JUMLAH KONSUMSI ROKOK DENGAN NILAI VOLUME TIDAL PADA MAHASISWA PRODI KEPERAWATAN S1 ANGKATAN II DAN III THE NUMBER OF CIGARETTE CONSUMPTION IN TIDAL VOLUME WITH THE VALUE OF NURSING STUDENTS S1 PRODI II AND III Decky Muharom Raditya Sandy Kurniajati STIKES RS Baptis Kediri (
[email protected])
ABSTRAK
Merokok sangat berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya, dan bahkan orang mulai merokok ketika dia masih remaja. Seseorang yang merokok akan memiliki volume paru-paru kecil dan akan mengganggu volume tidal. Volume tidal adalah volume udara yang masuk dan keluar selama ventilasi normal biasa. Tujuan penelitian ini adalah Menganalisis hubungan antara jumlah konsumsi rokok dengan nilai volume tidal pada mahasisw prodi keperawatan S1 angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri. Desain dari penelitian ini yaitu cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 46 responden dengan menggunakan total sampling. Variabel independennya adalah jumlah konsumsi rokok. Variabel dependennya adalah nilai volume tidal. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuisoner dan pengumpulan volume tidal dengan alat repi-aide. Uji statistik yang digunakan pearson corelation dengan tingkat kemaknaan α < 0,05. Hasil penelitian ini didapat mahasiswa yang merokok sejumlah 52,2% dan Tidal Volume mahasiswa 56,8% sehat sesuai dengan Tidal Volume orang dewasa. Hasil uji statistika didapat p=0,344 diartikan tidak ada hubungan antara perilaku merokok mahasiswa dengan kapasitas Tidal Volume. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa jumlah konsumsi rokok tidak berhubungan dengan nilai volume tidal pada mahasiswa prodi keperawatan S1 di STIKES RS Baptis Kediri. Hal ini karena aktivitas olahraga yang rutin mahasiswa yang mempengaruhi Tidal Volume.
Kata kunci : bahaya merokok, volume tidal, mahasiswa
ABSTRACT
Smoking is harmful to health, but still many people who do it, and even people start smoking when he was a teenager. A person who smokes will have a smaller lung volume and tidal volume will interfere. Tidal volume is the volume of air in and out during normal ventilation usual. The purpose of this study was to analyze the relationship between the amount of cigarette consumption by the tidal volume in S1 force mahasisw nursing Prodi II and III at Baptist Hospital STIKES Kediri. The design of this study is cross sectional. The population in this study were all students of nursing Prodi II and III S1 force at Baptist Hospital STIKES Kediri. The number of samples of this study as many as 46 respondents with a total sampling. The independent variable is the amount of cigarette consumption. The dependent variable is the value of tidal volume. Data was collected using questionnaires and the collection of tidal volume with a repi-aide. Statistical tests used Pearson corelation with the significance level α <0.05. The results of this study obtained a number of students who smoke and Tidal Volume 52.2% 56.8% students in accordance with the Tidal Volume healthy adults. Statistical test results obtained p = 0.344 means there is no relationship between student smoking behavior with a capacity of Tidal Volume. The conclusion from this study that the amount of cigarette consumption is not related
to the tidal volume in S1 nursing student study program at Baptist Hospital STIKES Kediri. This is because regular exercise activity affecting students Tidal Volume.
