Hipotesis (ISSN 2085-465X), Tahun ke-4. Nomor 3, September 2012
Pengaruh Partisipasi Anggaran dan Komitmen Organisasi Terhadap Efektivitas Pengelolaan Anggaran Alat dan Bahan Pembelajaran (Studi empiris pada Akademi Teknik Soroako) Jasman Akademi Teknik Soroako Email:
[email protected]
ABSTRACT The aims of this research is to test and analyze the impact of budget participation and organizational commitment either simultaneously or partially on the effectiveness of budget management of the learning tools and material Data for the research were gathered through a census on 37 lecturers at Akademi Teknik Soroako with a response rate of 100 percent, were analyzed using a multiple regression model. The results of this research show that budget participation and organizational commitment simultaneously had a positive and significant impact on the effectiveness of budget management, and budget participation partially demonstrated a positive but no significant impact on the effectiveness of budget management. Research implication that the increasing of the effectiveness of budget management of the learning tools and material could be supported by the strong commitment of budget approver (university leader and founder chairman) to achieve the learning objectives by realize the budgets. Keywords: budgets, budget participation, organizational commitment, and the effectiveness of budget management. 1. Pendahuluan Perguruan tinggi adalah salah satu lembaga formal yang mengemban fungsi meningkatkan mutu sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan. Dalam mengemban fungsi tersebut, perguruan tinggi harus merumuskan dan menetapkan anggaran pendapatan dan belanja tahunan sesuai pasal 51:3d Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan Tinggi. Perumusan dan penetapan anggaran bagi perguruan tinggi swasta sangat bergantung pada anggaran pendapatan yang diperoleh dari masyarakat melalui dana dari mahasiswa dan hibah. Dana yang diperoleh tersebut menjadi dasar untuk menetapkan anggaran belanja yang akan dikelola oleh perguruan tinggi pada satu periode tahun akademik. Sebagai bentuk tanggung jawab kepada publik, maka kinerja, yaitu hasil kerja yang dicapai oleh perguruan tinggi dalam upayanya mencapai tujuan, harus baik dan terus mengalami peningkatan. Horngren dan Foster (1987:184) menyatakan bahwa kinerja dapat terdiri dari ukuran efektivitas dan efisiensi. Untuk mencapai efektivitas dan efisiensi yang baik dan terus mengalami peningkatan, maka dengan anggaran perguruan tinggi dituntut untuk menyediakan sumber daya, termasuk alat dan bahan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan. Ketersediaan alat dan bahan pembelajaraan sesuai kebutuhan proses pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sistem penganggaran pada perguruan tinggi. Karakteristik sistem penganggaran, dikemukakan dalam Bangun (2009), salah satunya adalah partisipasi dalam penyusunan anggaran. Dan dalam Yuniarti dan Saty (2008), serta dalam Sumarno
Jasman (Akademi Teknik Soroako)
1
Hipotesis (ISSN 2085-465X), Tahun ke-4. Nomor 3, September 2012
