An – Nafs, Vol. 10, No.01,Th 2016
Ii
ISSN 1907 - 3305 ===================================================================
JURNAL AN NAFS Volume 10, Nomor 1, Juni 2016 Terbit Sejak : 2007 ISSN : 1907 – 3305 Penerbit: Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi, Universitas Islam Riau Pelindung: Rektor Universitas Islam Riau Pengarah : Dekan Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau Pimpinan Redaksi : Juliarni Siregar, M. Psi, Psikolog Editor : Lisfarika Napitupulu, M. Psi, Psikolog T. Nila Fadhlia, M. Psi, Psikolog Syarifah Farradinna, M. Si Distribusi dan Sirkulasi : Mayang Sari
Mitra Bestari DR Agusnimar ( Universitas Islam Riau ) Prof. Madya. DR. Muhammad Ali bin Embi ( Universitas Utara Malaysia ) Prof. DR. Noor Rochman Hadjam,.SU (Universitas Gadjah Mada) Prof. DR. Irmawati (Universitas Sumatera Utara ) Prof. DR. Yohanes Oemar (Universitas Riau ) Drs. Syafhendy, M.Si (Universitas Islam Riau )
Alamat Redaksi : Fakultas Psikologi Universitas Islam Riau Jl. Kaharudin Nasution No:113 Perhentian Marpoyan Tlp. (0761) Fax. 0761 – 674834, Email :
[email protected] JURNAL AN NAFS diterbitkan 2 kali dalam setahun yaitu pada bulan Juli dan Desember. Naskah yang akan diterbitkan dapat diajukan terlebih dahulu kepada Dewan Redaksi. Naskah yang dikirimkan harus disesuaikan dengan petunjuk penulisan jurnal An Nafs. Pengirim juga menyertakan CV dan keterangan khusus lain terkait artikel yang dikirimkan.
i
An – Nafs, Vol. 10, No.01,Th 2016
Ii
ISSN 1907 - 3305 ===================================================================
Daftar Isi
Gambaran Perilaku Bullying pada Masa KanakKanak Akhir di Kota Medan Juliarni Siregar
1 - 10
Dinamika dan Manajemen Stres Santri Penghafaln Al-Qur’an Syahri Ramadhan
11 - 21
Coping Strategy Guru Sekolah Dasar dalam Menghadapi Perilaku Disruptive Siswa Selama Proses Pembelajaran di Kelas ditinjau dari Usia dan Tipe Kepribadian Guru Tity Hastuti, Lisfarika Napitupulu
22 - 29
Hubungan Antara Keberfungsian Keluarga Dengan Self Regulated Learning Siswa Di Smp Islam Pekanbaru Sigit Nugroho, Ana Nurjanah
30 - 39
Pengaruh Konsep Diri Dan Kepercayaan Diri Terhadap Perilaku Konsumtif Pembelian Gadget Pada Mahasiswa Fakultas Hukum Non Reguler Universitas Islam Riau Ahmad Hidayat, Chandra Kurniawan
40 - 49
Hubungan Pendidikan Dan Tinggi Badan Dengan Keluhan Gotrak Pada Petugas Rumah Sakit Raihanatu Binqalbi Ruzain
50 - 56
ii
HUBUNGAN PENDIDIKAN DAN TINGGI BADAN DENGAN KELUHAN GOTRAK PADA PETUGAS RUMAH SAKIT Raihanatu Binqalbi Ruzain Fakultas Psikologi, Universitas Islam Riau
[email protected] Abstract The purpose of this study to determine the relationship of educaticion and height to WMSDs complain among hospital workers.This type of research is observational. The design of the study is cross-sectional study design study design (Analytical Cross Sectional). Population is the AA Hospital ‘s workers that totaling 496 people, the sample was 205 workers were taken by simple random sampling. WMSDs complaints was the dependent variable and determined using questionnaire. Education and height were indepent variables and determined using qustionnare.The data were analyzed using univariate, bivariate with chi square. As many as 82.9% of the hospital workers studied experienced mild WMSDs complain. As many as 17.1% of the hospital workers experienced severeWMSDs complain. There is no significant relationship between WMSDs complain with education and hight (P > 0,01). From this research could be concluded that There was no relationship WMSDs complaint with education and height on AA Hospital’s workers . Recommendation for the hospital management was to implement health and safety work programe especially ergonomic programe to decrease WMSDs compliance in hospital workers. Keywords : WMSDs Complaint,Education, Height Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan keluhan GOTRAK dengan pendidikan dan tinggi badan. Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional. Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan penelitian desain studi penampang (Analitic Cross Sectional). Populasi adalah petugas Rumah Sakit AA yang berjumlah 496 orang, sampel adalah 205 petugas yang diambil secara simple random sampling. Keluhan GOTRAK adaah variabel dependen dan ditentukan dengan menggunakan kuesioner. Pendidikan dan tinggi badan adalah variabel independen dan ditentukan dengan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dengan chi square .Hasil penelitian ini adalah didapatkan82,9% petugas RS AA yang mengalami keluhan GOTRAK ringan dan 17,1% petugas dengan keluhan GOTRAK berat . Tidak terdapat hubungan signifikan anatara keluhan GOTRAK dengan pendidikan, tinggi badan ( P > 0,01). Dalam penelitian ini variabel pendidikan dan tinggi badan tidak berhubungan dengan keluhan GOTRAK pada petugas RS AA. Saran yang mungkin dilakukan manajemen adalah melakukan program K3 khususnya ergonomi untuk menurunkan keluhan GOTRAK pada petugas RS Kata kunci : Keluhan GOTRAK , Pendidikan, Tinggi Badan
Masalah muskuloskeletal merupakan hal yang umum pada sebagian populasi bekerja dan dapat mengakibatkan dampak sosial dan ekonomi yang serius pada individu dan masyarakat. Gangguan muskuloskeletal merupakan jenis penyakit yang paling sering ditemukan dan 37% dari hari kerja yang hilang disebabkan karena gangguan muskuloskeletal di negara bagian Washington antara tahun 1997 dan 2005, 27% dari semua klaim dana negara dikarena penyakit muskuloskeletal terkait pekerjaan (GOTRAK) dari leher, punggung dan ekstremitas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2005, diketahui bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita oleh pekerja di Indonesia berhubungan
An – Nafs, Vol. 10, No.01,Th 2016 ISSN 1907 - 3305 ==================================================================== dengan pekerjaan. Menurut studi yang dilakukan terhadap 482 pekerja pada 12 kabupaten di Ii
Indonesia, gangguan kesehatan yang dialami oleh pekerja antara lain gangguan musculoskeletal (16%), gangguan cardiovasuler (8%), gangguan syaraf (6%), gangguan pernafasan (3%) dan gangguan THT (1,5%). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2005, diketahui bahwa sekitar 40,5% penyakit yang diderita oleh pekerja di Indonesia berhubungan dengan pekerjaan. Menurut studi yang dilakukan terhadap 482 pekerja pada 12 kabupaten di Indonesia, gangguan kesehatan yang dialami oleh pekerja antara lain gangguan musculoskeletal (16%), gangguan cardiovasuler (8%), gangguan syaraf (6%), gangguan pernafasan (3%) dan gangguan THT (1,5%). GOTRAK adalah semua gangguan kesehatan dan cedera yang mengenai sistem gerak tubuh (otot, tendon, selaput tendon, ligamen, tulang-rangka, tulang rawan, sendi, discus intervertebralis, bursa , pembuluh darah dan syaraf) yang disebabkan atau diperberat oleh berbagai faktor risiko pekerjaan dan/atau lingkungan kerja. GOTRAK dapat diidentifikasi secara cepat dengan berbagai instrument, antara lain dengan menggunakan kuesioner dan penilaian Rapid Entire Body Assesment (REBA). Pada saat dilakukan praktek lapangan mata kuliah ergonomi dan K3RS di Rumah Sakit AA, penulis melihat petugas melakukan aktivitas dengan tidak ergonomis. Dari 40 petugas Rumah Sakit AA Pekanbaru yang dilakukan wawancara terarah ditemukan 75 % petugas mengeluh menderita GOTRAK dengan berbagai tingkat nyeri di berbagai tempat tubuhnya. Melihat hasil survey awal ini penulis tertarik melakukan penelitian lebih lanjut di Rumah Sakit AA, yaitu ingin mengetahui informasi besaran keluhan GOTRAK dan faktor-faktor apa saja yang berhubungan dengan keluhan GOTRAK pada petugas Rumah Sakit AA. Dengan hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk mendapatkan informasi keluhan GOTRAK dalam rangka pencegahan timbulnya GOTRAK di masa yang akan datang pada petugas Rumah Sakit AA. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi dalam pengembangan keilmuan di bidang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, khususnya dalam pencegahan GOTRAK di masa yang akan datang, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai informasi untuk penelitian lebih lanjut di masa yang akan datang.
METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat kuantitatif analitik obsevasional dengan jenis disain studi penampang analitik (analytic cross-sectional), dengan petugas Rumah Sakit AA Pekanbaru tahun 2015 sebagai
2
An – Nafs, Vol. 10, No.01,Th 2016 ISSN 1907 - 3305 ==================================================================== target populasi penelitian. Penentuan besar sampel dilakukan berdasarkan tabel sample size for oneIi
sample test of proportion. Dengan cara stratified random sampling, dari seluruh petugas pada 18 unit kerja rumah sakit AA yang berjumlah 496 orang, diambil sebagai sampel penelitian sebanyak 205 orang petugas. Keluhan GOTRAK sebagai variabel dependen, sedangkan pendidikan dan tinggi badan sebagai variabel independen. Keluhan GOTRAK adalah gejala yang ada pada salah satu bagian tubuh atau lebih yang dikeluhkan oleh responden berupa pegal pada otot, kaku, nyeri, kesemutan, rasa terbakar dan bengkak pada otot/persendian. Keluhan GOTRAK didapatkan melalui kuesioner, dengan katagori: 1. Keluhan GOTRAK ringan, 2.Keluhan GOTRAK berat. Pendidikan adalah pendidikan terakhir responden, data pendidikan didapat melalui kuesinoner, dengan katagori : 1.Pendidikan rendah(SDSMA), 2.Pendidikan tinggi (Diploma-Spesialis). Tinggi badan adalah ukuran tinggi badan petugas rumah sakit yang menjadi responden yang diukur menggunakan alat ukur tinggi badan. Kategori tinggi badan : 1. Tidak berisiko (151,3171cm), 2.Berisiko(<151,3cm atau >171cm). Analisis univariat dilakukan terhadap variabel dependen keluhan GOTRAK dan variabel independent pendidikan dan tinggi badan. Analisis bivariat untuk mengetahui signifikansi hubungan antara antara masing-masing variabel independen dan satu variabel dependen dan sekaligus menghitung besarnya risiko dengan menggunakan indikator Prevalence Odds Ratio (POR). Signifikansi hubungan diketahui dengan menggunakan uji Chi Square. Analisis multivariat untuk mengetahui variabel independen yang betul-betul berhubungan dengan variabel dependen, menghitung besarnya risiko dengan angka Prevalence Odds Ratio (POR) dan menghilangkan pengaruh variabel pengacau. Analisis multivariat digunakan untuk mengontrol faktor perancu (confoundingfactor) yaitu dengan model analisis Multiple Logistic Regression. HASIL PENELITIAN Analisis Univariat Hasil analisis univariat keluhan GOTRAK pada petugas Rumah Sakit AA didapatkan 170 (82,9%) orang dengan keluhan GOTRAK ringan dan 35 (17,1) orang dengan keluhan GOTRAK berat.