Key words: danger of smoking, tidal volume, student
Pendahuluan
Merokok merupakan sebuah kebiasaan yang dapat memberikan kenikmatan bagi si perokok, namun di lain pihak dapat menimbulkan dampak buruk baik bagi si perokok itu sendiri maupun orang-orang di disekitarnya (Subanada, 2008). Meskipun merokok sangat berbahaya bagi kesehatan, tetapi masih banyak orang yang melakukannya, dan bahkan orang mulai merokok ketika dia masih remaja (Sunaryo, 2004). Merokok secara langsung akan berpengaruh terhadap pernafasan, dimana hal tersebut akan mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi saluran nafas dan jaringan paru-paru. Pada saluran nafas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran nafas kecil, terjadi radang ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lender. Keadaan tersebut akan menyebabkan terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli pada paru yang secara langsung akan berdampak pada perubahan nilai volume tidal. Volume tidal adalah volume udara yang masuk dan keluar paruparu selama ventilasi normal biasa (Antaruddin, 2003). Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melakukan penelitian tentang tembakau dan rokok, dan antara lain melontarkan enam hal. Pertama, rokok adalah pintu pertama ke narkotika. Kedua, rokok merupakan pembunuh nomor tiga setelah jantung dan kanker. Ketiga, satu batang rokok menyebabkan umur seseorang memendek 12 menit. Keempat, di Indonesia, 57.000 orang pertahun mati karena merokok. Keenam, kenaikan konsumsi rokok di Indonesia ratarata sebesar 44 persen(tertinggi di dunia). (Arief, 2008). Sebanyak 13,2 % dari total keseluruhan perokok di Indonesia adalah remaja, dan telah merokok pada umur dibawah 15 tahun (Sugeng, 2007). Selain kesehatan, rokok juga berdampak kurang baik bagi perkembangan psikologis remaja. Rokok identik dengan pergaulan
remaja yang lebih rentan terhadap kenakalan daripada pergaulan remaja tanpa rokok. Pergaulan remaja dengan rokok cenderung memberi remaja pemikiran bahwa rokok bisa menjadi pelarian akan tiap masalah (Leoni, 2011). Beragam kalangan memandang perilaku merokok sebagian besar mengarah bahwa rokok memiliki dampak negatif. Dibalik kegunaan atau manfaat rokok yang sedikit itu yaitu demi relaksasi dan ketenangan, terkandung bahaya yang sangat besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok. Di dunia setiap tahunnya ditemukan 2,2 juta kematian akibat Penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK). Dan penyakit itu mereka dapat dari kebiasaan merokok yang sudah mereka lakukan selama bertahun-tahun (Aula, 2010). Merokok merupakan faktor pencetus timbulnya gangguan pernapasan, karena asap rokok yang terhisap dalam saluran nafas akan mengganggu lapisan mukosa saluran napas. Dengan demikian akan menyebabkan munculnya gangguan dalam saluran nafas (Sugeng, 2007). Perubahan pola nafas berhubungan dengan volume paru. Volume paru terdiri dari 4 yaitu volume tidal (VT), volume cadangan inspirasi (VCI), volume cadangan expirasi (VCE), dan volume residual (VR) (Setiadi, 2009). Volume tidal (VT) yaitu volume udara yang masuk dan keluar paru-paru selama ventilasi normal biasa, nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk laki-laki dan 380 ml untuk perempuan (Dorland, 2002). Pada pra penelitian di temukan bahwa 60% mahasiswa Angkatan II dan III yang laki-laki STIKES RS Baptis Kediri merupakan perokok. Seharusnya mahasiswa keperawatan menjadi rak mode perilaku hidup sehat. Berdasarkan pra penelitian pada tabel berikut ini:
Tabel 1
Hasil survey awal mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri 15 Desember 2011
Perilaku Merokok Perokok Bukan Perokok
∑
%
6 4 10
60 40 100
digunakan dalam penelitian ini adalah berupa wawancara dan pengukuran volume tidal menggunakan alat Respi-Aide.
