Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation 6 (2) (2017)
Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/peshr
PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN DAN KOORDINASI MATA-TANGAN TERHADAP HASIL FREE THROW PADA PERMAINAN BOLA BASKET Pramoda Wardana,M.Furqon Hidayatullah,Kiyatno Prodi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana,Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia
Info Artikel
Abstrak
Sejarah Artikel: Diterima April 2017 Disetujui Mei 2017 Dipublikasikan June 2017
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh pendekatan pembelajaran direct dan indirect terhadap hasil free throw bola basket. Perbedaan hasil free throw bolabasket antara mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan koordinasi matatangan terhadap hasil free throw bolabasket. Penelitian ini dengan menggunakan metode eksperimen dengan rancangan faktorial 2 x 2. Berdasarkan hasil analisis data menunjukkan bahwa Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran direct dan pendekatan pembelajaran indirect terhadap hasil free throw, p-value= 0,045 lebih kecil dari 0,05. Ada perbedaan peningkatan hasil free throw antara mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi dan rendah, p-value= 0,035 lebih kecil dari 0,05. Ada interaksi antara pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata tangan terhadap hasil free throw, p-value= 0,012 lebih kecil dari 0,05. Kesimpulan sebagai berikut: Ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran direct dan indirect terhadap hasil free throw. Ada perbedaan pengaruh yang signifikan hasil free throw antara mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi dan mata tangan rendah. Ada pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata tangan terhadap hasil free throw bola basket.
Keywords: free throw; basketball; hand-eye coordination; direct and indirect; experimental research. ____________________
Abstract The purposes of this recearch were to examine the influence of direct and indirect learning approaches on free throw result in basketball, the difference of free throw result played by students with good and poor hand-eye coordinations, and the interaction influence of learning approach and hand-eye coordination on the result. This research applied experimental method with 2x2 factorial design. The population within this study was male students in 5th semester of the major program. Purposive Random Sampling was used as the sampling technique. 40 students were taken as the samples, in which students with good and poor hand-eye coordinations were equal. The analytical technique of this study belonged to ANOVA to use SPSS 22 and 5% significancy. Study result showed the difference of significant influence between direct and indirect learning approaches on free throw result, for p-value = 0,045, smaller than 0,05; the difference of increase in the result from students with good and poor hand-eye coordinations, for p-value = 0,035, smaller than 0,05; and the interaction of learning approach and hand-eye coordination on the result, for p-value = 0, 012, smaller than 0,05.It is concluded that there were differences of the significant influence between the learning approaches on free throw result, the free throw result from students with good and poor hand-eye coordinations, and there was an interaction influence of learning approaches and hand-eye coordination on the free throw result.
© 2017 Universitas Negeri Semarang
Alamat korespondensi: Kampus Pascasarjana UNS Jl. Ir. Sutami No. 36A Kentingan Surakarta 57126 No.hp 085786428229 E-mail:
[email protected]
ISSN 2252-6773 (online) ISSN 2460-724X (cetak)
114
Pramoda Wardana / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
PENDAHULUAN Perkembangan olahraga bolabasket yang semakin pesat tidak hanya dimainkan didalam masyarakat, klub, maupun kalangan profesional saja. Namun lebih jauh olahraga bolabasket juga telah masuk kedalam ranah pendidikan di Indonesia. Khususnya dalam kurikulum pendidikan pendidikan jasmani di sekolah-sekolah memasukan keterampilan permainan bolabasket sebagai salah satu keterampilan bola besar. Permainan bolabasket diajarkan dari tingkat sekolah dasar, hingga pada tingkat SLTA. Permainan bolabasket yang telah dimasukkan kedalam kurikulum pendidikan tidak hanya dipelajari dalam sekolah semata. Namun keterampilan permainan bolabasket pun telah masuk kedalam kurikulum pendidikan di perguruan tinggi, khususnya untuk jurusan yang berbasis pada keolahragaan. Selain menjadi mata kuliah, permainan bolabasket merupakan permainan yang selalu dipertandingkan antar kampus dan menjadi pertandingan yang sangat bergengsi. Selain dijadikan kegiatan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) di berbagai perguruan tinggi. Keterampilan permainan bolabasket juga dipelajari oleh mahasiswa yang menempuh pendidikan olahraga. Seperti halnya mahasiswa semester 5 FKIP POK Universitas Tunas Pembangunan Surakarta yang diberikan materi keterampilan teknik dasar permainan bolabasket. Kendati mereka berangkat dari latar belakang kemampuan olahraga yang berbeda, namun sudah menjadi kewajiban bagi seluruh masiswa POK untuk menguasai keterampilan permainan bolabasket. Hal ini mengingat mereka disiapkan untuk menjadi seorang guru pendidikan jasmani yang harus bisa mengusai berbagai keterampilan olahraga, termasuk bolabasket. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa permainan bolabasket diajarkan pada tingkat pendidikan paling dasar hingga ke tingkat lanjutan, maka tidak boleh ada alasan bagi calon pendidik atau guru olahraga tidak mampu menguasai teknik permainan bolabasket. Selain disiapkan menjadi seorang pengajar mahasiswa POK Universitas Tunas Pembangunan Surakarta haruslah siap jika menjadi pelatih jika suatu saat tim bolabasket di tempat ia mengajar akan mengikuti sebuah perlombaan. Permainan bolabasket adalah permainan yang kompleks, dimana dalam permainan bolabasket melibatkan unsur kekuatan, kecepatan, daya tahan, daya ledak, kelentukan, koordinasi dan faktor kondisi fisik lainnya. Penguasaan ranah gerak dalam dalam permainan bolabasket juga menjadi salah satu unsur yang penting.
