JURNAL ADMINISTRASI PENDIDIKAN EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN GORONTALO
Oleh WIDYANINGSIH LAPOLO NIM: 131 411 083
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN MANAJEMEN PENDIDIKAN 2015
EFEKTIVITAS PENGELOLAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN GORONTALO. Widyaningsih Lapolo1 , Abdul Kadim Masaong, Ikhfan Haris2 Jurusan Administrasi Pendidikan, Program Studi S1 Manajemen Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Gorontalo Email :
[email protected] ABSTRAK Widyaningsih Lapolo. 2015. Efektivitas Pengelolaan Pendidikan dan Pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo. Pembimbing I Prof. Dr. Abdul Kadim Masaong, M.Pd, Pembimbing II Dr. Phill Ikhfan Haris, M.Sc. Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode deskriptif dan teknik pengumpulan data angket. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: Efektivitas pengelolaan pendidikan dan pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo secara umum sudah berada pada kategori efektif dengan hasil persentase 83,9%, artinya efektivitas pengelolaan pendidikan dan pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo jika ditinjau dari perencanaan program, pelaksanaan program dan evaluasi program pendidikan dan pelatihan telah terlaksana secara efektif, meskipun ada beberapa hal yang masih perlu diperbaiki oleh pihak penyelenggara.
Kata Kunci : Efektivitas Pengelolaan, DIKLAT
1. Widyaningsih Lapolo, 2015. Program Studi S1 Manajemen Pendidikan. Jurusan Administrasi Pendidikan.Fakultas Ilmu Pendidikan. Universitas Negeri Gorontalo. 2. Pembimbing I Prof. Dr. Abdul Kadim Masaong, M.Pd dan Pembimbing II Dr. Phil. Ikhfan Haris, M.Sc.
PENDAHULUAN Pendidikan dan pelatihan sebagai suatu proses pembelajaran dalam organisasi yang mengarah pada perubahan sikap dan perilaku pegawai untuk memenuhi harapan kualifikasi kerja dan tuntutan perkembangan organisasi baik internal maupun eksternal. Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2000, disebutkan bahwa tujuan pendidikan dan pelatihan antara lain, meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap untuk dapat melakukan tugas jabatan secara profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika PNS, sesuai dengan kebutuhan instansi, memantapkan sikap dan semangat pengabdian, yang berorientasi pada pelayanan, pengayoman dan pemberdayaan masyarakat, menciptakan kesamaan visi dan dinamika pola pikir. Hal tersebut senantiasa memberikan motivasi kepada pegawai agar lebih meningkatkan kualitas diri dengan mengikuti diklat. Pendidikan dan pelatihan pegawai tidak akan berjalan efektif tanpa adanya tekad dari pegawai yang bersangkutan. Kebijakan pendidikan dan pelatihan umumnya memberikan kesempatan tetapi tidak memaksa para pegawai, sebab kebijakan yang sehat menghindari pemaksaan. Untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan selalu dipengaruhi oleh keinginan dari dalam diri pegawai itu sendiri. Sistem manajemen diklat dikelola dalam lingkup pendidikan dan pelatihan agar dapat memberikan pengaruh positif dalam lingkungan organisasi. Sebagai institusi yang berwenang dalam menangani hal ini, Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan (BKD-DIKLAT) Kabupaten Gorontalo dalam mewujudkan aparatur pemerintahan yang bersih, profesional dan sejahtera berkewajiban untuk mendukung agenda pembangunan nasional sebagaimana tertuang dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah No. 101 Tahun 2000, tentang Diklat Pegawai Negeri Sipil, salah satunya adalah dengan memfokuskan pada upaya peningkatan kualitas penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan dengan tugas menyusun kebijakan teknis di bidang pendidikan dan pelatihan dan pengembangan Pegawai Negeri Sipil sebagaimana yang diatur dalam peraturan perundang-undangan. Meningkatkan produktivitas dan efektivitas Pegawai Negeri di lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten Gorontalo, Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan (BKD-DIKLAT) Kabupaten Gorontalo telah mengupayakan kerjasama antara berbagai satuan kerja yang melaksanakan kegiatan pelatihan, juga meningkatkan tekat mencapai sasaran yang telah di tetapkan. Disamping itu, Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo mengupayakan manajemen pendidikan dan pelatihan dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan agar dapat memberikan pengaruh positif dalam lingkungan organisasi, serta lancarnya koordinasi antara pimpinan dan bawahan sehingga organisasi dapat bergerak sebagai satu kesatuan yang utuh. Namun, yang menjadi permasalahannya adalah keterbatasan anggaran pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan kabupaten Gorontalo sehingga pelaksanaan manajemen diklat kurang optimal.
