Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 111-128 Januari
HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TERHADAP KOMPETENSI KEPRIBADIAN DAN KINERJA KONSELOR DENGAN MINAT SISWA UNTUK MEMANFAATKAN LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING DI SEKOLAH
Junaedi dan Drs. Hadi Warsito W, M.Si.,Kons. Bimbingan konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian dan kinerja konselor dengan minat siswa untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Penelitan ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan korelasional dan metode analisis statistik yang digunakan adalah korelasi ganda. Subyek dalam penelitian ini berjumlah 50 siswa. Dari hasil penelitian menerangkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian konselor dengan minat siswa untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah karena r tabel (5%=0,284) <= (r empirik 0,74) >= r tabel (1%=0,368) dan ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap kinerja konselor dengan minat siswa untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah karena r tabel (5%=0,284) <= (r empirik 0,68) >= r tabel (1%=0,368) dan ada hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian dan kinerja konselor dengan minat siswa untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah karena harga F empirik terbukti lebih besar daripada F teoritik baik pada taraf 5% maupun1% yaitu 13,22>=3.20 pada taraf 5% yaitu 13,22>= 5,09. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian dan kinerja konselor dengan minat siswa untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah Kata Kunci : Persepsi siswa terhadap kompetensi kepribadian konselor, persepsi siswa terhadap kinerja konselor, minat siswa untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah
Abstract
This research aim to exelent is there any relation between student’s perception to personality competency and counselor performance with student’s interest to utilize counseling and guidance service at school. This is a quantitative research with co relational approach and statistic analysis method that applied is double co relational. Subject in this research amounted of 50 students. From the research result describe that there is significant relation between student perception to counselor personality competency with student interest to utilize counseling and guidance service at school since r table (5% = 0.284) ≤ (r empiric 0.74) ≥ r table (1%=0.368) and there is significant relation between student perception to counselor performance with student interest to utilize counseling and guidance service at school since r table (5% = 0.284) ≤ (r empiric 0.68) ≥ r table (1%=0.368) and there is significant relation between student perception to personality competency and counselor performance with student interest to utilize counseling and guidance service at school since the value of F empiric proved bigger than F theoretic either at 5% rate or 1% namely 13,22 ≥ 3.20 on rate 5% namely 13,22 ≥ 5.09. Thus, it can be conclude that there is significant relation between student perception to personality competency and counselor performance with student interest to utilize counseling and guidance service at school. Keywords: student perception to personality competency counselor, student perception to counselor performance, student interest to utilize counseling and guidance service at school. Keywords: content, formatting, article. 111
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 28
dalam
Latar Belakang Layanan
bimbingan
dan
perkembangannya.
Oleh
karena itu, selain pemberian layanan
konseling adalah suatu kegiatan yang
bimbingan
dilakukan melalui kontak langsung
konselor, juga dibutuhkan minat dari
atau tatap muka untuk membantu
siswa untuk bisa menerima layanan
individu yang sedang mengalami
BK dan memanfaatkan layanan BK
masalah agar individu tersebut dapat
dengan baik.
memahami
dirinya
lingkungannya,
sendiri
memilih
dan dan
dan
konseling
oleh
Setiap siswa mempunyai minat yang
berbeda-beda
dalam
membuat keputusan, serta dapat
memanfaatkan layanan bimbingan
mengambil tanggung jawab sendiri
dan konseling. Ada yang senang
terhadap berbagai persoalan. Seperti
memanfaatkan layanan bimbingan
yang dijelaskan oleh Nursalim dan
dan konseling dan banyak juga yang
Suradi
acuh
(2002:29)
bahwa
“suatu
tak acuh
dengan
layanan
kegiatan bimbingan dan konseling
bimbingan dan konseling di sekolah.
disebut layanan apabila kegiatan
Seperti
tersebut dilakukan melalui kontak
Unggulan
langsung dengan sasaran layanan
Lamongan
(konseli),
langsung
September 2010 diketahui bahwa
permasalahan
sekitar 80% siswa kelas X yang
dan
berkenaan
secara
dengan
yang
terjadi BPPT
pada
di
Al-Fattah
tanggal
20-22
ataupun kepentingan tertentu yang
menunjukkan
dirasakan oleh sasaran layanan itu.”
terhadap bimbingan dan konseling di
Di dalam layanan bimbingan dan
sekolah
konseling di sekolah mencakup 4
www.docstoc.com>education>colleg
bidang perkembangan siswa yaitu
e (Online) diakses 6 September
bidang
belajar,
2012. Perbedaan itu bisa dipengaruhi
bidang sosial, dan bidang karir.
oleh banyak hal, salah satunya yaitu
Pemberian layanan bimbingan dan
bisa dipengaruhi oleh persepsi siswa
konseling
terhadap
pribadi,
bidang
dimaksudkan
dapat
tidak
SMA
konselor
berminat
pada
saat
memberikan dampak positif secara
memberikan layanan BK. Seperti
langsung yang dirasakan oleh siswa
yang dijelaskan oleh Sujanto (1986)
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 111-128 Januari
bahwa minat dapat dipengaruhi oleh
berdampak
pada
beberapa faktor salah satunya ialah
kepribadian
dan
persepi. Persepsi itu sendiri adalah
sekolah.
