JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732
.
PENGARUH AUDIT LINGKUNGAN , FUNGSI PEMERIKSAAN AUDIT INTERNAL, DAN KERTAS KERJA PEMERIKSAAN AUDIT TERHADAP PELAPORAN AUDIT MANAJEMEN DENGAN DAMPAKNYA TERHADAP INFORMASI KINERJA KOMISARIS TERHADAP LINGKUNGAN PADA PDAM KOTA BANDUNG Oleh : Nur Zeina Maya Sari Dosen Jurusan Akuntansi Universitas Langlang Buana (UNLA) Dan Mahasiswa Doktor Ilmu Akuntansi Universitas Pajajaran (UNPAD) Email:
[email protected] (Received: 5-03-2017; Reviewed: 7-03-2017; Revised: 10-03-2017; Accepted: 15-03-2017; Published: 31-03-2017)
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besar pengaruh Audit Lingkungan , Fungsi Pemeriksaan, Kertas Kerja Pemeriksaan Audit terhadap Pelaporan Audit Manajemen dengan dampaknya terhadap informasi kinerja komisaris terhadap lingkungan pada PDAM Kota Bandung. . Penelitian ini menggunakan metoda deskriptif dan verifikatif. Jenis data yang digunakan adalah data primer menggunakan skala ordinal. Sampel yang digunakan terhadap 36 sampel dengan uji validitas dan realibilitas dilakukan terhadap kuesioner yang telah terkumpul, selanjutnya data yang berskala ordinal dikonversi dalam skala interval kemudian menggunakan msi (measurement succsive interval). Analisis data dilakukan menggunakan SPSS 22. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Audit lingkungan berpengaruh terhadap pelaporan audit manajemen sebesar 9.14%. (2) Fungsi Pemeriksaan Audit berpengaruh terhadap pelaporan audit manajemen sebesar 24.8 %, (2) Kertas Kerja Pemeriksaan berpengaruh terhadap pelaporan audit manajemen sebesar 61.9 %, (3) Pelaporan Audit Manajemen dampaknya terhadap Informasi Kinerja Komisaris terhadap Lingkungan 94.28 % Kata Kunci: Audit Lingkungan, Fungsi Pemeriksaan, Kertas Kerja Pemeriksaan Audit , Pelaporan Audit Manajemen, dan informasi kinerja komisaris terhadap lingkungan
1
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732
1. PENDAHULUAN Pada saat ini permasalahan lingkungan hidup telah menjadi bagian dalam kehidupan manusia, bahkan masalah lingkungan telah menjadi isu global setelah beberapa negara Asean sudah menerapkan faktor lingkungan hidup menjadi salah satu fokus utama perusahaan, sehingga munculah akuntansi lingkungan (green accounting) dan audit lingkungan yang ditampilkan dalam laporan audit manajemen. Laporan audit manajemen merupakan laporan oleh pihak auditor kompeten dan independen yang menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan yang diaudit, dimana auditor dapat melaporkan temuannya kepada manajemen atau klien serta memberinya solusi. Dalam dekade empat puluh tahun lingkungan dalam laporan audit manajemen hanya dipandang sebagai masalah lokal, pencemaran udara dan masalah limbah industri. Berbeda dengan zaman sekarang ini lingkungan hidup dipandang sebagai masalah global seperti hujan asam, kerusakan lapisan ozon, pemanasan global dan perubahan iklim. Sehingga munculah kesadaran masyarakat akan perlunya suatu alat analisis yang obyektif dan faktual terhadap laporan audit manajemen untuk menilai kinerja operasional perusahaan terhadap lingkungan. Aktivitas perusahaan terhadap lingkungan yang memberi pengaruh pada perusahaan digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1.1 Industry and environment relationship Sumber: Ifac , 2015
Perusahaan dituntut untuk merubah sistem manajemen lingkungan agar sesuai dengan konsep going concern pembangunan berkelanjutan yang berwawasan lingkungan. Audit lingkungan merupakan alat untuk memverifikasi secara obyektif upaya manajemen lingkungan dan dapat membantu mencari langkah-langkah perbaikan untuk meningkatkan kinerja lingkungan, berdasarkan 1
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732 kriteria
yang
Fenomena yang melatar belakangi penelitian ini
telah
Vol.1, No.1, Maret 2017 ditetapkan.
diantaranya Dr. Ir. Fadel Muhammad laporan
keuangan pemerintah daerah (LKPD) tidak saja buruk, banyak penyaluran uang yang tidak bisa dipertanggungjawabkan kepada negara yang menjadi penyertaan modal tersebut dipertanyakan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) karena tidak tercatat dalam LKPD. Berbicara di depan mahasiswa pada acara Simposium Anti Korupsi di UGM Yogyakarta, Sabtu (28/2), dia mengatakan kasus tersebut diketahui setelah menerima laporan hasil audit BPK 2008. Dalam hal ini laporan audit manajemen terutama daerah LKPD masih buruk . Sebagai upaya proaktif perusahaan untuk perlindungan lingkungan yang akan membantu meningkatkan kinerja operasional perusahaan terhadap lingkungan, dan pada akhimya dapat meningkatkan citra positif perusahaan. Hal inilah yang kemudian menjadi salah satu alasan yang melatar belakangi audit lingkungan, fungsi audit operasional dan kertas kerja pemeriksaan sebagai dasar evaluasi. Corporate Sosial Responsibility adalah salah satu bentuk tanggung jawab sosial yang dilakukan perusahaan sebagai dasar akibat dari kesadaran perusahaan bahwa keberlanjutan perusahaan lebih penting bila dibandingkan dengan hanya memperoleh laba semata. Sehingga evaluasi dan CSR yang baik perusahaan akan dinilai positif oleh masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui seberapa besar pengaruh
audit lingkungan terhadap
laporan audit manajemen, seberapa besar pengaruh fungsi audit internal terhadap laporan audit manajemen, mengetahui seberapa besar pengaruh kertas kerja pemeriksaan terhadap laporan audit manajemen dan mengetahui seberapa besar pengaruh laporan audit manajemen terhadap informasi kinerja komisaris terhadap lingkungan
2. TINJAUAN PUSTAKA Peran audit intern dan ekstern , sudah menjadi potensi yang lebih efektif, yang telah mengakibatkan suatu hubungan lebih dalam antara kedua kelompok a.Mutu Audit Intern
2
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Melaksanakan pemeriksaan intern sesuai dengan standar auditing (SPAP 2012), mengumpulkan bahan bukti yang cukup, tidak menemukan adanya kesalahan material atas penyimpangan dari PABU Laporan keuangan telah menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material untuk Laporan keuangan. Mutu Pengawasan intern adalah suatu area yang mempelajari Banyak literatur ini menggunakan survei dan pendekatan bersifat
pemeriksaan sementara.
untuk menilai apakah, dan
bagaimana, auditor eksternal menyertakan ke tiga faktor kualitas yaitu kemampuan/ wewenang, obyektifitas, dan mutu prestasi kerja yang ditentukan oleh standard auditing yang eksternal (SPAP, 2012) Studi ini
memusatkan
pada
obyektifitas, etika dan moral yang memberi alasan, dan
kelengkapan di dalam keputusan dan pertimbangan auditor internal. b. Evaluasi Audit Intern Berkualitas Satu rangkaian survei dan eksperimen mendorong identifikasi dan menaksir pentingnya ukuran-ukuran yang digunakan oleh auditor eksternal di dalam mengevaluasi masing-masing ke tiga audit intern faktor kualitas . Pengawasan intern efektif IAPI (2012: 319 ) mendefinisikan pengendalian intern sebagai sutu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektifitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Kertas kerja pemeriksaan (audit working papers ) merupakan mata rantai yang menghubungkan catatan klien dengan laporan, oleh karena itu kertas kerja merupakan alat yang penting. Definisi Kertas Kerja pemeriksaan menurut Arens (2014:197):
3
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Kertas kerja pemeriksaan adalah catatan catatan yang dibuat atau dikumpulkan dan disimpan oleh akuntan public mengenai prosedur pemeriksaan yang ditempuhnya, pengujian yang dilakukannya, keterangan yang diperolehnya dan kesimpulan yang ditariknya sehubungan dengan pemeriksaan. Audit quality is obtained by a process of identifying and administering the activities needed to achieve the quality objectives (mayasari & hidayat ,2015) Kualitas audit dalam laporan audit manajemen merupakan laporan oleh pihak auditor yang menyatakan pendapatnya atas laporan keuangan yang diaudit, dimana auditor dapat melaporkan temuannya kepada manajemen atau klien serta memberinya solusi.
3. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan untuk menyelesaikan rumusan masalah adalah dengan metode analisis deskriptif . Dimana pengertian metode Deskriptif menurut Nazir (2013:54), merupakan suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristwa pada masa sekarang. Deskriptif berarti pemaparan masalah yang ada. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karekteristik tertentu, jelas, lengkap yang akan diteliti. Populasi yang digunakan adalah pegawai PDAM Bandung. Teknik pengambilan sampel dalam penelitianini adalah probability sampling , dengan metode yang digunakan purposive sampling. Ukuran sampel yang diambil 36 orang . 4. HASIL DAN PEMBAHASAN PDAM Kota Bandung dimulai sejak zaman penjajahan Belanda di Indonesia. Pembentukkan PDAM Kota Bandung sebagai Badan Usaha Milik Daerah (BUMD)
berdasarkan
Peraturan
Daerah
(Perda) Kotamadya Bandung Nomor7/PD/1974. Visi PDAM Tirtawening Kota Bandung adalah terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan pelayanan air bersih dan air kotor yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan
4
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Berdasarkan hasil pendistribusian kuesioner dapat dilihat mengenai demographic profile of respondents pada PDAM Kota Bandung(Persero) di Indonesia yang menggambarkan karakteristik responden mengenai jenis kelamin, umur, latar belakang pendidikan, masa kerja.
Wanita 31%
Pria 69%
Pria Wanita
Gambar 4.1 Grafik Kelamin Responden Sumber : Data Diolah penulis, 2016 Tabel diatas menunjukkan usia responden dalam penelitian ini. Mayoritas responden sebanyak 27.8% berusia 31-38 tahun, kemudian sebanyak 25% responden berusia diantara lebih dari 46 tahun dan yang terendah sebanyak 8,33% responden yang berusia antara 39-46tahun
< 22 tahun > 46 tahun 3% 22-30 tahun 25% 39-46 tahun 36% 8% 31-38 tahun 28%
< 22 tahun 22-30 tahun 31-38 tahun 39-46 tahun > 46 tahun
Gambar 4.2 Grafik Usia Responden Sumber : Data Diolah penulis, 2016 Tabel memperlihatkan jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini. Mayoritas sebanyak 69,44% responden memiliki tingkat pendidikan S1. Kemudian sebanyak 16,67% responden adalah memiliki
5
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 tingkat pendidikan D3. Sedangkan untuk tingkat pendidikan yang paling sedikit terdapat pada tingkat pendidikan S2, yaitu sebesar 9,68%.
8%6%
SMA
17%
D3 S1
69%
S2
Gambar 4.3 Grafik Tingkat Pendidikan Sumber : Data Diolah penulis, 2016 Tabel memperlihatkan jenis pekerjaan responden dalam penelitian ini. Mayoritas sebanyak 88,89% responden memiliki jabatan sebagai Staf, kemudian responden dengan jabatan Kabag sebesar 5,56%. Sedangkan responden paling sedikit memiliki jabatan sebagai Kadiv dan Direktur/Vice President dengan persentase sebesar 2,78%.
3% 5%3%
Staf Kabag 89%
Kabid BOD
Gambar 4.5 Grafik Jabatan Responden Sumber : Data Diolah penulis, 2016 Dari tabel 4.5. diketahui bahwa jenis masa kerja responden didominasi oleh masa kerja kurang dari 5-10 tahun dengan persentase sebesar 41,67%, selanjutnya responden dengan masa kerja kurang dari 5 tahun sebanyak 30,56%, dan masa kerja selama lebih dari 20 tahun sebanyak 16,67%. Sedangkan responden yang memiliki masa kerja yang paling sedikit terdapat pada masa kerja 11-20 tahun sebesar 11,11%.
6
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732
11%
17%
30%
< 5 tahun 5-10 tahun
42%
11-20 tahun >20 tahun
Gambar 4.6 Grafik Masa Kerja Responden Sumber : Data Diolah penulis, 2016
Akuntansi
19%
39%
42%
Ekonomi Non Akuntansi Non Ekonomi
Gambar 4.7 Grafik Latar Belakang Pendidikan Sumber : Data Diolah penulis, 2016
Uji Instrumen data Sebelum melakukan pengujian tersebut maka akan dilakukan uji kualitas data dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas instrument. Uji Validitas Dalam melakukan uji validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Hasil korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk tersebut akan dibandingkan dengan nilai r hitung pada n=36 dan α = 5% yaitu 0,328. Semua item kuesioner yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,328 daya pembedanya dianggap memuaskan. Hal ini terlihat dari tabel titik kritis sebagai berikut
7
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil uji validitas Audit Lingkungan
No
Indeks
titik
No
Indeks
titik
Ket
Ket
Item validitas
kritis
Item validitas kritis
X1
0.384
0.328 Valid X9
0.575
0.328 Valid
X2
0.495
0.328 Valid X10
0.644
0.328 Valid
X3
0.649
0.328 Valid X11
0.676
0.328 Valid
X4
0.845
0.328 Valid
Tidak 0.328 X12
0.303
Valid
X5
0.712
0.328 Valid X13
0.403
0.328 Valid
X6
0.518
0.328 Valid X14
0.532
0.328 Valid
X7
0.658
0.328 Valid X15
0.497
0.328 Valid
X8
0.526
0.328 Valid X16
0.626
0.328 Valid
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai indeks validitas pada ke-15 butir pertanyaan mengenai Audit Lingkungan lebih besar dari 0.328 sehingga dapat disimpulkan bahwa 1 butir pertanyaan tentang pengrtahuan audit lingkungan tidak valid akan dibuang, dan 15 butir pernyataan pada variabel Audit Lingkungan tersebut valid dan layak digunakan sebagai alat ukur variabel tersebut Tabel 4.9 Rekapitulasi hasil uji validitas Fungsi Pemeriksaan Audit Lingkungan No
Indeks
titik
No
Indeks
titik
Item
validitas
kritis
X21
0.632
0.328
Ket Item
validitas
kritis
X17
0.431
0.328
Valid
Ket
Valid
8
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 X18
0.681
0.328
Valid
X22
0.654
0.328
Valid
X19
0.588
0.328
Valid
X23
0.528
0.328
Valid
X20
0.508
0.328
Valid
Sumber : Data diolah penulis 2016 Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai indeks validitas pada 7 item pertanyaan mengenai Fungsi Pemeriksaan Audit Lingkungan lebih besar dari 0.328 sehingga dapat disimpulkan bahwa 7 butir pernyataan pada variabel Fungsi Pemeriksaan Audit Lingkungan valid dan layak digunakan sebagai alat ukur variabel tersebut. Tabel 4.10 Rekapitulasi hasil uji validitas Kertas Kerja Pemeriksaan No
Indeks
titik
No
Indeks
titik
Item
validitas
kritis
Valid
X27
0.712
Ket Item
validitas
kritis
X24
0.144
0.328
Ket
Tidak 0.328
Valid
X25
0.664
0.328
Valid
X28
0.707
0.328
Valid
X26
0.713
0.328
Valid
X29
0.609
0.328
Valid
Sumber : Olah Data penulis, 2016 Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai indeks validitas pada 6 item pertanyaan mengenai Kertas Kerja Pemeriksaan lebih besar dari 0.328 sehingga dapat disimpulkan bahwa 1 butir tidak valid . 5 butir pernyataan pada variabel Kertas Kerja Pemeriksaan valid dan layak digunakan sebagai alat ukur variabel tersebut. Tabel 4.12 Rekapitulasi hasil uji validitas Laporan Audit Manajemen No
Indeks
titik
No
Indeks
titik
Ket Item validitas kritis
Ket Item validitas kritis
9
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 X36
0.585
0.328 Valid X40
0.835
0.328
Valid
X37
0.609
0.328 Valid X41
0.334
0.328
Valid
X38
0.835
0.328 Valid X42
0.477
0.328
Valid
X39
0.760
0.328 Valid
Sumber : Olah Data penulis, 2016 Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai indeks validitas pada ke 7 butir pertanyaan mengenai Laporan Audit Manajemen lebih besar dari 0.328 sehingga dapat disimpulkan bahwa 7 butir pernyataan pada variabel Laporan Audit Manajemen tersebut valid dan layak digunakan sebagai alat ukur variabel tersebut. Tabel 4.13 Rekapitulasi hasil uji Validitas Informasi Komisaris terhadap Lingkungan Indeks
titik
No Item
Ket validitas kritis
X43
0.580
0.328
Valid
0.592
0.328
Valid
X45
0.728
0.328
Valid
X46
0.672
0.328
Valid
X44
Sumber : Olah Data penulis, 2016 Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai indeks validitas pada ke 4 butir pertanyaan mengenai Kualitas Tanggung Jawab Lingkungan lebih besar dari 0.328 sehingga dapat disimpulkan bahwa 4 butir pernyataan pada variabel Tanggung Jawab Lingkungan tersebut valid dan layak digunakan sebagai alat ukur variabel tersebut. Uji Asumsi Klasik
10
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Uji Normalitas H0 : Data berdistribusi normal H1 : Data tidak berdistribusi normal α = 5% Selanjutnya peneliti akan melakukan uji normalisasi dan pengolahan statistik dengan menggunakan alat bantu SPSS 22, berikut adalah hasil uji normalitas dengan menggunakan uji Kolmogorov smirnov
Tabel 4.12 Hasil Pengujian Normalitas Data
Sumber : Data diolah penulis 2016 Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 22 pada tabel Kolmogorov Smirnov di atas, dapat disimpulkan bahwa didapat nilai signifikansi sebesar 0.723 yang artinya nilai signifikansi lebih besar dari 0.05 sebagai syarat data berdistribusi normal. Maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan memenuhi syarat uji asumsi normalitas. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas merupakan suatu situasi dimana beberapa atau semua variabel bebas berkorelasi kuat. Dengan demikian berarti semakin besar korelasi diantara sesama variabel independen, maka tingkat kesalahan dari koefisien regresi semakin besar yang mengakibatkan standar errornya
11
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 semakin besar pula. Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas adalah dengan :menggunakan Variance Inflation Factors (VIF) atau dapat dilihat juga dari nilai tolerance. Dengan menggunakan SPSS versi 19.00 diperoleh nilai tolerance dan VIF sebagai berikut: Tabel 4.13 Nilai Tolerance dan VIF
Sumber : Data diolah penulis 2016 Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS 22.00, dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinieritas karena nilai tolerance yang sudah lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF yang kurang dari 10. Dengan demikian tidak terdapat hubungan yang kuat antara variabel Audit Lingkungan, Kertas Kerja Pemeriksaan , dan Audit Lingkungan, Fungsi Pemeriksaan Audit Internal , dan Kertas Kerja Pemeriksaan Audit secara Simultan Audit. Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas adalah kondisi dimana dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika varians berbeda disebut heteroskedstisitas.Dalam penelitian ini akan digunakan metode chart (diagram scatterplot) untuk menguji heterooskedastisitas. Berikut ini adalah diagram scartterplot dengan menggunakan SPSS 22.00 :
12
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732
Sumber : Data diolah penulis 2016 Gambar 4.13 Scaterplot Heteroskedastisitas
Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa dalam model tidak terdapat heterokedastisitas karena pada gambar tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y. Hal ini menandakan bahwa dalam model, variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain sama atau konstan. Sehingga asumsi tidak adanya heteroskedastisitas atau adanya homoskedastisitas sudah terpenuhi untuk persamaan regresi. Uji Autokorelasi Autokorelasi atau korelasi diri atau korelasi serial adalah suatu kondisi dimana adanya korelasi diantara nilai-nilai yang berurutan dari variabel yang sama. Dalam penelitian ini dilakukan uji autokorelasi dengan uji statistik Run test yakni dengan membandingkan nilai signifikansi dengan α = 5%. Hasil uji autokorelasi dapat dilihat pada tabel 4.17 sebagai berikut :
13
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Tabel 4.14 Hasil Pengujian Autokorealsi
Sumber : Data diolah penulis 2016 Berdasarkan hasil analisi di atas dengan menggunakan program SPSS versi 22.00 didapatkan hasil bahwa nilai p-value atau nilai signifikansi sebesar 1.00 dibandingkan nilai alpha 0.05 artinya nilainya lebih besar dari alpha 0.398>0.05 yang artinya cukup random bahwa H0 diterima yang dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi. Model Regresi Berganda Dalam mengetahui pengaruh Audit Lingkungan, Fungsi Pemeriksaan Audit Lingkungan, Kertas Kerja Pemeriksaan, dan Audit Lingkungan, Fungsi Pemeriksaan Audit Internal , dan Kertas Kerja Pemeriksaan Audit secara Simultan Audit terhadap Laporan Audit Manajemen dan dampaknya terhadap Tanggung Jawab Lingkungan maka model regresi berganda melalui 2 tahap , yang akan dibentuk adalah sebagai berikut: Y = β0 + β1X1 + β2X2+ β3X3+ β4X4 + e
Z = β0 + β1Y1 + e
14
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732
Keterangan: Y
= Laporan Audit Manajemen
β0
= konstanta
β1, β2
= Koefesien regresi
X1
= Audit Lingkungan
X2
= Fungsi Audit Intern
X3
= Kertas Kerja Pemeriksaan
X4
= Audit Lingkungan, Fungsi Pemeriksaan Audit Internal , dan Kertas Kerja
Pemeriksaan Audit secara Simultan Audit e
= Epsilon (pengaruh faktor lain)
Z
= Kualitas Tanggung Jawab Lingkungan
Dengan menggunakan bantuan aplikasi program SPSS 22, didapat output hasil perhitungan regresi linier berganda sebagai berikut: Tabel 4.15 Koefisien Regresi Dengan Laporan Audit Manajemen Sebagai Variabel Dependen
Sumber : Data diolah penulis 2016
Berdasarkan output di atas didapat nilai kontstanta dan koefisien regresi sehingga dapat dibentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:
15
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Y = 0.401 +0.69 X1+ 0.347X2+0.740X3 Persamaan di atas dapat diartikan sebagai berikut: b0 = 0.401
artinya jika Audit Lingkungan, fungsi audit intern , Kertas Kerja Pemeriksaan dan Audit Lingkungan, Fungsi Pemeriksaan Audit Internal , dan Kertas Kerja Pemeriksaan Audit secara Simultan Audit bernilai nol maka Laporan Audit Manajemen bernilai 0.401
b1= 0.69
artinya jika Audit Lingkungan (X1) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel Laporan Audit Manajemen (Y) akan meningkat sebesar 0.609
b2=0.347
artinya jika fungsi audit intern meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel Efektivitas Sistem Tanggung Jawab Lingkungan (Y) akan meningkat sebesar 0.367
b3=0.740
artinya jika Kertas Kerja Pemeriksaan (X3) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel Efektivitas Sistem Tanggung Jawab Lingkungan (Y) akan meningkat sebesar 0.740
b4= -0.340
artinya jika Audit Lingkungan, Fungsi Pemeriksaan Audit Internal , dan Kertas Kerja Pemeriksaan Audit secara Simultan Audit (X4) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel Laporan Audit Manajemen (Y) akan menurun sebesar 0.340
Sumber : Data diolah penulis 2016
16
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Berdasarkan output di atas didapat nilai kontstanta dan koefisien regresi sehingga dapat dibentuk persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Z = -1.038 +0.597 Y1 Persamaan di atas dapat diartikan sebagai berikut: b0 = -1.038
artinya jika Laporan Audit Manajemen bernilai nol maka Kualitas Tanggung Jawab Lingkungan bernilai 1.038
b1= 0.597
artinya jika Laporan Audit Manajemen (Y1) meningkat sebesar satu satuan dan variabel lainnya konstan, maka variabel informasi komisaris terhadap Lingkungan (Z) akan meningkat sebesar 0.597
Analisis Koefisien Korelasi Korelasi ini digunakan untuk mengukur derajat hubungan serta arah hubungan variabel independen yaitu dalam penelitian ini adalah variabel Audit Lingkungan (X1), fungsi audit intern(X2), Kertas Kerja Pemeriksaan (X3), dan Audit Lingkungan, Fungsi Pemeriksaan Audit Internal , dan Kertas Kerja Pemeriksaan Audit secara Simultan Audit (X4) dengan variabel dependen yaitu Laporan Audit Manajemen (Y) dilihat dari tabel korelasi dibawah ini: Tabel 4.16 Interprestasi Korelasi
No
Interval Koefesien
Tingkat Hubungan
1
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
2
0,20 – 0,399
Rendah
3
0,40 – 0,599
Sedang
4
0,60 – 0,799
Kuat
5
0,80 – 1,000
Sangat Kuat
17
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Sumber: Sugiyono (2010:250) Dari nilai koefisien korelasi antara Kualitas Sistem Tanggung Jawab Lingkungan dengan Audit Lingkungan adalah 0.720 sehingga menunjukkan bahwa keduannya memiliki hubungan yang kuat sedangkan nilai koefisien korelasi antara variabel Laporan Audit Manajemen dengan fungsi audit intern adalah 0,726 menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan yang kuat pula. Nilai koefisien korelasi antara Kualitas Sistem Tanggung Jawab Lingkungan dengan Kertas Kerja Pemeriksaan adalah 0.837 sehingga menunjukkan bahwa keduannya memiliki hubungan yang kuat sedangkan nilai koefisien korelasi antara variabel Kualitas Sistem Informasi Audit Lingkungan, Fungsi Pemeriksaan Audit Internal , dan Kertas Kerja Pemeriksaan Audit secara Simultan Audit adalah 0,611 menunjukkan bahwa keduanya memiliki hubungan yang kuat pula. Dari Penelitian diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien korelasi antara Kualitas Tanggung Jawab Lingkungan dengan Laporan Audit Manajemen adalah 0.971 sehingga menunjukkan bahwa keduannya memiliki hubungan yang kuat. Koefisien Determinasi Koefisien determinasi digunakan untuk melihat persentase pengaruh yang diberikan oleh audit lingkungan dan fungsi audit intern, dan kertas kerja pemeriksaan terhadapLaporan audit manajemen. Dengan menggunakan rumus KD = r2 X 100% maka diperoleh: Tabel 4.18 Koefisien Determinasi terhadap Laporan Audit Manajemen
18
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Sumber : Data diolah penulis 2016 Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai R = 0.914, nilai ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat. selanjutnya koefisien determinasi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut: KD
= (0,914)2 x 100% = 91.4%
Nilai koefisien determinasi sebesar 0.835 menunjukan bahwa Audit Lingkungan, fungsi audit intern dan kertas kerja pemeriksaan memberikan pengaruh simultan sebesar 83.5% terhadap Laporan Audit Manajemen. Sedangkan sisanya sebesar 16.5% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini. Untuk mengetahui besar koefisien determinasi secara parsial antara variabel bebas Audit Lingkungan , fungsi audit intern dan kertas kerja pemeriksaan dapat dilihat melalui tabel dan proses perhitungan sebagai berikut. Tabel 4.18 Koefisien Determinasi terhadap informasi komisaris terhadap Lingkungan
Sumber : Data Diolah Penulis 2016 Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai R = 0.971, nilai ini menunjukkan adanya hubungan yang kuat antara variabel bebas secara simultan dengan variabel terikat. selanjutnya koefisien determinasi dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:
19
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 KD = (0,971)2 x 100% = 97.1% Nilai koefisien determinasi sebesar 0.942 menunjukan bahwa Laporan Audit Manajemen memberikan pengaruh simultan sebesar 94.20 % terhadap Kualitas Tanggung Jawab Lingkungan. Sedangkan sisanya sebesar 5.8 % dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati di dalam penelitian ini. Untuk mengetahui besar koefisien determinasi secara parsial antara variabel bebas dapat dilihat melalui tabel dan proses perhitungan sebagai berikut.
