BAB IV PEMBAHASAN
IV.1 Analisis Pergerakan Nilai Tukar USD/JPY Tahun 2008 Dalam semester pertama di tahun 2008, pergerakan USD/JPY lebih cendrung mengalami konsolidasi. Ini diakibatkan karena kondisi ekonomi kedua Negara yang waktu itu mulai terkena dampak kasus subprime mortgage. Gambar 4.1 berikut menunjukan pergerakan perdagangan USD/JPY yang dituangkan dalam bentuk grafik candlestick.
Gambar 4.1 Pergerakan USD/JPY Harian Periode Januari 2008 Sampai Juni 2008 Meskipun demikian selama periode ini yen telah mengalami penguatan terbatas terhadap dolar Amerika. Dari bulan Januari hingga Maret, yen telah mengalami apresiasi terhadap USD dari level 113 hingga ke level 96. Sedangkan pada perkembangan
41
selanjutnya hingga bulan Juni pergerakan yen kembali mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika. Para pelaku ekonomi waktu itu menilai bahwa kondisi ekonomi Amerika memang sedang dalam keadaan buruk, namun sebenarnya masa yang paling buruk sudah terlewatkan, jadi mereka menilai saat itu telah memasuki fase perbaikan. Ini juga didukung oleh langkah cepat yang diambil oleh pemerintah dalam mengatasi krisis yaitu dengan pemotongan suku bunga, bail out, bahkan pemotongan pajak. Ini yang akhirnya mendorong USD kembali mengalami penguatan terhadap yen. Sementara itu pada semester kedua di tahun 2008, dolar Amerika telah mengalami depresiasi yang cukup signifikan terhadap yen. Bisa dilihat pada gambar 4.2 hampir keseluruhan di setiap bulan selama periode ini USD mengalami depresiasi terhadap yen Jepang. Sebenarnya kondisi ini deperparah dengan tingkat inflasi yang kian tinggi dan berbagai indikator ekonomi yang tidak meunjukan perbaikan di sisi Amerika.
Gambar 4.2 Pergerakan USD/YEN Harian Periode Juli 2008 Sampai Desember 2008
42
IV.2 Pengaruh Inflasi dan Suku Bunga Terhadap Nilai Tukar Selama 2008 Untuk mengukur bagaimana nilai tukar USD/JPY telah dipengaruhi oleh inflasi dan suku bunga, penulis akan menghitung denga statistik dengan komputer dengan pasilitas data analyst. Berikut adalah tabel-tabel hasil perhitungan: Tabel 4.1 Perhitungan Korelasi Antara Inflasi dan Nilai Tukar USD/JPY SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R
0.561602324
R Square
0.31539717
Adjusted R Square
0.239330189
Standard Error
3.235328563
Observations
11
ANOVA df
SS
MS
F 4.146308503
Regression
1
43.40086608
43.40086608
Residual
9
94.20615818
10.46735091
10
137.6070243
Total
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Intercept
6.137271326
2.438029386
2.517308184
0.032913701
X Variable 1
-1.86742779
0.917092223
-2.03624863
0.07220164
Dari tabel 4.1 diatas didapat angka multiple R sebesar 0.56 atau 56%, ini berarti antara inflasi dan nilai tukar terdapat hubungan yang sedang dan negatif.
43
Tabel 4.2 Perhitungan Korelasi Antara Suku Bunga dan Nilai Tukar USD/JPY SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R
0.368175345
R Square
0.135553084
Adjusted R Square
0.039503427
Standard Error
3.635534007
Observations
11
ANOVA df
SS
MS
F 1.411281293
Regression
1
18.65305658
18.65305658
Residual
9
118.9539677
13.21710752
10
137.6070243
Total
Coefficients
Standard Error
t Stat
P-value
Intercept
5.008825436
3.08149042
1.625455463
0.13851073
X Variable 1
-2.42801031
2.043825131
-1.18797361
0.265247693
Dari tabel di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa multiple R mempunyai nilai: 0.36 atau 36%, ini berarti bahwa hubungan antara tingkat suku bunga dan nilai tukar USD/JPY bisa dikategorikan kedalam hubungan yang rendah dan negatif.
