Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 6 (2) (2017)
Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr
PERMAINAN “HAPPY BOUNCING BALL” UNTUK PEMBELAJARAN TENIS MEJA BAGI SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR Moch Fahmi Abdulaziz, Harry Pramono, Anirotul Qoriah, Bagus Ginanjar MS Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang
Info Artikel
Abstrak
Sejarah Artikel: Diterima February 2017 Disetujui May 2017 Dipublikasikan June 2017
Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran, stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan termasuk salah satu upaya untuk mewujudkan manusia seutuhnya yang di selenggarakan di sekolah, baik dari jenjang pendidikan dasar sampai menengah. Tenis meja merupakan salah satu materi pembelajaran penjasorkes yang diajarkan di Sekolah Dasar. Akan tetapi, kenyataannya dalam proses pembelajaran belum terlaksana secara optimal dikarenakan fasilitas meja tidak sebanding dengan banyaknya siswa. Dengan demikian perlu dilakuan modifikasi permainan, sehingga siswa lebih aktif dalam pembelajaran. Permasalahan yang dialami sekolah tersebut menjadikan kreatifitasan guru dalam mengembangan model-model pembelajaran yang baru, namun menyenangkan dan sesuai dengan tujuan dari pembelajaran yang sudah ditetapkan Modifikasi pembelajaran permainan tenis meja merupakan salah satu upaya yang harus diwujudkan. Model pembelajaran permainan tenis meja melalui permainan happy bouncing ball diharapkan mampu membuat anak lebih aktif bergerak dalam berbagai situasi dan kondisi yang menyenangkan, ketika mengikuti pembelajaran permainan tenis meja.
Keywords: Happy Bouncing Ball; Ping-pong; Modifications
Abstract Physical education, health and sports is an integral part of the overall education, aiming to develop physical fitness, skills of motion, critical thinking skills, social skills, reasoning, emotional stability, moral action, aspects of healthy living patterns and the introduction of clean environment through physical activity, sport and health selected planned systematically in order to achieve the goals of national education. Physical education, health and sports are the attempts to embody the whole person in the school, either from a basic to intermediate education level.Table tennis is one of the Physical education learning material taught in elementary school. However, the reality in the learning process has not been implemented optimally because the table was not proportional to the number of students. Thus the need to win and the modifications to the game, make students more actively in learning. The problems that plagued the school made teacher’s creativity in developing models of learning a new, yet fun and in accordance with the objectives of the learning that has been set. Modification of the learning game of ping-pong was one of the efforts that must be realized. Learning the ping-pong game through the happy bouncing ball game was expected to make children more actively engaged in a variety of pleasant situations and conditions, while following the learning of table tennis game.
© 2017 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: Gedung F1 Lantai 2 FIK Unnes Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang, 50229 E-mail :
[email protected]
ISSN 2252-6773 (online) ISSN 2460-724X (cetak)
128
Moch Fahmi Abdulaziz / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017 )
PENDAHULUAN 1. Pendidikan Jasmani Pengertian Pendidikan Jasmani Pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara keseluruhan. Pendidikan jasmani bertujuan untuk mencapai proses pendidikan melalui aktivitas gerak dan fisik. Pada kenyataannya pendidikan jasmani mempunyai peran penting dalam perkembangan kualitas pendidikan di Indonesia. Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organic, neuromoskular, intelektual, dan sosial (Ateng, 1992:4). Menurut Supandi (1992:1) pendidikan jasmani adalah proses interaksi sistematik antara anak didik dan lingkungan yang di kelola melalui pengembangan jasmani secara efektif dan efisien menuju pembentukan manusia seutuhnya. Dengan demikian, pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari pendidikan secara keseluruhan yang menunjang perkembangan siswa melalui kegiatan fisik atau gerakan insani. Hal ini kemudian disusun secara sistematik dalam bentuk kegiatan belajar-mengajar untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan fisik, mental dan sosial siswa. Sharman dalam Nadisah (1992:15) mengemukakan bahwa pendidikan jasmani adalah bagian dari pendidikan (secara umum) yang berlangsung melalui aktivitas yang melibatkan mekanisme gerak tubuh manusia dan menghasilkan pola-pola perilaku pada individu yang bersangkutan. Sedangkan menurut Definisi Terminologi (committee of terminology, 1951) dalam Nadisah (1992:17) pendidikan kesehatan adalah proses pemberian pengalaman-pengalaman belajar dengan maksud untuk mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perbuatan yang berkenaan dengan kesehatan individu atau kelompok. Menurut Rusli Lutan (2001) bahwa Pendidikan Jasmani merupakan serangkaian materi pelajaran yang memberikan konstribusi nyata dalam kehidupan sehari-hari dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta rohani peserta didik. Oleh karena itu penyelenggaraan Pendidikan jasmani harus lebih dikembangkan ke arah yang lebih optimal sehingga peserta didik akan lebih inovatif, terampil, kreatif, dan memiliki kesegaran jasmani dan kebiasaan hidup sehat serta memiliki pengetahuan dan pemahaman gerak manusia. Menurut Samsudin (2008: 2) mengemu-
kakan bahwa pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani, mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat dan aktif, sikap sportif, dan kecerdasan emosi. Jadi berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai pengertian pendidikan jasmani dapat disimpulkan bahwa pendidikan jasmani merupakan suatu proses pendidikan yang dilakukan dengan melalui aktivitas jasmani yang diciptakan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah jasmani, yaitu: psikomotor, kognitif dan afektif siswa. Menurut Adang Suherman (2000:23) secara umum tujuan pendidikan jasmani dapat diklasifikasikan ke dalam empat kategori, yaitu: a. Perkembangan fisik Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan aktivitas-aktivitas yang melibatkan kekuatan-kekuatan fisik dari berbagai organ tubuh seseorang. b. Perkembangan gerak Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan melakukan gerakan secara efektif, efisien, halus, indah, sempurna. c. Perkembangan mental Tujuan ini berhubungan dengan kemampuan berpikir dan menginterpretasikan keseluruhan pengetahuan tentang pendidikan jasmani ke dalam lingkungannya sehingga memungkinkan tumbuh dan berkembangnya pengetahuan, sikap, dan tanggung jawab. d. Perkembangan sosial Tujuan ini berhubungan kemampuan siswa dalam menyesuaikan diri pada suatu kelompok masyarakat. 2. Tenis Meja Perkembangan dunia olahraga tenis meja sekarang bagaikan jamur. Tenis meja cepat menyebar di seluruh pelosok-pelosok daerah disebabkan olahraga permainan ini dinilai masyarakat sebagai olahraga rekreasi untuk mengisi waktu luang, olahraga prestasi, alat pendidikan maupun media untuk bersosialisasi. Hal ini diperkuat oleh pendapat Hodges (2007:1) yang menyatakan bahwa permainan tenis meja merupakan cabang olahraga raket yang popular di dunia dan jumlah pesertanya menempati urutan kedua. Permainan tenis meja popular dapat juga dikarenakan permainan ini banyak keistimewaan, seperti dapat dimainkan oleh semua lapisan masyarakat mulai dari anak-anak sampai orang dewasa baik laki-laki maupun perempuan, tidak memerlukan tempat yang luas, alat yang digunakan ringan dan mudah didapat, peralatannya pun bervariasi harganya sehingga terjangkau harganya oleh semua kalangan masyarakat, Permainan ini juga dapat berperan sebagai sarana
Moch Fahmi Abdulaziz / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
