambaran
bagaimana
yang direncanakan dengan baik akan
permodalan
mempengaruhi
pendapatan
menempatkan koperasi pada posisi yang
operasional yang selanjutnya gambaran
sehat
tersebut dapat digunakan sebagai acuan
dilihat
solvabilitas, dimaksud kemampuan
dari dan
segi
likuiditas,
rentabilitas.
Yang
pola pengelolaan manajemen keuangan
dengan
likuiditas
ialah
yang baik.
untuk
menyediakan
dana
Berdasarkan
rumusan
masalah
dalam jumlah yang cukup untuk membiayai
diatas, hipotesis yang digunakan dalam
semua
koperasi.
penelitian ini adalah: (1) Terdapat pengaruh
dalam
signifikan untuk simpanan pokok, modal
memenuhi semua kewajiban keuangan
penyertaan, simpanan wajib dan simpanan
kepada pihak ketiga, baik utang jangka
sukarela terhadap pendapatan operasional
pendek maupun utang jangka panjang,
baik secara parsial maupun simultan, (2)
transaksi
Solvabilitas
ialah
usaha kemampuan
seandainya sebuah koperasi dilikuidasi.
Variabel
simpanan
sukarela 81
Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional
berpengaruh
paling
dominan
terhadap
pendapatan operasioanl.
selama yang bersangkutan masih tercatat menjadi anggota koperasi.
BMT adalah sebutan ringkas dari
Modal dasar koperasi yang disebut
Baitul Maal wat Tamwil, padanannya Balai
dengan simpanan pokok, maka dalam
Usaha Mandiri Terpadu, yaitu lembaga
Undang-Undang Perkoperasian yang baru
keuangan mikro (LKM) yang beroperasi
telah diubah menjadi setoran pokok dengan
berdasarkan prinsip-prinsip syariah. BMT
implikasi bahwa uang tersebut tidak dapat
sesuai namanya terdiri dari dua fungsi
ditarik kembali apabila anggota yang
utama yaitu:
bersangkutan keluar dari sebuah koperasi.
aitul maal
dan Baitut
tamwil (rumah pengembangan harta)).
Pemupukan modal koperasi yang
Prinsip operasional BMT terbagi ke
berasal dari modal penyertaan, baik yang
dalam dua kegiatan yaitu penggalangan
berasal dari pemerintah maupun dari dana
dana
masyarakat
(funding)
dan
penyaluran
dana
dilakukan
dalam
rangka
(lending/financing). Karim (2009: 264)
memperluas
menyatakan bahwa produk dan jasa dalam
menjalankan
perbankan syariah dapat dibagi menjadi
terutama usaha-usaha yang membutuhkan
dua
dana untuk usaha yang memerlukan proses
bagian
besar,
yaitu:
1)
Produk
kemampuan kegiatan
koperasi,
Penghimpunan Dana (Funding), prinsip
jangka
operasional syariah yang diterapkan dalam
penyertaan ini sama dengan equity. Yang
penghimpunan dana masyarakat adalah
dimaksud dengan modal penyertaan pada
prinsip wadi’ah dan mudharabah. 2)
koperasi menurut Peraturan Pemerintah
Produk
Penyaluran
Nomor 33 tahun 1998 adalah sejumlah
dalam
menyalurkan
nasabah,
secara
Dana
(Financing),
dananya
garis
besar
produk
dengan
uang
yang
ditanamkan
oleh
pemodal untuk menambah dan memperkuat koperasi
struktur
permodalan
koperasi
dalam
yang
meningkatkan kegiatan usahanya. Pemodal
dipergunakan untuk melakukan usahanya.
adalah pihak yang menanamkan modal
Menurut Pachta W, dkk (2005: 117)
penyertaan pada koperasi. Berdasarkan SK
simpanan pokok adalah sejumlah uang
Menteri Koperasi No. 145/Menkop/1998,
yang wajib disetorkan ke dalam kas
penanaman
koperasi oleh para pendiri atau anggota
diperoleh dari pemerintah, dunia usaha dan
koperasi pada saat masuk menjadi anggota.
badan
Simpanan pokok ini tidak dapat ditarik
berkedudukan di dalam negeri maupun di
kembali oleh anggota koperasi tersebut
luar negeri, serta dari masyarakat umum.
82
dasar
modal
uang atau barang modal yang dapat dinilai
Simpanan pokok pada prinsipnya modal
Kedudukan
kepada
pembiayaan syariah. adalah
panjang.
usaha
untuk
modal
usaha
penyertaan
lainnya
baik
dapat yang
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Dari ketentuan inilah maka koperasi dapat
pendapatan
menghimpun modal dari masyarakat luas di
menggunakan segala sumber yang ada
lingkungan sekitarnya, bahkan menarik
dalam
modal dari luar negeri, baik secara manual
Pendapatan
konvensional maupun secara
terutama dari hasil penjualan produk atau
modern
(Pachta W. dkk, 2005: 125).
yang
diharapkan
perusahaan pada
dengan
seefisien
mungkin.
dasarnya
diperoleh
jasa yang diberikan. Pada dunia perbankan
Menurut Firdaus dan Susanto (2004:
salah satu usahanya untuk memperoleh
72), Simpanan wajib adalah simpanan
pendapatan yaitu dengan menyediakan jasa
tertentu yang tidak harus sama yang wajib
pinjaman
dibayar oleh anggota kepada koperasi
pendapatan atau jasa.
kredit
kepada
nasabah,
dalam waktu dan kesempatan tertentu. simpanan
wajib
tidak
dapat
diambil
METODE PENELITIAN Penelitian
kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota.
ini
akan
fakta-fakta dan informasi yang diperoleh di
Simpanan sukarela merupakan salah
lapangan, baik langsung maupun tidak
satu bentuk simpanan yang ada dalam
langsung
dan
koperasi, akan tetapi simpanan ini bukan
mengenai
fakta-fakta,
simpanan yang wajib diberikan oleh setiap anggota kopersai melainkan bersifat bebas, artinya simpanan sukarela bisa diberikan kepada
koperasi
atau
tidak.