(2005) dinyatakan bahwa komitmen organisasi yang kuat akan mendorong individu berusaha keras untuk mencapai tujuan organisasi. 1.1 Anggaran dan penganggaran Anggaran (budget) adalah ekspresi kuantitatif rencana aksi yang diajukan oleh manajemen yang berkaitan dengan masa depan pada periode waktu tertentu dan membantu dalam pengoordinasian dan pelaksanaan rencana (Budget is the quantitative expression of a proposed plan of action by management for a future time period and is an aid to the coordination and implementation of plan), Sasongko (2010:2). Dalam Joshi et al. (2003) dinyatakan bahwa “Budgets are financial blueprint that quantify a firm’s plans for a future period”. Dalam Siregar (2003:3) didefinisikan bahwa anggaran adalah "Profit planning and control may be broadly as defined as sistematic and formalized approach for accomplishing the planning, coordinating and control responsibility of management". Dan dalam Huang and Chen (2010) dinyatakan pula bahwa “Budgeting is a major management tool for facilitating management tasks and leading business toward achieving their goals”. Penganggaran (budgeting) adalah suatu proses pembuatan anggaran. Menurut Unesco (2006), terdapat tiga fase utama dalam prosedur anggaran, yaitu (1) penyusunan anggaran (budget preparation) yang dikaitkan dengan tujuan (objectives) dan rencana tahunan (annual plan), (2) adopsi anggaran (budget adoption) yang meliputi pengusulan anggaran (proposed budgets), dan (3) eksekusi anggaran (budget execution) atau implementasi anggaran yang di dalamnya akan berkaitan dengan regulasi dan mekanisme anggaran. Dalam Drucker (2001:413), dinyatakan bahwa “the starting point for the budgeting process, especially in a business, should always be expected results, and what efforts does this require”. Dan proses penganggaran biasanya meliputi pembentukan komite anggaran, penentuan periode anggaran, spesifikasi pedoman anggaran, penyusunan usulan anggaran awal/dasar (initial budget), negosiasi penelaahan dan persetujuan anggaran, dan revisi anggaran. 1.2 Efektivitas pengelolaan anggaran Pencapaian target anggaran dalam suatu oraganisasi akan memainkan peranan penting karena anggaran akan menggambarkan standar efektivitas dan efisiensi. Anggaran menggambarkan efektivitas karena memuat suatu set keluaran (output) yang diinginkan. Anggaran juga menggambarkan efisiensi karena anggaran merinci masukan (input) yang diperlukan untuk menghasilkan keluaran (output) yang diinginkan. Efektivitas pengelolaan anggaran yang optimal mengakibatkan peran anggaran juga dapat tercapai. Efektivitas adalah pendekatan yang umum digunakan dalam mengevaluasi dan mengukur kinerja organisasi termasuk kinerja anggaran. Dalam Horngren dan Foster (1987:184), mendefinisikan efektivitas sebagai “the degree to which a predetermined objective or target is met. Blocher et al. (2007:446) mengatakan bahwa anggaran merupakan rencana operasi organisasi untuk suatu periode tertentu dan untuk mengidentifikasi sumber daya yang dibutuhkan bagi tercapainya tujuan organisasi. Definisi dan pernyataan di atas dapat digunakan untuk mengilustrasikan bahwa sebuah perguruan tinggi mengeset anggarannya, yaitu anggaran yang berisikan perkiraan tingkat operasionalnya yang tidak akan berubah selama periode anggaran. Jika perguruan tinggi merencanakan anggaran untuk menerima dan melakukan pembelajaran 600 orang mahasiswa, pada akhir periode anggaran peserta yang mendaftar dan mengikuti proses pembelajaran adalah 540
Jasman (Akademi Teknik Soroako)
2
Hipotesis (ISSN 2085-465X), Tahun ke-4. Nomor 3, September 2012
