Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.4 (2016) : 172-183 ejurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/JPH
ISSN : 2443-3608
UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA KONSEP KEANEKARAGAMAN HAYATI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION KELAS X 4 SMAN 1 SUNGAI LOBAN Norhalimah1, Bayu Hari Mukti1 1
Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Banjarmasin, Jl. Sultan Adam Kompleks. H. Iyus Blok A No.18 RT.23
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas X-4 SMAN 1 Sungai Loban Pada Konsep Keanekaragaman Hayati Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation.Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dirancang 2 siklus, setiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Subjek penelitian siswa kelas X-4 SMAN 1 Sungai Loban yang berjumlah 38 orang. Teknik pengumpulan data menggunakan tes yaitu pre test dan postest dan lembar observasi serta angket, teknik analisis data yang digunakan yaitu kuantitatif dan kualitatif.Hasil penelitian menyatakan bahwa pada postest siklus I pertemuan 1 dengan ketuntasan klasikal 57,89% dengan nilai rata-rata siswa 68,68 dan pertemuan 2 ketuntasan klasikal 68,42%, dengan nilai rata-rata siswa 78,94. Peningkatan hasil belajar siswa terlihat pada siklus II pertemuan 1 dengan ketuntasan klasikal 89,47% dengan nilai rata-rata siswa 79,73 dan pertemuan 2 ketuntasan klasikal 94,73 % dengan nilai rata-rata siswa 84,73. Hasil obsevasi aktivitas siswa ditunjukan dengan adanya peningkatan dari siklus I sebesar 51,31% menjadi 78,50% pada siklus II. Hasil pengamatan aktivitas guru dalam mengelola kelas juga mengalami peningkatan, yaitu pada siklus I dengan ratarata sebesar 71,4% dengan kategori baik sedangkan pada siklus II dengan rata-rata sebesar 98,2% dengan kategori sangat baik. Respon siswa kelas X-4 SMAN 1 Sungai Loban terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dengan model pembelajaran Group Investigation tanggapan positif dengan persentai sebesar 90,49%. Kata kunci : hasil belajar, Group Investigation, keanekaragaman hayati
Publised : Desember 2016
PENDAHULUAN Undang-undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3, yang merumuskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradapan bangsa yang bermantabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangannya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Sanjaya, 2006). Dalam kegiatan pembelajaran kita sering mendengar bahkan mengalami sendiri dimana kita merasakan kesulitan menggali kembali hasil belajar yang sebelumnya sudah kita temukan atau kita ketahui. Pesan yang sudah kita terima tidak secara otomatis dapat kita panggil kembali, karena di dalam mekanisme kerja otak ada suatu proses yang harus dilalui untuk dapat menggali kembali 172
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Konsep Keanekaragaman Hayati Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Kelas X 4 SMAN 1 Sungai Loban
pesan-pesan yang telah diterima dan disimpan sebelumnya. Suatu proses mengaktifkan kembali pesan-pesan yang telah tersimpan dinamakan menggali hasil belajar. Kesulitan di dalam proses menggali kembali pesan-pesan lama merupakan kendala di dalam proses pembelajaran karena siswa akan mengalami kesulitan untuk mengolah pesan-pesan lama yang telah di terima sebelumnya (Aunurrahman, 2009). Konsep Keanekaragaman Hayati bukanlah materi yang sukar dipelajari, akan tetapi menjadi tidak mudah ketika diberikan secara verbal kepada siswa. Konsep ini pada umumnya diajarkan dalam bentuk penyajian konsep-konsep tanpa mengkaitkan dengan praktik.Salah satu cara yang mungkin dapat digunakan untuk mencapai tujuan ini adalah pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Pembelajaran kooperatif tipe Group Investigationadalah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran, atau siswa dapat mencari melaui internet, melalui penyelidikan kelompok memiliki peluang besar bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan berpikir, menekankan pada siswa dimana siswa terlibat langsung dalam perencanaan baik topik maupun jalannya penyelidikan mereka. Penggunaan model pembelajaran Group Investigation mempunyai kelebihan yaitu melatih peserta didik untuk mendesain suatu penemuan, melatih berpikir dan bertindak kreatif, dapat memecahkan masalah yang dihadapi secara relistis, mengidentifikasi dan melakukan penyelidikan, dan menafsirkan dan mengevaluasi hasil pengamatan. Berdasarkan penuturan guru biologi kelas X 4 di SMAN 1 Sungai Loban menyampaikan konsep Keanekaragaman Hayati masih cenderung diajarkan dengan metode ceramah. Pelaksanakan tersebut berpusat pada guru, belum terpusat pada siswa, hal ini menyebabkan siswa kurang terlibat aktif dalam pembelajaran, adapun ketuntasan belajar siswa kelas X 4 SMAN 1 Sungai Loban hanya 55% yang tuntas berdasarkan KKM pada tahun ajar 2011/2012. Hasil siswa kelas SMAN 1 Sungai Loban yang belum optimal memerlukan adanya model pembelajaran yang tepat. Melalui penggunaan pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation diharapkan dapat memberi motivasi belajar dan dapat meningkatkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut peneliti merasa perlu melakukan penelitian dalam rangka penulisan skipsi dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar pada konsep Keanekaragaman Hayati melalui Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigatian kelas X 4 SMAN 1 Sungai Loban.