Tabel 4.19 Nilai Koefisien Beta dan Zero-order
Sumber : Data diolah penulis 2016
20
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Besarnya pengaruh : Variabel X1
: 0.127 X 0.720 =
0.0914
= 9.14
%
Variabel X2
: 0.342 X 0.726 =
0.248
=
24.8
%
Variabel X3
: 0.740 X 0.837 =
0.619
=
61.9
%
Variabel Y1
: 0.971 X 0.971 =
0.9428
= 94.28
%
Dari hasil uji individu di atas diketahui bahwa pengaruh Kertas Kerja Pemeriksaan terhadap Kualitas Sistem Tanggung Jawab Lingkungan yaitu 61.9% lebih besar daripada pengaruh Audit Lingkungan, metoda pengembangan sistem dan Audit Lingkungan, Fungsi Pemeriksaan Audit Internal , dan Kertas Kerja Pemeriksaan Audit secara Simultan Audit . Dapat diketahui bahwa pengaruh Kualitas Sistem Tanggung Jawab Lingkungan terhadap informasi komisaris terhadap
Lingkungan yaitu
94.28%. V. KESIMPULAN 1. Audit Lingkungan berpengaruh terhadap Laporan Audit Manajemen sebesar 9.14%. Laporan Audit Manajemen belum sepenuhnya berkualitas karena
pengetahuan mengenai audit
lingkungan belum berjalan secara sempurna 2.
Fungsi Pemeriksaan Audit Berpengaruh terhadap Laporan Audit Manajemen sebesar 24.8% belum sepenuhnya berkualitas karena mutu pengawasan belum terjaga.
3. Kertas Kerja Pemeriksaan berpengaruh terhadap Laporan Audit Manajemen. sebesar 61.9% belum sepenuhnya berkualitas karena mempersiapkan laporan manajemen dalam laporan pendapatan belum berjalan sesuai dengan harapan organisasi. 4. Audit Lingkungan, Fungsi Pemeriksaan Audit dan Kertas Kerja Pemeriksaan berpengaruh terhadap Laporan Audit Manajemen sebesar 20.7%. Laporan Audit Manajemen belum sepenuhnya berkualitas karena sentralisasi yang terjadi pada PDAM belum ideal. 5. Informasi dipengaruhi oleh kualitas Laporan Auditkinerja komisaris terhadap lingkungan sebesar 94.28% diungkapkan dalam laporan keuangan perusahaan
21
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 6. SARAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti menyarankan: (1) Audit Lingkungan, Fungsi Audit , Kertas Kerja Audit jika dilakukan secara rutin, sehingga terdeteksi kelemahan Laporan Audit Manajemen yang berdampak pada kinerja komisaris. (2) Memberikan pengembangan karyawan auditor dalam audit lingkungan
dalam
meningkatkan kualitas laporan audit manajemen.(3) peneliti yang akan datang agar melakukan pengujian terhadap perusahaan dengan indikator faktor lain untuk melihat keefektipan Laporan audit manajemen. Ucapan terimakasih kepada: 1. Prof. Dr. H.M Djumhana Purwanegara,S.E,MM (Alm) selalu memotivasi penelitian ini selaku komisaris PDAM Bandung dan Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Langlang Buana 2. Dr. H. R. Hidayat Effendi,S.E,Ak,S.ip,MM,CA,AP menerbitkan jurnal JASa prodi Akuntansi Universitas Langlangbuana (UNLA) 3. Mirna Nurwenda,S.E,Ak,Msi selaku ketua prodi akuntansi.
22
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 DAFTAR PUSTAKA Agoes Soekrisno. (2012). Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntansi Publik.Edisi 4.Jakarta: Salemba Empat Arens, Alvin, A.,Randal J.Elder, and Mark S.Beasley.(2014). Audit and Assurance Services:An Integrated approach,16 th edition,Prentice Hall,Pearson company non proper inc.,Upper Saddle river, New Jersey Arens, Alvin,A.,Randal J.Elder, and Mark S.Beasley,(2012), Audit and Assurance Services:An Integrated approach,14 th edition,Prentice Hall,Pearson company non proper inc.,Upper Saddle river, New Jersey Azhar Susanto. (2009). Sistem informasi manajemen : Pendekatan Terstruktur Resiko Pengembangan. Bandung : Lingga Jaya. Azhar Susanto. ( 2013). Sistem Informasi Akuntansi: Struktur Pengendalian Risiko Pengembangan. Edisi Perdana. Cetakan Pertama. Bandung: Lingga Jaya. Bastian Indra, (2013),Audit Sektor Publik. Jakarta: Salemba Empat Dr. Ir. Fadel Muhammad, ,www. detik.com diunduh pada 28 oktober 2015 Elder Randal,(2011),Jasa Audit and assurance.Edisi2. Jakarta:Salemba Empat IFAC. (2014). Audit berbasis ISA, Seminar audit for lecture,Bandung:IAPI. Ikatan Akuntan Indonesia. ( 2014). Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2012). Standar Profesional Akuntan Publik, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Ikatan Akuntan Publik Indonesia. (2013). Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Josep Vallverdú Calafell. (2000). An Attempt to Go Beyond Conventional Financial Accounting Information, Internet Publications of Working Paper Series of Universitat Pompeu Fabra, the Spain. Krishnan,Jagan dan Jong Eun Iced.(2011).Audit Committee Financial Expertise, Litigation Risk and Corporate Governance,Paper vesrsion June,ssrn id 131278 Mayasari, N. Z. (2017). The Influence of Implementation Intern Control, Information System Technology, Individual Culture to Quality Internal Audit with Quality human Resource Interviewing variabel Education Consultant in Indonesian. The International Journal Of Economic Research, 4(serialsjournals), 125-131. Mayasari, N. Z. (2016). Factors Influencing Quality Management Information System: Indonesian Government. Frontiers of Accounting and Finance, Lawarence press. MayaSari, Nur Zeina & Effendy (2015) . The Influence Organizational Culture On The Quality Of Accounting Information System Indonesian Government.IJSTR Volume 4 issue 10.issn 22778616 MayaSari, Nur Zeina (2015) . The Influence Implementation Internal Control, Information System Technology, Individual Culture To Quality Audit Internal With Quality Human Resource Moderating Variable Education Consultant In Indonesian. USM Malaysia Publishing MayaSari, Nur Zeina & Effendy (2015) . The Influence Implementation Internal Control To Quality Audit Internal Education Consultant In Indonesia .IJSTR Volume 4 issue 10.issn 2277-8616
23
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 MayaSari, Nur Zeina & Purwanegara (2016) . The effect of accounting information systems. IISTE. ISSN 2222-1719 Mayasari,Prof Dadang Sadeli (2016). The Information Technology Share In Management Information System.ICOGIA2016 Mayasari, N. Z., & Barat, B. J. STUDI KELAYAKAN INVESTASI HOTEL BINTANG 3 INVESTMENT FEASIBILITY STUDY 3 STAR HOTEL. Nur Zeina Maya Sari,Se, Mm, Dr. H. Hidayat Effendy, Se,Ak,S.Ip,Mm,Ca, A. (2015). Influence Implementation Internal control to quality audit Internal Education Consultant Indonesian. International Journal of Scientific & Technology Research, 4(11), 24-26. Nur Zeina Maya Sari, Se, Mm, Dr. H. Hidayat Effendy, Se, Ak, S.Ip, Mm, Ca, A. (2015). Influence Organizational Culture on The Quality of Accounting Information System Indonesian Government. International Journal of Scientific & Technology Research, 4(10), 290-293. SARI, N. Z. M. (2015). STUDI KELAYAKAN INVESTASI HOTEL BINTANG 3 INVESTMENT FEASIBILITY STUDY 3 STAR HOTEL. Ekonomus, 3(Universitas Langlangbuana), 1. SARI, N. Z. M. (2016). Factors Influencing Quality Management Information System: Indonesian Government. lawarencepress, 1(Editorial Board Editor Lawarencepress), 1. SARI, N. Z. M. (2016). The Effect Of Eficiency Information Technology And Communications Before And After Wearing Information Accountant Manajemen System (Siam) Case Study Pts X In Indonesia. International Journal of Scientific & Technology Research, 5(03), 45-50. SARI, N. Z. M. (2015, October). The Influence Implementation Internal Control, Information System Technology, Individual Culture To Quality Audit Internal With Quality Human Resource Moderating Variable Education Consultant In Indonesian. In http://iclk.usm.my/index.php/en/information/program-schedule International seminar (15.0015.30) (Vol. 1, No. Conference USM (Malaysia,Brunai, Indo, pp. Palm-1). Malaysia. SARI, N. Z. M. (2016). Factors Influencing Quality Management Information System: Indonesian Government. Frontiers of Accounting and Finance, 1(1). SARI, N. Z. M., & SADELI, D. (2016, October). The Information Technology Share In Management Information System. In International Conference On Global Optimization (Vol. 51, No. Langlangbuana University, PadjadjaranUSM, p. 51). http://media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170204091449_3750.pdf. SARI, N. Z. M., & PURWANEGARA, D. (2016). The Effect of Quality Accounting Information System in Indonesian Government (BUMD at Bandung Area). Research Journal of Finance and Accounting, 7(2), 188-196. SARI, N. Z. M. (2016). Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Dan Dampaknya terhadap informasi akuntansi. http://www.unla.ac.id/index.php/web/content/ejurnal, 2(1), 1. SARI, N. Z. M. (2015, October). The Influence organizational culture, implementation internal control on the quality of accounting information system with growth process business variabel moderating. In http://iclk.usm.my/index.php/en/information/program-schedule International seminar (15.45-16.00) (Vol. 1, No. Malaysia, p. 1). ICLK USM. Moh. Nazir, (2012), Metode Penelitian, Jakarta: Penerbit Ghalia Indonesia. Mulyadi, (2012), Audit dan assurance pendekatan terpadu, Terjemahan. Jakarta: Salemba Empat Prastowo andi.(2011).Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif: Menciptakan metode pembelajaran menarik.Jogyakarta:Diva Press Ridwan.(2012).Skala pengukuran Variabel Penelitian.Bandung: Alfabetha Sri Mulyani et al. (2016). The Critical Success Factors for The Use Of Information Systems and Its Impact on the Organizational Performance, International Business Management. Medwell Journals, ISSN 1993-5250, Volume 10, Issue 4, Page 552-560. Sri Mulyani.(2014). Sri Mulyani Nilai Data BI Tak Akurat. Kompas. Sabtu, 3 Mei.Hal. 1 dan 15 (kol.1-5) Sugiono.(2010).Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan H&D Bandung: Alfabeta Tuanakota.(2010).Akuntansi Forensik Dan Audit Investigatif. Jakarta:Salemba Empat
24
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Tuanakota.(2011). Berpikir Kritis Dalam Auditing.Jakarta:Salemba Empat Tuanakota.(2013).Audit Berbasis Isa.Jakarta:Salemba Empat The Institute of Internal Auditor (IIA),(2011).International The Proffesional Practices Frame Work (IPPF),The IIA Research foundation,Altamonte spring
25
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732
PENGARUH ANALISA RGEC TERHADAP KINERJA KEUANGAN, KESEHATAN BANK DAN AUDIT KEPATUHAN PENGGAJIAN PT BANK BRI Oleh : Siti Anggraeni, Ina Rayana , Sarah Rahmalia Rahayu dan Annisa JuliaKirani Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Langlang Buana Email :
[email protected] (Received: 7-03-2017; Reviewed: 9-03-2017; Revised: 10-03-2017; Accepted: 17-03-2017; Published: 31-03-2017)
ABSTRAK Informasi dalam laporan keuangan akuntansi di perbankan tidak berkualitas, maka informasi akuntansi menjadi tidak berguna (Kieso et al, 2007:41). Sejalan dengan pernyataan Kieso et al, Baltzan menjelaskan bahwa apabila informasi tidak berkualitas, maka akan berdampak pada pengambilan keputusan yang salah (Baltzan, 2012: 209). Perbankan merupakan tulang punggung dalam membangun sistem perekonomian dan keuangan Indonesia. Berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi sangat mempengaruhi dunia bisnis dan usaha dimana perusahaan-perusahaan saling bersaing memiliki kinerja yang baik terutama perbankan. Untuk menilai kinerja keuangan dari suatu bank dapat dinilai dari beberapa indikator salah satu penilaiannya dari RCEG. Laporan keuangan adalah salah satu media informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kesehatan Bank. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kinerja keuangan PT Bank Rakyat Indonesia/BRI (Persero) Tbk pada tahun 2009-2012. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif, dengan alat analisis yaitu rasio (CAR, Good Corporate Government,Risk, NPM, ROA, BOPO, LDR). Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang berupa laporan keuangan bank yang dipublikasikan dari tahun 2009-2012 bersumber dari Website Perusahaan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kinerja keuangan pada BRI untuk Rasio CAR, Good Corporate Government,Risk, NPM, ROA, BOPO, LDR dikategorikan dalam kelompok sehat. Manajemen sebaiknya memperhatikan dalam memberikan pinjaman kepada nasabah, melalui pinjaman kepada pegawai di instansi pemerintah, mengingat ada beberapa instansi yang melakukan kerja sama dengan BRI dalam hal pemberian pinjaman, tujuannya untuk meningkatkan penggunaan kredit. Pada aktivitas penggajian di PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk. sudah dilakukan dengan baik,didalam siklus penggajian terdapat perangkapan fungsi membuat daftar gaji dengan fungi pembayaran gaji karwayan. Disamping itu fungsi membuat daftar gaji karyawan juga melakukan fungsi pembuat bukti kas keluar untuk pembayaran gaji karyawan. Keadaan ini akan membwa akibat atau pengaruh terhadap terjaminnya keamanan kekayaan yang dimiliki oleh bank tersebut, serta keandalan dan ketelitian data akukntanis yang dihasilkan. Kata kunci: Kinerja keuangan, Kesehatan bank, Audit kepatuhan penggajian
2
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732
1. PENDAHULUAN Perbankan adalah lembaga keungan yang berperan sangat vital dalam aktivitas perdagangan internasional serta pembangunan nasional. Pada dunia ekonomi modern saat ini, masyarakat sangat bank minded. Ini dapat dilihat dari makin maraknya minat masyarakat untuk menyimpan, berbisnis, bahkan sampai berinvestasi melalui perbankan. Hal ini menyebabkan semakin maraknya dunia perbankan yang dapat dilihat dari tumbuhnya bank-bank swasta baru walaupun pemerintah semakin memperketat regulasi pada dunia perbankan.Berbagai permasalahan ekonomi yang dihadapi sangat mempengaruhi dunia bisnis dan usaha di mana perusahan-perusahan saling bersaing memiliki kinerja yang baik terutama perbankan. Untuk menilai kinerja keuangan dari suatu bank dapat dinilai dari beberapa indikator, salah satunya adalah laporan keuangan bank yang bersangkutan. Laporan keuangan merupakan salah satu media informasi yang dapat memberikan gambaran mengenai kesehatan perbankan. Saat ini istilah bank sehat atau tidak sehat semakin populer. Kesehatan suatu bank adalah kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Berdasarkan laporan keuangan yang ada dapat dianalisis dengan menggunakan metode RGEC yaitu Capital (Permodalan), Asset (Aktiva), Management (Manajemen), Earning (Rentabilitas), Liquidity (Likuiditas). Hasil pengukuran berdasarkan rasio tersebut diterapkan untuk menentukan tingkat kesehatan bank, yang dikategorikan sebagai berikut : sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat (Jumingan 2008:246). PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk juga atau biasa disebut BRI melakukan berbagai cara untuk selalu menjaga dan meningkatkan kinerja keuangannya, agar kekurangan yang ada segera diatasi serta menentukan arah untuk kemajuan bank. Sesuai dengan Visi dari PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk yaitu “Menjadi Bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan nasabah”
1.1 Identifikasi Masalah 1. Bagaimana analisis kinerja keuangan pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk dengan menggunakan RGEC pada tahun 2010-2014? 2. Bagaimana audit kepatuhan penggajian pada PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk ?
2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan Keuangan Munawir (2007:2) bahwa yang dimaksud dengan laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi antara data keuangan atau
2
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 aktivitas suatu perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahan tersebut.
2.2 Tujuan Laporan Keuangan Laporan keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu. Ada beberapa tujuan dan manfaat bagi berbagai pihak dengan adanya analisis laporan keuangan. Menurut Kasmir (2011:11) tujuan dan manfaat analisis laporan keuangan adalah: a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta) yang dimiliki perusahaan saat ini. b. Memberikan jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang memiliki perusahaan saat ini. c. Memberikan informasi tentang dan jenis jumlah pendapatan diperoleh pada suatu periode tertentu. d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu. e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan. f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu periode. g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan keuangan. h. Informasi keuangan lainnya.
2.3 Pihak-pihak Yang Membutuhkan Laporan Keuangan Pihak-pihak yang membutuhkan laporan keuangan menurut Munawir (2007:2) adalah: a. Pemilik Perusahaan b. Manager atau Pimpinan Perusahaan c. Pasar Investor d. Para Kreditur dan Bankers e. Pemerintah Audit quality is obtained by a process of identifying and administering the activities needed to achieve the quality objectives (mayasari & hidayat ,2015) f. 2.4 Bank Kasmir (2010:11) bank secara sederhana dapat diartikan sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa Bank lainnya. Dari uraian di atas dapat dijelaskan bahwa bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya usaha
3
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 perbankan selalu berkaitan dengan masalah bidang keuangan. Jadi, dapat disimpulkan bahwa usaha perbankan meliputi tiga kegiatan utama, yaitu : 1. Menghimpun dana. 2. Menyalurkan dana. 3. Memberikan jasa bank lainnya
2.5 Kinerja Keuangan Fahmi (2011:2) dalam bukunya Analisis Kinerja Keuangan, Kinerja Keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar.
2.6 Tahap-tahap Dalam Menganalisis Kinerja Keuangan Fahmi (2011:3) ada 5 tahap dalam menganalisis kinerja keuangan yaitu: 1. Melakukan review terhadap data laporan keuangan. 2. Melalukan Perhitungan. 3. Melakukan perbandingan terhadap hasil hitungan yang telah diperoleh dengan hasil hitungan dari berbagai perusahan lainnya. 4. Melakukan penafsiran terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan. 5. Mencari dan memberikan pemecahan masalah terhadap berbagai permasalahan yang ditemukan.
2.7 Kesehatan Bank Kasmir (2010:41) tingkat kesehatan bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua kewajibannya dengan baik dengan cara-cara yang sesuai dengan peraturan perbankan yang berlaku. Untuk menilai tingkat kesehatan bank maka bank-bank di Indonesia menggunakan analisis yang dikenal dengan analisis RGEC (Capital, Assets Quality, Management, Earning dan Liquidity).
2.8 Penilaian Kesehatan Bank Dengan Metode RGEC Unsur-unsur penilaian analisis RGEC menurut Kasmir 2012:11, yaitu: 1. Capital (permodalan) Penilaian didasarkan kepada permodalan yang dimiliki oleh salah satu bank. Salah satu penilaian adalah dengan metode CAR (capital adequacy ratio), yaitu dengan cara membandingkan modal terhadap aktiva tertimbang menurut risiko (ATMR). 4
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 2. Asset (kualitas aktiva) Penilaian didasarkan kepada kualitas aktiva yang dimiliki bank. Rasio yang diukur ada dua macam, yaitu : a. Rasio aktiva produktif yang diklasifikasikan terhadap aktiva produktif. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat kemungkinan diterimanya kembali dana yang ditanamkan. b. Rasio Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) yang digunakan untuk menunjukkan kemampuan bank dalam menjaga kolektabilitas atau pinjaman yang disalurkan semakin baik. 3. Management (manajemen) Penilaian didasarkan pada manajemen permodalan, manajemen aktiva, manajemen rentabilitas, manajemen likuiditas, dan manajemen umum. 4. Earning (rentabilitas) Penilaian dalam unsur ini didasarkan kepada dua macam, yaitu: a. Rasio laba terhadap total asset (Return on Assets). Rasio ini digunakan untuk mengukur efektifitas bank didalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. b. Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO). BOPO merupakanperbandingan antara beban operasional terhadap pendapatan operasional. 5. Liqudity (likuiditas) Yaitu untuk menilai likuiditas bank. Penilaian likuiditas didasarkan kepada dua macam rasio, yaitu: a. Rasio jumlah kewajiban bersih call money terhadap aktivitas lancar. b. Rasio antara kredit terhadap dana yang diterima oleh bank. 2.9 Definisi dan pengukuran variabel Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rasio RGEC seperti yang sudah dijelaskan di atas, yang terdiri atas: 1. Capital (permodalan), rasio yang digunakan adalah CAR (capital adequecy ratio), yaitu perbandingan jumlah modal dengan jumlah Aktiva Tertimbang Menurut Ratio (ATMR). 2. Asset (Kualitas Aktiva), rasio yang digunakan adalah KAP (Kualitas aktiva produktif) dan PPAP (Penyisihan penghapusan akyiva produktif). 3. Management (Manajemen), rasio yang digunakan adalah NPM (Net profit margin). 4. Earning (rentabilitas), rasio yang digunakan adalah Roa (return on asset) dan BOPO (Beban operasional terhadap pendapatan operasional). 5. Liquidity (likuiditas), perhitungan likuiditas menggunakan rasio LDR, yaitu Rasio Kredit yang diberikan terhadap dana yang diterima (Loan to Deposit Rasio).
5
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 3.METODOLOGI PENELITIAN Menggunakan data sekunder dan metode deskriptif. Sekaran & Bougie (2013 : 198) menyatakan bahwa objek penelitian termasuk orang-orang, unit analisis, perusahaan, negara dan lain sebagainya. Menurut Cooper & Schindler (2014: 248) object is the concepts of ordinary experience. Objek penelitian adalah variabel atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto, 2010:15).