Menurut
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1995 tentang
menguraikan
membuat
gambaran
sifat-sifat
serta
hubungan antara fenomena yang diteliti, serta menguji hipotesis., maka penelitian ini
menggunakan
desain
penelitian
penjelasan (explanatory researh). Jenis
Pelaksanaan Kegiatan Koperasi
data
dalam
penelitian
ini
Simpan Pinjam oleh Koperasi, simpanan
meliputi data primer, melalui wawancara
adalah
langsung, dan data sekunder dari BMT dan
dana
yang
dipercayakan
oleh
anggota, calon anggota, koperasi-koperasi
kepustakaan.
lain dan/atau anggotanya kepada koperasi
Adapun cara memecah data dan
dalam bentuk tabungan dan simpanan
sampelnya menggunakan rumus sebagai
koperasi berjangka.
berikut :
Pendapatan merupakan unsur yang paling penting dalam sebuah perusahaan karena pendapatan akan dapat menentukan
X=
1 N
ƩN
i =1
Xi =
1 N
(X1 + X2 + Xi + ……….. XN )
Dimana :
maju mundurnya suatu perusahaan. Oleh
X
= rata-rata perkiraan
karena itu perusahaan harus berusaha
N
= nilai frekuensi
semaksimal mungkin untuk memperoleh
83
Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional
Analisis
data
menggunakan
dilakukan
regresi
linier
dengan berganda,
Uji t (t–test), untuk menguji t digunakan rumus: t hitung = bᵢ sbᵢ
dirumuskan sebagai berikut: Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4
Di mana :
Dimana :
bᵢ = koefisien regresi sbᵢ = standar error bᵢ
Y = Pendapatan operasional a = Bilangan konstanta b = Koefisien
PEMBAHASAN
X1= Simpanan pokok
Berkaitan dengan penelitian ini
X2= Modal penyertaan
penulis
menganalisis
perkembangan
X3= Simpanan wajib X4= Simpanan sukarela
pendapatan operasional
BMT Pahlawan
Tulungagung
Untuk menguji F (F – test) digunakan
setiap
rumus:
terungkap F hitung =
R² / (k-1) (1-R²) / (n-k)
tahun
kwartal.
meningkat
2008-2012
Dengan
data
pendapatan
dalam tersebut
operasional
atau menurun sebagaimana
ditunjukkan dalam table berikut:
Dimana: R² = 1
Tabel 1. Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
∑ ei² ∑ yi²
Pendapatan Operasioanal Periode 2000-2012 Kwartal I II III Total I II III Total I II III Total I II III Total I II III Total
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012
84
Pendapatan Operasional (Rp) 17.210.913 18.736.971 19.190.276 55.138.160 20.820.296 21.809.276 21.513.758 64.143.330 22.123.439 23.328.617 23.674.853 69.126.909 24.785.853 24.850.492 25.470.551 75.106.896 25.801.664 25.544.089 26.751.411 78.097.164
Perkembangan (Rp) 1.526.058 453.305 1.630.020 988,990 (295518) 9.005.170 609.681 1.205.178 346.236 4.983.579 1.111.000 64.639 620.059 5.979.987 331.113 (257.575) 1.207.322 2.990.268
(%) 0 8,1 2,3 0 7,8 4,5 (1,3) 14 2,7 5,1 1,4 7,2 4,4 0,2 2,4 7,9 1,2 (1) 4,5 3,8
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Berdasarkan tabel 1 di atas dapat
Kwartal I naik menjadi Rp. 24.785.853
diketahui bahwa terjadi kenaikan dan
kwartal II naik menjadi Rp. 24.850.492 dan
penurunan pendapatan operasional
BMT
pada
Pahlawan
tahun
25.470.551,-.
Tulungagung
periode
kwartal
III
naik
Tahun
2012
kwartal
I
mengalami
tahun
Rp.
25.801.664 kemudian pada kwartal II
17.210.913,- mengalami kenaikan pada
terjadi penurunan menjadi Rp. 25.544.089
kwartal II menjadi Rp. 18.736.971,- dan
dan pada kwartal III naik menjadi Rp.
pada
26.751.411,-.
kwartal
kwartal
III
I
naik
sebesar
menjadi
Rp.
19.190.276,-. Pada tahun 2009 kwartal I mengalami
kenaikan
Rp.
Dalam penelitian ini penulis meneliti
Rp.
pengaruh permodalan terhadap pendapatan
20.820.296, pada kwartal II naik menjadi
operasional. Oleh karena itu kaitannya
Rp. 21.809.276 dan pada kwartal III
dengan analisis dalam penelitian ini adalah
mengalami
hendak
penurunan
menjadi
menjadi
Rp.