pengalaman tentang objek, peristiwa,
(2004:86) menyatakan “bahwa siswa
atau
yang
semakin mengharapkan pelayanan
menyimpulkan
bimbingan dan konseling yang sesuai
hubungan-hubungan
diperoleh
dengan
perkembangan prestasinya
Winkel
dan
Hastuti
informasi dan menafsirkan pesan
dengan
(Rakhmat, 2003). Persepsi itu ada
dihadapinya
yang positif dan negatif. Siswa yang
akademik.” Para siswa tidak akan
acuh dengan layanan BK, bisa juga
memanfaatkan berbagai layanan BK
disebabkan
persepsinya
di sekolah apabila di dalam dirinya
negatif dengan konselor pada saat
tidak ada keinginan kuat untuk
pemberian
Itu
melakukannya. Biasanya seseorang
disebabkan pengalaman-pengalaman
akan melakukan sesuatu ketika ada
buruk yang dialami siswa terhadap
ketertarikan dengan hal tersebut.
konselor. Karena jika dilihat dari
Ketertarikan ini pada umumnya yang
prinsip-prinsip dari teori gestalt salah
disebut minat. Menurut Hurlock
satunya
“Minat merupakan sumber motivasi
karena
layanan
ialah
mengorganisasikan mereka
BK.
terima
manusia sensasi
dari
yang
yang
lingkungan
tantangan-tantangan
di
dibidang
mendorong
melakukan
apa
orang yang
yang studi
untuk mereka
menjadi persepsi yang bermakna.
inginkan bila mereka bebas memilih”
Jadi sebenarnya siswa mempunyai
file:///G:/faktor-faktor-dan-aspek-
persepsi yang positif tentang layanan
aspek-minat.html (Online) diakses
BK yang diberikan oleh konselor,
26 Februari. Sedangkan menurut
tetapi
Winkel
karena
pengalaman
yang
dan
Hastuti
(2004)
negatif terhadap konselornya itu,
menyatakan bahwa “minat adalah
maka siswa kurang berminat untuk
kecenderungan yang agak menetap
memamfaatkan layanan BK.
dan subjek merasa tertarik pada
Rendahnya minat siswa dalam
bidang atau hal tertentu dan merasa
memanfaatkan layanan bimbingan
senang berkecimpung dalam bidang
dan konseling di sekolah dapat
itu”.
113
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 28
Siswa yang mempunyai minat
sosialisasi BK kepada siswa, dan
tinggi dalam memanfaatkan layanan
pemberian layanan BK kepada siswa.
BK biasanya siswa tersebut bila
Konselor lebih banyak memberikan
mendapatkan
saran
datang
masalah,
ke
ia
konselor
akan untuk
daripada
menyelesaikan
masalah siswa pada saat konseling
menyelesaikan masalahnya. Berbeda
dilakukan.
dengan
siswa
dipandang sebagai polisi sekolah
minat
yang
yang
mempunyai
rendah
dalam
Konselor
masih
sehingga siswa takut untuk datang
memanfaatkan layanan BK. Siswa
kepada
ini jika mendapatkan masalah, maka
dikatakan
ia
membicarakan
(2004:122) yaitu “masih banyak
masalahnya dengan teman dekatnya
anggapan bahwa peranan konselor di
daripada membicarakan masalahnya
sekolah adalah sebagai polisi sekolah
pada konselor di sekolah. Rendahnya
yang
minat siswa dalam memanfaatkan
mempertahankan tata tertib, disiplin,
layanan BK dipengaruhi oleh banyak
dan
faktor, salah satunya
demikian menjadikan siswa tidak
lebih
suka
yaitu masih
konselor.
Seperti
Prayitno
harus
yang
dan
Amti
menjaga
keamanan
sekolah”.
banyak konselor yang tidak bisa
berminat
dalam
menjaga kerahasiaan masalah siswa,
layanan BK di sekolah.
sehingga siswa takut menceritakan
Kenyataan
dan Kesan
memanfaatkan
di
lapangan
masalahnya pada konselor, selain itu
menunjukkan bahwa masih banyak
konselor senang menggosip dengan
siswa yang kurang berminat dalam
guru-guru
memanfaatkan
menceritakan
yang
lain
masalah
dan kliennya
layanan
BK
di
sekolah. Seperti yang terjadi di SMA
dengan guru tersebut. Selama ini
Unggulan
BPPT
ruang BK dimata siswa menjadi
Lamongan dalam penelitian yang
tempat berkumpulnya anak nakal,
dilakukan oleh Ratri Ebri Ambarsari
sehingga siswa tidak mau pergi ke
tahun 2009 di SMAN 20 Surabaya,
ruang BK. Rendahnya minat siswa
menunjukkan kelas X mempunyai
dalam memanfaatkan layanan BK
minat
juga dipengaruhi oleh kurangnya
memanfaatkan layanan BK. Hal ini
yang
rendah
Al-Fattah
dalam
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 111-128 Januari
ditunjukkan
dalam
bentuk
ratio
siswa yang mau datang ke ruang BK
keaktifan siswa dalam memanfaatkan
untuk memanfaatkan layanan BK
layanan BK di sekolah. Adapun
dengan sukarela. Kurangnya siswa
perbandingan minat antara kelas X :
yang mau datang ke ruang BK untuk
kelas XI : kelas XII yaitu 1 : 4 : 7.
memanfaatkan layanan BK dengan
Dari jumlah kelas X yang berjumlah
kemauannya sendiri, itu ditunjukkan
327 diambil sampel sebanyak 32
oleh data siswa yang datang ke ruang
yang menunjukkan 2 siswa memiliki
BK untuk menyelesaikn masalahnya.
minat rendah, 26 siswa memiliki
Siswa datang ke ruang BK hanya
minat sedang, dan 4 siswa memiliki
karena mereka dapat panggilan oleh
minat tinggi dengan skor yang
guru BK yang disebabkan mereka
berbeda-beda.