4.HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil perhitungan nilai rasio CAR (Capital Edequecy Ratio) Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2010,2011,2013 dan 2014 sebesar 13,76%, 14,96% dan 16,95% , 16,99%, 18,31%> 8% dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 2. Rasio Kualitas aktiva produktif (KAP) Bank Rakyat Indonesia Pada tahun 2010,2011,2013 dan 2014, sebesar 3,85%, 3,65%, 3,72% , 3,60%dan 23,62 < 10,35% dikategorikan dalam kelompok SEHAT. Adapun penyisihan penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2010,2011,2013 dan 2014, sebesar 169,06%, 171,70%,149,79% dan165,22% > 81% dikategorikan dalam kelompok SEHAT. 3. Rasio CAR (Capital Edequecy Ratio) Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2010-2014 setiap tahunnya mengalami kenaikan dan berada pada kategori sehat karena rasio yang dimiliki lebih besar dari 8% sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh BI yang artinya tingkat kecukupan modal bank lebih baik. 4. Penilaian Rasio Kualitas aktiva produktif (KAP) Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2010-2014 berada pada predikat sehat, meskipun setiap tahunnya berfluktuasi tetapi masih dibawah standar yang telah ditetapkan oleh BI yaitu <10,35% artinya semakin kecil rasio KAP maka aktiva bermasalah pada bank relatif kecil. Adapun penyisihan penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2010-2014 berada pada predikat sehat, karena lebih besar dari kriteria yang telah ditetapkan BI yaitu 81,0% menunjukkan kemampuan bank dalam menjaga pinjaman yang disalurkan semakin baik. 5. Rasio Net Profit Margin (NPM) Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2010-2014 setiap tahunnya berfluktuasi, tetapi masih digolongkan pada predikat sehat karena hasil setiap tahunnya >100% sesuai dengan standar BI menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengelola alokasi dana secara efisien. 6. Penilaian rasio return on asset (ROA) Bank Rakyat Indonesia pada tahun 2010-2014 berada pada predikat sehat karena setiap tahunnya mengalami kenaikan sesuai dengan kriteria yang ditetapkan BI yaitu >1,22. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank. Begitu juga dengan rasio laba terhadap pendapatan operasional 6
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 (BOPO) digolongkan pada kategori sehat karena setiap tahunnya mengalami penurunan sesuai dengan ketetapan dari BI yaitu <93,52, semakin kecil rasio BOPO maka semakin efisien suatu bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. 7. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Rakyat Indonesia setiap tahunnya berfluktuasi, tetapi tetap berada pada predikat sehat karena tidak melewati kriteria dari BI yaitu <94,755. Hal ini menunjukkan tingkat kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan oleh deposan. Analisis Resiko 8. Perbandingan Return on Asset (dalam %) Tahun
PT BRI
PT BCA
PT. BNI
2010
4,64
3,5
2,49
2011
4,93
3,8
2,94
2012
5,15
3.6
2,92
2013
5,03
3.8
3,36
2014
4,74
3,9
3,49
9. Perbandingan Return on Equity (dalam %) Tahun
PT.BRI
PT.BCA
PT. BNI
2010
43,83
33.3
24,70
2011
42,49
33.5
20,06
2012
38,66
30.4
19,99
2013
34,11
28.2
22,47
2014
31,22
25,5
23,64
Menurut teori, return yang besar akan mengakibatkan resiko yang tinggi. Dilihat dari grafik perbandingan diatas,perusahaanPT. Bank Rakyat Indonesia Tbk.memiliki return yang lebih besar dibanding dengan perusahaanPT. Bank Central Asia dan PT. Bank Negara Indonesia, maka resiko perusahaan pun berkemungkinan tinggi. Upaya Bank BRI meningkatkandaya saing melalui perbaikankualitas jaringan danpeningkatan kompetensiSDM
tersebut
menghasilkanperbaikan
efisiensi
operasionaldan
meningkatnyaproduktifitas yang semakinmemperkuat fondasi bagiterciptanya kinerja terbaik yangmembanggakan. Berikut adalah fungsi kepatuhan pada PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) Tbk pada tahun 2014
7
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 Upaya Peningkatan Kualitas Fungsi Kepatuhan Bank Untuk meningkatkan fungsi Kepatuhan Bank BRI kedepan dan mensosialisasikan budaya Kepatuhan di seluruh level organisasi bank BRI, Perseroan akan melakukan penyempurnaan dan melengkapi sistem dan kebijakan terkait fungsi Kepatuhan, serta secara intensif melaksanakan sosialisasi pentingnya budaya Kepatuhan. Keikutsertaan dalam Forum Komunikasi Direktur Kepatuhan (FKDKP) Bank BRI dalam FKDP dapat digunakan untuk menjalin komunikasi dengan fungsi Kepatuhan Bank lain melalui beberapa kegiatan antara lain seminar, workshop, dan pelatihan maupun kegiatan lainnya yang dapat mendorong penguatan fungsi Kepatuhan di Bank BRI.
3.6 Manajemen Resiko Proses manajemen risiko diterapkan secara konsisten dalam setiap proses aktivitas bisnis maupun operasional perbankan sehari-hari. Pengelolaan risiko yang konsisten merupakan faktor penting, yang akan mempengaruhi keberhasilan BRI dalam mencapai target kinerja secara optimal sesuai yang telah ditetapkan, yaitu menjadi bank yang sehat dan bertumbuh secara berkesinambungan. Pengelolaan risiko dilakukan secara terpadu (enterprise-wide risk management) yang meliputi pengelolaan terhadap risiko kredit, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko pasar, risiko strategik, risiko kepatuhan, risiko reputasi, dan risiko hukum sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. Sesuai peraturan BI, BRI menerapkan konsep three lines of defense. First line of defense adalah unit kerja bisnis/operasional dengan aktivitas transaksi sesuai kebijakan, limit, dan pedoman operasional (BPO) yang berlaku di bidangnya. Second line of defense adalah unit kerja manajemen risiko yang memantau pemenuhan manajemen risiko BRI sesuaitoleransi risiko dan menetapkan kebijakan, pedoman dan limit risiko unit kerja bisnis/operasional secara independen. Disamping itu, Divisi Manajemen Risiko menjalankan program-program untuk meningkatkan kesadaran UKO sehingga dapat berfungsi sebagai first line of defense, yaitu melalui sosialisasi aplikasi OPRA yang didalamnya terdapat edukasi mengenai proses manajemen risiko dan melaksanakan pembekalan kepada pemimpin unit kerja dalam bidang manajemen risiko. Third line of defense adalah unit internal audit yang berfungsi memastikan pengendalian Internal yang dilakukan first dan second line of defense telah memadaiserta memberikan laporan kepada Direktur Utama dan Dewan Komisaris secara independen. Uraian lengkap Manajemen Risiko dapat dilihat pada Sub Bab “Manajemen Risiko” pada bab “Tinjauan Operasional”
5.KESIMPULAN Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan uraian dan pembahasan adalah tingkat kesehatan PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk pada tahun 2010 sampai dengan 2014 yang diukur menggunakan 8
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 RGEC (CAR, KAP, PPAP, NPM, ROA, BOPO, LDR). secara keseluruhan dapat dikatakan bahwa BRI merupakan bank yang sehat bahkan dalam beberapa indikator menunjukkan bahwa BRI mendapatkan predikat bank yang sangat sehat. Pelaksanaan faktor-faktor dalam penilaian kesehatan bank umum tersebut telah dilaksanakan dengan sangat baik sesuai dengan ketetapan dan ketentuan Bank Indonesia, serta berjalan secara efektif dan efisien. Capital Adequacy Ratio (CAR) tahun 2010-2014 memiliki modal yang cukup untuk menutup segala risiko yang mungkin timbul dari penanaman dana dalam aktiva-aktiva produktif yang mengandung risiko serta untuk membiayai penanaman dalam aktiva tetap dan inventaris. KAP tahun 2010-2014 memiliki kualitas aset yang baik sehubungan dengan risiko kredit yang dihadapi bank akibat pemberian kredit dan aktiva produktif yang diklasifikasikan. PPAP memiliki upaya untuk memperkecil kredit bermasalah (kredit macet). NPM (Net profit margin) setiap tahunnya semakin baik karena bank sudah melakukan dengan benar dalam mengelolah sumber dayanya, menunjukkan kemampuan bank dalam menghasilkan laba bersih sebelum pajak (Net Income) ditinjau dari sudut pendapatan operasinya. Rasio return on Asset (ROA) selama tahun 2010-2014 semakin baik karena semakin besar rasio ROA yang menunjukkan tingkat keuntungan yang dicapai semakin besar pula. Rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) setiap tahunnya baik, karena nilai LDR yang semakin kecil menunjukkan bahwa pertumbuhan dana pihak ketiga yang diterima lebih besar dibandingkan pertumbuhan kredit yang diberikan.
6. SARAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH Berdasarkan analisis rasio-rasio pengukuran yang telah dilakukan kepada BRI pada tahun 2010-2014, terdapat rasio yang mengalami kenaikan dan penurunan pada tahun tertentu. Hal ini perlu dilakukan pengawasan yang lebih ketat agar pada rasio-rasio tersebut terus mengalami peningkatan dan memiliki konsistensi untuk tahun-tahun berikutnya. Ucapan terimakasih kepada: 1. Dr. H. R. Hidayat Effendi,S.E,Ak,S.ip,MM,CA,AP selaku Wakil Dekan 1 Fakultas Ekonomi. 2. Nur Zeina Maya Sari selaku Dosen Sistem Informasi Akuntansi dan audit Prodi Akuntansi Universitas Langlang Buana dan selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Universitas Langlang Buana
9
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732 DAFTAR PUSTAKA Donald E. Kieso, Jerry J. Weygandt, Terry D. Warfield. (2013). Intermediate Accounting: IFRS Edition, 2nd Edition. John Wiley and Sons Inc. Fahmi Irham.(2011). Analisis Kinerja Keuangan, Penerbit, CV. Alfabeta, Jakarta. Jumingan.(2008). Analisis Laporan Keuangan, Penerbit, PT. Bumi Aksara, Jakarta. Sugiyono.(2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. CV Alfabeta, Bandung. Kaligis Julia.(2013). Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan Menggunakan Metode CAMEL pada Indistri Perbankan BUMN yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Emba ISSN 23031174, Vol.1 No.3 September 2013. Hal.263-272. Kasmir.(2010). Manajemen Perbankan, Edisi Revisi, Penerbit PT. Raja Granfindo Persada, Jakarta. Kasmir, (2011). Analisis Laporan Keuangan, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Kasmir, (2012). Manajemen Perbankan.Catatan Kesebelas, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. MayaSari, Nur Zeina & Effendy (2015) . The Influence Implementation Internal Control To Quality Audit Internal Education Consultant In Indonesia .IJSTR Volume 4 issue 10.issn 2277-8616 MayaSari, Nur Zeina & Purwanegara (2016) . The effect of accounting information systems. IISTE. ISSN 2222-1719 Mayasari,Prof Dadang Sadeli (2016). The Information Technology Share In Management Information System.ICOGIA2016 Mayasari, N. Z., & Barat, B. J. STUDI KELAYAKAN INVESTASI HOTEL BINTANG 3 INVESTMENT FEASIBILITY STUDY 3 STAR HOTEL. Sari, N. Z. M. The Effect Of Eficiency Information Technology And Communications Before And After Wearing Information Accountant Manajemen System (Siam) Case Study Pts X In Indonesia.
Munawir, 2007. Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Penerbit, Liberty Yogyakarta. Nasser dan Djaddang, (2005). Analisis Kinerja Bank Pemerintah dan Bank Swasta Dengan Rasio CAMEL Terhadap Harga Saham, Buletin penelitian ISSN 0854-9699, No.08 November 2005. Sudjana, (1996). Metode Statistik. Catatan keenam, Tarsito, Bandung. Prasad dan Ravinder, 2012. A CAMEL Model Analysis of Nationalized Banks in India. http://www.bri.co.id/ International Journal of Trade and Commerce, ISSN-2277-5811, Volume 1 No.1, Pp.23-33. Sangmi Mohi-ud-Din dan Nazir Tabassum, (2010). Analyzing Financial performance of Tuanakota.2010.Akuntansi Forensik Dan Audit Investigatif. Jakarta:Salemba Empat Tuanakota.2011. Berpikir Kritis Dalam Auditing.Jakarta:Salemba Empat Tuanakota.2013.Audit Berbasis Isa.Jakarta:Salemba Empat Commercial Banks in India : Application of CAMEL Model. Pak.J.Commer.Soc.Sci.2010 Vol.4(1), Pp4055. Susilo, Triandaru dan Santoso, 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta.
10
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi)
Vol.1, No.1, Maret 2017
ISSN 2550-0732
PENGARUH SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE TERHADAP KUALITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT. KORINA NETWORKS Reny Fitria Marsya, Nur Zeina Maya Sari Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Langlang Buana Dosen Jurusan Akuntansi Universitas Langlang Buana (UNLA) Dan Mahasiswa Doktor Ilmu Akuntansi Universitas Pajajaran (UNPAD) Email :
[email protected] (Received: 7-03-2017; Reviewed: 9-03-2017; Revised: 10-03-2017; Accepted: 17-03-2017; Published: 31-03-2017)
Penulisan penelitian ini dibuat melalui penelitian yang dilakukan di PT Korina Networks. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh System Development Life Cycle (SDLC) terhadap Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit dan Persediaan Barang pada PT Korina Networks. System Development Life Cycle (SDLC) adalah suatu metode yang digunakan untuk membangun, memelihara dan mengganti suatu Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang terkait siklus penjualan kredit dan persediaan barang untuk kegiatan operasional pada PT Korina Networks. Hasil penelitian menunjukkan bahwa System Development Life Cycle (SDLC) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas sistem informasi akuntansi penjualan kredit (Y1) dan persediaan barang (Y2). SDLC (X) mempengaruhi kualitas sistem informasi penjualan kredit sebanyak 40%. Sedangkan, SDLC (X) mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi persediaan sebanyak 17,4%. Kata kunci: SIA, Penjualan Kredit, Persediaan, System Development Life Cycle (SDLC)
1
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
1.PENDAHULUAN Sistem informasi merupakan bagian yang terintegrasi dalam suatu perusahaan. Setiap perusahaan bergantung pada sistem informasi untuk dapat bersaing. Sistem informasi menyajikan informasi yang dibutuhkan oleh para pengguna baik manajemen maupun pihak luar yang memerlukan informasi tersebut. Berdasarkan sisi perspektif bisnis, sistem informasi merupakan instrumen yang penting untuk menciptakan nilai dalam organisasi. Dalam setiap bentuk organisasi terdapat sistem informasi akuntansi (Nugroho Widjajanto, 2005:1). Menurut Stair & Reynolds dalam bukunya berjudul Fundamentals of Information Systems yang diterjemahkan oleh Indrajani (2010:57), bahwa: “Perusahaan memerlukan suatu sistem informasi akuntansi yang berguna dan sesuai dengan kepentingan perusahaan, melalui suatu proses atau pengelolaan sistem informasi yang berkualitas umumnya fleksibel, efisien, mudah diakses, dan tepat waktu untuk membantu proses pengambilan keputusan.” Sementara itu, Heidmann (2008:81) mengatakan ada lima dimensi yang dapat digunakan untuk mengukur kualitas dari sebuah sistem informasi akuntansi yaitu integrasi, fleksibel, mudah diakses, formal, dan tepat waktu. Sistem informasi yang memadai dan memenuhi kriteria yang sesuai dengan kebutuhan dapat menjadi semakin dinamis dalam mengikuti perkembangan teknologi, supaya tetap relevan perusahaan harus dapat mengikuti perkembangan dan penerapan teknologi, sehingga sistem informasi dapat menunjang perusahaan untuk meningkatkan kualitas sistem kinerjanya (Krismiaji, 2015:8).
2
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Salah satu sistem informasi yang diperlukan oleh organisasi atau perusahaan yaitu sistem informasi akuntansi. Menurut Krismiaji (2015:4) bahwa, “Sistem Informasi Akuntansi adalah sebuah sistem yang memproses data dan transaksi guna menghasilkan informasi yang bermanfaat untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis.” Sedangkan, menurut Bodnar & Hopwood yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf (2014:6) bahwa, “Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumber daya yang dirancang untuk mengubah data keuangan menjadi suatu informasi.” Beberapa perusahaan manufaktur perlahan ingin menerapkan sistem informasi akuntansi yang berkualitas dan terkomputerisasi guna mengembangkan bisnisnya. Sistem informasi akuntansi pada suatu perusahaan merupakan suatu sistem yang berbasis teknologi informasi yang menyediakan sistem informasi akuntansi seperti sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan sistem informasi akuntansi persediaan barang yang didapat dari transaksi rutin di Perusahaan (Mulyadi, 2005:13). Peran mendasar sistem informasi akuntansi dalam organisasi sebagai penampung dan pengolah data akuntansi untuk menghasilkan informasi akuntansi yang berkualitas untuk mendukung aktivitas internal perusahaan yang dilakukan oleh para manajer dan karyawan serta aktivitas perusahaan dengan pihak luar seperti dengan konsumen, pemasok pemerintah dan lain-lain (Azhar Susanto, 2013: 374). Kualitas Informasi akuntansi adalah hasil dari sistem informasi akuntansi yang berkualitas yang menjadi salah satu keunggulan kompetitif organisasi (Baltzan, 2012:14). Informasi akuntansi yang berkualitas berguna untuk membantu para pemakai informasi dalam membuat keputusan yang bermanfaat (Gellinas, 2012:19). Informasi yang berkualitas tersebut diperoleh pada saat yang tepat untuk pengambilan keputusan, dimana hasilnya adalah keputusan yang lebih tepat, alokasi sumber daya yang lebih tepat
3
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
dan waktu respon yang lebih baik, sehingga dapat mengurangi biaya dan menimbulkan keuntungan (Rapina, 2014). Sebaliknya, informasi akuntansi yang tidak berkualitas dapat mengakibatkan keputusankeputusan yang diambil oleh user tidak berkualitas sehingga dapat menimbulkan kerugian (Huang et al, 1999). Sistem informasi akuntansi ini dapat mendorong perusahaan untuk meningkatkan mutu dan memaksimalkan konsumsi masyarakat yang tinggi untuk selalu melakukan perbaikan pada biaya persediaan dan penjualan. Kualitas persediaan dan strategi penjualan yang baik dapat mendorong peningkatan penjualan yang berguna untuk menguasai pasar dan meraih keuntungan yang optimal. Keuntungan yang optimal merupakan salah satu tujuan utama perusahaan dalam menjalankan kegiatannya (Rapina, 2014). Tujuan ini akan digunakan sebagai ukuran penilaian keberhasilan atau kegagalan yang telah dilaksanakan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan mengandalkan kegiatannya dalam bentuk penjualan kredit. Perusahaan yang kurang dapat mengembangkan usahanya, lambat laun akan tergeser oleh perusahaan pesaing (Rapina, 2014). Di dalam dunia usaha, terdapat beberapa strategi yang digunakan oleh penjual untuk meningkatkan volume penjualan maupun kesetiaan pelanggan. Diantara sekian banyak strategi, pemberian piutang dagang (penjualan secara kredit) merupakan salah satu strategi penjualan yang banyak diminati oleh para pengusaha. Selain karena cukup praktis, tingkat pertambahan ekonomi yang kurang merata di negara ini juga menjadi salah satu mengapa sistem penjualan secara kredit cepat berkembang dan mendapatkan respon yang baik dari kalangan masyarakat. Penjualan dari suatu produk yang dihasilkan oleh perusahaan merupakan salah satu faktor penentu dalam kegiatan perusahaan. Kondisi ini memotivasi perusahaan dalam pelaksanaan sistem penjualan kredit yang baik dalam usaha meningkatkan pendapatan. Penjualan kredit atas suatu produk merupakan salah satu sumber penerimaan kas bagi perusahaan, khususnya pelunasan piutang (Rapina, 2014). 4
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Menurut V Wiratna Sujarweni (2015:89) bahwa: “Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Penjualan kredit merupakan kemampuan sistem informasi sebagai upaya perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada konsumen di mana penjualan dibayar setelah barang diterima pembeli. Jumlah dan jatuh tempo pembayarannya disepakati oleh kedua pihak”. Di perusahaan manufaktur, salah satu bagian atau divisi yang penting adalah persediaan. Persediaan ini perlu dikontrol secara teratur dan periodik, mulai dari bahan baku, bahan dalam proses, sampai barang jadi. Persediaan bahan baku harus dapat memenuhi kebutuhan rencana produksi, karena jika persediaan bahan baku tidak dapat dipenuhi, maka akan menghambat proses produksi. Keterlambatan jadwal pemenuhan produk yang dipesan konsumen dapat merugikan perusahaan. Di samping itu perlu adanya sistem informasi akuntansi persediaan yang berkualitas agar tidak terjadi perhitungan jumlah bahan baku yang rusak atau kadarluwarsa, cacat, di return atau dikembalikan karena kualitas yang tidak baik atau rusak. Pengertian dari Sistem informasi akuntansi persediaan yang dikemukakan oleh krismiaji (2015:367) menyatakan bahwa: “Sistem persediaan merupakan sebuah sistem yang memelihara catatan persediaan dan memberitahu manager apabila jenis barang tertentu memerlukan penambahan.” Kualitas sistem informasi akuntansi persediaan merupakan kemampuan suatu sistem informasi untuk melaksanakan fungsinya, meliputi keseluruhan durabilitas, reliabilitas, ketepatan, kemudahan pengoperasian persediaan untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan (O'Brien dan Marakas, 2008:327). Menurut Mulyadi (2005:463) bahwa: “Dalam perusahaan manufaktur, persediaan terdiri dari persediaan produk jadi, persediaan produk dalam proses, persediaan bahan baku, persediaan bahan penolong, persediaan perlengkapan pabrik”.
5
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Dengan adanya sistem informasi akuntansi persediaan dapat mengetahui aktivitas dari pembelian atau penerimaan dan penjualan barang oleh perusahaan sebagai manajemen kontrol bagi perusahaan. Menurut Krismiaji (2015:172), bahwa: “Perubahan terhadap Sistem Informasi Akuntansi dapat berupa perubahan kecil maupun menyeluruh sekaligus pembuatan sistem baru. Seberapa pun besarnya perubahan terhadap sebuah sistem, upaya perbaikan yang dilakukan tetap melalui sebuah proses yang sama yaitu disebut daur hidup pembuatan sistem (System Development Life Cycle/SDLC)”. Menurut Jogiyanto (2005:36) bahwa, “Pengembangan sistem dapat berarti penyusunan suatu sistem yang baru untuk menggantikan sistem yang lama secara keseluruhan atau memperbaiki sistem yang telah ada.”
