Evaluasi Visi Jiwa Entrepreneurship dalam Pengembangan Kurikulum Program Studi Ners den gan Model Systematic Action Research Di STIKes Bhakti Mulia Pare - Kediri Evaluation of The Vision Of The Soul of Entrepreneurship Within Ners Course Curriculum Development With The Model of Systematic Action Research in STIKes Bhakti Mulia Pare – Kediri Junianto Fitriyadi*, Titih Huriah Program Studi Magister Keperawatan Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Master of Nursing Postgraduate Program Universitas Muhammadiyah Yogyakarta *Mahasiswa Prodi Magister Keperawatan UMY Jl. Ringroad Selatan, Ds. Taman Tirto, Kasihan Bantul DIY Telp. 274-387656 * Master of Nursing Student in UMY Jl. Ringroad Selatan, Ds. Taman Tirto, Kasihan Bantul DIY Phone number. 274-387656 ABSTRAK Latar Belakang : Entrepreneur merupakan seseorang yang menyukai perubahan dengan temuan-temuan baru yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain, sehingga sifat tersebut menjadi pokok tambahan pengembangan kurikulum sebagai penciri visi jiwa entrepreneurship. Tujuan penelitian mengetahui evaluasi visi jiwa entreprenenurship dalam pengembangan kurikulum tahap sarjana keperawatan menggunakan model systematic action research. Metode : Penelitian tindakan (action research) dengan pendekatan kolaboratif yang dilaksanakan dalam 2 tahap adalah pra siklus dan siklus. Tahap siklus dilakukan sebanyak 3 siklus dengan proses perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian berasal dari pihak internal dan eksternal institusi dengan jumlah total 28 partisipan. Teknik pengumpulan data menggunakan metode focus group discussion (FGD). Teknik analisa data menggunakan pemilihan kata kunci, penentuan kategori, sub tema dan tema. Hasil : Evaluasi visi jiwa entrepreneur dengan profil lulusan berupa “entrepreneurial developers nurse” yang memiliki 16 capaian pembelajaran, 27 bahan kajian, 3 mata kuliah, metode pembelajaran dengan pendekatan TCL dan SCL, serta metode penilaian dengan tes tertulis, checklist dan penilaian buku laporan. Kesimpulan : Penyusunan kurikulum dengan visi entrepreneurship dilakukan dengan memenuhi dokumen kurikulum berupa profil lulusan, capaian pembelajaran, bahan kajian, mata kuliah, metode pembelajaran dan penilaian. Kata Kunci : Kurikulum, Jiwa, Entrepreneurship, Systematic Action Research
ABSTRACT Background : Entrepreneurp is a person who liked the changes with new findings that will benefit himself and other
people, so that the nature of the subject curriculum development as an additional identifier vision of the soul of entrepreneurship. Research objectives is to know how the vision of the soul of entreprenenurship in curriculum development in nursing undergraduates using systematic action research model. Methods : Research action (action research) with the collaborative approach that is carried out in 2 stages are pre cycles and cycles. The stage of the cycle performed as many as 3 cycles with the planning process, implementation, observation, and reflection. The subjects of the research comes from internal and external parties to institutions with a total number of 28 participants. The method of data collection method used focus group discussion. Data analysis techniques used keyword selection, the determination of categories, sub themes and theme. Results : The implementation of the vision of the soul of the young entrepreneur with a profile of graduates in the form of "entrepreneurial developers nurse" which has 16 objectives learning, 27 materials study, 3 courses, learning methods with the approach of SCL and TCL, as well as assessment methods with a written test, checklist and assessment reports. Conclusion : The preparation of the curriculum with the vision of entrepreneurship is done by fulfilling curricular documents in the form of a profile of graduates, objectives learning, study materials, courses, learning methods and assessment.
Keywords : Curriculum, Entrepreneurship, Systematic Action Research 1
PENDAHLUAN
cenderung berfokus terhadap pengembangan
Pendidikan Ners merupakan pendidikan akademik
-
profesional
dengan
kurikulum yang mengarah pada profil lulusan
proses
setiap Program Studi Ners.
pembelajaran yang menekankan pada tumbuh
Berdasarkan studi pendahuluan dari hasil
kembang kemampuan mahasiswa untuk menjadi
wawancara terhadap unit pengelola di STIKes
seorang akademisi dan profesional dibidang
Bhakti Mulia Pare – Kediri pada tanggal 10 Juni
keperawatan (AIPNI, 2015). Salah satu bidang
2015, didapatkan data bahwa STIKes Bhakti
profesi yang telah memiliki mutual recognition
Mulia (BM) memiliki Program Studi Ners (PSN)
agreement (MRA) dari tahun 2010 hingga tahun ini
dengan
adalah nurses atau perawat (DIKTI, 2014). Hal
kompetensi (KBK) mulai tahun akademik
tersebut ditunjang dengan data dari seluruh
2010/2011
Kopertis
yang
memiliki visi, yaitu menghasilkan lulusan sajana
dikoordinasikan dengan data AIPNI (Asosiasi
keperawatan dan ners yang professional dan
Institusi Pendidikan Ners), yaitu institusi yang
berjiwa
memiliki pendidikan Ners sejumlah adalah 308
mendatang.
di
Indonesia
tahun
2010
institusi, sehingga banyak institusi kesehatan
melaksanakan
Alasan memilih
dalam meningkatkan kualitas lulusannya.
koordinasi
institusi
STIKes
visi
tersebut
yang
berbasis
STIKes
BM
pada
tahun
2020
Bhakti
Mulia
(BM)
berdasarkan
rapat
melibatkan
seluruh
unit
kesehatan
pengelola pendidikan dan eksternal dengan
tersebut membuat akuntabilitas penyelenggara
melibatkan para alumni dan stakeholders. Hasil
Program Studi Ners menurun (AIPNI, 2015).
kesimpulan
Hal
ketidaksesuaian
berorientasi hanya mendapat pekerjaan dan tidak
kompetensi perawat yang dikembangkan dengan
mempunyai gambaran tentang langkah - langkah
visi dan misi institusi. Visi dan misi yang dipilih
kedepan dalam mengembangkan karier perawat.
tersebut
antar
sekarang.