orang, maka aspek efektivitas mengukur kinerja perguruan tinggi tersebut adalah prosentase perbandingan antara realisasi mahasiswa yang mendaftar dan belajar dengan rencana anggaran, yaitu 90%. Dalam penelitian ini, alat ukur kinerja perguruan tinggi akan diperoleh dengan efektivitas pengelolaan anggaran, yaitu sejauh mana ketercapaian realisasi anggaran untuk mencapai target dalam rencana pembelajaran yang meliputi proses perencanaan, koordinasi, evaluasi, pengawasan, pemilihan dan pengaturan staf, dan negosiasi. 1.3 Partisipasi dalam anggaran Keselarasan tujuan adalah konsistensi antara tujuan-tujuan perguruan tinggi atau organisasi, subunit-subunitnya, dan para dosen / karyawannya. Anggaran yang menyelaraskan tujuan perguruan tinggi dengan tujuan dosen akan mempunyai peluang sukses yang lebih besar dan mengarah pada keberhasilan pembelajaran. Salah satu pendekatan yang dapat mendorong pada keselarasan tujuan adalah melibatkan seluruh dosen dalam semua proses pembuatan anggaran. Pada perguruan tinggi swasta, penyusunan anggaran akan melibatkan perguruan tinggi secara internal termasuk senat perguruan tinggi dan yayasan. Sofian Sugioko (2010) melakukan penelitian terhadap para pimpinan dari 16 universitas swasta di Indonesia, hasilnya adalah bahwa partisipasi anggaran mempengaruhi langsung secara signifikan terhadap kinerja organisasi. Penelitian Sumarno (2005) terhadap 170 pimpinan kantor cabang bank-bank di Jakarta, hasilnya menunjukkan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh negatif terhadap kinerja manajerial. Dan penelitian Yuniarti dan Saty (2008) terhadap 25 pimpinan kantor cabang perbankan di provinsi Lampung, hasilnya menunjukkan bahwa partisipasi dalam penyusunan anggaran tidak mempengaruhi secara langsung terhadap kinerja manajerial. Berdasarkan bukti empiris di atas, maka penelitian bertujuan menguji hubungan antara partisipasi dosen dalam anggaran terhadap efektivitas pengelolaan anggaran. H1 : Partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengelolaan anggaran. 1.4 Komitmen organisasi dalam anggaran Komitmen organisasi menurut Mathieu dan Zajac (1990) dalam Sugioko (2010) menyatakan “organizational commitment shown by individuals and their organization could be expressed as a sense of belonging towards the organization”. Dengan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komitmen organisasi dapat dilihat dari berbagai perspektif, termasuk perspektif dosen dalam perguruan tinggi terhadap pengambilan keputusan persetujuan implementasi anggaran. Kalbers dan Fogarty (2005), Angel and Perry (1985), dan Becker (1960) dalam Sugioko (2010) dan Sumarno (2005) dijelaskan bahwa komitmen organisasi dibedakan menjadi 1) affective commitment dan 2) continuence commitment. Affective commitment memiliki karakter sebagai kepercayaan dan keberterimaan yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi dan kesediaan melakukan yang terbaik dan memberikan nilai benefit kepada para pemangku kepentingan organisasi. Continuance commitment dimulai dengan persepsi yang berhubungan dengan “cost of leaving organization”. Dan affective commitment memiliki hubungan yang kuat dengan kinerja dibandingkan dengan continuance commitment. Bagi perguruan tinggi swasta, komitmen yang kuat pimpinan perguruan tinggi dan pengurus yayasan akan mendorong mereka berusaha keras mencapai tujuan pembelajaran melalui persetujuan implementasi anggaran.
Jasman (Akademi Teknik Soroako)
3
Hipotesis (ISSN 2085-465X), Tahun ke-4. Nomor 3, September 2012
Penelitian J. Sumarno (2005) yang meneliti hubungan antara komitmen organisasi sebagai variabel independen terhadap kinerja manajerial sebagai variabel dependen, hasilnya menunjukkan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja manajerial. Sofian Sugioko (2010) mengambil obyek penelitian di 16 universitas swasta di Indonesia, hasilnya adalah bahwa komitmen organisasi menunjukkan hubungan positif dan signifikan memediasi hubungan antara partisipasi anggaran dan kinerja organisasi. Dengan variabel yang sama, penelitian Yuniarti dan Saty (2008) menunjukkan hasil bahwa komitmen organisasi tidak mempengaruhi secara positif terhadap keefektifan anggaran partisipatif. Berdasarkan bukti empiris di atas, maka penelitian bertujuan menguji hubungan antara komitmen pengambil keputusan dalam realisasi anggaran terhadap efektivitas pengelolaan anggaran. H2 : Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengelolaan anggaran. Berdasarkan kajian teoritis di atas, maka kerangka konseptual yang memuat hipotesis-hipotesis pada penelitian ini ditunjukkan dalam gambar 1. 