Hasil Penelitian Berdasarkan survey awal pada mahasiswa Prodi S1 Keperawatan angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri terhadap 10 responden, di dapat 6 responden adalah perokok aktif dan rata-rata mengkonsumsi rokok antara 6-14 batang perhari. Upaya mengatasi perilaku merokok pada mahasiswa yaitu keputusan untuk mengurangi konsumsi rokok secara bertahap serta dengan niat dan motivasi yang kuat dari masing-masing individu untuk tidak merokok, maka dari itu dibutuhkan suatu kesadaran yang tinggi dari masingmasing mahasiswa. Menurut Wetherall, 2008 ada 5 langkah berhenti merokok yaitu pertama, tentukan sebab-sebab yang mendorong keinginan kita untuk berhenti merokok. Kedua, klasifikasikan rokok sesuai tingkat esensinya. Ketiga, kurangi konsumsi rokok secara teratur dan bertahap. Keempat berhenti merokok secara total. Kelima, konsisten berhenti merokok sepanjang waktu. Dari data dan uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Antara Jumlah Konsumsi Rokok dengan Nilai Volume Tidal Pada Mahasiswa Prodi S1 Keperawatan Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri
Metodologi Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian, desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Prodi S1 Keperawatan angkatan II dan III di STIKES RS Baptis kediri yaitu 47 mahasiswa. Pada penelitian ini sampel diambil dari mahasiswa Prodi S1 Keperawatan angkatan II dan III di STIKES RS Baptis kediri yang memenuhi kriteria inklusi. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan dalam pengambilan sampel adalah total sampling sehingga semua populasi yang berjumlah 47 mahasiswa menjadi sampling dalam penelitian ini. Pada penelitian ini variabel independennya adalah jumlah konsumsi rokok. Variabel dependen pada penelitian ini adalah nilai volume tidal. Instrumen pengumpulan data yang
Data Umum
Tabel 2
Karakteristik responden berdasarkan usia mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April – Mei 2012
Usia Mahasiswa 20 – 22 Tahun 23 – 25 Tahun 26 – 28 Tahun Jumlah
∑ 35 8 1 44
% 79,5 18,2 2,3 100
Berdasarkan tabel 2 menunjukan bahwa sebagian besar responden berusia 20 – 22 tahun, yaitu sebanyak 35 mahasiswa (79,5 %)
Tabel 3 Karakteristik responden berdasarkan tempat tinggal mahasiswa Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April – Mei 2012 Tempat Tinggal Kos Orang Tua Keluarga Asrama Lain-lain
∑ 20 15 3 1 5 44
% 45,4 34,1 6,8 2,3 11,4 100
Berdasarkan tabel 3 menunjukan bahwa paling banyak responden tinggal di kos, yaitu 20 mahasiswa (45,5 %).
Tabel 4 Karakteristik responden berdasarkan perokok mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April – Mei 2012 Perokok Perokok Bukan Perokok Jumlah
∑ 23 21 44
% 52,3 47,7 100
Berdasarkan tabel 4 menunjukan bahwa lebih dari 50% mahasiswa adalah perokok, yaitu sebanyak 23 mahasiswa (52,3%).
konsumsi rokoknya 5 – 12 batang perhari, yaitu 12 responden (52,2 %).
Data Khusus Tabel 5 Karakteristik responden berdasarkan jumlah olahraga dalam 1 minggu mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April – Mei 2012. Jumlah Olahraga 1 – 3 kali 4 – 7 kali Jumlah
∑ 37 7 44
% 84,1 15,9 100
Berdasarkan tabel 5 menunjukan bahwa sebagian besar responden berolahraga 1 – 3 kali dalam 1 minggu, yaitu sebanyak 37 mahasiswa (84,1 %)
Tabel 6 Karakteristik responden berdasarkan lama olahraga mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April – Mei 2012. Lama Olahraga < 30 menit 30 – 60 menit 1 – 2 jam > 2 jam Jumlah
∑ 12 16 15 1 44
% 27,3 36,4 34,1 2,3 100
Berdasarkan tabel 6 menunjukan bahwa paling banyak responden lama olahraga 30 – 60 menit, yaitu 16 mahasiswa (36,4 %)
Tabel 7 Karakteristik responden berdasarkan jumlah konsumsi rokok mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April – Mei 2012. Jumlah konsumsi 1 – 4 batang perhari 5 – 12 batang perhari Jumlah
∑ 11 12 23
% 47,8 52,2 100
Berdasarkan tabel 7 menunjukan bahwa jumlah konsumsi rokok pada mahasiswa yang merokok lebih dari 50%
Tabel 8 Karakteristik responden berdasarkan nilai volume tidal mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April – Mei 2012. Nilai Volume Tidal 450 – 499 ml 500 – 550 ml 551 – 600 ml Jumlah
∑ 14 25 5 44
% 31,8 56,8 11,4 100
Berdasarkan tabel 8 menunjukan bahwa lebih dari 50% responden nilai volume tidalnya 500 – 550 ml, yaitu 25 mahasiswa (56,8 %). Nilai volume tidal pada mahasiswa angkatan II dan III sebagian besar normal, karena dari 44 mahasiswa terdapat 30 mahasiswa (68,2%) yang nilai volume tidalnya sekitar 500 ml. Sedangkan mahasiswa yang volume tidalnya kurang baik ada 14 mahasiswa (31,8%).
