BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO Dr Agung Wahyu Susilo Dr. Disampaikan pada acara Pelatihan Fasilitator Utama (PFU) Jember, 15-26 September 2014
PUSAT PENELITIAN KOPI DAN KAKAO INDONESIA Jl. PB Sudirman No. 90 Jember 68118 Indonesia, Phone: +62(0331)757130, Fax +62(0331)757131 website : www.iccri.net.
PERTANAMAN KAKAO
PERKEBUNAN BESAR PERKEBUNAN RAKYAT
MASALAH BUDIDAYA KAKAO Produktivitas tanaman belum maksimal Kualitas bahan tanam beragam. Serangan hama & penyakit. penyakit
Kualitas mutu biji kakao rendah Penerapan pasca panen sebagian besar petani belum sesuai SOP.
JENIS BAHAN TANAM KAKAO Hibrida
Benih hibrida
Klonal
Penyambungan
Bibit Bibit klonal
• Perbanyakan ralatif mudah • Pertanaman beragam
• Perbanyakan relatif sulit • Pertanaman seragam g
BAHAN TANAM KAKAO HIBRIDA Keunggulan : • Perbanyakan lebih mudah dan murah. • Pendistribusian lebih mudah dan viabilitas benih lebih lama (7-10 hari). Kekurangan : • Pertanaman beragam. • Prekositas pembuahan lebih lama (2-3 thn). Sumber bahan tanaman : Kebun benih bersertifikat. bersertifikat
PERTANAMAN HIBRIDA
BENIH BIBIT
BAHAN TANAM KAKAO KLONAL K Keunggulan l : • Pertanaman seragam & produktifitas lebih tinggi (23 tton/ha). /h ) • Prekositas pembuahan lebih cepat (1-2 tahun). Kekurangan : • Teknik perbanyakan rumit. e d st bus a ke ea areal ea • Pendistribusian pengembangan lebih sulit karena pengemasan lebih sulit dan viabilitas entres l bih cepat (3 lebih (3-4 4h hari). i) Sumber bahan tanaman : Kebun entres bersertifikat.
PERTANAMAN KLONAL
ENTRES BIBIT
KRITERIA BAHAN TANAM UNGGUL • Produktifitas tinggi 2-3 ton/ha. • Kualitas K lit biji biji; kkadar d llemak k >50%, bean count ≤100 per 100 g/ biji, kadar kulit ≤12%, dan untuk kakao mulia proporsi bij putih >85%. • Tahan hama dan penyakit penting; – Penyakit busuk buah. – Penyakit VSD. S – Hama PBK. – Hama kepik penghisap (Helopeltis spp.)
IDENTIFIKASI BIJI PUTIH
BUAH KAKAO SEHAT
HAMA PBK
HAMA & PENYAKIT KAKAO
PENYAKIT BUSUK BUAH
PENYAKIT VSD
KEPIK PENGHISAP (Helopeltis sp.)
Alur Pemuliaan Kakao INTRODUKSI, EKSPLORASI, & SELEKSI
KOLEKSI PLASMA NUTFAH
SELEKSI KLONAL
KLON UNGGUL HARAPAN
PERSILANGAN
TAHAP II
BAHAN TANAM UNGGUL KLONAL BAHAN TANAM UNGGUL HIBRIDA
TAHAP I
SELEKSI KLONAL & POPULASI HIBRIDA UJI MULTILOKASI
KLON & HIBRIDA UNGGUL HARAPAN Ket. : Kotak dengan huruf miring adalah keluaran proses kegiatan ______ alur seleksi ---------- proses tahap lanjut
PERKEMBANGAN BAHAN TANAM KAKAO ERA 19001900-1970 I /P Isu/Permasalahan l h : • Produksi biji putih. • Produktivitas tanaman tanaman. Strategi : • Introduksi hibrida DR 1 Forastero dari Venezuella. P Pengembangan b : Perkebunan besar di Jawa.