2. Metoda Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian replikasi ekstensi, dalam Ferdinand (2006:8) menjelaskan bahwa dalam penelitian ini mengekstensi hipotesis-hipotesis pada penelitian lain untuk menghasilkan model baru dan melakukan pengujian ulang pada daerah atau situasi yang berbeda. Penelitian didesain sesuai jenisnya untuk mendapatkan bukti empiris yang digunakan untuk menganalisis sebab akibat variabel partisipasi anggaran dan komitmen organisasi terhadap efektivitas pengelolaan anggaran alat dan bahan pembelajaran. 1. Keikutsertaan penyusunan anggaran 2. Keikutsertaan evaluasi 3. Mendapatkan informasi 4. Kontribusi dalam anggaran
Partisipasi Anggaran
1. Bekerja lebih keras 2. Mengutamakan organisasi 3. Kesamaan nilai 4. Kepedulian
Komitmen Organisasi
Efektivitas Pengelolaan Anggaran
1. Perencanaan penganggaran 2. Koordinasi 3. Evaluasi 4. Pengawasan 5. Pemilihan staf 6. Negosiasi
Gambar 1. Kerangka Konseptual (Hipotesis) 2.1 Data dan sample Data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer yang diperoleh dari wawancara dan kuesioner dan data sekunder diperoleh melalui dokumentasi. Metoda pengumpulan data dilakukan dengan metoda sensus, dimana populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dosen di Akademi Teknik Soroako sebanyak 37 orang yang menjadi menjadi responden. Metode analisis data menggunakan model regresi linier berganda (Multiple Linier Regression) seperti pada persamaan 1. Pengolahan data menggunakan program aplikasi perangkat lunak Statistical Package for the Social Science atau program SPSS. Persamaan 1:
Jasman (Akademi Teknik Soroako)
4
Hipotesis (ISSN 2085-465X), Tahun ke-4. Nomor 3, September 2012
Y = β 0 + β1 X 1 + β 2 X 2 + ε Keterangan: Y X1 X2
= Efektivitas Pengelolaan Anggaran (EPA) = Partisipasi Anggaran (PART) = Komitmen Organisasi (KORG) = Intercept
β0
β1 , β 2
= Koefisien yang akan dicari = Error
ε
2.2 Reliabilitas dan validitas data Reliabilitas penelitian diuji dengan melihat nilai Alpha Cronbach’s setiap variabel. Skala pengukuran yang reliabel atau andal memiliki nilai Alpha Cronbach’s minimal 0,7 (Joreskog and Sorbom, 1989 dalam Huang and Chen, 2010 dan Nunnally, 1978 dalam Uyanto, 2009:274). Hasil pengujian data menunjukkan bahwa semua variabel memiliki nilai Alpha Cronbach’s di atas 0,7 seperti tabel 1. Dengan demikian butir-butir instrumen untuk mengukur variabel dalam penelitian ini adalah reliabel. Nilai Alpha Cronbach’s
Standar Reliabilitas
Keterangan
Efektivitas Pengelolaan Anggaran (Y)
0,796
0,700
Reliabel
Partisipasi Anggaran (X1)
0,833
0,700
Reliabel
Komitmen Organisasi (X2)
0,763
0,700
Reliabel
Variabel
Tabel 1. Uji Reliabilitas Variabel
Pengujian validitas penelitian menggunakan koefisien korelasi momen-produk dari Karl Pearson (ρ atau r), yaitu dengan membandingkan antara r hitung dan r tabel yang hasilnya terlihat pada tabel 2. Variabel Efektivitas Pengelolaan Anggaran (Y)
Partisipasi Anggaran (X1)
Komitmen Organisasi (X2)
Butir Instrumen EPA1 EPA2 EPA3 EPA4 EPA5 EPA6 PART1 PART2 PART3 PART4 KORG1 KORG2 KORG3 KORG4 KORG5
r hitung
r tabel
Ket.
