Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 6 (2) (2017)
Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KEOLAHRAGAAN BERBASIS PENINGKATAN INDEKS PEMBANGUNAN OLAHRAGA DI KOTA PADANG Katsran Zalaff,M.Furqon Hidayatullah,Agus Kristiyanto Prodi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana,Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
Info Artikel
Abstrak
Sejarah Artikel: Diterima Maret 2017 Disetujui May 2017 Dipublikasikan June 2017
Sport Development Index adalah cara untuk mengukur kemajuan pembangunan olahraga di suatu daerah. Dalam penelitian ini pembangunan olahraga diukur dengan indicator Sumber Daya Manusia Keolahragaan di Kota Padang. Tujuan penelitian ini adalah Untuk Mengetahui Kualitas sumber daya manusia keolahragaan di kota Padang yang di tinjau dari Sport Development Indeks dan Untuk Mengetahui Ketersediaan sumber daya manusia keolahragaan kota Padang.Penelitian di laksanakan di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat dengan mengambil 3 instansi sebagai wilayah penelitian yaitu: Dinas Pendidikan Kota Padang, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI), dan Non Formal yang berada di Kota Padang. Metode penelitian menggunakan dua pendekatan yakni pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Observasi, analisis dokumen, dan wawancara merupakan cara yang digunakan untuk mengumpulkan data yang bersifat kualitatif, sedangkan untuk memperoleh data kuantitatif menggunakan metode norma Sport Development Indeks. Hasil pembangunan olahraga Kota Padang berdasarkan Indeks Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kota Padang adalah 0.00082 jika di tinjau dari Sport Development Indeks, nilai indeks ini masih berada pada rentang 0.000-0.499. Artinya bahwa kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kota Padang berada pada kategori Rendah, dengan kata lain secara kuantitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan kota Padang sangat kurang dan secara kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kota Padang Masih Rendah.Kesimpulannya bahwa Pembangunan olahraga Kota Padang masih berada pada ketegori rendah, oleh karena itu banyak hal yang perlu diperhatikan dan dibenahi oleh pemerintah kota padang untuk memajukan pembangunan olahraga di kota Padang.
Keywords: Development of Sports; Human Resources
Abstract Sport Development Index is a way to measure the improvement of sport development in a region. This research measures sport development by using sports human resource management in Padang as the indicator. The purpose is to discover the quality of sports human resource management in Padang examined from Sport Development Index and to analyze the availability of sports human resource. This research is conducted in Padang, West Sumatra Province, by taking data from 3 institutions as the scope of studies including the Education Authority, National Sports Committee of Indonesia (KONI), and a local non-formal institution. The research method applies qualitative and quantitative approaches. The qualitative data is collected through observation, document analysis and interview, while the quantitative data is taken by using a norm method of Sport Development Index. The result shows that the number of sport development in Padang based on the index of sports human resource management is 0.00082. According to the Sport Development Index, this number is within the range of 0.000-0.499. It means that sports human resource management belongs to low category quantitatively and qualitatively, or in the other words the quantity is deficient and the quality is low. To conclude, the sport development in Padang belongs to low category, thus the regional government needs to pay more attention and improve the sport development in the city.
© 2017 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: Kampus Pascasarjana UNS,Kentingan,Surakarta,Jawa tengah 57126 No.hp 081378291603 E-mail:
[email protected]
ISSN 2252-6773 (online) ISSN 2460-724X (cetak)
Katsran Zalaff / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