2008–2012 dalam setiap kwartal. Pada 2008
kenaikan
menjadi
menjadi
Rp.
diketahui
variabel-variabel
21.513.758,- Pada tahun 2010 kwartal I
permodalan melalui
besaran simpanan
mengalami
Rp.
pokok, modal penyertaan, simpanan wajib
22.123.439 pada kwartal II naik menjadi
dan simpanan sukarela BMT Pahlawan
Rp. 23.328.617 dan pada kwartal III naik
Tulungagung tahun buku 2008 sampai
menjadi Rp. 23.674.853,-. Tahun 2011
dengan tahun 2012.
kenaikan
menjadi
Tabel 2. Simpanan Pokok Periode 2008–2012 Tahun
Kwartal
I II 2008 III Total I II 2009 III Total I II 2010 III Total I II 2011 III Total I II 2012 III Total Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012
Simpanan Pokok (Rp) 20.160.166 20.242.064 21.411.872 61.814.102 24.785.088 27.958.857 27.812.381 80.556.326 27.256.157 27.169.530 27.396.839 81.822.526 26.932.671 27.222.437 27.713.439 81.868.547 27.498.761 27.276.460 28.187.564 82.962.785
Perkembangan (Rp.) 81.898 1.169.808 3.373.216 3.173.769 (146.476) 18.742.224 (556.224) (86.627) 227.309 1.266.200 (464.168) 289.766 491.002 46.021 (214.678) (222.301) 911.104 1.094.238
(%) 0 0,4 5,4 0 13,6 11,3 (0,5) 23,2 (2) (0,3) 0,8 1,5 (1,7) 1 1,7 0,05 (0,8) (0,8) 3,2 1,3
85
Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional
Berdasarkan tabel 2 di atas dapat diketahui
kenaikan
penurunan
Tahun 2011 Kwartal I naik menjadi Rp.
Simpanan Pokok pada BMT Pahlawan
26.932.671,- kwartal II naik menjadi Rp.
Tulungagung periode tahun 2008 sampai
27.222.437,- dan pada kwartal III naik
dengan 2012 dalam setiap kwartal. Pada
menjadi Rp. 27.713.439,-. Tahun 2012
tahun
Rp.
kwartal I mengalami penurunan menjadi
20.160.166,- mengalami kenaikan pada
Rp. 27.498.761,- kemudian pada kwartal II
kwartal II menjadi Rp. 20.242.064,- dan
terjadi
pada
27.276.460,-
2008
dan
III kembali naik menjadi Rp. 27.396.839,-.
kwartal
kwartal
III
I
naik
sebesar
menjadi
Rp.
21.411.872,-. Pada tahun 2009 kwartal I mengalami
kenaikan
lagi
menjadi
Rp.
dan pada kwartal III naik
menjadi Rp. 228.187.564,-.
Rp.
Modal penyertaan adalah penyetoran
24.785.088, pada kwartal II naik menjadi
modal pada koperasi berupa uang dan/atau
Rp. 27.958.857,- dan pada kwartal III
barang yang dapat dinilai dengan uang
mengalami
yang disetorkan oleh perorangan dan/atau
penurunan
menjadi
penurunan
menjadi
Rp.
27.812.381,-. Pada tahun 2010 kwartal I
badan
mengalami
memperkuat permodalan koperasi guna
penurunan
menjadi
Rp.
27.256.157,- pada kwartal II turun lagi
hukum
untuk
menambah
meningkatkan kegiatan usahanya.
menjadi Rp. 27.169.530,- dan pada kwartal Tabel 3. Modal Penyertaan Periode 2008-2012 Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Kwartal I II III Total I II III Total I II III Total I II III Total I II III Total
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012
86
Modal Penyertaan (Rp) 30.981.384 34.573.166 47.298.266 112.852.816 48.319.672 50.873.166 48.700.723 147.893.561 53.078.416 55.706.500 59.707.468 168.492.384 62.412.903 60.373.166 62.335.786 185.121.855 73.890.832 65.039.833 67.710.720 206.641.385
Perkembangan (Rp.) 3.591.782 12.725.100 1.021.406 2.553.494 (2.172.443) 35.040.745 4.377.693 2.628.084 4.000.968 20.598.823 2.705.435 (2.039.737) 1.962.620 16.629.471 11.555.046 (8.850.999) 2.670.887 21.519.530
(%) 0 10,3 0 2,1 5 (4,4) 23,6 8,2 4,7 6,8 12,2 4,3 (3,3) 2,6 8,9 15,3 (13,6) 3,9 10,4
dan
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Berdasarkan tabel 3 di atas dapat diketahui kenaikan dan penurunan modal penyertaan BMT Pahlawan Tulungagung periode tahun 2008 – 2012 dalam setiap kwartal. Pada tahun 2008 kwartal I sebesar Rp. 30.981.384,- mengalami kenaikan pada kwartal II menjadi Rp. 34.573.166,- dan pada kwartal III naik menjadi Rp. 47.298.266,-. Pada tahun 2009 kwartal I mengalami peningkatan menjadi Rp. 48.319.672,- pada kwartal II naik menjadi Rp. 50.873.166,- dan pada kwartal III mengalami penurunan menjadi Rp. 48.700.723,-. Pada tahun 2010 kwartal I mengalami penurunan menjadi Rp. 53.078.416,- pada kwartal II naik lagi menjadi Rp. 55.706.500,- dan pada kwartal III kembali naik menjadi Rp. 59.707.468,Tahun 2011 Kwartal I naik menjadi Rp.