Dalam pencapaian sasaran pendidikan dan pelatihan, diperlukan rancangan, implementasi maupun evaluasi yang tepat dan efektif dalam penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan. Melalui pelaksanaan program ini, diharapkan setiap pegawai yang mengikuti dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang nantinya dapat sebagai modal untuknya dalam bekerja sehingga mampu meningkatkan kinerjanya dalam rangka pencapaian tujuan maupun pengembangan instansi yang kearah yang lebih baik lagi. Adapaun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana perencanaan program pendidikan dan pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo? (2) Bagaimana pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo? (3) Bagaimana evaluasi pelaksanaan pendidikan dan pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo? KAJIAN TEORI Efektivitas Pengelolaan Program Pendidikan dan Pelatihan (DIKLAT) Efektivitas merupakan tingkat hingga dimana suatu organisasi memilih tujuantujuan yang tepat dan mencapainya secara efisien, dalam batas kendala-kendala dan sumber-sumber daya yang terbatas adanya (Winardi, 2006:60). Pendapat lain dikemukakan oleh Sugian, (2006:45) bahwa efektivitas yaitu tingkatan realisasi tentang aktivitas-aktivitas yang direncanakan dan hasil-hasil yang diraih. Pengelolaaan menurut Robbins (2011:48) adalah usaha untuk menangani kompleksitas manajemen yang baik untuk menghasilkan keteraturan dan konsistensi dengan cara mempersiapkan rencana formal, merancang struktur organisasi yang kuat dan memonitoring hasil berdasarkan rencana. 1. Perencanaan Program Pendidikan dan Pelatihan Memulai suatu kegiatan dalam fungsi manajemen dimulai dari perencanaan. Cropper (1998:1) berpendapat : Planning is the basis from which all other function are spawned. Without a congruent plan, organizations usually lack a central focus. Bahwa perencanaan adalah dasar yang akan dikembangkan menjadi sebuah fungsi berikutnya. Tanpa rencana yang tepat dan pada sebuah organisasi akan kehilangan focus sentral berpijak bukan sekedar daftar kegiatan yang harus dilakukan. Perkembangan terbaru dalam manajemen pelatihan yang diperkenalkan oleh Prof. Leonard Nadler, dengan “ The Critical Event Model”menjadi titik berat atau inti dijadikan acuan dalam mengelola sebuah pelatihan. Tahapan atau langkah-langkah yang terdapat dalam The CEM terurai dalam 9 langkah /Event. Kesembilan langkah
tersebut yaitu (1) Identifikasi dan analisis kebutuhan pelatihan bagi sebuah organisasi (Identify Needs Of The Organizzation), (2) Analisis Jabatan dan Tugas (Specify Job Performance), (3) Klasifikasi Peserta pelatihan (Identify Lerarning Needs), (4) Merumuskan Tujuan Pelatihan (Determine Objectives), (5) Merancang Kurikulum dan Silabus (Build Curriculum ), (6) Penentuan Strategi Instruksional Pelatihan dan Acuan (TOR) (Select Instructional Strategies), (7) Rencana Program Pelatihan (Obtain Instructional Resources), (8) Pelaksanaan Program Pelatihan (Conduct Training), dan (9) Evaluasi Program Pelatihan (Evaluation and Feedback ). 2. Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan Setelah semua perencanaan selesai dilakukan, tahap selanjutnya adalah pelaksanaan kegiatan diklat, namun sebelum menyelenggarakan kegiatan diklat, terlebih dahulu menentukan diklat apa yang akan diselenggarakan sesuai dengan analiis kebutuhan yang telah dilakukan sebelumnya. Ada dua jenis diklat Pegawai Negeri Sipil, yaitu diklat prajabatan dan diklat dalam jabatan. Diklat Prajabatan adalah diklat untuk membentuk wawasan kebangsaan, kepribadian dan etika PNS serta memberikan pengetahuan dasar tentang system penyelenggaraan Pemerintahan Negara dan tentang bidang tugas serta budaya organisasinya agar mampu melaksanakan tugas jabatan sebagai PNS (Taufan, 2011:1). Sasarannya adalah terwujudnya Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang memiliki kompetensi yang sesuai dengan