44
Tabel 4.3 Perhitungan Korelasi Antara Inflsi, Suku Bunga dan Nilai Tukar USD/JPY SUMMARY OUTPUT Regression Statistics Multiple R
0.575303008
R Square
0.330973551
Adjusted R Square
0.163716939
Standard Error
3.392321086
Observations
11
ANOVA df
SS
MS
Regression
2
45.54428545
22.77214272
Residual
8
92.06273881
11.50784235
10
137.6070243
Total
Coefficients
Standard Error
t Stat
Intercept
5.549053598
2.896978868
1.915462228
X Variable 1
-2.40473733
1.573110654
-1.5286511
X Variable 2
1.346470371
3.119896432
0.431575342
Dari tabel di atas didapat nilai multiple R adalah sebesar 0.57 atar 57%, ini berarti bahwa antara inflasi dan suku bunga bila digabungkan mempunyai hubungan yang dapat dikategorikan kedalam hubungan yang sedang.
45
IV.3 Penentuan Model Prediksi Nilai Tukar Wajar USD/JPY Untuk mengetahui model prediksi PPP dan IFE terhadap nilai tukar, penulis mengumpulkan data setiap bulan selama tahun 2008. Data yang dikumpulkan adalah: 1. Persentase perubahan nilai tukar setiap bulan dibandingkan bulan yang lalu, dari bulan Februari sampai Desember 2008. 2. Selisih tingkat inflasi Amerika dan Jepang setiap bulan selama tahun 2008, kemudian variabel ini dijadikan sebagai variabel independen (X1), untuk menguji PPP. 3. Selisih tingkat suku bunga antara Amerika dan Jepang setiap bulan selama tahun 2008, kemudian variabel ini dijadikan sebagai variabel independen (X2), untuk menguji IFE. Setelah semua data terkumpul, kemudian penulis melakukan penghitungan dengan komputer menggunakan fasilitas data analyst pada Microsoft Excel, perhitungan tersebut menghasilkan: Tabel 4.4 Tabel Anova Hasil Perhitungan Excel ANOVA df
SS
MS
F
Significance F
1.978837
0.200342528
t Stat
P-value
Lower 95%
Upper 95%
Lower 95.0%
Regression
2
45.54428545
22.7721427
Residual
8
92.06273881
11.5078424
10
137.6070243
Coefficients
Standard Error
5.5490536
2.896978868
1.91546223
0.091755
-1.131391646
12.229499
-1.1313916
-2.40473733
1.573110654
-1.5286511
0.164875
-6.032336999
1.2228623
-6.032337
1.34647037
3.119896432
0.43157534
0.677445
-5.848023697
8.5409644
-5.8480237
Total
Intercept X Variable 1 X Variable 2
Sumber: Perhitungan Data Analyst Dari Microsort Excel Koefisien regresi: bo = 5,54, b1 = -2,40 dan b2 = 1,35
46
Jadi apabila koefisien regresi itu dimasukan ke persamaan akan menjadi: Y = 5,54 – 2,40X1 + 1,35X2 Persamaan tersebut bisa diartikan bahwa: •
Bo = 5,54 artinya jika selisih tingkat inflasi dan selisih tingkat suku bunga tidak terjadi atau sama dengan 0, maka yen Jepang akan mengalami apresiasi terhadap USD sebesar 5,54%.
•
b1 = - 2,40 artinya jika selisih tingkat suku bunga diabaikan atau sama dengan 0, maka yen Jepang akan mengalami depresiasi sebesar 2,40% terhadap USD.
•
b2 = 1,35 artinya jika selisih tingkat inflasi diabaikan atau sama dengan 0, maka yen Jepang akan mengalami apresiasi terhadap USD sebesar 1,35%. Dari pengujian statistik di atas menunjukan selama periode tahun 2008
menunjukan bahwa: 1. Pengaruh fundamental ekonomi yang lain selain selisih tingkat inflasi dan suku bunga sangat besar terhadap apresiasi yen terhadap dolar Amerika, ini dibuktikan dengan koefisien bo yang sangat besar yaitu 5,54%. 2. Purchasing Power Parity tidak terjadi, hal ini ditunjukan dengan koefisien b1 yang negatif. 3. International Fisher Effect mempengaruhi apresiasi yen terhadap USD sebesar 1.35%.