rekreasi yang dapat menjadi hiburan. Permainan tenis meja begitu popular dimasyarakat, permaianan ini bisa dimainkan oleh anak-anak remaja bahkan dewasa, juga sebagai olahraga rekreasi. 3. Modifikasi Pembelajaran Sesuai dengan kompetensi dasar pada materi permainan tenis meja khususnya bagi kelas besar, disebutkan bahwa siswa dapat mempraktikkan teknik dasar permainan bola kecil dengan peraturan yang dimodifikasi untuk memupuk kerjasama, sportifitas dan kejujuran. Pada proses pembelajaran tenis meja di temui beberapa hal antara lain: 1. Alat dan fasilitas yang di gunakan minim. 2. Peraturan permainan tenis meja yang digunakan sesuai dengan peraturan yang sebenarnya atau aturan baku dalam permainan tenis meja. 3. Cenderung banyak siswa ketika mengikuti pembelajaran hanya duduk-duduk saja dan tidak aktif mengikuti pembelajaran tenis meja 4. Pembelajaran permainan tenis meja yang diberikan oleh guru masih belum dikemas dalam bentuk modifikasi, sehingga dijumpai siswa yang merasa tidak senang, bosan, dan malas untuk bergerak. Pembelajaran pendidikan jasmani melalui permainan olahraga tenis meja belum efektif sebagai media pembelajaran gerak. Materi pembelajaran permainan tenis meja belum mampu membuat anak bergerak secara efektif. Selama waktu pembelajaran permainan tenis meja siswa hanya melakukan gerakan beberapa menit saja karena harus bergiliran. Keadaan ini berakibat pada terbatasnya waktu anak dalam bergerak, sehingga pembelajaran gerak tidak optimal Berdasarkan uraian di atas, diharapkan adanya peran guru dalam memodifikasi permainan tenis meja agar dapat menciptakan suatu model pembelajaran dalam bentuk permainan baru yang bertujuan agar dapat menarik minat siswa sehingga siswa tidak merasa cepat bosan, lebih termotivasi dan bergairah dalam mengikuti proses pembelajaran pendidikan jasmani. Pengembangan model pembelajaran Penjasorkes merupakan salah satu upaya membantu menyelesaikan permasalahan terbatasnya sarana dan prasarana pembelajaran Penjasorkes di sekolah. Pengembangan model pembelajaran Penjasorkes yang dilakukan oleh para guru Penjasorkes dapat membawa suasana pembelajaran yang inovatif, dengan terciptanya pembelajaran yang menyenangkan dan dapat memotivasi peserta didik untuk lebih berpeluang mengeksploitasi gerak secara luas dan bebas, sesuai tingkat kemampuan yang dimiliki. Dengan memodifikasi media pembelajaran pendidikan jasmani tidak akan
129
mengurangi aktifitas siswa dalam melakukan pendidikan jasmani. Namun justru sebaliknya dengan memodifikasi pembelajaran dan pendekatan dalam bentuk permainan sebagai contohnya, proses pembelajaran pendidikan jasmani akan lebih menyenangkan. Guru dapat mengurangi atau menambah tingkat kompleksitas dan kesulitan tugas ajar dengan cara memodifikasi peralatan yang digunakan untuk melakukan skill itu. Misalnya, berat-ringannya, besar-kecilnya, tinggi-rendahnya, panjang-pendeknya peralatan yang digunakan. (Rusli Lutan 2001) menyatakan bahwa “Modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan, meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi dan dapat melakukan pola gerak secara benar”. METODE Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan menghasilkan produk berupa model pembelajaran tenis meja melalui permainan tenis meja mini bagi siswa Sekolah Dasar (SD). Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tujuh langkah yang utama, yaitu : 1. Melakukan penelitian pendahuluan dan pengumpulan informasi. Termasuk observasi lapangan dan kajian pustaka. 2. Mengembangkan bentuk produk awal (berupa peraturan permainan happy Bouncing ball). 3. Evaluasi para ahli dengan menggunakan satu ahli Penjas dan dua ahli pembelajaran, serta uji coba kelompok kecil, dengan menggunakan kuesioner dan konsultasi serta evaluasi yang kemudian dianalisis. 4. Revisi produk pertama, revisi produk berdasarkan hasil dari evaluasi ahli dan uji coba kelompok kecil. Revisi ini digunakan untuk perbaikan terhadap produk awal yang dibuat oleh peneliti. 5. Uji coba lapangan. 6. Revisi produk akhir yang dilakukan berdasarkan hasil uji coba lapangan. 7. Hasil akhir model pembelajaran tenis meja melalui permainan happy Bouncing ball bagi siswa kelas V Sekolah Dasar (SD) yang dihasilkan melalui revisi uji lapangan. HASIL DAN PEMBAHASAN Modifikasi Pembelajaran Permainan Happy Bouncing Ball Permainan Happy Bouncing Ball ini dimainkan di halaman sekolahan dan 1 set meja tenis. Lapangan ini dibagi menjadi 3 pos diantaranya: pos bouncing bom, pos bouncing estafet, pos bouncing pong.