Unsur penunjang tersebut sangat wajib dikuasai oleh setiap pemain agar dapat bermain bolabasket dengan baik. Selain penguasaan unsur pendukung diatas dalam permainan bolabasket memiliki teknik dasar yang harus dikuasai oleh pemain bolabasket. Teknik dasar tersebut antara lain, passing, dribbling, shooting, dan pivot. Teknik dasar tersebut merupakan hal yang mutlak harus dikuasai seorang pemain bolabasket karena dengan penguasaan teknik dasar yang baik seorang pemain juga akan mampu bermain secara luar biasa. Dalam permainan bolabasket teknik shooting merupakan teknik yang paling penting, karena mengingat tujuan permainan bolabasket adalah mencetak angka. Maka satu-satunya cara untuk mencetak angka dalam permainan bolabasket adalah dengan cara melakukan shooting. Kemampuan shooting yang baik akan dapat memberikan angka yang banyak pula. Dalam permainan bolabasket shooting pada dasarnya terbagi kedalam tiga jenis tembakan, yaitu standing shoot, jump shoot dan lay up shoot. Variasi dalam melakukan tembakan tersebut dapat dilakukan seorang pemain sesuai dengan situasi dan kondisi saat permainan berlangsung. Variasi berbagai macam tembakan tersebut dilakukan agar saat melakukan tembakan seorang pemain dapat mengecoh lawan dan memasukan lebih banyak angka. Sulitnya melakukan free throw sendiri terlihat dalam kegiatan belajar mengajar pada mahasiswa FKIP POK Universitas Tunas Pembangunan Semester 5 yang mendapat mata kuliah bolabasket. Dalam kegiatan belajar tersebut masih banyak ditemukan kesalahan-kesalahan yang terjadi dalam melakukan teknik tembakan bebas atau free throw. Kesalahan yang sering terjadi saat melakukan free throw adalah seringnya bola tidak tepat sasaran dan terjadi air ball atau bola yang tidak menyentuh ring basket. Selain itu mahasiswa juga sering terlihat tidak fokus saat akan melakukan tembakan ini. Serta mereka kurang melakukan tembakan dengan sikap yang rileks atau santai. Arah tembakan yang tidak tepat sasaran tersebut diduga dipengaruhi oleh buruknya koordinasi mata-tangan dari mahasiswa itu sendiri. Koordinasi yang baik mungkin akan menghasilkan akurasi yang baik pula dan sebaliknya. Kuat dugaan bahwa untuk mencapai tingkat akurasi yang tinggi dalam melakukan free throw maka koordinasi mata-tangan diduga merupakan komponen yang penting. Selain faktor-faktor tersebut kesalahan-kesalahan tersebut mungkin juga terjadi karena pendekatan pembelajaran yang kurang tepat pada mahasiswa itu sendiri. Melihat berbagai kendala yang ditemukan
Pramoda Wardana / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
diatas, maka perlu di terapkan suatu metode atau pendekatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada mahasiswa. Pendekatan pembelajaran merupakan bagaimana seorang guru atau pengajar menggunakan langkah-langkah atau metode pembelajaran untuk menyampaikan meteri, dengan tujuan materi pembelajaran tersebut dapat dengan mudah dikuasai oleh siswa atau mahasiswanya. Dengan pendekatan pembelajaran yang tepat diharapkan mahasiswa mampu dengan baik meyerap apa yang telah disampaikan oleh seorang pengajar, baik itu dari dosen ataupun asisten dosen. Dalam dunia pembelajaran terdapat banyak sekali pendekatan yang dapat diterapkan untuk menyampaikan suatu materi. Dan efektifitas setiap pendekatan pembelajaran itu akan berbeda-beda pula. Pendekatan pembelajaran dapat berpusat pada guru atau pangajar sebagai sumber utamanya. Atau pembelajaran juga dapat berpusat kepada mahasiswa atau murid, sedangkan guru hanya sebagai perantara semata. Mengkaji penjabaran latar belakang masalah yang telah dibahas diatas, serta melihat beberapa faktor penghambat dalam kegiatan pembelajaran free throw maka penulis memilih judul “Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Dan Koordinasi Mata-Tangan Terhadap Hasil Free Throw Pada Permainan Bolabasket (Studi Eksperimen Metode Pembelajaran Direct dan Indirect pada mahasiswa putra semester 5, PKO FKIP Universitas Tunas Pembangunan Surakarta)”. Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan pembatasan masalah maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut; Adakah perbedaan pengaruh antara metode pembelajaran direct dan indirect terhadap hasil free throw bolabasket?, Adakah perbedaan hasil free throw bolabasket antara mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan rendah?, Adakah pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil free throw bolabasket? KAJIAN TEORI Permainan Bolabasket Bolabasket merupakan permainan bola besar yang sangat berkembang di benua amerika ini menjadi olahraga yang sangat digemari banyak orang. Menurut Gede Eka (2015:262) Bolabasket dimainkan oleh 2 tim yang masing-masing terdiri dari 5 pemain. Menurut Teguh Sutanto (2016:42) bolabasket adalah olahraga bola berkelompok yang terdiri atas dua tim beranggotakan masingmasing 5 orang yang saling bertanding mencetak poin dengan memasukkan bola ke keranjang