0,576 0,648 0,509 0,666 0,419 0,386 0,714 0,653 0,417 0,664 0,566 0,448 0,682 0,710 0,557
0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325 0,325
Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid Valid
Tabel 2. Uji Validitas Butir-Butir Instrumen Variabel
Jasman (Akademi Teknik Soroako)
5
Hipotesis (ISSN 2085-465X), Tahun ke-4. Nomor 3, September 2012
Data dinyatakan sahih atau valid apabila r hitung lebih besar dari pada r tabel. Nilai r hitung setiap butir instrument penelitian ini (Corrected Item – Total Correlation) kesemuanya terlihat lebih besar dari pada r tabel. Dengan demikian, butir-butir instrumen untuk mengukur variable penelitian ini adalah valid. 3. Hasil dan Pembahasan Hasil uji Anova pada tabel 3 diperoleh F-hitung 18,009 dan F-tabel untuk derajat bebas df 2 dan df 34 adalah 3,2758 pada tingkat probabilitas uji 5%. Berdasarkan nilai-nilai tersebut, terlihat bahwa F-hitung lebih besar daripada F-tabel (0,05) atau 16,228 > 3,2758. Terlihat pula tingkat signifikansi F sebesar 0,000 lebih kecil dari tingkat probabilitas uji 5% atau 0,000 < 0,05. Berdasarkan hasil uji Anova tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel partisipasi anggaran dan komitmen organisasi secara simultan layak untuk menjelaskan variabel efektivitas pengelolaan anggaran (Ferdinand, 2006:298 dan Uyanto, 2010:252). Hasil pengujian korelasi berganda seperti tabel 3, R diperoleh nilai 0,717 yang menunjukkan bahwa variabel-variabel partisipasi anggaran dan komitmen organisasi secara simultan berkorelasi kuat dan berpengaruh terhadap variabel efektivitas pengelolaan anggaran. Koefisien determinasi, R2 adalah 0,514 yang menunjukkan bahwa sekitar 51,4% dari variasi efektivitas pengelolaan anggaran secara simultan mampu dijelaskan oleh perubahan pada variabel partisipasi anggaran dan komitmen organisasi, sedangkan 48,6% dijelaskan oleh variabel yang tidak dicakupkan dalam model penelitian ini. Unstandardized Coefficients Beta
t
Sig. t
Partisipasi anggaran
0,016
0,143
0,887
Komitmen organisasi
0,752
4,323
0,000
Variabel
Korelasi berganda, R Koefisien determinasi, R
0,717 2
0,514
Uji Anova, F
18,009
Signifikansi uji Anova, Sig. F
0,000
Tabel 3. Ringkasan Regresi Linier
Nilai Unstandardized Coefficients Beta dan signifikansi t dipaparkan pada tabel 3 terlihat bahwa partisipasi anggaran 0,016 dengan Sig. t 0,887 dan komitmen organisasi 0,752 dengan Sig. t 0,000. Variabel komitmen organisasi memiliki nilai Sig. t < 0,05 sehingga dapat diterima dan signifikan mempengaruhi efektivitas pengelolaan anggaran. Variabel partisipasi anggaran memiliki Sig. t > 0,05 berarti tidak signifikan mempengaruhi efektivitas pengelolaan anggaran sehingga ditolak dengan signifikansi 88,7%. Berdasarkan nilai-nilai hasil uji regresi yang telah dilakukan, maka persamaan regresi adalah: Y = 0,617 + 0,016X1 + 0,752X2. Persamaan di atas dapat menjelaskan bahwa koefisien partisipasi anggaran (X1) dan komitmen organisasi (X2) bernilai positif berarti memiliki hubungan positif dengan efektivitas pengelolaan anggaran (Y). Dengan demikian, hipotesis 1 (H1) yang menyatakan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengelolaan anggaran tidak sepenuhnya diterima tetapi kecenderungannya adalah ditolak. Hasil ini tidak sejalan dengan penelitian Sugioko tetapi berkesesuaian dengan Sumarno dan Yuniarti dan Saty. Penelitian di atas Jasman (Akademi Teknik Soroako)
6
Hipotesis (ISSN 2085-465X), Tahun ke-4. Nomor 3, September 2012