persyaratan pengangkatan untuk menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan ketentuan : (1) Diklat Prajabatan Golongan I untuk menjadi PNS Golongan I; (2) Diklat Prajabatan Golongan II untuk menjadi PNS Golongan II; (3) Diklat Prajabatan Golongan III untuk menjadi PNS Golongan III. Diklat dalam jabatan merupakan diklat yang dilakukan ketika pegawai tersebut sudah berada dalam suatu jabatan yang dienggannya. Diklat dalam jabatan terdiri dari 3 (tiga) jenis diklat, yaitu diklat kepemimpinan, diklat fungsional dan diklat structural. Diklat Kepemimpinan yang selanjutnya disebut dengan DIKLATPIM adalah diklat yang memberikan wawasan, pengetahuan, keahlian, ketrampilan, sikap dan perilaku dalam bidang kepemimpinan aparatur, sehingga mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan dalam jenjang jabatan struktural tertentu. Diklat Kepemimpinan dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi kepemimpinan aparatur pemerintah yang sesuai dengan jenjang jabatan struktural. Diklat Fungsional adalah diklat yang memberikan bekal pengetahuan dan/atau keterampilan bagi Pegawai Negeri Sipil sesuai keahlian dan ketrampilan yang diperlukan dalam jabatan fungsional (Taufan, 2011:2). Diklat Fungsional adalah jenis Diklat Pegawai Negeri Sipil yang dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi yang disesuaikan dengan jenis dan jenjang jabatan fungsional masing-
masing, seperti : (1) Diklat fungsional keahlian yaitu diklat yang memberikan pengetahuan dan keahlian fungsional tertentu yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan tugas jabatan fungsional keahlian yang bersangkutan, dan (2) Diklat fungsional ketram pilan yaitu diklat yang memberikan pengetahuan dan ketrampilan fungsional tertentu yang berhubungan langsung dengan pelaksanaan tugas jabatan fungsional keahlian yang bersangkutan. Diklat teknis dilaksanakan untuk mencapai persyaratan kompetensi teknis yang diperlukan untuk pelaksanaan tugas PNS. Kompetensi Teknis adalah kemampuan PNS dalam bidang-bidang teknis tertentu untuk pelaksanaan tugas masing-masing. (1) Diklat teknis bidang umum/administrasi dan manajemen yaitu diklat yang memberikan ketrampilan dan/atau penguasaan pengetahuan di bidang pelayanan teknis yang bersifat umum dan di bidang administrasi dan manajemen dalam menunjang tugas pokok instansi yang bersangkutan, (2) Diklat teknis substantif yaitu diklat yang memberikan keterampilan dan/atau penguasaan pengetahuan teknis yang berhubungan secara langsung dengan pelaksanaan tugas pokok instansi yang bersangkutan. Setelah menentukan jenis diklat yang akan diselenggarakan, selanjutnya tahapan pelaksanaan kegiatan diklat yang meliputi tahap persiapan pelaksanaan diklat, pembukaan diklat dan penutupan diklat. 3. Evaluasi Pelaksanaan Pendidikan dan Pelatihan Sebelum kegiatan dievaluasi, terlebih dahulu dimonitoring. Monitoring adalah kegiatan yang dilakukan secara periodic oleh pihak luar maupun dalam untuk menjamin bahwa pelaksanaan suatu kegiatan itu sesui dengan apa yang telah ditetapkan, sesuai prosedur, aturan hukum, serta peran dan fungsi masing-masing. Dan fokus monitoring lebih ditekankan pada proses pelaksanaan tugas. Wahyuni, (2013:15) menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi diklat, pimpinan lembaga diklat harus memiliki komitmen yang kuat untuk peningkatan kualitas penyelenggaraan diklat. Siswanto, (2003:220) mengemukakan, evaluasi dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan memiliki tujuan sebagai berikut: (1) Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh peserta pendidikan dan pelatihan dalam suatu periode proses belajar mengajar tertentu, (2) Untuk mengetahui posisi atau kedudukan peserta dalam kelompoknya, (3) Untuk mengetahui tingkat usaha yang telah dilakukan para peserta dalam kegiatan pendidikan dan pelatihan, (4) Untuk mengetahui efisiensi metode pendidikan dan pelatihan yang digunakan. selanjutnya, Simamora, (2006:328) menegaskan bahwa Evaluasi membutuhkan adanya penilaian dampak program terhadap perilaku dan sikap dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Pengukuran efektivitas pelatihan meliputi penilaian : Reaksi (Bagaimana perasaan partisipan