62.412.903,- kwartal II turun menjadi Rp. 60.373.166,- dan pada kwartal III menguat lagi menjadi Rp. 62.335.786,-. Tahun 2012 kwartal I mengalami peningkatan menjadi Rp. 73.890.832,- kemudian pada kwartal II terjadi penurunan menjadi Rp. 65.039.833,dan pada kwartal III kembali naik menjadi Rp. 67.710.720,Simpanan wajib adalah jumlah simpanan tertentu yang tidak harus sama yang wajib dibayar oleh anggota kepada koperasi dalam waktu dan kesempatan tertentu. Simpanan wajib tidak dapat diambil kembali selama yang bersangkutan masih menjadi anggota. Simpanan wajib adalah sejumlah uang yang harus disetor oleh para anggota koperasi secara terusmenerus tanpa batas maksimum nominalnya.
Tabel 4. Simpanan Wajib Periode 2008-2012 Tahun
Kwartal
2008
I II III Total I II III Total I II III Total I II III Total I II III Total
2009
2010
2011
2012
Simpanan Wajib (Rp) 7.732.710 8.578.000 9.090.397 25.401.107 10.687.901 12.100.777 13.845.676 36.634.354 14.352.014 15.809.622 16.009.793 46.171.429 17.604.557 17.909.351 18.746.014 54.259.922 18.822.894 24.204.069 25.190.388 68.217.351
Perkembangan (Rp) 845.290 512.397 1.597.504 1.412.876 1.744.899 11.233.247 506.338 1.457.608 200.171 9.537.075 1.594.764 304.794 836.663 8.088.493 76.880 5.381.175 986.319 13.957.429
(%) 0 9,8 5,6 0 14,9 11,6 12,6 30,6 3,5 9,2 1,2 20,6 9 1,7 4,4 14,9 0,4 22,2 3,9 20,4
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012
87
Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional
Berdasarkan table 4 dapat diketahui
kwartal I naik menjadi Rp. 14.352.014 pada
kenaikan dan penurunan Simpanan Wajib
kwartal
BMT Pahlawan Tulungagung tahun 2008–
15.809.622,- dan pada kwartal III kembali
2012 dalam setiap kwartal. Pada tahun
naik menjadi Rp. 16.009.793,-. Tahun 2011
2008 kwartal I sebesar Rp 7.732.710,-
Kwartal I naik menjadi Rp. 17.604.557,-
mengalami
II
kwartal II naik menjadi Rp. 17.909.351,-
menjadi Rp. 8.578.000,- dan pada kwartal
dan pada kwartal III menguat lagi menjadi
III naik menjadi Rp. 9.090.397,-. Pada
Rp. 18.746.014,-. Tahun 2012 kwartal I
tahun
mengalami
kenaikan
2009
pada kwartal
kwartal
I
mengalami
II
naik
lagi
peningkatan
menjadi
menjadi
Rp.
Rp.
peningkatan menjadi Rp. 10.687.901, pada
18.822.894,- kemudian pada kwartal II
kwartal II naik menjadi Rp. 12.100.777dan
terjadi peningkatan tajam menjadi Rp.
pada kwartal III mengalami peningkatan
24.204.069,- dan pada kwartal III kembali
menjadi Rp. 13.845.676,-. Pada tahun 2010
naik menjadi Rp. 25.190.388,-.
Tabel 5. Simpanan Sukarela Periode 200-2012 Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
Simpanan Sukarela (Rp) 1.905.412.559 2.044.019.873 2.280.561.155 6.229.993.587 2.675.007.037 2.812.665.611 2.987.234.012 8.474.906.660 3.066.449.870 3.169.663.782 3.400.452.299 9.636.565.951 3.931.761.021 4.002.057.910 4.074.536.378 12.008.355.309 4.098.553.119 4.056.947.049 4.114.903.411 12.270.403.579
Kwartal I II III Total I II III Total I II III Total I II III Total I II III Total
Perkembangan (Rp.) 138.607.314 236.541.282 394.445.882 137.658.574 174.568.401 2.244.913.073 79.215.858 103.213.912 230.788.517 1.161.659.291 531.308.722 70.296.889 72.478.468 2.371.789.358 24.016.741 (41.606.070) 57.956.362 262.048.270
(%) 0 6,7 10,3 0 14,7 4,8 5,8 26,4 2,5 3,2 6,7 12 13 2,2 1,7 19,7 0,5 (1) 1,4 2,1
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012
Berdasarkan tabel 5 di atas dapat
dalam setiap kwartal. Pada tahun 2008
diketahui terjadi kenaikan dan penurunan
kwartal I sebesar Rp. 1.905.412.559,-
Simpanan
mengalami
Sukarela
BMT
Pahlawan
Tulungagung periode tahun 2008–2012 88
kenaikan
pada kwartal
II
sebesar Rp. 2.044.019.873,- dan pada
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
kwartal
III
naik
sebesar
Rp.
sebesar Rp. 4.002.057.910,- dan pada
2.280.561.155,-. Pada tahun 2009 kwartal I
kwartal III menguat lagi sebesar Rp.
sebesar Rp. 2.675.007.037,- pada kwartal II
4.074.536.378,-. Tahun 2012 kwartal I
naik sebesar Rp. 2.812.665.611,- dan pada
sebesar Rp. 4.098.553.119,- kemudian pada
kwartal III mengalami peningkatan sebesar
kwartal II terjadi penurunan menjadi Rp.