PENDAHULUAN Keberhasilan pembangunan khususnya pembangunan manusia pada suatu daerah dapat dinilai secara parsial dengan melihat seberapa besar permasalahan yang paling mendasar di masyarakat tersebut dapat teratasi. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya adalah kemiskinan, pengangguran, buta huruf, ketahanan pangan, dan penegakan demokrasi. Namun persoalannya adalah capaian pembangunan manusia secara parsial sangat bervariasi dimana beberapa aspek pembangunan tertentu berhasil dan beberapa aspek pembangunan lainnya gagal. Kemajuan dalam bidang pembangunan Olahraga bukan diukur dari banyaknya jumlah medali yang di raih pada event-event nasional seperti Pekan Olahraga Nasional dan yang lainnya. Berdasarkan Sistem Keolahragaan Nasional (SKN) diatas untuk mencapai kemajuan pembangunan Olahraga tentunya banyak hal yang terlibat, baik dari Sumber daya manusia atau tenaga keolahragaan yang terlibat dalam kegiatan olahraga, Ruang terbuka yang tersedia untuk aktivitas berolahraga, partisipasi masyarakat untuk melakukan Olahraga dan kebugaran jasmani yang dicapai masyarakat. Berdasarkan pernyataan di atas pembangunan Olahraga berdasarkan SDI ada empat, yaitu ruang terbuka yang tersedia untuk Olahraga, sumber daya manusia atau tenaga keolahragaan yang terlibat dalam kegiatan Olahraga, partisipasi masyarakat untuk melakukan Olahraga secara teratur dan kebugaran jasmani yang dicapai oleh masyarakat. Dari ke empat bagian tersebut peneliti hanya mengambil salah satu yakni sumber daya manusia keolahragaan, karena peneliti ingin mengetahui seberapa baiknya pembangunan Olahraga di kota padang di lihat dari unsur sumber daya manusia. Untuk ruang terbuka di kota padang sangat tersebar luas baik perairan dan daratan, kemudian partisipasi masyarakat di kota padang cukup tinggi dan kebugaran jasmani di kota padang cukup baik. Berdasarkan hal di atas maka peneliti akan mengangkat sebuah judul penelitian yaitu “Manajemen Sumber Daya manusia keolahragaan berbasis peningkatan indeks pembangunan Olahraga di kota Padang Sumatera Barat”. KAJIAN PUSTAKA Menurut Manullang (2002: 3) istilah manajemen mengandung tiga pengertian, yaitu manajemen sebagaI suatu proses, kedua manajemen sebagai kolekttivitas orang - orang yang melakukan aktivitas manajemen, ketiga manajemen
109
sebagai suatu seni (art) dan sebagai suatu ilmu. Pada pengertian yang pertama, yaitu manajemen sebagai suatu proses, berbeda dari definisi yang diberikan oleh para ahli. Terdapat tiga definisi manajemen menurut pengertian yang pertama tersebut. Pakar lain seperti George R. Terry dalam Soewarno Handayaningrat, (1992 : 20) memberikan definisi manajemen sebagai proses yang membedakan perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan kerja dan pengawasan dengan memanfaatkan ilmu maupun seni untuk menyelesaikan tujun yang telah ditetapkan dan pada definisi tersebut memandang manajemen merupakan sebuah proses yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, penggerakan pelaksanaan, dan pengawasan. Perkembangan ilmu manajemen yang pesat sesuai sesuai akumulasi dan perkembangan zaman, memunculkan pendapat yang beragam tentang fungsi manajemen. Salah satu pendapat adalah yang dikemukakan Untung Nugroho (2015:11) ada 4 fungsi utama dalam manajemen, (1). Perencanaan (Planning), (2). Pengorganisasian (Organizing), (3). Pengawasan (Actuating/Directing), (4). Pengawasan (Controlling). Dalam kerangka kerja ini, beberapa fungsi umum diidentifikasikan dari manajemen sebagai berikut : 1.Perencanaan (Planning) Pengertian perencanaan menurut para ahli ada beberapa sedikit yang berbeda seperti apa yang dikemukakan Charles A. Bucher dan March L. Krotee (2002 : 9) , perencanaan adalah sebuah proses logis dan sengaja menguraikan pekerjaan yang dilakukan bersama-sama dengan metode yang digunakan dan waktu yang dialokasikan untuk sebuah pekerjaan. Sedangkan menurut Untung Nugroho (2015 : 11), perencanaan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Sedangkan menurut Terry yang dikutip Harsuki (2016 : 85), perencanaan adalah penyusunan sebuah pola tentang aktivitas-aktivitas masa yang akan datang yang terintegrasi dan diprediterminasi. 2.Organizing atau pengorganisasian Organizing dalam pendefinisian ini adalah kata yang berarti ‘to organize’,yang berarti melakukan serta menyusun organisasi untuk tujuan tertentu, dimana kata tersebut berasal pula dari kata organ. Sedangkan kata organ sendiri dalam Buku Webstre’e New Collagiale Dictionary adalah berasal dari kata organon, yang berasal
110
Katsran Zalaff / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
dari bahasa Yunani Kuno. Adapun arti kata organ sendiri adalah, “ An Instrument or medium by Which an Importan is Performed or end accomploshed Artinya suatu alat atau media yang digunaka untuk tindakan penting atau pencaapaian tujuan. Jadi to organize mengandung arti menyusun bagian-bagian yang terpisah-pisah menjadi suatu kesatuan sehingga dapat digunakan untuk menjalankan tindakan dalam pencapaian tujuan.
hanya mendasarkan pada medali sebagai ukuran keberhasilan. Belum lagi seandainya medali itu diperoleh dengan cara-cara tidak elegan dan tidak bermanfaat. Karena itu, dimunculkan gagasan sport development index (SDI), yaitu indeks gabungan yang mencerminkan keberhasilan pembangunan olahraga dan mengukur kemajuan pembangunan olahraga pada suatu daerah.