115
lawan. Tujuan dari masing-masing tim adalah untuk mencetak angka ke keranjang lawan dan berusaha mencegah tim lawan mencetak angka. Sedangkan menurut Sucipto, Dian Budiana, Lukmanul Hakim Lubay dan Jajat Darajat (2010:23) “bolabasket adalah olahraga beregu yang dimainkan dengan cara memantulkan bola, serta menembak bola kedalam keranjang lawan. Setiap regu terdiri dari lima orang dan berusaha memasukkan bola ke dalam keranjang lawannya dan mencegah regu lawan memasukkan bola kedalam keranjang kita”. Pendekatan Pembelajaran Menurut Ngalimun (2016:8) adapun istilah pendekatan (approach) dalam pembelajaran menurut Sanjaya (2007) memiliki kemiripan dengan strategi. Sebenarnya pendekatan berbeda baik dengan strategi dan metode. Pendekatan dapat diartikan sebagai titik tolak atau sudut pandang kita terhadap proses pembelajaran. Istilah pendekatan merujuk pada pandangan tentang terjadinya proses yang sifatnya masih sangat umum. Oleh karenanya, strategi dan metode pembelajaran yang digunakan dapat bersumber atau tergantung dari pendekatan dalam pembelajaran Selanjutnya dijelaskan istilah pendekatan merujuk kepada pandangan tentang terjadinya suatu, yaitu pendekatan yang berpusat pada guru (teacher-centered approaches) dan pendekatan yang berpusat pada siswa (student-centered approach). Pendekatan yang berpusat pada guru menurunkan strategi pembelajaran langsung (direct instruction), pembelajaran deduktif atau pembelajaran ekspositori. Sedangkan, pendekatan pembelajaran yang berpusat pada siswa menurunkan strategi pembelajaran discovery dan inkuiri serta strategi pembelajaran induktif. Menurut Fathurrahman (2007) metode secara harafiah berarti cara. Dalam pemakaian umum, metode diartikan sebagai suatu cara atau prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, metode didefinisikan sebagai cara-cara menyajikan bahan pelajaran pada peserta didik untuk tercapainya tujuan yang telah di tetapkan. Dengan demikian salah satu keterampilan yang harus dimiliki seorang guru dalam pembelajaran adalah keterampilan memilih metode. Pemilihan metode terkait langsung dengan usaha-usaha guru dalam menampilkan pengajaran yang sesuai dengan situasi dan kondisi sehingga pencapaian tujuan pengajaran diperoleh secara maksimal. Menurut Suprijono (2009:45-46) “Model Pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan psikologi pendidikan
116
Pramoda Wardana / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional kelas”. Model pembelajaran dapat diartikan pula sebagai pola yang digunakan untuk penyusunan kurikulum, pengatur materi, dan memberi petunjuk pada guru di kelas. Menurut Ngalimun (2016:9-10) “Strategi Pembelajaran langsung merupakan pembelajaran yang banyak diarahkan oleh guru. Strategi ini efektif untuk menentukan informasi atau pembangunan keterampilan tahap demi tahap.” Pembelajaran langsung biasanya bersifat deduktif. Menurut Tite Juliantie dkk (2013:41) “pembelajaran lansung dapat didefinisikan sebagai model pembelajaran dimana guru mentransformasikan informasi atau keterampilan secara langsung kepada siswa dan pembelajaran berorientasi pada pada tujuan dan distukturkan oleh guru”. Menurut Suprijono (2009:46-47) pembelajaran langsung atau direct instruction dikenal dengan sebutan active teaching. Pembelajaran langsung juga dinamakan whole-class teaching. Penyebutan ini mengacu pada gaya mengajar di mana guru terlibat aktif dalam mengusung isi pelajaran pada peserta didik dan mengajarkannya langsung pada seluruh kelas. Menurut Zhang Dongbo (2011) Limited direct effect merupakan bekerja baik dalam kedalaman sebagai indikator pengetahuan kosakata dan pemahaman penyebab terbatasnya pemahaman. Pendekatan Pembelajaran Indirect Pembelajaran Indirect