Tabel 1. Karakteristik pekerja rumah sakit S Variabel
N
%
3
An – Nafs, Vol. 10, No.01,Th 2016 ISSN 1907 - 3305 ==================================================================== Ii
Jenis Keluhan Gotrak Keluhan ringan Keluhan berat Pendidikan Pendidikan tinggi Pendidikan rendah Tinggi badan Tidak berisiko Berisiko
170 35
82,9 17,1
151 54
151 54
151 54
83,4 16,6
Analaisis Bivariat Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel independen pendidikan dan tinggi badan tidak ada yang berhubungan signifikan dengan keluhan GOTRAK (P > 0,01). Tabel 2. Hubungan Beberapa Variabel Independen Dengan Keluhan GOTRAK pada Petugas Rumah Sakit AA.
Variabel Indevenden dan kategori Pendidikan Pendidikan rendah Pendidikan tinggi Tinggi Badan 151,3-171cm <151,3cm atau >171cm
Keluhan WMSDs Ringan Berat
Jumlah
P Value
POR (95%CI)
n(%)
n(%)
n(%)
44(81,5) 126(83,4)
10(18,5) 25(16,6)
54(100) 151(100)
0,742
0,873 (0,388-1,962)
144(84,2) 26(76,5)
27(15,8) 8(23,5)
171(100) 34(100)
0,273
1,641 (0,672-4,007)
DISKUSI Keluhan GOTRAK pada petugas Rumah sakit AA didapatkan 170 orang (82,9%) petugas dengan kategori keluhan GOTRAK ringan, 35 orang(17,1%) petugas dengan keluhan GOTRAK berat. Besarnya jumlah responden yang mengalami keluhan GOTRAK pada petugas Rumah Sakit AA tahun 2015, hal ini juga ditemukan pada penelitian Asni Sang di penelitian Asni Sang ditemukan dari 46 responden , 34 orang (73,9 %) mengalami keluhan GOTRAK dan 12 orang ( 26%) tidak mengalami keluhan WMSDs. Hasil penelitian ini menunjukkan variabel independen pendidikan dan tinggi badan tidak ada yang berhubungan signifikan dengan keluhan GOTRAK (P > 0,01). Pendidikan tidak memiliki hubungan langsung dengan keluhan GOTRAK. Pendidikan disini dimaksudkan hanya untuk
4
An – Nafs, Vol. 10, No.01,Th 2016 ISSN 1907 - 3305 ==================================================================== mengetahui tingkat pengetahuan pekerja mengenai cara/sikap kerja yangbenar. Pada penelitian ini Ii
ditemukan variabel pendidikan tidak mempunyai hubungan dengan keluhan WMSDs. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh perilaku petugas yang tidak mencerminkan tingkat pendidikan mereka yaitu walaupun tingkat pendidikan mereka tinggi tetapi tetap bekerja dalam posisi postur tidak ergonomi. Hal ini tidak sesuai dengan penelitian Indri Santiasih yang menyatakan pendidikan berhubungan signifikan dengan keluhan GOTRAK. Hasil uji statistik menggunakan Chi-Square Test diperoleh nilai p = 0,273 , terlihat p> 0,01. Berarti tidak ada hubungan bermakna antara tinggi badan dengan keluhan GOTRAK petugas RS AA. Hal ini kemungkinan dikarenakan alat-alat kerja yang digunakan masih tidak ergonomis atau jenis peralatan yang tidak dapat disesuaikan dengan tinggi badan pekerja. Atau bisa juga disebabkan oleh petugas yang tidak menyesuaikan ketinggian peralatan kerja yang mereka gunakan. Hal ini tidak sesuai dengan penelitan Tana (2009) tinggi badan berhubungan signifikan dengan keluhan GOTRAK dimana dari hasil uji statistik ditemukan p < 0,01. Dalam analisis multivariate didapatkan variabel tinggi badan merupakan counfounding terhadap variabel pendidikan.