3.Actuating atau penggerakan Penggerakkan atau istilah pembimbingan menurut The Liang Gie dalam achmad P (2012: 78) merupakan aktivitas seorang manajer dalam memerintah, menugaskan, menjuruskan, mengarahkan dan menuntun pegawai atau personal organisasi untuk melaksanakan pekerjaan-pekerjaan dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Memberikan dorongan atau (actuating) mencakup kegiatan yang dilakukan manajer untuk mengawali dan melanjutkan kegiatan yang ditetapkan dalam perencanaan dan pengorganisasian agar tujuan tercapai. Menggerakan dimaksudkan merupakan usaha untuk menggerakan anggota kelompok sedemikian rupa sehingga mereka berkeinginan dan berusaha untuk mencapai organisasi.
penelitian dilaksanakan mulai dari bulan Desember 2016 sampai awal Januari 2017. Sesuai dengan substansi dan fokus penelitian ini, yaitu kajian tentang pembangunan olahraga, dimana hasil dari pembangunan olahraga diungkapkan melalui indeks yang sajian datanya berupa angka kemudian di deskripsikan, maka jenis penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian deskriptif ada 3 macam yaitu, observasi, wawancara, dan dokumentasi. Untuk melihat ketersediaan Sumber Daya Manusia keolahragaan, peneliti akan memfokuskan pada guru dan dosen pendidikan jasmani, pelatih, instruktur olahraga, dan wasit. Setelah jumlah SDM keolahragaan didapat selanjutnya menghitung indeksnya. Pertama mencari nilai aktual, yaitu nilai yang didapat dari hasil pembagian antara jumlah SDM keolahragaan dengan jumlah penduduk yang berusia diatas 7 tahun. Nilai maksimum SDM keolahragaan yang telah ditentukan dalam SDI adalah 2,08 dan nilai minumnya adalah 0,00. Setelah semua angka didapatkan kemudian dihitung dengan menggunakan rumus : Setelah semua indeks dujumlahkan dan mendapatkan nilai indeks secara keseluruhan maka tahap terakhir adalah menentukan kategori atau norma dari nilai indeks yang didapat untuk memberikan justifikasi. Norma SDI yang digunakan adalah :
4.Controlling atau Pengawasan Pengertian Pengawasan dapat diartikan sebagai suatu proses untuk menerapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, menilainya, dan bila perlu mengoreksinya dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana semula (Manullang, 2002 : 173). Sedangkan menurut Nugroho untung (2015 : 27) pengawasan merupakan suatu kegiatan yang berusaha untuk mengendalikan agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai dengan rencana dan memastikan apakah tujuan organisasi tercapai. Sport development index adalah indeks gabungan yang mencerminkan keberhasilan pembangunan olahraga berdasarkan empat dimensi dasar, yaitu: ruang terbuka yang tersedia untuk olahraga, sumber daya manusia atau tenaga keolahragaan yang terlibat dalam kegiatan olahraga, partisipasi warga masyarakat untuk melakukan olahraga secara teratur, dan derajat kebugaran jasmani yang dicapai oleh masyarakat. Pilar olahraga sesuai dengan UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan disebutkan bahwa pilar olahraga tidak hanya menyangkut olahraga prestasi tetapi juga olahraga pendidikan dan olahraga rekreasi. Artinya, tidak
METODE
(Actual Value-Minimum Value) SDM Index = (Maximum Value-Minimum Value) Tabel 1 Norma SDI Agus Kristiyanto, (2012 : 49) Angka Indeks
Norma / Kategori
0.800-1.000
Tinggi
0.500-0.799
Menengah
0.000-0.499
Rendah
Katsran Zalaff / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
111
HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 2. Hasil Observasi sumber daya manusia (SDM) Keolahragaan Dinas Pendidikan Kota Padang Jumlah Menurut Jenis Kelamin
Jenis Profesi
Guru Penjas
Jumlah Menurut sertifikasi
Laki-laki
Perempuan
Sertifikasi
Non Sertifikasi
SD/MI
217
222
185
254
SMP/MTs
64
37
85
16
SMA/SMK
84
31
77
38
Dosen Jumlah
60
7
45
22
425
297
392
330
Tabel 3. Hasil Observasi Sumber Daya Manusia (SDM) Keolahragaan KONI Kota Padang Jumlah Menurut Jenis Kelamin
Jenis Profesi
Jumlah Menurut sertifikasi
Laki-laki
Perempuan
Sertifikasi
Non Sertifikasi
SD/MI Guru Penjas
SMP/MTs SMA/SMK
Pelatih Olahraga
168
72
112
128
Instruktur Olahraga
33
21
3
51
Wasit
278
67
345
0
Jumlah
479
160
460
179
Tabel 4. Hasil Observasi Sumber Daya Manusia (SDM) Keolahragaan Non Formal Kota Padang Jumlah Menurut Jenis Kelamin