Rp. 2.987.234.012,-. Pada tahun 2010
4.056.947.049,-
kwartal I sebesar Rp. 3.066.449.870,- pada
kembali naik sebesar Rp. 4.114.903.411,-.
kwartal II naik sebesar Rp. 3.169.663.782,-
Analisis
dan pada kwartal III permodalan
terhadap
dan pada kwartal III kembali naik sebesar
pendapatan
operasional
dengan
Rp. 3.400.452.299,-. Tahun 2011 Kwartal I
menggunakan analisis regresi berganda
sebesar Rp. 3.931.761.021,- kwartal II naik
dapat dilihat pada table berikut:
Tabel 6. Regresi Linier Berganda (Coefficients) Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model
1 (Constant) Simpanan Pokok Modal penyertaan Simpanan Wajib Simpanan Sukarela
637036.085 .398 .194 .207 .001
Standardized Coefficients Beta
3.002E6 .044 .068 .104 .000
.571 .694 .627 .459
T
Sig.
.212 9.114 2.860 2.003 3.310
.836 .000 .017 .073 .008
a.Dependent Variabel: Pendapatan Operasional
Sumber : Data sekunder, diolah, 2012
Berdasarkan tebel 6 yang diperoleh
dan X4 = 0, maka volume pendapatan
dari hasil pengolahan dengan menggunakan
operasional sebesar Rp. 637.036.085. b1=
program SPSS 16.0 for Windows maka diperoleh
persamaan
regresi
berganda
sebagai berikut : Y = 637.036.085 + 0.398X1 + 0.194X2 + 0.207X3 + 0.001X4 Persamaan regresi di atas dapat
0.398 artinya jika simpanan pokok (X1) mengalami peningkatan Rp. 1,- dan modal penyertaan (X2), simpanan wajib (X3), serta simpanan
sukarela
(X4)
tetap
maka
pendapatan operasional (Y) akan mengalami peningkatan sebesar Rp. 0.398,-. b2 =
dijelaskan sebagai berikut:
0.194 artinya jika modal penyertaan (X2)
a = 637.036.085 menunjukkan bahwa jika
mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,- dan
X atau permodalan (simpanan pokok,
simpanan pokok (X1), simpanan wajib
modal penyertaan, simpanan wajib, dan
(X3), serta sempanan sukarela (X4) tetap
simpanan sukarela) konstan atau X1, X2, X3
89
Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional
maka pendapatan operasional (Y) akan
Koefisien konstanta regresi sebesar
mengalami peningkatan sebesar Rp. 0.194,-
637.036.085
b3= 0.207 artinya jika simpanan wajib (X3)
operasional BMT Pahlawan dipengaruhi
mengalami peningkatan sebesar Rp. 1,- dan
permodalan sebesar 637.036.085. koefisien
simpanan pokok (X1), modal penyertaan
variable bebas bertanda positif
(X2), serta simpanan sukarela (X4) tetap
simpanan
maka pendapatan operasional (Y) akan
simpanan wajib dan simpanan sukarela
mengalami peningkatan sebesar Rp. 0.207,-
memiliki
b4= 0.001 artinya jika simpanan sukarela
pendapatan
(X4) mengalami peningkatan sebesar Rp 1,-
mempunyai pengaruh searah. Dengan kata
dan
modal
lain peningkatan simpanan pokok, modal
penyertaan (X2), serta simpanan wajib (X3)
penyertaan, simpanan wajib dan simpanan
simpanan
pokok
(X1),
tetap maka pendapatan operasional (Y) akan mengalami peningkatan sebesar Rp
artinya bahwa pendapatan
pokok,
modal
pengaruh
penyertaan,
positif
operasional,
yaitu
dengan
yang
artinya
sukarela diikuti oleh naiknya pendapatan operasional.
0,001,-. Tabel 7. Pengaruh Permodalan Terhadap Pendapatan Operasional Model
R
R Square
1
.992ª
.985
Adjusted R Square .979
Std. Error of the Estimate 338071.663
a. Predictors: (Constant), Simpanan Pokok, Modal Penyertaan, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012
Dalam kaitannya dengan tabel 7 di
Tulungagung tahun buku 2008 – 2012
atas maka dapat disajikan interpretasi atau
dipengaruhi oleh permodalan, sedangkan
arti ekonominya sebagai berikut:
sisanya 2,1 % dipengaruhi oleh faktor lain
Koefisien determinasi (R2) = 97,9 yang
menunjukkan
bahwa
97,9
%
pendapatan operasional BMT Pahlawan
yang tidak diteliti. Pengujian secara simultan (uji F) dijelaskan
pada
tabel
berikut:
Tabel 8. Annova Model Regression Residual Total
Sum of Squares 7.457E13 1.143E12 7.572E13
Df 4 10 14
Mean Square 1.864E13 1.143E11
F 163.118
a. Predictors: (Constant), Simpanan Pokok, Modal Penyertaan, Simpanan Wajib, Simpanan Sukarela b. Dependent Variable: Pendapatan Operasional
Sumber : Data Sekunder, diolah, 2012.
