Judul : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Multinasional Sebelum dan Sesudah Akuisisi (Studi Perusahaan Multinasional Pengakuisisi di BEI). Nama NIM
: Putu Reisa Pratiwi : 1306205144 ABSTRAK
Kinerja keuangan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan, karena kinerja keuangan merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Salah satu cara untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan adalah dengan melakukan ekspansi eksternal yaitu akuisisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kinerja keuangan perusahaan multinasional antara sebelum dan sesudah akuisisi. Penelitian ini dilakukan di Perusahaan Multinasional pengakuisisi yang terdaftar di BEI yang melakukan akuisisi pada periode tahun 2011-2013. Obyek penelitian ini adalah kinerja keuangan yang diukur dengan rasio CR, ROE, ROI, NPM, DER, DAR, TATO, dan FATO. Jumlah sampel yang digunakan sebanyak 7 perusahaan dengan metode nonprobability sampling yaitu dengan pendekatan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi nonpratisipan. Teknik analisis yang digunakan adalah Pair-Sample T-Test. Berdasarkan hasil analisis data ditemukan bahwa kinerja keuangan perusahaan multinasional antara sebelum dan sesudah akuisisi tidak terdapat perbedaan yang signifikan. Hal ini membuktikan bahwa akuisisi bukanlah strategi yang tepat untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan multinasional. Agar akuisisi berhasil, perusahaan pengakuisisi sebaiknya melakukan persiapan terlebih dahulu. Persiapan yang dapat dilakukan seperti lebih selektif dalam menentukan perusahaan target akuisisi apakah terdapat kesesuaian strategi, melihat kondisi perusahaan target dari segi manajemen dan finansialnya, dan melihat kondisi ekonomi nasional dan internasional.
Kata kunci : kinerja keuangan, CR, ROE, ROI, NPM, DER DAR, TATO, FATO, akuisisi.
vi
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ……………………………………………………. i HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………….. Ii PERNYATAAN ORISINALITAS …………………………………….. ii KATA PENGANTAR ………………………………………………….. iv ABSTRAK ………………………………………………………………. vi DAFTAR ISI ……………………………………………………………. vii DAFTAR TABEL ………………………………………………………. ix DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………. x DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………. xi BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ……………………………………….. 1.2 Rumusan Masalah …………………………………… 1.3 Tujuan Penelitian ……………………………………. 1.4 Kegunaan Penelitian ………………………………… 1.5 Sistematika Penulisan ……………………………….. BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep …………………………. 2.1.1 Kinerja keuangan …………………………….. 2.1.1.1 Rasio likuiditas ………………………. 2.1.1.2 Rasio solvabilitas …………………….. 2.1.1.3 Rasio profitabilitas …………………... 2.1.1.4 Rasio aktivitas usaha ………………… 2.1.2 Pengertian akuisisi …………………………... 2.1.3 Manfaat akuisisi ……………………………… 2.1.4 Kelemahan akuisisi ………………………….. 2.1.5 Jenis-jenis akuisisi …………………………… 2.1.6 Motif akuisisi ………………………………… 2.1.7 Fakor pemicu keberhasilan akuisisi …………. 2.1.8 Faktor pemicu kegagalan akuisisi …………... 2.2 Hipotesis Penelitian …………………………………. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian …………………………………….. 3.2 Lokasi dan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian ……. 3.3 Obyek Penelitian …………………………………….. 3.4 Identifikasi Variabel …………………………………. 3.5 Definisi Operasional Variabel ……………………….. 3.5.1 Current ratio (CR) …………………………… 3.5.2 Return on equity (ROE) ……………………… 3.5.3 Return on investment (ROI) ………………….. 3.5.4 Net profit margin (NPM) …………………….. 3.5.5 Debt to equity ratio (DER) …………………...
vii
1 12 12 13 13 16 16 19 20 21 22 23 24 25 25 28 30 30 31 35 36 37 37 38 38 38 39 39 40
3.6 3.7 3.8 3.9
BAB IV
BAB V
3.5.6 Debt to total asset ratio (DAR) ……………… 3.5.7 Total asset trunover ratio (TATO) …………... 3.5.8 Fixed asset trunover ratio (FATO) ………….. Jenis dan Sumber Data ………………………………. Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel …. Metode Pengumpulan Data …………………………. Teknik Analisis Data ………………………………… 3.9.1 Pengujian statistik …………………………… 2.9.1.1Uji normalitas data …………………... 2.9.1.2 Pengujian hipotesis …………………..
DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Daerah atau Wilayah Penelitian … 4.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian ……………………… 4.2.1 Uji normalitas data………………………….... 4.2.2 Pengujian hipotesis kinerja keuangan …….... 4.2.2.1 Current ratio …………………………. 4.2.2.2 Returnt on equity ……………………... 4.2.2.3 Returnt on investment ………………… 4.2.2.4 Net profit margin ……………………... 4.2.2.5 Debt to equity ratio …………………... 4.2.2.6 Debt to total asset ……………………. 4.2.2.7 Total asset trunover ratio ……………. 4.2.2.8 Fixed asset trunover ratio …………..... 4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ………………………… 4.4 Implikasi Penelitian ………………………………….. 4.5 Keterbatasan Penelitian ……………………………… SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ……………………………………………… 5.2 Saran …………………………………………………..
DAFTAR RUJUKAN …………………………………………………… LAMPIRAN-LAMPIRAN ………………………………………………
viii
40 41 41 42 43 44 44 45 45 46 48 50 50 51 51 52 53 55 56 57 58 59 60 67 67 68 69 71 75
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pengembangan strategi adalah suatu hal yang harus terus dilakukan oleh setiap perusahaan agar dapat menghadapi tantangan dan hambatan dalam dunia bisnis, sehingga perusahaan mampu bertahan menghadapi kompetisi yang semakin ketat. Perusahaan diharapkan dapat menggunakan strategi yang tepat untuk mempertahankan kelangsungan bisnisnya dan dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan merupakan gambaran baik buruknya kondisi keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi kerja perusahaan dalam periode tertentu. Kinerja keuangan dapat diukur dengan menganalisis dan mengevaluasi laporan keuangan. Kinerja keuangan merupakan hal penting yang harus dicapai oleh setiap perusahaan, karena kinerja keuangan merupakan cerminan dari kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengalokasikan sumber dayanya. Berbagai strategi dapat dilakukan perusahaan untuk memaksimalkan kinerja keuangan perusahaan. Keuntungan yang besar akan dapat memperkuat posisi keuangan perusahaan yang dapat dilihat pada laporan keuangan yang meliputi perhitungan dan interprestasi rasio keuangan. Ketika kinerja keuangan perusahaan meningkat maka perusahaan tersebut mempunyai daya saing yang tinggi dan mampu meningkatkan nilai perusahaan. Jika kinerja perusahaan baik
1
maka nilai perusahaan akan meningkat. Nilai perusahaan yang tinggi membuat para investor melirik perusahaan tersebut untuk menanamkan modalnya sehingga akan menyebabkan harga saham meningkat. Sebaliknya apabila terdapat berita buruk mengenai kinerja perusahaan maka akan menyebabkan harga saham pada perusahaan tersebut turun. Dapat disimpulkan bahwa harga saham merupakan cerminan dari nilai perusahaan dan kinerja keuangan yang meningkat merupakan cara untuk meningkatkan nilai perusahaan. Selain itu, peningkatan kinerja keuangan perusahaan penting dilakukan agar mendapatkan kepercayaan publik. Ketika perusahaan memiliki kinerja keuangan yang baik maka akan semakin mudah mengakses sumber-sumber dana. Perusahaan yang memliki struktur permodalan yang kuat akan diberi kepercayaan oleh publik. Kondisi tersebut akan memberikan dampak positif bagi perusahaan karena dengan semakin meningkatnya kepercayaan pihak lain seperti lembagalembaga keuangan, akan membuat mereka bersedia meminjamkan dana. Perusahaan yang memiliki kepercayaan publik seperti itu akan memiliki risiko kebangkrutan yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang tidak memiliki kepercayaan publik. Banyak