Jenis Profesi
Jumlah Menurut sertifikasi
Laki-laki
Perempuan
Sertifikasi
Non Sertifikasi
Pelatih Olahraga
8
0
0
8
Instruktur Olahraga
33
14
0
47
0
SD/MI Guru Penjas
SMP/MTs SMA/SMK
Wasit
0
0
Jumlah
41
14
Hasil observasi Sumber Daya Manusia (SDM) Keolahragaan yang didapat dari berbagai elemen yaitu, Dinas Pendidikan Olahraga Kota Padang, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) dan dari elemen Non Formal menunjukkan bahwa jumlah dan kualitas Sumber daya manusia keolahragaan di Kota Padang adalah sebanyak 1416 orang. Sebelum menghitung indeks Sumber Daya Manusia (SDM) Keolahragaan di Kota Padang dengan menggunakan rumus sebagai berikut : (Actual Value-Minimum Value) SDM Index = (Maximum Value-Minimum Value)
0 55
Terlebih dahulu mencari nilai aktual, nilai aktual diperoleh dari pembagian antara jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Keolahragaan suatu wilayah dengan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun yang berada di Kota Padang. Jumlah Sumber Daya Manusia (SDM) Keolahragaan di Kota Padang adalah 1416, dan jumlah penduduk usia diatas 7 tahun di Kota Padang adalah sebanyak 845. 915 jiwa. Maka nilai aktual yang didapat adalah : 0.0017 (1416 / 845. 915 = 0.0017) Dari hasil indeks sumber daya manusia keolahragaan Kota Padang di atas maka dapat disimpulkan bahwa nilai indeks Sumber Daya Manusia (SDM) keolahragaan kota Padang adalah sebagai berikut :
112
Katsran Zalaff / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
Tabel 5. Nilai Indeks SDM Kota Padang No
Nama Instansi
Nilai Indeks SDM
Kriteria
1
SDM Dinas Pendidikan
0.00041
Rendah
2
KONI & Dispora
0.00033
Rendah
SDM Non Formal
0.00003
Rendah
Indeks SDM Kota Padang
0.00082
Rendah
3
SIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, disimpulkan bahwa hasil pembangunan olahraga kota Padang ditinjau dari Sport Development Index yaitu 0,00082 maka nilai indeks pembangunan olahraga kota Padang masih berada pada ketegori rendah. Secara khusus, disimpulkan pula beberapa hal sebagai berikut: 1.Indeks Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kota Padang adalah 0.00082 jika ditinjau dari Sport Development Indeks, nilai indeks ini masih berada pada rentang 0.000-0.499. Artinya bahwa kuantitas dan kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kota Padang berada pada kategori Rendah, dengan kata lain secara kuantitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan kota Padang sangat kurang dan secara kualitas Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kota Padang Masih Rendah. 2.Ketersedian Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kota Padang keseluruhan laki-laki berjumlah 945 dan perempuan berjumlah 471 sehingga jumlah Sumber Daya Manusia Keolahragaan Kota Padang adalah 1416 Orang DAFTRAR PUSTAKA Agus Kristiyanto. 2012. Pembangunan Olahraga : untuk Kesejahteraan Rakyat BPS . 2014. Padang Dalam Angka, Padang: Badan Pusat Statistik.
BPS . 2014. Padang Dalam Angka, Padang: Badan Pusat Statistik. Bucher A. Charles. Krotee L. March. 2002. Manahement of physical education and sport. Amercan, New York. McGraw Hill. Bungin, Burhan. 2010. Analisis Data Peneneltian Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo persada Harsuki. 2012. Pengantar Manajemen Olahraga. Jakarta: Raja Grafindo Persada Ibrahim, M. I. (2015). Manajemen Pengelolaan Penyedia Jasa Pelatih Cabang Olahraga Di Kota Semarang Tahun 2013. ACTIVE: Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, 4(2). Mutohir, Toho Cholik dan Maksum, Ali. 2007. Sport Development Index: Alternatif Baru Mengukur Kemajuan Pembangunan Bidang Keolahragaan (Konsep, Metodologi dan Aplikasi). Jakarta : Index M. Manullang, 1983. Dasar-dasar Manajemen, Yogyakarta : UGM Press. Prakoso, A. I. (2015). SURVEI MANAJEMEN INDUSTRI OLAHARAGA ARUNG JERAM DI RAINBOW RAFTING KABUPATEN PEMALANG TAHUN 2014. ACTIVE: Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, 4(12). Rumini, R. (2015). MANAJEMEN PEMBINAAN CABANG OLAHRAGA ATLETIK DI PUSAT PENDIDIKAN DAN LATIHAN PELAJAR (PPLP) PROVINSI JAWA TENGAH. Journal of Physical Education Health and Sport, 2(1), 20-27. Soewarno Handayaningrat, 1992, Fungsi Fungsi Manajemen Umum,Yogyakarta: UGM Press