enterpreneurship
yang memiliki program pendidikan ners bersaing
Persaingan
sampai
kurikulum
dikarenakan
institusi harus populer di era globa saat ini, serta
rapat
tersebut
bahwa
lulusan
Menurut Kasali dalam Yosep (2010),
mampu menembus pasar kerja nasional dan
mendefinisikan
internasional. Institusi yang memiliki Program
seseorang
Studi Ners dalam mengaplikasikan visi dan misi,
melakukan 2
yang
entrepreneur-ship menyukai temuan-temuan
sebagai perubahan, yang
membedakan dirinya dengan orang lain,
ekonomi perawat masih berada di bawah
menciptakan nilai tambahan, memberikan
profesi kesehatan lainnya.
manfaat bagi dirinya dan orang lain, karyanya
Menurut Sukmadinata (2013 ; 169-
dibangun berkelanjutan dan dilembagakan
170),
agar kelak dapat bekerja efektif ditangan
mengembangkan
orang lain. Sedangkan nursepreneur merupakan
menggunakan systematic action research terdapat
istilah yang mempopulerkan entreprenuership
dua
yang dikaikan dengan perawat atau dunia
mengadakan kajian secara seksama masalah-
karier dari peran dan fungsi perawat.
masalah kurikulum berupa pengumpulan data
Pengembangan karier tersebut dapat menjadi
yang
pengelola klinik, penelitian-penelitian dan
mengidentifikasi faktor-faktor, kekuatan dan
bahkan bisa menyediakan pelatihan sebagai
kondisi
konsultan (Yosep. 2010).
tersebut. Langkah kedua, yaitu implementasi
Luasnya
dimensi
menyatakan
langkah.
bahwa kurikulum
Langkah
bersifat
yang
dalam dengan
pertama,
menyeluruh,
mempengaruhi
yaitu
dan
masalah
pelayanan
dari keputusan yang diambil dalam tindakan
keperawatan dalam ranah profesi kesehatan,
pertama. Tindakan ini segera diikuti oleh
seharusnya dapat dijadikan sebagai peluang
kegiatan pengumpulan data dan fakta-fakta
oleh para lulusan ners dalam membangun
terkait pengembangan kurikulum.
budaya berwirausaha, baik itu berupa barang
Cara
menerapkan
visi
jiwa
maupun jasa (Winarto dalam Yosep, 2010).
entreprenenurship ke dalam kurikulum Program
Meningkatnya minat lulusan ners untuk
Studi Ners di STIKes BM menjadi suatu
berwirausaha diharapkan dapat menciptakan
dilema yang harus dipecahkan oleh seluruh
persepsi baru bahwa profesi keperawatan
unit pengelola program studi ners untuk
adalah profesi yang sangat menjanjikan yang
membuat
mampu memberikan pencitraan positif bagi
berkualitas.
profesi keperawatan. Peningkatan status
keperawatan dan ners dapat memahami dan
ekonomi
ini
mengaplikasikan jiwa entrepreneurship ke dalam
sepertinya masih belum membanggakan, atau
keperawatan baik dari segi pendidikan,
dapat dikatakan bahwa rata-rata tingkat
penelitian dan pelayanan atau pengabdian
perawat
yang
pada
saat
3
capaian Sehingga
pembelajaran lulusan
yang sarjana
Entrepreneur
kepada masyarakat. Begitu juga dengan
merupakan
indi-vidu
keberadaan pengembangan sumber daya
yang mempunyai tanggung jawab total dan
manusia, yaitu dosen pengajar yang belum
berani berisiko untuk menemukan atau
memenuhi kualifikasi dibidang entrepreneurship
menciptakan
keperawatan.
menggunakan bakat pribadi, keterampilan
Berdasarkan
permasalahan
yang
kesempatan
unik
untuk
dan energi, guna membuat strategis
diuraian diatas ,maka dipandang perlu untuk
perencanaan
melakukan
peluang usaha dengan pemasaran produk
penelitian
tindakan
tentang
“Evaluasi visi jiwa entreprenenurship dalam
dalam
memanfaatkan
(ICN, 2004).
pengemba-ngan kurikulum Program Studi
Entrepreneur adalah seseorang yang
Ners dengan pendekatan model systematic
melakukan dan mengoperasikan kegiatan
action research di STIKes Bhakti Mulia Pare –
perdagangan (enterprise) atau bisnis (venture)
Kediri tahun 2016”.
yang dihubungkan dengan pengambilan
Tujuan memperbaiki timbul
penelitian berbagai
dalam
ini
untuk
masalah
yang
pembuka cakrawala baru atau membentuk
penyusunan
pelayanan jasa atau produk dalam market
evaluasi
resiko.
Seorang
entrepreneur
adalah
kurikulum terhadap penerapan visi jiwa
baru (Suarli, dkk. 2014).
entrepreneurship. Adapun tujuan secara rinci
Nursepreneur
merupakan
upaya
sebagai berikut :
memperkenalkan
entrepreneur
dalam
a. Mengidentifikasi masalah kuri-kulum
bidang keperawatan. Serta pengem-bangan
terhadap visi jiwa entrepreneurship. b. Membuat
rencana
karier dari peran dan fungsi perawat
tindakan
(Yosep). Adapun ciri-ciri nursepreneur, antara
pengembangan kurikulum ter-hadap visi jiwa entrepreneurship.
lain : 1) pengerahan diri ; pendisiplinan diri
c. Melakukan
evaluasi
penyusunan
dan secara menyeluruh merasa nyaman
kurikulum
terhadap
visi
bekerja untuk diri sendiri. 2) Pengasuhan
jiwa
entrepreneurship.
diri ; antusiasme tak terbatas untuk ide-ide seseorang 4
dan
tak
seorang
pun
memilikinya. 3) Orientasi pada tindakan ;
manajemen waktu, hubungan masyarakat
hasrat
untuk
dan kemampuan akuntansi, 4) Pengeta-
mewujudkannya, mengaktualisasikan dan
huan luas dalam masalah-masalah hukum,
mengubah
asuransi, hibah, dan pajak.
yang
menyala
ide-ide
seseorang
menjadi
nyata. 4) Energi tingkat tinggi ; mampu bekerja
dalam
lama
secara
Toleransi
atas
(SNPT) menyatakan bahwa dokumen
ketidaktentuan : secara psikologis mampu
kurikulum minimal mencakup beberapa
menghadapi resiko (Yosep, 2010).
komponen dibawah ini, antara lain :
emosional.
waktu
Menurut DIKTI (2014), tentang
5)
Standar
Nasional
Pendidikan
Tinggi
Menurut International Council of Nurse
1) Profil : postur yang diharapkan pada
(ICN) tahun 2004 tentang karakteristik
saat pembelajar lulus atau menyele-
umum
saikan seluruh proses pembelajaran
yang
harus
dimiliki
perawat
pengusaha dapat dilihat dari kualitas pribadi
dan
kualifikasi
Kualitas
pribadi
perawat
dengan kesesuaian jenjang KKNI.
profesional.