juga kontra-produktif dengan pernyataan dalam Blocher et al. (2007:447) bahwa partisipasi dosen dalam anggaran sebagai perwujudan dari karyawan pada perguruan tinggi akan menjadikan dosen dapat mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan pernyataan dalam Huang and Chen (2010) bahwa banyak organisasi memanfaatkan anggaran untuk memotivasi karyawan, mengalokasikan sumber daya, dan mengevaluasi kinerja. Perbedaan antara penelitian terdahulu dan penemuan-penemuan sebelumnya dengan penelitian ini diduga kuat terjadi karena empat alasan. Alasan pertama (1) adalah pelatihan dan bimbingan teknis tentang materi anggaran bagi dosen masih kurang yang dapat menyebabkan pemahaman dosen tentang anggaran juga kurang. Hal ini dapat berimplikasi pada adanya asumsi dosen bahwa anggaran hanya tanggung jawab pimpinan perguruan tinggi dan yayasan yang berakibat pada rendahnya tanggung jawab dan rasa memiliki dosen dalam menyukseskan anggaran. Alasan kedua (2) adalah kurangnya koordinasi antar dosen dan antar unit dalam penganggaran yang berakibat pada terjadinya duplikasi anggaran antar mata kuliah dan antar unit. Alasan ketiga (3) adalah kurangnya rekaman realisasi anggaran alat dan bahan setiap mata kuliah pada tahun-tahun sebelumnya yang berakibat pada adanya kecenderungan mengambil langkah aman dengan meninggikan anggaran. Dan alasan keempat (4) adalah perguruan tinggi belum menjadikan efektivitas pengelolaan anggaran sebagai salah satu alat ukur kinerja dosen. Keempat hal yang kemudian menjadi alasan tersebut terindikasi menjadi penyebab partisipasi dosen dalam anggaran berpengaruh tidak signifikan terhadap efektivitas pengelolaan anggaran alat dan bahan pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas, maka partisipasi dosen dalam penganggaran dapat ditingkatkan kontribusinya yang kemudian dapat pula meningkatkan efektivitas pengelolaan anggaran dengan beberapa inisiatif. Inisiatif pertama (1) adalah melaksanakan pelatihan dan bimbingan teknis terhadap dosen tentang materi anggaran sesuai kebutuhan dan perkembangan yang terjadi di perguruan tinggi. Inisiatif kedua (2) adalah program studi mengharuskan setiap dosen memiliki data empiris rekaman kebutuhan anggaran alat dan bahan pembelajaran setiap mata kuliah yang dirangkum dalam suatu data based dan peta anggaran program studi. Inisiatif ketiga (3) adalah dengan membentuk tim anggaran pada setiap tahun anggaran agar proses-proses dalam penganggaran dapat dilaksanakan dengan sekuensi yang baik dan benar. Inisiatif keempat (4) adalah membangun sistem dan prosedur penganggaran komprehensif yang melibatkan peran program studi dan dosen yang lebih besar sesuai referensi Unesco (2006) bahwa terdapat tiga fase utama dalam prosedur anggaran, yaitu penyusunan anggaran yang dikaitkan dengan tujuan dan rencana tahunan, adopsi anggaran yang meliputi pengusulan dan persetujuan anggaran, dan eksekusi atau implementasi anggaran. Hipotesis 2 (H2) yang menyatakan bahwa komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengelolaan anggaran adalah sesuai dan diterima. Hasil ini sejalan dan didukung oleh penelitian Sugioko dan Sumarno tetapi tidak berkesesuaian penelitian Yuniarti dan Saty. Fakta empiris tersebut mengindikasikan bahwa dosen memiliki perspektif bahwa apabila pimpinan manajemen institusi yang menjadi pengambil keputusan realisasi anggaran, yaitu pimpinan perguruan tinggi dan yayasan, jika mereka memiliki komitmen terhadap organisasi untuk merealisasikan anggaran secara optimal sebagai bentuk kepercayaan dan keberterimaannya yang kuat terhadap tujuan dan nilai-nilai organisasi, dan kesediaan melakukan yang terbaik untuk memberikan nilai benefit
Jasman (Akademi Teknik Soroako)
7
Hipotesis (ISSN 2085-465X), Tahun ke-4. Nomor 3, September 2012