DR 2
DR 38
BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO KLON-KLON KAKAO MULIA :
DR 1 • Dayahasil (ton/ha) : • Berat/biji kering (g) : • Self kompatibiliti p : • Ketahanan PPR : • Ketahanan VSD :
1.50 1.36 SI Rentan Rentan
DR 2 2.16 1.21 SC Rentan Rentan
DR 38 1.50 1.47 SC Rentan Rentan
DRC 16 1.54 1.19 SC Tahan Rentan
ERA 19701970-1990 Isu/Permasalahan : g p produksi kakao mulia. • Peningkatan • Pengembangan kakao lindak. Strategi : • Kakao mulia : seleksi progeni • Kakao lindak: pengembangan genotipe hasil seleksi introduksi hibrida UAH dari Malaysia seleksi, Malaysia, klon-klon dari Inggris, Trinidad, Belanda, PNG. Pengembangan : Perkebunan besar di Jawa & Sumatera serta perkebunan rakyat di Sulawesi. Hasil : Blok penghasil tinggi yang dikenal sebagai “varietas sintetik”
ERA 1990 1990--2000 Isu/Permasalahan : • Peningkatan produksi kakao mulia & ketahanan busuk buah. • Peningkatan produksi kakao lindak. Strategi : GC 7 DRC 16 • Kakao mulia : seleksi progeni klon klon • Kakao lindak: seleksi klon-klon introduksi, dan progeni hasil persilangan klon-klon introduksi. Pengembangan : Perkebunan besar di Jawa & Sumatera, serta perkebunan rakyat y di Sulawesi. Hasil : ICS 13 ICS 60 TSH 858 1997 : rilis DRC 16, GC 7, ICS 13 1998 : rilis RCC 70 70, 71 71, 72 72, 73
KLON KAKAO LINDAK :
• Dayahasil (ton/ha) : • Berat/biji kering (g) : • Self kompatibiliti p : • Ketahanan PPR : • Kadar lemak (%) : • Ketahanan VSD : • Ketahanan PBK :
GC 7
ICS 13
ICS 60
TSH 858
2.0 1.24 SI Rentan 55 Rentan Rentan
1.83 1.05 SC Moderat 52 Rentan Rentan
1.50 1.67 SI Moderat 54 Sedang Rentan
1.76 1.15 SI S Moderat 56 Rentan Rentan
KLON KAKAO LINDAK :
RCC 70 • Dayahasil (ton/ha) : • Berat/biji kering (g) : • Self kompatibiliti : • Ketahanan PPR : • Kadar lemak (%) : • Ketahanan VS VSD :
2.28 1.18 SC Moderat 57 Rentan
PA 300
NIC 7
1.40 1.14 Moderat 54 Sedang
1.65 1.50 SC Moderat 53 Rentan
ERA 20002000-sekarang Isu/Permasalahan : • Peningkatan produksi kakao mulia & ketahanan busuk buah. • Peningkatan produksi kakao lindak & ketahanan OPT. Strategi : • Kakao mulia : seleksi progeni • Kakao lindak: seleksi progeni hasil persilangan klon-klon introduksi. Pengembangan e ge ba ga : Perkebunan besar di Jawa & perkebunan rakyat di Sulawesi. Hasil : 2005 : ICCRI 01, 02 2006 : ICCRI 03, 04 2008 : Sulawesi 1, 2 2009 : Sca 6, ICCRI 05
ICCRI 01
ICCRI 02
Potensi dayahasil (ton/ha) : 2.06 (populasi 1.100 pohon/ha) Berat biji kering (g) : 1,27 Kadar kulit ari (%) : 11,04 Kadar lemak biji (%) : 55,07 Ketahanan hama & penyakit Penyakit busuk buah : tahan Penyakit VSD : Rentan Hama PBK : Agak rentan