mempunyai
Rendahnya minat
masalah
seperti
memanfaatkan layanan BK pada
bertengkar, terlambat dan lain-lain
siswa kelas X diwujudkan dengan
atau ada keperluan tertentu dengan
tidak
untuk
konselor, bahkan jarang ada siswa
mengunjungi ruang BK. Mereka
yang datang sendiri secara sukarela
tampak enggan dan ketakutan jika
dengan
akan melintasi ruang BK. Tidak
mengkonsultasikan
hanya itu, para siswa yang tidak
permasalahannya.
memiliki minat dalam memanfaatkan
banyak memberikan saran daripada
layanan BK juga tidak mau untuk
menyelesaikan masalah siswa pada
memanfaatkan
saat
adanya
kemauan
layanan
konseling
individu. Hal SMAN
kesadarannya
Konselor
konseling
Kurangnnya
untuk
lebih
dilakukan.
pemahaman
siswa
yang sama terjadi di
tentang manfaat layanan BK karena
1
tidak
Puri
Mojokerto,
ada
sosialisasi
dari
berdasarkan observasi pendahuluan
konselornya. Dan juga pada saat
dan hasil wawancara dengan guru
pemberian
BK dan siswa menunjukkan bahwa
kelas, siswa tidak turut aktif peran
minat siswa untuk memanfaatkan
serta
layanan BK bisa dikatakan rendah.
informasi tersebut.
Itu ditunjukkan oleh kurang adanya
115
layanan
proses
informasi
pemberian
di
layanan
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 28
Rendahnya minat siswa dalam
kompetensi dibidang bimbingan dan
memanfaatkan layanan BK juga bisa
konseling. Salah satunya
dipengaruhi oleh konselor itu sendiri.
kompetensi
kepribadian konselor,
Konselor sebagai tenaga profesional
dimana
konselor
dituntut
kepribadian
untuk
mempunyai
dibekali
yang
baik
disenangi
keahlianya,
mempunyai
terjalin hubungan yang harmonis
wawasan yang luas dalam berbagai
dengan siswa. Menurut Willy Susilo
hal.
(dalam
Dalam
Badudu
(2001:854)
siswa
yang
kemampuan yang sesuai dengan dan
oleh
adalah
Suharsaputra,
sehingga
2010:195)
“Kemampuan adalah kesanggupan,
“Kompetensi
adalah
menguji
pengetahuan,
kemampuan
seseorang atau otaknya
kombinasi atau
untuk berfikir luar biasa”. Konselor
keterampilan dan sikap yang dimiliki
juga harus lulusan dari S1 BK.
oleh seorang karyawan sehingga
Sehingga ia bisa bekerja dengan baik
mampu
karena sudah dibekali ilmu dalam
yang telah dirancang bagi dirinya
perguruan
menjadi
baik untuk saat ini maupun dimasa
konselor yang profesional. Tetapi
yang akan datang”. Yang dimaksud
banyak konselor di sekolah lulusanya
karyawan dalam penejelasan arti
bukan dari S1 BK, melainkan seperti
kompetensi
teknik mesin, tata boga dan mata
konselor. Dan tenaga ahli yang
pelajaran yang lain. Lulusan tersebut
melaksanakan
tidak mempunyai kompetensi di BK,
konseling di sekolah ialah konselor
tetapi dipaksakan menjadi konselor
sekolah. “Konselor sekolah adalah
di
itu akan
seorang tenaga profesional yang
mempengaruhi minat siswa dalam
memperoleh pendidikan khusus di
memanfaatkan
di
perguruan tinggi dan mencurahkan
dalam
seluruh waktunya pada pelayanan
memanfaatkan layanan BK akan
bimbingan dan konseling” (Winkel
meningkat jika pelaksanaan layanan
dan
BK di sekolah dilaksanakan oleh
apabila
tenaga
seorang tenaga profesional yang
tinggi
untuk
sekolah, semuanya
sekolah.
layanan
Minat
ahli
BK
siswa
yang
mempunyai
melaksanakan
Hastuti,
oleh
pekerjaan
Willy
bimbingan
2004:167).
konselor
sekolah
ialah
dan
Sebab, bukan
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 111-128 Januari
memperoleh pendidikan khusus di
2010:145) adalah “proses kerja dari
perguruan
seorang individu (konselor) untuk
tinggi
dikhawatirkan
layanan bimbingan dan konseling di
mencapai
sekolah belum seluruhnya dapat
Kinerja
terlaksana secara optimal. Sehingga
mempengaruhi minat siswa dalam
dapat mempengaruhi pemanfaatan
memanfaatkan
layanan bimbingan dan konseling,
Misalnya berbagai cara dilakukan
khususnya oleh siswa.
oleh konselor dalam menarik minat
Dalam BK, seorang konselor
hasil-hasil konselor
ini
tertentu”. juga
layanan
bisa
BK.
siswa untuk memanfaatkan layanan
dituntut untuk membuat program
BK
BK. Sehingga kegiatan yang ingin
layanan BK kepada siswa yang
dilakukan berjalan dengan lancar.
bertujuan
Program
mencakup
mengenai manfaat layanan BK yang
pemberian layanan BK oleh konselor
diberikan. Kinerja konselor juga
terhadap siswa. Seorang konselor
ditunjukkan
dalam
BK
layanan BK yang sesuai dengan
kepada siswa harus dilakukan secara
kebutuhan siswa, karena selama ini
profesional,
dalam
program yang disusun oleh konselor
konseling.