2) Capaian Pembelajaran (CP) : dapat
pengusaha
menyesuaiakan
dengan
deskriptor
berupa ; 1) mempunyai kepercayaan dan
KKNI atau unsur CP pada SN-DIKTI.
citra diri yang kuat, 2) Berani mengambil
3) Bahan Kajian : sebagai komponen/
resiko dengn menunjukkan krea-tifitas, 3)
materi yang harus dipelajari/ diajarkan
Mempunyai visi, disiplin dan berorientasi
untuk mencapai CP yang direncanakan.
pada tujuan, 4) Mampu menghadapi
4) Mata kuliah : merupakan wadah sebagai
kegagalan, ambiguitas dan ketidakpastian,
konsekwensi adanya bahan kajian yang
5) Menampilkan integritas, keandalan,
dipelajari
kesabaran dan semangat usaha. Sedangkan
diajarkan oleh dosen.
mahasiswa
dan
harus
dilihat dari kualifikasi profesional perawat
5) Metoda Pembelajaran : merupakan
pengusaha dapat berupa ; 1) Pengalaman
strategi efektif dan efesien dalam
kerja di keperawatan (3-15tahun), 2)
menyampaikan
Pendidikan pasca sarjana, 3) Kompeten
bahan
dalam komunikasi, negosiasi, pemasaran,
pembelajaran. 5
kajian
atau
mengakuisisi
selama
proses
Metode Penelitian
1) Melakukan analisis lebih awal, bila data yang
Desain pada penelitian ini meng-gunakan penelitian
tindakan
(action
merupakan
pendekatan
menyelidiki,
menelaah
research)
kolabolatif
proses
penyusunan
kurikulum berbasis entrepreneurship sudah
untuk
cukup, maka dapat dikumpulkan. 2) Mengembangkan dalam bentuk sajian data
menemukan sesuatu, yang memungkinkan orang
dengan menyusun koding dan matrik yang
menggunakan tindakan yang sistematis untuk
berguna untuk penelitian selanjutnya.
suatu
mengkaji
yang
dalam
dan
menye-lesaikan
atau
didapatkan
permasalahan. Lokasi
3) Melakukan analisis data pada saat penyusunan
penelitian merupakan tempat dimana peneliti
kurikulum berbasis entrepreneurship dan
melakukan penelitian. Adapun lokasi penelitian
mengembangkan matrik antar unsur.
ini dilaksanakan di STIKes Bhakti Mulia Jln.
4) Melakukan
verifikasi,
pengayaan
dan
Matahari No. 1 Tulungredjo Pare-Kediri. Pada
penolakan data, apabila dalam persiapan
penelitian ini berfokus pada Program Studi Ners
analisis ternyata ditemukan data yang kurang
tahap sarjana keperawatan, karena keterbatasan
lengkap atau kurang jelas, maka perlu
waktu penelitian dan lebih berfokus pada tahap
dilakuan pengumpulan data lagi secara
akademik.
terfokus.
Penelitian ini mempunyai subyek penelitian (partisipan)
yang
digunakan
dapat
5) Melakukan analisis antar kasus dengan
dilihat
pengembangan struktur sajian datanya untuk
diberbagai aspek internal dan eksternal, sesuai dengan
kebutuhan
proses
penyusuna laporan.
pengembangan
kurikulum sebanyak 28 partisipan. Peneliti
Hasil Penelitian
memilih
1. Identifikasi
teknik
pengumpulan
data
pada
Masalah
Kurikulum
Terhadap Visi Jiwa Entrepreneurship
penelitian ini menggunakan focus group discussion (FGD).
Identifikasi masalah penerapan visi jiwa entrepreneurship
Langkah – langkah analisis data pada
pada
kurikulum
berbasis
penelitian tindakan berdasarkan gambar 3.2
kompetensi tahun akademik tahun akademik
diatas, antara lain :
2013 sampai dengan 2015 dilakukan pada tanggal 2 Mei 2016. 6
Berdasarkan hasil diskusi dari partisipan
pendidikan tinggi, mencari sumber informasi
peneliti menarik kesimpulan tentang masalah
penyusunan kurikulum (referensi dan sumber
yang muncul pada saat penerapan visi kedalam
daya manusia), 3) Pelatihan tentang kurikulum,
kurikulum, maka akan dibentuk tema yang
4) Rapat koordinasi tentang entrepreneur dan
ditemukan
kurikulum.
adalah
masalah
penyusunan
3. Profil Lulusan
kurikulum terhadap visi jiwa entrepreneurship, yaitu kurangnya pemahaman tentang standar nasional
Kesepakan siklus II memilih profil lulusan
pendidikan tinggi (SNPT), evaluasi kurikulum,
mengganti profil dengan sebutan “entrepreneurial
konsep entrepreneur-ship dan langkah penyusunan
developers nurse”, yaitu sarjana keperawatan yang
kurikulum.
mengembangkan ilmu pengetahunnya untuk
2. Rencana
Tindakan
Penyusunan
berwirausaha secara mandiri di layanan rumah
Kurikulum Terhadap Penerapan Visi Jiwa
sakit maupun kesehatan masyarakat.
Entrepreneurship
4. Capaian Pembelajaran
Penentuan rencana tindakan penyu-sunan kurikulum
terhadap
penerapan
visi
Tema
jiwa
pertama
tentang
capaian
pembelajaran dari aspek sikap yang terdiri dari ;
entrepreneurship berdasarkan masalah yang muncul
1)
pada saat identifikasi masalah dilakukan pada
berwirausaha, 2) Memiliki integritas dan disiplin
tanggal 7 Mei 2016. Berikut ini pernyataan
dalam berwirausaha, 3) Memiliki inovasi dan
partisipan dari pihak internal tentang rencana
sikap proaktif dalam berwirausaha, 4) Memiliki
tindakan
motivasi dalam berwirausaha. Tema kedua
untuk
mengatasi
masalah
dalam
penyusunan kurikulum. Berdasarkan
hasil
Memiliki
tentang
capaian
dan
legalitas
pembelajaran
dari
dalam
aspek
partisipan
pengetahuan yang terdiri dari ; 1) Menguasai
tentang rencana tindakan penyusunan dalam
konsep entrepreneur, 2) Menguasai konsep ijin
penerapan visi jiwa entrepre-neurship, maka akan
pendirian
dibentuk tema yang ditemukan adalah rencana
pemasaran, 4) Menguasai konsep UMKM, 5)
tindakan
dalam
Menguasai konsep manajemen wirausaha, 6)
penerapan visi jiwa entrepreneurship, yaitu
Menguasai konsep iklim usaha, 7) Menguasai
berupa sosialisasi tentang standar nasional
konsep peluang usaha.
penyusunan
diskusi
etik
kurikulum
7
usaha,
3)
Menguasai
konsep
Tema ketiga tentang capaian pembelajaran
usaha baru, 3) Membuat rencana pengembangan
dari aspek keterampilan umum yang terdiri dari ;
usaha di bidang keperawatan/ kesehatan.