ICCRI 03 ICCRI 04 Potensi dayahasil (ton/ha) : 2,09 (populasi 1.100 pohon/ha) Berat bijij kering g (g) : 1,28 , Kadar kulit ari (%) : 11,03 Kadar lemak biji (%) : 55,01 Ketahanan hama & penyakit Penyakit busuk buah : tahan Penyakit VSD : Agak tahan Hama PBK : Agak tahan
Potensi dayahasil (ton/ha) : 1,8--2,75 (populasi 1.100 pohon) Berat biji kering (g) : 1,0 Kadar kulit ari (%) : 11,64 Kadar lemak biji (%) : 45-47 Ketahanan hama & penyakit Penyakit busuk buah : Agak tahan Penyakit VSD : Agak tahan Hama PBK : Agak tahan
Sulawesi 1 Potensi dayahasil (ton/ha) : 1,8--2,5 (populasi 1.100 pohon/ha) Berat biji kering (g) : 1,10 K d kkulit Kadar lit arii (%) : 11,3 11 3 Kadar lemak biji (%) : 48-50 Ketahanan hama & penyakit Penyakit busuk buah : Agak tahan Penyakit VSD : Tahan Hama PBK : Rentan
Sulawesi 2
Sca 6 Potensi dayahasil (ton/ha) : 1,54 (populasi 1.100 pohon/ha) Berat biji kering (g) : 0,65--0,8 Kadar kulit ari (%) : 16,7--18,75 Kadar lemak biji (%) : 49,6--58,17 Ketahanan hama & penyakit Penyakit busuk buah : Tahan Penyakit VSD : Tahan Hama PBK :-
ICCRI 05 Potensi dayahasil (ton/ha) : 1,54 (populasi 1.100 pohon/ha) Karakteristik mutu biji Berat biji kering (g) : 1,16 Kadar kulit ari (%) : 11,5 Kadar lemak biji (%) : 50,4 50 4 Ketahanan hama & penyakit Penyakit busuk buah : Agak rentan Penyakit VSD : Tahan Hama PBK : Agak rentan
Perbandingan nisbah keuntungan dan biaya produksi kakao menggunakan beberapa jenis bahan tanam pada asumsi berbagai kondisi tingkat serangan VSD hingga masa TM4 (nilai x Rp. 1.000,-) Asumsi tingkat serangan VSD (Assumption of VSD incidence)
Komponen (componenet)
Tidak ada (no infestation)
Biaya modal (cost) Pendapatan (benefit) B/C Biaya modal (cost) Pendapatan (benefit) B/C Biaya modal (cost) Pendapatan ((benefit) f ) B/C
Ringan (slight infestation)
Berat (heavy infestation)
Jenis klon (cocoa clones) Sca 6
DRC 15
GC 7
77.598,6
77.598,6
77.598,6
95.040 12 1,2 77.598,6
95.040 12 1,2 77.598,6
140.580 18 1,8 77.598,6
95.040 1,2 77.598,6
95.040 1,2 77.598,6
112.464 1,4 77.598,6
85.536 1,1
85.536 1,1
28.116 0,4
Klon Sca 6 (tahan) Klon TSH 858 (rentan)
TEKNIK SAMBUNG CANOPY UNTUK PENGENDALIAN VSD MENGGUNAKAN KLON Sca 6
ICCRI 07 •
Jumlah buah per pohon rata-rata rata rata 47,9, jumlah biji per tongkol rata-rata 44,52, nilai buah rata-rata 28,7, produksi rata-rata sebesar 1,73 kg/pohon (1.903 kg/ha/tahun)
•
Berat per biji kering 0,80 1,15 g, kadar kulit biji 10,3 % dan kadar lemak 45,67%.
•
Keragaan tanaman
Keunggulan : moderat tahan PBK dan VSD VSD. Flush
Bunga
Buah
Buah masak
Penampang melintang buah
Sulawesi 03 •
Jumlah buah per pohon ratarata 49 49,63, 63 jumlah biji per tongkol rata-rata 43,38, nilai buah rata-rata 29,5, produksi rata-rata t t sebesar b 1 1,67 67 kg/pohon (1.837 kg/ha/tahun).
•
Berat per biji kering 0,75 0,78 g, kadar kulit biji 10,9112 24 % dan kadar lemak 12,24 49,6 - 50,9 %.