lebih berorientasi pada tuntutan tugas
Didalam proses konseling, konselor
daripada mengarah pada kebutuhan
tidak boleh memaksa klien untuk
siswa. Karena berdasarkan observasi
mengambil keputusan yang diberikan
lapangan selama ini, konselor jarang
oleh konselor, tetapi siswa tersebut
mengolah
yang akan memutuskannya sendiri
dikumpulkan melalui alat pengumpul
dengan bantuan konselor. Usaha
data.
tersebut
memberikan
layanan
misalnya
pemberian
layanan
konselor untuk membuat program
seperti
mensosialisasikan
supaya
siswa
dalam
data
Berdasarkan
paham
pelaksanaan
yang
uraian
sudah
diatas,
BK dan memberikan layanan BK
peneliti bermaksud untuk melakukan
pada siswa merupakan salah satu
penelitian korelasional yaitu mencari
kinerja
oleh
tahu ada tidaknya hubungan antara
konselor. Kinerja itu sendiri menurut
persepsi siswa terhadap kompetensi
Bateman
kepribadian dan kinerja konselor
yang
ditunjukkan
(dalam
Suharsaputra,
117
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 28
dengan
minat
siswa
untuk
dengan
minat
siswa
untuk
memanfaatkan layanan bimbingan
memanfaatkan
dan konseling di sekolah, yang
bimbingan dan konseling di
nantinya dapat berpengaruh dalam
sekolah?
peningkatan
peran
konselor
layanan
di
sekolah.
C. Tujuan Penelitian Sesuai
rumusan
masalah di atas, maka penelitian ini
B. Rumusan Masalah Berdasarkan
dengan
latar
belakang
bertujuan yaitu: “Untuk
mengetahui
ada
dapat dirumuskan masalah sebagai
tidaknya
hubungan
yang
berikut :
signifikan antara persepsi siswa
1. Apakah terdapat hubungan yang
terhadap
yang telah diuraikan di atas, maka
1.
kompetensi
signifikan antara persepsi siswa
kepribadian
terhadap
minat
kompetensi
kepribadian minat
konselor siswa
dengan untuk
memanfaatkan
layanan
bimbingan dan konseling di sekolah?
konselor
dengan
siswa
memanfaatkan
untuk layanan
bimbingan dan konseling di sekolah” 2. “Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara
2. Apakah terdapat hubungan yang
persepsi siswa terhadap kinerja
signifikan antara persepsi siswa
konselor dengan minat siswa
terhadap
untuk
dengan
kinerja minat
memanfaatkan
konselor
siswa
untuk layanan
bimbingan dan konseling di sekolah?
memanfaatkan layanan
bimbingan dan konseling di sekolah” 3. “Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan yang signifikan antara
3. Apakah terdapat hubungan yang
persepsi
siswa
terhadap
signifikan antara persepsi siswa
kompetensi
terhadap
kinerja konselor dengan minat
kompetensi
kepribadian dan kinerja konselor
siswa
kepribadian
untuk
dan
memanfaatkan
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 111-128 Januari
layanan
bimbingan
dan
b. Manfaat
konseling di sekolah”.
bagi
konselor
sekolah Hasil
penelitian
diharapkan
D. Manfaat penelitian
ini dapat
Masalah tersebut penting untuk
bermanfaat bagi konselor
diteliti karena hasilnya mempunyai
sekolah yaitu sebagai bahan
beberapa
masukan
manfaat.
Adapun
dalam
manfaatnya sebagai berikut :
meningkatkan minat siswa
1. Manfaat teoritis
untuk
memanfaatkan
Penelitian ini dapat memberikan
layanan
sumbangan
pikiran
ilmu
konseling di sekolah.
pengetahuan
dan
ilmu
c. Manfaat bagi peneliti lain
Bimbingan dalam
dan
Konseling,
peningkatan
Hasil
mutu
bimbingan
penelitian
diharapkan
dan
ini dapat
bimbingan dan konseling di
bermanfaat bagi peneliti lain
sekolah yang berkaitan dengan
sebagai bahan acuan untuk
minat memanfaatkan layanan
melakukan
BK.
dengan
2. Manfaat praktis
penelitian menggunakan
variabel-variabel
a. Manfaat bagi peneliti
yang
berbeda.
Penelitian ini memberikan pengalaman
baru
pada
E. Definisi
peneliti dalam mencari tahu ada
tidaknya
antara terhadap
kepribadian konselor
Asumsi,
dan
Keterbatasan
hubungan
persepsi
Istilah,
Untuk
menghindari
siswa
kesalahpahaman dalam memahami
kompetensi
judul penelitian ini, maka penulis
dan dengan
kinerja
memberikan definisi istilah, asumsi,
minat
dan
keterbatasan
siswa untuk memanfaatkan
penelitian.
layanan
1. Definisi Istilah
bimbingan
dan
konseling di sekolah.
119
tentang
judul
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 28
a. Persepsi
siswa
kompetensi
terhadap kepribadian
konselor Persepsi
kompetensi
merupakan
yang tidak perlu dibuktikan
kepribadian
kebenarannya. Anggapan dasar
yaitu
penilaian
kepribadian
dari penelitian ini adalah: a. Setiap
siswa
mempunyai
konselor
tingkat minat yang berbeda-
yang
beda dalam memanfaatkan
sebagaimana dijelaskan
dalam
permendiknas no 27 tahun 2008.
layanan BK. b. Setiap
konselor
sudah
memberikan informasi pada siswa
terhadap
kinerja konselor
siswa
mengenai
manfaat
layanan BK.