cara
atau
strategi
yang
digunakan
perusahaan
untuk
meningkatkan kinerja keuangan. Salah satu strategi yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan ekspansi. Selain untuk dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan, strategi ini juga merupakan salah satu usaha untuk membuat perusahaan bertahan dalam persaingan bisnis. Menurut Husnan dan Pudjiastuti (2012:395), perluasan usaha dapat dilakukan dengan ekspansi intern (menambah
2
unit produksi, menambah kapasitas pabrik, menambah divisi baru, dan sebagainya), dan dapat juga dilakukan dengan ekspansi ekstern yaitu dengan cara menggabungkan diri dengan perusahaan lain (merger) ataupun membeli perusahaan yang telah ada (akuisisi). Strategi akuisisi dilakukan untuk mendapatkan pengendalian atas aktiva atau operasional perusahaan-perusahaan yang bergabung. Dengan pembelian suatu usaha diharapkan dapat meningkatkan pangsa pasar, dan diversifikasi usaha. Setiap perusahaan dituntut untuk terus mengembangkan strategi agar dapat meningkatkan kinerja keuangan perusahaan. Menurut Venaik, Midgley and Devinney (2005) tekanan globalisasi adalah penentu dari postur strategis, struktur organisasi, proses dan kinerja perusahaan, baik multinasional maupun domestik. Tekanan global dan lokal yang dihadapi oleh anak perusahaan dari perusahaan multinasional akan berpengaruh terhadap strategi, struktur organisasi dan kinerja yang dihasilkan dari anak perusahaan tersebut. Pada beberapa tahun terakhir, merger dan akuisisi (M & A) menarik perhatian baik akademisi dan pembuat kebijakan. Alasan dominan yang digunakan sebagai alasan M & A adalah bahwa dengan melakukan akuisisi dapat meningkatkan kinerja keuangan, selain itu kegiatan M & A dapat dianggap sebagai sarana diversifikasi perusahaan (Selcuk and Kiymaz, 2015). Hampir di seluruh penjuru dunia kegiatan merger dan akuisisi meningkat. Pada tahun 1980an dan 1990-an laju aktivitas merger dan akuisisi (M & A) berkembang sangat pesat, baik dengan mitra domestik maupun asing. Penyelesaian Pasar Internal Uni Eropa tahun 1992 telah merangsang banyak muculnya investasi seperti ini,
3
berbagai perusahaan Eropa, Jepang dan AS mengendalikan banyak posisi pasar yang lebih kuat di EU (Eiteman, Stonehill, & Moffet, 2001:66). Kanada pun tidak asing dengan tren ini. Pada tahun 2000, satu tahun memecahkan rekor, Crosbic & Co melaporkan hampir 1.300 transaksi merger dan akuisisi terjadi dengan nilai total hampir 235 miliar dolar. Namun demikian, ada kekhawatiran yang berkembang di kalangan ekonom keuangan atas harga yang dibayar untuk transaksi merger dan akuisisi dan bagaimana transaksi besar tersebut dapat mempengaruhi