130
Moch Fahmi Abdulaziz / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017 )
Gambar 1. Permainan Happy Bouncing Ball Keterangan: = Siswa
= Jalur Lari
= Keranjang = Jalur Lompat
= batas pemain luar dan dalam = Area Pemain Dalam
= Jalur Zig-zag
= Jalur Jinjit
= Meja
Bouncing Estafet Bouncing estafet adalah permainan memantulkan bola dibet dan berlari menuju daerah teman yang sudah menunggu di depannya. Berlarinya harus menggikuti rintangan yag sesua du depannya. Cara mengumpan bola seperti gerakan memukul dalam tenis meja, dan teman yang menerima bisa menkontrol dola dengan bet dan di lanjutkan melintasi jalur yang sudah di persiapkan. Pemain terahkir harus bisa memasukan bola kedalam keranjan yang sudah di sediakan untuk mendapatkan poin.
b. Setelah jalur terlewati memberikan bola kepada teman selanjutnya dengan cara memukul bola kearah temannya dengan menggunakan teknik drive dalam tenis meja. c. Teman yang sudah siap menerima bola dengan menggunakan bet, dan di lanjutkan perjalanannya. d. Pemain terahkir memukul bola dengan menggunakan teknik drive tenis meja memasukan bola kedalam keranjang yang sudah di sediakan. e. Permainan ini berlangsung selama 10 menit f. Siswa harus berjalan mengikuti jalur yang sudah ada, bila melanggar tidak di hitung poin. g. Poin diperoleh bila bola terahkir bisa masuk kedalam keranjang yang sudah disiapkan. h. Bola bouncing yang jatuh di tengah perjalanan harus di ulang di jalur awal. Bouncing Bom Yang dimaksud dengan bouncing bom adalah permainan memantulkan bola dibet, kemudian dipukulkan lawan yang berada di dalam lingkaran. Bola yang terkena badan lawan menjadi poin. Lawan bisa menghindar dan memukul kembali bola dengan menggunakan bet, untuk melindunggi diri. Permainan ini berlangsung selama 2 menit sekali bergantian selama 10 lama bermain. Poin yang paling banyak menjadi pemenang.
Gambar 3. lapangan bouncing bom dan keterangannya
Keterangan: = Siswa Gambar 2. Lapangan bouncing estafet dan keterangannya
Keterangan: = Siswa
= Jalur Lari
= Keranjang
= Jalur Lompat
Cara bermain Bouncing Estafet, yaitu: a. Kelompok berlomba melewati jalur yang sudah di persiapkan dengan cara memantulkan bola di atas bet dan berjalan menggikuti jalur.
= Area Pemain Dalam
= batas pemain luar dan dalam
Cara bermain Bouncing Bom a. Terdapat 2 kelompok yang bermain didalam permainan bouncing bom, 1 berda didalam lingkaran, yang 1 berada diluar lingkaran. b. Kelompok yang berada di dalam lingkaran bertugas melindungi diri dengan menggu-
Moch Fahmi Abdulaziz / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
nakan bet dari bom lawan. c. Kelompok diluar lingkaran bertugas mencari poin sebanyak-banyaknya, dengan cara mengebom lawan yang berada didalam lingkaran. d. Selama 2 menit sekali bertukal tempat sebanyak 4 kali, permainan berlangsung selama 8 menit. e. Poin yang paling banyak dinyatakan pemenang. f. Bola mengenai kepala tidak mendapatkan poin. g. Memukul bola harus menggunakan teknik drive pada tenis meja, bila tidak sesuai tidak dihitung poin. Bouncing pong Yang dimaksud dengan bouncing pong adalah permainan bouncing dengan menggunakan meja sebagai media lapangan. Bola dipantulkan dibet sebanyak 1kali lalu di pukul kedaerah lawan, bola yang masuk ke daerah lawan bisa langsung di kembalikan atau dipantulkan bet baru dikembalikan. Meja yang digunakan adalah sisi bagian panjang. Perhitungan poin sama seperti permainan tenis meja.