1) Menerapkan sistem informasi teknologi dan
5. Bahan Kajian
komunikasi dalam berwirausaha, 2) Menerapkan
Berdasarkan hasil kesepakatan terhadap
produktifitas kerja dalam berwirausaha. Tema
refleksi siklus I, II dan III, maka dapat di
keempat tentang Capaian pembelajaran dari
tentukan bahan kajian sebagai berikut. Bahan
aspek keterampilan khusus, anatara lain ; 1)
kajian tersebut sebanyak 27 bahan kajian sebagai
Menyusun program usaha, 2) Membuat analisa
penciri dari visi jiwa entrepreneurship pada program studi ners tahap sarjana keperawatan.
Tabel 4.3 Revisi Bahan Kajian Terhadap Penerapan Visi Jiwa Entrepreneurship Pada Siklus I Kode BK 1 BK 2 BK 3 BK 4 BK 5 BK 6 BK 7 BK 8 BK 9 BK 10 BK 11 BK 12 BK 13 BK 14 BK 15 BK 16 BK 17 BK 18 BK 19 BK 20 BK 21 BK 22 BK 23 BK 24 BK 25 BK 26 BK 27
Bahan Kajian Konsep legal etik wirausaha Konsep integritas dan disiplin usaha Aspek inovasi dan proaktif usaha Peran motivasi dan keputusan usaha Modal investasi usaha Konsep UMKM Prinsip keberanian mencoba dan gagal Konsep entrepreneurship Konsen ijin pendirian usaha Proses pengurusan ijin usaha Konsep marketing usaha Sistem marketing usaha Konsep manajemen usaha Strategi peningkatan iklim usaha Konsep peluang usaha perawat Sistem teknologi & komunikasi Pengembangan kualitas kerja Penyusunan program kerja usaha Analisis kebutuhan suatu usaha Rencana pengembangan usaha Prinsip membangun jejaring kerja Pengembangan aset jejaring kerja Sikap kreatif membuat produk dan jasa Impian wirausaha yang smart Aplikasi dan evaluasi usaha dengan kepuasan konsumen Manajemen keuangan Manajemen pengendalian usaha Total Kedalaman
Kedalaman 2 3 4 2 3 3 4 2 2 4 3 3 3 3 2 3 4 5 5 4 2 2 2 2 6 2 2 82
8
6. Mata Kuliah
peluang usaha perawat, 11) Sistem teknologi
Berdasarkan hasil kesepakatan terhadap
informasi dan komunikasi wirausaha.
refleksi siklus I, II dan III, maka dapat di
Tema ketiga dengan mata kuliah Nursing
tentukan bahan kajian sebagai berikut.
entrepreneur
dengan
jumlah
1
sks
yang
Berdasarkan bagan 4.6 diatas, peneliti
mempunyai 3 bahan kajian, antara lain ; 1)
menarik kesimpulan tentang mata kuliah siklus I,
Penyusunan program kerja usaha perawat, 2)
maka akan dibentuk tema sebagai berikut. Tema
Analisis kebutuhan suatu usaha, dan 3) Rencana
pertama
tindakan
dengan
entrepreneur
mata
dengan
kuliah
jumlah
manajemen 2
sks
yang
pengembangan
usaha
di
bidang
keperawatan atau kesehatan. 7. Metode Pembelajaran dan Penilaian
mempuinya 6 bahan kajian, antara lain ; 1) Aspek inovasi dan proaktif dalam wirausaha, 2) Prinsip
Tema
pertama
tentang
metode
keberanian mencoba dan gagal dalam wirausaha,
pembelajaran yang diguanakan dalam penerapan
3) Konsep manajemen dalam wirausaha, 4)
visi jiwa entrepreneurship dapat menggunakan
Konsep marketing dalam wirausaha, 5) Sistem
metode teacher center learning (TCL) seperti
marketing dalam wirausaha, 6) Pengembangan
mini lecture dan dapat menggunakan metode
kualitas kerja dalam wirausaha.
student
Tema kedua dengan mata kuliah dasar
center
learning
(SCL)
berupa
cooperative learning, problem based learning
entrepreneur kesehatan dengan jumlah 4 sks
dan simulation.
yang mempunyai 13 bahan kajian, antara lain ; 1)
Tema
kedua
tentang
metode
Konsep entrepreneurship, 2) Konsep legal etik
pembelajaran yang digunakan dalam penerapan
wirausaha, 3) Aspek inovasi dan proaktif dalam
visi jiwa entrepreneurship dapat menggunakan
wirausaha, 4) Peran motivasi dan keputusan
test terlulis (multiple choice question atau essay
dalam berwirusaha, 5) Modal investasi
question), lembar observasi (checklist makalah,
usaha
dengan ide dan gagasan baru, 6) Konsep usaha
presentasi dan kerjasama team).