IV.4 Perbandingan Prediksi Nilai Tukar Dengan Data Historis Januari – Juni 2008 Data perdagangan USD/JPY selama periode Januari sampai Juni 2008 menunjukan berada dalam trend konsolidasi, namun secara keseluruhan yen mengalami apresiasi
47
terhadap dolar Amerika pada periode ini. Hal ini diakibatkan oleh penurunan tingkat suku bunga Amerika dan kenaikan selisih tingkat inflasi antara Amerika dan Jepang. Berdasarkan teoritis yang penulis dapatkan, penulis akan mencoba menghitung pada level berapa sebenarnya kurs wajar USD/JPY menurut perhitungan Purchasing Power Parity (PPP) dan International Fisher Effect (IFE). Dalam perhitungan ini, penulis mengasumsikan Amerika sebagai Valuta domestik.
IV.4.1 Menggunakan Purchasing Power Parity Dalam menghitung kurs wajar USD/JPY selama periode Januari sampai Juni 2008, penulis akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1
Untuk data mengenai tingkat inflasi di Amerika dan Jepang kita akan gunakan perhitungan inflasi pada bulan Januari sampai Juni tahun 2008. Setelah data itu terkumpul kemudian penulis menghitung nilai tertinggi inflasi AS dan Jepang, dengan
menggunakan
formula
di
Microsoft
Excel
yaitu:
“=min(number1,number2,……..) dan =max(number1,number2,……..)”. Perhitungan excel tadi akan menghasilkan:
2
•
Inflasi Amerika Tertinggi (Ih): 5%
•
Inflasi Amerika Terendah (Ih): 3.9%
•
Inflasi Jepang Tertinggi (If): 2%
•
Inflasi Jepang Terendah (If): 0.7%
Setelah mendapatkan data inflasi kedua Negara tersebut, langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertinggi (high) dan nilai terendah (low) dari USD/JPY pada hari pertama perdagangan USD/JPY selama periode Januari sampai Juni 2008 yang akan
48
dijadikan sebagai dasar perhitungan. Untuk mendapatkan nilai tersebut penulis menggunakan formula dalam Microsoft excel dalam komputer sebagai berikut: “=max(number1,number2,………..)” dan “=min(number1,number2,……), maka didapat:
3
•
Nilai USD/JPY tertinggi: 112.08
•
Nilai USD/JPY terendah: 111.66
Setelah perhitungan nilai tertinggi dan nilai terendah inflasi dan nilai tertinggi dan terendah perdagangan USD/JPY pada tanggal 1 Januari di dapat, kita akan memasukan perhitungan selisih inflasi tertinggi dan terendah ke dalam persamaan. ef = (1 + Ih) – 1 (1 + If) ef = Besarnya Perubahan Kurs Ih = Inflasi Negara Domestik If = Inflasi Negara Asing Maka akan muncul Persamaan sebagai berikut: A PPP tertinggi: ef = (1 + 0,05) – 1 (1 + 0,02) ef = 1,05 - 1 1,02 ef = 0,03, atau 3% B PPP terendah: ef = (1 + 0,039) – 1
49
(1 + 0,007) ef = 1,039 - 1 1,007 ef = 0,032, atau 3,2% 4
Jadi perubahan kurs didapat yaitu: 3,0% dan 3,2%, angka itu dapat diartikan bahwa nilai dari yen akan mengalami apresiasi antara 3,0% sampai 3,2% terhadap dolar Amerika menurut perhitungan Purchasing Power Parity. Kurs wajar USD/JPY tertinggi= (112.08- (112.08*3,0%) = 108.71 dan= (112.08 – (112.08*3,2%) = 108.49 Kurs wajar USD/JPY terendah= (111.66 – (111.66*3,0%) = 108.31 dan= (111.66– (111.66*3,2%) = 108.08 Jadi implikasinya adalah bahwa bahwa yen Jepang harus mengalami apresiasi antara 3% sampai 3,2% terhadap dolar Amerika sebagai reaksi terhadap tingginya inflasi di Negara Amerika, maka USD/JPY seharusnya bergerak ke tertinggi 108.71 atau terendah 108.08 selama periode Januari sampai Juni 2008 menurut perhitungan Purchasing Power Parity.