terhadap program); Belajar (Pengetahuan. Keahlian, dan sikap yang diperoleh sebagai hasil pelatihan); Perilaku (perubahan yang terjadi pada pekerjaan sebagai akibat pelatihan); Hasil (dampak pelatihan pada keseluruhan efektivitas organisasi atau pencpaiannya pada tujuan organisasional). Evaluasi diklat biasanya dilakukan terhadap peserta dan pemateri diklat. Evaluasi peserta dilakukan dengan menilai tingkat partisipasi peserta, kerjasama dengan peserta lainnya, kerjasama dengan instruktur/pemateri diklat, dan menilai peserta dalam keterlibatannya pada saat pelaksanaan kegiatan diklat sesuai dengan kerangka acuan pelatihan. Evaluasi pemateri dilakukan oleh peserta diklat dan manajemen penyelenggara kegiatan diklat. Hasil penilaian diolah dan disampaikan kepada yang bersangkutan sebagai masukan dan untuk peningkatan kualitas masingmasing pada masa yang akan datang. Setelah melakukan evaluasi, penyelenggara program diklat melakukan tindak lanjut program diklat. Menurut Haris, (2014:119) Rencana tindak lanjut pelatihan adalah setiap upaya atau kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan setelah kegiatan pelatihan selesai. Setelah mengikuti suatu program pelatihan peserta akan kembali ke tempat kerja masing-masing, dan dengan kembalinya peserta dari tempat pelatihan tersebut tidak berarti bahwa pelatihan telah selesai, khusunya bagi pendiidkan orang dewasa, hasil pelatihan baru dapat dilihat setelah mereka kembali ke lapangan atau ke tempat kerja masing-masing dan melakukan suatu kegiatan. METODE PENULISAN Penelitian ini dilaksnakan di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo. Berlokasi di Jalan Kolonel Rauf Moo Nomor 17, Kelurahan Kayu Bulan, Kecamatan Limboto, Kabupaten Gorontalo, dilakukan selama 3 (tiga) bulan, yaitu dimulai dari bulan April sampai dengan bulan Juni 2015. Penelitian ini adalah penelitian dengan pendekatan kuantitatif dengan metode penelitian deskriptif. Dalam hal ini peneliti mendeskripsikan realita yang berkaitan dengan efektivitas pengelolaan pendidikan dan pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo yang mencakup perencanaan progam pendidikan dan pelatihan, pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan, dan evaluasi program pendidikan dan pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah Penyelenggara Program Diklat yaitu Pegawai Negeri di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo dan pegawai Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Gorontalo sebagai Peserta diklat Analisis Kebutuhan Diklat (AKD), peserta diklat
Kepegawaian I dan Kepegawaian II, serta peserta diklat Komputer I dan Komputer II Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Gorontalo, sehingga jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 198. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 66 responden, dengan menggunakan teknik penarikan sampel yang dilakukan secara acak (ramdom sampling), dengan N menggunakan rumus slovin yaitu : n= (Riduan, 2007:65). N.d²+1 Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi awal, yang dilakukan peneliti untuk memperoleh data yang akurat, dan kuesioner (angket) untuk mengumpulkan data terkait pengelolaan diklat di BKDDIKLAT Kabupaten Gorontalo. Data yang dikumpulkan peneliti dalam penelitian ini adalah data kuantitatif deskriptif, yang berhubungan dengan efektivitas pengelolaan pendidikan dan pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gorontalo sesuai dengan fokus dalam penelitian ini. Data dalam penelitian ini merupakan data yang dikumpulkan secara langsung kepada para responden melalui pemberian angket, sedangkan sumber data dalam