kinerja perusahaan di masa depan (Andre, Kooli, and L’Her, 2004). Dokukina (2013) menyebutkan bahwa di Rusia pun aktivitas merger dan akuisisi juga telah meningkat selama dekade terakhir. Alasan yang paling besar terletak pada pembangunan ekonomi yang mendorong perusahaan untuk mencari cara untuk ekspansi global melalui konsolidasi dan keputusan yang inovatif. Merger dan akuisisi terus menjadi strategi yang banyak digunakan perusahaan untuk memperluas usahanya. Selama tahun 2000 hingga tahun 2010, ribuan merger dan akuisisi telah terjadi setiap tahunnya. Berikut adalah gambar yang menunjukan pertumbuhan Merger dan Akuisisi pada tahun 2000 – 2010 dalam volume dolar global :
4
Gambar 1.1 Pertumbuhan Merger dan Akuisisi pada Tahun 2000-2010
Sumber : dealbook.nytime.com Berdasarkan data grafik diatas, volume dolar global dalam aktivitas merger dan akuisisi menunjukan kenaikan pada 2010 menjadi $ 2,4 trillion dan menurut data Thomson Reuters tersebut di Amerika Serikat volume merger naik 14,2% yaitu ke $ 822 billion (De La Merced dan Cane, 2011). Tapi salah satu tema terbesar dalam merger dan akuisisi pada tahun 2010 menurut Thomson Reuters (dalam De La Merced dan Cane, 2011) adalah pertumbuhan di pasar negara berkembang yaitu di wilayah Asia-Pasifik volume transaksi merger dan akuisisi melonjak 43,5%. Tahun 2010 juga merupakan tahun yang luar biasa bagi pasar M & A India, karena terjadi total nilai kesepakatan sebesar USD 31,4 miliar, ini merupakan nilai tertinggi dalam periode tahun 2008-2012. Namun volume transasksi turun menjadi 1.039 di tahun 2010 bila dibandingkan dengan tahun
5
sebelumnya di tahun 2009 yaitu terdapat 1.095 volume transaksi. Pada akhir Maret 2012, nilai kesepakatan sudah mencapai Rp 10,7 miliar dengan 239 nomor transaksi. Jika momentum ini terus terjadi dalam tiga kuartal berikutnya di tahun 2012, maka hal ini dapat mendekati rekor untuk M & A, baik dari segi nilai dan volume transaksi (Mittal and Gupta (2013). Aktivitas akuisisi di Indonesia juga mengalami kenaikan yang cukup signifikan seiring dengan semakin populernya istilah merger dan akuisisi di kalangan pelaku usaha dan seiring dengan majunya pasar modal yang didominasi oleh perusahaan go-public. Aktivitas merger dan akuisisi di Indonesia sudah dikenal sejak awal berlakunya Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas (UU 1/1995). Merger dan akuisisi merupakan suatu langkah restrukturisasi perusahaan yang dipercaya mampu mendatangkan keuntungan dalam waktu yang relatif singkat (www.kppu.go.id). Berikut adalah daftar perusahaan multinasional di BEI yang melakukan akuisisi pada tahun 2011-2013:
Tabel 1.1 Daftar Perusahaan Multinasional yang Melakukan Akuisisi pada Tahun 2011-2013 No. Nama Perusahaan Multinasional 1 PT. Unilever Indonesia, Tbk 2 PT. Bhakti Capital Indonesia, Tbk 3 PT. Aneka Tambang, Tbk 4 PT. Berau Coal Energy, Tbk 5 PT. Indorama Synthetics, Tbk 6 PT. Kalbe Farma, Tbk 7 PT. Multipolar Technology, Tbk 8 PT. Astra Otoparts, Tbk 9 PT. Pabrik Kertas Tjiwi Kimia, Tbk 10 PT. Salim Ivomas Pratama, Tbk Sumber : www.idx.co.id