kepada para pemangku kepentingan organisasi terutama mahasiswa, maka efektivitas pengelolaan anggaran juga akan tinggi. 4. Simpulan dan Saran Partisipasi dosen dalam penyusunan anggaran alat dan bahan pembelajaran berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap efektivitas pengelolaan anggaran. Hal berbeda ditunjukkan oleh variabel komitmen organisasi yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap efektivitas pengelolaan anggaran. Bukti empiris ini menunjukkan bahwa efektivitas pengelolaan anggaran alat dan bahan pembelajaran pada perguruan tinggi tidak bergantung pada besar-kecilnya peran dosen dalam penyusunan anggaran, tetapi sangat ditentukan oleh komitmen yang kuat pejabat pengambil keputusan persetujuan anggaran, yaitu pimpinan perguruan tinggi dan yayasan. Anggaran yang baik adalah representasi tujuan organisasi, gambaran sumber daya yang dibutuhkan, dan elemen efektivitas dan efisiensi. Dengan dasar di atas diharapkan perguruan tinggi meningkatkan perhatian pada pengelolaan anggaran dengan membangun sistem dan prosedur anggaran yang komprehensif, diklat anggaran untuk dosen dan pegawai sesuai perkembangan yang terjadi, dan membangun komitmen untuk menjadikan anggaran sebagai penggerak utama peningkatan kinerja perguruan tinggi. Keterbatasan dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh hanya dari para dosen Akademi Teknik Soroako sehingga saran di atas belum dapat menjadi acuan perguruan tinggi secara keseluruhan. Daftar Pustaka Bangun, Andarias. 2009. Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan Anggaran, Kejelasan Sasaran Anggaran, dan Struktur Desentralisasi Terhadap Kinerja Manajerial SKPD dengan Pengawasan Internal sebagai Variabel Pemoderasi. Tesis. Blocher, E.J; Chen, K.H; Cokins, G.; Lin, T.W. 2007. Manajemen Biaya. Terjemahan oleh Tim Penerjemah Penerbit Salemba. 2009. Jakarta: Salemba Empat. Drucker, Peter F. 2001. Managemen Task, Responsibilities, Practices. Linacre House, Jordan Hill, Oxford. (online), http://books.google.co.id/books?id. Diakses 16 Mei 2011. Ferdinant, Augusty. 2006. Pedoman Penelitian Manajemen. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. Horngren,
C.T.; Foster, George. International, London.
1987.
Cost
Accounting.
Prentice-Hall
Huang, Cheng-Li; Chen, Mien-Ling. 2010. Playing Devious Games, Budgetemphasis in Performance Evaluation, and Attitudes Towards the Budgetary Process, Management Decision Journal, (online), Vol. 48, No. 6: pp. 940-951, www.emeraldinsight.com. Diakses 30 April 2011. Joshi, P.L; Al-Mudhaki, J.; Bremser, W.G. 2003. Corporate Budget Planning, Control and Performance Evaluation in Bahrain. Managerial Auditing Journal (online), Vol. 18, No. 9: pp. 737-750, www.emeraldinsight.com/0268-6902.htm, Diakses 30 April 2011.
Jasman (Akademi Teknik Soroako)
8
Hipotesis (ISSN 2085-465X), Tahun ke-4. Nomor 3, September 2012
Sasongko, Catur; dan Parulian, Safrida Rumondang. 2010. Anggaran. Salemba Empa, Jakarta. Siregar, Suzanna L. 2008. Pembuatan Tabel Koefisien Korelasi Momen-produk Pearson (Pearson Product-moment Correlation Coefficient) dengan Microsoft Excel (online). www.ssiregar.staff.gunadarma.ac.id/ Downloads/files/9589/Tabel_R.pdf. Diakses 20 Januari 2012. Sugioko, Sofian. 2010. The Impacy of Budget Participation on Job Performance of University Executivesesia, Kasetsart Journal (online), (Soc.Sci) 31: 271279 (2553). http://kasetsartjournal.ku.ac.th/kujfiles/Diakses 31 Mei 2011. Sumarno, J. 2005. Pengaruh Komitmen Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Hubungan Antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial, Simposium Nasional Akuntansi 8 (online), Solo, Tanggal 15-16 September 2005: pp. 586-616. http://smartaccounting.files. wordpress.com/2011/03/kamp-02.pdf. Diakses 11 Juni 2011. Unesco. 2006. Budget and Financial Management (Chapter 35). International Institute for education planning, Paris, (online), http://www.unesco.org/iiep/eng/focus/emergency/guidebook/ Chapter35.pdf. Diakses 2 Mei 2011. Uyanto, Stanislaus S. 2009. Pedoman Analisis Data dengan SPSS. Graha Ilmu, Yogyakarta. Yuniarti, Evi; Saty, F. Marga. 2008. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Hubungan antara Partisipasi Anggaran dan Kinerja Manajerial, Jurnal Ilmiah Essai, Vol. 2, No. 1, 1 Januari 2008 (ISSN No. 1978-6034).
Jasman (Akademi Teknik Soroako)
9