METODE PENELITIAN Jenis penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (PTK) merupakan bagian dari penelitian tindakan secara umum. Penelitian tindakan kelas disebut juga Classroom Action Research (CAR), sedangkan penelitian tindakan disebut juga action research. 173
Norhalimah & Mukti BH / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.4 (2016) : 172-183
Penelitian tindakan kelas: (1) penelitian yang dilakukan dikelas, atau (2) penelitian tindakan yang menyangkut masalah-masalah kelas, atau penelitian yang menyangkut masalah pendidikan dan pembelajaran (Hobri, 2007). Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X 4 SMAN 1 Sungai Loban kecamatan Sungai Loban yang berjumlah 38 orang, yang terdiri dari 19 orang laki-laki dan 19 orang perempuan. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan kelas (PTK), dilakukan dalam 2 siklus dengan 4 kali pertemuan. Pada setiap siklus terdiri atas tahapan-tahapan peneiitian tindakan kelas (PTK) yaitu: perencanaan (planning), pelaksanaan tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection). Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi : a. Tes, teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai prestasi yang dicapai siswa sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran (pretest dan posttest) menggunakan model kooperatif tipe GI (Group Investigation). b. Observasi, teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai keterlibatan siswa selama proses pembelajaran dan aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran dengan model tipe GI (Group Investigation). c. Angket, teknik ini digunakan untuk memperoleh data mengenai persepsi siswa terhadap pembelajaran dengan model kooperatif tipe GI (Group Investigation).
Analisis data a. Hasil belajar siswa berupa data pre test, postest, proses dan psikomotor pada siklus I dan II yang terkumpul dihitung dan dianalisis, ketuntasan siswa secara individu dan klasikal dapat diketahui dengan hitungan dengan menggunakan rumus (Daryanto, 2011) sebagai berikut: Ketuntasan individual =
Ketuntasan klasikal =
jumlah skor x 100 jumlah skor maksimal
jumlah siswa yang tuntas x 100% jumlah seluruh siswa
dengan kriteria pada Tabel 1 berikut:
174
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Konsep Keanekaragaman Hayati Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Kelas X 4 SMAN 1 Sungai Loban
Tabel 1 Kualifikasi hasil belajar siswa Skor 80% - 100% 70% - 79% 60% - 69% 45% - 59% < 44 % (Aunurrahman, 2009)
Nilai A B C D E
Kualifikasi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Tidak lulus
b. Hasil aktivitas siswa diperoleh dari hasil pengamatan observer berupa lembar penilaian aktivitas siswa pada siklus I dan II yang terkumpul, dengan kriteria seperti Tabel 2 berikut: Tabel 2 Kualifikasi aktivitas siswa Skor 80% - 100% 70% - 79% 60% - 69% 45% - 59% < 44 % (Aunurrahman, 2009)
Nilai A B C D E
Kualifikasi Sangat Baik Baik Cukup Kurang Tidak lulus
c. Hasil perilaku berkarakter dan sosial diperoleh dari hasil pengamatan observer berupa lembar penilaian karakter dan sosial siswa pada siklus I dan II yang terkumpul, dengan kriteria seperti Tabel 3. berikut: Tabel 3. Kualifikasi Perilaku Berkarakter dan Sosial Skor 1-3 4-6 7-9 10-12
Nilai 1 2 3 4
Kualifikasi Kurang Sedang Baik Sangat baik
d. Hasil aktivitas guru diperoleh dari hasil pengamatan observer guru berupa lembar aktivitas guru pada siklus I dan II yang terkumpul, dengan kriteria seperti Tabel 4 berikut : Tabel 4. Kualifikasi Aktivitas Guru Skor ( %) 100 76 - 99 60 – 75 < 60 (Djamarah dan Zain, 2010)
Kualifikasi Istimewa Baik sekali Baik Kurang
e. Hasil data respon siswa terhadapa model pembelajaran GI dapat diperoleh dari hasil angket siswa berupa lembar angket siswa pada II, dengan kriteria seperti Tabel 5 berikut:
175
Norhalimah & Mukti BH / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.4 (2016) : 172-183
Tabel 5. Kualifikasi Respon Siswa Skor ( %) 100 76 - 99 60 – 75 < 60
Kualifikasi Istimewa Baik sekali Baik Kurang
(Djamarah dan Zain, 2010)
HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Hasil Belajar Siswa Hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada Tabel 6.Berikut ini : Tabel 6. Perbandingan Ketuntasan Klasikal untuk Post tets Siklus I dan siklus II Aspek
Pertemuan 1
Ketuntasan klasikal Kategori
Siklus I Pertemuan 2
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2
57,89%
68,42%
89,47%
94,73%
Kurang
Baik
Baik sekali
Baik sekali
Hasil LKS pada Siklus I dan siklus II Hasil Ringkasan selama proses pembelajaran pada siklus I dan siklus II dari kemampuan siswa melakukan proses belajar dengan LKS yang dikerjakan secara berkelompok dapat dilihat pada Tabel 7 berikut : Tabel 7. Ringkasan Hasil LKS siklus I dan siklus II No
Kelompok
1 2
Rata-rata Kategori
Nilai kelompok LKS tugas 2 Siklus I Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 Pertemuan 1 Pertemuan 2 68,33 75 75 85,55 Baik Baik Baik Sangat baik
Asesmen Kinerja Proses Siklus I dan siklus II Ringkasan penilaian proses siklus I dan siklus II dapat seperti pada Tabel 8 berikut: Tabel 8. Ringkasan Asesmen Kinerja Proses Siklus I dan II
Rata-rata Kategori
Siklus I Pertemuan 1 Pertemuan 2 66,7 74,4 Cukup Baik
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 82,7 86,1 Sangat baik Sangat baik
Hasil penilaian Asesmen Kinerja Psikomotor Siklus I dan siklus II Ringkasan penilaian psikomotor pada siklus I dan II dapat dilihat seperti Tabel 9 berikut: 176
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Konsep Keanekaragaman Hayati Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Kelas X 4 SMAN 1 Sungai Loban
Tabel 9. Ringkasan Asesmen Kinerja Psikomotor Siklus I dan II
Rata-rata Kategori
Pertemuan 1 66,1 Cukup
Siklus I Pertemuan 2 78,3 Baik
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 84,4 88,8 Sangat baik Sangat baik
Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran GI (Group Investigation) Aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I dan siklus II dperlihatkan pada Tabel 10 berikut: Tabel 10. Ringkasan Hasil aktivitas siswa siklus I dan siklus II Aspek Ketuntasan klasikal Kategori
Pertemuan 1
Siklus I Pertemuan 2
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2
41,66%
51,31%
66,66%
78,50%
Tidak lulus
Kurang
Cukup
Baik
Hasil Penilaian Perilaku Afektif Karakter Siswa pada siklus I dan siklus I Penilaian afektif di ukur dari kemampuan berkarakter siswa pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Pengamatan karakter siklus I dapat dilihat pada Tabel 11 berikut: Tabel 11 Hasil Penilaian Perilaku Afektif Karakter Siswa pada siklus I Afektif Ingi tahu Peduli Kerjasama
Siklus I Pertemuan 1 2,32 2,43 2,47
Pertemuan 2 2,63 2,74 2,95
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 2,92 3,42 3,21 3,53 3,34 3,58
Hasil Observasi perilaku keterampilan sosial siswa pada siklus I dan siklus II Berdasarkan hasil penilaian perilaku Keterampilan Sosial pada siklus I dan siklus II dapat diilhat pada Tabel 12 sebagai berikut: Tabel 12. Hasil Penilaian Perilaku Keterampilan Sosial Siswa pada siklus I Sosial Bertanya Menyumbang ide Menjadi Pendengar yang baik
Pertemuan 1 2,63 2,61
Siklus I Pertemuan 2 2,79 2,71
2,53
3
Siklus II Pertemuan 1 Pertemuan 2 3,34 3,47 3,37 3,5 3,26
3,42
Hasil Aktivitas Guru Siklus I dan siklus II Hasil aktivitas guru dalam pengelolaan pembelajaran siklus I dan siklus II dengan menggunakan pembelajaran model Gruop Investigation dapat dilihat seperti pada Tabel 13 berikut:
177