6
Perusahaan Multinasional di BEI yang melakukan akuisisi pada tahun 2011-2013 adalah berjumlah 10 perusahaan, namun hanya 7 perusahaan yang akan diteliti. Hal ini karena 3 perusahaan lainnya melakukan akuisisi lebih dari satu kali selama periode yang diamati sehingga tidak digunakan sebagai sampel. Alasan tidak menggunakan perusahaan yang melakukan akuisisi lebih dari satu kali sebagai sampel penelitian adalah karena untuk meningkatkan generalisasi hasil penelitian. Akuisisi merupakan cara tercepat bagi perusahaan yang sedang mengalami pertumbuhan untuk dapat memperluas usahanya. Dengan melakukan akuisisi, perusahaan tidak perlu memulai bisnis baru dari awal. Beberapa alasan perusahaan melakukan akuisisi adalah sinergi, pertimbangan pajak, diversifikasi, insentif bagi manajer dan breakup value. Dalam proses akuisisi, perusahaan pengakuisisi perlu mempertimbangkan beberapa faktor yang meliputi seleksi perusahaan yang akan diakuisisi, aspek keuangan atau biaya akuisisi, pemahaman akan kompleksitas tahap integrasi serta integrasi setelah akuisisi (Hamidah dan Manasye, 2013). Menurut Yook (2004) bukti peningkatan kinerja perusahaan pascaakuisisi dapat dilihat dari dua pendekatan umum yaitu pendekatan pertama meneliti return saham perusahaan, pendekatan kedua langsung menilai kinerja operasi perusahaan mengakuisisi menggunakan data keuangan dan akuntansi. Keuntungan dari pendekatan ini adalah untuk mengukur manfaat ekonomi yang sebenarnya dari akuisisi terhadap kinerja perusahaan. Jika akuisisi yang benar-
7
benar menciptakan nilai pemegang saham, kinerja operasi perusahaan harus akhirnya mencerminkan keuntungan ekonomi. Seluruh perusahaan tertarik beralih ke restrukturisasi perusahaan dalam bentuk M & A karena mereka meyakini strategi tersebut dapat memberikan manfaat bagi kedua perusahaan dan merupakan cara tercepat dalam memperluas usahanya. Namun, tidak semua perusahaan yang diakuisisi berakhir dengan maksimalisasi kekayaan pemegang saham dan peningkatan kinerja operasi. Berdasarkan hal tersebut maka sangatlah penting untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan pasca akuisisi, apakah setelah melakukan akuisisi kinerja keuangan akan meningkat atau justru menurun. Melihat fenomena transaksi akuisisi yang terus meningkat, ternyata masih banyak penelitian yang menyatakan bahwa kinerja perusahaan pasca akuisisi justru menurun. Menurut Dash (dalam Azhagiah and Kumar, 2011) ratarata aktivitas merger dan akuisisi menyebabkan kehancuran nilai pada perusahaan, terlepas dari strategi perusahaan dalam jangka waktu yang panjang. Penelitian ini menarik kesimpulan yang bertentangan dengan kepercayaan populer bahwa merger dan akuisisi adalah sarana keselamatan bagi perusahaan. Hal ini lah yang mendasari dilakukannya penelitian ini untuk melihat dampak sesungguhnya pada kinerja keuangan perusahaan multinasional pasca akuisisi apakah lebih baik atau lebih buruk dibandingkan sebelum akuisisi, sehingga perusahaan dapat mempertimbangkan strategi yang pantas untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan.