adalah pembelajaran yang terpusat pada murid didik. Peranan guru bergeser dari penceramah menjadi fasilitator”, menurut Ngalimun, (2016:10). Pendekatan pembelajaran indirect menurut Samsudin (2008:3032) “adalah mengalihkan tugas mengontrol pembelajaran pada siswa yang melakukan pembelajaran, dimana guru tidak lagi mengendalikan pembelajaran secara penuh tetapi memberikan secara sepenuhnya pada siswa untuk bersamasama melakukannya”. Strategi pembelajaran tidak langsung sering disebut dengan inkuiri induktif, memecahan masalah, pengambilan keputusan dan penemuan. Berlawanan dengan pendekatan pembelajaran langsung, pembelajaran tak langsung umumnya umumnya terpusat pada peserta didik, meskipun meskipun dua strategi tersebut dapat saling melengkapi. Koordinasi Mata Tangan Menurut Widiastuti (2015:17) “Koordinasi merupakan kemampuan untuk melakukan
gerakan atau kerja dengan cepat dan efisien”. Koordinasi menyatakan hubungan harmonis berbagai faktor yang terjadi pada suatu gerakan. Kemampuan koordinatif merupakan dasar yang baik bagi kemampuan belajar yang bersifat sensomotorik, makin baik tingkatan koordinasi akan semakin cepat dan efektif pula gerakan sulit didapat dilakukan. Pengertian dari koordinasi menurut beberapa ahli seperti menurut Suharno (1993:61) bahwa “koordinasi adalah kemampuan atlet untuk merangkaikan beberapa gerak menjadi satu gerakan yang utuh dan selaras”. Barrow dan McGee yang dikutip oleh Harsono (1988:220) memberikan batasan mengenai koordinasi yaitu “kemampuan untuk memadukan berbagai macam gerakan ke dalam satu atau lebih pola gerak khusus”. Dengan demikian kesimpulan dan pendapat tersebut ialah koordinasi merupakan kemampuan dari dua atau lebih organ tubuh yang bergerak dengan suatu pola gerakan tertentu. Broer dan Zernicke dalam Harsono (1988:221) menjelaskan bahwa koordinasi adalah kemampuan untuk mengkombinasikan beberapa gerakan tanpa ketegangan dengan urutan yang benar dan melakukan gerakan yang kompleks secara mulus tanpa pengeluaran energi yang berlebihan. Dengan demikian hasilnya adalah gerakan yang efisien, halus, mulus (smooth) dan terkoordinasi dengan baik. Berdasarkan pendapat di atas, jelas bahwa rumusan koordinasi merupakan salah satu unsur yang penting untuk keterampilan gerak motorik. Tingkat koordinasi atau baik tidaknya koordinasi gerak seseorang tercermin dalam kemampuannya untuk melakukan suatu gerakan secara mulus, tepat dan efisien. Seorang mahasiswa dengan koordinasi yang baik bukan hanya mampu melakukan suatu keterampilan secara sempurna, akan tetapi juga mudah dan cepat dapat melakukan keterampilan yang masih baru baginya. Disamping itu juga dapat mengubah secara cepat dari pola gerak yang satu ke pola gerak yang lain sehingga gerakannya menjadi efisien. Mahasiswa yang koordinasinya tidak baik biasanya melakukan gerakan-gerakannya secara kaku, dengan ketegangan dan dengan energi yang berlebihan sehingga tidak efisien. Sistem EnergiLatihan Koordinasi Latihan yang baik untuk memperbaiki koordinasi adalah dengan melakukan berbagai variasi gerak dan keterampilan. Mahasiswa yang mempunyai spesialisasi suatu cabang olahraga tertentu, sebaiknya dilibatkan dalam keterampilan dalam berbagai cabang olahraganya atau
Pramoda Wardana / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
cabang olahraga lain. Mahasiswa harus banyak dilatih dengan keterampilan-keterampilan baru dari cabang olahraganya atau cabang olahraga lain. Kalau tidak, koordinasinya tidak akan berkembang dan kemampuan untuk belajar gerak baru akan menurun. Dalam melatih keterampilan-keterampilan, faktor kesulitan dan kompleksitas gerakan harus senantiasa ditingkatkan. Koordinasi paling mudah dikembangkan pada anak usia muda, yaitu pada waktu kemampuan adaptasi nervous sistemnya lebih baik dari pada kepunyaan orang dewasa (Bompa dalam Harsono, 1988:222). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Koordinasi. Selain memperhatikan ciri-ciri dari latihan koordinasi, masalah-masalah yang perlu diperhatikan dalam latihan ini, seperti pengertian inervasi resiproke yaitu suatu pacuan yang datangnya bersamaan dengan yang satu negatif dan yang lainnya positif. Otot-otot sinergis dan antagonis bekerja sama secara harmonis untuk menghasilkan koordinasi yang baik. Kelincahan, keseimbangan dan kelentukan perlu ditingkatkan sebaik-baiknya untuk mendukung koordinasi berkualitas tinggi. Hampir semua cabang olahraga memerlukan koordinasi, gerakan-gerakan yang kompleks meskipun kadar kesulitan dan kebutuhannya berbeda-beda untuk tiap-tiap cabang olahraga. Melatih kemampuan sebaiknya sejak umur dini dalam proses pengayaan gerak sebagai dasar keterampilan pada mahasiswa junior dan senior. Perbedaan pengaruh antara pendekatan pembelajaran direct dan indirect terhadap hasil free throw bolabasket. Pendekatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran direct dan indirect pada pengaplikasian di lapangan, terutama pada penekanan secara fisik dan mental. Kelebihan pendekatan pembelajaran direct adalah pembelajaran ini mudah untuk direncanakan dan digunakan. Pada pendekatan pembelajaran direct, pembelajaran yang diberikan berorientasi pada penerapan teknik free throw bolabasket. Dengan demikian, mahasiswa langsung dapat mengembangkan teknik yang diajarkan sesuai dengan lingkungan permainan. Sedangkan pendekatan pembelajaran indirect , latihan yang diberikan berorientasi pada kemampuan penguasaan teknik free throw bolabasket. Penekanan latihan cenderung pada peningkatan kemampuan menembak bola ke ring basket secara terus menerus pada setiap sesi latihan sampai batas waktu yang ditetapkan. Kelebihan pendekatan pembelajaran indirect ialah mendorong ketertarikan dan keingintahuan peserta
117
didik, menciptakan alternative penyelesaian masalah, mendorong kreatifitas dan pengembangan keterampilan, dan pemahaman yang lebih baik. Dari uraian di atas dengan memperhatikan kelebihan dan kekurangan yang ada pada masing-masing pendekatan pembelajaran, maka dapat diduga bahwa antara pendekatan pembelajaran direct dan indirect akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil free throw bolabasket. Dan yang paling berpengaruh adalah latihan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran indirect. Perbedaan hasil free throw bolabasket antara mahasiswa yang memiliki koordinasi matatangan tinggi dan rendah. Koordinasi mata-tangan yang dimiliki oleh setiap mahasiswa tidak semuanya sama, ada yang tinggi dan ada pula yang rendah. Tinggi rendahnya koordinasi mata-tangan yang dimiliki oleh seorang mahasiswa tentunya akan berpengaruh terhadap reaksi otot lengan mahasiswa yang bersangkutan. Hal ini dikarenakan koordinasi mata-tangan merupakan salah satu unsur yang dominan dalam gerakan-gerakan yang memerlukan tingkat eksplosifitas tinggi. Dari uraian tersebut di atas, dapat diduga bahwa perbedaan koordinasi mata-tangan yang tinggi dan rendah dapat memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil free throw bolabasket. Dan yang paling berpengaruh terhadap hasil free throw bolabasket adalah mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi. Pengaruh interaksi antara pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil free throw bolabasket. Pendekatan pembelajaran indirect tidak terlalu membutuhkan kemampuan koordinasi mata-tangan yang tinggi, karena penyampaian materi yang bertahap dan guru sebagai fasilitator maka cenderung proses bertahap untuk meningkatkan eksplosif koordinasi. Sedangkan penggunaan pendekatan pembelajaran direct akan membutuhkan koordinasi mata-tangan yang lebih tinggi, dikarenakan proses pembelajaran banyak disampaikan oleh guru maka lebih efektif untuk meningkatkan kekuatan, koordinasi, ketahanan otot dan pembentukan otot. Bagi mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah penerapan pendekatan pembelajaran direct kurang menguntungkan. Dengan koordinasi mata-tangan yang rendah mahasiswa akan sulit beradaptasi dengan membutuhkan koordinasi mata-tangan yang tinggi. Pendekatan pembelajaran indirect lebih tepat digunakan
118
Pramoda Wardana / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