Norhalimah & Mukti BH / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.4 (2016) : 172-183
Tabel 13. Hasil Aktivitas Guru Siklus I dan siklus II Aktivitas Guru Siklus I Siklus II
Pertemuan 1 58,9 83,9
Pertemuan 2 71,4 98,2
Respon siswa mengenai model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) Hasil respon siswa terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dengan mengunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dapat dilihat pada Tabel 14 berikut: Tabel 14. Data Hasil respon Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation
No 1 2
3
4 5 6
Jawaban siswa
Uraian Apakah dalam mengikuti pelajaran kooperatif GI (Group Investigation) kamu merasa senang ? Apakah dengan mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe GI (Group Investigation) memudahkan kamu untuk memahami konsep Dunia Tumbuhan? Apakah anda merasa termotivasi untuk belajar melalui pembelajaran kooperatif untuk belajar melalui pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation)? Apakah anda dapat bekerjasama dengan kelompok anda? Apakah semua anggota kelompok anda bekerjasama sesuai tugas dan tanggung jawab yang telah disepakati? Apakah kamu merasa terbantu dalam memahami materi pelajaran dengan model GI (Group Investigation)
7
Apakah pembelajaran jadi lebih menyenangkan dan tidak membosankan dengan model GI (Group Investigation)?
8
Apakah materi yang disampaikan guru dapat anda terima denganmuidah? Apakah anda lebih mudah memahami konsep Dunia Tumbuhan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation)? Apakah hasil belajar anda lebih baik setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation?
9
10
B.
Ya Tidak
Hasil Observasi F % 36 94,7 2 5,2
Ya
35
92,1
Tidak
3
7,8
Ya
33
86,8
Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak
5 33 5 28 10 36 2
13,1 86,8 13,1 73,6 26,3 94,7 5,2
Ya Tidak Ya Tidak Ya
36 2 35 3 36
94,7 5,2 92,1 7,8 94,7
Tidak Ya Tidak
2 36 2
5,2 94,7 5,2
Pembahasan
Peningkatan Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I dan Siklus II Dzamarah dan Zain (2010) Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dinyatakan berhasil apabila tujuan intruksional khususnya dapat tercapai, untuk mengetahui tercapai tidaknya hasil belajar, guru perlu mengadakan penilaian setiap menyajikan suatu bahasan kepada siswa. Hal ini sejalan dengan tujuan dilakukannya observer siklus 1 dan 2 mengenai hasil belajar
178
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Konsep Keanekaragaman Hayati Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Kelas X 4 SMAN 1 Sungai Loban
siswa. Berdasarkan Tabel 6, setelah dilakukannya kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran GI (Group Investigation), hasil ketuntasan klasikal siswa meningkat setiap pertemuannya pada siklus I dan siklus II Berdasarkan hasil penelitian siklus I dan siklus II data yang diperoleh, ketuntasan belajar siswa mengalami peningkatan pada tiap pertemuannya. Hal ini sejalan dengan tujuan penelitian yang telah tercapai dengan terpenuhinya indikator keberhasilan untuk ketuntasan belajar karena ketuntasan belajar dianggap berhasil jika ≥ 85% dari seluruh siswa mencapai ketuntasan individual ≥ 63. Kegiatan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran telah meningkat. Dimana kekurangan-kekurangan pada siklus I sudah dapat diperbaiki sedikit demi sedikit, dimana guru sudah bisa menyesuaikan dengan model pembelajaran, siswa juga lebih siap melaksanakan pembelajaran model kooperatif tipe GI (Group Investigation) serta lebih fokus terhadap penjelasan guru dan mau mengajukan pertanyaan jika terdapat kesulitan dalam menyelasaikan soal-soal LKS yang diberikan. Hasil belajar siswa dapat dilihat juga dari hasil (LKS) kelompok berdasarkan Tabel 7 pada siklus I pertemuan 1 sudah mencapai