Untuk mengembangkan sistem informasi akuntansi dengan menggunakan metode System Development Life Cycle (SDLC), menurut Azhar Susanto (2004:341) menyatakan bahwa: “System Development Life Cycle (SDLC) adalah salah satu metode pengembangan sistem informasi yang popular pada saat sistem informasi pertama kali dikembangkan.” Fenomena yang terjadi di Indonesia menunjukkan bahwa penerapan sistem informasi akuntansi di Indonesia saat ini masih belum efektif dan belum terintegrasi. Hal tersebut dinyatakan oleh Syahganda Nainggolan (2012) selaku Ketua Dewan Direktur Sabang-Merauke Circle (CMC) yang mengatakan bahwa, “korupsi terjadi karena sistem penyelenggaraan negara yang tidak efisien, transparan, serta akuntabel.” Sumber: repository.maranatha.edu.com Lemahnya sistem juga terjadi di BUMN seperti yang dikatakan oleh Uchok Sky Khadafi (2012), selaku Kordinator Investigasi dan Advokasi Sekretaris Nasional Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) yang mengatakan bahwa, “Potensi kerugian negara dalam 144 BUMN induk mencapai Rp 4,9 triliun, 305 juta dollar AS, dan 3,3 juta yen Jepang dengan total dugaan penyimpangan penggunaan keuangan sebanyak 2.757 kasus”. Potensi kerugian negara itu, 6
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
terjadi akibat lemahnya sistem pengendalian akuntansi dan pelaporan, lemahnya sistem pengendalian pelaksanaan anggaran, dan lemahnya pengendalian internal. Sumber: detik.com Sistem yang belum efektif juga terjadi pada sektor perbankan, hal ini terlihat dari pernyataan yang dikemukakan oleh Wibowo (2014) selaku Dewan Pengawas Bank Perkreditan Rakyat (BPR) bahwa, “Tingginya kredit macet di BPR tersebut akibat lemahnya sistem pemberian pinjaman kredit.” Selanjutnya, sistem yang belum efektif terjadi pada PLN seperti yang dikemukakan oleh Sudirman Said (2015) selaku Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bahwa, “Sistem accounting di PLN harus di tata ulang kembali.” Terakhir Rizal Ramli (2015) selaku Menteri Kordinator Kemaritiman dan Sumber Daya mengatakan bahwa, “Mafia yang ada di pelabuhan memanfaatkan lemahnya sistem, termasuk sistem informasi yang buruk dan belum terintegrasinya sistem informasi.” Sumber: repository.maranatha.edu.com Salah satu strategi agar sistem informasi akuntansi terintegrasi dgn baik di antaranya dengan menerapkan metodologi yang dilakukan oleh para pelaku bisnis saat ini dalam pengembangan sistem yaitu metode daur hidup pengembangan sistem atau disebut juga dengan System Development Life Cycle untuk sebuah perbaikan sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan persediaan, agar dapat meningkatkan kinerja dan mendapat keuntungan dari setiap informasi yang diperoleh sebagai aktivitas untuk menghasilkan kualitas sistem informasi akuntansi berbasis komputer dan untuk menyelesaikan persoalan organisasi atau memanfaatkan kesempatan (oppurtinities) yang timbul. Salah satu perusahaan yang menerapkan System Development Life Cycle adalah PT Korina Networks. Sebagaimana dikemukakan oleh Ahmad & Lulu Komarudin bahwa: “Penerapan sistem informasi akuntansi di PT Korina Networks harus mampu mengendalikan transaksi penjualan kredit dan persediaan barang yang ada, untuk menghasilkan informasi yang akurat serta mendukung kinerja didalam perusahaan. Karena, pihak manajemen PT Korina Networks baru menerapkan System Development Life Cycle ini pada perusahaan, penerapan sistem pengembangan tersebut baru 7
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
berjalan selama 6 bulan. (Sumber: kepala bagian Penjualan dan Persediaan Barang di PT. Korina Networks). Penjualan kredit dilakukan perusahaan dengan cara mengirimkan barang sesuai dengan order yang diterima dari pembeli dan untuk jangka waktu tertentu perusahaan mempunyai tagihan kepada pembeli tersebut. Untuk menghindari tidak tertagihnya piutang, setiap penjualan kredit yang pertama dilakukan kepada seorang pembeli selalu didahului dengan analisis terhadap pembeli. PT Korina Networks merupakan perusahaan industri yang bergerak di bidang kabel serat optik dimana penulis melaksanakan praktek kerja lapangan yang ditempatkan di bagian finance. PT Korina Networks sebagai perusahaan yang cukup besar memerlukan suatu sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan persediaan barang yang baik. Dari hasil pengamatan, penelitian dan wawancara dengan pihak perusahaan bahwa pengelolaan data penjualan kredit dan persediaan barang perusahaan ini menggunakan Microsoft Visual Basic. Sistem informasi akuntansi penjualan kredit yang dilakukan di PT Korina Networks meliputi prosedur order penjualan, pengiriman barang, penagihan, dan pencatatan akuntansi dengan melibatkan bagian akuntansi atau fungsi yang terkait dan dokumen yang digunakan. Untuk menghindari kecurangan yang terjadi dalam sistem informasi akuntansi penjualan kredit di PT Korina Networks dilakukan pemisahan terhadap fungsi dan dokumen yang bernomor urut tercetak. Sebagai pengawasan atas dokumen yang telah diotorisasi oleh bagian yang berwenang dan informasi yang ada didalamnya telah disetujui dan dipertanggungjawabkan. Sistem informasi akuntansi persediaan yang dilakukan di PT Korina Networks meliputi persediaan bahan baku, bahan dalam proses dan bahan jadi, dalam proses pembelian bahan baku yang selama ini dilakukan pada PT Korina Networks yaitu diperlukan waktu tenggang, dihitung mulai dari bahan baku dipesan sampai bahan baku diterima oleh gudang. Persediaan pengaman
8
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
diperlukan untuk menjaga kemungkinan kekurangan bahan baku, akibat penggunaan bahan baku lebih besar dari pada perkiraan semula ataupun keterlambatan datangnya bahan baku yang dipesan. Permasalahan sistem informasi akuntansi sering terjadi sebelum adanya penerapan sistem baru yaitu metode System Development Life Cycle di PT Korina Networks. Permasalahan yang sering terjadi yaitu kurangnya pengelolaan dalam mendokumentasikan data, mengolah data, menyimpan data penjualan kredit dimana aktifitas pemrosesan data sampai pada pelaporannya dilakukan secara manual mengakibatkan kurang efisiennya sistem, sehingga terjadinya penulisan ganda data profil pelanggan dan berpengaruh dalam pencatatan laporan total piutang yang ditagih, serta terjadi penumpukan pada pengisian faktur penjualan dan menyebabkan kesulitan dalam mencari data. Permasalahan juga sering terjadi di sistem informasi akuntansi persediaan, data bahan baku hanya dicatat manual dengan menggunakan notes baik penerimaan dan pengeluaran bahan baku. Karena tidak dilakukan perhitungan secara otomatis (penambahan atau pengurangan jumlah bahan baku), maka pencatatan tersebut sering tidak sesuai dengan jumlah barang baku asli di gudang. Selama ini tidak ada yang mengawasi stok persediaan bahan baku langsung di lapangan, ketika ada permintaan bahan baku keluar dari manajer produksi barulah dilakukan pencatatan jumlah bahan baku keluar dan begitu pula ketika bahan baku datang dari supplier. Pengeluaran bahan baku oleh manajer produksi yang tidak dihitung berdasarkan standar bahan baku yang sudah ditentukan oleh perusahaan, manajer produksi hanya meminta bahan baku lewat notes berdasarkan perkiraan yang seringkali melebihi jumlah kebutuhan sehingga terjadi pemborosan pemakaian bahan baku di pabrik. Hal ini mengakibatkan informasi yang tidak akurat. Ketidakakuratan ini berakibat pada sistem informasi persediaan barang jadi dan sering terjadinya penumpukan barang jadi akibat kurangnya kontrol dari manajemen dan kurangnya pengelolaan sistem yang terkomputerisasi, sehingga terjadinya penyimpangan di bagian persediaan. 9
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Tidak adanya data realtime tentang informasi persediaan barang menyebabkan kesulitan untuk mengetahui stok yang ada. Jika sistem informasi tidak akurat maka informasi persediaan barang pun menjadi tidak akurat juga dan dalam melakukan perhitungan fisik terdapat peluang terjadinya human error dalam perhitungan fisik persediaan. (Sumber: kepala bagian Persediaan Barang PT Korina Networks). Hal ini menyebabkan perusahaan harus dapat meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan persediaan. Untuk mengatasi masalah yang terjadi pada PT Korina Networks dalam pembuatan laporan maupun dalam mengelola data penjualan kredit dan persediaan, perusahaan perlu mengembangkan dan memperbaiki sistem informasi berbasis komputer yang tepat bagi PT Korina Neworks agar standar akutansi yang digunakan dapat mudah dipahami, meminimalisir kesalahan yang akan terjadi, pengelolaan data dapat lebih cepat, ringkas dan untuk menjaga keakuratan data serta untuk dapat menghasilkan laporan dengan tepat waktu, untuk meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi di dalam perusahaan sehingga dapat terkontrol baik serta dapat menghemat waktu dan dapat melayani kebutuhan konsumen yang lainnya, baik dalam kota maupun luar kota. (sumber: Kepala Bagian Persediaan PT Korina Networks). Penerapan System Development Life Cycle (SDLC) sangat berpengaruh untuk sistem informasi akuntansi di PT Korina Networks, dengan adanya sistem ini yang sudah berjalan selama 6 bulan pada dasarnya kualitas sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan persediaan sudah menjadi lebih baik, tetapi perlu di kaji kembali tentang sistem yang digunakan sehingga fungsi yang terkait dapat berperan sesuai dengan tugasnya masing-masing, sehingga tidak ada penyalahgunaan dan hasilnya lebih efektif. Kelancaran arus sistem informasi akan memberikan kemudahan bagi karyawan dalam menentukan keputusan atau mengambil data maupun informasi yang dibutuhkan, sehingga dapat meningkatkan efektivitas kerja karyawan. 10
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Menurut Jogiyanto HM (2005;37) informasi harus didukung oleh tiga pilar yaitu relevan (relevance), tepat waktu (timeliness), akurat (Accurate). Berdasarkan tinjauan umum diperlukannya pengembangan sistem informasi akuntansi di PT Korina Networks yaitu karena adanya permasalahan-permasalahan (problems) yang timbul di sistem yang lama, untuk meraih kesempatan-kesempatan (opportunities), Adanya instruksi-instruksi (directives). Faktor utama adalah adanya permasalahan-permasalahan yang timbul di sistem yang lama. Permasalahan timbul dapat berupa sistem yang lama yang tidak dapat beroperasi sesuai dengan yang diharapkan dan pertumbuhan organisasi yang menyebabkan harus disusunnya sistem yang baru diantaranya adalah kebutuhan informasi yang semakin luas, volume pengolahan data semakin meningkat, perubahan prinsip akuntansi yang baru, karena adanya perubahan ini menyebabkan sistem yang lama tidak efektif lagi sehingga sistem lama sudah tidak di terapkan. Berdasarkan latar belakang penelitian, maka yang menjadi tema sentral dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: Dengan adanya pengembangan sistem informasi akuntansi apakah metode system development life cycle diharapkan dapat mampu menangani sejumlah kendala dalam penjualan kredit dan persediaan barang atau tidak, maka yang dilakukan oleh perusahaan adalah menentukan kebijakan-kebijakan dan pengendalian sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan persediaan barang yang disajikan secara terstruktur yaitu organisasi yang memiliki wewenang dan tanggung jawab sehingga dalam proses kebijakan dan pengendalian yang telah dibuat dapat meminimalisasi penyimpangan-penyimpangan, maka perlu adanya perbaikan secara sederhana dalam mengelola transaksi siklus penjualan kredit dan persediaan barang di perusahaan, perbaikan tersebut dilakukan dengan metode system development life cycle. Apakah nantinya metode tersebut dapat mampu menangani sejumlah kendala dalam sistem informasi penjualan kredit dan persediaan barang atau tidak. Oleh karena itu, topik ini diangkat menjadi bahan penyusunan skripsi ini dengan judul “PENGARUH SYSTEM DEVELOPMENT LIFE CYCLE TERHADAP KUALITAS
11
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT DAN PERSEDIAAN BARANG PADA PT KORINA NETWORKS”.
1.1
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian, maka rumusan masalah sebagai berikut:
1)
Berapa besar pengaruh System Development Life Cycle terhadap Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Penjualan Kredit pada PT. Korina Networks?
2)
Berapa besar pengaruh System Development Life Cycle terhadap Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Persediaan barang pada PT. Korina Networks?
2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1
Sistem Informasi Akuntansi Setiap perusahaan membutuhkan sistem informasi akuntansi agar kegiatan operasinya
berjalan dengan lancar. Melalui sistem informasi akuntansi diharapkan berbagai penyimpangan yang dapat merugikan dapat dikurangi. Sistem Informasi Akuntansi memiliki beberapa sistemsistem bagian (sub-system) yang berupa siklus-siklus akuntansi. Siklus akuntansi menunjukkan prosedur akuntansi mulai dari sumber data sampai ke proses pencatatan/pengolahan akuntansinya. Siklus Sistem Informasi Akuntansi menurut Romney & Steinbart, dalam buku “Sistem Informasi Akuntansi” the organizational culture, implementation
intern accounting information system,
organizational structure, commitment of management, information technology, e commerce and style leadhership have a significant effect on the quality of accounting information systems (MayaSari, Nur Zeina & Purwanegara; 2016)
12
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
yang dialih bahasakan oleh Dewi Fitriasari dan Deny Arnos (2005:2), ada 5 siklus sistem informasi akuntansi, yaitu : Pemrosesan Order Penjualan
Penagihan
Piutang Dagang
Analisis Penjualan
Penerimaan Kas
Buku Besar
Persediaan Bahan Baku
Pemrosesan Persediaan
Laporan Keuangan
Penggajian
Pembeliaan
Utang Dagang
Pengeluaran Kas
Absensi
Persediaan Bahan Jadi
Siklus Pendapatan
Siklus Produksi
Siklus Pengeluaran Kas
Siklus Buku Besar dan Pelaporan
Siklus Manajemen SDM
Gambar 2.1. Siklus Sistem Informasi Akuntansi Sumber: Sistem Informasi Akuntansi. (Romney & Steinbart, 2005:2) 1) Siklus Pendapatan Siklus Pendapatan merupakan prosedur pendapatan dimulai dari bagian penjualan otorisasi kredit, pengambilan barang, penerimaan barang, penagihan sampai dengan penerimaan kas. 2) Siklus Produksi Siklus konversi merupakan siklus produksi mulai dari persediaan bahan mentah sampai ke barang jadi. 3) Siklus Pengeluaran Siklus pengeluaran kas merupakan prosedur pengeluaran kas mulai dari proses pembelian sampai ke proses pembayaran. 4) Siklus Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Siklus manajemen Sumber Daya Manusia melibatkan prosedur penggajian. 5) Siklus buku besar dan laporan keuangan
13
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Siklus buku besar dan pelaporan keuangan berupa prosedur pencatatan, perekaman ke jurnal, buku besar dan pencetakan laporan-laporan keuangan yang datanya diambil dari buku besar.
3.METODA PENELITIAN Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh pemecahan terhadap berbagai masalah penelitian. Metode diperlukan agar tujuan penelitian dapat tercapai sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk memperoleh hasil yang baik harus digunakan metode penelitian yang tepat. Definisi metode penelitian menurut Sugiyono (2011:2), yaitu: Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yaitu rasional, empiris, dan sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris berarti cara-cara yang dilakukan itu diamati oleh indera manusia, sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang digunakan. Sistematis artinya proses yang digunakan dalam penelitian itu menggunakan langkah-langkah yang bersifat logis. Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Suharsimi Arikunto (2010:8) menjelaskan bahwa, “Penelitian deskriptif adalah penelitian yang bertujuan untuk memperoleh deskriptif tentang ciri-ciri variabel. Sedangkan sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan.” Penelitian deskriptif ini mempunyai maksud untuk memperoleh deskripsi tentang variabel kualitas sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan variabel persediaan barang. Sedangkan 14
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
penelitian verifikatif bermaksud untuk menguji kebenaran dari suatu hipotesis yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan. Jadi, penelitian verifikatif ini untuk menguji apakah system development life cycle berperan dalam kualitas sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan persediaan barang. Berdasarkan jenis penelitian di atas yaitu penelitian deskriptif dan verifikatif yang dilaksanakan melalui pengumpulan data di lapangan, maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah explanatory survey. Menurut Sugiyono (2010:11) yang dimaksud dengan metode survei adalah metode penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari populasi tersebut, sehingga ditemukan kejadiankejadian relatif, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis. Penelitian ini meliputi dua variabel inti, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2011:39) yang dimaksud dengan variabel bebas dan variabel terikat yaitu : 1) Variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel terikat secara positif maupun negatif. 2) Variabel dependen sering disebut variabel output, kriteria, konsekuen dalam Bahasa Indonesia sering disebut variabel terikat. Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Asep Hermawan (2006:118) mendefinisikan bahwa operasionalisasi variabel adalah bagaimana caranya kita mengukur suatu variabel. Dalam suatu penelitian agar dapat membedakan konsep teoritis dengan konsep analitis maka perlu adanya penjabaran konsep melalui operasionalisasi variabel. Secara lebih rinci Populasi merupakan sekelompok objek yang dapat dijadikan sumber penelitian. Menurut Sugiyono (2011:80), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek yang mempunyai
15
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan”. Populasi bukan hanya sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh subjek atau objek tersebut. Sumber informasi dalam penelitian ini berupa : 1) Data Primer Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari responden yaitu karyawan dengan menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi, wawancara maupun penyebaran kuesioner kepada sumber data. 2) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Adapun data sekunder dari penelitian ini adalah data pendukung dari buku lain yang diperoleh penulis yang dianggap relevan dengan topik penelitian. Jenis data merupakan informasi tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan variabel yang diteliti. Oleh karena itu harus diproses terlebih dahulu untuk memperoleh informasi yang diperlukan bagi suatu penelitian. Jenis data dalam penelitian ini berupa : 1) Data Kualitatif, yaitu data yang berbentuk kata, kalimat, skema, dan gambar, seperti literatur-literatur serta teori-teori yang berkaitan dengan penelitian penulis. 2) Data Kuantitatif, yaitu data yang berbentuk angka (scoring). Menurut Suharsimi Arikunto (2010:131) “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Dalam penelitian ini tidak mungkin semua populasi dapat penulis teliti, hal ini disebabkan beberapa faktor, diantaranya: 1) Keterbatasan biaya. 16
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
2) Keterbatasan tenaga. 3) Keterbatasan waktu yang tersedia. Maka dari itulah peneliti diperkenankan mengambil sebagian dari objek populasi yang ditentukan, dengan catatan bagian yang diambil tersebut mewakili yang lain yang tidak diteliti. Menurut Sugiyono (2010:116) bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel dari populasi harus benar-benar representatif. Agar memperoleh sampel yang representatif dari populasi, maka setiap subjek dalam populasi diupayakan untuk memiliki peluang yang sama untuk menjadi sampel. Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel untuk menentukan sampel yang akan digunakan dalam penelitian, sehingga dapat diperoleh nilai karakteristik perkiraan (estimate value). Sugiyono (2008:78) mengemukakan bahwa “Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:111) teknik pengambilan sampel harus dilakukan sedemikian rupa sehingga diperoleh sampel (contoh) yang benar-benar dapat berfungsi sebagai contoh atau menggambarkan keadaan populasi yang sebenarnya. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling, karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Menurut Suharsimi (2002:11) teknik sampling jenis simple random sampling, peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (change) dipilih menjadi sampel. Setelah memperoleh data dari responden yang merupakan populasi penelitian, penulis mengambil sampel berdasarkan teknik simple random sampling. Menurut Suharsimi Arikunto (2010:134) teknik ini digunakan apabila populasi yang diteliti dianggap homogen. Peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Oleh 17
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
karena itu hak setiap subjek sama, maka peneliti terlepas dari perasaan ingin mengistimewakan satu atau beberapa subjek untuk dijadikan sampel. 4.HASIL PENELITIAN Responden dalam penelitian ini adalah Karyawan PT Korina Networks yang memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Karakteristik yang digambarkan dalam penelitian ini antara lain meliputi jenis kelamin dan pendidikan terakhir. 4.2.1.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Berdasarkan hasil pengujian terhadap 35 responden, diperoleh hasil sebagaimana disajikan Pada Tabel 4.1 berikut: Tabel4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin
Jumlah
Persentase
Pria
20
57%
Wanita
15
43%
Total
35
100%
Sumber: Pengolahan Data 2016 Tabel 4.1 menunjukan bahwa dari 35 responden, menunjukkan bahwa sebagian besar yaitu pria sebanyak 20 orang (57%). Kemudian minoritas adalah wanita sebanyak 15 orang (43%).
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan dan pekerjaan disajikan pada tabel 4.2 berikut :
18
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan Terakhir
Jumlah
Persentase
SLTA
23
66%
D3
1
3%
S1
8
23%
S2
3
9%
S3
0
0%
Total
35
100%
Sumber: Pengolahan Data 2016
Berdasarkan Tabel 4.2 diatas, diperoleh informasi tentang karakteristik responden dengan latar belakang pendidikan terakhir, dimana sebagian besar redponden berlatar belakang pendidikan SLTA/Sederajat berjumlah sebanyak 23 orang (66%), sedangkan pendidikan D3 berjumlah sebanyak 1 orang, sebagai pelajar/mahasiswa dan pendidikan S1 berjumlah sebanyak 8 orang dan S2 berjumlah 3 orang. Berdasarkan uraian-uraian teori, hasil penelitian, dan pengujian analisis korelasi pearson product moment dan regresi linear sederhana yang dilaksanakan, mengenai pengaruh system development life cycle terhadap kualitas sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan persediaan barang dapat disimpulkan sebagai berikut :
19
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
1) Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden dalam hal ini karyawan PT Korina Networks dapat diketahui bahwa System Development Life Cycle (X) mempengaruhi kualitas sistem informasi penjualan kredit (Y1) sebanyak 40%, dan sisanya 60% dipengaruhi oleh variabel lain. 2) Berdasarkan hasil penelitian terhadap responden dalam hal ini karyawan PT Korina Networks dapat diketahui bahwa System Development Life Cycle (X) mempengaruhi kualitas sistem informasi akuntansi persediaan (Y2) sebanyak 17,4% dan sisanya 82,6% dipengaruhi oleh variabel lain. 6. SARAN DAN UCAPATN TERIMAKASIH Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis merekomendasikan beberapa hal mengenai pelaksanaan system development life cycle terhadap kualitas sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan persediaan barang yaitu: 1) Pelaksanaan metode pengembangan system development life cycle (SDLC) telah terbukti mampu diterapkan dengan baik di PT Korina Networks, namun masih ada beberapa penilaian responden terhadap system development life cycle yang dinilai kurang yaitu kurangnya review setelah 6 bulan sistem yang baru berjalan. serta bagian input data masih kurang memiliki kemampuan melakukan kontrol secara tepat dalam memperbaiki data informasi. Penilaian yang kurang disebabkan karena dalam pelaksanaan SDLC perusahaan harus terus melakukan strategi yang lebih lanjut dan konsisten agar perusahaan memberikan efek yang sangat besar terhadap karyawan PT Korina Networks. 2) Hasil penelitian menyatakan bahwa system development life cycle (SDLC) berpengaruh secara positif dalam meningkatkan kualitas sistem informasi akuntansi penjualan kredit dan persediaan barang, maka penulis merekomendasikan agar perusahaan tetap menjaga dan memaksimalkan metode SDLC. Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi dasar untuk
20
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
dilakukannya penelitian lain mengenai SDLC tetapi dengan indikator serta objek yang berbeda. Ucapan terimakasih kepada: 1.Karyawan PT Korina yang membantu penulisan penelitian ini 2. Nur Zeina Maya Sari selaku Dosen Pembimbing Universitas Langlang Buana .
21
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
DAFTAR PUSTAKA Albert, Kurniawan. (2010). “BELAJAR Mudah SPSS Untuk Pemula”. Jakarta: Mediakom. Al Fatta, Hanif. (2007). Dasar Pemrograman. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Al-Rasyid, Harun. (1994). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Universitas Padjajaran. Ali, M. (1985). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara. Azhar Susanto. (2008). Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta: Gaya Media. ____________. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya. Adit Tia, S.E. 2010. Tinjauan Atas Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang Pada Misyelle Grup Bandung. Disertasi pada FE UNIKOM Bandung : tidak diterbitkan. Adeng
Pustikaningsih. 2013. Sistem Penjualan Kredit. (Online). Tersedia: http://www.academia.edu/4540660/SISTEM_PENJUALAN_KREDIT (11 Des 2015).
Bagus
Dwiseto. 2013. Definisi SAP (System Application and Product in data processing).(Online).Tersedia:http://bagusdwiseto.blogspot.co.id/2013/04/definisi-sapsystemapplication-and.html (24 Apr 2013).
Bodnar, George H. dan Hopwood, William S. 2014. Sistem Informasi. Edisi Empat. Penerjemah Amir Abadi Jusuf. Jakarta: Salemba Empat. Dr. Mardi, M.Si. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 2. Bogor: Ghalia Indonesia. Dr. Zaki Baridwan. 2015. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kedua. Yogyakarta: BPFE YK. Ensiklopedia Bebas. 2010. Basis data https://id.wikipedia.org/wiki/Basis_data_Oracle (29 Juni 2013).
Oracle.
(Online).
_________________. 2016. Visual Basic. (Online). https://id.wikipedia.org/wiki/Visual_Basic (16 Maret 2016). Ensisila. (2016). Perkembangan Teknologi Informasi dan Fenomena. (Online). http://inet.detik.com/read/2016/02/16/090935/3142905/319/perkembangan-teknologiinformasi-dan-fenomena (16 Des 2016). Erick
Eris
Mario. 2012. Lemahnya sistem pengendalian pelaksanaan anggaran di Indonesia.(Online).Tersedia:http://www.news.detik.com/read/2012/05/.../lemahnya-sistempengendalian-pelaksanaan-anggaran-di-Indonesia (18 Agustus 2012). kusnadi. 2008. Statistik Deskriptif dengan SPSS. (Online). https://eriskusnadi.wordpress.com/2008/12/11/statistik-deskriptif-dengan-spss/ (11 Des 2008).
Fragil, Lobian. 2010. Sistem Informasi Penjualan Spareparts Pada Bengkel Hary Body Repair and Paint Magelang. 10(2), 1-15. Hall, James. 2007. Accounting Information System. Edisi Keempat. Jakarta: Salemba Empat.
22
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Hastoni. 2007. Analisis dan Perancangan Sistem Penjualan dalam Meningkatkan Efektivitas. Jurnal Ilmiah STIE Kesatuan. 2(9), 59-67. Hermawan, Asep. 2006. Penelitian Bisnis Paradigma Kuantitatif. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia Husein, Umar. 2008. Metode Riset Bisnis. Bandung: CV Alfabeta. Jogiyanto HM. 2005. Analisis dan Sistem Informasi Pendekatan Terstruktur. Yogyakarta: Andi. Jogiyanto HM. 2008. “Analisis dan Desain Pengembangan Sistem Informasi: Pendekatan Terstruktur Teori dan Praktik Aplikasi Bisnis”. Yogyakarta: Andi. La Midjan. dan Azhar Susanto. 2004. “Sistem Informasi Akuntansi I: Pendekatan Manual Penyusunan Metode dan Prosedur”. Bandung: Lingga Jaya. Kenneth C. Laudon, Jane Price Laudon. 2010. “Sistem Informasi Manajemen” diterjemahkan oleh Chriswan Sungkono dan Machmudin Eka P. Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: Salemba Empat. . 2012. Management Information Systems. New York: Prentice Hall. Krismiaji. 2015. “Sistem Informasi Akuntansi”. Edisi Keempat. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Lilis Puspitawati. 2014. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Pertama. Jakarta: Graha Ilmu. Mayasari, N. Z. (2017). The Influence of Implementation Intern Control, Information System Technology, Individual Culture to Quality Internal Audit with Quality human Resource Interviewing variabel Education Consultant in Indonesian. The International Journal Of Economic Research, 4(serialsjournals), 125-131. Mayasari, N. Z. (2016). Factors Influencing Quality Management Information System: Indonesian Government. Frontiers of Accounting and Finance, 1(1) MayaSari, Nur Zeina & Purwanegara (2016) . The effect of accounting information systems. IISTE. ISSN 2222-1719 Sari, N. Z. M., SE, M., & Purwanegara, H. D. (2016). The Effect of Quality Accounting Information System in Indonesian Government (BUMD at Bandung Area). decision-making, 7(2). Mulyadi. 2005. Sistem Akuntansi. Edisi ketiga. Jakarta : Salemba Empat. Mcleod, Raymond dan Schell. 2007. “Sistem Informasi Manajemen”. Edisi 9. Diterjemahkan oleh Hendra Teguh, S.E.Ak. Jakarta: PT Index. . 2007. Management Information System. University of Virginia: Pearson/Prentice Hall. Rapina. 2014. Pengaruh Struktur Organisasi dan Budaya Organisasi terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi Manajemen. FE Maranatha: http://repository.maranatha.edu/19341/3/1251170_Chapter1.pdf Romney, Marshall B. dan Paul John Steinbart. 2005. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi Kesembilan. Dialih bahasakan oleh Dewi Fitriasari, S.S., M.Si. dan Deny Arnos Kwary, S.S., Jakarta : Salemba Empat. Stair, Ralph M. dan Reynolds, George W. 2010. Sistem Informasi. Edisi ke Sembilan, buku dua. Penerjemah Indrajani. Jakarta: Salemba Empat. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. . 2010. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta
23
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
. 2011. Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta. Sujarweni, V Wiratna. 2015. Sistem Akuntansi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Pustaka Baru Press. Sutabri, Tata, S.Kom. MM. 2012. Analisa Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi. Syaifullah, Muhammad. 2010. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis. 10(2), 1-15. O'Brien, James A Marakas. 2008.”Management Information System”. 8th Edition. New York: McGraw Hill. . 2012. Pengantar Sistem Informasi, Edisi 12. Diterjemahkan oleh Fitriasari, D. Kwary. Jakarta: Salemba Empat. Valeria Mimosa, W. 2014. “Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Penjualan”. Jurnal Manajemen dan Bisnis Sriwijaya. 12(1), 19-28. Widjajanto. Nugroho. 2005. “Sistem Informasi Akuntansi”. Jilid satu. Jakarta: Erlangga.