Gambar 4. Lapangan bouncing pong dan keterangannya
Keterangan: = Siswa = Meja
Cara bermain Bouncing Pong a. Permainan ini layaknya permainan tenis meja, tetapi menggunakan setengah meja untuk bermain. b. Siswa boleh memantulkan bola dibet sebanyak 1 kali dan di pukulkan kembali kelawan. c. Penghitungan permainan ini mengunakan 3kali kemenangan dengan menggunakan sistem relipoin 11 poin d. Pada waktu servis menyentuh net, servis diulang kembali. e. Bola yang masuk didalam bidang meja lawan dianggap poin. f. Bola yang dipukul ternyata keluar dari meja lawan, tampa menyentuh meja lawan, dianggap poin buat lawan. g. Mengkontrol bola tidak boleh lebih dari 2
131
pantulan dibet. Langkah-langkah dalam bermain Sebelum melakukan permainan happy bouncing ball, siswa terlebih dahulu harus bisa mengguasai teknik-teknik permainan tenis meja. Dengan demikian ada beberapa proses yang harus dikuwasai, agar dapat bermain happy bouncing ball. Latihan-latihan yang harus di lakukan siswa antara lain; bouncing ball, squas, dan bermain berpasangan. 1. Bouncing ball Latihan ini bertujuan untuk mengakrabkan atau mengadakan penyesuaian antara pemain dengan bet dan bola, juga mahir menggunakan alat-alat tersebut dan memiliki perasaan yang baik/halus yang berkaitan dengan bet dan pantulan bolanya (Muhtar dan Sulistyo, 2009:3.2).
Gambar 5. Bouncing ball
2. Memantulkan bola keatas dengan menggunakan bet. Mula-mula dilakukan secara terpisah, misalnya dengan sisi forehand saja atau sisi backhand saja, kemudian dapat dilanjutkan dengan kombinasi forehand dan backhand. 3. Memantulkan bola ke lantai. Latihan ini pun dapat divariasikan, mulai dari latihan memantul ke lantai di tempat, kemudian sambil berjalan maju, mundur, samping kiri atau kanan. 4. Peraturan keseluruhan a. Siswa dibagi menjadi 6 kelompok, setiap kelompok mempunyai anggota 5 orang. b. Wasit menggundi kelompok yang bertanding. c. Setiap pos dimainkan secara bersamaan, dengan mengengarkan perintah wasit yang mengatur setiap pos masing-masing. d. Setelah tiap pos sudah di temukan pemeneng, kelompok bergantian kepos berikutnya dan melanjutkan permainan dipos barunya. e. Urutan pos adalah Bouncing bom, Bouncing Estafet,dan Bouncing Pong f. Permainan ini berlangsung sampai dengan pos terahkir. g. Kelompok dinyatakan memenangkan permainan tiga pos bouncing bilamana memperoleh poin yang banyak. Peralatan Bermain 1. Bola Bola yang di gunkan untuk permainan tiga pos bouncing ini adalah menggunakan bola tonnis yang ringan. 2. Bet
132
Moch Fahmi Abdulaziz / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017 )
Bet yang dipakai untuk permainan tiga pos bouncing ini adalah modifikasi bet dengan menggunakan papan yang berbentuk persegi dengan sisi 20 cm di beri pegangan panjang 15 cm.