penelitian ini adalah responden (pegawai Dilingkungan Pemerintah Kabupaten Gorontalo yang telah menjawab instrumen angket dalam penelitian ini). Sumber data lainnya yaitu dokumen dalam bentuk dokumen arsip tentang nominatif peserta diklat dan dokumen penilaian peserta diklat bidang Diklat dan Pengembangan Pegawai di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan teknik presentase. Dalam teknik presentase, dalam seiap butir soal yang dicantumkan dalam angket, dibuatkan tabel untuk mendapatkan gambaran persentase yang dicapai dalam angket untuk setiap indikator maupun masing-masing alternatif jawaban dengan cara memfrekuensi masing-masing alternatif jawaban setiap butir soal f dibagi dengan jumlah sampel x 100, dengan rumus persentase : P = x 100 % n (Sugiyono, 2006:107). Untuk dapat mendeskripsikan variabel yang diteliti sehubungan dengan indikator-indikator yang mempengaruhi efektivitas pengelolaan pendidikan dan pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan kabupaten SA Gorontalo, digunakan teknik analisis dengan formulasi : Pr = x 100% (Sugiyono, SI 2006:111). HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dalam rekapitulasi akhir persentase menunjukkan bahwa secara umum indikator efektivitas pengelolaan pendidikan dan pelatihan yang
diukur, telah berjalan dengan efektif. Dari hasil penelitian yang dilakukan, dengan indicator perencanaan menunjukkan bahwa perencanaan yang telah dilakukan oleh pihak penyelenggara telah berjalan dengan efektif sesuai dengan perolehan skor 80%, selanjutnya untuk indicator pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan, penyelenggara diklat telah melakukannya dengan kategori efektif pada capaian skor 86.2% dan evaluasi pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan pada capaian 85,5% dengan kriteria efektif. Dengan demikian bahwa penyelenggara diklat, dalam hal ini pihak Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo telah melakukan pengelolaan diklat secara efektif, sesuai dengan tujuan dan sasaran yang telah ditentukan oleh pihak penyelenggara dengan hasil akhir 83.9% pada criteria efektif, meskipun ada beberapa hal yang masih perlu diperhatikan dan diperbaiki penyelenggara demi pengembangan pelaksanaan kegiatan diklat selanjutnya. Perencanaan Program Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan program diklat merupakan faktor penting dalam sebuah program diklat. Siagian (1994) menyatakan, perencanaan adalah suatu langkah-langkah tertentu yang diambil oleh manajeman personalia guna tersedianya tenaga yang tepat untuk menduduki berbagai kedudukan, jabatan dan pekerjaan yang tepat, pada waktu yang tepat dalam rangka pencapaian tujuan yang telah dan akan ditetapkan. Perencanaan yang baik dapat membantu unit kerja/instansi penyelenggara dalam melaksanakan kegiatannya dengan terpadu sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal. Berdasarkan hasil penelitian pada rangkuman skor indicator perencanaan program pendidikan dan pelatihan dapat disimpulkan bahwa 80% penyelenggara telah melakukan perencanaan dengan kategori efektif, namun beberapa hal didalamnya belum sepenuhnya dilakukan dengan baik, hal ini dijabarkan dari Penyelenggara mempertimbangkan waktu pelaksanaan diklat berdasarkan latar belakang peserta (pengalaman, pengetahuan dan usia peserta) dengan kategori cukup efektif dengan skor 66% selain itu pulan, hasil persentase dengan capaian terrendah pada skor 62% yaitu dalam menyediakan transportasi untuk peserta dalam rangka pelaksanaan diklat kategori cukup efektif. Oleh karena itu, hal ini membutuhkan perhatian dalam peningkatannya dari pihak Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gorontalo sebagai penyelenggara kegiatan pendidikan dan pelatihan. Hal ini menunjukkan bahwa kegiatan diklat telah berjalan sesuai rencana yang diharapkan penyelenggara, walaupun masih ada beberapa hal yang masih perlu untuk diperbaiki lagi.
Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan Dalam pelaksanaan pendidikan dan pelatihan, penyelenggara diklat, dalam hal ini Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo melaksanakan 3 (tiga) jenis diklat, yaitu diklat Analiis Kebutuhan Diklat (AKD), Diklat Manajemen Kepegawaian, dan Diklat Komputer. Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan pada prinsipnya sangat situasional sifatnya. Artinya dengan penekanan pada perhitungan kebutuhan organisasi dan peserta pelatihan, strategi yang digunakan, pengembangan materi, kurikulum maupun penggunaan anggaran/biaya dalam pelaksanaan kegiatan diklat dapat berbeda intensitasnya. Berdasarkan rekapitulasi akhir pada indikator pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan dapat disimpulkan bahwa dengan capaian 86.2% penyelenggara telah melaksanakan program diklat secara efektif. Dapat diartikan bahwa pelaksanaan pendidikan dan pelatihan yang efektif adalah yang berorientasi proses sehingga pelatihan dapat efektif dan menghasilkan sumber daya manusia yang dapat meningkatkan kemampuan peserta diklat, keterampilan dan perubahan sikap peserta yang lebih mandiri. Mengacu pada pemikiran Anthony, et.al (2002:327-328), bahwa untuk mencapai efektivitas diklat perlu analisis terhadap: 1) Oganizational Needs A sssesmsent, 2) Task Needs A ssesment, 3) Employee Needs A ssesment, 4) Development of Training Obyektif, 6) Development of Criteria for Training Evaluation. Kualitas penyelenggaraan juga sangat tergantung pada orang-orang yang bertugas sebagai Starring Committee (SC) yang terdiri dari: pembawa acara, moderator, para nara sumber dalam menyampaikan materi, yang meliputi: jenis bahan ajar serta metode yang dipakai. dan pendukung lainnya. Para petugas SC sebaiknya orang-orang yang sudah berpengalaman dan berkualitas sehingga penyelenggaraan dapat bersemangat, peserta tidak jenuh, yang akhirnya tujuan yang dioreientasikan pada penyelenggaraan diklat dapat tercapai. Evaluasi Pelaksanaan Program Pendidikan dan Pelatihan Evalusi diklat merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk menilai dan mendapatkan informasi atau penjelasan tentang hasil dari suatu kegiatan diklat yang dilaksanakan. Evaluasi diklat dilakukan dengan maksud untuk mengetahui tingkat pencapaian efektivitas program pendidikan dan pelatihan. Berdasarkan hasil penelitian dalam table rekapitulasi rangkuman skor indicator evaluasi pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan dapat disimpulkan bahwa penyelenggara pendidikan dan pelatihan telah melaksanakan evaluasi program diklat dengan kategori efektif pada hasil capaian skor 85,5%, meskipun masih ada hal-hal yang perlu diperbaiki dalam
pelaksanaan perencanaanya, namun hal ini menunjukkan bahwa pelaksanaan diklat dilakukan dengan tujuan perbaikan kualitas dan kuantitas sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan kegiatan diklat selanjutnya. Evaluasi terhadap pelaksanaan program pendidkan dan pelatihan sangat penting dilaksanakan. Sebab pada dasarnya implementasi program pendidikan dan pelatihan berfungsi sebagai proses transformasi. Pada kenyataannya banyak program diklat yang hanya sekedar memberikan sosialisasi terhadap hal yang baru atau diinginkan oleh manajemen SDM, namun evaluasi terhadap pemanfaatan untuk pengembangan/peningkatan kinerja sehari-hari belum banyak dilakukan. Hal tersebut disebabkan bahwa proses evaluasi akan lebih lama dalam penyelenggaraan pertanggungjawabannya. Namun demikian untuk benar-benar mengacu pada pencapaian visi/misi Badan Kepegawaian Daerah Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo, baik skala mikro maupun makro maka proses evaluasi hendaknya menjadi bagian penting yang perlu dilakukan oleh penyelenggaraan diklat agar pelaksanaan diklat mempunyai nilai guna yang maksimal dalam peningkatan kualitas SDM dalam pengembangan organisasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dalam pelaksanaannya, penyelenggara diklat melakukan evaluasi terhadap peserta dengan evaluasi yang dilakukan oleh pemateri dan pengamat dalam pelaksanaan diklat tersebut. Evaluasi yang dilakukan oleh pemateri dan pengamat terhadap peserta diklat dinilai berdasarkan indicator disiplin, kepemimpinan, kerjasama, dan prakarsa. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pengelolaan program pendidikan dan pelatihan di Badan Kepegawaian Daerah, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Gorontalo telah terlaksana secara efektif, berdasarkan hasil analisis persentase pada indicator: (1) Perencanaan program pendidikan dan pelatihan sudah terlaksana secara efektif. (2) Pelaksanaan program pendidikan dan pelatihan telah dilaksanakan secara efektif. (3) Evaluasi program pendidikan pelatihan telah terlaksana secara efektif. SARAN Adapun hal-hal yang perlu menjadi saran dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. (1) Bagi BKD-DIKLAT Kabupaten Gorontalo, perlu meningkatkan komunikasi dan sinergitas antar penyelenggara dan peserta agar dapat mendesain program diklat kearah yang lebih baik sehingga dapat mencapai tujuan dan sasaran pelaksanaan program diklat demi penyelenggaraan diklat yang berkualitas. (2) Bagi panitia/penyelenggara pendidikan dan pelatihan, perlu melakukan transparansi ataupun
menguraikan secara singkat tentang sumber dana yang digunakan dalam pelaksanaan diklat. (3) Bagi peserta diklat hendaknya memanfaatkan dan merealisasikan pengetahuan dan keterampilan yang didapat dari pelaksanaan diklat semaksimal mungkin dalam pelaksanaan kinerja dan jangan pernah bosan untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pelatihan agar menjadi pegawai pemerintahan yang professional. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi dan Cepe Safrudin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. ____________ 2010. Evaluasi Program Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Desseler, Gary. 1997. Manajem en Sumber Daya Manusia. Edisi 7. Jakarta: Prenhallindo. _____________. 2003. Manajem en Sumber Daya Manusia. Edisi 10. Indonesia: PT Intan Sejati Klaten. Gaol, Jimmy L. 2001. Manajem en Kepegawaian. Jakarta: Universitas Terbuka. Gomes, Faustino Cardoso. 2000. Managemen Sumber Daya Manusia. Edisi I. Yogyakarta: Andi Offset. Haris, Ikhfan. 2014. Manajem en Pelatihan (Bahan A jar Perkuliahan). Universitas Negeri Gorontalo. Fakultas Ilmu Pendidikan. Jurusan Manajemen Pendidikan. Hermansjah, Tamim, D. 2002 Diklat Sebagai Suatu Sistem. Jakarta: Lembaga Administrasi Negara. Taufan, Mohammad. 2011. Pendidikan dan Pelatihan bagi Pegawai. (online) Tersedia di: http://www.rider-system.net/2011/10/pendidikan-dan-pelatihan-bagipegawai.html. Diakses 15 Februari 2015 Kaswan. 2011. Pelatihan dan Pengembangan: Untuk Meningkatkan Kinerja SDM. Bandung: Alfabeta. Moleong, Lexi J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif . Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pidarta, Made. 2007. Landasan Kependidikan: Stimulus Ilmu Pendidikan Bercorak Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta. Robbin, Steven. 2011. Perilaku Organisasi (Organizational Behavior). Jakarta. Siswanto. 2003. Manajem en Tenaga Kerja di Indonesia.Jakarta: Bumi Aksara. Steers, Richard M. 1980. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga.
Sudayat, Ridwan Iskandar. 2009. Pendidikan dan Pelatihan (online). Tersedia di: https://ridwaniskandar.files.wordpress.com/2009/05/9-pendidikan-danpelatihan.pdf. Diakses 12 Februari 2015 Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta. _______. 2013. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. ______________.Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Usman, Husaini. 2006. Manajem en: Teori, Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 Tentang Pokok-Pokok Kepegawaian. Undang-Undang Nomor 101 Tahun 2000 Tentang Pendidikan dan Pelatihan Jabatan Pegawai Negeri Sipil. Winardi. 2006. Kamus Organisasi dan Perilaku Organisasi. Bandung: Mandar Maju.