•
Keragaan tanaman
Keunggulan : tahan PBK dan moederat tahan VSD. S Flush
Bunga
Buah
Penampang melintang buah
Perbandingan analisis usaha produksi kakao per hektar menggunakan bahan tanam beberapa jenis klon yang berbeda sifat ketahanan PBK hingga masa TM4 (xRp.1.000,-) Komponen
KLON Sul-2
KW 570 KW 514 Sul-1 ICCRI 03 ICCRI 04 Tidak ada serangan PBK Biaya modal 58.502,0 58.502,0 58.502,0 58.502,0 58.502,0 58.502,0 Hasil 148.429,6 153.762,4 274.639,2 248.864,0 173.316,0 159.984,0 B/C 2,5 2,6 4,7 4,3 3,0 2,7 Tidak ada pengendalian PBK Bi Biaya modal d l 58 502 0 58.502,0 Hasil 92.435,2 B/C 1,6
58.502,0 58 502 0 58.502,0 58 502 0 84.436,0 106.656,0 1,4 1,8
58.502,0 58 502 0 79.103,2 1,4
58.502,0 58 502 0 82.658,4 1,4
58.502,0 58 502 0 53.328,0 0,9
Pengendalian PBK (kultur teknis + pestisida) Biaya modal 61.957,0 61.957,0 61.957,0 61.957,0 61.957,0 61.957,0 Hasil 117.632,7 115.632,9 182.248,4 155.495,6 123.454,3 101.323,2 1,9 2,9 2,5 2,0 1,6 B/C 1,9 Pengendalian PBK (kultur teknis + sarungisasi) Biaya modal 63.124,4 63.124,4 63.124,4 63.124,4 63.124,4 63.124,4 Hasil 137.230,7 139.897,1 241.042,6 214.911,8 155.184,5 138.652,8 B/C 2,2 , 2,2 , 3,8 , 3,4 , 2,5 , 2,2 ,
Hibrida ICCRI 06H SK MENTAN No No. 3682/Kpts/SR 3682/Kpts/SR.120/11/2010 120/11/2010
Dayahasil Berat biji Kadar lemak Ketahanan VSD
: 1,83 ton/ha : 1,01 - 1,07 g : 50,4 – 54,3% : tahan
Seleksi klon lokal partisipatif Populasi hibrida
Pendekatan Petani & penyuluh Klon harapan
Perangkat: metode sederhana identifikasi pohon induk unggul
Pendekatan penyuluh & petani
Perangkat: metode sederhana seleksi pohon induk unggul
Klon local terseleksi Pendekatan pemulia
Perangkat:
- Metode seleksi klon - Rancangan R ujiji adaptabilitas d bili
Pendekatan Pemulia & penyuluh Perangkat: - Diseminiasi - Kebun benih
Hibrida rekomendasi
Pendekatan pemulia Perangkat: - Metode seleksi hibrida (rancangan persilangan diallel) - Rancangan uji adaptabilitas
Klon rekomendasi
Petani penemu klon unggul lokal ((MCC klon 01 &MCC MCC ) MCC 02 Petani penemu 01 02) dan
Alm. H. Muhtar Sumber:http://www.inter-reseaux.org
Alm. H. Muhtar, penemu MCC 01
M. Nasir dan. H. Andi Mulyadi
H. Andi Mulyadi & M. Nasir, penemu MCC 02
M. 01
Klon MCC 01
• •
Produksi rata-rata 3,3 kg/pohon (3.672 kg/ha/tahun) 15,9 Berat per biji kering 1,75 1 75 g, g kadar kulit biji 15 9 % dan kadar lemak 49,67%
•
Bersifat moderat tahan hama PBK, tahan penyakit VSD, dan tahan penyakit busuk buah.
45
Klon MCC 02
• •
Produksi rata rata 2,82 (3.132 rata-rata 2 82 kg/pohon (3 132 kg/ha/tahun) Berat per biji kering 1,61 g, kadar kulit biji 12,0 % dan kadar lemak 49,2%.