Persepsi
siswa
kinerja
konselor
terhadap yaitu
penilaian siswa mengenai proses
Asumsi
terhadap
siswa tentang karakteristik
b. Persepsi
Asumsi
anggapan dasar dari penelitian siswa
konselor
2.
kerja
yang
c. Layanan
BK
sudah
dilaksanakan oleh konselor. 3. Keterbatasan Untuk
menghindari
ditunjukkan oleh seorang
kesalahpahaman
konselor untuk mencapai
mencapai pengertian yang sama,
hasil yang telah ditentukan.
maka perlu adanya batasan pada
c. Minat
siswa
memanfaatkan
untuk layanan
bimbingan dan konseling Minat
siswa
memanfaatkan
untuk layanan
penelitian ini,
dan
agar
yaitu
sebagai
berikut: a. Penelitian ini terbatas pada persepsi
siswa
kompetensi
terhadap kepribadian
bimbingan dan konseling
konselor, kinerja konselor,
yaitu kecenderungan siswa
dan
untuk
memanfaatkan layanan BK;
tertarik
memanfaatkan
dan
mau
layanan
bimbingan dan konseling.
minat
siswa
untuk
b. Penelitian ini juga terbatas pada pemanfaatan layanan
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 111-128 Januari
informasi,
layanan
bantuan yang diberikan oleh tenaga
konseling individu, layanan
ahli yang terlatih (konselor), kepada
bimbingan kelompok, dan
seorang individu atau siswa, dengan
layanan
cara
konseling
kelompok;
wawancara
langsung
c. Sampel pada penelitian ini
dalam
menemukan
atau
kontak
rangka
upaya
pribadi,
mengenal
hanya terbatas pada siswa
lingkungan dan merencanakan masa
kelas XI SMAN 1 Puri
dapan untuk mencapai masa depan
Mojokerto
hidupnya (Nursalim dan Suradi,
yang
dipilih
secara random.
2002). Dari uraian di atas, maka yang dimaksud dengan minat siswa dalam
F. Kajian Teoritis Minat Siswa Untuk Memanfaatkan Layanan
memanfaatkan layanan bimbingan
Bimbingan
dan konseling adalah kecenderungan
dan
Konseling
di
siswa
Sekolah. Banyak
dan
mau
memanfaatkan layanan bimbingan
mengartikan minat dalam berbagai
dan konseling dalam rangka upaya
hal,
menemukan
pengertian
ahli
tertarik
yang
dapat
para
untuk
disimpulkan minat
bahwa
pribadi,
mengenal
merupakan
lingkungan dan merencanakan masa
kecenderungan yang menetap pada
depan untuk mencapai kesejahteraan
siswa untuk merasa terdorong dan
hidupnya.
tertarik pada suatu bidang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
berbagai
kegiatan
G. Kajian Teoritis Persepsi Siswa
yang
Terhadap Kompetensi
berkaitan dengan bidang tersebut.
Kepribadian Konselor
Sedangkan, memanfaatkan berasal
1. Pengertian
Persepsi
Siswa
dari kata manfaat. ”Manfaat di
terhadap Kompetensi Kepribadian
artikan guna atau faedah” (Kamus
Konselor
Besar Bahasa Indonesia, 2008:873). Layanan
bimbingan
Banyak dari para ahli yang
dan
mengartikan
konseling adalah proses pemberian
persepsi
kedalam
berbagai hal. Seperti Sarwono
121
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 28
yang
mengatakan
kemampuan
ahli.
Salah
satunya
yaitu
membeda-
kepribadian adalah totalitas reality
mengelompokan,
psikologis yang berisikan semua
memfokuskan dan sebagainya itu,
fakta yang dapat mempengaruhi
yang
tingkah laku individu pada suatu
bedakan,
untuk
bahwa
selanjutnya
diinterpretasi
disebut persepsi (Sarwono, 2010). Selain persepsi, kompetensi
saat.
www.g-
excess.com/12408/beberapa-
juga banyak diartikan oleh para
pengertian-kepribadian-menurut
ahli, diantaranya ialah menurut
beberapa-ahli/ (Online) diakses 2
Willy Susilo (dalam Suharsaputra,
April 2012.
2010:195) “Kompetensi adalah kombinasi kemampuan
Sedangkan
”Konselor
pengetahuan,
sekolah adalah seorang tenaga
keterampilan
profesional
atau
yang
memperoleh
dan sikap yang dimiliki oleh
pendidikan khusus di perguruan
seorang
tinggi dan mencurahkan seluruh
karyawan
sehingga
mampu melaksanakan pekerjaan
waktunya
yang telah dirancang bagi dirinya
bimbingan” (Winkel dan Hastuti,
baik untuk saat
maupun
2004:167).
dimasa yang akan datang.” yang
Jadi,
ini
pada
bisa
pelayanan
disimpulkan
dimaksud dengan karyawan disini
bahwa persepsi siswa terhadap
ialah seorang konselor.