Tabel 9
Karakteristik responden berdasarkan nilai volume tidal mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri pada April – Mei 2012.
Nilai Volume Tidal 450 – 499 ml 500 – 550 ml 551 – 600 ml Jumlah
∑ 14 25 5 44
% 31,8 56,8 11,4 100
Berdasarkan tabel 9 menunjukan bahwa lebih dari 50% responden nilai volume tidalnya 500 – 550 ml, yaitu 25 mahasiswa (56,8 %). Nilai volume tidal pada mahasiswa angkatan II dan III sebagian besar normal, karena dari 44 mahasiswa terdapat 30 mahasiswa (68,2%) yang nilai volume tidalnya sekitar 500 ml. Sedangkan mahasiswa yang volume tidalnya kurang baik ada 14 mahasiswa (31,8%).
Tabel 10
Tabulasi silang nilai volume tidal dengan jumlah konsumsi rokok mahasiswa Prodi Keperawatan S1 Angkatan II dan III STIKES RS Baptis Kediri pada April – Mei 2012
Jumlah Rokok 450-499 0 1–4 5 – 12 Jumlah p = 0,344
∑ 5 5 4 14
% 23,8 41,7 36,4 31,8
Volume Tidal 500-550 ∑ % 13 61,9 6 50,0 6 54,5 25 56,8
Total ∑ 3 1 1 5
551-600 % 14,3 8,3 9,1 11,4
∑ 21 12 11 44
% 100 100 100 100
Pada tabel 10 menggambarkan bahwa dari 44 responden, didapatkan bahwa responden yang tidak merokok paling banyak mempunyai volume tidal 500-550 yaitu 13 responden (61,9%), sedangkan yang menghisap rokok 1 – 4 batang perhari mempunyai volume tidal 500-550 yaitu 6 responden (50,0%) tetapi hanya beda 1 responden dengan volume tidal 450-499, yaitu 5 responden (41,7%).
Pembahasan Jumlah konsumsi rokok dengan nilai volume tidal pada mahasiswa Prodi Keperawatan S1 angkatan II dan III
Berdasarkan hasil penelitian tabel 4 didapatkan dari 44 responden mahasiswa, terdapat 23 responden (52,3%) adalah perokok dan 21 responden tidak merokok (47,7 %), dan diketahui bahwa lebih dari 50% mahasiswa angkatan II dan III STIKES RS Baptis Kediri jumlah konsumsi rokok 5-12 batang perhari yaitu 12 mahasiswa (52,2%). Menurut Kartono dalam Siregar (2006), mahasiswa cenderung lebih percaya terhadap lingkungan, mudah terpengaruh oleh gaya hidup dilingkungan sekitarnya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok antara lain faktor psikologis, faktor biologi, faktor lingkungan dan faktor regulatori (Subanada, 2008). Perokok dikategorikan menjadi 3 kategori yaitu kategori ringan (1-4 batang sehari), kategori sedang (5-12 batang sehari) dan kategori berat (lebih dari 12 batang sehari) (Bustan, 2007). Dalam lingkup kampus STIKES RS Baptis Kediri mahasiswa dilarang untuk merokok dan juga menerima materi kuliah yang berhubungan dengan rokok. Faktanya konsumsi rokok mereka masih cukup besar. Hasil penelitian ini diketahui bahwa lebih dari 50% responden yang terdiri dari sejumlah mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III STIKES RS Baptis Kediri adalah perokok. Kondisi ini sangat berbanding terbalik karena kelak mereka akan menjadi tenaga kerja dibidang kesehatan.