bagi mahasiswa yang memiliki koordinasi matatangan yang rendah untuk menguasai free throw bolabasket. Dari uraian di atas, maka dapat diduga terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata-tangan terhadap hasil free throw bolabasket. METODE Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan rancangan faktorial 2x2. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 mahasiswa, yang diperoleh dengan teknik purposive random sampling. Menurut Sudjana (2002:148) teknik purposive random sampling yaitu dari jumlah populasi yang ada untuk menjadi sampel harus memenuhi ketentuan-ketentuan untuk memenuhi tujuan penelitian. Ketentuan-ketentuan tersebut adalah : 1. Jenis kelamin laki-laki dan mahasiswa aktif semester 5 Jurusan Pendidikan Olahraga Kepelatihan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UTP Surakarta. 2. Berminat untuk mengikuti penelitian dengan iklas. 3. Sehat jasmani dan rohani. 4. Bersedia menjadi sampel dan melakukan treatment penelitian. 5. Memiliki kemampuan free throw baik atau kurang, berdasarkan hasil observasi dan informasi Teknik sampling yang digunakan adalah Purposive Random Sampling, sampel yang diambil sebanyak 40 mahasiswa, terdiri dari 20 mahasiswa yang memiliki tingkat koordinasi mata tangan tinggi, 20 mahasiswa yang memiliki tingkat koordinasi mata tangan rendah. Dari sejumlah mahasiswa yang telah mempunyai ketentuan-ketentuan tersebut, kemudian koordinasi mata-tangan diperoleh dengan tes lempar tangkap bola tenis, data hasil koordinasi mata-tangan tersebut dipakai untuk mengelompokkan yaitu sampel yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan sampel yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. Selanjutnya dirangking, dari hasil rangking tersebut dibagi atas tiga kelompok yaitu tingkat koordinasi matatangan tinggi, sedang dan rendah. 20 mahasiswa yang memiliki tingkat koordinasi mata-tangan sedang tidak diikutsertakan, sehingga besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 40 mahasiswa putra yang terdiri dari 20 mahasis-
wa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi, dan 20 mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah. Selanjutnya 20 mahasiswa yang memiliki koordinasi mata-tangan tinggi dan yang memiliki koordinasi mata-tangan rendah masing–masing dibagi menjadi dua kelompok dengan cara diundi (random), yaitu 10 mahasiswa mendapatkan perlakuan dengan pendekatan pembelajaran direct dan 10 mahasiswa sebagai kelompok yang mendapatkan pendekatan pembelajaran indirect. Teknik analisis dengan menggunakan ANOVA menggunakan program SPSS 22 dan signifikansi 5 %. HASIL DAN PEMBAHASAN Hipotesis pertama dalam penelitian ini dinyatakan bahwa ”Perbedaan Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Direct dan Pendekatan Pembelajaran Indirect Terdapat Hasil Free Throw Pada Permainan Bola Basket.” Berdasarkan pengujian hipotesis pertama ternyata ada perbedaan pengaruh yang nyata antara kelompok mahasiswa yang diberi pendekatan pembelajaran direct dan pendekatan pembelajaran indirect (p-value = 0,045<0,05). Pada kelompok pendekatan pembelajaran direct memiliki rata-rata hasil akhir belajar free throw sebesar 5,950, lebih baik dibanding dengan pendekatan pembelajaran indirect yang memiliki hasil free throw sebesar 4,100. Pembelajaran dengan pendekatan direct dalam meningkatkan hasil free throw pada permainan bola basket adalah suatu pola belajar yang dipergunakan dengan memberikan materi belajar free throw yang dipelajari secara langsung tanpa melalui tahapan-tahapan jarak tertentu. Dalam pelaksanaannya, pembelajaran free throw dengan pendekatan direct adalah sebagai berikut: (1) mahasiswa diberikan materi tentang belajar free throw dengan pola gerakan yang sebenarnya. (2) pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilakukan secara langsung pada lapangan yang sebenarnya. Berdasar hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat adanya perbedaan antara pendekatan pembelajaran direct dan indirect terhadap hasil free throw,dalam penelititan ini pendekatan pembelajaran direct mempunyai hasil yang lebih baik dibanding dengan pendekatan pembelajaran indirect, hal ini dapat dilihat dari hasil skor pendekatan pembelajaran direct ialah 5,950 dan skor pendekatan pembelajaran indirect ialah 4,10. Hipotesis kedua dalam penelitian ini dinyatakan bahwa ”Ada Perbedaan Hasil Free Throw Pada Permainan Bola Basket Antara Mahasiswa
Pramoda Wardana / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