8
Beberapa penelitian sebelumnya telah meneliti pengaruh akuisisi terhadap kinerja keuangan perusahaan. Fransiscus, Hidayat & Iqbal (2015) meneliti kinerja keuangan 5 perusahaan multinasional dan menunjukan bahwa rata-rata Current Ratio, Total Asset turnover Ratio, Net Profit Margin, Return in Investment dan Operating Profit Margin mengalami penurunan saat sesudah akuisisi. Selain itu rata-rata Debt to Equity Ratio, Return on Equity dan Debt Ratio sesudah akuisisi lebih tinggi dibandingkan sebelum akuisisi. Hasil penelitian Novaliza dan Djajanti (2013) juga menunjukan bahwa rasio keuangan perusahaan pada periode 1 tahun sebelum dan 4 tahun berturutturut setelah merger dan akuisisi menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan, hanya Return On Total Asset yang berubah secara signifikan. Namun, walaupun ada 1 rasio yang berubah secara signifikan hal tersebut tidak memberikan cukup bukti bahwa merger dan akuisisi berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan. Penelitian Usman (2013) yang meneliti Perusahaan Perbankan juga menyebutkan bahwa tindakan akuisisi pada sektor perbankan belum mampu memperoleh manfaat yang optimal terhadap kinerja keuangan bank yang diakuisisi. Hal ini tercermin pada rasio rentabilitas yang semakin menurun sesudah diakuisisi, ini terjadi salah satunya disebabkan oleh pendanaan akuisisi lebih banyak dibiayai oleh hutang. Namun rasio likuiditas (LDR dan LEA) dan rasio solvabilitas (EM) berubah semakin baik. Kondisi ini wajar terjadi karena dalam jangka pendek perusahaan perbankan cenderung mendahulukan rasio
9
likuiditas, sedangkan rasio lainnya perusahaan perbankan mengharapkan dalam jangka panjang akan menjadi lebih baik. Ongkowidjojo (2013) juga menyebutkan dalam penelitiannya bahwa kinerja keuangan perusahaan pengakuisisi yang diukur dengan rasio profitabilitas (NPM, ROA, ROE), rasio aktivitas (TATO) dan rasio likuiditas (DER) tidak mengalami perubahan sesudah akuisisi. Hal yang serupa juga ditemukan oleh Harvey (2015), pengaruh akuisisi pada semua beban rasio dan pertumbuhan secara statistik tidak signifikan. Efek pada Gross Operating Margin (GOM), Net Operating Margin (NOM), Return on Asset (ROA), Current Ratio (CR) dan Acid Test Ratio (ATR) juga tidak signifikan secara statistik. Ia menyebutkan dalam penelitiannya bahwa akuisisi bukanlah strategi pro-pertumbuhan, tetapi strategi untuk memaksimalisasi nilai pemegang saham dengan meningkatkan laba per saham dan dividen per saham. Sedangkan dalam penelitian Melindhar (2015) menyebutkan secara umum bahwa kinerja keuangan perusahaan go public yang diukur dengan current ratio, quick ratio, debt equity ratio dan debt to assets ratio mengalami peningkatan setelah melakukan akuisisi. Sedangkan rasio total assets turnover, return on assets, return on equity dan earning pershare mengalami penurunan sesudah akuisisi dibandingkan sebelum akuisisi. Bjornson and Sykuta (2002) juga melakukan penelitian terhadap Perusahaan Large Food retailers di AS seperti Albertson Inc, The Kroger Co, dan Safeway Inc diketahui bahwa kinerja perusahaan mengalami kenaikan pasca
10
akuisisi. Safeway Inc adalah perusahaan terkuat diantaranya yang secara signifikan meningkatkan ROI pasca akuisisi. Nurdin (dalam Darlis, Edfan dan Zirman, 2011) menganalisis kinerja keuangan 40 perusahaan yang melakukan akuisisi dari tahun 1989 sampai 1992. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara kinerja perusahaan yaitu semakin membaik setelah akuisisi dalam jangka waktu tiga tahun. Aprilianti (2014) meneliti kinerja keuangan PT. Indofood Sukses Makmur,Tbk yang melakukan akuisisi terhadap PT. Indolakto, menemukan bahwa sesudah dilakukan aktivitas akuisisi selama periode 4 tahun (2009-2012) terjadi kenaikan rasio pada variabel CR, QR, ROE, ROI, NPM, dan EPS. Sedangkan variabel TATO, ITO, FATO, DAR, DER, dan sales growth mengalami penurunan selama periode 4 tahun (2009-2012) setelah akuisisi. Penelitian Hamidah & Noviani (2013) memberikan hasil bahwa rasio likuiditas yang diukur dengan current ratio (CR) menunjukkan perbedaan pada periode satu tahun sebelum dengan dua, empat, dan lima tahun sesudah merger dan akuisisi. Rasio profitabilitas yang diukur dengan return on assets (ROA) menunjukkan perbedaan pada periode satu tahun sebelum dengan empat tahun sesudah merger dan akuisisi. Rasio nilai pasar yang diukur dengan Price Earnings Ratio (PER) menunjukkan perbedaan pada periode satu tahun sebelum dengan tiga tahun sesudah merger dan akuisisi. Hal yang sama juga ditemukan dalam penelitian Naziah (2014), secara keseluruhan ada perbedaan kinerja perusahaan manufaktur sebelum dan sesudah merger dan akuisisi, dimana kinerja perusahaan hasil merger dan akuisisi mengalami kenaikan yang signifikan.