IV.4.2 Menggunakan International Fisher Effect Dalam menghitung kurs wajar USD/JPY selama periode Januari sampai Juni 2008, penulis akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 50
1
Untuk data mengenai tingkat suku bunga di Amerika dan Jepang kita akan gunakan perhitungan suku bunga pada bulan Januari sampai Juni tahun 2008. Setelah data itu terkumpul kemudian penulis menghitung nilai tertinggi suku bunga AS dan Jepang, dengan
menggunakan
formula
di
Microsoft
Excel
yaitu:
“=min(number1,number2,……..) dan =max(number1,number2,……..)”. Perhitungan excel tadi akan menghasilkan: •
Suku bunga Amerika Tertinggi (Ih): 3,5%
•
Suku bunga Amerika Terendah (Ih): 2%
•
Suku bunga Jepang Tertinggi (If): 0,5%
•
Suku bunga Jepang Terendah (If): 0,5%
2 Setelah mendapatkan data suku bunga kedua Negara tersebut, langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertinggi (high) dan nilai terendah (low) dari USD/JPY pada hari pertama perdagangan USD/JPY selama periode Januari sampai Juni 2008 yang akan dijadikan sebagai dasar perhitungan. Untuk mendapatkan nilai tersebut penulis menggunakan formula dalam Microsoft excel dalam komputer sebagai berikut: “=max(number1,number2,………..)” dan “=min(number1,number2,……), maka didapat:
3
•
Nilai USD/JPY tertinggi: 112.08
•
Nilai USD/JPY terendah: 111.66
Setelah perhitungan nilai tertinggi dan nilai terendah suku bunga dan nilai tertinggi dan terendah perdagangan USD/JPY pada tanggal 1 Januari di dapat, kita akan memasukan perhitungan selisih
suku bunga tertinggi dan terendah ke dalam
persamaan.
51
ef = (1 + Ih) – 1 (1 + If) ef = Besarnya Perubahan Kurs Ih = Suku Bunga Negara Domestik If = Suku Bunga Negara Asing Maka akan muncul Persamaan sebagai berikut: A IFE tertinggi: ef = (1 + 0,035) – 1 (1 + 0,005) ef = 1,035 - 1 1,005 ef = 0,03, atau 3% B IFE terendah: ef = (1 + 0,020) – 1 (1 + 0,005) ef = 1,020 - 1 1,005 ef = 0,015, atau 1,5% 4
Jadi perubahan kurs didapat yaitu: 1,5% dan 3%, angka itu dapat diartikan bahwa nilai dari yen akan mengalami apresiasi antara 1,5% sampai 3% terhadap dolar Amerika menurut perhitungan International Fisher Effect. Kurs wajar USD/JPY tertinggi= (112.08- (112.08*1,5%) = 110.39 dan= (112.08 – (112.08*3%) 52
= 108.71 Kurs wajar USD/JPY terendah= (111.66 – (111.66*1,5%) = 109.98 dan= (111.66– (111.66*3%) = 108.31 Jadi implikasinya adalah bahwa bahwa yen Jepang harus mengalami apresiasi antara 1,5% sampai 3% terhadap dolar Amerika sebagai reaksi terhadap tingginya suku bunga di Negara Amerika, maka USD/JPY seharusnya bergerak ke tertinggi 110.39 atau terendah 108.31 selama periode Januari sampai Juni 2008 menurut perhitungan International Fisher Effect.