yang Memiliki Koordinasi Mata Tangan Tinggi dan Rendah”. Koordinasi mata tangan adalah salah satu faktor penunjang dalam keberhasilan seseorang dalam keberhasilannya melakukan gerakan free throw dalam permainan bola basket, gerakan free throw adalah gerakan yang komplek dan membutuhkan keselarasan dalam gerak. Pembelajaran teknik free throw tidak terlepas dari bagaimana seorang mahasiswa mampu melakukan tugas dengan gerakan yang benar. Kebenaran gerakan akan mempengaruhi tingkat pengeluaran energi. Jika mahasiswa salah atau tidak mampu melakukan gerakan yang benar maka akan terjadi pemborosan energi. Kondisi ini akan mempengaruhi hasil yang ingin dicapai. Faktor terpenting yang mempengaruhi kualitas mahasiswa dalam melaksanakan tugas gerak latihan secara benar dan efektif adalah koordinasi mata tangan. Ketepatan penguasaan gerak yang tinggi dari seseorang pemain bola basket untuk mempersepsikan suatu fungsi organ – organ tubuh manusia yang erat hubungannya dengan gerak tubuh serta anggota tubuh baik secara aktiv maupun pasif. Gerakan tersebut berhubungan dengan gerakan-gerakan dasar free throw. Mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi akan lebih mudah untuk melakukan tugas gerak yang diberikan dalam pembelajaran, dengan ketepatan tersebut maka jenis pembelajaran yang dilakukan akan dapat memberikan hasil yang lebih cepat dibandingkan dengan mereka yang memiliki koordinasi mata tangan kurang. Hasil analisis data menunjukan bahwa terdapat perbedaan antara mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi dibanding dengan yang memiliki koordinasi mata tangan rendah, hal ini sesuai dengan teori diatas bahwa rasio tinggi duduk dan panjang tungkai akan menunjukan ketepatan seseorang untuk melaksanakan tugas gerak secara benar, cepat dan efektif. Semakin mahasiswa tersebut memiliki koordinasi mata tangan tinggi maka mahasiswa tersebut akan mampu melaksanakan semua jenis pembelajaran dengan benar dan akurat sesuai dengan keselarasan gerak dan tingkat pengeluaran energi yang dibutuhkan. Hipotesis ketiga dalam penelitian ini dinyatakan bahwa ”Ada Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran dan Koordinasi Mata Tangan Terhadap Hasil Free Throw Pada Permainan Bola Basket”. Secara keseluruhan terdapat pengaruh interaksi pada kedua variabel pendekatan pembelajaran, artinya pencapaian hasil free throw dipengaruhi secara langsung oleh pendekatan pembelajaran dan koordinasi mata tangan. Pencapaian hasil free throw, secara langsung dipen-
119
garuhi oleh faktor perbedaan tingkat koordinasi mata tangan mahasiswa. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi pendekatan pembelajaran dengan koordinasi mata tangan terhadap hasil free throw bermakna. Hal ini dibuktikan dari nilai H0 diterima pada α = 0,05. Ini dapat dibuktikan dengan hasil perhitungan analisis varians 2 faktor yaitu karena p-value = 0,012 < 0,05. Pendekatan pembelajaran direct dan pendekatan pembelajaran indirect dengan tingkat koordiansi mata tangan terhadap hasil free throw, berarti terdapat pengaruh interaksi yang signifikan diantara keduanya atau ada interaksi antara keduanya. Hal ini dapat dijelaskan bahwa pendekatan pembelajaran direct akan memiliki hasil yang baik apabila diberikan pada mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tanga tinggi dan pendekatan pembelajaran indirect akan memiliki hasil lebih baik apabila diberikan pada mahasiswa yang memiliki tingkat koordinasi mata tangan rendah. SIMPULAN Dari hasil pengujian hipotesis dapat ditarik simpulan, ada perbedaan pengaruh yang signifikan antara pendekatan pembelajaran direct dan pendekatan pembelajaran indirect terhadap hasil free throw pada permainan bola basket. Pendekatan pembelajaran direct mempunyai pengaruh yang lebih baik dibandingkan pendekatan pembelajaran indirect. Rata-rata peningkatan masing-masing adalah pendekatan pembelajaran direct sebesar 5,950 dan pendekatan pembelajaran indirect sebesar 4,100. Ada perbedaan hasil free throw pada permainan bola basket antara mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi dan mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan rendah. Mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi mempunyai hasil yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan rendah. Rata-rata peningkatan masing-masing adalah koordinasi mata tangan tinggi sebesar 6,00,koordinasi mata tangan rendah sebesar 4,050. Ada interaksi antara pendekatan pembelajaran direct dan koordinasi mata tangan terhadap hasil free throw pada perm ainan bola basket. Pendekatan pembelajaran direct memiliki hasil yang lebih baik apabila diberikan perlakuan untuk mahasiswa yang memiliki koordinasi mata tangan tinggi. Pendektan pembelajaran indirect memiliki hasil lebih baik apabila diberikan perlakuan untuk mahasiswa yang memiliki koordinasi mata