90
Sig. .000ª
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
Berdasarkan tabel 8 dapat dilihat bahwa
4,12. Dengan demikian simpanan pokok,
uji simultan ini menghasilkan nilai F hitung
modal penyertaan, simpanan wajib dan
sebesar 163.118 dengan tingkat signifikansi
simpanan
0,000 atau kurang dari 0,05. Nilai F tabel
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
untuk model regresi di atas dengan df untuk
pendapatan operasional.
sukarela
secara
simultan
α = 0,05 adalah db1 = k dan db2 n-k-1 (4,7)
Pengujian secara parsial atas variable
adalah 4,12. Hasil tersebut menunjukkan
bebas terhadap variable terikat dengan hasil
bahwa F hitung > F tabel, yaitu 163.118 >
sebagai berikut:
Tabel 9. Uji-t Unstandardized Coefficients B Std. Error
Model
1 (Constant) Simpanan Pokok Modal penyertaan Simpanan Wajib Simpanan Sukarela
637036.085 .398 .194 .207 .001
3.002E6 .044 .068 .104 .000
Standardized Coefficients Beta
.571 .694 .627 .459
T
Sig.
.212 9.114 2.860 2.003 3.310
.836 .000 .017 .073 .008
a. Dependent Variabel : Pendapatan Operasional Sumber : Data Sekunder, diolah 2012.
Dari hasil uji parsial pada tabel 9 pengaruh
masing-masing
simpanan
pokok,
modal
demikian,
dapat
disimpulkan
bahwa
variable
simpanan pokok berpengaruh positif dan
penyertaan,
signifikan terhadap pendapatan operasi-
simpanan wajib dan simpanan sukarela
onal.
dapat dijelaskan sebagai berikut;
b. Pengaruh modal penyertaan terhadap
a. Pengaruh simpanan pokok terhadap
pendapatan operasional BMT
pendapatan operasional BMT Pahlawan
Tulungagung pada tahun buku 2008 –
Tulungagung pada tahun buku 2008 –
2012.
2012.
Variabel
modal
Pahlawan
penyertaan
Variabel simpanan pokok mendapat-
mendapatkan statistik uji t sebesar 2.860
kan statistik uji t sebesar 9.114 dengan
dengan signifikansi 0,017. Nilai t tabel
signifikansi 0.000. Nilai t tabel untuk
untuk model regresi di atas df untuk α =
model regresi di atas df untuk α = 0,05
0,05; n-k-1 (0,05;7) adalah 2,3646. Hasil
adalah
tersebut
uji tersebut menunjukkan bahwa nilai
signifikansi
signifikansi (0,017) < 0,05 (5%) dan nilai t
0,000 < 0,05 (5%) dan nilai t-hitung
hitung (2,860) > t tabel (2,3646). Dengan
(9,114)
demikian, dapat disimpulkan bahwa modal
2,3646.
menunjukkan >
Hasil
bahwa t
tabel
nilai
uji
(2,3646).
Dengan
91
Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional
penyertaan berpengaruh positif signifikan
dominan
terhadap pendapatan operasional.
pendapatan
signifikan
mempengaruhi
operasional
adalah
nilai
variabel
terhadap
simpanan pokok (X1) dengan koefisien regresi
pendapatan operasional BMT Pahlawan
paling besar (0,398). Sehingga dikarenakan
c. Pengaruh
simpanan
wajib
Tulungagung pada tahun buku 2008 –
pengaruh positif dari variabel simpanan pokok (X1) yang sangat dominan, maka nampak pada
2012. Variabel simpanan wajib mendapatkan statistik uji t sebesar 2,003 dengan
hasil
pengujian
uji
t,
ke
tiga
variabel
independen yang lain yaitu modal penyertaan (X2) dan simpanan sukarela (X4), berpengaruh
signifikansi 0,073. Nilai t tabel untuk
positif signifikan dan simpanan wajib (X3),
model regresi di atas df untuk α =0,05;n-k-
yang tampak tidak berpengaruh signifikan
1 (0,05;7) adalah 2,3646. Hasil uji tersebut
terhadap pendapatan operasional.
menunjukkan
bahwa
nilai
signifikansi
Dengan
demikian
hipotesis
pada
(0,073) > 0,05 (5%) dan nilai t hitung
penelitian ini yang menyatakan dugaan
(2,003)
<
t
tabel
demikian,
dapat
simpanan
wajib
(2,3646).