Sejalan
kompetensi kepribadian konselor
diatas,
adalah penilaian siswa mengenai
dengan
pernyataan
”kompetensi
adalah perpaduan
kepribadian konselor.
dari pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan
bertindak”
bekerja
menurut
dan
Mulyasa
(dalam Suharsaputra, 2010:195). Selain kompetensi,
persepsi
dan
kepribadian
juga
telah banyak diartikan oleh para
H. Kajian Teoritis Persepsi Siswa Terhadap Kinerja Konselor 1. Pengertian
Persepsi
Siswa
Terhadap Kinerja Konselor Banyak dari para ahli yang
mengartikan
persepsi
kedalam berbagai hal. Seperti
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 111-128 Januari
Sarwono bahwa
yang
mengatakan
kemampuan
Selain
untuk
pengertian
persepsi
dan
kinerja,
membeda-bedakan,
pengertian konselor sekolah
mengelompokan,
juga sudah banyak diartikan
memfokuskan dan sebagainya
oleh para ahli. Diantaranya
itu,
yaitu ”Konselor sekolah adalah
yang
selanjutnya
diinterpretasi disebut persepsi
seorang
(Sarwono, 2010).
yang memperoleh pendidikan
Selain persepsi, kinerja
tenaga
profesional
khusus di perguruan tinggi dan
juga sudah banyak diartikan
mencurahkan
seluruh
oleh para ahli yaitu ”Kinerja
waktunya
adalah apa yang dicapai atau
bimbingan”
prestasi kerja yang terlihat ;
Hastuti, 2004:167).
pada
pelayanan
(Winkel
dan
kemampuan kerja” (alat) (J.S
SKB Mendikbud dan Ka
Badudu, 2001). Kinerja itu
BAKN No. : 0433/P/1993 dan
sendiri
Bateman
No. 25 tahun 1993, pasal 1 :
Suharsaputra,
ayat 4, ”Guru pembimbing
2010:145) adalah “proses kerja
adalah guru yang mempunyai
dari seorang individu untuk
tugas,
mencapai hasil-hasil tertentu”.
wewenang dan hak secara
Yang dimaksud individu disini
penuh
ialah seorang konselor. Sejalan
bimbingan
dengan
terhadap
menurut
(dalam
itu
Mangkunegara Suharsaputra,
menurut
tanggung
jawab,
dalam
kegiatan
dan
konseling
sejumlah
peserta
didik” (Rahman, 2003:8)
(dalam 2010:145)
Berdasarkan
arti
dari
”kinerja adalah hasil kerja
persepsi, kinerja dan beberapa
secara kualitas dan kuantitas
pendapat tentang pengertian
yang dicapai oleh seseorang
konselor dapat di simpulkan
dalam melaksanakan tugasnya
bahwa persepsi siswa terhadap
sesuai dengan tanggung jawab
kinerja
yang diberikan kepadanya”.
penilaian
123
konselor siswa
adalah mengenai
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 28
kemampuan
seseorang
yang
1. (
) pada penelitian ini adalah persepsi
mendapat pendidikan khusus bimbingan
siswa terhadap kompetensi kepribadian
dan konseling,
konselor.
yang bekerja
secara
profesional dengan mencurahkan seluruh
Persepsi
waktu dan perhatiannya pada pelayanan
kepribadian
bimbingan dan konseling untuk mencapai
siswa mengenai karakteristik yang dimiliki
hasil-hasil tertentu.
oleh seorang konselor
siswa
terhadap
kompetensi
konselor adalah penilaian
yang meliputi
kepribadian konselor. I. Rancangan Penelitian Penelitian
2.
ini
menggunakan
jenis
) pada penelitian ini adalah persepsi siswa terhadap kinerja konselor.
penelitian kuantitatif, yaitu penelitian yang
Persepsi siswa terhadap kinerja konselor
menitikberatkan pada pengujian hipotesis, data
adalah penilaian siswa terhadap proses
yang
digunakan
menghasilkan
terukur,
kesimpulan
dan
akan
kerja konselor untuk mencapai hasil yang
yang
dapat
ditentukan.
digeneralisasi (Sugiyono, 2009:14).
3. Variabel (Y) dalam penelitian ini adalah
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa
minat siswa untuk memanfaatkan layanan
kelas XI SMAN 1 Puri Mojokerto yang terdiri
bimbingan dan konseling.
dari 11 kelas, 332 siswa.
Minat siswa untuk memanfaatkan layanan
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian
bimbingan dan konseling adalah rasa
ini
tertarik siswa untuk mau memanfaatkan
menggunakan
teknik
random
karena
populasi siswa dalam penelitian ini homogen. Sedangkan sampel dalam penelitian ini
layanan bimbingan dan konseling yang meliputi
layanan
informasi,
layanan
adalah siswa kelas XI SMAN 1 Puri Mojokerto
konseling individu dan kelompok, dan
yang dipilih secara random.
layanan bimbingan kelompok.
Variabel bebas dalam penelitian ini
Dalam
penelitian
ini
instrumen
adalah persepsi siswa terhadap kompetensi
pengumpul data yang digunakan adalah
kepribadian konselor (
metode angket. Angket yang diberikan
) dan persepsi siswa
terhadap kinerja konselor (
).
merupakan
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah minat
siswa
untuk
memanfaatkan
layanan bimbingan dan konseling (Y). Definisi operasional penelitian ini adalah sebagai berikut:
angket
langsung
model
tertutup. Dalam penelitian ini terdapat tiga macam angket, yaitu sebagai berikut: a. Angket
persepsi
siswa
terhadap
kompetensi kepribadian konselor
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 111-128 Januari
b. Angket persepsi siswa terhadap kinerja
yang dialami siswa terhadap konselor. Karena
konselor c. Angket
jika dilihat dari prinsip-prinsip dari teori minat
siswa
untuk
gestalt
salah
satunya
ialah
memanfaatkan layanan bimbingan dan
mengorganisasikan
konseling
terima dari lingkungan menjadi persepsi yang
Pengujian
mereka
bermakna. Jadi sebenarnya siswa mempunyai
penelitian ini ialah menggunakan program
persepsi yang positif tentang layanan BK yang
SPSS 16.0 for Windows.
diberikan
reliabilitas
instrumen
yang
pada
Uji
validitas
sensasi
manusia
instrumen
dalam
pengalaman
oleh
konselor, yang
tetapi
negatif
karena terhadap
penelitian ini ialah menggunakan bantuan
konselornya itu, maka siswa kurang berminat
komputer program SPSS 16.0 for Windows.
untuk memanfaatkan layanan BK.