kriteria ketuntasan yang ditentukan, pada pertemuan ini mendapat kategori baik. Pada pertemuan 2 hasil belajar siswa tetap mendapat kategori baik, namun pertemuan ini siswa masih kurang termotivasi dalam berdiskusi dan mempersentasikan hasil jawabannya. Siklus II pertemuan 1 mendapat kategori baik. Pada pertemuan 2 mendapat kategori baik sekali. Hal ini menunjukan bahwa kerjasama antar siswa dalam kelompok sudah tercipta saat berdiskusi dan mempersentasikan hasil belajar sehingga menunjang kesuksesan kelompok dalam menyelesaikan yang diberikan guru. Menurut pendapat Sanjaya dalam Rusman (2010) pembelajaran kooperatif merupakan kegiatan belajar siswa yang dilakukan dengan cara berkelompok. Juga penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayah (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan, model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dapat meningkatkan hasil belajar dengan persentasi 77,78% pada siklus I menjadi 96,30 % pada siklus II. Penilaian Proses Siklus I dan II Berdasarkan Tabel 8 data yang ada pada hasil penelitian, nilai rata-rata proses belajar siswa pada siklus I mengalami peningkatan setiap pertemuannya. Nilai rata-rata untuk siklus I pertemuan 1 dengan rata-rata yaitu 66,7 dan pertemuan 2 dengan rata-rata 74,4, sedangkan pada siklus II pertemuan 1 diperoleh rata-rata 82,7 dan pertemuan 2 diperoleh rata-rata 86,1.Dari hasil penilaian proses menunjukan bahwa proses belajar mengalami peningkatan dari siklus I ke siklus II. Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan. Keaktifan itu beranekaragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah diamati sampai yang susah diamati (Diyamti dan Mudjiono, 2006).
179
Norhalimah & Mukti BH / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.4 (2016) : 172-183
Penilaian Psikomotor siklus I dan II Psikomotor diukur dari kegiatan yang dilakukan siswa saat proses pembelajaran berlangsung yang mengacu pada rincian tugas kerja. Penilaian didasarkan pada penilaian guru. Pada Tabel 9 siklus I pertemuan 1 diperoleh rata-rata 67,7 dan pertemuan 2 yaitu 78,3, dimana nilai rata-rata siklus I pertemuan 2 sudah tergolong baik. Sedangkan pada siklus II pertemuan 1diperoleh rata-rata 84,4 yang tergolong sangat baik dan pertemuan 2 diperoleh rata-rata 88,8, yang tergolong sangat baik. Hasil penilaian secara keseluruhan menunjukan bahwa psikomotor siswa mengalami peningkatan penilaian ini hanya sebagai bahan refleksi bagi siswa untuk menilai kemampuan mereka dalam mengerjakan tugas yang diberikan. Menurut teori belajar oleh Trusman Hakim dalam Fathurrohman (2007) mengartikan belajar adalah suatu proses perubahan di dalam keperibadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, keterampilan, daya fikir, dan lain-lain kemampuannya. Hasil aktivitas Siswa siklus I dan siklus II Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran GI (Group Investigation) Berdasarkan Tabel 10 hasil aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 dan 2 hanya mendapat kategori kurang, belum memenuhi kriteria yang ditentukan, hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation), namun pada siklus II pertemuan 2 sudah mengalami peningkatan dengan nilai rata-rata 78,50%dengan kategori baik. Kecenderungan meningkat ini dikarenakan dalam proses pembelajaran diperlukan adanya bimbingan dalam belajar secara efektif dan efesien. Penjelasan dari guru dapat menunjukkan pengetahuan awal siswa agar mereka termotivasi untuk menggali lebih dalam materi pelajaran didalam buku-buku penunjang tentang materi pelajaran mereka sehingga dalam mengerjakan LKS dalam bentuk pertanyaan dapat dipelajari dengan mudah, dengan adanya penunjang belajar siswa dalam berdiskusi pun siswa dapat belajar secara aktif. Peningkatan