Ini disebabkan karena faktor lingkungan sosial, seperti berkumpul diluar lingkungan kampus dengan teman sebaya yang merokok, dengan merokok mereka merasa lebih diterima dalam lingkungan teman dan merasa lebih nyaman. Selain itu, faktor lain yang menyebabkan seseorang merokok adalah pengaruh iklan. Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat seseorang sering kali terpicu untuk meniru perilaku dalam iklan tersebut. Pemberian penyuluhan dan peringatan secara rutin tentang bahaya merokok serta memberikan motivasi akan pentingnya berhenti merokok bisa meminimalkan konsumsi rokok pada mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 9 didapatkan 14 responden dengan nilai volume tidal 450 – 499 ml (31,8%), nilai volume tidal 500 – 550 sebanyak 25 responden (56,8%), dan nilai volume tidal 556 – 600 ml sebanyak 5 responden (11,4%), berdasarkan data diatas diketahui bahwa ada 14 (31,8%) responden nilai volume tidal kurang baik. Volume tidal ( VT) adalah volume udara yang masuk dan keluar paru – paru selama ventilasi normal biasa. Nilai VT pada dewasa normal sekitar 500 ml untuk laki-laki (Dorland, 2002). Faktor-faktor yang mempengaruhi volume tidal antara lain jenis kelamin, tinggi badan, perokok dan atlet (orang yang rutin berolahraga) (Kartika, 2012). Napas yang teratur dan terkendali dapat memberi manfaat positif bagi kesehatan. Mengatur napas bisa dilatih dengan berolahraga dan cara terbaik untuk meningkatkan kapasitas fungsi paru-paru adalah dengan rajin berolahraga (Kompas, 2011). Dampak penurunan volume tidal adalah menyebabkan penurunan ventilasi alveoral, yang akan meningkatkan PCO2, selain itu akan menyebabkan hypoksia yaitu kondisi ketika
ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan (Asmadi, 2008). Berdasarkan pengukuran volume tidal yang dilakukan menggunakan alat Respi – Aide pada saat responden dalam keadaan relaks dan diminta berdiri, ada 14 responden (31,8%) yang nilai volume tidal < 500 ml, dari 14 responden yang volume tidalnya kurang dikarenakan oleh konsumsi rokok dan kurang olahraga. Hal ini dibuktikan dengan dari 14 responden sekitar 92,8% jumlah olahraganya hanya 1-3 kali perminggu dan sekitar 64,3% adalah perokok. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin sering berolahraga akan semakin baik nilai volume tidalnya. Seseorang yang bukan perokok dan atlet (orang yang rutin olahraga)
akan memiliki volume paru-paru besar dibandingkan dengan perokok dan jarang olahraga akan memiliki volume paru-paru kecil sehingga O2 yang di inspirasi kejaringan akan lebih sedikit. Berdasarkan tabel 10 diatas dapat diketahui bahwa, setelah dilakukan uji statistik Pearson dengan SPSS yang didasarkan pada taraf kemaknaan yang ditetapkan α ≤ 0,05 didapatkan ρ = 0,334, dimana ρ > α yang artinya Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya tidak ada hubungan jumlah konsumsi rokok dengan nilai volume tidal pada mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri. Menurut penelitian yang sudah dilakukan peneliti terhadap mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III di STIKES RS Baptis Kediri, didapatkan bahwa responden yang tidak merokok paling banyak mempunyai volume tidal 500-550 yaitu 13 responden (61,9%), sedangkan yang menghisap rokok 1 – 4 batang perhari mempunyai volume tidal 500-550 yaitu 6 responden (50,0%) tetapi hanya beda 1 responden dengan volume tidal 450-499, yaitu 5 responden (41,7%) dan yang mengkonsumsi 5-12 batang perhari paling banyak mempunyai volume tidal 500-550 ml. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah konsumsi rokok tidak mempengaruhi nilai volume tidal. Berdasarkan jumlah olahraga, ada 85,5% responden yang berolahraga 4-7 kali perminggu mempunyai volume tidal ≥ 500. ml, sedangkan yang berolahraga 1-3 kali perminggu hanya 64,9% yang mepunyai volume tidal ≥ 500 ml. Lebih dari 50% responden yang terdiri dari mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III adalah perokok, namun hanya sebagian kecil yang mempunyai volume tidal <500 ml. Lebih dari 50% responden mengkonsumsi rokok 5-12 batang perhari, namun nilai volume