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan petugas Rumah Sakit AA yang mengalami keluhan GOTRAK ringan adalah 82,9% dan keluhan GOTRAK berat 17,1% dalam sampel. Variabel pendidikan dan tinggi badan tidak berhubungan dengan keluhan GOTRAK. Saran Dalam pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja disarankan pada manajemen Rumah Sakit lebih banyak memberikan perhatian pada setiap program Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang berkaitan dengan keluhan GOTRAK. Dengan demikian disarankan pada menajemen Rumah Sakit AA melakukan : 1. Pengendalian melalui Perundang-undangan (Legistative Control) dengan menjalani peraturan terkait K3RS 2. Pengendalian teknis (enginering control), diantaranya berupa : peralatan dan sarana rumah sakit dibuat sesuai dengan antropometri petugas rumah sakit. Ram dibuat dengan kemiringan kurang dari 30 derajat agar petugas tidak mengerahkan tenaga saat mendorong brankar pasien 3. Pengendalian administrative, diantaranya managemen Rumah Sakit AA membentuk komite K3 Rumah Sakit yang dipimpin oleh tenaga ahli S2 K3 atau S1 K3 yang tela mendapat pelatihan K3. Tiap unit kerja Rumah Sakit memiliki 2 petugas yang bertanggung jawab K3 unit nya masingmasing. Penerimaan petugas sesuai dengan keahlian. Pelatihan atau training K3 khususnya K3 Rumah Sakit dan ergonomi
5
An – Nafs, Vol. 10, No.01,Th 2016 ISSN 1907 - 3305 ==================================================================== 4. Pengendalian Medis berupa pemeriksaan kesehatan petugas sebelum bekerja agar pekerja dapat Ii
dipastikan sehat. Tersedianya klinik khusus petugas Rumah Sakit yang bisa memantau kesehatan petugas dan timbulnya keluhan GOTRAK. Dilakukan senam bagi petugas rumah sakit secara rutin sebagai upaya meningkatkan kebugaran dan juga membiasakan melakukan Streching atau peregangan sebelum, di sela-sela bekerja dan setelah bekerja. Kegiatan olahraga yang ergonomik ini untuk melatih kekuatan dan kelenturan otot terutama darah perut, pinggang dan panggul.
DAFTAR PUSTAKA Bush M. (2012). Ergonomic Foundational Principle Aplications and Technologis. CRC Press: 203204. Lutman. (2003). Preventing Musculoskeletal Disorders in the Workplace. Protecting Workers’ Health Series No 5-7. Ngan, K., Drebit., Siow., Yu., Keen., & musculoskeletalinjuriesamong Medicine.
Alamgir. (2010). Risks and causesof healthcareworkers. Occupational
ILO. (2000). Safework In focus Programme on Safety, Health and the Environment, What is workplace stress? Perkins L. (1994). Modern Industrial Hygiene, 2, ACGIH:135. Pheasant, S. (1992). Ergonomics, Work and Health. Aspen Publisher Inc Gaithersburg. Maryland Gaithersburg : 3. Santiasih. (2012). Kajian manual material handling terhadap kejadian low back pain pada pekerja tekstil. Diunduh dari : https://www.researchgate.net/publication/237074728_A_Study_of_Manual_Material_Handl ing_on_Textile_Workers%27s_Low_Back_Pain_Cases Sang, A. (2013). Hubungan risiko postur kerja dengan keluhan musculoskeletal disorders (MSDS) pada pemanen kelapa sawit di PT. Sinergi Perkebunan Nusantara, Diunduh pada tanggal dari : http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/8615/ASNI%20SANG%20(K11 109291).pdf?sequence=1,. Simoneau, S., Vincent S. M., Chicoine. (1996). Work Related Musculoskeletal disorders A Better Ubderstanding For More Effective Prevention , Saint Leonard ; Institut de Researche Robert-Sauve : 16 Tailor. (2004). Ergonomic. Elsevier Butter Worth Heinnemann: 450. Tana, L., & Delima. (2010). Gambaran Nyeri Pinggang Pada Paramedis di Beberapa Rumah Sakit di Jakarta.
6
An – Nafs, Vol. 10, No.01,Th 2016 ISSN 1907 - 3305 ==================================================================== Tresnaningsih, E. (2012). Buku Ajar Ergonomi dasar, 2, 1-2. Ii
Tarwaka,Salichul H., & Lilik S. (2004). Ergonomi untuk keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Produktivitas.. Uniba Press
7