IV.4.3 Analisis Perhitungan PPP dan IFE Berdasarkan perhitungan PPP dan IFE di atas, kemudian kita akan memasukan angka tersebut kedalam grafik candlestick pergerakan USD/JPY dalam periode Januari sampai Juni 2008. Gambar 4.3 berikut akan menuangkan haslil perhitungan PPP dan IFE ke dalam bentuk grafik candlestick:
Gambar 4.3 Formula PPP dan IFE Dalam Grafik Candlestick Daily USD/JPY 53
Titik A merupakan nilai tertinggi 1 Januari yang dijadikan sebagai dasar perhitungan. Titik B merupakan nilai terendah 1 Januari yang dijadikan sebagai dasar perhitungan. Titik A1 dan B1 merupakan titik tertinggi dan terendah hasil dari perkalian titik tertinggi dan terenda dikalikan dengan perhitungan menurut PPP dan A2 dan B2 merupakan titik tertinggi dan terendah hasil perkalian antara titik tertinggi dan terendah yang dikalikan dengan hasil perhitungan IFE. Garis-garis yang menghubungkan titik A dan B ke titik A1 dan B1 dinamakan garis Purchasing Power Parity (PPP). Sedangkan garis yang menghubungkan titik A dan B ke titik A2 dan B2 adalah garis International Fisher Effect (IFE). Dari gambar 4.3 diatas kita biasa melihat bahwa pergerakan yen Jepang pada awalnya mengalami apresiasi yang hebat terhadap dolar Amerika. Bisa dilihat pada bulan Februari pergerakan harga USD/JPY jauh di bawah meninggalkan garis yang terbentuk oleh PPP dan IFE. Dalam akhir periode harga kembali bergerak mendekati sekumpulan garis PPP dan IFE, walaupun akhirnya tidak sampai secara tepat pada range antara garis-garis PPP dan IFE. Ini menunjukan bahwa pergerakan nilai tukar akan kembali mencari keseimbangan pasar menurut hukum permintaan dan penawaran yang telah dipengaruhi karena variabel inflasi dan suku bunga berubah.
IV.5 Perbandingan Prediksi Nilai Tukar Dengan Data Historis Juli – Desember 2008 Data perdagangan USD/JPY selama periode Juli sampai Desember 2008 menunjukan hampir secara keseluruhan yen mengalami apresiasi terhadap dolar Amerika pada periode itu. Hal ini diakibatkan oleh penurunan tingkat suku bunga Amerika dan selisih tingkat inflasi antara Amerika dan Jepang. Berdasarkan teoritis 54
yang penulis dapatkan, penulis akan mencoba menghitung pada level berapa sebenarnya kurs wajar USD/JPY menurut perhitungan Purchasing Power Parity (PPP) dan International Fisher Effect (IFE). Dalam perhitungan ini, penulis mengasumsikan Amerika sebagai Valuta domestik.
IV.5.1 Menggunakan Purchasing Power Parity Dalam menghitung kurs wajar USD/JPY selama periode Juli sampai Desember 2008, penulis akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut: 1
Untuk data mengenai tingkat inflasi di Amerika dan Jepang kita akan gunakan perhitungan inflasi pada bulan Juli sampai Desember 2008. Setelah data itu terkumpul kemudian penulis menghitung nilai tertinggi inflasi AS dan Jepang, dengan
menggunakan
formula
di
Microsoft
Excel
yaitu:
“=min(number1,number2,……..) dan =max(number1,number2,……..)”. Perhitungan excel tadi akan menghasilkan:
2
•
Inflasi Amerika Tertinggi (Ih): 5,6%
•
Inflasi Amerika Terendah (Ih): 0,1%
•
Inflasi Jepang Tertinggi (If): 2,3%
•
Inflasi Jepang Terendah (If): 0,6%
Setelah mendapatkan data inflasi kedua Negara tersebut, langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertinggi (high) dan nilai terendah (low) dari USD/JPY pada hari pertama perdagangan USD/JPY selama periode Juli sampai Desember 2008 yang akan dijadikan sebagai dasar perhitungan. Untuk mendapatkan nilai tersebut penulis menggunakan formula dalam Microsoft excel dalam komputer sebagai berikut:
55
“=max(number1,number2,………..)” dan “=min(number1,number2,……), maka didapat:
3
•
Nilai USD/JPY tertinggi: 106.39
•
Nilai USD/JPY terendah: 105.20