Dengan
bahwa variabel simpanan sukarela (X4)
disimpulkan
bahwa
merupakan variabel yang paling dominan
berpengaruh
tidak
berpengaruh
terhadap
signifikan terhadap pendapatan operasi-
operasional
tidak
onal.
variabel
d. Pengaruh simpanan sukarela terhadap
berpengaruh
pendapatan operasional BMT Pahalawan
pendapatan operasional.
simpanan paling
pendapatan
terbukti, pokok
melainkan (X1)
dominan
yang
terhadap
Tulungagung pada tahun buku 2008-2012. Variabel simpanan sukarela mendapatkan statistik uji t sebesar 3.310 dengan
SIMPULAN Berdasarkan
hasil
analisis
dan
signifikansi 0,008. Nilai t tabel untuk
pembahasan yang telah dilakukan oleh
model regresi di atas df untuk α = 0,05; n-
penulis maka dapat disimpulkan sebagai
k-1 (0,05; 7) adalah 2,3646. Hasil uji
berikut: 1) Dengan menggunakan alat
tersebut
nilai
analisis uji F, simpanan pokok, modal
signifikansi (0,008) < 0,05 (5%) dan nilai t
penyertaan, simpanan wajib dan simpanan
hitung (3.310) > t tabel (2,3646). Dengan
sukarela
demikian,
bahwa
Tulungagung dalam periode tahun 2008
simpanan sukarela berpengaruh positif dan
sampai dengan tahun 2012 berpengaruh
signifikan terhadap pendapatan operasi-
positif dan signifikan terhadap pendapatan
onal.
operasional.
menunjukkan
dapat
bahwa
disimpulkan
pada
BMT
Pahlawan
Berdasarkan hasil uji t di atas, maka
Dengan menggunakan alat analisis uji
dapat disimpulkan bahwa variabel yang paling
t, menunjukkan bahwa: (1) simpanan
92
JURNAL BENEFIT VOL. 2 NO. 1 JANUARI 2014
pokok berpengaruh positif dan signifikan
memperoleh
terhadap pendapatan operasional, (2) modal
sehingga tujuan dan kesejahteraan anggota
penyertaan
dan
pada BMT Pahlawan Tulungagung dapat
signifikan terhadap pendapatan operasi-
tercapai, (3) Dinas Koperasi dan UKM
onal, (3) simpanan wajib ber-pengaruh
hendaknya melakukan pembinaan secara
tidak
pendapatan
rutin pada BMT Pahlawan Tulungagung
sukarela
dan memberikan bantuan dana untuk
berpengaruh
signifikan
operasional,
positif
terhadap
(4)
simpanan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pendapatan
yang
tinggi,
pengembangan koperasi.
pendapatan operasional. Variabel
yang
berpengaruh
paling
terhadap
operasional
adalah
dominan pendapatan
variabel
simpanan
pokok. Berdasarkan pembahasan,
hasil
maka
analisis
saran-saran
dan yang
disampaikan sebagai berikut: (1) Pengurus dan
pengelola
Tulungagung.
BMT untuk
Pahlawan meningkatkan
pelayanan kepada anggota dan nasabah. Dengan peningkatan pelayanan yang lebih baik maka mereka akan tertarik untuk melakukan partisipasi dan transaksi. Di samping itu juga hendaknya pengurus lebih giat lagi mengajak para anggotanya untuk meningkatkan perolehan modal sendiri. Sehingga dengan demikian BMT Pahlawan Tulungagung akan dapat meningkatkan penadapatan operasional-nya, (2) Pendapatan
operasional
Tulungagung fluktuatif
BMT
cenderung
atau
naik
Pahlawan mengalami
turun
yang
memungkinkan dapat mengganggu kinerja BMT
Pahlawan
Tulungagung
dan
kesejahteraan anggotanya. Untuk itu para anggota
sebaiknya
selalu
DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI. Jakarta: Penerbit PT. Rineka Cipta. Firdaus dan Susanto, Agus, Edi. 2004. Perkoperasian. Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia. Harmono. 2011. Manajemen Kauangan Berbasis Balanced Scorecard, Cetakan Kedua, Jakarta: Penerbit PT Bumi Aksara. Hendrojogi 2000. Koperasi Azas-Azas Teori dan Praktek, Edisi Revisi, Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada. Kasmir. 2004. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Edisi Keempat, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Modul Pelatihan BMT. 2006. Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (Pinbuk) Tulungagung. Muhamad, Adji. 2009. Pendidikan Anggota Koperasi. Dari http://www.lapenkopnas.com, diakses 29 Maret 2013. Pachta. Andjar. dkk, 2005. Manajemen Koperasi Teori Dan Praktek, Edisi Ketiga, Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.
aktif
meningkatkan volume modal sendiri agar 93
Analisis Pengaruh Sumber Dana Terhadap Pendapatan Operasional
Sitio. Arifin. dan Tamba, Haloman. 2006. Koperasi Teori Dan Praktek, Cetakan ke III. Surabaya: Penerbit Erlangga.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian, Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Penerbit Alfabeta.
Soemitra. Andi. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah, Cetakan ke I, Jakarta: Penerbit Kencana Prenada Media.
Sukirno, Sadono. 2005. Mikro Ekonomi Teori Pengantar. Edisi Ketiga. Jakarta: Penerbit PT Raja Grafindo Persada.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2012. Tentang Perkoperasian. Dari http://www.hukumonline.com. diakses 8 Januari 2013. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992. 2001. Tentang Perkoperasian, Cetakan VIII, Surabaya: Penerbit Arkola. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1967. Tentang Pokok - Pokok Perkoperasian, http://www.dpr.go.id/uu/uu1967. diakses 8 Januari 2013. Sudarsono, Heri. 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Syari’ah Deskripsi dan Ilustrasi. Edisi 3. Yogyakarta: Penerbit EKONISIA FE UII. Sudaryono, Saefullah, Asep dan Rahardja, Untung. 2012. Statistik Deskriptif For IT. Cetakan Pertama. Yogyakarta: Penerbit CV Andi.