Gambar 6. Bet permainan modifikasi tenis meja
Keunggulan Dan Kelemahan Permainan “Happy Bouncing Ball” 1. Keunggulan a. Permainan Happy bouncing ball ini dapat dimainkan oleh semua siswa b. Dapat dimainkan di Sekolah yang tidak memiliki meja pingpong 2. Kelemahan a. Membutuhkan tempat yang luas untuk memainkan permainan Happy bouncing ball, dan membutuhkan bet yang banyak. SIMPULAN Hasil akhir dari penelitian pengembangan ini adalah produk model pembelajaran tenis meja melalui permainan happy bonching ball yang berdasarkan data pada saat uji coba skala kecil (N=15) dan uji coba lapangan (N=30). Model permainan happy bonching ball ini dapat diterima oleh semua siswa dikarenakan pada permainan ini siswa sudah dapat bergerak aktif dan memahami aturan yang berlaku. Model permainan sudah baik sesuai dengan tingkat kebutuhan siswa dalam bergerak, sesuai dengan tingkat perkembangan, dan sudah sesuai dengan tingkat pertumbuhan siswa. DAFTAR PUSTAKA Abdulkadir Ateng. 1992. Asas Dan Landasan Pendidikan Jasmani. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Ahmad Damiri, dan Nurlan Kusmaedi. 1992. Olahraga Pilihan Tenis Meja. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan Adang Suherman. 2000. Dasar-Dasar Penjaskes. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Alex Kertamanah.2003.Teknik Dan Taktik Mahir Permainan Tenis Meja. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Amung ma’mun dan Yudha Saputra. 2000.Perkembangan gerak dan belajar gerak. Jakarta: DEP-
DIKBUD. Ardi, S. W., Hartiawan, U., & Pujianto, A. (2013). PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN TENIS MEJA LANTAI DALAM PENJASORKES PADA SISWA KELAS VI SD PURI KECAMATAN PATI KABUPATEN PATI. ACTIVE: Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, 2(3). Catharina Tri Anni. 2006. Psikologi Belajar. Semarang: UPT MKK UNNES Fakultas Ilmu Keolahragaan, 2011. Buku Panduan Penulisan Skripsi FIK UNNES. Semarang Hodger Larry.2007.Tenis Meja Tingkat Pemula. Jakarta:PT Raja Grafindo Persada Kurniawan, P. B. (2013). PENINGKATAN HASIL BELAJAR TENIS MEJA MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN BOUNCING BALL SISWA SMP. ACTIVE: Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, 2(7). Kusuma, O. Y. J. (2014). MODEL PEMBELAJARAN KESEIMBANGAN MELALUI PERMAINAN ESTAFET BOLA DI LINGKUNGAN PERSAWAHAN. Journal of Physical Education Health and Sport, 1(2), 93-97. Martin Sudarmono.2010. Pengembangan Model Pembelajar melalui Permainan Sepakbola Gawang Ganda bagi Siswa SMP Ajibarang Kabupaten Banyumas Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. UNNES. Max Darsono. 2001. Belajar dan Pembelajaran. Semarang: CV IKIP Semarang Press Mochamad Djumidar A. Widya, 2006. Gerak- Gerak Dasar Atletik Dalam Bermain. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Nadisah. 1992. Pengembangan Kurikulum Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Bandung: direktorat jenderal pendidikan tinggi Oemar Hamalik, 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Bandung: PT Bumi Aksara Putra Budi Kurniawan.2013. Peningkatan hasil belajar tenis meja melalui pendekatan permainan bouncing ball pada siswa kelas vii smp negeri 1 kragan Tahun Ajaran 20012/2013 Skripsi. UNNES. Rusli Lutan dan Adang Suherman, 2000. Perencanaan Pembelajaran Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan Jasmani Rusli Lutan, 2000. Strategi Belajar Mengajar Penjaskes. Jakarta: Departemen Pendidikan Jasmani Samsudin, 2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan SD/ MI. Jakarta: Litera Sukirman,Dkk.2004.Matematika.Jakarta:UT Supandi. 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani Kesehatan. Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Tatang Muhtar dan Wahyu Sulistyo. 2003. Tenis Meja (Mata Kuliah Pilihan 1). Jakarta: Universitas Terbuka Tim Abdi Guru. 2007. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan, Jakarta. Erlangga. Yudha M. Saputra. 2003. Pembelajaran Atletik di Sekolah Dasar. Jakarta: Depdiknas.