Setelah perhitungan nilai tertinggi dan nilai terendah inflasi dan nilai tertinggi dan terendah perdagangan USD/JPY pada tanggal 1 Juli di dapat, kita akan memasukan perhitungan selisih inflasi tertinggi dan terendah ke dalam persamaan. ef = (1 + Ih) – 1 (1 + If) ef = Besarnya Perubahan Kurs Ih = Inflasi Negara Domestik If = Inflasi Negara Asing Maka akan muncul Persamaan sebagai berikut: A PPP tertinggi: ef = (1 + 0,056) – 1 (1 + 0,023) ef = 1,056 - 1 1,023 ef = 0,032, atau 3,2% B PPP terendah: ef = (1 + 0,001) – 1 (1 + 0,006)
56
ef = 1,039 - 1 1,007 ef = -(0,005), atau -0,5% 4
Jadi perubahan kurs didapat yaitu: 0,5% dan 3,2%, angka itu dapat diartikan bahwa nilai dari yen akan mengalami depresiasi 0,5% atau apresiasi 3,2% terhadap dolar Amerika menurut perhitungan Purchasing Power Parity. Kurs wajar USD/JPY tertinggi= (106.39- (106.39*3,2%) = 102.98 dan= (106.39 – (106.39*(-0,5%)) = 106.92 Kurs wajar USD/JPY terendah= (105.20 – (105.20*3,2%) = 101.83 dan= (105.20– (105.20*(-0,5%)) = 105.72 Jadi implikasinya adalah bahwa bahwa yen Jepang harus mengalami depresiasi 0,5% atau apresiasi 3,2% terhadap dolar Amerika sebagai reaksi terhadap tingginya inflasi di Negara Amerika, maka USD/JPY seharusnya bergerak ke tertinggi 106.92 atau terendah 101.83 selama periode Juli sampai Desember 2008 menurut perhitungan Purchasing Power Parity.
IV.5.2 Menggunakan International Fisher Effect Dalam menghitung kurs wajar USD/JPY selama periode Juli sampai Desember 2008, penulis akan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
57
1
Untuk data mengenai tingkat suku bunga di Amerika dan Jepang kita akan gunakan perhitungan suku bunga pada bulan Juli sampai Desember 2008. Setelah data itu terkumpul kemudian penulis menghitung nilai tertinggi suku bunga AS dan Jepang, dengan
menggunakan
formula
di
Microsoft
Excel
yaitu:
“=min(number1,number2,……..) dan =max(number1,number2,……..)”. Perhitungan excel tadi akan menghasilkan: •
Suku bunga Amerika Tertinggi (Ih): 2%
•
Suku bunga Amerika Terendah (Ih): 0,5%
•
Suku bunga Jepang Tertinggi (If): 0,5%
•
Suku bunga Jepang Terendah (If): 0,1%
2 Setelah mendapatkan data suku bunga kedua Negara tersebut, langkah selanjutnya adalah menentukan nilai tertinggi (high) dan nilai terendah (low) dari USD/JPY pada hari pertama perdagangan USD/JPY selama periode Juli sampai Desember 2008 yang akan dijadikan sebagai dasar perhitungan. Untuk mendapatkan nilai tersebut penulis menggunakan formula dalam Microsoft excel dalam komputer sebagai berikut: “=max(number1,number2,………..)” dan “=min(number1,number2,……), maka didapat:
4
•
Nilai USD/JPY tertinggi: 106.39
•
Nilai USD/JPY terendah: 105.20
Setelah perhitungan nilai tertinggi dan nilai terendah suku bunga dan nilai tertinggi dan terendah perdagangan USD/JPY pada tanggal 1 Juli di dapat, kita akan memasukan perhitungan selisih
suku bunga tertinggi dan terendah ke dalam
persamaan.
58
ef = (1 + Ih) – 1 (1 + If) ef = Besarnya Perubahan Kurs Ih = Suku Bunga Negara Domestik If = Suku Bunga Negara Asing Maka akan muncul Persamaan sebagai berikut: A IFE tertinggi: ef = (1 + 0,020) – 1 (1 + 0,005) ef = 1,020 - 1 1,005 ef = 0,015, atau 1,5% B IFE terendah: ef = (1 + 0,005) – 1 (1 + 0,001) ef = 1,005 - 1 1,001 ef = 0,014, atau 1,4% 4 Jadi perubahan kurs didapat yaitu: 1,4% dan 1,5%, angka itu dapat diartikan bahwa nilai dari yen akan mengalami apresiasi antara 1,4% sampai 1,5% terhadap dolar Amerika menurut perhitungan International Fisher Effect. Kurs wajar USD/JPY tertinggi= (106.39- (106.39*1,4%) = 104.90 dan= (106.39 – (106.39*1,5%) 59
= 104.79 Kurs wajar USD/JPY terendah= (105.20 – (105.20*1,4%) = 103.72 dan= (105.20– (105.20*1,5%) = 103.62 Jadi implikasinya adalah bahwa bahwa yen Jepang harus mengalami apresiasi antara 1,4% sampai 1,5% terhadap dolar Amerika sebagai reaksi terhadap tingginya suku bunga di Negara Amerika, maka USD/JPY seharusnya bergerak ke tertinggi 104.90 atau terendah 103.62 selama periode Juli sampai Desember 2008 menurut perhitungan International Fisher Effect.