•
Bersifat tahan hama PBK, tahan penyakit VSD, dan tahan penyakit busuk buah.
Analisis Usahatani Komponen MCC 01 Asumsi I : tidak ada serangan PBK Biaya modal 86.038,4 221.648,0 Hasil1) B/C 26 2,6
MCC 02
Sulawesi 01
86.038,4 189.059,6 22 2,2
86.038,4 167.336,0 19 1,9
Asumsi II: tidak ada pengendalian PBK 86.038,4 Biaya y modal 175.190,5 Hasil1) B/C 2,0
86.038,4 181.546,7 2,1
86.038,4 151.751,7 1,8
Asumsi III: Ada p pengendalian g PBK (kultur ( teknis + pestisida) p ) 88.629,7 88.629,7 Biaya modal 184.927,5 196.096,4 Hasil1) B/C 2,2 2,1
88.629,7 158.764,6 1,8
PENYERBUKAN KAKAO • Dibantu oleh serangga penyerbuk Forciphomya • Waktu penyerbukan pkl. 06.00—09.00 STRUKTUR BUNGA
Serangga penyerbuk
Jantan
Betina
Cara Perbanyakan dan Penanaman
Setek
VEGETATIF
Cabang ortotrof
Sambungan
Cabang plagiotrop b l i ‐ Rehabilitasi & penanaman baru Cabang ortotrop ‐ Keterbatasan sumber tunas ortotrop tunas ortotrop
Kultur Jaringan (SE) ‐ Penanaman baru Penanaman baru
P PENGEMBA ANGAN MO ONOKLONA AL ATAU POLIKLO ONAL
Perbanyakan vegetatif (cabang plagiotrop) Bersifat menyerbuk sendiri (self compatible)
KEBUN BENIH HIBRIDA Produsen
Komposisi klon
Lokasi
Pusat Penelitian Kopi ICS 60, GC 7, TSH 858, Sca 6, dan Sca 12 dan Kakao Indonesia
Jember, Jawa Timur
Pusat Penelitian Kelapa ICS 60, TSH 858, IMC 67, Pa 150, Sca 12 Sawit
Sumatera Utara
PT Perkebunan Nusantara II
TSH 539, TSH 654, TSH 858, TSH 908, TSH Sumatera Utara 866 ISC 60 866, 60, Sca 66, dan Sca 12
PT Perkebunan Nusantara IV
ICS 60, TSH 858, Pa 35, UF 667, Na 32, Na Sumatera Utara 33, IMC 67.
PT Hasfarm Agro Niaga
Na 32, Na 33, Na 34, Pa 35, UIT 1, UIT 2, Sulawesi Tenggara Sca 6, 6 Sca 12, 12 36A, 36A 354 A, A IMC 67
PT London Sumatera
Pa 300, Pa 121, Pa 303, Pa 310, GC 29, UF Sumatera Utara 667, UF 713, BLC 3, BLC 4, BL 621, BL 693
PT Perkebunan Nusantara VII
ICS 60, IMC 67, Pa 150, TSH 858, TSH 908
Lampung
PT Perkebunan Nusantara IX
Amelonado
Jawa Tengah
PT PP Jember Indonesia
ICS 60, ICS 12, ICS 13, DR 1, Sca 6, Sca 12
Jember, Jawa Timur
PT Inang Sari
GC 7, ICS 60, Sca 6, Sca 12
Sumatera Barat
PT Perkebunan Nusantara XII
ICS 60, ICS 13, GC 7, Sca 6, Sca 12
Jawa Timur
PT Glenmore
ICS 13, ICS 60, GC 7, DR 1, Sca 6, Sca 12
Banyuwangi, Jawa Timur
SAMBUNG PUCUK
• Tingkat keberhasilan penyambungan tinggi • Teknik lebih mudah • Boros entres • Sudah digunakan skala komersial
OKULASI
• Tingkat keberhasilan penyambungan sedang • Teknik relatif lebih sulit • Hemat entres • Sudah digunakan skala komersial
SETEK
• Tingkat keberhasilan penyetekan masih rendah • Teknik lebih mudah • Lebih efisien karena tidak perlu batang bawah • Belum digunakan skala komersial