mikro, kecil dan menengah, 7) Konsen ijin pendirian usaha, 8) Proses pengurusan ijin usaha, 9) Strategi peningkatan iklim usaha, 10) Konsep
9
PEMBAHASAN
2. Rencana
1. Idnetifikasi Masalah Penerapan Visi Jiwa
Entrepreneurship
Dalam
Tindakan
Penyusunan
Kurikulum Terhadap Penerapan Visi Jiwa
Entrepreneurship
Kurikulum
Berdasarkan pernyataan partisipan pada
Tahap Sarjana Keperawatan Hasil identifikasi masalah pada penelitian
saat diskusi tahap I pra siklus tentang rencana
pra siklus diatas, menunjukkan bahwa pada saat
tindakan dalam penyusunan kurikulum terhadap
penyusunan
unit
penerapan visi jiwa entrepreneurship, maka tema
pengelola program studi belum melakukan
rencana tindakan penyusunan kurikulum dalam
peninjauan ulang terhadap SNPT, sehingga
penerapan visi jiwa entrepreneurship, yaitu ; 1)
belum ada evaluasi kurikulum pada program
Melakukan sosialisasi terkait standar nasional
studi tersebut. Langkah-langkah penyusunan
pendidikan tinggi,
kurikulum pada Program Studi Ners tahap
informasi penyusunan kurikulum, baik dari segi
sarjana keperawatan belum mempunyai langkah
referensi
yang sesuai standar, sehingga tidak terdapat
Melakukan pelatihan tentang kurikulum, 4)
capaian pembelajaran dan bahan kajian tentang
Melakukan rapat koordinasi untuk menyamakan
penerapan visi jiwa entrepreneurship.
persepsi tentang entrepreneur dan kurikulum.
kurikulum
sebelumnya,
3. Profil
Hal diatas dapat disebabkan karena kurangnya pemahaman unit pengelola program studi
terhadap
sumber
Lulusan
daya
manusia,
Tahap
3)
Sarjana
Keperawatan
pengembangan
Hasil diskusi partisipan tentang profil
entrepreneurship, sehingga unit pengelola program
lulusan sarjana keperawatan yang dilakukan
studi
selama
hanya
konsep
dan
2) Menentukan sumber
menambahkan
mata
kuliah
tiga
siklus
mempunyai
perbedaan
entrepreneur yang disebarkan ke beberapa
pendapat dan keputusan di setiap siklusnya.
semester. Pentingya pemahaman tentang konsep
Profil lulusan pada siklus I memiliki pendapat
entrepreneurship
menambah
yang berbeda tentang profil tersebut, baik yang
wawasan yang luas terkait penerapan entrepreneur
digabung dengan profil lulusan yang ditentukan
dalam kurikulum program studi, sehingga
oleh AIPNI maupun secara terpisah atau
dokumen kurikulum dapat menunjukkan poin
ditambah dengan profil penciri visi jiwa
penting yang mengarah ke entrepreneur.
entrepreneurship.
tersebut,
dapat
10
Hasil diskusi tentang profil lulusan pada
manajemen wirausaha, iklim dan peluang usaha.
siklus II mempunyai pendapat yang sama untuk
Kemudian pada aspek keterampilan dibagi
dipisah atau ditambah diluar profil dari AIPNI,
menjadi 2, yaitu kerampilan umum berupa
namun nama dan deskripsinya mengalami
sistem informasi teknologi dan komunikasi, serta
perubahan.
produktifitas
Profil
lulusan
tersebut,
yaitu
kerja
dalam
keterampilan
berwirausaha,
“Entrepreneurial developers nurse” dengan
sedangkan
deskripsi berupa seorang sarjana keperawatan
menyusun dan membuat program, analisa dan
yang mengembangkan ilmu pengetahunnya
rencana
untuk berwirausaha secara mandiri di layanan
keperawatan.
pengembangan
khusus
usaha
berupa
di
bidang
rumah sakit maupun kesehatan masyarakat.
Capaian pembelajaran pada siklus II
Sedangkan pada siklus III tidak mengalami
mengalami perubahan dan tambahan yang
perubahan. Penentuan profil lulusan tersebut
meliputi sikap kreatif dan inovatif, serta sikap
diharapkan
terbuka
dapat
mengembangkan
potensi
membangun
jejaring
kerja,
aspek
dalam diri perawat untuk kreatif dan berinovasi
pengetahuan mengalami perubahan pada konsep
dalam menghadapi persaingan pasar bebas, yaitu
entrepreneur
masyarakat ekonomi ASEAN (MEA).
sedangkan
4. Capaian Pembelajaran Tahap Sarjana
ditambahkan
capaian
wirausaha,
keterampilan pembelajaran
khusus berupa
dan jasa dengan kepuasan konsumen. Namun,
Hasil diskusi partisipan tentang capaian sarjana
aspek
karakter
pelaksanaan dan evaluasi keberhasilan produk
Keperawatan
pembelajaran
menjadi
keperawatan
dalam
pada siklus III tidak terdapat perubahan dan
penerapan visi jiwa entrepreneurship mempunyai
menyetujui capaian pembelajaran siklus II
pendekatan pada aspek sikap, pengetahuan dan
sebagai ketetapan 16 capaian pembelajaran
keterampilan. Pada siklus I mempunyai capaian
terhadap penerapan visi jiwa entrepreneurship.
pembelajaran pada aspek sikap tentang legal etik,
Capain pembelajaran ini mempunyai
kedisiplinan, inovasi dan proaktif, serta motivasi
standar minimal yang telah ditentukan DIKTI,
dalam berwirausaha. Sedangkan pada aspek
yaitu akan standar dari aspek kognitif, afektif dan
kognitif tentang konsep entrepreneur, ijin
psikomotor (DIKTI, 2014). Penggunaan kata
pendirian
terhadap masing-masing capaian pembelajaran
usaha,
pemasaran,
UMKM,
11
sangat
banyak,
sehingga
perlu
adanya
integritas dan disiplin dalam wirausaha, BK 3
capaian
Aspek inovasi dan proaktif dalam wirausaha, BK
penyesuaian
keterkaitan
antar
pembelajaran
yang
ditentukan
keputusan
dalam
menggabung beberapa capaian diberbagai aspek
berwirusaha, BK 5 Modal investasi
usaha
tersebut.
dengan ide dan gagasan baru, BK 6 Konsep
5. Bahan
telah
Kajian
Tahap
atau
4
Peran
motivasi
dan
usaha mikro, kecil dan menengah, BK 7 Prinsip
Sarjana
keberanian mencoba dan gagal dalam wirausaha,
Keperawatan Hasil diskusi partisipan tenang bahan
BK 8 Konsep entrepreneurship, BK 9 Konsen
kajian mempunyai langkah yang sesuai dengan
ijin pendirian usaha, BK 10 Proses pengurusan
standar penyusunan bahan kajian. Langkah
ijin usaha, BK 11 Konsep marketing dalam
penyusunan kurikulum saat penelitian dengan
wirausaha, BK 12 Sistem marketing dalam
mengembangkan bahan kajian disetiap capaian
wirausaha, BK 13 Konsep manajemen dalam
pembelajaran, kemudian partisipan melakukan
wirausaha, BK 14 Strategi peningkatan iklim
peninjauan tentang tingkat kedalaman maupuan
usaha, BK 15 Konsep peluang usaha perawat,
keluasan dari bahan kajian tersebut dengan total
BK
sebanyak 27 bahan kajian.