24
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
PENGARUH TEKNOLOGI INFORMASI DAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN TERHADAP EFEKTIVITAS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI Oleh Riri Maryanti, Nur Zeina Maya Sari Mahasiswa Jurusan Akuntansi Universitas Langlang Buana Dosen Jurusan Akuntansi Universitas Langlang Buana (UNLA) Dan Mahasiswa Doktor Ilmu Akuntansi Universitas Pajajaran (UNPAD) Email :
[email protected] (Received: 7-03-2017; Reviewed: 9-03-2017; Revised: 10-03-2017; Accepted: 17-03-2017; Published: 31-032017)
ABSTRAK Perusahaan berada pada lingkungan kompetisi yang sangat ketat, untuk menghadapi hal tersebut dan agar perusahaan dapat bertahan hidup maka perusahaan membutuhkan cara baru yang lebih cepat, lebih dipercaya, lebih efektif dan efisien dalam memperoleh informasi. Informasi akuntansi dapat membantu manajemen untuk memperjelas tugas-tugas mereka sebelum mengambil keputusan (Chong dalam Jawabreh 2012). Sistem informasi yang responsive diperlukan teknologi yang cocok untuk mendukung kebutuhan perusahaan. Pesatnya perkembangan teknologi diiringi perkembangan sistem informasi yang berbasis teknologi. Peningkatan penggunaan teknologi komputer merupakan dampak dari perkembangan teknologi informasi (TI). Dampak yang diperoleh adalah teknologi informasi telah memberikan kemudahan bagi karyawan dalam melakukan pemrosesan data. Teknologi merupakan alat yang berguna untuk membantu individu dalam penyelesaian pekerjaannya (Handayani, 2010). Kata kunci: Tekhnologi Informasi, Sistem Pengendalian Intern Dan Efektifitas SIA
25
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
1.PENDAHULUAN Perkembangan Teknologi Informasi (TI) berkembang dengan pesatnya hingga dewasa ini memberikan banyak kemudahan pada berbagai aspek kegiatan bisnis. Pada lingkungan bisnis yang memiliki tingkat kompetitif begitu tinggi, teknologi informasi (TI) menjadi sumber mendasar dalam mendukung kesempatan kompetitif dan menjadi sebuah senjata strategis pada organisasi (Lam, Cho dan Qu, 2007). Menurut Arsono dan Muslichah (2002) komputer yang didukung oleh berbagai macam perangkat lunak yang mudah pengoperasiannya memungkinkan bagi manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan dimungkinkan lebih banyak laporan yang dibutuhkan, karena dengan menggunakan jaringan informasi yang berhubungan dengan lingkungan eksternal (misal: pemerintah, pesaing) dan internal (dari berbagai departemen) dapat diperoleh dengan mudah dan cepat. Bisnis yang kompetitif menuntut perusahaan untuk memanfaatkan kemampuan semaksimal mungkin agar mampu menunjukan keunggulannnya. Kemajuan teknologi informasi dan komunikasi telah membuat sistem informasi akuntansi menjadi suatu alat penting dalam dunia bisnis yang sangat kompetitif (Ogah, 2013). Penerapan sistem informasi akuntasi merupakan investasi yang penting untuk perusahaan (Raupeliene, 2003). Penggunaan sistem informasi dapat meningkatkan daya saing perusahaan agar tidak tersisih dalam lingkungannya (Kustono, 2011). Keefektifan sistem informasi akuntansi dapat mengukur keunggulan daya saing yang di ciptakan oleh perusahaan. Peningkatan efektivitas sistem informasi akuntansi memerlukan adanya peran dan partisipasi manajemen dalam mendukung implementasi dan pengembangan informasi akuntansi. Stales dan Selldon (dalam Putra, 2012) menyatakan tujuan dari dilakukannya penelitian pada bidang teknologi informasi adalah pengguna akhir dapat dengan mudah dan efektif dalam 26
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
menggunakan teknologi informasi. Kecanggihan teknologi di masa kini memiliki perkembangan yang pesat bahkan mampu menghasilkan beraneka ragam teknologi sistem yang dirancang untuk membantu pekerjaan manusia dalam menghasilkan kualitas informasi terbaik. Keanekaragaman teknologi tersebut memberikan kemudahan bagi para pegguna teknologi teknologi dan implementasinya. Perusahaan yang memiliki teknologi informasi yang canggih (terkomputerisasi dan terintegrasi) dan didukung oleh aplikasi pendukung teknologi modern, diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi kelangsungan kinerja perusahaan. Sistem pengendalian intern adalah sebagai berikut “Strktur pengendalian intern suatu organisasi terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diciptakan untuk memberikan jaminan yang memadai agar tujuan organisasi dapat dicapai” (Mulyadi, 2010: 120), dalam proses untuk mengamankan hasil penjualan suatu perusahaan sangat diperlukan prosedur pemeriksaan yang dirancang untuk memverifikasi efektivitas sistem pengendalian intern, efektivitas sistem pengendalian intern perusahaan sangat diperlukan terutama ditujukan untuk mendapatkan informasi mengenai: frekuensi pelaksanaan proses pengendalian yang ditetapkan, mutu pelaksanaan prosedur pengendalian dan karyawan yang melaksanakan prosedur pengendalian tersebut. Pengendalian intern organisasi perusahaan merupakan salah satu fungsi utama dari sistem informasi akuntansi. Oleh karena itu sistem informasi akuntansi harus dapat menunjang pengendalian intern yang diterapkan oleh perusahaan, sistem informasi akuntansi akan mencatat seluruh aktivitas perusahaan secara otomatis sehingga pimpinan perusahaan akan memperoleh laporan-laporan yang bermanfaat untuk menilai efisiensi perusahaan, menetapkan kebijakankebijakan dan mengambil keputusan (Mulyadi, 2005). Perusahaan tidak dapat lagi membangun penghalang di sekeliling sistem informasinya serta mengunci semua orang di luar, sebaliknya mereka harus berbagai informasi dengan pihak-pihak
27
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
yang sering berinteraks dengan mereka, yaitu : pelanggan, vendor, pegawai, mitra bisnis dan sebagainya, peningkatan hubungan ini membuat sistem informasi lebih rentan terhadap masalah. Mencapai keamanan dan pengendalian yang memadai atas sumber daya informasi organisasi atau perusahaan harus menjadi prioritas pihak manajemen puncak walaupun tujuan pengendalian intern tetaplah sama bagaimanapun bisnis dijalankan atau sejauh apa pun teknologi informasi digunakan, cara mencapai keamanan dan pengendalian atas informasi telah berubah secara signifikan dalam tahun-tahun belakangan ini, oleh karena sistem informasi berkembang, begitu pula dengan sistem pengendalian intern. Bisnis bergeser dari sistem manual ke sistem komputer utama, pengendalian baru harus dikembangkan untuk menurunkan atau mengendalikan resiko yang dibawa oleh sistem informasi berdasarkan komputer yang memberikan perkembangan teknologi yang cepat. Jika perusahaan mampu menyesuaikan teknik komputerisasi dengan mekanisme pengendalian intern menurut sistem informasi akuntansi, maka perusahaan akan dapat menjamin kehandalan pengolahan informasi akuntansi dan meningkatkan pengendalian dari efektivitas keandalan informasi akuntansi. Ketika kontrol digunakan dengan benar akan ada efektivitas operasi yang lebih baik dan efisiensi yang akan menghasilkan keandalan informasi akuntansi yang lebih baik. Oleh karena itu, semakin baik sistem pengendalian intern maka semakin baik pula efektivitas sistem informasi akuntansi. Semakin kompleks dan luasnya aktivitas perekonomian mendorong setiap organisasi atau perusahaan untuk mampu mengelola aktivitas perekonomiannya dengan baik. Keberhasilan dari suatu sistem yang di miliki suatu perusahaan juga bergantung pada suatu kemudahan sistem dan pemanfaatan dalam pengelolaan sistem tersebut oleh pemakai sistem. Dengan evaluasi pemakai sistem atas teknologi dengan kemampuan yang di miliki dan tuntutan dalam tugas, maka akan memberikan dorongan pemakai memanfaatkan teknologi (Goodhue, 1995) 28
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Salah satu pemakai yang memanfaatkan TI adalah bagian akuntansi. Dalam bidang akuntansi, teknologi informasi banyak digunakan organisasi untuk merancang dan membuat Sistem Informasi Akuntansi (SIA) yang baik dengan tujuan untuk mencapai efisiensi dalam bekerja, terutama untuk kegiatan yang berkaitan dengan akuntansi. Dimana Sistem Informasi Akuntansi mempunyai peran yang sangat penting untuk mengumpulkan serta menyimpan data tentang segala aktivitas dan meliputi semua transaksi yang ada di dalam perusahaan, lalu memproses data menjadi informasi finansial dan informasi finansial tersebut akan digunakan untuk pengambilan keputusan oleh para penggunanya. Halim (1995: 67) menjelaskan bahwa pada hakikatnya, akuntansi merupakan sistem informasi, jelasnya akuntansi merupakan teori umum informasi terhadap masalah-masalah operasi yang ekonomik dan efisien. Akuntansi juga membentuk sebagian besar informasi umum yang dinyatakan secara kuantitatif. Dalam konteks ini, akuntansi menjadi bagian dari sistem informasi umum dari satu kesatuan yang beroperasi, sekaligus menjadi suatu bidang dasar yang dibatasi oleh konsep informasi. Salah satu contoh seperti pada kegiatan dan transaksi-transaksi yang ada pada penjualan produk dan jasa. Teknologi informasi yang telah disediakan perusahaan dipergunakan untuk mengumpulkan dan menyimpan data mengenai penjualan yang kemudian diintegrasikan kepada sistem informasi akuntansi. Sistem Informasi Akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasi, mengolah, menganalisa dan mengkomunikasikan informasi finansial. Hasil pengolahan data-data mengenai penjualan tersebut akan dipergunakan di laporan keuangan dalam income statement, neraca, sehingga dapat dipergunakan dalam membuat forecasting penjualan periode yang akan datang. Apabila teknologi informasi tersebut berjalan dan terintegrasi dengan baik, maka informasi finansial yang akan dihasilkanpun akan valid. Begitu pula sistem-sitem informasi yang berhubungan 29
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
dengan pembelian bahan baku atau barang dagang, penerimaan kas, pengeluaran kas gaji karyawan dan lain-lain. Salah satu teknologi sistem informasi yaitu Point ot Sale. Pengertian sistem Point of Sale menurut Bodnar dan Hopwood (2012: 254) yaitu suatu teknologi sebagai perkembangan dan cash register tradisional yang memungkinkan sistem tersebut berfungsi sebagai perangkat penginput data transaksi penjualan. Point of Sale adalah aplikasi akuntansi perdagangan yang memiliki aplikasi untuk transaksi jual beli, laporan pembelian, stock opname dan laba rugi. Biasanya POS dipergunakan ditoko-toko retail. Perancangan program POS ini menggunakan bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 dan Crystal Report. Keuntungan yang akan didapat apabila sebuah toko atau ritel memkai POS yaitu (1) meningkatkan kualitas pelayanan, proses transaksi akan lebih cepat (2) meningkatkan citra, para konsumen dan stakeholder akan memandang bahwa toko atau ritel tersebut computerized enterprise yang dikelola dengan baik dan profesional (3) kemudahan proses controlling dan pengambilan keputusan karena laporan disediakan dengan cepat sehingga mempermudah pengambilan keputusan baik secara kolektif ataupun personal. POS akan dapat memberi keuntungan yang maksimal apabila user memiliki pengetahuan yang baik dan memanfaatkannya dengan baik serta cocok dengan tugasnya. Arsono dan Muslichah (2002) menyimpulkan bahwa informasi yang relevan, akurat, dan tepat waktu dapat tersedia dengan adanya teknologi informasi yang didukung oleh berbagai macam perangkat lunak yang mudah pengoperasiannya, memungkinkan bagi manajer dapat mengakses informasi dengan cepat dan dimungkinkan lebih banyak laporan yang dibutuhkan.
30
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Sistem informasi akuntansi merupakan bagian yang sangat penting untuk meningkatkan efisiensi organisasi dan mendukung daya saing dengan menyediakan informasi keuangan dan akuntansi bagi manajemen (Alsarayreh et al., 2011). Sistem dapat dikatakan efektif apabila sistem mampu menghasilkan informasi yang dapat diterima dan mampu memenuhi harapan informasi secara tepat waktu (timely), akurat (accurate), dan dapat dipercaya (reliable) (Widjajanto, 2001). Selain itu, efektivitas penggunaan sistem informasi dalam suatu perusahaan juga harus mempertimbangkan faktor sumber daya manusia. Sistem informasi akuntansi yang digunakan dalam perusahaan merupakan organisasi tergantung pada seberapa baik penggunanya mampu menerapkan aplikasi tersebut secara baik dan mengetahui dengan baik apa saja yang terdapat dalam sistem tersebut dan dapat menerapkannya dengan baik. Jadi keberhasilan dari teknologi maupun sistem informasi pada perusahaan memiliki hubungan erat terhadap sumber daya manusia pada perusahaan atau organisasi tersebut. Secara perusahaan dagang dapat didefinisikan sebagai perusahaan atau organisasi yang melakukan kegiatan usaha dengan membeli barang dari pihak maupun perusahaan lain kemudian dijualnya kembali kepada pihak yang memerlukan atau langsung dijual kepada masyarakat umum, biasanya berupa retail atau grosir (Handayani, 2014) Fenomena pengontrolan barang menjadi salah satu masalah yang dialami di Toserba Yogya setelah adanya pengembangan. Persediaan barang yang kurang teratur mangakibatkan penjualan menjadi loss sales. Maka sangat diperlukan peranan sistem pengendalian intern dalam situasi seperti ini karena sistem informasi akuntansi dikatakan efektif apabila informasi yang diberikan oleh mereka melayani banyak kebutuhan dari pengguna sistem. Seperti yang terlihat dalam grafik di bawah ini : Salah satu penyebab fenomena di atas adalah sistem pengendalian intern. Sistem akuntansi sebagai sistem informasi merupakan subjek terjadinya kesalahan baik yang disengaja maupun tidak 31
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
disengaja. Oleh karena itu sistem informasi akuntansi memerlukan pengendalian intern atau dengan kata lain sistem informasi akuntansi berkaitan erat dengan pengendalian intern organisasi. Fenomena selanjutnya adalah setiap tahun, pusat perbelanjaan berlomba-lomba mengadakan program undian. Salah satunya dengan pusat perbelanjaan yogya yang gencar mengadakan undian dobel bonus. Chief Operasional Yogya, Bambang Sutejo mengatakan, dalam program dobel bonus yang ditawarkan pihaknya tersebut dengan kategori hadiah, yaitu berupa undian dan hadiah langsung. Setiap pembelian produk supermarket dan fashion senilai Rp 50.000,akan mendapatkan 1 lembar kupon undian dan kumpul kupon. Undian Dobel Bonus tidak berlaku untuk pembelanjaan susu bayi di bawah 1 tahun. Berbagai hadiah yang bisa didapatkan dalam undian tesebut. Namun selama sistem ini berjalan, sering terjadi bentuk penyelewengan karena sistem ini masih menggunakan sitem manual. Kondisi ini menggambarkan kurangnya sistem pengendalian intern dalam pengerjaan sistem tersebut yang berpengaruh terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi.
Uraian Penjualan Kupon
Tahun 2013 Rp
20.073.778.443 401.571
Tahun 2014 Rp
19.847.658.358 397.075
Tahun 2015 Rp
21.016.736.497 420.509
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan topik : “Pengaruh Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Intern terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi pada PT. AKUR PRATAMA Cabang Yogya Buah Batu.”
32
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut : 1. Berapa besar pengaruh teknologi informasi terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi di Yogya Buah Batu? 2. Berapa besar pengaruh sistem pengendalian intern terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi di Yogya Buah Batu? 3. Berapa besar pengaruh teknologi informasi dan sistem pengendalian intern terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi di Yogya Buah Batu?
3. TINJAUAN PUSTAKA Pada sub bab kajian pustaka ini akan diuraikan mengenai landasan teori penelitian, yang berguna sebagai dasar pemikiran ketika melakukan pembahasan masalah yang diteliti dan untuk mendasari analisis yang akan digunakan dalam bab selanjutnya yang diambil dari literatur-literatur mengenai teknologi informasi, kepuasan pengguna dan kualitas sistem informasi akuntansi.
1.1.1
Konsep Dasar Teknologi Informasi
1.1.1.1 Pengertian Teknologi Informasi Teknologi informasi (TI) dilihat dari kata penyusunannya adalah teknologi dan informasi. Kata teknologi bermakna dan berkembang dan penerapan berbagai peralatan atau sistem untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari-hari, kata teknologi berdekatan artinya dengan istilah tata cara. Menurut James A.O’Brien & George M. Marakas (2014: 5) dalam teknologi adalah suatu jaringan komputer yang terdiri atas berbagai komponen pemrosesan informasi yang menggunakan berbagai jenis hardware, software, manajemen data, dan teknologi. 33
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Menurut Azmi, Yan (2009: 2), definisi informasi adalah : “Informasi adalah data yang diproses kedalam bentuk yang lebih berarti bagi penerima dan berguna dalam pengambilan keputusan, sekarang atau untuk masa yang akan datang”. Banyak istilah yang berhubungan dengan teknologi informasi karena banyaknya perubahan dan tidak adanya kesepakatan istilah yang digunakan. Beberapa istilah yang sering digunakan (Jogiyanto, 2005: 2) yaitu : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)
Sistem informasi manajemen. Sistem informasi manajemen berbasis komputer. Teknologi Informasi (TI). Teknologi Sistem informasi Teknologi Komputer Manajemen informasi Sistem informasi Menurut Laudon dan Laudon (2009: 10) teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai
berikut : “Teknologi informasi merupakan seluruh perangkat keras dan perangkat lunak yang dibutuhkan suatu perusahaan untuk menunjang apa yang akan dicapai oleh perusahaan”. Sedangkan menurut Ishak (2008: 87): “Teknologi informasi adalah hasil rekayasa manusia terhadap proses penyampaian informasi dari pengirim ke penerima sehingga pengiriman informasi akan lebih cepat, lebih luas sebarannya, dan lebih lama penyimpanannya”.
34
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Dari pernyataan tersebut diatas menjelaskan bahwa teknologi informasi adalah suatu sistem yang berbentuk hardware dan software yang dapat menangkap, memproses, mengubah, menyimpan dan menyajikan dengan menggunakan suatu energi listrik. Teknologi merupakan alat yang berguna untuk membantu individu dalam penyelesaian pekerjaannya (Handayani, 2010). Al Eqab dan Adel (2013) menemukan hubungan yang positif dan signifikan antara kecanggihan teknologi informasi dengan karakteristik informasi akuntansi. Teknologi informasi digunakan untuk mengubah data mentah menjadi suatu informasi yang diperlukan oleh pihak internal dan eksternal. Informasi akuntansi akan membantu manajemen untuk memperjelas tugas-tugas mereka sebelum mengambil keputusan (Chong dalam Jawabreh, 2012). Dari definisi diatas maka dapat dikatakan maka teknologi informasi yaitu suatu kebutuhan dasar dengan tata cara atau sistem yang digunakan untuk membantu memproses informasi, mendapatkan, menyimpan, menyusun dan kemudian mengkomunikasikan atau menyampaikan informasi tersebut yang terbentuk dari perangkat lunak dan perangkat keras yang diakomodir melalui bantuan komputer dalam mempertahankan kelangsungan usahanya.(sintesa penulis,2016) 1.1.1.2 Indikator Teknologi Informasi Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni (2014) mengelompokkan teknologi informasi kedalam 2 bagian, ”Teknologi informasi dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian yaitu perangkat lunak (software) dan perangkat keras (hardware). Perangkat keras menyangkut peralatanperalatan yang bersifat fisik, seperti memori, printer dan keyboard. Adapun perangkat lunak meliputi : instruksi-instruksi untuk mengatur perangkat keras agar bekerja sesuai dengan tujuan instruksi tersebut.” information technology in information management system (MIS) company management decision making which often initially pursued by many factor of nontechnical became accurately is relevant, complete and on schedule (Mayasari,Prof Dadang Sadeli, 2016)
35
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Sedangkan Haag (2000) membagi teknologi sesuai dengan tujuan instruksi antara lain : 1. Teknologi masukan (input) Segala perangkat yang digunakan untuk menangkap data/informasi dari sumber asalnya. 2. Teknologi keluaran (output) Supaya informasi dapat diterima oleh pemakai yang membutuhkan, informasi perlu disajikan dalam berbagai bentuk baik kertas dengan menggunakan printer maupun melalui media penyimpanan seperti hardisk, dsb. 3. Teknologi perangkat lunak (software) Untuk menciptakan informasi diperlukan perangkat lunak atau program. Program adalah sekumpulan instruksi yang digunakan untuk mengendalikan perangkat keras komputer. 4. Teknologi penyimpanan (storage) Teknologi penyimpan menyangkut segala peralatan yang digunakan untuk menyimpan data. 5. Teknologi telekomunikasi (telecommunication) Teknologi telekomunikasi merupakan teknologi yang memungkinkan hubungan jarak jauh. Internet dan ATM merupakan contoh teknologi yang memanfaatkan teknologi telekomunikasi. 6. Teknologi pemroses (process) Mesin pemroses adalah bagian penting dalam teknologi informasi yang berfungsi untuk mengingat data program berupa kompenen memori dan mengeksekusi program berupa komponen CPU. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan konektivitas komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan efisiensi para bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerjasama (James A.O'Brien & George M. Marakas, 2014: 76).
Teknologi informasi telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis, memberikan andil besar terhadap perubahan mendasar pada struktur, operasi dan manajemen
36
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
organisasi. Berkat teknologi ini, berbagai kemudahan dapat dirasakan manusia. Menurut Abdul Kadir dan Terra Ch. Triwahyuni (2014), peranan teknologi informasi meliputi : 1. Teknologi informasi menggantikan peran manusia. Dalam tugas ini, teknologi informasi melakukan otomatisasi terhadap suatu tugas atau proses. 2. Teknologi informasi memperkuat peran manusia, yakni dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses. 3. Teknologi informasi berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses. Tabel 2.1 menyajikan lima dimensi teknologi informasi yang mencakup menangkap, menyampaikan, menciptakan, menyimpan, dan mengkomunikasikan (Haag dan Cummings, 2008). Tabel 2.1 Dimensi dan Indikator Teknologi Informasi Dimensi
Keterangan
Menangkap informasi
Memperoleh
Alat TI informasi
pada titik asalanya.
Teknologi
input,
misalnya:
Mouse,
keyboard,
Barcode
reader. Menyampaikan
Menyajikan
informasi
Teknologi
output,
informasi
dalam bentuk yang paling
misalnya:
Screen,
berguna.
Printer, Speaker.
Menciptakan informasi
Memproses untuk
informasi
Teknologi
Software,
memperoleh
misalnya:
Word
informasi baru.
processing,
payroll,
Expert system. Menyimpan informasi
Menyimpan
informasi
untuk penggunaan waktu
Teknologi penyimpanan, misalnya:
yang akan datang.
37
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Hard
disk,
Vol.1, No.1, Maret 2017
CD-Rom,
Tape. Mengkomunikasikan
Menyampaikan informasi
Teknologi komunikasi,
informasi
ke orang lain atau ke lokasi
misalnya:
lain.
satelite.
Modem,
(Sumber: Haag dan Cummings 2008:18)
1.1.2
Sistem Pengendalian Intern
1.1.2.1 Pengertian Sistem Pengendalian Intern Coso (2013: 1) menerangkan : “Internal control is a process, effected by an entity’s board of directors, management, and other personnel, designed to provide reasonable assurance regarding the achievement of objectives relating to operating, reporting, and compliance”.
Menurut Mulyadi dalam bukunya Sistem Akuntansi (2008: 163) mengemukakan bahwa : “Sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode, ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijaka manajemen”.