Teknik analisis data dalam penelitian ini
Rendahnya
minat
siswa
dalam
ialah menggunakan teknik analisis korelasi
memanfaatkan layanan BK juga dipengaruhi
ganda (multiple product moment correlation).
oleh konselor itu sendiri. Konselor sebagai tenaga profesional dituntut untuk mempunyai kemampuan yang sesuai dengan keahlianya,
J. Pembahasan Setiap siswa mempunyai minat yang
dan mempunyai wawasan yang luas dalam
berbeda-beda dalam memanfaatkan layanan
berbagai hal. Berdasarkan analisis data yaitu
bimbingan dan konseling. Ada yang senang
untuk mengetahui ada tidaknya hubungan
memanfaatkan
dan
antara persepsi siswa terhadap kompetensi
konseling dan banyak juga yang acuh tak acuh
kepribadian konselor dengan minat siswa
dengan layanan bimbingan dan konseling di
untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan
sekolah. Perbedaan itu dipengaruhi oleh
konseling
persepsi siswa terhadap konselor pada saat
korelasi : r tabel (5%=0,284) <= (r empirik
memberikan layanan BK. Persepsi itu sendiri
0,74) >= r tabel (1%=0,368) sehingga dapat
adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,
disimpulkan bahwa r empirik sebesar 0,74
atau
adalah lebih besar daripada r teoritik baik
layanan
hubungan-hubungan
dengan
menyimpulkan
bimbingan
yang
diperoleh
koefisien-koefisien
dan
pada taraf signifikan 5% maupun 1%.
menafsirkan pesan (Rakhmat, 2003). Persepsi
Berdasarkan kenyataan ini, maka dapat dibuat
itu ada yang positif dan negatif. Siswa yang
interpretasi
acuh
juga
signifikan antara variabel persepsi siswa
disebabkan karena persepsinya negatif dengan
terhadap kompetensi kepribadian konselor
konselor pada saat pemberian layanan BK. Itu
(X1) dengan minat siswa untuk memanfaatkan
disebabkan pengalaman-pengalaman buruk
layanan bimbingan dan konseling (Y). Jadi
dengan
layanan
informasi
diperoleh
BK,
bisa
125
bahwa ada hubungan yang
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 28
persepsi
siswa
terhadap
kompetensi
memanfaatkan layanan BK, yaitu kurangnya
kepribadian konselor sangat berhubungan
sosialisasi layanan BK kepada siswa yang
dengn minat siswa untuk memanfaatkan
menyebabkan siswa kurang paham mengenai
layanan bimbingan dan konseling.
manfaat layanan BK yang diberikan. Kinerja
Banyak konselor di sekolah lulusanya
konselor
juga
harus
ditunjukkan
dalam
bukan dari S1 BK, melainkan seperti teknik
pelaksanaan layanan BK yang sesuai dengan
mesin, tata boga dan mata pelajaran yang lain.
kebutuhan siswa, karena selama ini program
Lulusan tersebut tidak mempunyai kompetensi
yang disusun oleh konselor lebih berorientasi
di BK, tetapi dipaksakan menjadi konselor di
pada tuntutan tugas daripada mengarah pada
sekolah, semuanya itu akan mempengaruhi
kebutuhan siswa.
minat siswa dalam memanfaatkan layanan BK
Berdasarkan analisis data yaitu untuk
di sekolah. Minat siswa dalam memanfaatkan
mengetahui ada tidaknya hubungan antara
layanan BK akan meningkat jika pelaksanaan
persepsi siswa terhadap kinerja konselor
layanan BK di sekolah dilaksanakan oleh
dengan minat siswa untuk memanfaatkan
tenaga ahli yang mempunyai kompetensi
layanan bimbingan dan konseling diperoleh
dibidang bimbingan dan konseling. Salah
koefisien-koefisien korelasi yaitu r tabel
satunya
(5%=0,284) <= (r empirik 0,68) >= r tabel
adalah
konselor,
kompetensi
dimana
kepribadian
konselor
dibekali
(1%=0,368)
sehingga
dapat
disimpulkan
kepribadian yang baik yang disenangi oleh
bahwa r empirik sebesar 0,68 adalah lebih
siswa
besar daripada r teoritik baik pada taraf
sehingga
terjalin
hubungan
yang
harmonis dengan siswa.
signifikan 5% maupun 1%. Berdasarkan
Selain kepribadian yang baik, konselor
kenyataan ini, maka dapat dibuat interpretasi
juga dituntut untuk bekerja dengan maksimal
bahwa ada hubungan yang signifikan antara
sehingga kegiatan yang ingin dilakukan
variabel persepsi siswa terhadap kinerja
berjalan dengan lancar dan sesuai dengan
konselor (X2) dengan minat siswa untuk
tujuan yang diharapkan. Tetapi selama ini
memanfaatkan
masih banyak konselor sekolah yang tidak
konseling (Y).
profesional dalam bekerja sehingga akan mempengaruhi
minat
memanfaatkan
layanan
siswa bimbingan
untuk dan
layanan
bimbingan
dan
Berdasarkan data yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa persepsi siswa
terhadap
kompetensi
kepribadian
konseling. Karena siswa mempunyai persepsi
konselor dan persepsi siswa terhadap kinerja
yang negatif terhadap kinerja konselor di
konselor bersama-sama mempunyai hubungan
sekolah. Hanya sedikit cara dilakukan oleh
yang signifikan dengan minat siswa untuk
konselor dalam menarik minat siswa untuk
memanfaatkan
layanan
bimbingan
dan
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling, Volume 1 Nomer 1 Tahun 2013,pp 111-128 Januari
konseling yang didukung dengan analisis data
sebesar 0,74 adalah lebih besar daripada r
yaitu ditemukan harga F teoritis dalam tabel
teoritik baik pada taraf signifikan 5%
nilai F sebesar 3,20 pada taraf 5% dan 5,09
maupun 1%.