aktivitas siswa yang telah dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran sudah terpusat pada siswa dapat dikatakan bahwa pembelajaran tersebut sudah efektif karena penyampaian materi pada guru terjadi interaksi yang baik oleh guru dan siswa serta persyaratan untuk keaktifan pengajaran yaitu persentasi waktu bagi siswa lebih tinggi dicurahkan terhadap (KBM) dan rata-rata perilaku melaksanakan tugas yang tinggi diantara guru dan siswa. Menurut pendapat Rusman (2010) pembelajaran dikatakan efektif jika mempertimbangkan interest, minat-minat serta kebutuhan-kebutuhan siswa secara menyeluruh. Aktivitas siswa pada pembelajaran konsep Keanekaragaman Hayati menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) dari sikus I ke siklus II. Hal ini sejalan dengan 180
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Konsep Keanekaragaman Hayati Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Kelas X 4 SMAN 1 Sungai Loban
temuan-temuan penelitian yang pernah dilakukan oleh Nur hidayah (2012) dan Muhammad Yanur (2012). Penilaian Afektif Siklus I dan II Berdasarkan Tabel 11 pada siklus I dan II diketahui bahwa perilaku berkarakter baik dari segi ingin tahu, peduli, dan kerjasama pada kelas X-4 SMAN 1 Sungai Loban dikategorikan perilaku berkarakter siswa. Hal menggambarkan bahwa mereka saling membantu dalam menjalin kerjasama sehingga menyelesaikan tugas yang telah diberikan dapat lebih mudah dikerjakan sama halnya dengan tujuan pembelajaran. Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 11 di atas peningkatan juga terjadi pada penilaian afektif peserta didik. Karena peserta didik dalam penerapan model Group Investigation ini sudah terbiasa sehingga sikap mereka sudah membaik.Hal ini sesuai dengan pernyataan Sanjaya (2006) tujuan pembelajaran dapat digunakan sebagai kontrol dalam menentukan batas-batas dan kualitas pembelajaran. Artinya, melalui penetapan tujuan guru bisa mengontrol sampai mana siswa telah mengusai kemampuan-kemampuan sesuai dengan tujuan dan tuntutan kurikulum yang berlaku. Penilaian Keterampilan Sosial Siklus I dan II Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 12 di atas peningkatan juga terjadi pada penilaian keterampilan sosial peserta didik. Karena peserta didik dalam penerapan model Group Investigation ini sudah terbiasa sehingga sikap mereka sudah membaik yang baik pada kelas X 4 SMAN 1 Sungai Loban dapat dikategori perilaku sosial memuaskan karena perilaku untuk karegori B menunjukan nilai lebih banyak dibandingkan kategori lain. Hal itu sesuai dengan pendapat Kunandar (2007) tipe GI (Group Investigation) menuntut para siswa untuk memliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group proses skill). Salah satu kelebihan model GI (Group Investigation) mendorong siswa untuk belajar lebih aktif dan lebih bermakna. Artinya siswa dituntut selalu berfikir tentang suatu persoalan dan mereka mencari sendiri secara penyelesaiannya. Dengan demikian mereka akan lebih terlatih untuk selalu menggunakan keterampilan pengetahuannya, sehingga pengetahuan dan pengalaman belajar mereka akan tertanam untuk jangka waktu yang cukup lama. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I dan II Berdasarkan Tabel 13 pada siklus I pertemuan 2 dapat diketahui bahwa rata-rata aktivitas guru sebesar 71,4% yang dikategorikan baik. Hambatan yang ditemukan guru dalam proses belajar mengajar yaitu mengalami kesulitan dalam mengajukan pertanyaan karena pembelajaran ini masih sangat baru dilakukan dan siswa masih binggung dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation). Namun perlu ditingkatkan beberapa indikator agar aktivitas guru pada siklus II nantinya akan semakin baik. Sedangkan pada siklus II sebesar dapat diketahui bahwa rata-rata aktivitas guru 98,2% dikategorikan sangat baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada siklus II 181