komunikasi wirausaha, BK 17 Pengembangan
16
kualitas
Hasil pada siklus I terdapat total
Sistem
kerja
teknologi
dalam
informasi
wirausaha,
BK
dan
18
kedalaman sebanyak 64, kemudian pada siklus II
Penyusunan program kerja usaha perawat, BK
total kedalaman sebanyak 78, sedangkan yang
19 Analisis kebutuhan suatu usaha, BK 20
terakhir pada siklus III total kedalaman sebanyak
Rencana tindakan pengembangan usaha, BK 21
82. Hal tersebut menunjukkan bahwa setiap
Prinsip membangun jejaring kerja, BK 22
tahap siklus, seluruh partisipan sangat antusias
Pengembangan aset jejaring kerja, BK 23 Sikap
dalam mengembangkan bahan kajian untuk
kreatif membuat produk dan jasa, BK 24 Impian
memenuhi kebutuhan kompetensi tentang visi
wirausaha yang smart, BK 25 Aplikasi dan
jiwa entrepreneurship.
evaluasi
produk
konsumen,
Pengembahan bahan kajian yang telah
BK
usaha 26
dengan tentang
kepuasan manajemen
disepakati bersama selama tahap siklus, yaitu ;
keuangan, dan BK 27 tentang manajemen
BK 1 Konsep legal etik wirausaha, BK 2 Konsep
pengendalian usaha.
12
mendapatkan penambahan tingkat kedalaman
6. Mata Kuliah Tahap Sarjana Keperawatan Hasil diskusi yang dilakukan partisipan
bahan kajian.
dalam menentukan mata kuliah pendukung dari
7. Metode
penerapan visi jiwa entrepreneurship melihat
Pembelajaran
dan
Penilaian
Tahap Sarjana Keperawatan
dari satu bidang keilmuan saja. Hal tersebut
Hasil diskusi partisipan tentang metode
dapat dibuktikan dengan adanya penambahan
pembelajaran dan penilaian terhadap mata kuliah
mata
jiwa
penciri visi jiwa entrepreneurship mempunyai
entrepreneurship dengan 3 mata kuliah yang
proses yang disusun berdasarkan kebutuhan
digolongkan menurut isi dari bahan kajian yang
kompetensi dari setiap bahan kajian yang dilihat
telah disepakati. Adapun mata kuliah tersebut,
dari aspek kognitif, afektif maupun psikomotor.
antara lain ; 1) MK 1 Manajemen entrepreneur,
Proses penentuan metode pembelajaran dan
2) Dasar entrepreneur kesehatan, dan 3) Nursing
penilaian
entrepreneurship.
menambahkan
kuliah
sebagai
penciri
visi
Pada saat diskusi mata kuliah setiap
setiap
mempunyai
dan
pengembangan
tersebut tidak mengalami perubahan, melainkan
penilaian.
siklus
tahap
penambahan
siklus, nama mata kuliah yang telah ditentukan
yang mengalami perubahan adalah jumlah SKS
tahap
metode
terakhir masukan
pembelajaran
hanya tidak terkait dan
Metode pembelajaran yang digunakan
yang ditentukan setiap mata kuliah tersebut,
pada
seiring dengan pengembangan bahan kajian yang
entrepreneurship tersebut dapat menggunakan
dirasakan sangat penting sebagai penunjang
dua pendekatan, yaitu ; pendekatan teacher
ketercapaian kompetensi jiwa entrepreneurship.
center learning (TCL) dan student center
Hal tersebut dibuktikan dengan pada mata kulia
learning (SCL). Pada pendekatan TCL dengan
1 manajemen entrepreneur, saat siklus I dan II
metode mini lecture dianggap dapat memberikan
mempunyai jumlah 2 SKS, kemudian saat siklus
proses pembelajaran tentang penjelasan konsep
III mengalami perubahan sebanyak 3 SKS.
dasar
Sedangkan pada mata kuliah dasar entrepreneur
mahasiswa mengerti dan tahu akan kata
kesehatan dan nursing entrepreneurship tidak
entrepreneur, meskipun nama lainnya adalah
mengalami perubahan jumlah SKS, meskipun
wirausaha.
13
mata
kuliah
entrepreneur,
penciri
karena
Sedangkan
visi
tidak
pendekatan
jiwa
semua
SCL
digunakan
sebagai
metode
pengembangan
8. Perbedaan Kurikulum Terdahulu Dengan
proses pembelajaran yang mampu memandirikan
Rencana Kurikulum Program Studi Ners
mahasiswa dalam beraktualisasi diri untuk
Tahap Sarjana Keperawatan Tahun 2016
menemukan jati diri perawat yang mampu menjadi
seorang
pengusaha,
Kruikulum yang terapkan Program Studi
seperti
Ners di STIKes Bhakti Mulia Kediri pada tahun
mengambangkan kreasi dan inovasi mahasiswa
akademik
dalam menemukan ide dan gagasan baru dalam
entrepreneurship mempunyai perbedaan yang
mendirikan suatu usaha secara mandiri.
signifikan disbanding dengan rencana kurikulum
2013/14
terhadap
visi
jiwa
Metode penilian yang digunakan pada
yang telah disusun saat penelitian ini, baik dari
mata kuliah penciri visi jiwa entrepreneurship
segi proses penyusunannya maupun isi dari
tersebut mempunyai kesamaan terhadap metode
kurikulum
penilaian sebelumnya, yaitu dengan tes tertulis
kurikulum
seperti (multiple choice atau essay question) dan
berdasarkan standar nasional pendidikan tinggi,
menggunakan penilaian observasi berupa lembar
hanya
checklist tentang makalah, presentasi dan kerja
Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI).
kelompok. Kedua metode penilaian tersebut
Hal tersbut yang membuat isi dokumen
berada
III
kurikulum
yang
tidak
tambahan
kurikulum
pada
tahun
pada
mendapatkan
siklus
I.
metode
Pada
penilaian
siklus
tersebut.