pada tabel taraf 1%. Oleh karena harga F
2. Ada hubungan yang signifikan antara
empirik terbukti lebih besar daripada F teoritik
persepsi siswa terhadap kinerja konselor
baik pada taraf 5% maupun 1% yaitu
dengan minat siswa untuk memanfaatkan
13,22>=3.20 pada taraf 5% dan 13,22>= 5,09.
layanan bimbingan dan konseling di
Jadi hipotesis dari penelitian ini adalah ada
sekolah yaitu dengan melihat dari uji
hubungan yang signifikan antara persepsi
korelasi tunggal menunjukkan r tabel
siswa
(5%=0,284) <= (r empirik 0,68) >= r tabel
terhadap
konselor
kompetensi
dengan
untuk
(1%=0,368) dapat disimpulkan bahwa r
dan
empirik sebesar 0,68 adalah lebih besar
konseling di sekolah, ada hubungan yang
daripada r teoritik baik pada taraf
signifikan antara persepsi siswa terhadap
signifikan 5% maupun 1%.
memanfaatkan
minat
kepribadian
layanan
siswa
bimbingan
kinerja konselor dengan minat siswa untuk memanfaatkan
layanan
bimbingan
3. Ada hubungan yang signifikan antara
dan
persepsi
siswa
terhadap
kompetensi
konseling di sekolah. Dan ada hubungan yang
kepribadian dan kinerja konselor dengan
signifikan antara persepsi siswa terhadap
minat siswa untuk memanfaatkan layanan
kompetensi kepribadian dan kinerja konselor
bimbingan dan konseling di sekolah yaitu
dengan minat siswa untuk memanfaatkan
dengan melihat dari uji korelasi ganda
layanan bimbingan dan konseling di sekolah.
menunjukkan harga F teoritis dalam tabel
Berdasarkan hasil dari peneleitian dan
nilai F sebesar 3,20 pada taraf 5% dan
pembahasan yang dilakukan pada penelitian
5,09 pada tabel taraf 1%. Oleh karena
ini, ada beberapa hal yang dapat disimpulkan
harga F empirik terbukti lebih besar
antara lain :
daripada F teoritik baik pada taraf 5%
1.
Ada hubungan yang signifikan antara
maupun 1% yaitu 13,22>=3.20 pada taraf
persepsi
5% yaitu 13,22>= 5,09
siswa
terhadap
kompetensi
kepribadian konselor dengan minat siswa
Berdasarkan simpulan yang telah
untuk memanfaatkan layanan bimbingan
dikemukakan,
dan konseling di sekolah yaitu dengan
sebagai brikut :
melihat
dari
uji
korelasi
tunggal
dapat
diberikan
saran
1. Bagi Konselor dan Sekolah
menunjukkan r tabel (5%=0,284) <= (r
Dengan adanya penelitian ini yaitu
empirik 0,74) >= r tabel (1%=0,368)
bahwa adanya hubungan yang signifikan
dapat disimpulkan bahwa r empirik
antara 127
persepsi
siswa
terhadap
Journal Mahasiswa Bimbingan Konseling. Volume 01 Nomor 01 Tahun 2013, 111 -1 28
kompetensi kepribadian dan kinerja konselor dengan minat siswa untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling di sekolah, maka konselor diharapkan
bisa
meningkatkan
kompetensi kepribadian dan kinerjanya sehingga siswa lebih berminat untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling
yang
nantinya
Rahman, Hibana S. 2003. Bimbingan dan Konseling Pola 17. Yogyakarta: UCY Press
2. Bagi Peneliti Lain peneliti
lain
yang
ingin
menguji hubungan yang signifikan antara persepsi
siswa
terhadap
Prayitno dan Amti, Erman. 2004. Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta
akan
bermanfaat bagi masa depannya.
Bagi
http://www.gexcess.com/12408/beberapapengertian-kepribadian-menurutbeberapa-ahli/ (online) diakses 2 April 2012. Nursalim, Mochamad dan Suradi. 2002. Layanan Bimbingan dan Konseling. Surabaya: Unesa University Press
kompetensi
kepribadian dan kinerja konselor dengan minat siswa untuk memanfaatkan layanan
Rakhmat, Jalaluddin. 2003. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Rosdakarya
Remaja
Sarwono, Sarlito W. 2010. Pengantar Psikologi Umum. Jakarta: Rajawali PersCipta
bimbingan dan konseling di sekolah, hendaknya mengganti variabel bebas dalam
penelitiannya
sehingga
dapat
diketahui berbagai macam variabel yang berhubungan dengan minat siswa untuk memanfaatkan layanan bimbingan dan konseling.
DAFTAR PUSTAKA
Badudu, J.S dan Sutan Mohammad Zaid. 2001. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan file:///G:/faktor-faktor-dan-aspek-aspekminat.html (Online)diakses 26 Februari 2012
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Bandung: Alfabeta Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Refika Aditama
R&D.
Bandung:
Tim Redaksi. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
PT
Winkel, W.S dan Hastuti, MM.Sri. 2004. Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi www.docstoc.com>education>college (Online) diakses 6 September 2012.