Pengertian sistem pengendalian imtern menurut The Committee of Sponsoring Organization (COSO) dalam buku ”Auditing” yang dikemukakan oleh Sunarto (2010) yaitu sebagai berikut : “Sistem pengendalian intern adalah suatu proses yang dipengaruhi oleh dewan komisaris, manajemen, personel satuan usaha lainnya yang dirancang untuk medapatkan keyakinan memadai tentang pencapaian tujuan dalam hal-hal berikut : 1. Keandalan pelaporan keuangan. 2. Kesesuaian dengan undang-undang dan peraturan yang berlaku. 3. Efektifitas dan efisiensi operasi”. Konsep dasar yang terkandung dalam definisi ini adalah :
38
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
1. Pengendalian intern adalah suatu proses. Pengendalian intern merupakan cara untuk merupakan cara untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri. 2. Pengendalian intern dipengaruhi oleh manusia. Pengendalian intern bukan hanya terdiri dari buku pedoman kebijakan dan formulir-formulir, tetapi juga orang-orang pada berbagai jenjang dalam suatu organisasi, termasuk dewan komisaris, manajemen, serta personil lainnya. 3. Pengendalian intern diharapkan memberikan keyakinan memadai, bukannya keyakinan penuh, bagi manajemen dan dewan komisaris satuan usaha karena adanya kelemahankelemahan bawaan yang melekat pada seluru sistem pengendalian intern dan perlunya pertimbangan biaya dan manfaat. 4. Pengendalian intern adalah alat unutk mencapai tujuan, yaitu pelaporan keuangan kesesuaian, dan koperasi. Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern merupakan suatu proses yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yang terdiri dari keandalan laporan keuangan, efektif dan efısien.(Sintesa penulis, 2016)
1.1.2.2 Indikator Sistem Pengendalian Intern COSO merumuskan lima komponen pengendalian intern yang saling berkaitan yang dikemukakan oleh Sunarto (2010) dalam buku “Auditing” yaitu sebagai berikut : 1) Lingkungan pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian menciptakan suasana pengendalian dalam suatu organisasi dan mempengaruhi kesadaran personil organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian
39
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
merupakan landasan untuk semua unsur pengendalian intern, yang membentuk disiplin dan struktur. Berbagai faktor yang membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas antara lain : 1. Nilai integritas dan etika Efektivitas pengendalian intern bersumber dari dalam diri orang yang mendesain dan melaksanakannya. Pengendalian intern yang memadai desainnya, namun dijalankan oleh orang-orang yang tidak menjunjung tinggi integritas dan tidak memiliki etika, akan mengakibatkan tidak terwujudnya tujuan pengendalian intern. Oleh karena itu, tanggung jawab manajemen adalah menjunjung tinggi integritas suatu kemampuan untuk mewujudkan apa yang dikatakan atau telah menjadi komitmennya. 2. Komitmen terhadap kompetensi Untuk mwncapai tujuan entitas, personil disetiap tingkat organisasi harus memeiliki pengetahuan dan keterampilan yang perlu untuk melaksanakan tugasnya secara efektif. Agar menjadi efektif komite audit harus memelihara komunikasi yang baik dan berkesinambungan dengan audit internal maupun audit eksternal. Komitmen terhadap kompetisi mencakup pertimbangan manajemen atas pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan, dan panduan antara kecerdasan, pelatihan, dan pengalaman yang dituntut dalam pengembangan kompetensi. 3. Dewan Komesaris dan komite audit Dalam perusahaan berbentuk perseroan terbatas jika menunjukan auditor dilakukan oleh managemen puncak, kebebasan auditor dapat tampak berkurang dipandang dari sudut pemegang saham. Hal ini karena managemen puncak adalah pihak yang seharusnya dinilai kejujuran pertanggungjawaban keuangannya oleh auditor, padahal managemen puncak menentukan pemilihan auditor yang ditugasi dalam audit laporan keuangan yang dipakai untuk pertanggungjawaban oleh manajemen puncak. 40
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Komite audit yang independen dibebani tanggung jawab untuk mengawasi proses pelaporan keuangan yang mencakup pengendalian intern dan ketaatan terhadap peraturan dan hukum yang telah ditetapkan. 4. Filosopi dan gaya operasi manajemen Filosopi adalah seperangkat tentang keyakinan dasar (basic believes) yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawan. Filosofi merupakan apa yang seharusnya dikerjakan dan apa yang seharusnya tidak boleh dilakukan dan mencerminkan ide manajer tentang bagaimana operasi suatu aktivitas harus dilaksanakan. Melalu kebijakan dan aktivitasnya manajemen memberikan informasi yang jelas kepada karyawan tentang penting pemahaman mengenai falsafah manajemen dan gaya operasi sehingga dapat dirasakan sikap manajemen terhadap pengendaian. 5. Struktur organisasi Struktur organisasi memberikan kerangka untuk perancangan, pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas-aktivitas. Pengembangan struktur organisasi mencakup pembagian wewenang dan pebebanan tanggung jawab didalam suatu organisasi dalam mencapai tujuan organisasi. 6. Pembagian wewenang dan pembebanan tanggung jawab Pembagian wewenang dan tanggung jawab merupakan perluasan lebih lanjut pengembangan struktur organisasi dengan pembagia wewenang yang jelas, organisasi akan dapat mengalokasikan berbagai sumber dayayang dimilikinya untuk mencapai tujuan organisasi. Penetapan wewenang dan tanggung jawab dimaksudkan agar mempermuda proses opersi, proses pelaporan dan memperjelas tingkat kepemimpinan dalam perusahaan. Didalamnya termasuk kebijakan yang berhubungan dengan pelaksanaan usaha, pengetahuan dan pengalaman tokoh-tokoh kunci dalam perusahaan dan sumber yang tersedia untuk menjalankan operasi perusahaan. 41
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
7. Kebijakan dan praktik sumber daya manusian Pengendalian intern yang baik tidak akan menghasilkan informasi keuangan yang andal jika dilaksanakan oleh karyawan yang tidak kompoten dan tidak jujur. Karena pentingnya perusahaan memiliki karyawan yang kompoten dan jujur agar terciptanya lingkungan pengendalian yang baik maka perusahaan perlu memiliki metode yang baik dalam menerima karyawan, mengembangkan kompotensi menilai prestasi dan memberikan kompensasi ats prestasi mereka. Kebijakan dan pelatihan dan sumber daya manusia berhubungan dengan proses penrimaan, penempatan, pelatian, evaluasi, konseling , promosi peggantian dan tindakan perbaikan. 2) Penilaian resiko (Risk Assesment) Penarkan resiko untuk tujuan laporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan pengelolaan resiko entitas yang berkaitan dengan penyusunan laporan keuangan, sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum di indonesia. Penarikan resiko harus pertimbangan khusus terhadap resiko yang dapa timbul dari perubahan keadaan, seperti : 1. Perubahan dalam lingkungan operasi (Changes in Operating Environment). 2. Karyawan baru (New Personnel). 3. Sistem informasi baru (New Revamped Growth). 4. Pertumbuhan yang pesat (Rapid Growth) 5. Teknologi yang baru (New Technology). 6. Lingkup dan kegiatan baru (New Line, Product or Activities) 3) Informasi dan komunikasi (Information and Communication) 1. Informasi Fokus utama kebijakan dan prosedur pengendalian yang berkaitan dengan sistem akuntansi adalah bahwa transaksi dilaksanakan dengan cara mencegah salah saji asersi manajemen di 42
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
laporan keuangan. Oleh karena itu, sistem akuntansi yang efektif dapat memberikan keyakinan memadai bahwa transaksi yang dicatat atau terjadi adalah : a) Sah. b) Telah diotoritas. c) Telah dicatat. d) Telah dinilai secara wajar. e) Telah digolongkan secara wajar. f) Telah dicatat dalam periode yang seharusnya. g) Telah dimasukkan ke dalam buku pembantu dan telah diringkas dengan benar. 2. Komunikasi Komunikasi mencakup penyampaian informasi kepada semua personal yang terlibat kedalam laporan keuangan tentang bagaimana aktivitas mereka yang berkaitan dengan pekerjaan orang lain, baik yang berada di dalam maupun yang berada di luar organisasi. Komunikasi ini mencangkup sistem pelaporan penyimpangan kepada pihak yang lebih tinggi dalam entetitas. Pedoman kebijakan, pedoman akuntitas dan pelaporan keuangan, daftar akun, dan memo yang merupakan bagian dari komponen informasi dan komunikasi dalam pengendalian intern. 4) Aktivitas pengendalian (Control Activities) Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang dibuat untuk memberikan keyakinan bahwa petunjuk yang dibuat oleh managemen telah dilaksanakan. Kebijakan da prosedur ini memerikan keyakinan bahwa tindakan yang diperlukan untuk mengurangi resiko dalam pencapaian tujuan etentitas 1. Pengendalian pengelolaan informasi. Berbagai tindakan pengendalian dilakukan dengan memeriksa tingkat keakuratan, kelengkapan dan otorisasi transaksi. Kegiatan pengendalian informasi dibagi dua : 43
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
a. Pengendalian umum Unsur pengendalian umum ini meliputi: organisasi pusat pengolahan data, prosedur standar untuk perubahan program, pengembangan sistem dan pengoprasian fasilitas pengolahan data. b. Pengendalian aplikasi Dilakukan terhadap pengolahan aplikasi individu, pengendalian ini menjamin bahwa transaksi yang telah dilakukan adalah sah, telah diotorisasi dengan benar dan telah diolah secara akurat dan lengkap. 2. Pemisahan fungsi yang memadai. Tujuan pokok pemisahan fungsi ini adalah untuk mencegah dan untuk menghindari timbulnya kesalahan-kesalahan yang disengaja atau tidak dalam pengotorisasian transaksi, pencatatan transaksi dan pemeliharaan asset. 3. Pengendalian fisik atas kekayaan dan catatan. Kegiatan pengendalian ini dilaksanakan terhadap pengendalian atas asset, yaitu untuk menjaga asset dari perbedaan perhitungan antara catatan pengeendalian dengan hasil perhitungan fisik dan menghindari pencurian asset, sehingga dapat mendukung persiapan pelaporan keuangan dan pelaksanaan audit. 4. Review atas kinerja Review atas kinerja mencakup review dan analisis yang dilakukan oleh manajemen atas : laporan yang meringkas rincian jumlah yang tercantumdalam akun buku pembantu dan hubungan atas serangkaian data, seperti data keuangan dengan data non keuangan. 5) Pemantauan (Monitoring). Pemantauan adalah proses penilaian kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan dilaksanakan oleh manajer yang semestinya melakukan pekerjaan tersebut,baik pada tahap desain maupun pengoprasian pengandalian, pada waktu yang tepat, untuk 44
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
menentukan apakah pengendalian intern tersebut telah memerlukan perubahan karena terjadinya perubahan keadaan. 1.1.2.3 Tujuan Pengendalian Intern Arens et. Al. (2011) yang dialih bahasakan oleh Herman Wibowo memaparkan tiga tujuan umum manajemen dalam merancang sistem pengendalian internal yang efektif, yaitu: 1. Reliability Of Financial Reporting. 2. Eficiency and Effectiveness Of Operations 3. Complience With Laws and Regulations Manajemen bertanggung jawab untuk menyiapkan laporan bagi para inverstor, kreditor dan pemakai lainnya. Manajemen memikul baik tanggung jawab hukum maupun professional untuk memastikan bahwa informasi telah disajikan secara wajar sesuai dengan persyaratan pelaporan seperti prinsip-psrinsip akuntansi yang berlaku umum. Tujuan pengendalian internal yang efektif atas pelaporan keuangan adalah memenuhi tanggung jawab pelaporan keuangan tersebut. Pengendalian dalam perusahaan akan mendorong pemakai sumber daya secara efektif dan efisien untuk mengoptimalkan sasaran-sasaran perusahaan. Tujuan yang penting dari pengendalian ini adalah memperoleh informasi keuangan dan non keuangan yang akurat tentang operasi perusahaan untuk keperluan pengambilan keputusan. Manajemen harus menguji efektifitas pelaksanaan pengendalian untuk menentukan apakah pengendalian sudah berjalan seperti yang sudah dirancang dan apakah orang yang melaksanakan memiliki kewenangan serta kualifikasi yang diperlukan untuk melaksanakan pengendalian secara efektif. 3.METODE PENELITIAN Dalam Pedoman Operasional Penulisan Skripsi disebutkan bahwa “Desain penelitian ini menjelaskan metode penelitian yang digunakan dan bagaimana prosedur penelitian tersebut dilakukan” (POPS, 2007: 21). Metode penelitian dapat diartikan sebagai rangkaian cara atau 45
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
kegiatan pelaksanaan penelitian yang didasari oleh asumsi-asumsi dasar, pandangan-pandangan filosofi dan ideologi pernyataan isu yang dihadapi. Menurut Sugiyono (2009: 3) metode penelitian adalah “Cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.” Berdasarkan tujuan dan bentuk permasalahan dari penelitian ini, maka jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan verifikatif. Menurut Sugiyono (2009: 11) “Metode penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui variabel, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan antara variabel satu dengan variabel lainnya.” Metode verifikatif menurut Nazir (2005: 74) yaitu “Metode verifikatif dilakukan untuk menguji kebenaran hipotesis yang berarti menguji kebenaran teori.” Dengan demikian metode penelitian verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk menguji kebenaran atau teori yang sudah ada, tetapi bukan untuk menciptakan teori baru. Penelitian deskriptif verifikatif bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki, secara terperinci untuk menghasilkan rekomendasi untuk keperluan masa mendatang. Metode verifikatif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui besar pengaruh teknologi informasi dan sistem pengendalian intern terhadap efektivitas sistem informasi akuntansi di Yogya Buah Batu.
3.1 Operasionalisasi variabel penelitian ini akan diukur oleh instrumen pengukuran dalam bentuk kuesioner yang bersifat tertutup yang memenuhi persyaratan-persyaratan skala likert, untuk setiap pilihan jawaban diberi skor dan skor yang diperoleh mempunyai tingkat pengukuran ordinal. Agar dapat memperlancar dalam pengumpulan data dan ukurannya, maka masing-masing variabel dan sub variabel dalam penelitian ini akan didefinisikan secara rinci .
46
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Menurut Arikunto (2010: 173) “populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.” Sedangkan menurut Sugiyono (2009: 297) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.”. Berdasarkan pengertian di atas, populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada objek atau subjek yang dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki oleh objek atau subjek tersebut. Populasi sasaran merupakan populasi yang digunakan untuk menjadi sasaran dalam penelitian. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang terkait dalam sistem pengendalian internal. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representative (mewakili)” (Sugiyono, 2009: 118). Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah Purposive sampling. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel berdasarkan pertimbangan kriteria dan ketentuan tertentu (Sugiyono, 2010: 70). Kriteria yang ditentukan peneliti adalah bahwa responden adalah pihak-pihak yang berkompeten dan memiliki keterkaitan dengan teknologi informasi, sistem pengendalian intern dan sistem informasi akuntansi. Berdasarkan kriteria pegambilan sampel tersebut maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini ada sebanyak 40 responden.
4.
HASIL PEMBAHASAN Pada pembahasan kali ini akan dibahas mengenai karakteristik responden responden dalam hal ini adalah pegawai yang berkompeten dan memiliki keterkaitan dengan teknologi informasi, sistem pengendalian intern dan sistem informasi akuntansi di PT Akur Pratama Cabang Yogya Buah Batu berdasarkan jenis kelamin, pendidikan formal terakhir, latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja
47
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
4.1.2.1 Profil Responden berdasarkan Jenis Kelamin Jenis kelamin responden pada dasarnya digunakan untuk memberikan penjelasan karakter dari pada manusia, yakni laki-laki dan perempuan. Jenis kelamin dimaksud untuk mengidentifikasi setiap kemampuan dan juga sebagai perbandingan jumlah antara laki-laki dan perempuan. Berikut ini adalah gambaran mengenai jenis kelamin responden: Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden No
Jenis Kelamin
Frekuensi Persentase
1
Laki-laki
17
42.86%
2
Perempuan 23
57.14%
Total
40
100%
Sumber: Hasil pengolahan peneliti, 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat diketehui bahwa mayoritas responden adalah perempuan yakni sebanyak 57.50% (n = 23) sedangkan untuk responden laki-laki adalah sebanyak 42.50% (n = 17). Data tersebut menunjukkan bahwa meskipun cukup seimbang namun mayoritas pegawai yang berkompeten dan memiliki keterkaitan dengan teknologi informasi, sistem pengendalian intern dan sistem informasi akuntansi di PT Akur Pratama Cabang Yogya Buah Batu adalah perempuan hal ini dimungkinkan karena pada posisi tersebut lebih diminati oleh perempuan dibandingkan dengan lakilaki. 4.1.2.2 Profil Responden berdasarkan Pendidikan Formal Terakhir Selanjutnya berikut adalah profil responden berdasarkan pendidikan terakhir responden yang dikategorikan menjadi 4 kelompok yakni SMA, D3, Sarjana (S1) dan pasca sarjana (S2/S3), sebagai berikut :
48
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Tabel 4.2 Pendidikan Terakhir Responden No
Pendidikan Frekuensi Persentase terkahir
1
SMA/SMK
11
27.5%
2
D3
13
32.5%
3
S1
14
35.0%
4
S2
2
5.0%
40
100%
Total
Sumber : Hasil pengolahan peneliti, 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah responden yang memiliki pendidikan terakhir S1 yakni 35% (n = 14), tidak berbeda jauh dengan responden yang memiliki pendidikan terakhir D3 yaitu sebanyak 32.5% (n=13), responden yang memiliki pendidikan terakhir SMA/SMK ada sebanyak 27.5% (n=11) dan responden yang memiliki pendidikan terakhir S2 sebanyak 5% (n=2). dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwa dapat dikatakan pegawai yang berkompeten dan memiliki keterkaitan dengan teknologi informasi, sistem pengendalian intern dan sistem informasi akuntansi di PT Akur Pratama Cabang Yogya Buah Batu memiliki distribusi tingkat pendidikan yang cukup merata. 4.1.2.3 Profil responden berdasarkan latar belakang pendidikan Selanjutnya berikut adalah profil responden berdasarkan latar belakang pendidikan yang dikategorikan menjadi 4 kelompok, yakni akuntansi, manajemen, ilmu ekonomi dan lainnya yang kemudian dirinci sebagai berikut : Tabel 4.3 49
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Latar belakang pendidikan responden
No
Latar Belakang Frekuensi pendidikan
Persentase
1
Akuntansi
17
42.5%
2
Manajemen
2
5.0%
3
Ilmu Ekonomi
8
20.0%
4
Lainnya
13
32.5%
40
100%
Jumlah
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas pegawai memiliki latar belakang pendidikan akuntansi yaitu sebanyak 42.50% (n=17), pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan ilmu ekonomi ada sebanyak 20% (n=8), pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan manajemen ada sebanyak 5% (n=2), dan pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan selain akuntansi, manajemen dan ilmu ekonomi ada sebanyak 32.5% (n=13). dengan demikian maka pegawai di PT Akur Pratama Cabang Yogya Buah Batu dinilai memiliki posisi yang sesuai dengan latar belakang pendidikannya.
4.1.2.4 Profil responden berdasarkan lama bekerja Selanjutnya berikut adalah profil responden berdasarkan lama bekerja dikelompokkan menjadi 3 bagian diantaranya adalah responden dengan pengalaman kerja di bawah 1 tahun, 1-3 tahun dan di atas 3 tahun, yang kemudian dirinci sebagai berikut: Tabel 4.4 Lama bekerja No
Lama kerja
Frekuensi
Persentase 50
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
1
Di bawah 1 tahun
5
12.5%
2
1 s/d 3 tahun
29
72.5%
3
Di atas 3 tahun
6
15%
40
100%
Total
Vol.1, No.1, Maret 2017
Sumber : Hasil pengolahan peneliti, 2016 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa mayoritas responden adalah pegawai yang telah bekerja selama 1 sampai 3 tahun yakni sebanyak 72.5% (n=29), selanjutnya yaitu pegawai yang telah bekerja di atas 3 tahun yaitu sebanyak 15% (n=6), dan pegawai yang baru bekerja di bawah 1 tahun ada sebanyak 12.5% (n=5). dengan demikian maka pegawai di PT Akur Pratama Cabang Yogya Buah Batu adalah mereka belum cukup lama memiliki pengalama kerja.
4.1.1
Uji Instrumen data Sebelum melakukan pengujian tersebut maka akan dilakukan uji kualitas data dengan
menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas instrument. 4.1.3.1 Uji Validitas Dalam melakukan uji validitas dapat dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk atau variabel. Hasil korelasi antara skor butir pertanyaan dengan total skor konstruk tersebut akan dibandingkan dengan nilai r hitung pada n=40 dan α = 5% yaitu 0,312. Semua item kuesioner yang mencapai koefisien korelasi minimal 0,312 daya pembedanya dianggap memuaskan. Sedangkan item yang memiliki nilai koefisien korelasi di bawah 0,312 dianggap tidak valid dan item yang tidak valid dapat dihilangkan. Adapun hasil uji validitas kuesioner ketiga variabel yang diteliti disajikan pada tabel berikut : Tabel 4.5 Rekapitulasi hasil uji validitas Teknologi Informasi
51
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
No Item
Indeks titik validitas kritis
Ket
x11
0.680
0.312
Valid
x12
0.802
0.312
Valid
x13
0.805
0.312
Valid
x14
0.826
0.312
Valid
x15
0.794
0.312
Valid
x16
0.593
0.312
Valid
x17
0.576
0.312
Valid
x18
0.757
0.312
Valid
x19
0.773
0.312
Valid
x110
0.711
0.312
Valid
Vol.1, No.1, Maret 2017
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai indeks validitas pada ke-10 butir pertanyaan mengenai Teknologi Informasi lebih besar dari 0.312 sehingga dapat disimpulkan bahwa 10 butir pernyataan pada variabel Teknologi Informasi tersebut valid dan layak digunakan sebagai alat ukur variabel tersebut. Tabel 4.6 Rekapitulasi hasil uji validitas Sistem Pengendalian Internal No Item
Indeks validitas
titik kritis
Ket
No Item
Indeks validitas
titik kritis
Ket
x21
0.657
0.312
Valid
x212
0.491
0.312
Valid
x22
0.673
0.312
Valid
x213
0.467
0.312
Valid
x23
0.453
0.312
Valid
x214
0.465
0.312
Valid
x24
0.325
0.312
Valid
x215
0.484
0.312
Valid
x25
0.380
0.312
Valid
x216
0.420
0.312
Valid
x26
0.368
0.312
Valid
x217
0.445
0.312
Valid
x27
0.502
0.312
Valid
x218
0.385
0.312
Valid
52
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
x28
0.458
0.312
Valid
x219
0.354
0.312
Valid
x29
0.553
0.312
Valid
x220
0.431
0.312
Valid
x210
0.481
0.312
Valid
x221
0.447
0.312
Valid
x211
0.561
0.312
Valid
Sumber : Olah Data 2016
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai indeks validitas pada 21 item pertanyaan mengenai Sistem Pengendalian Internal lebih besar dari 0.312 sehingga dapat disimpulkan bahwa 21 butir pernyataan pada variabel Sistem Pengendalian Internal valid dan layak digunakan sebagai alat ukur variabel tersebut.
Tabel 4.7 Rekapitulasi hasil uji validitas Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi
No Item
Indeks validitas titik kritis Ket
No Item
Indeks validitas titik kritis Ket
y1
0.415
0.312
Valid
y13
0.445
0.312
Valid
y2
0.559
0.312
Valid
y14
0.378
0.312
Valid
y3
0.544
0.312
Valid
y15
0.405
0.312
Valid
y4
0.508
0.312
Valid
y16
0.406
0.312
Valid
y5
0.529
0.312
Valid
y17
0.415
0.312
Valid
y6
0.482
0.312
Valid
y18
0.376
0.312
Valid
y7
0.408
0.312
Valid
y19
0.448
0.312
Valid
y8
0.356
0.312
Valid
y20
0.378
0.312
Valid
y9
0.479
0.312
Valid
y21
0.439
0.312
Valid
y10
0.560
0.312
Valid
y22
0.385
0.312
Valid
y11
0.554
0.312
Valid
y23
0.345
0.312
Valid 53
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
y12
0.502
0.312
Valid
y24
0.346
Vol.1, No.1, Maret 2017
0.312
Valid
Sumber : Olah Data 2016
Pada tabel di atas terlihat bahwa nilai indeks validitas pada 24 item pertanyaan mengenai Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi lebih besar dari 0.312 sehingga dapat disimpulkan bahwa 24 butir pernyataan pada variabel Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi valid dan layak digunakan sebagai alat ukur variabel tersebut.
4.1.3.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merupakan alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Pengukuran reliabilitas dilakukan dengan cara one shot atau pengukuran sekali saja dengan alat bantu SPSS uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliable jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally dalam Ghozali, 2011:25)
Tabel 4.8 Rekapitulasi hasil uji reliabilitas kuesioner penelitian
Variabel
Indeks Reliabilitas
Nilai Kritis
Keterangan
Teknologi Informasi (X1)
0.932
0.70
Reliabel
Sistem Pengendalian Internal (X2)
0.875
0.70
Reliabel
Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi (Y)
0.874
0.70
Reliabel
54
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Sumber : Data Diolah 2016 Nilai reliabilitas butir pernyataan pada kuesioner ketiga variabel yang sedang diteliti lebih besar dari 0,70 hasil ini menunjukkan bahwa butir kuesioner pada variabel Teknologi Informasi, Sistem Pengendalian Internal dan Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi handal untuk mengukur variabelnya masing-masing serta dapat dikatakan memiliki ketepatan dan konsistensi yang tinggi untuk dijadikan variabel (konstruk) pada suatu penelitian. 4.1.2
Analisis Deskriptif Gambaran data tanggapan responden dapat digunakan untuk mengetahui bagaimana
tanggapan responden terhadap setiap indikator variabel yang sedang diteliti.Agar lebih mudah menginterpretasikan variabel yang sedang diteliti, dilakukan kategorisasi terhadap skor tanggapan responden.Prinsip kategorisasi jumlah skor tanggapan responden di adopsi dari buku Metode Penelitian Bisnis karangan Sugiyono (2009)yaitu berdasarkan rentang skor maksimum dan skor minimum dibagi jumlah kategori yang diinginkan dengan rumus sebagai berikut.
Rentang Skor Kategori =
Skor Maksimum - Skor Minimum 5
Keterangan : Skor maksimum = jumlah responden x jumlah pernyataan x 5 Skor minimum = jumlah responden x jumlah pernyataan x 1 4.1.4.1 Teknologi Informasi di PT Akur Pratama Cabang Yogya Buah Batu teknologi informasi adalah suatu sistem yang berbentuk hardware dan software yang dapat menangkap, memproses, mengubah, menyimpan dan menyajikan dengan menggunakan suatu energi listrik..
55
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Pada variabel Teknologi Informasi dengan jumlah item pernyataan 10 butir dan jumlah responden 40 orang, diperoleh total skor sebesar 1412 dengan persentase skor sebesar 70.6%, maka rentang skor setiap kategori ditentukan sebagai berikut.
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑛𝑔 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝐾𝑎𝑡𝑒𝑔𝑜𝑟𝑖 =
(10 × 40 × 5) − (10 × 40 × 1) = 320 5
Jadi panjang interval untuk setiap kategori adalah 320 sehingga dari jumlah skor tanggapan responden atas 10 butir pernyataan mengenai Teknologi Informasi diperoleh rentang sebagai berikut.