Norhalimah & Mukti BH / Jurnal Pendidikan Hayati Vol.2 No.4 (2016) : 172-183
mengalami peningkatan, adapun beberapa indikator yang kurang maksimal pada siklus I menjadi semakin baik pada siklus II. Pada saat guru memberikan informasi kepada siswa, sudah terlihat adanya respon yang baik dari siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayah (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan aktivitas guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation mengalami peningkatan dari 71,4% dengan kategori cukup baik menjadi 98,2% dengan kategori baik. Respon Siswa terhadap Model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) Berdasarkan Tabel 14, adapun hasil respon siswa yang diambil dari angket respon siswa menunjukan bahwa siswa menyukai pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation). Persentasi pernyataan positif (YA) lebih dominan bila dibandingkan dengan (TIDAK). Ini membuktikan bahwa penggunaan model pembelajaran tipe GI (Group Investigation) telah diterima siswa. Siswa mendapatkan banyak manfaat setelah mengikuti pembelajaran menggunakan GI (Group Investigation), diantaranya dapat menumbuhkan rasa percaya diri, melatih kerjasama dalam kelompok, aktif dalam kegiatan pembelajaran, memudahkan memahami pelajaran. Dengan menggunakan model pembelajaran tipe GI (Group Investigation) merasa motivasi belajar meningkat. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Nur Hidayah (2012) dalam penelitiannya menyimpulkan respon siswa dengan menggunakan model pembelajaran tipe GI (Group Investigation) mendapat respon positif dari siswa.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation) mengalami peningkatan. Rata-rata nilai post test siklus I adalah 78,94 dengan ketuntasan klasikal 68,42% menjadi 84,73 dengan ketuntasan klasikal 94,73% pada siklus II. 2. Aktivitas siswa dalam kelompok pada siklus I 51,31% meningkat menjadi 78,50% pada siklus II. 3. Aktivitas guru pada siklus I diperoleh nilai 71,4% dengan kategori baik dan pada siklus II meningkat menjadi 98,2% dengan kategori sangat baik. 4.
Siswa merespon positif terhadap penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe GI (Group Investigation).
182
Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Pada Konsep Keanekaragaman Hayati Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Kelas X 4 SMAN 1 Sungai Loban
DAFTAR RUJUKAN Aunurahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Pontianak: ALFABETA.cv. Daryanto. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Gava Media. Djamarah, S.B. dan Zain, A. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Dimyati dan Mujdiono. 2006. Belajar dan pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta. Faturohman P. dan Sobry, S. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: PT Refika Aditama. Hidayah Nur. 2012. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII A MTsN Harunai Pada Konsep Ekosistem Menggunakan Model Pembelajarn Kooperatif Tipe Group Investigation dengan Pendekatan Lingkungan. Hobri. 2007. Penelitian Tindakan Kelas. Jember: Pena Salsabila. Kunandar. 2007. Guru Propesional. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Rusman. 2010. Model-model Pembelajaran. PT Raja Grafindo Persada. Sanjaya W. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Yanur M. 2012. Meningkatkan Hasil IPA Siswa Kelas VII Mts Satu Atap Wawai Gardu Kecamatan Batang Alai Selatan Kabupaten Hulu Sungai Tengah Pada Konsep Keanekaragaman Makhluk hidup Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation (GI). Skipsi. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Tidak dipublikasikan.
183