Proses
tahun-tahun
mengadop
penyusunan
sebelumnya
langsung
pada
lengkap.
belum
Asosiasi
Dokumen
sebelumnya
tidak
berupa penilaian laporan yang disusun seperti
memiliki blue print (kisi-kisi) penyusunan
buku kegiatan harian, buku terbut bernama
kurikulum. Penerapan visi jiwa entrepreneurship
“buku
hanya langsung mengarah ke pembentukan mata
impian
perawat
pengusaha”.
Buku
tersebut untuk menuangkan segala ide dan
kuliah
gagasan mahasiswa untuk menemukan karya
entrepreneurship (NE)” yang dibagi menjadi 3
baru
usaha,
tahapan mata kuliah dengan jumlah SKS yang
sehingga buku tersebut dilihat dari keaktifan
berbeda. Pada NE I mempunyai jumlah SKS
mahasiswa dalam menulis dan yang mempunyai
sebanyak 4, NE II mempunyai jumlah SKS
ide – ide cemerlang dalam menciptakan suatu
sebanyak 2, dan NE III mempunyai jumlah SKS
usaha baru dibidang keperawatan.
sebanyak 2. Sehingga kurikulum sebelumnya
dalam
menciptakan
peluang
14
yang
di
beri
nama
“nursing
tidak mempunyai profil dan kompetensi yang
Profil lulusan sebelumnya tidak memiliki kaitan
mengarah ke visi jiwa entrepreneurship.
dengan visi entrepreneurship, sedangkan saat
Pada saat penelitian berlangsung, rencana
penelitian profil lulusan mempunyai profil
kurikulum Program Studi Ners tahap sarjana
tersendiri sebagai penciri visi entrepreneurship.
keperawatan mengalami banyak perubahan,
Capaian pembelajaran sebelumnya hanya
terutama dalam proses penyusunan kurikulum.
berlandaskan
Seluruh unit pengelola institusi berupaya untuk
kurikulum AIPNI tahun 2010, sedangkan saat
menyusun lengkap berdasarkan SNPT, namun
penelitian capaian pembelajaran mempunyai
pemenuhan isi dokumen kurikulum hanya
indikator dari aspek sikap, pengetahuan dan
melanjutkan
yang
keterampilan yang didapatkan sebanyak 16
disosialisakan oleh AIPNI tahun 2015, yaitu 118
capaian pembelajaran. Bahan kajian sebelumnya
SKS dari jumlah minimal SKS standar sarjana
masih mengarah dari kurikulum AIPNI, karena
sebanyak 144 SKS. Kruikulum yang disusun saat
pembahasan
penelitian hanya memenuhi kekurang kebutuhan
dikembangkan berdasarkan kebutuhan mata
SKS yang sesuai dari standar SKS sarjana, yaitu ;
kuliah entrepreneur secara umum yang belum
26 SKS. Jumlah kekurangan SKS tersebut dibagi
dikaitkan dengan konsep entrepreneur di bidang
berdasarkan kebutuhan home based tenaga
keperawatan atau kesehatan. Saat penelitian
pengajar dan penciri visi jiwa entrepreneurship
bahan kajian dikembangkan sebanyak 27 yang
dengan pembangian kurikulum inti sebanyak 7
disesuaikan dengan capaian pembelajaran dan
SKS (30%), kurikulum pendukung sebanyak 6
nomenklatur pendidikan tinggi.
ketetapan
kurikulum
SKS (20%), kurikulum penciri sebanyak 7 SKS,
kurikulum
sebelum
bahan
unit
kompetensi
kajian
pada
saat
dari
itu
Mata kuliah sebelumnya mempunyai 3
dan kurikulum lain-lain sebanyak 6 SKS (20%). Dokumen
pada
mata kuliah nursing entrepreneurship yang
dan
dibagi 3 tahap, namun isi dari mata kuliah
sesudah penelitian sangat berbeda, baik secara
tersebut masih bersifat umum, meskipun nama
konteks penyusunan maupun isi dari kurikulum
mata kuliahnya adalah nursing entrepreneurship.
tersebut. Perbedaan tersebut mulai dari profil
Saat penelitian mata kuliah penciri visi jiwa
lulusan, capaian pembelajaran, bahan kajian,
entrepreneurship mempunyai 3 mata kuliah,
mata kuliah, metode pembelajaran dan penilaian.
yaitu
15
;
manajemen
entrepreneur,
dasar
entrepreneur
kesehatan
dan
nursing
a. Profil lulusan penciri visi dibuat terpisah
entrepreneur. Ketiga mata kuliah tersebut
dengan profil dari AIPNI
mempunyai jumlah SKS yang berbeda-beda yang
b. Capaian
pembelajaran
penciri
visi
disesuaikan dengan kebutuhan setiap mata
mempunyai aspek sikap, pengetahuan,
kuliah.
keterampilan umum dan khusus. Metode
pembelajaran
dan
penilaian
c. Bahan kajian penciri visi mempunyai 27
sebelumnya masih banyak menggunakan TCL
topik bahan kajian dengan total tingkat
dan ujian tes tertulis. Saat penelitian metode
kedalaman sebanyak 82.
pembelajaran sudah menggunakan kombinasi
d. Mata kuliah penciri visi mempunyai 3
TCL dan SCL, serta evaluasi pembelajaran
mata kuliah, antara lain ; 1) Menejemen
menggunakan tes tertulis dan lembar obsersai
entrepreneur sebanyak 3 SKS, 2) Dasar
(checklist).
entrepreneur kesehatan sebanyak 3 SKS, 3) Nursing entrepreneurship sebanyak 2 SKS.
KESIMPULAN
e. Metode
1. Masalah penyusunan kurikulum terhadap visi jiwa
entrepreneurship,
pemahaman
tentang
pendidikan
tinggi
kurikulum,
konsep
yaitu
nasional
(SNPT),
evaluasi
entrepreneurship
penciri
visi
menggunakan metode teacher center
kurangnya
standar
pembelajaran
learning
(TCL)
dan
student
center
penciri
visi
learning (SCL). f. Metode
dan
penilaian
menggunakan
langkah-langkah penyusunan kurikulum.
ujian
secara
tertulis
(MCQ/EQ), lembar observasi presentasi
2. Rencana tindakan penyusunan kurikulum,
dan kerjasama team, serta penilaian buku
yaitu ; sosialisasi tentang standar nasional
laporan.
pendidikan tinggi, mencari sumber informasi penyusunan kurikulum, pelatihan tentang
SARAN
kurikulum,
1. Upaya mengatasi masalah yang dialami saat
rapat
koordinasi
tentang
entrepreneur dan kurikulum. 3. Hasil
penyusunan
kurikulum
penyusunan kurikulum terdahulu, sebaiknya terhadap
unit pengelola institusi lebih memperhatikan
penerapan visi entrepreneurship yang terdiri :
peran dan tanggung jawab sebagai pemegang 16
AIPNI. 2015. Kurikulum Inti Pendidikan Ners Indonesia. Jakarta ; Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI).
jabatan akademik maupun non akademik, sehingga
mampu
mengevaluasi
perkembangan atau pengendalian kurikulum
Alberta. 2012. Curriculum Development Processes ; Chapter 1. Canada : Alberta Education
sesuai standar nasional pendidikan tinggi
Arikunto, Suhartsimi. 2012. Dasar – dasar
(SNPT).
Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta : PT
2. Peran unit pengelola instansi dan program
Bumi Aksara.
kurikulum, sehingga unit pengelola mampu
Arifin, Zainal. 2012. Evaluasi Pembelajaran Cetakan Ke-2 (Edisi Revisi). Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama RI. Akses ; http://www.pendis.kemenag.go.id dan www.diktis.kemenag.go.id
membuat rencana stategi atau prosedur
Arifin,
studi sangat penting dalam menyusun rencana tindakan pengembangan kurikulum, terutama dalam peningkatan kualitas team pengembang
operasional bidang akademik yang berkualitas
Baharu, Yusof & Nita. 2011. Entrepreneurial Intention : An Empirical Study of Community College Students in Malaysia. Jurnal Personalia Pelajar : Volume 14 & Hal. 45 58
dengan tingkat pemahaman yang sangat luas. 3. Upaya yang harus dilakukan unit pengelola institusi dengan memberikan pelatihan yang berkelanjutan terkait dengan kurikulum dan
Banu Siswoyo, Bambang. 2009. Pengembangan Jiwa Kewirausahaan di Kalangan Dosen dan Mahasiswa. Jurnal Ekonomi Bisnis : Vol.14, No.2 & Hal.144-123.
setiap pelatian wajib mempresentasikan atau sosialisasi terkait perkembangan pendidikan tinggdi
di
Indonesia,
baik
dari
BAN-PT. 2014. Buku II Standard an Prosedur Akreditasi Program Studi Ners. Jakarta : Badan Akreditasi Nasional – Perguruan Tinggi.
mutu
pendidikannya maupun sarana dan prasarana pembelajaran, sehingga ada daya tarik unit pengelola
program
studi
Zainal. 2014. Konsep dan Model Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT. Refika Aditama.
Daryanto. 2014. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah (Beserta contoh-contohnya). Yogyakarta : Gaya Media
dalam
mengembangan proses pembelajaran yang sesuai dengan visi.
Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ke-3. Jakarta: Balai Pustaka.
DAFTAR PUSTAKA
Ide CA, Arantes SL, dkk. 2014. Evaluation Of The Implementation Of The Integrated Curriculum In The Nursing Undergraduate Program. Original Article : Vol. 27, No.4 & Hal. 340-347.
AIPNI. 2010. Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Ners Indonesia. Jakarta ; Asosiasi Institusi Pendidikan Ners Indonesia (AIPNI). 17
International Council of Nurse (ICN). 2004. Guidelines on the Nurse Entre/ 156 Intrapreneur Providing Nursing Servive. Place Jean-Marteau, 1201, geneva, Switzerland. ISBN ; 92-95005-84-8. Printing ; Impremerie Fornara. Akses di www.icn.ch.
Nurse Entrepreneurship : Nursing Leadership Volume 26 Number 2. Santyasa, Warphala dan tegeh. 2015. Validasi dan Implementasi Model-Model Student Centered Learning untuk Meningkatkan Penalaran dan Karakter Siswa Sekolah Menengah Atas. Journal : Pendidikan Indonesia, Volume ; 4, Number ; 1, April 2015.
Kerry H. Fater. 2013. A Method to Assess Core Competency Development in the Curriculum. Journal Nursing Education Perspectives ; Vol .34, No.2 & Hal.101-105.
Suarli, Suchiri, dkk. 2014. Entrepreneurship Nursing Bahagia Lahir Batin (ENBAL). Bandung ; Balatin Pratama.
Kusumah dan Dwitagama. 2012. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas (Edisi 2). Jakarta ; PT Indeks
Sukisno, 2012. Visi, Misi, Rencana Strategis Dan Taktis Dalam Perguruan Tinggi (Teaching Improvement Workshop ; Engineering Education Development Project). ADB Loan No.1432INO
L. Salminen, E. Lindberg, M.L. Gustafsson, at al. 2014. Entrepreneurship Education in Health Care Education. Journal Education Research International ; Vol. 2014 & Hal. 1-8.
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Madya, Suwarsih. 2011. Teori dan Praktik Penelitian Tindakan (Action Reseach). Bandung ; CV Alfabeta, ISBD ; 979-843360-8.
Tim Kurikulum dan Pembelajaran (DIKTI). 2014. Buku Kurikulum Pendidikan Tinggi. Jakarta : DIKTI. T.M. Letsie, A.S. Van Der Merwe dan D. E Botha. 2014. Intrapreneurship Amongst Unit Nurse Managers At Public Hospitals. Journal International Journal of Advanced Nursing Studies ; Volume 3 (No.2) & Hal. 106-112.
Mattia J. Gilmartin, PhD, RN. 2013. Principles and Practices of Social Entrepreneurship for Nursing. Journal of Nursing Education : Vol. 52, No. 11, Hal.(641-644). Mona M. Shattell, Elizabeth A. Nemitz, Nego (Pam) Crosso, at al. 2013. Culturally Competent Practice In A Pre-Licensure Baccalaureate Nursing Program In The United States. Journal Nursing Education Perspectives : Volume 34, Number 6 & Hal. 383 – 389.
Yosep, Iyus. 2010. Spirit & Soft Skill of Nursing Entrepreneurship. Bandung : PT. Refika Aditama.
Sally N. Ellis Fletcher. 2010. Nurse Faculty and Students' Behavioral Intentions and Perceptions Toward Entrepreneurship in Nursing. UMI Dissertation Publishing : UMI 3411160 & Hal.136-139. Sarah Wall, PhD. 2013. Nursing Entrepreneurship: Motivators, Strategies and Possibilities for Professional Advancement and Health System Change. Journal : Special Focus on 18