tidal meraka dalam rentang yang normal yaitu 500-550 ml. Faktor-faktor yang mempengaruhi pernafasan antara lain faktor fisiologis, faktor perkembangan, lingkungan, status kesehatan, narkotika, perubahan/gangguan pada fungsi pernafasan, perubahan pola nafas, obstruksi jalan nafas dan riwayat merokok. Merokok mengakibatkan perubahan struktur dan fungsi saluran nafas yang secara langsung akan berdampak ada perubahan volume tidal (Asih, 2004). Faktor-faktor yang mempengaruhi volume tidal antara lain jenis kelamin, tinggi badan, perokok dan atlet (orang yang rutin berolahraga) (Kartika, 2012). Keparahan penyakit yang timbul dari tingkat sedang hingga lanjut berhubungan langsung dengan banyaknya rokok yang diisap setiap hari dan berapa lama atau berapa tahun seseorang menjadi perokok ( Satrya, 2012) Menurut penelitian, lebih dari 50% responden adalah perokok namun volume tidal mereka sebagian besar dalam rentan nilai yang normal. Hal ini mungkin disebabkan karena faktor perkembangan, dimana semua responden masih dalam usia muda yang masih belum terjadi perubahan pola nafas. Selain itu, faktor lain adalah status kesehatan. Meskipun lebih dari 50% mahasiswa adalah perokok namun mereka juga rutin berolahraga, karena dengan berolahraga bisa menguatkan jantung dan system kardiovaskuler dan juga membuat badan fit dan sehat. Pada orang sehat system kardiovaskuler dan pernafasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Jadi, dapat disimpulkan bahwa walaupun sebagian besar responden yang terdiri dari mahasiswa prodi keperawatan S1 angkatan II dan III STIKES RS Baptis Kediri adalah perokok, namun nilai volume tidal mereka sebagian besar juga normal dikarenakan responden melakukan olahaga secara rutin setiap minggunya dan karena mereka masih relative muda yang masih belum mengalami perubahan pola nafas ataupun mendapat akibat jangka panjang dari resiko merokok.
Kesimpulan
Mahasiswa (putra) STIKES RS Baptis Kediri 52,3% adalah perokok, dengan jumlah konsumsi rokok 5-12 batang perhari. Sedangkan volume tidal paru-paru mahasiswa diatas 500 ml adalah 69,2%. Volume tidal pada
mahasiswa tidak berhubungan dengan konsumsi rokok pada mahasiswa. Hal ini dimungkinkan adanya pola aktivitas olahraga yang rutin 2-3 kali perminggu.
Saran
Mahasiswa Keperawatan harus mampu menjadi role model perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat tanpa rokok harus menjadi pola hidup sehari-hari. Peran pembentukan perilaku ini tidak lepas dari peran Pendidikan Tinggi. Pembentukan karakter yang kuat dapat dilakukan melalui penerapan nilai-nilai dan kegiatan akademik maupun non akademik. Mahasiswa diarahkan dalamkegiatan yang positif seperti kegiatan penelitian ilmiah terhadap bahaya merokok, lomba poster, lomba penyuluhan kesehatan dan lain-lain. Dengan harapan mahasiswa mengerti bahaya rokok dan mampu menjadi role model di masyarakat.
Daftar Pustaka
Asih,
Niluh Gede Yasmin. (2004). Keperawatan Medikal Bedah : Klien Dengan Gangguan Pernafasan. Jakarta : EGC Asmadi. (2008). Teknik Prosedural Keperawatan :Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta : Salemba Medika Arief, Hakim. (2004). Bahaya Narkoba Alkohol. Bandung : Nuansa Dorland, W.A. Newman. (2002). Kamus Kedokteran Dorland, Jakarta : EGC. Ellizabet. Aula. (2010). Stop Merokok (Sekarang atau Tidak Sama Sekali). Yogyakarta : Garailmu Kartika, (2012). Volume Paru – Paru. http://poison13.wordpress.com/v olume-paru-paru/. Diakses Tanggal 10 Mei 2012. Leoni, (2011). Efek rokok bagi remaja. http://pusatremaja.com/2011/01/ 07/efek-rokok-bagi-remaja/. Siregar, Ade Rahmawati, (2006). Harga Diri pada Remaja Obesitas. http://library.rahmawati.ac.Id/do wnload/fk/06009 832.pdf.
Diakses Tanggal 29 Maret 2009. Jam 8 am. Triswanto, Sugeng D (2007). Stop Smoking. Yogyakarta:Progesif Books.