Sangat tidak Baik tidak Baik
400
720
1040
Cukup Baik
Baik
1360
1680
Sangat Baik
2000
Melalui jumlah skor tanggapan responden dapat diketahui bahwa tanggapan responden tehadap 10 butir pernyataan yang diajukan mengenai Teknologi Informasi termasuk dalam kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa suatu kebutuhan dasar dengan tata cara atau sistem yang digunakan untuk membantu memproses informasi, mendapatkan, menyimpan, menyusun dan kemudian mengkomunikasikan atau menyampaikan informasi tersebut yang terbentuk dari perangkat lunak dan perangkat keras yang diakomodir melalui bantuan komputer dalam mempertahankan kelangsungan usahanya dinilai baik oleh pegawai. Berdasarkan skor tanggapan responden diatas diketahui pula bahwa dimensi fungsi teknologi dalam menyimpan informasi merupakan komponen dalam Melalui jumlah skor tanggapan responden dapat diketahui bahwa tanggapan responden tehadap 6 butir pernyataan yang diajukan mengenai Sistem Pengendalian Internal termasuk dalam 56
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
kategori baik. Hal ini menunjukan bahwa proses yang didesain untuk memberikan keyakinan yang memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan yang terdiri dari keandalan laporan keuangan, efektif dan efısien di PT Akur Pratama Cabang Yogya Buah Batu dinilai baik. Berdasarkan hasil tabulasi skor diatas diketahui bahwa aktivitas pengendalian merupakan komponen dalam sistem pengendalian internal yang dinilai paling baik sedangkan pemantauan adalah komponen Sistem Pengendalian Internal yang masih belum maksimal dibandingkan dengan indikator lainnya. 5.KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai Pengaruh Teknologi Informasi dan Sistem Pengendalian Intern terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi pada PT. AKUR PRATAMA Cabang Yogya Buah Batu maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Penerapan teknologi informasi memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Akur Pratama Cabang Yogya Buah Batu yang menunjukkan bahwa teknologi informasi yang baik berdampak pada sistem informasi akuntansi yang semakin efektif dimana besar pengaruhnya adalah 38.9%. 2. Sistem pengendalian intern berpengaruh positif dan signifikan terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi pada PT. Akur Pratama Cabang Yogya Buah Batu yang menunjukkan bahwa Sistem pengendalian intern yang semakin baik akan berdampak pada sistem informasi akuntansi yang semakin efektif dimana besar pengaruhnya adalah 24.25% 3. Teknologi Informasi
dan Sistem Pengendalian Internal memberikan pengaruh yang
signifikan terhadap Efektivitas Sistem Informasi Akuntansi di PT Akur Pratama Cabang Yogya Buah Batu dengan besar pengaruh sebesar 63.2% sedangkan sisanya 36.8% diperngaruhi oleh faktor lain yang tidak diamati 6.SARAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH 57
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Saran: Peningkatan Efektifitas Sistem Informasi Akuntansi PT Akur Pratama Ucapan terimakasih kepada: 1.Karyawan PT Akur Pratama yang membantu penulisan penelitian ini 2. Nur Zeina Maya Sari selaku Dosen Pembimbing Universitas Langlang Buana .
58
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
DAFTAR PUSTAKA Albert, Kurniawan. (2010). “BELAJAR Mudah SPSS Untuk Pemula”. Jakarta: Mediakom. Al Fatta, Hanif. (2007). Dasar Pemrograman. Yogyakarta: C.V Andi Offset. Al-Rasyid, Harun. (1994). Teknik Penarikan Sampel dan Penyusunan Skala. Bandung: Universitas Padjajaran. Ali, M. (1985). Penelitian Pendidikan Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa. Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Yogyakarta: Bina Aksara. Azhar Susanto. (2008). Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya. Yogyakarta: Gaya Media. ____________. 2013. Sistem Informasi Akuntansi. Bandung: Lingga Jaya. Adit Tia, S.E. 2010. Tinjauan Atas Pengembangan Sistem Informasi Akuntansi Persediaan Barang Dagang Pada Misyelle Grup Bandung. Disertasi pada FE UNIKOM Bandung : tidak diterbitkan. Adeng
Pustikaningsih. 2013. Sistem Penjualan Kredit. (Online). Tersedia: http://www.academia.edu/4540660/SISTEM_PENJUALAN_KREDIT (11 Des 2015).
Mayasari, N. Z. (2017). The Influence of Implementation Intern Control, Information System Technology, Individual Culture to Quality Internal Audit with Quality human Resource Interviewing variabel Education Consultant in Indonesian. The International Journal Of Economic Research, 4(serialsjournals), 125-131. Mayasari, N. Z. (2016). Factors Influencing Quality Management Information System: Indonesian Government. Frontiers of Accounting and Finance, 1(1) Sari, N. Z. M., SE, M., & Purwanegara, H. D. (2016). The Effect of Quality Accounting Information System in Indonesian Government (BUMD at Bandung Area). decision-making, 7(2). Mayasari, N. Z., & Barat, B. J. STUDI KELAYAKAN INVESTASI HOTEL BINTANG 3 INVESTMENT FEASIBILITY STUDY 3 STAR HOTEL.
Mayasari,Prof Dadang Sadeli (2016). The Information Technology Share In Management Information System.ICOGIA2016
59
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM PENJUALAN UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP PELANGGAN DENGAN PERBAIKAN SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN (Studi Kasus PT Indomarco Bandung)
Oleh : Siti Anggraeni, Ina Rayana , Sarah Rahmalia Rahayu dan Annisa JuliaKirani Mahasiswa Universitas Langlang Buana Email :
[email protected] (Received: 7-03-2017; Reviewed: 9-03-2017; Revised: 10-03-2017; Accepted: 17-03-2017; Published: 31-03-2017)
ABSTRAK Pentingnya sistem penjualan bagi perusahaan untuk menghindari terjadinya kesalahan, penyimpangan atau pengeluaran perusahaan yang fiktif sehingga dapat menimbulkan kerugian pada perusahaan. Sistem Penjualan PT.Indomarco Priskatama diharapkan dapat menjawab salah satu strategi bisnis yang dapat meningkatkan kualitas layanan pelanggan, Maksud dari sistem penjualan ini adalah untuk mempermudah penggguna untuk melihat informasi yang ada dalam website penjualan tersebut. Sistem penjualan yang produktif akan mempermudah para pelanggan melakukan pemesanan barang dan dapat mencari informasi produk mengenai perusahaan tanpa datang ke toko. PT. Indomarco Priskatama melakukan transaksi jual beli nya secara manual, dengan cara pelanggan datang ke toko. Hal yang paling umum yang digunakan produsen toko selama ini. Sementara dengan kondisi sekarang, penjualan barang secara manual telah berganti dengan komputerisasi berbasis website yang tergambar dalam system informasi penjualan yang terstruktur . Dalam meningkatkan kualitas layanan kepada pelanggan, PT. Indomarco Priskatama harus melakukan perbaikan sistem di perusahaan. Berdasarkan hal tersebut maka dilakukannya penganalisaan mengenai “Analisis dan Perancangan Sistem penjualan untuk meningkatkan kualitas layanan dengan perbaikan sistem penjualan dengan berbasis komputerisasi sistem terstruktur sebagai variabel antara PT. Indomarco Priskatama” Kata Kunci : analisis dan perancangan sistem, kualitas layanan dan perbaikan sistem penjualan
60
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
1.PENDAHULUAN Seiring dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang maju dan berkembang pesat khususnya di kota-kota besar, telah terjadi perubahan diberbagai sektor, termasuk dibidang industri retail dan produksi serta pada kegiatan eceran di Indonesia yang telah berkembang menjadi usaha yang berskala besar. Perkembangan bisnis eceran yang pesat ini tidak lepas dan faktor meningkatnya jumlah penduduk Indonesia dan juga meningkatnya pendapatan perkapita penduduk yang menyebabkan taraf hidup masyarakat semakin meningkat, hal ini membawa dampak kepada pola perilaku belanja masyarakat, dimana semakin meningkatnya taraf hidup maka tuntutan akan pemenuhan kebutuhan akan semakin meningkat juga. Perdagangan eceran bersifat dinamis hal ini ditunjukan dengan perkembangan yang terus menerus, bentuk usaha eceran yang cukup pesat adalah banyaknya jaringan minimarket diberbagai pelosok tanah air seperti merek dagang Indomaret yang dipegang oleh PT. Indomarco Prismatama. Indomaret adalah jaringan peritel waralaba di Indonesia yang menyediakan kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari - hari dengan luas penjualan kurang dari 200 M2, saat ini Indomaret mudah ditemukan didaerah perumahan, gedung perkantoran dan fasilitas umum karena penempatan lokasi gerai didasarkan pada motto “mudah dan hemat”. Namun disadari usaha minimarket tak ubahnya seperti usaha lainnya yang didalamya meningkatkan penjualan untuk memperoleh keuntungan, dengan maksud untuk memanfaatkan semua kekuatan serta peluang yang ada, untuk menutupi kelemahan dan menetralisasi hambatan yang dihadapi. Timbulnya keadaan seperti itu menandakan bahwa pengusaha semakin menyadari pentingnya mempertahankan dan memperluas jaringan untuk kesinambungannya. Pada dasarnya keberhasilan usaha dibidang retail ini berada pada pengadaan dan penjualan barang dagangan, baik secara kuantitas maupun kualitas, serta harga yang rendah guna meningkatkan jumlah kunjungan konsumen sesuai dengan mottonya. Penjualan merupakan tulang punggung perusahaan dagang dalam mengembangkan usaha dalam rangka memperoleh lebih banyak keuntungan. Sebagai ujung tombak dalam memasarkan produk kepada konsumen, perusahaan akan terus dapat berkembang untuk meningkatkan penjualan apabila aktivitas penjualan dikelola dengan baik salah satunya adalah dengan pencatatan penjualan yang cepat dan tepat dalam upaya laporan penjualan. Sistem penjualan yang digunakan pada perusahaan pengecer yaitu penjualan tunai yang diasumsikan bahwa pembeli akan mengambil barang setelah harga barang dibayar dikasir, karena dari hasil penjualan itulah perusahaan memperoleh pendapatan untuk menutupi biaya - biaya operasional lainnya yang telah dikeluarkan, dan berkaitan dengan tujuan minimarket khusunya Indomaret untuk memaksimalkan laba, maka 61
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
pengawasan terhadap penjualan merupakan hal yang penting untuk dilakukan, untuk itu Indomaret sangat memerlukan suatu sistem informasi untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berguna bagi pihak luar maupun dalam perusahaan. Dengan demikan sangat diperlukan suatu sistem yang efesien dan efektif dalam mengelola perusahaan. dengan adanya sistem informasi ini, perusahaan dapat mencatat, membuat dokumen yang berhubungan dengan penjualan untuk keperluan perusahaan maupun bagi pihak diluar perusahaan yang memerlukannya. Informasi memang menjadi unsur penentu dalam pengambilan keputusan, oleh sebab itu penyusunan informasi penjualan hendaknya selalu dilaksanakan untuk mencapai tujuan tertentu. 2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan. Menurut Ludwig Von Bartalanfy adalah sebagai berikut : “Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsur-unsur tersebut dengan lingkungan.” Menurut L. Ackof adalah sebagai berikut : “Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagianbagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.”
2.1.2
Karakteristik Sistem Untuk memahami atau mengembangkan suatu sistem, maka perlu membedakan unsur-
unsur dari sistem yang membentuknya. Berikut ini karakteristik sistem yang dapat membedakan suatu sistem dengan sistem lainnya. 1. Komponen Sistem Suatu sistem terdiri dari sejumlah sistem yang saling berinteraksi yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan. Komponen system dapat berupa suatu subsistem atau bagianbagian dari sistem, komponen sistem menjalankan suatu fungsi tertentu dan mempengaruhi proses system secara keseluruhan. 2. Batas Sistem
62
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Merupakan daerah yang membatasi antara sistem dengan system lainnya atau sistem dengan lingkungan luarnya. Batasan sistem ini memungkinkan satu sistem dipandang sebagai suatu kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. 3. Lingkungan Luar Sistem Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. 4. Masukan system Masukan sistem adalah kebutuhan data dari sistem yang berupa kejadian nyata. 5. Keluaran Sistem Output adalah hasil akhir dari input yang diproses dan diklarifikasikan menjadi keluaran yang berguna. Keluaran ini merupakan masukan bagi subsistem yang lain.
2.1.2
Konsep Pemodelan Sistem Pemodelan sistem merupakan penggambaran, perencanaan dan pembuatan sketsa atau
pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. Dalam merancang sebuah sistem pada umumnya terdapat alasan mengapa perlu dilakukan pemodelan sistem seperti dapat melakukan perhatian pada hal-hal penting dalam sistem tanpa mesti terlibat terlalu jauh. Dengan adanya pemodelan sistem perancang dapat mendiskusikan perubahan dan koreksi terhadap kebutuhan pemakai agar resiko dan biaya bisa diminimalkan. Menguji pengertianpenganalisa sistem terhadap kebutuhan pemakai dan membantu perancang system dalam membangun sebuah sistem. A. Diagram Alir B. Diagram Konteks C. Data Flow Diagram 2.1.3
Pengertian Analisis Sistem Menurut Jogiyanto, analisis sistem dapat didefenisikan sebagai Penguraian dari suatu sistem
informasi yang utuh kedalam bagian
–bagian komponennya dengan maksud untuk
mengidentifikasikan dan mengavaluasi permasalahan - permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan - hambatan yang terjadi dan kebutuhan - kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
63
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
diusulkan perbaikan-perbaikannya. Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). 2.1.4
Pengertian Perancangan system Perancangan sistem adalah merancang atau mendesain suatu sistem yang baik, yang isinya
adalah langkah-langkah operasi dalam proses pengolahan data dan prosedur untuk mendukung operasi sistem. Menurut Jogiyanto. HM,(1991), dalam bukunya Analisis Dan Desain Sistem, Perancangan sistem dapat diartikan sebagai berikut : 1. Tahap setelah analisis dari siklus pengembangan sistem 2. Pendefinisian dari kebutuhan-kebutuhan fungsional 3. Persipan untuk rancang bangun implementasi 4. Menggambarkan bagaimana suatu sistem dibentuk 5. Yang dapat berupa penggambaran perencanaan dan pembuatan sketsa atau pengaturan dari beberapa elemen yang terpisah ke dalam satu kesatuan yang utuh dan berfungsi. 6. Termasuk menyangkut mengkonfigurasi dari komponen perangkat keras dari suatu sistem.
2.2
Pengertian Penjualan Penjualan adalah tindak lanjut dari pemesaran dan merupakan kegiatan yang sangat penting
bagi kelangsungan hidup suatu perusahaan. Pengertian Penjualan yang dikemukakan oleh Winardi (1991 : 2) “Penjualan adalah proses dimana sang penjual memuaskan segala kebutuhan dan keinginan pembeli agar dicapai manfaat baik bagi sang penjual maupun sang pembeli yang berkelanjutan dan yang menguntungkan kedua belah pihak.” 3.METODA PENELITIAN Dalam penelitian ini menggunakan deskriptif dan verifikatif.
4.HASIL PEMBAHANSAN 1.1 Analisa dan Perancangan Analisis sistem yang berjalan pada PT.Indomarco Priskatama pada saat ini adalah penjualan barang dibagian penjualan melakukan purchs order kepada suplier dan konsumen .Kemudian suplier akan memasukkan barang yang di order tersebut dan admin akan menginputkan ke dalam sistem yang ada. Adapun item yang di inputkan antara lain kode barang, nama barang, jenis barang, 64
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
jumlah. Kemudian salinan stock barang yang masuk juga diberikan kepada bagian gudang untuk penyesuaian stock, barang-barang tersebut dijualkan kepada dealer, dengan ketentuan untuk dealer yang msuk dalam daftar dealer penjualan dapat dilakukan dengan cara kredit jatuh tempo dan beberapa dealer dilakukan dengan cara konsiyasi dan untuk dealer yang belum masuk dalam daftar dealer, dealer tersebut hanya diperbolehkan melakukan pembelian secara cash deangan ketentuan jika cash harga jual di tambah 30% dari harga barang. Dalam pencetakan faktur setelah faktur dicetak kemudian dicatat untuk pemberian nama dealer dan tanggal jatuh tempo kemudian disimpan dibuku faktur dan bagian gudang akan mengeluarkan barang yang di order. Untuk konsiyasi, sales akan memberikan barang yang diorder dan dealer akan memberikan tanda terima terhadap barang yang diterima. 3.2 Perancangan Proses A. Diagram Konteks Diagram konteks berisi gambaran umum (secara garis besar) sistem yang akan dibuat. Secara kalimat, dapat dikatakan bahwa diagram konteks ini berisi “siapa saja yang memberi data (dan data apa saja) ke sistem, serta kepada siapa saja informasi (dan informasi apa saja) yang harus dihasilkan sistem.” Jadi, yang dibutuhkan adalah sebagai berikut. 1) Siapa saja pihak yang akan memberikan data ke sistem, 2) Data apa saja yang diberikannya ke sistem, 3) kepada siapa sistem harus memberi informasi atau laporan, dan 4) Apa saja isi/ jenis laporan yang harus dihasilkan sistem.
Beberapa kemungkinan (data) yang diberikan pembeli kepada kasir adalah sebagai berikut. 1. Barang yang ditanyakan, 2. Barang yang akan dibeli, dan 3. Uang pembayaran. Sebaliknya, kemungkian informasi yang diberikan kasir kepada pembeli adalah sebagai berikut. 1. Keadaan barang yang ditanyakan, 2.
Jumlah uang yang harus dibayar.
Sedangkan informasi yang diberikan kasir kepada Pemilik adalah Laporan Jumlah Uang Masuk beserta Jumlah Barang yang Terjualnya. DFD Konteksnya :
65
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
B. Diagram Detil Diagram detil adalah diagram yang memungkinkan proses yang ada di diagram nol lebih diperinci lagi. Misalkan untuk proses 1 di atas. 3.3 Analisis Prosedur Untuk menghasilkan system yang baik, tahap pertama yang dilakukan adalah dengan mempelajari dan mengevaluasi system prosedur yang sedang berjalan dalam bentuk diagram system procedure(flow map)yang akan menggambarkan alur dokumen yang mengalir dari satu entitas ke entitas lainnya. Proses pembelian barang secara umum terjadi adalah melakukan pembelian secara langsung dengan cara mendatangi toko tersebut dan membeli barang yang diinginkan oleh konsumen tersebut. Berikut ini adalah gambar prosedur penjualan pada suatu toko yang digambarkan kedalam bentuk flow map berjalan berikut ini 3.4 Alur Kerja Aplikasi Admin Beberapa hal yang dapat dijelaskan mengenai alur kerja aplikasi admin adalah sebagai berikut. 1. Pertama kali user mengakses halaman admin, maka akan disuguhkan halaman form login yang terdiri dari dua kolom, yaitu username dan password. 2.
Data login ini selanjutnya dicocokkan dengan data pengguna yang ada dalam database. Jika sesuai akan dicek lagi hak aksesnya, sebagai siapakah user ini login.
3. Terdapat dua jenis user pada aplikasi admin ini, yaitu ADMIN dan OPERATOR,dengan lingkup hak aksesnya masing – masing yang membedakan. 4. Setelah proses login baik sebagai admin maupun sebagai operator, user dapat mengoperasikan aplikasi admin. Operasi yang dimaksud meliputi menampilkandata (view), menambah data (insert), memperbaharui data (update), menghapus data (delete), mencetak laporan (report). 5. Demi keamanan data, apabila admin tidak sedang digunakan, user direkomendasikan untuk keluar dari aplikasi (logout) lewat menu keluar yang sudah disediakan. Struktur Panel Administrasi 66
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
3.4.1 Form Login Bila program dijalankan, form pertama yang muncul adalah form login. Form ini adalah jalan masuk menuju form-form lainnya. Form ini berfungsi untuk membatasi pengguna program, pengguna atau user yang akan menggunakan program harus ada di basis data dan mempunyai password. Bila Nama login ( user) yang dimasukan terdaftar dalam basis data dan password yang dimasukan sesuai dengan password nama login yang ada dibasis data, maka user langsung masuk ke form menu yang telah ditentukan.Fungsi input dalam form login : a. User Name : Untukmemasukkannama pengguna b. Password : Untukm emasukkan password pengguna Fungsi tombol dalam form login : untuk mengecek nama pengguna dan password, jika benar maka akan masuk kesistemjika salah maka ada penjelasan dari sistem. Dalam halaman menu utama (administrator.php) akan disuguhkan menu umum berupa note atau catatan yang mungkin akan sering diakses, namun untuk menu selangkapnya boleh mengakses toolbar menu yang diatas note seperti yang penulis jelaskan berikut. A. Home Terdiri dari file Keluar (logout) dan menu konfigurasi, menu konfigurasi sendiri terbagi lagi menjadi sub menu berikut : 1. Profil Toko Berfungsi sebagai data yang akan ditampilkan pada halaman kasir dan juga pada struk kasir. 2. Data Umum Data umum adalah sebagai tempat menampung data – data kategori,satuan dan merk barang yang dikemas berupa tab menu.
3. Data Barang Data barang merupakan list barang yang akan dipakai dalam proses pembelian, dimana dalam proses pembelian akan disuguhkan pilihan nama barang dan nama supplier, jadi data barang ini bukanlah stokbarang yang ada saat ini. 4. Data Supplier Data supplier merupakan list para penyedia barang bagi Indomaret Wijaya Kusuma 5. Data Pegawai 67
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Data Pegawai merupakan tempat menyimpan data para pegawai berikut alamat, alamat tempat tinggal, dll. 6. Data Pengguna Data pengguna jelas berbeda dengan data pegawai, dalam menu data pengguna merupakan beberapa pegawai atau pemilik yang memiliki hak akses terhadap sistem, baik hak administrator maupun kasir. Jadi tidak semua pegawai memiliki hak akses terhadap kedua aplikasi. 7. Data Pelanggan Data pelanggan adalah data para pembeli barang yang sudah terdaftar sebagai pelanggan dengan adanya Indomaret Card, namun penulis hanya akan membahas terhadap sistem informasinya saja. 8. Data Kassa Data kassa adalah penyimpanan nomor kassa berikut ip address komputer yang akan digunakan dalam mengakses aplikasi kasir. B. Transaksi Transaksi terbagi dalam sub menu seperti yang penulis jelaskan berikut : 1. Pembelian Sebagai akses dalam proses pengadaan barang dari supplier 2. Retur Pembelian Proses pengembalian barang kepada supplier bila barang yangditerima rusak atau alasan lainnya.
3. Stok Barang Inilah yang menjadi data barang yang dimilik saat ini, dengan adanya menu ini, maka user akan mengetahui barang apa saja yang dimiliki saat ini berikut jumlah pembelian, jumlah retur dan jumlah penjualan. 4. Stok Barang Rusak Data untuk menginputkan barang – barang yang rusak sebelum akhirnya barang tersebut diretur kepada supplier bila memungkin. 5. Pendapatan Lain Dalam menu ini, penulis hanya membuat menu transaksi pulsa sebagai data pendapatan lain.
68
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
C. Edit 1. Menu edit yang dimaksud adalah hanya untuk memperbaharui (bila 2. diperlukan) data modal awal dari proses penjualan, ketika user yang 3. mempunyai hak sebagai kasir mengakses aplikasi kasir. 4. 1. Edit Modal Awal D. Laporan Laporan terdiri dari sub menu yang penulis jelaskan berikut : 1. Laporan Pelanggan 2. Laporan pelanggan diperlukan bila ingin mengetahui barang – barang 3. apa saja, tanggal pembelian, dll yang dilakukan per pelanggan yang 4. terdaftar dalam Data Pelanggan. E. Tools Tediri dari beberapa sub menu seperti yang penulis jelaskan berikut : 1. Cetak Kode Barang Form ini diperlukan untuk proses cetak kode per barang yang mungkin akan ditempel pada barang tersebut ataupun hanya dalam rak penyimpanan barang tersebut.
2. Cetak Barcode Setelah mencetak kode barang, kini saatnya mencetak barcode sebagai penggati kode barang yang telah dibuat sementara sebelumnya. 3. Backup Database 6. Proses ini sangat lah penting dan mutlak diperlukan guna mengantisipasi kehilangan data pada sistem yang mungkin disebabkan
oleh kerusakan komputer. Proses backup database ini dapat dilakukan secara berkala, namun penulis menganjurkan melakukan backup setiap hari. 4. Restore Database Proses ini adalah kebalikan dari proses backup, bila backup menyimpan database dari sistem menuju komputer, maka proses restore adalah mengembalikan database yang tersimpan 69
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
dalam file komputer menuju database sistem, dan data – data yang direstore otomatis akan menimpa data lama yang tersimpan dalam sistem. 5. Help Berisi mengenai cara penggunaan sistem atau yang lazim disebut sebagai tutorial. 6.
Info Program Sekilas tentang informasi sistem atau aplikasi penjualan tersebut.
3.5 Alur Aplikasi Kasir Beberapa hal yang dapat penulis jelaskan mengenai alur kerja aplikasi kasir adalah sebagai berikut. 1. Pertama kali user mengakses halaman kaisr, maka akan disuguhkan halaman form login yang terdiri dari empat kolom yang harus diisi, yaitu username, password, modal awal dan nomor kassa. Khusus kolom kassa diatur read only. 2. Data login ini selanjutnya dicocokkan dengan data pengguna yang ada dalam database (tuser dan tkassa). Tabel tuser untuk menyimpan data pengguna sedangkan tabel tkassa untuk penyimpanan data nomor kassa dan ip address komputer kassa. 3. Ketika form login muncul, saat itu juga ip address komputer yang digunakan dideteksi. Jika aplikasi kasir diakses melalui komputer yang ip address nya belum didaftarkan, maka kolom kassa tidak akan muncul nomor kassanya, sehingga proses login akan gagal meskipun dengan username, pasword dan modal awal terisi dengan benar. 4. Jika proses login berhasil, maka aplikasi kasir siap digunakan, dan program akan mengarahkan ke halaman utama transaksi. 5. Jika jam kerja (shift) kasir berakhir, dengan menekan tombol F7 maka akan dilakukan rekap transaksi yang dilakukan kasir selama jam kerja tersebut. 6. Demi keamanan data, apabila admin tidak sedang digunakan, user di rekomendasikan untuk keluar dari aplikasi (logout) lewat menu keluar yang sudah disediakan.