94
Petunjuk bagi Penulis BENEFIT 1. Artikel yang ditulis meliputi hasil telaah dan hasil penelitian di bidang manajemen dan akuntansi. Naskah diketik dengan program Microsoft Word, huruf Time new Roman, ukuran 12 pts, dengan spasi ganda, dicetak pada kertas A4 sepanjang maksimum 30 halaman, dan diserahkan dalam bentuk print-out sebanyak 1 eksemplar beserta soft-copy-nya. Pengiriman naskah juga dapat dilakukan melalui e-mail ke alamat:
[email protected] 2. Artikel ditulis dalam bahasa Indonesia. Sistematika penulisan artikel hasil penelitian adalah judul; nama penulis, abstrak diserttai kata kunci; pendahuluan, metode, hasil dan pembahasan , simpulan, serta daftar rujukan. 3. Judul artikel dalam bahasa Indonesia tidak boleh lebih dari 12 kata, dan judul dalam bahasa Inggris tidak boleh lebih dari 10 kata. Judul dicetak dengan huruf kapital ditengah-tengah dengan ukuran huruf 13 poin. 4. Nama penulis artikel dicantumkan tanpa gelar akademik, disertai nama dan alamay lembaga asal dan ditempatkan di bawah judul artikel. Dalam hal artikrl ditulis oleh tim, penyunting hanya berhubungan penulis utama atau penulis yang namamya tercantum pada urutan pertama. Penulis utama harus mencantumkan alamat korespondensi atau e-mail. 5. Abstrak dan kata kunci ditulis dalam dua bahasa (Indonesia dan Inggris). Panjang masing-masing abstrak maksimum 150 kata, sedangkan jumlah kata kunci 3-5 kata atau gabungan kata. Abstrak minimal berisi judul artikel, tujuan, metode, dan hasil penelitian. 6. Bagian pendahuluan berisi latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian dan hasil kajian pustaka. Seluruh bagian pendahuluan dipaparkan secara terintegrasi dalam bentuk paragraf-paragraf, dengan panjang 15-20% dari total panjang artikel. 7. Bagian metode berisi paparan dalam bentuk paragraf tentang rancangan penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, dan analisis data yang secara nyata dilakukan oleh peneliti dengan panjang 10-15% dari total panjang artikel. 8. Bagian hasil penelitian berisi paparan hasil analisis yang berkaitan dengan pertanyaan penelitian. Setiap hasil penelitian harus dibahas. Pembahasan berisi pemaknaan hasil dan perbandingan dengan teori dan/atau hasil penelitian sejenis. Panjang paparan hasil dan pembahasan 40-60% dari total panjang artikel. 9. Bagian simpulan berisi temuan penelitian yang berupa jawaban atas pertanyaan atau berupa intisari hasil pembahasan. Simpulan disajikan dalam bentuk paragraf. 10. Daftar rujukan hanya memuat sumber-sumber yang dirujuk, dan semua sumber yang dirujuk harus tercantum dalam daftar rujukan. Sumber rujukan minimal 80% berupa pustaka terbitan 10 tahun terakhir. Rujuan yang digunakan adalah sumber-sumber primer berupa artikel-artikel penelitian dalam jurnal atau laporan penelitian (termasuk skripsi, tesis, disertasi). 11. Perujukan dan pengutipan menggunakan teknik rujukan berkurung (nama akhir, tahun). Pencantuman sumber pada kutipan langsung hendaknya disertai keterangan tentang nomor halaman tempat asal kutipan. Contoh: (Carrens, 2002: 37). 12. Daftar rujukan disusun dengan tata cara seperti contoh berikut ini dan diurutkan secara alfabetis dan kronologis. Artikel dari jurnal: Anindita, Ratya dan Shinta, Agustina. 2008. Pengaruh Kurs Dollar dan Harga Jagung Dunia terhadap Harga Jagung di Jawa Timur. Jurnal Ilmu-Ilmu Sosial (Social Sciences), 20 (1): 14-21. Referensi dari buku: Berman, B., dan J.R. Evans. 2001. Retail Management A Strategic Approach. Edisi ke-8. New Jersey: Prentice Hall., Inc. Referensi dari buku terjemahan: Kieso, Donald, E., Weygandt, Jerry, J. & Warfield, Terry, D. 2007. Akuntansi Intermediate. Jilid 1, Edisi Keduabelas. Terjemahan Emil Salim. 2008. Jakarta: Penerbit Erlangga. Artikel dalam Koran: Suwandi, Adig, 22 Mei 2008. Kebangkitan Industri Gula. Jawa Pos, hal. 4. Artikel dalam jurnal online: Marlina, Lisa dan Danica, Clara. 2009. Analisis Pengaruh Cash Position, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets terhadap Devidend Payout Ratio. Jurnal Manajemen Bisnis, (Online), 2 (1): 16,(http:///www.slideshare.net/RinggaArie/jurnal-manajemen-bisnis-vol-2-1-jan-2009), diakses 31 Januari 2009. Dokumen resmi: Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya. Skripsi, Tesis, Disertasi, Laporan penelitian: Agung, Perdana. 2008. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Produktivitas Karyawan Bagian Produksi pada PT Putra Lestari Indah di Tulungagung. Skripsi tidak dipublikasikan, Tulungagung: Fakultas Ekonomi Universitas Tulungagung.