IV.5.3 Analisis Perhitungan PPP dan IFE Berdasarkan perhitungan PPP dan IFE di atas, kemudian kita akan memasukan angka tersebut kedalam grafik candlestick pergerakan USD/JPY dalam periode Juli sampai Desember 2008. Gambar 4.4 berikut akan menuangkan haslil perhitungan PPP dan IFE ke dalam bentuk grafik candlestick:
Gambar 4.4 Formula PPP dan IFE Dalam Grafik Candlestick Daily USD/JPY 60
Titik A merupakan nilai tertinggi 1 Juli yang dijadikan sebagai dasar perhitungan. Titik B merupakan nilai terendah 1 Juli yang dijadikan sebagai dasar perhitungan. Titik A1 dan B1 merupakan titik tertinggi dan terendah hasil dari perkalian titik tertinggi dan terenda dikalikan dengan perhitungan menurut PPP dan A2 dan B2 merupakan titik tertinggi dan terendah hasil perkalian antara titik tertinggi dan terendah yang dikalikan dengan hasil perhitungan IFE. Garis-garis yang menghubungkan titik A dan B ke titik A1 dan B1 dinamakan garis Purchasing Power Parity (PPP). Sedangkan garis yang menghubungkan titik A dan B ke titik A2 dan B2 adalah garis International Fisher Effect (IFE). Dari gambar 4.4 diatas kita biasa melihat bahwa pergerakan yen Jepang pada awalnya mengalami depresiasi terhadap dolar Amerika. Bisa dilihat pada bulan Agustus pergerakan harga USD/JPY berada di atas garis yang terbentuk oleh PPP dan IFE. Setelah itu harga kembali berada dalam range yang terbentuk oleh garis PPP dan IFE. Dalam akhir periode yen kembali mengalami apresiasi terhadap dolar Amerika bahkan sampai akhirnya jauh meninggalkan garis PPP dan IFE. Ini menunjukan bahwa PPP dan IFE tidak terjadi, hal ini dimungkinkan karena pengaruh fundamental ekonomi yang lain, seperti penjelasan pada pengujian PPP dan IFE secara statistik.
IV.6 Prediksi Nilai Tukar Wajar USD/YEN Antara Januari 2009 Sampai Juni 2009 Untuk melakukan prediksi nilai tukar wajar USD/JPY selama periode Januari sampai Juni 2009 penulis akan menggunakan asumsi sebagai berikut: 1
Dolar Amerika dijadikan sebagai valuta domestik.
2
Inflasi Januari sampai Juni 2009 adalah sama dengan inflasi pada Desember 2008, yaitu inflasi Amerika: 0,1% dan Jepang: 0,6% . 61
3
Kebijakan suku tidak dirubah, sehingga data suku bunga akan memakai data Desember 2008 yautu suku bunga Amerika: 0,50% dan Jepang 0,10%..