11
Berdasarkan dari hasil penelitian-penelitian tersebut maka diperoleh adanya perbedaan hasil penelitian (research gap) yang telah dilakukan oleh para peneliti. Research gap tersebut dapat dijadikan permasalahan dalam penelitian ini. Berdasarkan latar belakang inilah, maka penelitian ini akan meneliti kembali bagaimana kinerja keuangan perusahaan multinasional pengakuisisi antara sebelum dan sesudah akuisisi.
1.2 Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang sebelumnya, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah kinerja keuangan perusahaan multinasioal berbeda secara signifikan antara sebelum dan sesudah melakukan akuisisi ?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan perbedaan kinerja keuangan perusahaan multinasional antara sebelum dengan sesudah melakukan akuisisi.
12
1.4 Kegunaan Penelitian Penelitian yang dilakukan ini akan memperoleh manfaat antara lain : 1) Kegunaan teoritis : Bagi para akademisi dan peneliti-peneliti selanjutnya, penelitian ini diharapkan dapat memperdalam pengetahuan mengenai kinerja keuangan perusahaan pasca akuisisi 2) Kegunaan praktis Bagi para pengusaha, penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan akusisi, dan memastikan bahwa strategi yang diambil akan memberikan sinergi yang baik bagi perusahaan.
1.5 Sistematika Penulisan Laporan penelitian ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan dan disusun secara sistematis dan rinci untuk memberi arahan atau gambaran sehingga mempermudah pembahasan tentang penelitian ini. Adapun sistematika dari penulisan penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I
: Pendahuluan Bab ini menguraikan latar belakang masalah penelitian yang terdiri dari hal-hal apa saja yang mendasari masih pentingnya dilakukan penelitian ini, serta menguraikan rumusan masalah penelitian, tujuan pembahasan, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.
13
Bab II
: Kajian Pustaka dan Hipotesis Penelitian Bab ini menguraikan landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan kinerja keuangan, rasio-rasio keuangan, dan akuisisi. Teori-teori dalam bab ini berasal dari berbagai literatur yang dianggap relevan dengan permasalahan yang diangkat sehingga dapat mengakomodasikan argumentasi secara akurat sesuai dengan pokok permasalahan serta dengan menyusun hipotesis yang digunakan.
Bab III
: Metode Penelitian Bab ini menguraikan metode penelitian yang meliputi desain penelitian, lokasi penelitian, objek penelitian, identifikasi variabel, jenis dan sumber data, populasi, sampel, metode penentuan sampel, metode pengumpulan data, dan teknik analisis data yang digunakan.
Bab IV
: Data dan Pembahasan Hasil Penelitian Bab ini menguraikan gambaran umum perusahaan multinasional yang melakukan akuisisi yang menjadi sampel dalam penelitian ini. Selain itu bab ini juga menyajikan hasil-hasil penelitian yang diperoleh secara sistematis setelah dianalisis menggunakan metode analisis yang sesuai dengan tujuan penelitian, selanjutnya dibahas dengan membandingkan hasil yang diperoleh dengan teori yang dipakai acuan dan hasil-hasil penelitian sebelumnya.
14
Bab V
: Simpulan dan Saran Bab ini merupakan bagian akhir dari skripsi ini yang menguraikan simpulan yang dapat ditarik dari hasil pembahasan serta saran-saran bagi berbagai pihak yang memiliki kepentingan terkait dengan topik penelitian ini dan berbagai saran yang diberikan untuk pengembangan bagi penelitian selanjutnya.
15