KULTUR IN VITRO DENGAN TEKNIK SOMATIK EMBRYOGENESIS (SE)
SAMBUNG SAMPING
2 minggu
3 bulan
1 tahun
• Untuk rehabilitasi tanaman tua atau tidak produktif • Umur produktif tergantung kondisi batang bawah • Perlu teknik perawatan pasca penyambungan 1 tahun
PEMBIBITAN KAKAO Kebutuhan bibit untuk 1 ha lahan : • a. Tanah datar – – – –
Jarak tanam 3 x 3 m =1111 bibit C d Cadangan sulaman l 20 % = 222 bibit Jumlah = ±1300 bibit Kebutuhan benih = ±1900 butir (1,46 (1 46 x 1300)
• b. Tanah miring – – – –
Jarak tanam 4 x 2,5 m = 1000 bibit Cadangan sulaman 20 % = 200 bibit Jumlah = 1200 bibit Kebutuhan benih = ±1800 butir (1,46 x 1300)
TAHAPAN PEMBIBITAN • • • • •
Pemilihan lokasi Penyemaian Persiapan pembibitan Pelaksanaan pembibitan Pemeliharaan
LOKASI PEMBIBITAN : • • • • •
Topografi datar D k t sumber Dekat b air i Ada sarana jalan untuk distribusi bibit Pengawasan mudah Aman dari gangguan manusia, hewan atau pun cuaca buruk
PENYEMAIAN : • Tujuan untuk mengecambahkan benih. • Media tanah gembur; dalam ±20 cm lebar 1 m, atas ada lapisan pasir halus ±15 cm. (Bisa juga penyemaian menggunakan karung goni). • Dibuat atap menghadap ke arah timur. • Benih ditanam dengan jarak 2,5 x 5 cm. • Setelah 7-12 hari bibit dipindahkan ke media dalam polibeg. polibeg
PEMBIBITAN • Bedengan lebih luas dan persyaratan sama dengan d pesemaian. • Media;; campuran p topsoil, p , pupuk p p kandang, pasir dalam polibeg (ukrn 20 x 30 cm untuk bibit 4-6 bln atau ukrn 25 x 40 cm untuk bibit >6 bln). • Mengatur g polibeg p g jarak j 15 x 30 cm,, disiram sampai kenyang dan ditanami bibit kakao. • Bibit umur ±5—6 bulan siap tanam atau siap p sambung. g
PEMELIHARAAN BIBIT • Penyiraman; y ; 1—2 kali/hari. / • Pemupukan; Urea/ZA 2 g/bbt per 2 minggu. • Pengendalian P d li H Hama: 1. Ulat Kilan (Hyposidra talaka. Wlk) Pengendalian dgn insektisida Decis 2,5 EC konsentrasi 0,05 , %. 2. Kutu Putih (Planococcus lilacitrus, Ckll) Pengendalian dgn insektisida Supracide 40 EC konsentrasi 0,2 %.
• Pengendalian Penyakit: 1. Phytophthora palmivora Butler Pengendalian dgn fungisida opersandoz konsentrasi 0,3 % formulasi. 2. Penyakit VSD Pencegahan melalui penyemprotan fungisida sistemik tiap 2 minggu pada da n muda daun m da (flush fl sh). ) • Pengendalian Gulma Secara mekanis, dengan penyiangan 1-2 1 2 kali/minggu
JADUAL PEMBIBITAN URAIAN
BULAN 12 1 2
3 4
5
6
1. Semaian 2. Sambungan 3. Okulasi
-
-
-
8
9
10 11 12
-
-
-
-
-
T
-
-
-
-
*
*
*
*
T
- -
*
*
*
*
*
*
*
T
Keterangan : --- = pembibitan *** = pembibitan setelah sambung/okulasi T = tanam
7
TERIMA KASIH