4
Kurs yang akan dijadikan perhitungan dasar adalah nilai tertinggi dan terendah perdagangan USD/JPY 31 Desember 2008, yaitu: a. Tertinggi: 90.90 b. Terendah: 90.10
IV.6.1 Menggunakan Purchasing Power Parity Dengan asumsi yang dilakukan di depan, kita akan memasukan angka tersebut kedalam perhitungan PPP: ef = (1 + Ih) – 1 (1 + If) ef = Besarnya Perubahan Kurs Ih = Rata-rata Inflasi Negara Domestik If = Rata-rata Inflasi Negara Asing Maka akan muncul Persamaan sebagai berikut: ef = (1 + 0,001) – 1 (1 + 0,006) ef = 1,001 - 1 1,006 ef = -(0,005), atau –(0,5%) Jadi perubahan kurs didapat adalah –(0,5%), angka itu dapat diartikan bahwa nilai dari yen akan mengalami depresiasi sebesar 0,5% terhadap dolar Amerika menurut perhitungan Purchasing Power Parit. 62
Prediksi kurs USD/JPY tertinggi= (90.90 – (90.90*(-0,5%)) = 91.35 Prediksi kurs USD/JPY terendah= (90.10 – (90.10*(-0,5%)) = 90.55 Jadi implikasinya adalah bahwa bahwa yen Jepang harus mengalami depresiasi sebesar 0,5% terhadap dolar Amerika sebagai reaksi terhadap tingginya inflasi di Negara Jepang saat ini, maka USD/JPY akan bergerak antara level tertinggi 91.35 atau terendah 90.55 selama periode Januari sampai Juni 2009 menurut perhitungan Purchasing Power Parity. IV.6.2 Menggunakan International Fisher Effect Dengan menggunakan asumsi yang sama, maka persamaan menurut International Fisher Effect adalah: ef = (1 + Ih) – 1 (1 + If) ef = Besarnya Perubahan Kurs Ih = Rata-rata Inflasi Negara Domestik If = Rata-rata Inflasi Negara Asing Maka akan muncul Persamaan sebagai berikut: ef = (1 + 0,005) – 1 (1 + 0,001) ef = 1,005 - 1 1,001 ef = 0,004, atau 0,4%
63
Jadi perubahan kurs didapat adalah 0,4%, angka itu dapat diartikan bahwa nilai dari yen akan kembali mengalami apresiasi sebesar 0,4% terhadap dolar Amerika menurut perhitungan International Fisher Effect.
Prediksi kurs USD/JPY tertinggi= (90.90– (90.90*0,4%) = 90.53 Prediksi kurs USD/JPY terendah= (90.10 – (90.10*0,4%) = 89.73 Jadi implikasinya adalah bahwa bahwa yen Jepang harus mengalami apresiasi 0,4% terhadap dolar Amerika sebagai reaksi terhadap tingginya suku bunga di Negara Amerika saat ini, maka USD/JPY akan bergerak antara level tertinggi 90.53 atau terendah 89.73 selama periode Januari sampai Juni 2009 menurut perhitungan International Fisher Effect. Kedua hasil perhitungan PPP dan IFE ternyata tidak menghasilkan angka yang sama, bahkan saling bertolak belakang. PPP menunjukan yen akan mengalami depresiasi terhadap dolar antara 90.55 sampai 91.35, namun menurut IFE yen akan seharusnya mengalami apresiasi terhadap USD antara 89.73 sampai 90.53. Jika kedua perhitungan antara PPP dan IFE digabungkan, maka akan didapat prediksi nilai tukar wajar USD/JPY selama periode Januari 2009 sampai Juni 2009 sebagai berikut: USD/JPY diprediksikan akan diperdagangkan dalam level antara 89.73 sampai 91.35. Sampai dengan hari terakhir penelitian ini dilakukan (31 Januari 2009), berdasarkan sumber Bloomberg.com (31 Januari 2009) kurs USD/JPY diperdagangkan pada 89.93, hal ini menunjukan pergerakan USD/JPY masih dalam range antara perhitungan PPP dan IFE yang artinya prediksi menggunakan PPP dan IFE masih cukup efektif. 64
Secara umum pergerakan USD/JPY pada semester pertama 2009 akan mencari titik keseimbangan menurut perhitungan PPP dan IFE, namun pada perkembangan selanjutnya faktor-faktor lain juga akan berpengaruh kepada pergerakan USD/JPY. Prediksi dengan PPP dan IFE tidak bisa menunjukan angka secara pasti, tetapi ini akan tergantung juga dengan pemakaian kurs sebagai dasar perhitungan. Secara fundamental suku bunga Amerika dan Jepang tidak mungkin diturunkan lagi, dan tingkat inflasi tidak akan mengalami selisih yang terlalu tinggi, ini berarti dolar Amerika akan mengalami apresiasi terbatas terhadap yen jika perekonomian AS menunjukan perbaikan di 2009.
65