120
Pramoda Wardana / Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation (2) (2017)
tangan rendah. DAFTAR PUSTAKA Annarino, Anthony A., Cowell, Charles C. & Hazelton, Helen W. 1980. Curriculum Theory and Design in Physical Education. 2rd Edition. St. Louis: The CV. Mosby Company. Agus, Salim (2006). Teori dan Paradigma Penelitian Sosial Yogyakarta : Tiarawacana Brooks, G.A. & Fahey, T.D. 1984. Exercise Physiology Human Bioenergetics and its Aplication. Canada: Jhon Wiley & Sons Inc. Bompa, T., and Carrera, M. 2015. Conditioning Young Athletes. United States of America: Human Kinetics. Danny Kosasih (2008). Fundamental Basketball. Semarang: Karangturi Media Deborah, A. Wuest & Charles, A. Bucher. 1995. Foundations of Physical Education and Sport. 12th Edition. St. Louis, Missouri: Mosby-Year Book, Inc. Dongbo Zhang Keuko Koda (2011) Contribution of morphological awareness and lexical inferencing ability to L2 vocabulary knowledge and reading comprehension among advanced EFL learners: testing direct and indirect effects. Springer Science Bisness Media B.V 2011. Gagne, Robert M. 1985. The Condition of Learning. 4th Edition. New York: CBS College Publishing. Gede Eka Budi Darmawan (2015) Cabang Olahraga Bola Basket. Graha Ilmu Yogyakarta. Good, Thomas L. & Brophy, Jere E. 1990. Educational Psychology: A Realistic Approach. 4th Edition. New York: Longman. Grace, J. Craig. 1983. Human Development. 3rd Edition. Englewood Chiffs: Prentice-Hall, Inc. Harsono. 1988. Coaching Dan Aspek-Aspek Psikologis Dalam Coaching. Jakarta: Ditjen Dikti. Harsono (2015) Kepelatihan Olagraga. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Imanudin, Iman.(2008). Ilmu Kepelatihan Olahraga. FPOK, UPI Bandung. Johnson, B. L. & Nelson, J. K. 1986. Practical Measurement for Evaluation in Physycal Education. New York: Macmillan Publishing Company. Oliver, Sandra. (2007). “Strategi Public Relations”. Penerbit Erlangga. Jakarta Kirkendall, D. R. Joseph, J. R. Robert, E. J. 1987. Measurement and Evaluation for Physical Educators. Illionis: Human Kinetics Publishers. Inc. Maulana, F. (2015). PERBANDINGAN LATIHAN SET SHOOT PADA AREA FREE THROW
DENGAN MENGGUNAKAN REPETISI BERUBAH SET TETAP DAN REPETISI TETAP SET BERUBAH TERHADAP HASIL FREE THROW PADA PESERTA EKSTRAKURIKULER BOLA BASKET PUTRA SMA NEGERI 1 KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2013/20. ACTIVE: Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreation, 4(3). Muhadjir. 2005. Teori dan Praktek Pendidikan Jasmani Untuk Kelas 1 SMP. Jakarta: PT. Ghalia Indonesia. Mulyono, B. A., 1999. Tes dan Pengukuran Dalam Pendidikan Jasmani Olahraga. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Press. Ngalimun. (2016) Strategi dan Model Pembelajaran. CV. Aswaja Pressindo. Jogjakarta Pupuh Fathurrohman dan M.Sobry Sutikno. (2007). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami Bandung: PT. Refika Aditama Juliantine, Tite, dkk (2011). Model-model pembelajaran Pendidikan Jasmani. FPOK. Bahan Ajar. Bandung. FPOK UPI Sajoto. 1995. Peningkatan dan Pembinaan Kondisi Fisik Dalam Olahraga. Semarang: Dahara Prize. Singer, Robert N. 1980. Motor Learning and Human Performance (An Application to Motor Skills and Movement Behaviors). New York: Macmillan Publishing Co. Inc. Sucipto. et al. (2010). Modul Permainan Bolabasket. Bandung: FPOK UPI Sudjana. 2002. Desain dan Analisis Eksperimen. Bandung: Tarsito. Sugiyanto. 1997. Perkembangan Gerak. Surakarta: UNS Press. Suharno HP. 1993. Ilmu Coaching Umum.Yogyakarta: IKIP Yogyakarta Press. Teguh Sutanto (2016). Buku Pintar Olahraga. Pustaka Baru Press,Yogyakarta Thomas .J.P. & Nelson .J.K. 2001. Research Methods in Physical Activity. Second Edition. Champaign Illinois: Human Kinetic Publisher. Wahyuni, M. E., & Mulyono, A. (2015). PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN DRIBBLE BOLA BASKET MENGGUNAKAN JOB CARD BAGI SISWA KELAS VII SMP. Journal of Physical Education Health and Sport, 2(2). Widyastuti 2015. “Pengembangan Metode Beaufod Cipher Menggunakan Pembangkait Kunci Chaos”, Jurnal Teknologi, vol. 7, 2014. Wissel H. 2000. Bolabasket. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.