3.6 Proses Input dan Output a)
Input
Berikut ini adalah sample Laporan Nota Penerimaan Barang(NPB) pada tanggal 13 Oktober 2011 : 13/10/2011 No.NPB
: 1364491
No.Kontainer : 000209192000 70
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
NO.
PLU(Kode Barang)
DESKRIPSI
Vol.1, No.1, Maret 2017
QTY(Quantity)
1.
0542
Carnation SKM 380gr
2
2.
1482
Lageo Sandwich Cheese 100gr
2
3.
1724
Dancow Instant Box 800gr
3
4.
2992
Foxs Cb Pasion 38gr
1
5.
3825
Alpenliebe Caramel 125gr
2
6.
4263
Milo 3 In 1
5
7.
8833
Fruity Jeruk 39gr
2
8.
7438
Strepsils Hny Lmn 65
1
9.
7735
Pediasure Cmpl Vn900
2
10.
8403
Tamarin Candy Asem 150gr
2
11.
8592
Wrgl Cool Pineapple 88gr
1
12.
9378
Lactogen 2 DHA 350gr
4
13.
9450
Milo Actigen 300gr
4
13/10/2011 No.NPB
: 1362881
No.Kontainer : 000209192001 NO.
PLU(Kode Barang)
DESKRIPSI
QTY(Quantity)
1.
1709
Good Day Hot Mocacino
66
2.
1753
Good Day Hot Capucino
138
3.
1808
Good Day Hot Vanilla Late
66
Berikut ini adalah sample Bukti Pemrosesan Data(BPD) pada tanggal 13 Oktober 2011 : T21J – AKSES UI 3/005 No.NPB Jam
: 2779 : 15.00
71
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
DATA NPB :1364491, TGL 13.10.2011 TELAH DI PROSES KETERANGAN(UNTUK BPD No : 2779, TGL 13.10.2011) TOTAL : # 13ITEM, QTY : 31. DPP : 34.623,PPN : 0, TOTAL 3.534,623
T21J – AKSES UI 3/005 No.NPB Jam
: 2780 : 15.00
5.KESIMPULAN Setelah system ini diterapkan, ada beberapa hal yang dapat diambil sebagai nilai lebih dari penerapan perancangan system penjualan barang pada PT.Indomarco Priskatama, hal tersebut antara lain sebagai berikut : 1. Dengan menggunakan sistem komputerisasi dalam penjualan barang, maka proses penjualan barang dapat berjalan dengan cepat dan lebih akurat dibanding dengan cara manual, hal ini diakibatkan karena mudahnya mengakses informasi data barang melalui sistem komputerisasi. 2. Semakin banyak konsumen yang dapat dilayani karena waktu yang dibutuhkan untuk melayani satu konsumen semakin sedikit dibanding dengan cara manual. 3. Sistem informasi ini dapat menunjang kinerja karyawan lebih baik, dan pelayanan kepada konsumen akan lebih baik pula.
6.SARAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH Berdasarkan kesimpulan yang telah diambil, maka dapat dikemukakan saran untuk pengembangan lebih lanjut, yaitu sebagai berikut : 1. Sistem informasi penjualan ini dapat dikembangkan lebih lanjut dengan menambahkan gejala yang lebih spesifik dan pertanyaan yang lebih terarah. 2. Apabila sistem ini ingin dikembangkan lagi oleh pemakai atau pembaca, dengan menggunakan sistem yang lebih lengkap lagi untuk system penjualan di masa yang akan datang.
72
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
DAFTAR PUSTAKA Ikatan Akuntan Publik Indonesia, 2013, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Ikatan Akuntan Publik Indonesia, 2015, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Mayasari, N. Z. (2017). The Influence of Implementation Intern Control, Information System Technology, Individual Culture to Quality Internal Audit with Quality human Resource Interviewing variabel Education Consultant in Indonesian. The International Journal Of Economic Research, 4(serialsjournals), 125-131. Mayasari, N. Z. (2016). Factors Influencing Quality Management Information System: Indonesian Government. Frontiers of Accounting and Finance, 1(1) Sari, N. Z. M., SE, M., & Purwanegara, H. D. (2016). The Effect of Quality Accounting Information System in Indonesian Government (BUMD at Bandung Area). decision-making, 7(2). Mayasari, N. Z., & Barat, B. J. STUDI KELAYAKAN INVESTASI HOTEL BINTANG 3 INVESTMENT FEASIBILITY STUDY 3 STAR HOTEL. Nugroho Adi . Analisis dan Perancangan Sistem Informasi dengan Metodologi Berorientasi Objek. 2005. Bandung Rama dan Jones.2009.Sistem Informasi Akuntansi.Edisi2.Jakarta: Salemba Empat Romney, Marshall B. and Steinbart, Paul J. 2011. Accounting Information Systems, 12/e. Prentice Hall Business Publishing Weygandt, Jerry J., Donald E. Kieso, and Paul D. Kimmel 2005. Accounting Principles,
73
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
PERANAN PERANCANGAN SISTEM TERSTRUKTUR PENJUALAN UNIT SEAT MANAJEMEN TERHADAP EFISIENSI BIAYA OPERASIONAL DAN EFEKTIFITAS SUMBER DAYA MANUSIA PT INTI
Tiara dan Orin Mahasiswa Universitas Langlang Buana Email :
[email protected]
(Received: 7-03-2017; Reviewed: 9-03-2017; Revised: 10-03-2017; Accepted: 17-03-2017; Published: 31-032017)
ABSTRAK Kemajuan teknologi akan adanya solusi IT untuk mendukung proses kerja suatu perusahaan PT.INTI yang merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) Yang berada Di bawah Pengelola Industri Telekomunikasi Stategis (BPIS) yang bergerak dalam bidang peralatan telekomunikasi.PT.INTI (Persero) semakin besar. Kebutuhan akan adanya solusi IT menuntut perusahaan untuk menyediakan perangkat dan infrastruktur IT di lingkungan kerjanya. Pada saat ini jumlah perangkat IT ditunjang dengan bagaimana mengelola, memelihara, dan menghitung besarnya investasi yang perlukan. tren konvergensi antara teknologi telekomunikasi dan teknologi informasi (IT), INTI telah melakukan perubahan orientasi bisnis dari yang semula berbasis pure manufacture menjadi sebuah industri yang berbasis solusi kesisteman, khususnya dalam bidang sistem infokom dan integrasi technologi.Selain itu perusahaan harus mempertimbangkan juga kebutuhan sumber daya manusia Dalam penelitian ini menggambarkan perancangan system yang terstruktur menangani solusi dan layanan integrasi jaringan tetap maupun seluler, konten IT, dan seat management. dimulai dari DFD ( Data Flow Diagram) sampai dengan sistem pengendalian manajemen alur kerja. Sehingga tergambarkan peranan perancangan system yang terstruktur terhadap Efisiensi biaya operasional dan efektivitas sdm
Keyword: Perancangan Sistem Terstruktur, Efisiensi Biaya Operasional Dan Efektivitas Sumber Daya Manusia
74
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
1.PENDAHULUAN Persaingan bisnis yang semakin ketat pada era globalisasi saat ini harus didukung dengan penerapan sistem informasi yang baik. Sistem informasi yang baik adalah suatu sistem terpadu atau kombinasi teratur apapun dari orang-orang, hardware, software, dan jaringaan komunikasi, untuk meyediakan informasi yang berguna dalam mendukung kegiatan operasional dan fungsi pengambilan keputusan dari sebuah organisasi. Sistem informasi dapat membantu segala jenis bisnis dalam meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses bisnis yang dijalankan, pengambilan keputusan manjerial, kerjasama kelompok kerja hingga dapat memperkuat posisi kompetitif perusahaan dalam pasar yang dinamis. Sehingga sistem informasi menjadi salah satu bahan yang dibutuhkan untuk keberhasilan bisnis dilingkungan global yang dinamis saat ini.
Seiring dengan kemajuan teknologi, saat ini kebutuhan akan adanya solusi IT untuk mendukung proses kerja suatu perusahaan semakin besar. Kebutuhan akan adanya solusi IT ini menuntut perusahaan untuk menyediakan perangkat dan infrastruktur IT di lingkungan kerjanya. Seberapa besar perangkat IT yang dibutuhkan sebanding dengan kebutuhan Solusi IT yang diimplementasikan dalam perusahaan. Semakin besar kebutuhan Solusi IT dalam perusahaan maka secara otomatis akan membutuhkan perangkat IT dalam jumlah besar pula.
Masalah yang akan timbul bersamaan dengan besarnya jumlah perangkat IT adalah bagaimana mengelola, memelihara, dan menghitung besarnya investasi yang perlukan. Selain itu perusahaan harus mempertimbangkan juga kebutuhan sumber daya manusia untuk menangani ketiga permasalahan tadi. Melihat pada permasalahan diatas, PT Industri Telekomunikasi Indonesia dalam hal ini menawarkan solusi Seat Management.Berbasis di Bandung PT INTI dengan jumlah karyawan tetap lebih dari 700 orang, telah menjalankan usaha di bidang IT dan Telekomunikasi selama beberapa dekade. Dalam perjalanannya layanan yang diberikan sangat beragam dimulai dari pemasok perangkat, instalasi perangkat, sampai pada manage services. Seat-Management adalah salah satu metoda praktis dalam pengelolaan desktop yang meliputi seluruh siklus pengelolaan desktop yang dilakukan secara serah kelola kepada pihak VENDOR, prinsipnya : PT. INTI tidak perlu memikirkandetail dari penyediaan barang dan jasa ( desktop ) yang dibutuhkan untukoperasional PT. INTI dan cukup hanya membebankan tanggung jawab 75
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
penyediaan,delivery, maintenance, dan operasional harian desktop kepada vendor penyediabarang. Dengan bahasa yang lebih sederhana, bagi PT. INTI cukup dengan istilah : “kami membutuhkan, anda harus menyediakan, kapanpun, berapapun, dimanapun”. Dengan aturan ini, maka vendor penyedia barang dan jasa harusmemiliki kapabilitas yang tinggi terhadap stock dan gudang. Dengan adanya Seat Management ini, ada beberapa keuntungan yang dapatdiperoleh di sisi PT Telkom, diantaranya : 1. Efisiensi biaya operasional desktop ( karena sudah tercover dalam anggaran Seat Management). 2. Efektivitas resource SDM PT. INTI, karena satu sektor layanan sudah dimitrakan kepada vendor, sehingga diharapkan SDM PT. INTI (unit terkait) dapat berkonsentrasi pada bidang kunci dari pekerjaan perusahaan. 3. PT. INTI tidak perlu mengeluarkan biaya untuk proses perawatan,maintenance, maupun penggantian hardware / perangkat keras yang rusak,karena scope dari Seat Management adalah mencakup penggantian / backup ketika terjadi kerusakan, tentunya kerusakan dengan aturan tertentu. 4. PT. INTI tidak perlu berurusan langsung dengan Principal produk, karenasegala bentuk kerjasama dengan principal menjadi tanggung jawab vendorSeat Management.
1.1 Rumusan Masalah Dari beberapa uraian yang dikemukakan pada bagian latar belakang dapat merumuskan permasalahannya sebagai berikut : a. Bagaimana perancangan system terstruktur penjualan unit seat management ? b. Apa keuntungan dan kekurangan system penjualan unitseat management? c. Bagaimana alur kerja system penjualanunit seat management?
1.2 Maksud dan Tujuan Maksud dibuatnya makalah ini adalah sebagai pengetahuan dalam melaksanakan perancangan sebuah system penjualan dengan system terstruktur. Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka dapat diketahui tujuan makalah adalah sebagai berikut : a. Untuk mengetahui bagaimana System Penjualan Unit SM-3 dirancang. b. Untuk mengetahui keuntungan dan kekurangan dari system aplikasi seat management. c. Untuk mengetahui alur kerja system aplikasi seat management. 76
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
77
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
2.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tentang Perusahaan PT Industri Telekomunikasi Indonesia (Persero) atau disingkat INTI adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di bidang telekomunikasi yang selama lebih dari 3 dasawarsa. Seiring dengan kemajuan teknologi, saat ini kebutuhan akan adanya solusi IT untuk mendukung proses kerja suatu perusahaan semakin besar. Kebutuhan akan adanya solusi IT ini menuntut perusahaan untuk menyediakan perangkat dan infrastruktur IT di lingkungan kerjanya. Seberapa besar perangkat IT yang dibutuhkan sebanding dengan kebutuhan Solusi IT yang diimplementasikan dalam perusahaan. Semakin besar kebutuhan Solusi IT dalam perusahaan maka secara otomatis akan membutuhkan perangkat IT dalam jumlah besar pula.
Masalah yang akan timbul bersamaan dengan besarnya jumlah perangkat IT adalah bagaimana mengelola, memelihara, dan menghitung besarnya investasi yang perlukan. Selain itu perusahaan harus mempertimbangkan juga kebutuhan sumber daya manusia untuk menangani ketiga permasalahan tadi.
Melihat pada permasalahan diatas, PT Industri Telekomunikasi Indonesia dalam hal ini bermaksud untuk menawarkan solusi Seat Management.Berbasis di Bandung PT INTI dengan jumlah karyawan tetap lebih dari 700 orang, telah menjalankan usaha di bidang IT dan Telekomunikasi selama beberapa dekade. Dalam perjalanannya layanan yang diberikan sangat beragam dimulai dari pemasok perangkat, instalasi perangkat, sampai pada manage services.
Seat Management Seat management adalah suatu metode dalam mengkoordinir semua workstation dalam sebuah jaringan yang bekerja dengan cara mengawasi proses instalasi, operasi, serta pemeliharaan perangkat keras dan perangkat lunak di setiap workstation. Dengan Seat management yang PT INTI tawarkan, perusahaan akan mendapatkan keuntungan-keuntungan sebagai berikut:
Mengurangi biaya dalam penyediaan perangkat IT
Merubah CAPEX menjadi OPEX
SDM Perusahaan bisa lebih fokus pada bisnis utama perusahaan
Solusi IT perusahaan bisa berjalan lebih efisien dan meningka kinerjanya
Perangkat IT akan selalu up to date
Penggunaan SLA dalam implementasi dan pemeliharaan perangkat IT 78
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Terjamin ketersediaan spare part
Keuntungan lain yang didapat dengan diimplementasikannya Seat Management antara lain staf yang tersedia bisa bekerja lebih fokus pada bisnis utama perusahaan, dapat meningkatkan service delivery, serta mengurangi biaya acquisition dan disposal. Selain itu dengan Seat Management perusahaan dapat lebih memahami dan lebih mudah dalam mengelola solusi IT-nya. Seat management sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan yang menggunakan solusi IT dalam lingkungan kerjanya secara masal.Hal ini disebabkan ketika jumlah workstation yang digunakan semakin banyak, maka biaya yang perlu di keluarkan untuk mengelola dan mengoperasikannya akan semakin tinggi. Setelah sewa berakhir maka unit yang berada di user (penyewa) akan di tarik kembali atau di jual kepada user, proses ini dinamakan dismantling. 2.2. Perancangan Sistem Sistem adalah sekumpulan unsur / elemen yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi dalam melakukan kegiatan bersama untuk mencapai suatu tujuan.Contoh : - Sistem Komputer terdiri dari : Software, Hardware, Brainware. - Sistem Akuntansi: Pembelian, Penjualan, Persediaan,dll LUDWIG VON BARTALANFY Sistem merupakan seperangkat unsur yang saling terikat dalam suatu antar relasi diantara unsurunsur tersebut dengan lingkungan. ANATOL RAPOROT. Sistem adalah suatu kumpulan kesatuan dan perangkat hubungan satu sama lain. L. ACKOF Sistem adalah setiap kesatuan secara konseptual atau fisik yang terdiri dari bagian-bagian dalam keadaan saling tergantung satu sama lainnya.
Sedangkan Perancangan adalah proses mendefinisikan tujuan organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan fungsi-fungsi lain—pengorganisasian, pengarahan, dan pengontrolan—tak akan dapat berjalan.
2.3. Perancangan Sistem Terstruktur Perancangan Sistem terstruktur adalah sebuah Metodeyang diperkenalkan pada tahun 1970, yang merupakan hasil turunan dari pemrograman terstruktur.Metode pengembangan dengan metode terstruktur ini terus diperbaiki sampai akhirnya dapat digunakan dalam dunia nyata.
79
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Perancangan ini bertujuan untuk membuat model SOLUSI terhadap PROBLEM yang sudah dimodelkan secara lengkap pada tahap analisis terstruktur. Ada empat kegiatan perancangan yang harus dilakukan, yaitu: a. Perancangan arsitektural Merancang struktur modul P/L dengan mengacu pada model analisis yang sesuai (DFD). Langkahnya adalah: mengidentifikasi jenis aliran (transform flow atau transaction flow), menemukan batas-batas aliran (incoming flow dan outgoing flow), kemudian memetakannya menjadi striktur hirarki modul. Selanjutnya, kita alokasikan fungsi-fungsi yang harus ada pada modul-modul yang tepat. b. Perancangan data Merancang struktur data yang dibutuhkan, serta merancang skema basisdata dengan mengacu pada model analisis yang sesuai (ERD). c. Perancangan antarmuka Merancang antarmuka P/L dengan pengguna, antarmuka dengan sistem lain, dan antarmuka antar-modul. d. Perancangan procedural Merancang detil dari setiap fungsi pada modul. Notasi yang digunakan bisa berupa flow chart, algoritma, dan lain-lain Pastikan bahwa model perancangan yang dibuat sudah mengakomodasi kebutuhan non fungsional.
2.4. DFD Data Flow Diagram (DFD) adalah suatu diagram yang menggunakan notasi-notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem, yang penggunaannya sangat membantu untuk memahami sistem secara logika, tersruktur dan jelas.DFD merupakan alat bantu dalam menggambarkan atau menjelaskan proses kerja suatu sistem. Berikut adalah symbol yang digunakan dalam pembuatan DFD :
3.METODA PENELITIAN Metoda Penelitian Deskriptif dan verifikatif. Menggunakan data primer.
4.HASIL PEMBAHASAN Aplikasi Seat Management merupakan alat bantu pihak PT. Inti sebagai penyedia jasa layanan Seat Management dan pihak PT. Telkom sebagai pengguna jasa layanan Seat Management. Dengan 80
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
aplikasi ini dapat pengguna dapat mengakses berbagai informasi yang berkaitan dengan perangkat IT seperti : A.
Tracking unit dengan melacaknya melalui serial nomor unit.
81
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
B.
Jumlah unit yang tersebar/ terpasang diuser
C.
Rekap penjualan unit dismantling
D.
Simulasi/ Tatacara pembayaran unit dismantling
E.
Upload dan Download Berita Acara Instalasi, Penarikan dan Bukti bayar unit.
Dengan demikian berikut adalah Diagram Konteks system penjualan seat management
Gambar 4.1.1 Diagram Konteks Sistem penjualan SM-3
Gambar 4.1.2 DFD Level 0 Sistem Penjualan Unit SM3 82
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Gambar 4.1.3 Master Data Sistem Penjualan Unit SM3
83
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
4.1 Keuntungan dan Kekurangan System Penjualan Unit SM Aplikasi Seat Management ini sangat membantu dalam proses penjualan unit dismantling Seat Management. Selain membantu dalam proses penjualan Aplikasi ini juga membantu karyawn PT. INTI dalam memonitoring unit-unit yang disewakan ke PT. TELKOM seluruh Indonesia. Keuntungan : •
Memudahkan dalam memonitoring langsung unit Seat Management Seluruh Indonesia.
•
Memudahkan user Telkom untuk memperoleh informasi terkait unit penjualan dismantling Seat Management.
•
Menghemat biaya Penjualan (contohnya, biaya telepon, pengiriman dokumen BA dll).
Kekurangan : •
Pembayaran unit penjualan dismantling tidak terintergrasi dengan Bank Terkait (BRIVA) sehingga user yang akan membayar harus mendatangi ATM atau Teler di Bank.
•
Masih ada menu-menu yang belum bisa di akses.
4.2 Alur kerja Sistem Penjualan Unit SM-3 Berikut adalah gambaran bagaimana life cycle project seat management :
Gambar 4.3.1 Life Cycle Managament
Dengan siklus yang seperti di atas maka dapat di simpulkan bahwa pengguna system penjualan unit seat management adalah sbb : 1.
Pihak Penyedia Jasa Layanan (PT. INTI), dan yang terlibat adalah: •
Admin pengelola aplikasi Seat Management 84
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
2.
•
Project Manager Seat Management
•
Admin data asset Seat Management
•
Rendal Dismantling
•
Call Center Seat Management
•
Admin Asuransi
Vol.1, No.1, Maret 2017
Pihak Pengguna Jasa Layanan (PT. Telkom), dan yang terlibat adalah: •
PIC IS PT. Telkom seluruh Indonesia
•
User PT. Telkom seluruh Indonesia (pengguna unit seat management)
Untuk tampilan aplikasi penjualan unit ex(habis masa sewa) Seat Management adalah sebagai berikut :
Gambar 4.3.2 Tampilan Aplikasi – menu dismantling
5.KESIMPULAN Dari pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa pembuatan system dapat membantu kinerja perusahaan terutama di PT Inti, namun dengan adanya kekurangan system maka system tersebut belum dapat berjalan dengan baik.Dan terkadang dapat menimbulkan beberapa masalah baru. Namun dengan kordinasi yang baik maka system dapat terus di perbaharui dan diperbaiki sehingga meminimalisasikan permasalahan yang ada dan yang timbul akaibat berubahnya system teresebut. 85
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
6.SARAN DAN UCAPAN TERIMAKASIH Untuk perubahan yang lebih baik, maka PT Inti seharusnya dapat mengintegrasikan antara system pembelian unit ex Seat Management dengan Bank yang ditunjuk sehingga jika terjadi transkaksi pembelian maka akan ada notifikasi pembayaran dari bank ke system tersebut. Ucapan terimakasih kepada: 1.Karyawan PT Inti,Tbk yang membantu penulisan penelitian ini 2. Nur Zeina Maya Sari selaku Dosen Sistem Informasi Akuntansi dan Audit pada Universitas Langlangbuana.
86
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
DAFTAR PUSTAKA
Ikatan Akuntan Publik Indonesia, 2013, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat.
Ikatan Akuntan Publik Indonesia, 2015, Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Mayasari, N. Z. (2016). Factors Influencing Quality Management Information System: Indonesian Government. Frontiers of Accounting and Finance, 1(1) Mayasari, N. Z., & Barat, B. J. STUDI KELAYAKAN INVESTASI HOTEL BINTANG 3 INVESTMENT FEASIBILITY STUDY 3 STAR HOTEL. Rama dan Jones.2009.Sistem Informasi Akuntansi.Edisi2.Jakarta: Salemba Empat Romney, Marshall B. and Steinbart, Paul J. 2011. Accounting Information Systems, 12/e. Prentice Hall Business Publishing SARI, N. Z. M. (2015). STUDI KELAYAKAN INVESTASI HOTEL BINTANG 3 INVESTMENT FEASIBILITY STUDY 3 STAR HOTEL. Ekonomus, 3(Universitas Langlangbuana), 1. SARI, N. Z. M. (2016). Factors Influencing Quality Management Information System: Indonesian Government. lawarencepress, 1(Editorial Board Editor Lawarencepress), 1. SARI, N. Z. M. (2016). The Effect Of Eficiency Information Technology And Communications Before And After Wearing Information Accountant Manajemen System (Siam) Case Study Pts X In Indonesia. International Journal of Scientific & Technology Research, 5(03), 45-50. SARI, N. Z. M. (2015, October). The Influence Implementation Internal Control, Information System Technology, Individual Culture To Quality Audit Internal With Quality Human Resource Moderating Variable Education Consultant In Indonesian. In http://iclk.usm.my/index.php/en/information/program-schedule International seminar (15.00-15.30) (Vol. 1, No. Conference USM (Malaysia,Brunai, Indo, pp. Palm-1). Malaysia. SARI, N. Z. M. (2016). Factors Influencing Quality Management Information System: Indonesian Government. Frontiers of Accounting and Finance, 1(1). SARI, N. Z. M., & SADELI, D. (2016, October). The Information Technology Share In Management Information System. In International Conference On Global Optimization (Vol. 51, No. Langlangbuana University, PadjadjaranUSM, p. 51). http://media.unpad.ac.id/files/publikasi/2017/rpm_20170204091449_3750.pdf. SARI, N. Z. M., & PURWANEGARA, D. (2016). The Effect of Quality Accounting Information System in Indonesian Government (BUMD at Bandung Area). Research Journal of Finance and Accounting, 7(2), 188-196. SARI, N. Z. M. (2016). Pengaruh Kualitas Sistem Informasi Akuntansi Dan Dampaknya terhadap informasi akuntansi. http://www.unla.ac.id/index.php/web/content/ejurnal, 2(1), 1. SARI, N. Z. M. (2015, October). The Influence organizational culture, implementation internal control on the quality of accounting information system with growth process business variabel moderating. In http://iclk.usm.my/index.php/en/information/program-schedule International seminar (15.45-16.00) (Vol. 1, No. Malaysia, p. 1). ICLK USM.
87
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) ISSN 2550-0732
Vol.1, No.1, Maret 2017
Weygandt, Jerry J., Donald E. Kieso, and Paul D. Kimmel 2005. Accounting Principles, http://bumn.go.id/inti/halaman/41/tentang-perusahaan.html http://www.intens.co.id/portfolio/seat-management http://id.wikipedia.org/wiki/Data_flow_diagram http://directory.umm.ac.id/SIP/Bahasan4_Peranc_Terstruktur.pdf
88
JASa (Jurnal Akuntansi, Audit dan Sistem Informasi Akuntansi) Vol.1, No.1, Maret 2017 ISSN 2550-0732
89